mini project uchie...docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pemberian makanan bayi setelah dilahirkan adalah Air Susu Ibu (ASI) tanpa
ada makanan tambahan ataupun PASI (pendamping Air Susu Ibu). Dengan
adanya ASI ini segala kebutuhan zat gizi bayi dapat terpenuhi. ASI termasuk
kolostrum yang diberikan pada usia 0-6 bulan tanpa makanan tambahan atau
minuman apapun (termasuk air putih) kecuali obat merupakan ASI eksklusif.
(Depkes RI. 1997) Pada waktu lahir sampai beberapa bulan sesudahnya, bayi
belum dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. ASI merupakan
substansi bahan yang hidup dengan kompleksitas biologis yang luas yang mampu
memberikan daya perlindungan terhadap infeksi dan alergi, tetapi juga
menstimulasi perkembangan yang memadai dari system imunologi bayi sendiri,
selain itu ASI juga mengandung beberapa komponen antiinflamasi sehingga bayi
yang minum ASI lebih jarang sakit.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah di dalam mini project ini adalah :
Masih banyaknya ibu yang belum mengerti dan mengetahui
pentingnya pemberian ASI Eksklusif..
Kurangnya promosi kesehatan tentang pentingnya ASI Eksklusif.
1.3 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
untuk mengetahui pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif pada
bayinya.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI
Eksklusif pada bayinya,.
b. Untuk mengetahui masalah dalam pelaksanaan program posyandu di
Puskesmas Gandapura.
1
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Ilmiah
Mini Project ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang pengetahuan ibu terhadap
pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Disamping itu temuan ini akan memberikan
masukan kepada masyarakat, terutama ibu-ibu agar lebih mengerti dan
memperhatikan pemberian ASI Eksklusif agar selalu dalam kondisi baik dan
terjaga kesehatannya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dengan adanya mini project ini, diharapkan dapat memberikan tambahan
ilmu, pengalaman dan diharapkan dapat memberikan pengaruh, baik pengaruh
pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif dengan upaya peningkatan
pengetahuan ibu yang tujuannya akan sangat penting dalam upaya menjaga
kesehatan bayinya.
. Petugas kesehatan dapat memberikan informasi, arahan kepada masyarakat
khususnya ibu agar memberikan ASI Eksklusif terhadap bayinya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. ASI Eksklusif
2.1 Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan
cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa
tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat (Roesli, 2000). Selain itu,
pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan
Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping
ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun. (Prasetyono, 2005).
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan
bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi,
hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi
dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin, 2004).
2.2 Manfaat ASI eksklusif
Manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai nutrisi. ASI merupakan sumber
gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan
pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik
kualitas dan kuantitasnya. Dengan tata laksana menyusui yang benar, ASI
sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal
sampai usia 6 bulan.
Dengan diberikan ASI berarti bayi sudah mendapatkan immunoglobulin
(zat kekebalan atau daya tahan tubuh ) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar
zat tersebut dengan cepat akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi
baru lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup saat
mencapai usia sekitar 4 bulan. Selain itu, ASI merangsang terbentuknya antibodi
3
bayi lebih cepat. Jadi, ASI tidak saja bersifat imunisasi pasif, tetapi juga aktif.
Suatu kenyataan bahwa mortalitas (angka kematian) dan mobiditas (angka
terkena penyakit) pada bayi ASI eksklusif jauh lebih rendah dibandingkan
dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI (Budiasih, 2008).
Air susu ibu juga mengandung nutrient-nutrien khusus yang sangat
diperlukan pertumbuhan optimal otak bayi. Nutrient-nutrient khusus tersebut
adalah taurin, laktosa, asam lemak ikatan panjang (Danuatmaja, 2003).
Kemudian yang terakhir adalah ASI dapat menjalin kasih sayang. Bayi
yang sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui, dapat merasakan
kasih sayang ibu dan mendapatkan rasa aman, tenteram, dan terlindung.
Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang menjadi dasar perkembangan
emosi bayi, yang kemudian membentuk kepribadian anak menjadi baik dan
penuh percaya diri (Ramaiah, 2006).
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan
terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang
(Siswono 2001). Karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin
yang berguna juga untuk konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga
perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian
ibu yang melahirkan. Selain itu juga, dengan menyusui dapat menjarangkan
kehamilan pada ibu karena menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman,
murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif 98% tidak akan
hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil
sampai bayi merusia 12 bulan (Glasier, 2005).
Pengeluaran ASI (Refleks Letdown/pelepasan ASI) merupakan proses
pelepasan ASI yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yang
menghisap payudara ibu akan merangsang produksi oksitosin yang
menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Kontraksi dari sel-sel ini akan
memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem
duktus untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut
bayi sehingga ASI tersedia bagi bayi (Maryunani, 2009).
4
2.3 Komposisi ASI
ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%, oleh karena itu
bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun
berada ditempat yang suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran
cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut
yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu
formula.Komposisi ASI yaitu : karbohidrat, protein, lemak,mineral,vitamin
(Hubertin, 2004 ).
Di dalam ASI terdapat laktosa, laktosa ini merupakan karbohidrat utama
dalam ASI yang berfungsi sebagai salah satu sumber untuk otak. Kadar laktosa
yang terdapat dalam ASI hampir dua kali lipat dibanding laktosa yang
ditemukan pada susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu
tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari
setelah melahirkan). Setelah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI
relatif stabil. (Badriul, 2008).
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan
protein yang terdapat dalam susu formula. Protein dalam ASI dan susu formula
terdiri dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari
protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi. Jumlah casein yang
terdapat di dalam ASI hanya 30%, dibanding susu formula yang mengandung
protein dalam jumlah yang tinggi (80%) (Badriul, 2008). Disamping itu juga,
ASI mempunnyai asam amino yang lengkap yaitu taurin. Taurin diperkirakan
mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino ini ditemukan
dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang.
Lemak ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi yang terjadi
secara otomatis. Selain jumlahnya yang mencukupi, jenis lemak yang ada dalam
ASI mengandung lemak rantai panjang yang merupakan lemak kebutuhan sel
jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang cukup
tinggi. Dalam bentuk Omega 3, Omega 6, DHA (Docoso Hexsaconic Acid) dan
5
Acachidonid acid merupakan komponen penting untuk meilinasi bayi (Hubertin,
2004).
Disamping karbohidrat, lemak, protein, ASI juga mengandung mineral,
vitamin K, vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin yang larut dalam air.
Hampir semua vitamin larut dalam air seperti vitamin B, asam folat,
vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh
terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi
dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada
ibu dengan gizi kurang (Badriul, 2008).
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakberhasilan ASI Eksklusif
Alasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara eksklusif sangat
bervariasi. Namun yang sering diungkapkan sebagai berikut (Danuatmaja,
2003).
2.4.1 Faktor Internal
2.4.1.1 Ketersediaan ASI
Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah 1) tidak melakukan
inisiasi menyusui dini 2) menjadwal pemberian ASI 3) memberikan minuman
prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI keluar ), apalagi memberikannya
dengan botol/dot 4) kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat
menyusui (Badriul, 2008 ).
Inisiasi menyusui dini adalah meletakkan bayi diatas dada atau perut ibu
segera setelah dilahirkan dan membiarkan bayi mencari puting ibu kemudian
menghisapnya setidaknya satu jam setelah melahirkan. Cara bayi melakukan
inisiasi menyusui dini disebut baby crawl. Karena sentuhan atau emutan dan
jilatan pada puting ibu akan merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Dan
apabila tidak melakukan inisiasi menyusui dini akan dapat mempengaruhi
produksi ASI (Maryunani, 2009).
6
Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Menyusui paling baik
dilakukan sesuai permintaan bayi (on demand ) termasuk pada malam hari,
minimal 8 kali sehari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seringnya bayi
menyusui. Makin jarang bayi disusui biasanya produksi ASI akan berkurang.
Produksi ASI juga dapat berkurang bila menyusui terlalu sebentar. Pada minggu
pertama kelahiran sering kali bayi mudah tertidur saat menyusui. Ibu sebaiknya
merangsang bayi supaya tetap menyusui dengan cara menyentuh telinga/telapak
kaki bayi agar bayi tetap menghisap (Badriul, 2008).
2.4.1.2 Pekerjaan /aktivitas
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk
mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Wanita yang
bekerja seharusnya diperlakukan berbeda dengan pria dalam hal pelayanan
kesehatan terutuma karena wanita hamil, melahirkan, dan menyusui. Padahal
untuk meningkatkan sumber daya manusia harus sudah sejak janin dalam
kandungan sampai dewasa. Karena itulah wanita yang bekerja mendapat
perhatian agar tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dan diteruskan
sampai 2 tahun (pusat kesehatan kerja Depkes RI,2005).
2.4.1.3 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang. Pengetahuan akan memberikan pengalaman kepada ibu
tentang cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar yang juga terkait
dengan masa lalunya. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya
secara sukarela dan penuh rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya.
Pengalaman ini akan memberikan pengetahuan, pandangan dan nilai yang akan
menberi sikap positif terhadap masalah menyusui (Erlina, 2008).
Untuk dapat melaksanakan program ASI eksklusif , ibu dan keluarganya
perlu menguasai informasi tentang fisiologis laktasi, keuntungan pemberian ASI,
kerugian pemberian susu formula, pentingnya rawat gabung,cara menyusui yang
baik dan benar, dan siapa harus dihubungi jika terdapat keluhan atau masalah
seputar menyusui.
7
2.4.1.4 Kelainan pada payudara
Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang, dan nyeri.
Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara
sebagai tanda ASI mulai banyak diproduksi. Tetapi, apabila payudara merasa
sakit pada saat menyusui ibu pasti akan berhenti memberikan ASI padahal itu
menyebabkan payudara mengkilat dan bertambah parah bahkan ibu bisa menjadi
demam (Roesli, 2000).
2.4.1.5 Kondisi kesehatan ibu
Kondisi kesehatan ibu juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara
eksklusif. Pada keadaan tertentu, bayi tidak mendapat ASI sama sekali, misalnya
dokter melarang ibu untuk menyusui karena sedang menderita penyakit yang
dapat membahayakan ibu atau bayinya, seperti penyakit Hepatitis B, HIV/AIDS,
sakit jantung berat, ibu sedang menderita infeksi virus berat, ibu sedang dirawat
di Rumah Sakit atau ibu meninggal dunia (Pudjiadi, 2001). Faktor kesehatan ibu
yang menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan
adalah kegagalan menyusui dan penyakit pada ibu.
2.4.2 Faktor Eksternal
2.4.2.1 Faktor petugas kesehatan
Program laktasi adalah suatu program multi departemental yang
melibatkan bagian yang terkait, agar dihasilkan suatu pelayanan yang
komrehensif dan terpadu bagi ibu yang menyusui sehingga promosi ASI secara
aktif dapat dilakukan tenaga kesehatan. Dalam hal ini sikap dan pengetahuan
petugas kesehatan adalah faktor penentu kesiapan petugas dalam mengelola ibu
menyusui. Selain itu sistem pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan juga
mempengaruhi kegiatan menyusui (Arifin, 2004).
Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat dalam hal
perilaku sehat. Promosi ASI eksklusif yang optimal dalam setiap tumbuh
kembangnya sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan ibu dalam
menyusui bayinya (Elza, 2008). Selain itu adanya sikap ibu dari petugas
8
kesehatan baik yang berada di klinis maupun di masyarakat dalam hal
menganjurkan masyarakat agar menyusui bayi secara eksklusif pada usia 0-6
bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun dan juga meningkatkan kemampuan
petugas kesehatan dalam hal memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang
luas (Erlina, 2008).
2.4.2.2 Kondisi kesehatan bayi
Kondisi kesehatan bayi juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara
eksklusif. Bayi diare tiap kali mendapat ASI, misalnya jika ia menderita
penyakit bawaan tidak dapat menerima laktosa, gula yang terdapat dalam jumlah
besar pada ASI (Pudjiadi, 2001).
Faktor kesehatan bayi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan
ibu memberikan makanan tambahan pada bayinya antara lain kelainan anatomik
berupa sumbing pada bibir atau palatum yang menyebakan bayi menciptakan
tekanan negatif pada rongga mulut, masalah organik, yaitu prematuritas, dan
faktor psikologis dimana bayi menjadi rewel atau sering menangis baik sebelum
maupun sesudah menyusui akibatnya produksi ASI ibu menjadi berkurang
karena bayi menjadi jarang disusui (Soetjiningsih, 1997)
2.4.2.3 Keyakinan
Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan
jus kepada bayi menyusui dalam bulan-bulan pertama umum dilakukan.
Kebiasaan ini seringkali dimulai saat bayi berusia sebulan.
2.5 Cara Menyusui yang Benar
Posisi ibu nyaman, duduk atau berbaring
Seluruh badan bayi tersangga dengan baik
Badan bayi menghadap dan dekat ke dada ibunya
Dagu bayi menempel pada payudara ibu
Bayi menghisap secara efektif, hanya terdengar suara menelan
9
2.6 Cara Memperbanyak ASI
Susuilah bayi segera mungkin
Sering-seringlah menyusui bayi ataupun memerah ASI
Kosongkan payudara setelah bayi selesi menyusu
Hindarin pemberian makanan dan minuman tambahan karena dapat
mengurangi daya isap bayi
Tidurlah sekurang-kurangnya 8 jam sehari
Ibu harus dalam keadaan tenang
Minumlah 8-12 gelas air setiap hari
Makanan yang dapat memperbanyak ASI misalnya : daun katuk,
bunga/buah papaya, bayam hijau/merah, kedelai jepang, kacang hijau,
pare, jambu air, semangka, labu siam dan lain-lain.
BAB III
10
METODE PELAKSANAAN
3.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan:
1. Data Primer
Data primer dikumpulkan dengan wawancara pada ibu –ibu yang Hamil
8-9 bulan dan ibu – ibu yang menyusui di bawah 5 bulan.
2. Data sekunder
Data sekunder dikumpulkan dengan mempelajari dokumentasi
puskesmas yaitu laporan posyandu di puskesmas Gandapura.
3.2 Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan mini projek dilakukan dengan metode Penyuluhan.
1.3 Langkah – Langkah yang dilakukan
Pelaksanaan program dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pemberian materi penyuluhan tentang :
Definisi ASI Eksklusif
Manfaat ASI Eksklusif
Cara Menyusui yang Benar
Cara Memperbanyak ASI
2. Tanya Jawab dengan menggunakan kuesioner.
2.4 Metode Pengukuran
1. Pengetahuan Ibu
Data diperoleh dari hasil wawancara langsung pada ibu dengan
menggunakan kuesioner sebanyak 5 pertanyaan tentang ASI Ekslusif.
Jawaban dari setiap pertanyaan pada kuesioner akan diberikan skor nilai.
Hasil skala yang diperoleh akan diklasifikasi menjadi 3 kategori :
11
a. Baik = 80%-100% jawaban benar
b. Cukup = 60%-79% jawaban benar
c. Kurang = kurang dari 60% jawaban benar
3.5 Waktu Dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan dilakukan di wilayah kec.Gandapura yaitu di Desa Paloh
Mee, Desa Samuti Krueng, dan Desa Samuti Aman yang dilaksanakan mulai
pada tanggal 27 Juni 2014 – 10 Juli 2014.
BAB IV
HASIL
12
4.1 Data Geografis
Kecamatan Gandapura merupakan salah satu dari 17 kecamatan yang
ada di Kabupaten Bireuen, terletak paling ujung timur dan berbatasan langsung
dengan Kabupaten Aceh Utara. Secara geografis Kecamatan Gandapura
mempunyai batas – batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara dengan Selat Malaka
Sebelah selatan dengan Kecamatan Makmur
Sebelah timur dengan Kebupaten Aceh Utara
Sebelah Barat dengan Kecamatan Kuta Blang
Kecamatan Gandapura mempunyai topografi yang terdiri dari pantai,
daratan rendah dan perbukitan. Terbagi ke dalam 40 desa dan 4 kemukiman;
Gandapura Timur, Gandapura Barat, Buket Rata, dan Buket Antara.
4.2 Data Demografis
Data terakhir pada tahun 2000 menunjukkan bahwa penduduk Kecamatan
Gandapura berjumlah 36.471 orang. Persebaran penduduk ini cenderung tidak
merata, lebih terkonsentrasi Kemukiman Gandapura Timur dan Kemukiman
Gandapura Barat.
Perbandingan antara laki-laki dan perempuan relatif seimbang.
Perbandingan umur usia produktif dengan nonproduktif sedikit mengalami
pergeseran dengan bertambahnya populasi usia tua. Peningkatan jumlah usia tua
menunjukkan keberhasilan upaya kesehatan dengan meningkatnya harapan
hidup, disisi lain adanya tantangan upaya kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan pada lanjut usia melalui program posyandu lanjut usia.
4.3 Sumber Daya Kesehatan yang Ada
Sumber daya kesehatan yang tersedia di Puskesmas Gandapura disajikan
dalam table berikut ini:
13
Tabel 4.2. Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Puskesmas
Gandapura
No. Tingkat Pendidikan
PNS PTT Tenaga Pendukung
Bakti Jumlah
1 Dokter Umum 1 1 1 1 42 Dokter Gigi 1 - - - 13 PSIK 5 - 1 2 84 FKM 1 - 3 1 55 AKBID 35 19 - 18 72
6 AKPER 10 - 20 4 347 AKL 4 - 3 - 78 APIKES 1 - 1 - 29 AKZI 1 - 1 - 210 AMIKI 1 - - - 111 AMKG 3 - - - 312 AAK - - 3 - 313 AK. Farmasi 1 - 1 1 314 SPK 9 - 5 1 1515 S1 Farmasi - - - 1 116 AK. Fisioterapi - - - 1 117 SPPH 3 - - - 318 Bidan 10 - - - 1019 SMA 3 - 4 - 720 SMP - - 1 - 121 SD 1 - - 1 2
Jumlah 90 20 44 31 15Sumber. Profil Puskesmas Gandapura 2014
4.4 Sarana Pelayanan Kesehatan yang Ada
Puskesmas Gandapura merupakan puskesmas rawat jalan dan rawat inap
yang berjarak 23 km dari ibukota Kabupaten Bireuen, dan berjarak 242 km dari
ibukota propinsi, Banda Aceh.
Puskesmas induk, selain memiliki fasilitas rawat jalan dan rawat inap, juga
memiliki klinik gigi, kesehatan ibu dan anak, lab sederhana, PONED, fisioterapi,
dan UGD.
14
Terdapat 3 unit puskesmas pembantu yang tersebar di tiga desa di wilayah
Gandapura untuk membantu Puskesmas Gandapura memberikan pelayanan
kesehatan. Juga tersebar 15 unit Polindes dan 5 unit Poskesdes untuk melayani
kesehatan masyarakat Gandapura.
4.5 Data Kesehatan
4.5.1 Data Kesehatan Masyarakat (Primer) yaitu :
a. Prevalensi Masalah Kesehatan Masyarakat Sebelum Penyuluhan
Sebelum dilakukan penyuluhan tentang tingkat pengetahuan, sikap dan
tindakan Ibu Terhadap Pemberian ASI Ekslusif didapatkan persentase dari 30
orang adalah :
Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian ASI Ekslusif sebelum
Penyuluhan
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase % Baik 10 33,3Cukup 11 36,7Kurang 9 30,0Total 30 100,0
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan dari 30 responden 10 responden
(33,3%) mempunyai tingkat pengetahuan baik sebelum penyuluhan, 11 responden
(36,7%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup sebelum penyuluhan, dan 9
responden (30,0 %) mempunyai tingkat pengetahuan kurang sebelum penyuluhan.
Tabel 4.3 Distribusi Sikap Ibu Terhadap Pemberian ASI Ekslusif sebelum
Penyuluhan
Sikap Frekuensi (n) Persentase % Baik 1 3,3Cukup 21 70,0Kurang 8 26,7Total 30 100,0
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan dari 30 responden 1 responden
(3,3%) mempunyai sikap baik sebelum penyuluhan, 25 responden (70,0%)
15
mempunyai sikap cukup sebelum penyuluhan, dan 8 responden (26,7 %)
mempunyai sikap kurang sebelum penyuluhan.
Tabel 4.4 Distribusi Tindakan Ibu Terhadap Pemberian ASI Ekslusif sebelum
Penyuluhan
Tindakan Frekuensi (n) Persentase % Baik 7 23,3Cukup 12 40,0Kurang 11 36,7Total 30 100,0
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan dari 30 responden 7 responden
(23,3%) mempunyai tindakan baik sebelum penyuluhan, 12 responden (40,0%)
mempunyai tindakan cukup sebelum penyuluhan, dan 11 responden (36,7%)
mempunyai tindakan kurang sebelum penyuluhan.
b. Perilaku Kesehatan Masyarakat Sesudah Penyuluhan
Sesudah dilakukan penyuluhan tentang ASI Ekslusif didapatkan persentase
dari 30 orang adalah:
Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian ASI Ekslusif sesudah
Penyuluhan
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase % Baik 23 76,7Cukup 5 16,7Kurang 2 6,6Total 30 100,0
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan dari 30 responden 23 responden
(76,7%) mempunyai pengetahuan baik sesudah penyuluhan, 5 responden (16,7%)
mempunyai pengetahuan cukup sesudah penyuluhan, dan 2 responden (6,6%)
mempunyai pengetahuan kurang sesudah penyuluhan.
16
Tabel 4.6 Distribusi Sikap Ibu Terhadap Pemberian ASI Ekslusif sesudah
Penyuluhan
Sikap Frekuensi (n) Persentase % Baik 3 10,0% Cukup 21 70,0%Kurang 6 20,0%Total 30 100,0
Berdasarkan tabel atas menunjukkan dari 30 responden 3 responden
(10,0%) mempunyai sikap baik sesudah penyuluhan, 21 responden (70,0%)
mempunyai sikap cukup sesudah penyuluhan, dan 6 responden (20,0%)
mempunyai sikap kurang sesudah penyuluhan.
Tabel 4.7 Distribusi Tindakan Ibu Terhadap Pemberian ASI Ekslusif sesudah
Penyuluhan
Tindakan Frekuensi (n) Persentase % Baik 16 53,4Cukup 7 23,3Kurang 7 23,3Total 30 100,0
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan dari 30 responden 16 responden
(53,4%) mempunyai tindakan baik sesudah penyuluhan, 7 responden (23,3%)
mempunyai tindakan cukup sesudah penyuluhan, dan 7 responden (23,3%)
mempunyai tindakan kurang sesudah penyuluhan.
BAB V
DISKUSI
17
Penjelasan mengenai pengolahan data, setelah data dikumpulkan selanjutnya
data tersebut akan diolah dengan:
1. Editing, pada tahap ini peneliti akan melakukan pengecekan terhadap data
yang telah terkumpul yang meliputi kelengkapan identitas dan jawaban
yang telah dijawab oleh responden, untuk menghindari kesalahan data dan
menjamin kelengkapan data.
2. Coding, peneliti akan memberikan kode untuk mengurutkan data dari
responden. Hal ini dilakukan menghindari kesalahan dan memudahkan
pengolahan data.
3. Transfering, memindahkan data yang diperoleh disusun ke dalam tabel.
4. Tabulating, peneliti mengelompokkan data sekunder sesuai dengan
kategori yang telah dibuat untuk setiap variabel, selanjutnya dimasukkan
ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk menghitung nilai total pada
setiap kolom dari tabel yang berisi data dari hasil penelitian.
BAB VI
SARAN DAN KESIMPULAN
18
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari mini project yang telah dilakukan di Puskesmas
Gandapura tentang gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan ibu terhadap
pemberian ASI Eksklusif di kecamatan Gandapura dapat disimpulkan bahwa:
Masih adanya ibu-ibu dengan pengetahuan yang cukup dalam pemberian
ASI Eksklusif terhadap bayinya.
Ibu yang memberikan ASI Eksklusif awalnya memiliki pengetahuan
tentang pemberian ASI.
Ibu yang mempunyai sikap setuju tentang ASI Eksklusif akan memberikan
ASI Eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan.
1.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Rutin melakukan penyuluhan dan kunjungan ke rumah-rumah warga agar
masyarakat mengetahui tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada
bayinya .
2. Diharapkan kepada ibu agar datang pada saat diadakan penyuluhan di
posyandu sehingga ibu mengetahui pentingnya pemberian ASI Eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://informasisehat.wordpress.com/2009/09/05/
19
2. http://asuh.wiki pedi a.com/wiki/ASI_eksklusif
3. http://www.depkes.go.id/index.php?
option=news&task=viewarticle&sid=524&Itemid
4. http://www.dunia-ibu.org/html/asi_eksklusif.htm
20