modul i
TRANSCRIPT
Pemodelan Sistem
Oleh : Indramawan ST.MT
Kuliah I Pendahuluan
Buku Acuan
• Hidayatno Akhmad, 2013, Berpikir Sistem,
Yogyakarta, LeutikaPrio
• Muhammadi, 2001, Analisis Sistem
Dinamis, Jakarta, UMJ Press
Cerita dari Hikayat Nasrudin :
Cara kita menyelesaikan permasalahan
terkadang tidak berdasarkan atas pemahaman
yang utuh dari masalah tersebut.
Berpikir sistem mampu memfasilitasi proses
yang lebih baik dalam memahami suatu
masalah.
Latar Belakang
Berpikir sistem untuk mengatasi peningkatan
kompleksitas
1.1 Kompleksitas meningkat akibat
adanya konektivitas.
Penyebab utama ledakan permasalahan yang
kompleks adalah karena adanya hubungan
konektivitas yang semakin meningkat antara
komponen.
Hubungan yang mungkin terjadi dengan
jumlah komponen tertentu
5
3
1 2 1 2
3 1 2
1 2
1 2
3
4 1 2
3
6
5
4
1 2
6 4
7
5
Ketika jumlah komponen lebih dari 3, maka hubungan yang terjadi telah
melebihi dari jumlah komponennya (Flood and carson, 1993)
1.2 Konektivitas mengubah proses
kepada proses dan struktur
3 tahap untuk mengubah fokus permasalahan
• Tahap I, mengubah fokus yang tadinya dari
output kejadian kepada proses.
• Tahap II, mengubah fokus proses kepada
pola.
• Tahap III, mengubah fokus pola ke struktur
yang menimbulkan pola dan kejadian
tersebut.
Umpan Balik
INPUT OUTPUT PROSES
Struktur dasar sistem : Input,
proses, output dan umpan balik
Umpan Balik
Struktur dan pola yang tidak terlihat
seperti sebuah gunung es di laut
Gunung Es
Kejadian
Struktur
Pola
1.3 Dibutuhkan pola berpikir yang sesuai
dengan peningkatan kompleksitas
Kompleksitas yang semakin meningkat akibat adanya
konektivitas, merupakan petunjuk bahwa terjadi pola
baru pada permasalahan yang dihadapi.
• Ketika permasalahan yang kita hadapi saat ini berasal
dari solusi yang kita terapkan pada masa lalu.
• Ketika solusi yang anda dorong ke permasalahan
menimbulkan reaksi dorong balik dari sistem.
• Ketika solusi berhasil membuat perilaku sistem membaik
untuk sementara namun memburuk lebih parah pada
jangka panjang.
• Ketika solusi yang mempercepat malam memperlambat.
Pola baru yang diharapkan dalam
menguraikan dan memecahkan masalah :
• Berbasis pada kompleksitas yang ditimbulkan
pola konektivitas bukan saja pada komponennya.
• Iteratif, karena lebih sulit untuk menemukan
konektivitas dibandingkan komponen, sehingga
dibutuhkan usaha yang berulang ulang.
• Konstektual, karena masalah bisa saja berubah
seiring dengan waktu dan tempat akibat
perubahan pola konektivitas.
Pola inilah yang ingin dibentuk
dalam berpikir sistem
Apakah kita sedang berpikir
saat ini? (Kenapa kita berpikir)
Jawabannya adalah IYA
Tujuan berpikir bisa mencari akar
permasalahan, memecahkan permasalahan atau mengambil
kesimpulan
Letak berfikir dari informasi ke
keputusan
proses ini terpaksa terjadi karena kita harus berfikir
untuk mengatasi informasi yang pasti tidak
lengkap.
Jadi, apakah saat ini kita sedang berpikir? (We
actually not thinking all the time, we are using
patterns)
We do not actually think all the time • Because it is take too much effort and
energy • Are you willing to jump down from the
upper floor to the ground? Why not? What were you thinking?
• Humans are the most lazy species
Kita berpikir supaya tidak-berpikir .. karena
berpikir membutuhkan usaha yang kuat
• Kita berpikir untuk menghilangkan kebutuhan
untuk berpikir– … yang keduakalinya
• Untuk itu kita berpikir untuk membuat Pola
Berpikir
• Pola inilah yang kita gunakan untuk situasi yang
sama, sehingga tidak perlu berpikir lagi – Seperti Templates di Powerpoint
• Mirip karate atau pencak silat, kita berlatih
refleks sehingga ketika diserang kita secara
refleks bisa menangkisnya
Hati-hati terjebak dalam Pola Pikiran
Segitiga Kanizsa, apakah anda melihat
segitiga diatas?
Otak melakukan konstruksi adanya ruang segitiga, yang sebenarnya
tidak ada. Konsep dalam desain grafis sebagai ruang negatif yang
harus diperhatikan dalam desain karena berpengaruh terhadap nuansa
keseluruhan.
The Capture Effects is the basis of these
• Construction – A B C … F G H … L M N
– Kita mengkonstruksi dari berbagai informasi yang terpotong-potong
berdasarkan mental models kita (yang terkadang bukan faktanya)
• Generalization (Leap of Abstraction) – Proses ini yang sering kita lakukan dimana kita mengambil satu
pengalaman
kemudian menjadikannya sama untuk semuanya
– “Orang padang …. Orang Jawa …. Orang Batak …..”
Kita berpikir untuk suatu tujuan dalam suatu kerangka cara pandang kita berdasarkan
kepada asumsi kita terhadap implikasi dan konsekuensi (dari hasil berfikir kita nantinya)
menggunakan data, fakta dan pengalaman untuk menyusun hubungan & pertimbangan
berdasarkan pengetahuan konsep dan teori
Berpikir Lateral
• Pencetus Edward De Bono (1971)
• Awalnya sebagai sebuah pendekatan dan
metode untuk meningkatkan kreativitas.
• Definisi sebagai pola berpikir untuk
mencari solusi dari sebuah permasalahan,
melalui penciptaan asosiasi dengan hal
hal lain (yang pada awalnya) seperti tidak
memiliki hubunga.
• Berpikir lateral memungkinkan kita berhenti
menggunakan pola otomatis, untuk
kemudian memiliki berbagai alternatif alur
pikiran lain.
• Proses berpikir lateral seperti loncat dari
permasalah yang kita hadapi.
• Berpikir lateral tetap memiliki koneksi logis
terhadap alur pikiran saat ini dan memiliki
batasan untuk mencari solusi permasalahan
Contoh teka teki lateral
Cerita ini terjadi di US, dimana sebuah
mobil hitam panjang berhenti di sebuah
taman asri dengan rerumputan
membentang, cuaca sedang hujan yang
cukup deras, sehingga 9 orang yang
keluar dari mobil ini akan kehujanan.
Namun dari 9 orang hanya 8 orang yang
basah karena hujan ini.
Bagaimana ini bisa terjadi????
1. Mencari sebuah konteks dimana
petunjuk-petunjuknya menjadi masuk
akal dan terkoneksi.
2. Jangan menggunakan interpretasi dan
solusi pertama menghalangi kita untuk
berpikir lebih lanjut secara lateral. Kita
harus mengevaluasi interpretasi dan pola
berpikir yang kita miliki, termasuk yang
terpenting interpretasi terhadap bahasa.