misteri shalat subuh
DESCRIPTION
Shalat yang agung ini benar-benar memiliki daya tarik karena kedudukannya dalam Islam dan nilainya yang tinggi dalam syariat. Banyak sekali hadist yang mendorong untuk melaksanakan shalat subuh, dan menyanjung mereka yang menjaganya.TRANSCRIPT
MISTERI SHALAT SUBUH
Menakar Nilai Shalat Subuh
Membaca Al-Qur’an dan hadist-hadist Rasulullah SAW. Anda akan mengetahui
dengan mudah dan jelas bahwa shalat subuh sangat mahal nilainya.
Shalat yang agung ini benar-benar memiliki daya tarik karena kedudukannya
dalam Islam dan nilainya yang tinggi dalam syariat. Banyak sekali hadist yang
mendorong untuk melaksanakan shalat subuh, dan menyanjung mereka yang
menjaganya.
Rasulullah SAW. Seorang pendidik yang menyadari serta memahami tabiat
manusia dan dorongan jiwa mengetahui bahwa waktu subuh adalah waktu yang sulit.
Oleh karena itu, Rasulullah telah mengkhususkan shalat mulia ini dengan
keistimewaan tunggal dan sifat-sifat tertentu yang tidak terulang pada shalat lainnya.
Beberapa karakteristik ini akan mendorong seorang mukmin yang jujur untuk konsekuen
melaksanakan shalat ini secara berjamaah dengan sekuat tenaga. Seorang mukmin akan
memberikan semangat tinggi untuk berkorban segala sesuatu yang dimiliki, agar tidak
hilang darinya walau hanya satu kewajiban, bagaimanapun kondisinya atau apapun
rintangannya.
Pahala Tanpa Batas
Orang yang melaksanakan shalat subuh dengan berjamaah mendapatkan
keistimewaan yang didapatkan orang-orang yang melaksanakan selain shalat subuh
dengan berjamaah, bahakan dia akan mendapatkan lebih dari semau itu.
Dia mendapatkan pahala seperti orang-orang yang shalat berjamaah pada
umumnya, yaitu 25 atau 27 derajat pahala. Diberikan kepadanya kebaikan yang banyak,
dihapus kejelekannya, ditinggikan beberapa derajat kedudukannya.
Melihat Allah
Keistimewaan tertinggi diantara keistimewaan sebelumnya. Dan, ini saangat
mencenangkan manusia. Apakah disana ada sesuatu yang lebih tinggi daripada surga?
Rasulullah telah menggambarkan kepada kita dengan jawabannya. Yang lebih
tinggi daripada surga yaitu melihat Allah disurga.
Siapakah yang mendapatkan kesempatan agung ini?
Merekalah orang-orang yang menjaga dua shalat, yaitu shalat subuh dan ashar.
Seperti yang diterangkan hadist dibawah ini:
“Kami sedang duduk bersama Rasulullah ketika melihat bulan purnama. Beliau
berkata, ‘Sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan
yang tidak terhalang dalam melihatnya’.”
Siksa Pedih Bagi Yang Meninggalkannya
Seorang Muslim yang meninggalkan shalat subuh pada waktunya akan
medapatkan segala hukuman yang disebutkan Allah dan Rasul-Nya baginya. Lebih dari
itu, ada hukuman khusus bagi yang meninggalkan shalat subuh. Rasulullah telah
menyebutkan hukuman berat bagi yang tidur dan meninggalkan shalat wajib. Padahal
sudah jelas bahwa rata-rata penyebab utama seorang Muslim meninggalkan shalat subuh
adalah tidur. Maka bila seseorang terbiasa tidur ketika tiba waktu shalat, niscaya dia akan
meninggalkan shalatnya secara keseluruhan dan tidak akan melaksanakan shalat kecuali
setelah lewat waktu.
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya telah datang kepadaku tadi malam dua tamu, Jibril dan Mikail.
Keduanya diutus kepadaku, dan berkata, ‘Berangkatlah’, lalu saya pergi bersama
mereka. Kami mendatangi orang yang sedang tidur dan lainnya berdiri tegak diatasnya
dengan membawa batu. Lalu tiba-tiba melepaskan batnya tepat pada kepalanya hingga
hancur luluh kepalanya. Batu itu telah meleburkannya kemudian dia akan kembali, lalu
dia akan melakukan sebagai mana yang telah dia lakukan pada pertama kalinya.
Rasulullah berkata, ‘Saya berkaata pada keduanya, ‘Subhanallah! Apakah ini?’.’
Mereka berdua berkata: “lanjutkan perjalanan... lanjutkan perjalanan...’.” (HR Al-
Bukhari)
Shalat Sunah Yang Lebih Mulia Daripada Dunia Seisinya
Shalat fajar yaitu shalat sunah yang paling banyak pahalanya dibandingkan shalat
sunah lainnya. Rasulullah mengistimewakannya dengan pahala yang begitu besar, dengan
gambaran yang benar-benar menarik perhatian.
Rasulullah bersabda yang bersabda yang diriwayatkan dari Aisyah:
“Dua rekaat fajar (shalat sunah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan
seisinya.” (HR. Muslim)
Seluruh dunia segala isinya mulai dari bentuk harta benda, harta simpanan,
kedudukan, usaha, segala yang menggiurkan dan menyenangkan tidak akan sampai
nilainya sebesar shalat sunah fajar dua rakaat!
Maka, orang yang mampu meninggalkan dunia dan bangun sebelum shalat subuh,
kemudian dia menunaikan dua rakaat fajar, dialah orang ang sukses dalam ujian.
Sebagaimana ia telah meninggalkan dunia dan segala isinya untuk menunaikan shalat,
maka Allahpun memberikan pahala yang lebih besar dari itu semua perlakuan khusus
terhadap shalat subuh.
Perlakuan Khusus Terhadap Shalat Subuh
Rasulullah menjadikan shalat ini sesuatu yang begitu istimewa dan berbeda
dengan shalat yang lain. Pada dasarnya semua shalat sangat penting, dan shalat
mempunyai pahala besar. Namun ketika dicermati dengan seksama shalat ini dibanding
shalat lainnya, nampak sekali bila shalat ini memiliki keutamaan khusus yang besar.
Dibawah ini ada beberapa keutamaan itu:
Pertama: Shalat subuh merupakan salah satu shalat yang pertama kali diwajibkan atas
kaum muslimin, disamping shalat ashar.
Kedua: Adzan shubuh berbeda dengan adzan pada shalat-shalat yang lain.
Ketiga: Rasulullah memberikan do’a khusus setelah shalat shubuh, yang berbeda dengan
shala yang lain.
Keempat: Rasulallah selalu menyuruh kaum muslimin untuk memendekkan bacaan
waktu shalat, kecuali waktu shubuh.
Kelima: Bacaan khusus Rasulallah di hari Jum’at pada waktu shubuh.
Keenam: Shalat shubuh tidak bisa di Qosor dan di jamak.
Waktu yang menjadi Saksi
Allah mengagungkan waktu shubuh di dalam Al-Qur’an, ia tidak pernah
bersumpah dalam kitab-Nya dengan waktu shalat kecuali shalat shubuh dan ashar.
Allah berfirman: “Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (Al-Fajh: 1-2).
Waktu ini adalah waktu yang menjadi saksi. Waktu yang disaksikan hamba Allah
yang mulia, yaitu para malaikat! Semua malaikat yang ada di langit turun ke Bumi untuk
menyaksikan shalat subuh!
Diriwayatkan dari Abu-Hurairah, bahwa ia mendegar Rasulallah bersabda:
“Shalat berjamaah lebih utama dari shalat salah seorang kamu yang sendirian,
berbanding dua puluh lima lipat. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada
waktu shalat shubuh.”
Pada hadist riwayat Abu-Hurairah disebutkan bahwa Rasulallah menjelaskan
tentang malaikat penjaga malam. Para malaikat langsung naik ke langit setelah
menyaksikan shalat shubuh,
“Kemudian naiklah para malaikat yang menyertai kamu pada malam harinya,
lalu Rabb mereka bertanya kepada mereka padahal Dia lebh mengetahui keadaan
mereka, ‘Bagaimana hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan?’ Mereka menjawab,
‘kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami jumpai mereka dalam
keaadaan shalat juga’.” (HR Al-Bukhari)
Berada di Bawah Lindungan Allah
Rasulallah memberi janji, bahwa bila shalat shubuh anda kerjakan, maka Allah
akan melindungi anda seharian penuh. Diriwayatkan dari Jundab Bin Sufyan bahwa
Rasulaalah bersabda: “Barrang siapa yang menunaikan Shalat shubuh maka ia berada
dalam jaminan Allah. Maka jangan coba-coba membuat Allah membuktikan janji-Nya.
Barang siapa membunuh orang yang menunaikan shalat shubuh, Allah akan
menuntutnya, sehingga ia akan membenamkan mukanya kedalam neraka” (HR Muslim,
At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Lafal diatas menurut riwayat Ibnu Majah).
Jaminan Allah, artinya: Dalam Perlindungn Allah
Inilah perlindungan Rabbani, bagi orang yang melaksanakan sholat shubuh.
Anda akan merasakan percaya diri pada hari yang dimulai dengan shalat Subuh.
Anda akan merasa lebih tegar menghadapi ujian dan cobaan di hadapan para thagut dan
diktator. Anda berada dalam lindungan Raja dari semua raja, yang mencipta segala
kehidupan. Lalu apalagi yang Anda inginkan? Semua ini diperoleh hanya dengan dua
rekaat!
Dua rekaat inilah yang menguatkan kebenaran hati dan mengokohkan iman. Itulah
sebab Allah SWT melindungi Anda.
“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.” (Al-
Hajj: 38)
Muara Ilmu dan Iman
Rasulallah menjadikan shalat shubuh sebagai menjadikan shalat shubuh sebagai
kesempatan mengajarkan kebaikan kepada para sahabatnya. Beliau sering menyampaikan
pelajaran dan penjelasan tentang berbagai hal tentang shalat shubuh. Beliau memberi
jawaban atas pertanyaan sahabat-sahabatnya. Belaiu juga menerangkan sebuah mimpia
atau hal0hal lain yang berkaitan dengan pembinaan. Sungguh, shalat merupakan
pertemual ilimiah dan pertemuan iman yang sangat bagus dan mulia.
Shalat shubuh menjadi salah satu sarana penting dalam tarbiyah, karena shalat
shubuh merupakan saat-saat ketika pikiran dan hati menjadi jernih. Bahkan malaikat juga
turut menjadi saksi bagi orang-orang yang berada dalam rumah Allah dan membicarakan
kalam Ilahi. Sementara para hadirin adalah orang-orang yang benar-benar beriman.
Sungguh, ini kesempatan terbaik untuk menanamkan akidah, akhlak dan fikih.
Rasulallah selalu berbicara dengan tema yang bervariasi dalam setiap pertemuan,
sehingga kaum muslimin tak pernah merasa jenuh. Di suatu kesempatan, kadang kala
beliau menanyakan kondisi para sahabatnya. Ini sebagai salah satu bentuk pendidikan
beliau pada para sahabatnya.
Dalam sebuah hadist riwayat Abu Hurairah bahwa suatu hari setelah shalat
shubuh, Rasulallah bertanya kepada sahabatnya, “Siapa diantara kalian yang berpuasa
pada hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” lalu beliau bertanya lagi, “Siapa diantara
kalian yang mengantar jenazah pada hari ini?” Abu Bakar menjawab lagi, “Saya.”
beliau bertanya lagi, “Siapa diantara kalian yang memberi makan fakir miskin pada hari
ini?” Abu Bakar menjawab lagi, “Saya.” beliau bertanya lagi, “Siapa yang sudah
menjenguk orang sakit pada hari ini?” Lahi-lagi Abu bakar menjawab, “Saya.”
Kemudian Rasulallah bersabda: “Tidak terkumpul semua ini dalam diri seseorang
kecuali ia akan dimasukkan ke dalam surga.” (HR. Muslim)
Latihan Harian Bagi Ruhani
Rasulallah selalu menganjurkan untuk tetap tinggal di dalam masjid setelah
shubuh, hingga waktu terbit matahari. Waktu pagi, ibarat acara pelatihan peningkatan
keimanan yang sangat agung, sebagai permulaan menapaki hari-hari bagi seorang
mukmin.
Sebagaimana yang telah kita sebutkan, bahwa Rasulallah senantiasa
memanjangkan bacaan shalat shubuh lebih dari shalat yang lain jingga 60 – 100 ayat, dan
selepas shalat kadang beliau memberikan pengajaran yang ringan, atau beramah tamah
dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Bahkan beliau menganjurkan mereka duduk
berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit.
Diriwayatkan dari Anas Bin Malik, ia berkata bahwa Rasulallah bersabda:
“Barang siapa mengerjakan shalat shubuh dengan berjamaah kemudian duduk berdzikir
kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian shalat dua rakaat, maka baginya seperti
pahala haji dan umrah yang ditunaikan dengan sempurna...dengan sempurna...dengan
sempurna!” (HR. At-Tirmidzi).
Begitu juga hadist yang diriwayatkan Jabir Bin Samurah, “Apabila Nabi telah
melaksanakan shalat, beliau duduk bersila di tempatnya hingga matahari terbit dengan
baik.” (HR. Muslim)
Artinya, sampai matahari terbit secara semputna.
Selanjutnya ada banyak dzikir pagi yang senantiasa dibaca Rasulallah. Beliau juga
menganjurkan kepada para sahabat agar membacanya setelah shalat shubuh dan sebelum
terbit matahari.
Penghapus Dosa Setengah Usia
Rasulallah menjelaskan, shalat merupakan penghapus dosa yang dilakukan antara
shalat ini dan shalat sebelumnya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulallah bersabda: “Shalat lima
waktu,jum’at ke jum’at, dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa di
antaranya, apabila menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim).
Pun demikian yang diriwayatkan Utsman Bin Affan bahwa ia mendengar
Rasulallah bersabda: “Seorang muslim pun yang apabila datang waktu shalat
wajib,menyempurnakan wudhu, kekhusukan, dan rukuknya, maka perbuatannya tersebut
menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu,selama ia tidak melakukan dosa besar, dan
itu sepanjang masa” (HR. Muslim).
Subhanallah! Inilah rahmat yang besar dari Rabb semesa alam.
Coba perhatikan, masa antara Isya’ dan shalat Shubuh adalah waktu terlama
dibanding antara shalat-shalat yang lain, yaitu malam secara keseluruhan.
Dengan demikian shalat shubuh menjadi penghapus dosa setengah hari, dan
shalat-shalat yang lain menjadi menjadi penghapus separuh harinya lagi. Itu berarti shaat
shubuh menjadi penghapus setengah umur bagi yang selalu mengarjakannya, dan shalat-
shalat yang lain menjadi menghapus separuh umurnya lagi. Itu akan terjadi bila ia
menjauhi dosa-dosa besar. Keutamaan yang sangat besar dan tidak bisa diukur.
Berkah Di Tiap Langkah
Rasulullah SAW menarik perhatian para sahabat dan perhatian kita, dengan
pernyataannya bahwa keberkahan itu ada di waktu pagi. Jam-jam pertama di pagi hari
(setelah shalat Subuh) merupakan waktu yang paling barakah dalam satu hari penuh. Tak
ada seorang pun yang bisa memanfaatkannya kecuali orang-orang yang bangun di pagi
buta, dan shalat Subuh. Kemudian ia memulai harinya dengan menggunakan waktu sejak
awal.
Diriwayatkan dari Shakhr Al-Ghamidi, ia berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Ya Allah berkatilah umatku di waktu pagi.” (HR At-Tirmidzi, Abu Dawud,
Ahmad, dan Ibnu Majah).
Berkah Allah ada dalam segala hal. Mulai dari pekerjaan, perdagangan, bercocok
tanam, membaca, musafir dan berjihad di jalan Allah. Rasulullah SAW, sebagaimana
yang diriwayatkan Shakhr Al-Ghamidi ra., selalu mengutus pasukannya di pagi hari.
Sebagai seorang pedagang, Shakhr pun memegang nasihat ini. Ia selalu berangkat
(atau mengutus seseorang untuk) membawa dagangannya di pagi hari dan dia selalu
beruntung, hingga hartanya menjadi berlimpah. Bahkan Imam Ahmad menyebutkan,
saking banyak hartanya, sehingga Sakhr pun tak tahu lagi di mana harus menyimpn harta
tersebut.
Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Nu’man bin Muqrin ra., bahwa di waktu fajar,
Rasulullah SAW menunggu matahari terbit, sebelum menginstruksikan pasukannya maju
bertempur.
Beliau bersabda, bahwa pada waktu seperti itu, bertiupah angin kemenangan, dan
orang-orang mukmin berdoa—dalam shalat—memohon kemenangan bagi tentara
mereka.”
Anas bin Malik ra. meriwayatkan: “Pada waktu perang Badar Rasulullah SAW
shalat subuh di awal Fajar, posisi beliau saat itu sangat dekat dengan musuh, lalu beliau
memerangi mereka.” Beliau berkata, ‘Allahu Akbar, hancurlah Khaibar, hancurlah
Khaibar’. Sungguh, ketika kami turun pada perumahan mereka, maka dengan mudah
dihancurkan.” (HR An-Nasa’i).
Ternyata, keberkahan, kelebihan, dan kemenangan itu semua terjadi di pagi hari.
Namun, apa yang terjadi jika umat manusia enggan bangun di saat-saat penuh
berkah ini?
Apa yang terjadi ketika mereka lalai, terlena, dan masa bodoh dengan kesempatan
yang sangat agung ini?
Apa yang terjadi jika mereka tidak mengindahkan peringatan-peringatan
Rasulullah SAW? Apa yang akan terjadi tatkala manusia memulai harinya justru setelah
semua kebaikan ini berlalu?
Perhatikan baik-baik hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu
Hurairah ra.: “Setan melilit leher seseorang di antara kalian dengan tiga lilitan ketika ia
tidur. Dengan setiap lilitan setan membisikkan, ‘Nikmatilah malam yang panjang ini.’
Apabila ia bangun lalu mengingat Allah, maka terlepaslah lilitan itu. Apabila ia
berwudhu, lepaslah lilitan yang kedua. Kemudian apabila ia shalat, lepaslah lilitan yang
ketiga, sehingga ia menjadi bersemangat. Tetapi kalau tidak, ia akan terbawa lamban
dan malas.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Akan tetapi perlu diketahui, hadits ini desebutkan dalam momen keutamaan shalat
malam, bukan shalat Subuh. Artinya jika ia tidak bangun sebelum Subuh untuk shalat dua
rekaat, dia akan merasa ada yang kurang dan malas. Lalu bagaimana halnya dengan orang
yang tidur di waktu shalat wajib?
Apakah kemalasan lebih kita inginkan atau hidup ini akan kita isi dengann penuh
semangat? Dahulu bisa jadi kita masih melihat orang-orang pergi bekerja di pagi buta, tak
pandang bulu, entah itu petani, pedagang dan karyawan. Kemudian setelah bertebaran
televisi, video, saluran-saluran TV bebas, klub, dan kafe-kafe, kini apa yang terjadi?
Apa akibat dari begadang, terlambat bangun dan sia-sianya saat-saat berharga di
waktu subuh? Waktu yang penuh berkah telah pergi begitu saja, pendapatan semakin
sedikit, dan krisis ekonomi semakin parah.
Tidak ada sarana lain demi mengembalikan keberkahan itu kecuali kembali
kepada syariat secara sempurna dan memperhatikannya secara rinci. Akhirnya kita harus
memanfaatkan waktu semaksimal mungkin dari Subuh hingga waktu tidur. Kita
memohon kepada Allah untuk memberikan taufik-Nya kepada umat Islam []
MISTERI SHALAT SUBUH
OLEH:
UMI RASYIDA
NIM. 06810042
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2007