model ctl untuk meningkatkan minat belajar
DESCRIPTION
ctlTRANSCRIPT
A. JUDUL PENELITIAN
Penerapan Model CTL (Contextual Teaching and Learning) untuk
Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIG SMPN 3
Singaraja
B. IDENTITAS PENELITI
Nama : Made Diyah Putri Martinasari
Kelas : VI B
Jurusan : Pendidikan Matematika
C. LATAR BELAKANG
Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang
peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Umaedi
(1999 : 1) mengatakan bahwa “Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu
proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan sumber daya manusia itu
sendiri”. Salah satu strategi kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia adalah melalui peningkatan mutu pendidikan.
Permasalahan yang selalu mengemuka dalam dunia pendidikan adalah
bagaimana suatu pembelajaran dirancang dan dipraktekkan dan kenyataan.
Namun kenyataanya, sampai sekarang pendidikan kita masih didominasi
oleh pandangan bahwa pengetahuan adalah perangkat fakta-fakta yang harus
dihafal dan pembelajaran di kelas pun masih berfokus pada guru sebagai sumber
utama pengetahuan.
Dalam pembelajaran, guru mengacu pada siswa belajar aktif dengan
menerapkan metode ceramah, tanya jawab, serta diskusi untuk meningkatkan
kemampuan berpikir siswa. Namun demikian, usaha yang dilakukan belum sesuai
dengan apa yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh lemahnya daya tangkap
belajar siswa dan kurangnya motivasi siswa dalam menerima pelajaran. Cara
belajar sebagian siswa yang pasif serta lebih mengarah pada konsep mengingat
penjelasan dari guru saja dari pada menemukan sendiri membuat guru kesulitan
dalam mengoptimalkan proses pembelajaran karena terhambat oleh waktu.
1
Hal inilah yang terjadi di kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja. Kurangnya
pemahaman konsep siswa, utamanya dalam mata pelajaran matematika, dan
situasi kelas yang pasif disebabkan tidak lain oleh kurangnya minat siswa
terhadap mata pelajaran matematika. Minat merupakan salah satu faktor yang
memegang peranan penting dalam pembelajaran. Seseorang yang mempunyai
minat terhadap suatu pelajaran dengan sendirinya akan merasa senang mengikuti
pelajaran tersebut. Suasana yang seperti ini akan memudahkan materi pelajaran
masuk dalam pikiran dan pemahaman siswa. Ini dapat terjadi karena dengan
adanya minat seseorang dengan sendirinya mau memusatkan perhatian secara
intensif terhadap sesuatu yang diminatinya.
Kurangnya minat belajar matematika siswa dan kurangnya perhatian orang
tua siswa terhadap prestasi belajar anak mengakibatkan sebagian besar siswa di
kelas VIIIG kurang memaknai pembelajaran matematika yang berlangsung di
kelasnya. Siswa tidak aktif mencari penjelasan tambahan dari sumber belajar lain
selain penjelasan guru. Bahkan penjelasan dari guru pun hanya dihapalkan tanpa
memahami maksud dari penjelasan tersebut. Ini terlihat dari hasil ulangan dan
tugas siswa yang diobservasi sebagai bahan refleksi awal.
Berikut ini adalah pendataan yang diambil dari nilai tugas dan ulangan
matematika pada awal s genap tahun ajaran 2013/2014.
Tabel 1 Hasil Tugas dan Ulangan Matematika Siswa Kelas VIIIG
Evaluasi Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rataPersentase
Ketuntasan
Tugas 30 100 68,40 52%
Ulangan 50 100 78,80 60%
(Arsip Guru Matematika Kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja)
Sekolah telah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk
pelajaran matematika sebesar 75. Tetapi kenyataannya untuk nilai ulangan,
sebanyak 15 siswa dari 25 siswa di kelas VIIIG belum mampu mencapai/melebihi
nilai minimum yang ditetapkan sekolah. Rata-rata nilai tugas di kelas VIIIG
adalah 68,40 dan sebanyak 12 siswa dari 25 siswa belum mencapai nilai minimum
yang ditetapkan sekolah. Dari analisis nilai ulangan yang belum diremidi dan
2
tugas matematika siswa dapat diketahui bahwa prestasi belajar matematika siswa
masih tergolong kurang.
Ulangan siswa yang diobservasi adalah ulangan matematika dengan materi
yang diujikan ialah lingkaran. Ketika guru mengeluarkan soal ulangan dengan
kalimat yang sama dengan yang guru jelaskan di kelas namun simbolnya
dibedakan, masih banyak siswa yang terkesan tidak memperhatikan perbedaan
simbol tersebut dan masih menjawab dengan simbol yang sesuai dengan
penjelasan guru pada saat di kelas. Akibatnya, jawaban siswa tersebut disalahkan
oleh guru karena tidak sesuai konteks soal dan pada akhirnya menyebabkan nilai
ulangan matematika siswa di kelas tersebut kurang memuaskan.
Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan suatu inovasi pada
pembelajaran di kelas VIIIG untuk meningkatkan minat belajar siswa di kelas
tersebut. Salah satunya dengan menerapkan model CTL (Contextual Teaching and
Learning) yang merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara pengetahuan awal siswa dengan penerapan dalam kehidupan sehari – hari
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan awal siswa
dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (Blanhard, 2001). Dengan menerapkan model CTL pada
pembelajaran matematika di kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja diharapkan dapat
meningkatkan minat belajar matematika siswa di kelas tersebut.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan
ialah bagaimana peningkatkan minat belajar matematika siswa kelas VIIIG SMP
Negeri 3 Singaraja pada pembelajaran yang menggunakan model CTL?
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini ialah untuk meningkatkan minat belajar matematika
siswa kelas VIIIG SMP Negeri 3 Singaraja melalui penerapan model CTL.
3
F. MANFAAT PENELITIAN
Secara umum, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagi siswa
Penerapan model CTL dalam pembelajaran matematika di kelas VIIIG
SMPN 3 Singaraja dapat dijadikan sebagai sarana untuk lebih meningkatkan
minatnya terhadap matematika.
2. Bagi guru
Model CTL yang diterapkan pada pembelajaran matematika dapat dijadikan
suatu alternatif untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa.
3. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah tersebut.
4. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat membantu peneliti untuk lebih menguasai penerapan
model CTL dalam pembelajaran matematika.
G. DEFINISI OPERASIONAL
1. Model CTL
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa. Disamping itu, CTL juga
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Minat Belajar Matematika
Minat belajar matematika adalah kecenderungan dalam diri individu berupa
keingintahuan, perhatian, dan menyenangi matematika sebagai ilmu
pengetahuan tanpa merasa terpaksa untuk memperoleh perubahan tingkah
laku baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati.
4
H. KAJIAN PUSTAKA
H.1. MODEL CTL
H.1.1. Pengertian CTL
Menurut Nur Hadi, CTL adalah konsep belajar yang mendorong guru
untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Menurut Jonhson, CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk
menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka
pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks
dalam kehidupan keseharian mereka.
Jadi dari pendapat para tokoh di atas dapat kita simpulkan bahwa CTL
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
H.1.2. Tujuan CTL
Adapun tujuan CTL ialah sebagai berikut.
a. Memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau ketrampilan
yang dapat diterapkan ke permasalahan lainnya.
b. Belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu ada
pemahaman.
c. Menekankan pengembangan minat dari pengalaman siswa.
d. Melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan terampil dalam
memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu
yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.
e. Pembelajaran lebih produktif dan bermakna.
f. Mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengaitkan materi
akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari.
g. Siswa secara individu dapat menemukan dan mentransfer
informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu
miliknya sendiri.
H.1.3. Strategi Pembelajaran CTL
5
Beberapa strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru secara
konstektual antara lain:
a. Pembelajaran berbasis masalah
Dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama, siswa ditantang
untuk berpikir kritis untuk memecahkannya.
b. Menggunakan konteks yang beragam
Dalam CTL guru membermaknakan pusparagam konteks sehingga makna
yang diperoleh siswa menjadi berkualitas.
c. Mempertimbangkan kebhinekaan siswa
Guru mengayomi individu dan menyakini bahwa perbedaan individual dan
sosial seyogianya dibermaknakan menjadi mesin penggerak untuk belajar
saling menghormati dan toleransi untuk mewujudkan ketrampilan
interpersonal.
d. Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri
Pendidikan formal merupakan wadah bagi siswa untuk menguasai cara
belajar untuk belajar mandiri dikemudian hari.
e. Belajar melalui kolaborasi
Dalam setiap kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol dibandingkan
dengan temannya dan sisiwa ini dapat dijadikan sebagai fasilitator dalam
kelompoknya.
f. Menggunakan penelitian autentik
Penilaian autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung secara
terpadu dan konstektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat
maju terus sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
g. Mengejar standar tinggi
Kompetensi kelulusan dari waktu ke waktu terus ditingkatkan dan setiap
sekolah hendaknya melakukan studi banding ke berbagai sekolah baik di
dalam maupun luar negeri.
H.1.4. Komponen Pembelajaran CTL
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru
dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalamannya. Menurut paham
6
konstruktivis, pengalaman itu memang berasal dari luar akan tetapi
dikontruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu, pengalaman
terbentuk oleh dua faktor penting yaitu objek yang menjadi bahan
pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterpretasikan objek
tersebut.
2. Inkuiri
Inkuiri adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan
melalui proses berpikir sistematis. Proses inkuiri dilakukan dalam beberapa
langkah, yakni:
a. merumuskan masalah
b. mengajukan hipotesis
c. mengumpulkan data
d. menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
e. membuat kesimpulan
3. Tanya Jawab
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu,
sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang
dalam berpikir. Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir
siswa. Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuannya.
Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan
sangat berguna untuk:
a. menggali informasi dan kemampuan siswa dalam penguasaan materi
pelajaran
b. membangkitkan motivasi siswa untuk belajar
c. merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu
d. memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan
e. membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
7
Konsep masyarakat belajar (learning community) dalam CTL menyarankan
agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain.
Dalam kelas yang menerapkan CTL, komponen ini dilakukan dengan
menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.
5. Pemodelan (Modeling)
Yang dimaksud dengan pemodelan adalah proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
Misalnya guru memberikan contoh bagaimana menggunakan alat peraga dan
lain sebagainya.
6. Refleksi (Reflection)
Yaitu melihat kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan, dan
pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui
dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan
penyempurnaan.
7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
Yaitu prosedur penilaian yang menunjukkan kemampuan (pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap) siswa secara nyata. Penekanan penilaian otentik
adalah pembelajaran seharusnya membantu siswa agar mampu mempelajari
sesuatu, bukan pada diperolehnya informasi di akhir periode. Kemajuan
belajar dinilai tidak hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan berbagai
cara. Yang dinilai pada pembelajaran adalah pengetahuan dan ketrampilan
yang diperoleh siswa.
H.1.5. Perbedaan Pembelajaran CTL dengan Pembelajaran Konvensional
Tabel 2 Perbedaan Pembelajaran CTL dengan Pembelajaran Konvensional
No.Perbedaan Pembelajaran CTL dengan Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran CTL Pembelajaran Konvensional
1 Siswa sebagai subjek belajar Siswa sebagai objek belajar
2 Siswa belajar melalui kegiatan
kelompok
Siswa lebih banyak belajar secara
individu
3 Pembelajaran dikaitkan dengan
kehidupan nyata
Pembelajaran bersifat teoritis dan
abstrak
8
4 Kemampuan didasarkan atas
pengalaman
Kemampuan diperoleh dari latihan-
latihan
5 Tujuan akhir kepuasan diri Tujuan akhir nilai atau angka
6 Perilaku dibangun atas kesadaran Perilaku dibangun oleh faktor dari
luar
7 Pengetahuan yang dimiliki siswa
berkembang sesuai dengan
pengalaman yang dialaminya
Pengetahuan yang dimiliki bersifat
absolut dan final, tidak mungkin
berkembang.
8 Siswa bertanggungjawab dalam
memonitor dan mengembangkan
pembelajarannya
Guru penentu jalannya proses
pembelajaran
9 Pembelajaran bisa terjadi di mana saja Pembelajaran terjadi hanya di dalam
kelas
10 Keberhasilan pembelajaran dapat
diukur dengan berbagai cara
Keberhasilan pembelajaran hanya
bisa diukur dengan tes
H.1.6 Langkah-langkah Pembelajaran CTL
Strategi pembelajaran CTL ialah sebagai berikut.
1. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari
proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari.
2. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL.
3. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan jumlah siswa
(tiap kelompok diberikan tugas yang sama).
4. Siswa berdiskusi dalam kelompok masing-masing.
5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
6. Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain.
7. Dengan bantuan guru, siswa menyimpulkan hasil diskusi sesuai dengan
indikator hasil belajar yang harus dicapai.
8. Penilaian.
H.2. MINAT BELAJAR
H.2.1. Pengertian Minat Belajar
9
Dalam kegiatan belajar yang dilaksanakan, ada beberapa hal yang
mendorong siswa belajar. Salah satunya adalah minat. Minat tersebut akan timbul
dalam diri siswa apabila siswa tertarik akan sesuatu karena sesuatu tersebut
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi dirinya atau merasa bahwa
sesuatu tersebut merupakan hal yang harus dipelajari. Ketika ia sudah
mempelajarinya maka akan timbul kebermaknaan dan berguna bagi dirinya.
Menurut para pakar, pengertian minat itu bermacam-macam, antara
pendapat satu dengan yang lainnya berbeda, namun pada dasarnya intinya sama.
Menurut Slameto (2003: 180) yang dimaksud dengan “minat adalah suatu rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri”. Semakin kuat hubungan tersebut, maka
semakin besar pula minat yang dimiliki.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 744) minat diartikan
sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Amir Hamzah Nasution
berpendapat bahwa minat merupakan suatu pernyataan psikis yang menunjukkan
adanya pemusatan perhatian terhadap suatu objek yang menarik perhatian. Crow
dan Crow (Abd. Rachman Abror, 1993: 112) mengemukakan minat berhubungan
dengan gaya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada
orang, benda, kegiatan atau pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri.
Menurut Moh. Uzer Usman (2002: 27) kondisi belajar mengajar yang
efektif adalah adanya minat dan perhatian di dalamnya. Minat ini besar
pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan
sesuatu yang diminatinya. Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan
sifat-sifat siswa baik yang bersifat kognitif seperti bakat dan kecerdasan maupun
yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri, dan minatnya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar
adalah gejala psikis sebagai kecenderungan tingkah laku di mana kesadaran
seseorang dalam belajar dilandasi oleh perasaan senang dan tertarik terhadap
pelajaran yang dirasanya bermanfaat untuk dirinya. Sementara minat belajar
matematika adalah kecenderungan dalam diri individu berupa keingintahuan,
10
perhatian, dan menyenangi matematika sebagai ilmu pengetahuan tanpa merasa
terpaksa untuk memperoleh perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati
maupun tidak dapat diamati.
H.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan minat menurut Crow and Crow
(1975: 169) adalah sebagai berikut.
1. Faktor kebutuhan dari dalam
Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berkaitan dengan jasmani
maupun kejiwaan, yaitu kebutuhan fisik, mempertahankan diri dari rasa sakit,
lapar, dan sebagainya.
2. Faktor motif sosial, merupakan faktor yang dapat membangkitkan minat
melakukan aktivitas-aktivitas sosial demi kebutuhan sosial.
3. Faktor emosional, yaitu faktor perasaan yang erat hubungannya dengan minat
terhadap objek tertentu. Suatu aktivitas yang berhubungan dengan objek
tertentu kemudian dapat menimbulkan rasa senang atau puas.
Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2002: 132-138) faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa secara umum dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)
Faktor ini dibagi menjadi dua aspek yaitu:
a) aspek fisiologis, dan
b) aspek psikologis
2. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa)
Faktor ini dibagi menjadi dua aspek yaitu:
a) aspek lingkungan sosial, dan
b) aspek lingkungan non sosial
3. Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk mempelajari materi-materi
pelajaran.
H.2.3. Indikator Minat Belajar
Indikator minat belajar antara lain:
a. Gairah siswa dalam mengikuti pembelajaran.
11
b. Inisiatif siswa.
c. Respon siswa terhadap materi dan tugas yang diberikan oleh guru.
d. Kesegeraan siswa dalam mengumpulkan tugas dan mengerjakan latihan soal
yang diberikan oleh guru.
e. Konsentrasi siswa dalam belajar.
f. Ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas dan soal latihan yang diberikan
oleh guru.
g. Kemauan siswa untuk belajar.
h. Keuletan siswa dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang diberikan oleh
guru.
i. Kerja keras dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang diberikan oleh
guru.
H.3. KERANGKA BERPIKIR
.
12
INSTRUMENTAL INPUT
GURU
MODEL CTLMATERI
MATEMA-
TIKA
PROSES
PILIHAN TINDAKAN
MODEL CTL
MASUKANSISWA
Minat belajar matematika siswa kurang
KELUARANSISWA
Minat belajar matematika siswa meningkat
Diagram 1 Keterkaitan Masalah, Teori, Hasil Penelitian yang Relevan dan
Pilihan Tindakan
Keterangan alur tindakan:
: didukung
: arah
: memiliki keterkaitan
Dari hasil refleksi awal dan wawancara dengan guru mata pelajaran
matematika yang mengajar di kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja terlihat bahwa siswa
di kelas VIIIG memiliki beberapa permasalahan pada mata pelajaran matematika.
Salah satunya adalah kurangnya minat belajar matematika siswa.
Hasil observasi terhadap nilai ulangan harian siswa di kelas VIIIG
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal ini memperlihatkan bahwa
kurangnya minat belajar mempengaruhi prestasi belajar siswa. Untuk itu perlu
dilakukan inovasi terhadap pembelajaran matematika di kelas VIIIG agar
pembelajaran matematika yang berlangsung dapat meningkatkan minat belajar
matematika siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
minat belajar matematika siswa adalah model CTL (Contextual Teaching and
Learning). Model CTL ini akan menggantikan pembelajaran konvensional yang
sebelumnya diterapkan guru di kelas tersebut. Jika sebelumnya guru memilih
metode ceramah untuk digunakan di kelas, kali ini akan dicoba untuk menerapkan
pembelajaran yang menggunakan model CTL.
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa. Disamping itu, CTL juga
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan model
pembelajaran ini menerapkan tujuh komponen model CTL yakni, (1)
konstruktivisme, (2) inkuiri, (3) tanya jawab, (4) masyarakat belajar, (5)
pemodelan, (6) refleksi, dan (7) penilaian nyata. Dengan kegiatan pembelajaran
seperti ini minat belajar siswa terhadap materi yang dipelajari menjadi lebih
13
optimal. Hal tersebut merupakan kunci dalam upaya meningkatkan minat belajar
matematika siswa.
H.4. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan rumusan masalah dan uraian pada tinjauan pustaka, pada
penelitian ini diajukan hipotesis yakni model CTL dapat meningkatkan minat
belajar matematika siswa kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja.
I. METODE PENELITIAN
I.1. JENIS PENELITIAN
Penelitian yang akan dilaksanakan termasuk ke dalam jenis penelitian
tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini
rencananya akan dilaksanakan dalam tiga siklus, dimana setiap siklus terdiri dari
empat tahapan, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
evaluasi, serta refleksi. Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan minat belajar
matematika siswa.
I.2. SUBJEK DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SMPN 3 Singaraja. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja semester genap tahun ajaran 2013/2014.
Alasan dilakukannya penelitian di kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja ialah karena di
kelas tersebut minat belajar siswa utamanya pada mata pelajaran matematika
masih kurang. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi
matematika kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja untuk menggali penyebab
permasalahan yang dihadapi kelas tersebut serta mengambil keputusan terhadap
tindakan yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasinya.
I.3. OBJEK PENELITIAN
Objek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah minat belajar matematika
siswa kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja.
14
I.4. DESAIN DAN PROSEDUR PENELITIAN
Sesuai dengan prosedur suatu penelitian tindakan kelas, akan dilakukan
dua siklus pelaksanaan penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari empat
tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi dan evaluasi, (4)
refleksi. Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut.
Diagram 2 Tahapan dalam Siklus Pembelajaran
(dimodifikasi dari Kemmis dan Mc Taggrat dalam Selamat I N., dkk, 2001)
Refleksi Awal
Sebagai refleksi awal dilaksanakan wawancara terhadap guru bidang studi
matematika kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja. Wawancara ini dilaksanakan untuk
memperoleh gambaran awal mengenai pembelajaran di kelas tersebut, hasil
belajar matematika siswa, dan masalah yang dihadapi siswa di kelas tersebut
dalam pembelajaran matematika.
Siklus Penelitian
Siklus I
Sesuai dengan siklus yang telah ditetapkan pada diagram 2, tahapan-tahapan
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ialah sebagai berikut.
1. Perencanaan siklus I
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut.
15
Perencanaan I
Tindakan I
Observasi dan Evaluasi I
Refleksi I
Perencanaan II
Tindakan II
Observasi dan Evaluasi II
Refleksi IIRefleksi
Awal
a. Menyampaikan kepada guru bidang studi matematika di kelas
VIIIG mengenai pelaksanaan penelitian di kelas tersebut. Pada kegiatan
ini juga dibahas mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan, kerjasama
yang akan dilakukan mulai tahap perencanaan, proses pembelajaran,
observasi dan evaluasi, dan refleksi.
b. Menentukan materi-materi yang diajarkan selama penelitian.
Menentukan kedalaman materi dan urutan materi berdasarkan
pertimbangan dan kerjasama dengan guru mata pelajaran.
c. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran sebagai berikut.
1) Menyiapkan program satuan pembelajaran siklus I dengan
menerapkan model CTL.
2) Menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) siklus I dengan
menerapkan model CTL.
3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS), yang terdiri dari
permasalahan dan petunjuk pengerjaan kelompok, dengan
menerapkan model CTL.
4) Menyiapkan alat dan bahan serta media yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
d. Menyiapkan alat dan bahan/sumber belajar yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran.
e. Menyusun lembar observasi dan angket yang disesuaikan dengan model
CTL untuk mengukur aktivitas guru, aktivitas siswa, dan minat belajar
matematika siswa kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
dan guru mata pelajaran.
2. Pelaksanaan tindakan siklus I
Siklus I dilaksanakan pada saat guru sedang membelajarkan bangun
ruang sisi datar. Berikut ini adalah kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
1. Kegiatan Awal (10 menit)
− Guru membuka pelajaran.
− Guru mengkondisikan kelas dan siswa pada situasi belajar yang
kondusif.
16
− Guru mengadakan apersepsi sebagai penggalian pengetahuan awal
siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Dengan mengajukan
pertanyaan kepada siswa “ Masih ingatkah kalian termasuk bentuk
bangun ruang apakah benda ini?”.
− Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
− Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 5 orang.
− Guru membagikan sebuah model kubus dan LKS pada setiap
kelompok.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
Tabel 3 Kegiatan Pembelajaran dengan Model CTL
No. Tahap
Kontekstual
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1 Tahap
Kontruktivis
me, Inkuiri,
dan
Pemodelan
Menugaskan siswa
berdiskusi kelompok untuk
mengamati dan
memanipulasi model kubus
serta menentukan sifat-
sifat kubus sesuai
petunjuk LKS.
Berdiskusi kelompok
dengan mengamati dan
memanipulasi model
kubus serta menentukan
sifat-sifat kubus sesuai
petunjuk LKS.
2 Tahap
Bertanya
Memberi arahan kepada
siswa yang bertanya
tentang sifat-sifat kubus.
Bertanya kepada guru
mengenai hasil
pengamatan dari
memanipulasi model
kubus tentang sifat-sifat
kubus.
3 Tahap
Masyarakat
Belajar
− Menugaskan perwakilan
kelompok untuk
melaporkan hasil diskusi
kelompoknya dalam
mengidentifikasi sifat-sifat
kubus di depan kelas.
−Perwakilan kelompok
melaporkan hasil diskusi
kelompok dalam
mengidentifikasi sifat-
sifat kubus di depan
17
− Menugaskan kelompok
yang tidak sedang
melaporkan untuk
menanggapi dengan
bertanya atau memberi
komentar.
kelas.
−Kelompok yang tidak
sedang melaporkan
menanggapi dengan
bertanya dan memberi
komentar.
4 Tahap
pemodelan
Memberi peragaan cara
yang benar mengamati
dan memanipulasi model
kubus dalam
mengidentifikasi sifat-sifat
kubus.
Siswa menyimak guru
yang memperagakan cara
yang benar mengamati
dan memanipulasi model
kubus dalam
mengidentifikasi sifat-
sifat kubus.
5 Tahap
Refleksi
Merefleksi dengan
menugaskan siswa untuk
mengaitkan pembelajaran
ke dalam kehidupan sehari-
hari dengan cara
menyebutkan sifat-sifat
kubus dan menunjukannya
pada benda yang ada di
kelas yang ternasuk
bangun kubus.
Siswa mengaitkan
Pembelajaran ke dalam
kehidupan sehari-hari
dengan cara
menyebutkan sifat-sifat
kubus dan
menunjukannya pada
benda yang ada di kelas
yang ternasuk bangun
kubus.
3. Kegiatan akhir (15 menit)
− Guru bersama siswa membahas kesimpulan pembelajaran.
− Siswa mengerjakan tes akhir atau mencatat pekerjaan rumah.
− Guru menutup pelajaran.
3. Observasi dan evaluasi siklus I
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kontinyu selama pembelajaran
berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru dengan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap proses pembelajaran. Hal-hal penting
18
yang terjadi selama pemberian tindakan dan kelemahan-kelemahan yang
ditemukan dicatat dalam catatan harian.
Hal-hal yang diobservasi/dievaluasi antara lain:
a. mengobservasi minat belajar matematika siswa di akhir siklus I
dengan lembar observasi aktivitas siswa dan angket.
b. mengevaluasi proses pembelajaran matematika dengan model CTL
dengan lembar observasi guru.
c. Mengevaluasi kendala-kendala serta kesulitan yang ditemukan
selama pelaksanaan tindakan siklus I untuk nantinya dilakukan perbaikan
pada siklus II.
4. Refleksi Siklus I
Pada tahap ini selanjutnya akan dilaksanakan refleksi terhadap tindakan
yang telah dilakukan selama siklus I, sebagai dasar refleksi adalah hasil
observasi dan angket serta catatan harian mengenai kesulitan-kesulitan belajar
yang dialami dalam proses pembelajaran serta kendala-kendala yang
ditemukan selama pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai
dasar memperbaiki dan menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan
tindakan pada siklus II.
Untuk tindakan pada Siklus II mirip dengan siklus I. Tetapi, pada siklus
II akan digunakan hasil refleksi pada siklus I.
I.5. INSTRUMEN PENELITIAN
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data minat belajar
matematika terhadap pembelajaran matematika yang menerapkan model CTL.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini secara singkat disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel 4 Intrumen Penelitian
No. Jenis Data Metode Instrumen Waktu
1 Penerapan model
CTL oleh guru
Non tes Lembar observasi
aktivitas guru
Akhir siklus I
dan II.
2 Minat belajar
matematika
Non tes Lembar observasi
aktivitas siswa dan
Akhir siklus I
dan II
19
angket
I.6. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini data diperoleh dengan cara:
1. Lembar observasi aktivitas guru
Observasi terhadap aktivitas guru dilakukan pada saat pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi aktivitas guru bertujuan untuk memantau
aktivitas guru pada saat guru mengajar di kelas. Sehingga dari hasil ini akan
tampak kekurangan dan kelebihan guru dalam menerapkan rencana yang sudah
disusun. Adapun yang diamati ialah aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan minat belajar matematika siswa melalui penerapan model CTL.
Kegiatan-kegiatan guru yang diamati antara lain guru mempersiapkan siswa
untuk belajar, guru menyampaikan tujuan dan apersepsi, guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok, guru meminta siswa untuk berdiskusi kemudian
mengarahkan jika siswa bertanya, guru memantau presentasi jawaban siswa,
guru mengamati keaktifan siswa, guru membimbing siswa, guru mengarahkan
siswa untuk mengaitkan ke kehidupan sehari-hari, guru membantu siswa
menyimpulkan materi, dan guru memberikan pekerjaan rumah/kuis.
Berikut ini adalah lembar observasi aktivitas guru yang digunakan pada
penelitian ini.
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
Hari/Tanggal : ………………………….
Waktu : ………………………….
Keterangan:
Beri skor 5 jika aktivitas guru sangat baik.
Beri skor 4 jika aktivitas guru baik.
Beri skor 3 jika aktivitas guru cukup baik.
Beri skor 2 jika aktivitas guru kurang baik.
Beri skor 1 jika aktivitas guru sangat kurang baik.
20
Lembar 1:
No Kegiatan Rincian kegiatan Skor Catatan
1 Awal − Membuka pembelajaran.
− Mengkondisikan kelas dan
siswa.
− Mengadakan apersepsi.
− Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
− Membagi kelompok.
− Membagikan model kubus dan
LKS pada setiap kelompok.
2 Tahap
Kontruktivisme,
Inkuiri dan
Pemodelan
Menugaskan siswa berdiskusi
kelompok untuk mengamati dan
memanipulasi model kubus, serta
menentukan sifat-sifat kubus sesuai
petunjuk LKS.
Tahap Bertanya Menjawab pertanyaan siswa
tentang sifat-sifat kubus.
Tahap
Masyarakat
Belajar
− Menugaskan perwakilan
kelompok untuk melaporkan
hasil diskusi kelompoknya
dalam mengidentifikasi sifat-
sifat kubus di depan kelas.
− Menugaskan kelompok yang
tidak sedang melaporkan untuk
menanggapi dengan bertanya
dan memberi komentar.
Tahap
Pemodelan
Memberi peragaan cara yang benar
mengamati dan memanipulasi
model kubus dalam
21
mengidentifikasi sifat-sifat kubus.
Tahap Refleksi Merefleksi dengan menugaskan
siswa untuk mengaitkan
pembelajaran ke dalam kehidupan
sehari-hari dengan cara
menyebutkan sifat-sifat kubus dan
menunjukannya pada benda yang
ada di kelas yang ternasuk bangun
kubus.
3 Akhir − Membahas kesimpulan.
− Memberikan tes akhir.
− Menutup pembelajaran.
TOTAL SKOR
Lembar 2:
TAHAP/ASPEK INDIKATOR SKOR HASIL OBSERVASI
KEGIATAN AWAL
Apersepsi dan
motivasi
1. Apa yang dilakukan guru untuk
menggali pengetahuan awal atau
memotivasi siswa?
2. Bagaimana respon siswa?
Apakah siswa bertanya tentang
masalah yang terkait dengan apa
yang disajikan guru pada kegiatan
awal?
KEGIATAN INTI
Materi ajar 3. Apakah guru memberi penjelasan
umum tentang bahan ajar atau
prosedur kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa?
22
Pengelolaan sumber
belajar/media
Strategi Pembelajaran
4. Bagaimana keterkaitan antara
pembelajaran dengan realita
kehidupan, lingkungan, dan
pengetahuan lainnya?
5. Apakah guru terampil dalam
memanfaatkan dan mampu
memanipulasi media
pembelajaran?
6. Bagaimana interaksi siswa
dengan sumber belajar/media?
7. Apakah proses pembelajaran
dilaksanakan dengan strategi yang
sesuai berlangsung lancar?
8. Apakah siswa dapat mengikuti
kegiatan belajar?
9. Bagaimana cara guru memberikan
arahan yang mendorong siswa
untuk bertanya, berpikir, dan
mempraktekkan?
10. Apakah siswa aktif melakukan
kegiatan fisik dan mental? Berapa
banyak anak yang aktif belajar?
23
KEGIATAN
PENUTUP
Penguatan /
Konsolidasi
Evaluasi
11. Bagaimana cara guru memberikan
penguatan, dengan merivisi,
merangkum, atau menyimpulkan?
12. Apakah guru memberi tugas
rumah untuk remidi atau
penguatan?
13. Bagaimana cara guru melakukan
evaluasi pembelajaran?
14. Bagaimana ketuntusan belajar
siswa?
KOMENTAR
PENGAMAT
Keterlaksanaan skenario pembelajaran (berdasarkan RPP):
Pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh pengamat:
Lain-lain:
TOTAL SKOR:
2. Lembar observasi aktivitas siswa
Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi siswa. Lembar
observasi aktivitas siswa digunakan untuk memperoleh informasi bagaimana
sikap siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pada lembar
observasi siswa, terdapat beberapa kegiatan yang akan diamati antara lain
mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, merespon pertanyaan
guru, aktif dalam diskusi kelompok, mempersentasikan/memberi tanggapan 24
hasil jawaban kelompok, mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan
sehari-hari, membuat kesimpulan, mencatat pekerjaan rumah/mengerjakan
kuis.
Berikut ini adalah lembar observasi aktivitas siswa pada penelitian ini.
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Hari/Tanggal : ………………………….
Waktu : ………………………….
Keterangan:
Beri skor 0 jika siswa tidak melakukan sesuai indikator.
Beri skor 1 jika siswa melakukan sesuai indikator.
No Kegiatan Rincian kegiatan Skor Catatan
1 Awal − Memperhatikan guru dan
menjawab pertanyaan
apersepsi.
− Membentuk kelompok.
2 Tahap
Kontruktivisme,
Inkuiri dan
Pemodelan
Berdiskusi kelompok untuk
mengamati dan memanipulasi
model kubus serta menentukan
sifat-sifat kubus sesuai petunjuk
LKS.
Tahap Bertanya Bertanya kepada guru mengenai
hasil pengamatan dari manipulasi
model kubus tentang sifat-sifat
kubus.
Tahap
Masyarakat
Belajar
− Perwakilan kelompok
melaporkan hasil diskusi
kelompok dalam
25
mengidentifikasi sifat-sifat
kubus di depan kelas.
− Kelompok yang tidak sedang
melaporkan menanggapi
dengan bertanya atau memberi
komentar.
Tahap
Pemodelan
Siswa menyimak guru yang
memperagakan cara yang benar
mengamati dan memanipulasi
model kubus dalam
mengidentifikasi sifat-sifat kubus.
Tahap Refleksi Siswa mengaitkan pembelajaran ke
kehidupan sehari-hari dengan cara
menyebutkan sifat-sifat kubus dan
menunjukannya pada benda yang
ada di kelas yang ternasuk bangun
kubus.
3 Akhir − Siswa menyimpulkan materi
dengan dibimbing oleh guru.
− Siswa mengerjakan tes akhir.
TOTAL SKOR
3. Angket
Angket minat yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket minat yang
sudah disediakan pilihan jawaban sehingga siswa hanya perlu memberi tanda
pada jawaban yang dipilih. Angket minat ini tidak mencantumkan identitas
siswa sehingga mereka lebih leluasa menjawab pertanyaan pada angket ini.
Angket minat ini terdiri dari 34 soal yang memuat 4 indikator yaitu:
a. kesukacitaan siswa dalam mengikuti pembelajaran, yaitu siswa senang
dalam mengikuti pembelajaran, kemauan siswa untuk belajar matematika,
kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran
26
b. ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran, yaitu kesegeraan siswa
dalam mengumpulkan tugas dan mengerjakan latihan soal yang diberikan
oleh guru
c. perhatian siswa pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, yaitu
memperhatikan penjelasan guru dan konsentrasi siswa dalam belajar
d. keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran, yaitu aktif dalam
pembelajaran matematika dan aktif berdiskusi dengan kelompoknya
Berikut ini adalah angket minat yang digunakan dalam penelitian ini.
Angket Minat
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = ragu-ragu
4 = setuju
5 = sangat setuju
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1Guru benar-benar mengetahui bagaimana membuat kami
menjadi antusias terhadap materi pelajaran.1 2 3 4 5
2Hal-hal yang saya pelajari dalam pembelajaran ini akan
bermanfaat bagi saya.1 2 3 4 5
3Saya yakin bahwa saya akan berhasil dalam
pembelajaran ini.1 2 3 4 5
4 Pembelajaran ini kurang menarik bagi saya. 1 2 3 4 5
5 Guru membuat materi pelajaran ini menjadi penting. 1 2 3 4 5
6Saya perlu beruntung agar mendapat nilai yang baik
dalam pembelajaran ini.1 2 3 4 5
7Saya harus bekerja sangat keras agar berhasil dalam
pembelajaran ini.1 2 3 4 5
8Saya tidak melihat bagaimana hubungan antara isi
pelajaran ini dengan sesuatu yang telah saya ketahui.1 2 3 4 5
9Guru membuat suasana menjadi tegang apabila
membangun sesuatu pengertian.1 2 3 4 5
10 Materi pembelajaran ini terlalu sulit bagi saya. 1 2 3 4 5
27
11Apakah saya akan berhasil/tidak berhasil dalam
pembelajaran ini, hal itu tergantung pada saya.1 2 3 4 5
12Saya merasa bahwa pembelajaran ini memberikan
banyak kepuasan kepada saya.1 2 3 4 5
13Dalam pembelajaran ini, saya mencoba menentukan
standar keberhasilan yang sempurna.1 2 3 4 5
14
Saya berpendapat bahwa nilai dan penghargaan lain yang
saya terima adalah adil jika dibandingkan dengan yang
diterima oleh siswa lain.
1 2 3 4 5
15Siswa di dalam pembelajaran ini tampak rasa ingin
tahunya terhadap materi pelajaran.1 2 3 4 5
16 Saya senang bekerja dalam pembelajaran ini. 1 2 3 4 5
17
Sulit untuk memprediksi berapa nilai yang akan
diberikan oleh guru untuk tugas-tugas yang diberikan
kepada saya.
1 2 3 4 5
18
Saya puas dengan evaluasi yang dilakukan oleh guru
dibandingkan dengan penilaian saya sendiri terhadap
kinerja saya.
1 2 3 4 5
19Saya merasa puas dengan apa yang saya peroleh dari
pembelajaran ini.1 2 3 4 5
20Isi pembelajaran ini sesuai dengan harapan dan tujuan
saya.1 2 3 4 5
21Guru melakukan hal-hal yang tidak lazim dan
menakjubkan yang menarik.1 2 3 4 5
22 Para siswa berperan aktif di dalam pembelajaran. 1 2 3 4 5
23Untuk mencapai tujuan saya, penting bagi saya untuk
berhasil dalam pembelajaran ini.1 2 3 4 5
24Guru menggunakan bermacam-macam teknik mengajar
yang menarik.1 2 3 4 5
25Saya tidak berpendapat bahwa saya akan memperoleh
banyak keuntungan dari pembelajaran ini.1 2 3 4 5
26 Saya sering melamun di dalam kelas. 1 2 3 4 5
28
27
Pada saat saya mengikuti pembelajaran ini, saya percaya
bahwa saya dapat berhasil jika saya berupaya cukup
keras.
1 2 3 4 5
28 Manfaat pribadi dari pembelajaran ini jelas bagi saya. 1 2 3 4 5
29
Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh pertanyaan
yang dikemukakan dan masalah yang diberikan guru
pada materi pembelajaran ini.
1 2 3 4 5
30
Saya berpendapat bahwa tingkat tantangan dalam
pembelajaran ini tepat, tidak terlalu gampang dan tidak
terlalu sulit.
1 2 3 4 5
31 Saya merasa agak kecewa dengan pembelajaran ini. 1 2 3 4 5
32
Saya merasa memperoleh cukup penghargaan terhadap
hasil kerja saya dalam pembelajaran ini, baik dalam
bentuk nilai, komentar, atau masukan lain.
1 2 3 4 5
33Jumlah tugas yang harus saya lakukan adalah memadai
untuk pembelajaran semacam ini.1 2 3 4 5
34Saya memperoleh masukan yang cukup untuk
mengetahui tingkat keberhasilan kinerja saya.1 2 3 4 5
Tabel 5 Penggolongan Pernyataan dalam Angket Minat Berdasarkan
Kriteria dan Kondisi
No Kondisi
Angket Minat
Nomor Pernyataan
Positif
Nomor Pernyataan
Negatif
1Perhatian
(attention)
1, 15, 21, 24, 29 4, 10, 26
2Relevansi
(relevance)
2, 5, 13, 20, 22, 23,
28
8, 25
3Percaya Diri
(confidence)
3, 6, 11, 27, 30 9, 17
4Kepuasan
(Satisfaction)
7, 12, 14, 16, 18, 19,
32, 33, 34
31
Minat siswa dibuat dengan ketentuan sebagai berikut.
29
Untuk pernyataan dengan kriteria positif:
1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, dan
5 = sangat setuju.
Untuk pernyataan dengan kriteria negatif:
1 = sangat setuju, 2 = setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = tidak setuju, dan
5 = sangat tidak setuju.
I.7. TEKNIK ANALISIS DATA
Pada tahap ini dilakukan analisa data hasil observasi, tes, dan angket yang
sudah dicapai dengan cara sebagai berikut.
1. Analisis data hasil observasi aktivitas guru
Aktivitas guru diamati dengan berpedoman pada lembar observasi aktivitas
guru. Penggolongan aktivitas kegiatan guru menggunakan kriteria sesuai
dengan Tabel 6 berikut.
Tabel 6 Kriteria Penggolongan Aktivitas Kegiatan Guru
Interval Kriteria
MI + 1,5 SDI ≤ MI + 3,0 SDI Sangat Baik
MI + 0,5 SDI < MI + 1,5 SDI Baik
MI - 0,5 SDI < MI + 0,5 SDI Cukup Baik
MI - 1,5 SDI < MI - 0,5 SDI Kurang Baik
MI – 3,0 SDI ≤ < MI - 1,5 SDI Sangat Kurang Baik
(dimodifikasi dari Koyan, 2012)Dengan,
= rata-rata skor aktivitas guru
MI = mean ideal = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
SDI = standar deviasi ideal = (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
Tiap item mempunyai skor maksimal 5 dan skor minimal 1 sehingga
skor tertinggi ideal adalah 145 dan skor terendah ideal adalah 29. Dengan
demikian perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal adalah sebagai
berikut.
MI = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
30
= (145 + 29)
= (174)
= 87
SDI = (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
= (145 - 29)
= (116)
= 19,33
Dengan demikian data mengenai aktivitas ditentukan dengan kriteria
yang dinyatakan dalam Tabel 7 berikut.
Tabel 7 Kriteria Penggolongan Aktivitas Guru yang Telah
Dimodifikasi dengan Lembar Observasi
Interval Kriteria
115,995 ≤ 145 Sangat Baik
96,665 < 115,995 Baik
77,335 < 96,665 Cukup Baik
58,005 < 77,335 Kurang Baik
29 ≤ < 58,005 Sangat Kurang Baik
2. Analisis data hasil observasi aktivitas siswa
Aktivitas siswa diamati dengan berpedoman pada lembar observasi
aktivitas siswa. Penggolongan aktivitas siswa menggunakan kriteria sesuai
dengan Tabel 8 berikut.
Tabel 8 Kriteria Penggolongan Aktivitas Siswa
Interval Kriteria
MI + 1,5 SDI ≤ MI + 3,0 SDI Sangat Baik
MI + 0,5 SDI < MI + 1,5 SDI Baik
MI - 0,5 SDI < MI + 0,5 SDI Cukup Baik
MI - 1,5 SDI < MI - 0,5 SDI Kurang Baik
MI – 3,0 SDI ≤ < MI - 1,5 SDI Sangat Kurang Baik
(dimodifikasi dari Koyan, 2012)31
Dengan,
= rata-rata skor aktivitas siswa
MI = mean ideal = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
SDI = standar deviasi ideal = (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 10
item. Tiap item mempunyai skor maksimal 1 dan skor minimal 0 sehingga
skor tertinggi ideal adalah 10 dan skor terendah ideal adalah 0. Dengan
demikian perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal adalah sebagai
berikut.
MI = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
= (10 + 0)
= (10)
= 5
SDI = (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
= (10 – 0)
= (10)
= 1,67
Dengan demikian data mengenai aktivitas siswa ditentukan dengan
kriteria yang dinyatakan dalam Tabel 9 berikut.
Tabel 9 Kriteria Penggolongan Aktivitas Siswa yang Telah
Dimodifikasi dengan Lembar Observasi
Interval Kriteria
7,505 ≤ 10 Sangat Baik
5,835 < 7,505 Baik
4,165 < 5,835 Cukup Baik
2,495 < 4,165 Kurang Baik
32
0 ≤ < 2,495 Sangat Kurang Baik
3. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup yang
disediakan 4 alternatif jawaban yaitu sangat sering, sering, jarang dan tidak
pernah. Siswa tinggal memilih jawaban sesuai dengan keadaan masing-masing.
Pada angket terdapat pernyataan positif dan negatif. Pemberian skor angket
berdasarkan ketentuan sebagai berikut.
a. Tabel 10 Pemberian Skor untuk Pernyataan Positif
Nomor soal Kriteria jawabanSkor yang
diberikanSkor maksimal
1 s.d. 34
Sangat Setuju 5
5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Jumlah skor maksimal 130
b. Tabel 11 Pemberian Skor untuk Pernyataan Negatif
Nomor soal Kriteria jawabanSkor yang
diberikanSkor maksimal
1 s.d. 34
Sangat Tidak Setuju 1
5
Tidak Setuju 2
Ragu-ragu 3
Setuju 4
Sangat Setuju 5
Jumlah skor maksimal 40
Penggolongan minat belajar matematika siswa menggunakan kriteria
sesuai dengan Tabel 12 berikut.
Tabel 12 Kriteria Penggolongan Minat Belajar Matematika
Interval Kriteria
MI + 1,5 SDI ≤ MI + 3,0 SDI Sangat Berminat
MI + 0,5 SDI < MI + 1,5 SDI Berminat
33
MI - 0,5 SDI < MI + 0,5 SDI Cukup Berminat
MI - 1,5 SDI < MI - 0,5 SDI Kurang Berminat
MI – 3,0 SDI ≤ < MI - 1,5 SDI Sangat Kurang Berminat
(dimodifikasi dari Koyan, 2012)
Dengan,
= rata-rata skor minat
MI = mean ideal = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
SDI = standar deviasi ideal = (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
Angket yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 34 item. Tiap
item mempunyai skor maksimal 5 dan skor minimal 1 sehingga skor tertinggi
ideal adalah 170 dan skor terendah ideal adalah 34. Dengan demikian
perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal adalah sebagai berikut.
MI = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
= (170 + 34)
= (204)
= 102
SDI = (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
= (170 - 34)
= (136)
= 22,67
Dengan demikian data mengenai minat belajar matematika siswa
ditentukan dengan kriteria yang dinyatakan dalam Tabel 13 berikut.
Tabel 13 Kriteria Penggolongan Minat Belajar Matematika Siswa
yang Telah Dimodifikasi dengan Skor Angket34
Interval Kriteria
136,005 ≤ 170 Sangat Berminat
113,335 < 136,005 Berminat
90,665 < 113,335 Cukup Berminat
67,995 < 90,665 Kurang Berminat
34 ≤ < 67,995 Sangat Kurang Berminat
I.8. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan dan minimal mampu
mencapai kategori baik.
2. Rata-rata skor aktivitas siswa mengalami peningkatan dan minimal
mampu mencapai kategori baik.
3. Rata-rata skor minat siswa mengalami peningkatan dan minimal mampu
mencapai kategori berminat.
DAFTAR PUSTAKA
35
http://forumgurunusantara.blogspot.com/2012/10/minat-belajar-siswa.html.
Diakses pada tanggal 7 Mei 2014.
http://tlc-learningcentre.blogspot.com/2013/06/pembelajaran-ctl-contextual-
teaching.html. Diakses pada 7 Mei 2014
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=cara+mengukur+peningkatan+minat+belajar+matematika
&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0CDcQFjAC&url=http
%3A%2F%2Frepository.library.uksw.edu%2Fbitstream%2Fhandle
%2F123456789%2F808%2FT1_292008042_BAB%2520III.pdf
%3Fsequence
%3D4&ei=iVxqU9OVOcW2uATO44HgCw&usg=AFQjCNEPXxsuETq
7mNze5dtWdIX1lrOicQ. Diakses pada tanggal 7 Mei 2014.
Koyan, I Wayan. 2012. Statistika Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
36