modul mdc ii

18
MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN PUSAT DATA KERANGKA MANAJEMEN Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FASILKOM Sistem Informasi 02 A51168CA HM. Misni, M.Kom Abstract Kompetensi KERANGKA MANAJEMEN Mampu memahami Data Center , kerangka kerja manajemen (POLC, POAC), praktek manajemen oleh manajer meliputi kebijakan, SOP, instruksi kerja.

Upload: taufiiko1601

Post on 01-Oct-2015

230 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

moadul manajemen pusat data

TRANSCRIPT

MODUL PERKULIAHAN

MANAJEMEN PUSAT DATA

KERANGKA MANAJEMEN

FakultasProgram StudiTatap MukaKode MKDisusun Oleh

FASILKOMSistem Informasi 02A51168CAHM. Misni, M.Kom

AbstractKompetensi

KERANGKA MANAJEMEN Mampu memahami Data Center , kerangka kerja manajemen (POLC, POAC), praktek manajemen oleh manajer meliputi kebijakan, SOP, instruksi kerja.

DATA CENTERLatar Belakang

Data center menjadi salah satu komponen penting dalam lingkungan bisnis yang ada saat ini. Sebagai inti dari layanan bisnis, data center diharapkan mampu memberikan pelayanan seoptimal mungkin, sekalipun dalam keadaan terjadinya suatu bencana sehingga bisnis dalam perusahaan tersebut tetap bertahan dan keuntungan bagi perusahaan akan terus mengalir. Berangkat dari peran data center yang begitu signifikan, kemudian dikaitkan dengan berbagai isu yang ada pada data center akhir-akhir ini, terutama masalah Disaster Recovery Planning, kajian mengenai data center menjadi salah satu topic menarik dalam lingkungan bisnis.

Berbagai best practice mengenai data center telah dikemukakan di beberapa jurnal atau artikel dan sudah cukup berhasil untuk diterapkan di perusahaan-perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu adanya beberapa standar yang sudah disusun oleh organisasi seperti TIA-942 (Telecommunication Industry Association) membantu menciptakan suatu data center yang ideal bagi suatu perusahaan.

Kajian data center kali ini akan mencoba memberikan gambaran global dan spesifik mengenai data center yang akan dikaitkan dengan best practice dan standar-standar yang tersedia sehingga menghasilkan suatu arahan yang jelas dari segi perancangan data center ideal.

Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan maka dirumuskan masalah utama dalam kajian ini, yaitu bagaimana melakukan perancangan yang sesuai dengan kriteria best practicedan standar sebuah data center untuk aspek-aspek tertentu sehingga dapat menghasilkan suatu data center yang ideal bagi perusahaan.

Tujuan Tujuan umum dari adanya kajian mengenai data center adalah memberikan pemahaman terhadap segala aspek yang ada di dalam data center. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai antara lain: 1. Memberikan petunjuk rancangan ideal suatu data center yang akan dibangun berdasarkan kriteria best practice dan standar yang ada. 2. Membantu evaluasi data centeryang sudah dimiliki sebuah perusahaan sesuai dengan kriteria best practice yang telah dianalisis.

Kajian yang akan dilakukan merupakan kajian umum (berdasarkan lingkungan bisnis umum) yang kemudian akan didetailkan beberapa spesifikasi, sehingga dapat diterapkan untuk berbagai jenis perusahaan disesuaikan dengan proses/layanan bisnis yang dimiliki oleh perusahaan.

KAJIAN DATA CENTERPengertian Data Center

Data Center merupakan fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan server atau sistem komputer dan sistem penyimpanan data (storage) yang dikondisikan dengan pengaturan catudaya, pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran dan biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik. Servis utama yang secara umum diberikan oleh data centeradalah sebagai berikut:

1. Business Continuance Infrastructure (Infrastruktur yang Menjamin Kelangsungan Bisnis)

Aspek-aspek yang mendukung kelangsungan bisnis ketika terjadi suatu kondisi kritis terhadap data center. Aspek-aspek tersebut meliputi kriteria pemilihan lokasi data center, kuantifikasi ruang data center, laying-out ruang dan instalasi data center, sistem elektrik yang dibutuhkan, pengaturan infrastruktur jaringan yang scalable, pengaturan sistem pendingan dan fire suppression.

2. DC Security Infrastructure (Infrastruktur Keamanan Data Center)

Terdiri dari sistem pengamanan fisik dan non-fisik pada data center. Fitur sistem pengamanan fisik meliputi akses user ke data center berupa kunci akses memasuki ruangan (kartu akses atau biometrik) dan segenap petugas keamanan yang mengawasi keadaan data center (baik di dalam maupun di luar), pengamanan fisik juga dapat diterapkan pada seperangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci gembok tertentu. Pengamanan non fisik dilakukan terhadap bagian software atau sistem yang berjalan pada perangkat tersebut, antara lain dengan memasang beberapa perangkat lunak keamanan seperti access control list, firewalls, IDSs dan host IDSs, fiturfitur keamanan pada Layer 2 (datalink layer) dan Layer 3 (network layer) disertai dengan manajemen keamanan.

3. Application Optimization (Optimasi Aplikasi)

Akan berkaitan dengan layer 4 (transport layer) dan layer 5 (session layer) untuk meningkatkan waktu respon suatu server. Layer 4 adalah layer end-to-end yang palingbawah antara aplikasi sumber dan tujuan, menyediakan end-to-end flow control, end-to-end error detection &correction, dan mungkin juga menyediakan congestion controltambahan. Sedangkan layer 5 menyediakan 11 riteri dialog (siapa yang memiliki giliran berbicara/mengirim data), token management (siapa yang memiliki akses ke resourcebersama) serta sinkronisasi data (status terakhir sebelum link putus). Berbagai isu yang terkait dengan hal ini adalah load balancing, caching, dan terminasi SSL, yang bertujuan untuk mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi dalam suatu sistem.

4. Infrastruktur IP

Infrastruktur IP menjadi servis utama pada data center. Servis ini disediakan pada layer 2 dan layer 3. Isu yang harus diperhatikan terkait dengan layer 2 adalah hubungan antara server farms dan perangkat layanan, memungkinkan akses media, mendukung sentralisasi yang reliable, loop-free, predictable, dan scalable. Sedangkan pada layer 3, isu yang terkait adalah memungkinkan fastconvergence routed network(seperti dukungan terhadap default gateway). Kemudian juga tersedia layanan tambahan yang disebut Intelligent Network Services, meliputi fitur-fitur yang memungkinkan application services network-wide, fitur yang paling umum adalah mengenai QoS (Quality of Services), multicast (memungkinkan kemampuan untuk menangani banyak user secara konkuren), private LANSdan policy-based routing.

5. Media Penyimpanan

Terkait dengan segala infrastruktur penyimpanan. Isu yang diangkat antara lain adalah arsitektur SAN, fibre channel switching, replikasi, backupserta archival. Gambar berikut menunju

Gambar 1. Bisnis Utama Data Center

Gambar 2. Bisnis ManagementBerbagai pihak yang ikut terlibat dalam perencanaan dan pembangunan suatu data center, diantaranya adalah: 1. Arsitektur dan para engineer 2. Konsultan (konsultan teknologi dan konsultan bisnis) 3. End user 4. Perusahaan manufaktur/vendor terkait Kriteria Perancangan Data Center Dalam melakukan perancangan terhadap sebuah data center, harus diperhatikan kedua hal tersebut dengan tujuan mendapatkan data center sesuai dengan kriteria berikut: 1. Availability

Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero-failure untuk seluruh komponennya. 2. Scalability dan flexibility

Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan. 3. Security

Data center menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik.KERANGKA MANAJEMENKemampuan Manajemen

Kamus umum bahasa Indonesia memberikan pengertian kemampuan sebagai kesanggupan atau kecakapan untuk melakukan sesuatu. Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management yang berarti mengurus, mengatur, memimpin sedang dalam bahasa Perancis yaitu mnage memiliki arti tindakan untuk membimbing atau memimpin, berupa proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan mengelola sumber daya tersebut sangat ditentukan dalam mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen. Terdapat beberapa pendapat para ahli tentang fungsi manajemen yang beragam. Weihrich dan Koontz (2005:27) berpendapat bahwa fungsi manajemen terdiri dari planning, organizing, staffing, directing dan controlling.Umumnya yang dikenal orang tentang fungsi manajemen adalah istilah POAC, yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan) dan controlling (pengendalian), seperti Schermerhorn (2005:5) dalam buku Management membagi fungsi manajemendengan pendekatan POAC. Schermerhorn mendefenisikan manajemen adalah is the process of planning, organizing, leading and controlling the use of resources to accomplish performance goals (manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan/sasaran kinerja) Penjelasan secara garis besar dari fungsi-fungsi tersebut yaitu : perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan dalam manajemen merupakan fungsi dasar dari fungsi-fungsi lainnya, karena perencanaan merupakan tujuan, arah, strategi, aturan maupun program yang akan selalu menjadi bagian penting dari pelaksanaan fungsi manajemen lainnya. Perencanaan adalah suatu proses yang menentukan dan menetapkan tujuan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana untuk mencapainya (Schermerhorn, 2005:6). Mengapa perencanaan diperlukan?. Perencanaan akan selalu dilaksanakan organisasi karena perencanaan yang dibuat akan menjadi penentu arah dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan dapat menghemat pengeluaran yang kurang penting tanpa mengabaikan kedinamisan organisasi yang selalu berkembang. Perencanaan bisa dijadikan sebagai sarana untuk melakukan kontrol terhadap penyimpangan maupun perubahan dalam perusahaan sehingga kelanjutannya bisa lebih baik, terarah dan hemat. Salah satu aspek yang penting dalam perencanaan adalah pengambilan keputusan (making decision), menentukan atau memilih alternatif pencapai tujuan dari beberapa alternatif yang ada melalui beberapa tahapan perencanaan. Ada empat tahapan dalam perencanaan, yaitu : (1) menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan, (2) merumuskan keadaan saat ini, (3) mengindentifikasikan segala peluang dan hambatan, (4) mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan dalam pencapaian tujuan. Beberapa manfaat perencanaan antara lain: (1) mengarahkan kegiatan organisasi meliputi penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi, (2) konsistensi kegiatan anggota organisasi agar sesuai dengan tujuan organisasi, dan (3) memonitor kemajuan organisasi. Jika organisasi berjalan menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan, dapat dilakukan perbaikan. Manfaat nomor tiga tersebut erat kaitannya dengan kegiatan pengendalian. Pengendalian memerlukan perencanaan dan perencanaan bermanfaat bagi organisasi. Sisi lain berupa kelemahan perencanaan, cenderung menunda kegiatan, perencanaan dapat membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi. 2. Fungsi Pengorganisasian

Beberapa pengertian pengorganisasian antara lain: (1) cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya yang ada, (2) bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dan pada tiap kelompok diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok, (3) hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas- tugas dan para karyawan, (4) cara para manajer membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tersebut. Dengan demikian pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi dapat dicapai dengan efisien. Aspek utama dalam proses pengorganisasian di lingkungan organisasi sektor publik/pemerintahan adalah koordinasi (Anwar, 2007:5). Koordinasi sangat diperlukan dalam distribusi tugas. Misalnya, untuk kegiatan reformasi birokrasi dalam suatu instansi maka dibentuk suatu tim reformasi yang bertugas menyusun konsep reformasi birokrasi. Dalam tim tersebut ditetapkan beberapa sub tim yang diberi tugas untuk mempersiapkan konsep spesifik, misalnya sub-tim keuangan, sub tim sumber daya manusia dan sebagainya. Teknik koordinasi yang cocok pada organisasi sektor publik/pemerintahan adalah pendekatan partisipasi masyarakat dengan instrumen komunikasi (LAN dalam Anwar, 2007:14). Oleh karena itu, dalam pengorganisasian sektor publik/pemerintahan dibutuhkan adanya suatu koordinasi dan komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan. Proses pengorganisasian terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1) perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap individu dalam mencapai tujuan organisasi, (2) pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat dilaksanakan oleh setiap individu. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu, (3) pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga ada koordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggotaorganisasi memahami tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efisiensian dan konflik. 3. Fungsi Pengarahan Pengarahan merupakan hubungan manusia yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara etektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Lebih spesifik lagi pengarahan meliputi kegiatan memberi pengarahan (directing), mempengaruhi orang lain (influencing) dan memotivasi orang tersebut untuk bekerja (motivating). Pengarahan bisa dikatakan sebagai kegiatan manajemen yang paling menantang dan paling kompleks karena lansung berhadapan manusia, yang mempunyai tingkah laku beraneka ragam. Bagaimana membuat orang lain bekerja untuk tujuan organisasi merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Pimpinan harus mampu menciptakan suasana (atmosfer) yang bisa mendorong orang untuk bekerja. Cara yang dipakai mungkin sangat berlainan dari satu organisasi ke organisasi lainnya, tergantung prinsip yang digunakan pimpinan dalam melakukan pengarahan. Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa: (1) orientasi, merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik, (2) perintah, merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu, (3) delegasi wewenang, pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya. 4. Fungsi Controling (Pengawasan/Pengendalian) Pengawasan atau pengendalian merupakan suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Pengendalian dalam arti luas mencakup sistem pengendalian manajemen dan operasional berupa tanggungjawab manajemen, wewenang, laporan dan umpan balik yang dapat menjamin bahwa semua sumber daya organisasi dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisiensi dalam pencapaian tujuan organisasi, seperti yang dikemukakan oleh Anthony and Govindarajan (2001:273) bahwa proses pengendalian untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien.Tiga tipe pengawasan/pengendalian, yaitu: (1) pengawasan pendahuluan, dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan, (2) pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan, merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan "double check" yang telah menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan, (3) pengawasan umpan balik, mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Beberapa tahap proses pengawasan antara lain: (1) penetapan standar kegiatan, (2) penentuan pengukuran kegiatan, (3) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata, (4) membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan, (5) mengambil tindakan pengoreksian bila dianggap perlu. Perencanaan dan pengawasan merupakan dua fungsi manajemen yang saling melengkapi (Anthony et, al., 1995: 89). Tanpa pengawasan, perencanaan menjadi tidak berarti karena tidak ada tindak lanjut untuk mengidentifikasi apakah rencana telah tercapai atau belum tercapai. Tanpa perencanan, pengawasan menjadi tidak berarti karena tidak tersedianya tolok ukur untuk menilai hasil kegiatan. Kata pengawasan dan perencanaan merupakan dua kata yang berpasangan. Pengawasan yang baik memerlukan perencanaan dan perencanaan yang baik memerlukan pengawasan.

Standar Operasional Prosedur (SOP) Banyak diskusi dalam mempelajari dan membahas definisi standar. Kamus Oxford memberikan beberapa pengertian konsep kunci mengenai definisi standar. Pertama, standar adalah derajat terbaik. Kedua, standar memberikan suatu dasar perbandingan. Ketiga, beberapa pengertian lain seperti tertulis dibawah ini; 1. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya (PP 102 tahun 2000). 2. Standar adalah suatu catatan minimum dimana terdapat kelayakan isi dan akhirnya masyarakat mengakui bahwa standar sebagai model untuk ditiru3. Standar adalah suatu pernyataan tertulis tentang harapan yang spesifik. 4. Standar adalah pernyataan tertulis dari suatu harapan-harapan yang spesifik .5. Standar adalah suatu patokan pencapaian berbasis pada tingkat (dr. Yodi Mahendrata).6. Standar adalah suatu pedoman atau model yang disusun dan disepakati bersama serta dapat diterima pada suatu tingkat praktek untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Reyers, 1983).7. Standar adalah nilai-nilai (values) yang tertulis meliputi peraturan-peraturan dalam mengaplikasi proses-proses kunci, proses itu sendiri, dan hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.8. Standar adalah menaikkan ketepatan kualitatif atau kuantitatif yang spesifik dari komponen struktural dalam sistem pelayanan kesehatan yang didasarkan pada proses atau hasil suatu harapan (Donebean).Standar yang berbasis pada sistem manjemen kinerja menegaskan spesifikasi suatu kinerja antara lain;a. Spesifik (specific)b. Terukur (measurable)c. Tepat (appropriate)d. Andal (reliable)e. Tepat waktu (timely)

Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran kualitatif yang tepat seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya. Standar selalu berhubungan dengan mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan cara pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai.Ada 4 Ketentuan Standar1. Harus tertulis dan dapat diterima pada suatu tingkat praktek, mudah dimengerti oleh para pelaksananya.2. Mengandung komponen struktur (peraturan-peraturan), proses (tindakan/actions) dan hasil (outcomes). Standar struktur menjelaskan peraturan, kebijakan fasilitas dan lainnya. Proses standar menjelaskan dengan cara bagaimana suatu pelayanan dilakukan dan outcome standar menjelaskan hasil dari dua komponen lainnya.3. Standar dibuat berorientasi pada pelanggan, staf dan sistem dalam organosasi. Pernyataan standar mengandung apa yang diberikan kepada pelanggan/pasen, bagaimana staf berfungsi atau bertindak dan bagaimana sistem berjalan. Ketiga komponen tersebut harus berhubungan dan terintegrasi. Standar tidak akan berfungsi bila kemampuan atau jumlah staf tidak memadai.4. Standar harus disetujui atau disahkan oleh yang berwenang. Sekali standar telah dibuat, berarti sebagian pekerjaan telah dapat diselesaikan dan sebagian lagi adalah mengembangkannya melalui pemahaman (desiminasi). Komitmen yang tinggi terhadap kinerja prima melalui penerapan-penerapannya secara konsisten untuk tercapainya tingkat mutu yang tinggi.

Komponen Komponen Standar

Beberapa komponen yang harus ada pada standar :1. Standar Struktur Standar struktur adalah karakteristik organisasi dalam tatanan asuhan yang diberikan. Standar ini sama dengan standar masukan atau standar input yang meliputi; Filosofi dan objektif Organisasi dan administrasi Kebijakan dan peraturan Staffing dan pembinaan Deskripsi pekerjaan (fungsi tugas dan tanggung jawab setiap posisi klinis) Fasilitas dan peralatan

2. Standar Proses Standar proses adalah kegiatan dan interaksi antara pemberi dan penerima asuhan. Standar ini berfokus pada kinerja dari petugas profesional di tatanan klinis, mencakup : Fungsi tugas, tanggung jawab, dan akontabilitas Manajemen kinerja klinis Monitoring dan evaluasi kinerja klinis

3. Standar Outcomes Standar outcomes adalah hasil asuhan dalam kaitannya dengan status pasen. Standar ini berfokus pada asuhan pasen yang prima, meliputi : Kepuasan pasen Keamanan pasen Kenyamanan pasen

Dalam pelayanan kesehatan, hasil mungkin tidak selalu seperti apa yang diharapkan atau diinginkan, namun standar struktur dan proses yang baik akan menunjukkan sejauh mana kemungkinan pencapaian outcomse atau hasil yang diharapkan. Outcomes adalah hasil yang dicapai melalui penentuan dan melengkapi proses. Outcomes ditulis untuk setiap prosedur, pedoman praktek dan rencana.

Gambar 3. SOP

Daftar Pustaka

1. Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco Press, Indianapolis, USA.2. Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco Press, USA.3. Kailas Jayaswal (2006), Administering Data Centers: Servers, Storage, and Voice over IP, Wiley Publishing, Inc, USA.4. Hubbert Smith (2011), Data Center Storage: Cost Effective Strategies, Implementation, and Management, CRC Press, USA 5. Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data Center. OPenContent License.

201213MANAJEMEN PUSAT DATAPusat Bahan Ajar dan eLearning

Handbook :Build the Best Data Center facility for Your Businesshttp://www.mercubuana.ac.id