modul mata kuliah - repository.bsi.ac.id · penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan modul...
TRANSCRIPT
-
i
MODUL MATA KULIAH
ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Disusun Oleh :
Paulus Tofan Rapiyanta, S.T., M.Eng.
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
2019
-
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas Kasih karunia-Nya sehingga
Penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan Modul Mata Kuliah Etika Profesi Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Modul ini meupakan media pembelajaran yang digunakan dalam
Mata Kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi (EPTIK). Modul ini berisi
rangkuman materi dan evaluasi berupa soal-soal pilihan ganda dan isian. Dengan adanya
modul ini, mahasiswa diharapkan untuk dapat lebih memahami dan menerapkan ilmu
pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara khusus, dalam kasus kejahatan siber
dan penerapan undang-undang siber yaitu UU ITE.
Pemahaman akan jenis kejahatan siber, motif dan cara para pelaku melakukannya dapat
memberikan pengetahuan bagi mahasiswa untuk dapat menghindari kasus-kasus kejahatan
siber tersebut. Modul ini juga memberikan informasi tentang Undang-undang ITE yang
mengatur tentang Informasi dan Transaksi Elektronik di Negara Indonesia. Pengetahuan akan
hukum ini juga diharapkan dapat menjadi Panduan dan Pedoman bagi mahasiswa untuk dapat
lebih menjaga Etika nya sebagai Profesional di bidang Teknologi informasi.
Akhir kata, Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan yang telah
diberikan oleh Keluarga, Rekan Sejawat, Pustakawan, Mahasiswa, dan semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan Modul ini. Semoga Modul ini dapat bermanfaat bagi
kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 3 Maret 2019
Penulis,
Paulus Tofan Rapiyanta
-
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
Daftar Gambar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
Daftar Tabel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi
BAB I. TINJAUAN UMUM ETIKA PROFESI
A. Tujuan …………………………………… 1
B. Norma …………………………………… 1
C. Moral …………………………………… 3
D. Etika …………………………………… 5
E. Etika Profesi …………………………………… 7
F. Latihan Soal …………………………………… 8
BAB II. ETIKA PROFESI
A. Tujuan …………………………………… 10
B. Profesi, Profesional, profesionalisme ………………………………..… 10
C. Karakteristik, ciri-ciri, dan syarat Profesi …………………………… 11
D. Watak, Sifat, dan Sikap Profesional ………………………………… 12
E. Profesionalisme di Bidang IT ……………...…………………… 12
F. Prinsip-prinsip Etika Profesi ……………...…………………… 12
G. Latihan Soal …………………………………… 14
BAB III. PROFESIONALISME KERJA BIDANG IT
A. Tujuan …………………………………… 15
B. Kompetensi di bidang IT …………………………………… 15
C. Klasifikasi pekerjaan di bidang IT …………………………………… 16
D. Sertifikasi …………………………...……… 18
E. Latihan Soal …………………………………… 20
-
iv
BAB IV. CYBER CRIME
A. Tujuan …………………………………… 21
B. Definisi Cybercrime …………………………………… 21
C. Karakteristik Cybercrime …………………………………… 23
D. Bentuk-bentuk Cybercrime …………………………...……… 24
E. Contoh Kasus Kejahatan Siber …………………………………… 25
F. Faktor Kerentanan terhadap serangan Siber …………………………... 27
G. Latihan Soal …………………………………… 28
BAB V. CYBERLAW
A. Tujuan …………………………………… 29
B. Definisi Cyberlaw …………………………………… 29
C. Ruang lingkup cyberlaw …………………………………… 30
D. Ketentuan hukum cyber …………………………...……… 31
E. Celah hukum cyber …………………………...……… 31
F. Latihan Soal …………………………………… 33
BAB VI. PEMBAHASAN KASUS DAN PENEGAKAN HUKUM
A. Tujuan …………………………… . . . … 34
B. Spam ………………………………...… 34
C. Pembahasan Kasus Spam ………………………………...… 35
D. Penegakkan Hukum (UU ITE) ………………………………...… 35
E. Solusi Pencegahan dan Penanggulangan Spam ………………………. 36
BAB VI. ETIKA BERINTERNET
A. Tujuan …………………………………… 37
B. Sejarah perkembangan internet …………………………………… 37
C. Etika dalam berinternet …………………………………… 38
D. Bisnis di bidang IT …………………………...……… 39
E. Latihan Soal …………………………………… 41
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
-
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Etika sebagai ilmu pengetahuan ……………………….…..…….. 5
Gambar 1.2. Struktur etika yang berkembang di masyarakat …………………. 6
Gambar 3.1. SEARCC Job Model …………………………………… 17
Gambar 4.1. Ruang lingkup cybercrime …………………………………… 22
Gambar 4.2. Artikel Berita tentang Serangan Cyber yang berasal dari Indonesia.. 23
Gambar 4.3. Artikel Berita tentang Cyber Crime di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . 26
Gambar 6.1. Bentuk SPAM menurut Informasi yang dikirim ………………….. 34
Gambar 7.1. Cabang bisnis dibidang IT …………………………………… 39
-
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perbedaan etika deskriptif dan etika normatif ……………………… 6
-
1
BAB I
TINJAUAN UMUM ETIKA PROFESI
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami dasar-dasar dari konsep etika profesi
2. Mahasiswa dapat memahami fungsi etika profesi
3. Mahasiswa dapat memahami konsep Norma dan Moral
4. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam norma dan moral di masyarakat
B. Norma
Norma didefinisikan sebagai kaidah atau pedoman atau aturan yang mengatur
tingkah laku individu dalam hubungan bermasyarakat. Norma seringkali berisi
anjuran untuk berbuat baik atau larangan untuk berbuat buruk. Fungsi dari norma
adalah melindungi hak-hak setiap orang agar tidak dilanggar oleh orang lain sehingga
diharapkan dengan adanya norma dapat menciptakan ketertiban, keadilan, kedamaian,
dan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.
Klasifikasi Norma, menurut Sony Keraf (1991), dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Norma Umum
Norma umum adalah norma yang bersifat universal, yaitu norma yang dapat
ditemui hampir di semua sisi kehidupan bermasyarakat. Norma ini mengikat
seluruh anggota masyarakat tanpa pandang strata sosial, profesi, jenis kelamin,
usia, agama, dan lain sebagainya. Contoh-contoh norma umum adalah sebagai
berikut :
a. Norma Agama
Norma agama adalah norma yang mengikat umat beragama. Norma ini
bersumber dari Tuhan dan sabda-sabda yang tertulis di dalam kitab suci
agama dijadikan sebagai pedoman utama. Setiap perbuatan baik yang
dilakukan berdasarkan norma agama akan mendapatkan pahala, sedangkan
perbuatan yang buruk akan mendapatkan dosa.
-
2
b. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah norma yang mengikat semua anggota masyarakat.
Norma ini bersumber dari hati nurani. Setiap perbuatan baik yang dilakukan
berdasarkan norma ini akan mendapatkan pujian, sedangkan perbuatan yang
buruk akan mendapatkan cacian dari masyarakat. Norma ini terkait
langsung dengan kehidupan masyarakat di sekitar, sehingga bila terjadi
pelanggaran maka akan menjadi beban moral pelaku terhadap masyarakat.
c. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah norma yang mengikat semua anggota masyarakat.
Norma ini bersumber dari kebiasaan masyarakat. Setiap perbuatan baik
yang dilakukan berdasarkan norma ini akan mendapatkan pujian, sedangkan
perbuatan yang buruk akan mendapatkan cacian dari masyarakat. Norma ini
terbentuk dari adat kebiasaan dan budaya kehidupan masyarakat yang sudah
berlangsung bertahun-tahun dan diteruskan secara turun-temurun.
d. Norma Hukum
Norma Hukum adalah norma yang mengikat seluruh warga negara. Norma
ini ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini adalah aparat penegak hukum.
Setiap perbuatan buruk yang melanggar hukum akan mendapatkan sanksi
hukum yang tegas sesuai peraturan yang sudah ditetapkan. Penerapan
norma ini tidak bisa lepas dari peran serta masyarakat yang didukung penuh
oleh aparat penegak hukum seperti pihak kepolisian, kejaksaan, dll.
2. Norma Khusus
Norma khusus adalah norma yang bersifat spesifik, yaitu norma yang hanya
dapat ditemui di beberapa bidang kehidupan saja. Norma ini hanya mengikat
anggota yang terdapat di dalam lingkup tertentu, seperti contohnya Norma
dalam bidang pendidikan, ekonomi, olahraga, dan lain sebagainya.
Norma khusus tidak akan berlaku untuk kondisi lintas bidang karena setiap
bidang memiliki karakteristik yang berbeda. Sebagai contoh, aturan di bidang
ekonomi tentang suku bunga atau denda tunggakan bank tidak dapat
diterapkan di bidang pendidikan ataupun olahraga, karena pada bidang
tersebut tidak ditemui perhitungan keuangan seperti di bidang ekonomi.
-
3
C. Moral
Moral adalah nilai yang menjadi pegangan seseorang dalam berperilaku. Kata
moral sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “Mos” yang memiliki arti adat-kebiasaan.
Menurut Magnis Suseno (1975), Kebiasaan merupakan dasar norma moral untuk
mengakui perbuatan baik dan buruk. Sedangkan menurut Hobbes dan Rousseau
seperti yang dikutip oleh Huijbers (1995), dasar pengakuan perbuatan baik dan buruk
adalah kesepakatan masyarakat. 2 pendapat ahli ini pada dasarnya sama karena
bersumber dari kehidupan masyarakat yang sudah berlangsung lama sehingga
menjadi kebiasaan. Adat-kebiasaan masyarakat inilah yang dijadikan pedoman dan
disepakati bersama oleh masyarakat sebagai perbuatan baik dan buruk.
Moralitas menurut Sumaryono (1995) dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Moralitas Obyektif
Moralitas obyektif adalah moralitas yang berpusat pada perbuatan atau
kejadian yang terjadi. Penilaian berdasarkan moralitas ini seringkali
mengabaikan faktor-faktor diluar perbuatan yang terjadi sehingga tidak jarang
menghasilkan keputusan yang memicu perdebatan (kontroversial).
2. Moralitas Subyektif
Moralitas subyektif adalah moralitas yang berpusat pada orang / individu yang
terkait dengan perbuatan atau kejadian yang terjadi. Penilaian berdasarkan
moralitas ini menghasilkan kajian yang menyeluruh, tidak hanya dari
perbuatan yang terjadi namun juga berdasarkan faktor-faktor manusiawi dan
lingkungan di sekitar kejadian tersebut.
Klasifikasi moralitas menurut sumaryono menunjukkan bahwa moral memiliki
standar tersendiri yang terbentuk dalam masyarakat. Standar moral antara lain berasal
dari budaya, agama, dan tradisi dalam masyarakat.
Pertimbangan terhadap moralitas sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dengan
memperhatikan beberapa faktor penentu moralitas, antara lain :
1. Motivasi
Adalah faktor penentu moralitas yang mengacu pada dasar pemikiran pelaku
yang ingin melakukan suatu perbuatan. Moralitas pelaku akan dinilai baik jika
alasan untuk melakukan perbuatan tersebut juga baik. Namun, jika niat awal
ini saja sudah buruk maka akan menghasilkan perbuatan yang buruk juga.
-
4
2. Tujuan
Adalah faktor penentu moralitas yang mengacu pada sasaran yang ingin
dicapai oleh pelaku. Moralitas pelaku akan dinilai baik jika tujuan untuk
melakukan perbuatan tersebut juga baik. Namun, jika target atau tujuan
perbuatan ini buruk maka akan menghasilkan perbuatan yang buruk juga.
3. Lingkungan
Adalah faktor penentu moralitas yang mengacu pada kondisi lingkungan di
sekitar pelaku. Faktor ini adalah sisi lain di luar individu yang melakukan
perbuatan. Namun demikian, faktor ini juga sangat erat hubungannya dan
berpengaruh besar pada pelaku dan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh,
seseorang yang berpenampilan kurang menarik namun melakukan perbuatan
yang baik. Sekilas jika dilihatdari penampilannya membuat orang curiga akan
keberadaannya, namun setelah ditelusuri lingkungan asal pelaku ini adalah
kawasan pelosok di sekitar tempat pendidikan agama. Maka dapat
disimpulkan, moralitas perbuatan pelaku ini baik karena berasal dari
lingkungan yang baik pula dan bukan hanya sekedar dilihat dari penampilan
fisiknya saja.
Moral sudah dikenal di seluruh dunia sejak masa ratusan tahun sebelum masehi.
Terdapat aliran-aliran yang menyatakan perbuatan moral itu baik atau buruk
berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati dalam masyarakat tersebut. Aliran-aliran
yang muncul antara lain :
1. Aliran Hedonisme
Aliran hedonisme menyatakan bahwa suatu perbuatan dinilai baik jika
menghasilkan kenikmatan, kebahagiaan, kegembiraan bagi diri sendiri dan
orang lain. Aliran ini sudah muncul pada masa 400 SM. Tokoh aliran
hedonisme antara lain : Aristippus dan Epicurus.
2. Aliran Utilisme
Aliran utilisme menyatakan bahwa suatu perbuatan dinilai baik jika
menghasilkan manfaat dan akan dinilai buruk jika menghasilkan mudharat /
celaka bagi manusia. Aliran ini muncul pada abad 17–18 Masehi. Tokoh yang
menyampaikan aliran ini adalah : Jeremy Bentham dan John Stuart Mill.
3. Aliran Naturalisme
Aliran naturalisme menyatakan bahwa suatu perbuatan dinilai baik jika
bersifat alamiah (cinta alam) dan akan dinilai buruk jika merusak alam.
-
5
Aktivis lingkungan merupakan salah satu komunitas yang menganut aliran ini.
Tokoh yang menyampaikan aliran ini adalah J.J. Rousseau.
4. Aliran Vitalisme
Aliran vitalisme menyatakan bahwa suatu perbuatan dinilai baik jika mampu
menambah daya hidup (vital) dan akan dinilai buruk jika mengurangi/merusak
daya hidup. Aktivis kesehatan merupakan salah satu komunitas yang
menganut aliran ini. Tokoh yang menyampaikan aliran ini adalah Albert
Schweizer pada abad 20.
D. Etika
Etika berasal dari bahasa yunani “Ethos“ yang berarti adat istiadat atau kebiasaan
yang baik. Etika dapat pula dipandang sebagai ilmu tentang apa yang baik dan yang
buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Dalam lingkup ilmu pengetahuan, etika
termasuk dalam ilmu filsafat. Posisi etika dalam ilmu pengetahuan ditunjukkan dalam
diagram sebagai berikut :
Gambar 1.1. Etika sebagai ilmu pengetahuan
Pada gambar 1.1, etika memiliki posisi setara dengan ilmu politik, metafisika,
estetika, dan filsafat agama sebagai cabang ilmu filsafat. Ilmu etika sendiri masih
dibagi dalam beberapa cabang ilmu, mulai dari studi konsep tentang etika hingga
penerapan nilainya.
Etika dapat dikelompokkan dalam dua definisi menurut Profesor Salomon dan
Wahyono, yaitu etika sebagai karakter individu dan etika sebagai hukum sosial.
Dalam penerapannya, etika juga dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu etika
deskriptif dan etika normatif. Perbedaan dua jenis etika ini ditunjukkan pada tabel 1.1.
-
6
Tabel 1.1. Perbedaan etika deskriptif dan etika normatif
Etika deskriptif menghasilkan keputusan yang lebih baik karena berdasarkan fakta
dan realita yang terjadi, namun demikian kecenderungan yang terjadi di masyarakat
sebaliknya. Etika normatif lebih sering diterapkan karena penilaian yang diberikan
lebih cepat dihasilkan walaupun tidak selalu berdasarkan fakta melainkan hanya
berdasarkan norma atau aturan yang berlaku.
Etika yang berkembang di masyarakat dibagi menjadi 2, yaitu etika umum dan
etika khusus. Perbedaan kedua jenis etika ini adalah dalam ruang lingkupnya. Struktur
etika yang berkembang di masyarakat ditunjukkan pada gambar 1.2.
Gambar 1.2. Struktur etika yang berkembang di masyarakat
Etika khusus dibagi menjadi etika individual dan etika sosial. Etika individual
adalah etika yang menyangkut hubungan individu dengan dirinya sendiri, sedangkan
Etika Deskriptif Etika Normatif
1. Memberikan Fakta 1. Memberikan Penilaian
2. Berdasarkan realita 2. Berdasarkan norma/aturan
3. Bersifat rasional, logis 3. Bersifat lebih kaku
4. Produk : keputusan 4. Produk : anjuran/himbauan
5. Hasil pemikiran bersifat lebih tegas 5. Hasil pemikiran bersifat lebih lemah
-
7
etika sosial adalah etika yang menyangkut hubungan individu dengan lingkup
kehidupannya seperti keluarga, sesame, profesi, dan lingkungan hidup.
Faktor penyebab pelanggaran etika antara lain ;
1. Kebutuhan pribadi yang tidak terpenuhi
2. Standar etika yang berbeda
3. Sikap egoistis
4. Tidak tahu atau tidak memiliki pedoman
5. Usaha pembenaran diri
6. Kurang memperhatikan lingkungan sekitar
Sedangkan sanksi atas pelanggaran etika adalah sanksi sosial dan sanksi hukum.
Contoh sanksi sosial adalah teguran, cemoohan, bahkan pengucilan dari masyarakat
sedangkan contoh sanksi hukum adalah hukum pidana dan hukum perdata.
E. Etika Profesi
Etika profesi atau yang sering dikenal sebagai kode etik profesi merupakan
tuntunan, norma, tolak ukur yang telah disepakati oleh sebuah kelompok profesi yang
bertujuan untuk menjamin mutu profesi tersebut. Setiap individu yang memiliki
profesi tertentu dan tergabung dalam suatu kelompok profesi akan terikat dengan
kode etik yang telah dibuat. Penilaian baik dan buruknya mutu profesi tersebut
diberikan oleh masyarakat sehingga etika profesi ini berfungsi juga sebagai alat atau
media kontrol sosial.
Tujuan etika profesi lainnya adalah untuk mencegah kesalah-pahaman antar
sesama anggota profesi akibat standar yang berbeda. Hal ini akan meminimalisir
konflik yang ada di tubuh kelompok profesi tersebut. Kode etik juga dapat digunakan
sebagai pencegah intervensi yang mungkin dilakukan oleh orang diluar kelompok
yang bisa menimbulkan masalah tersendiri bagi kelompok profesi tersebut.
-
8
F. Latihan Soal
Kerjakanlah latihan soal berikut ini untuk mengukur sejauh mana pemahaman
tentang “Tinjauan Umum Etika Profesi”.
Soal Pilihan Ganda
1. Ilmu yang mempelajari tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu yang
mempelajari tentang adat kebiasaan dikenal dengan istilah :
a. Budaya d. Norma
b. Etika e. Etiket
c. Moral
2. Nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok
dalam mengatur perilakunya adalah definisi dari :
a. Moral d. Norma
b. Etika e. Budaya
c. Etiket
3. Moralitas seseorang ditentukan oleh komponen-komponen dibawah ini :
a. Motivasi, Tujuan Akhir dan Lingkungan Perbuatan
b. Motivasi dan Tujuan Akhir
c. Motivasi, Hasil yang diraih, Situasi dan kondisi
d. Niat, pekerjaan dan situasi perbuatan
e. Pekerjaan dan tujuan akhir
4. Magnis Suseno berpendapat bahwa untuk mengukur baik buruknya sebuah
perbuatan didasarkan pada :
a. Adat Istiadat d. Kesepakatan masyarakat
b. Kebiasaan e. Perilaku
c. Kebudayaan
5. Sumaryono (1995)membedakan moral kedalam dua golongan yaitu :
a. Moral objektif dan moral perbuatan
b. Moralata baik dan moral buruk
c. Moral objektif dan moral subjektif
d. Moral ucapan dan moral perbuatan
e. Moral subjektif dan moral kooperatif
-
9
Soal Uraian dan Studi kasus
6. Sebutkan 3 contoh norma yang berlaku di lingkungan sekitar anda, jelaskan.
Jawaban : .
.
.
7. Sebutkan contoh kasus pelanggaran etika yang terjadi di sekitar anda, lalu temukan
apa faktor penyebabnya.
Jawaban : .
.
.
8. Jika anda adalah seorang professional IT yang berada (ditempatkan) di suatu
lingkungan desa yang tradisional dan anda ingin membawa perubahan melalui
bidang IT. Di satu sisi, anda ingin memajukan desa dengan menyebarkan (ekspose)
informasi tentang sumber daya desa tersebut ke dunia luar. Namun di sisi lain, ada
hal-hal yang bertentangan adat dan tradisi desa sehingga mendapat penolakan dari
masyarakat sekitar. Apa yang akan anda lakukan dalam kondisi seperti ini?
Jelaskan berdasarkan materi yang sudah anda dapatkan pada materi Bab I ini.
Jawaban : .
.
.
-
10
BAB II
ETIKA PROFESI
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian profesi, profesional, dan profesionalisme
2. Mahasiswa dapat memahami tentang kode etik telematika yang ada
3. Mahasiswa dapat memahami tentang tanggung jawab professional IT
B. Profesi, Profesional, dan Profesionalisme
Profesi adalah kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang
memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit
dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan
keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan
dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan
lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin kode etik yang dikembangkan dan
diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Profesional adalah seseorang yang memberikan jasa/praktek kepada pemakai jasa
profesional atau klien. Pengertian professional yang lebih sering digunakan adalah
orang yang melakukan suatu profesi. Sebagai contoh, seorang programmer disebut
sebagai professional di bidang pemrograman ketika orang tersebut bekerja dan
memberikan jasa di pembuatan dan perancangan program. Demikian halnya dengan
seorang professional di bidang arsitektur, disebut professional ketika orang tersebut
memberikan jasa gambar dan desain bangunan.
Profesionalisme adalah aliran atau paham yang bertujuan mengembangkan profesi,
agar profesi dilaksanakan oleh profesional dengan mengacu kepada norma-norma
standar dan kode etik serta memberikan layanan terbaik kepada klien.
Perbedaan mendasar antara pekerjaan (occupation) dan profesi (proffesion) adalah
tujuan utama yang ingin dicapai. Suatu pekerjaan dilakukan lebih sebagai usaha untuk
mendapatkan nafkah atau upah atas jasa yang diberikan. Berbeda dengan profesi yang
tidak semata-mata hanya mencari materi, namun lebih mengedepankan standar mutu
-
11
yang baik dan menjunjung tinggi kode etik profesi tersebut. Walaupun tidak dapat
dipungkiri bahwa tidak semua profesi bersifat non-profit.
C. Karakteristik, ciri-ciri, dan syarat Profesi
Karakteristik suatu profesi antara lain;
1. Memiliki keahlian dan pengetahuan yang spesifik .
2. Diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman selama bertahun-tahun
3. Memiliki standar teknis dan moral yang tinggi
4. Melalui uji kompetensi untuk mendapatkan lisensi atau ijin
5. Mendahulukan kepentingan Publik
6. Tergabung dalam organisasi profesi
Berdasarkan karakteristik profesi tersebut, maka dapat diketahui cirri-ciri profesi
yang dapat digunakan untuk menentukan apakah pekerjaan tersebut termasuk dalam
kriteria profesi. Ciri-ciri profesi antara lain;
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa
keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk
menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Suatu pekerjaan dapat ditingkatkan menjadi suatu profesi, namun dibutuhkan
usaha atau syarat-syarat antara lain sebagai berikut;
1. Melibatkan kegiatan intelektual
2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
3. Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
6. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.
-
12
D. Watak, Sifat, dan Sikap Profesional
Watak seorang profesional berbeda dengan seorang pekerja yang lebih berfokus
pada nafkah semata. Seorang professional harus memiliki watak yang patuh dan taat
pada kode etik profesi. Seorang professional juga harus memiliki latar belakang
pendidikan/keahlian khusus. Hal ini bertujuan untuk menjamin kualitas dan mutu
pelayanan profesi untuk merealisasikan kewajiban dan mengesampingkan materi.
Sifat-sifat seorang profesional antara lain; menguasai ilmu secara mendalam dan
mampu menerapkan ilmu menjadi keterampilan yang bermanfaat bagi orang lain.
Selain itu seorang professional harus menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.
Selain watak, sifat, dan sikap profesional di atas, seorang professional diharapkan
juga mampu memegang teguh prinsip-prinsip yang menjadi tanggung jawabnya.
Prinsip-prinsip ini sering disingkat HOLISTIC yang merupakan kepanjangan dari;
Holistic (keseluruhan), Optimal (terbaik), Life Long Learner (Pelajar sepanjang
hidup), Integrity (kejujuran), Sharp (berpikir tajam), Team work (kerjasama),
Innovation (inovasi), dan Communication (komunikasi).
E. Profesionalisme di Bidang Teknologi Informasi (TI)
Ciri-ciri profesionalisme di bidang TI antara lain;
1. Memiliki kemampuan & ketrampilan di bidang TI
2. Tanggap dan mampu menganalisa masalah TI
3. SelainMenjaga kerahasiaan data dan informasi
Selain ketiga ciri khusus yang disebutkan di atas, profesionalisme juga dapat
diukur dari ciri-ciri umum seperti ; mampu bekerja sama, menjalin hubungan baik,
menjunjung tinggi kode etik, dan disiplin. Hal-hal inilah yang nantinya dapat
digunakan untuk mempertahankan 5 prinsip profesionalisme yaitu;
1. Organisasi profesi sebagai acuan (Community Affiliation)
2. Otonomi, Mandiri, tanpa Intervensi
3. Keyakinan pada peraturan profesi
4. Dedikasi
5. Kewajiban sosial (social obligation)
F. Prinsip-prinsip Etika Profesi
Etika profesi seringkali dibuat dalam bentuk aturan tertulis (kode) yang sistematik
dan berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada. Menurut UU No. 8 tentang pokok-
-
13
pokok kepegawaian, kode etik profesi didefinisikan sebagai pedoman sikap, tingkah
laku, dan perbuatan dalam melakukan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip-prinsip dasar di dalam etika profesi antara lain ;
1. Prinsip standar teknis
Setiap anggota profesi harus melaksanakan jasa profesional yang relevan
dengan bidang profesinya.
2. Prinsip Kompetensi
Setiap anggota profesi harus melaksanakan pekerjaan sesuai jasa
profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan.
3. Prinsip Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggungjawabnya, setiap anggota harus menggunakan
pertimbangan moral dan profesional.
4. Prinsip Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik.
5. Prinsip Integritas
Harus menjunjung tinggi nilai tanggungjawab profesional dengan integritas
setinggi mungkin
6. Prinsip Obyektifitas
Harus menjaga obyektifitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajibannya
7. Prinsip Kerahasiaan
Harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
8. Prinsip Prilaku Profesional
Harus berprilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendeskreditkan profesinya
Etika di bidang komputer adalah bentuk ilmu baru yang tidak terkait dengan teori
ahli fisafat manapun. Isu-isu pokok etika komputer antara lain; Kejahatan komputer
(cybercrime), Etika komputer (cyberethics), E-commerce, Pelanggaran hak atas
kekayaan intelektual, dan tanggung jawab profesi.
-
14
G. Latihan Soal
Kerjakanlah latihan soal berikut ini untuk mengukur sejauh mana pemahaman
tentang “Profesionalisme kerja dan kode etik profesi telematika”.
Soal Uraian
1. Jelaskan definisi dari :
a. Profesi
b. Profesional
c. Profesionalisme
Jawaban : .
.
2. Apa perbedaan antara pekerjaan dan profesi?
Jawaban : .
.
3. Sebutkan contoh organisasi profesi di bidang teknologi informasi dan komputer.
Jelaskan manfaat dan fungsi dari organisasi tersebut
Jawaban : .
.
4. Apa isu-isu pokok etika komputer yang berkembang saat ini. Berikan satu contoh
untuk setiap isu yang anda sebutkan.
Jawaban : .
.
5. Apakah tanggung jawab utama seorang profesional? Jelaskan alasannya.
Jawaban : .
.
-
15
BAB III
PROFESIONALISME KERJA BIDANG IT
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui kompetensi di bidang IT
2. Mahasiswa dapat memahami klasifikasi pekerjaan di bidang IT
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang sertifikasi di bidang IT
B. Kompetensi di bidang IT (Information Technology)
Seorang professional di bidang IT harus memiliki kemampuan yang mendukung
kinerjanya. Kemampuan yang dimiliki bisa didapatkan dari proses pendidikan,
pelatihan, ataupun pengalaman dari lingkungan sekitar. Kemampuan di bidang IT
sering dibagi 3, yaitu :
1. Keterampilan Pendukung Solusi IT
Keterampilan ini bermanfaat untuk menunjang proses kerja pengguna sistem IT,
baik dari sisi perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software).
Contoh kemampuan dalam bidang ini adalah ; Programming, Instalasi Hardware,
Instalasi Sistem Operasi, Instalasi Software, Konfigurasi Server, dll.
2. Keterampilan Pengguna IT
Keterampilan ini bermanfaat dalam proses utama di sistem IT. Keterampilan ini
lebih banyak berada di sisi perangkat lunak (software), walaupun ada sebagian
kecil professional yang mampu mengoperasikan perangkat keras (hardware).
Contoh kemampuan dalam bidang ini adalah ; Administer Basis data, Pengelola
sistem keamanan jaringan, Administer Sistem Operasi, dll.
3. Pengetahuan di bidang IT
Keterampilan ini merupakan bonus atau nilai lebih dari seseorang professional
yang bekerja di bidang IT. Keterampilan ini sangat luas cakupannya dan
cenderung tidak terbatas, sesuai dengan sifat teknologi informasi yang senantiasa
berkembang. Contoh kemampuan dalam bidang ini adalah ;
Arsitektur,Telekomunikasi, Bisnis dll. Selama pengetahuan-pengetahuan
-
16
tambahan tersebut menyangkut sistem IT, maka bisa dikelompokkan dalam
kompetensi ini.
C. Klasifikasi pekerjaan di bidang IT (Information Technology)
Klasifikasi pekerjaan di bidang IT bisa didasarkan pada obyek kerja yang ditangani
dalam pekerjaan tersebut. Klasifikasi pekerjaan di bidang IT, antara lain ;
1. Pekerjaan di bidang perangkat lunak (software)
Berkaitan dengan program-program yang digunakan dalam bekerja. Contoh
pekerjaan di bidang perangkat lunak adalah ; Sistem analist, Programmer, Web
designer, dll.
2. Pekerjaan di bidang perangkat keras (hardware)
Berkaitan dengan perangkat keras yang digunakan dalam bekerja. Contoh
pekerjaan di bidang perangkat keras adalah ; Technical Engineer, Networking
Engineer, dll.
3. Pekerjaan di bidang Operasional Sistem Informasi
Berkaitan dengan pengoperasian sistem secara utuh dalam satu kesatuan. Dalam
beberapa kasus, seorang professional yang bekerja dalam kelompok ini akan
memiliki tugas yang spesifik. Contoh pekerjaan di bidang Operasional Sistem
Informasi adalah ; Electronic Data processor (EDP), System Administrator, MIS
Director, dll.
4. Pekerjaan di bidang pengembangan bisnis
Berkaitan dengan segala bisnis yang melibatkan teknologi informasi di dalamnya.
Cakupan kelompok pekerjaan ini sangat luas karena bisa bergerak dalam bisnis
apapun dan proses apapun, mulai dari produksi, publikasi, hingga distribusi.
Profesional di bidang IT memiliki jenjang atau tingkatan sesuai dengan lamanya
masa kerja. Tingkatan berdasarkan waktu ini dibagi dalam tiga jenjang, yaitu untuk
masa kerja di bawah 2 tahun, 3 sampai 5 tahun, dan di atas 5 tahun. Untuk masa kerja
di bawah 2 tahun disebut dengan tingkatan Supervised. Professional pada tingkatan
ini masih membutuhkan petunjuk dan bimbingan. Sedangkan untuk masa kerja 3
sampai 5 tahun disebut dengan tingkatan Moderately supervised. Profesional di level
menengah ini membutuhkan pengawasan dan arahan dari atasan, namun sudah dapat
membimbing bawahan di level supervised.
Tingkatan tertinggi berdasarkan masa kerja adalah Managing/Independent. Pada
tingkatan ini professional sudah harus dapat mandiri tanpa perlu diawasi atau
-
17
diarahkan lagi. Fungsi tingkatan managing adalah mengarahkan dan membimbing
profesional-profesional di tingkat yang lebih rendah.
Selain klasifikasi yang sudah disebutkan, terdapat pula klasifikasi pekerjaan yang
melihat dari 2 sudut pandang. Salah satunya adalah SEARCC Job Model. Klasifikasi
ini membagi kelompok pekerjaan berdasarkan jenis pekerjaan dan tingkat keahlian.
Tingkat keahlian/kemampuan ini bisa ditentukan salah satunya dari masa kerja.
SEARCC (South East Asia Regional Computer Confideration) adalah organisasi
professional IT di kawasan asia tenggara yang sudah berdiri sejak 1978. Organisasi ini
menetapkan standarisasi pekerjaan di bidang IT yang dapat digunakan sebagai kode
etik profesi IT dan panduan metode sertifikasi. SEARCC adalah suatu badan yang
beranggotakan Profesional IT. Salah satu Produk nya adalah Standarisasi SRIG-PS.
SRIG-PS merumuskan Standarisasi Pekerjaan yang ada di dunia IT. Standart ini
berdasarkan pertimbangan, Klassifikasi Pekerjaan, dengan Tingkat keahlian atau
pengetahuan yang dibutuhkan. Berikut ini adalah, Jenis-jenis Profesi yang ada di
dunia IT, berdasarkan Job Model SEARCC.
Gambar 3.1. SEARCC Job Model
Bidang pekerjaan yang pertama adalah Pendidikan dan pelatihan. Profesional di
bidang ini bertanggung jawab dalam proses pengajaran dan pelatihan di bidang IT.
Kemampuan yang dimiliki cenderung seimbang antara sisi hardware dan software.
Profesi yang termasuk dalam kelompok ini antara lain; Instruktur, Guru, Dosen dan
Tutor yang memberikan Materi, Pengetahuan, maupun Praktek.
Bidang pekerjaan yang kedua adalah pengembang sistem (system development).
Contoh professional di bidang ini adalah programmer yang bertugas mengembangkan
-
18
perangkat lunak (software). Contoh professional yang lain adalah system analist yang
bertugas mengumpulkan data, merancang, menganalisa sistem, hingga
mengembangkan sistem baru. Posisi di level atas pada bidang ini adalah project
manager yang bertanggung jawab atas keseluruhan proses, mulai dari perencanaan
hingga pelaksanaan project.
Bidang pekerjaan yang ketiga adalah Specialist support yang memiliki kompetensi
yang spesifik dan mendalam. Pada bidang ini, seorang professional biasanya memiliki
keahlian tertentu di bidang sistem operasi, basis data, jaringan, sistem keamanan, dll.
Contoh profesi dalam bisang ini antara lain ; system engineer, Database administrator,
Information security manager, application developer, dan Information system auditor.
D. Sertifikasi
Sertifikasi merupakan sebuah bentuk pengakuan terhadap kompetensi seorang
professional. Sertifikasi dibagi dalam 2 jenis yaitu sertifikasi yang berorientasi pada
produk dan sertifikasi yang diterbitkan oleh sebuah organisasi/lembaga (non-produk).
Sertifikasi berorientasi produk diterbitkan oleh vendor atau produsen perangkat IT
besar seperti Microsoft, Oracle, Cisco, dll. Sedangkan sertifikasi non produk
diterbitkan oleh badan sertifikasi profesi, sebagai contoh ICCP (Institute for
Certification of Computing Professionals).
Sertifikasi berorientasi produk dikeluarkan oleh produsen perangkat IT setelah
seorang professional memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan dan lulus
dari tes yang diselenggarakan. Contoh sertifikasi berorientasi produk antara lain;
1. Sertifikasi Microsoft
a. Microsoft Certified Professional (MCP)
b. Microsoft Certified Database Administrator (MCDBA)
c. Microsoft Certified System Engineer (MCSE)
2. Sertifikasi Oracle
a. Oracle Certified Database Administrator (OCDBA)
b. Oracle Certified Developer
c. Oracle 9iAS Web Administrator
3. Sertifikasi Cisco
a. CISCO Certified Network Associate (CCNA)
b. CISCO Certified Network Professional (CCNP)
c. CISCO Certified Internetworking Expert (CCIE)
4. Sertifikasi Novell
a. Novell Certified Linux Professional (NCLP)
-
19
b. Novell Certified Linux Engineer (NCLE)
c. Master Certified Novell Engineer (MCNE)
5. Serifikasi Java (Sun Microsystem)
a. Sun Certified Programmer (SCP)
b. Sun Certified Developer (SCD)
c. Sun Certified Architect (SCA)
Sertifikasi berorientasi non-produk dikeluarkan oleh badan atau lembaga
sertifikasi. Proses yang dilakukan tidak jauh berbeda dari sertifikasi produk yaitu
peserta harus melewati tes yang dilakukan sebagai tolak ukur kemampuan yang
dimiliki oleh individu tersebut. Contoh sertifikasi non-produk antara lain;
1. Sertifikasi ICCP (Institute for Certification of Computing Professionals).
a. Entry Level Komputer Service
b. Network Support and Administration
c. Computer and Information Security
d. Home Technology Installation
e. IT Project Management
Sertifikasi memiliki manfaat yang bagi professional yang mendapatkannya, namun
hambatan pelaksanaannya-pun tidak mudah. Berikut ini adalah manfaat dan hambatan
dari sertifikasi bagi seorang professional.
Manfaat Sertifikasi
1. Pengakuan resmi dari pemerintah
2. Pengakuan dari Organisasi Sejenis
3. Lingkungan kerja yang profesional
4. Membuka akses lapangan kerja, secara nasional maupun internasional
5. Peningkatan Karier
6. Peningkatan Pendapatan
Hambatan Sertifikasi
1. Biaya mahal
2. Kemampuan / penguasaan materi sertifikasi yang kurang memadai
3. Tidak ada jaminan pasti lulus
-
20
E. Latihan soal
Kerjakanlah latihan soal berikut ini dalam kelompok untuk mengukur sejauh mana
pemahaman tentang “Profesionalisme kerja di bidang IT”. (maksimal 4 orang)
Soal Uraian
1. Pilih dan jelaskan salah satu sertifikasi berorientasi produk
Jawaban : .
.
2. Pilih dan jelaskan salah satu sertifikasi berorientasi non-produk
Jawaban : .
.
3. Jelaskan apa itu :
a. EDP
b. System Analist
c. SEARCC
Jawaban : .
.
.
4. Jika anda bekerja di bidang IT, pekerjaan apa yang akan anda pilih? Jelaskan.
Jawaban : .
.
-
21
BAB IV
CYBER CRIME
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami definisi kejahatan di dunia cyber (cyber crime)
2. Mahasiswa dapat memahami tentang karakteristik cyber crime
3. Mahasiswa dapat memahami bentuk-bentuk cybercrime
B. Definisi Cybercrime
Cybercrime diartikan sebagai kejahatan komputer yang dilakukan menggunakan
media internetworking (dunia maya). Menurut Mandell dalam Suhariyanto (2012:10),
kegiatan kejahatan komputer dapat dibagi 2, yaitu ;
1. Penggunaan komputer untuk melaksanakan perbuatan penipuan, pencurian atau
penyembunyian yang dimaksud untuk memperoleh keuntungan keuangan,
keuntungan bisnis, kekayaan atau pelayanan.
2. Ancaman terhadap komputer itu sendiri, seperti pencurian perangkat keras atau
lunak, sabotase dan pemerasan
Aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam cybercrime meliputi penipuan, pencurian,
sabotase, pemerasan, dan tindak kejahatan lain yang menggunakan media komputer
dan jaringan komunikasi. Hal-hal yang berkaitan erat dengan cybercrime adalah ; data
atau informasi, Program (Software), fasilitas komputer, Operasi komputer, Peralatan
dan Sarana penunjang.
Ruang lingkup cybercrime meliputi sistem informasi itu sendiri dan juga sistem
komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan 1 perangkat dan perangkat
komunikasi lainnya. Gambaran tentang ruang lingkup cybercrime ditunjukkan pada
gambar berikut ini.
-
22
Gambar 4.1. Ruang lingkup cybercrime
Sistem informasi berkaitan dengan proses pengolahan data atau informasi yang
terjadi dalam sebuah hubungan komunikasi. Contoh fasilitas pendukung sistem
informasi ini adalah ; komputer, mobile komputer, hub, dan piranti access point
lainnya. Sedangkan sistem komunikasi berkaitan dengan media dan protokol yang
digunakan dalam berkomunikasi. Contoh komponen pendukung dalam sistem
komunikasi antara lain; kabel, koneksi LAN, topologi jaringan, dan koneksi wireless.
CYBERSPACE atau Dunia Maya, saat ini sudah masuk ke semua bidang
kehidupan melalui Internet. Ada istilah Internet of Things (IOT) yang menunjukkan
bahwa internet telah dapat diakses (hampir) dengan semua benda. Berikut ini adalah
contoh bidang kehidupan yang sudah masuk dan lekat dengan Cyberspace;
Di bidang Marketing, saat ini tengah gencar-gencarnya menggunakan Digital
Marketing. Di bidang Keuangan, sudah mulai banyak aplikasi FINTECH yang sangat
membantu transaksi secara online. Di bidang Pendidikan, kita sangat terbantu dengan
adanya EDU TECH. Dan tentunya, masih banyak lagi/ bidang kehidupan lainnya
yang sudah masuk ke dalam CYBERSPACE.
Namun dibalik banyaknya kemudahan, tersimpan pula ancaman yang bernama
CYBERCRIME. Tidak hanya di luar negeri, tapi juga di indonesia. Bahkan, pada
tahun 2013, Indonesia pernah dinobatkan sebagai negara yang paling banyak
mengirim Serangan Cyber. Berikut ini adalah jejak digitalnya di Laman
web berita Nasional, bahkan WEB Internasional. Melalui laman tekno.kompas.com
dirilis artikel berjudul : “Serangan Cyber dunia, Terbanyak dari Indonesia.” Yang
ditunjukkan pada Gambar 4.2. Mengutip statement dari Seorang Software Asset
Microsoft, menyebutkan bahwa; Masyarakat di Indonesia banyak yang belum paham
tentang bahaya cybercrime, sehingga masih banyak yang menggunakan Software
Bajakan, kurang memperhatikan data pribadi, dan mudah memberikan hak akses atau
Sistem Informasi
(Personal Computer)
Sistem Komunikasi
(Topologi Jaringan)
-
23
permission. Efek dari pemberian permision ini adalah adanya pencurian data yang
dapat digunakan untuk melakukan penyerangan cyber.
Gambar 4.2. Artikel Berita tentang Serangan Cyber yang berasal dari Indonesia
C. Karakteristik Cybercrime
Karakteristik atau sifat-sifat cybercrime dapat digunakan sebagai indikator yang
digunakan untuk menentukan apakah sebuah perbuatan termasuk dalam cybercrime.
Di sisi lain, karakteristik ini dapat menunjukkan dampak yang ditimbulkan oleh
adanya cybercrime, hambatan penangangan, dan kemampuan pelakunya.
Karaketristik cybercrime antara lain;
1. Bekerja di dunia maya (cyber)
Cybercrime dilakukan di wilayah cyber (dunia maya) sehingga sulit untuk
menentukan yuridiksi negara mana yang akan diterapkan. Berbeda dengan
kejahatan konvensional yang dilakukan di suatu lokasi di dunia yang sudah dapat
dipastikan letaknya sehingga dapat ditindak menggunakan hukum negara yang
bersangkutan. Kesulitan yang sering dihadapi penegak hukum dalam menindak
cybercrime adalah keberadaan pelaku yang dapat disamarkan. Jika proses
identifikasi lokasi hanya berdasarkan ip address atau alamat email, maka pelaku
yang berkemampuan tinggi akan sangat mudah menyamarkan ip address maupun
memalsukan data-data dalam alamat emailnya. Hal ini menyebabkan penerapan
hukum yang menjadi tidak jelas keberadaannya di wilayah negara mana.
2. Menggunakan perangkat yang ter-koneksi dengan internet
Pelaku cybercrime sangat dimudahkan dengan kemajuan teknologi saat ini.
Media komunikasi yang berkembang pesat dan harga perangkat yang semakin
-
24
murah turut memberi andil pada maraknya cybercrime. Seorang pelaku
cybercrime cukup menggunakan perangkat yang terhubung dengan internet
sehingga kejahatan dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
3. Merugikan secara material dan immaterial
Cybercrime memberi dampak yang merugikan secara material maupun
immaterial, bahkan lebih merugikan daripada kejahatan konvensional. Jika dalam
satu kali merampok bank, seorang perampok hanya mampu membawa satu
karung uang, maka seorang hacker dapat membobol jutaan rekening nasabah
yang setara dengan satu truk uang hanya dengan sekali klik.
Kerugian immaterial yang ditimbulkan dari cybercrime juga dapat melebihi
kejahatan konvensional. Sebagai contoh, adanya berita bohong (hoax) dapat
menimbulkan kepanikan atau kebencian ribuan orang dalam waktu singkat.
Berbeda dari gossip atau fitnah yang dilakukan secara konvensional melalui
mulut ke mulut. Penyebaran informasi membutuhkan waktu yang lama untuk
tersebar ke puluhan atau ratusan orang saja.
4. Pelaku memiliki keahlian komputer
Pelaku cybercrime dapat dipastikan sebagai individu yang memiliki kemampuan
komputer yang cukup. Ada yang didapatkan dari proses pendidikan, kursus, atau
secara otodidak. Kemampuan para pelaku cybercrime tidak dapat diremehkan
karena semakin tinggi tingkat keahliannya, maka semakin sulit pula untuk
menangkap dan menindak pelaku tersebut.
D. Bentuk-bentuk Cybercrime
Bentuk-bentuk cybercrime dapat dikelompokkan dalam beberapa kegiatan, yaitu;
1. Unauthorized access to computer system and service
Kejahatan yang dilakukan dengan menyusup ke dalam sistem tanpa hak
2. Illegal Content
Kejahatan yang dilakukan dengan memasukkan data tentang data yang tidak
benar, tidak etis dan dianggap melanggar hukum
3. Data Forgery
Kejahatan pemalsuan data, khususnya dalam scriptless document.
4. Cyber Espionage
Kejahatan komputer yang dilakukan dengan memata-matai pihak lain.
5. Cyber sabotage and extortion
-
25
Kejahatan yang mengganggu, merusak, bahkan menghancurkan suatu sistem
jaringan komputer, program, ataupun data/informasi.
6. Offense Against Intellectual Property
Kejahatan yang memiliki sasaran pada hak kekayaan intelektual.
7. Infrengments of Privacy
Kejahatan yang memiliki sasaran pada data pribadi seseorang yang sangat rahasia
Kelompok-kelompok cybercrime yang sudah disebutkan sebelumnya memiliki
jenis-jenis kejahatan yang sangat beragam. Perkembangan dunia maya memunculkan
pula banyak istilah-istilah baru dari jenis-jenis cybercrime, antara lain ;
1. Hacker dan Cracker
Adalah pelaku cybercrime yang berusaha menerobos sistem komputer. Hacker
hanya berusaha masuk ke dalam sistem sedangkan cracker memiliki niat untuk
merusak sistem tersebut.
2. Denial of Service (DoS attack)
Kejahatan yang berusaha untuk menghalang-halangi sebuah sistem (korban)
untuk mendapatkan layanan dan akses terhadap sumber daya yang dimiliki.
3. Fraud
Kejahatan yang dilakukan dengan memanipulasi informasi agar mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya.
4. Online Gambling
Kejahatan perjudian yang menggunakan media cyber.
5. Piracy
Kejahatan pembajakan yang dilakukan terhadap data, program, ataupun karya
cipta yang sudah didigitalisasi sehingga memudahkan pelaku cybercrime untuk
mengunduh (download) untuk kemudian menggandakan dan menjual karya
tersebut secara illegal tanpa ijin dari pemilik sah.
E. Contoh Kasus Kejahatan Cyber
1. Cyber Crime Internasional
VPN Geeks melaporkan adanya 21 Cybercrime yang paling mengerikan di tahun
2018. Beberapa diantaranya adalah;
a. Hilangnya 780.000 Data Pengguna Internet
-
26
b. Ada Lebih dari 24.000 Aplikasi Mobile yang di blok setiap harinya karena
membahayakan.
c. Adanya fakta bahwa Bentuk berkas atau File yang paling sering digunakan
adalah Format Microsoft Office. File tersebut bisa disusupi oleh para pelaku
kejahatan dan dikirimkan melalui email. maka berhati-hatilah jika
mendapatkan email dari orang yang tidak dikenal, apalagi jika
menyertakan Lampiran file yang mencurigakan.
2. Cyber Crime di Indonesia
Di Indonesia sendiri, Cyber crime juga cukup mengkhawatirkan. Seperti yang
diberitakan oleh detik.com, pada tahun 2018. Dimana MALWARE menguasai
hampir 50% Dunia Kejahatan Cyber di Indonesia, yang disusul oleh Trojan,
sebesar 11,6 %. Adapun Jenis MALWARE yang mengganas dipimpin oleh
Adware, disusul oleh PUA atau Potentially Unwanted Application, dan sisanya
diisi oleh Ransomware, seperti Dharma dan Xorist.
Lalu ada juga, data yang dirilis Kominfo tentang Total Aduan Konten Negatif di
Aplikasi WA selama Tahun 2016 – 2018. Dimana pada tahun 2016 terdapat 14
aduan dengan mayoritas kasus Separatisme & Kelompok berbahaya. Di tahun
2017 Jumlah aduan nya meningkat menjadi 281 aduan dengan mayoritas kasus
Penipuan. Dan di tahun 2018, angka aduan menembus 1.440, dengan Mayoritas
kasus Hoax, atau berita bohong.
Gambar 4.3. Artikel Berita tentang Cyber Crime di Indonesia
-
27
F. Faktor Kerentanan terhadap Serangan Siber
Ada beberapa Faktor yang membuat seseorang rentan terkena Serangan Kejahatan
Siber. Berikut adalah pembahasan tentang apa saja kesalahan yang sering dilakukan
sehingga membuat seseorang mudah terkena Serangan kejahatan Siber. Dari data
yang dirilis laman dw.com, berikut adalah 5 Kesalahan yang sering dilakukan,
sehingga membuat seseorang rentan.
1. Password yang Lemah, sehingga mudah ditembus oleh Pelaku Kejahatan.
2. Menggunakan Password yang sama untuk berbagai kepentingan yang berbeda.
3. Password yang disimpan di satu lokasi penyimpanan. Resiko akan semakin besar,
karena dengan membobol 1 lokasi saja, bisa membuka akses ke semua akun.
4. Phising dan Spearphising. Phising adalah penipuan yang membuat korbannya
mengungkapkan data pribadinya tanpa disadari. Spear Phising juga termasuk
Penipuan, seperti Phising, hanya saja mengincar target yang lebih jelas, baik itu
individu atau bisnis demi keuntungan finansial.
5. Kecerobohan Administrator. Kasus yang sering terjadi adalah tidak melakukan
log out ataupun menampilkan data pribadi dan perusahaan di media sosial yang
dapat diakses oleh publik.
-
28
G. Latihan Soal
Kerjakanlah latihan soal berikut ini untuk mengukur sejauh mana pemahaman anda
tentang “Cyber crime”.
Soal Uraian
1. Sebutkan salah satu bentuk cybercrime yang berkaitan dengan fasilitas
komputer target yang dijadikan sasaran. Jelaskan.
Jawaban : .
.
2. Apa yang menyebabkan pelaku cybercrime sulit ditindak secara hukum?
Jawaban : .
.
3. Klasifikasikan bentuk cybercrime berikut :
Bentuk cybercrime Klasifikasi cybercrime
1. Hacker 1 = …. A. Unauthorized access
2. Hoax 1 = …. B. Illegal contents
3. Spam 1 = …. C. Data forgery
4. Fraud 1 = …. D. Cyber espionage
5. Carding 1 = …. E. Cyber sabotage
6. Spyware 1 = …. F. Cyber extortion
7. Deface 1 = …. G. Offense against Intelectual property
8. Mailbomb 1 = …. H. Infrengments of privacy
9. Keylogger 1 = ….
10. Lamer 1 = ….
-
29
BAB V
CYBERLAW
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami definisi hukum di dunia cyber (cyber law)
2. Mahasiswa dapat memahami tentang ruang lingkup cyber law
3. Mahasiswa dapat memahami ketentuan dan celah hukum cyber
B. Definisi Cyberlaw
Cyberlaw dapat diartikan sebagai hukum di dunia maya (cyber), khususnya internet
dan penggunaan perangkat komputer lainnya. Cyberlaw merupakan aspek hukum
yang berkaitan dengan orang/manusia (subyek hukum) yang memanfaatkan teknologi
komputer dan internet. Salah satu contoh Undang-Undang yang menjadi hukum cyber
(cyberlaw) adalah UU no. 11 tahun 2008 atau yang sering disebut sebagai Undang-
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Undang-undang ini mengatur
tentang transaksi elektronik seperti data rekaman video, suara, teks, dan lain-lain yang
dapat dijadikan sebagai alat bukti hukum. Undang-undang ITE juga menjelaskan
tentang tindak pidana dan ancaman hukuman yang diberikan bagi pelaku kejahatan di
dunia maya (cyber crime).
Hukum di dunia cyber dirasakan perlu dibuat untuk mengontrol pertumbuhan
teknologi yang kian pesat. Kejahatan konvensional kini dapat terjadi melalui
perangkat komputer, bahkan memiliki tingkat keamanan dan kecepatan proses yang
lebih tinggi. Menurut Sitompul (2012:39), Cyberlaw diperlukan untuk 2 alasan yaitu :
1. Masyarakat dunia cyber (maya) berasal dari dunia real (nyata) yang memiliki
nilai dan kepentingan.
2. Transaksi di dunia maya akan turut mempengaruhi dunia nyata.
Individu di dunia maya pasti berasal dari individu di dunia nyata sehingga
keduanya tidak dapat saling dipisahkan. Sifat, kedudukan, perilaku, dan nilai-nilai
lainnya juga tidak akan memiliki banyak perbedaan. Begitu pula dengan kepentingan
masing-masing individu, baik itu yang bersifat personal maupun kelompok. Hal inilah
yang menyebabkan terjadinya tumpang-tindih kepentingan sehingga tidak jarang
-
30
kondisi dalam dunia nyata terbawa ke dalam dunia cyber. Celakanya, jika perselisihan
yang terjadi di dunia nyata ikut terseret ke dalam dunia maya, maka akan terjadi
gesekan yang sangat mungkin memicu tindak kejahatan.
Alasan kedua berkaitan dengan tindakan yang terjadi di dunia maya. Segala bentuk
transaksi yang terjadi dalam dunia maya bisa mempengaruhi dunia nyata. Sebagai
contoh, proses transfer uang antar bank melalui e-banking. Di satu sisi, fasilitas ini
sangat memudahkan nasabah. Namun di sisi lain, hal ini membuka ruang untuk tindak
kejahatan yang memanfaatkan sistem internet. Berdasarkan kedua alasan yang sudah
diuraikan sebelumnya, maka peran hukum dunia cyber (cyber law) sangat penting.
Hukum ini akan memberikan kejelasan mengenai segala hal yang berkaitan dengan
transaksi elektronik, tindak kejahatan yang mungkin terjadi dan hukuman yang
diberikan jika tindak kejahatan tersebut terjadi.
C. Ruang lingkup cyberlaw
Cyberlaw cakupan yang luas, baik secara personal maupun yang berkaitan dengan
kelompok. Pelanggaran yang berkaitan dengan kepentingan personal antara lain yang
berhubungan dengan hak-hak pribadi seperti; hak cipta, nama baik, rahasia pribadi,
dll. Sedangkan pelanggaran yang berkaitan dengan kepentingan kelompok,
masyarakat, atau organisasi antara lain ; merk dagang, pornografi, perjudian, dll.
Ruang lingkup cyberlaw, menurut Jonathan Rosenoer, dituliskan dalam 15 poin-
poin penting diantaranya ;
1. Hak Cipta (Copy Right)
2. Hak Merk (Trademark)
3. Pencemaran nama baik (Defamation)
4. Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech)
5. Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access)
6. Pengaturan sumber daya internet seperti IP-Address, domain name
7. Kenyamanan Individu (Privacy)
8. Prinsip kehati-hatian (Duty care)
9. Tindakan kriminal biasa yang menggunakan TI sebagai alat
10. Isu prosedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan dll
11. Kontrak / transaksi elektronik dan tanda tangan digital
12. Pornografi
13. Pencurian melalui Internet
-
31
14. Perlindungan Konsumen
15. Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharianseperti e-commerce, e-
government, e-education dll.
D. Ketentuan hukum cyber
Cyber law di Indonesia telah diatur dalam undang-undang no. 11 tahun 2008
tentang informasi dan transaksi elektronik (ITE). Draft rancangan undang-undang ini
telah diajukan ke DPR RI pada tahun 2005, tepatnya pada tanggal 5 september 2005
melalui surat presiden RI. No.R./70/Pres/9/2005. Namun demikian, undang-undang
ini baru disahkan pada tanggal 21 april 2008. Undang-undang ini secara umum terkait
dengan dua hal, yaitu tentang pengaturan transaksi elektronik dan tindak pidana di
dunia maya (cyber).
Pengaturan terhadap transaksi elektronik berkaitan erat dengan prosedur,
spesifikasi, dan barang bukti yang dapat digunakan untuk sebagai dasar penentuan
keputusan. Pasal-pasal yang mengatur tentang hal ini dituliskan pada bab-bab awal.
Sebagai contoh, video atau rekaman suara (audio) sudah dapat digunakan sebagai alat
bukti yang sah dalam persidangan.
Perarutan tentang tindak pidana dituliskan pada bab VII undang-undang ITE. Pada
bab ini dituliskan tentang perbuatan-perbuatan yang tidak diperbolehan, sedangkan
ancaman hukumannya dituliskan pada pasal-pasal berikutnya. Bentuk-bentuk
tindakan kejahatan (cybercrime) yang dilakukan, antara lain;
1. Aktifitas illegal
2. Gangguan (interfensi)
3. Pemalsuan dokumen
4. Memfasilitasi perbuatan lain yang juga tidak diperbolehkan.
5. Dll
E. Celah hukum cyber
Hukum cyber belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang bertambah
setiap waktu. Hal ini terbukti dengan adanya celah hukum yang sering dimanfaatkan
orang yang tidak bertanggung-jawab. Masalah utama yang menimbulkan celah pada
hukum cyber adalah kecepatan analisa manusia yang tidak sebanding dengan laju
peningkatan teknologi. Ketika peraturan dalam hukum cyber dibahas dalam periode
waktu bulanan, bahkan tahunan, di sisi lain teknologi sudah semakin berkembang
-
32
pesat dan ketika hukum ini sudah disahkan maka undang-undang tersebut sudah tidak
sepenuhnya relevan dengan teknologi maupun kondisi yang ada saat itu.
Celah hukum ITE, menurut Suhariyanto (2012) lebih mengarah pada kriminalisasi,
sebagai contoh pada pasal 27 ayat 1 tentang pornografi. Pada undang-undang ITE
dituliskan ;”Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan”. Celah
hukum pasal ini adalah definisi kesusilaan yang kurang detail, sehingga bisa saja
seseorang terjerat pasal ini walau tidak melebihi batas kesusilaan menurut sebagian
pihak. Celah lain dari pasal ini adalah tidak disebutkan bahwa pembuat produk asusila
(video atau gambar) termasuk dalam hal-hal yang dilarang atau tidak.
Contoh celah hukum lain dari UU ITE adalah pada pasal penghinaan dan atau
pencemaran nama baik. Pada pasal ini seseorang harus lebih berhati-hati dalam
membuktikan dan menjatuhkan hukuman. Pelaku penghinaan dan atau pencemaran
nama baik bisa saja berpura-pura sebagai orang lain yang nantinya akan disalahkan
jika terjadi penghinaan atau pemcemaran nama baik.
Pada dasarnya setiap peraturan hukum memiliki keterbatasan, baik dalam
batasannya (internal) maupun karena adanya perubahan eksternal seperti kemajuan
teknologi dan perubahan kondisi kehidupan manusia. Oleh karena itu, perlu dicari
solusi terbaik agar peraturan hukum khususnya cybercrime mampu menyesuaikan diri
dengan perkembangan teknologi terkini.salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah
dengan revisi undang-undang. Proses revisi ini dimulai dengan pemutakhiran data dan
informasi yang berkaitan dengan cyber crime dan kondisi di masyarakat. Dari data
yang sudah diperoleh tersebut, maka dapat dilakukan analisis dan langkah-langkah
koreksi yang dirasa perlu. Revisi undang-undang ini akan memunculkan peraturan
hukum baru yang lebih sesuai dengan kondisi terkini yang terjadi di masyarakat.
-
33
F. Latihan Soal
Kerjakanlah latihan soal berikut ini untuk mengukur sejauh mana pemahaman anda
tentang “Cyber law”.
Soal Uraian
1. Lengkapilah informasi tentang cyber law berikut ini.
Indonesia telah memiliki hukum cyber yang tertulis pada UU no. __________.
Peraturan perundang-undangan ini telah melalui proses pembahasan di ______
selama _____ tahun, yaitu sejak _______________ s/d __________________.
Undang-undang ini mengatur tentang ________________________ dan
tindak pidana cyber. Ketentuan mengenai tindak pidana cyber dituliskan pada
bab _____ , dan ketentuan mengenai ancaman hukumannya dituliskan pada
pasal ______ s/d pasal _______.
2. Sebutkan ruang lingkup/jangkauan dari cyber law
Jawaban : 1. 5. .
2. 6. .
3. 7. .
4. 8. .
3. Pilihlah salah satu kasus di bawah ini, kemudian carilah fakta-fakta tentang
kasus tersebut. Berdasarkan data yang anda dapatkan, diskusikanlah dalam
kelompok (maksimal 4 orang) mengenai ketentuan hukum yang dapat
dikenakan pada pelaku secara ideal.
Pilihan kasus :
a. Penipuan : Online shop e. Traficking : Perdagangan bayi
b.Perjudian : Judi Bola Online f. Prostitusi : Prostitusi online
c. Phaedophilia : Kekerasan pada anak g. Terorisme : Teror online
d.Hate speech : Pencemaran nama baik h. SARA : Provokasi online
-
34
Health Related
27%
Malware Delivering
26%
Online Dating
22%
Stock,Fake Job, Phishing
25%
BAB VI
PEMBAHASAN KASUS DAN PENEGAKKAN HUKUM
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menganalisis Contoh Kasus Kejahatan Siber
2. Mahasiswa dapat menerapkan UU ITE berdasarkan kasus
3. Mahasiswa dapat mencari solusi dari kejahatan siber yang ada
B. Spam
Pada tahun 2018, Menurut Laporan dari ENISA, Sebuah asosiasi keamanan jaringan
di eropa, SPAM memiliki 4 bentuk, menurut informasi yang dikirim, yaitu;
27 % berupa Informasi terkait Kesehatan,
26 % berupa Pengirirman Malware,
22 % berisi Informasi Kencan Online, dan sisanya,
25 % berisi Informasi Saham, Phising dan Penawaran Pekerjaan Palsu
Gambar 6.1. Bentuk SPAM menurut Informasi yang dikirim
Source : ENISA Threat Landscape Report 2018 (Source : www.comparitech.com)
-
35
C. Pembahasan Kasus Spam
Kasus Spam juga cukup banyak terjadi di Indonesia. Salah satu kasus Spam Indonesia
seperti yang dilaporkan melalui Portal berita okezone dan liputan6.com, yang
melaporkan adanya kasus spamming yang dilakukan oleh 18 pemuda pada bulan
desember tahun 2019 di surabaya.
Motif para tersangka adalah meraup keuntungan financial. Dari hasil investigasi
polisi, terungkap nilai Sebesar 40 ribu US dolar dalam 1 tahun, dengan kedok
Pengembangan Bisnis melalui iklan. Modus Oprandi Pelaku adalah menggunakan
akun email, Password, dan Kartu Kredit orang lain untuk melakukan Transaksi. Fakta
menarik dari kasus ini adalah usia para tersangka yang masih muda, yaitu 18-24
tahun. Rata-rata adalah lulusan SMK dan memiliki potensi di bidang komputer.
Mayoritas Korban adalah WNA, yang dipilih secara selektif dan tinggal di Eropa.
Kenapa eropa? ternyata ada alasannya. Eropa memiliki sistem perbankan yang
berbeda dengan yang ada di Indonesia. Di Eropa, jika nasabah merasa tidak
melakukan transaksi dan nilai nominalnya berkurang, maka bank akan memulihkan
seperti awal. Dalam kasus ini korban memang tidak dirugikan, tapi metode yang
dipakai inilah yang menjadi tindak pidana,
D. Penegakkan Hukum (UU ITE)
UU ITE adalah Dasar Hukum Dunia Siber di Indonesia. UU ITE disahkan pada
Tahun 2008 dan mengalami Revisi pada tahun 2016. Kasus di Surabaya tersebut
dapat dikaitkan dengan beberapa pasal UU ITE.
Pada Bab VII yang mengatur tentang Perbuatan yang dilarang, Pada Pasal 30 ayat 2
disebutkan bahwa Kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan tanpa hak, mengakses
sistem, dengan tujuan memperoleh Informasi adalah Perbuatan yang dilarang.
Demikian halnya dengan perbuatan INTERSEPSI, atau memotong transmisi dari
informasi yang tidak bersifat publik, baik yang menyebabkan perubahan ataupun
tidak sekalipun, adalah Perbuatan yang dilarang menurut Pasal 32 ayat 1 Revisi UU
ITE, No. 19 Tahun 2016. Pasal ini mengalami revisi sebagai upaya menutup celah
hukum. Pada pasal 32 ini yang sebelumnya tidak mencakup aktivitas Spam, yang
tidak merubah informasi. Padahal, dalam perkembangannya, Spam dimanfaatkan
untuk mencuri data, seperti pada kasus Phising, Scamming, maupun Carding.
-
36
E. Solusi Pencegahan dan Penanggulangan
Spam dapat dihindari dan dicegah dengan beberapa langkah sebagai berikut;
1. Hindari membuka tautan Link atau lampiran pada email atau pesan text dari sumber
yang tidak dikenal.
2. Dalam mengakses website, khususnya yang menggunakan password atau
memberikan informasi keuangan, Cek dengan benar, Apakah web tersebut memiliki
sertifikat keamanan? Ini ditunjukkan dari alamat HTTPS, dimana S disini
menunjukkan Secure atau Aman.
3. Jangan pernah memberikan Password atau informasi pribadi di email, SMS atau
Pesan Singkat. Terlebih yang mengatasnamakan Entitas perusahaan tertentu.
Tiga cara tersebut dapat mencegah serangan Spam kepada data pribadi yang juga
mungkin berkembang ke arah kejahatan siber lainnya. Namun, bila langkah ini sudah
dilakukan tetapi tetap terjadi aktivitas Spam, maka berikut ini adalah cara
menanggulangi Spam yang berkembang menjadi Phising dan Carding.
Solusi jika terkena Spam yang berlanjut pada Scamming, Pishing dan Carding :
1. Tetap tenang dan jangan panic
2. Hubungi bank penerbit kartu kredit agar kartu kredit bisa segera diblokir
3. Buatlah Surat bantahan terhadap transaks yang tidak kita lakukan.
4. Melakukan konfirmasi ke merchant dimana kartu kreditmu disalahgunakan
5. Bersabarlah menunggu. Pihak bank dan merchant melakukan investigasi. Apabila
ditemukan bukti yang valid, maka hak kita akan dikembalikan.
6. Dari hasil invertigasi ini, jika tagihan kartu kredit sudah keluar, maka kita cukup
membayar transaksi yang kita lakukan saja
-
37
BAB VII
ETIKA BERINTERNET
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perkembangan internet
2. Mahasiswa dapat memahami tentang pentingnya etika di dunia maya
3. Mahasiswa dapat memahami tentang bisnis di bidang IT
B. Sejarah perkembangan internet
Internet bermula dari jaringan komputer yang dapat menghubungkan 40 titik
menggunakan protokol FTP (File Transfer Protocol). Jaringan komputer pertama ini
muncul pada tahun 1972 di Amerika serikat yang dikembangkan oleh ARPnet.
Perkembangan selanjutnya yaitu pada tahun 1973, sebuah lembaga riset yang berada
di bawah kementerian pertahanan amerika membangun interconnection networking.
Istilah ini kemudian disingkat dan lebih dikenal sebagai internet. Pada waktu itu,
internet telah mampu menghubungkan beberapa jenis jaringan paket data seperti CS-
net, BIT-net, NSF-net, dll. Internet pada awalnya hanya digunakan untuk kepentingan
militer saja. Badan yang melakukan penelitian dan pengembangan internet adalah
DARPA (Defence Advanced Research Projects Agency).
Pada akhir tahun 70-an, internet sudah mulai dibuka untuk lingkup yang lebih
umum dan luas. Salah satu perkembangan yang muncul pada tahun 1979 adalah
fasilitas Newsgroup yang memungkinkan sebuah komunitas / kelompok dapat berbagi
informasi bersama. Pertambahan jumlah pengguna internet memunculkan kebutuhan
akan protokol komunikasi yang lebih mampu menghubungkan banyak titik, maka
pada tahun 1982 ditemukan protokol baru yaitu TCP dan IP.
Internet kemudian menyebar keseluruh dunia diera tahun 80-an dan tidak hanya
digunakan sebatas untuk kepentingan militer. Pada tahun 1984, DNS (Domain Name
System) diperkenalkan kepada publik. DNS merupakan pengembangan dari host yang
menjadi pusat dari sebuah layanan internet. DNS dapat menghubungkan pengguna
internet di seluruh dunia melalui aplikasi-aplikasi seperti web, media sosial, dll.
-
38
Aplikasi-aplikasi ini sendiri baru muncul pada tahun 1990 dengan diperkenalkannya
World Wide Web (www), wais, ghoper, dan lain sebagainya.
Internet telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada saat ini karena
menyediakan banyak fasilitas dan layanan yang bermanfaat bagi manusia. Berikut ini
adalah beberapa alasan mengapa internet memberikan dampak besar bagi manusia.
1. Waktu akses 24 jam penuh
2. Biaya yang relatif murah
3. Kemudahan akses informasi dan transaksi
4. Kemudahan membangun relasi
5. Proses up-date informasi yang cepat dan mudah
6. Menghubungkan pengguna yang berada di seluruh dunia
C. Etika dalam berinternet
Etika sangat dibutuhkan dalam berinternet, sama halnya dengan kebutuhan akan
etika dalam sebuah komunitas masyarakat di dunia nyata. Untuk membuat etika
berinternet, maka sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu tentang karakteristik
internet itu sendiri dan lingkungan cyber yang menjadi tempat masyarakat cyber
saling berinteraksi. Menurut Dysson (1994), karakteristik dunia maya antara lain ;
1. Bekerja secara virtual / maya
2. Perubahan sangat cepat
3. Tidak mengenal batas teritorial
4. Identitas pengguna tidak perlu ditunjukkan (bisa disembunyikan)
5. Informasi bersifat publik
Berdasarkan karakteristik dunia maya tersebut, maka etika berinternet yang dibuat
harus dapat menyesuaikan kecepatan perubahan yang terjadi, mengakomodasi
kebutuhan publik tanpa mengesampingkan kebutuhan individu akan privasi,
menghormati kedaulatan negara, dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.
Etika berinternet sering disebut sebagai Netiket. Etika ini perlu dibuat mengingat
tidak adanya batas territorial di dunia cyber yang menyebabkan aturan ini perlu
diberlakukan secara global (dunia) utnuk menghormati kedaulatan seluruh negara di
dunia yang memiliki keanekaragaman budaya, bahasa, suku, dll. Selain itu, pengguna
internet tidak harus menunjukkan identitas aslinya sehingga sangat memungkinkan
terjadi perbuatan tidak etis. Para pelanggar bisa saja berlaku tidak etis karena merasa
aman dengan dirahasiakannya identitas asli mereka.
-
39
Kebutuhan akan etika berinternet juga muncul dari pengguna baru yang baru
mengenal internet. Tanpa tuntunan, maka para pengguna baru ini akan terjerumus
dalam perbuatan tidak etis yang mungkin tidak mereka ketahui sebelumnya.
Netiket ditetapkan oleh IETF (The Internet Engineering Task Force) yang terdiri
dari para perancang jaringan, operator, penjual dan peneliti yang terkait dengan
evolusi arsitektur dan pengoperasian internet. Organisasi ini adalah salah satu
organisasi professional IT tingkat dunia. Salah satu contoh netiket yang dibuat adalah
Netiket one to one communication. Netiket ini mengatur tentang tata cara berdialog
melalui email. Adapun beberapa perbuatan yang harus dihindari adalah;
1. Jangan terlalu banyak mengutip
2. Berhati-hati dalam menggunakan huruf capital / huruf besar
3. Jangan menggunakan Carbon Copy (tembusan)
4. Jangan membicarakan orang lain
5. Perlakukan email secara pribadi
D. Bisnis di bidang IT
Teknologi informasi menyediakan ruang berusaha yang sangat luas, salah satunya
di bidang bisnis. Seorang professional IT tidak harus selalu berada di balik layar
monitor dan berurusan dengan program. Cabang bisnis di bidang IT ditunjukkan pada
gambar sebagai berikut.
Gambar 7.1. Cabang bisnis dibidang IT
Pilihan pertama bisnis di bidang IT adalah industri perangkat keras (hardware).
Seorang professional IT dapat bekerja di berbagai divisi dalam industri hardware,
seperti Research and Development, Produksi, Quality control, dll.
-
40
Pilihan kedua adalah di industri perangkat lunak (software). Bisnis di bidang ini
membutuhkan kemampuan analisis, desain, implementasi hingga validasi software
yang baik. Contoh produsen di bisnis software antara lain; Microsoft, Adobe, dll.
Pilihan bisnis ketiga adalah di bidang maintenance / perawatan teknologi
informasi, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Professional di
sektor bisnis ini biasanya dikenal dengan profesi teknisi atau technical support.
Pilihan bisnis keempat adalah di sektor pendidikan. Bisnis di bidang ini mencakup
berbagai jenjang, mulai dari institusi resmi seperti sekolah, universitas, dan akademi,
hingga lembaga bimbingan belajar maupun kursus.
Pilihan bisnis kelima adalah di sektor perdagangan yaitu sebagai distributor. Dalam
skala kecil, pilihan bisnis ini dapat dilakukan secara individu. Namun tidak menutup
kemungkinan untuk skala yang lebih besar dengan bergabung di sebuah vendor
perangkat IT sebagai agen penjualan dan distribusi.
Hal yang tidak boleh diabaikan dalam bisnis IT adalah etika karena pada dasarnya
bisnis tidak hanya mempetaruhkan barang dan uang, tapi juga nama baik dan harga
diri. Bisnis mengutamakan rasa saling percaya, sehingga etika merupakan pedoman
bagi kedua pihak untuk dapat meningkatkan rasa saling percaya.
Bisnis di bidang IT memiliki karakteristik yang berbeda dengan bisnis di bidang
lainnya. Kecepatan informasi yang cepat dan jangkauan yang mendunia memberikan
tantangan tersendiri. Berikut ini adalah tantangan umum yang dihadapi dalam bisnis
di bidang IT.
1. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat
2. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi
3. Tantanga pergaulan internasional
4. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi
5. Tantangan pengembangan sumber daya manusia
-
41
E. Latihan soal
Kerjakanlah latihan soal berikut ini untuk mengukur sejauh mana pemahaman anda
tentang “Etika berinternet”.
Soal Uraian
1. Tuliskan kepanjangan dari singkatan berikut ini dan berikanlah penjelasan
mengenai organisasi tersebut.
a. DARPA
b.IETF
c. WWW
Jawaban : .
.
.
2. Apa yang dimaksud dengan “Netiket One to One Communication” ? tuliskan
apa saja poin-poin yang diatur di dalamnya.
Jawaban : .
.
3. Jika anda memutuskan untuk berkecimpung di dalam bisnis bidang IT, di
sektor / cabang bisnis manakah yang anda pilih? Berikan penjelasan.
Jawaban : .
.
-
42
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Cetak :
Anoname, UU RI No. 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Penerbit
DepKomInfo, Jakarta, 2008
Wahid, Abdul, Kejahatan Mayantara (Cyber Crime), PT. Refika Aditama, Bandung, 2005
Muhammad, Abdulkadir, Etika Profesi Hukum, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2001
Mansur, Dikdik M. Arief, Cyber Law (Aspek Hukum Teknologi Informasi), PT. Refika
Aditama, Bandung, 2005
Wahyono, teguh, Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi
Informasi, Andi Publisher, Jakarta, 2006
Anoname, Bahan kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi, AMIK Bina
Sarana Informatika, 2013
Pustaka Elektronik :
Wiryana, Made, Standardisasi Profesi Teknologi Informasi Dalam Era Globalisasi Dunia,
https://www.researchgate.net/publication/293440365_Standardisasi_Profesi_Teknologi_In
formasi_Dalam_Era_Globalisasi_Dunia, 2016.
Panji, Aditya, Serangan "Cyber" Dunia, Terbanyak dari Indonesia,
https://tekno.kompas.com/read/2013/10/17/0811211/Serangan.Cyber.Dunia.Terbanyak.
dari.Indonesia, 2013.
Milian, Mark, Indonesia Passes China to Become Top Source of Cyber-Attack Traffic,
https://www.bloomberg.com/news/articles/2013-10-15/indonesia-passes-china-to-become-
top-source-of-cyber-attack-traffic, 2013.
Foster, Jack, 21 Terrifying Cyber Crime Statistics, https://www.vpngeeks.com/21-terrifying-
cyber-crime-statistics-in-2018, 2018.
Tanujaya, Alfons, Awas! Ini Deretan Malware Ganas yang Serang Indonesia,
https://inet.detik.com/security/d-4001250/awas-ini-deretan-malware-ganas-yang-serang-
indonesia, 2018
Kominfo, Tahun 2018, Kominfo Terima 733 Aduan Konten Hoaks yang disebar Via
WhatsApp, https://kominfo.go.id/content/detail/16003/siaran-pers-no-17hmkominfo
012019-tentang-tahun-2018-kominfo-terima-733-aduan-konten-hoaks-yang-disebar-via-
whatsapp/0/siaran_pers, 2019.
https://tekno.kompas.com/read/2013/10/17/0811211/Serangan.Cyber.Dunia.Terbanyak.%20dari.Indonesiahttps://tekno.kompas.com/read/2013/10/17/0811211/Serangan.Cyber.Dunia.Terbanyak.%20dari.Indonesiahttps://www.bloomberg.com/news/articles/2013-10-15/indonesia-passes-china-to-become-top-source-of-cyber-attack-traffichttps://www.bloomberg.com/news/articles/2013-10-15/indonesia-passes-china-to-become-top-source-of-cyber-attack-traffichttps://www.vpngeeks.com/21-terrifying-cyber-crime-statistics-in-2018https://www.vpngeeks.com/21-terrifying-cyber-crime-statistics-in-2018https://inet.detik.com/security/d-4001250/awas-ini-deretan-malware-ganas-yang-serang-indonesiahttps://inet.detik.com/security/d-4001250/awas-ini-deretan-malware-ganas-yang-serang-indonesiahttps://kominfo.go.id/content/detail/16003/siaran-pers-no-17hmkominfo
-
43
Zaharia, Andra, 300+ Terrifying Cybercrime and Cybersecurity Statistics & Trends,
https://www.comparitech.com/vpn/cybersecurity-cyber-crime-statistics-facts-trends
Islam, Syaiful, 18 Pelaku Kasus Spamming Ditangkap, Kelompoknya Dapat 40 Ribu
Dolar AS Setahun, https://news.okezone.com/read/2019/12/04/519/2137860/18-pelaku-
kasus-spamming-ditangkap-kelompoknya-dapat-40-ribu-dolar-as-setahun