model-model proses perangkat lunakanitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/yulia... ·...
TRANSCRIPT
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
RPL
MODEL-MODEL PROSES PERANGKAT LUNAK
Pandangan umum tentang Rekayasa Perangkat Lunak Usaha yang berhubungan dengan Rekayasa Perangkat Lunak dapat dikategorikan ke dalam tiga fase umum dengan tanpa mempedulikan area aplikasi, ukuranproyek atau kompleksitasnya. Masing-masing fase akan memberi tekanan padapertanyaanpertanyaan yang sudah ditulis diatas : · Fase Definisi (Definition Phase) berfokus pada “apa” (what), dimana pada definisi ini pengembang perangkat lunak harus mengidentifikasi informasi apa yang akan diproses, fungsi dan unjuk kerja apa yang dibutuhkan, tingkah laku system seperti apa yang diharapkan, interface apa yang akan dibangun, batasan desain apa yang ada dan kriteria validasi apa yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sistem yang sukses. Kebutuhan (requirement) kunci dari sistem dan perangkat lunak yang didefinisikan. Metode yang diaplikasikan selama fase definisi berbeda, tergantung pada paradigma rekayasa perangkat lunak (atau kombinasi paradigma) yang diaplikasikan. · Fase Pengembangan (Development Phase) berfokus pada how (bagaimana), yaitu dimana selama masa pengembangan perangkat lunak, teknisi harus mendefinisikan bagaimana data dikonstruksikan, bagaimana detil prosedur akandiimplementasikan, bagaimana interface ditandai dll.
· Fase Pemeliharaan (Maintenance Phase) berfokus pada perubahan yang dihubungkan dengan koreksi kesalahan, penyesuaian yang dibutuhkan ketika lingkungan perangkat lunak berkembang, serta perubahan sehubungan dengan perkembangan yang disebabkan oleh perubahan kebutuhan pelanggan. 2. Fase Definisi : Proses Requirements Engineering Hasil dari fase requirements engineering terdokumentasi dalam requirements specification. Requirements specification berisi kesepakatan bersama tentang permasalahan yang ingin dipecahkan antara pengembang dan customer, danmerupakan titik start menuju proses berikutnya yaitu software design. Sistemisasi proseskesepakatan pengembang dan customer dalam requirements engineering dibagi dalam 3 prosesbesar yaitu: elicitation, specification, validation and verification.
page 1 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Requirements Elicitation Adalah proses mengumpulkan dan memahami requirements dari user. Kadang masalah yang muncul berakar dari masalah knowledge domain (perbedaan disiplinilmu yang dimiliki). Customer adalah expert pada domain yang softwarenya ingin dikembangkan (domain specialist) misal customer perbankan akan ahli dalambidang perbankan, dilain pihak sang pengembang (requirements analyst) adakalanyasama sekali buta terhadap knowledge domain tersebut, meskipun tentu memahami denganbenar bagaimana sebuah software harus dikembangkan. Masalah knowledge domaintersebut yang diharapkan bisa diatasi dengan adanya interaksi terus menerus dan berulang(iterasi) antara pengembang dan customer. Proses interaksi tersebut kemudian dimodelkan menjadi beberapa teknik dan metodologi diantaranya adalah interviewing,brainstorming, prototyping, use case, dsb. Requirements Specification Setelah masalah berhasil dipahami, pengembang mendeskripsikannya dalam bentuk dokumen spesifikasi dokumen. Spesifikasi ini berisi tentang fitur dan fungsiyang diinginkan oleh customer, dan sama sekali tidak membahas bagaimana metode pengembangannya. IEEE mengeluarkan standard untuk dokumen spesifikasiRequirements Specifications [IEEE-830]. Dokumen spesifikasi requirements bisaberisi functional requirements, performance requirements, external interface requirements, design constraints, maupun quality requirements. Requirements Validation and Verification Setelah spesifikasi requirements berhasil dibuat, perlu dilakukan dua usaha: • Validation (validasi), yaitu proses untuk memastikan bahwa requirements yang benar sudah ditulis • Verification (verifikasi), yaitu proses untuk memastikan bahwa requirements sudah ditulis dengan benar Proses validasi dan verifikasi ini melibatkan customer (user) sebagai pihak yang menilai dan memberi feedback berhubungan dengan requirements. Setelah melalui proses Requirement Engineering tentu saja masih panjang proses yang harus dilakukan pengembang sistem. Yaitu selanjutnya proses AnalisaSistem. Yang akan dijelaskan pada bab III. 3. Model Proses Perangkat Lunak Untuk menyelesaikan masalah yang nyata dalam suatu hal, perekayasa perangkat lunak harus menggabungkan strategi pengembangan yang melingkupi lapisanproses, metode dan alat-alat bantu serta fase-fase generik (akan dijelaskan pada bab
page 2 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
selanjutnya). Strategi yang dimaksud, sering diacukan sebagai model proses atau paradigmarekayasa perangkat lunak. Model proses untuk rekayasa perangkat lunak dipilih berdasarkansifat aplikasi dan proyeknya, metode dan alat-alat bantu yang akan dipakai. Pada bab ini selanjutnya akan didiskusikan bermacam-macam model proses yang berbeda pada perangkat lunak. Penting untuk diingat bahwa masing-masing modelsudah ditandai dengan cara tertentu sehingga diharapkan bisa membantu di dalamkontrol dan koordinasi dari proyek perangkat lunak yang nyata. Dengan demikian, pada intinya semua model menunjukkan karakteristiknya. 1. MODEL SEKUENSIAL LINIER (WATERFALL) Gambar berikut menggambarkan sekuensial linier untuk rekayasa perangkat lunak, yang sering disebut dengan siklus kehidupan klasik atau model air terjun. Requirements yang terkenal dengan nama IEEE Recommended Practice forSoftware analisis desain kode tes Pemodelan sistem informasi Gambar Model Sekuensial Linier (Waterfall Model) Sekuensial linier mengusulkan sebuah pendekatan kepada pengembanganperangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuansystem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian (tes), dan pemeliharaan. Berikut ini penjelasan yang bisa diberikan untuk masing-masing tahap : · Analisis kebutuhan perangkat lunak Proses pengumpulan kebutuhan difokuskan khususnya untuk perangkat lunak, perekayasa perangkat lunak (Analis) harus memahami domain permasalahan (problem domain), tingkah laku, unjuk kerja dan antarmuka (interface) yang diperlukan. Kebutuhan baik untuk sistem maupun perangkat lunak didokumentasikan dan dilihat lagi dengan pelanggan. · Desain Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda (struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Proses desain menerjemahkan syarat/kebutuhan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak yang dapat diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode (coding). Sebagaimana analisis, desain ini juga didokumentasikan. · Generasi kode Desain harus diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang bisa dibaca. Langkah pembuatan kode meliputi pekerjaan dalam langkah ini, dan dapat dilakukan secara mekanis. · Pengujian (Tes)
page 3 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Sekali kode dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus pada logika internal perangkat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan seudah diuji, dan pada eksternal fungsional, yaitu mengarahkan pengujian untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan. · Pemeliharaan Perangkat luna akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada pelanggan (perkecualian yang mungkin adalah perangkat lunak yang dilekatkan). Perubahan akan terjadi karena kesalahan-kesalahan karena perangkat lunak harus disesuaikan untuk mengakomodasi perubahan-perubahan di dalam lingkungan eksternalnya atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional atau unjuk kerja. Pemeliharaan perangkat lunak mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru lagi. 2. MODEL PROTOTIPE Model prototipe ini dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak, dan mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui. Mendengarkan Pelanggan Membangun Memperbaiki Market Uji Pelanggan- Mengendalikan Market Gambar. Model Prototipe
Secara ideal prototipe berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak. Prototipe bisa menjadi paradigma yang efektif bagi rekayasa perangkat lunak. Kuncinya adalah mendefinisikan aturan-aturan mainpada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang keduanya harus setuju bahwaprototype dibangun untuk berfungsi sebagai mekanisme pendefinisian kebutuhan. Prototype kemudian disingkirkan dan perangkat lunak actual direkayasa dengan tertujukepada kualitas dan kemampuan pemeliharaan. 3. MODEL RAD Rapid Application Development (RAD) adalah sebuah model proses perkembangan perangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yangsangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier dimana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan
page 4 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
pendekatan konstruksi berbasis komponen. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek (kira-kira 60-90 hari). Pendekatan RAD melingkupi fase-fase sebagai berikut : Pemodelan Bisnis. Aliran informasi diantara fungsi-fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? Informasi apa yang dimunculkan? Siapa yang memunculkannya? Kemana informasi itu pergi? Siapa yang memprosesnya? Pemodelan Data. Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase business modelling disaring kedalam serangkaian objek data yang dibutuhkanuntuk mendukung bisnis tersebut. Pemodelan Proses. Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data modelling ditransfirmasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi
sebuah fungsi bisnis. Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan kembali sebuah objek data. Pembentukan Aplikasi. RAD mengasumsikan pemakaian teknik generasi keempat. Selain menciptakan perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga yang konvensional, RAD lebih banyak memproses kerja untuk memakai lagi komponen program yang ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Pengujian dan Turnover. Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen program telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harusdilatih secara penuh. Pemodelan Bisnis Pemodelan Data Pemodelan Proses Pembentukan Aplikasi Pengujian dan Turnover 60-90 hari Pemodelan Bisnis Pemodelan Data Pemodelan Proses
page 5 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Pembentukan Aplikasi Pengujian dan Turnover Pemodelan Bisnis Pemodelan Data Pemodelan Proses Pembentukan Aplikasi Pengujian dan Turnover Tim # 2 Tim # 3 Gambar. Model RAD (Rapid Application Development) 4. MODEL SPIRAL Model spiral (spiral model) yang pada awalnya diusulkan oleh Boehm adalah model proses perangkat lunak yang evolusioner yang merangkai sifat iteratif dariprototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari model sekuensial linier. Di dalam model spiral, perangkat lunak dikembangkan di dalam suatu deretan pertambahan.
Selama awal iterasi, rilis inkremental bisa merupakan sebuah model atau prototipe kertas. Selama iterasi berikutnya, sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistemrekayasa yang lebih lengkap. Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, disebut juga wilayah tugas, diantara tiga sampai enam wilayah tugas : · Komunikasi pelanggan, tugas-tugas yang dibutuhkan utnuk membangun komunikasi yang efektif diantara pengembang dan pelanggan. · Perencanaan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumbersumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan. · Analisis resiko, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko, baik manajemen maupun teknis. · Perekayasaan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut. · Konstruksi dan peluncuran, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang (instal) dan memberikan pelayanan kepada pemakai (contohnya pelatihan dan dokumentasi). · Evaluasi pelanggan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi perangkat lunak, yang dibuat selama masa perekayasaan, dan diimplementasikan selama
page 6 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
pemasangan. Concept Development New Application Application Development Application Enhancement Maintenance Reenginee ring Evaluasi Pelanggan Konstruksi dan Peluncuran Rekayasa Analisis Resiko Perencanaan Komunikasi Pelanggan Gambar. Model Spiral Model spiral menjadi sebuah pendekatan yang realistis bagi perkembangan system dan perangkat lunak skala besar. Karena perangkat lunak terus bekerja selama proses bergerak, pengembang dan pemakai memahami dan bereaksi lebih baik terhadap resiko dari setiap tingkat evolusi. Model spiral menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko. Tetapi yang lebih penting lagi, model spiral memungkinkan pengembang menggunakan pendekatan prototipepada setiap keadaan di dalam evolusi produk. Model spiral menjaga pendekatan langkah demi langkah secara sistematik seperti yang diusulkan oleh siklus kehidupanklasik, tetapi memasukkannya ke dalam kerangka kerja iterative yang secara realistis merefleksikan dunia nyata.
CSCW ;;Computer Supported Cooperation Worked (11)
Membahas faktor-faktor organisasi yang mempengaruhi system groupware.
Komunikasi face-to-face Bentuk komunikasi yang primitif (dalam hubungannya dengan teknologi).Mekanisme komunikasinya paling canggih. Yang perlu diingat dari komunikasi iniadalah tidak hanya meliputi percakapan dan pendengaran, tapi juga menggunakanbahasa tubuh dan tatapan mata. Ada beberapa fenomena yang mempengaruhipenggunaan computer-mediated communication.
page 7 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Transfer effects and Personal space Dalam komunikasi face-to-face, setiap orang cenderung mempertahankan jaraktertentu dengan lawan bicaranya. Jarak tepatnya bergantung pada konteks tingkatkeramaian, semakin tinggi keramaian orang akan semakin dekat untuk didengar.Dalam ruang yang ramai, orang akan mendekatkan kepalanya untuk berbicara danmengembalikan posisi jarak. Arah juga penting.
Konsep personal space berbeda untuk setiap negara/budaya. Masalah personalspace dapat timbul apabila percakapan dilakukan melalui video links.
Kontak dan tatapan mata Dalam berkomunikasi, kontak mata memberikan beberapa petunjuk, a.l. perasaantertarik/bosan, otoritas/power, kehadiran sosial, dll. Kontak mata langsung yangsporadic penting dalam percakapan dan kehadiran social. Orang yang tidak maumelakukan kontak mata kemungkinan menyembunyikan sesuatu. Normalnya,petunjuk ini akan hilang jika tidak ada kontak visual, misalnya pada koneksi video.Tetapi video-tunnel memungkinkan kontak mata bahkan seluruh ekspresi wajah.
Gerak isyarat dan bahasa tubuh Dalam berkomunikasi, kita menggunakan tangan (gerak isyarat) untuk menunjuksesuatu. Sayangnya, koneksi video tidak cukup dalam membaca keseluruhan gerakan yangada. Beberapa system groupware mencoba mengatasi hal tersebut denganmenggunakan group pointer, icon yang dikontrol mouse yang dapat digunakanuntuk menunjuk pada layar yang berbagi (pada share work surfaces). Group pointerdigunakan pada groupware remote, juga pada groupware synchronous co-locatedseperti meeting room. Jika partisipan berada dalama ruang yang sama, keberadaanperalatan elektronik dapat mempengaruhi bahasa tubuh yang digunakan dalamkomunikasi face-to-face yang normal. Atensi yang difokuskan pada keyboard danlayar dapat mengurangi kesempatan kontak mata. Monitor yang besar akanmenutupi pandangan tubuh partisipan satu sama lain, mengurangi kemampuaninterpretasi gerak isyarat dan posisi tubuh. Banyak computer-supported meetingroom menempatkan monitor pada meja sehingga partisipan dapat saling melihatdengan jelas.
Back channel
page 8 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Percakapan merupakan deretan dari ucapan/ ucapan/ ucapan/ ungkapan. Amengatakan sesuatu, B mengatakan sesuatu kemudian kembali ke A. Proses inidisebut turn-taking dan merupakan struktur yang mendasar dari percakapan.Setiap ucapan/ ucapan/ ucapan/ ungkapan merupakan hasil dari negosiasi dan interaksi.
Response dari pendengar berupa gerakan tubuh disebut back channel. Denganadanya back channel, pembicara merasa bahwa pendengar cukup memahamipembicaraan. Back channel melakukan respon dengan menggunakan channelsensor. Beberapa masalah berkaitan dengan back channel yang mungkin timbuldalam komunikasi video, misalnya komunikasi video cenderung banyak menyorotikepala dan bahu, sehingga kehilangan beberapa gerak tubuh dan isyarat. Layaryang besar cenderung mengurangi detail sehingga mungkin kehilangan beberapainformasi yang diperlukan. Audio links (mis. telepon) hanya memiliki verbal backchannel. Meskipun kita banyak kehilangan back channel, orang masih percayadengan media dan komunikasi masa dirasa efektif.
Komunikasi berbasis teks, misalnya dalam konferensi elektronik, biasanya tidakmemiliki back channel. Setiap konfirmasi harus diberikan secara eksplisit padaucapan/ ucapan/ ucapan/ ungkapan pendengar selanjutnya. Tetapi akan membingungkan dalammenganalisa ucapan/ ucapan/ ucapan/ ungkapan sederhana yang tidak sesuaidengan ucapan/ ucapan/ ucapan/ ungkapan dalam percakapan.
Turn-taking Turn-taking adalah proses dimana peran dari pembicara dan pendengar bertukartempat. Dalam proses turn-taking, back channel biasanya merupakan bagian yang penting. Terjadinya proses turn-taking, a.l. karena: Pembicara menawarkan kesempatankepada pendengar secara eksplisit, mis. mengajukan pertanyaan. Pembicara memberikan gap singkat dalam pembicaraan. Gap turn-offering membentuk bagian pusat dalam memperoleh responback-channel dan dalam negosiasi turn-taking. Bentuk pemberian gap daripembicara terutama berhubungan dengan audio channel.
Masalah yang cukup serius dalam kaitan dengan pemberian gap timbul dalam
page 9 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
komunikasi jarak jauh (komunikasi berbasis satelit) karena keterlambatan waktu.Untuk mentrasmisikan sebuah sinyal, harus dinaikkan ke satelit dan kemudiandikembalikan ke bumi. Satelit stasiun bumi berada pada ketinggian sekitar Akan100.000 km di atas bumi – seperempat jarak ke bulan. Gelombang radiomembutuhkan 700 milidetik untuk menuju satelit dan kembali lagi. Waktu inibersama2 dengan penundaan proses di bumi dan di satelit membutuhkan sekitar 2detik sehingga terjadi gap sekitar 4 detik antara satu partisipan berkata sesuatudan ketika menunggu respon partisipan lainnya.
Percakapan Banyak analisis percakapan difokuskan pada percakapan antara 2 orang, tetapi iniberkaitan dengan ‘social chat dan ada beberapa pemahaman sosiologi danpsikologi dari percakapan yang diperlukan.
Ada tiga manfaat dari teori percakapan dalam CSCW : 1. dapat digunakan untukmenganalisa catatan (transkrip), misalnya dalam konferensi elektronik. Ini akanmembantu memahami seberapa baik partisipan menyalin dengan komunikasielektronik. 2. digunakan sebagai petunjuk untuk keputusan desain. Pemahaman percakapannormal antar manusia menghindari kesalahan besar dalam perancangan mediaelektronik. 3. dapat digunakan untuk mengarahkan desain, menstrukturkan sistem denganteori.
Struktur percakapan dasar Struktur percakapan yang paling dasar adalah turn-taking. Pada tingkat yang lebihtinggi, struktur percakapan dapat dilihat sebagai urutan giliran, biasanyapergantian di antara partisipan. Percakapan dalam setiap giliran disebut denganucapan/ ucapan/ ucapan/ ungkapan. Sering sekelompok ucapan/ ucapan/ ucapan/ ungkapan dari percakapandibuat ke dalam pasangan : pertanyaan dan jawaban, pernyataan dan persetujuan.Ada yang mengatakan bahwa pasangan ini tidak saja struktur dasar daripercakapan tetapi struktur yang fundamental.
Konteks Setiap ucapan dan fragmen dari percakapan sangat tergantung pada konteks yangdigunakan untuk menghilangkan ambiguitas dari ucapan.
page 10 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Ada 2 tipe konteks dalam percakapan : 1. konteks internal, tergantung pada ucapan sebelumnya. 2. konteks eksternal, tergantung pada lingkungan.
Meskipun percakapan yang lengkap merupakan context-dependent, kontekseksternal yang berimplikasi terhadap perancangan sistem dan pengumpulan datamenjadi penting. Dari pengumpulan data, anotasi transkrip dengan gerak isyarat,tatap mata dan detail lingkungan juga penting. Pada pengumpulan data untuksistem groupware, memiliki record yang sinkron dari percakapan partisipan (audio,video atau basis teks) dengan peralatan elektroniknya juga menjadi penting. Kitaperlu mengetahui apa yang partisipan ketahui dari layarnya agar dapatditerjemahkan ke partisipan lainnya. Jika partisipan memiliki pandangan yangberbeda pada waktu yang sama, percakapan perlu dibreakdown, dimana satu partisipanmembuat ucapan berdasarkan layarnya dan partisipan lainnya melihatnya berbedapada layar lainnya. Bentuk khusus dari context-dependent adalah deictic reference, dengan adanyapenunjukkan jari (pointed finger), konteks eksternal akan terlihat jelas. Percakapansebenarnya yang lebih dari kata yang ditulis adalah indexical. Dalam pengucapanpercakapan, dihubungkan dengan gerak isyarat atau tatap mata untuk kontekseksternal.
Satu konsekuensi dari menggunakan konteks dalam percakapan adalah ungkapanyang difragmen secara natural.
Topics, focus and forms of utterance Percakapan merupakan context-dependent. Partisipan perlu memiliki focus yangsama, disebut focus eksternal – obyek adalah nyata untuk partisipan dan juga benaruntuk focus internal pada percakapan.
Secara umum, topic mengacu percakapan. Identifikasi topic dan penunjukkanucapan bersifat subyektif dan akan digunakan beberapa level kategori topic. Caralain untuk mengklasifikasikan ucapan adalah dari relasi-relasinya ke tugas. Secaraekstrim, ucapan kemungkinan tidak relevan sama sekali. Melihat pada percakapanyang task-related, pengucapan diklasifikasikan dalam 3 jenis : Substantive relevanlangsung dengan pembuatan topic Annotative penunjukkan klarifikasi, elaborasi, dllProcedural membicarakan tentang proses kolaborasi itu sendiri.
page 11 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Ucapan procedural berhubungan dengan struktur dari kolaborasi itu sendiri, atautentang teknologi yang mendukung kolaborasi. Ini biasanya berhubungan denganbreakdown dimana teknologi dipaksakan ada pada komunikasi.
Breakdown And Repair Breakdown dalam komunikasi terjadi apabila terdapat perbedaan fokus daripembicara dan pendengar. Breakdown ini dapat diperbaiki dengan pertanyaan atauucapan dari pembicara/pendengar yang dapat menimbulkan fokus dialog yangsama. Selain frekuensi breakdown dalam percakapan normal, komunikasi biasanyatidak berpengaruh karena repair-perbaikan yang sangat efisien. Redudansi,frekuensi dari turn-taking, back-channel, semua berkontribusi terhadap deteksibreakdown dan perbaikannya yang sangat cepat. Komunikasi elektronik sering mengurangi redudansi (pada single channel),mengurangi frekuensi turn-taking dan mengurangi back-channel. Constructing a shared understanding Arti yang tepat dari konteks menjadi penting dan bahasa yang dibentuk digunakanuntuk mengurangi abiguitas. Sebuah buku diusahakan menggunakan bahasa yangambiguitasnya sedikit dan hanya merupakan pengetahuan-pengetahuan umum.
Perbedaan utama antara buku dan percakapan adalah bahwa percakapan bersifatinteraktif. Pengetahuan yang shared digunakan pada buku adalah statis, dimana dalampercakapan bersifat dinamis, seperti bertambahnya pengetahuan partisipan satusama lain dan seperti berpindahnya focus dari topic ke topic lainnya.
Saat partisipan berada dalam percakapan, mereka dapat berasal dari latarbelakang yang berbeda2 dan membawa pengetahuan yang berbeda. Meskipundemikian, mereka para partisipan hanya mencari pemahaman yang sama-umum(common ground) dalam hal tugas. Percakapan yang dilakukan tidak hanya saling bertukar informasi tentang tugas,tetapi juga melibatkan pengujian yang kontinyu dan pemeriksaan silang (crosschecking) dari pemahaman partisipan yang lain.
Pemahaman umum-common ground selalu parsial, jadi setiap ungkapan/ ucapanakan memiliki pengertian yang berbeda bagi pembicara dan pendengar. Dalampercakapan, lawan bicara sering tidak mau berbagi pengetahuan. Dan kita tahubahwa lawan bicara berusaha untuk menginterpretasikan ucapan. Ada 2 prinsipuntuk ucapan, yaitu relevan dan helpful. Relevan di sini berarti ucapan harus sesuai
page 12 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
dengan topic saat itu. Helpful berarti bahwa ucapan harus dapat dimengerti olehpendengar dan tidak ada ambigu dari pemahaman pendengar.
Percakapan bersifat aktivitas social, berdasarkan pemahaman bersama yangdibangun, dan berdasarkan model partisipan yang lain. Juga bergantung padainteraksi yang kontinyu untuk memperbaiki kesalahan interpretasi danmengkonfirmasi pemahaman.
Speech Act Theory Speech act theory berpengaruh dan kontroversi dalam CSCW. Tidak hanya teknikanalitik tetapi digunakan juga sebagai acuan untuk perancangan sistem komersial,Coordinator misalnya yang merupakan sistem email terstruktur.
Premis dasarnya adalah bahwa ucapan/ ungkapan dapat dikarakterkan dengan apayang dilakukan. Jika ‘saya lapar’, ini menunjukkan arti proporsional bahwa memangkita merasa lapar. Bergantung pada siapa yang berbicara dan kepada siapa,keinginan pernyataan untuk meminta aksi pendengar.
Beberapa percakapan/ pengucapan menyebabkan perubahan pada apa yang telahdiucapkannya. Misalnya pada pengucapan penghulu yang menikahkan. Pengucapanyang dilakukan mengubah keadaan. Perilaku dasar ini disebut dengan ‘illocutionarypoints’. Pengucapan individu berkontribusi pula ke percakapan. Struktur dasar daripercakapan dapat dilihat kemudian sebagai instant dari percakapan umum.,misalnya percakapan untuk aksi-conversation for action (CfA). Ada beberapapercakapan umum lainnya seperti CfA, yaitu : Percakapan untuk klarifikasi biasanya dimasukkan dalam CfA untuk mengklarifikasiaksi yang diminta. Percakapan untuk kemungkinan melihat aksi selanjutnya. Percakapan untuk orientasi membangun suatu aksi selanjutnya.
CfA merupakan bentuk percakapan yang meluas dan dibangun dengan baik.Percakapan yang kreatif memiliki bentuk struktur yang lebih sedikit.
page 13 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Komunikasi Berbasis Teks Dalam groupware yang asynchronous (dan beberapa sistem synchronous), bentukkomunikasi langsung yang dominan adalah berbasis teks. Komunikasi berbasis teksumum dikenal orang, mereka akan menulis dan menerima surat. Tetapi bentuk daritulisan surat dan komunikasi yang face-to-face sangat berbeda. Komunikasiberbasis teks dalam sistem groupware seperti tiruan dari percakapan, sehinggaterdapat beberapa masalah dalam mengadaptasi antara 2 media.
Ada 4 tipe komunikasi tekstual dalam groupware: discrete; pesan langsung sepertidalam email linear; pesan partisipan ditambahkan pada akhir dari transkrip-catatantunggal non-linear; saat pesan dihubungkan ke yang lainnya dalam modelhypertext spatial; dimana pesan diatur dalam permukaan dua dimensi.
Back channel and affective state Banyak koordinasi dari percakapan face-to-face bergantung pada back-channel daninterpretasi dari ekspresi pendengar. Dengan hilangnya back channel, nada suaraserta bahasa tubuh pembicara menjadi hilang pula. Ini yang disebut dengan kondisiemosional-affective state pembicara dan illocutionary force dari pesan. Beberapadiantaranya adalah :
- wajah tertawa, senang
- wajah sedih, marah
- wajah mengedip, humor
Orang lebih menyukai menggunakan bahasa di email dibandingkan denganpercakapan face-to-face. Selain itu mereka ada jarak secara emosional dengan teksdari percakapannya dan memiliki percakapan yang meluas setiap waktu. Jugamereka tidak perlu mengekspresikan keadaan emosinya dengan perilaku.
Grounding Constraint
page 14 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Adalah sifat dari channel dimana para pembicara berkomunikasi, meliputi:cotemporality; ucapan didengar segera setelah diucapkan simultaneity; partisipandapat mengirim dan menerima pada waktu yang bersamaan sequence;ucapan-ucapan diurutkan.
Dalam sistem berbasis teks, partisipan yang berbeda dapat menyusun secarasimultan, tapi kurang cotemporality. Meskipun pesan muncul setelah dihasilkan,pesan tersebut tidak dapat dibaca secara real time. Pesan hanya dapatdisampaikan kalau lengkap meskipun tertunda dengan komunikasi jaringan yanglambat.
Turn Taking Selain breakdown, two-party dari interaksi berbasis teks melaporkan keseluruhanprotocol turn-taking, yang menunjukkan banyak struktur dari percakapan normaltermasuk adjacency pairs-pasangan bertetangga. Ketika ada 3 atau lebihpartisipan, turn taking dan struktur adjacency pair mulai diturunkan-breakdownsecara lengkap.
Pada pasangan partisipan, turn taking mudah, satu orang berkata sesuatu,kemudian orang berikutnya. Masalahnya adalah dalam menentukan kapanpertukaran terjadi. Dengan 3 atau lebih partisipan, turn taking akan lebih komplekslagi. Mereka harus menentukan siapa yang memiliki giliran selanjutnya. Inidiselesaikan dengan kelompok face-to-face dalam beberapa cara. Pertama,percakapan untuk sesaat difokuskan pada dua orang, dimana terjadi turn-takingantara 2-party. Kedua, pembicara secara khusus menentukan partisipan lainnyasetelah ucapan diselesaikan, dengan posisi tubuh secara implicit atau “bagaimanamenurut anda, A ?” secara eksplisit. Terakhir, pembicaraan selanjutnya dibiarkanterbuka, tetapi channel audio yang comtemporality memungkinkan partisipan lainmelaksanakan gilirannya.
Dalam percakapan berbasis teks yang tidak terstruktur, tidak adanya back channelmenyulitkan pendengar lain untuk menginterupsi percakapan. Beberapa sistemmenggunakan mekanisme yang terstruktur yaitu protocol round-robin (setiappartisipan berbicara menurut gilirannya) atau berada dalam antrian dari permintaangiliran.
page 15 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Konteks dan deixis Ungkapan sangat ambigu dan hanya berarti terhadap konteks eksternal, state darisekitarnya, dan konteks internal, state percakapan. Ini menjadi masalah dalamkomunikasi berbasis teks. Partisipan yang tidak hadir menyulitkan dalampenggunaan konteks eksternal bagi ungkapan yang tidak ambigu.
Apa pun arti komunikasi langsung, partisipan remote memiliki kesulitan dalammenggunakan referensi deictic. Jika tampilannya tidak WYSIWIS maka mereka harusmemastikan partisipan lainnya mencakup objek yang direferensi dan deskripsi tidakambigu. Partisipan yang asinkron memiliki masalah dengan deixis yaitu tidakadanya kesempatan bagi partisipan lain untuk menjelaskan referensi. Objek yangdireferensikan oleh pesan diubah saat seseorang datang membacanya. Grouppointer bukan opsinya, tetapi menggunakan metode menghubungkan percakapanke konteks dapat dilakukan, baik dengan menyimpan di objek sebagai anotasi ataumemiliki hubungan hypertext antara percakapan dan objek.
Beberapa masalah terjadi juga dalam mereferensikan deictic ke konteks internal.Dalam percakapan, konteks dihubungkan ke urutan linier dan bertetangga. Dalamtranskrip teks linier, overlap memotong urutan percakapan sehingga masalahterjadi pada mengindekskan dan pada konteksnya.
Banyak sistem email dan bulletin board tidak memperhatikan urutan dan kontekske pesan. User menyalin pesan sebelumnya saat membalas. Sistem berbasis hyperteks tidakmenggunakan urutan dari transkrip linier ini.
Pace And Granularity Dalam percakapan, pengembalian sering hanya beberapa 10 menit-an lamanya.Pada konfirmasi minor dan back channel, pace lebih cepat lagi, pengembalian ataurespon back channel setiap beberapa detik. Pace-tahapan email sangat lambat.Misalkan pada sebuah pesan yang dibuat dan dikirimkan, penerima membaca ataumendengar pesatn dan membuat dan mengirimkan jawaban. Pace dari percakapanadalah rerata dari deretan pesan yang terhubung dan terjawab. Ini berkebalikandengan granularity. Untuk mendapatkan beberapa informasi, kita harusmengirimkan lebih setiap pesannya. Dengan mengurangi pace percakapan akanmengurangi inter aktivitas. Sejalan dengan menurunkan klarifikasi ungkapanindividu, inter aktivitas menjadi penting dalam menentukan arah pembicaraan,percakapan seperti dalam permainan, dimana partisipan dapat melakukan
page 16 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
perpindahan.
Dalam sistem berbasis hyperteks, dapat diperluas dengan beberapa cabang daripohon percakapan, tetapi pada perkataan atau transkrip teks linier, percakapanmengikuti satu cabang. Media apa pun yang digunakan, tidak dapat menurunkanpohon dengan lebih cepat dibandingkan pada pace percakapan. Untuk mengatasiketerbatasan ini, orang mengadopsi beberapa strategi salinan.
Strategi salinan pertama adalah multiplexing. Pembicara melakukan pembicaraansecara parallel, setiap pesan untuk beberapa topic. Pada pohon percakapan,strategi ini turun ke beberapa cabang sekaligus. Strategi kedua adalahmeningkatkan ukuran dari potongan pesan yaitu eagerness-keinginan. Pada pohonpercakapan, strategi ini merupakan kedalaman dari strategi pertama. Partisipanmenuruni satu cabang untuk memperkirakan respon partisipan lain. Tetapi strategieagerness ini memiliki banyak kekurangannya.
Linear text vs. Hypertext Komunikasi berbasis hyperteks lebih baik dari media komunikasi berbasis teks. Berkurangnya langkah dari percakapan berbasis teks berarti bahwa partisipandipaksa untuk meningkatkan granulity pesan. Ini dapat diatasi dengan pesanmultiplexing, sehingga mengurangi breakdown dan hilangnya topic. Jika pesannyaadalah mini-hypertext maka eager messages membuat beberapa kemungkinan aksiyang dieskplisitkan oleh pesan. Kekurangannya adalah bahwa hypertext (yang statis pun) sulit untukdinavigasikan.
Kerja Kelompok Perilaku kelompok lebih kompleks terutama apabila kita memperhatikan hubungansosial yang dinamis selama bekerja dalam kelompok.
Dinamika kelompok Peran dan hubungan di dalam kelompok dapat berubah secara dramatis dalamsuatu kurun waktu saat melaksanakan suatu pekerjaan. Nama peran seseorangdapat menimbulkan masalah, mis. seorang disebut penulis buku tapi sebenarnya iahanya memberikan ide dan komentar tapi tidak menulis satu kata pun.
page 17 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Anggota dan struktur kelompok juga dapat berubah setiap saat. Dengan keluar ataumasuknya anggota dalam kelompok dapat mengubah perilaku kelompok. Anggotakelompok yang baru memiliki masalah khusus dalam beradaptasi dengan budayakelompok. Sistem groupware, misal tool argumentasi, dapat membantu dengancara mencatat sejarah dari kelompok. Perancang groupware harus menyadaribahwa anggota baru dapat masuk dalam kelompok dan mendesain software sesuaidengan kelompok. Kelompok dapat dibagi dalam beberapa sub-kelompok yang bekerja secara mandiri dan kemudian membagikanhasilnya kepada sub-kelompok lainnya.
Layout Fisik Orientasi peralatan komputer dapat mempengaruhi kerja kelompok. Semuapartisipan harus bisa saling melihat satu sama lain. Pada ruangan pertemuanelektronik : Manajer tidak harus duduk di depan karena layar yang di depan dapatdikontrol dari semua terminal Manajer lebih baik duduk di belakang sehingga mereka bisa mengamati parapeserta tanpa harus melepaskan pandangan dari layar Shared screen
Kognisi Terdistribusi Berpikir tidak hanya terjadi di dalam kepala, tetapi juga dalam hubungan eksternaldengan benda-benda di dunia dan dengan orang lain. Pandangan ini disebut kognisiterdistribusi. Kognisi terdistribusi memiliki pengaruh besar pada cara melihat kerja kelompokbahkan kerja individual. Dalam hal ini perlu adanya mediating representation, yangmerupakan alat komunikasi antara kelompok dan perwujudan nyata daripengetahuan kelompok serta membentuk pengetahuan kelompok yang baru,misalnya gambar pada papan tulis. Komunikasi tidak hanya tentang memperoleh pengetahuan dari kepala satu orangke kepala lainnya, tetapi tentang pembuat kelompok pengetahuan baru.
Kita tidak perlu memahami proses kognisi setiap individu untuk merancangkelompok yang efektif. Dalam perancangan groupware yang efektif, desainer perlumemusatkan analisisnya pada situasi kelompok saat itu dan merancang groupwarepada representasi eksternal yang dapat digunakan oleh seluruh partisipan.
Studi Eksperimental Kompleksitas dari komunikasi manusia-manusia dan kerja kelompok membuatstudi eksperimental dari kelompok dan groupware menjadi lebih sulit dibandingkan
page 18 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
dengan eksperimen single-user.
Misalkan kita akan mengevaluasi aplikasi yang digunakan bersama-sama dengankoneksi video antar partisipan. Kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul adalah :Membutuhkan subyek yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama dibandingkaneksperimen terhadap sistem single-user. Sulit memilih tugas yang tepat, karena tipe tugasnya yang akan diuji sangatbervariasi. Pengumpulan datanya membutuhkan perlengkapan video dan log yang banyak,yang mungkin tersebar di beberapa tempat. Pada tahap analisis, perbedaan statistik sangat ekstrim. Analisis dapat dilakukandengan metode kuantitatif dan kualitatif.
Studi Lapangan Banyak pendapat yang mengatakan bahwa kerja kelompok hanya dapat dipelajaridalam situasi kerja yang sebenarnya. Sesuai dengan ide kognisi terdistribusi,tindakan nyata adalah tindakan berdasarkan situasi, tergantung pada interaksidengan benda dan manusia pada tempat kerja. Pendekatan yang paling sesuaidengan CSCW adalah ethnography, yaitu didasarkan pada pencatatan yang detailtentang interaksi antara manusia dan interaksi antara manusia denganlingkungannya.
Faktor-faktor Organisasi Faktor organisasi cukup berpengaruh terhadap dukungan dan relevansi dari sistemgroupware pada khususnya, dan teknologi informasi pada umumnya. Beberapa faktor organisasi yang berpengaruh adalah:
Siapa yang diuntungkan ? Sering terjadi ketidakseimbangan antara mereka yang mendapatkan keuntungandengan mereka yang melaksanakan pekerjaan. Dalam sistem groupware,seharusnya ada tingkat simetri, yaitu apabila seseorang harus bekerja untuk sistem, ia harus memperolehkeuntungan dari sistem tersebut. Pada sistem kalender bersama-shared calendar,selain meningkatkan interface user secara personal, juga keuntungan dalammenggunakan sistem online untuk merencanakan waktu seseorang selainmenggunakan kertas. Jika orang menggunakan organizer elektronik perludipertimbangkan untuk diintegrasikan ke sistem.
page 19 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Masalah Free-Rider Sumbangan dari setiap partisipan tidak sama, ada yang hanya memberikansumbangan yang sedikit (free-rider), dan mereka mengambil keuntungan dari kerjaanggota kelompok yang lain. Free rider mudah meningkat jumlahnya, sulit untukmembuat sama sehingga perlu ada suatu mekanisme seperti kontribusiround-robin, setiap orang mengkontribusikan sesuatu sekecil/ sependek apa pun).
Critical Mass Dalam kaitan dengan biaya/ keuntungan, semakin sedikit pemakai semakin kecilkeuntungan dibanding biaya.
keuntungan pemakaian
biaya pemakaian
jumlahpemakai
critical mass
Setiap sistem groupware yang baru harus dirancang agar memiliki keuntunganyang lebih besar daripada biaya meskipun pemakainya sedikit, misalnya padasistem email.
Kerja Sama Atau Konflik ? Orang-orang dalam organisasi atau kelompok sering memiliki tujuan yang konflikdan pertemuan merupakan salah satu jalan untuk menyelesaikan konflik tersebut.Yang perlu diperhatikan sebelum menginstal sistem komputer adalah mengidentifikasikanstakeholder yang akan terpengaruh oleh sistem tersebut.
page 20 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Mengubah Struktur Kekuasaan Garis kekuasaan dan informasi dalam suatu organisasi cenderung mengalir ke atasdan ke bawah melalui manajemen garis. Media komunikasi yang baru mungkinmengacaukan struktur manajerial yang formal, mis. sistem email. Teknologi sebisamungkin sesuai dengan struktur organisasi dan sosial yang ada.
Pekerja Yang Tidak Kelihatan Kemajuan dalam telekomunikasi memungkinkan adanya tele-working dari rumahsehingga membuat pekerja jarang terlihat oleh manajemen.
Mengevaluasi Keuntungan Keuntungan dari groupware, terutama email atau electronic conferencing,berhubungan dengan kepuasan kerja atau aliran informasi. Video-wall diharapkanmembantu kontak sosial di dalam organisasi. Meskipun sistem groupware dinilaibermanfaat, tapi sulit untuk mengukur keuntungannya karena menyebar di seluruhorganisasi.
Latihan Untuk lebih memahami kerja dalam kelompok, lakukan kegiatan berikut ini:Lakukan survey di suatu kantor dimana beberapa orang bekerja bersama. Catat sedetail mungkin apa yang mereka kerjakan dan kapan. Lakukan kegiatan ini dengan beberapa fokus, al.: • Fokus pada komunikasi interpersonal secara langsung • Fokus pada benda yang digunakan bersama, mis. dokumen • Fokus pada satu pekerja pada satu waktu Pada saat pengumpulan dataperhatikan hambatan atau salah pengertian yang mungkin terjadi dalamkomunikasi, serta komunikasi yang implisit dengan obyek. Perhatikan juga tugas tertentu dalam suatu periode waktu tertentu, dan catatjumlah interupsi yang terjadi saat pekerja melaksanakan tugas tersebut, ataubagaimana suatu tugas dilaksanakan oleh beberapa orang.
Buatlah suatu catatan lengkap mengenai hal tersebut dan buatlah suatu analisasingkat berdasarkan teori yang sudah dijelaskan.
GROUPWARE
page 21 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Pengenalan
Computer-supported cooperative work (CSCW) merupakan suatu group user yaitubagaimana cara merancang suatu system yang digunakan untuk membantupekerjaan sebagai suatu group dan bagaimana memahami dampak dari suatuteknologi pada pola pekerjaan mereka. HCI berasal dari ilmu psychology-computingsedangkan CSCW
bersumbu pada sociology-computing. CSCW merupakan suatu system komputeryang mendukung pekerjaan sebagai suatu group yang dikenal dengan istilahgroupware.
System groupware
Groupware dapat diklasifikasi dalam beberapa cara, salah satunya adalah dimanadan kapan seseorang peserta mengikuti kerja kelompok. Hal ini dapat diringkasdalam matriks time/space
Different place
Face-to-face
Same time
Telephone
conversation
page 22 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Different
Post-it-note
Letter
time
Dimensi space dapat juga suatu dimensi secara geografis dan dibagi dalamco-located (tempat yang sama) dan remote (tempat yang berbeda). Contoh e-maildan video conferencing yang bekerja pada jarak yang jauh.
Sumbu time dibagi menjadi system synchronous dan asynchronous. Contoh teleponmerupakan komunikasi remote synchronous dan post-it notes merupakan suatuasynchronous co-located.
Gambar di bawah ini menunjukkan suatu cooperative work yang mendukungpembahasan : o Computer-mediated
communication
Mendukung komunikasi antar partisipan
o Meeting and decision support systems
Menangkap pemahaman secara umum
page 23 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
o Shared application and artifacts
Mendukun interaksi partisipan dengan berbagi pekerjaan UNDERSTANDING
DIRECT
PARTICIPANTS
P
P
COMMUNICATION
CONTROL AND
FEEDBACK
ARTEFACTS OF
WORK
A
page 24 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Terminology cooperation work berarti ada 2 atau lebih partisipan, P. Partisipan iniberhubungan satu sama lain dalam pekerjaan, dan juga berinteraksi denganbermacam tool dan produk. Beberapa diantaranya adalah berbagi secara fisik,tetapi dengan maksud untuk tujuan kerja bersama, ini yang disebut sebagaiartefact, A. Para partisipan saling bekerja sama dinotasikan dengan arah panah,bisa dengan berbicara (speech) atau surat, atau komunikasi langsung bisa dalamhal kategori pada matriks time/ space sebelumnya. Bagian dari tujuan komunikasiadalah untuk mendapatkan pemahaman umum dari tugas yang berhubungan.Pemahaman ini diimplisitkan dalam percakapan atau dalam diagram atau tekssecara eksplisit. Untuk beberapa pekerjaan seperti penelitian dan aspekmanajemen, membangun pemahaman dan ide merupakan tugas utama.Jika bukanini, partisipan berinteraksi dengan tool dan objek kerja untuk melaksanakanpekerjaannya. Ini ditunjukkan dengan anak panah antar partisipan dan artefact ofwork. Panah ini menunjukkan dua aliran informasi : control dari partisipan keartefact, dan feedback dari artefact ke partisipan.
Computer-Mediated Communication (CMC)
Secara implicit dalam istilah groupware dan CSCW dimana terdapat dua atau lebihpartisipan dan mereka berkomunikasi satu sama lain. Kadang kala komunikasi yangbaik tidak cukup – mereka harus dapat berkomunikasi untuk bekerja sama tentangpekerjaan mereka. Peningkatan komunikasi mungkin membantu masalah ini tetapitidak terlalu diperlukan.
Email dan Bulletin Board
System groupware yang paling sederhana dan popular. Hal yang perlu diperhatikandalam mengirim email :
• Preparation, menuliskan pesan pada komputer, mungkin menambahkan subyekpesan yang akan dikirim.
• Dispatch, menginstruksikan program email untuk mengirim pesan.
page 25 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
• Delivery, pada beberapa waktu kemudian mungkin perlu beberapa detik padaemail di system LAN, perlu beberapa jam atau hari pada system gateway yanglambat maka email akan sampai pada alamat yang dituju.
• Notification, jika penerima email menggunakan komputer maka akanmenampilkan pesan terdapat email yang ditujukan kepadanya atau komputer akanmembunyikan beep sebagai tanda terdapat email.
• Receipt, penerima membaca email menggunakan program email yang mungkinlain dari pengirim.
Tahapan ini dapat berbeda dari tool ke tool tetapi serupa.
Contoh pesan email yang sederhana
To : janet,abowd
From : alan
Subject : HCI book
How are your chapters getting on?
Could one of you meet me over lunch?
page 26 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
I’m having trouble using the minipage environment doing illustrations of emailmessages.
Secara teori dalam sudut pandang user, mekanisme pengiriman e-mail tidak perlumenjadi masalah yang perlu diperhatikan hanya penggunaan telepon. Mekanismepengiriman e-mail membutuhkan delay dalam pengirimannya dan masalah ini tidakdapat diperkirakan dan sangat tergantung pada tingkat penggunaan komputeryang digunakan sebagai relay suatuy pesan.
Dalam email yang sederhana hanya ada satu penerima. Banyak system email jugamemiliki setting penerima lebih dari satu, selain penerima langsung (To:field), jugamereka yang menerima kopinya (Cc:). Sering user diseting dalam daftar distribusiyang berisi nama group dari sekelompok user yang sering mengirim e-mail. Dalamsystem ini pesan yang dikirimkan dialamatkan ke dalam suatu bulletin board ataunewsgroup. Perbedaan utama antara email dan konferensi elektronik terdapat padainterface-nya, terutama untuk partisipan. Pertama, keragaman dalam mengontroldaftar distribusi. Beberapa daftar distribusi email bersifat privat ke pengirim, yaitupengirim dapat banyak jumlahnya dan diketahui secara pasti siapa saja. Padadaftar distribusi bersifat bersama yaitu adanya penambahan dan perubahan yangdilakukan oleh system administrator. Pada bulletin board atau system news,penerima yang menentukan group news mana yang akan didaftar.
Meskipun email antara lokasi membutuhkan waktu dalam ukuran menit atau hariuntuk sampai, e-mail yang berbasiskan LAN dalam satu lokasi hanya membutuhkanbeberapa detik. Untuk itu dimungkinkan adanya percakapan email. Khususinterface email tidak dirancang untuk perubahan ini, tetapi relative mudah untukmemliki urutan perubahan, misalnya setiap menit. Banyak system computerberbentuk komunikasi berbasis teks yang synchronous. Contoh : talk dalam systemoperasi unix atau phone pada mesin VAX. Pada system ini, layar terbagi ke dalam 2bagian dan ketika kita mengetikkan sesuatu di bagian layar bawah, teman kita adadi layar atas, teman kita dapat melihat apa yang diketikkan oleh kita.
Sistem Pesan Terstruktur
Masalah yang umum yang biasa terjadi pada system email dan konferensielektronik adalah overload. Masalah ini terjadi jika daftar peserta semakin panjang
page 27 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
akan menyebabkan pesan email yang diterima juga menjadi besar. Hal ini dapatdicegah dengan adanya suatu newsgroup yang hanya punya beberapa kontributoryang aktif dan banyak pembaca meskipun belum memecahkan permasalahan.Beberapa bentuk system pesan terstruktur telah dikembangkan seperti InformationLens, suatu filter yang membagi pesan yang datang dalam beberapa kategoriseperti kepentingan atau subyek masalah. Dalam pengiriman email terdapatbeberapa field diantaranya : To, From, Subject. System pesan terstruktur memilikitambahan field, domain khusus, diantaranya dengan Time, Place, Speaker dan Title.
Type : seminar announcement
To : all
From : Alan Dix
Subject : departemantal-seminar
Time : 2:15 Wednesday
Place : D014
Speaker : W.T. Pooh
Title : The Honey Pot
Text : Recent research on socially constructed Meaning has focused on the image ofthe
page 28 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Honey Pot and its dialetic interpretation
Within an encultured hermeneutic.
This talk…
Field-field tersebut membuat pesan lebih seperti record basis data khusus.Penerima dapat menyaring mail yang dating dengan query seperti basis data.
Video Konferensi dan Komunikasi
Ide pembuatan system ini yang berkomunikasi secara bertatapan langsung denganmedia video dapat terwujud dengan dikenalnya system berbasiskan ISDN. ISDN iniyang mengubah hubungan kabel dengan koneksi digital. ISDN mempunyaibandwidth yang besar (64 kbaud) dalam koneksi telepon digital. Sistem ini tersediauntuk koneksi LAN antara komputer dengan koneksi video secara real-time.
Penggunaan video digunakan untuk : video conference, peningkatan socialkomunikasi dan video terintegrasi dengan aplikasi lain. Semua ini dalam bentukfasilitas synchronous remote.
Video conference dalam CSCW tidak menggunakan komputer, meskipun komputerdan telekomunikasi mempunyai hubungan yang luas dan khusus dalam area CSCW.Sistem ini dihubungkan menggunakan jalur komunikasi khusus yang menggunakansarana satelit sebagai penghubungnya.
page 29 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Satu kekurangan sistem ini adalah keterbatasan pengambilan kamera video, sepertiukuran dan kualitas pengambilan gambar. Kita perlu menentukan apakah yang maudiambil, kepala dan bahu saja, keseluruhan badan, atau kepala sampai kaki.
Dalam system ini hal yang paling sulit didapat yakni eye contact. Masalah ini sangatpenting dalam normal pembicaraan antar peserta. Cara untuk mengatasi masalahini dengan menggunakan teknik video-tunnel. Sebuah half-silvered mirrordigunakan sehingga kamera dapat melihat user jika ada di tangah layar.
C
mirror
camera
monitor
half-silvered
mirror
Video Tunnel
Meeting and Decision Support systems
page 30 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Dalam suatu perbincangan, peserta harus membentuk kesamaan pemahamantentang tugas yang dikerjakan dan membangun ide. Yang perlu didiskusikan adalahpekerjaan yang kita lakukan dan ide pendukung apa untuk pekerjaan tersebut. Halyang perlu didiskusikan yakni suatu system dimana membangun dan merekam idemenjadi suatu focus yang utama, ada 3
tipe yaitu :
• Argumentation
tools
Merekam semua argumentasi pada saat pengambilan dan mendukung secaraprinsip team perancangan asynchronous co-located.
• Meeting
rooms
Mendukung face-to-face groups (synchronous co-located) dalam brainstorming danmanagement meeting.
• Shared drawing surfaces
Dapat digunakan untuk perancangan meeting secara synchronous remote.
page 31 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Argumentation tools
Termasuk dalam system groupware yang asynchronous co-located. Bagian pentinglain dari CSCW adalah ketika suatu argumen perancangan digunakan untukmengkomunikasikan keputusan diantara kelompok perancang. Komunikasi inidalam bentuk dua arah dimana perancang dapat menambah argumen perancangandan melihat masing-masing kontribusi.
Argumentation support tool terkadang mirip struktur hypertext dan memungkinkandigunakan untuk mendukung merancang secara team semudah merancang secaraperorangan.
Tool yang canggih mempunyai fasilitas untuk dapat digunakan oleh beberapaperancang dalam waktu yang simultan. Tool ini harus memiliki mekanisme untukmenghentikan interferensi pekerjaan perancang yang berlainan, ini disebut dengancontrol konkurensi. Satu node harus dikunci yaitu ketika satu partisipan memulaiuntuk mengedit node, tidak boleh ada partisipan lain mengedit atau mengupdatenode yang sama. Sebagai tambahan mekanisme penguncian, ada mekanismenotifikasi, yaitu suatu mekanisme yang memberitahu partisipan node yang manayang sedang diedit. Contoh yang baik dari argumentation tool adalah Issue BasedInformation System (IBIS).
Meeting Rooms
Suatu ruang pertemuan yang dirancang menggunakan peralatan komputer untukpertemuan face-to-face. Layout umumnya terdiri dari layar lebar, atau papanelektronik di salah satu dinding ruang, dengan kursi dan meja yang diatur sehinggasemua partisipan dapat melihat
ke layar tersebut. Rancangan ruang ini dapat berbentuk U atau C yang diaturmengelilingi layar monitor dan masing-masing peserta mempunyai masing-masingmonitor.
page 32 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
System ini mendukung beberapa bentuk pekerjaan seperti penggunaan terminalsecara pribadi dan sub group pada kegiatan tele-conferencing atau email. Systemini beroperasi dengan mode dimana semua layar peserta dan layar pada terminalpusat mempunyai tampilan yang sama. Hal ini dikenal dengan istilah WYSIWIS(what you see is what I see).
Masalah pada system ini adalah jika beberapa peserta memutuskan untuk menulispada waktu yang bersamaan sehingga system yang berbeda mengadopsi kebijakancontrol ruang (floor control policy) untuk menentukan partisipan mana dapatmenulis saat itu. Kebijakan yang paling sederhana adalah menggunakan locking.Jika seorang partisipan ingin menulis ke layar, ia akan menekan satu kunci atau klikpada tombol di layar untuk meminta ruang.
Jika tidak ada yang menggunakan, ia dapat melanjutkan dengan mengetik padalayar atau menggambar diagram jika didukung dengan tool grafik. Jika sudahselesai, ia dapat melepaskan ruang tersebut dengan menggunakan kunci lain ataupemilihan mouse. Jika ternyata ada peserta lain yang menggunakan ruang tersebut,ia harus menunggu hingga ruang dilepaskan.
Shared Work Surface
Idenya adalah mengubah menggunakan software yang sama yang berjalan padasatu meeting room, yang bekerja di beberapa tempat. Yaitu mengambil softwaremeeting room yang synchronous co-located dan menggunakannya pada meetingsynchronous remote.
Untuk membuat efek whiteboard lebih nyata, beberapa system diatur sehinggapara partisipan dapat menulis secara langsung ke layar besar. Tulisan ini akandifilmkan dengan kamera atau di capture secara digital dengan menggunakan layaryang sensitive.Tampilan tulisan satu partisipan akan ditampilkan ke layar pesertayang lain.
Variasi yang lain dari shared work surface ini adalah dengan membuat partisipanmenulis pada suatu kertas pada masing-masing desktop dan difilmkan dari atas.
page 33 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Gambar dari masing-masing peserta akan digabungkan dan ditampilkan padamasing-masing layar di area kerja partisipan. Para partisipan dapat saling melihatdan mengintegrasikan pekerjaannya melalui layar tersebut.
Shared Application and Artefacts
Beberapa system ini mempunyai kesamaan dalam teknologi seperti pada sharedwork surface tetapi system lebih difokuskan pada pekerjaan.
Shared Pcs And Shared Window System
Difokuskan pada pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama. Ide system iniadalah membuat beberapa komputer seolah-olah menjadi satu kesatuan. Apapunyang ditulis akan terlihat pada setiap terminal. Hal ini mirip pada meeting roomtetapi tidak pada layar besar.
Pada meeting room terdapat shared drawing surface sedangkan pada sharedPChanya program yang berjalan. Software yang berbagi memantau keystrokes danpergerakan mouse dan mengirimkannya ke semua computer sehingga sistemnyaberperilaku sama, sehingga hanya ada satu keyboard dan satu mouse.
Shared window system serupa tetapi tidak keseluruhan layar, window individu yangberbagi.
Ketika user bekerja dengan window yang tidak berbagi, system berperilaku normal,tetapi ketika user memilih shared window, sistem mengintervensi.
page 34 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Kedua fasilitas ini dapat digunakan ada ruang yang sama, dimana sistem adalahsynchronous co-located, tetapi dapat pula menjadi synchronous remote jikadigabungkan dengan koneksi telepon atau video.
Mempunyai dua kegunaan yakni :
o Focus pada dokumen yang sedang dalam proses, contoh jika peserta sedangmenggunakan program spreadsheet secara bersama untuk memecahkan persoalankeuangan.
o Untuk technical support, contoh jika kita sedang mengalami kesulitan pada suatuaplikasi kemudian menelepon local technical guru yang akan terhubung dengankomputer kita, memeriksa dan memberikan saran perbaikannya.
Shared Editors
Editor ini dapat berbentuk text maupun grafik yang bekerja sama, yaitu yang salingberbagi.
Ini ditandai dengan adanya beberapa insertion point, atau protocol penguncianyang lebih baik untuk perilaku editor. Software yang digunakan dalam meetingroom dapat dianggap berupa shared editor dan banyak isu lain serupa tetapi tujuandari shared editor adalah menggabungkan dokumen yang normal. Seperti sharedPCdan window, user diharapkan mempunyai pemahaman komunikasi yang sama, baikkomunikasi secara face to face (co-located), saluran audio dan video atausekurangnya pada komunikasi secara tekstual.
Co-Authoring System
page 35 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Shared text editing merupakan kegiatan yang memerlukan waktu yang pendek,terjadi dalam rentang waktu paling lama beberapa jam. Co-authoring memerlukanwaktu yang lebih lama, dalam minggu atau bulan. Shared editing merupakan suatubentuk kerja yang synchronous sedangkan co-authoring merupakan bentukasynchronous yang besar yang terkadang dalam periode tertentu melakukankegiatan yang synchronous. Kegiatannya mungkin melibatkan shared editing tetapijika benar, ini juga merupakan satu dari kegiatannya. Dalam kegiatannya mungkinseorang pengarang bekerja sama membuat suatu perencanaan, membagi kerjadiantara mereka, kemudian saling memberi komentar mengenai pekerjaannya.Pada kenyataannya hal ini hanya merupakan suatu scenario dan bila salah satuhasilnya konsisten terhadap sejumlah studi individu dan kolaborasi penulisan, makasetiap orang dan setiap group akan berbeda.
Co-authoring system harus memiliki beberapa concurrency control untuk membagiwaktu ketika dua peserta berusaha mengedit teks yang sama dalam waktu yangsama.
Shared Diaries
Ide dari system ini adalah sederhana yakni setiap orang menggunakan sharedelectronic diary, hal ini berlaku sama jika menggunakan personal komputer danpocket organizers. Jika ada seseorang ingin mengatur pertemuan maka systemakan mencari diaries semua orang untuk menemukan waktu yang kosong.
Communication Through The Artefact
Dalam empat system yakni shared PCs and windows, shared editors, co-authoringsystems and shared diaries – focus terjadi pada artefact dimana partisipan bekerja.Mereka bertindak pada artifacts dan berkomunikasi dengan yang lain tentangartifacts.
Frameworks for Groupware
page 36 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Terdapat beberapa frameworks untuk dapat memahami aturan dari groupware.Satu diantaranya digunakan sebagai mekanisme yang dapat membantu dalamdiskusi tentang groupware. Sebagai tambahan terdapat beberapa aplikasitambahan untuk membantu merancang struktur dari system yang baru.
Time/Space Matrix And Synchronous Working
Co-located
Remote
Meeting rooms
Video conferences, video-wall,
etc
Synchronous
Shared work surfaces and editors
Shared PCs and windows
page 37 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Argumentation tools
and
electronic
asynchronous
conferences
Co-authoring systems, shared calendars
Matriks ini menjadi bahasa yang umum digunakan pada lingkungan CSCW dandapat digunakan selama perancangan sebagai salah satu keputusan awal untukinteraksi yang akan dirancang. Perancangan ruang untuk interaksi synchronoussangat berbeda dengan asynchronous.
Perbedaan antara sistem email dan kebanyakan sistem co-authoring adalah bahwaco-authoring memiliki basis data tunggal yang berbagi. Jadi ketika partisipanbekerja sama mereka mengetahui bahwa mereka bekerja sama dan bergantungpada penggunaan penguncian, perubahan masing2 dapat terlihat. Perbedaan yangbaik adalah dengan melihat data store dan mengklasifikasikan sistem sebagaitersinkronisasi yaitu jika ada koneksi computer yang real-time atau tidaktersinkronisasi.
Untuk sistem yang tidak sinkron, ada sedikit perbedaan pada saat partisipan
page 38 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
beroperasi pada waktu yang sama. Lokasi juga tidak terlalu penting. (sistemco-located yang tidak sinkron dimungkinkan pada 2 buah computer dalam saturuangan yang tidak terhubung, dimana up date secara berkala dilakukan melaluitransfer disket).
Pada sistem yang sinkron, waktu penggunaan yang sebenarnya menjadi penting.Jika partisipan beroperasi pada waktu yang sama (akses konkuren), interaksi yangreal time dapat terlihat pada meeting room (co-located) atau video conferences(remote).
Alternatifnya, sistem melindungi user dari kerja pada waktu yang sama, denganrentang penguncian yang cukup besar, menjadi bekerja yang tidak konkurentersinkron. Karena partisipan dibuat untuk menggunakan sistem secara bergantian,ini disebut dengan akses berseri.
Sistem co-author memiliki penguncian yang baik sehingga partisipan dapatmenggunakan sistem pada saat yang sama maupun berlainan. Sehinggan aksessinkron yang berseri maupun konkuren dimungkinkan.
Tabel berikut menempatkan system groupware ke dalam perbaikan matriks. Matriksini tidak luas lagi digunakan tetapi masih akurat untuk menempatkan perancanganyang berprospek.
Ini dapat dipertimbangkan jika sistem dirancang untuk user dengan computermobile atau computer rumah. Ini tidak terhubung sama sekali ke pusat computer,kecuali dengan koneksi langsung yang dibuat, transfer disket atau dial-up modem.Sistem groupware yang ada yang mendukung user seperti ini adalah email dansistem message, dan Liveware. Liveware adalah satu-satunya sistem groupwareyang dirancang untuk kerjasama yang tidak sinkron.
Co-located
page 39 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
remote
(a) Concurrent
Meeting rooms
Video conferences, video-
synchronized
wall,etc
Shared work surfaces and editors
Shared PCs and windows
(a/b) mixed
Co-authoring systems, shared calendars
(b) serial
Argumentation tools
page 40 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
(c) unsynchronized
Email and structured messages
Electronic conferences
Shared Information
Konferensi elektronik dan shared workspaces berbagi informasi untuk komunikasi,dimana dokumen dibagi bersama untuk tujuan pekerjaan.
Granularity
System groupware yang telah dibahas berbeda sebagai suatu granularity yangsharing, dalam pengertian sebagai ukuran potongan suatu obyek dan kekerapanuntuk memperbaharui.
Pada ukuran potongan obyek, beberapa sistem beroperasi baik, mengijinkanpartisipan mengedit kalimat yang sama, bahkan kata yang sama dalam kalimat.Pada sistem file yang berbagi, memiliki penguncian sehingga hanya satu user yangdapat mengedit file pada waktu yang sama. Granularity di sini adalah dokumen.Mayoritas dari sistem groupware khususnya argumentation dan co-authoring toolberoperasi di antaranya.
Pada dimensi waktu, sistem dapat menunjukkan update-an partisipan ke partisipanyang lain dengan segera (hitungan detik) atau ketika user selesai mengeditpotongan. Ukuran potongan yang baik membutuhkan update-an yang baik juga.
page 41 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
IMK – GROUPWARE
13 dari 23
Dalam gambar tersebut terdapat perbedaan ukuran pilihan seperti : a) Sharededitors
b) Co-authoring systems seperti Quilt
c) Network file system with locking
d) Meeting system with floor holder
Levels Of Sharing
Merupakan system yang secara eksplisit digunakan pada groupware tetapi sangatumum digunakan pada shared database. Sebagai contoh dua orang yang mungkinmelihat bagian dari suatu database yang sama tetapi satu orang melihatnya dalambentuk grafik dan yang lain melihatnya dalam bentuk tabular, maka dapat dilihatdalam tiga level (tingkatan) seperti pada gambar di bawah ini :
Group pointer mungkin dimiliki oleh peserta yang “cursor” nya tidak terlihat danada empat level dari input sharing yakni :
page 42 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Single insertion point
• Shared virtual keyboard
Multiple insertion points
• Other participants visible
• Group
pointer
• No
visibility
Ada koneksi yang antara 2 level sharing ini. Sistem anotasi dokumen memilikiinsertion point yang terpisah tetapi view yang berbagi. Setiap user dapat memilihuntuk menaik-turunkan view dokumen, tetapi akan menaik-turunkan semua user.
Types Of Object
Jenis dari suatu object atau data yang saling bekerja sama mempunyai efek darisuatu system bersama-“share”. Hal yang menjadi penting dalam kasus yangunsynchronized atau bahaya seperti ketika dua peserta sedang memperbaharuidata secara simultan dan mengalami kebingungan untuk menentukan yang mana
page 43 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
yang datang terlebih dahulu.
Pada teks dalam editor bersama, partisipan dalam menambah, mengedit ataumenghapus teks dimana pun dalam dokumen. Dikhawatirkan jika terjadiinterferensi yaitu satu partisipan menghapus teks dimana partisipan lain sedangmelakukan pengeditan. Pada transkrip teks linier yang dihasilkan dari sistemkonferensi elektronik, transkrip bersifat monotonic yaitu hanya satu yang dapatditambahkan, tidak bisa dihapus, dan kontribusi penambahan selalu dilakukan diakhir. Ini yang memudahkan penanganan update menjadi lebih mudah. Setiapwaktu partisipan melengkapi kontribusi, penambahan dilakukan di akhir. Transkripteks ini bersifat diurutkan, yang cocok dengan groupware yang sinkron.
Pada hyperteks bersama, dengan tidak ada pengeditan dan penghapusan, hanyapenambahan node baru. Ini tidak hanya monotonic tetapi juga tidak terurut.Kontribusi distrukturkan secara eksplisit oleh link antar node, bukan berdasarkanurutan kejadian.
Model ini memiliki property penambahan yang lemah yaitu semua kontribusi barudibiarkan berada pada hyperteks sehingga akan menjadi banyak. Struktur datamonotonic yang tidak terurut cocok untuk groupware yang tidak sinkron, initerdapat pada beberapa sistem konferensi elektronik.
Whiteboard berbagi-shared whiteboard tanpa penghapus juga monotonic dan tidakterstruktur, tetapi ukuran tampilan yang terbatas tidak membuat layak untuk skalakonferensi
yang besar. Propertinya berguna ketika mengimplementasikan sistem seperti itu.Yang perlu diperhatikan dalam mengsinkronkan sistem adalah jika seorangpartisipan menggunakan penghapus. Keuntungan lainnya adalah bahwa partisipandapat menggunakan kedekatan dengan menunjukkan keterhubungan danmemisahkan area untuk tujuan yang berbeda.
Partisipan dapat membuat strukturnya sendiri.
page 44 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Integrating Communication And Work
System ini didukung oleh komputer yang mempunyai beberapa bagian-arcs seperti: Direct communication supported by email, electronic conferences and videoconnections.
Common understanding supported by argumentation tools, meeting rooms andshared worksurfaces.
Control and feedback from shared artefacts supported by shared PCs andwindows, shared editors, co-authoring systems and shared diaries.
understanding
direct communication
P
P
deixis
control and
feedback
page 45 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
feedthrough
A
Deixis. Partisipan perlu mengacu ke item pada layar bersama, tetapi tidak bisamenggunakan jari2nya untuk menunjuk. Secara umum, komunikasi langsungtentang tugas akan mengacu ke artefact yang digunakan sebagai bagian daritugas.
Feedthrough. Manipulasi yang dilakukan oleh satu orang partisipan dalam dilihatoleh partisipan yang lain. Komunikasi melalui artefact antar partisipan menjadipenting.
Secara umum, pengujian hasil groupware adalah seberapa baikkah ia mendukungkeseluruhan kerja kooperatif. Contoh lain dari sistem adalah seberapa dekatintegrasi komunikasi langsung dan berbagi artefact adalah co-authoring (Quilt).
Sistem groupware tidak perlu mengotomasikan setiap aspek komunikasi danberbagi kerja, tetapi perlu terbuka dalam mendukung keseluruhan kerja kooperatif.Misalnya barcode yang memiliki standar internasional. Barcode adalah bentukdeixis yang terkomputerisasi.
Implementing Synchronous Groupware
Sistem groupware mengalami masalah pada implementasi sistem yang sinkron danlebih sulit dibandingkan sistem yang single-user. Misalnya dalam menangani updatedari beberapa user seperti tidak mendapatkan struktur data internal atau layar useryang berantakan. Belum lagi ditambah dengan bandwidth yang terbatas danpenundaan dari jaringan yang digunakan untuk menghubungkan computer danasumsi single-user dalam membangun tool grafik.
page 46 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Feedback And Network Delays
Untuk memasukkan teks penundaan yang lebih besar dapat diterima sepertimelakukan pengetikkan tanpa respon (umpan balik) dari layar. Pada gambar akanmemerlukan waktu respon yang lebih cepat dibandingkan dengan teks. Sistemgroupware biasanya melibatkan beberapa computer yang terhubung melaluijaringan. Jika loop umpan balik mencakup transmisi melalui jaringan, akan sulitmencapai waktu respon yang dapat diterima. Untuk melihat apa yang tejadi bilauser menuliskan sebuah karakter : 1.
Aplikasi user mengambil kejadian-event dari window manajer 2.
user memanggil system operasi…..
3.
Yang mengirimkan pesan melalui jaringan, sering melalui serangkaian tingkatanprotocol.
4.
Pesan akan diterima oleh system operasi pada remote machine, 5.
Yang memberikan remote application untuk memproses.
6-8. Mengulangi proses yang sama pada langkah (2-4) 9.
page 47 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Umpan balik akan diberikan pada layar user.
Proses ini membutuhkan 2 pesan jaringan dan 4 pengubahan konteks antara sistemoperasi dan program aplikasi dalam komunikasi normal antara manajer window danaplikasi.
Meskipun hanya dalam waktu minimum dan factor-faktor lain membuat gambaranmenjadi buruk. Protocol jaringan dengan handshaking dapat menambah jumlahpesan jaringan minimal empat (2 pesan ditambah handshakes). Jika aplikasiberjalan pada mesin multi-tasking, perlu menunggu beberapa saat atau akandibuang. Lalu lintas jaringan tidak mungkin hanya antara dua computer : dalammeeting room perlu banyak workstation.
Arsitektur Groupware
Terdapat dua major arsitektur alternatif untuk groupware yakni centralized(client-server architecture) dan replicated dengan beberapa variasi dari keduabentuk tadi.
. . .
user 1
user 2
user n
client 1
page 48 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
client 2
client n
. . .
server
Gambar client-server architecture
Dalam arsitektur terpusat atau arsitektur client-server, setiap workstation partisipanmemiliki program minimal (client) yang menangani layar dan menerima inputpartisipan. Dalam aplikasi sebenarnya dijalankan oleh server yang bekerja padacomputer pusat dan menangani semua data aplikasi. Arsitektur ini adalah yangpaling sederhana untuk implementasi dengan beberapa front-end.
Pada arsitektur master-slave, server bekerja pada salah satu workstation user danmemasukkan client, yaitu user yang pertama meminta aplikasi bersama. Mastermenjadi gabungan server-client dan slave menjadi client. User dari master akanmemilki respon yang cepat dibandingkan dengan user lainnya.
Pada arsitektur replikasi, masing2 workstation user menjalankan salinan aplikasi.Salinan ini berkomunikasi dengan yang lain dan berusaha membuat strukturdatanya konsisten dengan yang lain. Setiap replikasi menangani respon usernyamasing2 dan harus juga mengupdate layar dalam merespon pesan dari replikasilainnya. Arsitektur ini sulit untuk deprogram.
Solusi standar nya adalah dengan adanya rollback dari satu replica ke replica yanglain dan mengeksekusi ulang perintah. Jika hasil telah ditampilkan di layar usermaka dianggap gagal
page 49 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
– algoritma komputasi standar sering gagal untuk groupware. Keuntunganutamanya adalah dalam umpan balik local.
Shared Windows Architectures
Sistem ini mempunyai kesamaan dengan arsitektur groupware secara umum tetapimempunyai beberapa feature tambahan. Gambar di bawah ini merupakan aplikasipada single user yang normal yang berinteraksi melalui window manager (misalnyaX) sepeti terlihat pada gambar di bawah ini. Manajer window bersama bekerjadengan menangkap panggilan-call antara aplikasi dan X.
Ketika aplikasi mengirimkan panggilan grafik ke X, ia akan masuk ke potongan-stubaplikasi khusus. Ini kemudian melewatkan call grafik ke stub user pada setiapworkstation partisipan.
Salinan dari X akan tereksekusi pada setiap workstation dan stub user akanmelewatkan call grafik ke salinan local X.
user
X
Xevents
Xlib calls
page 50 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
application
Single user application
Secara sama maka keystroke pengguna dan beberapa tindakan menyebabkan Xmelewati stub user dan kemudian melalui stub applikasi ke aplikasi.
user 1
user 2
user n
. . .
x
x
x
Xevents
Xlib calls
page 51 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
user
user
user
stub 1
stub 2
stub n
. . .
application
stub
Xevents
Xlib calls
application
page 52 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Shared window architecture
Feedthrough And Network Traffic
Telah didiskusikan bahwa feedback bagi user sangat diperlukan untuk mengetahuitindakan yang telah dilakukan dan melihat bahwa replikasi atau replikasi sebagiandapat menyelesaikannya. Hal ini sangat penting juga dilakukan adalah mengetahuifeedthrough yang merefleksikan tindakan seorang user pada layar user yang lainsehingga dapat mengurangi trafik suatu jaringan.
Graphical Toolkits
Sebelumnya telah dibahas beberapa widget yang ditemukan pada graphics toolkitatau window manager seperti menu, tombol-button, dialogue box serta text dangraphic region.
Semuanya ini berguna untuk membuat interface single user dan salah satunyamenggunakan komponen yang sama untuk membentuk system groupware.
Beberapa widget dapat menangani control aplikasi. Misalnya pada menu pop-upberikut : sel = do_pop_up(‘new”,”open”,”save”,”exit”,0); Secara fundamentalfungsionalitas dari widget toolkit tidak mencukupi untuk groupware.
Robustness And Scaleability
page 53 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Jika kita membuat aplikasi berbagi untuk pengujian suatu ide, atau untuk digunakandalam eksperimen, maka kita dapat membuat asumsi-asumsi, misalnya jumlahpartisipan yang tetap. Masalah yang timbul jika suatu system yang akan digunakanuntuk pengujian selanjutnya atau untuk produksi secara komersial, maka standarketeknikan harus lebih tinggi. Ada 4 sumber masalah yang potensial, yakni :
• Kesalahan pada jaringan, workstation atau system operasi
• Kesalahan memprogram shared application
• Urutan kegiatan yang tak terduga seperti race condition
• System tidak dapat mengukur jumlah user atau rerata kenaikan kegiatan.
Ini berhubungan dengan software engineering, real-time dan distributedprogramming.
Server Faults
Masalah yang paling besar terjadi pada system yang berbasiskan pada client-serveradalah bila terjadi server crash, baik pada software maupun hardware. Banyakbasis data komersial besar memiliki fasilitas (log transaksi) untuk memperbaikisemuanya dan juga perubahan sesaat yang terjadi. Jika sistem groupware tidakdibangun dengan menggunakan sistem tersebut maka solusi serupa dapatdiaplikasikan misalnya secara berkala menyimpan state saat itu menggunakan 2atau 3 file secara rotasi. Dalam system groupware, hal ini dapat dicegah misalnyadengan memiliki multi server dan salinan data sehingga server backup dapatmengambil alih setelah terjadi crash pada server utama.
Workstation Faults
page 54 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Kerusakan ini berupa kesalahan kode karena sangat kompleks seperti misalnyapenggunaan program yang menangani interaksi user dan dibuat denganmenggunakan graphical toolkit yang kompleks. Tentu saja, program perlu dibuatsecara hati-hati dan menghindari kesalahan tetapi pengalaman menunjukkanbahwa hal ini sulit dihindari. Pencegahan dilakukan secepat mungkin dan bilamenggunakan arsitektur client-server maka terdapat tiga
“R” untuk server yakni :
Robust, kerusakan pada client seharusnya tidak menyebabkan server menjadi“hang”.
Secara khusus, server tidak boleh menunggu respon dari client. Server seharusnyaevent-driven atau poll client menggunakan operasi jaringan non-blocking.
Reconfigure, server harus mendeteksi kesalahan yang terjadi pada client danreconfigure keseluruhan system. Kesalahan client bisa dideteksi dengan kodekesalahan jaringan standar, atau dengan pewaktuan client jika terlalu lama.Konfigurasi ulang meliputi set ulang
dari struktur data internal dan menginformasikan partisipan lain bahwa partisipanyang lain tidak ada dan alasannya.
Resynchronize, ketika workstation/client merecover maka server harusmengirimkan informasi yang cukup untuk menyusul. Secara normal servermengirimkan informasi yang selalu bertambah sehingga membuat server selaluberada pada posisinya untuk dikirimkan ke client yang diperbaiki.
Algorithm Faults
page 55 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Beberapa aplikasi yang crash tidak menyebabkan aplikasinya menjadi rusak dankemungkinan akan menyebabkan lebih sulit lagi mendeteksinya. Sebagai contohstruktur data antara replicates atau antara client dan server kemungkinan akanmenyebabkan tidak konsisten. Hal ini tidak mungkin terjadi bila algoritma yangditerapkan benar.
Unforeseen Sequences Of Events
Pemrograman terdistribusi banyak mempunyai masalah yang dikenal dengan istilahdeadlock. Hal ini terjadi jika terdapat dua atau lebih proses masing-masing salingmenunggu untuk melakukan sesuatu. Kemungkinan deadlock sering tidakterdeteksi selama pengujian karena sistem operasi dan buffer jaringan. Karenabeban meningkat menyebabkan buffer penuh dan deadlock tidak bisa terhindari.Aturan pertama untuk mencegah deadlock adalah jangan pernah menghalangiinput atau output, yaitu gunakan pewaktuan. Pada tingkatan yang tinggi, salahsatunya seharusnya juga mencegah membuat asumsi tentang urutan kejadian yangdatang. Asumsi yang umum pada program groupware adalah pesan yang dikirimdari satu komputer akan tiba dalam bentuk yang sama pada komputer lain. Inibergantung pada protocol yang digunakannya.
Scaling up
Cara yang paling umum untuk mencegah kesalahan algoritma adalahmenggunakan algoritma yang sederhana seperti menggunakan tabel dibandingkanstruktur data yang rumit, ukuran panjang suatu field yang tetap untuk nama-namadan pesan. Ini dapat mengurangi beberapa kesalahan sebelumnya dan merupakanteknik yang direkomendasikan untuk prototype aplikasi. Jika sistem membangunalgoritma awal maka struktur data perlu pula dikembangkan. Hal ini sangat mudahdiwujudkan jika ukuran dari suatu system dipertimbangkan dari awal perancangan.
Testing For Robustness
Terkadang fungsi dari suatu aplikasi diuji dengan menggunakan beberapa windowpada workstation yang sama, yang masing-masing bertindak sebagai user yang
page 56 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
berbeda.
Kerusakan dan beberapa kesalahan yang penting dapat disimulasikan denganmencoba melakukan reboot dari workstation atau melepaskan konektor jaringanatau cara yang lebih halus dengan cara menghentikan proses suatu client danmelihat efeknya pada server. Cara yang lain adalah simulasi untuk ‘race condition’dan urutan yang ganjil dengan menjalankan sistem diantara 2 workstationkemudian tekan kunci panel secara simultan.
Latihan
1. Sistem email yang berbicara memungkinkan pengiriman dalam waktu cepaturutan pengirimannya. Sistem ini berbentuk :
a. Komunikasi asynchronous
b. Sistem struktur pesanan
c. Komunikasi synchronous
d. Adanya sistem video konferensi
2. Post it notes merupakan model komunikasi : a. Asynchronous co-located
c. Synchronous remote
page 57 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
b. Sycnhronous co-located
d. Asynchronous remote
3. Pernyataan yang salah tentang deadlock : a. Terjadi karena ada 2 atau lebihproses yang saling menunggu b. Aturan pertama adalah jangan pernahmenghalangi input atau output c. Mencegah membuat asumsi tentang urutankejadian yang datang d. Cara yang paling umum untuk mencegah kesalahanalgoritma 4. Cara untuk mengatasi masalah eye-contact adalah : a. Video tunnel
c. Video conference
b. Video connection
d. Tidak ada yang benar
5. Yang bukan termasuk dalam 3R untuk server pada pencegahan workstationfaults adalah :
a.
Reorganize
c.
Reconfigure
page 58 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
b.
Resynchronize d
Robust
IMPLEMENTATION SUPPORT /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:”Table Normal”; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:”"; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:”Calibri”,”sans-serif”; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
Dua Sifat Dari Sistem Window
Kebebasan dari perangkat keras. Workstation khusus akan berinteraksi denganbeberapa layar display visual, papan ketik dan biasanya beberapa perangkatpenunjuk seperti mouse.
page 59 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Keberagaman dari perangkat keras ini dapat digunakan pada setiap systeminteraktif dan semuanya berbeda dalam hal data yang dikomunikasikan danperintah yang digunakan.
Untuk itu, pemrogram membutuhkan suatu perintah langsung ke suatu terminalabstrak yang mengerti dengan bahasa yang generic dan dapat diterjemahkan kebahasa dari banyak perangkat khusus lainnya. Selain membuat tugas pemrogramanlebih mudah, terminal abstrak memungkinkan portabilitas dari program aplikasi.Hanya satu program terjemahan –
device driver – butuh dituliskan untuk perangkat keras khusus dan kemudian setiapprogram aplikasi dapat mengaksesnya. Bahasa generik untuk terminal abstrak padasystem window disebut dengan imaging model, beberapa diantaranya : pixels,graphical kernel system (GKS), programmer’s hierarchical interface to graphics(PHIGS), postscript.
Sistem window menyediakan kemampuan berbagi sumber dari satu konfigurasiperangkat keras dengan beberapa salinan terminal abstrak. Masing2 terminalabstrak berlaku sebagai proses bebas dan system window akan mengkoordinasikancontrol dari proses yang ada.
System window juga perlu untuk menampilkan aplikasi yang terpisah denganmendedikasikan daerah dari layar display ke setiap terminal abstrak. Tugaskoordinasi berhubungan dengan menyelesaikan konflik display ketia daerah layaryang terlihat dari dua terminal abstrak saling tumpang tindih.
Application
Application
Application
page 60 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
program
program
program
Multiple
Application
Control
Windowing
System
Device
Independence
Win.
Win. 2
page 61 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
1
Mouse
Keyboard
Win.
n
Gambar 1. The Roles of Windowing System
Arsitektur dari Sistem Window
Clients
Client
Client
…
Client
page 62 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Application
Application
Application
1
2
n
Abstract
Abstract
Abstract
…
Terminal
Terminal
page 63 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Terminal
1
2
n
Server
Resource Manager
Device Driver
Devices
Win.
Win. 2
1
Mouse
page 64 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Keyboard
Win.
Bass dan Coutaz mengidentifikasikan ada 3 arsitektur yang mungkin bagi perangkatlunak untuk mengimplementasikan role dari system window. Semua ini diasumsikanbahwa device driver terpisah dari program aplikasi. Pilihan pertama adalah untukmengimplementasikan dan replikasi manajemen dari proses yang multiple dalamsetiap aplikasi yang terpisah.
Arsitektur ini tidak terlalu baik karena mendorong setiap aplikasi untuk melihatmasalah yang sulit dari penyelesaian konflik sinkronisasi dengan perangkathardware yang berbagi. Juga mengurangi portabilitas dari aplikasi yang terpisah.Pilihan kedua adalah mengimplementasikan aturan manajemen dalam kernelsystem operasi, memusatkan tugas manajemen dengan membebaskan dari aplikasiindividual. Aplikasi masih harus dibangun dengan system operasi khusus. Pilihanketiga adalah portabilitas, fungsi manajemen ditulis sebagai aplikasi yang terpisahsehingga dapat menyediakan interface ke program aplikasi lain yang genericterhadap semua system operasi. Pilihan terakhir adalah model arsitekturclient-server seperti gambar di atas. Dalam prakteknya, pembagian dari arsitekturini tidak terlalu jelas dan setiap aplikasi interaktif atau kumpulan operasi aplikasidalam system window berbagi fitur dengan salah satu dari ketiga aritekturkonseptual tersebut. Sehingga, perlu ada satu komponen yaitu aplikasi atau prosesyang terpisah bersama dengan beberapa pendukung system operasi yang siap danpendukung aplikasi yang hand-tuned untuk menangani sumber bersama. Aplikasiyang dibuat untuk system window yang berbasis pada model client-server tidakterlalu portable. Contoh dari system window berbasis arsitektur client-server adalahsystem window X release 11 standar industri X11, dibuat di MIT pertengahan1980an.
Memprogram Aplikasi
Aplikasi yang interaktif umumnya user-driven, aksi aplikasi yang ada ditentukanoleh input yang diterima dari user. Ada 2 paradigma pemrograman yang dapatdigunakan untuk mengorganisasikan alur control dalam aplikasi. Paradigmapertama adalah Read-Evaluation Loop, yang internal terhadap program aplikasi itu
page 65 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
sendiri. Contoh pada pemrograman Macintosh. Server mengirim input user sebagaievent terstruktur ke aplikasi client. Fokus server yang penting adalah pada eventdari client yang harus diarahkan. Aplikasi client diprogram untuk membaca setiapevent yang melaluinya dan menentukan semua perilaku aplikasi khusus yangmenghasilkan respon. Alur logika dari aplikasi client dalam pseudocode dandiagram adalah :
repeat
read-event(myevent)
case myevent.type
type_1 :
do
type_1
processing
type_2 :
do
type_2
page 66 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
processing
.
.
type_n :
do
type_n
processing
end case
end repeat
Client
Application
Start
page 67 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Read input
Server
Device
Process input
Quit?
End
Aplikasi memiliki control yang lengkap terhadap proses event yang diterima.Pemrogram harus mengeksekusi control melalui setiap kemungkinan event yangclient akan terima.
Pada macintosh, MacApp.
Paradigma pemrograman lainnya adalah berbasis notifikasi, dimana loop controlutama untuk proses event tidak ada dalam aplikasi. Pusat notifier menerima eventdari system window dan menyaringnya ke program aplikasi dengan suatu programseperti terlihat pada gambar di bawah. Program aplikasi menginformasikan kenotifier event apa yang penting dan masing2 event mendeklarasikan satuprosedurnya sebagai callback sebelum mengubah kontrolnya ke notifier. Ketikanotifier menerima event dari system window, terlihat jika event diidentifikasi olehprogram aplikasi maka notifier akan melewatkan event dan control ke prosedurcallback yang diregistrasi untuk event. Setelah pemrosesan, prosedur callbackmengembalikan control ke notifier, memberitahukan untuk melanjutkan event yangditerima atau meminta diakhiri.
page 68 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Alur control terpusat di notifier yang membebaskan program aplikasi dari prosesyang terlalu banyak dari setiap proses event yang lewat dari system window.Misalkan program aplikasi akan menghasilkan kotak dialog pre-empsi danmenginginkan adanya konfirmasi dari user sebelum diproses. Dialog pre-empsimenghapus secara efektif semua aksi user kecuali yang dibutuhkan user untukmemperbaikinya.
Application
Notifier
Start
Register callbacks
with notifier
Call notifier
End
Read input
Process event
Send to
page 69 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
appropriate
callback
Callback
Request
quit ?
No
Yes
Pada paradigma loop read-evaluation, ini langsung dikerjakan. Jika kesalahandideteksi, aplikasi memulai loop read-evaluation yang ada dalam cabang statementcase. Pada loop tersebut, semua event yang tidak relevan dapat diterima dandihapus. Pseudocode nya adalah :
repeat
read-event(myevent)
case myevent.type
page 70 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
type_1 :
do
type_1
processing
type_2 :
if (error-condition) then
repeat
read-event(myevent2)
case myevent2.type
type_1 :
type_n :
end case
page 71 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
until (end-condition2)
end
if
…..
type_n :
do
type_n
processing
end case
until (end-condition)
Pada paradigma berbasis notifikasi, dialog pre-empsi tidak sederhana, karena alurcontrol diluar dari pemrogram aplikasi. Prosedur callback harus dimodifikasi semuauntuk megenal situasi dimana dialog pre-empsi diperlukan dan pada situasitersebut dihapus semua event yang dilewatkan kepadanya oleh notifier.
page 72 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
User Interface Management Systems (UIMS) Set dari pemrograman dan teknikdesain yang dapat menambah level lain dari servis untuk desain system interaktifselain level toolkit adalah system manajemen interface user (UIMS) ini. Focus utamadari UIMS :
• Arsitektur konseptual untuk struktur dari system interaktif yang dikonsentrasikanpada pemisahan semantic aplikasi dan presentasi
• Teknik untuk mengimplementasikan aplikasi dan presentasi secara terpisah
• Teknik pendukung untuk menangani, mengimplementasikan, dan mengevaluasilingkungan interaksi yang sedang berjalan.
UIMS Sebagai Arsitektur Konseptual
Isu utama adalah bagaimana memisahkan antara semantic aplikasi dan interfaceyang tersedia bagi user. Banyak argument yang baik untuk mendukung pemisahanini, yaitu : Portability : agar aplikasi yang sama dapat digunakan di system yangberbeda maka membuat aplikasinya sebaiknya terpisah dari interfacedevice-dependent-nya.
Reusability : pemisahan meningkatkan komponen untuk dapat digunakan kembaliagar dapat mengurangi biaya.
Multiple interfaces : untuk meningkatkan fleksibilitas aplikasi yang interaktif,beberapa interface yang berbeda dibuat untuk mengakses fungsionalitas yangsama.
Customization : interface user dapat dikustom oleh desainer dan user untukmeningkatkan keefektifan tanpa mengubah aplikasi.
page 73 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Sekali aplikasi dan presentasi dipisahkan, komunikasi antara keduanya perludipertimbangkan, ini yang disebut sebagai control dialog. Secara konseptual, ada 3
komponen utama dari system interaktif – aplikasi, presentasi dan control dialog.
Komponen logika dari UIMS :
• Presentasi : komponen bertanggungjawab atas tampilan interface, termasukoutput dan input yang tersedia bagi user.
• Control dialog : komponen mengatur komunikasi antara presentasi dan aplikasi.
• Interface aplikasi : pandangan dari semantic aplikasi yang disediakan sebagaiinterface.
Model Seeheim berikut memasukkan aplikasi dan user dalam konteks dari systeminteraktif meskipun tidak secara eksplisit karena hanya memodelkan komponenlogika UIMS bukan system interaktif secara keseluruhan. Dengan tidak membuataplikasi secara eksplisit ada di model, control dialog eksternal perlu diasumsikan.Dari sudut pandang pemrogram, model Seeheim ini sesuai dengan adanyapembedaan antara lapis leksikal klasik, sintaksis dan semantic dari sistemkomputer. Masalah utama dari model Seeheim ini adalah meskipun terlayani baikpada akhirnya, tetapi tidak terlihat bagaimana arah sebenarnya dari kemungkinanUIMS distrukturkan. Gambar tersebut menunjukkan alasan efisiensi yang mungkindengan dilewatkan/ dihindarkannya komponen control dialog secara eksplisitsehingga aplikasi memberikan respon semantic aplikasi yang lebih besar. Kotakkosong tersebut ada karena logika tidak dipisahkan dari implementasi. Selain itumodel Seeheim
tidak menginformasikan bagaimana membangun system interaktif yang besar dankompleks dari komponen yang lebih kecil.
page 74 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Lexical
Syntactic
Semantic
Presentation
Dialogue
App.
Intended
Component
Control
Interface
Intended
User
page 75 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
App.
Model
Paradigma Model-View-Controller (MVC) menangani masalah Seeheim di atas. Padapemrograman Smalltalk, link antara semantic aplikasi dan presentasi dapatdibangun dari tiga serangkai MVC ini. Smalltalk adalah system pemrogramanberorientasi objek yang berhasil membangun system interaktif baru berdasarkansystem yang sudah ada.
View
Display
User
Model
Mouse
Controller
Keyboard
Model MVC menunjukkan semantic aplikasi, view menangani output grafik atau teksdari aplikasi dan pengontrol menangani input. Perilaku dasar dari model ini adalah
page 76 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
view dan pengontrol ditempelkan/ dimasukkan dalam kelas objek umum dariSmalltalk yang diwariskan dari instant dan dimodifikasi.
Model Coutaz berikut merupakan system interaktif berasitektur multi-agent, disebutmodel Presentation-Application-Control (PAC). Model ini berbasis tiga serangkaipula, semantic aplikasi dilambangkan dengan komponen abstraksi, input danoutput digabungkan dalam satu komponen presentasi dan ada komponen controleksplisit yang menangani dialog dan menghubungkan aplikasi dan presentasi.
Abstraction
Presentation
User
Control
Ada 3 perbedaan penting antara PAC dan MVC. Pertama adalah PACmenggabungkan input dan output, MVC memisahkannya. PAC menyediakankomponen eksplisit yang tugasnya melihat kekonsistenan antara abstraksi danpresentasi, dimana MVC tidak menugaskan ke salah satu komponen. PAC tidakberhubungan dengan lingkungan pemrograman apapun, secara kondusifmerupakan pendekatan berorientasi objek.
Perbedaan yang terakhir ini yang membuat PAC mudah mengisolasi komponencontrol; PAC
lebih merupakan arsitektur konseptual dibandingkan MVC karena kurangimplementation-dependent.
page 77 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Latihan
1. Yang bukan merupakan komponen dari UIMS adalah : a.
Presentasi
c.
Kontrol
dialog
b.
Interface
aplikasi
d.
Viewer
2. Yang termasuk elemen dari sistem window, kecuali : a.
page 78 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Device driver
c. Terminal b. Resource sharing d. Toolkit
3. Dalam model Seeheim, level sintaksis merupakan komponen logika UIMS untuk :a.
Input
c.
Kontrol
dialog
b.
Presentasi
d.
Interface
aplikasi
page 79 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Komponen logika pada UIMS pada presentasi merupakan: a. Sebuah komponenyang bertanggung jawab pada penampilan dari interface.
b. Sebuah komponen yang mengatur komunikasi antara presentasi dan aplikasi.
c. Pandangan dari sebuah aplikasi semantik yang menyediakan sebuah interface d.Teknik yang mendukung untuk mengatur, implementasi dan evaluasi sebuah runtime interaction environtment.
5. Komponen logika pada UIMS pada kontrol dialog merupakan: a. Sebuahkomponen yang mengatur komunikasi antara presentasi dan aplikasi.
b. Pandangan dari sebuah aplikasi semantik yang menyediakan sebuah interface c.Teknik yang mendukung untuk mengatur, implementasi dan evaluasi sebuah runtime interaction environment
d. Sebuah komponen yang bertanggung jawab pada penampilan dari interface
HELP DAN DOKUMENTASI
Tinjauan
• User mempunyai perbedaan kebutuhan di waktu yang berbeda
page 80 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
• User support seharusnya :
o Tersedia tetapi tidak mencolok
o Akurat dan kuat
o Konsisten dan fleksibel
• Jenis-jenis user support :
o Command based methods
o Context-sensitive
help
o Tutorial
help
o On-line
documentation
page 81 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
o Intelligent
help
• Merancang user support harus memperhatikan : o Presentasi
o Implementasi
Pendahuluan
Ada sebagian pendapat menyatakan bahwa system yang interaktif dijalankan tanpamembutuhkan bantuan atau training. Hal ini mungkin ideal akan tetapi jauh darikenyataan.
Pendekatan yang lebih membantu adalah dengan mengasumsikan bahwa user akanmembutuhkan bantuan pada suatu waktu dan merancang bantuan (help) ini kedalam system.
• Ada empat jenis bantuan yang dibutuhkan user : o Quick
reference
Digunakan sebagai pengingat untuk user dari tool yang detail yang secara dasarsangat familiar dan biasa digunakan. Seperti menggunakan opsi perintah umum,atau mengingatkan user akan sintaks dari perintah.
page 82 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
o Task-specific
help
Membantu user menghadapi masalah atau tidak pasti dalam mengambil tindakanmemecahkan masalah yang khusus atau tidak pasti dalam mengaplikasikan tool.
Full explanation
Suatu alat bantu atau perintah yang dapat membantu memahami secara lengkap.
Penjelasan ini mencakup informasi dimana user tidak membutuhkannya pada saatitu.
o Tutorial
Khusus untuk user baru yang menyediakan perintah secara step by step bagaimanamenggunakan tool.
Setiap tipe pendukung user ini dibutuhkan oleh user pada saat yang berbedaberdasarkan pengalaman user dengan system dan memenuhi kebutuhan yangberbeda. Ada banyak informasi yang user inginkan – definisi, contoh, kesalahanyang dikenal dan informasi memperbaiki kesalahan, opsi perintah dan lain-lain.Beberapa diantaranya ada yang tersedia dalam perancangan interface nya sendiridan ada yang dimasukkan dalam ‘bantuan’ atau system pendukung.
Perbedaan utama antara system ‘bantuan’ dan dokumentasi adalah bahwa system‘bantuan’
page 83 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
berorientasi terhadap masalah dan khusus, sedangkan dokumentasi berorientasiterhadap system dan umum.
Kebutuhan Pendukung User
Availability
User dapat menggunakan bantuan pada setiap waktu selama berinteraksi dengansistem.
User tidak perlu keluar dari aplikasi selama bekerja untuk membuka aplikasibantuan.
Idealnya, bantuan berjalan konkuren dengan setiap aplikasi.
Accuracy dan Completeness
Bantuan ini seharusnya menyediakan keakuratan dan kelengkapan sistem bantuan.Agar refleksi akurasi tersedia pada keadaan system bantuan perlu mencakupkeseluruhan system. Kelengkapan sangat penting jika bantuan tersedia untukdigunakan secara efektif. Perancang tidak dapat memprediksi bagian sistem useryang mana yang membutuhkan bantuan.
Consistency
Seperti diketahui bahwa user membutuhkan tipe yang berbeda dari bantuan untukdigunakan pada tujuan yang berbeda. Hal ini dapat secara tidak langsungmenyebabkan
page 84 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
sistem bantuan tidak dapat bekerja. Sistem bantuan yang tersedia harus konsistenterhadap semua sistem yang ada dan juga pada sistem itu sendiri. Bantuan onlinejuga harus konsisten dengan dokumentasi kertasnya, konsisten dalam isi,terminologi dan bentuk presentasi. Pendukung user internal dalam aplikasi jugaperlu konsisten terhadap sistem.
Robustness
Sistem bantuan ini biasanya digunakan oleh orang yang sedang dalam kesulitankarena system mempunyai perilaku yang tidak diharapkan atau mempunyaikesalahan. Hal ini sangat penting dimana sistem bantuan seharusnya robust-kuatbaik dalam hal memperbaiki kesalahan dan perilaku yang tidak diharapkan.
Flexibility
Sistem bantuan yang fleksibel akan membuat setiap user dapat beinteraksi dalammencari sesuatu yang sesuai dibutuhkannya. Sistem bantuan yang fleksibelmembantu setiap user berinteraksi sesuai dengan keinginannya. Mulai dariperancangan sistem bantuan yang interaktif secara modular melalui bantuancontext-sensitive untuk membuat sistem bantuan yang dapat diadaptasi atau pintaryang menginfer keahlian dan tugas user.
Unobtrusiveness
System ini seharusnya tidak mencegah user dalam melanjutkan pekerjaannya atauterpengaruh dengan aplikasi user. Pada satu saat, system bantuan teks padainterface yang bukan window dapat menginterupsi pekerjaan user. Untukmenghindari ini digunakan presentasi pada layar yang terpisah. Pada saat yanglain, system bantuan pintar dalam menyediakan bantuan atas inisiatif sendiri,bukan permintaan user.
Pendekatan-pendekatan Pendukung User
page 85 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Command Assistance
Mungkin pendekatan yang umum untuk user support adalah menyediakan bantuanpada level command, user yang membutuhkan bantuan pada command yangkhusus dan ditampilkan pada layar bantuan atau pada manual page yangmenjelaskan tentang command tersebut.
Contoh pada UNIX man help dan DOS help command.
Tipe ini sederhana dan efisien jika user mengetahui apa yang user ingin ketahuidalam mencari informasi yang lebih detail. Diasumsikan bahwa user mengetahuiapa yang dicari. Pada system computer yang kompleks, ada beberapa perintahyang user ketahui dengan baik dan dapat menggunakannya dan ada pula beberapaperintah yang jarang digunakan.
Command Prompts
Menyediakan bantuan ketika user menemukan kesalahan, biasanya dalam bentukprompt perbaikan. Prompt sangat berguna jika kesalahan sederhana misalnyakesalahan sintaks, tetapi knowledge-pengetahuan dari perintah harus diasumsikan.Bentuk yang lain dari command prompt adalah penggunaan menu dan icon yangdipilih. Ini memerlukan bantuan ke memori seperti membuat secara eksplisitperintah2 apa yang tersedia pada waktu tertentu. Ini diasumsikan juga memerlukansejumlah pengetahuan tentang kegunaan perintah sehingga pendukung tambahanmasih diperlukan.
Context-sensitive Help
Berbentuk menu based system yang menyediakan bantuan pada menu option.Mulai dari yang memiliki pengetahuan khusus dari user khusus hingga tersedianyakunci bantuan sederhana yang diinterpretasikan sesuai dengan konteks yang akandipanggil dan akan ditampilkan. Contoh perintah help pada editor spy dan bantuan
page 86 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Ballons pada Macintosh.
On-line Tutorial
Mengijinkan user bekerja melalui aplikasi dasar dalam lingkungan percobaan. Userdapat melihat kemajuan sesuai dengan kecepatan dan dapat mengulangi bagiandari tutorial yang diinginkan. User juga dapat merasakan bagaimana aplikasibekerja dengan bereksperimen langsung dengan contoh-contoh. Kebanyakanon-line tutorial tidak pintar karena tidak mempunyai pengetahuan tentang user danpengalaman user sebelumnya ataupun domain atau bentuk pembelajaran. On-linetutorial tidak fleksibel dan sering dilupakan, beberapa akan mengalami kesalahandalam memperbaiki jawaban masalah, sederhana karena tidak diformat untuk itu.
On-line Documentation
Membuat efektif dengan membuat dokumentasi di kertas tersedia di komputer. Inimembuat materi tersedia terus menerus bersamaan dengan pada saat user bekerjabahkan sejumlah besar user bekerja secara konkuren. Dokumentasi dibuat untukmenyediakan deskripsi dari fungsionalitas dan perilaku system secara sistematik.
Sistem Bantuan Pintar – Intelligent Help System Pada system computer yangkompleks atau besar, user akan terbiasa dengan subset dari fungsionalitas,demonstrasi keahlian dalam beberapa aplikasi dan tidak adanya keahlian denganyang lain, bahkan kesadaran keberadaannya. User yang berbeda-beda akanmemiliki kebutuhan dan level pemahaman yang berbeda. System bantuan pintardibuat untuk mengatasi masalah ini dengan mengadaptasikan bantuan yangdisediakan untuk user individual yang membuat permintaan dan secara aktifmemberikan pelajaran alternative dari aksi yang user tidak sadari.
Bantuan pintar adalah kasus khusus dari kelas system interaktif yang umum,dikenal dengan system pintar. Bantuan ini meliputi system pintar dengan domainkhusus, system tutor yang pintar dan interface adaptif umum.
page 87 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Dioperasikan dengan memonitoring aktivitas user dan mengkonstruksikan modelsesuai dengan user. Model ini termasuk pengalaman, preferences, kesalahan useratau kombinasi dari semuanya. Dengan menggunakan knowledge-pengetahuan inibersama dengan pengetahuan dari domain dimana user bekerja dankadang-kadang strategi tutorial atau advisor umum, system bantuan pintar akanmempresentasikan bantuan yang relevan dengan tugas user dan disesuaikandengan pengalamannya.
Knowledge Representation : User Modelling Pada banyak system, model iniadalah pandangan perancang untuk user dan diimplisitkan dalam perancangan.Perancang memiliki pemikiran user ‘khusus’ dan membangun interfacenya. Jikaperancang selesai dengan pekerjaan ini, model menjadi sangat efektif.
Tetapi perlu diasumsikan bahwa semua user adalah sama dan memiliki permintaanyang sama. Sistem yang lain mengijinkan user untuk membuat model dirinyadimana system dikonfigurasikan. Contoh sederhana pada .profile nya unix yangdapat dieksekusi ketika user masuk ke system dan menseting system dan variabel2nya sesuai dengan keinginan user, disebut system yang adaptable. Pendekatanyang lain dalam menyediakan system dengan model user dan menggunakannyapada system bantuan pintar, adalah dengan memiliki konstruksi system danmenangani model user berdasarkan data yang dikumpulkan sedikit demi sedikitdari pemantauan interaksi user. Ada sejumlah pendekatan model user dikonstruksidan dipantau, yaitu :
Quantification
Model yang paling sederhana dari user modelling yang menggunakan jumlahtingkatan dari keahlian yang akan merespon dalam cara yang berbeda. Userditempatkan pada satu level dan berpindah diantara level lainnya berdasarkanpengukuran kuantifikasi dari keahliannya pada waktu tersebut. Kegiatan2 yangberbeda dibobotkan dan user dinilai berdasarkan bobot dari aktifitas yang diambil.Jika nilai melebihi batas tertentu, user dipindahkan ke level keahlian yang lain dansystem beradaptasi untuk itu. Contoh : Mason mengadaptasikan presentasi promptperintah dari level keahlian user.
Move from Level 1 to Level 2
page 88 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
If
The system has been used more than twice (0.25) Commands x and y have beenused effectively (0.20) Help has not been accessed this session (0.25) The systemhas been used in the last 5 days Stereotypes
System mengelompokkan user sebagai anggota dari kategori user atau stereotype,yang berbasiskan pada karakteristik user dan kemungkinan sederhana sepertimembuat perbedaan antara user baru dan user ahli. Atau yang lebih kompleksseperti membuat stereotype yang berbasiskan pada lebih dari satu informasi.
Ada beberapa cara membuat stereotype. Salah satunya adalah menggunakaninformasi seperti perintah yang digunakan dan kesalahan untuk menggolongkantipe user yang berbeda, kemudian menggunakan aturan untuk mengidentifikasikanstereotype dimana user berada. Pendekatan alternative adalah menggunakanpendekatan mesin pembelajaran seperti jaringan saraf untuk mempelajari contohdari perilaku user yang bermacam2 dan menggolongkan user berdasarkankedekatannya dalam mempelajari pelajaran sebelumnya.
Overlay Models
Merupakan model yang ideal yang membandingkan perilaku user. Hasilnyaditampilkan dalam dua model atau perbedaan. Keuntungan dari model ini dapatmelihat secara pasti bagian dari aktivitas suatu system. Tidak hanya system dapatmenyadari apa yang user lakukan, tetapi juga memiliki representasi perilaku yangoptimal. Ini menyediakan suatu
benchmark dalam mengukur unjuk kerja user, dan jika user tidak mengambil aksiyang optimal ada indikasi pada tipe help atau petunjuk yang diperlukan.
Pendekatan yang serupa adalah digunakan pada error based model dimana systemmenyimpan rekaman kesalahan dan perilaku sebenarnya dari user serta
page 89 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
membandingkannya. Jika perilaku sesuai dengan kesalahan pada catalog, aksi yangsama dapat dilakukan.
Knowledge Representation : Domain And Task Modelling Pendekatan yangumum dari masalah ini adalah mewakili tugas user berdasarkan urutan perintahyang tersedia untuk mengeksekusinya. Sebagaimana pada tugas user, perintahdigunakan untuk membandingkan urutan tugas yang disimpan dan mencocokkandengan urutan tepat. Jika urutan perintah user tidak cocok maka dibutuhkanbantuan.
Pendekatan ini digunakan pada system PRIAM.
Knowledge Representation : Modelling Advisory Strategy Sistem ini kadangmencakup intelligent help yang membuat modelling advisory atau strategi tutorial.Dengan menyediakan system bantuan dengan tipe informasi ini memungkinkantidak hanya memilik advis yang sesuai untuk user tetapi juga menggunakanmetode pemberian advis.
Manusia membutuhkan tipe bantuan yang berbeda bergantung pada pengetahuandan kondisi. Ini meliputi pengingat-reminder, bantuan dengan tugas khusus-taskspecific help dan bantuan tutorial. Ada bukti mengindikasikan bahwa keahlian usermengikuti strategi yang berbeda ketika memberi advis ke sesamanya. Inimencakup menginfer keinginan manusia dalam mencari bantuan dan nasehat padalevel tersebut atau menyiapkan sejumlah pemecahan terhadap masalah.Alternatifnya, menempatkan masalah dalam konteks dan menyiapkan ‘contohsolusi’ berdasarkan konteks tersebut.
Teknik Untuk Representasi Knowledge
Terdapat empat group utama dari teknik yang digunakan dalam knowledge
page 90 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
representation untuk intelligent help system :
Rule Based Techniques
Pengetahuan digunakan untuk mewakili sekumpulan aturan dan kenyataan, yangdiimpretasikan menggunakan beberapa mekanisme inferensi. Logika predikatmenyediakan mekanisme untuk merepresentasikan informasi deklaratif dan aturan
produksi merepresentasikan informasi procedural. Teknik ini digunakan untukdomain yang relatif besar dan dapat mewakili kegiatan yang menampilkanpengetahun.
Contoh:
IF
Command is EDIT file1
AND
Last command is COMPILE file1
THEN
Task is DEBUG
page 91 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
action is describe automatic debugger
Frame Based Technique
Digunakan untuk mewakili situasi yang umum terjadi dan pengetahuan ‘default’.Frame merupakan suatu struktur yang berisi slot yang diberi label yang mewakilicirri yang berhubungan. Setiap slot diberi nilai atau nilai default. Input userdisesuaikan dengan nilai frame dan jika sesuai menyebabkan beberapa aksidiambil.
Contoh :
User
Expertise level : novice
Command : EDIT file1
Last command : COMPILE FILE1
Errors this session : 6
Action : describe automatic debugger
Network Based Techniques
page 92 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Mewakili pengetahuan tentang user dan system yang merupakan hubungan antarakenyataan. Contoh yang paling umum adalah semantic network. Networkmerupakan suatu hirarki dan child dapat berhubungan dengan parent-nya. Networkdapat digunakan untuk menghubungkan representasi berbasis frame.
Contoh compile yang dapat diperluas dengan semantic network : CC is an instanceof COMPILE
COMPILE is a command
COMPILE is related to DEBUG
COMPILE is related to EDIT
Automatic debugger facilitates DEBUG
Example Based Technique
Mewakili pengetahuan yang secara implicit ada dalam struktur keputusan darisuatu klasifikasi system. Ini dapat berupa pohon keputusan pada pendekatanpembelajaran induktif atau link dari network pada jaringan saraf. Strukturkeputusan dibuat secara otomatis berdasarkan contoh yang dipresentasikanpengklasifikasi. Pengklasifikasi secara efektif mendeteksi cirri saat itu dalam contohdan dapat menggunakannya untuk mengklasifikasikan input lainnya.
Contoh :
EDIT
page 93 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
file1
COMPILE
file1
Ini dipelajari sebagai contoh dari tugas khusus yaitu DEBUG.
Masalah Dengan Knowledge Representation Dan ModellingMerepresentasikan pengetahuan merupakan issue dalam intelligent help systemtetapi tidak tanpa masalahnya. Pengetahuan kadang sulit didapatkan, terutama jikaahli domain tidak ada. Ini akan sulit untuk memastikan kelengkapan dan kebenarandari pengetahuan berdasarkan kondisi. Bahkan jika pengetahuan tersedia, jumlahpengetahuan yang dibutuhkan menjadi penting, membuat bantuan pintar menjadiopsi yang mahal.
Masalah lain adalah mengintepretasikan informasi yang cocok. Meskipun basispengetahuan dapat disediakan dengan pengetahuan rinci dari konteks yangdiharapkan dan domainnya, selama interaksi informasi yang tersedia hanya logsystem dari aksi user. Data ini tidak berubah dan berisi pola kegiatan saat itu yangdapat digunakan untuk menginfer urutan tugas.
Masalah Lain
Inisiatif
Haruskah user mempertahankan pengawasan yang lengkap terhadap system,Haruskah system langsung berinteraksi atau Haruskan penggabungan dialogdidukung ?
page 94 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Effect
Para perancang seharusnya memperhatikan efek dari modelling dan adaptasi Scope
Para perancang perlu memperhatikan scope dari bantuan dimana digunakan padalevel aplikasi atau system yang luas.
Merancang Sistem Pendukung User
Ada banyak cara untuk merancangnya dan semua itu diserahkan pada perancanguntuk memilih cara yang terbaik akan tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah : oPerancangannya seharusnya tidak seperti “add-on” ke perancangan system.
Secara ideal seharusnya merupakan bagian integral dalam sistem o Perancangharus memperhatikan isi dari bantuan dan konteks yang akan digunakan sebelumteknologi disiapkan.
Masalah Presentasi
How is help requested ?
Pilihan pertama bagi perancang untuk membuat bagaiman bantuan dapat diaksesoleh user. Terdapat beberapa pilihan. Bantuan ini dapat berupa command, tombolfungsi yang dapat memilih on atau off atau aplikasi yang terpisah.
How is help displayed ?
page 95 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Bagaimana bantuan akan dapat dilihat oleh user. Dalam system window akanditampilkan dalam window yang baru. Dalam system lain mungkin dalam layaryang penuh atau bagian dari layar. Alternatif lain dapat berbentuk pop-up box atautingkat command line. Tipe presentasi yang sesuai bergantung pada besarnyatingkat bantuan yang diberikan dan ruang yang dibutuhkan. Membuka halamanmanual halaman demi halaman tidak membantu. Beberapa system bantuan aktifmenyediakan petunjuk visual ketika memiliki saran pembuatan, ini yang membuatuser mengambil saran tanpa meninggalkan atau menginterupsi pekerjaannya.
Effective presentation of help
Layar bantuan dan dokumentasi seharusnya dibuat sejalan dengan interface yangdibuat, memasukkan kemampuan dan kebutuhan tugas user. Tidak menjadimasalah teknologi apa yang digunakan untuk membuatnya akan tetapi yang perludiperhatikan dan menjadi suatu prinsip yakni bagaimana menulis dan menampilkansecara efektif.
Bantuan dan tutorial ditulis secara jelas, dalam bahasa yang dimengerti,menghindari logat khusus. Jika manual kertas dan tutorial ada, terminology haruskonsisten dengan materi pendukung yang online. Materi instruksionalmembutuhkan bahasa instruksional dan system bantuan memberitahu userbagaimana menggunakan system, tidak hanya menggambarkan system.
Masalah Implementasi
Para perancang harus membuat keputusan untuk implementasi berupa hambatan/batas fisik maupun pilihan yang tersedia untuk user. Keputusan ini sudah termasukdalam pertanyaan : akankah bantuan merupakan perintah system operasi, apakahberbentuk meta-command atau aplikasi. Hambatan fisik apa yang membuat mesinmenentukan screen space, kapasitas memori dan kecepatan. Kecepatan adalah halyang penting karena waktu respon yang lambat untuk membuat system tidakdigunakan meskipun sangat baik dirancang. Akan lebih baik menyediakan fasilitasbantuan sederhana yang merespon dengan cepat dibandingkan yang canggih yangmembutuhkan waktu dalam memberikan solusi.
page 96 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Masalah lain adalah bagaimana struktur data bantuan : apakah berbentuk singlefile, hierarchy file atau database. Ini bergantung pada tipe dari bantuan tersebutdibuat, tetapi setiap struktur harus fleksibel dan dapat diperluas – system tidakstatis dan topic baru tidak terhindarkan untuk ditambahkan ke system bantuan.Struktur data yang digunakan akan menentukan dan menyediakan tipe pencarianatau strategi navigasi.
Perancang harus mempertimbangkan bahwa pengarang materi bantuan harussebaik usernya. Bahkan jika perancang menulis teks bantuan awal, ini akandiperluas oleh pengarang lainnya pada waktu yang berbeda.
Latihan
1. Jenis bantuan (HELP) yang khusus menyediakan perintah secara step-by-stepterhadap user baru adalah :
a. Full explanation
c. Quick reference
b.
Task-specific
help
d.
page 97 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
Tutorial
2. Model user yang menggunakan jumlah tingkatan keahlian adalah : a. Commandprompt
c. Command assistance
b. Online documentation
d. Online tutorial
3. Yang merupakan jenis-jenis user support, kecuali : a. Intellegent help
c. Command based methods
b. Online documentation
d. Quick reference
Ada empat jenis bantuan yang dibutuhkan user. Yang termasuk Quick referencedigunakan sebagai:
a. Membantu user menghadapi masalah atau tidak pasti mengambil tindakan dalammemecahkan masalah yang khusus.
page 98 / 99
Yulia Dwi Indriani :: tes | RPLCopyright Yulia Dwi Indriani [email protected]://julia.staff.ipb.ac.id/2011/05/19/rpl/
b. Untuk user baru yang menyediakan perintah secara step by step c. Pengingatuntuk user dari suatu yang detail yang secara dasar sangat familiar dan biasadigunakan.
d. Alat bantu atau perintah yang dapat membantu memahami secara lengkap.
5. Ada empat jenis bantuan yang dibutuhkan user. Yang termasuk tutorialdigunakan sebagai:
a. Membantu user menghadapi masalah atau tidak pasti mengambil tindakan dalammemecahkan masalah yang khusus.
b. Untuk user baru yang menyediakan perintah secara step by step c. Pengingatuntuk user dari suatu yang detail yang secara dasar sangat familiar dan biasadigunakan.
d. Alat bantu atau perintah yang dapat membantu memahami secara lengkap
page 99 / 99