misteri riba

5
MISTERI RIBA’ Oleh: Dr. Alfi Julizun Azwar, M.Ag Tulisan ini sengaja diformat dalam bentuk lepas. Dalam arti kata jauh dari kesan formal ilmiah seperti karya-karya ilmiah akademika yang selama ini menggeluti dunia kampus dengan segala atributnya. Tapi insya Allah tidak akan mengurangi kualitas isi dan ide-ide yang mungkin dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi komunitas pembaca kampus khususnya dan “dunia” lain pada umumnya. Saya kira, orang awam sekalipun sudah tahu hukum dari riba’, bahwa riba’, yang sering diistilahkan orang-orang “ndeso” dengan “nganakke duit”, itu haram. Walau dalam prakteknya mereka secara sadar melakukannya. Bisa jadi banyak yang belum mendalami mengapa hingga riba’ itu diharamkan. Apalagi jika dikaitkan dengan perburuan sousi terhadap kondisi prihatin ekonomi, sosial dan politik Indonesia bahkan dunia sekarang ini, yang saya anggap sangat kental berkaitan dengan riba’. Karena itu, memerangi riba’ sekarang ini sama dengan memulihkan kondisi carut marut tesebut ke arah situasi yang lebih baik. Perlu diingat, bahwa riba’ ini adalah prilaku ekonomi masyarakat Yahudi Thaif sejak sebelum datangnya Islam. Dalam sejarah Islam pun ditegaskan, jika tradisi riba’ ini begitu semaraknya di kalangan Yahudi Madinah sebelum dan pasca hijrah Rasulullah saw. ke sana. Saking semaraknya, beberapa sahabat pun seperti Abbas bin Abi Thalib, Khalid bin Walid dan lain-lain

Upload: reza-aidil-fitriansyah

Post on 25-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

riba

TRANSCRIPT

Page 1: Misteri Riba

MISTERI RIBA’

Oleh: Dr. Alfi Julizun Azwar, M.Ag

Tulisan ini sengaja diformat dalam bentuk lepas. Dalam arti kata jauh dari kesan formal

ilmiah seperti karya-karya ilmiah akademika yang selama ini menggeluti dunia kampus dengan

segala atributnya. Tapi insya Allah tidak akan mengurangi kualitas isi dan ide-ide yang mungkin

dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi komunitas pembaca kampus khususnya dan “dunia”

lain pada umumnya.

Saya kira, orang awam sekalipun sudah tahu hukum dari riba’, bahwa riba’, yang sering

diistilahkan orang-orang “ndeso” dengan “nganakke duit”, itu haram. Walau dalam prakteknya

mereka secara sadar melakukannya. Bisa jadi banyak yang belum mendalami mengapa hingga

riba’ itu diharamkan. Apalagi jika dikaitkan dengan perburuan sousi terhadap kondisi prihatin

ekonomi, sosial dan politik Indonesia bahkan dunia sekarang ini, yang saya anggap sangat

kental berkaitan dengan riba’. Karena itu, memerangi riba’ sekarang ini sama dengan

memulihkan kondisi carut marut tesebut ke arah situasi yang lebih baik.

Perlu diingat, bahwa riba’ ini adalah prilaku ekonomi masyarakat Yahudi Thaif sejak

sebelum datangnya Islam. Dalam sejarah Islam pun ditegaskan, jika tradisi riba’ ini begitu

semaraknya di kalangan Yahudi Madinah sebelum dan pasca hijrah Rasulullah saw. ke sana.

Saking semaraknya, beberapa sahabat pun seperti Abbas bin Abi Thalib, Khalid bin Walid dan

lain-lain sempat melakukan riba’ hingga turun larangan terhadapnya. Kaum Yahudi terheran

dengan pengharaman riba’. Sebab keuntungan yang di dapat dari riba’ dianggap sama dengan

keuntungan dengan berdagang. Padahal jelas dalam QS. Al-Baqarah/2: 275, Allah swt.

berfirman; “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba’”.

Ada indikasi bahwa Allah tidak serta merta mengharamkan riba’. Tapi melalui methode

tadrijiyan/ berangsur-angsur, sama halnya dengan methode pengharaman khamr/ miras/

mikol. Pertama, Alquran menjelaskan adanya unsur negatif di dalam riba’ (QS. Al-Rum: 39), lalu

kemudian diisyaratkan akan haramnya riba’ (QS. Al-Nisa’: 161), keharaman ini dipertegas

Page 2: Misteri Riba

dengan mengungkap salah satu bentuk riba’ (Ali Imran: 130), baru pamungkasnya Allah

mengharamkan riba’ dalam berbagai bentuknya. (Al-Baqarah/2: 278).

Hal ini setidaknya menunjukkan bahwa betapa tradisi riba’ ini sudah begitu

mengakarnya tumbuh dalam tradisi bangsa-bangsa lama. Sehingga mustahil dihapus dengan

sekali turun ayat pengharamannya. Meski itu tidak mustahil dalam faham kekuasaan Allah swt.

tapi setidaknya sunnah ini dapat menjadikan mereka lebih bisa menerima dan terhindar dari

penolakan yang serta merta.

Sebenarnya menurut hemat saya, awal pengharaman riba’ lebih tertera pada QS. Ali

Imran: 130, ada disebutkan kata “adh’afan mudha’afan” yang berarti “ berlipat ganda”. Praktek

para renternir Yahudi ketika itu benar-benar sangat mencekik. Pinjaman yang ada harus

dikembalikan dengan dana tambahan. Namun jika tiba hari H-nya belum dapat melunasi apa

yang telah disepakati di awal, maka si renternir akan menambah kewajiban pengembalian

pinjaman dari janji pertama. Begitu seterusnya hingga peminjam terbebani hutang yang

menjadi berlipat-lipat ganda jumlahnya dan tidak sanggup membayar. Sebagai ilustrasi, hutang

sepeda, motor harus melayang. Hutang motor, mobil harus melayang. Hutang mobil, rumah

harus melayang. Inilah yang disebut penzhaliman. Praktik-praktik begini kerap kita temui

terjadi pada nasabah-nasabah hampir seluruh bank di zaman ini. Maka berhati-hatilah jika

meminjam dana ke bank-bank tersebut.

Dalam beberapa ayat dan hadits tentang riba’, seringkali dikaitkan dengan zakat atau

shadaqah (QS. Al-Baqarah: 276; QS. Al-Rum: 39; HR. al-Nasa’i) ini menunjukkan adanya

hubungan antara keduanya. Hubungan itu menurut saya sebagai hubungan sebab akibat.

Akibat dari diharamkannya riba, maka Allah menyarankan zakat atau shadaqah sebagai solusi

dari target yang diinginkan dalam istilah “adh’afan mudha’afan”. Seperti kita ketahui bahwa

zakat atau shadaqah/ beramal adalah perbuatan yang memproduk pahala yang berlipat ganda,

hingga 700 kali lipat bahkan lebih.

Di dalam riba’ ada kezhaliman, ada egoisme, kekikiran, ketamakan, ada penumpukan

dan monopoli barang. Riba’ akan memecah belah masyarakat, antara peminjam dan yang

Page 3: Misteri Riba

dipinjami. Hingga timbul rasa benci karena dizhalimi. Itulah prilaku para koruptor dan para

penyeleweng uang negara.

Sedangkan dalam zakat justru kebalikannya. Ada rasa sosial, kepedulian sesama,

membantu beban saudara yang papa. Ada penyebaran kekayaan, mempererat ikatan

persaudaraan dan ummat. Oleh karena itu, kemuliaan zakat dengan nilai-nilai yang

dikandungnya menjadi sebab mengapa zakat itu diwajibkan dan shadaqah dianjurkan. Dan

berbagai ancaman keras Allah swt. bagi mereka yang tidak mengeluarkannya. Allah memberi

gelar bakhil (pelit, medit, kikir, bocor halus) bagi yang tidak bersedekah. Betul-betul bodoh (jahil

murakkab) bila masih seseorang melakukan riba’ dan meninggalkan zakat maupun shadaqah.

Betapa tidak, dengan berzakat dan shadaqah dua hal sekaligus terlaksana, yaitu mendapat

untung yang berlipat ganda sekaligus terhindar dari amarah murka Allah swt. Sebaliknya,

dengan riba’ banyak berdosa sekaligus terkena murka-Nya.

Bagaimana dengan solusi carut marut kondisi sosial ekonomi dan politik negeri dan

dunia sekarang ini? Begini, kalau boleh saya simpulkan bahwa penyebabnya tak lain adalah

praktek riba’ yang telah menggurita. Tradisi riba’ kaum Yahudi Thaif dan Madinah dulu tidaklah

mati dan dipastikan tetap lestari serta mewabah ke seluruh penjuru dunia melalui bank-bank

dan biro jasa keuangan lainya. Hatta sebahagian yang bermerk ”syariah” sekalipun. Semua tidak

lepas dari kendali dan desain Yahudi internasional dengan berbagai mata uang kertas dan

logamnya. Dominasi Yahudi di Madinah pernah tergantikan oleh kerasulan Nabi Muhammad

saw. Meskipun ayat-ayat Riba’, kata Umar bin Khattab ra., termasuk pada bagian akhir

turunnya, dan Rasulullah tidak sempat menjelaskannya, akan tetapi setidaknya pengharaman

riba’ telah tuntas tanpa terkecuali. Pada praktek dan penjelasannya adalah menjadi amanat

para Khulafa’ al-Rasyidin pasca kepemimpinan Rasulullah saw. Artinya, bercermin dari sejarah

Islam, sebenarnya teorinya sederhana saja, bahwa jika ingin menghilangkan dominasi Yahudi

sekarang, maka turutlah apa yang telah dilakukan Rasulullah saw. dan Khulafa’ al-Rasyidin saat

di Madinah dulu. Hidupkanlah zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) serta galakkan dan

pergunakanlah mata uang Dinar dan Dirham sebagai alat tukar dalam berniaga.

Inilah misteri di balik kata riba’, prilaku riba’, bentuk-bentuk riba’, alat-alat riba, para

pelaku riba, sebab riba, akibat riba’, sejarah riba’, ayat-ayat riba’, hadits-hadits riba dan dari

Page 4: Misteri Riba

segala hal yang berbau riba’. Semoga menjadi aspirasi dan menginspirasi anda-anda para

pembaca. Amin

Wallahu a’lamu bi al-shawab!