[mikro]1 - sterilisasi dan medium

38
I. PENDAHULUAN A.Judul Sterilisasi dan Medium B.Latar Belakang Mikroorganisme adalah semua organisme yang berukuran mikroskopis atau sangat kecil. Mikroorganisme tersebut ada yang bersifat bebahaya bagi kesehatan manusia atau patogen, dan ada juga yang bermanfaat. Untuk mencegah kontaminasi dari mikroorganisme yang berbaya perlu dilakukan sterilisasi terhadap alat-alat atau bahan yang akan digunakan dalam percobaan dengan mikroorganisme, sedangkan mikroorganisme yang bermanfaat dapat dikembangkan dengan menggunakan media tertentu. Sterilisasi merupakan penghilangan atau pemusnahan terhadap keberadaan mikrobia. Sterilisasi bertujuan untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme yang tidak diinginkan. Hal ini penting agar mikrobia yang ingin dikulturkan dapat tumbuh dengan optimal (Kubyshkina, dkk., 2010). Kegiatan yang dilakukan dalam praktikum acara sterilisasi ini yaitu pengenalan alat-alat yang berfungsi untuk melakukan sterilisasi dan penjelasan prinsip kerja dari masing-masing alat tersebut.

Upload: krisna-dewantara

Post on 17-Jan-2016

44 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Mikrobiologi

TRANSCRIPT

Page 1: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

I. PENDAHULUAN

A. Judul

Sterilisasi dan Medium

B. Latar Belakang

Mikroorganisme adalah semua organisme yang berukuran mikroskopis

atau sangat kecil. Mikroorganisme tersebut ada yang bersifat bebahaya bagi

kesehatan manusia atau patogen, dan ada juga yang bermanfaat. Untuk

mencegah kontaminasi dari mikroorganisme yang berbaya perlu dilakukan

sterilisasi terhadap alat-alat atau bahan yang akan digunakan dalam percobaan

dengan mikroorganisme, sedangkan mikroorganisme yang bermanfaat dapat

dikembangkan dengan menggunakan media tertentu.

Sterilisasi merupakan penghilangan atau pemusnahan terhadap keberadaan

mikrobia. Sterilisasi bertujuan untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme

yang tidak diinginkan. Hal ini penting agar mikrobia yang ingin dikulturkan

dapat tumbuh dengan optimal (Kubyshkina, dkk., 2010). Kegiatan yang

dilakukan dalam praktikum acara sterilisasi ini yaitu pengenalan alat-alat

yang berfungsi untuk melakukan sterilisasi dan penjelasan prinsip kerja dari

masing-masing alat tersebut.

Medium adalah suatu media atau bahan yang digunakan untuk

mengembangbiakkan mikroorganisme. Medium ini mengandung nutrisi-

nutrisi sehingga dapat mendukung pertumbuhan mikroorganisme dengan

optimal (Arulanantham, dkk., 2012).. Kegiatan yang dilakukan dalam acara

medium ini adalah mempelajari cara pembuatan medium berupa medium

tegak dan medium miring, serta medium semi sintetis dan sintetis

C. Tujuan

1. Mengenal alat-alat yang digunakan dalam sterilisasi beserta prinsip

kerjanya

Page 2: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

2. Mengetahui jenis-jenis medium, komposisi medium tersebut beserta fungsi

dari medium tersebut dalam pertumbuhan bakteri

Page 3: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sterilisasi

Sterilisasi menurut Kubyshkina, dkk. (2011) adalah penghilangan atau

pemusnahan secara menyuluruh terhadap keberadaan mikrobia, termasuk

dalam bentuk vegetatif bakteri dan spora. Alasan utama dilakukannya

sterilisasi menurut Kokare (2008) yaitu :

1. Mencegah kontaminasi produk steril

2. Mencegah penyebaran mikroorganisme patogenik yang dapat

menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan dan manusia

3. Mencegah kontaminasi mikrobia yang tidak diingkan dalam kultur murni

4. Mencegah kontaminasi mikrobia yang tidak diinginkan pada proses

fermentasi dan proses industri lainnya

5. Mencegah dekomposisi dan kerugian dari makanan atau produk-produk

makanan

Sterilisasi berdasarkan metodenya dapat dibagi menjadi beberapa metode

utama menurut Kokare (2008), yaitu :

1. Fisik

Metode ini prosesnya menggunakan proses fisika, seperti panas, uap,

penggunaan radiasi dan penyaringan mekanik.

a) Pemanasan Kering

Panas merupakan salah satu cara pemanasan yang cepat. Faktor yang

mempengaruhi sterilisasi dengan panas yaitu temperatur dan waktu,

jumlah mikroorganisme, dan karakter dari mikroorganisme tersebut.

Mikroorganisme lebih tahan terhadap panas kering dibandingkan

panas basah dan metode lainnya, oleh karena itu memerlukan

temperatur yang lebih tinggi. Contoh dari sterilisasi pemanasan kering

antara lain pemanasan dengan sinar matahari, pembakaran langsung

dan oven.

b) Panas basah atau uap

Page 4: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

Panas dalam bentuk uap jenuh bertekanan merupakan cara sterilisasi

yang paling sering digunakan dan lebih efisien dibandingkan daripada

panas udara biasa karena panas uap lebih mematikan, lebih cepat

dalam pemanasannya, dan dapat masuk dengan mudah melalui pori

suatu benda seperti katun, kertas dan pembungkus pakaian. Alat

yangdigunakan untuk panas uap jenuh bertekanan adalah autoclave.

c) Radiasi

Radiasi merupakan energi yang dipancarkan dalam berbagai bentuk.

Metode ini disebut juga sterilisasi dingin karena menghasilkan panas

yang sedikit. Metode ini cocok digunakan untuk benda yang

termolabil atau tidak tahan terhadap panas. Contoh sterilisasi dengan

radiasi yaitu dengan sinar UV, sinar X dan sinar gamma.

d) Filtrasi atau metode mekanik

Filtrasi atau penyaringan merupakan metode tanpa panas yang banyak

digunakan di industri farmasetika yang banyak memerlukan cairan

termolabil untuk disterilisasi. Efisiensi dari filter atau penyaring

dipengaruhi oleh ukuran pori, ketebalan, laju filtrasi, dan sifat alami

cairan ketika disaring.

2. Kimia

a) Sterilisasi gas

Sterilisasi dengan gas merupakan pemusnahan mikroorganisme

dengan senyawa kimia dalam bentuk gas atau uap. Gas-gas ini dapat

bersifat toksik bagi manusia apabila dalam terdapat konsentrasi yang

berlebihan.

b) Desinfektan

Desinfektan dan antiseptik merupakan senyawa yang

menghancurkan dan mencegah bakteri berpenyakit atau

mikroorganisme berbahaya atau juga virus yang inaktif. Senyawa

kimia yang berfungsi sebagai desinfektan yaitu fenol, alkohol,

halogen, aldehid, dan lainnya.

Page 5: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

Oven adalah alat sterilisasi yang menggunakan udara kering. Panas

kering tersebut dapat menyebab kerusakan oksidatif dan berefek racun

pada sel baketri (Vinay, dkk., 2011). Sterilisasi dengan cara ini

menggunakan udara dengan kelembaban yang rendah yang telah

dipanaskan menggunakan api atau listrik. Temperaturnya berkisar antara

160°C - 180°C derajat celsius. Oven banyak digunakan untuk benda yang

tahan panas seperti alat kaca, alat operasi, dan beberapa cairan kimia

(Parija, S.C., 2009).

Autoklaf menurut Pelczar dan Chan (1986), merupakan alat untuk

sterilisasi basah dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu

121°C. Autoklaf banyak digunakan dalam sterilisasi alat-alat laboratorium,

rumah sakit, serta tempat lain yang meproduksi barang steril. Lama waktu

yang diperlukan untuk melakukan sterilisasi tergantung dari sifat dan

jumlah bahan yang akan disterilisasi. Benda yang akan disterilkan

dimasukkan dan air yang berada di dasar autoklaf akan didihkan

(menggunakan listrik atau pemanas eksternal) sehingga terjadi uap air

yang tidak dapat keluar karena tertutup rapat, menyebabkan tekanan di

dalam autoklaf melebihi tekanan normal. Adanya kenaikan tekanan uap ini

yang menyebabkan air mendidih dengan cepat di atas 100°C.

Kelebihan dan kekurangan dari sterilisasi menggunakan autoklaf

menurut Tietjen dkk., (2004) yaitu :

a) Kelebihan :

1. Waktu sterilisasinya cepat

2. Efisien

3. Ramah lingkungan

b) Kekurangan :

1. Uap air yang masuk ke dalam alat dan bahan dapat merusak alat

dan bahan tersebut

2. Alat mahal

3. Membutuhkan daya listrik yang tinggi

4. Tidak bisa digunakan untuk bahan yang tidak tahan suhu tinggi

Page 6: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

Inkubator adalah alat yang digunakan untuk membiakkan bakteri yang

telah ditanam di media dengan cara memberikan kondisi lingkungan yang

sesuai untuk pertumbuhan bakteri tersebut. Inkubator ada yang berbentuk

water bath dan shaker. Prinsip kerja dari alat ini yaitu menginkubasi

dengan suhu tertentu dalam keadaan diam (Singleton dan Sainsbury,

2006).

Menurut Favero dan Berquist (1968), Laminar Air Flow (LAF)

merupakan meja kerja yang menyediakan lingkungan steril atau bebas dari

mikroorganisme. Alat ini mencegah kontaminasi dari lingkungan sekitar

yang biasanya banyak terdapat partikel debu atau kotoran yang

beterbangan. Terdapat 2 tipe Laminar Air Flow yaitu vertikal dan

horizontal. Tipe horizontal banyak digunakan untuk percobaan sterilitas

karena dapat menyapu mikroorganisme dari tangan operator atau

pengguna, sedangkan tipe vertikal, kipas akan mendorong angin ke bawah

melalui filter HEPA (High Efficiency Particulate Air) ke area kerja dan

pintu keluar udara. Pada tipe horizontal, filter HEPA berada dibelakang

area kerja dan udara mengalir dari belakang ke depan melalui filter.

Kelebihan dari alat ini adalah dapat menciptakan area kerja yang bebas

dari kontaminasi mikroorganisme di udara. Kekurangan dari alat ini adalah

dapat menyebabkan radiasi pada operator atau pengguna, harga alat yang

mahal, dan banyak menggunakan ruang karena ukuran yang cukup besar.

Milipore filter adalah alat sterilisasi yang menggunakan metode fisik

mekanik dengan cara penyaringan. Membran filter atau penyaring pada

milipore filter terbuat dari ester selulosa dengan diameter sekitar 0.01 – 1

µm. Milipore filter dapat digunakan untuk sterilisasi bahan atau cairan

yang tidak tahan panas (Suriawiria, 1985).

Vacuum filter juga termasuk alat sterilisasi dengan metode fisik

mekanik dengan cara penyaringan. Vacuum fiter penggunaannya lebih

efisien dari milipore filter karena dapat digunakan berkali-kali dan tidak

mudah tersumbat. Vacuum filter juga dapat menampung volume cairan

lebih banyak dari milipore filter (Suriawiria, 1985).

Page 7: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

B. Medium

Medium adalah suatu media atau bahan yang digunakan untuk

mengembangbiakkan mikroorganisme, dimana medium tersebut menyediakan

nutrisi-nutrisi yang berguna untuk kehidupan dan pertumbuhan

mikroorganisme (Arulanantham, dkk., 2012). Medium dapat digolongkan

menjadi beberapa jenis menurut Pelczar dan Chan (1985), yaitu :

1. Berdasarkan bentuknya

a. Medium padat, medium yang mengandung agar 15%, dipanaskan dan

menjadi padat setelah dingin

b. Medium cair, medium yang tidak ditambahkan agar atau pemadat.

c. Medium semi padat atau semi cair, medium yang mengandung agar

sangat sedikit sehingga teksturnya kenyal, tidak begitu padat dan tidak

begitu cair.

2. Berdasarkan komposisinya

a. Medium sintesis, medium yang telah diketahui secara pasti komposisi

zat kimianya.

b. Medium semi sintetis, yaitu medium yang sebagian komposisinya

diketahui secara pasti.

c. Medium non sintetis, medium yang dibuat dengan komposisi yang

tidak diketahui secara pasti.

3. Berdasarkan tujuan penggunaan

a. Medium isolasi, medium yang mengandung nutrien esensial untuk

pertumbuhan mikrobia.

b. Medium selektif, medium yang ditambahkan zat tertentu sehingga

dapat menekan pertumbuhan mikrobia yang tidak diinginkan.

c. Medium diperkaya (enriched), medium yang mengandung nutrien

dasar untuk pertumbuhan mikroorganisme dan ditambah dengan

komponen kompleks seperti kuning telur dan serum.

d. Medium diferensial, digunakan untuk mengidentifikasi mikrobia

dilihat dari karakter spesifik pada medium.

Page 8: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

e. Medium untuk karakterisasi bakteri, medium yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan spesifik dari suatu mikrobia.

Medium ekstrak daging termasuk dalam medium sintetik. Komposisi dari

medium ekstrak daging per liternya adalah agar 15 gram, pepton 5 gram dan

ekstrak daging 5 gram. Medium ini memiliki derajat keasaman sekitar 7,4 pada

suhu 25°C. Medium ekstrak daging berfungsi untuk kultivasi berbagai macam

mikroorganisme dan sangat bagus untuk kultur mikroorganisme susu dan air

(Atlas, 2010).

Medium ekstrak tauge merupakan medium alami atau non sintetis yang

terbuat dari tauge kacang hijau. Ekstrak tauge ini dapat menjadi media alami

untuk pertumbuhan mikroalga karena mengandung makronutrien,

mikronutrien, asam amino, gula dan vitamin yang baik untuk pertumbuhan

mikroalga. Komposisi dari medium ekstrak tauge yaitu tauge, sukrosa, dan

agar (Richmond, 1986).

Nutrien agar merupakan medium umum yang dapat digunakan untuk

petumbuhan mikroorganisme yang tidak selektif atau heterotrof. Media ini

terbuat dari ekstrak daging, pepton, dan agar. Nutrien agar dapat digunakan

untuk uji air, mengisolasi organisme dalam kultur murni dan pertumbuhan

sampel pada uji bakteri (Pelczar dan Chan, 1985).

Nutrien Broth merupakan medium yang digunakan untuk

mikroorganisme cair. Komposisi dari medium ini yaitu pepton, dan ekstrak

daging. Tanpa adanya penambahan agar membuat medium ini tidak dapat

memadat. (Pelczar dan Chan, 1985).

PDA (Potato Dextro Agar) adalah media yang digunakan untuk

menumbuhkan khamir dan kapang. PDA terdiri dari kandungan karbohidrat

seperti 20% ekstrak kentang, 20 gram glukosa dan 15 gram agar. PDA dapat

digunakan untuk pertumbuhan Bacillus subtilis, Bacillus megaterium,

Pseudomonas syringae, dan Xanthomonas campestris (Pelczar dan Chan,

1985; Atlas, 2010).

Medium tegak dan medium miring memiliki fungsi tertentu dalam

pembuatan media. Medium tegak berfungsi untuk mengamati atau

Page 9: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

membiakkan mikrobia yang biasanya berjumlah sedikit dan terlihat dari atas

atau dari luar. Medium miring berfungsi untuk mengamati atau membiakkan

mikrobia dalam jumlah yang banyak, karena permukaan yang miring

memberikan luas permukaan yang lebih luas.

Cawan petri atau petri dish merupakan suatu wadah yang berbentuk

bundar terbuat dari kaca atau plastik. Cawan petri yang terbuat dari plastik

biasanya digunakan sekali pemakaian saja. Alat ini dapat digunakan untuk

membiakkan mikroorganisme seperti sel, spora, dan bakteri.

Page 10: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

III. METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1) Sterilisasi

Alat yang digunakan pada praktikum sterilisasi yaitu autoklaf, Laminair

air flow, Milipore filter, Vaccum filter, sedangkan bahan yang digunakan

adalah alkohol 70%.

2) Medium

Alat yang digunakan pada praktikum pembuatan medium yaitu asbes,

baskom, corong gelas, erlenmeyer, gelas beker, gelas ukur, karet gelang,

microwave, pipet ukur, propipet, rak tabung reaksi, tabung reaksi, dan

timbangan analitik. Bahan yang digunakan pada praktikum pembuatan

medium yaitu agar, aquades, daging, kapas, kertas label, kertas payung,

kertas saring, nutrien agar, pepton, Potato Dextro Agar (PDA), sukrosa,

dan tauge.

B. Cara Kerja

1) Sterilisasi

Alat-alat sterilisasi yang berada di laboratorium dicatat dan difoto,

kemudian disebutkan bagian-bagiannya. Dicatat juga fungsi, prinsip kerja,

cara pengoperasian, kelebihan dan kekurangan dari alat-alat sterilisasi

tersebut.

2) Pembuatan Medium Ekstrak Daging

Daging ditimbang sebanyak 1,5 gram kemudian dicampur dengan

500 ml aquades di dalam gelas beker. Gelas beker tersebut dipanaskan

hingga mendidih di atas kompor lalu disaring menggunakan kertas saring

untuk didapatkan ekstraknya. Ekstrak tersebut diambil sebanyak 250 ml

kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 1,25 gram

pepton, setelah itu diaduk sampai homogen. Campuran tersebut diambil

sebanyak 90 dan 60 ml. Pada campuran ekstrak daging 90 ml ditambahkan

Page 11: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

1,35 gram agar, kemudian dimasukkan ke dalam microwave lalu

dipanaskan hingga mendidih.

Setelah agar larut, campuran ekstrak daging diambil masing-

masing sebanyak 60 ml dan 30 ml kemudian dimasukkan ke dalam empat

tabung tabung reaksi berbeda untuk dijadikan medium padat tegak dan

miring. Campuran ekstrak daging yang diambil sebanyak 60 ml tadi

dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditutup dengan kapas dan

dibungkus kertas payung untuk dilakukan proses sterilisasi di dalam

autoklaf. Setelah proses sterilisasi, tabung reaksi untuk medium tegak

didinginkan dalam posisi tegak sedangkan untuk medium padat miring

didinginkan dalam posisi miring.

3) Pembuatan Medium Ekstrak Tauge

Tauge diambil sebanyak 100 gram lalu dimasukkan ke dalam gelas

beker dan ditambahkan 500 ml aquades, kemudian dipanaskan hingga

mendidih. Air hasil rebusan tauge disaring dan diambil sebanyak 250 ml

dan dibiarkan hingga suhunya turun menjadi ±50° C. Filtrat tauge tersebut

kemudian ditambahkan sukrosa sebanyak 15 gram. Sebanyak 60 ml filtrat

diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi untuk dijadikan medium

cair.

Filtrat tadi diambil kembali sebanyak 90 ml dan ditambahkan agar

sebanyak 1,35 gram. Filtrat tersebut dimasukkan ke dalam microwave

dengan lama waktu 5 menit dan suhu pada tingkat medium high. Setiap 1

menit, nutrien agar dikeluarkan dan digojog, kemudian dikeluarkan dari

microwave jika sudah homogen. Filtrat yang sudah homogen tersebut

dimasukkan ke dalam empat tabung reaksi, masing-masing sebanyak 5 ml

untuk dijadikan medium miring. Tabung reaksi medium agar miring,

medium cair dan erlenmeyer ditutup dengan kapas dan dibungkus kertas

payung untuk kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf.

Semua bahan tersebut setelah dilakukan proses sterilisasi

dikeluarkan kemudian medium miring diletakkan secara miring dengan

cara disangga menggunakan pipet ukur hingga medium menjadi padat.

Page 12: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

Sisa filtrat di erlenmeyer dituangkan ke dalam 4 cawan petri, masing-

masing sebanyak 15 ml.

4) Pembuatan Medium NA

Nutrien agar Oxoid dengan konsentrasi 28 gr/L diambil sebanyak

5,6 gram dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer serta ditambahkan aquades

sebanyak 200 mL. Larutan tersebut diaduk dan dimasukkan ke dalam oven

dengan lama waktu 5 menit dan suhu pada tingkat medium high. Setiap 1

menit, nutrien agar dikeluarkan dan digojog, kemudian dikeluarkan dari

oven bila sudah homogen. Nutrien agar dipanaskan jangan sampai

mendidih karena dapat merusak medium. Nutrien agar tersebut dituangkan

ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml untuk dibuat medium agar tegak

dan sebanyak 5 ml untuk medium agar miring.

Semua medium tadi ditutup dengan kapas dan dibungkus dengan

kertas payung untuk disterilisasi menggunakan autoklaf. Medium

dikeluarkan dari autoklaf setelah proses sterilisai selesai. Medium yang

tersisa di erlenmeyer dituangkan ke dalam cawan petri sebanyak 15 ml dan

dibiarkan hingga menjadi padat. Nutrien agar tegak diletakkan secara

tegak sedangkan nutrien agar miring diletakkan di nampan dan disangga

menggunakan pipet ukur. Nutrien agar yang terdapat di cawan petri

diletakkan secara mendatar dan dibiarkan memadat.

5) Pembuatan Medium PDA

Nutrien PDA dengan konsentrasi 39 gr/L diambil sebanyak 7,8

gram dengan cara ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer.

Setelah itu ditambahkan aquades sebanyak 200 ml dan digojog, lalu

diaduk dan dimasukkan ke dalam oven selama 5 menit dan suhu pada

tingkat medium high. Setiap 1 menit, nutrien agar dikeluarkan, lalu digojog

dan dikeluarkan apabila sudah homogen. Nutrien agar dipanaskan tidak

sampai mendidih karena apabila mendidih dapat merusak medium. Nutrien

agar dituangkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml untuk membuat

medium agar tegak dan sebanyak 5 ml untuk membuat medium agar

miring.

Page 13: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

Semua medium ditutup dengan kapas dan dibungkus dengan kertas

payung untuk disterilisasi menggunakan autoklaf. Setelah proses sterilisasi

selesai, medium yang tersisa yang terdapat di erlenmeyer tadi dituang ke

dalam cawan petri sebanyak 15 ml dan dibiarkan memadat. Nutrien agar

tegak diletakkan secara tegak, sedangkan nutrien agar miring diletakkan

di nampan dan disanggah menggunakan pipet ukur. Nutrien agar pada

cawan petri diletakkan mendatar hingga mengeras.

6) Pembuatan Medium NB

Medium agar Broth Oxoid dengan konsentrasi 13gr/L diambil

sebanyak 2,6 gram dan ditambahkan aquades sebanyak 200 ml. Nutrien

diambil sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

kemudian tabung reaksi ditutup dengan kapas. Tabung reaksi tersebut

dimasukkan ke dalam gelas beker dan dibungkus dengan kertas payung

serta diikat menggunakan karet gelang. Setelah itu dimasukkan ke dalam

autoklaf untuk disterilisasi.

Page 14: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum sterilisasi ini dilakukan pengenalan terhadap alat-alat

sterilisasi yang ada di laboratorium. Dijelaskan pula prinsip kerja, cara

kerja dan fungsi dari masing-masing alat sterilisasi. Pada praktikum

medium, dilakukan pembuatan berbagai macam medium seperti medium

ekstrak daging, medium ekstrak tauge, medium nutrien agar, nutrien broth

dan medium PDA. Selain itu juga terdapat medium tegak dan miring.

A. Sterilisasi

.

Gambar 1. Oven (Dokumentasi Pribadi)

Oven merupakan salah satu alat sterilisasi yang menggunakan

metode fisik panas kering. Prinsip kerja dari alat ini adalah menggunakan

panas kering yang dihasilkan dari listrik sehingga dapat dihasilkan suhu

tinggi antara 160°C - 180°C dan waktu sekitar 2-3 jam. Lamanya

pemanasan tergantung dari banyaknya alat yang disterilisasi dan ketahanan

alat terhadap panas tinggi. Oven berfungsi untuk sterilisasi alat-alat yang

tahan panas seperti alat gelas berupa erlenmeyer, cawan petri, tabung

reaksi dan gelas lainnya.

Bagian-bagian dari oven adalah :

a db c

Keterangan:

a. Display

b. Pengatur suhu

c. Tombol on/off

d. Timer

Page 15: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

1. Display

Berfungsi untuk menampilkan suhu dan lamanya waktu penggunaan

oven

2. Pengatur suhu

Berfungsi untuk mengatur tinggi rendahnya suhu

3. Tombol on/off

Berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan oven

4. Timer

Berfungsi untuk mengatur lamanya waktu penggunaan oven

Cara pengoperasian oven ini yaitu pertama alat dihidupkan dengan

menekan tombol on/off , kemudian tingginya suhu dan lama waktu

penggunaan alat diatur. Setelah itu pintu oven dibuka dan alat atau bahan

yang ingin disterilkan dimasukkan ke dalam oven, kemudian tutup pintu

oven. Apabila oven sudah selesai digunakan, dimatikan dengan menekan

kembali tombol on/off. Sebelum alat atau bahan yang sudah disterilisasi

dikeluarkan, sampel dibiarkan beberapa saat di dalam oven sampai suhu

dalam oven turun mencapai suhu ruang.

Keuntungan dari penggunaan oven ini yaitu pengoperasian alat ini

mudah, suhu dan waktu penggunaan dapat diatur, waktunya relatif singkat

dibandingkan dengan alat sterilisasi lainnya. Kelemahan dari alat ini yaitu

tidak dapat digunakan untuk alat atau bahan yang tidak tahan terhadap

suhu tinggi, harga alat cukup mahal, dan penggunaannya bergantung pada

listrik. Selain itu, sterilisasi menggunakan alat ini kurang efektif untuk

membunuh mikroorganisme dibandingkan dengan sterilisasi panas basah

sehingga menggunakan suhu yang tinggi.

Autoklaf merupakan alat sterilisasi yang menggunakan metode

fisik panas basah. Prinsip kerja dari alat ini yaitu sterilisasi panas basah

bertekanan dengan mengunakan uap air jenuh (Pelczar dan Chan, 1986).

Tekanan yang digunakan yaitu sebesar 1 atm dengan lama waktu sekitar

10-15 menit untuk bahan dan 15-20 menit untuk alat. Autoklaf biasa

digunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dan peralatan rumah

Page 16: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

sakit. Dalam melakukan sterilisasi menggunakan autoklaf, alat atau bahan

yang hendak disterilisasi terlebih dahulu dibungkus dengan kertas payung

agar uap air tidak masuk karena dapat menyebabkan alat atau bahan

tersebut menjadi rusak.

Gambar 3. Bagian dalam (chamber) autoclave (Dokumentasi Pribadi)

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu autoclave Hirayama

HVE-50. Cara penggunaan dari alat ini yaitu :

1. Sambungkan kabel power ke listrik 220V AC

2. Naikkan saklar power on/off yang berada di samping alat

3. Nyalakan alat dengan menekan tombol on/off

a

b

c

d

e

f

g

Keterangan :

a. Exhaust bottle

b. Tuas pengunci lid

c. Tombol Start/Stop

d. Tombol pengaturan

e. Display

f. Lid (Penutup)

g. Indikator/penunjuk

tekanan

Gambar 2. Autoclave tampak depan (Dokumentasi Pribadi)

Keterangan :

a. Bagian dalam autoklaf

(Chamber)a

Page 17: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

4. Isi exhaust bottle dengan aquades sampai batas low level

5. Buka lid (penutup autoklaf)

6. Isi chamber (ruang bagian dalam autoklaf) dengan aquades secukupnya

7. Masukkan media yang akan disterilkan

8. Tutup lid dan kunci dengan menggeser tuas ke kanan

9. Tekan tombol “Mode” untuk mengganti mode 1-3.

10. Tekan tombol ”Set” untuk mengatur suhu

11. Tekan tombol “Next” untuk mengatur waktu sterilisasi

12. Tekan tombol “Set” untuk konfirmasi pengaturan

13. Tekan tombol “Start/Stop” untuk memulai sterilisasi

14. Pastikan “Knob Exhaust” telah tertutup rapat

15. Setelah proses sterilisasi selesai tunggu suhunya turun hingga 50°C

16. Pada saat alarm berbunyi, tanda lid sudah boleh dibuka.

17. Buka lid dan keluarkan media dengan menggunakan sarung tangan

yang tahan panas

18. Setelah selesai digunakan, matikan alat dengan menekan tombol on/off

19. Turunkan saklar power on/off

20. Cabut kabel power

Bagian-bagian yang terdapat pada autoclave ini yaitu :

1. Tombol on/off, untuk mematikan atau menghidupkan autoklaf.

2. Tombol pengaturan, terdiri dari berbagai tombol yang digunakan untuk

pengaturan alat autoklaf, seperti tombol Mode, Next, Set, tombol naik

dan turun untuk mengatur tinggi rendahnya suhu.

3. Lid atau penutup autoklaf, berfungsi untuk menutup autoklaf agar tidak

ada udara yang keluar dan masuk.

4. Tuas pengunci, berfungsi untuk mengunci lid atau tutup.

5. Exhaust bottle, berfungsi untuk menampung air yang akan digunakan

pada saat proses sterilisasi.

6. Display, berfungsi sebagai layar yang menampilkan pengaturan

autoklaf sepeti suhu, dan mode, dan waktu penggunaan.

Page 18: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

7. Indikator atau penunjuk tekanan, berfungsi menunjukkan tekanan di

dalam autoklaf.

8. Bagian dalam autoklaf atau chamber, berfungsi sebagai tempat

menaruh alat dan bahan yang akan disterilsiasi.

Kelebihan dari alat ini yaitu dapat digunakan untuk sterilisasi alat

dan bahan dan waktu sterilisasinya cepat. Alat yang memiliki nilai ukur

seperti termometer juga dapat disterilisasi menggunakan alat ini.

Kekurangan dari alat ini yaitu harganya mahal, dan tidak dapat

digunakan untuk sterilisasi bahan yang tidak tahan panas.

Laminair Air Flow (LAF) merupakan alat yang menyediakan ruang

kerja yang steril. Alat ini biasa digunakan untuk ruang transfer mikrobia

karena mampu mencegah kontaminasi dari mikroorganisme ke

lingkungan atau udara sekitar. Prinsip kerja dari alat ini adalah adanya

filter udara dengan efisiensi tinggi yang menghasilkan udara yang steril

dan bantuan sinar UV pada panjang gelombang tertentu sehingga dapat

mematikan mikroorganisme.

Gambar 4. Laminar Air Flow / LAF (Dokumentasi Pribadi)

Cara kerja dari alat ini yaitu pertama dengan menyalakan lampu

UV selama 30 menit, kemudian lampu UV tersebut dimatikan dan pintu

atau tutp laminar air flow dibuka. Area kerja atau bagian dalam alat

tersebut disemprot dengan alkohol 70% dan dilap secara merata pada

seluruhbagiannya. Setelah itu blower dihidupkan untuk mengeluarkan

Keterangan :

b. Tombol UV

c. Tombol blower

d. Tombol Lampu

e. Lampu

a b c d

Page 19: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

udara sehingga udara yang di dalam tetap steril dari berbagai

mikroorganisme. Lampu dapat dinyalakan apabila kondisi ruang gelap.

Ruang kerja tersebut dibersihkan kembali dengan alkohol 70% apabila

sudah selesai digunakan, kemudian matikan blower dan lampu serta

pintu laminair air flow ditutup kembali.

Bagian-bagian dari alat ini yaitu :

1. Sinar UV pada panjang gelomang 260 nm yang befungsi untuk

membunuh mikroorganisme.

2. Blower, berfungsi untuk menyedot udara di dalam keluar sehingga

udara dalam ruangan steril.

3. Lampu, befungsi untuk penerangan dalam ruang kerja Laminar Air

Flow.

Kelebihan dari alat laminar air flow ini yaitu mampu menciptakan

kondisi ruang yang steril. Kelemahan dari alat ini yaitu pengguna dapat

terkena radiasi dari sinar UV, harganya mahal dan alat ini membutuhkan

ruang yang cukup besar. Alat ini juga bergantung kepada listrik, sehingga

apabila listrik mati maka blower dan sinar UV tidak dapat dihidupkan

dan ruangan tidak bisa menjadi steril.

Milipore filter adalah sterilisasi metode fisik mekanik berupa

penyaringan. Prinsip kerja alat ini yaitu adanya gaya fisik-mekanik

berupa tekanan yang akan mendorong cairan melewati membran berpori.

Cara kerja alat ini pertama membran filter dipasang pada alat

penginjeksi, kemudian bahan yang akan disterilkan diambil

menggunakan alat injeksi melalui jarum penginjeksi. Lalu, bahan

diinjeksikan pada tempat penampung sepeti gelas beker atau tabung

reaksi. a

b

c

Keterangan:

a. Syringe

b. Membran filter

c. Tabung penampung bahan

d. Pompa

Page 20: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

Gambar 5. Milipore filter (Dokumentasi Pribadi)

Kelebihan dari alat ini adalah dapat digunakan untuk bahan yang

tidak tahan terhadap panas, dapat menyaring bakteri, dan penggunannya

sederhana. Kelemahan dari alat ini yaitu hanya membran filter hanya

dapat dipakai sekali, membran tersebut juga mudah tersumbat dan

volume bahan yang dapat disterilkan sedikit. Alat ini juga tidak bisa

menyaring bahan yang heterogen karena akan menyebabkan membran

filter tersumbat.

Vacuum filter juga termasuk dalam alat sterilisasi dengan metode

fisik mekanik berupa penyaringan. Prinsip alat ini juga menggunakan

gaya fisik mekanik berupa tekanan, dimana tekanan tersebut terjadi

akibat kondisi udara yang vakum. Cara kerja alat ini yaitu pertama bahan

cairan yang akan disterilisasi dimasukkan ke dalam wadah penampung,

kemudian dialiri udara dari pompa yang akan mendorong bahan melewati

membran filter dan menuju wadah penampung.

Gambar 6. Vacuum Filter (Dokumentasi Pribadi)

Bagian-bagian yang terdapat pada alat vacuum filter yaitu :

1. Tempat masuk sampel, berfungsi untuk memasukkan sampel.

2. Filter atau penyaring, berfungsi untuk menyaring bahan.

3. Pompa, befungsi untuk memompa udara dan menarik atau menyedot

bahan.

d

a

bc

d

e

Keterangan:

e. Tempat masuk sampel

f. Filter atau penyaring

g. Corong perantara

h. Pompa

i. Tempat filtrat

Page 21: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

4. Corong perantara, berfungsi sebagai penghubung filter dengan

pompa.

5. Tempat filtrat, berfungsi menampung hasil penyaringan

Kelebihan dari alat ini yaitu hasil penyaringannya lebih steril

karena terdapat dua kali penyaringan. Selain itu, filter tidak mudah

tersumbat dam dapat digunakan secara berulang kali, dan volume yang

dapat disaring atau disterilisasi lebih banyak. Kekurangan dari alat ini

yaitu harganya yang mahal dan mudah pecah karena terbuat dari kaca.

Gambar 7. Inkubator dan shaking inkubator (Dokumentasi Pribadi)

Inkubator adalah alat yang digunakan untuk membiakkan bakteri

yang telah ditanam di media dengan cara memberikan kondisi

lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri tersebut. Inkubator

ada juga yang berbentuk water bath dan shaker. Prinsip kerja dari alat

ini yaitu menginkubasi dengan suhu tertentu dalam keadaan diam.

Kelebihan alat ini yaitu suhu untuk inkubasinya stabil, sehingga

membantu membiakkan bakteri sedangkan kelemahan dari alat ini yaitu

tidak dapat mensterilisasi, suhunya terbatas dan harganya mahal.

Desinfektan dan antiseptik adalah senyawa yang dapat

menghancurkan bakteri berpenyakit ataupun mikroorganisme yang

berbahaya. Desinfektan dan antiseptik terdiri dari berbagai jenis, seperti

alkohol, fenol, kreosol, formaldehid, yodium, halogen dan etilen oksida.

Alkohol cara penggunaannya dapat langsung disemprotkan pada

peralatan atau permukaan benda juga dapat merendam alat di larutan

alkohol. Kelebihan dari alkohol ini yaitu penggunaannya mudah,

harganya murah, dan tidak merusak material, sedangkan kelemahannya

Page 22: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

adalah rentan terhadap api sehingga memiliki risiko tinggi bila

penggunannya tidak secara hati-hati, mudah menguap, dan kurang

efektif terhadap bakteri berspora.

Fenol merupakan senyawa disinfektan berkonsentrasi tinggi, dapat

merusak membran sitoplasma, dan mengendapkan protein sel. Kreosol

penggunaannya lebih berfungsi sebagai bakteriosida. Formaldehid

dapat membunuh spora, bakteri dan fungi.

Yodium dapat digunakan untuk disinfeksi kulit, germisida pada

bakteri, fungi, spora, dan virus. Halogen memiliki sifat antimikrobia

karena dapat mengoksidasi gugusan sulfahidril pada mikrobia. Etilen

oksida berfungsi sebagai pembunuh bakteri berspora, jamur, dan virus.

B. Medium

Medium ekstrak daging dan medium tauge termasuk dalam

medium semi sintetis karena tidak semua kandungannya diketahui

secara pasti. Medium ekstrak daging terdiri dari ekstrak daging sapi,

pepton, dan agar sedangkan medium ekstrak tauge terdiri dari tauge,

sukrosa dan agar. Medium ekstrak daging dijadikan medium tegak,

miring dan medium Broth. Medium ekstrak tauge dijadikan medium

tegak, miring dan medium petri dish. Medium ekstrak daging Broth

termasuk dalam medium cair karena tidak menggunakan agar sebagai

pemadat, sedangkan medium tegak dan miring baik ekstrak daging dan

ekstrak tauge serta medium ekstrak tauge dalam petri dish termasuk

medium padat karena menggunakan agar sebagai pemadat.

Medium nutrien agar termasuk medium sintetik karena

komposisinya diketahui secara pasti dan termasuk medium padat karena

berbentuk padat. Medium Nutrien Broth termasuk medium sintetis

karena komposisinya telah diketahui secara pasti dan termasuk medium

cair karena berbentuk cair dan tidak ada bahan pemadat seperti agar.

Komposisi dari medium ini yaitu pepton, dan ekstrak daging. PDA

(Potato Dextro Agar) termasuk media semi sintetis karena

Page 23: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

komposisinya tidak diketahui secara pasti (komposisi ekstrak

kentangnya tidak diketahui secara pasti) dan termasuk medium padat

karena berbentuk padat akibat dari penggunaan agar. PDA terdiri dari

kandungan karbohidrat seperti ekstrak kentang, glukosa dan gram agar.

Ekstrak daging sapi merupakan ekstrak cair daging sapi yang

dikonsentrasikan menjadi pasta dan mengandung vitamin yang dapat

larut dalam air, serta mengandung garam-garaman. Ekstrak tauge

merupakan sumber karbon (karbohidrat) dan vitamin. Pepton berfungsi

sebagai penyedia utama nitrogen organik dan pepton juga mengandung

vitamin serta karbohidrat.

Sukrosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat yang akan berubah

menjadi glukosa dan fruktosa. Agar berfungsi sebagai pemadat media.

Ekstrak kentang pada PDA berfungsi sebagai sumber karbon

(karbohidrat), energi dan vitamin dan glukosa berfungsi sebagai sumber

gula dan energi. Pembuatan medium tegak pada semua jenis medium

berfungsi untuk mengamati motilitas mikroorganisme dalam media

sedangkan pembuatan medium miring dan medium petri pada semua

jenis medium berfungsi untuk mengamati morfologi mikroorganisme

dalam media.

Page 24: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

V. SIMPULAN

Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

hal-hal seperti berikut. Alat-alat yang digunakan dalam sterilisasi yaitu 1)

autoklaf, prinsip kerja autoklaf yaitu sterilisasi dengan panas basah bertekanan

tinggi (1 atm), 2) Oven, prinsip penggunaannya adalah menggunakan panas

kering yang dihasilkan dari listrik sehingga dapat dihasilkan suhu tinggi, 3)

Laminar Air Flow (LAF), prinsip kerjanya adalah mensterilkan area kerja dengan

cara mengeluarkan udara dan dengan bantuan radiasi sinar UV untuk membunuh

mikroorganisme, 4) milipore filter dan 5)vacuum filter, prinsip kerja kedua alat

tersebut mirip yaitu dengan gaya fisik mekanik menghasilkan tekanan untuk

menyaring bahan melalui filter, serta 6) alkohol 70% yang berfungsi sebagai

desinfektan dan antiseptik untuk membunuh mikrobia.

Pada praktikum medium, terdapat beberapa jenis medium yang dibuat

yaitu 1) medium ekstrak daging yang terbuat dari ekstrak daging sapi, pepton, dan

agar, 2) medium ekstrak tauge yang terbuat dari ekstrak tauge, agar, dan sukrosa,

3) medium nutrien agar yang terbuat dari ekstrak daging, pepton, dan agar, 4)

medium nutrien broth yang terbuat dari pepton dan ekstrak daging, 5) medium

PDA yang terdiri dari ekstrak kentang, glukosa, dan agar, 6) medium tegak berupa

medium cair atau padat yang berada pada posisi tegak dalam tabung reaksi, 7)

medium miring yang berupa medium padat yang pada saat proses pemadatan

(pendinginan) diletakkan dalam keaadan miring dalam tabung reaksi, dan 8)

medium petri yang berupa medium padat yang diletakkan dalam petri dish.

Pembuatan medium tegak pada semua jenis medium berfungsi untuk

mengamati motilitas mikroorganisme dalam media. Pembuatan medium miring

berfungsi untuk mengamati morfologi mikroorganisme dalam media. Pembuatan

medium petri fungsinya sama seperti medium miring yaitu untuk mengamati

morfologi mikroorganisme dalam media.

Page 25: [Mikro]1 - Sterilisasi Dan Medium

DAFTAR PUSTAKA

Arulanantham, R., Pathmanathan, S., Ravimannan N., dan Niranjan,K. 2012. Alternative Culture Media for Bacterial Growth Using Different Formulation of Protein Sources. Journal of Natural Product and Plant Resources 2 (6): 697-700.

Atlas, M.R. 2010. Handbook of Microbiological Media Fourth Edition. Taylor and Francis Group, Oxford.

Favero, M.S. dan Berquist, K.R. 1968. Use of Laminar Air-Flow Equipment in Microbiology. Applied Microbiology 16 (1): 182-183.

Kubyshkina, G., Zupancic, B., Stukelj, M., Groselj, D., Marion, L., dan Emri, I.

2011. The Influence of Different Sterilization Techniques on the Time-Dependent Behavior of Polyamides. Journal of Biomaterials and Nanobiotechnology 2 (1): 361-368.

Kokare, C.R. 2008. Basic Microbiology for Nursing and Health Science. Nirali Prakashan, Bangalore.

Parija, S.C. 2009. Textbook of Microbiology and Immunology. Elsevier, Haryana.

Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. 1985. Microbiology. McGraw-Hill, Canada.

Richmond, A. 1986. Microalgal Culture. CRC Critical Reviews in Biotechnology 2 (4): 369-438.

Singleton, P., dan Sainsbury, D. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd Edition. John Wiley & Sons Ltd., West Sussex.

Suriawiria, U. 1985. Pengantar Mikrobiologi Umum. Angkasa, Jakarta.

Tietjen, L., Bosemeyer, D., Intosh, N.M. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, Jakarta.

Vinay, P., Reddy, G.Y., Hegde, N., dan Priyadarshini. 2011. Sterilization Methods in Orthodontics-A Review. International Journal of Dental Clinics 3 (1): 44-47.