modul 09 sistem akuntansi pemerintah daerah
TRANSCRIPT
1
MATERI 9SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
A. Pendahuluan
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah merupakan bagian dari
pengelolaan ke- uangan daerah secara keseluruhan. Adanya UU Nomor 32
Tahun 2004 tentang Peme- rintahan Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemda
memberikan kewenangan yang cukup besar bagi daerah untuk mengelola
sumber daya yang dimilikinya. Akan tetapi selain mempunyai ke-
wenangan, pemda juga mempunyai kewajiban: untuk melaporkan dan
mempertang- gungjawabkan pengelolaan sumber dayanya tersebut.
Oleh karena itulah sistem akuntansi menjadi suatu tuntutan sekaligus
kebutuhan bagi tiap pemda.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) adalah serangkaian
prosedur, mnlai dari proses pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara
manual atau menggunakan aplikasi komputer.
SAPD memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan Sistem
Akuntansi Peme- rintah Pusat (SAPP), yaitu:
a. Basis Akuntansi. SAPD menggunakan basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan basis akrual untuk neraca. Dengan basis kas, pendapatan diakui dan dicatat pada saat kas diterima oleh rekening Kas Daerah serta belanja diakui dan dicatat pada saat kas dikeluarkan dari rekening Kas Daerah. Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah.
b. Sistem Pembukuan Berpasangan. Sistem Pembukuan berpasangan (double entry system) didasarkan atas persamaan dasar akuntansi, yaitu: Aset = Utang + Ekuitas Dana. Setiap transaksi dibukukan dengan mendebit suatu perkiraan dan mengkredit perkiraan yang lain.
SAPD sekurang-kurangnya meliputi prosedur akuntansi penerimaan
kas, prose- dur akuntansi pengeluaran kas, prosedur akuntansi aset
tetap/barang milik daerah, dan prosedur akuntansi selain kas. Seperti
halnya SAPP, SAPD juga terdiri atas dua subsistem, yaitu:
1. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh PPKD, yang akan mencatat trans- aksi-transaksi yang dilakukan oleh level pemda, seperti pendapatan dana perimbangan, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, belanja tidak terduga, transaksi-transaksi pembiayaan, pencatatan investasi, dan utang jangka panjang. Dalam pembahasan dalam buku ini, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah akan disebut dengan istilah Sistem Akuntansi PPKD.
2. Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah
Sistem akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilaksanakan oleh Pejabat Penata- usahaan Keuangan (PPK) SKPD. Transaksi-transaksi yang terjadi di lingkungan satuan kerja harus dicatat dan dilaporkan oleh PPK SKPD.
Dalam konstruksi keuangan negara, terdapat dua jenis satuan kerja,
yaitu SKPD dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Dalam
pelaksariaan anggaran, transaksi yang terjadi di SKPKD dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD sebagai satuan kerja.2. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD pada level pemda.
Dengan demikian, SKPKD akan menjalankan sistem akuntansi SKPD
dan juga Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (PPKD).
Pendapatan Belanja Pembiayaan
Satuan Kerja Pendapatan Pajak Belanja pegawaiPendapatan retribusi Balanja barang dan jasaLain-lain Pendapatan yang sah Belanja modal
Pemda Dana Perimbangan Belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil, bantuan keuangan, belanja tidak terduga.
Penerimaan pembiayaan
Lain-lain pendapatan yang sah Pengeluaran pembiayaan
B. Sistem Akuntansi Satuan Kerja
Dalam struktur pemda, Satuan Kerja merupakan entitas akuntansi
yang mem- punyai kewajiban melakukan pencatatan atas transaksi-
transaksi yang terjadi di ling- kungan satuan kerja. Kegiatan akuntansi
pada satuan kerja meliputi pencatatan atas pendapatan, belanja, aset,
dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh PPK berdasarkan
dokumen-dokumen sumber yang diserahkan oleh bendahara.
Secara berkala, PPK melakukan penempatan pada buku besar dan
secara periodik menyusun Neraca Saldo sebagai dasar pembuatan
Laporan Keuangan, yang terdiri atas LRA, Neraca, dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
3
1. Akuntansi Pendapatan
PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
memberikan deskripsi yang cukup jelas mengenai pendapatan. Dalam
peraturan pemerintah ini disebutkan bahwa pendapatan adalah semua
penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas
dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah, sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 disebutkan bahwa pendapatan daerah adalah hak pemda
yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Akuntansi pendapatan dilaksanakanberdasarkan asasbruto, yaitu
dengan membuku- kan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah
netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Akuntansi
pendapatan SKPD dilakukan hanya untuk mencatat pendapatan ash daerah
(PAD) yang berada dalam loewenang SKPD.
Dalam pelaksanaan tugasnya, PPK mencatat pendapatan SKPD dalam
buku jurnal khusus pendapatan menggunakan dokumen sumber dari
Bendahara Penerimaan berupa SPJ Penerimaan dan lampirannya. Jurnal
pendapatan SKPD adalah:
Dr. Kas di bendahara penerimaan 30.000.000Cr. Pendapatan... 30.000.000
Pendapatan yang diterima oleh Bendahara Penerimaan SKPD
kemudian disetor kepada rekening Kas Daerah (Kasda). PPK mencatat
transaksi penyetoran teisebut dengan menjurnal:
Dr. RK PPKD 30.000.000Cr. Kas di Bendahara Penerimaan 30.000.000
Pada saat setoran pendapatan tersebut diterima di Rekening Kas
Daerah, Sistem Akuntansi PPKD akan mencatat transaksi penerimaan
tersebut dengan menjurnal:
Dr. Kas di Kasda 30.000.000Cr. RK SKPD 30.000.000
2. Akuntansi Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum
4
Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali
oleh pemerintah, sedangkan menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Belanja Daerah didefinisikan
sebagai kewajiban pemda yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
Akuntansi belanja pada satuan kerja ini meliputi akuntansi belanja
UP, GU, TU, dan LS. UP atau uang persediaan adalah uang muka kerja
yang bersifat pengisian kembali (revolving). Biasanya tiap SKPD akan
mendapatkan UP di awal tahun anggaran dari Bendahara Umum Daerah
(BUD). Penerimaan UP ini akan dicatat oleh PPK SKPD dengan menjurnal:
Dr. Kas di bendahara pengeluaran 100.000.000Cr. RK PPKD 100.000.000
Sedangkan sistem akuntansi PPKD akan mencatat RK SKPD di debit,
dan Kas di Kasda pada kredit.
Belanja yang dilakukan oleh SKPD menggunakan uang persediaan
ini dicatat dalam buku jurnal khusus belanja, dengan mendebit akun
belanja yang sesuai dan mengkredit Kas di Bandahara Pengeluaran. Secara
periodik, Bendahara Pengeluaran SKPD akan membuat SPJ Pengeluaran dan
mengajukan surat permintaan pembayaran (SPP) GU (ganti uang), yaitu
penggantian uang persediaan (reimburshment). Jurnal penerimaan uang GU
dan pelaksanaan belanja GU sama dengan penjurnalan pada UP.
TU atau tambah uang adalah tambahan uang persediaan guna
melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifat mendesak dan tidak dapat
tercukupi dengan uang persediaan. Jurnal penerimaan uang TU dan
pelaksanaan belanja TU sama dengan penjurnalan pada UP dan GU.
Beberapa jenis belanja yang dilakukan oleh SKPD, dananya mengalir
langsung dari rekening Kas Daerah kepada pihak ketiga/pihak lain yang
telah ditetapkan. Jenis belanja seperti itu dikenal dengan belanja LS
(Langsung). Belanja LS yang dimaksud adalah Belanja LS Gaji dan Tunjangan
dan Belanja LS Barang dan Jasa. Perlakuan akuntansi untuk belanja LS
adalah PPK SKPD mencatat belanjanya, sedangkan pengeluaran kas dicatat
oleh PPKD.
SKPD PPKDDr. Belanja xxx
Cr. RK PPKD xxxDr. RK SKPD xxx
Cr. Kas di Kasda xxx
5
3. Akuntansi Aset
Prosedur akuntansi aset pada SKPD meliputi pencatatan dan
pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan
klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan
SKPD. Transaksi-transaksi tersebut secara garis besar digolongkan ke
dalam dua kelompok besar transaksi, yaitu:
a. Penambahan nilai aset tetapb. Pengurangan nilai aset tetap
Penambahan nilai aset tetap dapat berasal dari perolehan aset tetap
melalui belanja modal, perolehan aset tetap dari bantuan, hibah, atau
donasi, revaluasi aset dari hasil kegiatan sensus barang, dan lain
sebagainya, sedangkan pengurangan nilai aset tetap dapat terjadi karena
pelepasan atau penghapusan barang daerah, depresiasi/ penyusutan, dan
pentransferan aset tetap kepada SKPD lainnya.
Mekanisme akuntansi aset pada SKPD dimulai dengan pembuatan
bukti memorial oleh PPK. Dokumen sumber untuk membuat bukti memorial
tersebut adalah bukti transaksi, antara lain berupa berita acara
penerimaan barang, berita acara serah terima barang, berita acara
penghapusan barang, atau berita acara penyelesaian pekerjaan. Bukti
memorial akan menjadi dasar penjurnalan aset tetap, baik penam- bahan
maupun pengurangan.
Dalam kasus penambahan nilai aset tetap, PPK mengakui
penambahan aset tetap dengan menjurnal:
Dr. Aset tetap... xxxCr. Diinvestasikan dalam aset tetap xxx
Sedangkan jika ada pengurangan aset tetap, PPK mengakui
pengurangan aset tetap dengan menjurnal "Diinvestasikan dalam Aset
Tetap" di debit dan "Aset Sesuai Jenisnya" di kredit.
4. Akuntansi Selain Kas
Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD meliputi serangkaian proses
mulai dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
keuangan yang berkaitan dengan semua transaksi atau kejadian selain
kas yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi
komputer.
6
Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD meliputi setidaknya:
a. Koreksi kesalahan pencatatan
Merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal dan
telah dimasuk- kan ke buku besar yang dilakukan oleh PPK SKPD. Untuk
memudahkan pemahaman, berikut akan diberikan ilustrasi kasus
kesalahan pencatatan dan jurnal koreksi yang harus dibuat.
1. Belanja ATK senilai Rp 15 juta dicatat sebagai Belanja Dokumen.
Atas kesalahan ini, PPK SKPD akan membuat jurnal koreksi sebagai
berikut:
Dr. Belanja ATK 15.000.000Cr. Belanja dokumen 15.000.000
2. Dana SP2D UP senilai Rp 50 juta dicatat oleh PPK Dinkes dengan
mendebit rekening kas di bendahara penerimaan. Seharusnya
rekening yang didebit adalah rekening kas di bendahara pengeluaran.
Atas kesalahan ini, PPKD akan membuat jurnal koreksi sebagai
berikut:
Dr. Kas di bendahara pengeluaran 50.000.000Cr. Kas di bendahara penerimaan 50.000.000
b. Pengakuan aset, utang, dan ekuitas
Merupakan pengakuan terhadap perolehan/perubahan nilai/pelepasan
aset, utang dan ekuitas yang terjadi di SKPD. Perolehan aset yang tidak
melalui belanja modal, penghapusan aset/barang daerah, serta
revaluasi aset sebagai hasil sensus barang daerah merupakan
beberapa contoh yang relevan.
1. Diterima Surat Keputusan penghapusan barang (penghapusan mesin
tik yang musnah karena kebakaran di gudang). Nilai mesin tik ini
dalam neraca sebesar Rp 200 ribu. Jurnal untuk mencatat hal ini
adalah:
Dr. Diinvestasikan dalam aset tetap 200.000 Cr. Mesin tik 200.000
2. Penghitungan fisik di lapangan memperlihatkan saldo persediaan
Dinas Kesehatan (Dinkes) adalah:
Obat-obatan senilai Rp 47.500.000KertasHVS : 42 rim senilai Rp 1.050.000Tinta printer : 3 unit senilai Rp 1.800.000
7
Dr. Persediaan—obat-obatan 47.500.000Dr. Persediaan—ATK 2.850.000
Cr. Cadangan persediaan 50.350.000
c. Jurnal depresiasi
Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap
SKPD dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset
tersebut. Jurnal penyusutan aset tetap ini dibuat di akhir tahun.
Contoh jurnal penyusutan papan tulis elektronik oleh SKPD adalah:
Dr. Diinvestasikan dalam aset tetap 500.000Cr. Akumulasi penyusutan—papan tulis elektronik500.000
d. Jurnal terkait dengan transaksi yang bersifat accrual dan
prepayment
Merupakan jurnal yang dilakukan dikarenakan adanya transaksi yang
sudah dilakukan SKPD namun pengeluaran kas belum dilakukan
(accrual) atau terjadi transaksi pengeluaran kas untuk belanja di masa
yang akan datang (prepayment).
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas
berupa bukti memorial yang dilampiri dengan bukti-bukti transaksi jika
tersedia.
5. Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai posisi
keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suaru entitas
pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi
mengenai posisi keuangan serta reali- sasi anggaran, arus kas, dan kinerja
keuangan suatu entitas pelaporan yang ber- manfaat bagi para pengguna
dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber
daya. Secara spesifik, tujuan laporan keuangan pemerintah adalah me-
nyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan
menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Pembuatan laporan keuangan dilakukan oleh masing-masing SKPD.
Selanjutnya, laporan keuangan tersebut akan dikonsolidasikan oleh PPKD
menjadi Laporan Keuang- an Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten.
8
Laporan Keuangan yang harus dibuat oleh SKPD adalah:
a. LRA
b. Neraca
c. Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan keuangan tersebut dibuat dua kali dalam satu tahun
anggaran, yaitu semester pertama dan semester kedua. Laporan
keuangan semester kedua berisi data dan informasi keuangan semester I
dan II.
Proses pembuatan laporan keuangan SKPD secara manual pada
dasarnya sama dengan proses pembuatan laporan keuangan pada
akuntansi komersial, dimulai dengan menempatkan jurnal yang telah
dibuat ke buku besar, penyusunan neraca saldo, pencatatan jurnal
penyesuaian penyusunan neraca saldo yang telah disesuai- kan, hingga
membuat LRA dan Neraca. Proses tersebut dapat dibantu menggunakan
worksheet atau kertas kerja.
Teknisnya, PPK SKPD melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar
menjadi neraca saldo. Angka-angka neraca saldo tersebut diletakkan di
kolom "Neraca Saldo" pada worksheet SKPD. PPK kemudian membuat jurnal
penyesuaian. Jurnal ini dibuat dengan tujuan melakukan penyesuaian atas
saldo pada akun-akun tertentu dan pengakuan atas transaksi-transaksi
yang bersifat akrual. Jurnal penyesuaian tersebut diletakkan dalam kolom
"Penyesuaian" yang terdapat pada kertas kerja.
Jurnal penyesuaian yang diperlukan antara lain digunakan untuk:
a. Koreksi kesalahan/pemindahbukuan.
b. Pencatatan jurnal yang belum dilakukan (accrual atau prepayment).
c. Pencatatan piutang, persediaan, dan atau aset lainnya pada akhir
tahun.
Selanjutnya, PPK melakukan penyesuaian atas neraca saldo
berdasarkan jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Nilai yang
telah disesuaikan diletakkan pada kolom "Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian" yang terdapat pada Kertas Kerja. Berdasarkan Neraca Saldo
yang telah disesuaikan, PPK mengidentifikasi akun-akun yang termasuk
dalam komponen LRA dan memindahkannya ke kolom "Laporan Realisasi
9
Anggaran" yang terdapat pada kertas kerja. Begitu juga akun-akun yang
termasuk dalam komponen neraca akan dipindahkan ke kolom "Neraca"
yang terdapat pada kertas kerja.
Dari kertas kerja yang telah selesai diisi, PPK dapat menyusun
laporan keuangan yang terdiri atas Neraca dan LRA. Berikut adalah
tampilan contoh kertas kerja SKPD:
Kode Rekening Uraian
Neraca Saldo Penyesuaian NS Setelah Penyesuaian
Laporan Realisasi Anggaran Neraca
D K D K D K D K D K1 Kas di Bendahara Pengeluaran 1.500 1.500 1.5002 Piutang Retribusi 60.000 60.000 60.0003 Persediaan Obat-obatan 30.000 30.000 30.0004 Tanah Kantor 100.000 100.000 100.0005 Mesin Foto copy 20.000 20.000 20.0006 Papan Tulis Elektronik 7.000 7.000 7.0007 Gedung Kantor 750.000 750.000 750.0008 Gedung Rumah Jabatan 650.000 650.000 650.0009 Akumulasi Penyusutan AT 75.000 - 75.000 - 75.00010 Utang Pemungutan PPN 25.000 - 25.000 - 25.00011 Cadangan Piutang 60.000 - 60.000 - 60.00012 Cadangan Persediaan 30.000 - 30.000 - 30.00013 Diinvestasikan dalam AT 1.452.000 - 1.452.000 - 1.452.00014 RK Pemda 1.342.500 - 1.342.500 - 1.342.50015 SILPA 1.366.000 1.366.00016 Pendapatan Retribusi 50.000 50.000 50.00017 Belanja Gaji Pokok 950.000 950.000 950.00018 Belanja Tunjangan Keluarga 95.000 95.000 95.00019 Belanja Tunjangan Fungsional 30.000 30.000 30.00020 Belanja Tunj. Fungsional Umum 150.000 150.000 150.00021 Belanja ATK 10.000 10.000 10.00022 Belanja BBM/Gas 1.000 1.000 1.00023 Belanja Obat-obatan 75.000 75.000 75.00024 Belanja Telepon 50.000 50.000 50.00025 Belanja Air 20.000 20.000 20.00026 Belanja Listrik 35.000 35.000 35.0002728 2.944.500 2.944.500 90.000 90.000 3.034.500 3.034.500 1.416.000 1.416.000 2.984.500 2.984.500
C. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Akuntansi PPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan
oleh fungsi akuntansi di SKPKD, yang mencatat transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh SKPKD dalam kapasitas sebagai pemda. SKPKD adalah suatu
satuan kerja yang mempunyai tugas khusus mengelola keuangan daerah.
SKPKD biasanya dikelola oleh suatu entitas tersendiri berupa Badan
Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).
Sistem akuntansi PPKD ini meliputi:
1. Akuntansi Pendapatan PPKD2. Akuntansi Belanja PPKD3. Akuntansi Pembiayaan4. Akuntansi Aset (Investasi Jangka Panjang)
10
5. Akuntansi Utang6. Akuntansi Selain Kas
1. Akuntansi Pendapatan PPKD
Akuntansi pendapatan PPKD adalah langkah-langkah teknis yang
harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk pendapatan pada level
pemda seperti Dana Perimbangan. Dokumen sumber untuk
penjurnalannya adalah Laporan Posisi Kas Harian yang dibuat oleh BUD.
Dari Laporan Posisi Kas Harian tersebut, PPKD dapat mengidentifikasi
penerimaan kas yang berasal dari dana perimbangan.
Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari dana perimbangan adalah:
Dr. Kas di kas daerah 30.000.000.000Cr. Pendapatan dana perimbangan 30.000.000.000
2. Akuntansi Belanja PPKD
Akuntansi Belanja PPKD adalah langkah-langkah teknis yang harus
dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk belanja bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak
terduga.
Proses akuntansi belanja PPKD dimulai dengan PPKD menerima SP2D
dari Kuasa BUD. Berdasarkan SP2D tersebut, PPKD mencatat transaksi
belanja dengan jurnal sebagai berikut:
Dr. Belanja bunga/subsidi/... 12.000.000Cr. Kas di kas daerah 12.000.000
3. Akuntansi Pembiayaan PPKD
Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk
menurup defisit atau memanfaatkan surplus. Penerimaan pembiayaan
adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya, sedangkan pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersang-
kutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Jika APBD mengalami defisit, pemerintah dapat menganggarkan
penerimaan pembiayaan, di antaranya dapat bersumber dari sisa lebih
perhitungan anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya, pencairan
dana cadangan, hasil penjualan ke- kayaan daerah yang dipisahkan,
penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman atau
11
penerimaan piutang.
Sebaliknya, pemerintah dapat menganggarkan pengeluaran
pembiayaan jika ada surplus. Surplus APBD dapat dimanfaatkan antara
lain untuk pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi)
daerah, dan pemberian pinjaman kepada pemerintah pusat/pemda lain.
Pembentukan dana cadangan juga dapat dilakukan ketika terjadi surplus.
PEMBIAYAAN PEMERINTAH DAERAHPenerimaan Pembiayaan:1. Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya.2. Pencairan dana cadangan.3. Hasil penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan.4. Penerimaan pinjaman daerah
(utang).5. Penerimaan kembali pemberian
pinjaman.6. Penerimaan piutang daerah.
Pengeluaran Pembiayaan:1. Pembentukan dana cadangan.2. Penerimaan modal (investasi)
pemda. 3. Pembayaran pokok utang.4. Pemberian pinjaman daerah.
Akuntansi untuk pembiayaan menggunakan basis kas modifikasi.
Dengan demiki- an, selain mencatat penerimaan atau pengeluaran kas,
PPKD juga mencatat adanya aset atau kewajiban yang muncul akibat
pembiayaan tersebut. Dokumen sumber untuk pencatatan jurnalnya
adalah Laporan Posisi Kas Harian dari BUD. Berikut akan di- tampilkan
beberapa contoh jurnal penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pem-
biayaan.
• Penerimaan pembiayaan dari pencairan dana cadanganDr. Kas 20.000.000
Cr. Penerimaan pembiayaan—pencairandana cadangan 20.000.000
Dr. Diinvestasikan dalam dana cadangan 20.000.000Cr. Dana cadangan 20.000.000
• Penerimaan pembiayaan yang berasal dari penerimaan pinjaman (utang) daripemerintah pusat
Dr. Kas 25.000.000Cr. Penerimaan pembiayaan—utang
pemerintah pusat 25.000.000 Dr. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran
utang jangka panjang 25.000.000Cr. Utang DN—pemerintah pusat 25.000.000
• Pengeluaran pembiayaan untuk penyertaan modal pemda (investasi jangkapanjang)
Dr. Pengeluaran pembiayaan—penyertaan
12
modal pemda 10.000.000Cr. Kas 10.000.000
Dr. Penyertaan modal pemda 10.000.000Cr. Diinvestasikan dalam investasi jangka panjang10.000.000
• Pengeluaran pembiayaan untuk pembentukan dana cadanganDr. Pengeluaran pembiayaan—pembentukan
dana cadangan 10.000.000Cr. Kas 10.000.000
Dr. Dana cadangan 10.000.000Cr. Diinvestasikan dalam dana cadangan 10.000.000
4. Akuntansi Aset PPKD
Prosedur akuntansi aset pada PPKD merupakan pencatatan atas
pengakuan aset yang muncul dari transaksi pembiayaan yang dilakukan
oleh pemda, misalnya peng- akuan atas Investasi Jangka Panjang dan Dana
Cadangan. PPKD akan mencatat transaksi perolehan maupun pelepasan
aset ini dalam jurnal umum berdasarkan bukti memo- rial. Bukti memorial
dibuat oleh PPKD sesuai dengan bukti transaksi yang ada. Pen- catatan
aset dalam buku jurnal PPKD merupakan proses lanjutan dari pencatatan
pembiayaan daerah yang menghasilkan aset (Investasi dan Dana
Cadangan). Berikut adalah beberapa contoh jurnal untuk mencatat
perolehan maupun pelepasan aset PPKD:
• Perolehan Investasi Jangka Panjang:Dr. Penyertaan modal pemda 10.000.000
Cr. Diinvestasikan dalam investasi jangka panjang10.000.000
• Pembentukan Dana Cadangan:Dr. Dana cadangan 10.000.000
Cr. Diinvestasikan dalam dana cadangan 10.000.000
• Pelepasan Investasi Jangka Panjang:Dr. Diinvestasikan dalam investasi jangka panjang15.000.000
Cr. Investasi dalam surat utang negara 15.000.000
• Pencairan Dana Cadangan:Dr. Diinvestasikan dalam dana cadangan 25.000.000
Cr. Dana cadangan 25.000.0005. Akuntansi Utang PPKD
Seperti halnya aset, utang atau kewajiban pemda muncul sebagai akibat
dari transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh pemda. Prosedur akuntansi
utang PPKD merupakan pencatatan atas pengakuan utang jangka
panjangyang muncul dari transaksi penerimaan pembiayaan serta
13
pelunasan/pembayaran utang (pengeluaran pembiayaan). Ketika ada
transaksi penerimaan pembiayaan yang berasal dari perolehan utang jangka
panjang, maka PPKD akan menjurnal sebagai berikut:
Dr. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang 35.000.000
Cr. Utang... 35.000.000
Sebaliknya, ketika pemda melakukan pelunasan utang melalui
transaksi pengeluar- an pembiayaan, maka akan dibuat jurnal:
Dr. Utang jangka panjang 5.000.000Cr. Dana yang harus disediakan untuk
Pembayaran utang jangka panjang 5.000.000
6. Akuntansi Selain Kas PPKD
Prosedur akuntansi selain kas PPKD meliputi serangkaian proses
mulai dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
keuangan yang berkaitan dengan semua transaksi atau kejadian selain
kas yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi
komputer.
Prosedur akuntansi selain kas pada PKPD meliputi:
• Koreksi kesalahan pencatatan
Merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal dan
telah dipindah- kan ke buku besar. Untuk memudahkan pemahaman,
berikut akan diberikan ilustrasi kasus kesalahan pencatatan dan jurnal
koreksi yang harus dibuat.
a. Setoran pendapatan dari Dinkes senilai Rp 39 juta dicatat oleh PPKD
sebagai setoran pendapatan dari Dinas Pendidikan sebesar Rp 93 juta.
Atas kesalahan ini, PPKD akan membuat jurnal koreksi sebagai
berikut:
Dr. RK Dinas Pendidikan 39.000.000Cr. RK Dinkes 39.000.000
b. Uang persediaan (UP) untuk Dinkes senilai Rp 75 juta dicatat oleh
PPKD sebagai UP untuk Dinas Pendidikan sebesar Rp 57 juta. Atas
kesalahan ini, PPKD akan membuat jurnal koreksi sebagai berikut:
Dr. RK Dinkes 75.000.000Cr. RK Dinas Pendidikan 75.000.000Cr. Kas di Kas Daerah 75.000.000
14
Pengakuan aset, utang, dan ekuitas
Merupakan pengakuan terhadap perolehan/perubahan nilai/pelepasan
aset, utang dan ekuitas yang dilakukan oleh PPKD (pada kapasitas
pemda) dan tidak ada penerimaan maupun pengeluaran kas. Salah satu
contoh yang sesuai dengan hal tersebut adalah pengakuan utang
jangka pendek yang berasal dari bagian lancar utang jangka panjang.
Istilah yang sering dipakai untuk jurnal seperti itu adalah jurnal
reklasifikasi.
Dr. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek xxx
Cr. Bagian lancar utang jangka panjang xxx
Dr. Utang jangka panjang xxxCr. Dana yang harus disediakan untuk
pembayaran utang jangka panjang xxx
Jurnal terkait transaksi yang bersifat accrual dan prepayment
Merupakan jurnal yang dilakukan dikarenakan adanya transaksi yang
sudah dilakukan PPKD namun pengeluaran kas belum dilakukan
(accrual) atau terjadi transaksi pengeluaran kas untuk belanja di masa
yang akan datang (prepayment).
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas
berupa bukti memorial yang dilampiri bukti transaksi, jika tersedia.
7. Penyusunan Laporan Keuangan PPKD
Laporan keuangan PPKD adalah laporan keuangan yang dikeluarkan
oleh SKPKD dalam kapasitas sebagai pemda. SKPKD sebagai Satuan Kerja
akan mengeluarkan lapor- an keuangan SKPD seperti SKPD yang lain.
Dengan demikian, yang akan muncul dalam Laporan Keuangan PPKD
adalah transaksi-transaksi pendapatan PPKD, belanja PPKD, dan
pembiayaan. Format dan prosedur penyusunannya pun sama dengan
laporan keuangan SKPD yang telah dijelaskan sebelumnya. Laporan
keuangan PPKD ini nantinya juga akan dikonsolidasikan bersama laporan
keuangan semua SKPD menjadi Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi/Kota/Kabupaten.
Teknisnya, PPKD menyiapkan kertas kerja (worksheet) sebagai alat
untuk menyu- sun Laporan Keuangan. Kertas kerja adalah alat bantu yang
digunakan dalam proses pembuatan Laporan Keuangan. Kertas kerja
15
berguna untuk mempermudah proses pembuatan laporan keuangan yang
dihasilkan secara manual. PPKD melakukan reka- pitulasi saldo-saldo buku
besar menjadi neraca saldo. Angka-angka neraca saldo tersebut diletakkan
di kolom "Neraca Saldo" yang terdapat pada kertas kerja.
PPKD kemudian membuat jurnal penyesuaian. Jurnal ini dibuat
dengan tujuan melakukan penyesuaian atas saldo pada akun-akun
tertentu dan pengakuan atas transaksi-transaksi yang bersifat akrual.
Jurnal penyesuaian tersebut diletakkan dalam kolom "Penyesuaian" yang
terdapat pada kertas kerja.
Selanjutnya, PPKD melakukan penyesuaian atas neraca saldo
berdasarkan jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Nilai yang
telah disesuaikan diletakkan pada kolom "Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian" yang terdapat pada kertas kerja. Berdasar- kan Neraca Saldo
yang telah disesuaikan, PPKD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk
dalam komponen LRA dan memindahkannya ke kolom "Laporan Realisasi
Anggaran" yang terdapat pada kertas kerja. Begitu juga akun-akun yang
termasuk dalam komponen neraca akan dipindahkan ke kolom "Neraca"
yang terdapat pada kertas kerja.
Dari kertas kerja yang telah selesai diisi, PPKD dapat menyusun
Laporan Keuangan yang terdiri atas Neraca dan LRA. Berikut adalah
tampilan contoh kertas kerja PPKD:
NoKode
Rekening UraianNeraca Saldo Penyesuaian NS Setelah
PenyesuaianLaporan Realisasi
Anggaran Neraca
D K D K D K D K D K1 Kas di Kas Daerah 10.000.000 10.000.000 - 10.000.000 -2 Piutang DAU 500.000 500.000 - 500.000 -3 Penyertaan Modal Pemda 2.000.000 2.000.000 - 2.000.000 -4 Dana Cadangan 500.000 500.000 - 500.000 -5 Utang DN – Sektor Perbankan 2.000.000 - 2.000.000 - 2.000.0006 Utang kepada Pemerintah Pusat 3.000.000 - 3.000.000 - 3.000.0007 Cadangan Piutang 500.000 - 500.000 - 500.0008 Diinvestasikan dalam investasi Jgk
Panjang2.000.000 - 2.000.000 - 2.000.000
9 Dana YH disdiakn utk pbyrn utang Jgk Pjg. 5.000.000 5.000.000 - 5.000.000 -10 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan. 500.000 500.000 500.00011 10.000.000 10.000.00012 Pendapatan – DAU 5.000.000 5.000.000 5.000.00013 Pendapatan – DAK 3.000.000 3.000.000 3.000.00014 Belanja - Bunga Utang Jgk Pdek kpd Pemrth. 200.000 200.000 200.00015 Belanja- Subsidi kepada Lembaga 200.000 200.000 200.00016 Belanja- Hibah kepada pemerintah Desa 100.000 100.000 100.00017 Penerusan Pinjaman Daerah dari Pemrth. 3.000.000 3.000.000 3.000.00018 Penerimaan Pinjaman dari Bank 2.000.000 2.000.000 2.000.00019 Pembentukan Dana Cadangan 500.000 500.000 500.00020 Penyertaan Modal Pemda – BUMD 2.000.000 2.000.000 2.000.0002122 20.500.000 20.500.000 500.000 500.000 21.000.000 21.000.000 13.000.000 13.000.000 18.000.000 18.000.000
16
8. Akuntansi Konsolidator PPKD
SAPD dibangun dengan sebuah arsitektur seperti akuntansi cabang di
sektor swasta. Maka dalam pelaksanaan transaksinya, SKPKD diibaratkan
sebagai kantor pusat (home office) dan SKPD sebagai kantor cabang (branch
office). Dengan skema tersebut, terdapat sebuah akun perantara yang
berfungsi sebagai jembatan antara SKPKD pada kapasitas pemda dan SKPD.
Akun yang dimaksud adalah R/K PPKD dan R/K SKPD.
Berdasarkan Laporan Posisi Kas Harian dari BUD, PPKD harus
mengidentifikasi aliran kas dari BUD (rekening Kas Daerah) kepada
bendahara pengeluaran SKPD (berdasarkan dokumen sumber SP2D) dan
sebaliknya aliran kas dari bendahara penerimaan SKPD ke BUD
(berdasarkan dokumen sumber Nota Kredit). PPKD kemudian akan
membuat jurnal untuk mencatat transaksi aliran kas tersebut.
Aliran dana dari Kas Daerah ke kas bendahara pengeluaran SKPD
akan dijurnal sebagai berikut:
Dr. RK SKPD xxxCr. Kas di Kas Daerah xxx
Sedangkan untuk mencatat aliran dana dari Bendahara Penerimaan
SKPD ke Kas Daerah, Fungsi Akuntansi SKPKD mencatat jurnal sebagai
berikut:
Dr. Kas di Kas Daerah xxxCr. RK SKPD xxx
9. Penyusunan Laporan Keuangan Pemda
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah Laporan Keuangan
Konsolidasi dari Laporan Keuangan SKPD dan Laporan Keuangan PPKD.
Proses pembuatan Laporan Keuangan Pemda ini pada dasarnya sama dengan
proses pembuatan Laporan Keuangan yang telah dijelaskan dalam prosedur
sebelumnya. Perbedaan utama adalah adanya jurnal eliminasi untuk
menihilkan reciprocal account, yaitu akun/rekening RK. Sehingga, dalam
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tidak akan ada lagi akun/rekening RK.
Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten terdiri atas:
a. LRAb. Neracac. Laporan Arus Kasd. Catatan atas Laporan Keuangan
LAPORAN KEUANGAN STKER DAN PPKD
LAPORAN KEUANGAN PEMDA
SATUAN KERJA
PPKD
17
Gambar 9-1 Struktur Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten
dikeluarkan dua kali dalam satu tahun anggaran, yaitu:
a. Semester, yang dimulai dari periode Januari-Juni
b. Tahunan, yang dimulai dari periode Januari-Desember
Teknis pelaksariaannya adalah PPKD menyiapkan kertas kerja
konsolidasi. Kemudian PPKD melakukan rekapitulasi saldo-saldo Neraca
Setelah Penyesuaian dari kertas kerja SKPD dan kertas kerja PPKD mehjadi
Neraca Saldo Pemda dan diletakkan di kolom "Neraca Saldo Pemda" yang
terdapat pada kertas kerja konsolidasi. Proses selanjutnya adalah
pembuatan jurnal eliminasi. Jurnal ini dibuat oleh PPKD dengan tujuan
melakukan eliminasi atas saldo pada akun-akun yang bersifat "resiprokal."
Akun resiprokal adalah akun-akun Rekening Koran (RK). Jurnal eliminasi
dimasukkan ke dalam kertas kerja konsolidasi di kolom jurnal eliminasi.
Berdasarkan Neraca Saldo Pemda yang telah disesuaikan (setelah
eliminasi), PPKD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam
18
komponen LRA dan memin- dahkannya ke kolom "Laporan Realisasi
Anggaran" yang terdapat pada kertas kerja. Dan akun-akun yang
termasuk dalam komponen neraca dipindahkan ke kolom "Neraca." Dari
kertas kerja yang telah selesai diisi, PPKD dapat menyusun Laporan
Keuangan yang terdiri atas Neraca dan LRA. Berikut adalah tampilan
contoh kertas kerja konsolidasi:
No Kode Rekening Uraian
Neraca Saldo Pemda Konsolidasi Penyesuaian NS Setelah Pemda
PenyesuaianLaporan Realisasi
Anggaran Neraca
D K D K D K D K D K1 Kas di Kas Daerah 8.657.500 8.657.500 8.657.500 -2 Kas di Bendahara Pengeluaran 1.500 1.500 1.500 -3 Piutang Retribusi 60.000 60.000 60.000 -4 Piutang DAU 500.000 500.000 500.000 -5 RK Dinas Pendidikan 1.342.500 1.342.500 1.342.500 1.342.500 -6 Persediaan Obat-Obatan 30.000 30.000 30.000 -7 Penyertaan Modal Pemda 2.000.000 2.000.000 2.000.000 -8 Tanah Kantor 100.000 100.000 100.000 -9 Mesin FotoCopy 20.000 20.000 20.000 -10 Papan Tulis Elektronik 7.000 7.000 7.000 -11 Gedung Kantor 750.000 750.000 750.000 -12 Gedung Rumah Jabatan 650.000 650.000 650.000 -13 Akumulasi Penyusutan AT 75.000 75.000 - 75.00014 Dana Cadangan 500.000 500.000 500.000 -15 Utang Pemungutan PPN 25.000 25.000 - 25.00016 Utang DN – Sektor Perbankan 2.000.000 2.000.000 - 2.000.00017 Utang kepada Pemerintah Pusat 3.000.000 3.000.000 - 3.000.00018 Cadangan Piutang 560.000 560.000 - 560.00019 Cadangan Persediaan 30.000 30.000 - 30.00020 Diinvestasikan dlm Investasi Jgk Panjang 2.000.000 2.000.000 - 2.000.00021 Diinvestasikan dalam AT 1.452.000 1.452.000 - 1.452.00022 RK PPKD 1.342.500 1.342.500 1.342.500 - 1.342.50023 Dana YH disediakn utk Pmbyrn Utang Jgk
Pjg5.000.000 5.000.000 5.000.000 -
24 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 500.000 500.000 - 500.00025 SILPA 8.634.000 8.634.00026 Pendapatan Retribusi 50.000 - 50.000 - 50.00027 Pendapatan – DAU 5.000.000 - 5.000.000 - 5.000.00028 Pendapatan – DAK 3.000 - 3.000 - 3.00029 Belanja Gaji Pokok 950.000 950.000 - 950.000 -30 Belanja Tunjangan Keluarga 95.000 95.000 - 95.000 -31 Belanja Tunjangan Fungsional 30.000 30.000 - 30.000 -32 Belanja Tunj. Fungsioan Umum 150.000 150.000 - 150.000 -33 Bunga Utang Jgk Pendek kpd Pemerintah 200.000 200.000 - 200.000 -34 Belanja Subsidi kepada Lembaga 200.000 200.000 - 200.000 -35 Belanja- Hibah kepada Pemerintah Desa. 100.000 100.000 - 100.000 -36 Belanja ATK 10.000 10.000 - 10.000 -37 Belanja BBM/Gas 1.000 1.000 - 1.000 -38 Belanja Obat-obatan 75.000 75.000 - 75.000 -39 Belanja Telepon 50.000 50.000 - 50.000 -40 Belanja Air 20.000 20.000 - 20.000 -41 Belanja Listrik 35.000 35.000 - 35.000 -42 Penerusan Pinjaman Daerah dari
Pemernth3.000.000 3.000.000 - 3.000.000
43 Penerimaan Pinjaman dari Bank 2.000.000 2.000.000 - 2.000.00044 Pembentukan dana Cadangan 500.000 500.000 - 500.000 -45 Penyertaan Modal Pemda – BUMD 2.000.000 2.000.000 - 2.000.000 -4647 24.034.000 24.034.000 1.342.500 1.342.500 24.034.500 24.034.500 13.050.000 13.050.000 19.618.500 19.618.500