model penyelenggaraan sistem kredit semester …€¦ · web viewpendahuluan. latar belakang....

49
BAB I PENDAHULUAN A. Rasional Latar Belakang Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan sistem paket, di mana semua peserta didik menempuh sistem pembelajaran yang sama dalam menyelesaikan program belajarnya. Hal ini dianggap kurang demokratis karena peserta didik pada dasarnya majemuk baik dari kemampuannya , bakat, maupun minatnya. Peserta didik yang pandai akan terhambat untuk menyelesaikan program studinya. Sebaliknya peserta didik yang lemah merasa dipaksa untuk mengikuti peserta didik lainnya. Guna menjawab kemajemukan siswa peserta didik , di dalam Undang-U u ndang Nomor . 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 12 ayat 1 poin butir (b) menyatakan dinyatakan “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya”. Selanjutnya pada poin butir (f) menyatakan dinyatakan bahwa “Peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak menyelesaikan pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan”. Untuk memenuhi pelayanan pendidikan yang demokratis dan adil kepada peserta didik sesuai dengan ketentuan di atas, dapat ditempuh dengan menyelenggarakan Sistem Kredit 1

Upload: trannhi

Post on 06-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN

A. RasionalLatar Belakang

Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan sistem paket, di mana semua peserta didik menempuh sistem pembelajaran yang sama dalam menyelesaikan program belajarnya. Hal ini dianggap kurang demokratis karena peserta didik pada dasarnya majemuk baik dari kemampuannya, bakat, maupun minatnya. Peserta didik yang pandai akan terhambat untuk menyelesaikan program studinya. Sebaliknya peserta didik yang lemah merasa dipaksa untuk mengikuti peserta didik lainnya.Guna menjawab kemajemukan siswapeserta didik, di dalam Undang-Uundang Nomor. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 12 ayat 1 poinbutir (b) menyatakan dinyatakan “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya”. Selanjutnya pada poinbutir (f) menyatakandinyatakan bahwa “Peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak menyelesaikan pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan”.

Untuk memenuhi pelayanan pendidikan yang demokratis dan adil kepada peserta didik sesuai dengan ketentuan di atas, dapat ditempuh dengan menyelenggarakan Sistem Kredit Semester (SKS) sebagaimana yang diatur lebih lanjut pada Peraturan pemerintah No. 19 Ttahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 11 ayat (1) menyatakandinyatakan ”Beban belajar untuk SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester (SKS)”. Selanjutnya pPada ayat (2) menyatakandinyatakan ”Beban belajar untuk

1

Page 2: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

SMA/MA/SMLB,SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada pendidikan formal kategori standar dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester”; Ayat (3) ”Beban belajar untuk SMA/MA/SMLB,SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada pendidikan formal kategori mandiri dinyatakan dalam satuan kredit semester”.

Berdasarkan hasil telaah lapangan ditemukan bahwa pengertian SKS masih dipahami secara berbeda baik konsep maupun pelaksanaannya.

Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di mana masing-masing satuan pendidikan mengacu pada kerangka dasar dan struktur kurikulum, akan menyusun KTSP berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan merumuskan beban belajar setiap mata pelajaran sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik, maka diperlukan suatu pedoman penyelenggaraan modelsistem SKS. Pedoman ini diharapkan memberi penjelasan dan pegangan bagi para pemangku kepentingan pendidikan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah/madrasah dalam menyelenggarakan sistem satuan kredit semester (SKS) yang berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Model ini diharapkan dapat membantu para penyelenggara pendidikan di tingkat sekolah untuk merumuskan lebih lanjut pelaksanaan SKS, dalam hal pengaturan beban belajar, penerapan SKS dalam pembelajaran dan penilaiain, pengelolaan jumlah sks tiap semester, pengelolaan administrasi dan struktur kurikulum disekolah.

B. Landasan KebijakanKebijakan

Penyusunan Model Pengelolaanbuku pedoman penyelenggaraan sistem Pembelajaran Sistem satuan kredit semester (sksSKS) berlandaskan pada kebijakan-kebijakan sebagai berikut:1. Undang-Uundang Nomor 20 Ttahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada Pasal 12 ayat 1 (b) yaknidinyatakan: “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan

2

Page 3: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya”. Selanjutnya pada butir (f) yaknidinyatakani: “Peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak menyelesaikan pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan”.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Ttahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 11 ayat (1), menyatakandinyatakan ”Beban belajar untuk SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester (SKS)”. aAyat (2), dan a ”Beban belajar untuk SMA/MA/SMLB,SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada pendidikan formal kategori standar dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester”; Ayat (3). ”Beban belajar untuk SMA/MA/SMLB,SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada pendidikan formal kategori mandiri dinyatakan dalam satuan kredit semester”.

3. Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Ttahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 11 ayat (1). menyatakandinyatakan ”Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memfasilitasi satuan pendidikan yang berupaya menerapkan sistem satuan kredit semester karena sistem ini lebih mengakomodasikan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik. Dengan diberlakukannya sistem ini maka satuan pendidikan tidak perlu mengadakan program pengayaan karena sudah tercakup (buit in) dalam sistem ini”.

4. Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 11 ayat (2) dan (3) mengisaratkan bahwa ada tiga jenis sekolah yaitu sekolah kategori standar, sekolah kategori mandiri, dan sekolah bertaraf internasional. Sekolah kategori standar adalah sekolah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Sekolah kategori mandiri adalah sekolah yang sudah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Sekolah bertaraf internasional adalah sekolah yang sudah memenuhi Sstandar Nnasional Pendidikan.

5. Penjelasan dari pasal-pasal tersebut pada butir 3 dan 4ini menyatakan bahwa yang wajib menerapkan sistem satuan kredit semester (SKS) adalah SMA/MA/SMLB,SMK/MAK kategori mandiri dan

3

Page 4: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

bertaraf internasional, sedangkan SMA/MA/SMLB,SMK/MAK kategori standar dapat menerapkan sistem SKS, demikian pula pada SMP/MTs, dapat menerapkan sistem SKS..

[6.] 6.[7.] Beban belajar sebagaimana tertuang dalam Lampiran Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi menyatakan bahwa:dalam pengertian beban belajar.

Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan.

Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket. Satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori standar menggunakan sistem paket atau dapat menggunakan sistem kredit semester. Satuan pendidikan SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori mandiri dan bertaraf internasional menggunakan menerapkan sistem satuan kredit semester.

Beban belajar yang diatur pada dalam ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem pPaket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sSistem pPaket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

4

Page 5: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut:

SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit;

SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit;

SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK berlangsung selama 45 menit.

Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan adalah sebagai berikut:

Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SD/MI/SDLB:

Kelas I s.d. III adalah 29 s.d. 32 jam pembelajaran;

Kelas IV s.d. VI adalah 34 jam pembelajaran.

Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMP/MTs/SMPLB adalah 34 jam pembelajaran.

c. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran.

Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur terdiri dari:

1. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SD/MI/SDLB maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

5

Page 6: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

2. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMP/MTs/SMPLB maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

3. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah enam tahun untuk SD/MI/SDLB, tiga tahun untuk SMP/MTs/SMPLB dan SMA/MA/SMALB, dan tiga sampai dengan empat tahun untuk SMK/MAK. Program percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

C. Sedangkan sSistem satuan kredit semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem satuan kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri tidak terstruktur. Tujuan

Model Pengeloaan Pembelajaran denganPedoman penyelenggaraan sSistem satuan kredit semester (sksSKS) disusun untuk memberikan salah satu alternartif penyelenggaraanpegangan dan ketentuan bagi para pemangku kepentingan pendidikan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan Sekolah/Madrasah dalam menyelenggarakan sistem satuan kredit semester (SKS) yang berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan adanya di sekolah. Dengan adanya model inpedoman ini diharapkan dapatseluruh pemangku kepentingan pendidikan:

6

Page 7: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

1. M emiliki persepsi yang sama tentang konsepsi sistem SKS dan penyelenggaraannya .

2. Menjabarkan secara oprerasional sistem SKS sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan Sekolah/Madrasah.

3. Melaksanakan seluruh proses dalam sistem SKS antara lain penyusunan struktur kurikulum yang meliputi jenis dan jumlah mata pelajaran, jumlah mata pelajaran pilihan yang disediakan, penetapan jumlah dan jenis mata pelajaran yang diambil setiap peserta didik, serta jumlah beban sksnya. merumuskan

7

Page 8: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

BAB II

LANDASAN KEBIJAKAN SISTEM SATUAN KREDIT SEMESTER (SKS)

Penyusunan buku pedoman penyelenggaraan sistem satuan kredit semester (SKS) berlandaskan pada kebijakan-kebijakan sebagai berikut:Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 12 ayat 1 (b) dinyatakan: “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan Penyusunan buku pedoman penyelenggaraan sistem satuan kredit semester (SKS) berlandaskan pada kebijakan-kebijakan sebagai berikut:a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada Pasal 12 ayat 1 (b) dinyatakan: “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya”. Selanjutnya pada butir (f) dinyatakani: “Peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak menyelesaikan pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan”.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 11 ayat (1) dinyatakan ”Beban belajar untuk SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester (SKS)”. Ayat (2) ”Beban belajar untuk SMA/MA/SMLB,SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada pendidikan formal kategori standar dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester”; Ayat (3) ”Beban belajar untuk SMA/MA/SMLB,SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada pendidikan formal kategori mandiri dinyatakan dalam satuan kredit semester”.

c. Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 11 ayat (1) dinyatakan ”Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memfasilitasi satuan pendidikan yang berupaya menerapkan sistem satuan kredit semester karena sistem ini lebih mengakomodasikan bakat, minat,

8

Page 9: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

dan kemampuan peserta didik. Dengan diberlakukannya sistem ini maka satuan pendidikan tidak perlu mengadakan program pengayaan karena sudah tercakup (buit in) dalam sistem ini”.

d. Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 11 ayat (2) dan (3) mengisaratkan bahwa ada tiga jenis sekolah yaitu sekolah kategori standar, sekolah kategori mandiri, dan sekolah bertaraf internasional. Sekolah kategori standar adalah sekolah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Sekolah kategori mandiri adalah sekolah yang sudah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Sekolah bertaraf internasional adalah sekolah yang sudah memenuhi Standar Nasional Pendidikan.

e. Penjelasan dari pasal-pasal tersebut pada butir 3 dan 4 menyatakan bahwa yang wajib menerapkan sistem satuan kredit semester (SKS) adalah SMA/MA/SMLB,SMK/MAK kategori mandiri dan bertaraf internasional, sedangkan SMA/MA/SMLB,SMK/MAK kategori standar dapat menerapkan sistem SKS, demikian pula pada SMP/MTs, dapat menerapkan sistem SKS.

f. Beban belajar sebagaimana tertuang dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi menyatakan bahwa:

Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan. Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket. Satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori standar menggunakan sistem paket atau dapat menggunakan sistem kredit semester. Satuan pendidikan SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori mandiri dan bertaraf internasional menerapkan sistem satuan kredit semester.

Beban belajar yang diatur dalam ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem

9

Page 10: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sama untuk semua peserta didik yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut:

1. SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit;

2. SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit;

3. SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK berlangsung selama 45 menit.

Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SD/MI/SDLB:

a) Kelas I s.d. III adalah 29 s.d. 32 jam pembelajaran;

b) Kelas IV s.d. VI adalah 34 jam pembelajaran.

2. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMP/MTs/SMPLB adalah 34 jam pembelajaran.

10

Page 11: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

c. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran.

g. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur terdiri dari:

4. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SD/MI/SDLB maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

5. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMP/MTs/SMPLB maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

6. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah enam tahun untuk SD/MI/SDLB, tiga tahun untuk SMP/MTs/SMPLB dan SMA/MA/SMALB, dan tiga sampai dengan empat tahun untuk SMK/MAK. Program percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

11

Page 12: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

BAB III

KONSEPSI SISTEM SATUAN KREDIT SEMESTER (SKS)

A. Pengertian SKS

Penerapan sistem SKS dapat berfungsi sebagai internal quality assurance, di mana kurikulum dapat dievaluasi dan diadakan perubahan penyesuaian di sana-sini tanpa mengrubah esensi keseluruhan pembelajaran. Dengan sistem ini juga uraian standarisasi pembelajaran dapat dengan mudah dibandingkan antara satu kurikulum dengan kurikulum lainnya. Pembandingan penilaian secara internasional juga dengan mudah dapat dipahami. Walau demikian, sistem ini bukanlah

12

Page 13: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

segalanya, sebab sistem pendidikan sudah membuahkan hasil yang baik jauh sebelum sistem ini dilaksanakan. Untuk Dalam penetapan beban belajar 1 sks (satuan kredit semester), masing-masing negara memiliki aturan yang berbeda.

Menurut ensiklopedi Americana kredit merupakan penghargaan institusi pendidikan akan keberhasilan siswapeserta didik dalam menyelesaikan perkuliahan tertentu yang dinyatakan dengan angka spesifik. Angka spesifik tersebut pada umumnya didasarkan pada jumlah jam pelajaran perminggu (Encyclopedia Americana, Grolier Incorporated, 1997, volume 8, hal.167). Deklarasi Bologna menegaskan sistem kredit semester menjadi suatu hal yang penting pada komitmen pembaruan pendidikan yang ditanda tangani 29 negara Eropa. Sedangkan Evert Bisschop Boele (http://www.esmae ipp.pt/site/bolonha/Docs/Handbook for the Implementation and Use of Credit PoinButirts in Higher Music Education.pdf ) pada halaman 4 mendefinisikan: ” a credit-poinbutirt system is a system in which the total volume of study carried out by a student during the year (taught time plus independent study time) is given a numerical value. This value is then subdivided to correspond to the various subjects, unit or modules which the student take”. Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa dalam pelaksanaan sistem kredit poinpoin, (SKS), isi seluruh pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang siswapeserta didik selama setahun (jam tatap muka ditambah jam belajar mandiri ) diberi bobot dalam bentuk angka. Bobot tersebut selanjutnya dibagi sesuai dengan mata pelajaran tertentu yang diikuti oleh siswapeserta didik. Sebagai gambaran dari penjelasan Boele; jika diperkirakan siswapeserta didik belajar selama 42 minggu per-tahun dan setiap minggu terlaksana 40 jam maka total waktu untuk belajar terpakai 1680 jam. Diasumsikan ada 5 mata pelajaran dengan beban yang setara dapat diselesaikan selama periode tersebut, setiap mata pelajaran terlaksana pembelajaran tatap muka sekali seminggu dengan durasi 2 jam. Selain pembelajaran tatap muka juga diperkirakan 6 jam belajar mandiri setiap minggunya, sehingga untuk setiap mata pelajaran siswapeserta didik belajar 8 jam. Selama satu tahun (42 minggu) siswapeserta didik membutuhkan waktu 336 jam per mata pelajaran, atau 1680 jam untuk 5

13

Page 14: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

mata pelajaran. Jika beban belajar satu tahun diberi nilai 30 SKS maka tiap mata pelajaran (336 jam) disetarakan dengan 6 SKS setahun atau 3 SKS untuk tiap semester. Berdasarkan uraian tentang sistem SKS tersebut di atas, dan dalam kerangka pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat termasuk membangun kemandirian peserta didik, maka Depdiknas akan menerapkan sistem SKS di sekolah kategori mandiri dan di sekolah bertaraf internasional. Pengaturan tentang sistem SKS mengacu pada Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Di mana dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa beban belajar dengan sistem satuan kredit semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan.

B. Kekuatan dan Kelemahan SKSBerdasarkan pengalaman di beberapa negara diidentifikasikan beberapa kekuatan dan kelemahan yang diperoleh dari penerapan sistem satuan kredit semester. Di antara kekuatan tersebut sebagai berikut:

a. Menyesuaikan dengan kecepatan belajar peserta didik.b. Mempersingkat waktu penyelesaian studi bagi peserta

didik yang berkemampuan dan berkemauan tinggi; c. Peserta didik dapat mengembangkan potensi diri sesuai

dengan kemampuan, bakat dan minat;d. Memudahkan guru melayani peserta didik yang sesuai

dengan kemampuan peserta didik;e. Meningkatkan kemandirian peserta didik dalam belajar.

Kelemahan yang mungkin timbul dalam penyelenggaraan sistem SKS antara lain ialah:

a. Banyaknya administrasi yang harus dikerjakan oleh sekolah; b. Pengelolaan sumber daya pendidikan selalu berubah mengacu

pada jumlah mata pelajaran yang ditawarkan pada setiap semester;

c. Penyusunan jadwal pembelajaran yang agak lebih rumit;

14

Page 15: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

d. Peserta didik masih perlu bimbingan dalam menentukan pilihan mata pelajaran.

Berdasarkan uraian tentang sistem SKS tersebut di atas, dan dalam kerangka pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat termasuk membangun kemandirian peserta didik, maka pemerintah akan menerapkan system SKS di sekolah kategori mandiri dan di sekolah yang bertaraf internasional. Pengaturan tentang sistem SKS mengacu pada Permendiknas No. 22 Tahun 2005 . Di mana dalam peraturan tersebut disebutkan bahwatentang beban belajar dijelaskan bahwa sistem satuan kredit semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). SKS adalah suatu satuan atau bobot yang diberikan terhadap isi suatu mata pelajaran secara kuantitatif yang bukan hanya mencerminkan beban belajar peserta didik tetapi juga beban tugas mengajar guru yang dinyatakan dalam satuan kredit. SKS adalah suatu sistem kredit yang diselenggarakan dalam satuan waktu semester. Beban belajar satu SKS adalah beban belajar satu mata pelajaran meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur dan satu jam kegiatan mandiri.

C. Ciri-ciri Kredit dan Sistem SKS

Dari uraian tentang pengertian sistem SKS, dan Mmenurut Permendiknas No.omor 22 Tahun 2005 2006, SKS adalah suatu satuan atau bobot yang diberikan terhadap isi suatu mata pelajaran secara kuantitatif yang bukan hanya mencerminkan beban belajar peserta didik tetapi juga beban tugas mengajar guru yang dinyatakan dalam satuan kredit yang diselenggarakan dalam satuan waktu semester. Beban belajar satu SKS adalah beban belajar satu mata pelajaran meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur dan satu jam kegiatan mandiri. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit semester

15

Page 16: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Berdasarkan hal tersebut maka penerapan syistem SKS memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tiap mata pelajaran diberikan nilai kredit.b. Nilai kredit setiap mata pelajaran berbeda-beda.c. Besarnya nilai kredit setiap mata pelajaran ditentukan berdasarkan

banyaknya kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan tugas-tugas baik tugas pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur dan kegiatan mandiri.

d. Mata prlajaran yang ditempuh oleh masing-masing peserta didik dapat berbeda-beda.

e. Mata pelajaran di SMP/MTs dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Untuk SMA/MA penjurusan mata-mata pelajaran dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu wajib program (MPWP), dan mata pelajaran pilihan (MPP). Sedangkan untuk non penjurusan berisi kelompok mata pelajaran dasar umum (MPDU), mata pelajaran pilihan (MPP).

f. Banyaknya jumlah kredit maupun mata pelajaran yang dapat diambil oleh peserta didik dalam satu semester berjalan ditentukan berdasarkan prestasi akademik dari semester sebelumnya (kecuali semester awal).

g. Untuk semester awal (Kelas VII semester 1), jumlah maksimum kredit yang diambil peserta didik dapat ditentukan melalui lewat placement test atau berdasarkan nilai dari sekolah sebelumnya.

h. Untuk kelas X semester 1, jumlah maksimum kredit yang diambil peserta didik dapat ditentukan melalui placement test dan tes minat atau berdasarkan nilai dari sekolah sebelumnya.

i. Beban belajar satu sks di SMP/MTs adalah 40 menit tatap muka, 40 menit penugasan terstruktur, dan 40 menit kegiatan mandiri.

j. Beban belajar satu sks di SMA/MA adalah 45 menit tatap muka, 45 menit penugasan terstruktur, dan 45 menit kegiatan mandiri.

BD. Tujuan/ Manfaat Penerapan SKS

16

Page 17: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

Tujuan/ manfaat dari penerapan sistem SKS, adalah: a. Peserta didik dapat menyelesaikan mata pelajaran sesuai dengan

kecepatan belajar sehingga peserta didik dapat menyelesaian program belajarnya kurang dari enam semester atau lebih dari enam semester.

b. Peserta didik dapat menentukan dan mengatur strategi belajar dengan lebih fleksibel .

c. Melatih kemandirian peserta didik dalam belajar.d. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memilih

program studi dan mata pelajaran sesuai dengan minatnya.e. Menyelesaikan pelajaran sesuai dengan kondisi dan keinginan

peserta didikf. Memberikan kesempatan kepada peserta didik memilih mata

pelajaran sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.potensinya.

g. Sekolah dapat melaksanakan penerimaan peserta didik baru dan pelulusan 2 kali dalam satu tahun.

h. Sekolah dapat memfasilitasi kemungkinan peserta didik pindah (transfer) kredit ke sekolah lain yang sejenis yang menggunakan SKS ataupun sistem paket.

i. Sekolah dapat memfasilitasi kemungkinan perpindahan (transfer) dari program satu ke program yang lain.

CE. Penetapan Jjumlah SKS di SMP/MTs dan SMA/MA Penetapan beban belajar selam kurun waktu tiga tahun atau enam semester baik di SMP/MTs maupun di SMA/MA dilakukan melalui 7. penyetaraan dengan beban belajar sistem paket sesaui dengan ketetapan Permendiknas Nomor 22tahun 2006 tentang Standar Isi. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi,tersebut ditetapkan sStruktur kurikulum dalam satuan jam pelajaran berdasarkan sistem paket maupun sistem satuan kredit semester. Beban belajar terdiri dari tatap muka (TM), tugas terstruktur (TT), dan kegiatan mandiri (KM).

17

Page 18: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

Beban belajar satu jam pelajaran dalam struktur program sistem paket tersebut dapat disetarakan ke dalam beban belajar SKS baik di SMP/MTs maupun di SMA/MA, berikut:.

a. Beban Belajar 1 jam pelajaran di SMP:Menurut sSistem PAKETPaket: TM + 50%(TT + KM) = 40 menit’ +

20 menit’ = 60 menit Menurut Ssiystem SKS: TM + TT + KM = 40’ menit + 40 ’menit +

40” menit = 120 menit

Contoh: Penyetaraan jam pelajaran dan sks di SMP:1 jam pel = {1 x 40 + (0,5 X 40 X 1) } : 120 = ½ sks12 jam pel sistem paket = {12 x 40 + (0.5 x 40 x 12)} : 120 = 720 : 120 = 6 sks24 jam pel = {24 x 40 + (0.5 x 40 x 24)} : 120 = 1440 : 120 = 12 sks36 jam pel = {36 x 40 + (0.5 x 40 x 36)} : 120 = 2160 : 120 = 18 sks

b. Beban Belajar 1 jam pelajaran SMA:Menurut Ssistem Paket: TM + 60% (TT + KM) = 45 menit’ + 27

menit’ = 72 menitSMenurut sistem SKS: TM + TT + KM = 45’ menit + 45’ menit +

45’ menit = 135 menitContoh Penyetaraan jam pelajaran dan sks di SMA:12 jam pel = {12 x 45 + (0.6 x 45 x 12)} : 135 = 864 : 135 = 6,4 = 6 sks18 jam pel = {18 x 45 + (0.6 x 45 x 18)} : 135 = 1296 : 135 = 9,6 = 10 sks24 jam pel = {24 x 45 + (0.6 x 45 x 24)} : 135 = 1728 : 135 = 12,8 = 12 sks36 jam pel = {36 x 45 + (0.6 x 45 x 36)} : 135 = 2592 : 135 = 19,2 = 20 sks

Sistem Paket:

18

Page 19: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

Berdasarkan ketentuan di atas maka jumlah jam pelajaran berdasarkan sistem paket sesuai dengan Standar Isi dapat disetarakan dengan jumlah sks seperti tertuang dalam Struktur Kurikulum Tabel 1 hingga Tabel 5. Di SMP/MTs ada sejumlah 102 sks sedangkan di SMA berjumlah 120 sks

BAB IIIIVPENYELENGGARAAN SISTEM SATUAN KREDIT SEMESTER (SKS)

A. Ketentuan Pokok Penerapan Penerapan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS)

Sistem satuan kredit semester diselenggarakan oleh sekolah Penerapan SKS di sekolah dilakukan sebagai berpedoman pada hal-hal berikut:1. Bagi sekolah penyelenggaraa. SMA/MA pada kategori mandiri dan sekolah bertaraf

internasional wajib melaksanakan sitem SKS dengan jumlah 120 sks;

b. SMP/MTs pada kategori mandiri dan sekolah bertaraf internasional dapat melaksanakan sitem SKS dengan jumlah 102 sks;

c. Beban belajar setiap semester di SMA/MA minimum 20 sks sedangkan di SMP minimum 17 sks. Jumlah maksimum ditentukan oleh sekolah berdasarkan berbagai pertimbangan, baik oleh nilai sebelumnya maupun melalui seleksi.

d. Penyelenggaraan satu semester diselenggarakan selama minimum 16 minggu yang dapat diselenggarakan 2 kali setahun;

e. Sekolah dapat melaksanakan semester pendek untuk perbaikan nilai yang telah ditempuh pada semester sebelumnyadi antara dua semester penuh;

f. Program remedial dan pengayaan wajib diselenggarakan oleh sekolah;

g. Penerimaan siswapeserta didik baru dan ujian akhir sekolah dapat dilaksanakan 2 kali dalam setahun;

19

Page 20: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

h. Sekolah wajib melaksanakan 1 sks dalam pengertian yang benar seperti yang dituangkan dalam jadwal pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran melalui tatap muka (TM), tugas terstruktur (TT), dan kegiatan mandiri (KM). Oleh karena itu peserta didik didorong untuk belajar secara mandiri.

i. Sekolah wajib melaksanakan pengertian 1 sks dengan benar yang meliputi kegiatan tatap muka (TM), tugas terstruktur (TT), dan kegiatan mandiri (KM). Oleh karena itu, dalam pembuatan jadwal pelajaran harus mencakup secara keseluruhan TM, TT, dan KM. Khusus untuk KM, waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

j. Penetapan TT dalam jadwal pelajaran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) dimasukkan diintegrasikan sekaligus pada dengan TM, misalnya untuk mata pelajaran dengan beban belajar 2 sks di SMP akan dilaksanakan menjadi = 80 menit TM + 80 menit TT = 160 menit; dan (2) dilaksanakan secara tersendiri setelah semua kegiatan TM diselesaikan seluruhnya dalam satu hari,, misalnya TM secara keseluruhan pada hari tertentu sebanyak 4 jam pelajaran dilanjutkan dengan TT sebanyak 4 jam pelajaran.

k. Penilaian hasil belajar sistem SKS menggunakan acuan kriteria dengan kategori (grade) A, A-, B+, B, B-, C+, C, dengan rincian skala nilai sebagai berikuttampak pada Tabel 1:.

Tabel 1: Skala, Bobot, dan Predikat Nilai

Predikat (Huruf)

Rentang Nilai (Angka) Bobot

A 95 – 100 4.0A- 90 – 94 3,7B+ 85 – 89 3,3B 80 – 84 3,0B- 75 – 79 2,7C+ 70 – 74 2,3C 60 – 69 2,0D 60 0

Berdasarkan skala tersebut, batas ambang ketuntasan seluruh mata pelajaran ditentukan antara 60 – 69 (predikat C). Oleh karena itu, K kriteria ketuntasan minimal (KKM) menggunakan standar

20

Page 21: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

untuk semua mata pelajaran (predikat C), namunyang berbeda untuk setiap mata pelajaran menjadi tidak berlaku. bBatas ambang terendah untuk menentukan kelulusan ditetapkan dengan bobot 2,5 pada indeks prestasi akademik (IPK). Dengan demikian, siswapeserta didik dinyatakan lulus apabila siswapeserta didik telah mencapai IPK minimal 2,5. Bagi siswapeserta didik yang belum mencapai IPK tersebut harus diberikan kesempatan untuk memperbaiki nilai-nilai pada mata pelajaran tertentu.

2. Peserta Didika. Peserta didik dapat memanfaatkan semester pendek untuk

perbaikan nilai;b. Peserta didik dapat mempercepat masa studinya dengan

mengambil jumlah sks yang lebih banyak pada semester penuh dan/atau mengambil sks pada semester pendek;

c. Peserta didik dapat memilih mata pelajaran tersedia pada level tinggi (High level =HL) atau level standar (Standar level = SL), dengan ketentuan materi HL lebih mendalam dibandingkan dengan SL.

EB. Struktur Kurikulum SMP/MTs yang Mnggunakanenerapkan Sistem SKS

Sistem SKS diterapkan untuk mengakomodasi adanya perbedaan kemampuan, bakat, dan minat peserta didik. Agar karakteristik peserta didik tersebut dapat diakomodasi secara baik di sekolah maka pola pembelajarannya menggunakan pendekatan pe-level-an yaitu level tinggi (High level =HL) dan level standar (Standar level = SL). Di samping itu sekolah juga harus menyediakan sejumlah mata pelajaran pilihan yang dapat diambil oleh peserta didik atas dasar minatnya. Karenanya berdasarkan penyetaraan jumlah jam pelajaran pada sistem paket dan jumlah sks di SMP/MTs, struktur kurikulum dapat dinyatakan seperti tampak dalam Tabel 2 berikuit ini.Untuk mengakomodasi kemampuan dan minat siswa di SMP/MTs diselenggarakan pembelajaran pada level tinggi (high level =HL) dan

21

Page 22: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

level standar (standard level = SL), dan adanya mata pelajaran pilihan. Berdasarkan penyetaraan Perbandinganj Jumlah jJam pada Sistem Paket dan jJumlah SKS di SMP/MTs dapat dirangkum pada tabel 1 berikut ini;

Tabel 12: Jumlah jam Sistem Paket dan Jumlah SKS di SMP/MTs

NO MATA PELAJARAN JUMLAH Jam

JUMLAH sks

1 Pendidikan Agama 12 (36*) 6 (18*)2 Pendidikan

Kewarganegaraan12 6

3 Bahasa Indonesia 24 12124 Bahasa Inggris HL/SL 24 12

5 Matematika HL/SL 24 126 Ilmu Pengetahuan Alam 24 (12*) 12 (6*)7 Ilmu Pengetahuan Sosial 24(12*) 12 (6*)8 Seni Budaya** (pilih

satu):1. 2. 3. 4. Tari

12 6

69 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

12 6

10 Keterampilan 12 611 Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK)12 6

12 Muatan Lokal (pilih satu) ***:4. 5. 6. 7. 8.

12 6

6133 Pengembangan diri 12 6Jumlah 204 102

Keterangan: - (*) khusus untuk satuan pendidikan keagamaan

HL=High Level; SL=Standard Level. (**) jenis kesenian dapat dipilih salah satu dengan jumlah sks = 6 sks

(***) contoh muatan lokal, daerah dapat menyesuaikan, dapat dipilih salah satu dengan jumlah sks = 6 sks

a. HL=High Level; SL=Standard Level.

22

Page 23: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

b. Peserta didik diberi kebebasan untuk memilih HL atau SL untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris.

c. Untuk dapatPeserta didik lulus peserta didik minimadapat dinyatakan lulus bila mereka telahl harus menyelesaikan 102 sks.

d. Pengembangan diri tidak diajarkan dengan tatap muka tetapi jumlah beban belajar disetarakan dengan 6 sks,

e. Pengaturan penyebaran jumlah sks per semester diserahkan sepenuhnya kepada manajemen sekolah. Namun, diharapkan Sekolah diberi kewenangan untuk menentukan jumlah kredit yang diambil setiap pesert didik setiap semester berdasarkan kemampuannya minimum 17 sks per semester.

f. Untuk dapat lulus peserta didik minimal harus menyelesaikan 102 sks.

.

FC. Struktur Kurikulum SMA/MA yang Menggunakanerapkan Sistem SKS

Ada dua program pilihan di SMA, sekolah dapat memilih sesuai dengan kemampuan dan cirikhas masing-masing.

yaitu:1. Penjurusan (IPA, IPS, Bahasa, dan Keagamaan)2. Non Penjururusan Dengan adanya program pilihan ini sekolah dapat memilih sesuai dengan kemampuan dan ciri khas masing-masing. Kerangka dasarStruktur kurikulum pada kedua program tersebut terdiri dari mata- mata pelajaran dasar umum (MPDU), mata-mata pelajaran wajib program (MPWP) dan mata-mata pelajaran pilihan (MPP), seperti tampak dalam Tabel 3 berikut ini..

23

Page 24: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

1. Penjurusan a. Program IPA

Tabel 23: Struktur Kurikulum SMA/MA Program IPA

Kelompok

Mata Pelajaran Jumlah Jam

Jumlah sks

MPDU Pendidikan AgamaPendidikan KewarganegaraanBahasa Indonesia (A/B)Bahasa Inggris (A/B)Matematika DasarPendidikan jasmani dan kesehatanjas (kebugaran)Appresiasi Seni

12(24*)12 1818126

6

6(12*)69963

3

Sub Jumlah 84(96*) 42(48*)MPWP Matematika lanjutan (HL/SL)

Fisika (HL/SL)Biologi ((HL/SL)Kimia(HL/SL)

36(32*)36(32*)36(32*)36(32*)

20/10(16/8*)

20/10(16/8*)

20/10(16/8*)

20/10(16/8*)

Sub Jumlah 108(96*)

60(48*)

MPP Pendidikan agama lanjutan *Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Penjas (permainan) **Pendidikan Multi kulturSeni musikSeni tari (klasik dan modern)Seni dramaSeni pahatBahasa MandarinBahasa ArabBahasa PerancisBahasa JepangFotografiJurnalistikBroadcastingSinematografiMengemudiDesainer (rancangan busana)AeromodelingBina VokaliaPeternakan

6/12

6/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/12

3/6

3/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/6

24

Page 25: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

Muatan lokalKetrampilan lainnya.........Sub Jumlah 36 18Total Jam 228 120

Keterangan: *wajib untuk satuan pendidikan berciri khas keagamaan

**dapat terdiri dariatas: Atletik, Basket, Renang, Sepak bola, Bowling, Catur, Bulu tangkis, Bridge, dseb sesuai dengan minat peserta didik dan kemampuan sekolah

a. Seluruh MPDU seluruhnya wajib diambil oleh semua peserta didik

b. D MPWP dua di antara MPWPnya berada pada HLc. Peserta didik dapat memilih 3 mata pelajaran atau lebih yang

terdapat dalam kelompok MPP sebanyakyang berjumlah 18 sks. dapat dipilih 3 mata pelajaran atau lebih

d. B ahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dapat dikelompokan dalam Bahasa A (bahasa ibu, bahasa yang paling dikuasai) dan Bahasa B (bahasa kedua atau bahasa lain yang dikuasai). Contoh peserta didik warga negara Indonesia memilih A untuk Bahasa Indonesia dan B untuk bahasa Inggris. Sedangkan peserta didik warga negara asing mendapat A untuk bahasa Inggris dan B untuk bahasa Indonesia.

e. Pengaturan penyebaran jumlah sks per semester diserahkan sepenuhnya kepada manajemen sekolah. Namun, diharapkan minimum 20 sks per semester.

f. Teknik penyebaran sks per semester diserahkan kepada manajemen sekolah namun bila memungkinkan Pelaksanaan SKS tiap semester maksimum 30 SKSsks, minimal 20 SKSsks

g. UntukPeserta didik dapat dinyatakan dapat lulus peserta didikbila mereka telah menyelesaikan minimal harus menyelesaikan minimal 120 sks.

h. Setiap mata pelajaran dapat dinyatakan dengan satuan pembeda yang menunjukkan ruang lingkup atau jenjangnya, misalnya Matematika 1, Matematika 2, Matematika 3 dan seterusnya.

i. Sekolah diberi kewenangan untuk menentukan jumlah kredit yang diambil setiap peserta didik setiap semester berdasarkan kemampuannya

25

Page 26: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

2b. Program IPSTabel 43: Struktur Kurikulum SMA/MA Program IPS

Kelompok

Mata Pelajaran Jumlah Jam

Jumlah SKS

MPDU Pendidikan AgamaPendidikan KewarganegaraanBahasa Indonesia (A/B)Bahasa Inggris (A/B)Matematika DasarPendidikan jasmani dan kesehatan (kebugaran)Appresiasi SeniPenjas (kebugaran)Appresiasi Seni

12(24*)12 1818126

6

6(12*)69963

3

Sub Jumlah 84(96*) 42(48*)MPWP Sejarah

GeografiEkonomiSosiologi

36(32*)36(32*)36(32*)36(32*)

20/10(16/8*)

20/10(16/8*)

20/10(16/8*)

20/10(16/8*)

Sub Jumlah 108(96*)

60 (48*)

MPP Pendidikan agama lanjutan *Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Penjas**Pendidikan Multi kulturSeni musikSeni tari (klasik dan modern)Seni dramaSeni pahatMandarinArabPerancisJepangFotografiJurnalistikBroadcastingSinematografiMengemudiDesainer (rancangan busana)AeromodelingBina Vokalia

6/12

6/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/12

3/6

3/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/6

26

Page 27: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

PeternakanKetrampilan lainnya.....................Muatan lokal

6/126/12

3/63/6

Sub Jumlah 36 18Jumlah 228 120

Keterangan: * wajib untuk satuan pendidikan berciri khas keagamaan

**dapat terdiri dariatas: Atletik, Basket, Renang, Sepak bola, Bowling, Catur, Bulu tangkis, Bridge, dseb sesuai dengan minat peserta didik dan kemampuan sekolah

a. Seluruh MPDU wajib diambil oleh semua peserta didikb. Dua di antara MPWP berada pada HLc. Peserta didik dapat memilih 3 mata pelajaran atau lebih yang

terdapat dalam kelompok MPP yang berjumlah 18 sks. d. B ahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dapat dikelompokan

dalam Bahasa A (bahasa ibu, bahasa yang paling dikuasai) dan Bahasa B (bahasa kedua atau bahasa lain yang dikuasai). Contoh peserta didik warga negara Indonesia memilih A untuk Bahasa Indonesia dan B untuk bahasa Inggris. Sedangkan peserta didik warga negara asing mendapat A untuk bahasa Inggris dan B untuk bahasa Indonesia.

e. Pengaturan penyebaran jumlah sks per semester diserahkan sepenuhnya kepada manajemen sekolah. Namun, diharapkan minimum 20 sks per semester.

f. Peserta didik dapat dinyatakan lulus bila mereka telah menyelesaikan minimal 120 sks.

g. Setiap mata pelajaran dapat dinyatakan dengan satuan pembeda yang menunjukkan ruang lingkup atau jenjangnya, misalnya Matematika 1, Matematika 2, Matematika 3 dan seterusnya.

a. MPDU wajib diambil oleh semua program studib. MPWP dua diantaranya berada pada HLc. MPP sebanyak 18 sks dapat dipilih 3 mata pelajaran atau

lebihd. Teknik penyebaran sks per semester diserahkan kepada

manajemen sekolah namun bila memungkinkan Pelaksanaan SKS tiap semester minimum 20 SKS dan maksimum 30 SKS

e. Untuk dapat lulus peserta didik minimal harus menyelesaikan 120 SKS

27

Page 28: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

f.

28

Page 29: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

3c. Program Bahasa Tabel 45: Struktur Kurikulum SMA/MA Program Bahasa

Kelompok

Komponen Jumlah jam

Jumlah SKS

MPDU Pendidikan AgamaPendidikan KewarganegaraanBahasa Indonesia (A/B)Bahasa Inggris (A/B)Matematika DasarPendidikan jasmani dan kesehatan (kebugaran)Appresiasi SeniPenjas (kebugaran)Appresiasi Seni

12(24*)12 1818126

6

6(12*)69963

3

Sub Jumlah 84(96*) 42(48*)MPWP Sastra Indonesia

Sastra InggrisBahasa Asing LainnyaAnthropologi

36(32*)36(32*)36(32*)36(32*)

20/10(16/8*)

20/10(16/8*)

20/10(16/8*)

20/10(16/8*)

Sub Jumlah 108(96*)

60(48*)

MPP Pendidikan agama lanjutan *Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Penjas**Pendidikan Multi kulturSeni musikSeni tari (klasik dan modern)Seni dramaSeni pahatBahasa MandarinBahasa ArabBahasa PerancisBahasa JepangFotografiJurnalistikBroadcastingSinematografiMengemudiDesainer (rancangan busana)Aeromodeling

6/12

6/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/12

3/6

3/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/6

29

Page 30: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

Bina VokaliaPeternakanMuatan lokalKetrampilan lainnya.......................Sub Jumlah 36 18Jumlah 228 120

Keterangan: * wajib untuk satuan pendidikan berciri khas keagamaan

**dapat terdiri dari: Atletik, Basket, Renang, Sepak bola, Bowling, Catur, Bulu tangkis, Bridge, dseb sesuai dengan minat peserta didik dan kemampuan sekolah

a. Seluruh MPDU wajib diambil oleh semua peserta didikb. Dua di antara MPWP berada pada HLc. Peserta didik dapat memilih 3 mata pelajaran atau lebih yang

terdapat dalam kelompok MPP yang berjumlah 18 sks. d. B ahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dapat dikelompokan

dalam Bahasa A (bahasa ibu, bahasa yang paling dikuasai) dan Bahasa B (bahasa kedua atau bahasa lain yang dikuasai). Contoh peserta didik warga negara Indonesia memilih A untuk Bahasa Indonesia dan B untuk bahasa Inggris. Sedangkan peserta didik warga negara asing mendapat A untuk bahasa Inggris dan B untuk bahasa Indonesia.

e. Pengaturan penyebaran jumlah sks per semester diserahkan sepenuhnya kepada manajemen sekolah. Namun, diharapkan minimum 20 sks per semester.

f. Peserta didik dapat dinyatakan lulus bila mereka telah menyelesaikan minimal 120 sks.

g. Setiap mata pelajaran dapat dinyatakan dengan satuan pembeda yang menunjukkan ruang lingkup atau jenjangnya, misalnya Matematika Dasar 1, Matematika Dasar 2, dan seterusnya.Keterangan: * wajib untuk satuan pendidikan berciri khas keagamaan** dapat terdiri dari: Atletik, Basket, Renang, Sepak bola, Bowling, Catur, Bulu tangkis, Bridge, dseb sesuai dengan minat peserta didik dan kemampuan sekolah

MPDU wajib diambil oleh semua program studi

30

Page 31: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

MPWP dua diantaranya berada pada HLMPP sebanyak 18 sks dapat dipilih 3 mata pelajaran atau lebih Teknik penyebaran sks per semester diserahkan kepada manajemen sekolah namun bila memungkinkan Pelaksanaan SKS tiap semester minimum 20 SKS dan maksimum 30SKSUntuk dapat lulus peserta didik minimal harus menyelesaikan 120 SKS4d. Program Keagamaan

Tabel 6: Struktur Kurikulum SMA/MA Program Keagamaan

Kelompok Mata Pelajaran Jumlah Jam

Jumlah SKS

MPDU Pedidikan AgamaKewarganegaraanBahasa Indonesia (A/B)Bahasa Inggris (A/B)Matematika Pendidikan Jasmani dan Kesehatanjas (kebugaran)Appresiasi SeniIPA TerpaduIPS Terpadul

1212 1818126

61212

669963

366

Sub Jumlah 108 54MPWP Agama

(contoh: Qur’an, Tafsir dan Ilmu Tafsir, Hadits, Ushul Fiqh, Tsawuf/Ilmu Kalam, Aqidah/Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, Kajian Kitab Kuning, dan sejenisnya)

84 42

Sub Jumlah 84 42MPP Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK)Penjas**SainsIlmu SosialPendidikan Multi kulturSeni musikSeni tari (klasik dan modern)

6/12

6/126/126/126/126/126/126/12

3/6

3/63/63/63/63/63/63/6

31

Page 32: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

Seni dramaSeni pahatBahasa MandarinBahasa ArabBahasa PerancisBahasa JepangFotografiJurnalistikBroadcastingSinematografiMengemudiDesainer (rancangan busana)AeromodelingBina VokaliaPeternakanMuatan lokalKetrampilan lainnya.......

6/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/12

6/6/126/126/126/12

3/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/6

Sub Jumlah 36 18Jumlah 240 120

Keterangan:**dapat terdiri dari: Atletik, Basket, Renang, Sepak bola, Bowling,

Catur, Bulu tangkis, Bridge, dseb sesuai dengan minat peserta didik dan kemampuan sekolah

MPWP dipilih 3 mata pelajarana. Seluruh MPDU wajib diambil oleh semua peserta didikb. Dua di antara MPWP berada pada HLc. Peserta didik dapat memilih 3 mata pelajaran atau lebih yang

terdapat dalam kelompok MPP yang berjumlah 18 sks. d. B ahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dapat dikelompokan

dalam Bahasa A (bahasa ibu, bahasa yang paling dikuasai) dan Bahasa B (bahasa kedua atau bahasa lain yang dikuasai). Contoh peserta didik warga negara Indonesia memilih A untuk Bahasa Indonesia dan B untuk bahasa Inggris. Sedangkan peserta didik warga negara asing mendapat A untuk bahasa Inggris dan B untuk bahasa Indonesia.

e. Pengaturan penyebaran jumlah sks per semester diserahkan sepenuhnya kepada manajemen sekolah. Namun, diharapkan minimum 20 sks per semester.

f. Peserta didik dapat dinyatakan lulus bila mereka telah menyelesaikan minimal 120 sks.

g. Setiap mata pelajaran dapat dinyatakan dengan satuan pembeda yang menunjukkan ruang lingkup atau jenjangnya,

32

Page 33: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

misalnya Matematika 1, Matematika 2, Matematika 3 dan seterusnya.

1. Jumlah sks per semester diserahkan kepada manajemen sekolah namun bila memungkinkan Pelaksanaan SKS tiap semester minimum 20 sks dan maksimum 30 sks

2. Untuk dapat lulus peserta didik minimal harus menyelesaikan 120 SKS

[3.] 5

33

Page 34: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

2. Program Non Pengkhususanenjurusan

Tabel 57: Struktur Kurikulum SMA/MA Non Program PengkhususanPenjurusan

Kelompok

KomponenMata Pelajaran Jumlah jam Jumlah SKS

MPDU Pendidikan AgamaPendidikan KewarganegaraanBahasa Indonesia A/BBahasa Inggris A/BMatematika Sains IPA TerpaduSosial studies IPS TerpaduPendidikan Jasmani dan Kesehatanjas (kebugaran)Appresiasi Seni

12(24*)12242424

24(18*)2418*)

6

6

6 (12*)6

121212

12(9*)12 (9*)

3

3

Jumlah 156 78MPP Pendidikan agama lanjutan

*Bahasa Inggris lanjutanTeknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)BiologiFisikaKimiaEkonomi/AkutansiSejarahGeografiSosiologiAntroplogiPenjas**Pendidikan Multi kulturSeni musikSeni tari (klasik dan modern)Seni dramaSeni pahatBahasa MandarinBahasa ArabBahasa PerancisBahasa JepangFotografiJurnalistikBroadcastingSinematografiMengemudiDesainer (rancangan busana)

6/12

6/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/126/12

3/6

3/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/63/6

34

Page 35: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

AeromodelingBina VokaliaPeternakanMuatan lokalKetrampilan lainnya...................

6/126/12

3/63/6

Sub Jumlah 84 42Jumlah 240 120

Keterangan: * wajib untuk satuan pendidikan berciri khas keagamaan

** dapat terdiri dari:atas Atletik, Basket, Renang, Sepak bola, Bowling, Catur, Bulu tangkis, Bridge, dseb sesuai dengan minat peserta didik dan kemampuan sekolah

1. MPDU wajib diambil oleh semua program studi.2. MPP sebanyak 42 sks dapat dipilih 7 mata pelajaran.

Sekolah dapat menambah matapelajaran MPP sesuai dengan potensi dan peminatnya.

a. S eluruh MPDU wajib diambil oleh semua peserta didik

b. Peserta didik dapat memilih 7 mata pelajaran atau lebih yang terdapat dalam kelompok MPP yang berjumlah 42 sks

c. Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dapat dikelompokan dalam Bahasa A (bahasa ibu, bahasa yang paling dikuasai) dan Bahasa B (bahasa kedua atau bahasa lain yang dikuasai). Contoh peserta didik Indonesia memilih A untuk Bahasa Indonesia dan B untuk bahasa Inggris.

d. Teknik penyebaran sks per semester diserahkan kepada manajemen sekolah bersdasarkan kemampuan peserta didik namun minimal 20 sks

e. Untuk dapat lulus peserta didik minimal harus menyelesaikan minimal 120 sks.

3. Teknik penyebaran sks per semester diserahkan kepada manajemen sekolah namun bila memungkinkan Pelaksanaan SKS tiap semester minimum 20 SKS dan maksimum 30 SKS

4. Untuk dapat lulus minimal harus menyelesaikan 120 SKS

35

Page 36: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

BAB VPERANAN INSTITUSI BERKENAAN DENGAN

PENYELENGGARAAN SISTEM SATUAN KREDIT SEMESTER (SKS)

A. Pemerintah Pusat

Departemen Pendidikan Nasional menetapkan ketentuan yang berlaku secara nasional dalam penyelenggaraan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS) bagi Sekolah/Madrasah yang melaksanakan. Ketentuan tersebut dilaksanakan oleh unit utama yang terkait sebagaimana diuraikan berikut ini.

Badan Penelitian dan Pengembangan sesuai dengan kewenangannya:a. mendukung upaya setiap penyelenggara Sekolah/Madrasah dalam

mengembangkan dan/atau memperkaya kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian dalam pelaksanaan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS);

b. melakukan pengembangan model adaptasi dan adopsi kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian untuk sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS);

c. mengembangkan dan mengujicobakan model kurikulum yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS);

d. memberikan fasilitasi teknis terselenggaranya Ujian Nasional bagi Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS);

e. melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi dan LPMP untuk melakukan pendampingan dalam pengembangan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS); dan

f. memonitor, meneliti, dan mengevaluasi pelaksanaan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS) dan mengusulkan rekomendasi kebijakan kepada Menteri;

g. mengembangkan pangkalan data dan layanan informasi tentang Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS).

36

Page 37: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah sesuai dengan kewenangannya:a. melakukan pembinaan teknis manajerial kepada sekolah atas

penyelenggaraan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS);b. mendukung upaya setiap Sekolah/Madrasah untuk dapat

melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS);c. membantu pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam

penjaminan mutu pelaksanaan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS); dan

d. melakukan pengawasan manajerial atas penyelenggaraan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS)

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan kewenangannya:a. melakukan pembinaan teknis profesi dan kompetensi guru dan

tenaga kependidikan dalam pelaksanaan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS);

b. mendukung upaya setiap penyelenggara Sekolah/Madrasah untuk mengembangkan dan/atau memperkaya kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan lainnya; dan

c. membantu pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS).

B. Pemerintah Provinsi

Dinas Pendidikan Provinsi menetapkan hal-hal yang berlaku pada suatu provinsi tertentu dalam penyelenggaraan Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS)antara lain sebagai berikut:

37

Page 38: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

1. menyusun kebijakan operasional provinsi bagi Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS) sesuai dengan kebijakan nasional;

2. melakukan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS) antar kabupaten/kota;

3. memberikan dukungan informasi dan layanan mengenai pengaturan tentang penyelenggaraan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS);

4. memfasilitasi terselenggaranya Ujian Nasional bagi Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS);

5. melakukan pengawasan dalam rangka penjaminan mutu Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS); dan

6. menyediakan layanan sistem informasi dan data Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS)di tingkat provinsi.

C. Pemerintah Kabupaten/Kota

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menetapkan hal-hal yang berlaku pada suatu kabupaten/kota tertentu dalam penyelenggaraan Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS) antara lain sebagai berikut:1. menyusun kebijakan operasional Sekolah/Madrasah yang

melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS) di tingkat kabupaten/kota sesuai dengan kebijakan nasional dan provinsi;

2. melakukan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program antar Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS);

3. memberikan dukungan informasi dan layanan mengenai pengaturan penyelenggaraan Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS);

38

Page 39: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

4. memfasilitasi terselenggaranya Ujian Nasional bagi Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS);

5. melakukan pengawasan dalam rangka penjaminan mutu Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS); dan

6. menyediakan layanan sistem informasi dan data Sekolah/Madrasah yang melaksanakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS)di tingkat kabupaten/kota.

D. Sekolah/Madrasah Kategori Mandiri dan Bertaraf Internasional

Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional menetapkan hal-hal yang berlaku pada tingkat Sekolah/Madrasah antara lain sebagai berikut:1. menyusun program pelaksanaan Sistem Satuan Kredit Semester

(SKS), baik jangka pendek dan menengah maupun jangka panjang; 2. melaksanakan sistem adminstrasi eksternal dan internal yang

mendukung pelaksanaan sistem satuan kredit semester (SKS);3. menyusun struktur program kurikulum tiap semester selama enam

semester;4. menetapakan sejumlah mata pelajaran pilihan; 5. menetapkan mata-mata pelajaran yang memerlukan pembagian

ke dalam level tingi atau level standar;6. memfasilitasi peserta didik untuk menetapkan jumlah sks yang

diambil setiap semester;7. memfasilitasi peserta didik untuk melaksanakan remedial dan

perbaikan nilai pada semester pendek;8. dapat mengadaptasi dan/atau mengadopsi model-model

pengembangan sistem SKS yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan atau pihak lain yang berwenang;

9. melaksanakan Ujian Nasional;10. menyediakan layanan sistem informasi dan data di tingkat

Sekolah/Madrasah tentang pelaksanaan sistem SKS.

39

Page 40: MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER …€¦ · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada

BAB VIPENUTUP

Dengan dikeluarkannya Pedoman Penyelenggaraan Sistem Satuan Kredit Semester bagi Sekolah/Madrasah yang melaksanakan ini diharapkan bisa menyamakan persepsi, pemikiran, upaya, langkah-langkah, dan koordinasi dalam penjaminan mutu pelaksanaan sistem SKS di seluruh wilayah tanah air secara efektif, efisien, dan inovatif.

Departemen Pendidikan Nasional bersama-sama dengan Dinas Pendidikan, baik provinsi maupun kabupaten dan kota, akan memberikan layanan yang optimal terhadap semua pihak dalam pelaksanaan sistem SKS di Sekolah/Madrasah yang mencakup kebijakan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, pemantauan, dan pengevaluasian.

40