model berfikir sistem dalam ilmu politik

Download Model Berfikir Sistem Dalam Ilmu Politik

If you can't read please download the document

Upload: aldytia

Post on 06-Aug-2015

22 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

MODEL BERFIKIR SISTEM DALAM ILMU POLITIK Joash Tapiheru A. Pengantar Ilmu politik adalah sebuah disiplin ilmu yang memiliki berbagai perspektif dan pendekatan. Sebagaimana manusia adalah suatu mahluk yang sifatnya multidimensional, maka ilmu politik, sebagai bagian dari ilmu yang mencoba memahami manusia dalam dimensi sosialnya, terutama sekali dalam situasi-situasi politik, membangun dan menggunakan berbagai perspektif dan pendekatan ini untuk bisa memahami dan menjelaskan serta, bagi sebagian orang, memprediksi fenomena politik yang terjadi dan yang akan terjadi. Salah satu perspektif dan pendekatan, atau di sini kita sebut dengan istilah, dalam ilmu politik adalah model berfikir sistem. Sebelumnya kita lihat dahulu, Apa itu sistem? Sistem bisa dikatakan sebagai sekumpulan komponen atau elemen yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan suatu fungsi dan mencapai suatu tujuan bersama. 1 Sementara, Oxford Advanced Learner Dictionary mendefinisikan sistem sebagai, sekumpulan hal atau bagian yang bekerja bersama sebagai suatu kesatuan.2 Sementara Giddens memberikan definisi yang sedikit berbeda dari dua definisi di atas. Bagi Giddens, sistem (sosial) adalah: sekumpulan pola-pola relasi berbagai elemen (aktor atau kumpulan aktor) yang tereproduksi melintasi ruang dan waktu.3 Meski ada banyak definisi yang berbeda-beda, tetapi ada satu fitur yang sama-sama dimiliki oleh berbagai definisi tersebut. Ketiganya mengkaitkan sistem dengan sesuatu terdiri dari berbagai elemen, berbagai elemen ini bekerja secara bersama-sama, dan kerjasama ini dibayangkan terjadi dalam suatu rentang ruang dan waktu secara terus menerus. Setelah sistem, kita lihat apa definisi politik. Definisi yang umum dikenal tentang politik adalah segala sesuatu tentang bagaimana kekuasaan diraih, digunakan dan dipertahankan. Yang kita bicarakan di sini adalah sistem politik, artinya kita berbicara tentang sistem yang muncul1 Microsoft Encarta Encyclopedia Plus 2003, Microsoft Inc. 2 Hornby, A. S., Oxford Advanced Learner Dictionary, Fifth Edition, Crowther, Jonathan ed., Oxford University Press, 1995. 3 Giddens, Anthony, A Contemporary Critique of Historical Materialism, vol. 1 Power, Property and Class, University of California Press, GB, 1981.dan digunakan dalam konteks bagaimana kekuasaan, diraih, digunakan dan dipertahankan. Jadi model berfikir sistem dalam ilmu politik bisa dikatakan sebagai model berfikir yang memandang fenomena politik sebagai sebuah fenomena yang terjadi dengan melibatkan banyak elemen (aktor, agen, atau kumpulan aktor/agen) dalam berbagai aktifitas politik yang dilakukan bersama-sama, secara terus menerus melintasi ruang dan waktu. Definisi di atas masih terlihat abstrak. Pada bagian selanjutnya kita akan melihat bagaimana jika definisi tersebut kita perbincangkan dalam term yang lebih praktis. B. Model Berfikir Sistem dan Pola yang Rekursif Model berfikir sistem, secara formal pertama kali muncul sebagai upaya untuk melihat fenomena politik dalam sebuah kerangka yang lebih jelas dan pasti. Dalam model berfikir sistem dibayangkan dalam fenomena politik ada sebuah relasi kausal antara aksi dan reaksi. Aksi, dalam model berfikir sistem seringkali dinyatakan dalam istilah input. Input ini diolah dan menghasilkan reaksi, yang diistilahkan dengan output. Model berfikir seperti ini mulanya mengambil inspirasi dari cara bekerjanya computer, di mana orang biasa memasukan input untuk diolah oleh computer untuk mendapatkan hasil olahan atau output. Fokus perhatian dari model berfikir sistem ini, dan sebagian besar teori-teori politik yang mengadopsinya berada pada wilayah politik makro. Artinya model berfikir ini memusatkan telaah dan studinya pada wilayah negara, atau relasi antara negara dan masyarakat. Model berfikir sistem juga memusatkan perhatiannya pada kajian-kajian politik formal. Hal ini akan nampak pada definisi sistem politik yang diusung oleh Peter Joyce berikut ini: Political system is the constitutional framework through which demands are put forward and decisions are made. It has no physical dimension or formal existence but consists of the institutions, processes, and relationships which are involved in the processes of agenda setting, policy formulation and decision making.4 (Sistem politik adalah kerangka konstitusional, yang mana melalui kerangka tersebut tuntutan diajukan dan keputusan dibuat. Sistem ini tidak memiliki dimensi fisik atau4 Joyce, Peter, Teach Yourself: Politics, The Mc-Graw Hills Companies, Inc., US, 2006.eksistensi yang bersifat formal tetapi terdiri dari berbagai institusi, proses dan relasi yang terlibat dalam proses agenda setting, formulasi kebijakan dan pengambilan keputusan) Input yang tadi kita lihat di atas, adalah tuntutan yang diterima dan diolah dalam sistem politik. Hasil olahan dari input tersebut memunculkan output atau keputusan sebagai reaksi dari input yang sudah diterima sebelumnya. Pada fase selanjutnya, output ini menjadi input bagi publik yang dioleh dan menghasilkan reaksi balik yang lain, yang menjadi tuntutan baru untuk diolah sebagai input dalam sistem politik yang ada dan hasil olahannya menjadi output baru yang diterima oleh publik. Pola relasi yang bersifat siklis dan rekursif seperti inilah yang menjadi kerangka berfikir dalam model berfikir sistem. C. Model Berfikir Sistem dalam Ilmu Politik Secara umum, konsep-konsep dasar yang dikembangkan dalam model berfikir sistem bisa dikelompokan dalam tiga kategori besar, yaitu: (1) konsep yang bersifat deskriptif tentang sistem; (2) Konsep yang mencoba menyoroti faktor yang mempengaruhi keberlangsungan sistem, dan (3) Konsep yang berfokus pada dinamika dan perubahan yang terjadi dalam sistem. Pada konsep-konsep yang termasuk dalam kategori pertama, fokus perhatiannya ditujukan pada berbagai gambaran, fitur, atau sifat dari berbagai sistem, yang membedakan antara suatu jenis sistem dengan sistem yang lain. Dari situ orang bisa mulai mengembangkan pemahamannya tentang pola relasi, subsistem dan dampak yang ditimbulkan dari suatu sistem tertentu. Pada konsep yang masuk dalam kategori kedua, model berfikir sistem digunakan untuk mengidentifikasi dan memahami berbagai variabel, serta relasi antar variabel yang mempengaruhi keberlangsungan suatu sistem. Selain itu juga memahami bagaimana suatu sistem berinteraksi dengan lingkungannya. Model berfikir sistem akan menjadi sangat bermanfaat dalam ilmu politik ketika kita mulai berpikir tentang ekuilibrium dan stabilitas suatu sistem. Dengan model berfikir ini kita bisa menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suatu sistem. Selain itu, sebagai konsekuensinya, model berfikir sistem juga memudahkan kita untuk memahami perubahansistem atau kemacetan sistem. Keuntungan lain dari penggunaan model berfikir sistem dalam analisa politik muncul sebagai konsekuensi fokus analisanya yang mengutamakan regularitas. Pengetahuan dan pengalaman dalam menganalisa suatu sistem bisa digunakan untuk melakukan telaah dan analisa terhadap sistem lain. Konsep isomorfisme merupakan landasan pokok dalam analisa sistem.5 Penggunaan model berfikir sistem dalam ilmu politik sangat intensif dalam metode analisa fungsional-struktural. Ada banyak istilah yang digunakan untuk menyebut metode analisa ini, antara lain fungsionalisme dan analisa sistem. Tetapi dalam tulisan ini kita akan menggunakan istilah metode analisa fungsional-struktural. Metode analisa ini didasarkan pada beberapa konsep utama, dan dua yang terpenting di antaranya adalah konsep fungsi dan struktur. Dari dua konsep utama tersebut, fokus analisa dari metode ini adalah (a) fungsi apa yang harus dipenuhi dalam setiap sistem?; (b) dengan struktur seperti apa fungsi tersebut diwujudkan?; dan (c) dalam kondisi yang seperti apa? Fungsi di sini, secara umum, dimaknai sebagai hasil yang dituju dari suatu pola tindakan, yang diarahkan bagi kepentingan sistem, dalam hal ini sistem politik. Robert K. Merton memberikan definisi terhadap fungsi yang lebih spesifik: fungsi adalah akibat yang nampak, yang ditujukan bagi kepentingan adaptasi dan penyesuaian dari suatu sistem tertentu, dan sebaliknya, disfungsi adalah akibat yang nampak yang sifatnya mengurangi daya adaptasi dan penyesuaian dari suatu sistem. Sementara itu, dalam metode analisa ini struktur merujuk pada susunan-susunan dalam sistem yang melakukan fungsi-fungsi. Metode analisa fungsional struktural ini sangat banyak digunakan dalam berbagai studi perbandingan politik. Terutama melihat dan membandingkan bagaimana dinamika sistemsistem politik, serta faktor-faktor fungsional dan struktural yang mempengaruhi kelangsungan berbagai sistem politik yang menjadi obyek perbandingan. Salah satu kelemahan dari model berfikir sistem ini adalah kurangnya perhatian pada5 Varma, S.P., Teori Politik Modern, Yohanes Kristiarto SL. Terj., PT. Rajagrafindo Perkasa, Jakarta, 1999. Edisi terjemahan bahasa Indonesia dipublikasikan pertama kali 1987; hal. 6667.dimensi dinamis dari sistem. Analisa terhadap sistem dan variabel-varibel yang mempengaruhi suatu sistem lebih sering dilakukan dengan mengasumsikan bahwa sistem itu berada dalam kondisi yang statis. Sementara, dimensi perubahan atau dinamika sistem kurang dielaborasi, meskipun ada beberapa ilmuwan sosial dan politik yang berusaha melakukan studi terhadap dinamika sistem.