model pembelajaran wheeler

24
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, anugerah dan bimbingan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Model Pengembangan Kurikulum Wheeler” tepat pada waktunya, dan tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan. Hal ini disebabkan karena terbatasnya pengetahuan yang penulis miliki, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca untuk lebih memahami psikologi pendidikan sehingga dapat diterapkan untuk mencapai hasil pendidikan di Indonesia yang lebih optimal. Denpasar, Januari 2013 Penulis

Upload: dudut-multiyana

Post on 12-Jul-2015

603 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: model pembelajaran wheeler

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat, anugerah dan bimbingan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Model Pengembangan Kurikulum Wheeler” tepat pada waktunya, dan tak lupa penulis

ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah

ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa banyak terdapat

kekurangan. Hal ini disebabkan karena terbatasnya pengetahuan yang penulis miliki, karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan

makalah ini.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca untuk lebih memahami

psikologi pendidikan sehingga dapat diterapkan untuk mencapai hasil pendidikan di Indonesia

yang lebih optimal.

Denpasar, Januari 2013

Penulis

Page 2: model pembelajaran wheeler

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Konsep,teori dan karakteristik kurikulum model Wheeler

2.2. Langkah-langkah pengembangan kurikulum Wheeler

2.3. Keunggulan dan kelemahan kurikulum model Wheeler

2.4. Implementasi pengembangan kurikulum model Wheeler

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 3: model pembelajaran wheeler

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem

pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus

dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman

tentang penglaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa. Oleh karena pentingnya fungsi

dan peran kurikulum, maka setiap pengembangan kurikulum harus didasarkan pada asas-asas

tertentu. Fungsi asas atau landasan pengembangan kurikulum adalah seperti fondasi sebuah

bangunan. Layaknya membangun sebuah gedung, maka menyusun sebuah kurikulum juga

harus didasarkan pada fondasi yang kuat. Kesalahan menentukan dan menyusun pondasi

kurikulum berarti kesalahan dalam menentukan kebijakan dan implementasi pendidikan.

Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang

isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Seller dan

Miller (1985) mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan

yang dilakukan secara terus menerus. Seller memandang bahwa penembangan kurikulum

harus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan umum,

misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tetang hakikat belajar dan hakikat anak

didik, pandangan tentang keberhasilan implementasi kurikulum, dan lain sebagainya.

Berdasarkan orientasi itu selanjutnya dikembangkan kurikulum menjadi pedoman

pembelajaran, diimplementasikan dalam proses pembelajaran dan dievaluasi Hasil evaluasi

itulah kemudian dijadikan bahan dalam menentukan orientasi, begitu seterusnya, sehingga

membentuk siklus. Pengembangan kurikulum pada hakekatnya adalah pengembangan

komponen-komponen yang membentuk sistem kurikulum itu sendiri serta pengembangan

komponen pembelajaran sebagai implementasi kurikulum. Dengan demikian, maka

pengembangan kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi kurikulum

sebagai pedoman yang kemudian membentuk kurikulum tertulis dan sisi kurikulum sebagai

implementasi yang disebut sebagai sistem pembelajaran.

Kurikulum juga dikatakan sebagai bentuk pengalaman belajar peserta didik. Disini

kurikulum memiliki hubungan yang sangat erat dengan evaluasi keberhasilan pelaksanaan

proses / kegiatan belajar mengajar. Siswa dituntut tidak hanya menguasai sisi kognitif atau

Page 4: model pembelajaran wheeler

pengetahuan dalam artian isi atau materi saja, akan tetapi juga dilihat proses siswa dalam

memperoleh pengalaman belaja, Kurikulum dipahami pula sebagai suatu bentuk program atau

rencana untuk belajar. Dalam suatu kurikulum mesti ada perencanaan pembelajaran serta

bagaimana perencanaan itu diimplementasikan menjadi pengalaman belajar siswa dalam

rangka pencapaian tujuan yang diharapkan. Maka yang menjadi fungsi suatu kurikulum

adalah dalam mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat.

Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai

suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak

diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga sebaliknya, tanpa kurikulum

yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif.

Sedangkan untuk mengembangkan kurikulum sendiri mempunyai bermacam – macam model.

Menurut Good ( 1972 ) dan travers ( 1973 ). Model adalah abstraksi dunia nyata atau

representasi peristiwa kompleks atau sistem dalam, dalam bentuk naratif, matematis grafis,

serta lambang – lambang lainnya . Model bukanlah realitas, akan tetapi merupakan

representasi realitas yang dikembangkan dari keadaan. Dengan demikian, model pada

dasarnya berkaitan dengan rancangan yang dapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu ke

dalam realitas, yang sifatnya lebih praktis .

Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa model yang dapat digunakan. Setiap

model memiliki kekhasan tertentu baik dilihat dari keluasan pengembangan kurikulumnya,

maupun dari tahapan pengebangannya sesuai dengan pendekatannya. Salah satu model

kurikulum yang kini dikembangkan atau diterapkan dalam bidang pendidikan adalah model

kurikulum Wheeler.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut.

1 Bagaimana konsep, teori dan karakteristik kurikulum model Wheeler?

2 Bagaimana langkah-langkah pengembangan kurikulum model Wheeler?

3 Bagaimanakah keunggulan dan kelemahan kurikulum model Wheeler ?

4 Bagaimanakah implementasi pengembangan kurikulum model Wheeler?

Page 5: model pembelajaran wheeler

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah

sebagai berikut.

1 Menjelaskan konsep, teori, karakteristik kurikulum model Wheeler.

2 Menjelaskan langkah-langkah pengembangan kurikulum Wheeler.

3 Menjelaskan keunggulan dan kelemahan kurikulum model Wheeler.

4 Menjelaskan implementasi pengembangan kurikulum model Wheeler.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah penulis dan pembaca dapat

memperoleh pengetahuan tentang konsep, teori, karakteristik kurikulum model Wheeler,

langkah - langkah pengembangan kurikulum Wheeler, keunggulan dan kelemahan kurikulum

model Wheeler, implementasi pengembangan kurikulum model Wheeler.

1.5 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kajian pustaka,

yaitu penulis mengumpulkan berbagai sumber atau referensi yang relevan dengan materi yang

disajikan dan kemudian dilakukan pengkajian terhadap materi tersebut lebih lanjut.

Page 6: model pembelajaran wheeler

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep, Teori, Dan Karakteristik Kurikulum Model Wheeler

Menurut Good (1972) dan Travers(1972) , model adalah abstraksi dunia nyata atau

representasi peristiwa kompleks atau system, dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta

lambang-lambang lainnya. Model bukanlah realitas, akan tetapi merupakan representasi

realitas yang dikembangkan dari keadaan. Dengan demikian, model pada dasarnya berkaitan

dengan rancangan yang dapat digunakan untuk menerjamahkan sesuatu ke dalam realitas,

yang sifatnya lebih praktis. Model berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah

berkomunikasi, atau sebagai petunjuk, atau sebagai petunjuk yang bersifat perspektif untuk

mengambil keputusan, atau sebagai petunjuk perencanaan untuk kegiatan pengelolaan.

Nadler (1988) menjelaskan bahwa model yang baik adalah model yang dapat menolong si

pengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses secara mendasar dan menyeluruh.

Selanjutnya ia menjelaskan manfaat model adalah sebagai berikut:

a. Model dapat menjelaskan beberapa aspek perilaku dan interaksi manusia.

b. Model dapat mengintegrasikan seluruh pengetahuan hasil observasi dan penelitian.

c. Model dapat menyederhanakan suatu proses yang bersifat kompleks.

d. Model dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan.1

Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan

rencana kurikulum yang luas dan spesifik.proses ini berhubungan dengan seleksi dan

pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar mengajar, antara lain penetapan jadwal

pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan,

sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-

sumber unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan

proses belajar-mengajar.

Menurut Wheeler, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang membentuk

suatu lingkaran. Proses pengembangan kurikulum terjadi secara terus menerus. Proses

pengembangan kurikulum terdiri dari lima fase atau tahapan yang dalam pelaksanaannnya

berlangsung secara sistematis dan berurut. Kita tidak bisa menyelesaikan tahap kedua, apabila

kita belum menyelesaikan tahap pertama. Setelah semua tahapan-tahapan selesai

Page 7: model pembelajaran wheeler

dilaksanakan, maka akan kembali ketahap awal sehingga proses pengembangan kurikulum

berlangsung secara terus menerus.

Pada dasarnya, model pengembangan kurikulum Wheeler hampir sama dengan model

pengembangan kurikulum yang sudah disusun sebelumnya oleh Tyler. Model Tyler tidak

menyediakan atau tidak membantu pengembang dalam melakukan umpan balik berdasarkan

hasil evaluasi yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Karena keterbatasan

model Tyler inilah, maka Wheeler melanjutkannya dengan mengembangkan model siklus.

Pada tahun 1967, model garis lurus yang dikembangkan oleh Tyler dimodifikasi menjadi

model sferis atau spiral oleh Wheeler (Huang & Yang, 2004). Model siklus Wheeler memiliki

lima prosedur (Sanjaya, 2008), yaitu: a)menentukan tujuan umum dan khusus, b) memilih

pengalaman belajar, c) memilih konten atau isi, d) mengatur dan mengintegrasikan

pengalaman belajar dan konten,serta e) evaluasi. Berbeda halnya dengan model Tyler yang

terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu:a) mengidentifikasi tujuan umum, b) menentukan

pengalaman belajar, c) mengorganisasi pengalaman belajar, dan d) evaluasi.

Perbedaan pengembangan kurikulum model Tyler dengan pengembangan kurikulum

model Wheeler dapat dipaparkan sebagai berikut.

1. Pada model Wheeler, konten dipisahkan dari pengalaman belajar sementara

berdasarkan model kurikulum yang dikembangkan oleh Tyler, konten tidak terlepas

dari pengalaman belajar.

2. Model Wheeler adalah model pengembangan kurikulum dengan 5 tahap

pengembangan, sedangkan model Tyler terdiri dari 4 tahapan pengembangan.

3. Wheeler melaksanakan model pengembangannya dengan model siklus atau

lingkaran, sedangkan model Tyler hanya berupa model linier atau garis.

4. Dalam model Wheeler, evaluasi dilakukan dan hasilnya dijadikan input kembali ke

dalam sistem untuk dilakukan penyempurnaan kembali, sementara pada model

Tyler, evaluasi adalah terminal atau akhir dari pelaksanaan pengembangan

kurikulum.

Terdapat beberapa alasan mengapa Wheeler kurang sependapat dengan model

pengembangan Tyler, yaitu sebagai berkut.

1. Tujuan harus dibahas sebagai perilaku yang mengacu pada produk akhir

pembelajaran yang menghasilkan tujuan akhir. Seseorang dapat berpikir tentang

tujuan-tujuan utama sebagai hasil.

Page 8: model pembelajaran wheeler

2. Tujuan di formulasikan dari umum ke yang khusus dalam perencanaan kurikulum.

3. Isi seharusnya dibedakan dari pengalaman belajar yang menentukan konten

tersebut.

Dalam perumusan tujuan kurikulum apapun bentuk dan model yang dipilih pada

dasarnya harus selalu mempertimbangkan berbagai sumber untuk kepentingan individu dan

kepentingan masyarakat. Berdasarkan beberapa pemikiran inilah, selanjutnya Wheeler

mengembangkan model pengembangan kurikulumnya.

2.2 Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum Wheeler

Wheeler berpendapat bahwa pengembangan kurikulum teridri dari 5 tahap yaitu:

1. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus.

Dalam hal ini tujuan umum dapat berupa tujuan yang bersifat normative yang

mengandung tujuan filisofis (aim) atau tujuan pembelajaran yang bersifat praktis

(goals). Sedangkan yang menjadi tujuan khusus yaitu tujuan yang bersifat spesifik dan

observable (objective) yaitu suatu tujuan pembelajaran yang mudah diukur

ketercapaiannya. Dalam pengembangan kurikulum menurut Wheeler penentuan tujuan

merupakan tahap awal yang harus dilakukan. Dalam penyusunan suatu kurikulumin,

merumuskan tujuan merupakan hal yang harus dikerjakan karena tujuan merupakan

arah atau sasaran pendidikan. Tanpa ada tujuan maka apa yang ingin di capai akan

menjadi tidak jelas.

Alasan alasan yang mendasar mengenai pentingnya perumusan suatu tujuan adalah:

a. Tujuan berkaitan erat dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh dunia

pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, denagn

demikian salah satu komponen penting yang harus ada dalam suatu perencanaan

kurikulum adalah tujuan itu sendiri.

b. Tujuan kurikulum dapat membantu pengembang kurikulum dalam mendesain suatu

model kurikulum. Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang

kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan bahkan akan

membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran. Maksudnya disini adalah

dengan tujuan yang jelas dapat memberikan arahan kepada guru dalam menentukan

bahan atau materi yang harus dipelajari, menentukan metode dan strategi pembelajaran

Page 9: model pembelajaran wheeler

yang akan digunakan, menentukan alat, media, dan sumber pembelajaran, serta

bagaimana cara merancang alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan belajar siswa.

c. Tujuan dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas batas serta kualitas

pembelajaran. Dengan adanya tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai

kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui

penetapan tujuan, para pengembang kurikulum termasuk guru dapat mengontrol sampai

mana siswa telah memperoleh kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan

tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dari itu dengan adanya tujuan akan dapat

ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.

2. Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh siswa untuk

mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam langkah pertama. Yang dimaksud

dengan pengalaman belajar disini adalah segala aktivitas siswa dalam berinteraksi

denagn lingkungan. Menentukan pengalaman belajar merupakan hal yang penting untuk

materi - materi yang sesuai dalam proses pembelajaran.

3. Menentukan isi dan materi pelajaran sesuai dengan pengalaman belajar

Tahap ketiga dalam pengembangan kurikulum menurut Wheeler adalah penentuan isi

dan materi pelajaran. Penentuan isi dan materi pelajaran ini di dasarkan atas

pengalaman belajar yang di alami oleh peserta didik, pengalaman belajar yang dialami

oleh peserta didik dijadikan suatu acuan dalam penyusunan materi ajar.langkah langkah

pengorganisasian merupakan hal yang sangat penting karena dengan pengorganisasian

yang jelas akan memberikan arah bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga

menjadi pengalaman belajar bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi

pengalaman belajar yang nyata bagi siswa.

4. Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi pelajaran.

Setelah materi ajar disusun maka dilakukan penyatuan antara pengalaman belajar

dengan materi ajar yang telah disusun, hal ini bertujuan agar terjadi hubungan atau

kesinambungan antara pengalaman belajar dengan materi ajar. Sehingga proses belajar

mengajar dapat berjalan dengan naik sehingga hasil yang diperoleh pun dapat

maksimal.

5. Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapaian tujuan.

Disini setelah proses pembelajaran selesai akan dilaksanakan suatu proses evaluasi.

Dalam proses pengembangan kurikulum ini tahap evaluasi merupakan tahap yang

Page 10: model pembelajaran wheeler

sangat penting, hal itu karena proses penilaian atau evaluasi dapat memberikan

informasi tentang ketercapaian daripada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan evaluasi ini maka akan dapat diketahui apakah kurikulum yang diterapkan itu

berjalan denagn baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah

tersebut.secara rinci dapat dikatakan bahwa Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan,

menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai

kurikulum apakan kurikulum itu masih bisa berlaku atau harus di perbaharui atau

digamti lagihal itu terjadi karena evaluasi suatu kurikulum dapat memberikan

informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum terhadap tujuan

yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya,yang mana informasi ini akan sangat

berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut masih dijalankan

tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru.

Evaluasi kurikulum juga penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar yang

berubah.

Berdasarkan dari langkah- langkah pengembangan kurikulum yang

dikemukakan oleh Wheeler terlihat bahwa pengembangn kurikulum itu berbentuk

sebuah siklus (lingkaran) yang mana pada setiap tahapa dalam siklus tersebut

membentuk suatu system yang terdiri dari komponen- komponen pengembangan yang

saling berhubungan satu sama lain.

Gambar 1.Model Pengembangan Kurikulum Wheeler (dikutip dari Sanjaya, 2008)

Page 11: model pembelajaran wheeler

2.3 Keunggulan Dan Kelemahan Kurikulum Model Wheeler

Walaupun model kurikulum Wheeler merupakan pengembangan dari model kurikulum Tyler,

gambar siklus model pengembangan kurikulum Wheeler menunjukkan bahwa model pengembangan

ini tampaknya jauh lebih progresif dari pada model garis lurus yang dikembangkan oleh Tyler.Berikut

keunggulan dari model pengembangan Wheeler.

1. Model ini memiliki mekanisme umpan balik, sehingga menyediakan masukan atau saran

dengan tujuan untuk mengukur kemajuan dari penerapan model pengembangan kurikulum.

2. Dengan adanya umpan balik, dapat diketahui sejauh mana tingkat ketercapaaian

pengembangan kurikulum yang diimplementasikan. Jadi, fungsi evaluasi disini tergantung

dari tujuan orang yang melakukan evaluasi. Apakah untuk mengetahui atau untuk mengukur

tingkat ketercapaian pengembangan kurikulum, atau hanya untuk mengetahui sejauh mana

ketercapaian model pengembangan kurikulum.

Namun di sisi lain, model pengembangan kurikulum ini juga memiliki beberapa

kelemahan.Beberapa kelemahannya yaitu sebagai berikut.

1. Tujuan jangka pendek Wheeler meliputi karakteristik perilaku. Perilaku memiliki banyak

tujuan keuntungan jika diterapkan untuk merancang kurikulum, akan tetapi memiliki beberapa

batasan dalam pelaksanaannya. Contohnya, bagaimana seseorang bisa mengukur

meningkatnya kelancaran siswa dalam menulis.

2. Model ini kurang prosedur antara mengorganisir dan mengintegrasikan konten pengalaman

belajar dan evaluasi. Menurut Huang &Yang (2004) prosedur ini adalah pelaksanaan konten

yang terintegrasi.

2.4 Implementasi Pengembangan Kurikulum Model Wheeler

Kurikulum merupakan rencana tertulis yang berisi tentang ide-ide dan gagasan-gagasan

yang dirumuskan oleh pengembang kurikulum. Rencana tertulis itu kemudian menjadi

dokumen kurikulum yang membentuk suatu sistem kurikulum yang terdiri dari komponen-

komponen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen-

komponen yang membentuk sistem kurikulum selanjutnya melahirkan sistem pengajaran dan

sistem pengajaran itulah yang menjadi pedoman guru dalam pengelolaan proses belajar

mengajar di dalam kelas. Karena system pengajaran melahirkan tindakan-tindakan guru dan

siswa , maka dapat juga dikatakan bahwa tindakan-tindakan itu pada dasarnya implementasi

dari kurikulum, yang selanjutnya akan memberikan masukan dalam proses perbaikan

Page 12: model pembelajaran wheeler

kurikulum. Demikian terus-menerus, sehingga proses pengembangan kurikulum membentuk

siklus yang tanpa ujung.

Pengembangan kurikulum berdasarkan model Wheeler, dapat dimplementasikan pada

rencana pelaksanaan pembelajaran, dengan mengikuti 5 tahapan, yang terdiri atas :

1. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan Umum :

Standar Kompetensi : 3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Tujuan khusus :

Kompetensi Dasar : 3.4. Mendeskripsikan hubungan energi dan daya listrik serta

pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari

2. Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dilakukan siswa untuk

mencapai tujuan

a. Menjelaskan faktor-faktor yang menentukan energi listrik.

b.Menjelaskan rumusan energi listrik.

c. Menyebutkan alat-alat pengubah energi listrik.

d.Menjelaskan karakteristik dan prinsip kerja beberapa alat pengubah energi

listrik.

e. Menjelaskan pengertian daya listrik.

f. Menjelaskan hubungan antara daya listrik dan energi listrik.

g.Menjelaskan langkah-langkah untuk menentukan energi listrik

dalam satuan kWh.

h.Menyebutkan kesetaraan nilai antara kWh dan joule.

i. Menjelaskan cara melakukan penghematan dalam menggunakan energi.

3. Menentukan isi atau materi pembelajaran berdasarkan pengalaman belajar

Energi dan Daya Listrik

Page 13: model pembelajaran wheeler

4. Mengorganisaikan atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi

belajar

SILABUS

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : I X/1

Standar Kompetensi : 3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Kom

pet

ensi

Dasa

r

Mate

ri

Pel

aja

ran

Pen

gala

man

Bel

aja

r

Ind

ikato

r

Penilaian

Alo

kasi

Wak

tu

Su

mb

er

Bel

aja

r

Teknik

Bentuk

Instru

men

Contoh

Instrumen

3.4.Me

nd

esk

rip

si-

ka

n

hu

bu

ng

an

en

erg

i

da

n

da

ya

list

rik

ser

ta

pe

ma

nfa

ata

nn

ya

dal

am

Energ

i dan

Daya

Listri

k

o Menca

ri

inform

asi

melalu

i studi

pustak

a

untuk

mene

mukan

ubung

an

antara

V, I

dan

energi

listrik,

hubun

gan

antara

daya

listrik

energi

listrik,

dan

satuan

nya

(kWh

dan

Menjelas

kan

hubunga

n antara

V, I

dengan

energi

listrik

yang

digunaka

n.

Menjelas

kan

hubunga

n antara

daya

listrik

energi

listrik,

dan

satuanny

a (kWh

dan

Joule)

Menerap

kan

konsep

energi

dan daya

listrik

Tes

tertulis

Tes

tertulis

Penugas

an

Penugas

aan

Tes

unjuk

kerja

Uraian

Uraian

Tugas

rumah

Proyek

Uji

petik

kerja

prosed

ur

Tentukan

energi listrik

yang

digunakan

bila

tegangan

dan kuat

arus

diketahui!

Tentukan

energi listrik

dalam

satuan KWh

bila daya

listrik

diketahui

dalam

satuan joule!

Lihatlah

KWh meter

yang ada

dirumahmu,

kemudian

hitunglah

penggunaan

energi listrik

yang

terpakai

6 x 40 Martthen

Kangina

n, 2007.

IPA

FISIKA

untuk

SMP

kelas IX,

Erlangga

Budi

Prasodjo,

et al,

2009.

PHYSIC

S for

junior

high

school 3,

Yudhistir

a

Page 14: model pembelajaran wheeler

ke

hid

up

an

seh

ari

-

har

i

Joule)

o Menye

lesaika

n soal-

soal

yang

berkait

dengan

perhitu

ngan

pengg

unaan

listrik

o Melak

ukan

eksperi

men

sedeha

na

untuk

menun

jukkan

peruba

han

energi

listrik

ke

bentuk

energi

lain

o Mengk

aji

cara-

cara

yang

tepat

untuk

melak

ukan

penghe

matan

energi

dalam

kehidu

pan

sehari-

hari

dalam

perhitun

gan

penggun

aan

listrik di

rumah

tangga

berdasar

kan

angka

yang

tertera

pada

kWh

meter

Menunju

kkan

perubaha

n energi

listrik

menjadi

energi

bentuk

lain

Mempra

ktikkan

penghem

atan

energi

dalam

kehidupa

n sehari-

hari dan

mengem

ukakan

alasanny

a.

selama 1

bulan!

Lakukan

percobaan

tentang

energi

listrik,

kemudian

amati

perubahan

energi listrik

yang terjadi!

Ceritakan

bagaimana

cara

menghemat

energi listrik

dalam

kehidupan

sehari-hari?

Page 15: model pembelajaran wheeler

dan

dasar

teori

yang

mendu

kung

berdas

ar

kajian

pustak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Mata Pelajaran : IPA (Fisika)

Kelas / Semester : IX / I

Alokasi waktu : 6 X 40’ ( 3x pertemuan )

Standar Kompetensi

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar

3.4 Mendeskripsikan hubungan energi dan daya listrik serta pemanfaatannya dalam

kehidupan sehari-hari.

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

Menjelaskan faktor-faktor yang menentukan energi listrik.

Menyebutkan alat-alat pengubah energi listrik.

Menjelaskan karakteristik dan prinsip kerja beberapa alat pengubah energi

listrik.

Menjelaskan pengertian daya listrik.

Menjelaskan hubungan antara daya listrik dan energi listrik.

Menjelaskan langkah-langkah untuk menentukan energi listrik

dalam satuan kWh.

Menyebutkan kesetaraan nilai antara kWh dan joule.

Menjelaskan cara melakukan penghematan dalam menggunakan energi.

B. Materi Pembelajaran

Energi dan Daya Listrik

Page 16: model pembelajaran wheeler

C. Metode Pembelajaran

1. Model : - Direct Instruction (DI)

- Cooperative Learning

2. Metode : - Diskusi kelompok

- Eksperimen

- Observasi

- Ceramah

D. Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1

2

a. Kegiatan Pendahuluan (5 menit )

Motivasi dan Apersepsi: -

Bagaimana cara menentukan

besarnya energi listrik?

Prasyarat pengetahuan:

Sebutkan besaran yang

menentukan nilai energi listrik

Pra eksperimen:

- Berhati-hatilah menggunakan

alat dan bahan praktikum.

Kegiatan Inti ( 30 menit )

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Peserta didik (dibimbing oleh

guru) mendiskusikan faktor-

faktor yang menentukan energi

listrik.

Perwakilan dari tiap kelompok

diminta untuk mengambil

kawat nikelin sepanjang 1 m,

lima buah baterai, sebuah

hambatan geser, sebuah

ammeter, sebuah saklar, sebuah

voltmeter, sebuah stopwatch,

sebuah termometer dan kabel

secukupnya.

Guru mempresentasikan

langkah kerja untuk melakukan

eksperimen mengamati

hubungan antara kalor dengan

beda potensial, kuat arus listrik,

dan lama aliran arus listrik

- Memperhatikan dan

menjawab pertanyaan guru

berdasarkan pengetahuan

awal yang dimiliki.

- Siswa membentuk kelompok

kemudian berdiskusi

- Siswa mencari buku/literatur

yang berhubungan dengan listrik

- Siswa melakukan eksperimen

mengikuti langkah-langkah kerja

ilmiah

- Siswa mendiskusikan hasil

eksperimen dengan kelompoknya

- Siswa mendapat bimbingan

apabila menemui kesulitan dalam

Page 17: model pembelajaran wheeler

3

Peserta didik dalam setiap

kelompok melakukan

eksperimen sesuai dengan

langkah kerja yang telah

dijelaskan oleh guru.

Guru memeriksa eksperimen

yang dilakukan peserta didik

apakah sudah dilakukan dengan

benar atau belum. Jika masih

ada peserta didik atau

kelompok yang belum dapat

melakukannya dengan benar,

guru dapat langsung

memberikan bimbingan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Membiasakan peserta didik

membaca dan menulis yang

beragam melalui tugas-tugas

tertentu yang bermakna;

Memfasilitasi peserta didik

melalui pemberian tugas,

diskusi, dan lain-lain untuk

memunculkan gagasan baru

baik secara lisan maupun

tertulis;

Memberi kesempatan untuk

berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan

bertindak tanpa rasa takut;

Memfasilitasi peserta didik

dalam pembelajaran kooperatif

dan kolaboratif;

Memfasilitasi peserta didik

berkompetisi secara sehat

untuk meningkatkan prestasi

belajar;

Memfasilitasi peserta didik

membuat laporan eksplorasi

yang dilakukan baik lisan

maupun tertulis, secara

individual maupun kelompok;

Memfasilitasi peserta didik

untuk menyajikan hasil kerja

pengisian LKS (kerja ilmiah)

- Wakil dari masing-masing

kelompok menyampaikan hasil

diskusinya, untuk mendapat

masukan dari kelompok yang

lain dan guru

- Siswa memperbaiki LKS (kerja

ilmiah) yang kurang tepat

- Siswa mendiskusikan aplikasi

untuk mendapatkan makna

- Siswa mendiskusikan konsep

yang dipelajari

Siswa memberikan pertanyaan dan

pendapat mengenai apa yang telah

dilakukan dalam eksperimen

Page 18: model pembelajaran wheeler

individual maupun kelompok;

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Guru bertanya jawab tentang

hal-hal yang belum diktahui

siswa

Guru bersama siswa bertanya

jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan

penguatan dan penyimpulan

Kegiatan Penutup (5 menit )

Dalam kegiatan penutup, guru:

bersama-sama dengan peserta

didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan

pelajaran;

melakukan penilaian dan/atau

refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan secara

konsisten dan terprogram;

memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil

pembelajaran;

merencanakan kegiatan tindak

lanjut dalam bentuk

pembelajaran remedi, program

pengayaan, layanan konseling

dan/atau memberikan tugas

baik tugas individual maupun

kelompok sesuai dengan hasil

belajar peserta didik;

- Apabila diperlukan guru membantu

siswa dalam memecahkan masalah

dalam pengisian LKS (kerja ilmiah)

- Guru memandu siswa dalam diskusi

kelompok

- Guru memandu siswa dalam diskusi

kelas

Penutup (10 menit)

Tindak Lanjut

- Guru meluruskan apabila ada konsep

yang kurang tepat.

- Guru menjelaskan berbagai aplikasi

untuk memberikan makna

- Guru merefleksi pemahaman konsep

Siswa menjawab pertanyaan yang

berhubungan dengan konsep, teori

dari yang telah dipelajari

Siswa membperbaiki teori, konsep

yang sekiranya menyimpang dari

pemahaman sebelumnya

Siswa memberikan kesimpulan

tentang materi yang telah dipelajari

Jika ada hal yang belum dipahami

Siswa menyesuaikan dengan teori

yang telah di terimanya

Page 19: model pembelajaran wheeler

PERTEMUAN KEDUA

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1

2

3

a. Kegiatan Pendahuluan (5 menit )

Motivasi dan Apersepsi: Mengapa elemen pemanas alat-alat listrik umumnya berupa lilitan?

Prasyarat pengetahuan: Sebutkan alat-alat pengubah energi listrik.

Kegiatan Inti ( 30 menit )

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Menjelaskan( 15 menit )

Menyebutkan alat-alat

pengubah energi listrik.

Menjelaskan karakteristik dan

prinsip kerja beberapa alat

pengubah energi listrik.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Guru membimbing peserta

didik dalam pembentukan

kelompok.

Peserta didik (dibimbing oleh

guru) mendiskusikan asas

Black.

Peserta didik memperhatikan

penjelasan guru mengenai

penerapan asas Black dalam

kehidupan sehari-hari.

Perwakilan peserta didik

diminta untuk menyebutkan

alat-alat pengubah energi

listrik.

Guru membagi tugas

kelompok:

kelompok diberi tugas untuk

menjelaskan karakteristik dan

prinsip kerja setrika listrik.

2 kelompok diberi

tugas untuk

menjelaskan

karakteristik dan

prinsip kerja kompor

listrik.

Siswa memberi pendapat dengan

pengetahuan awal yang dimiliki

- Siswa membentuk kelompok

kemudian mendiskusikan isu-

isu sosial dan teknologi untuk

dibuktikan

- Siswa melakukan eksperimen

untuk memecahkan isu-isu

sosial dan teknologi

- Siswa melakukan eksperimen

mengikuti langkah-langkah

kerja ilmiah

- Siswa mendiskusikan hasil

eksperimen dengan

kelompoknya

- Siswa mendapat bimbingan

apabila menemui kesulitan

dalam pengisian LKS (kerja

ilmiah)

- Wakil dari masing-masing

kelompok menyampaikan hasil

diskusinya, untuk mendapat

masukan dari kelompok yang

lain dan guru

- Setiap kelompok mencari data

tentang masing-masing

karateristik alat-alat listrik yang

dapat menimbulkan panas.

Page 20: model pembelajaran wheeler

2 kelompok diberi

tugas untuk

menjelaskan

karakteristik dan

prinsip kerja solder

listrik.

2 kelompok diberi

tugas untuk

menjelaskan

karakteristik dan

prinsip kerja kipas

angin.

2 kelompok diberi

tugas untuk menjelaskan

karakteristik dan

prinsip kerja bel

listrik.

Tugas kelompok diberikan 1

minggu sebelum proses

pembelajaran dilaksanakan.

Setiap kelompok diminta

melaporkan hasil

pengamatannya dalam bentuk

karya tulis.

Setiap kelompok diminta untuk

mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelompok

yang lain.

Guru menanggapi hasil diskusi

kelompok peserta didik dan

memberikan informasi yang

sebenarnya.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Guru bertanya jawab tentang

hal-hal yang belum diktahui

siswa

Guru bersama siswa bertanya

jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan

penguatan dan penyimpulan

Kegiatan Penutup (5 menit )

Dalam kegiatan penutup, guru:

bersama-sama dengan peserta

didik dan/atau sendiri

Setiap kelompok membuat

makalah/karya tulis dan siap

untuk dipresentasikan

Bagi siswa yang belum jelas

dipersilakan bertanya /

mengeluarkan pendapat terhadap

kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan.

Siswa menyimpulkan dari

semua kegiatan belajar yang

Page 21: model pembelajaran wheeler

membuat rangkuman/simpulan

pelajaran;

melakukan penilaian dan/atau

refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan secara

konsisten dan terprogram;

memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil

pembelajaran;

merencanakan kegiatan tindak

lanjut dalam bentuk

pembelajaran remedi, program

pengayaan, layanan konseling

dan/atau memberikan tugas

baik tugas individual maupun

kelompok sesuai dengan hasil

belajar peserta didik;

telah dilakukan

Media/Sumber Belajar /Refrensi

1. Papan tulis dan gambar/carta/lingkungan

2. Spidol/kapur tulis dan penghapus

3. Buku refrensi dan lingkungan

Martthen Kanginan, 2007. IPA FISIKA untuk SMP kelas IX, Erlangga

Budi Prasodjo,et al, 2009. PHYSICS for junior high school 3, Yudhistira

5. Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapaian tujuan

a. Teknik penilaian : tes tulis, tes unjuk kerja.

b. Bentuk instrumen : pilihan ganda dan uji unjuk kerja

c. Contoh instrumen :

Penilaian :

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen Instrumen/ Soal

Menjelaskan

hubungan antara V,

I dengan energi

listrik yang

digunakan.

Menjelaskan

hubungan antara

daya listrik energi

listrik, dan

satuannya (kWh

Tes tertulis

Tes tertulis

Penugasan

Penugasan

Uraian

Uraian

Tugas

rumah

Proyek

Tentukan energi listrik

yang digunakan bila

tegangan dan kuat arus

diketahui!

Tentukan energi listrik

dalam satuan KWh bila

daya listrik diketahui

dalam satuan joule!

Lihatlah KWh meter

yang ada dirumahmu,

kemudian hitunglah

Page 22: model pembelajaran wheeler

dan Joule)

Menerapkan konsep

energi dan daya

listrik dalam

perhitungan

penggunaan listrik

di rumah tangga

berdasarkan angka

yang tertera pada

kWh meter

Tes unjuk

kerja

Uji petik

kerja

prosedur

penggunaan energi listrik

yang terpakai selama 1

bulan!

Lakukan percobaan

tentang energi listrik,

kemudian amati

perubahan energi listrik

yang terjadi!

Ceritakan bagaimana cara

menghemat energi listrik

dalam kehidupan sehari-

hari?

Dari setiap akhir penilaian, pendidik akan meninjau kembali setiap soal yang dijawab

karena merupakan umpan balik untuk mengetahui proses-proses tahapan yang telah

dilaksanakan sebelumnya.

Page 23: model pembelajaran wheeler

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Pengembangan kurikulum model Wheeler, memberikan keluwesan dalam

penerapanya karena tahap-tahap penyusunan kurikulum tidak terlalu rumit, seperti model-

model yang lain dan yang paling terpenting dalam pengembangan kurikulum model wheeler

ini adalah sistematisnya yang selalu memperhatikan tahap-tahap sebelumnya.

3.2. Saran

Dari implementasi model pengembangan kurikulum menurut Wheeler, bagi para

pendidik yang ingin mudah dalam mengontrol kemajuan dan aktivitas kegiatan siswa dalam

proses pembelajaran dapat menggunakan model kurikulum ini, karena dengan model

pengembangan kurikulum yang berbentuk lingkaran, pendidik dengan mudah dapat

mengetahui dimana ketidaktepatan dalam tahap-tahap proses kurikulum tersebut.

Page 24: model pembelajaran wheeler

Daftar Pustaka

Ernywati. 2011. Model Pengembangan Kurikulum Menurut Wheeler. Diakses dari

http://ernywati.blogspot.com/2011/06/model-pengembangan-kurikulum-menurut.html.

pada tanggal 18 Januari 2013

Indrawan. 2011. Pengembangan Kurikulum Model Wheler. Diakses dari http://oktap-

indrawan.blogspot.com/2013/01/pengembangan-kurikulum-model-wheler.html. pada

tanggal 18 Januari 2013

Intanumapea, 2011 . Model-Model Pengembangan Kurikulum Dan Fungsinya Bagi Guru.

Diakses dari http://intanrumapea.wordpress.com/2011/10/22/model-model-

pengembangan-kurikulum-dan-fungsinya-bagi-guru/. Pada tanggal 18 Januari 2013.

Sanjaya,Wina.2008.KURIKULUM dan PEMBELAJARAN Teori dan Praktik pengembangan

kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Bandung. KENCANA PRENADA MEDIA

GROUP