mind mapping bab1-3

48
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Arti kata pendidikan secara pemahaman yang sebenar- benarnya belum banyak diketahuai oleh banyak kalangan. Dalam pengertian yang agak luas pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Sebagian orang memahami arti pendidikan sebagai pengajaran karena pendidikan pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran 1 Betapa pentingnya pendidikan dan menjadi suatu keharusan bagi manusia karena dengan pendidikan dapat memimpin perkembangan jasmani dan rohani bagi anak-anak kearah kedewasaan agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat 2 . Dalam dunia pendidikan tentunya pemerintah sudah berupaya untuk memajukan pendidikan di Indonesia kearah yang lebih baik meskipun dalam kenyataannya masih banyak tantangan yang dihadapi untuk mencapai proses pendidikan yang ideal bagi peserta didik. 1 Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2010), h 10.11 2 Ngalim, M. Purwanto. Drs, MP. ILMU PENDIDIKAN TEORITIS DAN PRAKTIS. (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2007), h.10 1

Upload: triafarizalham

Post on 28-Dec-2015

423 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mind Mapping Bab1-3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Arti kata pendidikan secara pemahaman yang sebenar-benarnya belum banyak

diketahuai oleh banyak kalangan. Dalam pengertian yang agak luas pendidikan dapat

diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang

memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan

kebutuhan. Sebagian orang memahami arti pendidikan sebagai pengajaran karena

pendidikan pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran1

Betapa pentingnya pendidikan dan menjadi suatu keharusan bagi manusia karena

dengan pendidikan dapat memimpin perkembangan jasmani dan rohani bagi anak-

anak kearah kedewasaan agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat2. Dalam

dunia pendidikan tentunya pemerintah sudah berupaya untuk memajukan pendidikan

di Indonesia kearah yang lebih baik meskipun dalam kenyataannya masih banyak

tantangan yang dihadapi untuk mencapai proses pendidikan yang ideal bagi peserta

didik.

Dari berbagai definisi pemahaman tentang arti pendidikan tersebut tentunya di

lembaga- lembaga pedidikan sekolah atau madrasah masih banyak masalah terkait

belum maksimalnya proses belajar mengajar. Secara pemahaman definisi tersebut

indikasi keberhasilan proses pendidikan sangat erat terkait dengan proses

pembelajaran bagi peserta didik, dimana semua berharap dalam proses ini peserta

didik diharapkan memiliki perubahan dalam hal pemahaman secara keilmuan serta

dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1 Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2010), h 10.112 Ngalim, M. Purwanto. Drs, MP. ILMU PENDIDIKAN TEORITIS DAN PRAKTIS. (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2007), h.10

1

Page 2: Mind Mapping Bab1-3

Pendidikan yang bersifat dinamis artinya dapat berubah sesuai proses

perkembangan zaman tentunya banyak kendala yang dialami pendidik dalam

memberikan materi pembelajaran dalam proses belajar mengajar inilah perlu dikaji

apa yang menjadi suatu akar persoalan mengenai belum maksimalnya penyampaian

pemahaman materi pada peserta didik. Dalam hal ini terkait dengan keaktifan siswa

yang dirasakan kurang begitu optimal dalam memahami materi khususnya dalam mata

pelajaran geografi. Dalam berbagai kaitan dalam masalah pendidikan proses belajar

geografi di tingkat Madrasah Aliyah (MA) khususnya di Madrasah Aliyah Negeri 1

Bogor (MAN 1) saat ini hasilnya masih jauh dari yang diharapkan, banyak siswa yang

mendapatkan nilai rendah, pemahaman materi yang kurang, motivasi belajar yang

amat sangat rendah, serta keaktifan siswa yang masih belum sesuai yang diharapkan.

Dalam pengamatan hal ini terdapat tanda tanya besar, mengapa hal itu bisa terjadi?

Apa penyebabnya?

Berdasasrkan hasil pengamatan dan evaluasi hasil belajar siswa kelas X

Madrasah Aliyah Negeri 1 (MAN 1) Kota Bogor tahun ajaran 2011 / 2012 melalui

nilai tes kondisi awal yang merupakan nilai harian pada Kompetensi Dasar ”Konsep

Geografi” diperoleh nilai rata – rata 5 rata-rata nilai ulangan. Materi konsep geografi

merupakan dasar dalam pengantar untuk memahami ilmu geografi. Hal ini yang

menjadikan Konsep geografi menjadi amat sangat penting bagi siswa ini sebagai dasar

untuk bisa memahami ilmu geografi secara berkesinambungan. Hal ini tentunya

menjadi tantangan bagi guru dalam memberikan bentuk pengajaran agar lebih menarik

dan mudah dipahami serta membuat siswa menjadi lebih aktif. Geografi sebagai ilmu

yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan

atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi yang merupakan mata

pelajaran yang diajarkan di kelas sepuluh (X) tentunya belum sepenuhnya optimal

untuk dipahami bagi peserta didik.

Kendala atau masalah yang dialami guru bidang studi geografi di MAN 1 Bogor

seringkali berkutat pada motivasi siswa yang rendah terhadap mata pelajaran geografi

dan proses pemahaman materi yang kurang. Kemandirian serta keaktifan siswa

cenderung masih rendah. Misalnya kemandirian siswa dalam mengerjakan soal-soal

yang diberikan oleh guru, berlatih menjelaskan hasil pekerjaannya kepada teman yang

lain, serta bekerjasama dan hubungan dengan siswa lain. Keaktifan siswa dalam

mengajukan ide pada guru, memberikan tanggapan atau komentar terhadap siswa lain,

2

Page 3: Mind Mapping Bab1-3

bertanya kepada guru tentang materi yang disampaikan menyanggah atau menyetujui

ide pengerjaan soal dari teman juga masih rendah.

Dengan terbatasnya media yang digunakan menjadikan siswa kesulitan memiliki

interaksi dalam proses belajar geografi karena media yang digunakan masih bersifat

klasikal yaitu buku, whiteboard, dan atlas. Hal ini juga merupakan tantangan bagi

pendidik untuk bisa berpikir kreatif dalam pengajaran serta penyampaian materi agar

bisa diterima dan dipahami bagi peserta didik. Metode serta media yang digunakan

harus lebih bervariasi dan dapat menarik perhatian para peserta didik. Metode ysng

digunakan dalam proses pembelajaran pengajaran di MAN 1 kota Bogor masih belum

sepenuhnya optimal untuk diterapkan masih sebatas dengan metode ceramah pada

umumnya. Hal ini disebabkan karena fasilitas seklolah yang masih amat kurang yang

membuat guru harus lebih keatif dalam menerapkan variasi metode untuk bisa

membuat siswa menjadi lebih aktif dalam memahami materi. Terkadang pendidik

yang sudah mempersiapkan berbagai metode untuk diterapkan dalam proses belajar

mengajar masih harus mengalami hambatan seperti terbatasnya media untuk

penyampaian materi, siswa yang tidak fokus atau kurangnya konsentrasi terhadap

materi yang diajarkan, serta terbatasnya waktu ajar bagi pendidik karena tuntutan

pencapaian tujuan indikator yang tidak maksimal terpenuhi.

Pelaksanaan pengajaran sering hanya si guru mendikte dan si anak yang mencatat dan

kemudian menghafalkannya persis seperti bunyi catatatan dan sama sekali tidak ada

kaitan dengan pengertian ataupun perubahan anak perbuatan anak karenanya

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan terobosan dalam membuat

pembelajaran Geografi menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga

peserta didik benar-benar memahami apa yang sedang dipelajarinya dan dapat terlibat

secara interaktif di dalam pembelajaran. Salah satu metode yang akan diterapkan

adalah dengan pola latihan interaktif yang menggunakan metode Mind Mapping.

Dalam metode Mind Mapping siswa di kuatkan pada cara menghadapi persoalan

dengan langkah penyelesaian yang sistematis yaitu memahami masalah, menyusun

rencana, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali sehingga persoalan yang

dihadapi akan dapat diatasi.

3

Page 4: Mind Mapping Bab1-3

Sedangkan dengan latihan interaktif siswa diharapkan dapat berinteraksi dalam

proses belajar mengajar, sehingga siswa dituntut untuk aktif secara langsung dalam

proses pembelajaran. Sehingga diharapkan kemandirian dan keaktifan siswa dalam

pembelajaran geografi dapat ditingkatkan. Dengan demikian siswa belajar Geografi

tidak hanya mendengarkan dan guru menerangkan didepan kelas saja, namun

diperlukan keaktifan siswa didalam proses belajar mengajar.

Melalui usaha pendidikan diharapkan kualitas generasi muda yang cerdas, aktif,

dan mandiri dapat terwujud. Namun kenyataannya keaktifan siswa sekarang ini

berkembang lambat dan disiplin belajar siswa yang kurang

Hal ini mendorong penulis untuk mengambil judul penelitian tindakan kelas yaitu

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN METODE MIND MAPPING

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATERI

KONSEP GEOGRAFI DI MAN 1 BOGOR TAHUN AJARAN 2011/2012”

4

Page 5: Mind Mapping Bab1-3

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan masalah yang ada dalam latar belakang di atas, maka ada beberapa

faktor yang teridentifikasi, di antara lainnya adalah:

1. Kurangnya motivasi siswa dalam memahami mata pelajaran geografi khususnya

dalam materi konsep geografi

2. Media yang terbatas atau kurang mendukung dalam proses pembelajaran geografi

3. Penggunaan Metode yang seringkali tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

4. Pemahamaan siswa pada saat awal belajar geografi begitu kurang, mengakibatkan

mereka kurang paham dengan apa yang sedang di jelaskan atau diajarkan

pendidik pada saat kelas berlangsung.

5. Kurangnya Interaktif peserta didik dalam proses pembelajaran geografi

khususnya dalam materi konsep geografi sehingga siswa cendrung bersifat pasif.

6. Kurangnya kemandirian peserta didik dalam pembelajaran geografi

C. PEMBATASAN MASALAH

Melihat banyaknya masalah yang ada dalam identifikasi, peneliti memfokuskan

penelitian ini pada penerapan metode Mind Mapping yaitu keaktifan belajar siswa

terhadap materi konsep geografi dalam mata pelajaran geografi.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan

1. Bagaimana penerapan metode Mind Mapping untuk meningkatkan keaktifan

belajar pada materi Konsep Geografi

2. Bagaimana dampak penggunaan metode Mind Mapping terhadap keaktifan

dan kemandirian siswa pada materi Konsep Geografi pada siswa kelas X

MAN 1 Kota Bogor

5

Page 6: Mind Mapping Bab1-3

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan

Adanya tujuan dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting karena

dengan tujuan yang tepat menjadikan tolok ukur keberhasilan dalam penelitian.

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai :

1. Untuk mengetahui pengaruh metode Mind Mapping terhadap pemahaman

materi Geografi khususnya materi Konsep Geografi pada siswa kelas X MAN

1Kota Bogor

2. Untuk mengetahui seberapa besar dampak keaktifan siswa dan kemandirian

siswa kelas X MAN 1 Bogor dalam proses pembelajaran Geografi khususnya

materi Konsep Geografi melalui metode Mind Mapping

Manfaat

1. Manfaat teoristis

diharapkan dari penelitian ini adalah dapat dijadikan bahan pertimbangan ilmu

pengetahuan dibidang pendidikan pada umumnya.

2. Manfaat praktis

A. Bagi guru

Sebagai bahan kajian guru dalam memberikan atau menyampaikan materi

(metode Mind Mapping ) dalam upaya meningkatkan pemahaman materi

Geografi khususnya materi Konsep Geografi terhadap peserta didik.

B. Bagi siswa

Memberi alternatif lain untuk mempelajari suatu pelajaran dengan cara

membuat ringkasan yang menarik dan anak terdorong aktif untuk belajar

Geografi.

C. Bagi sekolah

Dari hasil penelitian dapat memberikan masukan kepada sekolah atau lembaga

pendidikan di SMA/ MA sebagai bahan kajian dalam usaha perbaikan proses

pembelajaran di sekolah menjadi lebih baik.sehingga mutu pendidikan dapat

lebih meningkat.

6

Page 7: Mind Mapping Bab1-3

BAB II

LANDASAN TEORI

F. Acuan Teori dan Fokus Penelitian

1. Mind Mapping

a. Definisi Mind Mapping

Barbara Prashing mengemukakan Mind Mapping dipopulerkan oleh Tony

Buzan pada tahun 1970-an, aslinya diciptakan oleh Gelb.

Michael Gelb dalam Buzan

Mind Mapping dapat diartikan sistem revolusioner dalam perencanaan dan

pembuatan catatan yang telah mengubah hidup jutaan orang di seluruh dunia.

Pembuatan Mind Mapping didasarkan pada cara kerja alamiah otak dan mampu

menyalakan percikan percikan kreatifitas dalam otak karena melibatkan kedua

belahan otak kita.

Menurut Porter & Hernacki :

Mind Mapping juga dapat disebut dengan peta pemikiran. Mind Mapping

juga merupakan metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman. Mind

Mapping menggunakan pengingat pengingat visual dan sensorik dalam suatu

pola dari ide-ide yang berkaitan.

Metode Mind Mapping adalah metode baru untuk mencatat yang

bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan otak

kanan). Metode ini mengajarkan untuk mencatat tidak hanya menggunakan

gambar atau warna. Tony Buzan mengemukakan “your brain is like a sleeping

giant, hal itu disebabkan 99% kehebatan otak manusia belum dimanfaatkan

secara optimal.”

Mind Map juga sebagai alat pilihan untuk membantu menajamkan ingatan

yang menggunakan imajinasi dan asosiasi3 Cara lain untuk menguatkan

3 Tony Buzan, Buku Pintar Map Untuk Anak, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2008), h.19

7

Page 8: Mind Mapping Bab1-3

pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan-bahan yang telah

dibacanya4.

Serta siswa diharapkan dapat lebih terampil untuk menggali pengetahuan awal

yang sudah dimiliki dan memperoleh pengetahuan baru sesuai pengalaman

belajarnya5

Peta pikiran atau Mind Mapping pada dasarnya menggunakan citra visual

dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan pada otak. Yang

merupakan ilustrsi grafis konkret yang mengindikasikan bagaiman sebuah

konsep tunggal dihubungkan ke konsep –konsep lain pada kategori yang sama6

Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara

harfiah akan memetakan pikiran-pikiran Mind Mapping juga merupakan peta

rute yang memudahkan ingatan dan memungkinkan untuk menyusun fakta dan

pikiran, dengan demikian cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti

mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada

menggunakan teknik mencatat tradisional. Selain itu Mind Mapping adalah

sistem penyimpanan, penarikan data dan akses yang luar biasa untuk

perpustakaan raksasa dalam otak manusia yang menakjubkan. Yang merupakan

sebagai ilustrasi

b. Tujuan Mind Mapping

Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual

dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan

mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Mind Mapping adalah satu

teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Mind Mapping

memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri

seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan

memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi,

baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol,

4 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.1065 Prof.Dr.H.Yatim Riyanto,Mpd, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009), h.2796 Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ Progresiv Konsep, Landasan dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009), h.158

8

Page 9: Mind Mapping Bab1-3

bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang

diterima. Mind Mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada setiap

materi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat

dalam diri siswa setiap saat. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa

ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi

penciptaan peta pikiran. Dengan demikian, guru diharapkan dapat menciptakan

suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses

pembuatan Mind Mapping. Proses belajar yang dialami seseorang sangat

bergantung kepada lingkungan tempat belajar.

Jika lingkungan belajar dapat memberikan sugesti positif, maka akan baik

dampaknya bagi proses dan hasil belajar, sebaliknya jika lingkungan tersebut

memberikan sugesti negatif maka akan buruk dampaknya bagi proses dan hasil

belajar.

c. Manfaat Mind Mapping

Menurut Michael Michalko dalam Buzan, metode Mind Mapping dapat

dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidang termasuk bidang pendidikan.

Kegunaan metode Mind Mapping dalam bidang pendidikan :

a. Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah.

b. Memungkinkan kita merencanakan rute atau kerangka pemikiran

suatu karangan.

c. Mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat.

d. Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif.

Selain itu menurut Buzan, metode Mind Mapping dapat bermanfaat untuk :

1) Merangsang bekerjanya otak kiri dan kanan secara sinergis.

2) Membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali belajar.

3) Membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan.

4) Membuat rencana atau kerangka cerita.

9

Page 10: Mind Mapping Bab1-3

5) Mengembangkan sebuah ide.

6) Membuat perencanaan sasaran pribadi.

7) Memulai usaha baru.

8) Meringkas isi sebuah buku.

9) Fleksibel.

10) Dapat memusatkan perhatian.

11) Meningkatkan pemahaman.

12) Menyenangkan dan mudah diingat.

d. Langkah-langkah dalam Membuat Mind Mapping

Menurut Arends

Langkah 1: Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi

sejumlah konsep

Langkah 2 : Menidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang

menunjang ide utama

Langkah 3 : Tempatkan ide-ide utama ditengah atau dipuncak peta

tersebut

Langkah 4 : Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama

yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut

dengan ide utama7

Sarana dan prasarana untuk membuat Mind Mapping adalah

a. Kertas kosong tak bergaris.

b. Pena dan pensil warna.

c. Otak.

7 Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ Progresiv Konsep, Landasan dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009), h.160

10

Page 11: Mind Mapping Bab1-3

d. Imajinasi

Buzan membuat Mind Mapping membutuhkan imajinasi atau pemikiran,

adapun cara pembuatan Mind Mapping adalah:

1) Mulailah dari tengah kertas kosong.

2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama.

3) Gunakan berbagai warna.

4) Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat.

5) Buatlah garis hubung yang melengkung.

6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis.

7) Gunakan gambar.

Dalam membuat Mind Mapping juga diperlukan keberanian dan

kreativitas yang tinggi. Variasi dengan huruf capital, warna, garis bawah atau

simbol-simbol yang menggambarkan poin atau gagasan utama. Menghidupkan

Mind Mapping yang telah dibuat akan lebih mengesankan.. Tony Buzan telah

menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agar Mind Mapping yang dibuat

dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah ringkasan dari Law of

MM:

a) Kertas: polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran

A3 dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan

ditengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupa Image dengan

minimal 3 warna.

b) Garis: lebih tebal untuk BOIs dan selanjutnya semakin jauh dari pusat

garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis

lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang

ada di atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat.

c) Kata: menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu

garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan

11

Page 12: Mind Mapping Bab1-3

besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh

dari pusat.

d) Image: gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, table

dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan

dipahami. Kalau memungkinkan gunakan Image yang 3 Dimensi agar

lebih menarik lagi.

e) Warna: gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 – 6 warna. Warna

berbeda untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna

BOIs.

f) Struktur: menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di

tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabangcabangnya menyebar ke

segala arah. BOIs umumnya terdiri dari 2-7 buah yang disusun sesuai

dengan arah jarum jam dimulai dari jam 1

Gambar 2.1

Contoh Aplikasi Mind Mapping

12

Page 13: Mind Mapping Bab1-3

e. Aplikasi Mind Mapping dalam Pembelajaran

Dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses

pembelajaran berbasis Mind Mapping, yaitu:

a) Overview : Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses

pembelajaran baru dimulai.

b) Preview : Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga

gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail

daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih

lanjut dari Silabus

c) Inview : Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses

pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara

detail, terperinci dan mendalam

d) Review : Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam

pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah

diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau

rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa

f. Kelebihan dan Kelemahan Mind Mapping

Kelebihan metode Mind Mapping sebagai berikut:

1) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.

2) Dapat bekerjasama dengan teman lainnya

3) Catatan lebih padat dan jelas

4) Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.

5) Catatan lebih terfokus pada inti materi

6) Mudah melihat gambaran keseluruhan

7) Membantu Otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan

membuat hubungan

13

Page 14: Mind Mapping Bab1-3

8) Memudahkan penambahan informasi baru

9) Pengkajian ulang bisa lebih cepat

10) Setiap peta bersifat unik

Kelemahan pembelajaran metode Mind mapping :

1) Hanya siswa yang aktif yang terlibat.

2) Tidak sepenuhnya murid yang belajar

3) Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalaha memeriksa

mind map siswa.

2. Keaktifan

a. Hakekat Keaktifan

Kata keaktifan adalah berasal dari kata aktif artinya giat atau sibuk dan

mendapat awalan Ke dan akhiran-An. Kata keaktifan sama artinya dengan

kegiatan dan kesibukan8

Dan keaktifan yang dimaksud disini adalah segala aktifitas atau kegiatan

yang dilakukan siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar di sekolah.

Sedangkan Belajar aktif adalah belajar yang menyenangkan bukan sekedar

bersenang-senang, kendati kegiatan belajar ini memang bisa menyenangkan dan

tetap dapat mendatangkan manfaat dan memberikan tantangan yang menuntut

kerja keras9

Belajar juga tergantung kepada kebutuhan dan motivasi. Belajar itu

terarah kepada pencapaian tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan itu orang harus

menentukan set belajar (arah/ sikap terhadap belajar). Dengan set belajar yang

ditemukan, orang memilih berbagai alternatif tindakan, barulah orang

melaksanakan berbagai aktivitas untuk mencapai suatu tujuan.

Pembelajaran Aktif (Active Learning ) adalah salah satu usaha dalam

pedidikan yang bertujuan untuk memotivasi siswa mencapai penguasaan

(Mastery Level ) terhadap kompetensi tertentu. Agar belajar menjadi aktif,siswa

8 DepDikNas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 239 Melvin L. Silberman, Active Learning (Bandung: Nusamedia), h. 31

14

Page 15: Mind Mapping Bab1-3

harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak

mengkaji gagasan, memecahkan, masalah, dan menerapkan apa yangmereka

pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan dan bersemangat juga penuh

gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak

leluasa dan berfikir keras.

Menurut Sriyono, Keaktifan adalah pada waktu guru mengajar ia harus

mengusahakan agar murid-muridnya aktif jasmani maupun rohani.” Menurut

Sagala, keaktifan jasmani maupun rohani itu meliputi antara lain:

a. Keaktifan indera : pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain. Murid

harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin.

b. Keaktifan akal : akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk

memecahkan masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat dan

mengambil keputusan.

c. Keaktifan ingatan : pada waktu mengajar, anak harus aktif menerima bahan

pengajaran yang disampaikan guru dan menyimpannya dalam otak,

kemudian pada suatu saat ia siap mengutarakan kembali.

d. Keaktifan emosi : dalam hal ini murid hendaklah senantiasa berusaha

mencintai pelajarannya.

b. Ciri Belajar Aktif

Adapun ciri-ciri proses pembelajaran dengan pendekatan belajar aktif adalah:

a). Pengajaran didasarkan atas tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditentukan

terlebih dahulu. Pengajaran ini berarti bahwa tujuan dari strategi belajar

mengajar adalah agar hampir semua siswa dapat mencapai tingkat

penguasaan tujuan pendidikan. Jadi, cara belajar mengajar maupun alat

evaluasi yangdigunakan untuk mengatur keberhasilan siswa harus

berhubungan eratdengan tujuan-tujuan pendidikan yang akan dicapai10

b). Memperhatikan perbedaan individu. Yang dimaksud perbedaan disini

adalah perbedaan siswa dalam menerima rangsangan dari luar dan dari

10 B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.102

15

Page 16: Mind Mapping Bab1-3

dalam dirinya serta laju belajarnya. Sedikitnya, terdapat lima perbedaan

yang perlu diperhatikanyaitu tingkat kecerdasan, kreatifitas, cacat fisik,

kebutuhan dan perkembangan kognitif11

c). Evaluasi dilaksanakan secara kontinyu dan didasarkan atas kriteria

Evaluasi secara kontinyu diperlukan agar guru dapat menerima

umpan balik dengan cepat, sering dan sistematis. Jadi, evaluasi

dilakukan pada awal ( pre-test ) dan pada akhir belajar mengajar ( pos-t

test ).

d). Menggunakan program perbaikan dan program pengayaan. Beberapa

persoalan yang dihadapi guru diantaranya adalah bahwa dalam kelasnya,

dalam mata pelajarannya terdapat perbedaan kemampuan belajar siswa,

dimana dalam pembelajaran mungkin sekali terjadi perbedaan kecepatan

belajar antara siswa yang sangat pandai, pandai dan kurang pandai

dalam pencapaian kompetensi. Sementara itu siswa dituntut untuk

mencapai ketuntasan dalam pencapaian kompetensi untuk seluruh

kompetensi dasar. Untuk menangani siswa yang lamban atau mengalami

kesulitan,maka diberikan program Remedial untuk materi pelajaran yang

belumdikuasai oleh siswa. Program Remedial ini dilaksanakan setelah

siswamengikuti test atau ujian kompetensi dasar tertentu, atau setelah

mengikutitest atau ujian.

e). Menggunakan prinsip siswa belajar aktif. Prinsip siswa belajar aktif

memungkinkan siswa mendapat pengetahuan berdasarkan kegiatan-

kegiatan yang mereka lakukan sendiri sehingga dapat

mengembangkan keterampilan kognitif, ketrampilan“manual”

kreatifitas dan logika berfikir. Selain itu juga bisa mendorong siswa untuk

aktif bertanya bila mengalami kesulitan, mencari buku atau sumber-

sumber lain untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya.

f). Menggunakan satuan pelajaran yang kecil cara belajar mengajar dengan

menggunakan prinsip belajar tuntas menuntut pembagian bahan

pengajaran menjadi unit yang kecil yangdigunakan untuk memperoleh

umpan balik secepat mungkin. Unit-unit tersebut harus disusun secara

11 E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset, 2003), h. 120

16

Page 17: Mind Mapping Bab1-3

berurutan dari yang mudah ke yang sukar,dengan kata lain unit yang

mendahului merupakan prasyarat bagi unit selanjutnya12

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Aktif

Pencapaian terhadap Tujuan Instruksional Khusus (TIK) merupakan awal

dari suatu keberhasilan karena pencapaian fase pemahaman pada materi yang

diberikan guru, sekaligus akan mencapai suatu keberhasilan dalam belajar

melalui test-test yang diadakan lembaga sekolah. Sejumlah tokoh pendidikan

yakin bahwa sebagian besar bahkan hampir semua murid sanggup menguasai

bahan pelajaran tertentu sepenuhnya dengan syarat-syarat tertentu. Hal-hal yang

dapat mempengaruhi keaktifan belajar sehingga tercapai penguasaan penuh

adalah:

a). Bakat

Untuk mempelajari sesuatu Ada korelasi yang tinggi antara bakat dengan

keaktifan belajar,hanya siswa yang berbakat saja yang dapat menguasai

bahan pelajaranyang sulit. Sedangkan siswa yang tidak berbakat hanya

dianggap mampu menguasai bahan pelajaran dari bidang pengajaran

tersebut bagian yang mudah saja. Bakat adalah sejumlah waktu yang

diminta oleh siswa untuk mencapai penguasaan suatu tugas pelajaran

dengan memberikan waktu yang cukup kepada siswa, mereka akan

mencapai penguasaan semua tugas pelajaran yang diberikan13

b). Mutu Pengajaran

Pada dasarnya anak tidak belajar secara berkelompok tetapi

secaraindividual. Menurut caranya masing-masing sekalipun ia dalam

kelompok itu sebabnya setiap anak memerlukan bantuan individual14

c). Kesanggupan 12 B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.104-10513 M.Uzer Usman, Lilik Setyawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan BelajarMengajar (Bahan Kajian PKG, MGBS, MGMP) , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h.9814 S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), h.39

17

Page 18: Mind Mapping Bab1-3

Untuk memahami pengajaran kemampuan murid untuk menguasai suatu

bidang studi banyak tergantung pada guru dalam kemampuannya untuk

memahami ucapan guru. Kebanyakan guru dalam menyampaikan pelajaran

menggunakan komunikasi verbal, sangat minim dalam penggunaan alat

peraga. Pemerintah sudah berupaya memberikan Laboratorium Ilmu

Pengetahuan Alam bagi siswa Sekolah Menengah Atas tetapi sebagian

besar dalam proses belajar mengajar tetap berlangsung melalui bahasa15

d). Ketekunan

Ketekunan adalah waktu yang diinginkan siswa untuk belajar16 Bila siswa

membutuhkan sejumlah waktu untuk mempelajari bahan pelajaran tetapi ia

hanya mendapat waktu kurang dari yang ia butuhkan,tingkat penguasaan

bahan tidak akan mencapai harapan. Ketekunan ada hubungannya dengan

sikap dan minat belajar, yang perlu diketahui ialah ketekunan banyak

ditentukan oleh kualitas pengajaran yang diperoleh siswa dengan strategi

mengajar yang bermutu bahan yang sulit sekalipun dapat disajikan dalam

bentuk yang tidak terhitung pandai. Keberhasilan dalam melakukan tugas

menambah semangat belajar dan dengansendirinya menambah ketekunan.

Makin sering anak mendapat kepuasan atas kemampuannya menguasai

pelajaran, semakin makin besar pula ketekunannya.

e). Waktu Yang Tersedia Untuk Belajar

Alokasi waktu tiap bidang studi telah ditentukan dalam kurikulum,yang

tentunya telah disesuaikan dengan kebutuhan waktu belajar siswadan

perkembangan jiwanya. Mungkin bagi seseorang waktu yang tersediaitu

terlalu banyak sedangkan bagi sebagian lainnya kurang memadai untuk

yang terakhir ini guru perlu mengantisipasi agar waktu yang terbatassesuai

dengan kebutuhan sehingga waktu belajar untuk mempelajarimateri

pelajaran bidang studi tersebut benar-benar efektif. Selain itu juga ada

beberapa faktor lain yang mempengaruhi belajar aktif diantaranya:

1) Faktor internal (dari dalam diri siswa) Adalah faktor yang berasal dari

dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi: kemampuan, motivasi, minat

15 Ibid, 4316 Ibid, 39

18

Page 19: Mind Mapping Bab1-3

dan perhatian, sikap kebiasaan siswa, ketekunan, social ekonomi, dan

sebagainya.

2) Faktor eksternal (dari luar) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari

luar, dapat mencakup beberapa aspek diantaranya: sekolah, masyarakat

dan kurikulum itu sendiri.

a). Sekolah

Lingkungan belajar yang mempengaruhi keaktifan belajar disekolah adalah

kualitas pengajaran yang mencakup: kompetensiguru, karakteristik kelas

dan karakteristik sekolah.

b). Masyarakat

Lingkungan masyarakat yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa

diantaranya adalah keluarga, teman bergaul serta bentuk kehidupan

masyarakat sekitar.

c). Kurikulum

Kurikulum merupakan suatu program yang disusun secaraterinci yang

menggambarkan kegiatan siswa di sekolah dengan bimbingan guru.

Penyusunan kurikulum yang ditetapkan dapat mempengaruhi keaktifan

belajar siswa, karena itu dalam penyusunan kurikulum harus disesuaikan

dengan perkembangan zaman dan teknologi, selain itu juga lingkungan dan

kondisi siswa,karena kebutuhan siswa dimasa yang akan datang tidak akan

sama dengan kebutuhan siswa pada masa sekarang17

d. Prinsip-Prinsip Belajar Aktif

Prinsip belajar merupakan petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk

melakukan kegiatan belajar. Perbuatan belajar yang dilakukan oleh siswa

merupakan reaksi atau hasil kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan olhguru.

Siswa akan berhasil belajar jika guru mengajar secara efisien danefektif. Itu

sebabnya, guru perlu mengenal prinsip-prinsip belajar agar parasiswa belajar

17 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo), 2000, h.22-24

19

Page 20: Mind Mapping Bab1-3

aktif dan berhasil Dalam bukunya, Preston mengemukakan sejumlah prinsip

belajar sebagai berikut:

a). The child requires a suitablebackground (Seorang anak itu membutuhkan

yang sesuai dengan latar belakangnya).

b). Motivation toward learning goals increases the afectivenessof learning

(Motivasi ke arah pembelajaran dapatmeningkatkan ke efektifan dalam

belajar)

c). Learning is promoted byreinforcement (Belajar itu untuk meningkatkan

penguatan)

d). Insight is aided throughdiscovery (Pengetahuan itu membantu sepanjang

penemuan).

e). The child needs opportunity to practice and review what he has learned

(Seorang anak itu membutuhkan kesempatan untuk latihan dan

pengulangan tentang apa yang di pelajarinya)18

Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa perlu dimantapkan agar tercipta

penguasaan tuntas. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengulang dan melatih hal-hal yang telah dipelajari oleh mereka.

Caranya antara lain dengan (1)resitasi (resitasi/ reinforcement; pengulangan,

penguatan) dan (2) aplikasi.

Berdasarkan uraian diatas dapat di ambil kesimpulan, bahwa penyusunan dan

pelaksanaan program belajar-mengajar hendaknya memperhatikan beberapa

prinsip belajar sehingga siswa belajar secara aktif.

e. Penilaian Terhadap Keaktifan Belajar Siswa

Hasil peristiwa keaktifan belajar siswa dapat muncul dalam berbagai jenis

tingkah laku seseorang, antara lain:

a). Kebiasaan Yaitu cara bertindak yang dimiliki seseorang dan diperoleh

melaluitugas belajar, cara tersebut bersifat tetap. Otomatis, selama

18 Oemar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar (Bandung; Sinar Baru, 1991), h.17

20

Page 21: Mind Mapping Bab1-3

hubungan antara individu yang bersangkutan dengan obyek tindakannya

itu konstan. Kebiasaan pada umumnya dilakukan tanpa perlu didasari

sepenuhnya.

b). Keterampilan Adalah perbuatan atau tingkah laku yang tampak sebagai

akibat kegiatan otot dan digerakkan serta dikoordinasikan oleh sistem

syaraf. Keterampilan dilakukan secara sadar dan penuh perhatian tidak

seragam serta memerlukan latihan yang berkesinambungan.

c). Akumulasi persepsi Dengan belajar seseorang dapat memperoleh persepsi

yang banyak mengenai berbagai hal, contoh: pengenalan simbol, angka

dan pengertian. Persepsi ini terjadi dengan mengamati hubungan diantara

simbol atau pengertian dengan benda yang konkrit.

d). Asosiasi dan hafalanTeori asosiasi mengatakan bahwa belajar terjadi

dengan ulangan atau pembiasaan, dimana anak diberikan stimulus

sehingga menimbulkan reaksi. Hafalan adalah seperangkat ingatan

mengenai sesuatu sebagai hasil dan penguatan melalui asosiasi, baik

asosiasi wajar maupun yang dibuat- buat.

e). Pemahaman dan konsep Konsep diperoleh melalui belajar secara rasional.

Pemahamandiperoleh dengan mencari jawaban atas pertanyaan mengapa

dan bagaimana.

f). Sikap Sikap adalah pemahaman, perasaan serta kecenderungan bertindak

seseorang terhadap sesuatu. Sikap terbentuk karena belajar dapat berbentuk

positif, netral, ataupun negatif.

g). Nilai Nilai merupakan tolak ukur untuk membedakan yang baik danyang

buruk.Nilai diperoleh melalui belajar yang bersifat etis. Perolehan nilai

dapat terjadi secara bertahap mulai dari kepatuhan, atau mempersamakan

diri dan internalisasi

h). Moral dan agama Moral merupakan penerapan nilai-nilai dalam kaitannya

dalam kehidupan bersama dengan manusia lain, sedangkan Agama adalah

21

Page 22: Mind Mapping Bab1-3

penerapan nilai-nilai yang bersifat transendal dan gaib. Dalam hal ini

dikenali konsep Tuhan dan Iman kepada-Nya.19

3. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. (learning is defined as the modification or strengthening of

behavior through experiencing). Menurut pengertian lain, belajar adalah suatu

proses, kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya

mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Selain itu

adapula yang menjelaskan tentang pengertian belajar, menyatakan bahwa belajar

adalah memperoleh pengetahuan. Belajar adalah latihan-latihan pembentukan

kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya20

Cronbach menyatakan bahwa belajar itu merupakan perubahan perilaku

sebagai hasil dari pengalaman. Menurutnya bahwa belajar yang sebaik-baiknya

adalah dengan mengalami sesuatu yitu menggunakan pancaindra. Dengan kata

lain, bahwa belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru,

mengintimasi, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu.

Lebih lanjut Degeng menyatakan bahwa belajar merupakan pengaitan

pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki si belajar. Hal ini

mempunyai arti bahwa dalam proses belajar, siswa akan menghubung

hubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam memorinya dan

kemudian menghubungkan dengan pengetahuan yang baru21

b. Ciri-ciri Belajar

Berdasarkan pengertian belajar di atas, maka pada hakikatnya “belajar

merujuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu

berkat pengalamannya yang berulang-ulang, dan perubahan tingkah laku

tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan-kecenderungan respons

19 Mahfudh Salahuddin, Et. al, Metodologi Pendidikan Agama (Surabaya: Bina Ilmu, 1987)20 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. XI. h. 3621 H.Yatim Riyanto,Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta:Kencana Prenada Media group, 2009), Cet. 1. h.5

22

Page 23: Mind Mapping Bab1-3

bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari subjek misalnya kelitihan, dan

sebagainya.

Dengan pengertian tersebut, maka ternyata belajar sesungguhnya memiliki ciri-

ciri (karakteristik) tertentu22 :

• Belajar berbeda dengan kematangan

• Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental

• Ciri belajar yang hasilnya relatif menetap

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa ada 2 faktor yang

mendasarinya. Yaitu ada faktor dari dalam siswa (internal), dan faktor dari luar

siswa atau faktor lingkungan (eksternal) ;

a. Faktor dari dalam siswa (internal)

• Faktor fisiologis terdiri dari tonus jasmani seperti nutrisi harus

cukup, karena kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan

kurangnya tonus jasmani yang pengaruhnya dapat berupa

kelesuan, lekas lelah dan sebagainya.

• Faktor psikologis terdiri dari adanya kebutuhan fisik, rasa aman,

bebas dari kekhawatiran, adanya kebutuhan akan kecintaan dan

penerimaan dalam hubungan dengan orang lain, kebutuhan untuk mendapat

kehormatan dari masyarakat.

b. Faktor dari luar siswa (eksternal)

• Faktor non sosial terdiri dari keadaan udara, suhu udara, cuaca,

waktu (pagi, atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya,

pergedungannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat

tulis-menulis, buku-buku dan alat peraga).

22 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. XI. h. 48

23

Page 24: Mind Mapping Bab1-3

• Faktor sosial diantara faktor manusia (sesama manusia), baik itu

ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat

disimpulkan, jadi tidak langsung hadir23

4. Konsep Geografi

a. Pengertian dan Konsep Geografi

Geografi berasal dari bahasa Yunani : geo berarti bumi dan graphein

berarti tulisan. Jadi secara harfiah geografi berarti tulisan tentang bumi. Geogafi

dapt didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atau mengkaji bumi dan

segala sesuatu yang ada diatasnya seperti penduduk, fauna, flora, iklim, udara

dan segala interaksinya24

Studi geografi pada hakikatnya tentang fenomena dan masalah kehidupan

manusia. Studi ini disusun berdasarkan hasil observasi berbagai fenomea

dilapangan. Hasil observasi dilapangan akan menbentuk pola abstrak dari

fenomena yang diamati. Pola abstrak itulah yang disebut konsep geografi.

Oleh karena itu tanpa kerja lapangan tidak akan menghasilkan konsep

tentang hakiakat feenomena dan masalah kehidupan yang sebenarnya. Guna

menghasilkan konsep fenomena goegrafi diperlukan analisis fenomena

manusia , fenomena alam serta persebaran dan interaksinya dalam ruang adapun

untuk menunjukkna dan menjelaskan fenomena- fenomena tersebut

dipermukaaan bumi diawali dengan mengajukan enam pertanyaan pokok, yaitu

what , where, when, who dan how.(5W IH) Misalnya untuk menjelaskan

kelaparan maka pertanyaan yang diajukan adalah apa yang terjadi diamana

fenomena itu terjadi, kapan fenomena itu terjadi, mengapa fenomena itu terjadi

siapa saja yang sedang mengalami dan bagaimana uasaha – usaha untuk

mengatasai

Pokok-pokok ruang lingkup geografi menurut Rhoads Murphey dalam

bukunya The Scope of Geography adalah sebagai berikut :

- Persebaran dan keterkaitan antara penduduk dipermukaan bumi dan aspek-

aspek keruangan

23 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2007), h. 23324 Tim Peduli Pelajar, Geografi SMA/MA X, XI, XII, (Yogyakarta: Messemedia,2010), h.1

24

Page 25: Mind Mapping Bab1-3

- Interelasi antara manusia dan lingkungan fisik sebagai bagian dari studi

perbedaan wilayah

- Kerangka wilayah dan analisis wilayah secara khusus.

Berdasarkan ketiga pokok ruang lingkup geografi tersebut jelaslah bahwa

ruang lingkup geografi tidak dapat dilepaskan dari aspek manusia dan alam.

Selanjutnya analisis hubungan antara manusia dan lingkungannya dapat

digunakan untuk menjelaskan perbedaan wilayah dan persebarannya dalam

ruang. Ruang lingkup geografi tersebut juga mencerminkan karakter geografi

sebagai bidang ilmu pengetahuan yang berbeda dengan bidang ilmu

pengetahuan lainnya

Menurut Sumaatmadja konsep geografi adalah pola abstrak yang

berkenaan dengan gejala gejala kongkret tentang geografi. Konsep geografi

harus mendasari kajian berbagai faktor, gejala dan masalah spasial baik secara

fisik sosial maupun hubungan keduanya. Konsep geografi dapat dijelaskan

secara denotatif dan secara konotatif . Konsep geografi secara denotatif dapat

menjelaskan berbagai pengertian gejala geografi berdasarkan definisi atau

kamus. Misalnya Erosi merupakan proses pelepasan dan pemindahan massa

batuan secara alamiah dari suatu tempat ke tempat yang lain oleh suatu zat

pengangkut di permukaan bumi. Konsep geografi secara konotatif memiliki

pengertian yang lebih luas dibanding secara harfiah. Didalamnya akan

menyangkut semua aspek dengan semua konsep yang dibahas. Misalnya melalui

jumlahnya, jaraknya, persebaranya, maupun proses pembentukkan dan

manfaatnya.

Konsep Geografi menurut Ikatan Geograf Indonesia (IGI) terdiri dari atas

konsep lokasi, jarak keterjangkauan pola, morfologi, aglomerasi, nilai guna,

interaksi diferensiasi area keterkaitan ruang25

Jenis- jenis konsep geografi26

- Penghargaan budayawi terhadap bumi

- Konsep regional atau wilayah

25 Yusman Hestiyanto, Geografi X (Jakarta: Yudhistira,2005), h.426 Tim Peduli Pelajar, Geografi SMA/MA X, XI, XII, (Yogyakarta: Messemedia,2010), h.4

25

Page 26: Mind Mapping Bab1-3

GEOGRAFI

Konsep yang Sulit

- Pertalian Wilayah

- Lokalisasi

- Interaksi Keruanagn

- Skala Wilayah Konsep Perubahan

G. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Chomsi Imaduddin & Unggul

Haryanto Nur Utomo yang berjudul “EFEKTIFITAS METODE MIND MAPPING

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA SISWA

KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA” Kesimpulan

penelitian ini adalah sangat berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar

fisika dibandingkan dengan metodekonvensional, sehingga ada perbedaan prestasi

belajar fisika yang signifikan antarakelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

prestasi belajar fisika kelompokeksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok

kontrol.

Penelitian yang dilakukan oleh Emy Dwijayanti yang berjudul “PENERAPAN

STRATEGI MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS IV SD MATA PELAJARAN IPS POKOK

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI DAN

TRANSPORTASI DI SDN LIDAH KULON 1 SURABAYA” Jadi dapat

disimpulkan metode Mind Mapping berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar

siswa siswa kelas IV SD mata pelajaran IPS materi pokok perkembangan teknologi

produksi, komunikasi dan transportasi di SDN Lidah Kulon 1 Surabaya.

H. Kerangka Berpikir

Bagan Kerangka Ber p ikir

26

Page 27: Mind Mapping Bab1-3

Metode Pengajaran

Meningkatkan siswa lebih pahamMembuat siswa menjadi lebih aktif Memudahkan siswa dalam mengingat materi yang dipelajarinyaMengembangkan kreatifitas dan keterampilan siswa

Mind Mapping

Kemudahan memahami materi

Meningkatkan keaktifan belajar siswa

Gambar 2.2

I. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir, maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah pembelajaran melalui metode Mind Mapping dapat meningkatkan

keaktifan belajar siswa

J. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei (semester Genap) yang berlokasi di

Madrasah Negeri 1 Kota Bogor, terletak di Jalan DR. Semeru Komp, Bumi Menteng

27

Page 28: Mind Mapping Bab1-3

Asri Bogor. Peneliti menggunakan ruang kelas untuk mengambil data utama, dan

ruang lain yang dapat mendukung.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

K. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus

28

Page 29: Mind Mapping Bab1-3

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom

action research) yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan

memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa tindakan, yang dengan sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Secara garis besar prosedur Penelitian Tindakan mencakup 4 taraf : perencanaaan

(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) yang

dapat digambarkan sebagai berikut :

Menurut Kunandar dalam bukunya yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas

mengungkapkan “Penelitian tindakan kelas dapat juga diartikan suatu kegiatan

ilmiah yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang,

melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus

secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau

meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya”.

Jadi dalam praktiknya, penelitian tindakan ini melibatkan guru

dan siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan

data pengamatan langsung jalannya proses pembelajaran di kelas.

Data yang didapat dianalisis melalui beberapa tindakan dalam

siklus-siklus tindakan.

Tahap 1 : Perencanaan, sebelum penelitian dilakukan maka peneliti melakukan

perencanaan yang matang mengenai apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan

bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Setelah itu mempersiapkan semua instrumen

yang dibutuhkan lembar observasi dan lembar wawancara yang telah divalidasi baik

secara konstruk maupun empirik.

Tahap 2 : Pelaksanaan, pelaksanaan penelitian dengan menerapkan metode Mind

Mapping sesuai dengan rancangan peneliti, dalam pelaksanaan ini terdiri dari dua

kegiatan yaitu selain melaksanakan tindakan juga mengamati proses pembelajaran

dan siswa.

29

Page 30: Mind Mapping Bab1-3

Tahap 3 : Pengamatan, adalah kegiatan untuk memotret sejauh mana efektivitas

kepemimpinan atas tindakan telah menapai sasaran. Dalam pelaksanaan ini terdiri

dari dua kegiatan yaitu selain melaksanakan tindakan juga mengamati proses

pembelajaran dan siswa.

Tahap 4 : Refleksi, adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan

yang terjadi yaitu Bagaimana keaktifan siswa, suasana kelas dan guru. Dalam hal ini,

peneliti mengevaluasi bagaimana perubahan yang terjadi pada siswa melalui

penerapan metode Mind Mapping terhadap keaktifan belajar siswa.

L. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X khususnya kelas X-

1 yang berjumlah 40 orang pada tahun ajaran 2011-2012, sedangkan objek dalam

penelitian ini adalah keaktifan belajar Geografi siswa dalam materi konsep geografi

dan guru bidang studi IPS Geografi dengan menerapkan motode Mind Mapping.

M. Istrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan satu tehnik atau cara untuk

mengumpulkan data tentang hal – hal yang ingin diamati dalam kegiatan atau

proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa. Hal ini semua

dituangkan dalam lembar observasi berupa daftar penilaian kompetensi serta RPP

dan silabus dari guru bidang studi.

2.Wawancara

Wawancara terkait guru Wawancara terhadap guru dan siswa dilakukan pada saat

peneliti melakukan observasi pendahuluan (pra penelitian) dan pada saat akhir

siklus. Wawancara ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui pandangan

30

Page 31: Mind Mapping Bab1-3

guru dan siswa, peran dan permasalahan yang dihadapi siswa dalam

pembelajaran Geografi serta penerapan metode Mind Mapping.

N. Analisis Data dan Interpretasi Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis data, yaitu peneliti memberi

uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan suatu cara yang

digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan

hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil

penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar

observasi kegiatan siswa dan guru pada proses pembelajaran , catatan lapangan, dan

respon siswa terhadap metode pembelajaran Mind Mapping

Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan

konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus menggunakan gain skor.

Gain adalah selisih antara nilai postes dan pretes, gain menunjukkan peningkatan

pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru.

Dengan demikian hasil tersebut dapat kita interpretasikan kedalam hasil penerapan

metode sehingga tujuan yang kita inginkan bisa kita ketahui.

O. Daftar Pustaka

Buzan, Tony. (2008). Buku Pintar Map Untuk Anak. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama

31

Page 32: Mind Mapping Bab1-3

DepDikNas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Hamalik, Oemar. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. (1991). Strategi Belajar Mengajar . Bandung : Sinar Baru

Hestiyanto, Yusman. (2005). Geografi X. Jakarta : Yudhistira

Muhibbin, Syah. (2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT

REMAJA ROSDAKARYA

Mulyasa, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Offset

Nasution, S. (1995). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta :

Bumi Aksara

Purwanto, M. Ngalim. Drs, MP. (2007). ILMU PENDIDIKAN TEORITIS DAN

PRAKTIS. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA

Riyanto, H. Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada

Media group, 2009)

Salahuddin, Mahfudh Et. Al. (1987). Metodologi Pendidikan Agama. Surabaya: Bina

Ilmu

Setyawati, Lilik. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan BelajarMengajar (Bahan Kajian

PKG, MGBS, MGMP). Bandung: Remaja Rosdakarya

Silberman, M. Melvin. (2009). Active Learning. Bandung: Nusamedia

Subroto, B. Suryo. (1997). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru

Algensindo), 2000,

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta

: Pustaka Pelajar

Suryabrata, Sumadi. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT.Raja Grafindo

Tim Peduli Pelajar. (2010). Geografi SMA/MA X, XI, XII. Yogyakarta : Messemedia

Trianto, M.Pd. 2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovativ Progresiv Konsep,

Landasan dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Kencana Prenada Media Group

32

Page 33: Mind Mapping Bab1-3

33