minggu, 23 januari 2011 | media indonesia lebih baik ... filekesehatan ke-21 anak buah kapal (abk),...

1
KEJELASAN nasib dua WNI yang dibebaskan militer Korea Selatan dari penyanderaan perompak Somalia kian terang. Berdasarkan laporan kantor berita Yonhap, kapal kargo MT Samho Jewelry III berlayar menuju Pelabuhan Salalah di Oman. Kepergian ke Oman bertujuan untuk memeriksa kesehatan ke-21 anak buah kapal (ABK), termasuk 2 WNI, yaitu Sonny Sanjaya dan Ufuk Megantoro. Perusahaan Samho yang berpusat di Busan, selaku pemi- lik kapal MT Samho Jewelry III, menyatakan akan mem- bawa seluruh ABK ke Korsel seusai menjalani pemeriksaan kesehatan di Oman. “Para kru akan kembali ke Korsel sekitar tanggal 29 Januari,” ujar se- orang staf perusahaan Samho. Kapal yang mengangkut sekitar 11.500 ton bahan kimia itu dibajak perompak Somalia di perairan Teluk Aden, pekan lalu. Pada Jumat (21/1) lalu, militer Korsel melakoni operasi penyelamatan yang berujung pada kematian 8 perompak dan penangkapan 5 lainnya. Mengenai Sonny dan Ufuk, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Michael Tene meng- Usai Disandera, 2 WNI ke Oman K ONVERSI bahan ba- kar kendaraan ber- motor dari minyak ke gas lebih baik dilakukan bila dibandingkan dengan membatasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) ber- subsidi. Selain lebih mengena untuk tujuan penghematan BBM, konversi juga tidak ber- potensi melanggar peraturan perundangan. Demikian antara lain penda- pat yang mengemuka dalam diskusi bertema Tipu-tipu pem- batasan BBM bersubsidi: Libe- ralisasi sektor energi, di Jakarta, kemarin. Anggota Komisi VI DPR RI dari F-PDIP Ismayatun menilai langkah pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang ren- cananya dimulai April men- datang bukanlah solusi yang konstruktif. “Pembatasan BBM bersub- sidi yang merupakan langkah instan menunjukkan pemerin- tah tidak ingin bersusah-susah. Solusi untuk mengatasi keter- batasan produksi bisa ditem- puh dengan memaksimalkan BBG yang lebih murah karena produksi kita masih tinggi.” Selanjutnya, kata dia, peme- rintah hanya perlu berinvestasi pada penyediaan konverter di dalam kendaraan pelat kuning atau angkutan umum agar bisa menggunakan BBG, seperti yang juga dilakukan pemerin- tah saat mengonversi minyak tanah ke gas. Cara itu lebih so- lutif dibandingkan pembatasan BBM bersubsidi yang memiliki celah penyalahgunaan. Hal senada disampaikan pengamat energi Kurtubi yang menyebut kebijakan pem- batasan BBM bersubsidi tidak visioner karena konsumen tidak beralih dari BBM. Semes- tinya, pemerintah mendorong peralihan konsumsi dari mi- nyak ke gas atau bahan bakar nabati yang sebetulnya sudah digagas sejak lama, seiring de- ngan tren penurunan produksi minyak nasional. Ia memperkirakan pem- batasan konsumsi BBM akan menyebabkan inasi 9%. Pasal- nya, dengan asumsi harga mi- nyak US$95 per barel pada April 2011 dan kurs rupiah 9.000 per dolar, pertamax dapat menca- pai Rp8.500 per liter pada saat program pembatasan dimulai (saat ini Rp7.850 per liter) atau dua kali lipat premium yang kini Rp4.500 per liter. “Kenapa tidak sekalian saja menaikkan harga BBM,” tuturnya. Melanggar UUD Lebih lanjut Kurtubi mene- kankan, pemerintah menya- takan tidak menaikkan harga premium, tetapi di sisi lain masyarakat dipaksa beralih ke pertamax. Pemaksaan tersebut melanggar konstitusi. “Ini pemaksaan yang me- langgar UUD 1945 karena kem- bali menerapkan Pasal 28 UU 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi,” imbuh Kurtubi. Padahal, lanjut dia, pasal yang menyebutkan harga BBM dan gas bumi diserahkan pada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar ini telah direvisi Mahkamah Konstitusi pada 2004. Harga BBM yang termasuk hajat hidup orang banyak, tegasnya, menurut UUD 1945 seharusnya tidak dilepas ke pasar. Sebagai solusi, Kurtubi meng- usulkan untuk menghapus sub- sidi premium secara bertahap. Harga jual premium setara dengan biaya pokok produksi yang ditentukan pemerintah dua kali setahun setelah mem- pertimbangkan prediksi harga minyak dunia tahunan. Dalam perhitungannya, bia- ya pokok produksi premium saat ini Rp6.300 per liter, pada saat harga minyak mentah berkisar US$90 per barel de- ngan kurs rupiah 9.000 per dolar. Pemerintah juga diminta segera membangun infrastruk- tur untuk peralihan konsumsi BBM ke gas. (*/E-1) [email protected] 3 MINGGU, 23 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA U MUM Ini pemaksaan yang melanggar UUD 1945 karena kembali menerapkan Pasal 28 Undang-Undang 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.” Kurtubi Pengamat Energi Pemerintah disarankan menghapus subsidi BBM secara bertahap sekaligus membangun infrastruktur peralihan konsumsi ke gas. CHRISTINA SIHITE ANTRE TIKET KONSER: Sejumlah remaja tergencet saat antre membeli tiket konser penyanyi Justin Bieber, di parkiran Gedung EX Plaza, Jalan MH Thamrin, Jakarta, kemarin. Konser remaja asal Kanada yang terkenal dengan lagu Baby ini akan digelar di Sentul International Convention Center pada 23 April 2011. Lebih Baik Beralih ke Gas MI/RAMDANI SUNGAI Putih di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kem- bali meluap setelah diterjang banjir lahar dingin, kemarin sore. Akibatnya jalur utama Ma- gelang-Yogyakarta di kilometer 23 ditutup untuk semua jenis kendaraan. Berdasarkan pantauan, ma- terial yang tumpah ke jalan berupa batu besar dan pasir bercampur air hujan yang ber- serakan hingga radius 700 me- ter dari Jembatan Gempol, jalur penyeberangan yang melintang di atas Sungai Putih. Fondasi sementara yang dibangun Bina Marga di jalan tersebut ikut hancur terseret arus banjir. Di jarak sekitar 15 meter dari lokasi, ratusan warga tampak menonton terjangan banjir lahar dingin dengan tenang. Lalu lintas menuju Yogyakarta dialihkan melalui Kecamatan Srumbung-Desa Ngargosuko- Desa Cabean menuju ke kilo- meter 25 Yogyakarta. Adapun kendaraan dari Muntilan dialihkan melalui Desa Gunung Pring, Kecamat- an Muntilan, menuju ke arah Kali Bawang, lalu tembus ke Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta, dengan jarak tem- puh 25 kilometer. Selain jalur utama, penutup- an juga dilakukan terhadap jalur alternatif Magelang-Yog- yakarta yang melalui Jembatan Ngepos, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. “Banjir lahar dingin sangat mencemas- kan. Bagian sayap jembatan merupakan bagian vital, tetapi sudah rawan karena tergerus material tiap kali banjir lahar, jadi lebih baik akses kami tu- tup,” kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Energi dan Sumber Daya Mi- neral Kabupaten Magelang, Heryanto. Penutupan ini membuat pen- duduk Kecamatan Srumbung sulit pulang ke rumah. Di lokasi lain, tepatnya di Sungai Pabelan, Kabupaten Ma- gelang, Jawa Tengah, terjangan banjir lahar dingin beberapa pekan ini juga menggerus te- pian, mengakibatkan sungai melebar hingga 300 meter. Padahal, semula lebar sungai hanya separuhnya. Menurut Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupa- ten Magelang Sutarno, jem- batan di atas aliran Sungai Pabelan ikut putus saat banjir lahar dingin meluap. Tercatat ada Jembatan Srowol, Tla- tar, Menayu, Kojor, Gunung Lemah, Surodadi, Sudimoro, dan Bojong. Namun, Kabupaten Mage- lang kesulitan melakukan upa- ya darurat seperti memasang jembatan besi sementara (jem- batan bailey) sebab ukuran su- ngai sudah terlampau lebar. “Lebar sungai sudah dua kali lipat dari ukuran jembatan bai- ley yang dimiliki Kodam IV Di- ponegoro,” katanya. (TS/N-3) Jalur Magelang-Yogya Sempat Ditutup aku masih menunggu kepas- tian dari pemerintah Korsel. “Kita terus memantau mereka. Masih ada dua kemungkinan saat ini, apakah mereka akan dibawa ke Korea Selatan dulu atau langsung dikembalikan ke negara masing-masing,” katanya kepada Media Indone- sia, kemarin. Di Tanah Air, pembebasan Sonny dan Ufuk oleh militer Korsel disambut dengan haru oleh keluarga mereka. Ros- mauli Siregar, ibunda Sonny Sanjaya, tidak henti-hentinya mengucap syukur. “Terima kasih Tuhan, anakku telah dibe- baskan melalui tangan tentara Korea (Selatan),” cetus perem- puan berusia 54 tahun itu saat ditemui di bilangan Harapan Jaya, Bekasi, Jawa Barat. Kepada Media Indonesia, Ros- mauli dan Sardion Aritonang, 60, suaminya, mengaku telah mendapat kabar mengenai pembebasan putra mereka dari Kedutaan Besar RI di Seoul. “Sekarang Sonny sedang men- jalani tes kesehatan. Kalau sudah selesai tes, barulah dipu- langkan,” ujarnya merujuk pria lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta Utara. (*/*/GG/I-5)

Upload: duonghanh

Post on 08-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEJELASAN nasib dua WNI yang dibebaskan militer Korea Selatan dari penyanderaan perompak Somalia kian terang. Berdasarkan laporan kantor berita Yonhap, kapal kargo MT Samho Jewelry III berlayar menuju Pelabuhan Salalah di Oman. Kepergian ke Oman bertujuan untuk memeriksa kesehatan ke-21 anak buah kapal (ABK), termasuk 2 WNI, yaitu Sonny Sanjaya dan Ufuk Megantoro.

Perusahaan Samho yang berpusat di Busan, selaku pemi-lik kapal MT Samho Jewelry III, menyatakan akan mem-bawa seluruh ABK ke Korsel seusai menjalani pemeriksaan kesehat an di Oman. “Para kru akan kembali ke Korsel sekitar tanggal 29 Januari,” ujar se-orang staf perusahaan Samho.

Kapal yang mengangkut sekitar 11.500 ton bahan kimia itu dibajak perompak Somalia di perairan Teluk Aden, pekan lalu. Pada Jumat (21/1) lalu, militer Korsel melakoni operasi penyelamatan yang berujung pada kematian 8 perompak dan penangkapan 5 lainnya.

Mengenai Sonny dan Ufuk, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Michael Tene meng-

Usai Disandera, 2 WNI ke Oman

KONVERSI bahan ba-kar kendaraan ber-motor dari mi nyak ke gas lebih baik

dilakukan bila dibandingkan dengan membatasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) ber-subsidi. Selain lebih mengena untuk tujuan penghematan BBM, konversi juga tidak ber-potensi melanggar peraturan perundangan.

Demikian antara lain penda-pat yang mengemuka dalam diskusi bertema Tipu-tipu pem-batasan BBM bersubsidi: Libe-ralisasi sektor energi, di Jakarta, kemarin.

Anggota Komisi VI DPR RI dari F-PDIP Ismayatun menilai langkah pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang ren-cananya dimulai April men-datang bukanlah solusi yang konstruktif.

“Pembatasan BBM bersub-sidi yang merupakan langkah instan menunjukkan pemerin-tah tidak ingin bersusah-susah. Solusi untuk mengatasi keter-batasan produksi bisa ditem-puh dengan memaksimalkan BBG yang lebih murah karena produksi kita masih tinggi.”

Selanjutnya, kata dia, peme-rintah hanya perlu berinvestasi pada penyediaan konverter di dalam kendaraan pelat kuning atau angkutan umum agar bisa menggunakan BBG, seperti yang juga dilakukan pemerin-tah saat mengonversi minyak tanah ke gas. Cara itu lebih so-

lutif dibandingkan pembatasan BBM bersubsidi yang memiliki celah penyalahgunaan.

Hal senada disampaikan pengamat energi Kurtubi yang menyebut kebijakan pem-batasan BBM bersubsidi tidak visioner karena konsumen tidak beralih dari BBM. Semes-tinya, pemerintah mendorong peralihan konsumsi dari mi-nyak ke gas atau bahan bakar nabati yang sebetulnya sudah

digagas sejak lama, seiring de-ngan tren penurunan produksi minyak nasional.

Ia memperkirakan pem-batasan konsumsi BBM akan menyebabkan infl asi 9%. Pasal-nya, dengan asumsi harga mi-nyak US$95 per barel pada April 2011 dan kurs rupiah 9.000 per dolar, pertamax dapat menca-pai Rp8.500 per liter pada saat program pembatasan dimulai (saat ini Rp7.850 per liter) atau dua kali lipat premium yang kini Rp4.500 per liter. “Kenapa tidak sekalian saja menaikkan harga BBM,” tuturnya.

Melanggar UUDLebih lanjut Kurtubi mene-

kankan, pemerintah menya-takan tidak menaikkan harga premium, tetapi di sisi lain masyarakat dipaksa beralih ke pertamax. Pemaksaan tersebut melanggar konstitusi.

“Ini pemaksaan yang me-langgar UUD 1945 karena kem-bali menerapkan Pasal 28 UU 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi,” imbuh Kurtubi.

Padahal, lanjut dia, pasal yang menyebutkan harga BBM dan gas bumi diserahkan pada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar ini telah direvisi Mahkamah Konstitusi pada 2004. Harga BBM yang termasuk hajat hidup orang banyak, tegasnya, menurut UUD 1945 seharusnya tidak dilepas ke pasar.

Sebagai solusi, Kurtubi meng-usulkan untuk menghapus sub-sidi premium secara bertahap. Harga jual premium setara dengan biaya pokok produksi yang ditentukan pemerintah dua kali setahun setelah mem-pertimbangkan prediksi harga minyak dunia tahunan.

Dalam perhitungannya, bia-ya pokok produksi premium saat ini Rp6.300 per liter, pada saat harga minyak mentah berkisar US$90 per barel de-ngan kurs rupiah 9.000 per dolar. Pemerintah juga diminta segera membangun infrastruk-tur untuk peralihan konsumsi BBM ke gas. (*/E-1)

[email protected]

3MINGGU, 23 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA UMUM

Ini pemaksaan yang melanggar

UUD 1945 karena kembali menerapkan Pasal 28 Undang-Undang 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.”KurtubiPengamat Energi

Pemerintah disarankan menghapus subsidi BBM secara bertahap sekaligus membangun infrastruktur peralihan konsumsi ke gas.

CHRISTINA SIHITE

ANTRE TIKET KONSER: Sejumlah remaja tergencet saat antre membeli tiket konser penyanyi Justin Bieber, di parkiran Gedung EX Plaza, Jalan MH Thamrin, Jakarta, kemarin. Konser remaja asal Kanada yang terkenal dengan lagu Baby ini akan digelar di Sentul International Convention Center pada 23 April 2011.

Lebih Baik Beralih ke Gas

MI/RAMDANI

SUNGAI Putih di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kem-bali meluap setelah diterjang banjir lahar dingin, kemarin sore.

Akibatnya jalur utama Ma-gelang-Yogyakarta di kilometer 23 ditutup untuk semua jenis kendaraan.

Berdasarkan pantauan, ma-terial yang tumpah ke jalan berupa batu besar dan pasir bercampur air hujan yang ber-serakan hingga radius 700 me-ter dari Jembatan Gempol, jalur penyeberangan yang melintang di atas Sungai Putih. Fondasi sementara yang dibangun Bina Marga di jalan tersebut ikut hancur terseret arus banjir.

Di jarak sekitar 15 meter dari

lokasi, ratusan warga tampak menonton terjangan banjir lahar dingin dengan tenang. Lalu lintas menuju Yogyakarta dialihkan melalui Kecamatan Srumbung-Desa Ngargosuko-Desa Cabean menuju ke kilo-meter 25 Yogyakarta.

Adapun kendaraan dari Muntilan dialihkan melalui Desa Gunung Pring, Kecamat-an Muntilan, menuju ke arah Kali Bawang, lalu tembus ke Kabupaten Kulonprogo, DI Yog yakarta, dengan jarak tem-puh 25 kilometer.

Selain jalur utama, penutup-an juga dilakukan terhadap jalur alternatif Magelang-Yog-yakarta yang melalui Jembatan Ngepos, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. “Banjir

lahar dingin sangat mencemas-kan. Bagian sayap jembatan merupakan bagian vital, tetapi sudah rawan karena tergerus material tiap kali banjir lahar, jadi lebih baik akses kami tu-tup,” kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Energi dan Sumber Daya Mi-neral Kabupaten Magelang, Heryanto.

Penutupan ini membuat pen-duduk Kecamatan Srumbung sulit pulang ke rumah.

Di lokasi lain, tepatnya di Sungai Pabelan, Kabupaten Ma-gelang, Jawa Tengah, terjang an banjir lahar dingin beberapa pekan ini juga menggerus te-pian, mengakibatkan sungai melebar hingga 300 meter. Padahal, semula lebar sungai

hanya separuhnya.Menurut Sekretaris Dinas

Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupa-ten Magelang Sutarno, jem-batan di atas aliran Sungai Pabelan ikut putus saat banjir lahar dingin meluap. Tercatat ada Jembatan Srowol, Tla-tar, Menayu, Kojor, Gunung Lemah, Surodadi, Sudimoro, dan Bojong.

Namun, Kabupaten Mage-lang kesulitan melakukan upa-ya darurat seperti memasang jembatan besi sementara (jem-batan bailey) sebab ukuran su-ngai sudah terlampau lebar.

“Lebar sungai sudah dua kali lipat dari ukuran jembatan bai-ley yang dimiliki Kodam IV Di-ponegoro,” katanya. (TS/N-3)

Jalur Magelang-Yogya Sempat Ditutup

aku masih menunggu kepas-tian dari pemerintah Korsel. “Kita terus memantau mereka. Masih ada dua kemungkinan saat ini, apakah mereka akan dibawa ke Korea Selatan dulu atau langsung dikembalikan ke negara masing-masing,” katanya kepada Media Indone-sia, kemarin.

Di Tanah Air, pembebasan Sonny dan Ufuk oleh militer Korsel disambut dengan haru oleh keluarga mereka. Ros-mauli Siregar, ibunda Sonny Sanjaya, tidak henti-hentinya mengucap syukur. “Terima kasih Tuhan, anakku telah dibe-baskan melalui tangan tentara Korea (Selatan),” cetus perem-puan berusia 54 tahun itu saat ditemui di bilangan Harapan Jaya, Bekasi, Jawa Barat.

Kepada Media Indonesia, Ros-mauli dan Sardion Aritonang, 60, suaminya, mengaku telah mendapat kabar mengenai pembebasan putra mereka dari Kedutaan Besar RI di Seoul. “Sekarang Sonny sedang men-jalani tes kesehatan. Kalau sudah selesai tes, barulah dipu-langkan,” ujarnya merujuk pria lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta Utara. (*/*/GG/I-5)