model tunning how2

25
11-mar-09 Dimas APS ([email protected] om) 1 Model Tunning How 2

Upload: dimas-aps

Post on 07-Nov-2015

233 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

model

TRANSCRIPT

  • Model Tunning How 2

    Dimas APS ([email protected])

  • Proses

    Dimas APS ([email protected])

  • Pemetaan AreaTujuan dari proses ini adalah memetakan area menjadi beberapa area yang memiliki karakteristik yang sama.Contoh : area urban, sub urban dllPada proses ini yang perlu diperhatikan adala, jika pemetaan area semakin banyak (luas area tiap model kecil) berarti semakin banyak pula drive test yang harus dilakukan, dan sebaliknya semakin sedikit area yang di definikan ( area tiap model besar) semakin sedikit juga drivetest yang akan dilakukan. So.. semuanya tergantung resource dan waktu yang dimiliki.

    Dimas APS ([email protected])

  • ContohCity Area

    Dimas APS ([email protected])

  • Pemilihan Sampel SiteTujuan dari Pemilihan sampel site ini adalah mendapatkan sampel propagasi gelombang di area tersebut yang kemudian untuk dijadikan bahan pembanding dalam pembuatan model propagasiIdealnya, dalam pengambilan sampel propagasi tidak dilakukan pada site existing, melainkan dilakukan dengan dummy site, dengan tujuan supaya pengambilan data bisa maksimal sampai sinyal yang di ukur benar benar habis.Dalam pemilihan sampel site tersebut disarankan dipilih site yang cakupannya mewakili clucter pada peta planning tools tersebut.Semakin banyak sampel site yang dipilih maka akan semakin bagus pada proses tunning ( kalibrasi) pada planning tools.

    untuk mempermudah proses kalibrasi, dipilih site yang main lobe nya terdapat jalan lurus, tetapi hal ini harus di imbangi dengan banyaknya sampel yang dipilih untuk menjaga validitas sampel di area tersebut

    Dimas APS ([email protected])

  • ContohDipilih Karena:1. Mewakili clucter di planning tools2. Main lobe nya berada di jalan lurus

    Dimas APS ([email protected])

  • Drive testBisa dugunakan pada idel mode ataupun scan frequency

    Dimas APS ([email protected])

  • Pengolahan DataHasil akhir dari pengolahan data ini sebagai berikut

    Ada dua buah file yang ber extenstensi .hd dan .dat untuk mengolah data Drive test menjadi data berikut :membuat file .datExport data drive test dari tems menjadi txt ( merger data ). Data yang di export dari log file adalah( longintude, latitude, ARFCN, BSIC, RxlevSub(dbm) )Buka file tersebut di acces, kemudian filter data yang tidak valid. Yaitu:Data yang longitude atau Latitudenya kosongARFCN dan BSIC tidak sesuai dengan ARFCN dan BSIC site yang di pilihData Rxlevsub(dBm) yang kosong

    Export data tersebut ke excel, lalu ubah longitude dan latitude nya menjadi bentuk desimal

    Pastikan semua data tidak valid sudah dibuang, karena jika setelah di import ke netact bisa mengakibatkan error pada oracle jika masih ada data tsb.

    Dimas APS ([email protected])

  • .masukkan data longitude, latitude dan Rxlevsub(dBm) ke file txt, lalu berikan start pada awal data dan finish pada akhir data yang dipisahkan dengan dipisahkan tab

    Simpan file txt tersebut menjadi file dengan extensi .datLongitudeLatitudeRxlevSub(dBm)Dipisahkan dengan 1 tabUntuk memudahkan, buatlah data tsb di excel terlebih dahulu setelah selesai barulah di pindah ke file txt

    Dimas APS ([email protected])

  • ..membuat file .hdfile ini adalah file yang menghubungkan file .dat tadi dengan netact.Untuk membuatnya cukup mengisikan informasi site yang ada di netact ke dalam format .hd tersebut ( contoh file bisa dilihat pada contoh.rar )Pertama tama buatlah pada file txt, lalu rubah (save as ) extensi file nya menjadi .hdYang perlu diperhatikan, simpan lah file tersebut dengan nama yang sama dengan nama file .dat, jika tidak maka netact tidak akan mengenali link file .dat dari file .hd ini

    Dimas APS ([email protected])

  • TunningAda dua macam model propagasi yang bisa dipakai yaitu model standart dan model nokia. Kedua model tersebut memiliki perbedaan pada proses tunning nya.Untuk model propagasi bisa digunakan okumura-hata ataupun cost 231 walfisch-ikegami. Kedua pendekatan tersebut memiliki karakteristik tertentu, model propagasi walfish-ikegami lebih cocok untuk daerah padat (perkotaan) sedangkan untuk model okumura-hata akan lebih cocok untuk area urban dan suburban (teorinya )Beikut algoritma proses tunning di planning tools:

    Input signia data ke NetactDoneCreate model propagasi baru

    Dimas APS ([email protected])

  • Model propagasi Nokia (Nokia Propagation Model)Create Model Propagasi baruTambahkan model propagasi yang baru, pilih model propagasi nokia (Configure > Propagation model > add)Set nilai paraeter dengan nilai default

    Tekan tombol default di setiap tab

    Dimas APS ([email protected])

  • Input signia data ke netactTools> model tunning > addPilih file signia (.hd) yang telah dibuatKlik option lalu pilih model propagasi yang akan di kalibrasi

    Dimas APS ([email protected])

  • ..Parameter TunningSetelah signia data sudah di load secara sempurna, dan semua parameter sudah di set ke default, tekan tombol auto tune pada window CW measurement analisisSetelah muncul jendela auto tunning, tinggal dimainkan redaman tiap clucter nya, sampai didapatkan hasil yang pas lalu di upload ke model propagasi yang telah dibuat.Target dari proses tunning :coverage plot tidak terlalu extrim dan mendekati hasil Drive testMean error mendekati 0Standart deviasi (stdev) dibawah 7,5 (teoritis nya)Akan tetapi nilai target statistik teersebut ( mean error, st deviasi) sangat dipengaruhi oleh resolusi peta di netact, semakin kecil resolusinya semakin bagus statistik yang akan dihasil kan.

    Dimas APS ([email protected])

  • Standart DeviasiMean errorTool untuk mengecilkan StdevTool untuk mengecilkanMean errorTool untuk Mengupload hasil tunning ke model propagasiTool untuk mendownload Redaman dari model propagasiRedamanBatas MaxSaat autotuneBatas minSaat autotuneAuto tunningAuto Tunning Window

    Dimas APS ([email protected])

  • ..Jika coverage hasil proses autotune redaman clucter masih jauh dari hasil drive test, bisa dimain kan slope dan tinggi clucterWindow propagation model > tab LOS checkSebelum merubah nilai constant (db), breakpoint, slop 1, slop 2, ataupun morpho heights, sangat disaran kan untuk men-set default nilai dari parameter2 tersebut.

    Break point berpengaruh pada jarak coverage yang menggunakan parameter tsb Constant berpengaruh pada besar kecil-nya coverage Slope 1 berpengaruh pada panjangnya coverage Slope 2 berpengaruh pada lebarnya coverage Morpho height di asumsikan sebagai ketinggian clucter pada map, sehingga berpengaruh pada seberapa besar redaman nya ataupun seberapa besar difraksinya

    Dimas APS ([email protected])

  • Set defaults

    Dimas APS ([email protected])

  • ..Algoritma Tunning Parameter

    Coverage plotCoverage mendekati hasil drive testTunningLOS parameterCoverageplotTunningRedaman clucterStatistik sesuaiyang diharapkan(Stdev & mean error)DoneStartyayaTidakTidak

    Dimas APS ([email protected])

  • Model propagasi Standart (Standart Propagation Model)Untuk model propagasi standart ini, tidak banyak perbedaan dengan nokia model yang telah di jelaskan. Hanya berbeda pada cara men-tunning parameter nya saja.untuk membuat mode ini sama seperti model nokia ( configure > propagation model > add )

    Dimas APS ([email protected])

  • Untuk standart model ini digunakan nilai K untuk proses kalibrasi.K1 dan K2 adalah komponen untuk slope coverage ( sama seperti slop 1 dan slop 2 di nokia model )K3 dan K4 adalah faktor koreksi untuk tinggi antena user ( MS )K5 dan K6 adalah faktor koreksi untuk tinggi antena BTSK7 adalah faktor koreksi untuk difraksiUntuk proses kalibrasi sangat di sarankan hanya merubah K1,K2, dan K7. Sebelum melakukan tunning, di sarankan untuk menset nilai standart berikut.

    Dimas APS ([email protected])

  • .Parameter KRedaman clucter

    Dimas APS ([email protected])

  • ..Setelah menset ke nilai standart, maka bisa digunakan auto tunning seperti pada model nokia. ( tools > model tunning > auto tune )Pada proses ini sama dengan kalibrasi model propagasi nokia hanya saja untuk model propagasi standart, window auto tunning nya berbeda.

    Dimas APS ([email protected])

  • Untuk standart model, proses auto tunning akan menampilkan window berikut.

    Run auto tunningRange nilai proses auto tunningApply paramaeterHasil statistikBaik model nokia dan standart, akan lebih baik jika kita tidak hanya mengejar nilai stdeviasi atau mean error tetapi adanya keseimbangan antara statistik dan hasil coverage prediction yang sesuai dengan hasil drive test.

    Dimas APS ([email protected])

  • finishSetelah statistik yang di capai sudah memuaskan dan hasil coverage plot juga menyerupai hasil drive test maka proses model tunning sudah selesai dilakukan. Yang perlu dilakukan adalah makan makan karena kerjaan sudah selesai

    Dimas APS ([email protected])

  • Terima [email protected]

    Dimas APS ([email protected])