minyak bumi dan gas alam
TRANSCRIPT
PRESENTASI KIMIA
Created by :
ERDA PRATIWI
SMAN 8 TANGERANG
MINYAK DAN GAS BUMI (GAS ALAM)
1. Pembentukan Minyak Bumi, Gas Alam,
dan Batu BaraAda tiga jenis bahan bakar fosil yaitu: gas alam, minyak bumi, dan batu bara. Fosil adalah sisa tulang-
belulang binatang atau sisa tumbuhan zaman purba yang telah membatu dan tertanam di bawah
lapisan tanah. Minyak bumi dan Gas Alam berasal dari pelapukan sisa kehidupan purba yang
terpendam bersama air laut dan masuk ke dalam batuan pasir, lempung, atau gamping. Minyak bumi
terbentuk sekitar 2 juta tahun lalu.
Minyak bumi dikenal dengan sebutan
petroleum atau minyak mentah. Kata
"Petroleum" berasal dari bahasa latin
yaitu: Petro, berarti "Batuan" dan Oleum,
berarti "Minyak".
lanjutan tadi...
Proses pembentukan minyak bumi terjadi karena
endapan sisa zat organik dari hewan laut dan
mikroorganisme yang masuk kerongga pori-pori
batuan yang berisi air laut. Tekanan dan suhu yang
tinggi serta adanya bakteri memecah sisa zat
organik menjadi molekul hidrokarbon sederhana
berupa minyak bumi akan terpisah dan terdorong
untuk bergerak mencari tempat lain. Minyak dapat
terperangkap dalam batuan sedimen yang kedap
atau kadang-kadang merembes keluar permukaan
bumi.
Pada umumnya minyak bumi terperangkap dalam
bebatuan yang tidak berpori dalam pergerakannya
ke atas. Untuk memperoleh minyak bumi atau
petroleum ini dilakukan pengeboran.
2. KOMPOSISI GAS ALAM, MINYAK BUMI, DAN BATU BARA
Gas Alam terdiri dari alkana suku rendah. Yaitu metana, etana, propana, dan butana, dengan metana sebagai komponen utamanya. Alkana adalah golongan senyawa yang kurang reaktif karena sukar bereaksi sehinggga disebut parafin yang artinya afinitas kecil. Selain alkana, juga terdapat berbagai gas lain, yaitu Karbon dioksida (CO₂) dan Hidrogen sulfida (H₂S). Minyak Bumi sebagian besar terdiri atas Hidrokarbon, yaitu alkana dan sikloalkana. Batu Bara mengandung Hidrokarbon suku tinggi dan Senyawa Belerang.
3. Pengolahan Minyak
Bumi
Minyak mentah (crude oil) belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi
harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan
(pemurnian = refining) minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan
kedalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip. Mula-mula dipanaskan pada suhu sekitar
400°C, kemudian dialirkan ke dalam menara Fraksionasi.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah,sedangkan yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup gelembung. Semakin ke
atas, suhunya semakin rendah. Demikian hinggakomponen yang mencapai puncak menara yaitu berupa gas,
yang disebut gas petroleum, yang kemudian dicairkan menjadi LPG (Liquified Petroleum Gas).
4. Bensin (Petrol atau Gasoline)
Dewasa ini, tersedia tiga jenis bensin , yaitu : Premium, Pertamax, dan Pertamax plus. Ketiganya
mempunyai mutu yang berbeda. Mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking)
yang ditimbulkan dan dinyatakan dengan nilai oktan. Semakin sedikit ketukan, semakin baik mutu
bensinnya dan semakin tinggi nilai oktannya. Nilai oktan ditetapkan dengan 2 jenis senyawa sebagai
pembanding yaitu ‘isooktana’ dan ‘n-heptana’. Nilai oktan dapat ditingkatkan melalui reforming,
blending, dan menambahkan zat antiketukan. Reforming : suatu proses untuk mengubah alkana rantai
lurus menjadi rantai bercabang. Blending : Proses pencampuran antara Bensin yang diperoleh melalui
cracking dengan bensin hasil penyulingan langsung. Zat antiketukan yang sering digunakan adalah TEL
(tetraethyl lead) dengan rumus kimia Pb (C₂H₅)₄. Pembakaran bensin yang diperkaya dengan TEL ini,
semua timbel akan keluar bersama asap kendaraan bermotor. Namun, senyawa timbel ini merupakan
racun yang dapatmerusak otak. Jadi, penggunaan bensin bertimbel ini mencemari udara. Sebagai
penggantinya, sekarang ini sering digunakan methyl tertiery buthyl ether (MTBE).
5. Nafta
Nafta mengandung C₆ - C₁₀ merupakan hasil fraksionasi dari fraksi ringan dari minyak bumi
C₅ - C₁₂ menjadi fraksi yang lebih sempit. Nafta digunakan untuk bahan baku berbagaiindustri, seperti
plastik, serat sintesis, nilon, karet sintesis, pestisida, detergen, obat-obatan, kosmetik, dan sebagai
pelarut.
6. Gas Alam
Gas alam sebagian besar terdiri dari atas metana. Indonesia merupakan penghasil utama
gasalam, terutama ladang gas Bontang (Kalimantan) dan ladang gas Arun (Aceh). Untuk
mempermudah transportasi, gas alam dicairkan disebut LNG (Liquefied Natural Gas). Gas alam
digunakan sebagai bahan bakar industri dan rumah tangga, serta sebagai pemanas
ruangan waktu musim dingin. Selain itu, juga berfungsi sebagai sumber hidrogen dan bahan
dasar untuk berbagai jenis industri.
Fraksi Hidrokarbon Hasil Penyulingan Minyak Bumi
INDUSTRI PETROKIMIA
Petrokimia : Bahan hasil industri yang berbasis minyak dan gas bumi.
1. Bahan Dasar Petrokimia
Ada 3 jenis bahan dasar petrokimia, yaitu : olefin, aromatika, dan gas-sintesis (syn-gas).
a. Olefin (alkena-alkena)
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia yang paling utama . Diantara olefin yangtepenting adalah etilena
(etena), propilena (propena), butilena (butena), dan butadiena. Olefin pada umumnya dibuat melalui proses
perengkahan (cracking). Proses perengkahanmenghasilkan campuran berbagai jenis hasil, bergantung pada
ikatan mana yangdiputuskan.
b. Aromatika
Aromatika adalah benzena dan turunannya. Aromatika dibuat dari nafta melalui prosesyang disebut reforming.
Diantaranya, aromatika yang terpenting adalah benzena (C6H6), toluena (C6H5CH3) dan xilena
(C6H4(CH3)2).
c. Gas Sintesis (syn-gas)
Gas Sintesis (syn-gas) adalah campuran dari karbon monoksida (CO) dan Hidrogen (H2). Syn-gas dibuat dari
reaksi gas bumi atau LPG melalui proses yang disebut steamreforming atau oksidasi parsial.Oksidasi Parsial : 2CH₄(g) CO(g)+H₂(g)
Steam Reforming : CH₄(g)+H₂O(g) 2CO(g)+ 4H₂(g)
Beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar etilena adalah :
a. Polietilena, sebagai kantong plastik dan sampul.
b. PVC (poliviniklorida), sebagai plastik pipa paralon dan pelapis lantai.
c. Etanol, sebagai alkohol.
d. Etilen glikol atau glikol, sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil di daerah dingin.
e. Serat atau bahan tekstil (polivinil asetat)
Beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar propilena adalah :
a. Polipropilena, sebagai karung plastik atau tali plastik.
b. Gliserol, digunakan untuk bahan kosmetik (pelembab), industri makanan, dan bahan peledak
(nitrogliserin).
c. Isopropil alkohol, digunakan sebagai bahan ± bahan untuk berbagai produk petrokimia lainnya,
misalnya aseton (bahan pelarut, digunakan untuk melarutkan pelapis kuku/kutek).
Beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar butadiena adalah :
a. Karet sintesis, seperti SBR (styrene-butadiene-rubber)
b. Nilon, yaitu Nilon 6.6
Beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar isobutilena adalah :
MTBE (metil tertiary butyl eter), digunakan untuk menaikkan nilai oktan bensin. MTBE dibuat dari reaksi
isobutilena dengan metanol.
lanjutan tadi...
2. Petrokimia dari Aromatika
Pada umumnya, industri petrokimia berbahan dasar benzena mengubah
benzena menjadi Stirena, Kumena, dan Sikloheksana.
Beberapa contoh produk yang berbahan dasar toluena dan xilena adalah
Bahan peledak (TNT) dan Asam tereftalat.
3. Petrokimia dari Gas Sintesis (syn-gas)
Beberapa contoh petrokimia dari syn-gas adalah :
a. Amonia (NH₃) c. Metanol (CH₃OH)
b.Urea [CO(NH₂)₂] d. Formaldehida (HCHO)
Polusi Udara Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil
1.Sumber Bahan Pencemaran
a. Pembakaran Tidak Sempurna
Jika udara untuk pembakaran tidak mencukupi, maka pembakaran akan berlangsung tidak sempurna
dan menghasilkan karbon monoksida disamping karbon dioksida. Jika udara sangat kurang, maka juga
dapat menghasilkan jelaga, yaitu partikel karbon yang tidak terbakar.
b. Pengotor dalam Bahan Bakar
Bahan bakar fosil, misalnya batu bara mengandung sedikit belerang.
Ketika dibakar, belerang akan terlebas sebagai belerang dioksida, dan juga mengandung berbagai
senyawa logam sebagai pengotor. Pembakaran batu bara akan menghasilkan abu.
c. Bahan Aditif dalam Bahan Bakar
Misalnya, ke dalam bensin ditambahkan berbagai aditif untuk menaikkan nilai oktannya,yaitu TEL
[Pb(C₂H₅)]. Hasil pembakarannya menyebabkan senyawa timbel(II) oksidakeluar bersama asap
kendaraan bermotor.
2. Asap Buang Kendaraan Bermotor
a. Karbon dioksida (CO₂)
Peningkatan kadar CO₂ di udara dapat mengakibatkan
peningkatan suhu permukaan bumi (efek rumah kaca)
yang kemudian disebut pemanasan global.
b. Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan
rasa sakit pada mata, saluran pernafasan, dan paru ±
paru. Ambang batas CO di udara sebesar 20 ppm.
c. Oksida Belerang (SO₂ dan SO₃)
Gas belerang dioksida (SO₂) apabila terhirup akan
bereaksi dengan air dalam saluran pernafasan, dan
membentuk asam sulfit yang akan merusak jaringan dan
menimbulkanrasa sakit.
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO₂)
Campuran antara NO dan NO₂ ditandai dengan lambang
Nox dimana Nox di udara tidak beracun secara langsung,
namun apabila dicampur dengan bahan pencemar lain
dan menimbulkan fenomena asbut.
e. Partikel Timbel
Senyawa timbel di udara apabila terhirup akan
mengakibatkan keracunan timbel yangdapat
menyebabkan sakit kepala, depresi, hingga kerusakan
otak, ginjal dan hati.
3. Pengubah Katalik (Catalytic Converter)
Pemasangan Pengubah Katalik dapat mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan
bermotor.
4. Efek Rumah Kaca (Greenhouse effect)
Cahaya matahari dapat menembus rumah kaca dan menghangatkan material didalamnya,kemudian
meaterial tersebut akan memancarkan radiasi inframerah yang kemudian diserap oleh kaca dan
diradiasikan kembali di dalam rumah kaca. Sehingga, terjadi peningkatan suhu di rumah kaca.
Gas-gas rumah kaca, yaitu :
Kabon dioksida, uap air, metana, dan keluarga CFC.
5. Hujan Asam
Hujan Asam adalah : Air Hujan dengan pH yang lebih rendah dari 5,7. Polutan yang menyebabkan hujan
asam adalah oksida belerang (SO₂ dan SO₃) dan Nirogendioksida (NO₂). Oksida-oksida ini larut dalam air
membentuk asam.
Masalah-Masalah yang ditimbulkan Hujan Asam:
Kerusakan Hutan
Kematian biota air
Kerusakan bangunan
Cara-Cara menangani Hujan Asam :
Menetralkan asamnya
Mengurangi emisi belerang oksida (SO₂)
Mengurangi emisi oksida nitrogen
EFEK RUMAH KACA HUJAN ASAM