mk. survei tanah dan evaluasi lahan · pdf filec. apabila warna tanah, kepadatan dan tekstur...
TRANSCRIPT
Nama :
NIM :
Program Studi :
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Kampus IV di Kediri
LAB. PEDOLOGI DAN SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN
JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
Panduan
Fieldtrip
MK. Survei Tanah
dan Evaluasi Lahan
Christanti Agustina, SP
i
PENGANTAR
Buku panduan ini disusun sebagai acuan pelaksanaan fieldtrip lapangan dan lembar
kerja kegiatan di lapangan. Kegiatan ini mengacu pada kegiatan praktikum Survei Tanah
dan Evaluasi Lahan yang dimulai dari : pembuatan peta kerja, identifikasi kondisi
sumberdaya lahan di lapangan, interpretasi data, dan pembuatan laporan survei.
Adanya buku panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan
kegiatan dan memudahkan bagi peserta praktikum untuk mengimplementasikan kegiatan
survei tanah dan evaluasi lahan.
ii
DAFTAR ISI
PENGANTAR ........................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
Survei Lapangan: Deskripsi Morfologi Tanah ...................................................................... 1
Survei Lapangan: Identifikasi Kondisi Lahan ..................................................................... 11
Evaluasi Lahan .................................................................................................................... 14
Lembar Kerja-3 (Fieldtrip 3) ............................................................................................... 18
Titik 1 ........................................................................................................................... 18
Titik 2 ........................................................................................................................... 28
Titik 3 ........................................................................................................................... 38
Titik 4 ........................................................................................................................... 48
1
Survei Lapangan: Deskripsi Morfologi Tanah
1. Pendahuluan
Kegiatan survei lapang ditujukan untuk mengetahui sebaran jenis tanah dan bentang
lahan di lokasi studi, dengan cara identifikasi lokasi dengan mengacu pada panduan survei
yang baku. Informasi yang didapatkan dari kegiatan ini adalah : 1) Informasi bentang
lahan pada unit lahan yang berbeda, terdiri dari fisiografi (pola dan kondisi drainase), relief
(kemiringan lahan, panjang dan bentuk lereng), bahan induk, jenis tanaman, penggunaan
lahan, bahaya erosi, dan sebagainya; 2) Informasi morfologi tanah pada unit lahan yang
berbeda, terdiri dari kedalaman tanah, batas horison, warna, tekstur, struktur, karatan,
konkresi, jenis dan jumlah bantuan, dan ciri-ciri lain yang sebagai penciri khusus tanah; 3)
Pengecekan batas satuan peta landsystem; 4) Korelasi tanah, melalui modifikasi atau
pembetulan batas satuan peta berdasarkan perbedaan tanah yang dijumpai di lapang atau
laboratorium. Korelasi antara fisiografi, kenampakan foto dan kondisi tanah dibuat lebih
jelas pada daerah survei dan membetulkan beberapa kesalahan.
2. Alat – alat
Peralatan yang digunakan dalam penyusunan peta kerja antara lain :
a. Bor Tanah (Auger/Core)
b. Cangkul, sekop, garpu tanah
c. Meteran
d. Pisau belati
e. Palu geologi
f. Munsell Soil Color Chart
g. Pengukur pH
h. Loop
i. Botol semprot
j. Handboard
k. Cetok
l. Abney level atau Clinometer
m. GPS (Global Position System)
3. Bahan – bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penyusunan peta kerja antara lain :
a. HCl
b. Kertas Lakmus
c. Air
4. Cara Kerja :
Penentuan Titik Pengamatan
a. berada jauh dari lokasi penimbunan sampah, tanah galian atau bekas bangunan,
kuburan atau bahan-bahan lainnya.
b. Berjarak > 50m dari pemukiman, pekarangan, jalan, saluran air dan bangunan
lainnya.
c. Jauh dari pohon besar, agar perakaran tidak menyulitkan penggalian profil.
d. Pada daerah berlereng, profil dibuat searah lereng.
Prosedur Deskripsi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pengamatan atau deskripsi
profil tanah, adalah sebagai berikut:
a. sisi profil yang akan diamati harus bersih dan tidak ternaungi
b. hindari pengamatan kondisi fisik (warna) dalam kondisi hujan atau pada waktu
sinar matahari kurang terang. (max pukul 4 sore).
c. Jika keadaan tanah kering, sebaiknya sisi profil yang diamati dibasahi dengan air
(kondisi lembab).
d. Jika air tanahnya dangkal, maka air harus selalu dikuras agar tidak mengganggu
pengamatan.
2
Tahapan deskripsi tanah :
a. Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan-perbedaan yang terlihat secara
jelas, misalnya warna tanah.
b. Gunakan pisau lapang untuk menusuk-nusuk bidang profil tanah untuk
mengetahui konsistensi atau kepadatan keseluruhan profil. Perbedaan kepadatan
merupakan salah satu kriteria untuk membedakan horizon profil.
c. Apabila warna tanah, kepadatan dan tekstur tanah sama, maka perbedaan
konsistensi, struktur, kenampakan redoksimorfik dapat digunakan sebagai dasar
penarikan batas horizon.
d. Setelah horizon ditentukan , letakkan meteran tegak lurus bidang profil tanah dan
jangan lupa pasang sabuk profil. Kemudian foto bidang profil yang diamati.
e. Tentukan tebal penampang horizon menggunakan meteran yang telah terpasang.
f. Tentukan karakteristik tanah, yaitu :
Nomor Horison
Penomoran horizon menggunakan numeric dimulai dari angka 1 untuk
horizon paling atas.
Simbol Horison
Penyimbolan horizon mengikuti kaidah yang telah ditentukan dalam sistem
klasifikasi tanah menurut USDA (1999). Notasi yang diberikan mengikuti
batasan berikut ini :
- Diskontinyu (discontinuities) : untuk menduga diskontinyuitas litologi,
berikan nomor didepan symbol horizon. Sebagai contoh, jika horizon C
berbeda dengan bahan horizon yang berbatasan maka simbolnya menjadi
A, B, 2C. Lapisan yang sangat kontras di dalam horizon C dapat
disajikan dalam symbol A, B, C, 2C, 3C, dst.
- Master Horizon dan Lapisan : huruf kapitas O, A, E, B, C, dan R adalah
master horizon dan lapisan dalam tanah. Konbinasi dari dua huruf capital
digunakan untuk horizon peralihan, sebagai contoh AB, BA, CR. Huruf
capital pertama menunjukkan horizon yang lebih dominan. Horizon
dengan dua bagian yang berbeda dituliskan dengan garis miring (/)
diantara huruf capital. B/A bisa berarti horizon B dengan bahan berbeda
dari horizon A
- Simbol pembeda kedua dalam horizon dan lapisan : Huruf kecil a, b, c, d,
e, f, g, h, I, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, ss, t, v, w, x, y, z digunakan sebagai
imbuhan untuk menunjukkan karakteristik khusus dari horizon utama.
Imbuhan lebih dari tiga jarang sekali digunakan. Jika memerlukan lebih
dari satu imbuhan, a, d, e, h, I, r, s, t dan w dituliskan lebih dahulu
(kecuali dalam horizon Bhs dan Crt), semua huruf ini tidak digunakan
dalam kombinasi dalam horizon tunggal dan c, f, g, m, v, dan x, kecuali
dalam horizon timbunan symbol-simbol ini masih dapat diikuti dengan
imbuhan b. Dalam horizon B, symbol t tidak diimbuhkan dengan symbol
h, s, dan w. Imbuhan h, s, dan w biasanya tidak digunakan dalam
kombinasi dengan g, k, n, y, z, atau o.
- Perbedaan vertikal : ketika dua horizon memiliki kesamaan penamaan,
maka horizon ini akan dikenali oleh adanya imbuhan angka, sebagai
contoh Bt1, Bt2.
3
Ketebalan Horison
Batas horizon diukur menggunakan meteran dengan menuliskan batas atas
dan batas bawah dari tebal horizon tersebut.
Batas Horison
i. Kejelasan, dibagi dalam
4 macam :
a Abrupt nyata N
c Clear jelas J
g Gradual berangsur A
d Diffuse baur B
ii. Topografi
s smooth rata R
w wavy berombak O
i irregular tidak teratur T
b broken terputus A
Warna
Identifikasi warna matriks tanah menggunakan notasi dalam buku Munsell
Soil Color Chart. Warna tanah diamati dalam kondisi lembab atau kering,
sesuai dengan kondisi alami penampang tanah yang diamati.
- Ambil sedikit agregat lalu cocokkan warna dengan menggunakan
Munsell, sesuaikan dengan simbol yang mendekati warna tanah tersebut.
- Warna tanah terdiri dari 3 komponen, yaitu Hue, Value dan Chroma. Hue
menunjukkan panjang gelombang dominan, Value menunjukkan jumlah
cahaya yang dipantulkan, atau terang atau gelap warna. Sedangkan
Chroma menunjukkan derajat kemurnian warna atau kejenuhan warna.
Contoh : 10 YR 3/2
Tekstur
Tekstur di lapangan diidentifikasi dengan metode feeling, langkahnya adalah:
- Ambil sebagian tanah lalu tambahkan sedikit air
- Pirit tanah sampai homogen
- Tentukan tekstur tanahnya
Kode Nama Uraian sifat
S Pasir : - saat dipirit terasa kasar sangat jelas,
- tidak membentuk bola dan gulungan,
- tidak melekat
LS Pasir
berlempung
: - Rasa kasar sangat jelas
- Membentuk bola yang mudah sekali hancur
- Sedikit melekat
SL Lempung
berpasir
: - Rasa kasar agak jelas
- Membentuk bola agak keras, mudah hancur
- Melekat
Si Debu : - Rasa licin sekali
- Membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan
permukaan mengkilat, agak melekat
CL Lempung
berliat
: - Rasa agak kasar
- Membentuk bola agak teguh, kering, dapat sedikit digulung
jika dispirit, gulungan mudah hancur
- Melekatnya sedang
SCL Lempung liat
berpasir
: - Rasa kasar agak jelas
- Membentuk bola teguh (kering), membentuk gulungan jika
dispirit, gulungan mudah hancur
- Melekat
SC Liat berpasir : - Rasa licin agak kasar
- Membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah
digulung
8
Kode Nama Uraian sifat
SiC Liat berdebu : - Rasa agak licin
- Membentuk bola dalam keadaan kering, sukar dipijt, mudak
digulung
C Liat : - Rasa berat
- Membentuk bola baik
- Melekat
Liat keras : - Rasa berat sekali
- Membentuk bola baik
- Melekat sekali
L Lempung : - Rasa tidak kasar dan tidak licin
- Membentuk bola teguh dapat sedikit digulung dengan
permukaan mengkilat
- Mengkilat
SiCL Lempung liat
berdebu
: - Rasa licin jelas
- Membentuk bola teguh, gulungan mengkilat
- Melekat
SiL Lempung
berdebu
: - Rasa licin
- Membentuk bola mudah hancur
- Dapat digulung mudah hancur
Struktur
Bentuk :
Granular:
Seperti remah kue dengan ukuran
diameter biasanya kurang dari 0,5
cm. umumnya ditemukan di
horizon permukaan dimana
banyak akar tumbuh
Butir:
Tanah rusah dalam partikel
individual yang tidak
berikatan. Selalu memiliki
konsistensi lepas. Biasanya
berada pada tanah berpasir
Gumpal bersudut &
membulat:
Gumpal tak beraturan dengan
diameter antara 1,5 – 5 cm
Tiang:
Tanah berbentuk tiang tegak yang
memiliki topi “garam” di bagian
atas. Bisanya berada pada daerah
beriklim arid
Prisma:
Tanah berbentuk tiang tegak
dengan panjang tertentu.
Biasanya ditemukan di
horizon paling bawah
Keping (Platy):
Kepingan tipis dan rata yang
tersusun secara horisontal.
Biasanya berada pada tanah-
tanah yang mengalami
pemadatan
Sumber Gambar : Soil Science Society of America
Ukuran :
Keping Prisma &
tiang Gumpal Butir & Remah
Sangat halus < 1 mm < 10 mm < 5 mm < 1 mm
Halus 1 – 2 mm 10 – 20 mm 5 – 10 mm 1 – 2 mm
Sedang 2 – 5 mm 20 – 50 mm 10 – 20 mm 2 – 5 mm
Kasar 5 – 10 mm 50 – 100 mm 20 – 50 mm 5 – 10 mm
Sangat Kasar > 10 mm > 100 mm > 50 mm > 10 mm
9
Tingkat perkembangan :
Pejal/massive (0) : kohesi besar
Lemah (1) : kohesi kecil
Cukup (2) : bentuk satuan struktur tak jelas, kemantapan kecil, diremas
hancur
Kuat (3) : bentuk satuan struktur jelas, kemantapan besar, diremas tetap
Konsistensi
Basah Kelekatan Tidak lekat Tidak ada bahan tertingkal
Agak lekat Tanah tertanggal pada salah satu jari
Lekat Tanah tertanggal pada kedua belah jari
Sangat lekat Sukar untuk melepaskan kedua belah jari
Plastisitas Tidak plastis Tidak dapat terbentuk gelintir tanah, massa tanah
mudah berubah bentuk
Agak plastis Terbentuk gelintir tanah, massa tanah berubah bentuk
Sangat plastis Dapat terbentuk gelintir tanah, tahan terhadap tekanan
Lembab Lepas Butir-butir tanah terlepas satu sama lain tidak terikat, melekat bila
ditahan
Sangat gembur Dengan sedikit tekanan mudah bercerai, bila digenggam mudah
bergumpal, melekat bila ditekan
Gembur Bila diremas dapat bercerai, bila digenggam massa tanah
bergumpal, melekat bila ditekan
Teguh Massa tanah tahan terhadap remasan, hancur dengan tekanan
besar
Sangat teguh Massa tanah tahan terhadap remasan tak mudah berubah-ubah
Sangat teguh
sekali
Massa tanah sangat tahan terhadap remasan dan genggaman
Kering Lepas Butir-butir tanah terlepas satu sama lain tidak terikat
Lunak Dengan sedikit tekanan antara jari-jari, tanah tanah mudah
bercerai menjadi butir, kohesi kecil
Agak keras Agak tahan terhadap tekanan, massa tanah rapuh
Keras Tahan terhadap tekanan, massa tanah dapat dipatahkan dengan
tangan
Sangat keras Sangat tahan terhadap tekanan dan tak dapat dipatahkan dengan
tangan
Gejala redoksimorfik
Jumlah
< 2 %
Sedikit (sd)
2 – 20%
Biasa (bi)
> 20%
Banyak (ba)
10
Ukuran
Diameter 0,5 cm 0,5 – 1,3 cm 1,5 cm
Kecil (k) Sedang (s) Biasa (b)
Bandingan
Baur (b) Jelas (j) Nyata (n)
Warna matriks dan
karatan hampir
sama
Warna matriks dan
karatan berbeda
dalam hue dan
chroma
Bintik-bintik
karatan merupakan
gejala utama dari
horizon
Batas
Jelas (c) Sedang (g) Kabur (d)
Warna beralih tiba-
tiba
Warna peralihan <
2 mm
Warna peralihan >
2 mm
Bentuk
Bintik Bintik
berganda
Lidah Api Pipa
Kandungan bahan kasar (0,2 – 2 cm)
Fe : konkresi besi berwarna merah/coklat, umumnya berbentuk benjol/bulat
Mn : konkresi mangan, sama dengan besi tetapi berwarna kehitaman
Ca : konkresi kapur, warna keputihan, umumnya membuih dengan HCl
B : pecahan batu atau bahan lain sebagai pengisi
Kondisi Perakaran
Ukuran < 2 cm
(halus)
2 – 10 cm
(sedang)
> 10 cm
(kasar)
Jumlah < 2%
(Sedikit)
2 – 20%
(Sedang)
> 20%
(Banyak)
Dalam Diukur dari permukaan tanah
11
Survei Lapangan: Identifikasi Kondisi Lahan
Mengenal Jenis-jenis Erosi
1. Pendahuluan
Erosi pada dasarnya adalah proses perataan kulit bumi. Proses ini terjadi dengan
penghancuran, pengangkutan, dan pengendapan. Di alam ada dua penyebab utama yang
aktif dalam proses ini yakni angin dan air. Erosi yang disebabkan oleh angin disebut
erosi angin dan erosi jenis ini terutama dialami di daerah yang kering atau padang pasir.
Di daerah tropis basah seperti di Indonesia ini penyebab erosi yang paling dominan
adalah air. Proses erosinya di sebut erosi air. Air yang menyebabkan erosi adalah air
hujan/pukulan air hujan, air limpasan permukaan, air sungai, air danau dan air laut.
Begitu air hujan mengenai kulit bumi, maka secara langsung hal ini akan menyebabkan
hancurnya agregat tanah. Pada keadaan ini penghancuran agregat tanah dipercepat
dengan adanya daya penghancuran dan daya urai dari air itu sendiri. Penghancuran
agregat tanah terjadi karena pukulan air hujan dan kikisan air limpasan permukaan. Di
samping itu massa tanah yang terangkut dalam limpasan permukaan, terutama debu,
pasir dan kerikil di dalam perjalanan menuju tempat pengendapan juga mampu untuk
menggerus permukaan tanah. Proses ini akan menimbulkan erosi dengan bentuk yang
berbeda-beda. Untuk itu mahasiswa perlu mengetahui dan memahami bentuk-bentuk
erosi di lapangan.
2. Alat – alat
Alat yang dibutuhakan untuk kegiatan ini adalah kertas dan alat tulis untuk diskusi
3. Bahan – bahan
-
4. Cara Kerja :
1. Mahasiswa memahami tujuan kegiatan ini
2. Mahasiswa dalam satu kelas dibagi dalam 4 kelompok kecil dan masing-masing
kelas didampingi oleh satu fasilitator
3. Semua kelompok melakukan pengamatan di lapangan dan memahami bentuk-
bentuk erosi
4. Setelah itu didiskusikan antar kelompok tentang upaya pencegahan dari
fenomena erosi tersebut.
13
Menentukan Erosi di Lapangan
Adanya erosi pada suatu daerah dapat dengan mudah dikenali jika kita mengadakan
pengamatan di lapangan, baik pada waktu proses erosi sedang berlangsung (misalnya
segera setelah hujan) atau pada waktu tidak terjadi erosi. Adanya aliran air keruh pada
saluran, parit dan sungai yang mengalir pada suatu daerah pengamatan menunjukkan
bahwa pada daerah tersebut terjadi erosi. Gejala erosi juga dapat dengan mudah dikenali
dengan terlihatnya alur, parit dan erosi massa. Peneliti konservasi tanah yang
berpengalaman, setelah melihat gejala tersebut, akan dengan mudah membuat prakiraan
besarnya erosi yang telah terjadi.
Adanya akar tanaman pohon yang terbuka, terlihatnya lapisan padas (batu-batuan)
juga merupakan gejala adanya kehilangan lapisan-lapisan tanah di atas. Jika penelitian
konservasi tanah membandingkan tanah tersebut dengan profil tanah yang relatif tidak
tererosi pada areal yang sama maka ia akan mampu membuat perkiraan secara kuantitatif
tanah yang tererosi.
Berdasarkan gejala erosi yang telah ada, LPT (1967) Bogor menggolongkan erosi
berdasarkan jenis dan tingkatan yaitu :
JENIS EROSI :
e1 :Sebagian kecil tanah lapisan atas (Horison A) telah tererosi, perlu diusahakan
pencegahan erosi
e2 :Sebagian besar tanah lapisan atas (Horison A) telah tererosi : lapisan olah
(Horison Ap) tercampur dengan lapisan dibawahnya (Horison B atau C),
pemakaian tanah tidak mengalami perubahan
e3 :Semua lapisan atas (Horison A) telah tererosi, pengolahan tanah telah sampai di
lapisan bawah (Horison B atau C). Untuk mencegah erosi perlu diadakan tindakan
lebih sempurna (Membuat teras, mempengaruhi pemakaian tanah)
e4 :Sebagian besar solum tanah telah tererosi, sebaiknya dihutankan
TINGKATAN EROSI :
Erosi Ringan :Sebagian Horison A (Lapisan I) hilang dan di setempat terdapat parit-
parit sebagai gejala timbulnya erosi parit (e1 dan e2)
Erosi Sedang :Seluruh horison A (lapisan I) telah hilang dan banyak parit-parit sebagai
akibat erosi parit (e3)
Erosi Berat :Sebagian besar solum tanah lenyap dan di setempat-setempat terdapat
alur-alur sebagai gejala timbulnya erosi alur (e4)
14
Evaluasi Lahan
1. Pendahuluan
Evaluasi lahan merupakan suatu kegiatan melakukan interpretasi data lapangan untuk
menentukan suatu rancangan penetapan tata guna lahan. Urutan kegiatan dalam evaluasi
lahan antara lain : evaluasi kemampuan lahan, evaluasi kesesuaian lahan, dan analisis kelas
kesuburan tanah.
2. Alat – alat
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah :
a. Komputer
b. Alat tulis
3. Bahan – bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah :
a. Data-data hasil pengukuran lapangan (deskripsi tanah & kondisi sumberdaya
lahan)
b. Data hujan
c. Data hasil interview kondisi sosial ekonomi masyarakat
4. Cara Kerja :
Penentuan Kemampuan Lahan
a. Pengkelasan data-data pengukuran lapangan di tiap satuan lahan Kode Faktor Pembatas dan Kriteria
I0
I1
I2
I3
I4
I5
I6
Lereng :
- Datar (0 – 3%)
- Landai/berombak (3 – 8%)
- Agak miring/bergelombang (8 – 15%)
- Miring berbukit (15 – 30%)
- Agak curam (30 – 45%)
- Curam (45 – 65%)
- Sangat curam (> 65%)
t1
t2
t3
t4
t5
Tekstur tanah :
- Halus : liat dan liat berdebu
- Agak halus : liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung liat berpasir
- Sedang : debu, lempung berdebu, lempung
- Agak kasar : lempung berpasir
- Kasar : pasir berlempung dan pasir
k0
k1
k2
k3
Kedalaman efektif tanah :
- Dalam : > 90 cm
- Sedang : 50 – 90 cm
- Dangkal : 25 – 50 cm
- Sangat dangkal : < 25 cm
d0
d1
d2
d3
d4
Drainase :
- Baik : Tanah mempuyai peredaran udara baik, seluruh profil tanah dari atas sampai
lapisan bawah berwarna terang seragam, tidak terdapat bercak-bercak
- Agak baik : Tanah mempunyai peredaran udara baik, tidak terdapat bercak-bercak
berwarna kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dan sebagian lapisan bawah
- Agak buruk : Lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik, jadi pada lapisan ini
tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, kelabu atau coklat
- Buruk : Pada tanah atas bagian bawah dan seluruh lapisan tanah terdapat bercak-bercak
berwarna kuning, kelabu atau coklat
- Sangat buruk : Seluruh lapisan tanah berwarna kelabu atau terdapat bercak-bercak
berwarna kuning, kelabu atau coklat
15
e0
e1
e2
e3
e4
Erosi :
- Tidak ada erosi
- Ringan, jika 25% lapisan tanah atas hilang
- Sedang, jika 25 – 75% lapisan tanah atas hilang
- Berat, jika 75% lapisan tanah atas hilang dan 25% lapisan tanah bawah hilang
- Sangat berat, jika lebih dari 25% lapisan bawah hilang
b0
b1
b2
b3
Bahan kasar dalam tanah :
- Tidak ada atau sedikit 0 – 15% volume tanah
- Sedang, 15 – 50% volume tanah
- Banyak, 50 – 90% volume tanah
- Sangat banyak, > 90% volume tanah
b0
b1
b2
b3
b4
Batuan di permukaan tanah :
- Tidak ada : 0,01% luas area
- Sedikit : 0,01 – 3% luas area
- Sedang : 3 – 15% luas area
- Banyak : 15 – 90% luas area
- Sangat banyak : > 90% luas area
o0
o1
o2
o3
o4
Ancaman banjir :
- Tidak pernah : Dalam waktu satu tahun tidak pernah mengalami banjir untuk waktu 24
jam
- Kadang-kadang : Banjir lebih dari 24 jam terjadinya tidak teratur dalam jangka waktu
kurang dari satu bulan
- Selama satu bulan dalam setahun secara teratur menderita banjir lebih dari 24 jam
- 2 – 5 bulan dalam setahun secara teratur menderita banjir lebih dari 24 jam
- 6 bulan atau lebih dilanda banjir secara teratur lebih dari 24 jam
b. Cocokkan informasi data lapangan dengan tabel kemampuan lahan
No Faktor Pembatas Kelas Kemampuan
I II III IV V VI VII VIII
1 Tekstur tanah (t)
a. Lapisan atas (40 cm) t2/t3 t1/t4 t1/t4 * * * * t5
b. Lapisan bawah t2/t3 t1/t4 t1/t4 * * * * t5
2 Lereng (%) l0 l1 l2 l3 * l4 l5 l6
3 Drainase d0/d1 d2 d3 d4 ** * * *
4 Kedalaman Efektif k0 k0 k1 k2 * k3 * *
5 Tingkat Erosi e0 e1 e1 e2 * e3 e4 *
6 Batu/Kerikil b0 b0 b0 b1 b2 * * b3
7 Bahaya banjir o0 o1 o2 o3 o4 * * *
c. Penentuan faktor pembatas dengan melihat faktor yang memiliki potensi
kerusakan lahan terberat
d. Penentuan kelas dan subkelas kemampuan lahan
e. Penyusunan arahan penggunaan lahan berdasarkan kelas kemampuan lahan
16
Penentuan Kesesuaian Lahan
a. Isikan data lapangan ke dalam tabel isian evaluasi kesesuaian lahan
b. Cocokkan data lapangan ke dalam persyaratan tumbuh suatu tanaman
c. Tentukan kelas kesesuaian lahan tiap karakteristik lahannya
d. Tentukan faktor pembatas terberat yang ditentukan dari karakteristik lahan yang
dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman
e. Tentukan kelas kesesuaian lahannya
Penentuan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
a. Isikan data lapangan (karakteristik lahan) ke dalam tabel isian kemampuan
kesuburan tanah
b. Tentukan tipe kesuburan tanahnya berdasarkan karakteristik di lapisan tanah atas
S tekstur berpasir
L tekstur berlempung
C tekstur berliat
O bahan organik
c. Tentukan tipe/subtipe kesuburan tanahnya berdasarkan karakteristik di lapisan
tanah bawah
S tekstur berpasir
L tekstur berlempung
C tekstur berliat
R batuan induk
Cag
ar A
lam
Hu
tan
Ala
m
Pen
ggem
bal
aan
Terb
atas
Pen
ggem
bal
aan
Sed
ang
Pen
ggem
bal
aan
Inte
nsi
f
Ber
coco
k Ta
nam
Terb
atas
Ber
coco
k Ta
nam
Sed
ang
Ber
coco
k Ta
nam
Inte
nsi
f
San
gat
Inte
nsi
f
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Intensitas Penggunaan Lahan Bertambah Tinggi
Pe
mb
atas
dan
An
cam
an s
emak
in m
enin
gkat
Keb
ebas
an m
emili
h s
emak
in b
erku
ran
g d
an
alte
rnat
if p
engg
un
aan
lah
an s
emak
in t
erb
atas
Kelas
Kemampuan
Lahan
17
d. Tentukan unit (kondisi modifier) berdasarkan kendala kesuburan tanah yang ada
G tanah sering jenuh air
d daerah kering/kekurangan air
e nilai kapasitas tukar kation rendah, KTK
a keracunan aluminium, Al
h bereaksi masam, pH
i kemampuan tanah memfiksasi fosfot tinggi, P
k cadangan mineral yang mengandung kalium rendah, K
X mineral allophan dominan
V tanah vertik
b tanah alkalis, pH
s tanah salin
n takaran natrium tertukar tinggi, Na
c takaran asam sulfat tinggi, S
(‘) kandungan batuan dipermukaan dengan ukuran lebih dari 2 mm
sebanyak 15 – 35%
(“) kandungan batuan dipermukaan dengan ukuran lebih dari 2 mm
sebanyak lebih dari 35%
( ) besarnya kemiringan lahan (%)
e. Tentukan kelas kemampuan kesuburan tanahnya dengan cara :
Nama tipe/sub tipe ditulis dengan huruf besar dan diletakan didepan
sedang nama unit ditulis dengan huruf kecil diletakan dibelakan nama
tipe/sub tipe
Kandungan batuan ditulis dibelakan nama tipe/sub tipe/unit yang ada
Kemiringan lahan ditulis dibelakang nama tipe/sub tipe/unit/kandungan
batuan yang ada
Contoh : LCgh”(15%)
18
Lembar Kerja-3 (Fieldtrip 3)
Titik 1
1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.
23
3. Tentukan Jenis Tanah
No. Kategori Jenis Tanah
Data penciri Nama
1 Rejim Lengas Tanah
2 Rejim Suhu Tanah
3 Epipedon
4 Endopedon
5 Ordo
6 Sub Ordo
7 Great Group
8 Sub Group
4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan
No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN
Data Kode Kelas
1 Tekstur tanah (t)
a. Lapisan atas
b. Lapisan bawah
2 Lereng (%)
3 Drainase
4 Kedalaman Efektif
5 Tingkat Erosi
6 Batu/Kerikil
7 Bahaya banjir
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN
24
5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
25
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
26
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
27
6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya
No. Sistem Klasifikasi SPL 1
Data Kelas
1 Tipe
2 SubTipe
3 Modifier
4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
33
3. Tentukan Jenis Tanah
No. Kategori Jenis Tanah
Data penciri Nama
1 Rejim Lengas Tanah
2 Rejim Suhu Tanah
3 Epipedon
4 Endopedon
5 Ordo
6 Sub Ordo
7 Great Group
8 Sub Group
4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan
No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN
Data Kode Kelas
1 Tekstur tanah (t)
a. Lapisan atas
b. Lapisan bawah
2 Lereng (%)
3 Drainase
4 Kedalaman Efektif
5 Tingkat Erosi
6 Batu/Kerikil
7 Bahaya banjir
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN
34
5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
35
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
36
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
37
6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya
No. Sistem Klasifikasi SPL 1
Data Kelas
1 Tipe
2 SubTipe
3 Modifier
4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
43
3. Tentukan Jenis Tanah
No. Kategori Jenis Tanah
Data penciri Nama
1 Rejim Lengas Tanah
2 Rejim Suhu Tanah
3 Epipedon
4 Endopedon
5 Ordo
6 Sub Ordo
7 Great Group
8 Sub Group
4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan
No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN
Data Kode Kelas
1 Tekstur tanah (t)
a. Lapisan atas
b. Lapisan bawah
2 Lereng (%)
3 Drainase
4 Kedalaman Efektif
5 Tingkat Erosi
6 Batu/Kerikil
7 Bahaya banjir
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN
44
5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
45
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
46
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
47
6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya
No. Sistem Klasifikasi SPL 1
Data Kelas
1 Tipe
2 SubTipe
3 Modifier
4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
53
3. Tentukan Jenis Tanah
No. Kategori Jenis Tanah
Data penciri Nama
1 Rejim Lengas Tanah
2 Rejim Suhu Tanah
3 Epipedon
4 Endopedon
5 Ordo
6 Sub Ordo
7 Great Group
8 Sub Group
4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan
No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN
Data Kode Kelas
1 Tekstur tanah (t)
a. Lapisan atas
b. Lapisan bawah
2 Lereng (%)
3 Drainase
4 Kedalaman Efektif
5 Tingkat Erosi
6 Batu/Kerikil
7 Bahaya banjir
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN
54
5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
55
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
56
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
57
6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya
No. Sistem Klasifikasi SPL 1
Data Kelas
1 Tipe
2 SubTipe
3 Modifier
4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
58
Lampiran : Kriteria Kesesuaian Lahan
Padi Gogo (Oryza sativa)
Persyaratan penggunaan/
karakteristik lahan S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C) 22 - 24 18 - 22 < 18
29 - 32 32 - 35 > 35
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) bulan ke-1 50 - 400 400 - 550 550 - 650 > 650; < 50
Curah hujan (mm) bulan ke-2 400 - 550 550 - 650
75 - 100 50 - 75
Curah hujan (mm) bulan ke-3 400 - 550 550 - 650
75 - 100 50 – 75
Curah hujan (mm) bulan ke- 4 50 - 400 400-550;< 50 550 - 650 > 650
Kelembaban (%) 33 - 90 30 - 33 < 30 > 90
Media perakaran (rc)
terhambat,sangat
terhambat
Tekstur halus, agak halus,
sedang- agak kasar kasar
Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 – 55 > 55
Kedalaman tanah (cm) > 50 40 - 50 25 – 40 < 25
Gambut:
Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200
Ketebalan (cm), jika ada
sisipan bahan mineral/
pengkayaan
Kematangan saprik+ saprik, hemik+ hemik, fibrik+ fibrik
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16
Kejenuhan basa (%) > 35 20 - 35 < 20
5,0 - 5,5 < 5,0
7,5 - 7,9 > 7,9
C-organik (%) > 1,5 0,8 - 1,5 < 0,8
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) < 2 2 - 4 4 – 6 > 6
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) < 20 20 - 30 30 – 40 > 40
Bahaya sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm) > 75 50 - 75 50 – 30 < 30
Bahaya erosi (eh)
16 – 30 > 30
16 – 50 > 50
Bahaya erosi sangat rendah rendah– sedang berat sangat berat
Bahaya banjir (fh)
Genangan - F11 F12 - F13 > F13
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) < 5 5 - 15 15 – 40 > 40
Singkapan batuan (%) < 5 5 - 15 15 – 25 > 25
Lereng (%) < 8 8 – 16
Drainase
< 140 140 - 200 200 - 400 > 400
pH H2O 5,5 - 7,5
- cepat
24 - 29
100 - 400 > 650; < 50
100 - 400 > 650; < 50
baik, sedang, agak
cepat, agak terhambat
Kelas kesesuaian lahan
59
Jagung (Zea mays)
S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
- 16 - 20 < 16
26 – 30 30 - 32 > 32
Ketersediaan air (wa)
1.200 - 1.600 > 1.600
400 - 500 300 – 400 < 300
Kelembaban (%) > 42 36 – 42 30 - 36 < 30
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainasebaik, agak
terhambat
agak cepat,
sedangterhambat
sangat terhambat,
cepat
Media perakaran (rc)
Teksturhalus, agak halus,
sedang - agak kasar kasar
Bahan kasar (%) < 15 15 – 35 35 - 55 > 55
Kedalaman tanah (cm) > 60 40 – 60 25 - 40 < 25
Gambut:
Ketebalan (cm) < 60 60 – 140 140 - 200 > 200
Ketebalan (cm), jika ada
sisipan bahan mineral/
pengkayaan
saprik, hemik,
hemik+ fibrik+
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16
Kejenuhan basa (%) > 50 35 - 50 < 35
5,5 - 5,8 < 5,5
7,8 – 8,2 > 8,2
C-organik (%) > 0,4 ≤ 0,4
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) < 4 4-6 6-8 > 8
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) < 15 15 - 20 20 - 25 > 25
Bahaya sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm) > 100 75 - 100 40 - 75 < 40
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) < 8 8-16 16 - 30 > 30
Bahaya erosi sangat rendah rendah - sedang berat sangat berat
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 - F1 > F2
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) < 5 5-15 15 - 40 > 40
Singkapan batuan (%) < 5 5-15 15 - 25 > 25
Kematangan saprik+ fibrik
pH H2O 5,8 - 7,8
Kelas kesesuaian lahan
Temperatur rerata (°C) 20 - 26
Curah hujan tahunan (mm) 500 – 1.200
< 140 140 - 200 200 - 400 > 400
Persyaratan penggunaan /
karakteristik lahan
60
Kacang tanah (Arachis hypogea)
S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
20 - 25 18 - 20 < 18
27 - 30 30 - 34 > 34
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada 1.100 - 1.600 1.600 -1.900 > 1.900
masa pertumbuhan 300 - 400 200 - 300 < 200
> 80
< 50
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainasebaik, agak
terhambat
agak cepat,
sedangterhambat
sangat terhambat,
cepat
Media perakaran (rc)
Teksturhalus, agak halus,
sedang-
sangat halus, agak
kasarkasar
Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 - 55 > 55
Kedalaman tanah (cm) > 75 50 - 75 25 - 50 < 25
Gambut:
Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200
Ketebalan (cm), jika ada
sisipan bahan mineral/
pengkayaan
saprik, hemik,
hemik+ fibrik+
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16
Kejenuhan basa (%) > 35 ≤ 35
5,0 - 6,0 < 5,0
7,0 - 7,5 > 7,5
C-organik (%) > 1,2 0,8 - 1,2 < 0,8
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) < 4 4-6 6-8 > 8
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) < 10 15-Oct 15 - 20 > 20
Bahaya sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm) > 100 75 - 100 40 - 75 < 40
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) < 8 8-16 16 - 30 > 30
Bahaya erosi sangat rendah rendah - sedang berat sangat berat
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 - - > F0
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) < 5 5-15 15 - 40 > 40
Singkapan batuan (%) < 5 5-15 15 - 25 > 25
pH H2O 6,0 - 7,0
Persyaratan penggunaan /
karakteristik lahan
< 140 140 - 200 200 - 400 > 400
Kematangan saprik+ fibrik
Kelas kesesuaian lahan
Temperatur rerata (°C) 25 - 27
400 - 1.100
Kelembaban (%) 50 - 80
61
Kelapa (Cocos nicifera L.)
S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C) 25 - 28 28 - 32 32 - 35 > 35
23 - 25 20 - 23 < 20
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) 2.000 - 3.000 1.300 - 2.000 1.000 - 1.300 < 1.000
3.000 - 4.000 4.000 - 5.000 > 5.000
Lamanya masa kering (bln) 0 - 2 2-4 4-6 > 6
Kelembaban (%) > 60 50 - 60 < 50
Ketersediaan oksigen (oa)
terhambat,
agak cepat
Media perakaran (rc)
Teksturhalus, agak halus,
sedangagak kasar sangat halus kasar
Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 - 55 > 55
Kedalaman tanah (cm) > 100 75 - 100 50 - 75 < 50
Gambut:
Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200
Ketebalan (cm), jika ada
sisipan bahan mineral/
pengkayaan
Kematangan saprik+ saprik, hemik, fibrik
hemik+ fibrik+
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) - - - -
Kejenuhan basa (%) > 20 ≤ 20
pH H2O 5,2 - 7,5 4,8 - 5,2 < 4,8
7,5 - 8,0 > 8,0
C-organik (%) > 0,8 ≤ 0,8
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) < 12 12-16 16 - 20 > 20
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) - - - -
Bahaya sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm) > 125 100 - 125 60 - 100 < 60
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) < 8 8-16 16 - 30 > 30
Bahaya erosi sangat rendah rendah - sedang berat sangat berat
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 - F1 > F1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) < 5 5-15 15 - 40 > 40
Singkapan batuan (%) < 5 5-15 15 - 25 > 25
Kelas kesesuaian lahan
Drainase baik, sedang agak terhambatsangat terhambat,
cepat
< 140 140 - 200 200 - 400 > 400
Persyaratan penggunaan /
karakteristik lahan
62
Ubi Kayu (Manihot esculenta)
Persyaratan penggunaan/
karakteristik lahan S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
18 - 20 < 18
30 - 35 > 35
Ketersediaan air (wa)
600 - 1.000 500 - 600 < 500
2.000 - 3.000 3.000 -5.000 > 5.000
Lama bulan kering (bln) 3,5 - 5 5 - 6 6 - 7 > 7
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainasebaik, agak
terhambatagak cepat, sedang terhambat
sangat terhambat,
cepat
Media perakaran (rc)
Tekstur agak halus, sedang halus, agak kasar sangat halus kasar
Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 - 55 > 55
Kedalaman tanah (cm) > 100 75 - 100 50 - 75 < 50
Gambut:
Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200
Ketebalan (cm), jika ada
sisipan bahan mineral/
pengkayaan
saprik, hemik,
hemik+ fibrik+
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16
Kejenuhan basa (%) 20 < 20
4,8 - 5,2 < 4,8
7,0 - 7,6 > 7,6
C-organik (%) > 0,8 ≤ 0,8
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) < 2 2 - 3 3 - 4 > 4
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) - - - -
Bahaya sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm) > 100 75 - 100 40 - 75 < 40
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) < 8 8 - 16 16 - 30 > 30
Bahaya erosi sangat rendah rendah - sedang berat sangat berat
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 - F1 > F1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) < 5 5 - 15 15 - 40 > 40
Singkapan batuan (%) < 5 5 - 15 15 - 25 > 25
pH H2O 5,2 - 7,0
< 140 140 - 200 200 - 400 > 400
Kematangan saprik+ fibrik
Kelas kesesuaian lahan
Temperatur rerata (°C) 22 - 28 28 - 30
Curah hujan (mm) 1.000 - 2.000