modul dsk 2015
DESCRIPTION
Dasar Sistem KomunikasiTRANSCRIPT
MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KOMUNIKASI
LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 1
TATA TERTIB
PRAKTIKUM DASAR SISTEM KOMUNIKASI
A . PERSIAPAN PRAKTIKUM
Praktikan wajib mengenakan pakaian yang sesuai dengan aturan
kampus.
Membawa media perekam & penyimpan data seperti kamera,
flashdisk
Membawa lembar identitas praktikum (kartu monitoring)
Membawa modul percobaan sesuai dengan praktikum yang
diikuti
Tugas pendahuluan wajib dikerjakan oleh setiap praktikan.
B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikan wajib menunjukkan lembar identitas (kartu monitoring)
Praktikan wajib hadir tepat waktu
Praktikan wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum dengan tertib
termasuk tidak menggunakan alat komunikasi selama praktikum
berlangsung.
C. ASISTENSI
Setelah praktikum selesai dilaksanakan, setiap kelompok wajib
mengikuti asistensi sesuai jadwal yang ditentukan oleh asisten masing-
masing
D. SANKSI
Apabila praktikan melanggar point A, praktikan akan dikenakan sanksi
berupa larangan mengikuti praktikum yang bersangkutan.
Apabila praktikan melanggar point B, praktikan akan dikenakan sanksi
berupa dikeluarkan dan dianggap tidak mengikuti praktikum tersebut
Apabila praktikan melanggar point C, praktikan akan dikenakan sanksi
berupa pengurangan nilai pada laporan akhir.
E. LAPORAN AKHIR
Masing-masing praktikan mengumpulkan satu Laporan Akhir
Laporan Akhir dikumpulkan setelah asistensi selesai dilaksanakan.
Waktu pengumpulan akan ditentukan kemudian.
Format susunan Laporan Akhir akan diberikan setelah praktikum
selesai
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 2
PERCOBAAN I MODULASI AMPLITUDO
LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 3
PERCOBAAN I
MODULASI AMPLITUDO
1.1 Tujuan
1. Dapat mengukur sinyal carrier dan sinyal modulasi menggunakan osiloskop dan
menganalisis karakteristik sinyal yang diperoleh.
2. Dapat mengukur modulation depth (m )yang berbeda-beda pada sinyal AM. Akan
ditentukan efek dari nilai dari m yang berbeda (> 1, <1).
3. Mengetahui sinyal modulasi direkonstruksi dari sinyal modulasi amplitudo.
1.2 Peralatan
Pesonal Computer
UniTrain Board
Modul SO4201-7L (Colpitts/Hartley Oscillator)
Modul SO4201-7U (AM Modulator/Demodulator)
Power Supplay
Jumper
Kabel
1.3 Teori Penunjang
1.3.1 Prinsip Operasi Modulasi Amplitudo
Modulasi amplitudo terjadi dimana amplitudo sinya carrier berfrekuensi
tinggiditumpangkan oleh sinyal berfrekuensi rendah yang bertindak sebagai curve
envelope untuk sinyal carrier yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 4
Modulasi amplitudo menggunakan dua frekuensi diskrit untuk menghasilkan
spektrum frekuensi dengan frekuensi sisi atas dan bawah masing-masing terletak di atas
dan di bawah frekuensi pembawa pada interval yang sesuai dengan frekuensi modulasi.
1.3.2 Deskripsi Matematis Modulasi Amplitudo
Secara matematis, modulasi amplitudo adalah operasi perkalian yang melibatkan
gelombang pembawa Ω frekuensi sinyal modulasi frekuensi ω.
Transformasi persamaan ini dengan bantuan hasil trigonometri dalam rumus
berikut, dengan asumsi bahwa modulasi dan pembawa sinyal memiliki amplitudo yang
sama:
Pemeriksaan lebih dekat di sini menunjukkan bahwa dua frekuensi sebelum
modulasi yang digunakan untuk menghasilkan spektrum frekuensi yang terdiri dari
frekuensi pembawa dan dua sidebands.
Frekuensi atas sideband lebih tinggi dari frekuensi pembawa dengan jumlah yang
sama dengan frekuensi sinyal yang berguna, sementara frekuensi rendah sideband yang
lebih rendah dengan jumlah yang sama. Hubungan ini digambarkan di bawah ini
menggunakan modulasi sinyal terbatas dengan frekuensi 200 Hz sampai 3 kHz sebagai
contoh.
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 5
Diilustrasikan di bawah ini adalah varian sederhana rangkaian AM modulator
terdiri osilator dan transistor. Seperti dijelaskan sebelumnya, modulasi dapat dianggap
sebagai perkalian dua sinyal frekuensi yang berbeda. Proses penggandaan juga
menggabungkan non-linearitas dari persimpangan pn, bahwa dari transistor dalam kasus
ini. Sinyal pembawa dan sinyal ingin pertama-tama ditambahkan sebelum diterapkan
bersama-sama untuk memasukkan basis transistor. Karakteristik non-linear mendistorsi
sinyal untuk menghasilkan komponen sinyal frekuensi lanjut. Osilator di bagian atas dari
rangkaian memastikan bahwa hanya produk modulasi yang diinginkan disediakan oleh
output.
1.3.3 Modulation Depth
Salah satu parameter karakteristik yang paling penting dari modulasi amplitudo
adalah kedalaman modulasi "m", ditetapkan sebagai nilai absolut atau %.
Kedalaman modulasi adalah perbandingan antara amplitudo sinyal transmisi dan
sinyal pembawa.
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 6
Karena selama modulasi amplitudo standar, amplitudo sinyal pembawa adalah
lebih tinggi dari sinyal yang diinginkan, kedalaman modulasi lebih kecil dari "1" atau
100%.
Seperti digambarkan di atas, kedalaman modulasi juga dapat ditentukan dari rasio
amplitudo minimum dan maksimum sinyal AM. Hal ini memungkinkan kedalaman
modulasi harus dihitung dengan sangat mudah dengan bantuan dari trapesium modulasi
(lihat percobaan berikutnya).
Jika selektif memudar (misalnya selama transmisi radio) atau tidak diatur dengan
benar pembawa amplitudo sangat melemahkan frekuensi pembawa, kedalaman modulasi
mungkin melebihi m = 1 atau 100%. Hal ini menyebabkan distorsi non-linear dalam
sinyal didemodulasi.
1.4 Langkah Percobaan
1.4.1 Perakitan Modul
a. Hidupkan PC yang sudah di sediakan
b. Hubungkan UniTrain Board dan port USB pada CPU PC menggunakan kabel data
c. Sambungkan Power Supplay pada UniTrain Broad
d. Hidupkan Unitrain Board.
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 7
1.4.2 Eksperimen Prinsip dari Modulasi Amplitudo
a. Pasang modul SO4201-7L (Colpitts/Hartley Oscillator) dan modul SO4201-7U
(AM Modulator/Demodulator) pada UniTrain Board
b. Pasang jumper pada HFin Colpitts Setting dan pada Oscillator x Setting
c. Hubungkan ground Analog OUT dengan A- Analog IN dan ground dari Hartley
Oscillator.
d. Hubungkan ground Hartley Oscillator dan ground AM Modulator.
e. Hubungkan A+ pada Analog IN dengan HFout pada Hartley Oscillator dan Oscil
pada AM Modulator
f. Atur frekuensi sinyal carrier menjadi 455kHz dan voltage 100mV dengan
potensiometer. Tampilkan sinyal carrier pada osiloskop dengan parameter sebagai
berikut
g. Ubah dan tampilkan frekuensi sinyal carrier menjadi 600 kHz, 100mV serta 455
kHz, 200mV. Bandingkan ketiga karakteristik sinyal carrier tersebut.
h. Hubungkan A+ pada Analog IN dan AMout pada AM modulator untuk
menampilkan sinyal modulasi.
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 8
i. Tampilkan sinyal modulasi pada osiloskop dengan parameter berikut
j. Bandingkan karakteristik antara sinyal carrier dan sinyal modulasi.
k. Hilangkan input-an sinyal carrier berfrekuensi tinggi “Oscil” dan pasang sinyal
sinusoidal berfrekuensi rendah “NF IN” pada AM Modulator.
l. Gunakan function generator (Instruments | Voltage Sources | Function Generator).
Setting function generator sesuai gambar dibawah dan kemudian hidupkan
dengan meng-klik tombol “POWER”.
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 9
m. Tampilkan sinyal “AMout” melalui osiloskop dengan parameter berikut
n. Tampilkan sinyal output dari modulator pada channel A dan sinyal termodulasi
pada channel B, dengan parameter berikut
1.4.3 Modulation Depth
a. Pasang modul SO4201-7L (Colpitts/Hartley Oscillator) dan modul SO4201-7U
(AM Modulator/Demodulator) pada UniTrain Board
b. Pasang jumper pada HFin Colpitts Setting dan pada Oscillator x Setting
c. Hubungkan B- dengan A- pada Analog IN dengan ground pada Analog OUT
d. Hubungkan ground Hartley Oscillator dan ground AM Modulator.
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 10
e. Hubungkan S pada Analog OUT dengan B+ pada Analog IN dan NF IN
f. Hubungkan A+ pada Analog IN dengan Oscil pada AMout
g. Hubungankan HFout pada Hartley Oscillator dengan Oscil pada AM Modulator
h. Gunakan function generator (Instruments | Voltage Sources | Function Generator).
Setting function generator seperti gambar dibawah dan kemudian hidupkan
dengan mengklik tombol “POWER”.
i. Tampilkan sinyal pada osiloskop dengan parameter berikut
j. Atur amplitudo sinyal berfrekuensi rendah menjadi 10% dan 50%. Bandingkan
output sinyal yang ditampilkan pada osiloskop.
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 11
k. Hubungkan A+ pada Analog IN dengan LF dan B+ Analog IN dengan AMout
pada AM Modulator
l. Tampilkan sinyal pada osiloskop dengan parameter berikut
m. Atur modulation depth sebesar 80% dan 100% serta tampilkan pada osiloskop
dengan parameter berikut.
1.4.4 Demodulation
a. Pasang modul SO4201-7L (Colpitts/Hartley Oscillator) dan modul SO4201-7U
(AM Modulator/Demodulator) pada UniTrain Board
b. Pasang jumper pada HFin Colpitts Setting dan pada Oscillator x Setting
c. Hubungkan A- pada Analog IN dan ground pada Analog OUT
d. Hubungkan ground Hartley Oscillator dan ground AM Modulator.
e. Hubungkan A+ dengan LFdemod dan AMin dengan AMout
f. Hubungankan HFout pada Hartley Oscillator dengan Oscil pada AM Modulator
g. Hubungkan S pada Analog OUT dengan NF IN pada AM Modulator
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 12
h. Gunakan function generator (Instruments | Voltage Sources | Function Generator).
Setting function generator seperti gambar dibawah dan kemudian hidupkan
dengan mengklik tombol “POWER”.
i. Ukur sinyal pada AM detektor "LFdemod" output dan analisis hasilnya.
Tampilkan sinyal tersebut pada osiloskop dengan parameter.
1.5 Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan kenapa diperlukan proses modulasi dalam system komunikasi.
2. Bagaimana anda bias hanya mendengarkan siaran dari satu stasiun saja,
padahal di Denpasar ada banyak pemancar radio komersial.
3. Berapa rentang frekuensi kerja stasiun radio AM komersial yang
diijinkan? Berapa panjang gelombangnya?
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 13
PERCOBAAN II MODULASI FREKUENSI
LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 14
PERCOBAAN II
MODULASI FREKUENSI
2.1 Tujuan
1. Bisa membentuk gelombang termodulasi FM.
2. Memahami pengaruh tegangan input terhadap output modulator.
3. Mengamati dan menganalisa sinyal termodulasi oleh sinyal sinusoida.
2.2 Peralatan
1. Kabel connector
2. Modul card FM
3. Personal Computer
2.3 Teori Penunjang
Modulasi frekuensi adalah suatu proses menumpangkan sinyal informasi pada sinyal
yang frekuensinya jauh lebih besar (sinyal carrier) sedemikian sehingga frekuensi dari
sinyal carrier berubah-ubah sesuai sinyal informasi.
Fase dari sebuah sinusoida dapat didefinisikan seperti argument dari fungsi sinusoida.
Jadi, jika fungsinya adalah A sin ωt , maka fase φ menjadi :
φ = ωt
Jika fungsi tersebut menunjukkan sebuah gelombang tak termodulasi, dan ω adalah
konstanta, dan dengan mendiferensialkan persamaan ini terhadap waktu, menghasilkan :
dt
d
Jadi, frekuensi angular ω adalah sama dengan laju perubahan fase. Frekuensi angular
selalu didefinisikan menjadi laju perubahan fase.
Sekarang fase dari gelombang tak termodulasi dibolak-balik dengan menambah
besaran sinusoidal β sin ωmt . Sehingga sekarang setelah dimodulasi, menjadi :
A sin ( ωt + β sin ωmt )
Frekuensi dicari dengan mendiferensialkan pernyataan dalam kurung. Jika frekuensi
angular dari gelombang termodulasi adalah ωi maka :
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 15
tdt
dmmi
cos
Pernyataan ini menunjukkan bahwa frekuensi tersebut divariasikan sekitar jangkauan
, dimana disebut deviasi, yang didefinisikan sebagai jumlah maksimum yang
mana frekuensi bergeser dari frekuensi carrier tak termodulasi dan :
.m
Jika sinyal pemodulasi berhubungan dengan tmm cos. , maka pengaruhnya pada
gelombang tak termodulasi disebut dengan modulasi frekuensi (FM).
Kuantitas β tidak berdimensi, karena dan m memiliki satuan yang sama yaitu
radian per detik.
2.4 Percobaan
Prinsip dari Frekuensi
1. Siapkan board experimenter, kemudian masukan card FM modulator/demodulator
Gambar 1 Boad experiment
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 16
2. Hubungkan A-, B- dan ground terminal ke FM modulator ke ground terminal
dibawah ANALOG OUT
Gambar 2 Langkah 2
3. Hubungkan B+ ke S dibawah ANALOG OUT.
Gambar 3 Langkah 3
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 17
4. Hubungkan A+ ke FMout pada FM modulator
Gambar 4 Langkan 4
5. Hubungkan S ke LFin pada FM modulator
Gambar 5 Langkah 5
6. Aturlah sinyal carrier adalah 100 KHz pada FM Modulator yang ditunjukkan pada
“frequency” dan “Fine Tuning” pada potensiometer. Gunakan osiloscope untuk
menyeimbangkanya.
7. Pengaturan pada osiloscope :
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 18
8. Menggunakan fungsi generator, aturlah sinyal dengan frekuensi 10 KHz dan
amplitudenya 2 VPP . Arahkan sinyal ini ke inpur “LFin”
Gambar 7 Langkah 8
9. Berikut adalah tampilan dari osiloscope :
Gambar 8 Langkah 9
10. Ukurlah sinyal output dari modulator dengan osiloscope channel A, dan sinyal
low-frequency pada channel B. Copy hasilnya pada gambar berikut ini :
Gambar 9 Hasil Pengukuran
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 19
Frequency Modulation
1. Gunakan pengaturan pada percobaan sebelumnya
Gambar 10 Percobaan Prinsip Frekuensi
2. Buka fungsi generator dan aturlah seperti yang ditunjukkan pada gambar
dibawah :
Gambar 11 Langkah 2
3. Bukalah spectrum analyzer dan atur parameternya seperti berikut :
Gambar 12 Langkah 3
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 20
4. Ukurlah spectrum dari sinyal yang termodulasi dengan frekuensi 5, 10, 15 KHz
dan copy hasilnya ke gambar dibawah ini :
Gambar 13 Hasil Pengukuran
Demodulasi Frequency Modulation
1. Hubungkan A- dan B- ke FM modulator dibawah ANALOG OUT
Gambar 14 Langkah 1
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 21
2. Hubungkan FMout ke Fmin
Gambar 15 Langkah 2
3. Hubungkan A+ ke FMout
Gambar 16 Langkah 3
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 22
4. Hubungkan S ke NFin pada FM Modulator
Gambar 17 Langkah 4
5. Menggunakan fungsi generator aturlah sinyal dengan frekuensi 5 KHz dengan
amplitude 2 Vpp. Sambungkan dengan input “LFin”
Gambar 18 Langkah 5
6. Aturlah parameternya seperti dibawah ini :
Gambar 19 Langkah 6
7. Ukurlah snyal output dari modulator pada osiloscope pada channel A dan sinyal
yang masuk demodulator pada channel B. lalu copy hasilnya ke bawah ini :
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 23
Gambar 20 Hasil Pengukuran
2.5 Tugas pendahuluan
1. Gambarkan skema salah satu penerima FM ( balanced discriminator,
phase shift discriminator, zero crossing detection, Foster-Seeley
discriminator, ratio detector )
2. Apa yang anda ketahui tentang sideband dalam sinyal FM?. Kenapa
jumlah sideband dalam FM dibatasi
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 24
PERCOBAAN III PULSE AMPLITUDE MODULATION
LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 25
PERCOBAAN III
PULSE AMPLITUDE MODULATION
3.1 Tujuan
1. Mengukur sinyal sinus pada keluaran dari sample and hold element dan sinyal
PAM, dan membandingkan keduanya.
2. Menguji karakteristik dari sinyal sinusoidal PAM pada demodulator input dan
output.
3. Menguji karakteristik dari dua sinyal sinusoidal PAM dalam time multiplex.
Untuk tujuan ini, signal time respone akan di-track pada PCM path.
3.2 Peralatan
1. Pesonal Computer
2. UniTrain Board
3. Modul SO4203-7R (PAM/PCM Modulator)
4. Modul SO4203-7T (PAM/PCM Dedulator)
5. Power Supplay
6. Jumper
7. Kabel
3.3 Teori Penunjang
3.3.1 Dasar PAM
Pulsa modulasi melibatkan konversi dari sinyal continue analog menjadi time-discrete
sequence dari pulsa individu. Sinyal pulsa carrier dimodulasi oleh sinyal informasi analog.
Pulse Amplitude Modulation (PAM) merupakan tahap Pulse Code Modulation (PCM)
sebelumnya.
Gambar 1. Sinyal Analog
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 26
Hal yang terpenting dalam teknik modulasi pulsa selain PAM, yaitu :
a. Pulse frequency modulation (PFM)
b. Pulse phase modulation (PPM)
c. Pulse duration modulation (PDM)
Desain dari PAM modulator dijelaskan dalam diagram sirkuit dasar di bawah ini :
Gambar 2. Blok Diagram Modulator PAM
Setelah melewati filter anti-aliasing, sinyal informasi disampling oleh digital pulse
sequence; menurut teori Shannon, scanning signal’s frequency harus setidaknya bernilai
dua kali dari frekuensi maksimum sinyal informasi. Percobaan ini mengkonfigurasi dengan
menggunakan sampling rate sebagai berikut :
fSample= 8 kHz
Modulasi memberikan peningkatan kepada pulse sequence yang amplitudonya sesuai
persis dengan sinyal input pada waktu sampling.
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 27
Gambar 3. PAM Line Diagrams
Sinyal PAM di demodulasikan dengan low-pass filter dengan karakteristik cut-off
yang lebih curam.
3.3.2 Time Multiplex
Pada telekomunikasi, time multiplex mengijinkan penggunaan multiple dari
transmission paths, karena PAM meninggalkan time gaps yang besar antara modulated
pulses. Time multiplex dapat digunakan untuk mengisi gaps antara pulsa termodulasi
berdasarkan sinyal informasi lainnya. Synchronous multiplexing pada modulator dan
demodulator serta waktu delay antara pulsa sampling saluran individu memastikan bahwa
saluran tidak interfrensi satu sama lain dan dapat dipisahkan lagi selama demodulasi.
Gambar 4. Time Multiplex
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 28
Penerapan time multiplex yang paling dikenal adalah telephony. Di Eropa,
International PCM 30 system (ITU-T G.732) distandarisasi oleh International
Telecommunications Union (ITU) digunakan untuk transmisi simultaneous pada 30 kanal
telepon. Di Amerika Utara, system PCM 24 (ITU-T G.733) digunakan untuk transmisi pada
24 saluran.
3.4 Langkah Percobaan
3.4.1 Perakitan Modul
a. Hidupkan PC yang sudah di sediakan
b. Hubungkan UniTrain Board dan port USB pada CPU PC menggunakan kabel data
c. Sambungkan Power Supplay pada UniTrain Broad
d. Hidupkan Unitrain Board.
3.4.2 Pulse Amplitude Modulation of Sinusoidal Signal
a. Rangkai seperti gambar di bawah ini
b. Gunakan oscilloscope untuk mengukur sinyal. Lakukan pengaturan seperti pada tabel
dibawah ini :
Instrument: Oscilloscope
Time base: 100 µs / div
Channel A: 1V / div
Channel B: 1V / div
Trigger: Channel A
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 29
c. Gunakan dual-channel oscilloscope, channel A untuk mengukur sinyal input setelah
amplifier, dan channel B untuk mengukur sinyal setelah sample-and-hold element,
sebaik sinyal pada PAM output.
d. Gunakan gain controller untuk mengatur sinyal sinus pada channel 1 dari jalur
transmisi PCM untuk amplitude 3 … 4 Vpp.
e. Tempatkan dua karakteristik sinyal pada tampilan oscilloscope dan salin hasil
pengukuran ke tabel yang telah disediakan di bawah.
Results:
Gambar 1 Input Signal And Output Signal Of The Sample-And-Hold Element
Gambar 2 Input Signal And PAM Output Signal
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 30
f. Berapakah frekuensi samplingnya?
The sampling frequency is ….. kHz.
Gunakan oscilloscope time marker untuk menentukan frekuensi sampling.
Note:
g. Gunakan oscilloscope time marker untuk menentukan frekuensi sampling nya. Cursor
control element diletakkan pada bagian bawah dari control panel oscilloscope. Pilih
channel A dengan element ini. Akan diperoleh dua amplitude markers untuk
mengukur tegangan, dan 2 time markers untuk mengukur waktu dan menentukan
frekuensi. Markers dapat dipindahkan ke posisi yang dibutuhkan dengan
menggunakan mouse. Corresponding value ditunjukkan di bagian kanan atas.
h. Deskripsikan sinyal yang diukur pada sample-and-hold element. Manakah dari
pernyataan berikut ini yang benar?
1. A sinusoidal signal is sampled 8 times per period.
2. A sinusoidal signal is sampled 4 times per period.
3. The time intervals between the sampling points are variable.
4. The time intervals between the sampling points are constant.
5. The signal between the sample-and-hold points drops to zero.
6. The signal between the sample-and-hold points follows the input signal.
i. Deskripsikan sinyal PAM. Manakah dari pernyataan berikut ini yang benar?
1. The intervals between the pulses are variable.
2. The intervals between the pulses are constant.
3. The signal between the pulses drops to zero.
4. The signal between the pulses follows the input signal.
5. The pulse amplitude corresponds to the value of the original signal at the
sampling instant.
6. The pulses only assume positive values.
j. Menurut teorema Shannon, berapakah frekuensi maksimum dari sinyal sample pada
frekuensi sample yang digunakan?
Sinyal sample mempunyai frekuensi maksimum ….KHz
3.4.3 Pulse Amplitude Demodulation of Sinusoidal Signal
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 31
a. Rangkai seperti gambar di bawah ini
b. Gunakan oscilloscope untuk mengukur sinyal. Lakukan pengaturan seperti pada tabel
dibawah ini :
Instrument: Oscilloscope
Time base: 100 µs / div
Channel A: 1V / div
Channel B: 1V / div
Trigger: Channel A
c. Gunakan oscilloscope dual channel, channel A untuk mengukur sinyal input setelah
amplifier modulator PAM/PCM, dan channel B untuk mengukur sinyal di PAM,
sebelum PAM/PCM demodulator’s low pass filter dan di “AF1”.
d. Gunakan gain controller untuk men-set sinyal sinusoidal pada channel 1 dari jalur
transmisi PCM ke sebuah amplitude 3 … 4 Vpp.
e. Sambungkan input channel 2 via kabel 2-mm ke socket ground “AGND”
Important:
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 32
f. Channel selector untuk LED pada experiment card dari PAM/PCM demodulator
SO4203-7T, harus di set menjadi channel 1. Selain mengindikasi PCM code via LED,
selector juga mengijinkan switchover antara reception pada PCM transmission path’s
channels.
Results:
Gambar 1 PAM Input Signal At The Demodulator
Gambar 2 Demultiplexed And Held Signal Before Filtration
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 33
Gambar 3 Output signal
g. Apakah yang dapat kamu observasi?
1. The sinusoidal signal can be fully reconstructed.
2. There is no sinusoidal signal at the demodulator output.
3. The input and output signals are in phase.
4. There is a difference between the runtimes of the input and output signals.
3.4.4 PAM Signals In Time Multiplex
a. Rangkai seperti gambar di bawah ini
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 34
b. Buka oscilloscope. Lakukan pengaturan seperti pada tabel dibawah ini :
Instrument: Oscilloscope
Time base: 200 µs / div
Channel A: 1V / div
Channel B: 1V / div
Trigger: Channel B
Pengukuran sinyal modulator
c. Gunakan dual-oscilloscope's channel A untuk mengukur original signal dari channel
1, dan channel B untuk mengukur original signal dari channel 2.
d. Trigger pada channel B. Gunakan gain controller untuk channels 1 and 2 dari PCM
transmission path untuk men-set amplitude sinusoidal signal pada low-pass filter's
output to 3...4 Vpp.
Results:
Gambar 1 Input Signals On Channels 1 And 2
e. Ukur sampled signals pada channels 1 dan 2 pada sockets "S&H", dan copy hasilnya
pada placeholders di bawah ini
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 35
Gambar 2 Signals From Channels 1 And 2 After Sampling
f. Ukur sinyal multiplekser pada output PAM via oscilloscope channel A, dengan
membiarkan channel B connected dengan "S&H" socket.
Gambar 3 Two-Channel PAM Signal In Time Multiplex Mode
g. How are the two channels sampled?
1. A full period on channel 1 is sampled first, followed by a full period on channel
2.
2. A full period on channel 2 is sampled first, followed by a full period on channel
1.
3. The channels are sampled alternately on a continual basis.
4. Only channel 1 is sampled.
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 36
5. Only channel 2 is sampled.
h. Bagaimana karakteristik sinyal dari sample-and-hold element pada channel yang
tidak di sample setiap saat?
1. The signal is zero.
2. The signal follows the one on the other channel.
3. The signal follows the original signal.
i. Deskripsikan karakteristik dari sinyal multiplekser.
1. In the multiplex stage, the amplitudes are ……..
2. The two channels are ……..
3. The individual values are interspersed ……
4. The signal assumes ……..
Pengukuran sinyal demodulasi
j. Dengan menggunakan oscilloscope, ukur demultiplexed dan held signals pada
demodulator sebelum filter stages pada pengukuran points "CH1" dan "CH2", dan
filtered output signals dari channels 1 and 2 pada "AF1" dan "AF2".
Note:
k. Channel selector untuk LED pada experiment card dari PAM/PCM demodulator
SO4203-7T harus di set ke both channels!
l. Selain mengindikasi PCM code via LED, selector juga mengijinkan switchover antara
reception pada PCM transmission path's channels.
Results:
Gambar 4 Demultiplexed Signals Before Filtration
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 37
Gambar 5 Output signals from channels 1 and 2
m. Efek apa yang dimiliki sinyal demodulasi?
1. The initial result of demodulation is a stepped signal with a jump
frequency of 8 kHz.
2. The initial result of demodulation is a stepped signal with a jump
frequency of 4 kHz.
3. The signals are separated.
4. The signals are mixed.
n. Apa fungsi dari low-pass filter pada akhir dari demodulation phase?
1. To suppress high-frequency signal components.
2. To remove the stages from the demodulated signals.
3. To separate the two signals from each other.
o. Rubah gain pada modulator's inputs. Apa efek dari perubahan gain ini pada
demodulated signals?
1. Cross-talk between the channels is produced.
2. The signal of the smaller amplitude is distorted.
3. The signal frequencies change.
4. The signals do not influence each other.
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 38
Percobaan IV FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING DAN DEMULTIPLEXING
LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 39
PERCOBAAN IV
FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING DAN DEMULTIPLEXING
3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui blok-blok yang menyusun Frequency Division Multiplexing dan
Frequency Division Demultiplexing.
2. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi dalam teknik Frequency Division
Multiplexing dan Frequency Division Demultiplexing.
3.2 Peralatan
Perangkat keras Frequency Division Multiplexing dan Frequency Division
Demultiplexing
Oscilloscope
Frequency Counter
Kabel-kabel Penghubung
3.3 Teori Penunjang
Multiplexing adalah suatu cara pengiriman beberapa sinyal informasi dengan
menggunakan beberapa sinyal pembawa (sub-carrier) untuk sebuah saluran transmisi secara
bersama-sama. Pada Frequency Division Multiflexing (FDM), beberapa sinyal informasi
dikirim secara serentak atau bersamaan dimodulasi dengan masing-masing sinyal
informasi.
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 40
Frequency Division Demultiplexing adalah suatu teknik untuk memulihkan sinyal
yang telah ter-multiplexing melalui FDM, guna mendapatkan sinyal aslinya (sinyal
informasi).
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 41
3.4 Langkah Percobaan
3.4.1 Frequency Division Multiflexing (FDM)
A. Persiapan
1. Hidupkan perangkat percobaan
2. Hidupkan saklar dan ukurlah besamya frekuensi sinyal informasi dan bentuk
gelornbangnya dengan mengukur pada terminal S1 seperti gambar berikut :
3. Ukurlah besar frekuensi dan bentuk. sinyal osilator seperti gambar berikut :
4. Putar-putarlah timer di bagian belakang perangkat supaya diperoleh keluaran
14kHz untuk masing-masing kanal 1,2,3 secara berurut.
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 42
B. Pengukuran Keluaran Penguat
1. Hubungkan kanal 1 osciloscope dengan terminal S1-1 dan hubungkan kanal 2
osciloscope dengan terminal SP-1 seperti gambar berikut :
2. Lanjutkan pengukuran untuk kanal 2 dan 3.catat hasilnya.
3. Bandingkan bentuk sinyal informasi dengan bentuk sinyal keluaran penguat
masing-masing kanal.
B. Pengukuran Keluaran Modulator
4. Hubungkan kanal 1 oscilloscope dengan terminal SP-1 dan hubungkan kanal 2
osciloscope dengan terminal SM-1 seperti gambar berikut:
5. Lanjutkan pengukuran untuk kanal 2 dan 3, catat hasilnya.
6. Bandingkan bentuk sinyal keluaran penguat (sinyal masukan modulator) dengan
keluaran modulator
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 43
C. Pengukuran Keluaran Modulator
7. Hubungkan perangkat FDM dengan oscilloscope seperti pada gambar berikut:
8. Perhatikan bentuk sinyal keluaran Multiplexer dan berikan komentar
3.4.2 Frequency Division Demultiplexing (FDD)
A. Persiapan
1. Alat ukurnya (oscilloscope) terlebih dahulu dikalibrasi.
2. Hidupkan perangkat percobaan, terus tekan switch pada posisi on.
3. Lakukan pengukuran oscillator dengan oscilloscope dan frequency counter. Atur
nilai frekuensi osilator (sesuai dengan yang ditunjukkan frekuensi counter),
dengan menge-trim (putar-putar trimer di bagian belakang perangkat) sehingga
diperoleh frekuensi yang sama dengan pengirimnya. Catat hasil pengukurannya.
4. Hubungkan perangkat FDD dengan pengirimnya.
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 44
B. Percobaan
5. Amati dan catatlah sinyal yang diterima dari transmisi dengan oscilloscope.
6. Amati dan catatlah keluaran dari masing-masing band-pass filter.
7. Hubungkan kanal oscilloscope dengan keluaran BPF 1 dan kanal-2 oscilloscope
dengan keluaran modulator 1 pada penerimanya. Demikian juga untuk BPF-2 dan
BPF-3.
8. Amati dan catatlah masukan dan keluaran dari masing-masing demodulator.
Masukan demodulator adalah keluaran dari BPF. Gunakan kedua kanal dari
oscilloscope (mode dual) untuk mengamatinya.
9. Amati dan catatlah masukan dan keluaran dari masing-masing low-pass filter.
Masukan LPF adalah keluaran dari demodulator. Gunakan kedua kanal dari
oscilloscope (mode dual) untuk mengamatinya.
10. Amati dan catatlah masukan dan keluaran dari masing-masing penguat dengan
oscilloscope (mode dual).
11. Amati dan catatlah frekuensi akhir (penguat) dengan frequency counter.
Bandingkan dengan input pada bagian pengirimnya.
12. Hubungkan masing-masing osilator sub-pembawa pada pengirimnya untuk
digunakan pada penerimanya. Tekan saklar jumper osilator pengirim pada
posisi"ON". Lakukan lagi pengukuran seperti langkah (3) sampai (10).
3.5 Tugas Pendahuluan
1. Gambarkan dan jelaskan bagaimana proses transmisi 450 kanal suara menggunakan
Standar FDM Eropa (CCITT) dan Standar FDM Amerika (AT&T)
2. Buatkan skema suatu sistem untuk melakukan proses demultiplexing sinyal pada
soal diatas