modul - basic assembly
DESCRIPTION
Modul- Basic AssemblyTRANSCRIPT
-
COVER MASBRO
-
TI2012 Dasar Perancangan Teknik Industri MR2104 Analisis dan Perancangan Teknik
Modul 5- Basic Assembly
Halaman 1 dari 11
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum ini adalah:
Memahami konsep assembly
Memahami dan dapat menyusun Assembly chart dan Bill of material
Memahami fitur utama basic assembly dalam Solidworks
TEORI DASAR
Dalam proses manufaktur, terdapat dua tipe proses yang penting, yaitu:
1. Operasi Pemesinan
Operasi permesinan mengubah material dari status awal ke status berikutnya hingga menjadi produk akhir yang diinginkan dengan memanfaatkan energi (mekanik, termal, kimia, maupun elektrik). Pada operasi permesinan, nilai tambah (valu added) dihasilkan melalui perubahan geometri, sifat, ataupun penampilan dari material awal.
2. Operasi Perakitan
Operasi perakitan merupakan penggabungan dari dua atau lebih entitas menjadi entitas baru yang disebut subassembly, assembly, ataupun istilah lain yang berhubungan dengan operasi perakitan (contohnya: hasil perakitan) baik bersifat permanen (menggunakan welding, soldering, dan lain-lain) ataupun semipermanen (menggunakan fastener: screws, bolts, nuts, dan lain-lain).
Assembly Chart (AC)
Assembly chart adalah diagram yang menggambarkan susunan proses perakitan part, mulai dari satu part, menjadi subassembly, hingga nantinya menjadi final assembly (produk jadi).
-
TI2012 Dasar Perancangan Teknik Industri MR2104 Analisis dan Perancangan Teknik
Modul 5- Basic Assembly
Halaman 2 dari 11
Gambar 1. Assembly Chart (AC)
Tidak bisa sembarang membuat AC, Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun AC. Seperti ini aturannya.
1. Nomor part dicantumkan dalam lingkaran paling kiri (huruf xx). Lingkaran-lingkaran ini disusun segaris vertikal sesuai urutan perakitan. Nomor part yang dicantumkan paling atas adalah nomor part utama atau base.
2. Nama part dicantumkan di sebelah kiri setiap lingkaran sesuai nomornya masing-masing. Nama part yang dicantumkan paling atas adalah nama part utama atau base.
3. Nomor hasil assembly ditulis dengan format SiAj yang dicantumkan dalam lingkaran assembly. Lingkaran ini merupakan entitas baru hasil assembly dua entitas lain dengan aturan sbb:
Penomoran i bertambah dari kanan ke kiri
Penomoran j bertambah dari atas ke bawah. 4. Nama pengencang dicantumkan pada lingkaran assembly yang membutuhkan
pengencang. .
Bill of Material (BOM)
Bill of Material atau biasa disebut BOM adalah kumpulan informasi yang berisi tentang data komponen penyusun suatu produk. BOM biasa disajikan dalam bentuk tabel.Format data yang disajikan biasanya adalah jumlah, material, kode komponen, dan masih banyak lagi,
-
TI2012 Dasar Perancangan Teknik Industri MR2104 Analisis dan Perancangan Teknik
Modul 5- Basic Assembly
Halaman 3 dari 11
tergantung kebutuhan. Pada praktikum kali ini format yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Part Number
2. Description
3. Quantity
4. Unit of Measure
Bila dilihat dari fitur penyusunnya, BOM dibagi menjadi dua, yaitu single level BOM dan Multilevel BOM.
Single Level BOM
Single Level BOM merupakan format yang paling sederhana. Format ini biasanya digunakan untuk produk yang tidak memiliki subassembly. Berikut ini adalah contoh Single Level BOM.
Tabel 1. Single Level BOM
Multi Level BOM
Multilevel BOM dan Multilevel Tree digunakan pada produk yang memiliki subassembly. Hal ini diperlukan untuk mempermudah proses assembly. Multilevel tree disajikan dalam bentuk diagram seperti pohon, atau seperti struktur yang menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan. Multilevel BOM disajikan sama seperti Single Level BOM, namun yang membedakan adalah pada Single Level BOM yang tertera hanya parts saja, sedangkan pada Multilevel BOM disertakan juga subassembly nya. Berikut ini adalah contoh Multilevel Tree dan Multilevel BOM.
Gambar 2. Multilevel Tree
-
TI2012 Dasar Perancangan Teknik Industri MR2104 Analisis dan Perancangan Teknik
Modul 5- Basic Assembly
Halaman 4 dari 11
Tabel 2. Multilevel BOM
ASSEMBLY DENGAN SOLIDWORKS
Selain mendesign part, software SolidWorks juga menyediakan fitur assembly untuk memudahkan kita merancang produk. Pada modul ini akan dipelajari bagaimana menggunakan fitur- fitur tersebut.
How to get Started
Ada beberapa cara untuk membuat file Assembly pada program SolidWorks:
1. Buka Program SolidWorks, klik File, lalu New, Pilih Assembly
-
TI2012 Dasar Perancangan Teknik Industri MR2104 Analisis dan Perancangan Teknik
Modul 5- Basic Assembly
Halaman 5 dari 11
2. Ketika sedang membuka file part, pilih logo pada Toolbar di sekitar kiri
atas, maka setelah itu akan otomatis tampil file Assembly dari part yang sedang
dibuka.
Memasukkan Entitas/Part
Setelah membuat sebuah File Assembly, yang akan dilakukan adalah memasukkan entitas-entitas atau part yang akan disassembly. Ada beberapa cara untuk memasukkan entitas tersebut:
1. Menempatkan Entitas menggunakan Insert Component Property Manager
Klik Insert Component, lalu browse file entitas yang akan dimasukkan kedalam assembly. Untuk diperhatikan, entitas yang pertama kali dimasukkan kedalam file assembly akan dijadikan basis (base) atau entitas utama dari entitas-entitas lainnya. Jadi sebisa mungkin entitas yang dimasukkan disini adalah entitas yang nantinya tidak dipindahkan posisinya, karena setelah dijadikan base entitas tersebut bersifat fixed. Jangan lupa untuk mengklik tombol
2. Menempatkan entitas dengan Dragging dari Windows Explorer
Cara yang cukup mudah, hanya tinggal men-drag dari windows explorer ke window SolidWorks.
-
TI2012 Dasar Perancangan Teknik Industri MR2104 Analisis dan Perancangan Teknik
Modul 5- Basic Assembly
Halaman 6 dari 11
3. Membuat file Assembly dari file part
Sama seperti cara untuk membuat suatu file Assembly, hanya perlu mengklik
tombol pada file part, kemudian langsung berpindah ke file assembly dengan menyertakan part tersebut.
Mengatur Posisi Entitas/Part
Move Component
Dapat dilakukan dengan dua cara: o Langsung men-drag entitas.
o Klik tombol Move component pada toolbar, baru
memindahkan entitas dengan memanfaatkan option-
option pada Move Component Property Manager.
Rotate Component
Dapat dilakukan dengan cara:
Klik kanan pada suatu entitas yang diinginkan dan tahan,
kemudian putar entitas ke posisi yang diinginkan.
Klik tombol Rotate Component, kemudian memindahkan
entitas dengan memanfaatkan option-option pada Rotate
Component Property Manager.
Langkah Meng-assembly
Fitur utama yang digunakan untuk mengassembly pada SolidWorks adalah MATE. Fitur ini digunakan untuk menentukan posisi sebuah entitas terhadap entitas lainnya. Ada dua jenis mate, yaitu standard mate dan Advanced mate. Pada modul kali ini hanya akan dibahas mengenai standard mate.
Langkah Menggunakan Fitur Mate
o Klik tombol Mate pada Assemblies Command Manager. Kemudian akan tampil Mate
Property Manager seperti gambar berikut.
-
TI2012 Dasar Perancangan Teknik Industri MR2104 Analisis dan Perancangan Teknik
Modul 5- Basic Assembly
Halaman 7 dari 11
o Pilih dua Feature yang akan disassembly. Konsepnya adalah menambahkan suatu
sifat tertentu diantara dua fitur yang dipilih.
o Setelah itu pilih jenis mate apa yang diinginkan, terkadang SolidWorks langsung
mendefinisikan secara otomatis mate apa yang sekiranya dibutuhkan (biasanya
terjadi pada kasus concentric), namun lebih baik jika kita selalu memeriksanya
terlebih dahulu.
Jenis Mate
Berikut ini adalah beberapa jenis mate yang biasa digunakan dalam Solidworks, khususnya pada modul basic assembly ini:
1. Coincident
Jenis ini digunakan untuk menempelkan kedua bidang atau garis yang dipilih.
-
TI2012 Dasar Perancangan Teknik Industri MR2104 Analisis dan Perancangan Teknik
Modul 5- Basic Assembly
Halaman 8 dari 11
2. Parallel
Jenis ini digunakan untuk memposisikan kedua bidang atau garis yang dipilih agar menjadi sejajar antara satu dengan yang lain.
3. Perpendicular
Jenis ini digunakan untuk memposisikan kedua bidang atau garis yang dipilih agar tegak lurus satu dengan yang lainnya.
4. Tangent
Jenis ini digunakan jika salah satu bidang yang dipilih memiliki permukaan melengkung (cylindrical, conical, spherical) agar dapat menempel dengan bidang atau garis yang dipilih.
5. Angle
Mirip dengan Perpendicular, apabila pada perpendicular diberi sudut sebesar 90 derajat, maka pada jenis Angle kita dapat member sudut sesuai keinginan kita.
-
TI2012 Dasar Perancangan Teknik Industri MR2104 Analisis dan Perancangan Teknik
Modul 5- Basic Assembly
Halaman 9 dari 11
6. Distance
Digunakan untuk memberikan constraint jarak tertentu pada dua bidang yang diinginkan.
7. Concentric
Jenis ini digunakan untuk bidang atau garis yang menyerupai lingkaran, sehingga kedua bidang ini memiliki center point yang sama (sesumbu).
Pengecekan Interference
Setelah selesai dengan mating, kita harus menguji apakah dalam assembly tersebut ada komponen yang bertabrakan atau tidak. Hal ini sering terjadi karena kekeliruan dalam menentukan dimensi antara dua part yang akan bersinggungan. Dalam SolidWorks, fitur yang digunakan adalah Interference Detection.
-
TI2012 Dasar Perancangan Teknik Industri MR2104 Analisis dan Perancangan Teknik
Modul 5- Basic Assembly
Halaman 10 dari 11
Caranya adalah dengan memilih tombol interference detection pada assemblies command manager. Untuk mengecek, klik tanda centang dengan telah memilih komponen yang akan dicek sebelumnya.
Membuat Exploded View
Exploded view adalah fitur yang diberikan SolidWroks untuk memperlihatkan bentuk awal produk sebelum di Assembly. Ada dua cara untuk membuat exploded view.
1. Auto Explode
Klik Auto Explode button pada kotak Assembly Exploder. Dengan fitur ini Assembly kita akan ter-explode secara otomatis.
2. Systematic Explode
-
TI2012 Dasar Perancangan Teknik Industri MR2104 Analisis dan Perancangan Teknik
Modul 5- Basic Assembly
Halaman 11 dari 11
Klik tombol new dari kotak Assembly Exploder. Pertama klik featurenya. Untuk memlilih arahnya, klik kotak direction to explode along, kemudian pilih bidang atau garis yang merepresentasikan arah yang diinginkan. Lalu atur jarak yang diinginkan. Untuk membuat yang baru, kembali klik new.
Membuat Exploded Line
Klik tombol Explode Line Sketch dari Assemblies Command Manager sehingga muncul kotak dialog Route Line seperti berikut.
Klik fitur yang ingin dihubungkan sehingga terbentuk garis seperti gambar berikut ini.
Note: Jangan lupa mengerjakan latihan yang diberikan supaya praktikumya lancar jaya!