modul 1 hemiparese
TRANSCRIPT
![Page 1: Modul 1 Hemiparese](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082402/55cfe4865503467d968b8020/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 SKENARIO
Seorang anak perempuan umur 15 tahun mengalami demam sejak 5 hari yang
lalu, berobat di dokter praktek sore. Pada hari ke 7 ia merasa lemah pada lengan
dan tungkai kirinya, karena itu segera dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit ia
mengalami nyeri kepala hebat dan muntah.
1.2 KATA SULIT
- Hemiparesis yaitu kelemahan otot pada lengan dan tungkai satu sisi dimana
terjadi kerusakan yang menyeluruh tetapi belum meruntuhkan semua neron
korteks piramidalis sesisi, menimbulkan kelumpuhan pada belahan tubuh
kontralateral yang ringan sampai sedang.
1.3 KATA KUNCI
- Perempuan usia 15 tahun
- Demam 5 hari yang lalu
- Lemah pada lengan dan tungkai kiri pada hari ke7
- Nyeri kepala hebat
- Muntah
1.4 PERTANYAAN
1. Jelaskan perjalanan traktus piramidalis!
2. Jelaskan patomekanisme terjadinya lemah separuh badan!
3. Jelaskan patomekanisme terjadinya lemah separuh badan!
4. Sebutkan dan jelaskan pembagian jenis-jenis paresis!
5. Sebutkan anamnesis tambahan yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosis?
6. Sebutkan pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan penunjang yang
dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis?
7. Apa saja differential diagnosis berdasarkan skenario?
![Page 2: Modul 1 Hemiparese](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082402/55cfe4865503467d968b8020/html5/thumbnails/2.jpg)
1.5 MIND MAP
HEMIPARESE
ANATOMI
DD
MeningitisEncephalitisAbces cerebri
- DEFINISI- ETIOLOGI- EPIDEMIOLOGI- GEJALA KLINIK- PATOMEKANISME- DIAGNOSIS- PENATALAKSANAAN- PROGNOSIS
- Anamnesis- Pemeriksaan fisik - Laboratorium - Radiologi
![Page 3: Modul 1 Hemiparese](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082402/55cfe4865503467d968b8020/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TRAKTUS PIRAMIDALIS
Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik ke LMN tergolong dalam
kelompok UMN. Berdasarkan perbedaan anatomi fisiologi kelompok UMN
dibagi dalam susunan pyramidal dan susunan ekstrapiramidal. Semua neuron
yang menyalurkan impuls motorik secara langsung ke LMN atau melalui
interneuronnya tergolong dalam kelompok UMN.
Neuron-neuron tersebut merupakan penghuni gyrus presentralis. Oleh
karena itu, maka gyrus tersebut dinamakan korteks motorik, berada pada
lapisan ke 5 dan masing-masing memiliki hubungan dengan gerak otot tertentu.
Yang menghadap ke fisura longitudinalis serebri mempunyai koneksi dengan
gerak otot kaki dan tungkai bawah. Neuron-neuron korteks motorik yang dekat
dengan fisura lateralis serebri mengurus gerak otot larings, farings, dan lidah.
Penataan somatotopik yang telah dijumpai pada korteks motorik ditemukan
kembali di kawasan kapsula interna mulai dari genu sampai seluruh kawasan
krus poaterius. Di tingkat mesenfalon srabut itu berkumpul di 3/5 bagian tengah
pedunkulus serebri dan diapit oleh daerah serabut-serabut frontopotin dari sisi
medial dan serabut-serabut parietotemporopontin dari sisi lateral. Di pons
serabut-serabut kortikobulbar dan kortikospinal saja. Bangunan itu dikenal
sebagai piramis, dan merupakan bagian ventral oblongata. Sepanjang batag
otak, serabut-serabut kortikobulbar meninggalkan kawasan mereka di dalam
pedunkulus serebri, lalu di dalam pespontis dan akhirnya di piramis untuk
menyilang garis tengah dan berakhir secara langsung di motoneuron saraf
cranial motorik (n III, n IV, n V, n VI, n VII, n IX, n X, n XI, dan n XII) atau
interneuronnya di sisi kontra lateral. Sebagian serabut kortikobulbar berakhir di
inti-inti saraf cranial motorik sisi lateral juga. Di perbatasan antara medulla
oblongata dan medulla spinalis, serabut-serabut kortikospinal sebagian besar
menyilang dan membentuk jaras kortikospinal lateral (traktus piramidalis
lateral), yang berjalan di funikulus posterolateralis kontralateralis. Sebagiannya
tidak menyilang tapi melanjutkan perjalanan ke medulla spinalis di funikulus
ventralisn ipsilateral dan dikenal sebagai jaras kortikospinal ventral atau traktus
piramidalis ventralis. Kawasan jaras pyramidal lateral dan ventral makin ke
bawah makin kecil karena banyak serabur sudah mengakhiri perjalanannya.
![Page 4: Modul 1 Hemiparese](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082402/55cfe4865503467d968b8020/html5/thumbnails/4.jpg)
Pada bagian servikal disampaikan 55% jumlah kortikospinal, sedangkan
torakal dan lumbosakral berturut-turut mendapat 20% dan 25%. Mayoritas
motoneuron yang menerima impuls motorik berada di untumensia servikalis
dan lumbalis, yang mengurus otot-otot anggota gerak bagian atas dan bawah.
2.2 FISIOLOGI UMN & LMN
Setiap serabut otot yang mengatur gerakan disadari melalui dua kombinasi
sel saraf , salah satunya terdapat pada korteks motorik, serabut – serabutnya
berada tepat pada traktus piramida yaitu penyilangan traktus piramida, dan
serat lainnya berada pada ujung anterior medula spinalis, serat – seratnya
berjalan menuju otot. Yang pertama disebut sebagai neuron motorik atas
( upper motor neuron ) dan yang terakhir disebut neuron motorik batah ( lower
motor neuron ). Setiap saraf motorik yang menggerakkan setiap otot
merupakan komposisi gabungan ribuan saraf – saraf motorik bawah.
Jaras motorik dari otot ke medula spinalis dan juga dari serebrum ke batang
otak dibentuk oleh UMN. UMN mulai di dalam korteks pada sisi yang
berlawanan di otak, menurun melalui kapsul internal, menyilang ke sisi
berlawanan di dalam batang otak, menurun melalui traktus kortikospinal dan
ujungnya berakhir pada sinaps LMN. LMN menerima impuls di bagian ujung
saraf posterior dan berjalan menuju sambungan mioneural. Berbeda dengan
UMN, LMN berakhir di dalam otot.
Ciri – ciri klinik pada lesi di UMN dan LMN adalah :
UMN : kehilangan kontrol volunter, peningkatan tonus otot, spastisitas otot,
tidak ada atropi otot, reflek hiperaktif dan abnormal
LMN : kehilangan kontrol volunter, penurunan tonus otot, paralysis flaksid
otot, atropi otot, tidak ada atau penurunan reflek.
Lesi UMN Lesi LMN
Tonus otot meningkat Tonus otot menurun
Refleks fisiologis meningkatRefleks fisiologis menurun atau tidak ada
Atrofi otot cepat (dlm waktu singkat)
Atrofi otot lambat (stlh 2 mgg)
Refleks patologis (+) Refleks patologis (-)
Faikulasi (-) Fasikulasi (+)
![Page 5: Modul 1 Hemiparese](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082402/55cfe4865503467d968b8020/html5/thumbnails/5.jpg)
ENCEPHALITIS
2.3 DEFINISI
Encephalitis adalah infeksi jaringan atas oleh berbagai macam mikroorganisme.
(Ilmu Kesehatan Anak, 1985).
Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus
atau mikroorganisme lain yang non-purulen (+)
(Pedoman diagnosis dan terapi, 1994).
Encephalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri
cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus.
(Kapita selekta kedokteran jilid 2, 2000).
2.4 ETIOLOGI
2.4.1 Ensefalitis supuratif akut.
Bakteri : staph. Aureus, streptococcus, E. Coli, M. Tuberculosa dan T. Pallidum
2.4.2 Ensefalitis Virus
Virus RNA : (virus parotitis, morbili, rabies, rubela, ensefalitis jepang B, dengue,
polio, cocsakie A, cocsakie B, echovirus, dan koriomeningitis limfositaria)
Virus DNA : (Herpes zoster-varisela, herpes simpleks, cytomegalovirus, variola,
vaksinia, AIDS)
(Kapita selekta kedokteran jilid 2, 2000).
2.5 PATOFISIOLOGI
Virus dapat masuk tubuh pasien melalui kulit, saluran napas dan saluran cerna,
setelah masuk kedalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan
beberapa cara :
Setempat : virus hanya terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau
organ tertentu.
Penyebaran hematogen primer : virus masuk kedalam darah kemudian
menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.
Penyebaran hematogen sekunder : virus berkembang biak didaerah pertama
kali masuk (Permukaan selaput lendir) kemudian menyebar ke organ lain.
Melalui saraf : Virus berkembang biak di permukaan selaput lendir dan
menyebar melalui sistem saraf.
![Page 6: Modul 1 Hemiparese](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082402/55cfe4865503467d968b8020/html5/thumbnails/6.jpg)
Pada keadaan permulaan timbul demam, tetapi belum ada kelainan neurologis.
Virus akan terus berkembang biak, kemudian menyerang susunan saraf pusat
dan akhirnya diikuti kelainan neurologis. Kelainan neurologis pada ensefalitis
disebabkan oleh :
- Invasi dan perusakan langsung pada jaringan otak oleh virus yang sedang
berkembang biak.
- Reaksi jaringan saraf pasien terhadap antigen virus yang akan berakibat
demielinisasi, kerusakan vaskular, dan paravaskular. Sedangkan virusnya
sendiri sudah tidak ada dalam jaringan otak.
- Reaksi aktivasi virus neurotropik yang bersifat laten.
(Kapita selekta kedokteran, jilid 2. 2000)
2.6 MANIFESTASI KLINIS
Masa prodormal berlangsung antara 1-4 hari, ditandai dengan demam, sakit
kepala, pusing, muntah nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas, dan
pucat. Kemudian diikuti tanda ensefalitis yang berat ringannya tergantung dari
distribusi dan luas lesi pada neuron. Gejala tersebut berupa gelisah iritable,
screaming attack, perubahan perilaku, gangguan kesadaran, dan kejang.
Kadang-kadang disertai tanda neurologis fokal berupa afasia, hemiparesis,
hemiplegia, ataksia, dan paralisis saraf otak. Tanda rangsang meningeal dapat
terjadi bila peradangan mencapai meningen. Ruam kulit kadang didapatkan
pada beberapa tipe ensefalitis misalnya pada kausa enterovirus dan varisela
zoster.
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran cairan cerebrospinal dapat dipertimbangkan meskipun tidak begitu
membantu. Biasanya berwarna jernih, jumlah sel 50-200 dengan dominasi
limfosit. Kadar protein kadang-kadang meningkat, sedangkan glukosa masih
dalam batas normal.
Gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi difus (aktivitas lambat
bilateral). Bila terdapat tanda klinis fokal yang ditunjang dengan gambaran EEG
atau CT-Scan, dapat dilakukan biopsi otak didaerah yang bersangkutan. Bila
tidak ada tanda klinis fokal, biopsi dapat dilakukan pada daerah lobus
temporalis yang biasanya menjadi predileksi virus Herpes simpleks.
Neurologi, EMS (Erlangga medical series), edisi ke-8
.
![Page 7: Modul 1 Hemiparese](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082402/55cfe4865503467d968b8020/html5/thumbnails/7.jpg)
2.8 DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Meningitis TB, Sindrom Reye, abses otak, tumor otak, ensefalopati.
2.9 PENATALAKSANAAN
- Rawat di rumah sakit
- Penatalaksanaan secara umum tidak spesifik. Tujuannya adalah
mempertahankan fungsi organ dengan mengusahakan jalan napas tetap
terbuka, pemberian makanan enteral atau parenteral, menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit, koreksi gangguan asam basa darah
- Atasi kejang
- Bila terdapat tanda peningkatan tekanan intrakranial dapat diberikan manitol
0,5-2 g/kgBB IV dalam periode 8-12 jam.
- Pada pasien dengan gangguan menelan, akumulasi lendir pada tenggorok,
paralisis pita suara dan otot napas dilakukan drainase postural dan aspirasi
mekanis yang periodik.
- Pada ensefalitis herpes dapat diberikan asiklovir 10 mg/kgBB/hari IV setiap
8 jam selama 10-14 hari.
![Page 8: Modul 1 Hemiparese](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082402/55cfe4865503467d968b8020/html5/thumbnails/8.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Kapita selekta kedokteran edisi ke 3 jilid 2, jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.
2. Buku lecture notes : Neurologi, EMS (Erlangga medical series), edisi ke-8,
hal 128-132.
3. Anderson, Wayne E. "California Encephalitis." Medscape.com. June 17,
2011. <http://emedicine.medscape.com/article/234159-overview>.
4. Howes, David S. "Encephalitis." Medscape.com. Jan. 6, 2012;
<http://emedicine.medscape.com/article/791896-overview>.
5. United States. Centers for Disease Control and Prevention. "Arboviral
Encephalitides." June 19, 2007. <http://www.cdc.gov/ncidod/dvbid/arbor/>.
6. United States. Centers for Disease Control and Prevention. "Questions and
Answers About Japanese Encephalitis." Mar. 12, 2010.
<http://www.cdc.gov/ncidod/dvbid/jencephalitis/qa.htm>.
7. United States. National Institute of Neurological Disorders and Stroke.
"NINDS Rasmussen's Encephalitis Information Page." Dec. 19, 2011.
<http://www.ninds.nih.gov/disorders/rasmussen/rasmussen.htm>.