miringitis bullosa

16
BAB I PENDAHULUAN Penyakit peradangan telinga telah telah banyak berubah akibat penggunaan antibiotik secara luas. Komplikasi serius yang dahulu sangat menakutkan juga jarang ditemukan. Bentuk peradangan akut telinga tengah yang paling sering terlihat adalah: 1 1. Otitis media viral akut 2. Otitis media bakterial akut 3. Otitis media nekrotik akut Otitis media viral menyertai rinofaringitis akut, dan mungkin lebih baik digambarkan sebagai perluasan kelainan mukosa jalan napas ke dalam telinga tengah. Mukosa jadi menebal dan hiperemis, serta mengeluarkan sekret mukoid yang cair. 1 Miringitis bullosa adalah bentuk peradangan virus yang jarang dalam telinga yang menyertai selesma dan influenza. Miringitis bulosa umumnya terkait dengan 1

Upload: whinet-jojo-teruna

Post on 22-Nov-2015

84 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Tugas KK upi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Penyakit peradangan telinga telah telah banyak berubah akibat penggunaan antibiotik secara luas. Komplikasi serius yang dahulu sangat menakutkan juga jarang ditemukan. Bentuk peradangan akut telinga tengah yang paling sering terlihat adalah:11. Otitis media viral akut2. Otitis media bakterial akut3. Otitis media nekrotik akutOtitis media viral menyertai rinofaringitis akut, dan mungkin lebih baik digambarkan sebagai perluasan kelainan mukosa jalan napas ke dalam telinga tengah. Mukosa jadi menebal dan hiperemis, serta mengeluarkan sekret mukoid yang cair.1Miringitis bullosa adalah bentuk peradangan virus yang jarang dalam telinga yang menyertai selesma dan influenza. Miringitis bulosa umumnya terkait dengan infeksi saluran pernapasan atas. Miringitis merupakan salah satu bentuk otitis media akut dimana vesikel berkembang pada membran timpani.1,2,3Membran timpani yang sangat tipis dan halus merupakan komponen pertama dari sistem konduktif telinga tengah. Membran timpani mudah terkena trauma, dan penyakit-penyakit membran timpani dapat menghilangkan kemampuan pasien untuk bekerja dan menikmati hidup. Miringitis atau peradangan pada membran timpani, bisa disertai dengan gangguan pendengaran dan sensasi kongesti serta nyeri pada telinga.4BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISIMiringitis bullosa adalah kondisi inflamasi/infeksi pada permukaan lateral membran timpani dan bagian medial dinding kanal. Miringitis bullosa merupakan suatu proses infeksi yang melibatkan lapisan tengah membran timpani. Miringitis bullosa juga didefinsikan dengan adanya bula pada membran timpani yang pada umumnya ditandai dengan otalgia berat sebagai manifestasi gejala yang pertama.5,6,7

B. ANATOMIMembran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars flaksida, dan bagian bawah pars tensa (membrana propria).8

Gambar 1. Membran timpani sebagai kelanjutan dari dinding bagian atas meatus acusticus eksterna (MAE) dengan kemiringan sudut hingga 45 derajat pada batas antara telinga tengah dan MAE 4

Membran timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis di bagian luar, lapisan fibrosa di bagian tengah dimana tangkai maleus dilekatkan, dan lapisan mukosa bagian dalam. Lapisan fibrosa tidak terdapat di atas prosesus lateralis maleus dan ini menyebabkan bagian membran timpani yang disebut membrana Shrapnell menjadi lemas (flaksid).6 Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis tersebut di umbo, sehingga didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang, bawah-depan serta bawah-belakang, untuk menyatakan perforasi membran timpani.8

Gambar 2. Membran tImpani normal. Pars tensa (PT), pars flaccida (PF), light reflex (LR), fibrous ring (FR), umbo (Um), handle of malleus (HM), lateral process of malleus (Lpm), anterior plica (AP), posterior plica (PP).4 C. EPIDEMIOLOGIMiringitis bullosa merupakan bentuk peradangan virus yang jarang dalam telinga yang menyertai selesma dan influenza. Sekitar 8% anak usia 6 bulan sampai 12 tahun di Amerika Serikat menderita miringitis bullosa akut. Morbiditas miringitis berhubungan dengan morbiditas dalam kasus otitis media, otitis eksternal, dan benda asing dalam telinga. Laki-laki dan perempuan terkena penyakit membran timpani dengan frekuensi yang sama. Semua usia dapat terinfeksi.1,4D. ETIOLOGIKejadian miringitis bullosa berhubungan dengan infeksi saluran napas atas dan umumnya terjadi pada musim dingin. Organisme yang terlibat sama dengan organisme yang menyebabkan otitis media akut, termasuk bakteri dan virus. Etiologi utama yang dipercaya adalah virus dan dihubungkan dengan infeksi saluran napas atas (pada umumnya influenza); meskipun mycoplasma telah teridentifikasi dalam beberapa kasus. Mycoplasma pneumoniae terlibat tetapi perannya dalam isolasi infeksi membran timpani belum terbukti. Chlamydia juga dapat menyebabkan miringitis bullosa. Pada anak-anak, organisme yang sama pada otitis media akut mungkin ditemukan juga pada miringitis bullosa.2,5,7,9

E. PATOFISOLOGIMyringitis dapat berkembang sebagai penyakit primer dari membran timpani (miringitis primer) atau sebagai akibat dari proses inflamasi dari jaringan yang berdekatan dari telinga luar atau tengah (miringitis sekunder). Miringitis dapat terjadi karena trauma lansung pada membran timpani melalui penetrasi benda asing.4

F. MANIFESTASI KLINISManifestasi klinis termasuk otalgia berat dan akut, otoroe serosanguineous, dan kehilangan pendengaran.5Penyakit ini diawali dengan rasa penuh dan sumbatan di telinga. Tidak lama kemudian timbul rasa nyeri hebat, terutama pada pergerakan membran timpani atau liang telinga.1Pada pemeriksaan tampak gelembung seperti herpes di permukaan lateral membran timpani. Biasanya warna membran keunguan. Bula hemoragik atau serous mungkin tampak pada membran timpani.1,2 Gambar 3. Miringitis Bullosa. Satu bula besa terlihat pada posterior membran timpani. 5

Gambar 4. Gambaran miringitis bullosa.10

Gambar 5 . Bula hitam keunguan (arrowhead) pada membran timpani kanan bentuk blackberry, menunjukan adanya bekuan darah dalam membran timpani yang menebal dan kemerahan. 11G. PEMERIKSAAN PENUNJANGTidak ada pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk diagnosis miringitis. Kultur bakteri dapat diperoleh dari cairan telinga tengah.4Otomikroskopi dengan mikroskop atau otoendoskopi dengan tampilan pencitraan. Pneumatic otoscopy digunakan untuk memberikan informasi mengenai gambaran dan mobilitas membran timpani dan merupakan metode yang disukai untuk diagnosis. Magnetic Resonance Imaging (MRI), berguna untuk evaluasi komplikasi intrakranial dari otitis. Acoustic otoscopy, sebuah metode untuk memeriksa membran timpani, menggunakan otoskop bersamaan dengan tympanometry, terutama berguna untuk anak-anak.4

H. DIAGNOSIS BANDINGDiagnosis banding miringitis diantaranya adalah otitis eksterna maligna, otitis media dengan efusi, infeksi telinga luar, dan komplikasi otitis media.4

I. PENATALAKSANAANDiberikan terapi konservatif yang ditujukan untuk mengurangi rasa nyeri (analgetik oral, misalnya oxycodone dengan acetaminophen). Myringitis akut biasanya berhubungan dengan otitis media. Oleh karena itu, terapinya menggunakan agen yang sama dengan otitis media. Dengan memecahkan gelembung dapat mengurangi rasa nyeri dan dapat diberikan analgetik tetes telinga (misalnya, benzocaine, antipyrine). Namun, sumber lain menyatakan pemecahan bula ini masih kontroversial. Antibiotik tetes telinga bisa membantu mencegah superinfeksi dalam kasus bula yang ruptur.1,3,11

J. KOMPLIKASIKomplikasi yang dapat terjadi diantaranya adalah kehilangan pendengaran sensorineural maupun konduktif), perforasi membrane timpani, dan perluasan proses supuratif ke struktur sekitarnya (mastoiditis, meningitis, abses, thrombosis sinus).4

K. PROGNOSISDalam kebanyakan kasus, pasien dengan miringitis mempunyai prognosis yang baik. Penyakit ini dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari sampai 2 minggu. Dalam periode ini harus dilakukan pengawasan dengan cermat, untuk menjaga komplikasi bakteri.1,4

BAB IIIKESIMPULAN

Miringitis bullosa adalah kondisi inflamasi/infeksi pada permukaan lateral membran timpani dan bagian medial dinding kanal, serta melibatkan lapisan tengah membran timpani. Penyakit ini merupakan bentuk peradangan virus yang jarang dalam telinga. Morbiditas miringitis berhubungan dengan morbiditas dalam kasus otitis media, otitis eksternal, dan benda asing dalam telinga. Etiologi utama adalah virus dan dihubungkan dengan infeksi saluran napas atas (pada umumnya influenza); selain itu juga dapat disebabkan oleh bakteri (mycoplasma). Manifestasi klinis termasuk otalgia berat, otoroe serosanguineous, dan kehilangan pendengaran. Pada pemeriksaan tampak gelembung seperti herpes di permukaan lateral membran timpani. Pneumatic otoscopy digunakan untuk memberikan informasi mengenai gambaran dan mobilitas membran timpani dan merupakan metode yang disukai untuk diagnosis. Terapi konservatif miringitis bullosa ditujukan untuk mengurangi rasa nyeri. Pemecahan bula masih kontroversial. Penggunaan antibiotik tetes telinga bermanfaat dalam pencegahan infeksi lanjut. Pasien dengan miringitis ini mempunyai prognosis yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ballenger JJ. Peradangan akut telinga tengah. Dalam: Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Edisi 13. Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997. Hal.3852. Lee KJ. Infections of the ear. In: Essential Otolaryngology and Head and Neck Surgery. 3rd Edition. New York: Medical Examination Comp Publishing Company.3. Miyamoto RT. Myringitis. [serial online] December 2013; [cited April 21, 2014]:[1 screen]. Available from: URL: http://www.merckmanuals.com/professional/ear_nose_throat_disordrs/middle_ear_and_tympanic_membrane_disorders/myringitis.html4. Schweinfurth J, Meyers AD. Middle Ear, Tympanic Membrane, Infections. [serial online] March 12, 2012; [cited April 21, 2014]:[1 screen]. Available from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/8585585. Cummings WC, Flint PW, Harker L, Haughey BH, Richardson MA, Robbins KT, et al. In: Cummings Otolaryngology Head & Neck Surgery. Fourth edition. USA: Elsevier Mosby; 2005.6. Levine SC. Penyakit telinga dalam. Dalam: Adam GL, Boies LR, Higler, PH. BOEIS: Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC; 1997. Hal. 31, 1297. Kaldrm, Tuncer SK, Durusu M, Erog lu M, Erkencigil M. Bullous myringitis: A cause of hearing loss. African Journal of Emergency Medicine. December 2013; (13)00166-3.8. Soetarto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Gangguan pendengaran dan kelainan telinga. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;2010. hal. 13.9. JosephHaddadJr. External Otitis (Otitis Externa). In: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Kliegman: Nelson Textbook of Pediatrics, 18th edition. Philadelphia: Saunders; 2007.10. Alamadi A, Rutka J, Halik J. Bullous Myringitis. [serial online] March, 2012; [cited April 21, 2014]:[1 screen]. Available from: URL: http://otologytextbook.com/bullous_myringitisP.htm11. Elzir L, Saliba I. Bullous Hemorrhagic Myringitis. [serial online] December 13, 2012; [cited April 21, 2014]:[3 screens]. Available from: URL: http://oto.sagepub.com/content/148/2/3478