mister igad is teng ahmal am

119
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dewi KZ 1 Karya : Tara Zagita Ebook ini Kiriman dari "jeffry karissoh" <[email protected]> dalam bentuk JPG Djvu, convert word dan Ebook oleh : Dewi KZ http://kangzusi.com/ atau http:// http://dewikz.byethost22.com/ Bab 1 SEJAK tadi suara itu mengganggunya. Suara seorang perempuan yang penuh desah kemanjaan itu, seakan memanggil Norman beberapa kali. Dahi Norman berkerut, hatinya bimbang dengan pendengarannya. Menurutnya, tak

Upload: aswanzacky

Post on 23-Oct-2015

84 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Misteri Gadis Tengah Malam

TRANSCRIPT

Page 1: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 1

Karya : Tara Zagita

Ebook ini Kiriman dari "jeffry karissoh" <[email protected]> dalam bentuk JPG Djvu, convert word dan Ebook oleh : Dewi KZ

http://kangzusi.com/ atau http:// http://dewikz.byethost22.com/

Bab 1 SEJAK tadi suara itu mengganggunya. Suara seorang

perempuan yang penuh desah kemanjaan itu, seakan memanggil Norman beberapa kali. Dahi Norman berkerut, hatinya bimbang dengan pendengarannya. Menurutnya, tak

Page 2: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 2

mungkin ada perempuan yang memanggilnya di tengah malam.

Norman sengaja melupakan suara itu. Ia mendengar langkah kaki di depan kamarnya, tapi ia tahu itu langkah kaki Susilo, teman satu pondokan. Ia bergegas membuka pintu kamarnya dan memanggil Susilo yang hendak masuk ke kamar sebelah.

"Sus... jam berapa ini?" tanya Norman. "Setengah satu kurang," jawab Susilo sambil membetulkan

celananya. Agaknya ia habis dari kamar mandi untuk buang air. Susilo justru berkata, "Kau sendiri kan punya arloji, masa' masih tanya aku?"

"Arlojiku mati! Eh, sebentar, Sus!" Norman keluar dari kamarnya, tidak sekadar melongokkan kepala. Ia mendekati Susilo yang berdiri di ambang pintu kamarnya sendiri. Dengan nada herbisik Norman bertanya,

"Sus, kau tadi waktu ke kamar mandi melihat ada perempuan di sekitar sini?"

"Maksudmu?" Susilo berkerut dahi. "Aku mendengar suara perempuan di samping kamar, la

seakan memangil-manggil aku." "Perek. mungkin!" jawab Susilo seenaknya. Norman hanya

mendesah. "Aku serius, Sus. Dari tadi aku tidak bisa tidur karena

mendengar suaranya." Susilo berpikir sejenak, tubuhnya bersandar pada kusen

pintu. Seingatnya, waktu ia ke kamar mandi, ia tidak melihat sekelebat manusia. Pondokan itu sepi. Maklum sudah lewat tengah malam. Beberapa mahasiswa yang kost di situ kebanyakan sudah tidur. Kalau toh ada, mereka pasti di dalam kamar menekuni bukunya.

"Menurutku, kau hanya terngiang-ngiang cewekmu saja," kata Susilo.

"Maksudmu, Arni? Ah, suara Arni tidak seperti itu."

Page 3: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 3

"Kalau begitu, kau hanya mendengar suara hatimu saja. Halusinasi! Ah, ngapain repot-repot memikirkan suara, kau kan bukan penata rekaman!"

Susilo masuk, menutup kamarnya. Norman mengeluh dalam desah napas tipis. Ia berhenti sejenak ketika mau masuk ke kamarnya. Matanya memandang sekeliling. Oh, pondokan itu amat sepi. Lengang. Denni yang biasanya masih memutar kaset sampai jauh malam, kali ini agaknya sudah tidur. Lampu di kamarnya telah padam. Lampu-lampu di kamar lain pun padam. Hanya ada dua kamar yang lampunya masih menyala, kamar Mahmud dan kamar Tigor. Mungkin mereka sedang menekuni materi ujiannya untuk besok.

Tengkuk kepala meremang lagi, Norman bergidik. Badannya bergerak dalam sentakan halus. Karena, ketika ia masuk ke kainar dan hendak menutup pintu, ia mendengar suara perempuan dalam desah kemanjaan yang memanggilnya.

"Normaaan...! Normaaan...." Lampu kamar Norman sengaja diredupkan. Ia menyalakan

lampu biru 10 watt sejak tadi. Menurut kebiasaannya, tidur dengan nyala lampu biru yang remang-remang membuat kesejukan tersendiri dalam hatinya. Namun, kali ini, kesejukan itu tidak ada. Yang ada hanya kegelisahan dari kecamuk hati yang terheran-heran atas terdengarnya suara panggilan itu.

Angin malam lewat. Desaunya terasa menerobos dari lubang angin yang ada di atas jendela kamar. Suara itu terdengar lagi setelah dua menit kemudian.

"Normaaan...! Datanglah...!" Dengan berkerut-kerut dahi, Norman bangkit dari

rebahannya. "Suara itu seperti berada di luar jendela," pikir Norman. Kemudian, ia mendekati pintu jendela. Ingin membuka jendela, tetapi ragu. Hatinya berkata, "Tidak mungkin ada perempuan di luar jendela. Dari mana ia masuk? Pintu pagar dikunci. Tidak mungkin ia memanjat pagar. Kalau memang ada perempuan yang memanjat pagar, itu nekat namanya."

Page 4: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 4

Kemudian, telinga Norman agak ditempelkan pada daun jendela. Tapi yang didengar hanya suara desau angin, gemerisik dedaunan. Kamar Norman memang kamar paling ujung dari sederetan kamar kost-kostan itu. Di samping kamar, di seberang jendela itu, adalah sebidang tanah yang biasa dipakai olah raga. Ada lapangan bulu tangkis, dan meja ping-pong yang jika malam begitu dalam posisi miring, menempel dinding kamar Norman. Tanah yang merupakan fasilitas olah raga itu dikelilingi oleh pagar tembok. Pada bagian atas pagar diberi kawat berduri sebagai penolak tamu tak diundang. Di seberang pagar tembok itu ada pohon rambutan milik tetangga belakang pondokan. Sebagian daun dan dahan pohon itu menjorok ke halaman pondokan, dan meneduhkan bagi mereka yang bermain pingpong jika siang hari.

Norman sudah tiga menit lebih berdiri di depan jendela, tetapi suara perempuan yang menggairahkan itu tidak terdengar lagi. Maka, ia kembali ke pembaringan dan merebahkan badan.. Ia kelihatan resah. Batinnya bertanya-tanya, "Mengapa aku mendengar suara itu? Dan, sepertinya memang aku pernah mendengar suara itu. Suara siapa, ya?"

Ada gonggongan anjing dari rumah belakang pondokan. Gonggongan anjing itu mulanya hanya sesekali. Ditilik dari nada gonggongannya, anjing itu seakan sedang menggoda orang lewat.

Tetapi, gonggongan anjing itu lama-lama jadi memanjang. Mangalun mendayu-dayu mirip irama orang merintih kesakitan. Suara anjing itu menyatu dengan suara perempuan yang kian jelas di pendengaran Norman.

"Normaaan...! Norrr...! Lupakah kauuu...? Lupakah kau padaku, Norman...!"

Norman segera melompat dari pembaringannya, dan membuka jendela. Jantungnya berdetak-detak ketika wajahnya diterpa angin yang berhembus membawa udara dingin. Sekujur tubuhnya merinding. Matanya melebar, karena ia tidak menemukan siapa-siapa di luar jendela kamarnya.

Page 5: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 5

Padahal suara tadi jelas terdengar di depan jendela, seakan mulut perempuan itu ditempelkan pada celah jendela supaya suaranya didengar Norman. Tetapi, nyatanya keadaan di luar kamar sepi-sepi saja.

"Brengsek!" geram Norman. Ia menunggu beberapa saat, sengaja membuka jendelanya, sengaja membiarkan angin dingin menerpa masuk ke kamar. Suara perempuan yang penuh desah menggairahkan itu tidak terdengar lagi.

Norman mengeluh kesal sambil duduk di kursi belajarnya. Ia menyalakan lampu belajar yang ada di meja kamar. Kamar menjadi terang. Cermin di depan meja belajar menampakkan wajahnya yang sayu.

Pintu kamarnya tiba-tiba ada yang mengetuknya dengan lembut. Pelan sekali, seakan pe-ngetuknya sengaja hati-hati supaya suara ketukan tidak didengar penghuni pondokan yang lainnya. Norman melirik ke arah pintu. Membiarkan ketukan itu terulang beberapa kali. Lalu, ia mendengar suara perempuan di seberang pintunya. "Nor...? Normaaan...!"

"Siapa...?!" tanya Norman dengan nada kesal, karena ia tahu, bahwa suara perempuan yang mengetuk pintu kamarnya itu sama persis dengan suara yang mengganggunya sejak tadi. Tapi, karena tidak ada jawaban dari pengetuk pintu, Norman berseru lagi, "Siapa sih?! Jawab dong!"

"Aku...!" "Aku siapa?! Sebutkan!" Norman sudah berdiri walau belum

mendekat ke pintu. "Kismi...." Mata Norman jadi membelalak. Kaget. "Kismi...?!"

desahnya dengan nada heran sekali. Ia mengenal pemilik nama itu, tapi ia sama sekali tidak menyangka kalau Kismi akan datang, apalagi lewat tengah malam begini. Norman pun akhirnya bergegas membukakan pintu setelah ia sadar, bahwa suara yang sejak tadi memanggilnya itu memang suara Kismi.

"Sebentar, Kis...!" kata Norman, yang kemudian segera membukakan pintu. "Hah...?!" Ia terperanjat dengan jantung berdetak-detak.

Page 6: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 6

Di luar kamarnya, tidak ada siapa-siapa. Sepi. Hanya hembusan angin yang dirasakannya begitu dingin dan membuat tubuhnya merinding lagi. Dalam keadaan bingung dan berdebar-debar itu, Norman masih menyempatkan diri berpaling ke kanan-kiri, mencari Kismi yang menurutnya bersembunyi. Tapi, tak terlihat bayangan atau sosok seseorang yang bersembunyi. Di kamar mandi? Tak mungkin. Kamar mandi terlalu jauh dari kamar Norman jika akan digunakan seseorang untuk berlari dan bersembunyi. Sebelum orang itu sempat bersembunyi, pasti Norman sudah melihatnya lebih dahulu.

"Kismi...?!" Norman mencoba memanggil perempuan yang dikenalnya

kemarin malam itu, tetapi tidak ada jawaban. Makin merinding tubuh Norman. dan semakin resah hatinya di sela debaran-de-baran mencekam.

Karena ditunggu beberapa menit Kismi tidak muncul lagi, bayangannya pun tak terlihat, maka Norman pun segera menutup pintu kamarnya dengan hati bertanya-tanya: "Ke mana dia?"

Mendadak gerakan penutup pintu itu terhenti. Mata Norman sempat menemukan sesuatu yang mencurigakan di lantai depan pintu. Aneh, namun membuatnya penasaran.

"Kapas...?!" Hati semakin resah, kecurigaan kian mengacaukan

benaknya. Segumpal kapas jatuh di lantai depan pintu. Sedikit bergerak-gerak karena hembusan angin. Ada rasa ingin tahu yang menggoda hati Norman. Maka. dipungutnya kapas itu.

Ketika tubuh Norman membungkuk untuk mengambil kapas, tiba-tiba angin bertiup sedikit kencang. Kapas itu bergerak, terbang. Masuk ke kamar. Gerakan kapas sempat membuat Norman yang tegang terperanjat sekejap.

Pintu ditutup, dan kapas itu dipungutnya. Ia segera melangkah ke meja belajarnya, mencari tempat yang terang. Ia memperhatikan kapas itu di bawah penerangan lampu belajarnya.

Page 7: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 7

"Apakah kapas ini milik Kismi?" pikirnya sambil mengamat-amati segumpal kapas yang kurang dari satu genggaman.

Ada aroma bau harum yang keluar dari kapas itu. Bau harum itu mengingatkan Norman pada jenis parfum yang baru sekali itu ia temukan. Parfum yang dikenakan pada tubuh Kismi.

"Aneh?! Mengapa Kismi tidak muncul lagi?" pikirnya setelah setengah jam lewat tak terdengar suara Kismi maupun ketukan pintu. "Mengapa ia hanya meninggalkan kapas ini? Lalu, kapas untuk apa ini? Apakah Kismi sakit? Apakah ia hanya bermaksud mengingatkan kenangan semalam?"

Norman tertawa sendiri. Pelan. Ia kembali berbaring dengan jantung yang berdebar takut menjadi berdebar indah. Kapas itu diletakkan di samping bantalnya, sehingga bau harum yang lembut masih tercium olehnya. Pikiran Norman pun mulai menerawang pada satu kenangan manis yang ia peroleh kemarin malam. Kisah itu, sempat pula ia ceritakan kepada Hamsad, teman baiknya satu kampus, dan Hamsad sempat tergiur oleh cerita tentang Kismi.

*** "Siapa yang mengajakmu ke sana?" tanya Hamsad waktu

itu. "Pak Hasan! Mungkin dia ingin men-service aku, supaya

buku pesanannya cepat kukerjakan. Wah, tapi memang luar biasa, Ham," ujar Norman berseri-seri. "Perempuan itu cantiknya mirip seorang ratu!"

"Kau yang memilih sendiri?" Hamsad tampak bersemangat. "Bukan. Dia datang sendiri ke motel-ku. Kurasa, Pak Hasan

yang memesankan cewek itu untukku. Atau, barangkali memang service dari motel itu sendiri, entahlah. Yang jelas, dia datang di luar dugaanku. Tak lama kemudian, setelah kami berbasa-basi sebentar, datang juga perempuan lain. Tapi, kutolak. Aku lebih memilih perempuan pertama. Mulus dan sexy sekali dia. Namanya, Kismi. Antik, kan?!"

"Terus...? Terus bagaimana?" desah Hamsad tergiur.

Page 8: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 8

"Macan, Mack! Luar biasa romantisnya. Hebat. Baru kali ini aku menemukan perempuan cantik yang punya daya rangsang yang luar biasa! Tujuh malam bersama dia tanpa keluar dari kamar, aku akan betah! Kurasa kau sendiri tidak akan sempat mengenakan pakaianmu lagi kalau sudah bersamanya, Ham!"

Hamsad tertawa ngakak ketika itu. Ia benar-benar terperangah cerita Norman. Khayalannya melambung tinggi ketika Norman menceritakan detail kehebatan Kismi.

"Berapa anggaran untuknya?" tanya Hamsad dengan gaya kelakar.

"Aku tidak tahu. Mungkin Pak Hasan-lah yang mengurus soal itu. Antara pukul 4 atau 5 pagi, dia pamit. Dia tidak minta bayaran padaku. Ketika kutanya tentang uang taksi, dia hanya tersenyum, lalu pergi."

"Kurasa dia perempuan panggilan kelas atas, Nor!" "Menurut dugaanku juga begitu! Tapi, itu kan urusan Pak

Hasan. Aku mau tanya tentang tarif argo untuk perempuan semacam Kismi, ah... nggak enak. Riskan."

"Beruntung sekali kau mendapat service seperti itu!" "Makanya konsekuensinya aku harus segera menyelesaikan

naskah pesanan Pak Hasan itu! Siapa tahu selesai itu aku dibawanya ke motel tersebut. Kalau ke sana lagi, aku tidak ingin mencari perempuan lain. Hanya Kismi yang kubutuhkan, dan aku juga menghendaki Motel Seruni, tidak mau Motel Mawar, Kenanga, atau yang lainnya. Karena, kenanganku bersama Kismi yang pertama kali ada di Motel Seruni itu!"

*** Malam semakin mengalunkan kesunyian, dan kesunyian itu

sendiri menaburkan perasaan cemas. Sedangkan perasaan cemas itu membawa desiran indah bagi sebaris kenangan bersama Kismi. Bau harum dari parfum pada kapas semakin menggoda khayalan Norman. Khayalan itulah yang menumbuhkan rasa rindu, rasa ingin bertemu dan rasa ingin bercumbu. Maka, Norman pun menggeliat dengan gelisah. Darahnya dibakai' oleh khayalannya sendiri. Nafsunya menghentak-hentak jantung, menuntut suatu perbuatan nyata

Page 9: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 9

dari birahi yang ada. Norman menjadi bernafsu sekali untuk bertemu dengan Kismi.

"Kismiii...!" erangnya dari sebuah rintih dari kerinduan. Dan, kerinduan itu akhirnya menjadi racun pada jiwa Norman. Emosinya meluap, meletup-letup, bahkan tak bertakaran lagi. Emosi itu bukan hanya sekadar luapan gairah bercinta saja, melainkan kebencian, kemarahan, kesedihan, semuanya bercampur aduk dan menyiksa jiwa Norman. Ia sempat meremat bantalnya kuat-kuat dengan tubuh gemetar, lalu ditariknya re-matan itu dan robeklah kain bantal. Isinya berhamburan, diremas pula dalam suara yang menggeram. Tubuh berkeringat, urat-urat menegang, gemetar dan ia menggemeletukkan gigi kuat-kuat dengan mata mendelik.

Perubahan itu aneh sekali, namun tidak disadari oleh Norman. Napasnya terengah-engah seperti orang habis lari jauh. Matanya menjadi liar, ia menggeram beberapa kali, bahkan mengerang seperti seekor monyet buas yang hendak mengamuk.

Sementara itu, sisa kesadarannya sesekali tumbuh, dan membuat Norman mampu meredam gejala anehnya itu. Ia sempat bertanya dalam hati, "Mengapa aku jadi begini? Mengapa aku benci pada diri sendiri?"

Masa kesadarannya hilang lagi, kembali ia dalam amukan jiwa yang tak terkontrol. Ia mengamuk, berguling-guling di ranjangnya. Tangannya mencakar-cakar kasur, membuat seprei menjadi tercabik-cabik. Bahkan guling pun diremas, digigitnya kuat-kuat bagai beruang lapar. Sampai beberapa saat hal itu dilakukan di luar kesadarannya, kemudian ia terkulai lemas sambil terengah-engah.

"Apa sebenarnya yang kualami ini...?! Oh, badanku sakit sekali...!" keluhnya lirih, nyaris tanpa suara.

Plakkk...! Norman terkejut. Tiba-tiba ia memukul kepalanya sendiri

dengan keras. Ia merasa heran, mengapa tangan kanannya bergerak sendiri menampar wajahnya. Bahkan kini tangan

Page 10: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 10

kanan itu mengejang-ngejang, jarinya membentuk cakar yang kokoh.

"Oh, kenapa tanganku ini?!" Norman menjadi tegang dengan mata melotot, memandangi tangan kanannya. Hanya tangan kanannya.

Tangan itu sukar dikendalikan. Norman ingin melemaskan otot-ototnya, namun tidak berhasil Bahkan sekarang tangan kanannya yang membentuk cakar itu bergerak ke atas. Mendekati wajahnya. Norman melawannya, berusaha mengendalikan gerakan itu, tetapi tidak berhasil. Tiba-tiba gerakan tangan itu begitu cepat menghampiri wajahnya dan mencakar wajah itu sendiri.

"Aaaow...!" Norman berteriak, namun tidak begitu keras, karena hanya luapan rasa kagetnya saja. Ia masih memandang tangan kanannya dengan mendelik. Tangan itu terasa ingin bergerak lagi mencakarnya, dan Norman berusaha melawan kekuatan yang ada pada tangan tersebut.

"Gilaaa...!" Norman berteriak keras dan semakin ketakutan oleh

tangannya sendiri. Ia benar-benar panik dan tak mengerti, mengapa tangannya bergerak di luar kemauannya?

*** Bab 2 Dari kamar Susilo, teriakan Norman itu terdengar tidak

terlalu keras, tapi jelas. Susilo yang belum tertidur nyenyak itu menjadi curiga. Ia menelengkan telinganya, menyimak suara dari kamar Norman. Dahinya berkerut menandakan perasaan anehnya.

"Sinting dia. Hampir pukul dua pagi masih teriak-teriak juga. Ada apa sih?" gerutu Susilo sendirian. Suara gaduh dari kamar Norman itu benar-benar mengganggunya, sampai-sampai ia terpaksa bangkit dan turun dari ranjang.

Untuk melangkah keluar dari kamar. Susilo ragu-ragu. Ia masih menyimak suara gaduh yang mirip seseorang sedang

Page 11: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 11

bergelut mengalahkan sesuatu. Mulanya Susilo menyangka Norman sedang membawa perempuan masuk ke kamarnya, namun setelah makin disimak, ternyata suara erangan Norman itu tidak mirip seseorang sedang mencumbu kekasihnya. Tapi lebih mirip seseorang yang sedang bertengkar.

Prang...! Suara di kamar Norman semakin jelas. Berisik dan gaduh.

Entah apa yang telah jatuh dan pecah sehingga suaranya sempat membuat Susilo tergerak kaget.

"Aneh. Kenapa aku jadi merinding?" gumam Susilo sambil melangkah mendekati pintu. Ia bermaksud mengingatkan Norman agar tidak menimbulkan suara gaduh yang mengganggu, tapi hatinya menjadi bimbang, dan ia berdesir merinding saat hendak membuka pintu.

Brak...! Prang...! Sekali lagi kamar Norman bagai mengalami gempa.

Agaknya sesuatu telah membuat kamar itu menjadi porak-poranda. Susilo pun akhirnya keluar dari kamar. ,

"Astaga...!" Susilo terpekik tertahan. Jantungnya berdesir ketika ia melihat sosok manusia berdiri di depan pintu kamarnya. Untung saja ia tidak menjerit, karena ia buru-buru menyadari bahwa sosok manusia itu adalah Denny.

Sambil membungkus badannya dengan selimut, Denny memandang pintu kamar Norman dan melangkah mendekati Susilo. Ia bertanya pelan,

"Ada apa dia? Ngamuk sama siapa sih?" "Mana aku tahu?" Susilo menjawab dengan bisikan. Yoppi keluar juga dari kamarnya yang berjarak dua kamar

dari kamar Norman. Ia bergabung dengan Denny dan Susilo, di depan kamar Susilo.

"Berkelahi dengan siapa si Norman?" tanya Yoppi. Ia mengerjap-ngerjapkan mata karena terbangun dari tidurnya.

"Tadi ia menanyakan tentang perempuan," kata Susilo. "Ia mengaku mendengar suara perempuan memanggilnya."

Page 12: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 12

"Perempuan?!" Alis Yoppi yang tebal hampir menyatu karena heran. Tangan Yoppi menggaruk-garuk pinggang sambil masih mengerjap-ngerjap pertanda masih mengantuk.

"Wah, gawat. Jangan-jangan dia membawa masuk perek," kata Denny. "Kalau ketahuan ibu kost, nggak enak kita!"

"Atau, siapa tahu ia berkelahi dengan pencuri?" kata Yoppi. Kemudian, Susilo memberanikan diri mengetuk pintu kamar

Norman. "Nor...?! Nor, ada apa sih? Sudah lewat malam ini, Nor!"

Jawaban yang ada hanya suara Norman yang menggeram-geram seakan sedang mengalahkan sesuatu. Ketiga teman kost itu menjadi cemas dan makin curiga. Yang menambah mereka cemas ialah suara Norman dalam satu teriakan rasa sakit.

"Aaaow...! Uh, uh... uh... hiaaah...!" suara itu sangat jelas. "Dobrak saja pintunya," kata Denny kepada Susilo dan

Yoppi yang berusaha menggedor pintu kamar Norman. "Sialan! Aku jadi merinding sendiri. Aku mencium bau

wangi," kata Denny. "Aku juga mencium bau parfum enak," sambung Yoppi.

"Kurasa benar. Norman memasukkan perek ke dalam kamarnya."

Itulah yang membuat mereka ragu-ragu. Mereka tidak tahu, bahwa di dalam kamar Norman sedang berusaha mengalahkan gerakan tangan kanannya yang sepertinya bernyawa sendiri itu. Tangan kanan itu sudah ditekan mati-matian menggunakan tangan kiri, namun gerakannya masih belum bisa dikendalikan. Tangan itu seolah-olah sosok makhluk tersendiri yang bergerak memukuli wajah Norman sendiri. Bahkan, ketika tangan kanan itu bergerak sendiri mengambil gunting, Norman berusaha menariknya. Tapi, tenaga Norman yang telah digerakkan kekuatan penuh itu tidak mampu menarik tangan kanan yang hendak memegang gunting. Tangan tersebut seakan mempunyai kekuatan yang lebih besar dari seluruh kekuatan tenaga Norman sebenarnya.

Page 13: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 13

Lalu, ketika gunting itu telah digenggam oleh tangan kanan secara kokoh, tiba-tiba gerakan tangan kanannya itu melesat ke arah dada. Norman menjerit kesakitan, karena ujung gunting itu menancap di bawah pangkal pundaknya. Darah mulai mengucur keluar dan Norman masih terengah-engah melawan kekuatan tangan kanannya. Tangan yang menggenggam gunting itu seakan ingin menusuk-nusuk tubuh Norman sendiri dengan tanpa mengenal ampun lagi. Norman berusaha menahan dengan seluruh kekuatan dan tenaga yang dikerahkan. Ternyata hal itu tidak mampu. Gunting itu bergerak sendiri ke arah dada Norman. Pada waktu itu Norman tak ingin ditusuk oleh dirinya sendiri. Ia berusaha memegangi tangan kanannya dengan tangan kiri, sampai-sampai ia berguling-guling di lantai. Tetapi, pada satu detik tertentu, gunting itu berhasil mengenai perutnya. Jubbb...!

"Aaaow...!" teriaknya. Rasa sakit membuat ia makin mendelik. Tapi beruntung sekali gunting itu tidak masuk terlalu dalam, hanya beberapa mili dari ujung gunting.

Brakkk...! Pintu berhasil didobrak oleh Denny dan Susilo. Ketigji orang itu terbelalak tegang melihat Norman berusaha menikam tubuhnya dengan gunting. Mereka menyangka Norman hendak melakukan bunuh diri, sehingga Denny pun berteriak,

"Jangan gila kau, Norman!" "Cegah dia! Dia mau bunuh diri!" seraya berkata begitu

Yoppi mendorong kedua temannya, dan Susilo serta Denny segera berusaha menyergap Norman. Saat itu Norman menyadari kehadiran ketiga temannya, tetapi ia tidak bisa mengendalikan gerakan tangan kanannya.

"Pergi! Jangan dekati aku, nanti kalian celaka...!" teriak Norman.

Gunting itu sedang ditahan kuat-kuat, karena hendak menusuk ulu hatinya. Norman mengerahkan kekuatannya, otot lengannya tampak bertonjolan. Namun, bagi mereka yang tidak tahu, Norman disangka sedang ragu-ragu untuk menusukkan gunting ke dalam tubuhnya.

Page 14: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 14

"Lepaskan gunting itu! Lepaskan!" teriak Denny. "Jangan picik kau, Norman...!"

Denny berusaha merebut gunting di tangan kanan Norman, tetapi baru saja mendekat, tiba-tiba tangan kanan itu bergerak di luar kontrol kesadaran Norman. Gunting itu mengibas cepat dan mengenai lengan Denny.

"Aaaow...!" pekik Denny kesakitan. "Menjauh! Kalian menjauh dari aku. Ohw... aku tidak bisa

mengendalikan tangan ini!" teriak Norman sambil berusaha mengekang gerakan tangan kanannya.

"Sergap dari belakang!" teriak Yoppi dalam kepanikan. Maka, Susilo pun berusaha menyergap Norman dari

belakang. Tetapi, sebelum Susilo berhasil mendekap tubuh Norman, tubuh itu berputar terbawa gerakan tangan kanannya. Gunting terarah lurus ke depan, sementara tangan kiri Norman masih memegangi tangan kanannya untuk menahan gerakan misterius itu.

"Aaaow...! Kau melukaiku, Nor...!" teriak Susilo yang berhasil tergores dadanya oleh kibasan gunting tajam itu.

"Aku tidak bisa menahan gerakan tanganku! Oh.... Tolong! Lekas tolong akuuu...!"

Norman mendelik-delik dengan mengerang mengerahkan tenaga untuk menahan diri. Ia jatuh berlutut karena berusaha semaksimal mungkin menahan gerakan tangan kanannya yang kini kembali mengacungkan gunting ke arah dadanya.

"Pukul dia biar pingsan!" teriak Yoppi, namun ia sendiri tak berani maju setelah melihat Susilo dan Denny berdarah karena terkena gunting tersebut.

"Dia kemasukan setan!" pekik Denny yang berlari ke arah pintu.

"Tolong...! Aaaoh... tolong aku... hiaaah...!" Norman berusaha habis-habisan menahan gerakan tangan kanannya. Dan, tiba-tiba ia menjerit tertahan, "Aaahg...!"

"Normaaan...!" teriak Susilo di puncak kepanikan. Norman membelalakkan mata dalam keadaan berdiri

dengan lutut menghadap ke arah ketiga temannya. Tubuhnya

Page 15: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 15

menjadi kejang sesaat, karena waktu itu gunting telah berhasil menghunjam dada, menembus sampai ke bagian pangkalnya, tepat mengenai jantungnya. Darah pun menyembur ke mana-mana. Wajahnya yang mendelik dan kaku itu terkena percikan darah sendiri hingga tampak mengerikan.

Denny diam tak bergerak. Shock. Susilo berteriak-teriak tak karuan dengan mata berkaca-kaca, tak tega menyaksikan keadaan Norman. Sementara itu, Yoppi berlari dengan panik menggedor setiap pintu kamar sambil berteriak-teriak mengagetkan mereka yang sedang tertidur nyenyak.

"Norman bunuh diri...! Norman mati bunuh diri...!" seru Yoppi dengan suara tak tanggung-tanggung lagi kerasnya.

Perlahan-lahan tubuh Norman limbung. Tangan kanannya masih memegangi gunting yang menikam jantungnya sampai ke bagian pangkal. Kemudian, tangan kanan itu mulai melemas bersama gerakan limbung tubuh Norman. Lalu, ia pun tergeletak di lantai yang banjir karena darah. Matanya masih mendelik ketika ia menghembuskan napas terakhir di depan Denny. Semakin shock Denny menyaksikan kengerian itu, semakin pucat sekujur tubuhnya. Ketika teman-teman satu pondokan menghambur ke kamar Norman, Denny jatuh terkulai tak sadarkan diri.

Lalu, menyebarkan berita tentang kematian Norman. Semua mulut mengatakan, Norman mati bunuh diri. Hamsad, sebagai teman dekat Norman yang pernah tinggal sekamar dengan Norman, merasa tak yakin jika Norman sampai bunuh diri. Dalam rona kesedihan yang dalam, Hamsad menjelaskan kepada mereka,

"Tiga bulan aku pernah tinggal sekamar dengannya, dan aku tahu kekerasan hatinya Norman bukan pemuda cengeng. Norman cukup tangguh dalam menghadapi kesulitan apa pun. Tak mungkin rasanya jika ia mati bunuh diri."

"Tapi, aku melihat sendiri saat ia menikamkan gunting itu ke arah dadanya," kata Yoppi meyakinkan.

Page 16: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 16

Hamsad menghempaskan napas dukanya. Kemudian, ia berkata dengan pelan, "Pasti ada sesuatu yang tak beres pada dirinya."

Tiga hari setelah jenazah Norman dimakamkan di kota asalnya, para penghuni pondokan itu masih ramai membicarakan tentang kematian Norman. Salah satu di antaranya ada yang berpendapat, Norman melakukan hal itu karena ada masalah dengan Arni.

"Mungkin ia takut menghadapi Arni. Mungkin Arni hamil dengannya," tutur Bahtiar kepada teman-temannya yang meriung di depan kamar Yoppi. Saat itu, Hamsad juga ada di situ dan menyimak beberapa kemungkinan dari mereka.

"Aku juga punya praduga begitu," kata Denny. "Tetapi, aku telah menghubungi Arni secara pribadi, dan menanyakan hal itu."

"Lalu, apa kata Arni?" tanya Yoppi. "Dia mengaku belum pernah dijamah Norman. Dan,

memang kenyataannya mereka baru taraf saling menaksir saja. Belum berpacaran mutlak, kan?"

Yang lainnya manggut-manggut. Mereka memang tahu, bahwa Norman sedang naksir Arni, mahasiswi seni tari itu. Mereka juga tahu, bahwa Arni sedang mempertimbangkan untuk menerima kehadiran Norman. Maka, mereka pun sepakat, bahwa praduga tentang kehamilan Arni adalah tidak benar.

Susilo yang sejak kematian Norman menjadi orang bego. banyak melamun, sering terbengong-bengong di depan kamarnya, kali ini ia mulai ikut bicara.

"Beberapa menit sebelum almarhum meninggal," kata Susilo. "Ia sempat keluar dari kamar. Waktu itu, aku habis dari kamar mandi. Almarhum menanyakan tentang suara perempuan."

Semua mata tertuju pada Susilo. Bahtiar bertanya pelan ketika Susilo mengatur pernapasannya. "Suara perempuan bagaimana?"

Page 17: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 17

"Almarhum Norman mendengar suara perempuan memanggil-manggilnya. Dan, mencari keluar kamar, lalu berpapasan denganku."

"Kau sendiri mendengar suara perempuan itu?" tanya Ade, yang kamarnya dekat kamar mandi.

"Tidak," jawab Susilo sambil menggeleng. "Aku tidak mendengar suara apa-apa. Tetapi, sebelum kudengar suara gaduh dari kamar Norman, aku sempat mendengar Norman seperti bicara dengan seorang perempuan. Aku mendengar ia menyebut namanya."

"Kau masih ingat nama yang disebutkan Norman?" tanya Yoppi.

Susilo mengangguk dalam tatapan mata menerawang. Lalu, ia berkata pelan, "Kismi...!"

Hanya Hamsad yang terperanjat ketika itu. Yang lain masih tertegun tak mengerti maksudnya. Tetapi, Hamsad yang sejak tadi menyimak pembicaraan dan pendapat dari mereka, kali ini bagai ada sesuatu yang menusuk punggungnya, hingga ia menegakkan badan.

"Kismi...?!" tanyanya kepada Susilo yang tertegun dibungkus duka.

"Ya, Kismi...! Kupikir..., Norman menyuruh perempuan menciumnya. Tetapi, setelah kupikir-pikir, ternyata dia tidak menyuruh perempuan menciumnya, melainkan menyebutkan nama perempuan itu. Kismi."

"Kau yakin begitu?" desak Denny. Susilo mengangguk. "Ada rangkaian kata lain ketika ia

mengatakan Kismi. "Sebentar, Kis...? Itu katanya. Setelah itu, ia membuka pintu, dan memanggil nama Kismi, sepertinya mencari-cari perempuan itu."

"Ah, mungkin kau memang salah anggapan," ujar Bahtiar menyangsikan.

Hamsad buru-buru menyahut, "Tidak! Sus benar. Norman memang pernah bercerita padaku tentang Kismi, perempuan yang dikenalnya di sebuah motel."

Page 18: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 18

"Ooo... jadi, Norman punya cewek baru yang namanya Kismi? Begitu?" ujar Denny.

Kemudian, Hamsad menceritakan apa yang pernah diceritakan Norman kepadanya. Ketika itu, mencuatlah praduga baru dari mulut Bahtiar,

"Kalau begitu, dia punya problem dengan Kismi, sehingga ia nekat bunuh diri!"

Sejenak suasana menjadi hening, karena masing-masing menekuni analisa dalam benaknya. Beberapa saat setelah keheningan itu mencekam, Denny berkata dengan nada sedikit menggeram,

"Aku akan menemui Kismi! Aku merasa ditantang untuk mengejar misteri kematian Norman, karena teman kita yang malang itu sempat melukaiku dan menikam dirinya sendiri di depanku, di depan kau, dan kau juga Yoppi," seraya Denny menuding Susilo dan Yoppi.

"Kalau ingin mencari dia, datanglah ke motel itu. Kurasa bagian front-office pasti mengenal nama Kismi!" ujar Hamsad. "Hostes itu menurut Norman termasuk hostes eksklusif, yang mungkin biaya pemakaian semalam sama besarnya dengan uang semestermu!"

Denny merasa berhutang budi kepada Norman, karena dulu ketika ia sakit, membutuhkan sumbangan darah, Norman-lah yang mendonorkan darahnya secara sukarela. Dan, kali ini, Denny ingin melacak penyebab kematian Norman yang menurutnya punya keganjilan semu. Denny yakin, pasti ada tabir misteri di balik kematian Norman. Barangkali juga ada hubungannya dengan perempuan malam yang bernama Kismi. Atau setidaknya Denny bisa memperoleh informasi dari Kismi tentang benar dan tidaknya pada malam itu Kismi datang ke pondokan mereka.

Uang bukan masalah bagi Denny, karena ia memang berlimpah uang. Ayahnya direktur sebuah bank ternama di ibukota, dan Denny sendiri punya simpanan di beberapa bank. Sebenarnya, ia bisa hidup dari uang simpanannya itu. Tak perlu kuliah, ia sudah bisa memperoleh pekerjaan. Tetapi,

Page 19: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 19

ayahnya punya gengsi tinggi, sehingga anaknya dipaksa harus memperoleh gelar sarjana penuh yang kelak akan dikirim ke Amerika untuk memperdalam study bidangnya. Kalau saja Denny mau, tahun-tahun kemarin ia sudah kuliah di Amerika. Tapi, Denny belum punya niat untuk ke sana, karena ia merasa malu jika ke Amerika hanya modal ijazah SMA saja. Ia harus punya modal khusus sebelum ia meraih gelar doktoral di Amerika.

Denny datang ke motel itu bersama Hamsad, sebab Hamsad punya dendam tersendiri atas ke-matian Norman, sebagai teman dekatnya yang sudah dianggap saudara sendiri. Mereka berdua berlagak menjadi tamu yang ingin menyewa dua tempat di motel itu.

"Hanya tinggal satu kamar, Bung," kata bagian front-office kepada Denny. "Maklum, malam minggu begini, biasanya harus bocking dulu sehari atau dua hari sebelumnya."

Denny memandang Hamsad, seakan meminta pertimbangan. Lalu, Hamsad berkata kepada petugas tersebut,

"Tinggal satu, tapi yang sebelah mana, Bung?" "Agak jauh dari pantai. Hm... ini, di kamar Melati." Petugas

itu menunjuk pada denah dalam brosur. "Bagaimana dengan kamar sampingnya? Motel Seruni ini?" Sejenak tak ada jawaban dari petugas tersebut. Denny

menimpali pembicaraan itu, "Apakah Motel Seruni juga sudah di-bocking orang?" "Belum. Tapi...," petugas front-office sedikit ragu. Tapi,

karena Denny memandangnya dengan kerutan dahi pertanda merasa aneh, maka petugas itu pun melanjutkan kata-katanya,

"Kamar itu jarang ada yang mau memakainya." "Kenapa?" desak Hamsad. "Tempatnya kurang nyaman. AC-nya sering macet, dan

saluran airnya kadang tersumbat. Hm... belakangan ini memang tidak kami tawarkan kepada tamu, sebab kami belum sempat membetulkan beberapa kerusakannya. Tapi, kalau

Page 20: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 20

Bung mau, bisa saja. Di sana juga ada kipas angin, kalau-kalau AC tidak berfungsi."

"Oke!" jawab Hamsad tanpa meminta persetujuan Denny. Tapi, kami perlu teman. Kalau ada... tolong panggilkan yang bernama Kismi."

"Kismi...?!" petugas itu bingung. "Di sini tidak ada yang bernama Kismi. Mungkin Bung salah nama."

*** Bab 3 Jawaban petugas dianggap hal yang wajar. Pada umumnya

mereka saling berlagak tidak mengenal perempuan panggilan, tidak menyediakan hostes, tidak menyediakan wanita penghibur, dan semua itu hanya kamuflase saja. Den-ny dan Hamsad sudah tidak heran lagi. Mereka tetap menempati kamar-kamar yang telah dipesan. Kamar-kamar itu merupakan sebuah bangunan tersendiri, berbentuk semacam rumah-rumah penduduk yang satu dengan yang lainnya terpisah. Bangunan-bangunan tersebut tidak memakai nomor, melainkan memakai nama bunga. Dalam setiap rumah motel, terisi beberapa perabot rumah tangga, terdiri dari satu ruang tamu, satu ruang tidur berukuran besar, dapur, dan kamar mandi.

"Kau di kamair mana? Melati atau Seruni?" tanya Hamsad kepada Denny.

"Aku di Seruni saja. Tapi, bagaimana dengan Kismi? Kalau mereka tidak bisa menyediakan perempuan itu, kita sia-sia bermalam di sini!"

"Bisa kita atur lewat telepon, nanti. Biar aku yang bicara." "Kau sendiri mau pakai dia?" tanya Denny. "Pakai dan tidak itu urusan nanti. Tapi, kalau Kismi sudah

datang, segera kau telepon aku melalui kamarmu. Kita akan bicara bertiga, siapa tahu bisa menyimpulkan sesuatu yang berguna. Aku sendiri tidak perlu perempuan lain. Aku hanya

Page 21: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 21

ingin bertemu dengan Kismi, ingin melihat seperti apa perempuan itu."

Mereka masuk ke motel itu memang sudah malam. Pukul 8 mereka memesan kamar tersebut. Letaknya berseberangan. Masing-masing mempunyai bangku taman di bawah payung berwarna-warni.

Telepon di kamar Denny berbunyi. Hamsad yang menghubunginya. Kata Hamsad kepada Denny,

"Aku sudah paksa petugas itu untuk mengirimkan penghibur hangat yang bernama Kismi. Kukirimkan ke kamarmu. Den."

"Apa katanya, Ham?" "Yah... mereka mau usahakan. Tapi, mulanya mereka

ngotot dan tetap tidak mengaku mempunyai 'anak buah' yang bernama Kismi. Lalu. kubujuk mereka, kucoba untuk mencarinya, dan akhirnya mereka suruh kita menunggu, ha ha ha...," Hamsad tertawa.

"Agaknya Kismi perempuan yang cukup eksklusif," kata Denny dalam tersenyum. "Mungkin tidak semua orang bisa menemui Kismi, Ham. Kurasa tarifnya jauh di atas yang lain."

'Itu kan bisa diatur," kata Hamsad dalam nada kelakar. Suara debur ombak terdengar, karena memang motel itu

dibangun di kawasan pantai. Adakalanya hembusan angin kian bergemuruh, seakan menyatu dengan deru ombak memecah karang.

Di dalam kamarnya, Denny mulai gelisah. Sudah pukul 11 malam, tak ada perempuan yang datang. Hamsad sempat mendatangi kamar Denny, karena berulangkah ia menelepon Denny dan menanyakan perempuan pesanannya, Denny selalu menjawab, "Belum datang." Mungkin karena rasa penasaran yang menggelitik, maka Hamsad pun datang ke kamar Denny itu. Dan, ia membuktikan sendiri bahwa di kamar itu Denny sendirian, tanpa teman wanita yang diharapkan.

"Aku sudah menghubungi resepsionis, dan menurutnya Kismi sedang dijemput," kata Hamsad. "Bersabarlah."

Page 22: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 22

"Yang harus bersabar aku atau kamu? Kulihat kau yang kelihatan nggak sabar lagi, Ham," kata Denny seraya tertawa pelan.

Hamsad kembali ke kamarnya: kamar Melati. Rupanya ada satu keisengan yang ia lakukan di kamarnya itu. Tak jauh dari kamarnya, terdapat kamar motel lain. Kamar Mawar. Di kamar itu, agaknya penghuninya tidak menyadari kalau lampu terang di dalamnya menampakkan sebentuk bayangan dari luar kamar yang gelap. Dari jendela dapur, Hamsad memperhatikan ruang tidur yang terang di kamar Mawar itu. Karena di sana tampak gerakan-gerakan dua orang yang bercumbu dalam bentuk bayangan. Dari kamar Denny, bayangan itu tak akan terlihat. Tapi, dari kamar Hamsad bayangan dua makhluk bercumbu di atas ranjang itu terlihat jelas.

Denny sendiri asyik menikmati acara TV Malaysia yang menyajikan film kesukaannya. Ia tidak begitu menghiraukan apakah wanita pesanan itu akan hadir atau tidak. Ia juga tidak bertanya-tanya dalam hati: mengapa sampai larut malam perempuan itu belum muncul? Yang ada dalam pikiran Denny saat itu adalah rangkaian cerita film detektif yang menjadi kegemarannya.

Pukul 12 malam lewat dua menit, tiba-tiba TV menjadi buram. Seolah-olah salurannya terputus. Layar TV menampakkan bintik-bintik seperti semut sedang kenduri.

Saat itu, barulah Denny menyadari tujuan semula. Ia melirik arlojinya dan mendesah. TV dimatikan, ia berbaring sambil mulai menerawang pada masa-masa kematian Nomian. Bayangan tubuh Norman yang bermandikan darah terpampang kembali dalam benaknya. Bergidik badan Denny mengingat kengerian itu. Meletup emosinya, ingin mengetahui penyebab kematian Norman.

Debur ombak terdengar samar-samar di sela siulan angin pantai. Kali ini, hembusan angin itu terasa cukup aneh. Denny sesekali berkerut dahi, karena suara angin yang berhembus itu menyerupai lolong serigala menelan malam. Hati Denny

Page 23: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 23

menjadi gelisah, ada debaran-debaran aneh yang ia rasakan ganjil. Tanpa ada sesuatu ia bisa mengalami debaran, dan ini adalah hal yang aneh baginya. "Ada apa?" batinnya pun bertanya demikian.

Gagang telepon diangkat. Denny bermaksud menghubungi Hamsad, karena makin lama ia merasa semakin merinding dan berperasaan resah. Namun, baru saja ia hendak menekan nomor telepon kamar Melati, tahu-tahu terdengar suara ketukan pintu yang lembut.

Denny berhenti spontan dari segala geraknya, ia ingin menyimak suara ketukan pintu itu. Ternyata, untuk kedua kalinya pintu itu terdengar lagi diketuk. Lembut. Sopan. Pasti bukan Hamsad, pikir Denny.

Ia bergegas turun dari ranjang berkasur empuk dan berseprei halus lembut. Ia merapikan rambutnya sesaat, kemudian segera membukakan pintu.

"Selamat malam," sapa seorang perempuan yang memiliki sepasang mata indah dan bibir yang sensual.

"Malam...," jawab Denny sambil merasakan debar-debar di dadanya. Ia sedikit gugup, karena baru kali ini ia melihat perempuan cantik yang memiliki nilai kecantikan luar biasa. Sungguh mengagumkan dan menggairahkan.

"Anda yang bernama Kismi?" "Benar. Anda yang membutuhkan saya, bukan?" kata Kismi

dengan suara serak-serak manja. Lalu, ia melontarkan tawa yang pelan namun memanjang.

"Kupikir kau tak akan datang. Kupikir malam ini kau ada kencan dengan boss lain," kata Denny memancing diplomasi.

"Tidak semua orang bisa kencan denganku. O, ya... siapa namamu?"

"Denny." Kismi tertawa lagi. Pelan dan pendek. Denny berkerut dahi

sedikit dan bertanya, "Kenapa tertawa?" "Namamu seperti nama bekas cowokku yang dulu. Tapi,

wajahnya jauh lebih tampan wajahmu dan aku yakin hatinya

Page 24: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 24

lebih lembut darimu," kata Kismi seraya meletakkan tas kecil yang tadi tergantung di pundaknya.

"Kau mau minum apa? Bir?" tanya Denny seraya membuka kulkas yang telah penuh dengan-minuman dan buah-buahan.

"Aku biasa air putih, yang lainnya tidak," kata Kismi. Kemudian, Denny mengambilkan air putih untuk Kismi.

Malam melantarkan keheningan yang romantis. Tetapi, bagi Denny, malam itu bagai malam yang penuh teka-teki indah. Malam itu terasa menghadirkan sesuatu yang meresahkan dan membuatnya merinding, tetapi penuh dengan buaian mesra dari sang sepi. Tak henti-hentinya Denny menatap Kismi yang memang mempunyai nilai kecantikan dan lekuk tubuh sintalnya yang eksklusif. Ia mirip seorang ratu. Hadir dengan mengenakan gaun longdres putih berenda-renda pada bagian perut dan lehernya. Bau parfumnya sangat halus dan lembut. Enak dihirup beberapa saat lamanya. Rambutnya yang disanggul, sehingga tampak lehernya yang jenjang itu berkulit kuning langsat, bagai menantang untuk dikecup. Bibirnya yang sensual itu pun sesekali membuat hati Denny deg-degan karena menahan gejolak nalurinya yang masih ingin dikendalikan.

Longdres putih itu terbuat dari bahan semacam sutra tipis, sehingga begitu membayang jelas lekuk tubuhnya yang sexy di balik gaun itu. Berulangkah Denny menelan air liurnya sendiri. Ia lebih suka bungkam sambil menikmati kecantikan yang luar biasa itu ketimbang harus bicara panjang lebar.

"Mengapa diam saja?" tegur Kismi yang sudah duduk di pembaringan, sementara Denny duduk di meubel dekat ranjang, menatap Kismi tak berkedip. "Untuk apa kau kemari kalau hanya memandangiku? Kau rugi waktu lho."

"Jadi.... Jadi apa yang harus kuperbuat, menurutmu?" Denny masih sedikit kikuk dan menggeragap karena ia bagai dibuai oleh keindahan yang tiada duanya.

"Apa perlumu kemari?" tanya Kismi. Denny jadi bingung menjawabnya. Sepertinya ada suatu kekuatan magis yang membuat Denny lupa segala-galanya dan hanya memikirkan

Page 25: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 25

keagungan seraut wajah cantik yang siap menyerahkan diri padanya.

"Kau baru pertamakan kemari, bukan?" Kismi mendekat sambil menyentil hidung Denny. Pemuda berwajah halus dan bersih itu hanya mengangguk. Kismi menyambung lagi,

"Kau bisa penasaran dan ketagihan lho kalau bermalam di sini bersamaku."

"Apakah banyak yang... yang seperti itu? 'Hem... maksudku, apakah banyak yang ketagihan padamu?"

Kismi mengangguk, lalu berkata, "Tapi tidak semua kulayani. Aku pilih-pilih jika harus mengulang kemesraan dengan mereka. Memang ada yang kulayani lagi, tetapi hanya satu-dua."

"Termasuk aku?" "Mana aku tahu. Kita belum saling menukar kenikmatan,

bukan?" "Kau ingin tahu kehebatanku?" tantang Denny sok berani,

walau sesekali ini mengusap lengannya karena merinding. "Apa kau lelaki yang hebat?" Kismi tak kalah

menantangnya. "Kau ingin buktikan?" "Tentu. Hanya pada lelaki yang hebat bercinta aku akan

tunduk kepadanya. Kalau kau berhasil menundukkan aku, maka kau akan hidup berlimpah kemegahan dan kebahagiaan."

"Kenapa kau berkata begitu? Apakah kau sedang memburu pasangan yang sesuai dengan idamanmu?"

"Tidak terlalu memburu, tapi kalau memang ada yang bisa berkenan di hatiku, barangkali dialah yang kupilih untuk selamanya...," kata Kismi sambil merayapkan jari telunjuknya ke dagu Denny, kemudian merayap ke bibir Denny, dan Denny menyambutnya dengan ujung lidahnya.

"Oh...," Kismi mendesah dengan mata mulai membeliak sayu. Denny tergugah, dan semakin terbakar naluri kejantanannya. Ia mulai memberanikan diri meraba pipi Kismi

Page 26: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 26

sementara bibir dan lidahnya sibuk menghisap-hisap jari-jemari Kismi yang sengaja bermain di mulut Denny-

Tangan Kismi yang kiri berusaha melepas tali gaun yang terikat di pundak kanan-kirinya. Simpul tali itu hanya ditariknya satu kali, lalu gaun terlepas sebelah. Yang satu ditariknya kembali simpul talinya, dan kini gaun lembut itu terlepas dari tubuh Kismi. Ia ternyata tidak mengenakan bra di balik gaun. Hanya sebentang kepolosan yang halus mulus yang ada di balik gaun. Dan kepolosan itu sangat menghentak-hentakkan jantung Denny karena kepadatan dadanya yang menonjol dalam keindahan yang ideal. Padat, besar dan menantang.

Denny merayapkan tangannya ke leher, terus ke bawah. Kepala Kismi terdongak ke atas sambil mendesiskan erangan serak-serak manja. Matanya membeliak sayu. Ia masih berlutut di hadapan Denny yang duduk di kursi empuk itu. Tangan kiri Kismi segera melepas sanggulnya dengan gerakan tangan gemulai, maka tergerailah rambut hitam yang punya kelembutan bagai benang-benang sutra. Rambut itu ternyata sepanjang punggung dan berbentuk lurus tanpa I gelombang.

Gerakan kepalanya yang mendongak makin ke belakang seakan memberi kesempatan Denny untuk mengecup lehernya. Denny tak sabar, kemudian ia melepaskan tangan kanan Kismi yang masih bermain di mulutnya. Kini bibir dan mulut Denny mulai merapat ke leher Kismi, membuat suatu kecupan kecil yang membuat Kismi semakin mengerang panjang.

"Ouuuh...! Dennyyy...!" Ucapan kata dalam bentuk desah serak memanja itu begitu

mempengaruhi jiwa Denny. Ia makin dibuai oleh suara yang memancing api birahi itu. Denny pun akhirnya memburu tanpa bisa menahan diri. Tak ada niat untuk menunda sedikit pun. Tak ada hasrat untuk berucap kata apa pun. Denny telah mabuk dan lupa segala-galanya.

Sementara itu, tangan Kismi pun tak mau tinggal diam. Ia pandai menyusupkan jemarinya ke lekuk-lekuk tubuh yang

Page 27: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 27

peka dari seorang lelaki. Ia memang jago. Hebat. Ia memang berpengalaman, jauh di atas segala pengalaman Denny.

"Ooouh... kau terbakar, Sayang...," bisik Kismi sambil menggeliat, bergerak maju bagai menerkam Denny. Pada waktu itu, tangan Kismi sudah berhasil melepas kancing baju Denny. Bahkan bagian atas tubuh Denny itu sudah tidak dibalut selembar benang pun. Denny tidak menyadari keadaan dirinya yang sudah demikian. Bahkan ia tidak tahu kalau celananya telah terlempar di lantai tak jauh dari kursi empuk itu.

Satu hal yang disadari Denny adalah keadaan Kismi yang polos itu. Keadaan yang terbuka tanpa penghalang seujung rambut pun itu kini berada di sandaran kursi. Entah bagaimana caranya, Denny tak sadar, tahu-tahu Kismi duduk pada bagian atas dari sandaran punggung kursi. Ia duduk bagai seorang ratu yang siap memerintah dari singgasananya.

Kismi mengerang tiada putus-putusnya sambil meremas-remas kepala Denny yang ada di bawah tempat duduknya. Ia biarkan kedua pahanya tersentuh lengan dan ujung pundak Denny, karena pada saat itu ia merasakan satu sentuhan mesra yang nikmat dan sesekali membuat ia makin kuat meremas rambut-rambut di kepala Denny.

Pekikan-pekikannya menandakan ia telah dikuasai oleh gairah birahi yang sesekali mengejutkan dirinya. Dan, tiap kejutan, ia memekik keras sambil mengejangkan otot. Denny bagai dipaksa tetap mencumbu di sela kepekaannya yang utama, dan agaknya itu sangat memabukkan dirinya. Pekikan dan erangannya kini makin berubah seperti tangis. Bukan tangis kesakitan, melainkan tangis kebahagiaan yang sering membuatnya gemas dan geregetan.

Tak sabar Denny menghadapi kegemasan Kismi, karena ia sendiri ingin memperoleh masa-masa kegemasan yang melambung jiwanya. Maka, segera Denny mengangkat tubuh mulus berkeringat harum itu sambil mulutnya tetap merapat di bibir Kismi. Tubuh mulus yang mendebarkan hati itu diletakkan di atas ranjang, sehingga terlihat perempuan itu

Page 28: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 28

lebih leluasa bergerak menggeliat, dan Denny sendiri lebih bebas menikmatinya.

Deburan ombak di pantai terdengar bergemuruh bercampur deru angin. Gemuruhnya ombak itu, masih belum sebanding dengan gemuruhnya darah Denny yang dibuai kehangatan cinta Kismi. Perempuan itu lebih galak dari singa, dan lebih buas dari beruang. Tak segan-segan ia menjadi juru mudi dalam 'pelayaran' itu. Tak ada lelahnya ia menghantar Denny ke puncak kebahagiaan yang diharapkan setiap lelaki. Bahkan, Denny sempat memekik keras dalam suara tertahan ketika Kismi sengaja memancing Denny untuk berlayar lagi. dan berlayar terus. Puncak-puncak kebahagiaan Denny telah dicapai beberapa kali, tetapi Kismi masih ingin memacu diri untuk makin menggila, meremat-re-mat tubuh Denny, mencari puncaknya sendiri.

"Aku lelah, Kismi... oh... berhentilah...!" Denny terengah-engah dengan bermandikan keringat. Tetapi, Kismi tak mau berhenti. Masih saja ia mengerang, mengeluh, mendesah dan mendesis di sela setiap gerakannya yang luar biasa hebatnya.

"Kismi... oh... kita istirahat dulu. Sayang! Aku capek...!" Kismi bahkan mengerang berkepanjangan sambil terus

bergerak seirama dengan kemauan hatinya. Denny hanya terengah-engah dan sudah mengalami kesulitan menuju ketinggian puncak asmaranya. Akhirnya ia biarkan Kismi berlaga seorang diri. Ia biarkan Kismi berbuat apa maunya, dan Kismi pun merasa diberi kesempatan. Ia jadi lebih menggebu lagi.

Denny mulai merasa pusing. Matanya berkunang-kunang. Napasnya sesak, dan perutnya terasa mual. Namun demikian, Kismi masih tetap mendayung sampannya menuju samudera kebahagiaan, sehingga mau tak mau Denny pun memekik lagi karena tiba di puncak khayalan mesranya. Dalam hati, Denny hanya bertanya-tanya dengan lemas, kapan 'pelayaran' itu akan usai? Haruskah ia menolak dengan kasar, atau membiarkan ia jatuh pingsan ditimpa sejuta kenikmatan?

***

Page 29: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 29

Bab 4 Hamsad menggeragap ketika menyadari dirinya tertidur di

kursi dapur. Ternyata saat itu matahari telah memancarkan sinar paginya yang menghangat di ruang dapur.

"Astaga...?! Sudah pagi?!" Hamsad segera bergegas ke meja di kamar tidur, ia mengambil arlojinya di sana.

"Busyet! Pukul 7 kurang 10 menit? Apa-apa-an ini? Bagaimana dengan Denny?!'

Tanpa cuci muka. tanpa menyisir rambutnya, Hamsad langsung keluar dari kamarnya, menyeberang jalan kecil, dan segera mengetuk pintu kamar Denny,

Beberapa kali pintu kamar itu diketuknya, tapi tidak ada jawaban. "Ada apa Denny? Kenapa tidak segera membukakan pintu? Apakah ia tertidur seperti aku? Ah.seharusnya tadi kutelepon saja dari kamar. Pasti ia terbangun, karena meja telepon dekat sekali dengan ranjang."

Baru saja Hamsad ingin kembali ke kamarnya untuk menelepon Denny. Tiba-tiba pintu kamar itu terdengar dibuka seseorang dari dalam. Denny muncul dengan mata menyipit dan ta-ngan melintang ke atas, ia menahan sorot matahari yang mengenai matanya.

"Brengsek lu” gerutu Denny sambil bersugut-sungut. Ia masuk, membiarkan Hamsad terbengong. Kemudian Hamsad juga turut masuk dan mengikuti Denny. Denny menelentangkan tubuhnya di ranjang empuk dengan satu hempasan yang lemas.

"Ya, Tuhan...! Mengapa kamu menjadi seperti mayat begini. Denny?” Hamsad memandang Denny tak berkedip, sedikit tegang. Denny meraih guling dan mendesah.

"Kamar ini menjadi bau sperma! Brengsek' Apa yang telah kau lakukan semalam. Denny? hei, ? apakah Kismi datang kemari?!"

"Hem...” Denny hanya menggumam, membenarkan dugaan Hamsad

Page 30: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 30

"Oh, dia benar-benar datang? Dan .. dan... kau bercinta dengannya?"

'Semalam suntuk!” kata Denny seenaknya dengan mata menyipit sayu bagai masih mengantuk.

"Kenapa kau tak menghubungi aku?!" protes Hamsad merasa dongkol.

”Tak sempat!” "Ah, kau konyol! Aku nggak suka dengan kekonyolan model

begitu. Den! Kita kemari bukan mencari kenikmatan sepihak! Kita kemari untuk...!"

’Tidak sempat!" bentak Denny yang merasa dongkol juga Hamsad tidak melanjutkan omelannya, takut terjadi

perselisihan tak sehat, la diam. Memandang keadilan sekeliling. Ia menggeleng-gelengkan kepala, merasa heran melihat ranjang berserakan, sprei dan selimut tebal seperti habis dipakai bertanding adu banteng. Kaos Denny masih tergeletak di lantai, dekat kursi empuk itu bersama celananya. Hanya celana dalam Denny yang kala itu dikenakan Sementara kasur yang acak-acakan itu terlihat banyak noda kelembapan yang mengeluarkan bau jorok. Hamsad terpaksa menyingkir, tak tahan menghadapi suasana seperti itu. Sebelum ia kembali ke kamarnya, ia mengingatkan Denny,

'Kita check out pukul 12 siang ini lho! Jangan lebih’ Denny hanya menggumam sambil tetap memejamkan

mata, dan Hamsad pun segera meninggalkan kamar lembap ini. Dalam hatinya ia menggerutu dan menyesal setengah mati, karena ia tidak berhasil bertemu dengan perempuan yang bernama Kismi. Untuk menghalau kedongkolannya itu. Hamsad menetralisir diri dengan berkata dalam hati, "Ah. tapi Denny kan sudah bertemu dengan Kismi ini. Pasti Denny sudah bisa mengorek beberapa rahasia dari Kismi tentang Almarhum Norman Tak apalah! Yang penting Denny bisa menyimpulkan semua keterangan dari Kismi tentang Norman,"

Pukul 10. menjelang pagi berakhir, Denny masih tertidur. Hamsad menyempatkan diri berjalan ke pantai. Sambil

Page 31: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 31

melangkah menikmati pemandangan indah dan cuaca cerah. Hamsad bertanya-tanya dalam hati.

"Tapi, mengapa wajah Denny begitu pucat. Persis dengan wajah sesosok mayat, la kelihatan lemas dan layu sekali. Apakah benar ia telah bercinta dengan Kismi semalaman suntuk? Separah itukah ia?”

Pasir pantai yang putih dan lembut disusurinya. Banyak sepasang sejoli yang melangkah sambil bergandengan tangan banyak pasangan yang beda usia sangat menyolok. dan sudah tentu mereka bukan suami-istri Oom-oom sedang monikmati masa santainya bersama daun muda. Ataupun 'daun muda' yang berhasil menggaet oom-oom untuk diperas dompetnya? Terkadang Hamsad merasa iri melihat mereka. Yang tua. bisa mendapatkan pasangan muda belia dan cantik. Yang beruban dan berwajah peot saja bisa memeluk gadis cantik menggiurkan, mengapa ia tidak bisa seperti mereka? Mungkinkah karena faktor ekonomi yang tidak sepadan dengan opa-opa pecandu daun muda itu?

Dalam masa-masa merenungi kenyataan itu. Hamsad teringat kata-kata Almarhum Norman saat ia

menceritakan tentang kehebatan Kismi. "Ia tidak pantas dipajang sebagai wanita penghibur. Kismi

sungguh anggun. Mirip seorang ratu di zaman Romawi Kuno. Hidungnya mancung dan matanya bening, mempunyai ketajaman yang berwibawa, tapi enak dipandang. Kalau kau berjalan dengan Kismi menyusuri pantai, maka orang-orang yang saling mendekap pasangannya itu akan melepaskan pelukan mereka, dan mata oom-oom yang ada di sana pasti terarah kepada Kismi tanpa berkedip. Kismi mempunyai daya magnitisme yang membuat lelaki bisa lupa daratan maupun lautan...!"

Hamsad tertawa sendiri teringat kata-kata Norman. Barangkali di pantai inilah yang dimaksud Norman. Di pantai itulah seharusnyu Hamsad menggandeng Kismi. agar semua mata lelaki akan membelalak ke arah Kismi, dan semua pelukan lelaki akan terlepas dari pasangannya. Jika benar

Page 32: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 32

begitu, oh... alangkah istimewanya wanita yang bernama Kismi itu? Pantas rupanya jika petugas motel merahasiakan tentang Kismi, dan tidak sembaningau memberikan Kismi kepada tamunya. Rupanya Kismi adalah maskot bagi motel itu. Kismi adalah sang Primadona yang tidak sembarang lelaki boleh menyentuhnya. Mengenai harga keringatnya, sudah tentu jauh di atas harga wanita-wanita penghibur yang lain.

Hamsad digelitik oleh rasa penasaran tentang Kismi. Ia bergegas kembali ke kamarnya dan membangunkan Denny lewat telepon, karena jam sudah menunjuk pukul 11 siang. Tetapi, sebelumnya ia sempat berpapasan dengan seorang lelaki separuh baya yang berkumis dan berbadan gemuk, tapi bukan gendut.

"Pak Hasan!" sapa Hamsad. Lelaki itu berpaling ke arah Hamsad, lalu tersenyum kaget. Pak Hasan segera melepaskan tangannya yang sejak tadi menggandeng wanita bertubuh langsing yang berusia sebaya dengan Hamsad.

"Hei. kau di sini juga. Ham?!" Pak Hasan segera berjabat tangan dengan Hamsad.

"Biasa, Pak. Refresing...!" Hamsad tertawa seirama dengan tawa Pak Hasan.

"Bersama siapa kau di sini. Ham? Maksudku, bukan teman cewek, tapi teman lelakimu, Hem... o. ya kau tentu bersama Norman, bukan?"

Hamsad sedikit kikuk untuk menjawab, namun akhirnya ia berkata. "Apakah Pak Hasan belum mendengar kabar tentang Norman?"

Lelaki separuh baya yang masih digelayuti perempuan muda itu berkerut dahi. mulai curiga.

”Ada apa dengan Norman? Aku baru saja kemarin sore pulang dari Bandung."

"Astaga,..! Kalau begitu, mungkin Pak Hasan belum mendengar kabar terakhir tentang Norman"

"Maksudmu?” "Norman... hm... dia telah meninggal. Pak."

Page 33: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 33

"Hah...?!" Pak Hasan nyaris terpekik keras. matanya mendelik. Mulutnya ternganga kaku sejenak.

"Dia... dia melakukan kebodohan. Pak." tambah Hamsad dengan nada sendu.

"Kebodohan?" ' Ya. Dia... bunuh diri!' "Astaga...?” makin mendelik lagi Pak Hasan mendengar

kata-kata itu. Wajahnya tampak tegang dan menjadi pias. "Apa masalahnya? Ada apa sih?! Mengapa dia sampai melakukan hal itu?r

Secara singkat Hamsad menceritakan saat-saat Norman menikam dirinya dengan gunting dan tepat mengenai jantungnya. Keceriaan Pak Hasan kala itu benar-benar terganggu dan boleh dikatakan hilang seluruhnya, la menjadi murung, duduk di bangku plesteran dari batu berlapis traso. Ia kelihatan sedih .sekali.

"Norman...." gumamnya. "Ah. gila! Padahal dia satu-satunya penulis andalanku yang baru saja kemarin malam kuusulkan oleh perusahaan yang baru untuk mengontrak Norman dalam penerbitan tahun ini. Tapi... ah. gila! N'orman itu gila apa waras sih? Mengapa ia sampai berani berbuat nekat begitu?"

"Teman-teman satu pondokan tak ada yang mengetahui alasan Normali secara pasti, Pak." kata Hamsad. "Tapi, ada tiga orang yang melihat persis saat Norman melakukan tindakan nekatnya itu. Dua temannya terluka ketika hendak menghalangi tindakan picik itu."

Wanita cantik yang duduk di samping Pak Hasan itu ikut menampakkan wajah sendu, seakan turut berdukacita atas kematian Norman, walau sebenarnya ia sendiri tidak tahu. siapa Norman. Dan, setelah menghela napas beberapa kali dalam kebungkamannya. Pak Hasan berkata kepada Hamsad.

"Ham, aku tahu kau teman dekat Nornian. Aku ingin bicara denganmu, tapi tidak di sini! Datanglah ke rumahku, atau... jangan. Jangan ke rumah, nanti terganggu urusan lain. Hem... besok sore, teleponlah aku. Atau kapan saja setempatmu.

Page 34: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 34

Telepon aku, dan kita tentukan di mana kita harus bertemu untuk membicarakan tentang Norman."

"Baik. Saya setuju. Pak." "Ah. sial! Mengapa aku harus kehilangan dia?!" gumam Pak

Hasan yang tampak menyesal sekali atas kematian Norman itu.

Tak enak jika terlalu lama mengganggu Pak Hasan. Hamsad pun segera memisahkan diri. Pukul 11 lebih 20 menit, ia segera ke kamar Denny. takut Denny berlarut-larut dalam tidurnya.

"Hei, minggat ke mana kau?!" sapa Denny yang rupanya justru sedang menengok keadaan di kamar Hamsad.

"Aku baru saja memesan makanan," kata Hamsad sambil duduk di kursi teras yang terbuat dari rotan.

Hamsad tidak bicara untuk beberapa saat, karena ia masih terheran-heran melihat kepucatan wajah Denny.

"Kenapa memandangku begitu? Apa aku mirip setan?!" "Persis sekali." jawab Hamsad. "Kau bukan mirip, tapi

persis setan! Pucat pasi. seperti kertas HVS ukuran kuarto!' Hamsad geleng-geleng kepala. Denny hanya nyengir berkesan tersipu.

"Kita tidak buru-buru pulang, kan?" tanya Denny mengalihkan perhatian.

"Tinggal satu setengah jam lagi kita punya ketempatan di sini."

"Ah, pulang besok saja,' kala Denny. dan ia bergegas masuk ke kamar Hamsad. Begitu keluar sudah membawa dua kaleng Green Sands.

'Kau mau pulang besok?” Hamsad sangsi. Denny hanya tersenyum-senyum. "Aku ada janji dengan

Kismi untuk bertemu nanti malam." "Ah, kau gila!" ketus Hamsad sambil membuka kaleng

Green Sands. "Untung bukan kau yang bertemu dengan Kismi. Kalau kau

bertemu dengan Kismi. maka kau yang akan menjadi gila!"

Page 35: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 35

Denny tertawa. Wajahnya yang tampak sayu seperti dipaksakan untuk ceria.

"Almarhum Norman pernah bilang begitu padaku." kata Hamsad. "Katanya, aku akan tergila-gila jika bertemu dengan Kismi, apalagi sampai bergumul dengan wanita itu, pasti kesan itu menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan seumur hidupku."

"Benar! Kata-kata Norman itu memang benar! Kismi wanita istimewa yang mempunyai kehebatan luar biasa. Daya tariknya mampu melumpuhkan lututmu, Ham! Wah, aku hampir pingsan menikmati kebahagiaan dengannya. Dia pandai. Pandai dalam segala hal! Dia akan membuatmu lemas lunglai dan tak bisa bergerak lagi oleh cumbuan dan gairah birahinya yang berkobar-kobar Gairahnya itu seakan lak bisa dipadamkan dalam waktu sekejap. Perlu proses yang cukup panjang untuk menurunkan temperatur nafsunya. Sungguh melebihi kuda betina yang kokoh dan tangguh."

Terbayang dalam khayalan Hamsad. seperti apa sebenarnya keadaan Kismi itu. Ia meraba dalam bayangan dan akhirnya menciptakan debar-debar penasaran yang mengganggu ketenangannya. Denny terus bercerita tentang kehebatan Kismi. tentang kecantikan Kismi, dan tentang kesan indah yang ia peroleh dari Kismi. Lalu, meluncurlah pertanyaan dari mulut Hamsad yang bersifat usil.

"Berapa banyak ia memeras uangmu untuk semalam suntuk Itu?"

"Tidak sepeser pun!" "Ah...!" Hamsad mendesah, pertanda tak percaya. "Sungguh, Ham! Dia tidak minta sepeser pun uang duriku!" "Betul? Atau. barangkali menyuruhmu membayar di kasir»" "Kamu pikir dia dagangan di supermarket?" Denny tertawa

lepas. Hamsad termenung heran. "Kok aneh?! Dia tidak minta bayaran? Lalu...? lalu untuk

apa dia datang?!"

Page 36: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 36

"Yah... mungkin dia seorang perempuan yang butuh hiburan juga,' kata Denny. "Yang jelas, ketika pukul 4 pagi lewat sedikit, ia segera berbenah diri. kemudian mencium keningku dan berbisik agar aku kembali lagi pada malam berikutnya. Ia akan datang dan tak perlu memikirkan tarif apa pun. Dia tersinggung kalau aku bertanya tentang tarif cintanya. Dia merasa tidak menjual cinta kepada siapa pun. Ia hanya akan datang jika aku pun datang di tempat yang sama."

Terlintas kejanggalan yang menggelisahkan hati Hamsad saat itu. Rasa penasarannya semakin menggebu, dan hasrat untuk membuktikan Semua kata-kata Denny itu ditekan kuat. disambunyikan rapat-rapat.

"Jadi kau ingin bermalam lagi?" tanya Hamsad dalam kebimbangan.

"Ya. Kau... kau bisa datang ke kamarku. Kali ini. akan kusempatkan untuk meneleponmu jika dia datang. Tapi. ingat... aku tidak mau kau mengganggu kemesraan kami' Awas lu kalau konyol!"

'Tidak. Aku tidak akan bermalam lagi di sini." "Alaaah... begitu saja sewot!" ledek Denny. "Bukan sewot. Kau ingat, nanti malam adalah hari

perkawinan dosen Biologi kita. Bu Anis." "Astaga! Benar! Aku hampir lupa!" 'Aku harus datang dalam pesta perkawinan itu. Semua

teman kurasa juga datang, karena Bu Anis adalah satu-satunya dosen yang paling akrab di hati para mahasiswanya."

Denny mauggul-manggut. lalu kelihatan bingung, la berkata, "Ya.ya..., Bu Anis nanti malam melangsungkan pernikahan. Dan, wah... repot kalau begini, Ham. Kalau aku tidak datang, itu sangat keterlaluan. Sebab, Bu Anis itu anak dari kakaknya ibuku- Kepada Bu Anis dulu ibuku menitipkan aku agar kuliah di kota ini. Dan. kurasa keluargaku pasti datang semua. Malulah aku kalau tidak nongol dalam perkawinan Bu Anis."

'Jadi, bagaimana dengan janjimu dengan Kismi?"

Page 37: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 37

Denny diam sampai beberapa saat lamanya, la dalam kebimbangan yang benar-benar menjengkelkan. Setelah beberapa saat kemudian akhirnya ia memutuskan agar segera pulang saja. Urusan Kismi akan ditunda sampai malam berikutnya. Denny menitipkan pesan tulisan kepada bagian resepsionis. Pesan itu untuk Kismi yang berisi penundaan waktu berkencannya. Maka. siang itu juga mereka check-out dari motel tersebut. Denny langsung ke rumah Bu Anis untuk membantu persiapan malam perkawinan nanti, sedangkan Hamsad kembali ke rumahnya dengan sejumlah pertanyaan batin yang menggelisahkan hatinya.

"Ada sesuatu yang ganjil dari cerita Norman dengan cerita Denny. Tapi, di mana letak keganjilan itu. aku belum menemukan." pikir Hamsad ketika sore itu bergegas ke pondokan Denny dalam keadaan siap berangkat ke pesta perkawinan Bu Anis.

Di pondokan. Hamsad yakin, banyak mahasiswa yang akan datang ke perkawinan Bu Anis, karena di situ banyak teman satu kampus dengannya, di antaranya Bahtiar, Ade. dan Yoppi. Mulanya Hamsad ingin menghampiri Sonita, cewek kampus yang pernah pergi ke pesta ulang tahun salah seorang teman bersama Hamsad. Tetapi, Hamsad ragu. sebab Sonita belakangan ini kelihatan mengakrabkan diri dengan Bob, dan kehadiran Hamsad bisa jadi menimbulkan perkara di antara mereka. Karena itu Hamsad lebih setuju untuk pergi bersama-sama anak-anak pondokan saja. Mungkin lebih seru ketimbang harus membawa cewek yang penuh resiko itu.

"Denny baru saja pergi lagi, Ham.' kata Ade. "Ke mana dia?!" "Menjemput Kismi." "Hah...?!" Hamsad terbalalak kaget memandang Yoppi yang

menjawab pertanyaan tadi. "Dengan siapa ia menjemput Kismi?"

"Tigor. Dia paling bernafsu mendengar cerita Denny tentang Kismi. Luar biasa menurutku juga"

Page 38: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 38

Ada rona ketegangan yang tahu-tahu muncul di wajah Hamsad. la memandang Yoppi. Ade dan Bahtiar. Satu persatu wajah itu dipandanginya. Kemudian, ia bertanya dengan suara pelan, sepertinya tidak ditujukan pada mereka.

"Jadi... kalian sudah tahu cerita tentang Kismi?" Ade tertawa sinis dalam gaya kelakar, *Kau pikir cuma kau

saja yang boleh mendengar cerita menggairahkan itu? Kami juga berhak mendengarnya dong!"

Bahtiar menimpali, "Kami juga berhak inengkhayalkannya dong. Betul, nggak?!" Dan, Ade serta Yoppi menjawab serempak. "Betuuul...!"

Setelah diam sesaat. Hamsad berkala, "Tiba-tiba aku mencemaskan Denny?" Hamsad tampak resah.

"Cemas? Kenapa harus cemas?" 'Entahlah. Perasaan cemas itu juga timbul sebelum malam

Kematian Norman. Ah, mau ada apa, ya?" gumam Hamsad. ***

Bab 5 Dengan mengendarai mobil Jeep milik Tigor, Denny

bernafsu sekali utiluk membawa Kismi pada pesta perkawinan Bu Anis. Ia ingin memamerkan Kismi.kepada keluarganya yang malam itu berkumpul di gedung, tempat pesta perkawinan itu berlangsung. Sedangkan Tigor, adalah salah satu pemuda korban khayalan cerita Denny. Tigor penasaran sekali dan ingin melihat sendiri seperti apa Kismi itu. Benarkah cerita Denny bukan sekadar bualan belaka?

Pukul 7 malam kurang beberapa menit, mereka tiba di bagian resepsionis. Seorang pemuda berdasi kupu-kupu duduk di balik meja resepsionis dan menyambut kedatangan Denny serta Tigor dengan senyum ramah.

"Ada yang bisa saya bantu. Bung?” kata resepsionis itu. seperti sebuah hafalan.

"Saya tadi siang titip pesan dengan petugas yang badannya sedikit gemuk.”

Page 39: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 39

"O, maksudnya.... Mas Gagan?' 'Entah siapa dia punya nama, tapi dia bagian resepsionis

tadi siang. Mungkin sekarang tugasnya telah Anda gantikan, ya?'

”Benar. Saya tugas malam. Ada pesan apa maksudnya?'' Denny sedikit bingung menjelaskannya. Lalu, dengan hati-

hati ia ceritakan pertemuannya kemarin malam dengan Kismi. Tetapi, petugas itu tampak kebingungan juga.

"Maaf, kami memang mempunyai wanita-wanita yang... yah, sering dipesan oleh para tamu. Tetapi, tidak ada yang bernama Kismi. Mmm... mungkin Anda memesannya dari motel lain?"

"Tidak. Saya memesannya dari sini. Dan, perempuan itu datang juga ke kamar saya. Maka, saya titip pesan untuknya, karena seharusnya hari ini saya masih di sini menunggu dia. Tapi, karena ada resepsi perkawinan keluarga, jadi saya tinggalkan. Nah, malam ini saya ingin ajak dia untuk menghadiri resepsi tersebut," tutur Denny menjelaskan.

Sejenak kemudian petugas itu mencari sesuatu dan menemukan surat Denny untuk Kismi

'Mungkin ini surat Anda." "Ya. benar! Rupanya belum disampaikan, ya?' "Mungkin tak seorang pun dari kami yang mengetahui

perempuan bernama Kismi, Bung. Dan. kalau begitu, biasanya kami tunggu saja di sini Apabila perempuan itu datang, baru kami serahkan surat ini."

"Dari tadi dia belum datang?" Tigor yang tak sabar mulai angkat bicara.

"Belum. Dalam buku tamu ini juga tidak ada yang mencantumkan namanya sebagai Kismi,'' jawab petugas resepsionis dengan ramah. Sesaat kemudian, ketika Denny dan Tigor berbicara bisik-bisik, petugas itu bertanya lagi,

"Maaf. di mana Anda semalam menginap? Maksud saya. di kamar Kenanga atau Flamboyan?"

"Di kamar Seruni," jawab Denny.

Page 40: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 40

Petugas resepsionis itu kelihatan terperanjat sesaat, dan buru-buru menyembunyikan perasaan kagetnya itu. Tigor sempat mengetahui hal itu, kemudian sedikit berkerut dahi karena merasa curiga.

"Apakah kamar itu sampai sekarang masih kosong?" "Saya rasa begitu. Bung?'" resepsionis itu telah berhasil

menguasai rasa kagetnya, sehingga memberi jawaban ramah kepada Denny. Tetapi. Tigor diam-diam memperhatikan wajah pemuda tersebut yang tampaknya mulai dihinggapi keresahan.

"Dia janji jam berapa akan datang?" tanya Tigor kepada Denny.

"Dia tidan menentukan jamnya tapi yang jelas dia pasti datang untuk menemuiku kembali."

'Mmm... barangkali...." petugas itu sedikit, gugup. "Barangkali Anda bisa menunggunya jika membooking kamar itu lagi. Bung."

"Ah, kurang efisien itu!" Denny mendesah. "Atau barangkali Bung mau menunggunya?" petugas itu tetap ramah.

Denny meminta pendapat Tigor. lalu Tigor berkata, "Repot pulalah aku! Kau yang punya urusan, kenapa aku yang ikut susah. Kau sendirilah yang tunggu dia kalau kau mau!'

"Kita bicara sebentar di lobby itu yuk...”ajak Denny. Kemudian, mereka berdua duduk di sofa yang ada pada lobby tersebut.

Agaknya Denny merengek kepada Tigor agar Tigor mau menemani dia menunggu Kismi. Tigor sendiri makin tertarik setelah Denny menceritakan kehebatan Kismi di ranjang. Tigor makin terbuai oleh cerita Denny tentang kecantikan Kismi yang mirip seorang Ratu Mesir Kuno. Maka. Tigor pun akhirnya berkata.

"Kalau kau bohong, aku tak mau berteman lagi dengan kaulah! Tapi kalau kau benar, kau boleh anggap aku abangmu."

"Bah! Abang macam apa kau kalau diam-diam punya minta juga dengan kekasih adiknya." kata Denny menirukan gaya Tapanuli.

Page 41: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 41

”Eh. siapa bilang aku mau sama cewekmu?” ”Eh. siapa bilang begitu, Denny?! Aku cuma ingin tahu,

seperti apa cewek yang kau agung-agungkan itu. Denny! Jangan punya pikiran yang macam-macamlah!" Tigor bersungut-sungut, berlagak sewot. Denny tertawa terkekeh melihat gaya Tiyor berlagak tersinggung. Buktinya, Tigor sendiri segera berkata,

"Kalau masalah kau mau kasih kesempatan sama aku, itu lain persoalan, kan?"

"Kesempatan apa?" "Yang, kesempatan merasakan khayalanmu itulah.,.!" Tigor

sendiri akhirnya tertawa bersama Denny. Sampai pukul 9 malam, Kismi belum datang juga. Tigor

mulai menggerutu dan merasa ditipu. Denny tidak bisa tenang. Gelisah sakali, karena seharusnya saat itu ia sudah berada di pesta perkawinan Bu Anis. Ia penasaran kalau tidak membawa Kismi ke pesta itu. Ia malu. Dan, ia yakin, bahwa Kismi pasti datang sesuai janjinya.

"Bagaimana ini, Denny? Sudah pukul 10 malam kurang sedikit. Apa kita harus tunggu dia sampai pagi, atau tinggalkan saja dongengmu itu! Kita ke resepsi sekaranglah! Biar aku tak kena marah keluargamu!"

Kesal sekali hati Denny. la dicekam oleh kebimbangan yang menyebalkan. Menunggu Kismi seperti menanti kematian yang memuakkan.

Dan akhirnya Denny pun setuju dengan usul Tigor untuk meninggalkan motel itu. Mereka segera melejit ke arah gedung pertemuan yang dipakai mengadakan pesta perkawinan Bu Anis. Denny yang mengemudikan mobil itu. karena Denny yang tahu persis mencari jalan pintas menuju gedung pertemuan untuk mempersingkat waktu.

Tapi. tiha-tiba mobil itu mogok di perjalanan. Berulangkali Denny menstarternya, tapi mesin tak mau hidup lagi. Tigor mengambil alih kemudi, dan ternyata sama saja.

"Bah ! Mobil macam apa ini?! Bensin masih ada, oli masih ada, air masih ada, kenapa macet!. Ah. macam-macam pula

Page 42: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 42

mobil ini! Ala. Maaak...! Apa yang rusak ini?!" Tigor menggerutu dan ngomel-ngomel sendiri, sedangkan Denny diliputi rasa gelisah yang membuatnya menggeram-geram dan mendesah-desah tak karuan.

Tigor mendorong mobil, sementara Denny memegang kemudi, tapi hasilnya nol. Dua orang tukang becak dimintai bantuan untuk mendorong mobil , tetap saja tak menghasilkan apa-apa., Akhirnya tukang becak itu bahkan menyatakan diri tidak sanggup dan terlalu jauh meninggalkan becaknya- Tigor memberi mereka uang seribu, lalu tinggallah Denny bersama Tigor di jalanan yang sepi itu.

Malam melengangkan udara dingin. Sepertinya mau hujan, karena langit mendung, tak berbintang satu pun. Jalanan itu adalah jalanan yang jarang dilalui kendaraan karena di samping banyak lubang juga karena tak ada penerangan. "Denyyy...!'

Tiba-tiba Denny mendengar seseorang memanggilnya. Ia tersentak kaget dan matanya membelalak mencari-cari suara tersebut. Tigor sedang mencoba mengutak-atik mesin mobil, sehingga ia tidak melihat Denny kelabakan mencari sesuatu.

Beberapa saat selelah mencoba mengutak-atik mesin, Tigor mencoba menstarternya, tapi masih belum bisa hidup mesin mobil itu.

"Kurang ajar!" umpatnya sendiri. "Sudah jam berapa ini, Denny? Aku rasa kita sudah terlambat. Mereka sudah pulang dari pesta perkawinan Bu Anis."

"Bakar saja mobil ini. Gor!" seraya Denny melirik arlojinya yang menunjuk pukul 12 tengah malam lewat lima menit.

"Ah. jangan begitu kau! Kalau mobil itu bagus, kau tidak pernah suruh aku bakar, kan? Ini kan namanya insiden kecil!"

"Mobil rungsokan kau bawa ke mana-mana!" gerutu Denny. "Dennyyy...!" suara itu terdengar lugi. Tigor ingin mengatakan sesuatu, tapi Denny melarang

Tigor bicara. "Ssst...! Jangan bicara," bisik Denny. "Aku mendengar suara perempuan memanggilku. Sudah dua kali ini, Gor."

Page 43: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 43

"Ah, kau macam-macam pula!" "Ssst... benar! Diamlah dulu. Dengarkan suara itu, siapa

tahu ia memanggilku lagi." Tigor hanya menghela napas dan menghempaskannya

dengan kesal. Ia kesal terhadap mobilnya sendiri, juga kesal terhadap tingkah Denny yang menurutnya mengada-ada. Tetapi, ketika ia hendak berdiam diri beberapa saat. ia merasa tengkuk kepalanya merinding. Bulu-bulunya meremang sendiri, dan ia pun bergidik sambil mendesis pelan.

"Aku jagi merinding, Denny!” "Aku juga," bisik Denny. "Celaka! Matilah aku kalau tempat ini ternyata angker...!"

kata Tigor dengan sedikit tegang, suaranya tak berani keras. Deru angin malam pembawa hujan mulai teram

menyibakkan rambut-rambut mereka. Tigor semakin cemas, takut kalau-kalau hujan turun, sementara mereka berhenti di jalanan sepi. Kanan-kiri adalah rawa-rawa yang ditanami semacam tanaman kangkung atau sejenisnya. Tak jelas karenn malam. Yang jelas, mereka jauh dari rumah atau bangunan berpenghuni.

'Eh, Denny... kita dorong saja mobil ini. Cari tempat yang tidak seram beginilah!"

Denny setuju. .Mereka mendorong mobil mencari tempat yang tidak menyeramkan. Tigor mendorong bagian samping sambil mengendalikan stiran mobil. Napas mereka ngos-ngosan, keringat pun mulai beranjuran. Tetapi, keringat mereka itu bercampur dengan keringat dingin akibat rasa takut yang mencekam.

Beberapa saat setelah mereka mendorong mobil, Denny yang mendorong dari bagian belakang mobil, tiba-tiba berhenti melangkah. Ia mendengar suara perempuan memanggilnya.

"Tigor. aku mendengar suara Kismi memanggilku!" "Ah, tak ada suara apa-apa.' Kau jangan macam-

macamlah! Bikin orang sport jantung saja.'" gerutu Tigor

Page 44: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 44

sambil tetap mendorong mobil. 'Eh, dorong lagi mobil ini! Jangan diam sajalah!"

Denny mencoba melupakan suara itu. ia mendorong mobil lagi. Sampai akhirnya, mereka menemukan sebuah warung di pangkalan ojek Ada dua tukang ojek yang ada di situ. dan hati Tigor serta Denny sedikit lega. Setidaknya mereka berada di antara beberapa orang. Syukur ada yang bisa memperbaiki mobil, atau memberi saran yang terbaik bagi Tigor dan Denny.

Warung itu. terletak pada satu tikungan jalan raya yang mempunyai cahaya lampu mercury di salah satu sisi. Sinar lampu itu jatuh ke warung dalam keadaan remang-remang, tetapi nyala lampu petromaks di warung itu cukup membuat penerangan tersendiri di sekitar situ.

Ternyata dari dua tukang ejek itu, tak ada yang bisa diharapkan untuk membetulkan mesin mebil Tigor. Bahkan mereka bersikap acuh lak acuh. tak mau memberi saran apa pun. Sementara itu, pemilik warung jalanan itu juga tidak tahu soal mesin mobil dan tidak punya pandangan yang lebih baik. Pemilik warung itu seorang lelaki lanjut usia dengan anak lelakinya yang masih belasan tahun. Tigor dan Denny akhirnya ngopi di warung itu sambil mencari ide untuk kembali ke pondokan mereka.

'Apakah mobil harus dititipkan pada pemilik warung ini? Kita pulang naik taksi saja?" usul Tigor. Denny menjawab dengan ketus karena dongkol pada nasibnya.

"Kalau mobilmu mau hilang, silakan saja kau titipkan ke warung ini. Esok pagi warung ini sudah tidak ada. Mereka jualan pada waktu malam saja.'

Denny ingin bicara lagi. tetapi kali ini ia mendengar suara seseorang berseni di kejauhan memanggilnya.

"Denny...! Denny. tolong akuuu...!" Arah suara itu dari tempat Denny dan Tigor tadi mendoiong

mobilnya. Denny terperanjat karena ia yakin bahwa Kismi sejak tadi sebenarnya menyusul mereka. Kismi tertinggal di belakang mereka, dan sekarang agaknya wanita itu mendapat kesulitan. Maka. Denny segera melompat keluar dari warung.

Page 45: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 45

"Hei, mau ke mana kau. Denny?!“ seru Tigor. "Kismi menyusul kita. Gor! la tertinggal di belakang kila

sejak tadi!" "Ah, mana mungkin dia berani lewat jalan sepi itu

sendirian!' bantah Tigor. "Tapi. aku mendengar suaranya memanggilku, la minta

tolong!" Denny segera pergi, kembali ke arah semula. Tigor sangsi

untuk mengikutinya. Ketika ia memandung jalanan yang gelap itu. ia melihat sosok bayangan Denny yang melangkah cepat bagai mengejar suara yang memanggilnya. Tetapi. Tigor sendiri sejak tadi tidak mendengar suara perempuan. Sekalipun tidak pernah. Maka. ia jadi merinding sendiri, dan masuk ke warung lagi.

"Apakah Bapak mendengar suara perempuan berseru dari sana. Pak?" tanya Tigor pada pemilik warung.

"Tidak. Tidak ada suara orang memanggil kok." jawab pemilik warung. "Kamu mendengar. naK?" Ia bertanya kepada anak lelakinya.

"Nggak dengar apa-apa kok. Pak! Nggak ada orang perempuan berteriak'" jawab anak lelaki pemilik warung.

"Nah, temanku itu jangan-jangan sudah gila dia! Nekat memburu suara hatinya sendiri! Sinting, dia” Tigor menggerutu seenaknya sambil mencomot makanan dan melahapnya, la tidak begitu menghiraukan keadaan Denny. Ia sendiri merasa merinding dan diganggu oleh perasaan gelisah sejak Denny pertama kali mengaku mendengar suara perempuan memanggilnya.

Denny sendiri tidak peduli dengan Tigor. Menurutnya, Tigor berlagak tidak mendengar suara Kismi karena ia takut jika harus kembali melalui jalan gelap dan sepi itu. Tetapi, Denny hanya punya satu konsentrasi, yaitu Kismi. Ia yakin Kismi memanggilnya dan ia harus datang dengan segera.

Tetapi, setelah beberapa langkah ia meninggalkan warung itu, langkah kakinya menjadi terhenti Ia mendengar suara Kismi memanggilnya di tengah rawa yang penuh tanaman

Page 46: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 46

sejenis kangkung. Sedangkan, di tengah rawa itu tak terlihat bayangan seseorang bergerak mendekat atau menjauh.

"Dennyyy..! Deimv. lupakah kau padakuuu..?!" "Kismii...!" teriak Denny keras ke arah rawa gelap itu.

Beberapa saat ia menunggu, ternyata tak ada jawaban. Jantungnya semakin berdebar-debar, tubuhnya merindng dan hatinya gelisah tak menentu.

"Kismiii...! Di mana kaauu...!” teriak Denny lagi. tapi tetap tak ada jawaban.

Angin bertiup mulai kentang. Denny masih berdiri di tepi rawa untuk menunggu kemungkinan terlihatnya Kismi. Ia ingin masuk ke tengah rawa-rawa ii u, tetapi ada keraguan sebab ia tak melihat bayangan manusia di sana. Tubuhnya dibiarkan semakin merinding, ia menganggap itu hal yang wajar karena angin bertiup cukup kencang dan membawa udara dingin. Tetapi, rasa takutnya itu masih menjadi bahan pemikiran Denny. Mengapa jantungnya jadi berdebar-debar dan sepertinya dicekam perasaan takut? Apa yang akan terjadi sebenarnya?

Ada sesuatu yang terbang karena terbawa angin. Sesuatu itu menempel di telinga Denny. Dengan tersentak kaget Denny menangkap benda yang menempel di telinganya. Ia mulai terhenyak kaget setelah diketahui benda itu adalah kapas putih

"Kapas dari mana ini?" pikirnya heran. Sekali Lagi tengkuk kepalanya merinding. Gumpalan kapas kecil itu sepertinya bekas penyumbat hidung atau mulut mayat Karena ia mempunyai dugaan begitu, maka jantungnya semakin berdebar keras.

Hanya saja. sewaktu ia mencium bau harum dari kapas tersebut, rasa takutnya sedikit berkurang. Bau harum itu serupa betul dengan bau parfum di tubuh Kismi. Makin yakin Denny jadinya, bahwa Kismi memang ada di sekitarnya. Tapi di mana? Ia melangkah semakin menuju tempat asalnya ia datang bersama Tigor tadi.

Page 47: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 47

"Kismiii...?! Kismi, di mana kau?!' seru Denny sambil matanya mencari-cari. Lalu, mulailah ia terbayang masa-masa bercumbu bersama Kismi. karena tempat itu sepi dan ia mulai berkhayal, seandainya Kismi ada di situ, maka ia tak segan-segan untuk menggeluti di rerumputan.

Ingatan bercumbu habis-habisan dengan Kismi membuat. Denny mengerang menahan gejolak birahinya. Napasnya semakin terengah-engah, dan hasratnya untuk memburu kemesraan bersama Kismi menyesakkan pernapasannya.

"Kismiii..!” Kali ini, Denny mendesah tanpa suara, dan meremas-remas sesuatu yang mendatangkan nikmat baginya.

Di kejauhan, masih terdengar suara Kismi memanggilnya dengan suara serak-serak manja, seakan suatu ajakan untuk bercumbu di alam bebas itu. Denny semakin terangsang, menegang semua otot tubuhnya, mendesis-desis lak berkesudahan, Kapas itu sesekali diciumnya sebagai ingatan keringat Kismi yang berbau wangi lembut itu. Setiap ia mencium wangi kapas itu. birahinya pun semakin bergolak menghentak-hentak. Mulutnya mengucap kata "Kismi" beberapa kali.

Namun, pada detik tertentu, Denny mengalami satu kejutan yang membuatnya tegang. Tangan kanannya tak dapat digerakkan. Kaku. la ingin memegang kepalanya, tapi tak bisa. Gerakan kaku tangan kanannya itu membuat Denny menarik ke atas untuk menggunakan tangan kiri. Tangan kanan itu tiba-tiba terlepas dari pegangan tangan kiri dan menampar matanya sendiri. Bahkan kali ini tangan tersebut di luar kemauan Denny telah meremat wajahnya sendiri, mencakar-cakar hingga wajah Denny pun mulai berdarah.

'Oh ..! Aaaow...! Kenapa tanganku ini? Oh...!" Dan, ia pun segera berlari ke arah warung dalam cekaman rasa takut sambil menjerit -jerit dicakar tangannya sendiri.

*** Bab 6

Page 48: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 48

Malam yang hening dan angin yang bertiup ke arah Utara,

membuat. Tigor berkerut dahi saat meneguk kopi panas. Suara Denny terdengar sayup-sayup, sejenak meragukan hati Tigor.

"Ah, tak mungkin itu suara Denny," pikirnya sendiri, dan ia melanjutkan menghirup kopi panasnya.

Tetapi, beberapa saat kemudian anak pemilik warung itu berkata kepada Tigor, "Bang, sepertinya itu suara teman Abang."

Sekali lagi Tigor berkerut dahi sambil menelengkan kepala, menyimak suara yang ada di kejauhan. Pemilik warung yang sudah lanjut usia itu juga berkata kepada anaknya,

"Iya, ya?! Sepertinya itu suara orang yang tadi ke sana, ya, Man? Jangan-jangan dia dalam bahaya," kalimat terakhir ditujukan kepada Tigor.

"Alaaah, Mak! Dia itu suka bercanda. Pak! Ja ngan mau percaya dengan lagaknya! Pasti dia main-main saja itu!" Tigor tetap tenang, sedangkan pemilik warung dan anaknya kelihatan menyimpan kecemasan.

Denny berusaha mempercepat larinya sambil tangan kirinya memegangi tangan kanan supaya tak bergerak. Tapi, bagaimanapun juga kekuatan tangan kiri itu tidak sebanding dengan tangan kanannya. Sekali lagi tangan kanannya bergerak cepat menampar wajah sendiri, kemudian mencakarnya dengan ganas dan kuat sehingga sebagian kulit wajah Denny mengelupas perih.

"Aaauw...!" teriak Denny begitu kuat menahan penderitaan itu. "Tigooor...! Tigooor...! Aaaow...!"

Anak pemilik warung segera memandang ke arah jalanan yang sepi dan gelap itu. Ia melihat sesosok bayangan manusia yang berlari terhuyung-huyung dengan teriakan-teriakan kian jelas. Angin yang berhembus kali ini berubah arah, bertentangan dengan pelarian Denny, sehingga suara teriakannya nyaris terbawa angin seluruhnya. Hanya anak pemilik warung itu yang mendengar lebih jelas, sebab ia

Page 49: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 49

melangkah beberapa meter dari depan warungnya. Ia segera meng-huhungi Tigor dan herkata dengan tegang,

"Bang! Bang, itu teman Abang dalam bahaya! Ia berlari-lari menuju kemari!"

Tigor tertawa dalam gumam. "Dia pasti ketakutan, disangkanya ada setan yang mengejarnya! Mampuslah kau! Sok berani dia!" Tigor tetap meremehkan temannya itu, sehingga anak pemilik warung menjadi jengkel sendiri. Ia tinggalkan saja Tigor yang menyepelekan pemberitahuannya. Ia kembali melangkah di tempatnya semula dan memandang dengan mata menyipit langkah-langkah Denny yang mulai tak mampu secepat semula.

Denny tersungkur jatuh dengan menggeram-geram, mengerahkan tenaganya untuk melawan gerakan tangan kanannya itu. Tetapi, kekuatannya itu tak mampu menguasai tangan kanannya yang hergerak sendiri di luar keinginannya. Bahkan kali ini tangan kanan itu menjambak rambutnya sendiri, kemudian mengangkat kepala dan membenturkan kepalanya sendiri ke tanah. Berkali-kali tangan kanan itu membentur-benturkan kepalanya ke tanah hingga kotor dan berlumur darah. Sesekali Denny mencoba menahan hentakan kepalanya, namun selalu gagal dan akhirnya batu runcing pun mengenai keningnya beberapa kali, hingga makin deras darah yang mengalir dari wajahnya.

"Aaaow! Aaaow! Aaaow...!" Denny berteriak kesakitan. Kemudian ia berusaha sekuat tenaga untuk bisa herdiri. Dan, ia berhasil. Tangan kanannya bergerak kaku melepaskan rambutnya. Gerakan kaku itu akibat kekuatan Denny memaksa agar tangan tersebut tidak bergerak. Tangan kirinya segera menarik turun tangan kanannya dengan kekuatan yang terpaksa menguras tenaga.

Dalam keadaan melawan kekuatan gaib yang lelah merasuk dalam tangan kanannya itu, Denny tetap melangkah cepat, berlari ke arah warung. Erang dan tangisnya meraung di sela kesunyian malam, dan hanya anak pemilik warung yang mendengarnya.

Page 50: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 50

"Man, ngapain kamu di situ?" tegur pemilik warung kepada anaknya.

"Orang itu kesakitan, Pak!" jawab Man dengan perasaan ngeri.

"Astaga...! Kenapa orang itu, Man?!" pemilik warung terbengong memandangi Denny dengan mata menyipit. Makin lama Denny semakin terlihat jelas dalam hembusan angin, seakan ia menyongsong derasnya angin yang menderu.

"Aaaow...! Tigor...! Tolooong...!" Kali ini, Tigor keluar dari warung bertenda plastik itu.

Denny berlari terhuyung-huyung dan tak tentu arah. Tigor masih saja menganggap itu suatu sandiwara atau permainan Denny. Ia bahkan berseru di sela tawanya,

"Hei, mabuk di mana kau?! Macam mana bisa mabuk kalau cuma minum kopi, he he he...!"

"Bang, dia hersungguh-sungguh!" kata anak pemilik warung.

Tigor tiba-tiba menghentikan tawanya. Wajahnya menjadi tegang setelah Denny berjarak 7 meter darinya.

"Denny...?! Kenapa kau, hah?!" Buru-huru Tigor menyambut Denny, namun tiba-tiba sewaktu ia hendak meraih tuhuh Denny yang berwajah merah karena darah itu, tangan kanan Denny menghantam dagu Tigor dengan keras. Tigor memekik kesakitan dan terjengkang ke belakang hingga jatuh terduduk di tanah. Sedangkan Denny masih mengerang, ngotot hingga uratnya keluar semua. Ia menahan gerakan tangan kanannya yang ingin menghantam kepalanya sendiri. Dan, sekali lagi Denny menjerit kesakitan karena tangan kanannya berhasil menghantam kepalanya dengan keras.

Dua tukang ojek itu segera mendekati Denny, karena mereka curiga darah membasah di wajah Denny.

"Ada apa, Wak...?!" tanya salah seorang tukang ojek kepada pemilik warung.

"Nggak tahu, tuh! Dia tahu-tahu menghajar temannya dan memukuli dirinya sendiri!"

"Gila barangkali, dia!" kata tukang ojek yanj; lain.

Page 51: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 51

Denny masuk ke warung dengan gerakan kaku dan meraung-raung. Tangan kanannya yang masih mengejang kaku, seakan-akan bergerak sendiri.

"Kasihan dia...!" tukang ojek yang jangkung hendak menolong Denny dengan cara memegang kedua pundaknya. Sayang sekali, sebelum tangan tukang ojek itu menyentuh tubuh Denny, tangan kanan itu sudah lebih dahulu mengibas dan menampar lelaki jangkung itu dengan keras. Tentu saja lelaki jangkung itu terpekik kesakitan dan terhuyung-huyung ke belakang.

"Oh... hooow... hhh! Aaaowh...!" Denny bersuara tak karuan, membuat semua orang tak berani mendekati Denny. Apalagi dalam keadaan wajah berlumur darah itu Denny mendelik-delik dengan liar, oh... menyeramkan sekali. Pemilik warung dan anaknya gemetaran, memandang dari luar warungnya.

"Denny...?! Denny, apa yang terjadi, Denny?!" teriak Tigor sambil mendekati Denny.

Mata Denny yang membelalak liar itu memandang sebuah sendok garpu di atas piring kotor yang ada di sudut meja. Agaknya piring itu bekas orang makan yang belum dicuci. Seketika itu, samhil menggeram Denny menahan tangan kanannya yang ingin bergerak mengambil garpu makan itu.

"Denny, apa-apaan kau sebenarnya, Bangsat!" bentak Tigor. Ia dalam keadaan panik melihat Denny berlumur darah wajahnya Lebih panik lagi setelah Denny terlihat menggenggam sebuah garpu makan dengan tangan kanannya. Garpu makan diacungkan ke arah diri sendiri.

Suara Denny menggeram, sementara tangan kirinya menahan kuat-kuat gerakan tangan kanannya yang ingin menikam diri sendiri.

"Oh, Tig..., Tigor... tolong aku...! Tangan kananku! Oh, tangan ini sukar kukendalikan, dan.... Aaaow...!" Denny menjerit lagi karena tangan kanannya berhasil menghunjamkan garpu makan itu ke arah pundak kirinya, dekat dengan leher.

Page 52: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 52

Tigor hendak menyergap Denny, namun ia terpaksa berpaling dan menghindar seketika, karena dengan cepat tangan kanan itu bergerak mengibas dan mengenai pipi Tigor hingga berdarah.

Jubb...! "Hughhh...! Krrr... krrr...!" "Edan kau! Edaaan...!" teriak Tigor dengan mata makin

membelalak ketika ia melihat Denny menusukkan garpu bermata tiga itu ke arah tenggorokannya. Ia mendelik, matanya terbeliak-beliak. Batang garpu masuk terbenam ke bagian tengah leher, dan membuat Denny tak mampu bicara lagi. Ia seperti kambing yang disembelih seketika.

Tigor mau menyergap bersama kedua tukang ojek, namun masing-masing merasa ciut nyalinya dan takut terkena sabetan garpu itu lagi. Tigor hanya bisa berseru.

"Jangan nekat, Denny! Jangan berpikiran picik! Kismi masih bisa kau temani kalau kau hidup, tapi... tapi...."

"Aaahg...!" Tepat pada saat itu Denny mendelik, membungkuk dan

akhirnya jatuh dengan darah tersembur dari jantungnya yang terkena tusukan garpu yang kedua kalinya.

Anak pemilik warung memeluk ayahnya, tak tega melihat peristiwa mengerikan itu. Dan, anak tersebut tak sempat melihat, bagaimana susah payahnya Denny mencabut garpu yang telah terbenam di jantungnya, kemudian berusaha menikam dirinya lagi, dan berhasil mengenai ulu hati. Darah semakin menyembur ke makanan atau toples tempat peyek kacang. Darah menjadi berceceran di mana-mana.

Pada saat itu, Denny menjadi melemas. Sepertinya sudah tak ada setan yang masuk dalam raganya. Lalu, jatuhlah ia. Terkapar dekat bangku warung dengan berlumuran darah tak bisa diharapkan lagi. Tigor bermaksud mencari mobil ambulans atau mobil darurat untuk membawa Denny ke rumah sakit. Tetapi, usaha itu rupanya tak pernah berhasil, sebab beberapa saat kemudian, tubuh Denny itu tak mampu bergerak lagi. Ia menghembuskan napasnya yang terakhir

Page 53: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 53

dengan masih sempat menyebut kata: "Kismi" dalam desah napas penghabisannya. Maka. meninggallah Denny dengan keadaan dan suasana yang amat mengerikan.

Tigor tidak bisa berbicara sepatah kata pun melihat kenyataan itu. Mulutnya seperti dibekukan, kerongkongannya kering dan sukar untuk mengeluarkan suara. Lidahnya pun seperti terbuat dari besi, kaku sekali untuk digerakkan. Seorang tukang ojek mengambil inisiatif, menghubungi pos polisi terdekat. Mereka mempunyai kesimpulan yang sama, bahwa kematian Denny adalah satu tindakan bunuh diri, tanpa campur tangan pihak lain.

Berita itu sempat membuat Hamsad nyaris jatuh pingsan di rumahnya. Ade menghubungi Hamsad pada pagi hari, empat jam setelah jenazah Almarhum Denny tiba di pondokan mahasiswa. Hamsad merasa dibantai jiwanya dengan berita kematian Denny. Bahkan, ketika ia bergabung dengan anak-anak pondokan, Hamsad sempat berlinang air mata melihat wajah-wajah mereka dicekam duka, seakan menunggu giliran untuk melakukan bunuh diri yang keji.

Hamsad terdengar berkata parau kepada Ade, "Setelah Norman, Denny. Setelah Denny, siapa lagi?"

Seperti jenazah Norman dulu. Almarhum Denny pun dimakamkan di kota asalnya: Madiun. Hampir semua teman kost-nya turut memakamkan Denny ke Madiun. Hanya Tigor dan Lukman yang tinggal di pondokan. Tigor merasa tidak mampu menghadapi kenyataan tersebut. Tigor lebih merasa dibantai jiwanya, karena ia sempat menyepelekan teriakan Denny yang meminta tolong pada waktu itu. Rasa sesalnya begitu besar, dan membuat Tigor lebih sering mengunci mulutnya ketimhang harus bercerita kepada siapa pun yang bertanya kepadanya. Sedangkan Lukman, waktu itu dalam keadaan sakit. Ia tak bisa ikut menghadiri upacara pemakaman jenazah Denny di Madiun. Tetapi, dialah orang pertama yang menangis tersengguk-sengguk ketika melihat keadaan Denny sudah menjadi mayat. Beruntung waktu itu keluarga Denny berkumpul di rumah Bu Anis, sehingga

Page 54: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 54

Lukman masih bisa mengantarkan jenazah Denny ke rumah Bu Anis, namun tidak mampu lagi ikut ke Madiun.

Tentu saja setiap orang bertanya-tanya: Mengapa kematian Denny mempunyai kesamaan dengan kematian Norman? Masing-masing mati oleh tangannya sendiri. Bunuh diri. Tapi, faktor apa yang membuat mereka bunuh diri, masih belum mendapat suatu kesimpulan yang pasti. Ada yang mengatakan, pondokan mereka angker dan meminta korban entah berapa jumlahnya. Ada lagi yang beranggapan, Denny dihampiri roh Norman dan diajaknya pergi dengan cara seperti yang dilakukan Norman semasa hidupnya. Sementara yang lain mengatakan, itu hanya satu hal yang kebetulan saja. Kebetulan Denny punya masalah yang mengerdilkan jiwanya, sehingga ia berani melakukan bunuh diri.

Hanya satu orang yang mempunyai dugaan aneh di dalam pertemuan tak resmi yang mereka adakan di kamar Bahtiar, dua hari setelah jenazah Denny dimakamkan. Orang yang mempunyai dugaan aneh itu adalah Hamsad. Karena dialah yang mempunyai firasat buruk pada saat-saat menjelang kematian Norman dan Denny.

"Keduanya sama-sama jatuh cinta pada Kismi," kata Hamsad. Kemudian, mereka memberikan reaksi serupa. Bungkam. Benak mereka sama-sama menerawang pada cerita Denny tentang Kismi.

Bahtiar bertanya pada diri sendiri, dengan ucapan yang sempat didengar oleh teman-temannya, "Mungkinkah keduanya menjadi picik hanya karena jatuh cinta?"

"Tiap-tiap orang mempunyai ketahanan jiwa yang berbeda," ujar Ade. "Pada saat mencapai klimaks persoalan, jiwa manusia mudah menjadi rapuh. Yang terlintas dalam logiknya hanya jalan pintas menyelesaikan persoalan tersebut. Dan, mungkin bagi kedua korban itu sama-sama sependapat, bahwa jalan pintas yang terbaik adalah bunuh diri."

Tigor mulai tertarik dengan pembicaraan tersebut. Ia berkata dengan suara pelan, masih bernada duka,

"Wanita itu sebenarnya tidak ada!"

Page 55: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 55

Kini, semua mata memandang ke arah Tigor. Hanya Hamsad yang masih memandang ujung kakinya yang melonjor, namun telinganya menyimak kata-kata Tigor. Ia mendengar Tigor berkata lagi,

"Petugas motel itu, aku rasa tidak ada yang kenal dengan Kismi. Jadi, kubilang Kismi itu hanya ada dalam khayalan mereka."

"Dan mereka mati karena khayalannya sendiri, begitu maksudmu?" tanya Yoppi.

"Begitulah! Buktinya petugas motel berkeras untuk mengatakan, bahwa di situ tidak ada perempuan yang bernama Kismi! Dari pukul 7 malam sampai pukul 10 malam aku dan Denny menunggu perempuan itu, nyatanya tidak ada!"

"Denny mengatakan, perempuan itu adalah perempuan eksklusif, yang keberadaannya sendiri dirahasiakan oleh petugas motel. Barangkali hal itu dimaksud agar reputasi Kismi yang sebenarnya tidak jatuh di mata mereka. Mungkin Kismi seseorang yang punya reputasi tinggi, punya jabatan fungsional, punya karir yang gemilang, sehingga kalau setiap orang mengenal dia sebagai perempuan kehausan, alangkah memalukan sekali? Karena itu, Denny juga berkata, bukan? Bahwa, Kismi bukan perempuan sembarangan yang mudah disentuh oleh lelaki. Dia tidak seperti wanita-wanita penghibur lainnya, yang sekali panggil pasti akan datang!" celoteh Susilo sambil memainkan korek api.

Siapa sebenarnya Kismi? Di mana tempat tinggalnya? Menurut Hamsad, hanya Pak Hasan yang mengetahui hal itu. Karena, Norman mengenal Kismi lewat pesanan dari Pak Hasan. Hamsad masih ingat cerita Almarhum Norman, bahwa ia datang ke motel itu dibawa oleh Pak Hasan sebagai service pemancing spirit untuk tulisan yang akan disusun oleh Norman. Pak Hasan-lah yang memesankan seorang perempuan untuk Norman, karena waktu itu, tahu-tahu Norman dihampiri seorang perempuan sedangkan Pak Hasan mungkin mengambil perempuan lain untuk dirinya sendiri.

Page 56: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 56

Jadi, Pak Hasan-lah sebenarnya yang memegang rahasia tentang siapa Kismi dan di mana Kismi.

Tanpa memberitahukan kepada yang lain masalah Pak Hasan itu, Hamsad segera menghubungi Pak Hasan melalui telepon. Kebetulan, ketika Hamsad jalan-jalan di pantai, ia sempat bertemu dengan Pak Hasan dan disuruh menghubunginya sewaktu-waktu. Maka, kali ini ia ingin membuat janji untuk bertemu di sebuah restoran fast food.

Pak Hasan sebenarnya punya bahan pembicaraan sendiri. Ia ingin berbicara tentang kematian Norman dan tawaran buat Hamsad mengenai penulisan tentang buku-buku. Tetapi, Hamsad lebih dahulu bertanya,

"Siapa Kismi itu sebenarnya, Pak?" Pak Hasan kelihatan bingung, tak mengerti maksud

Hamsad. Ia menggumam, "Kismi...?! Maksudmu, Kismi apa ini? Kismi makanan atau...?"

"Norman bunuh diri sejak ia dibawa oleh Bapak ke Motel Seruni, dan di sana ia bercinta dengan Kismi."

"Ya. Memang aku yang mengajaknya ke motel, tapi dia menolak perempuan yang kukirimkan untuknya. Malahan perempuan itu bilang, bahwa Norman telah mempunyai pasangan sendiri. Mungkin, perempuan itu yang bernama Kismi. Tapi, aku tak tahu, Norman dapat dari mana perempuan itu." tutur Pak Hasan kelihatan serius sekali.

Hamsad masih curiga. "Jadi, Pak Hasan benar-benar tidak mengenal perempuan yang bernama Kismi?"

"Tidak. Mendengar nama itu pun aku baru sekarang." Pak Hasan tertawa pendek. "Kusangka tadinya Kismi itu nama makanan. Jadi, tadi aku sedikit bingung."

Hamsad tersenyum tawar, kemudian menghempaskan napas. Rona duka terlihat samar-samar di wajah itu, membuat Pak Hasan berbalik curiga kepada Hamsad.

"Ada apa sehenarnya, Ham? Apa benar kematian Norman karena mengenal perempuan bernama Kismi?"

'Ya. Benar. Tempo hari, ketika saya bertemu Pak Hasan di pantai, saya dengan teman saya mencari perempuan yang

Page 57: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 57

bernama Kismi. Teman saya, Denny, berhasil bertemu dengan Kismi, tapi ia tidak sempat berbicara panjang lebar mengenai Norman. Ia terbuai dan bergumul dengan Kismi sampai pagi. Badannya lemas, wajahnya jadi pucat seperti mayat hidup. Beberapa hari yang lalu, Denny pun mati karena bunuh diri."

"Hah...?!" Pak Hasan mendelik. "Denny menikam leher, jantung dan ulu hatinya dengan

garpu makan di sebuah warung. Menurut saksi mata, ia menghempaskan napas terakhir sambil menyebutkan nama Kismi." Hamsad menelan ludahnya sendiri, seperti memendam suatu kepedihan. Pak Hasan melihat kesungguhan di wajah Hamsad, dan hal itu membuatnya berdebar-debar.

Setelah Hamsad menceritakan secara detail tentang kematian Norman, juga proses kematian Denny, Pak Hasan pun akhirnya berkata, "Misterius sekali. Aku jadi tertarik untuk menemui perempuan itu."

"Apakah Bapak bisa membujuk petugas motel?" "Kenapa tidak!? Pemilik motel itu temanku satu kampung."

*** Bab 7 Memang benar. Pemilik motel itu adalah teman sekampung

dengan Pak Hasan. Tetapi, sayangnya Pak Hasan merasa keberatan jika Ham-sad ikut menghadap pemilik motel itu. Hamsad hanya diizinkan menunggu di lobby, sementara Pak Hasan terlibat pembicaraan dengan pemilik motel di dalam kantornya. Sore itu, Hamsad merasa seperti kambing congek, terbengong sendirian di lobby. Hatinya dongkol, karena tak diizinkan ikut dalam pembicaraan tersebut. Alasan Pak Hasan, karena temannya yang menjadi pemilik motel itu dalam keadaan cacat, dan ia tak mau orang lain melihat kecacatan fisiknya. Mau tak mau Hamsad menerima alasan tersebut.

Matahari hampir terbenam seluruhnya. Hamsad masih berharap, mudah-mudahan ia bisa bertemu dengan perempuan yang bernama Kismi di lobby itu. Paling tidak

Page 58: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 58

melihat perempuan dengan ciri-ciri seperti yang disebutkan Norman dan Denny, dan Hamsad akan berusaha mengenal perempuan itu. Sayangnya, tamu-tamu yang memasuki lobby tidak satu pun ada yang punya paras cantik dan punya pesona mirip ratu Mesir Kuno. Rata-rata perempuan yang masuk ke lobby mempunyai paras standar, biasa-biasa saja. Tak ada yang istimewa. Kalau tidak istimewa, berarti dia bukan Kismi.

Sambil merenungkan misteri kematian Norman dan Denny, Hamsad berhasil menemukan satu kejanggalan. Kejanggalan itu, tempo hari dikatakan rusak AC-nya, dan sering tersumbat saluran airnya. Tetapi, nyatanya ketika Hamsad masuk menemui Denny, kamar itu ber-AC. Lancar. Timbul rasa curiga dalam hati Hamsad, mengapa bagian resepsionis waktu itu setengah tidak mengizinkan mereka membocking kamar, Seruni? Kamar masih ada dua yang kosong, tapi dikatakan: "Tinggal satu kamar yang belum di-bocking." Ini aneh dan janggal bagi Hamsad.

Kecurigaan kedua, mengapa Norman dan Denny bisa bertemu dengan Kismi di kamar itu? Bagaimana dengan kamar lain? Apakah Kismi mau datang ke kamar lain juga? Mengapa pula Kismi tidak meminta uang lelah kepada Norman dan Denny? Bukankah Kismi bekerja sebagai wanita penghibur? Bukankah yang dibutuhkan dalam hal itu adalah uang?

Iseng-iseng, Hamsad mendekati bagian resepsionis. Kali ini yang bertugas bukan orang yang dulu, tetapi orang yang sebenarnya pernah ditemui Denny dan Tigor. Hanya saja, Hamsad tidak tahu tentang pemuda tersebut.

"Masih ada kamar kosong, Mas?" sapa Hamsad dengan ramah.

"Masih," jawab bagian resepsionis dengan ramah pula. "Mau bocking kamar?" tawarnya. Hamsad hanya tersenyum dalam ketenangan sikapnya.

"Saya tunggu keputusan dari teman saya yang sedang menemui pemilik motel ini. Kalau dia mengajak bermalam di sini, yah... mau tak mau kami bocking dua kamar." Padahal

Page 59: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 59

rencana itu tidak ada dalam pembicaraan Hamsad dengan Pak Hasan.

"Hari ini, agak sepi," kata petugas resepsionis. "Lain halnya jika malam Minggu. Kalau malam-malam seperti ini, apalagi ini malam Jumat, biasanya kamar kami banyak yang kosong. Kalau Bung jadi bermalam di sini, Bung bisa bebas memilih kamar sesuai selera."

"O, begitu, ya?! Jadi, bisa saja saya memilih kamar Seruni, ya?"

Pemuda petugas resepsionis itu sedikit menggeragap. "Hm... kalau kamar itu, wah... kebetulan tadi siang sudah ada yang bocking. Kamar itu sudah diisi, Bung."

"Ooo...?!" Hamsad manggut-manggut. "Kalau boleh saya tahu, lelaki atau perempuan yang memakai kamar Seruni itu?"

"Lelaki. Mungkin dia orang seberang." "Sendirian?" "Ya. Sendirian. Barangkali sebentar lagi partnernya

datang." "Apa dia langganan di sini? Maksud saya, sering datang dan

bermalam di sini dengan seorang perempuan?" makin lama pertanyaan Hamsad makin bersifat pribadi. Petugas itu agak sulit menjawab. Ia hanya tersenyum-senyum yang a-khirnya berkata,

"Sebenarnya, kami tidak boleh bicara soal itu, Bung. Tapi, karena kebetulan tadi saya juga yang menerima tamu itu, jadi kalau boleh saya katakan, bahwa saya baru sekali ini bertemu dengan orang tersebut. Saya rasa, dia juga baru kali ini datang kemari, Bung."

Hamsad manggut-manggut sambil menggumam. Petugas itu berkata lagi,

"Kalau Bung mau, bisa memilih kamar yang lain. Kamar Seroja juga bagus. Bung. Strategis dan romantis letaknya. Dia ada di tepi pantai. Bung bisa melihat ombak dari terasnya."

"Kalau saya mau, saya akan memilih kamar Seruni," kata Hamsad pelan, sepertinya sekadar basa-basi saja.

Page 60: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 60

"Kamar itu jarang dipakai, Bung," bisik petugas resepsionis, nada bicaranya mencurigakan.

"Kenapa? AC-nya rusak? Saluran airnya tersumbat?" Petugas itu tertawa pendek. "Itu hanya alasan kami.

Sebenarnya, kami menghindari kamar itu dari para tamu. Kalau tidak memaksa sama sekali, kami tidak izinkan para tamu menggunakan kamar tersebut."

"Alasannya?" desak Hamsad semakin penasaran. "Kamar itu angker, Bung." Kali ini suaranya yang berbisik

namun ditekankan kalimatnya itu, membuat Hamsad menjadi merinding seketika. Ia memandang ke arah luar, ternyata malam mulai datang. Suasana tak secerah waktu ia tiba di motel ini. Dan, suasana malam itu makin membuat Hamsad berdebar-debar setelah mendengar jawaban petugas tersebut.

Sebenarnya Hamsad ingin bertanya lebih lanjut mengenai kamar Seruni, sayangnya petugas itu harus menemui tamu yang hendak mem-bocking kamar. Hamsad ditinggalkan, dan kini ia kembali ke meubel lobby, duduk di sana merenung diri.

Hatinya menjadi galau. Resah. Batinnya bertanya-tanya, "Benarkah kamar itu angker? Jika benar begitu, mengapa begitu mudah petugas resepsionis itu mengatakannya kepadaku? Seharusnya dirahasiakan. Ini menyangkut prestise motel ini sendiri, kan? Ah, kurasa ia mengada-ada. Dengan cara begitu, diharapkan aku tidak kecewa dan mau memilih kamar lain. Brengsek!

Itu hanya teknik propagandanya saja!" Hamsad mendesah kesal. Pak Hasan terlalu lama ngobrol di

dalam dengan pemilik motel yang juga sebagai manager. Untuk menghilangkan kejenuhannya, Hamsad melangkah keluar dari lobby, menikmati udara malam di luar lobby. Dalam pikirannya sempat terlintas satu harapan. "Mudah-mudahan cewek yang akan datang ke kamar Seruni ituadalah Kismi. Kalau benar yang akan melayani tamu di kamar Seruni itu Kismi, maka ada baiknya kalau aku menghadangnya di sini. Kismi pasti akan berjalan lewat arah sini untuk menuju kamar Serani. Mungkin aku bisa menyapanya, setidaknya melihat

Page 61: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 61

dengan mata kepala sendiri kecantikan yang konon istimewa itu."

Harapan itu adalah harapan yang sia-sia. Karena, sebelum Kismi muncul, Pak Hasan telah keluar dari lobby dan melambaikan tangan kepada Hamsad, memanggil. Mereka kembali duduk di lobby. Pak Hasan berkata kepada Hamsad,

"Aku sudah mendesaknya beberapa kali, tapi dia tetap mengatakan, tidak ada 'anak buahnya' yang bernama Kismi. Bahkan ia mengingatkan padaku, agar jangan sekali-kali menggunakan kamar Seruni."

"Kenapa, katanya?" "Kamar itu angker!" bisik Pak Hasan dalam ketegangan.

Hamsad sedikit terperanjat dan merasa heran, karena pernyataan itu sama dengan pernyataan petugas resepsionis tadi.

"Saya tidak yakin, Pak!" kata Hamsad. "Saya rasa itu satu cara untuk mempromosikan kamar-kamar lainnya."

"Kalau tidak percaya, malam ini juga aku disuruh membuktikannya, Ham!"

"Percuma. Pak. Kamar itu sudah dibocking orang." "Hah...?!" Pak Hasan terperanjat. "Jadi, apa rencana kita selanjutnya?" tanya Hamsad dengan

perasaan masih kesal akibat kegagalan menyelidik tentang Kismi.

"Ham, kita disuruh cek ke beberapa tempat yang menampung wanita-wanita penghibur. Terutama di Panti Pijat Mahaiani. Karena, wanita-wanita di sana sering diambil kemari untuk melayani tamu yang membutuhkannya. Bagaimana kalau kita ke sana untuk mencari Kismi?"

Setelah dipertimbangkan sejenak, Hamsad menjawab, "Kita coba saja!"

Sebenarnya Hamsad tidak begitu bersemangat.' Dalam hatinya ia berkata, "Pasti tidak ada yang bernama Kismi. Kalau toh ada, pasti Kismi sedang keluar, sebab kamar Seruni itu ada yang menempati. Tapi, coba sajalah. Barangkali ada hal-hal baru yang bisa dijadikan pertimbangan."

Page 62: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 62

Dugaan Hamsad menjadi kenyataan. Ia tidak memperoleh apa-apa di Panti Pijat Maharani itu. Tidak ada yang bernama Kismi, tidak ada yang mengenal Kismi, kendati mereka mengaku sering diambil ke Motel Angel Flowers. Kemudian, Pak Hasan dan Hamsad menuju ke Panti Pijat Ibu Endang, konon terkenal banyak pengunjungnya. Tetapi, di sana juga tidak ada yang bernama Kismi.

Gagal sudah. Malam itu, Hamsad pulang tanpa membawa hasil. Hanya sedikit data tentang kamar Seruni yang katanya angker itu. Tapi, Hamsad tidak menghiraukan kata-kata petugas resepsionis tadi. Kemudian, dalam ketermenungannya itu ia mendapatkan gagasan baru. Ia berkata dalam hati. "Aku harus bermalam di sana! Barangkali dengan bermalam di sana, aku bisa menemukan apa yang kucari. Kismi. Dan, dari Kismi aku bisa memperoleh kesimpulan, mengapa kedua temanku itu mati bunuh diri? Kapan aku harus ke sana? Besok? Ah, jangan! Besok aku ada acara dengan Lista. Cewek itu menggemaskan juga sih. Siapa tahu dia mau nyantol padaku. Lumayan, kan?"

Acara yang dimaksud Hamsad adalah menghadiri reuni SMP tempat Lista dulu. Acara itu cukup sederhana, namun sudah tentu mengesankan bagi mereka yang pernah satu bangku dan satu sekolah semasa SMP. Sedangkan Hamsad sendiri, tidak mempunyai kesan apa-apa, kecuali mendampingi Lista.

"Kenapa kau membawaku kemari? Aku kan tidak punya kenalan di sini? Mereka tidak mengenalku," kata Hamsad.

"Justru aku ingin mengenalkan kamu kepada mereka sebagai pacarku," kata Lista yang berpenampilan tomboy.

"Apa? Sebagai pacarmu? Pacar cap apa aku ini? Bercinta belum sudah mengaku pacaran!"

"Ah, cuek sajalah! Supaya aku kelihatan laku!" "Kenapa kau tidak mencari pacar yang sebenarnya saja?!" "Malas! Bikin repot karirku saja!" jawab Lista . seenaknya. Yang lebih menyebalkan lagi. dalam pesta reuni itu Lista

justru asyik ngobrol dengan cowok-cowok bekas teman SMP-nya yang sekarang, menurut Lista, sudah kelihatan ganteng-

Page 63: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 63

ganteng semua. Hamsad merasa dikesampingkan oleh Lista, sehingga hampir-hampir ia pulang sendiri tanpa setahu Lista.

Malam itu, Hamsad hanya memperoleh kedongkolan pergi dengan Lista. Ia merasa jera. Tak mau lagi pergi ke mana saja dengan Lista. Gadis itu egois. Ia hanya mementingkan diri sendiri, tanpa memikirkan perasaan orang lain. Untung saja malam itu Hamsad bisa lekas tertidur, sehingga kedongkolan hatinya pun cepat reda.

Hanya saja, esok harinya, Hamsad bangun sedikit siang. Ia memang bermaksud tidak kuliah. Malas. Karenanya, ketika adiknya membangunkan, Hamsad hanya menggeliat dan tidur lagi.

Tetapi, kali ini ia dibangunkan oleh mamanya karena ada seorang teman yang ingin bertemu dengannya. Hamsad malas, tapi mamanya memaksa. Bahkan mamanya berkata, "Kalau kau ingin jadi pemalas, cari pondokan lain, seperti dulu lagi! Jadi, kau bisa bebas mau bertingkah apa saja!"

Tak tahan mendengar omelan mamanya, Hamsad pun turun dari pembaringan. "Siapa yang mencariku?"

"Temanmu! Bahtiar!" Benar. Bahtiar yang datang pagi itu, sekitar pukul 9 kurang.

Hamsad mengerjap-ngerjapkan matanya yang masih terasa mengantuk. Ia berdiri dengan lesu, bersandar pada kusen pintu. Suaranya parau dan malas, "Ada apa, Tiar...?! Bikin kagok orang tidur saja kau, ah!"

Bahtiar tidak langsung menjawab. Ia memandang Hamsad yang menguap sambil mengencangkan otot-ototnya. Kemudian, Hamsad menghampiri Bahtiar di kursi tamu, duduk di depan Bahtiar dengan loyo.

Mendadak ia jadi curiga melihat Bahtiar berwajah sendu. Kecurigaannya itu membuat Hamsad menjadi serius, dan bertanya lagi, "Ada apa sih?!"

"Ham...," kata Bahtiar sedikit gagap. "Ada... ada korban lagi dari teman kita."

"Hah...?!" Hamsad terperanjat baru mendengar kata-kata itu. "Korban?! Maksudmu?"

Page 64: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 64

"Tigor, bunuh diri!" "Gila!" teriak Hamsad sambil menggebrak meja, untung

meja kaca itu tak sampai pecah, hanya asbaknya yang terpental.

"Tigor bunuh diri?! Tigor...?!" Hamsad seperti orang tak percaya terhadap pendengarannya sendiri. Bahtiar mengangguk dalam kesedihan.

"Peristiwanya terjadi tadi malam, sekitar pukul dua hampir pagi," tutur Bahtiar.

"Meng... mengapa? Mmmeng... mengapa ia bunuh diri? Apa alasannya, Tiar?!" Hamsad gemetar dan napasnya terengah-engah. Deburan di dalam dadanya membuat ia sedikit gemetar.

"Kemarin malam, ia penasaran. Ia datang ke motel, tempat Norman dan Denny menginap...."

"Kemarin malam? Bukan tadi malam, kan?" tegas Hamsad. "Kalau kemarin malam...? Berarti...? Berarti waktu itu aku ada di sana bersama Pak Hasan! Gila betul dia? Jadi... oh, ya... aku memang menanyakan kamar Seruni, dan petugas motel itu menjawab, bahwa kamar itu ada yang menyewanya. Aku tidak tahu kalau orang itu adalah Tigor?! Aaah...! Gila semua!" Hamsad bagai orang kesetanan. Matanya yang masih merah karena habis bangun dari tidur itu membelalak lebar, penuh kemarahan. Tapi, ia tak tahu, kepada siapa ia harus marah?

Di perjalanan menuju pondokan Tigor dan teman-teman yang lainnya, Bahtiar menjelaskan tentang kematian Tigor.

"Siangnya dia kembali, dan bercerita kepada kami, bahwa ia berhasil bertemu dengan wanita yang mengaku bernama Kismi. Menurutnya, Kismi memang cantik. Luar biasa kecantikannya. Kismi hebat di ranjang. Luar biasa kehebatannya. Dan, menurutnya, Kismi muncul setelah lewat tengah malam. Pintu kamarnya diketuk, dan ternyata Kismi-lah yang datang."

"Tigor memesan Kismi dari siapa?" "Ia tidak memesan Kismi. Ia yakin, bahwa Kismi itu setan.

Ia sengaja ingin bertemu setan di situ, dan usahanya itu

Page 65: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 65

berhasil, la bahkan bangga, karena bisa menjinakkan setan, Kismi bukan hantu yang menakutkan menurut Tigor, justru sebaliknya, Kismi hantu yang membuat lelaki betah tinggal bersamanya."

"Lalu, kenapa Tigor bunuh diri?" "Karena ia ingin bertemu dengan Kismi lagi, barangkali! Itu

dugaan kami. Tigor ingin bertemu Kismi, tapi tidak punya uang sewa Seruni yang cukup mahal itu. Kemudian, ia mengambil pisau badiknya, dan menusuk-nusuk dirinya sendiri sampai beberapa kali. Lukman berhasil memukul tengkuk kepala Tigor, dan pingsan. Waktu itu, tubuh Tigor sudah berlumur darah. Tetapi, anehnya... tangan kanannya yang memegang badik sukar dicabut. Tangan kanannya itu justru bergerak sendiri, hampir menikam perut Ade."

"Kemudian, bagaimana cara kalian mengatasi?" "Tidak ada yang bisa mengatasi! Kami melihat sendiri

tangan kanan itu menikam ulu hatinya sendiri, padahal Tigor dalam keadaan pingsan oleh pukulan Lukman. Dan... dan setelah tangan kanan itu merasa puas menikam-nikam tubuhnya sendiri, lalu ia berhenti. Lemas. Pisau badiknya tergeletak. Waktu itu, Tigor masih sempat terlihat napasnya, dan kami melarikan dia ke rumah sakit. Tetapi, di perjalanan Tigor menghembuskan napas terakhirnya." Bahtiar menghela napas, sedikit tersendat-sendat, mungkin karena menahan duka atas kematian temannya yang tragis itu.

"Tangan kanan...?!" gumam Hamsad sambil mengemudikan mobilnya "Lagi-lagi tangan kanannya! Norman, Denny, dan kini Tigor, masing-masing bunuh diri dengan tangan kanannya. Masing-masing mempunyai persamaan yang sekarang baru kusadari, bahwa tangan mereka bergerak dengan sendirinya. Jadi, ada satu kekuatan yang menggerakkan tangan kanan mereka, lalu menikam diri mereka masing-masing. Oh... mengerikan sekali!"

Madi,-menurutmu ada satu kekuatan yang merasuk pada tangan kanan mereka?" tanya Bahtiar.

Page 66: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 66

"Kurasa memang begitu. Roh seseorang masuk dalam tangan kanan mereka, dan membunuh mereka sendiri. Dengan begitu, tak ada orang yang dicurigai oleh pihak yang berwajib."

Bahtiar bergidik. Lalu, ia menggumam lirih, "Sudah pastikah bencana itu datang dari perempuan yang bernama Kismi?" Ia melirik Hamsad, seakan meminta pendapat. Hamsad diam saja. Lama sekali ia terbungkam sambil mengemudikan mobilnya. Beberapa saat kemudian, barulah ia berkata,

"Akan kucoba menaklukkan dia!" Bahtiar buru-buru berpaling memandang penuh perasaan

cemas. "Kau., kau hendak mencobanya seperti Tigor?" "Yah...!" Hamsad mengangguk sambil mendesah.

"Kupikirkan dulu cara menaklukkannya, baru akan kutantang hantu keparat itu!"

"Berbahaya, Ham! Jangan coba-coba berjudi dengan maut!" bisik Bahtiar merasa ngeri mendengar tekad Hamsad.

"Kau mau membantuku?" Hamsad melirik Bahtiar. "Aku masih ingin hidup beberapa saat," jawab Bahtiar. "Kalau begitu aku akan lakukan hal itu sendiri...!" Hamsad

berkata dengan tenang, datar, seakan di dalam dadanya telah mendidih darah kemarahan yang sukar didinginkan kembali. Bahtiar makin ngeri melihat rona wajah Hamsad yang memancarkan dendam. Ia bagai seseorang yang sudah siap untuk mati.

*** Bab 8 Tekad Hamsad sudah hulat, ia harus menemui Kismi. Ia

ingin membuktikan segalanya, dan mencari jawaban yang pasti tentang Kismi, juga tentang kematian Norman, Denny, dan Tigor. Di dalam hatinya ia menyimpan dendam, dan dendam itu yang menuntut pembalasan.

Karena itu, pukul 4 sore itu, Hamsad sudah membocking kamar Seruni. Ia belum tahu, bagaimana caranya menghadapi

Page 67: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 67

Kismi kalau benar wanita itu adalah hantu. Ia hanya punya keyakinan, bahwa ia akan bisa mengatasi Kismi dengan beberapa doa yang pernah diajarkan oleh kakeknya ketika ia masih di SMP. Ada beberapa doa yang konon bisa untuk mengusir hantu. Dulu, Hamsad pernah mendapat pelajaran mengusir hantu dari kakeknya, tapi satu kali pun belum pernah ia gunakan. Kali ini, ia ingin mencoba kekuatan magis dari doa tersebut untuk mengalahkan Kismi.

Hati Hamsad belum terlalu berdebar-debar, karena ia ingat cerita para korban, bahwa Kismi akan muncul pada saat tengah malam. Karena sekarang masih pukul 4 lebih, rnaka tak ada yang perlu dicemaskan, tak ada yang perlu ditakutkan. Yang harus ia lakukan adalah mempersiapkan segala sesuatunya, di antaranya menghafal doa pengusir setan itu.

Debur ombak dan angin senja membaur. Suasana di motel itu terasa lengang, sepi, namun terlihat beberapa kesibukan manusia yang seakan bergerak dan bekerja tanpa suara sedikit pun.

"Aneh...! Mengapa mereka melangkah bagai tanpa suara? Mengapa mobil di jalan raya itu bergerak hanya memperdengarkan suaranya yang samar-samar? Alam ini menjadi lengang, seperti lorong menuju alam kematian. Oh, mungkinkah aku akan menemukan ajalku di sini juga?" pikir Hamsad sambil duduk di teras kamar Seruni. Tak lama kemudian, terdengar suara adzan magrib sayup-sayup sekali. Langit menjadi merah lembayung. Mentari mulai menyembunyikan diri.

Iseng sekali Hamsad duduk sendirian di teras. Kebetulan seorang petugas motel yang biasa disebut sebagai room-boy sedang melintas di depan teras kamar Hamsad. Orang itu sudah tua, tapi gerakannya masih lincah, penuh semangat kerja.

"Pak...!" panggil Hamsad, kemudian melambaikan tangan. Pelayan tua itu mendekat dengan senyum ramah.

"Pak, bisa mencarikan saya makanan kecil?" "Maksud, Tuan?"

Page 68: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 68

"Yah... semacam kacang mete, atau emping." "O, bisa. Di restoran kami tersedia makanan itu. Mau

kacang mete atau emping?" pelayan tua itu ganti bertanya. "Emping saja deh! Atau... emping sama kacang mete juga

boleh." Pelayan itu mengambilkan pesanan yang telah di pesan

Hamsad. Waktu itu, Hamsad segera masuk dan memeriksa isi kulkas. Oh, lumayan ada dua kaleng bir sebagai selingan. Ia mengeluarkan salah satu, dan membukanya sambil matanya memandang ke arah TV yang dinyalakan dari tadi.

Tak berapa lama, pelayan datang membawakan emping pesanan Hamsad.

"Masuk saja, Pak!" teriak Hamsad, malas membukakan pintu karena ada acara menarik di TV.

"Sendirian saja, Tuan?" tanya pelayan itu sambil cengar-cengir.

"Ya. Sendirian. Kenapa, Pak?" pancing Hamsad. "Tidak membutuhkan teman buat ngobrol-ngobrol?" "Teman perempuan maksudnya?" Pelayan berambut uban itu terkekeh sesaat, "Kalau teman lelaki sih buat apa, Tuan?" Hamsad ikut tertawa sekadarnya. Ia membuka plastik

emping sambil bertanya, "Apa... apa kamu bisa sediakan perempuan cantik, Pak?"

"O, bisa! Bisa saja, Tuan! Mau cari yang modelnya seperti apa?"

'Yang paling cantik. Kalau bisa yang seperti Ratu Mesir Kuno!"

Bapak itu terkekeh lagi. la berdiri dengan sikap menghormat, sopan, sekalipun merasa geli dengan kata-kata Hamsad, tapi ia tetap sopan.

"Bisa, Pak?" desah Hamsad. Ia berjalan ke ruang tamu, dan duduk di meubel yang ada di situ.

"Saya belum pernah melihat Ratu Mesir Kuno, Tuan," katanya. "Lagi pula, bagi saya, semua perempuan itu ratu."

Page 69: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 69

Hamsad sempat tertawa keras mendengar banyolan pelayan tua itu. Ia tertarik untuk mengajaknya bicara, sehingga ia perlu mempersilakan bapak itu duduk di kursi.

"Bapak namanya siapa. Pak?" "Saya..., Kosmin. Kalau perlu apa-apa bisa panggil saya

saja lewat telepon, Tuan." "Ah, paling-paling yang kuperlukan ya soal perempuan itu

tadi. Pak." "Bisa juga! Tempo hari ada yang memesan perempuan dua

sekaligus! Tamu itu seorang lelaki yang usianya lebih tua dari Tuan, dan ia memakai dua perempuan dalam satu kamar. Saya juga yang mencarikan. Dia minta perempuan yang separuh baya, tapi masih kelihatan cantik dan montok, saya terpaksa mencarikannya ke beberapa tempat yang saya kenal...."

"Berhasil?" "Berhasil juga, Tuan." "Kalau begitu, carikan saya yang paling cantik." "Boleh. Kapan saya suruh kemari?" tanya Pak Kosmin

dengan penuh semangat. Hamsad tersenyum kalem sambil mengunyah emping.

"Cantik sekali, nggak? Kalau nggak cantik sekali, saya nggak mau, Pak!"

"O, ditanggung memuaskan, Tuan! Saya punya kenalan yang jarang saya suguhkan pada tamu-tamu di sini. Biasanya yang suka pakai dia... beberapa boss dari luar negeri. Perempuan itu memang biasanya dibawa ke luar negeri oleh boss-boss minyak. Baru seminggu yang lalu ia pulang dari Itali."

Hamsad makin tertarik, ia memperhatikan Pak Kosmin yang bermata cekung itu, lalu bertanya dengan penuh harap, "Namanya siapa, Pak?"

"Gea. Nama lengkapnya saya tidak tahu, tapi ia selalu memperkenalkan diri dengan nama: Gea!"

Page 70: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 70

Hamsad kelihatan mengeluh kecil. Ia kurang menggebu-gebu. Namun, ia membiarkan pelayan itu meneruskan promosinya tentang Gea. Setelah itu, baru Hamsad bertanya,

"Pak Kosmin bisa mencarikan perempuan yang bernama Kismi?!"

Pak Kosmin tampak terperanjat sekalipun berusaha disembunyikan. Hamsad mengetahui hal itu, dan ia segera mengusap tengkuk kepalanya yang sejak tadi bergidik bulu romanya. Sejak tadi! Hanya saja, Hamsad tadi bisa menahan diri untuk bersikap biasa-biasa saja.

"Bagaimana, Pak? Kok malah melamun?" tegur Hamsad setelah mengetahui lelaki itu melamun. Wajahnya yang tua dan sedikit berkeriput itu kelihatan pias. Ia jadi tidak bersemangat lagi, seperti tadi. Ada senyum yang dipaksakan untuk tetap ramah. Dan, Hamsad membiarkan perubahan tersebut, seakan tidak mengetahuinya.

"Kalau Pak Kosmin bisa mencarikan atau memanggilkan perempuan yang bernama Kismi, saya berani kasih tip banyak kepada Pak Kosmin," tantang Hamsad sambil berlagak berseloroh. Pak Kosmin tersenyum hambar.

"Mengapa harus Kismi?" tanyanya tiba-tiba. Pertanyaan itu mempunyai arti lain bagi Hamsad, maka ia pun buru-buru bertanya,

"Jadi, Pak Kosmin sudah mengenal Kismi, kan? Sudah pernah melihat Kismi, bukan? Nah, type wanita seperti itulah yang saya sukai, Pak. Kalau tidak Kismi, saya tidak mau ditemani oleh siapa pun!"

Lelaki berseragam biru-biru, sebagai seragam pelayan motel ini, tampak termenung beberapa saat. Lalu, tiba-tiba ia mengajukan pertanyaan yang membuat Hamsad sedikit terpojok,

"Apakah Tuan sudah pernah bertemu dengan Kismi?" "Hem... anu... bertemu sih belum pernah, tapi ketiga

temanku pernah bermalam dengan Kismi. Aku mengetahui kecantikannya dari ketiga temanku itu, Pak."

Page 71: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 71

"Ooo..," Pak Kosmin manggut-manggut. "Dan, bagaimana dengan ketiga teman Tuan itu?"

"Mereka merasa bahagia sekali tidur bersama Kismi," jawab Hamsad memaksakan untuk bersikap kalem.

"Maksud saya, bagaimana nasibnya setelah ia tidur bersama Kismi?"

Nah, pertanyaan ini kembali membuat Hamsad merinding. Ia melirik ke arah luar lewat gorden jendela, ternyata alam telah menjadi gelap. Terbersit perasaan ngeri dalam hatinya, namun ia mampu menutupi dengan caranya sendiri.

"Mengapa Pak Kosmin menanyakan begitu? Apa maksudnya?"

"Setahu saya," kata lelaki tua itu. "Siapa pun yang tidur bersama Kismi, maka ia akan mati!"

Ada suatu rasa yang menghentak di hati Hamsad, namun Hamsad berusaha menetralkan perasaannya.

"Mengapa harus mati?" tanya Hamsad masih tetap kalem, seakan tidak mau percaya dengan keterangan Pak Kosmin.

"Kismi itu roh!" "Ah...!" Hamsad sengaja mendesah dengan nada tidak

percaya. "Sungguh, Tuan. Dulu, memang ada seorang wanita yang

bernama Kismi. Dia seorang peragawati, tapi dia juga punya jabatan penting dalam suatu perusahaan besar di luar negeri. Konon, kesibukannya sebagai peragawati hanyalah sebagai penangkal kejenuhannya saja...!"

Karena Pak Kosmin diam. Hamsad mendesaknya, "Ceritakan selengkapnya, Pak. Siapa tahu aku mempercayai kata-katamu."

"Kismi dibunuh di kamar ini oleh pacarnya. Ternyata pacarnya itu orang yang punya penyakit syaraf. Ia dicekik, dan tangan kanannya dipotong...!"

Bergidik Hamsad mendengar cerita itu. Sejak tadi ia sudah berdebar-debar, keringat dinginnya sudah tersembul, hanya saja ia pandai menampilkan sikap tenang sehingga tidak kentara apa yang ia rasa.

Page 72: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 72

"Kismi memang mempunyai hubungan dengan kepercayaan Mesir Kuno," tambah Pak Kosmin, dan tambahan itulah yang membuat Hamsad terbelalak kaget.

"Mmm... mak... maksud... maksudnya, bagaimana, Pak? Bagaimana?" Hamsad sampai meng-geragap.

"Mayat Kismi sampai sekarang masih utuh, karena dimakamkan dalam kotak kaca hampa udara. Ia mempunyai cincin berbatu putih kekuning-kuningan. Cincin itu, konon pemberian seorang profesor, ahli sejarah, yang menjadi gurunya di perguruan tinggi. Cincin itu, berasal dari zaman Mesir Kuno. Bukan cincinnya yang saya maksud, melainkan batu pada cincin tersebut."

"O, begitu?! Lalu... lalu... lalu, khasiat cincin itu sendiri apa?"

"Apabila ia mati, nyawanya masuk ke dalam batu cincin tersebut. Kalau ia mengenakan cincin itu lagi, maka ia akan hidup. Tetapi, kalau sampai tiga kali ia mati, maka ia akan mati selama-lamanya!"

"Gila...!" gumam Hamsad sepertinya antara mengagumi dan tidak percaya.

Pak Kosmin melanjutkan lagi, "Jadi, karena ia dicekik dan tangan kanannya dipenggal, maka ia tak dapat hidup lagi. Karena, di jari manis tangan kanannya itulah cincin mistik itu dikenakan. Ia terpisah dengan cincin tersebut, maka sama saja ia terpisah dari nyawanya. Kemudian, pelayannya yang selalu mendampingi Kismi memakamkan mayat Kismi di dalam tabung kaca hampa udara, supaya kuman tidak merusak jasadnya. Apabila potongan tangan kanan itu disambungkan lagi ke lengan Kismi, maka ia akan hidup lagi sebagai manusia biasa. Itulah keistimewaan dari Cincin Zippus."

Beberapa saat lamanya Hamsad terbengong. Terbayang sesuatu yang mustahil menjadi nyata. Dan, ia terkejut ketika Pak Kosmin berdiri, mohon pamit.

"Tunggu, Pak...! Bapak sendiri siapa? Kenapa bisa mengetahui riwayat Kismi?"

"Saya pelayan Kismi...!"

Page 73: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 73

Dan, tiba-tiba lelaki tua beruban putih itu melangkah keluar kamar tanpa membuka pintu lebih dulu. Badannya bagai gumpalan asap yang mampu menembus daun pintu yang tebal. Hal itu membuat Hamsad tercengang dengan mata mendelik dan tubuh gemetar. Ia buru-buru membuka pintu untuk mengejar Pak Kosmin, tetapi ternyata lelaki tua itu tidak terlihat sama sekali. Di luar hanya ada gelap malam yang sepi.

Sekujur tubuh Hamsad menjadi merinding dan keringat dinginnya pun membasahi semua pakaiannya. Lalu, sesuatu yang aneh kembali dialaminya, tak lama berselang dari peristiwa itu. Hamsad masih terengah-engah, ia melihat arlojinya, dan begitu terkejutnya ia setelah mengetahui, bahwa saat itu malam sudah menunjukkan pukul 11 lewat 55 menit.

"Gila! Arloji murahan bikin kaget saja!" gerutunya sambil gemetar. Ia tak percaya, tapi juga penasaran. Ia menelepon bagian resepsionis dan menanyakan jam. Ternyata jawabannya sama, "Pukul 11 lewat 55 menit, Tuan!"

"Astaga...! Kalau begitu aku sudah bicara dengan... dengan roh pelayan Kismi itu memakan waktu cukup lama?! Dari magrib sampai hampir tengah malam?! Oh, konyol! Terasa hanya sebentar! Nyatanya lebih dari lima jam?! Gila! Ini benar-benar gila!"

Malam yang mengalunkan deburan ombak samar-samar itu ibarat irama penghantar ke liang kubur. Suasana ganjil yang menimbulkan rasa takut mencekam kuat di dalam kamar tersebut. Jantung Hamsad berdetak-detak keras, sampai dia mengalami sesak napas. Ia berusaha merubah suasana tegang di dalam kamar dengan suara TV yang mengalunkan lagu-lagu tempo dulu: acara 'Dari Masa ke Masa'. Dengan suara keras dari musik-musik itu, Hamsad sedikit berhasil mengatasi cekaman rasa takut yang bagai membekukan darahnya itu. Ia membuka kaosnya yang basah oleh keringat dingin. Bahkan juga melepas celana panjangnya yang lembab karena keringat pula.

Page 74: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 74

Sekarang, ia merasa panas. Gerah. Padahal AC berjalan dengan lancar. Karena tak tahan, Hamsad pun mengguyur badannya di kamar mandi. Pada saat itu, ia masih terngiang-ngiang cerita Pak Kosmin, dan terbayang kenyataan mengerikan dari Pak Kosmin yang mampu menembus pintu tanpa dibuka lebih dahulu. Hamsad tidak percaya kalau ternyata sejak tadi berbicara dengan roh. Roh pelayan Kismi. Dan, agaknya roh pelayan Kismi itu pun mencari tahu di mana tangan kanan Kismi yang dipotong oleh pembunuhnya. Maka, timbul kecamuk di hati Hamsad,

"Kalau aku bisa menemukan tangan atau cincin itu, dan bisa menyambungkannya ke lengan jenazah Kismi, mungkin perempuan itu akan hidup kembali. Lalu, apa yang kuperoleh dari pekerjaan itu? Oh... gila! Cerita itu kenapa mendominir otakku? Kenapa aku sangat percaya? Bukankah itu suatu hal yang mustahil?" Hamsad berdebat sendiri di dalam hatinya. Kemudian, batinnya berkata juga,

"Jadi, pantas kalau selama ini Norman, Denny, dan Tigor mati bunuh diri setelah tidur bersama Kismi. Rupanya roh Kismi menaruh dendam kepada lelaki. Roh itu yang ada di tangan kanannya, pada batu cincin tersebut. Dan, roh itu yang masuk ke dalam tangan kanan Norman, kemudian memaksa Norman bunuh diri. Padahal itu adalah tindakan pembunuhan dari roh Kismi yang ada di tangan kanannya. Oh, mengerikan sekali! Apa jadinya jika roh itu masuk ke tangan kananku...?!" sambil berkecamuk demikian di batinnya, Hamsad mengangkat tangan kanannya sendiri. Memperhatikan tangan kanannya itu dengan hati berdebar-debar. Semakin lama ia memperhatikan tangan kanannya, semakin gemetar tangan kanan itu. Jantungnya bertambah cepat terpacu. Jari-jemari tangan kanannya mengejang. Mulanya bergerak-gerak, lalu mengejang semuanya, membentuk cakar.

"Oh...?! Tangan kananku kaku..?!" katanya terpekik ketakutan sendiri. Ia mendelik memperhatikan tangan kanannya. Jari-jemari itu gemetar pada saat membentuk cakar yang keras dan kaku. Tangan kiri Hamsad buru-buru

Page 75: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 75

melunakkan tekukan jari-jemari tangan kanannya. Dan, Hamsad pun menghempaskan napas. Ternyata tangan kanannya mengalami kram sebentar. Kini kembali lemas, seperti sediakala.

Sambil mengenakan handuk, Hamsad terengah-engah karena rasa takutnya. Ia keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk, karena pada saat itu ia mendengar suara TV berkerosak tak karuan. Ternyata layar TV sudah tidak menampilkan gambar apa-apa lagi, kecuali bintik-bintik semacam semut berpesta pora. Salurannya bagai ada yang memutus, dan suara berisik itu mengganggu pendengaran Hamsad. Maka, pesawat TV pun terpaksa dimatikan. Dan, kali ini kamar menjadi hening tanpa suara apa pun.

Hamsad duduk di pembaringan dengan melamun, membayangkan sesuatu yang bersimpang siur dalam pikirannya. Kacau!

*** Bab 9 Suara ketukan pintu yang lembut mengejutkan lamunan

Hamsad. Napasnya terhempas karena rasa kagetnya. Ia sempat mencaci sendiri, lalu menyadari bahwa ia lupa membayar uang emping dan kacang mete. Setelah mengambil uang puluhan ribu dari dompetnya, Hamsad menuju ke ruang tamu dengan hanya berbalut handuk tebal.

Klik...! Pintu dibuka, dan sapaan lembut terdengar, "Selamat malam...!" Hamsad terbelalak seketika. Darahnya bagai mengalir cepat

ke bagian kepala. Pucat. Napasnya pun tersentak, seakan berhenti seketika. Di depannya, berdiri seorang perempuan yang berbadan atletis, tinggi sekitar 168 cm, berbadan padat, menonjol namun ideal bagi tubuhnya yang sexy itu. Mulut Hamsad bergerak-gerak, namun tak berhasil melontarkan sepatah kata pun. Matanya tak bisa berkedip menatap seraut

Page 76: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 76

wajah klasik, dengan kecantikan yang mirip seorang ratu Mesir Kuno. Hidung mancung, bibir ranum tak terlalu lebar, mata bulat dengan kebeningan yang tajam meneduhkan, dan rambut hitam indah disanggul ke atas, sehingga menampakkan lehernya yang tergolong jenjang itu berkulit kuning langsat.

Yang terucap di hati Hamsad hanya kata-kata, "Sudah lewat tengah malam...!"

Perempuan itu tersenyum ramah, indah sekali. Enak dipandangi berjam-jam lamanya. Suaranya yang serak-serak manja terdengar membuai hati Hamsad yang gemetar.

"Boleh aku masuk?" "Bo... bob... eh, sil... silakan...!" Hamsad menggeragap.

Jantungnya yang berdetak cepat membuat ia serba gemetar. Berulangkah ia menelan napasnya untuk menguasai kegugupan yang mengerikan, dan sedikit-sedikit ia mulai berhasil menenangkan gemuruh di dalam dadanya.

Ada bau harum dari parfum yang dikenakan perempuan itu. Bau harum itu begitu lembut, klasik, namun membawa kesan yang anggun. Perempuan itu mengenakan gaun transparan putih tanpa lengan. Tas kulit warna hitam yang bertali rantai kuning keemasan tergantung di pundak kirinya. Sepatunya berwarna hitam, menapak di lantai. Jelas sekali. Ketika melangkah terdengar ketukan sepatunya yang lembut.

Waktu itu, angin berhembus lebih kencang dari sebelumnya. Suara angin itu mengalun bercampur deburan ombak. Malam berubah menjadi lebih sunyi lagi, seakan kutu-kutu malam pun tak berani bersuara. Hal itu semakin membuat Hamsad dicekam rasa takut, tubuhnya pun menjadi merinding semua.

"Sendirian di sini?” suara serak-serak manja yang menggemaskan hati lelaki itu mengacaukan pikiran Hamsad. Ia masih diam di pintu, tanpa menutup daun pintu, sehingga angin yang berhembus membawa kemisterian itu menerobos masuk ke kamar. Ia tak sempat menjawab dengan kata, kecuali mengangguk dan menampakkan rasa takutnya. Ada

Page 77: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 77

niat untuk lari keluar kamar dan berteriak meminta tolong, tetapi sikap perempuan itu begitu mengesankan, baik dan ramah. Sehingga, hati Hamsad berdiri di batas kebimbangan.

"Apakah ruangan ini kurang dingin? Kurasa sudah cukup sejuk, tak perlu kau tambah dengan cara membiarkan pintu terbuka," katanya sambil menampakkan senyumnya yang mengagumkan sekali. Hamsad pun segera menutup pintu, namun tak berani menguncinya. Ia jadi seperti orang bego berdiri bersandar pada pintu dengan kedua lutut gemetar. Detak-detak jantungnya kembali memburu ketika perempuan itu melangkah mendekati Hamsad, memandang dengan penuh sorot mata yang mempesonakan.

Luar biasa kecantikan itu. Hamsad baru percaya dengan apa yang pernah dikatakan Almarhum Norman, Denny, dan Tigor. "Perempuan itu mempunyai kecantikan yang luar biasa. Kehebatan di ranjang yang luar biasa pula...." Pantas rasanya jika para korban memuji Kismi habis-habisan, karena perempuan itu memang patut dipuji dan disanjung. Hanya saja, kali ini lidah Hamsad masih kelu, darahnya berdesir seakan beredar di seluruh tubuh dengan kacau. Apalagi kali ini perempuan itu tepat berada di depannya, oh.... Hamsad seperti kehilangan kesempatan untuk menghela napas.

"Kau sakit?" tanya perempuan itu. "Wajahmu pucat sekali." Kemudian, karena lama sekali Hamsad tidak bisa

menjawab, perempuan itu menyentuh jari-jemarinya ke pipi Hamsad. Lembut sekali. Pelan. Hamsad merasa diusap oleh selembar kain sutra yang berbau harum menggairahkan.

Lutut semakin gemetar, nyaris tak bisa dipakai untuk berdiri, karena saat itu, Hamsad merasakan suatu ciuman yang hadir dengan sangat pelan. Menempel di pipinya terasa menghangat dipermukaan wajah Hamsad. Suara serak-serak manja menggemaskan itu terdengar berbisik di telinga Hamsad,

"Kosmin memberitahu kehadiranmu. Aku tahu, kau membutuhkan aku, bukan? Kau mencari aku, bukan?" Ia segera menarik wajahnya, kini beradu pandang dengan

Page 78: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 78

Hamsad. Mulut Hamsad masih kaku, sukar digerakkan. Dan, perempuan itu berkata lagi,

"Jangan takut. Aku Kismi, orang yang kau cari. Kau hanya memilih aku dari sekian perempuan yang ditawarkan Kosmin. Dan, sekarang pilihanmu telah berada di sini, di depanmu. Mengapa kau diam saja? Mengapa kau takut? Barangkali karena kau mendengar cerita dari Kosmin, lantas kau pikir aku akan membunuhmu? Hem...?!"

Oh, begitu mesranya ia bicara. Sesekali tangannya mengusap rambut di kening Hamsad, menyibakkan ke belakang dengan tatapan mata penuh curahan rasa kasih.

"Barangkali kita bisa buat perjanjian," katanya dengan lembut.

"Ak... aaak... akuuu...," Hamsad berkata dengan gagap. "Akuuu... hm... akkk...."

"Ssst...!" Kismi menempelkan jari telunjuknya ke bibir Hamsad. Ia membisik, "Kecuplah bibirku...! Kecuplah, agar rasa takutmu hilang...!"

Hamsad gundah. Debaran hatinya membuat ia tersengal-sengal dalam bernapas.

Kismi memejamkan mata, menyodorkan bibirnya yang terperangah menantang. Ia berbisik lagi, "Kecuplah aku... kecuplah, supaya rasa takutmu hilang...!"

Dengan gemetar, Hamsad mendekatkan bibirnya ke bibir Kismi. Ia ragu sejenak, tetapi Kis-mi bergerak lebih maju, sehingga bibirnya menyentuh bibir Hamsad. Kemudian, Hamsad mengecup bibir itu dengan gemetar. Mulanya hanya ingin sekejap, tetapi Kismi membalas dengan hangat. Mengulumnya, melumatnya penuh gairah. Bahkan ia mendesah ketika bibir itu terlepas sekejap. Sebelum Hamsad menarik diri, Kismi telah mengulang adegan itu. Semuanya ia lakukan dengan lembut, tidak kasar dan rakus. Justru kelembutan itulah yang membuat hati Hamsad terasa tersiram serpihan salju. Dingin, tenang, dan debarannya pun berkurang.

Page 79: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 79

Perlahan-lahan sekali Kismi melepaskan kecupan itu, seakan merasa enggan memisahkan bibirnya dari bibir Hamsad. Ketika kecupan itu berhenti, senyum Kismi mekar mengagumkan. Hamsad mulai menyunggingkan senyum bernada malu. Anehnya, saat itu ia tidak lagi merasa berdebar-debar. Ia tidak merasa takut dan gemetar. Ia dalam keadaan normal, memandang Kismi seperti memandang perempuan biasa. Hamsad sadar, ia berhadapan dengan hantu, tapi ia tidak merasa ngeri sedikit pun. Justru ia merasa bangga bisa berhadapan muka dengan wanita berwajah mirip ratu Mesir Kuno itu. Ia berdecak menyatakan rasa kagumnya kepada Kismi.

"Bagaimana aku harus memanggilmu?" tanya Kismi sambil melingkarkan kedua tangannya ke leher Hamsad. Matanya berkedip-kedip memandang Hamsad dengan penuh pesona mengagumkan.

"Panggil aku, Hamsad!" jawab Hamsad dengan lancar, tak ada kebimbangan, hanya sedikit sisa getaran masih terasa.

"Aku kagum padamu, Hamsad. Kau manusia yang nekat. Kau punya semangat, tapi tidak punya keberanian. Mungkin begitulah dalam hidupmu sehari-hari."

Hamsad tersipu. Ia tak berkedip menatap Kismi, kemudian ia berkata bagai di luar kesabaran, "Cantik sekali...!"

"Siapa?" tukas Kismi. "Kau...," desah Hamsad, romantis sekali. Kismi mencibir

manis. Kemudian keduanya sama-sama tertawa. Keduanya sama-sama berpelukan, masih di depan pintu.

"Aneh sekali...," bisik Hamsad. "Apanya yang aneh?" "Hatiku jadi berbunga-bunga. Aku bahagia sekali." "Kenapa?" bisik Kismi makin mendesah. "Aku bisa bertemu denganmu, dan aku bisa memelukmu,"

jawab Hamsad. "Padahal aku tahu...." "Tahu apa?" tukas Kismi lagi, seakan menggoda. "Aku tahu, bahwa kau bukan manusia...!"

Page 80: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 80

Kismi buru-buru melepaskan pelukannya. Ia kelihatan tersinggung. Hamsad menggeragap bingung ketika Kismi meninggalkannya. Perempuan itu berjalan ke kamar tidur, dan menghempaskan dirinya di tepian ranjang. Wajahnya murung. Hamsad serba salah jadinya. Ia mencoba mendekati Kismi dan berkata penuh sesal,

"Maaf, aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu." "Aku tidak tersinggung," jawab Kismi. Masih murung. "Aku

sedih jika ada yang mengatakannya begitu. Aku ingin kau pura-pura tidak mengetahui siapa aku."

"Mengapa begitu?" Kismi mendongak, memandang Hamsad yang berdiri di

sampingnya. Wajah Kismi tepat berada di pinggang Hamsad. Perempuan itu berkata dengan nada sedih,

"Aku datang memenuhi keinginanmu. Aku ingin mengagumi lelaki yang punya tekad seperti kamu. Jadi, aku tak ingin mendengar kata-kata seperti itu lagi."

"Aku berjanji tidak akan mengatakan hal itu lagi, Kismi," kata Hamsad sambil mengusap-usap kepala Kismi. Kepala itu pun kemudian rebah di pinggang Hamsad.

"Aku ingin mencari kebahagiaan. Aku ingin menghibur diriku seriang mungkin. Aku...," Kismi berhenti sejenak, mendongak lagi, menatap Hamsad, lalu berkata,"... aku ingin hanyut dalam kemesraan."

Hamsad mengangguk, "Apakah menurutmu aku bisa memberi kemesraan padamu?"

Tangan Kismi mulai merayap, mengusap-usap paha Hamsad yang hanya dibalut handuk itu. Ia bicara bagai sedang melamun,

"Aku tak tahu, apakah kau yang terpilih bagiku. Tetapi, aku sangat menyukai lelaki yang punya tekad, daripada yang hidup penuh kebimbangan. Biasanya, lelaki yang hidup mengandalkan tekad, ia mempunyai naluri bercumbu sangat romantis."

Hamsad tertawa pelan. "Aku tidak merasakan diriku begitu. Kismi,"

Page 81: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 81

"Tapi aku merasakannya...," seraya tangan Kismi terus merayap pada bagian terpeka bagi seorang lelaki. Hamsad membiarkan tangan itu memainkan sesuatu, Ia sibuk menekuni hatinya yang berdebar-debar dalam keindahan.

Lalu, ia sedikit menunduk, mencium kening Kismi. Wajah itu buru-buru tengadah ke atas, merenggangkan bibirnya dalam desah yang tipis sekali. Hamsad mencium kening dan merayap ke hidung Kismi, kemudian merayap lagi perlahan-lahan, sampai akhirnya mulut Hamsad menyentuh bibir Kismi. Lidah Hamsad mempermainkan bibir Kismi yang segar dan menggairahkan itu. Kismi mengerang pelan, bagai merengek minta sesuatu. Kemudian, Hamsad pun mengecup bibir itu pelan-pelan. Lembut sekali. Sementara itu, tangan Kismi yang nakal semakin bengal.

Handuk pembalut pun terlepas dan jatuh di lantai. Hamsad membiarkan. Ia masih sibuk menciptakan sejuta desiran indah melalui kecupan bibir Kismi. Tapi, kali ini tangan Hamsad pun menarik tali gaun yang ada di pundak Kismi. Kedua tali pun terlepas, dan gaun transparan itu terkulai jatuh di pangkuan Kismi. Tangan Hamsad mulai merayap dengan usapan lembut, sentuhan jemarinya bagai mengambang dan justru menciptakan debaran halus di hati Kismi.

"Oh... kau pandai membawaku melayang, Hamsad...," bisik Kismi dalam desahnya. Ia buru-buru memeluk pinggang Hamsad. Mengecup pinggang itu, dan menjalar ke mana-mana. Hamsad melepas sanggul rambut Kismi sambil ber-desis-desis. Rambut itu tergerai sebatas punggung. Lemas sekali. Halus, dan berbau harum. Tangannya mengusap-usap punggung Kismi dengan gerakan lamban, sedangkan Kismi semakin berani menjalarkan lidah dan bibirnya ke ujung percintaan Hamsad.

Di relung keheningan malam, suara desah mereka saling memburu. Kismi sering memekik dalam keadaan tubuhnya mengejang kaku, sedangkan Hamsad hanya mendesah-desah dan tetap menjadi nahkoda 'pelayaran' itu. Ia sengaja tidak mendorong tubuh selembut sutra itu ke permukaan ranjang.

Page 82: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 82

Ia biarkan cintanya melayang-layang dengan mengandalkan kekuatan kakinya. Kismi sendiri agaknya masih mampu menegakkan betisnya, sekalipun ia merasa limbung beberapa kali.

Namun, kehebatan Kismi akhirnya membutuhkan alas bagi punggungnya, dan ia menarik Hamsad perlahan-lahan, maka jatuhlah mereka di ranjang yang berkasur empuk itu. Kecupan-kecupan Hamsad masih membanjir di sekujur tubuh Kismi. Napasnya masih mampu berlari sejauh 10 km lagi, bahkan lebih. Kismi merasa dirinya diterbangkan oleh amukan kasmaran Hamsad, sampai-sampai ia menggelinjang dengan brutal karena mengalami masa kejayaan cintanya beberapa kali.

Pada detik-detik yang mendebarkan cinta Hamsad, ia semakin 'berlari' cepat, mengejar bayangan kasihnya di puncak bukit cinta. Ketika ia tiba di sana, ia pun mengerang panjang dan mengejang. Kismi ganti mengambil alih 'kemudi'. Kini menjadi nahkoda 'pelayaran' malam itu. Dan sebagai seorang nahkoda, ia ternyata mempunyai kelincahan mempermainkan kemudi. Layar dikembangkan, dayung direngkuh, dan bahtera pun melaju makin dipermainkan ombak. Hamsad tak sempat berpikir untuk menentukan, Kismi bahtera atau ombak? Ia hanya merasakan amukan gelombang yang melemparkan ia ke awang-awang. Kismi bagai gulungan badai yang mampu menerbangkan Hamsad ke atas percintaannya beberapa kali, hingga pekikan dan erangan bahagia pun terlontar silih berganti.

Ketika menyongsong fajar, kasur sudah berubah menjadi tanah lembab. Seprei dan selimut tebal tak ubahnya rumput yang terbabat, berserakan ke mana-mana. Banjir keringat mengguyur tubuh mereka. Napas-napas terpenggal saling berhamburan. Tubuh Kismi lunglai di peraduan. Hamsad mengusapnya dengan sarung bantal. Tubuh mulus tanpa cacat sedikit pun itu dibersihkan dari keringat. Diusap perlahan-lahan. Kemudian, dikecupnya beberapa bagian. Masih saja tercium bau wangi yang lembut dan

Page 83: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 83

menggairahkan. Napas Kismi terengah-engah, dadanya yang menonjol dalam bentuk indah itu bergerak naik-turun. Ia membiarkan Hamsad mengucapnya beberapa kali, terkadang mencekam pada titik terpeka, dan Kismi hanya bisa mengerang di sela desah napas dan kelunglaian persendiannya.

"Luar biasa...," gumamnya bercampur dengus napas yang terengah-engah. Hamsad diam saja. Masih mengusap-usap, masih mencium beberapa tempat, masih pula menatapinya penuh rasa kagum dan bangga diri.

Tangan Kismi meraba keringat Hamsad yang meleleh dari leher ke dada. Ia tersenyum, lalu berkata lirih,

"Kau sungguh luar biasa, Hamsad. Kau... ah, kenapa baru sekarang kau kutemukan?"

Hamsad tersenyum di sela engahan napasnya. "Kau memiliki kata dan tanya yang sama dalam benakku. Tapi... mengapa kau tampak pucat sekali? Lelah?"

Kismi mengangguk, tak malu-malu. "Kau juga pucat, seperti selembar kertas. Capek?" tanyanya bergantian. Lalu, keduanya mengadu wajah sambil tertawa bahagia.

'Hamsad, aku harus pulang sebelum matahari terbit," bisik Kismi.

"Tak bisakah kau tinggal sampai siang hari?" Kismi menggeleng. "Kita harus berpisah," ucapnya penuh

sendu. "Tapi, bila lewat tengah malam, kita bisa berjumpa lagi, Hamsad."

"Oh... tidak! Aku ingin memilikimu sepanjang masa, Kismi! Aku ingin mendekapmu, ingin menciummu, tanpa peduli siang atau malam."

"Hamsad, kau tahu siapa aku, bukan? Kita punya perbedaan masa. Kita punya perbedaan alam. Dan, itu tak bisa dibantah, Hamsad."

"Harus bisa! Aku tidak ingin kehilangan kau, Kismi. Aku... ah, terlalu mudah jika aku berkata cinta padamu, bukan? Jadi, sebaiknya tak kukatakan, bahwa aku mencintaimu...."

"Kau sudah mengatakannya. Hamsad."

Page 84: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 84

Kemudian, Kismi pun tertawa mengikik geli sambil memijit hidung Hamsad. Tangan Hamsad mengibas, dan ia ganti memijit hidung Kismi sambil berkata, "Nakal...!"

Pagi mulai meremang. Kismi bergegas pulang dengan wajahnya yang pucat. Hamsad sempat berbisik sedih, "Kapan kau datang padaku lagi, Kismi?"

"Menunggu saatmu pulang kemari," jawab Kismi. "Hati-hati, Hamsad. Mudah-mudahan ia tidak mengancammu."

"Siapa...?!" Hamsad merasa heran. Kismi diam saja. ***

Bab 10 Tubuh yang lunglai itu tergeletak sampai siang hari.

Hamsad bagai habis mengadakan perjalanan jauh. Tulang-tulangnya terasa ngilu semua. Ia meninggalkan motel itu antara pukul 12 siang. Ia tidak langsung ke rumah, melainkan ke kampus, karena hari itu ia punya acara: mengadakan audensi dengan salah seorang tokoh bersama dua temannya.

Namun, ternyata benaknya sudah telanjur dipenuhi oleh kesan indah dan manis dari Kismi. Berulangkah' ia mengalihkan pikirannya, tanpa sadar toh kembali juga ke masalah Kismi. Ia memang pernah punya perasaan cinta. Ia pernah menyukai seorang gadis. Tetapi, tidak seperti kali ini perasaan suka kepada gadis yang ia rasakan. Kali ini ia benar-benar terpaku oleh perasaan cintanya kepada Kismi. Ia seperti belum pernah mengenal cinta sebelumnya. Bahkan, dalam hati ia berkata, "Aku seperti anak ingusan yang baru pertama kali ini disentuh wanita. Padahal aku sering mencium Reni sewaktu di SMA. Aku juga sering berciuman dengan Laila. Bahkan aku pernah tidur dengan Pungki. Tetapi, mengapa mereka tidak meninggalkan kesan yang mematri di hatiku? Mengapa mereka jauh berbeda dengan Kismi? Kesannya begitu kuat, membuat aku tak mampu mengalihkan konsentrasiku walau sekejap. Oh... luar biasa daya tariknya. Luar biasa kecantikan

Page 85: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 85

itu. Pantas kalau Norman dan yang lainnya tega melakukan bunuh diri demi cintanya yang tak tercapai itu."

Dalam perjalanan ke kampus, mendadak Hamsad menjadi tegang. Hatinya berdebar-debar setelah ia ingat kematian Norman, Denny, dan Tigor. La menggumam sendiri di dalam mobilnya, "Mereka mati dengan cara bunuh diri. Mereka bunuh diri karena rindu pada Kismi. Mereka rindu, karena mereka jatuh cinta pada Kismi. Lalu, bagaimana dengan aku? Apakah aku tidak akan berbuat seperti Norman, Denny, dan Tigor? Oh, jangan! Jangan sampai aku sepicik mereka. Aku harus tegar, tak mau jatuh karena perempuan. Tapi...?" Hamsad berkerut dahi. Ia melanjutkan kata-katanya dalam bentuk kecamuk di dalam liati.

"Tapi, Kismi meninggalkan pesan yang misterius. Saat ia sebelum pergi, sebelum ia mengecup bibirku yang terakhir kali, aku mendengar ia menyuruhku berhati-hati. Ada sebaris kata yang aneh. Mudah-mudahan ia tidak mengancammu'. Ia...?! Siapa yang dimaksud 'ia' oleh Kismi itu? Benarkah diriku terancam? Oleh siapa sebenarnya? Kekasih Kismi? Kekasihnya yang telah tega membunuhnya itu? Ih, brengsek amat kalimat itu. Menghantui pikiranku terus. Siapa sih sebenarnya yang di maksud itu...?!"

"Pucat sekali kau!" tegur Ade di pintu gerbang kampus. Waktu itu, Hamsad sedang; menuju ke gedung rektorat setelah memarkirkan mobilnya. "Kau habis begadang, ya? Atau... sakit?"

"Apakah aku kelihatan pucat?!" "Ya, pucat sekali," jawab Ade tegas. Hamsad jadi gelisah. "Aku ingin membicarakan sesuatu kepadamu, De. Tapi,

tunggu sebentar, aku punya urusan penting." "Oke. Aku nongkrong di kantin! Kutunggu kau di sana,

Ham." Ragu-ragu Hamsad jadinya. Wajahnya pucat pasi. Semua

temannya yang berpapasan dengannya mengatakan begitu. Malahan seorang dosen yang berpapasan dengannya juga menyarankan, "Pulanglah! Jangan paksakan diri kalau kau

Page 86: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 86

dalam keadaan sakit. Ilmu bisa dicari sampai tua, tapi nyawa seseorang tidak bisa dicari lagi. Sekali hilang, akan selamanya hilang."

Setelah bertemu dengan temannya yang punya urusan sama, Hamsad juga dianjurkan untuk pulang. Justru temannya kelihatan cemas dan berkata, "Kau benar-benar seperti mayat, Ham. Aku kuatir kau akan mengalami naas di sini! Pulanglah. Biar aku yang mengurus masalah kita ini."

Hamsad tidak langsung pulang, melainkan langsung ke kantin menemui Ade. Di pintu kantin ia berpapasan dengan Yoppi. Yoppi pun terkejut melihat Hamsad berwajah pucat sekali, ia menegur,

"Gila kau, Ham! Kau kemanakan darahmu? Kau seperti manusia tanpa darah setetes pun, tahu?!"

"Aku sedang tak enak badan," ujarnya seraya langsung menemui Ade. Yoppi menguntit dari belakang. Begitu Hamsad duduk, Yoppi ikut duduk di sampingnya, tapi langsung berkata,

"Demi Tuhan, aku jadi merinding melihat kau berjalan, Hamsad! Kau.... Wah, celaka! Kurasa saat ini bukan waktumu untuk ngobrol di sini!" Yoppi kelihatan cemas sekali. Sedangkan Ade hanya memandang Hamsad dengan kecemasan yang disembunyikan.

"Aku.... Oke-lah, aku akan pulang dan beristirahat. Tetapi, sebelumnya ada yang ingin kuta-kakan kepada kalian," kata Hamsad. "Tapi, kumohon kalian bisa merahasiakan. Kumohon sekali!"

Yoppi dan Ade menggumam. Yoppi kelihatan lebih tegang dari Ade. Ia juga yang bertanya.

"Tentang apa itu, Ham?!" Hamsad berkata pelan, "Aku telah bertemu dengan Kismi." "Hah...?!" Kini, bukan Yoppi saja yang terpekik kaget,

melainkan Ade pun jadi tersentak. Duduknya yang semula bersandar santai, kali ini bergerak maju dan mata memandang Hamsad penuh kecemasan.

Page 87: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 87

"Kau...?! Kau bertemu dengan Kismi?!" Ade setengah tidak percaya.

"Aku tidur dengan perempuan itu," tambah Hamsad, semakin membuat Yoppi dan Ade menampakkan rasa takutnya. "Aku bergumul dengannya. Semalaman kami tak tidur. Ia memang hebat, istimewa dan luar biasa segalanya. Kecantikannya luar biasa, kekuatannya di ranjang juga luar biasa...!"

"Tunggu, Ham...!" sergah Yoppi. Lalu, Yoppi berkata dalam bisikan yang dipertajam, "Dulu, Almarhum Tigor juga menceritakan hal itu kepada kami. Dan, malamnya ia bunuh diri. Denny pun demikian. Lalu, mengapa sekarang kau berkata begitu, Hamsad?! Apakah kau tak menyadari risiko berbahaya yang akan menimpamu?!"

Sebelum Hamsad menjawab, Ade telah berkata, "Aku jadi merinding. Sungguh. Aku takut membayangkan kengerian yang akan kau alami nantinya. Oh... saat ini aku seperti melihat Tigor merenggangkan nyawanya karena tikaman badik ke tubuhnya...! Uh, mengerikan sekali, Ham! Sangat mengerikan!"

Getir juga hati Hamsad mendengar kata-kata mereka, Ia makin beri debar-debar. Sudah lama ia berhenti merokok, namun kali ini ia menyahut rokok Yoppi dan menghisapnya. Barangkali ia mencari ketenangan jiwa dengan cara menghisap rokok. Namun, natanya ia masih saja kelihatan pucat dan tegang.

"Aku tahu, apa yang dialami mereka yang habis bercinta dengan Kismi, tapi aku menjaga kesadaranku untu'k tidak berbuat seperti mereka," kata Hamsad dongan gerak mata yang nanar karena hati berdebar-debar.

"Apakah kau bisa?" "Harus bisa! Aku tidak boleh cengeng. Aku harus tegar

dan...” "Norman bukan pemuda cengeng," sahut Yoppi. "Dia

pemuda yang tegar dan tidak mengenal kecengengan. Tetapi, nyatanya ia rapuh...!"

Page 88: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 88

"Ia menikam dirinya sendiri dengan gunting," sahut Ade. Kemudian, Yoppi melanjutkan,

"Ia tidak bisa mengendalikan tangan kanannya yang beirgerak sendiri menikam dirinya...! Ham, aku curiga, di balik kematian mereka ada kekuatan gaib yang berperan tanpa mereka sadari. Kekuatan gaib itu... menurutku, berasal dari Kismi."

"Benar," jawab Hamsad tegas. "Kalau kau tahu, mengapa kau lakukan?" sela Ade. Hamsad menghempaskan napasi "Sudah telanjur, De.

Semuanya sudah telanjur. Aku tahu, Kismi sebenarnya sudah mati...!"

"Ya, Tuhan...!" keluh Ade. "Kismi memang hantu, tetapi Kismi tidak seperti hantu.

Aku... aku mencintainya, De." "Gila kau!" geram Yoppi. "Kalau terjadi sesuatu padaku,

kumohon, jangan ada yang mencobanya lagi. Lupakan tentang Kismi, dan jangan ada yang tergiur dengan cerita ini, juga jangan ada yang terpengaruh dengan cerita Almarhum Norman, Denny, maupun Tigor. Berbahaya! Aku akan mencoba mengalahkannya dengan caraku sendiri. Kalau aku gagal, berarti kalian akan gagal juga jika mencoba mengalahkannya...':"

Yoppi dan Ade sama-sama diam. Napas mereka terasa sesak. Mereka seakan berada di depan calon mayat. Mereka merasakan sesuatu kelengangan. Sepertinya, itulah saat -saat yang terakhir mereka bertemu dengan Hamsad. Yoppi sendiri terlihat begitu sedih dan cemas. Mungkin saat itu ia tak tahan menghadapi kenyataan, maka ia segera berdiri. Ia menepuk-nepuk punggung Hamsad. Ingin mengucapkan sesuatu, mungkin kata "Selamat jalan", tetapi mulutnya tak mampu mengucap kata apa pun. Yoppi pergi begitu saja dengan desah napas yang terdengar oleh Hamsad dan Ade.

Di rumah, Hamsad sendiri jadi gelisah. Ia dibayang-bayangi kenangan manis bersama Kismi di kamar motel itu. Kenangan manis itu menghantuinya, membuat ia tak dapat beristirahat

Page 89: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 89

siang. Beberapa kali ia menelan telur ayam kampung yang masih mentah, meminum susu dan madu sebanyak-banyaknya. Ia ingin menutupi kepucatan wajahnya, agar tidak mencurigakan keluarga. Lalu, ia pun lebih sering mengurung diri di kamar. Benaknya berkecamuk terus, membuat ia menjadi pusing dan mual.

Ketika sore hari, Dian, adik perempuannya, minta diantar ke rumah teman untuk suatu urusan. Hamsad sebenarnya malas keluar rumah. Tetapi, setelah dipikir-pikir, untuk menghilangkan kegelisahan yang menteror jiwanya, ia perlu mencari penyegar. Suasana di dalam kamar bisa mengurung jiwanya pada kenangan manis bersama Kismi. Maka, ia pun tidak keberatan mengantar Dian ke rumah temannya.

Sepanjang perjalanan Hamsad tak banyak bicara. Biasanya ia banyak bercerita kepada Dian, baik mengenai teman kampusnya, atau mengenai cewek yang ditaksirnya. Dian menjadi heran melihat kakaknya murung dan menyembunyikan perasaan. "Ada apa, Ham?"

Hamsad hanya melirik dan berkerut dahi, berlagak bingung. Dian melanjutkan kata-katanya, "Ada apa kau murung? Kau pucat sekali! Pasti kau punya persoalan! Aku tak yakin kalau kau terkena penyakit! Kau pasti punya masalah yang membuatmu stres begitu. Ada apa sih?"

"Tidak ada apa-apa," jawab Hamsad. "Ham, aku memang adikmu. Aku memang lebih muda

darimu. Tetapi, otakku masih bisa mengungguli otakmu," kata Dian yang kuliah di kedokteran, dua tingkat di bawah Hamsad. "Jadi, jangan sepelekan aku! Aku bisa membantu memecahkan problemmu. Banyak teman yang suka minta pendapat padaku, dan aku bisa mencarikan jalan keluarnya."

"Oke. Aku mengakui, kau memang cerdas. Tapi, untuk mengutarakan masalahku, aku perlu mempertimbangkan masak-masak."

"Kenapa begitu? Kau sangsi?" "Bukan soal sangsi, tapi ini menyangkut soal pribadi!"

Page 90: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 90

"Aaah...! Kau mulai tertutup denganku, Ham! Itu tidak menguntungkan kamu...!"

Berulangkali Dian membujuk kakaknya agar membeberkan masalah yang ada, tetapi Hamsad masih ragu-ragu. Banyak beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, dan itu semua membutuhkan tempo yang cukup lama.

Sampai pulang dari mengantar Dian, Hamsad masih belum punya keputusan. Haruskah ia bicarakan masalahnya kepada keluarga? Apakah itu tidak akan mengganggu ketenangan keluarganya? Bagaimana jika keluarganya tahu, bahwa Hamsad di ambang kematian? Sudah tentu hanya akan membuat panik. O, tidak! Hamsad tidak mau masalah pribadinya membuat panik keluarga. Ia lebih baik menyimpannya sendiri, dan menanggung segala risiko sendirian. Ia tak ingin melibatkan keluarga.

Pulang dari mengantar Dian, hari sudah malam. Tadi Dian mengajaknya mampir ke supermarket, dan Hamsad setuju. Pulangnya sudah cukup malam, dan Hamsad menjadi lebih gelisah lagi. Bayangan indah bersama Kismi semakin nyata, bahkan sempat membangkitkan gairah kejantanannya. Lalu, tiba-tiba ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Lho, kok berhenti? Ada apa?!" tanya Dian merasa sangat heran.

"Apakah kau mendengar seseorang memanggilku?" "Tidak," jawab Dian. "Aneh. Dua kali aku mendengar seseorang memanggilku." "Ah, ngaco! Tidak ada suara apa-apa kok! Ayolah,

buruan...! Nanti papa dan mama ngomel kalau aku pulang kemalaman."

Hamsad melanjutkan perjalanan menuju ke rumahnya. Beberapa saat kemudian, laju mobilnya dikurangi. Ia menelengkan kepala, menyimak sesuatu dengan dahi berkerut.

"Tuh, ada yang memanggil namaku berulangkah...!" katanya kepada Dian. Tetapi, Dian hanya menggerutu tak jelas. Hamsad kembali tancap gas.

Page 91: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 91

Pada saat itu, ia baru teringat cerita tentang kematian Norman, Denny, dan Tigor. Menurut Susilo, sebelum Norman melakukan bunuh diri, anak itu juga mendengar suara seseorang memanggilnya. Tigor juga bercerita, bahwa Denny selalu merasa ada yang memanggilnya. Suara orang yang memanggil seperti suara Kismi. Dan, tak berapa lama, Denny bunuh diri. Menurut Bahtiar, sebelum Tigor bunuh diri, Tigor juga merasa ada yang memanggil-manggil. Konon, suara itu membuat Tigor menjadi sangat merindukan Kismi.

Dan, sekarang? Sekarang Hamsad merasa mendengar suara Kismi memanggilnya. Apakah ia pertanda ia akan melakukan bunuh diri?!

"Celaka kalau benar begitu," geram Hamsad di dalam hatinya. "Padahal mereka berbuat bunuh diri seperti di luar batas kemauan hatinya. Ada kekuatan gaib yang menggerakkan tangan mereka untuk melakukan bunuh diri. Apakah aku juga demikian?"

Ketika sampai di rumah, suara orang memanggilnya itu semakin jelas. Hamsad merinding sekujur badan. Ia berusaha menjaga, kesadarannya, menegakkan logikanya, tetapi ia juga merasa, bahwa dirinya sesekali terasa limbung karena dibuai oleh kenangan manis bersama Kismi. Hatinya berdebar-debar, seakan menuntut curahan rasa yang ada, yaitu rasa rindu kepada Kismi.

"Gawat...! Aku harus bisa mengatasi emosiku sendiri...," katanya dalam hati.

Pikirannya berputar mencari cara. Lalu, ditemukan beberapa kemungkinan untuk menghindari gelagat yang membahayakan itu. Ia harus segera pergi ke pondokan Ade, dan meminta bantuannya. Ia tak mau membuat kegaduhan di rumah, sehingga keluarganya menjadi panik dan tegang.

Dengan mengendarai mobil berkecepatan tinggi, Hamsad mulai terengah-engah diburu kegelisahan yang menyiksa. Rindu ingin bertemu Kismi membuat napasnya sukar dihela. Ia mencoba mengendalikan pikirannya agar tertuju pada teman-

Page 92: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 92

teman di pondokan, tetapi pikirannya itu justru menjadi kacau balau.

"Hamsaaad...! Haaamsaaad...!" Suara Kismi terdengar memanggilnya sepanjang

perjalanan. Suara itu jelas sekali mengalun, seakan-akan untuk mengajaknya bercumbu. Apalagi suara Kismi terdengar serak-serak manja, hati Hamsad semakin berdebar-debar. Rindunya mengembang dan meracuni pikirannya. Ia menahan perasaan itu sampai keluar keringat dinginnya. Ia menambah kecepatan mobilnya supaya segera tiba di pondokan, tetapi suara 'Kismi itu semakin menyiksa jiwanya. Membuat Hamsad tegang dan kelabakan. Ia sempat melirik arlojinya, ternyata sudah pukul 10 malam lebih 45 menit. Ia hanya menggumam, "Hampir tengah malam...!"

Pintu pagar halaman rumah pondokan itu tertutup sebagian. Hamsad tidak sempat turun dari mobil untuk membuka pintu halaman itu. Maka. ia langsung menabrak pintu tersebut dengan mobilnya, hingga menimbulkan suara gaduh yang mengagetkan semua penghuni pondokan itu. Dan, mobil berhenti tepat di depan kamar Ade. Sorot lampunya menyala terang, menyilaukan.

Hamsad terengah-engah, masih belum mampu turun dari mobil. Kepalanya berdenyut-nyut, namun hatinya semakin dicekam rasa ingin bertemu dengan Kismi. Ia terkulai lemas di balik stiran mobil. Beruntung mesin mobilnya sempat dimatikan, sehingga sedikit aman.

Para penghuni pondokan itu nyaris marah melihat sebuah mobil merusakkan pintu pagar mereka Tetapi, Bahtiar segera berteriak,

"Hamsad...?!" "Siapa sih?!" seru yang lain. 'Hamsad...!" jawab Yoppi juga. Ia berlari lebih dahulu

mendekati mobil Hamsad dan berseru, "Ham...?! Ham, kau tidak apa-apa, kan?"

Hamsad menggeram, "Tolong akuuu...!"

Page 93: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 93

Yoppi agak ragu ketika hendak membukakan pintu mobil, tetapi setelah Bahtiar mendekat dan berkata,

"Buka pintunya, bawa keluar dia!" Maka, Yoppi pun berani membukakan pintu mobil, lalu

segera membantu Hamsad keluar dari mobil. Hamsad gemetar dan mengerang seperti suara orang merengek. Ia menyeringai bagai merasakan sesuatu yang amat sakit. Teman-teman yang lainnya pun segera mengerumuninya.

"Tolong aku...! Ouh... tolooong, De...! Aku... aku... ah!" Hamsad terpelanting, nyaris jatuh. Kakinya amat lemas dan

gemetar. Lalu, ia segera digotong ke bangku panjang, depan kamar Bahtiar. Ia dibaringkan di sana. Tetapi, mendadak ia meronta sambil menggeram, kejang.

"Aku... oh... tolong jangan dekati aku! Aku ingin mati...!" kata-katanya menyeramkan bagi yang mendengar.

"Ham, ingat! Ingat kau tidak boleh mati atas kemauanmu sendiri...! Ingat, Ham...!" kata Yoppi.

"Aku ingin mati!" ia menggeram dengan ge-regetan. Matanya mendelik dan bergerak nanar, seakan mencari sesuatu. Dan, pada saat itu Yoppi pun gemetar dan berkata,

"Celaka! Ia punya emosi untuk bunuh diri! Ia akan mengalami nasib seperti Tigor...!"

Semua mundur, tegang. Napas mereka menjadi sesak, dan tubuh mereka merinding semua. Hamsad tersengal-sengal sambil menggerang-gerang. Matanya memandang mereka dengan liar. Giginya menggemelutuk dan otot-otot tubuhnya mulai mengeras. Ia masih sempat berusaha berkata,

"Tolong aku...! Ouhhh... tolooong...!" ***

Bab 11 Mereka berkomat-kamit membaca doa dalam upaya

menyadarkan Hamsad. Tetapi, nalurinya untuk bunuh diri semakin kuat dan mengacaukan kesadarannya. Dengan napas

Page 94: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 94

yang tersendat-sendat dan bibir gemetar, Hamsad berkata kepada Ade, karena matanya yang liar itu tertuju pada Ade,

"Ambil tali...! Tal... tali...!" Ade gugup, tak tahu harus mengambil tali ke mana. Yang

lain juga sibuk mencari tali tanpa mengerti maksud Hamsad. Malahan Susilo berseru,

"Jangan! Jangan beri tali dia! Dia mau gantung diri...!" Maka, semua yang sibuk mencari tali berhenti seketika.

"Kismiii...! Aaaow...!" Hamsad mengerang setelah mendesah menyebutkan nama Kismi. Bayangan perempuan itu semakin kuat dan seakan meremat hatinya, menciptakan rasa sakit yang sukar dipahami.

Kembali matanya yang nanar itu memandang Yoppi. "Taliii... cepat taliii...! Ikat tubuhku di pohon! Ikat kuat-kuat...! Oh, tolong...!"

Barulah mereka mengerti maksud Hamsad yang sebenarnya. Dia minta diikat di pohon, supaya segala gerakannya terbatas. Maka, mereka sibuk mencari tali untuk mengikat tubuh Hamsad. Pada saat itu, terdengar lagi Hamsad berkata sambil memejamkan mata kuat-kuat, "Ada di... di mobil! Ada di mobilku...! Taliii...!"

Ade berlari ke arah mobil, dan mendapatkan segulung tambang di samping tempat duduk sopir. Di situ juga terdapat borgol, gelang besi untuk pencuri, yang diperkirakan milik ayah Hamsad yang memang sebagai kepala polisi di sebuah resort. Ade membawa serta borgol yang siap digunakan itu. Tepat ketika Ade tiba kembali di depan Hamsad, pemuda diracun kerinduan itu menggeram sambil berkata,

"Taaa... tanganku... oh, tanganku mau mengeras...! Ouh... tolong, tolong diborgol ke belakang! Cepat, cepat...! Cepat...!"

Bahtlar merebut borgol dari tangan Ade, lalu ttegera memborgol kedua tangan Hamsad. Tangan kanan itu belum sempat menjadi kaku ketika ditautkan ke belakang dan dijadikan satu dengan tangan kiri, lalu diborgol keduanya. Crek...!

Page 95: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 95

Sambil terengah-engah, Hamsad menyebut "Kismi" beberapa kali. Di sela kata-kata Kis-mi itu ia berkata, "Ikat aku...! Ikat di pohon mangga, belakang kamar mandi itu...! Lekas..., bawa aku ke sana...! Ouh..., Kismi! Aku ingin bertemu Kismi...!"

Lukman yang berbadan besar segera membawa Hamsad ke pohon mangga. Yoppi dan Ade membantu mengikat tubuh Hamsad, dijadikan satu dengan batang pohon.

"Ikat yang kuat! Jangan sampai ia bisa bergerak," kata Bahtiar dengan gugup.

Tali itu cukup panjang. Agaknya Hamsad berhasil menyiapkan peralatan yang sederhana itu, sehingga tubuhnya berhasil diikat dari dada sampai ke kaki. Ia seperti seorang tawanan yang siap dihukum tembak. Sementara Hamsad menggeram dan terengah-engah, mulut-mulut yang lainnya gemetar tidak berani bicara. Dalam hati mereka timbul perasaan macam-macam, antara kasihan, takut dan heran bercampur menjadi satu, membuat mereka hanya terbengong-bengong dengan jantung berdebar-debar.

Lonceng di gardu ronda terdengar samar-samar satu kali. Itu pertanda malam telah melewati pertengahan, dan sepi kian menghadirkan kesunyian. Saat itulah, masa-masa kemunculan Kismi ke kamar seruni pada motel tersebut. Namun, kali ini bukan Kismi yang muncul menemui Hamsad, melainkan kerinduannya yang amat menyiksa. Gairah ingin bercumbu meluap-luap. Birahi Hamsad bagai membakar jiwa. Menuntut satu pelampiasan yang nyata, namun ia tidak mampu berbuat apa-apa karena tubuhnya terikat kuat di pohon sedangkan kedua tangannya diborgol ke belakang.

Hamsad mengerang dengan otot leher menjadi bertonjolan keluar. Ia menahan gejolak hasratnya yang membara di luar kewajaran.

"Ta... tang... tanganku... tanganku... kakkk... kaku! Iaaa... ia mau bergerak sendiri...! Oh... ouh...! Aaaow...!"

Hamsad memekik tertahan dengan kepala mendongak-dongak, seakan berusaha keras untuk dapat melepaskan

Page 96: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 96

tangan kanannya dari borgol. Ia juga menggerak-gerakkan badannya, bagai ingin meronta dari ikatan. Tetapi, ia tidak berhasil. Ikatan terlalu kuat dan borgol pun cukup kokoh menautkan tangan kanan dengan tangan kirinya. Jiwanya bagai terbagi dua, antara ingin bunuh diri dan ingin melawan hasratnya itu. Akibatnya Hamsad tiada habisnya mengerang, menggeram dan meronta-ronta.

Mereka merasa terharu melihat Hamsad susah payah ingin melepaskan diri. Susilo sempat berkata, "Kasihan dia! Lepaskan saja...!"

Saat itu, Hamsad sempat berkata sambil menggeram seperti orang kesurupan, "Jang... jangan...! Ouh, yaaah... jangan! Jangan lepaskan...! Aaaoh... panggil Kismi! Panggil Kismi... oh, aku ingin bertemu dengannya di alam kubur...! Kismiii...!" Hamsad mengejang-ngejang. Tangan kanannya bergerak-gerak dengan kasar. Ia kelihatan amat menderita sekali. Teman-temannya banyak yang membaca doa kembali untuk membebaskan Hamsad dari cekaman gaib yang mengancam keselamatan itu.

Sesaat, terdengar lagi Hamsad meminta sesuatu tanpa menatap salah seorang. Ia memejamkan mata sambil berkata dalam erangan,

"Tutup mulutku...! Oh...! Tutup mulutku dengan kain...! Lekaaas...! Aku ingin berteriaaak...! Lekaaas...!"

Bahtiar meraih sarung yang ada di tali jemuran dalam. Sarung itu segera digunakan untuk menutup mulut Hamsad, diikatkan ke belakang, sehingga praktis sarung itu juga mengikat kepala Hamsad dengan batang pohon.

'Hidungnya jangan ikut ditutup, Tiar! Biar ia bisa bernapas!" saru Lukman dengan perasaan cemas bercampur kasihan.

Malam menghadirkan desiran angin pembawa embun. Dingin. Ada kesan lengang di sela desiran angin itu. Seakan angin berhembus tanpa desau dan suara apa pun. Hal itu membuat mereka yang ada di depan Hamsad menjadi merinding dicekam rasa takut. Apalagi mereka mendengar

Page 97: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 97

anjing di rumah belakang pondokan itu melolong panjang bagai irama menjelang ajal. tubuh mereka semakin bergidik.

Sementara itu, Hamsad masih meronta-ronta. la berteriak keras-keras, namun suaranya teredam kain sarung yang menutup mulutnya rapat-rapat. Tangan kanannya makin agresif, berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan gelang borgol besi itu. Kakinya pun mulai bergerak-gerak, berusaha melonjak, dan pundaknya meliuk-liuk, ingin melepaskan diri dari ikatan tali yang kuat. Hamsad tak bisa berkata apa-apa. Hanya suaranya yang menggeram disekap kain dan matanya yang melotot bagai ingin keluar itulah ang membuat teman-temannya tak berani menatapnya langsung. Doa-doa masih diucapkan oieh mereka dengan perasaan sedih. Bahkan Susilo mengusap kedua matanya yang mulai berkaca-kaca, memandang haru keadaan Hamsad.

Angin semakin berhembus kencang, merontokkan banyak dedaunan dari pohon tersebut. Tak lama kemudian, gerimis pun turun. Mereka semakin panik dan serba bingung. Namun, saat itu mereka juga menepi menghindari rintikan gerimis di ujung dini. Bahkan kali ini, gerimis itu telah berubah menjadi hujan yang deras.

"Lepaskan dia! Dia kehujanan...! Dia menggigil di sana!" kata Susilo dengan panik.

"Tenang, Sus.Itu cara yang dipilihnya," kata Bahtiar. 'Tapi kita harus tahu perasaan! Itu cara yang tidak

manusiawi!" bentak Susilo. "Kalau dia kita lepaskan, maka ia akan bunuh diri! Apakah

itu manusiawi?!" balas Bahtiar dalam serentetan bentakan kasarnya. Lukman segera melerai percekcokan mereka.

Gelegar suara petir di angkasa terdengar mengejutkan mereka. Hamsad masih berusaha berontak dari ikatan dan borgolnya. Jeritannya teredam kain sarung sehingga tak terdengar keras. Hujan deras mengguyur tubuhnya di sela per-cikan cahaya petir yang menggelegar beberapa kali.

"Bahaya! Dia bisa tersambar petir jika diam di bawah pohon!" kata Susilo sangat tegang. Lama-lama, Susilo tidak

Page 98: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 98

sampai hati melihat Hamsad diguyur hujan dan petir dalam keadaan terikat, lalu ia pun berlari menerobos derasnya hujan dan bermaksud membukakan tali pengikat tubuh Hamsad.

"Sus...! Jangan!" teriak Yoppi. Ade segera melompat menyusul Susilo dan menarik kaos

yang dikenakan Susilo sambil berkata, "Kau mau membunuh teman sendiri, hah?! Kau mau

membiarkan teman bunuh diri?!" "Dia bisa mati tersambar petir, tahu?!" Susilo membetot,

tetap ingin mendekati Hamsad, tetapi Ade menyeret Susilo hingga anak itu terpelanting jatuh.

"Bangsat kau...!" teriak Susilo lepas kontrol. Ia hendak memukul Ade, tapi tangannya segera dipegang

Lukman yang berbadan besar, Lukman menyeret Susilo ke teras sambil berkata,

"Kuasai emosimu, Sus! Saat ini gunakanlah otakmu, jangan hanya perasaanmu!"

Susilo tak dapat berbuat banyak dalam cengkeraman Lukman. Akhirnya ia tak tega menghadapi penderitaan Hamsad, ia segera masuk ke kamar dan mengunci kamarnya dengan kasar.

Tak berapa lama, hujan pun reda. Gerakan Hamsad mulai melemah. Memang masih terlihat napasnya terengah-engah, tetapi tangan kanannya yang sejak tadi berusaha ditarik keluar dari borgol, kali ini tampak melemas.

Pukul 12 lewat, saat itu, mereka melihat Hamsad terkulai pingsan di tempat. Tetapi, mereka masih belum berani melepaskan ikatan pada tubuh Hamsad. Bahtiar berkata,

"Tigor dulu juga pingsan karena dipukul Lukman, tetapi tangan kanannya bisa bergerak sendiri, dan menikam dadanya beberapa kali. Jadi, kurasa tangan kanan Hamsad pun bisa melakukan hal yang serupa jika kita lepaskan ikatan tali dan borgolnya."

"Sebaiknya tunggu sampai subuh tiba," kata Yoppi, dan yang lainnya setuju.

Page 99: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 99

Maka, ketika mendengar suara adzan subuh, mereka baru mulai berani melepaskan ikatan Hamsad. Tetapi, borgol itu tak dapat dilepaskan, karena mereka tidak tahu di mana Hamsad menaruh kunci borgol. Hamsad digotong ke kamar Bahtiar, dan mendapat pertolongan sebagaimana mestinya. Tangan kanannya berdarah, karena berulangkali memaksakan diri untuk lolos dari borgol. Semua mata yang memandangnya merasa iba dan semakin kasihan kepada Hamsad. Tetapi, ketika Hamsad siuman, ia justru merasa lega karena telah selamat dari ancaman maut, yaitu bunuh diri di luar kesadaran. Roh yang masuk ke tangan kanannya telah berhasil dijerat dengan akalnya, sehingga tangan kanan itu tak bisa bergerak sendiri, seperti yang terjadi dalam kasus kematian Norman, Denny, dan Tigor.

Di depan mata mereka, Hamsad memang berhasil lolos dari ancaman maut kekuatan gaib tangan kanannya, tetapi apakah itu berarti Hamsad menjadi jera? Apakah itu membuat Hamsad puas dengan dirinya?

Tidak! Hamsad masih penasaran. Ia masih menyimpan rindu kepada Kismi, walau rindunya itu tidak meracun jiwa. Tetapi, karena rindunya itu ia jadi datang kembali ke Motel Angel Flowers, dan membocking kamar Seruni. Kamar itu masih kosong. Barangkali memang tidak ditawarkan kepada tamu lain oleh petugas motel, karena mereka takut tamu-tamunya mengecam akibat kamar angker tersebut. Hanya saja, karena Hamsad memaksa untuk menyewa kamar Seruni, maka petugas resepsionis tak bisa lagi menghalanginya.

Kamar itu tetap seperti dua malam yang lalu. bersih, teratur rapi. Taplak meja di ruang tamu masih sama, berwarna biru muda. Kursi meubel-nya juga masih sama, terletak melingkar, menghadap ke dinding kaca depan. Hanya saja, letak pot besar yang memuat tanaman sejenis palm itu bukan lagi di samping pintu, melainkan ada di sudut ruangan, dekat dengan buffet penghias ruangan. Selebihnya tak ada yang berubah. Bahkan warna seprei dan selimutnya pun tetap

Page 100: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 100

sama. Ini semakin mengingatkan Hamsad pada masa-inasa indah yang pernah ia lewati bersama Kismi di kamar tersebut.

Hamsad masuk pada pukul 7 malam dengan tangan dibalut perban. Luka pada tangan kanannya itu terasa perih jika tidak dibalut perban, seperti seorang petinju yang belum mengenakan sarung tinjunya. Dengan dibalut perban begitu, rasa perih tersebut berkurang, dan konsentrasi Hamsad tidak terlalu terganggu oleh rasa perih.

Sebelumnya, Hamsad telah menyiapkan segala sesuatunya yang diperlukan. Tabungannya diambil sebagian dari bank. Lalu, ia membeli sebotol madu asli, susu, telur ayam kampung sampai 24 butir, anggur ginseng, super mie, dan beberapa obat yang berguna untuk memulihkan kesehatan badan serta menjaga stamina tubuh. Hamsad sempat tertawa sendiri ketika membeli barang-barang tersebut. Tetapi, ia akhirnya tidak peduli, karena semua itu memang ia butuhkan untuk memulihkan tenaganya yang nyaris terkuras habis akibat pergulatannya melawan emosinya kemarin malam.

Menunggu sampai lewat tengah malam, adalah pekerjaan yang menggelisahkan bagi Hamsad. Ia berbaring sambil menyaksikan acara TV, satu-satunya hiburan yang ada di kamar tersebut. Sampai tak terasa, ia pun tertidur di tempat. Mungkin karena kelelahan yang luar biasa, sehingga ia sampai tertidur dan lupa mematikan TV.

Kalau saja ia tidak mendengar suara orang mandi, mungkin ia tidak akan terbangun sampai pagi. Tapi, karena ia mendengar desis kran shower di kamar mandi dan gemericiknya air, maka ia pun terperanjat bangun. Lalu, hatinya bertanya heran, "Siapa yang mandi? Rasa-rasanya aku tidak membawa teman?!"

Buru-buru Hamsad menengok arlojinya di meja, lalu ia menggumam, "Oh, pantas. Sudah pukul 12 lewat 23 menit. Sudah lewat tengah malam...!"

Maka, hati Hamsad pun mulai berdebar-debar, karena ia tahu bahwa orang yang mandi itu tak lain dari Kismi. Gemetar langkahnya ketika ih mengendap-endap mendekati kamar

Page 101: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 101

mandi yang pintunya tak tertutup itu. Pada saat langkahnya makin dekat, kran shower itu berhenti, bagai ada yang mematikan. Hamsad semakin berdebar dan merasa heran. Tapi, ia nekat mengendap-endap untuk mengintip siapa gerangan ynng mandi di tengah malam ini.

"Jangan seperti pencuri, Hamsad...!" terdengar suara dari dalam kamar mandi. Dan, suara itu jelas suara Kismi yang serak-serak manja, Hamsad lalu menampakkan diri dengan cengar-cengir. Matanya tak berkedip memandang tubuh mulus berkulit kuning langsat itu dalam bintik-bintik air yang hendak disapu dengan handuk. Mamsad buru-buru masuk dan menyahut handuk dari tangan Kismi.

"Jangan hapus...!" "Hamsad...?! Aku dingin...!" "Biarkan aku memandangi tubuhmu yang tersiram bintik-

bintik air ini. Oh... begitu indahnya kau dalam keadaan basah begini, Kismi...," bisik Hamsad sambil menatapi tubuh polos itu Kismi kepala sampai ke kaki.

"Konyol kamu, ah!" Kismi berusaha meraih handuk, dan Hamsad menyembunyikannya di belakang tubuhnya.

Jari-jemari Hamsad meraba tubuh itu, bagai menyentuh butiran-butiran airnya dari pundak ke dada. Kismi membiarkan, justru tertawa dalam desah, dan terdengar nada seraknya yang seakan kemanjaan itu.

"Maaf, aku membangunkanmu, Hamsad," kata Kismi sambil membiarkan ujung jemari Hamsad merayap samar-samar di permukaan kulit tubuhnya.

"Aku tertidur menunggumu," kata Hamsad tanpa menatap. "Aku tahu, dan aku merasa semakin kagum padamu,

Hamsad." "Dalam hal apa?" tanya Hamsad setelah mencibir. "Tak pernah ada lelaki yang lolos dari dendam Cincin

Zippus, kecuali kau." Kali ini, Hamsad menatapnya. "Dendam cincin...?!" Hamsad

memperjelas keheranannya.

Page 102: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 102

"Setiap lelaki yang bercinta denganku, ia pasti mati oleh tangan kanannya sendiri, sebab di tangan kananku itulah Cincin Zippus melekat sampai sekarang. Kutukan Cincin Zippus akan merasuk dalam tangan kanan lelaki yang bercinta denganku, dan lelaki itu pasti akan mati oleh kutukan Zippus, yang menggunakan bantuan tangan korban sendiri. Dan, kau...?" Kismi tersenyum sambil geleng-geleng kepala. "Kau hebat sekali! Kau bisa lolos dari kutukan. Itu mengagumkan...!"

"Kau juga mengagumkan! Perempuan lain bisa kuabaikan, tapi kau tidak sama sekali...," Hamsad tersenyum, Kismi mengikik serak, kemudian ia mengecup kening Hamsad. Tetapi, balasan Hamsad lebih panas dari lahar gunung berapi. Sekujur tubuh Kismi dirayapinya dengan bibir dan lidah, membuat Kismi merintih di sela desah, melebarkan tubuhnya, memberi kesempatan Hamsad agar lebih leluasa. Lalu, kamar mandi itu menjadi arena berpacu bagi napas-napas yang memburu puncak kemesraannya.

*** Bab 12 tamat Keduanya ternyata memang pasangan yang tak pernah

mengenal lelah. Banjir keringat bukan penghalang bagi mereka untuk terus berpacu. Kali ini, ranjang menjadi tumpuan amukan birahi mereka. Seprei kasur menjadi lusuh. Morat-marit tak karuan. Kismi mengamuk setiap birahinya melambung tinggi, melahirkan pekik dan ringkikan yang serak-serak manja. Dan, suara itu membuat Hamsad makin menggebu-gebu dalam cumbuannya, makin dibakar gairahnya, meskipun ia sudah berulangkali melambung tinggi mencapai puncak harapannya.

Di awal dini, akhirnya petualang cinta mereka berhenti. Kismi yang memohon agar Hamsad mengakhiri 'pelayarannya' saat itu juga.

Page 103: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 103

"Hari sudah menjelang pagi, dan kita harus berpisah lagi, Hamsad," kata Kismi memberi pengertian dengan sabar dan lembut.

Hamsad mendesah, seakan tak mengizinkan Kismi pergi. Ia memeluk perempuan itu dalam satu rengek kemanjaan seorang lelaki. Erat sekali ia memeluk Kismi, sehingga Kismi merasa kehadirannya sangat dibutuhkan oleh Hamsad disetiap saat. Kismi menjadi haru. Ia mencium Hamsad beberapa kali, bahkan kini ia juga memeluknya erat-erat dengan kedua kaki menggamit tubuh Hamsad.

"Aku juga tidak ingin berpisah," bisik Kismi. 'Tapi keadaanku tidak mengizinkan kasih kita selalu berpadu sepanjang hari, bahkan sepanjang masa, Hamsad."

"Aku ingin memilikimu, Kismi. Aku ingin membanggakan kekasihku kepada mereka!"

"ltu tidak mungkin, Hamsad. Ada penghalang di antara kita."

"Aku akan menembusnya, Kismi! Aku akan menghancurkan penghalang itu!" ucap Hamsad dalam pelukannya. "Apa pun yang harus kutempuh, aku harus bisa memiliki kamu, Kismi. Aku tak mau tersiksa seperti kemarin malam lagi. Aku tak mau!"

Kismi merasa kaget, dan bingung juga menggadapi sikap lelaki seperti Hamsad. Ia masih memeluk Hamsad, membiarkan Hamsad tengkurap di atasnya Tangan Kismi mengusap-usap kepala Hamsad dengan lembut, seakan satu curahan rasa kasih sayang yang tak ingin berakhir sampai di situ.

Setelah melalui masa bungkam yang mendalam, Kismi pun berkata lirih,

"Carilah potongan tanganku, dan tempelkan pada jasadku, maka aku akan hidup kembali dan kita bisa berdua ke mana saja, Hamsad."

Kali ini, Hamsad menarik wajahnya, ia mengatur jarak dengan menggunakan kedua lengan dipakai bertumpu di

Page 104: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 104

kasur. Ia memandang Kismi yang terbaring di bawahnya, lalu bertanya,

"Bukankah kedua tanganmu dalam keadaan lengkap, tak kurang satu apa pun?"

Kismi menggeleng, wajahnya sendu. "Ini tangan semu. Tangan yang ada dalam khayalanmu saja. Jasadku ini juga jasad yang ada dalam khayalanmu, Hamsad. Itulah sebabnya kukatakan, bahwa di antara kita ada batas penghalang, yaitu khayal dan kenyataan! Terkadang manusia tidak bisa membedakan keduanya. Kau tidak bisa melihat, bahwa tangan kananku ini sebenarnya buntung. Dipotong oleh Rendy, bekas kekasihku yang punya penyakit syaraf."

"Di mana orang itu sekarang?" "Ada di neraka. Kau mau ikut ke neraka?" Hamsad menghempaskan napas. Ia masih belum mau

melepas hubungan kasihnya, dan tetap membiarkan dirinya di atas Kismi. Lalu, dengan suara sedikit bimbang ia bertanya,

"Di mana kau dibunuh oleh Rendy?" "Di kamar ini!" "Dan, potongan tanganmu di simpan di mana?" "Entahlah. Mungkin di kamar ini, mungkin di tempat lain.

Dibuang begitu saja. Carilah, dan letakkan pada jasadku yang bersemayam di dalam kotak kaca, maka rohku yang ada di dalam batu Cincin Zippus itu akan membuatku hidup kembali. Kematianku yang ketiga nanti, adalah kematian yang sejati. Tapi, saat ini, aku masih bisa hidup dan menikmati kehidupan selayaknya manusia biasa...!"

Hamsad mendesah, lalu menegaskan kata, "Akan kucari potongan tanganmu itu sampai dapat!"

"Tapi, hati-hati, Hamsad. Dia ganas! Dia memendam kutuk dan dendam! Dialah yang semalam berusaha ingin membunuhmu!"

Merinding juga Hamsad jika teringat peristiwa kemarin malam. Tapi, demi teringat kemesraan dan cintanya kepada Kismi, Hamsad tetap bertekad untuk mencari potongan tangan kanan Kismi. Hanya saja, di mana potongan tangan itu

Page 105: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 105

dibuang oleh Rendy, atau disembunyikan? Ah... itu satu hal yang sulit bagi Hamsad. Sukar ditentukan secara logika. Sepanjang siang, Hamsad memikirkannya sambil mondar-mandir di dalam kamar, terkadang ia meneliti keadaan tanah di luar kamar, mencari kemungkinan di mana tangan Kismi disembunyikan Rendy.

Semuanya dilakukan secara diam-diam agar tidak menimbulkan kecurigaan orang lain, terutama petugas motel itu. Beberapa batu dibongkarnya, dan dikembalikan seperti semula jika ternyata tidak terdapat apa yang dicari. Beberapa tanah di korek-koreknya, dan dikembalikan seperti semula karena tak ada tanda-tanda tangan Kismi di sana.

"Kamar ini harus kutelusuri lebih dulu," pikir Hamsad. "Mungkin membutuhkan waktu sehari penuh. Kalau memang di kamar ini tidak ada, berarti aku harus mencari ke tempat lain, mungkin di pinggir sungai, di pinggir selokan, atau... ah, memang sulit ditentukan. Tetapi, seandainya aku menjadi Rendy, apa yang kulakukan setelah aku membunuh Kismi dan memotong tangannya?" Hamsad berpikir keras. Membayangkan seandainya dia menjadi Rendy yang berpenyakit syaraf, apa yang akan dilakukan terhadap potongan tangan itu? Kemudian, batinnya berkata, "Mayat akan kutinggalkan, supaya orang-orang terkejut menemukan mayat Kismi, lalu tangan itu...? Hm... tangan itu akan kuletakkan di tempat tertentu di kamar ini. Tak perlu repot-repot membawanya pergi dan membuangnya. Cukup diletakkan di suatu tempat, sehingga suatu saat akan ada orang yang terkejut menemukan tangan itu. Lalu, ia akan berteriak ketakutan, dan aku akan puas mendengarnya!" Hamsad menghempaskan tubuhnya, duduk di ruang tamu. "Itulah pikiranku jika aku menjadi Rendy yang sinting. Sekarang, di mana tangan itu disembunyikan yang kira-kira bisa membuat orang terkejut?" Setelah berpikir beberapa saat, Hamsad berkata sendiri, "Di almari...! Buffet, kulkas, almari dapur dan... dan bawah kasur!"

Page 106: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 106

Bergegas dia memeriksa tempat-tempat tersebut dengan teliti. Ternyata tempat yang diperkirakan itu tidak menyimpan tangan Kismi. Ia mendesah kesal. Hatinya berkata, "Bagaimana dengan tempat penampungan air closet? Jika ada yang membukanya pasti akan menjerit karena melihat potongan tangan terapung!"

Lalu, ia pun memeriksa tempat penampungan air WC, yang secara otomatis akan mengguyur closet itu jika habis dipakai seseorang. Ternyata di sana juga tidak ada. Hamsad mulai kesal. Ia melihat plafon kamar mandi yang terbuka pada gagian sudutnya. Hatinya berkata, "Oh, ya, ya...apa salahnya jika kuperiksa bagian atas eternit ? Siapa tahu potongan tangan itu dilemparkan begitu saja di dalam eternit itu?!"

Dengan susah payah Hamsad memeriksa langit-langit kamar mandi, dan seluruhnya. Isinya tanya kabel-kabel instalasi listrik yang malang-melintang. Tak ada potongan tangan di sana. Hamsad sudah mencarinya dengan teliti, sampai jeluruh pakaian dan tubuhnya menjadi kotor oleh debu.

"Ke mana, ya?" pikirnya sambil garuk-garuk kepala. Mendadak, telepon berdering. Petugas resepsionis mengingatkan ckeck-out hampir tiba, lalu menanyakan apakah Hamsad mau melanjutkan sampai beberapa malam, atau cukup untuk hari itu saja? Karena Hamsad digelayut rasa penasaran dan tekad untuk menemukan potongan tangan itu menggebu-gebu, maka ia bermaksud memperpanjang waktu sampai besok siang.

"Sial! Benar-benar sulit menemukan potongan tangan itu!" gerutunya dengan nada kesal. "Ah, sebaiknya aku istirahat dulu. Semalaman aku tidak tidur. Siapa tahu setelah bangun tidur nanti aku menemukan gagasan yang lebih baik...!"

Hamsad menyuruh room-boy untuk membereskan kamarnya, sementara itu ia mandi, merendam diri di air hangat, yang mampu mengurangi rasa capeknya itu.

Ketika ia merebahkan diri, benaknya terbayang kecantikan Kismi dan kehebatan wanita itu di atas ranjang. Alangkah luar

Page 107: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 107

biasa bangganya jika Hamsad bisa memperistri wanita cantik seperti Kismi. Alangkah bahagianya nanti jika ia telah hidup bersama Kismi. Angan-angannya pun mulai melambung tinggi, menciptakan sejuta keindahan yang ada pada khayalnya. Berulangkah hatinya berucap tekad, "Aku harus memiliki dia! Aku harus memiliki Kismi. Aku sangat mencintainya...!" Lalu, ia pun tertidur.

Tak diduga ternyata Hamsad tertidur cukup lama. Ketika ia bangun, ia mendapatkan alam telah meremang, matahari senja tinggal seujung rambut dan memancarkan warna merah lembayung di perbatasan samudera. Debur ombak terdengar jelas, karena angin senja berhembus tanpa suara. Badannya segar dari segala kepenatan, apalagi ia telah meminum susu, telur mentah, madu dan lain sebagainya. Namun demikian, perutnya toh masih terasa lapar juga, sehingga ia memesan makanan untuk pengisi perutnya.

Sambil menikmati makanannya, Hamsad berpikir-pikir tentang potongan tangan Kismi. Tadi siang, semua tempat sudah diperiksanya. Kini tinggal bagian dinding dan lantai. Maka, seusai menyantap makanannya, Hamsad kembali beroperasi, memburu tangan Kismi. Setiap dinding diketuknya pelan-pelan, didengarkan suara ketukannya. Jika menggema, berarti tempat itu berongga. Besar kemungkinan di situlah tangan tersebut disembunyikan. Semua dinding diketuk. Rata. Dan, itu memakan waktu cukup lama, karena ia kerjakan dengan cermat dan hati-hati.

Sayang, hasilnya tidak memuaskan. Tidak ada dinding yang patut dicurigai. Tak ada rongga di dalam dinding tersebut. Bahkan dinding kamar mandi dan dapur pun telah diperiksanya, dan hasilnya nihil. Sekarang giliran lantai yang menjadi pusat perhatiannya. Saat itu, malam telah lama menebarkan kegelapan. Arlojinya menunjukkan pukul 8 lewat 15 menit.

Lantai kamar terbuat dari ubin marmer warna putih kebiru-biruan. Berukuran 40x40 cm tiap lempengan ubin. Dengan tekun Hamsad mengetuk-ngetuk setiap ubin, mencari ruangan

Page 108: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 108

di bawahnya. Dari lantai teras, masuk ke ruang tamu, masuk ke ruang tidur dan terus ke kamar mandi, tidak ada ubin yang menimbulkan gema jika diketuk. Berarti tidak ada bagian yang berongga.

Sejenak pintu diketuk. Hamsad terperanjat. Ia menggumam dalam hati, "Belum lewat tengah malam, mungkinkah Kismi datang?"

Oh, ternyata seorang pelayan restoran yang datang dan menyodorkan bon makanan yang dipesan Hamsad. Hempasan napas menandakan Hamsad mengalami kelegaan ketika mengetahui yang datang pelayan restoran itu. Ia segera memberikan selembar uang puluhan ribu tanpa kembali, dan pelayan itu pun pergi.

Ketika ia hendak kembali ke ruang belakang, meneruskan pekerjaannya yang menyita waktu itu, ia sedikit merasa heran.

"Seingatku, pot besar itu kemarin ada di sudut sana, kenapa sekarang berada di sini, di dekat pintu? Siapa yang memindahkan?" Kemudian, Hamsad tertawa sendiri dan menggumam, "Sial! Room-boy yang membereskan kamar sewaktu aku mandi siang tadi, pasti telah memindahkannya kemari. Dan... ah, pikiranku sekarang mudah curiga. Bukan kepada manusia, kepada benda pun punya kecurigaan! Gawat! Jangan-jangan aku menjadi sinting!" sambil menggumam begitu, ia melangkah ke belakang.

Sekarang, bagian dapur ia periksa lantainya. Satu demi satu diketuknya menggunakan gagang obeng besar yang ia ambil dari dalam mobilnya di garasi. Dan ternyata, salah satu dari ubin itu menimbulkan gema ketika diketuk. Hamsad mulai berdebar-debar. Apa yang dicarinya mulai menumbuhkan harapan. Kemudian, ia segera membongkar ubin tersebut dengan menggunakan obeng besar dan kunci pas dari dalam mobilnya. Kunci digunakan untuk memukul gagang obeng, sedangkan mata obeng sendiri berfungsi sebagai alat pemotong semen perekat sambungan ubin.

Lama juga membongkar satu lempeng ubin itu, karena semennya cukup keras. Kalau petugas motel mengetahui,

Page 109: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 109

pasti pekerjaan itu dilarang. Tetapi, Hamsad yang sudah telanjur penasaran itu tidak peduli dengan akibatnya. Ia tetap membongkar ubin itu dengan sabar, sekalipun sudah memakan waktu hampir satu jam lamanya.

Napas terhempas lega. Ubin sudah berhasil dibongkar. Kemudian, dengan hati-hati dan berdebar-debar, ia mengangkat ubin tersebut untuk dipindahkan ke sampingnya.

"Sial...!" cacinya dengan kesal. Di bawah ubin itu memang ada rongga, tanah kosong, tetapi di situ ada pipa saluran air yang agaknya pernah terpotong dan disambung lagi. Tidak ada tangan Kismi, tidak ada tanda-tanda lain. Hanya pipa saluran air dengan sambungannya.

"Uuuh...! Brengsek! Sudah capek-capek membongkar, berkeringat, gemetar, eh... isinya pipa air! Konyol!" gerutu Hamsad seraya meletakkan kembali ubin tersebut pada tempatnya, tanpa menutupnya dengan semen seperti semula.

Ia terpaksa mandi saat itu juga, karena selain tubuhnya berkeringat juga kotor karena tanah. Selesai mandi, ia membubuhkan parfum penyegar badan sambil matanya melirik ke arloji di meja. Oh, sudah pukul 10 malam lebih 50 menit?

"Aku harus bersiap menyambut kedatangan Kismi. Ia akan semakin mengagumiku jika aku berpakaian rapi dan menunggunya di ruang tamu!" kata Hamsad sendirian, seperti orang gila.

Susu, madu dan telur yang dicampur ginseng, segera ditenggaknya habis. Kemudian, ia duduk di meubel tamu, santai. Sekaleng bir tersedia di atas meja, depannya. Sebuah majalah milik Dian yang tertinggal di mobil bisa dijadikan bahan bacaan menunggu lewat tengah malam.

Penat juga membuang waktu lama dengan duduk-duduk. Maka, Hamsad pun pindah tempat. Kali ini ia melonjorkan kaki di sofa dengan santai sambil meneruskan membaca majalah. Tetapi, pada saat majalahnya menyentuh daun tanaman dalam pot, Hamsad jadi terkejut.

Page 110: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 110

"Aneh. Beberapa jam yang lalu pot ini ada di dekat pintu, kok sekarang ada di sini lagi? Siapa yang memindahkan?" Ia memperhatikan pot besar berisi tanaman sejenis palm yang daunnya mirip daun mangga. Dahinya berkerut ketika memperhatikan tanaman tersebut. Jelas tadi ia sempat curiga, karena tanaman itu ada di dekat pintu. Sekarang ia semakin curiga, karena tanaman itu ada di sudut, dekat dengan sofa

Tangan Hamsad secara tak sadar mematahkan ujung daun tersebut. Dan, ia terbelalak kaget, karena yang keluar dari ujung daun itu bukan getah putih, melainkan getah merah. Ketika diciumnya, getah itu berbau amis darah.

Merinding seketika itu juga tubuh Hamsad. Ilerdebar-debar hatinya, dan mulai gemetar jari-jemarinya. Satu daun ia patahkan lagi dari tangkainya. Klak...!

"Astaga...?!" Hamsad nyaris memekik keras, karena tangkai daun itu mengucurkan getah merah yangberbau amis darah. Hamsad sempat terlonjak mundur dengan mata membelalak lebar.

Tetesan darah dari tempat bekas tangkai daun itu menjatuhi tanah di bawahnya. Dan, Hamsad teipaksa mengerutkan dahi tajam-tajam, mempertegas penglihatannya, karena tetesan darah itu jatuh pada sebuah benda yang mencuat dari kedalaman tanah pot. Rasa ingin tahunya bergumul dengan perasaan takut. Hamsad mendekatkan wajah, memperhatikan benda kecil itu.

"Astaga...?! In... ini., ini ujung kuku...!" Hamsad mencoba mengorek tanah itu sedikit-sedikit, maka semakin berdebarlah ia, karena kini tampak jelas di kedalaman tanah pot itu terdapat jari kelingking manusia yang berkuku panjang, tapi indah dan serasi.

"Ya, ampun...! Pasti di sini tangan Kismi ditanam oleh pembunuhnya...!" kata Hamsad dalam hati.

Maka, segera ia mengorek tanah dalam pot besar itu dengan kedua tangannya. Makin dalam semakin jelas bentuknya. Sepotong tangan perempuan yang masih utuh, tanpa kebusukan. Di jari manisnya melingkar cincin berbatu

Page 111: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 111

putih kekuning-kuningan. Cincin Zippus. Mungkin karena cincin itulah maka tangan yang terkubur di dalam tanah pot itu tidak membusuk.

Hamsad menggali dengan kedua tangannya untuk mendapatkan tangan tersebut tanpa ada yang tertinggal. Napasnya memburu karena memendam rasa takut dan girang. Sampai akhirnya, ia berhasil menggali seluruhnya. Menatapnya sesaat, kemudian mengangkatnya pelan-pelan bekas potongan sebatas pergelangan tangan lebih sedikit itu, masih kelihatan berdarah segar.

"Benar. Tangan ini sama persis dengan tangan Kismi yang sering mengusap-usap," kata Hamsad pelan sambil memperhatikan telapak tangan yang menghadap ke muka.

Tapi, tiba-tiba tangan itu melesat cepat mencengkeram wajah Hamsad.

"Hah...!Aaah...!" Hamsad terpekik dan ketakutan seketika. Jantungnya nyaris

berhenti berdetak ketika tangan itu bergerak cepat, mencengkeram wajahnya. Dengan sekuat tenaga Hamsad berusaha melepaskan, menarik tangan itu dan membuangnya ke sembarang tempat. Napasnya terengah-engah. Wajahnya berdarah karena kuku yang mencengkeramnya. Gerakan potongan tangan Kismi yang di luar dugaan itu membuat Hamsad menjadi panik dan sangat tegang. Matanya membelalak lebar penuh rasa takut. Ia memandang potongan tangan yang tergeletak jatuh di sofa, dekat dengan majalah.

Hamsad melangkah mundur perlahan-lahan mengitari meja. Pada saat itu, ia melihat jelas jari tengah dan jari telunjuk tangan itu bergerak-gerak, bagai merayap. Kemudian, melompat ke meja kaca. Sekali lagi jantung Hamsad nyaris berhenti melihat gerakan tangan yang mengerikan itu. la bagai susah menelan air ludahnya sendiri. Kakinya gemetar dan keringat dinginnya mengucur seketika.

Desakan rasa takut itu membuat Hamsad bergegas untuk melarikan diri. Ia segera melompat dan berlari ke arah pintu keluar.

Page 112: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 112

Plokkk...! Tiba-tiba potongan tangan itu melesat dan menempel pada

leher belakang Hamsad. "Aaah... hah...! Hiiih...!" Hamsad meronta-ronta,

berjingkrak-jingkrak ketakutan dengan tubuh semakin merinding. Kuku pada potongan tangan itu terasa menggores perih di kulit lehernya, seakan hendak mencekik dari belakang.

Dengan sekuat tenaga Hamsad menarik tangan itu dan membuangnya ke arah pintu. Namun, kali ini tangan tersebut tidak mau terlepas dari genggaman Hamsad. Tangan itu justru menggenggam tangan Hamsad kuat-kuat, bagai berpegangan. Celaka! Hamsad mengibas-ngibaskan dengan gerakan cepat, tetapi tangan itu masih lengket pada tangan Hamsad.

Lalu. dengan menggunakan tangan kanannya, Hamsad menarik punggung potongan tangan yang masih berlumur tanah itu. Ia berhasil, dan membuangnya ke arah pintu.

Plokkk...! Tangan itu jatuh ke lantai. Mata Hamsad masih mendelik

memandanginya penuh rasa takut dan jijik. Potongan tangan itu bergerak-gerak jarinya, kemudian bagai sebuah mainan ia mampu melarikan diri dengan menggunakan jari-jemarinya itu. Hamsad segera melompat ke ruang tidur menghindari kejaran potongan tangan tersebut. Gerakannya begitu cepat, sehingga sewaktu Hamsad hendak haik ke atas ranjang, benda menjijikkan itu berhasil melompat dan mencengkeram betis Hamsad.

"Waaaow...!" Hamsad memekik ketakutan. jPotongan tangan itu bagai menempel pada celana Hamsad, dan ketika hendak dipegang, ia bisa bergerak naik ke paha dengan cepat, lalu merambat merambat terus ke punggung. Hamsad kebingungan untuk memegang potongan tangan itu. Ia berguling-gulingan sambil berteriak ketakutan. Potongan tangan itu tidak mau terlepas. Kini justru merayap sampai ke leher samping dan mencengkeram lagi.

"Setaaan...! Hhhah...!" Dengan menggunakan kedua tangan, Hamsad berhasil lagi menarik potongan tangan Kismi

Page 113: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 113

itu dan membuangnya ke arah dinding, bagai dibenturkan dengan keras.

Semakin panik Hamsad menghadapi hal itu, semakin ngeri ia melihat tangan tersebut tidak jatuh ke lantai, melainkan mampu merayap di dinding seperti seekor cicak. Darah bekas potongan tangan menetes ke sana-sini. Sungguh mengerikan.

Jari-jemari tangan yang sebenarnya lentik dan indah itu kali ini bergerak-gerak lagi, bagai merayap di permukaan dinding. Hamsad buru-buru masuk ke kamar mandi, dan mengunci pintunya.

"Oh...! Oooh...!" Ia terengah-engah diteror potongan tangan bercincin Zippus itu. Napasnya nyaris habis, tenggorokannya kering, dan badannya lemas. Ia bersandar pada dinding di kamar mandi dalam ketegangan yang mencekam Sekarang ia merasa aman. Potongan tangan itu tidak dapat masuk ke dalam kamar mandi. Tetapi, sampai kapan ia harus mendekam di kamar mandi?

Tiba-tiba pintu kamar mandi itu diketuk-ketuk dengan lembut. Hamsad tersentak kaget, berdiri dari jongkoknya, dan menjauhi pintu. Ia tidak berani membukakan, bahkan mendekati pintu pun ia tidak berani. Perasaan ngeri membuat jiwanya menjadi kerdil dan ingin menangis karena dongkolnya.

Tok, tok, tok...! Suara pintu diketuk. Hamsad masih diam, makin tegang, makin menjauh. Ia berdiri di atas closet yang tertutup. Gemetar ketakutan.

"Hamsad...?! Haaam...?!" "O, itu suara Kismi...!" katanya sambil menghempaskan

napas lega. Berulang-ulang Hamsad menghempaskan napas, senang sekali, karena pemilik potongan tangan itu sudah datang. Itu berarti waktu sudah menunjukkan lewat tengah mulum.

Hamsad segera turun dari closet. dan membuka pintu kamar mandi. "Hahhh...!"

Rupanya di luar kamar mandi tidak ada Kismi. Yang ada hanya potongan tangan itu. Dan bunda tersebut segera melesat masuk, menerkam kejantanan Hamsad. Nyawa

Page 114: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 114

Hamsad bagai melayang ketika itu. Ia memekik kaget, kemudian mengerang kesakitan karena alat kejantanannya diterkam oleh potongan tangan yang ganas itu.

"Oh...! Oooh...! Aaaow...!" Hamsad terhuyung-huyung dengan badan membungkuk. Kedua tangannya memegangi potongan tangan Kismi yang makin lama terasa makin meremat alat kejantanannya itu. Hamsad meringis kesakitan dengan badan membungkuk, dan kini limbung ke kiri, bersandar pada dinding di depan kamar mandi. Potongan tangan itu bagai sukar ditarik. dan, apabila ia ditarik, terasa makin kuat cengkramannya. Hal itu membuat Hamsad semakin mengerang kesakitan dengan mata terpejam kuat-kuat.

"Hamsad...?!" sapa sebuah suara di ruang tamu. "Kismiii...!" teriak Hamsad tertahan karena memendam rasa

sakitnya. Kismi muncul dari ruang tamu ke kamar mandi, dan ia

melihat Hamsad kesakitan sambil memegangi alat kejantanannya.

"Oh... kau...?!" Kismi terperanjat kaget dengan mulut terbengong.

"Aku menemukan... menemukan potongan tanganmu...! Tapi, tapi dia meremat... aouuuh...!" Hamsad semakin membungkuk dengan kaki merendah karena potongan tangan itu semakin menggenggam alat kejantanannya.

"Lepaskan! Jangan sakiti dia...!" bentak Kismi sambil memandang potongan tangannya.

Beberapa saat kemudian, potongan tangan itu pun mengendur. Hamsad buru-buru menariknya. Sempat terlihat olehnya jari-jemari potongan tangan itu bergerak-gerak, bagai sedang melemaskan otot-ototnya. Hamsad buru-buru melemparkannya, dan potongan tangan itu jatuh di lantai.

Kismi memandang potongan tangannya dengan senyum berseri. Ia buru-buru memeluk Hamsad dan menciuminya.

"Oh... kau telah berhasil! Kau berhasil menemukannya, Hamsad...!"

Page 115: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 115

Yang bisa dilakukan Hamsad hanya uh nyr ringai merasakan sisa sakitnya. Tetapi, ia kemudian berkata, "Apa yang harus kulakukan?!"

"Lekas, bawa dia ke tempatku. Cari aku di ruang bawah, dan tempelkan potongan tangan itu pada jasadku, Hamsad...!"

"Aku tidak mau membawanya! Aku tidak mau mati dicekik olehnya, Kismi!"

"Jangan kuatir...!" kemudian Kismi mendekati potongan tangannya yang tergeletak telentang di ranjang. Ia berbicara dengan potongan tangan itu,

"Jangan sakiti dia! Dia akan mempertemukan kita!" Jari-jemari yang tadinya diam, kini bergerak-gerak, seakan

sebuah anggukan tanda patuh terhadap perintah Kismi. Lalu, Kismi mendekati Hamsad dan berkata,

"Bawa mobilmu menuju rumahku. Di sana aku tinggal, di bekas rumah keluargaku yang sudah pindah ke Amsterdam. Ikutilah kunang-kunang, ke mana arahnya, ikuti saja. Nanti kau akan menemukan rumah di sebuah bukit. Rumah itu sudah tak terawat lagi, tapi di sanalah Kosmin menyemayamkan aku di dalam kaca...!"

Setelah berkata demikian, Kismi mencium pipi Hamsad. Hamsad sendiri menunduk memperhatikan alat kejantanannya yang dikhawatirkan terluka. Ternyata tidak. Namun, ketika ia memandang ke depan, ternyata Kismi telah tiada.

"Kismiii...?! Kismiii...?!" Hamsad mencoba mencari Kismi, dan wanita yang hadir setiap tengah malam itu memang tidak ada lagi. Tetapi, Hamsad melihat seekor kunang-kunang terbang di sekitar pintu. Hamsad tak tahu persis, apakah kunang-kunang itu jelmaan dari roh Kismi atau bukan, tetapi ia membiarkan kunang-kunang itu keluar melalui celah sempit, dan Hamsad sendiri harus segera mengeluarkan mobil dari garasinya.

Mulanya ia ragu-ragu ketika hendak mengangkat potongan tangan. Tetapi, agaknya potongan tangan itu tidak seganas tadi. Maka, dibungkusnya potongan tangan itu dengan

Page 116: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 116

saputangan, kemudian ia pun keluar dari motel dengan mengendarai mobilnya.

Malam bercahaya purnama, sehingga gelap tak terlalu pekat. Kunang-kunang terbang di depan mobil. Gerakannya cepat, seirama dengan gerakan mobil. Sementara itu, saputangan pembungkus potongan tangan Kismi diletakkan di jok samping kiri. Perhatian Hamsad tertuju pada gerakan kunang-kunang penuntun jalan itu.

Ia tidak tahu kalau saputangan itu terbuka sendiri. Kemudian, jari-jemari potongan tangan bercincin itu bergerak-gerak. Kini tengkurap, dan merayap perlahan-lahan.

Ciiit...! Mobil nyaris menabrak pohon, karena Hamsad terkejut setelah pahanya terasa dicubit oleh potongan tangan tersebut.

"Brengsek! Kulaporkan kau kepada Kismi kalau menggangguku terus!" geram Hamsad dengan jantung kembali berdebar-debar. Potongan tangan itu mencolek-colek paha, bahkan kini menggelitik di pinggang Hamsad. Sesekali Hamsad terpekik dan badannya bergerak kegelian, membuat laju mobilnya menjadi limbung.

"Diam! Jangan ganggu aku!" bentak Hamsad memberanikan diri. Potongan tangan itu melompat ke depan stiran mobil. Hamsad membiarkan, karena potongan tangan itu tidak membuat gerakan yang perlu dikuatirkan. Bahkan, ketika kunang-kunang membelok arah, jari telunjuk dari potongan tangan itu menuding ke arah kiri, seakan memberi tahu agar mobil harus membelok ke arah kiri. Demikian juga jika harus ke arah kanan, jari itu menujuk arah kanan.

Kemudian, tibalah Hamsad di sebuah perbukitan. Jalanan menanjak, kanan-kirinya kebun teh. Melewati perkebunan itu, ada jalan persimpangan. Jari telunjuk potongan tangan itu menuding ke arah kanan, dan Hamsad membelokkan mobilnya ke kanan. Tak berapa lama, jari tangan itu mengembang semuanya, seakan menyuruh "Stop" pada mobil tersebut.

Cahaya purnama menampakkan sosok rumah kuno yang tinggal reruntuhannya. Menyeramkan sekali. Bentuk

Page 117: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 117

bangunannya jelas bangunan zaman Belanda. Bagian atapnya sudah rusak total, dan pada bagian halamannya telah banyak ditumbuhi tanaman liar, termasuk rumput ilalang.

Kunang-kunang terbang memasuki rumah yang menyeramkan itu. Hamsad ragu-ragu. Ia berdiri di samping mobil sambil memegangi potongan tangan. Tiba-tiba, potongan tangan itu bergerak maju sambil memegangi tangan Hamsad, seakan menariknya agar Hamsad segera memasuki rumah kuno tanpa penghuni itu.

Langkah kaki Hamsad terasa gemetar. Ia memasuki rumah yang sunyi dan kotor itu. Cahaya pucat rembulan meneranginya. Bahkan ada lantai yang longsor ke bawah, menuju ruang bawah. Potongan tangan dan kunang-kunang menunjukkan jalan menuju lantai bawah, melalui tangga batu di balik sebuah dinding kamar. Debar-debar di dalam dada Hamsad makin bergemuruh. Ia tetap mengikuti penunjuk jalannya yang setia Sampai akhirnya, ia menemukan sebuah peti kaca seukuran tubuh manusia.

Hamsad terhenyak kaget ketika menegaskan penglihatannya, bahwa ternyata di dalam kotak kaca yang mirip akuarium itu terdapat tubuh Kismi yang terbaring dengan tangan kanan terpotong. Kismi mengenakan gaun putih transparan yang sering dikenakan berkunjung ke kamar motel.

Lebih terkejut lagi Hamsad setelah ruangan itu menjadi terang. Ada cahaya api yang datang dari arah belakangnya. Ia buru-buru berpaling. Oh, ternyata Pak Kosmin memegangi obor sebagai penerangnya. Hamsad semakin gemetar, karena ia ingat Pak Kosmin mampu menembus daun pintu bagaikan asap.

"Jangan takut, Tuan. Saya tidak akan berbuat jahat...! Lakukanlah apa yang harus Tuan lakukan," kata Pak Kosmin yang mempunyai sepasang mata cekung.

Kemudian, Hamsad membuka tutup kotak kaca itu dengan gemetar. Napasnya tertahan, sesekali tersendat-sendat. Pelan-

Page 118: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 118

pelan ia letakkan potongan tangan itu ke lengan kanan tubuh Kismi.

Suatu keajaiban membelalakkan mata Hamsad, sambungan pada potongan tangan dengan lengan Kismi itu membentuk satu cahaya hijau muda. Hijau kekuning-kuningan, mirip cahaya fosfor. Cahaya itu berpijar-pijar sejenak, kemudian redup. Dan, kini menjadi hilang sama sekali. Obor yang dibawa Pak Kosmin mendekat. Mereka memandang potongan tangan bercincin Zippus itu, dan ternyata pada sambungan tersebut tidak terlihat ada bekas luka sedikit pun

"Ia telah pulih kembali, Tuan," bisik Pak Kosmin. Hamsad terhentak lagi ketika mata Kismi yang terpejam itu

terbuka, berkedip-kedip sejenak, kemudian tersenyum memandang Hamsad.

"Jangan takut, Hamsad.,.. Aku Kismi! Aku telah hidup kembali!" seraya Kismi mengusap-usap pergelangan tangannya yang semula buntung itu.

"Kau... kau benar-benar hidup...?!" Kismi mengangguk, keluar dari kotak kaca, mendekati

Hamsad, kemudian Hamsad meraba pelan-pelan wajah Kismi. Terasa hangat. Lalu, Kismi berkata lirih, "Kau berhak memiliki aku, Hamsad...!"

Mata Hamsad berkaca-kaca karena terharu, kemudian tanpa ragu lagi ia memeluk Kismi erat-erat, seakan tak ingin berpisah dengan Kismi selama-lamanya. Kismi pun menyambut pelukan itu dengan perasaan bahagia yang mengharu. Ia sempat meneteskan air mata, dan Hamsad mengusapnya sambil berkata,

"Jangan teteskan air mata. Aku tak ingin kehilangan kau, walau hanya setetes air matamu. Aku tak ingin, Kismi...!"

"Ohhh, Hamsad...!" Aku kagum pada tekadmu! Aku juga tidak ingin kehilangan kau...! Tapi...."

"Tapi, apa, Sayang?" "Tapi ada satu risiko jika kau memperistri aku, Hamsad." "Risiko apa?"

Page 119: Mister Igad is Teng Ahmal Am

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi KZ 119

"Aku... aku tak akan mempunyai keturunan...," bisik Kismi dengan perasaan sedih. Hamsad pun berkata lirih sambil menatapnya,

"Aku tak mau peduli tentang itu, yang penting kau jadi milikku. Dan... dan kau tak boleh kehilangan apa-apa lagi, Kismi!"

Pelukan itu makin erat. Kemudian, Kismi berkata kepada Pak Kosmin, "Terima kasih, pak Kosmin. Dampingilah kami dari alammu...!"

Obor pun padam. Ruangan jadi gelap. Kisimi berlari-lari membawa keluar Hamsad dari reruntuhan bekas rumahnya. Kemudian, Hamsad bermaksud membawa Kismi kembali ke motel untuk sementara waktu, sampai ditemukan tempat kontrakan yang layak bagi Kismi yang ternyata seorang ilmuwan berotak cerdas. Namun, ketika Kimiiii hendak naik ke dalam mobil Hamsad, ia jadi terhenti dengan wajah memanja.

"Kenapa...?" tanya Hamsad heran. "Kiss me...!" katanya seraya menyodorkan pipi, dan

Hamsad pun mencium pipi itu.

SELESAI