modul organ indra mhsw 2014
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirobbilaalamiin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam atas nikmat, rahmat dan inayah-Nya sehingga Modul Organ Indra ini dapat tersusun.
Pada modul ini mahasiswa dihadapkan pada Ilmu-Ilmu kesehatan Mata serta Telinga hidung dan Tenggorokan. Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah menuntut kita untuk mengkaji segala sesuatu secara mendalam. Modul Organ Indra telah memasuki semua cabang ilmu kedokteran baik itu masalah pre-klinik maupun masalah klinik, sehingga mahasiswa diharapkan dapat mempelajarinya lebih lanjut.
Fakultas kedokteran Al-Azhar telah melakukan inovasi dengan menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada sistem pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning). Mahasiswa belajar dalam bentuk terintegrasi sehingga diharapkan mendapat pemaparan klinis sejak dini (early clinical exposure). Dengan demikian mahasiswa memiliki motivasi kuat untuk belajar mandiri dan dapat langsung mengetahui aplikasi penerapan ilmu yang dipelajari dan memiliki keterampilan belajar yang menunjang belajar seumur hidup (longlife learning).
Pembahasan pada modul ini terdiri 4 skenario yang akan dipelajari pada diskusi tutorial. Masing-masing skenario memiliki tujuan pembelajaran. Mahasiswa diharapkan senantiasa aktif untuk mencari sumber belajar secara mandiri.
Demikian buku panduan ini disusun, semoga dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin sebagai acuan fasilitator dan study guide mengarahkan diskusi dan membantu mahasiswa mencapai tujuan belajar yang ditargetkan. Masukan demi kesempurnaan buku panduan ini senantiasa kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Mataram, Juni 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
Daftar Isi ....................................................................................................... ............ iii
Tim Modul Organ Indra .......... ................................................................................. iv
Informasi Umum ........................................................................................... ............ 1
Pendahuluan ......... ..................................................................................................... 1
Hubungan dengan modul lain ....................................................................... ............ 1
Cabang ilmu yang mendukung...................................................................... ............ 1
Learning outcome.......................................................................................... ............ 2
Topik dari Modul Organ Indra .................................................................................. 3
Metode Pembelajaran ................................................................................... ............ 3
Evaluasi pembelajaran .................................................................................. ............ 5
MATERI ” MASALAH”
LBM I : Telingaku Sakit ..............................................................................
LBM II : Meler Terus ................ ...................................................................
LBM III : Mata tenang ……………………….................................................
LMB IV : Mata merah .....................................................................................
Jadwal modul: ...........................................................................................................
MODUL ORGAN INDRAEDISI KEENAM2014
Penanggung jawab :Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhardr. H. Fanani Sp.Rad
TIM PENYUSUN MODULKoordinator :dr. Ika Dian Anggraini M.MKes
Tim Penyusun Modul :dr. Siti farida Sp.M (K)dr. Samsul rizal Sp.Mdr. Sriana wulansari Sp.Mdr. Gede Supartha, Sp.Mdr. Gunawan, Sp.Mdr. Wawang Orijanto, Sp.Mdr. H.M.Nurman H. Sp.THTdr. G. Ayu Trisna A Sp.THT
Tim Pendukung Modul :dr. H.Fanani Sp.Raddr. S.A Putri, M.Kes, Sp.Sdr. Sanies Sp.PAdr. Evi Yuniarti M.Kesdr. H. Indrajid MSdr. H. Ahmad Aminudindr. Muchdardr. Sahrundr. Dian Rahadiantidr. Rahmaniadr. Heny Anggraini Lenapdr. Naji Aldinodr. Ardhiyanti puspita ratnadr. Elmaida Rusdydr. Irbabdr. Nata
INFORMASI UMUM
I. PENDAHULUAN
Modul Organ Indra dilaksanakan pada semester 4 tahun ke 2 dengan waktu 4 minggu. Pencapaian belajar mahasiswa dijabarkan dengan penetapan area kompetensi, kompetensi inti, komponen kompetensi, learning objective sebagaimana yang diatur dalam Standar Kompetensi Dokter serta sasaran pembelajaran yang dapat diperoleh dari penjabaran learning objective.
Modul ini terdiri dari 4 lembar belajar mahasiswa sebagai bahan untuk diskusi. Dan masing-masing LBM dilengkapi dengan learning objective, learning task, skenario dan pertanyaan minimal. Pada modul ini mahasiswa akan belajar tentang dasar ilmu biomedik pada system organ indra, pathogenesis, penegakan diagnose, penatalaksanaan dan pencegahan gangguan system organ indra dalam tubuh manusia. Serta mengenali aspek nonmedik pada gangguan system organ indra meliputi : factor psikologis, social budaya, agama dan lingkungan.
Untuk itu diperlukan pembelajaran mengenai teori dan ketrampilan tentang anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan ketrampilan prosedural yang diperlukan. Mahasiswa juga akan mempelajari sikap profesionalisme yang terkait dengan topik diatas. Modul ini akan dipelajari dengan menggunakan strategi Problem Based-learning, dengan metode diskusi tutorial menggunakan seven jump steps, kuliah, praktikum, laboratorium dan belajar ketrampilan klinik di laboratorium ketrampilan.
II. HUBUNGAN DENGAN MODUL LAIN
Modul ini merupakan dasar untuk pemahaman modul-modul sebelumnya dan modul-modul selanjutnya terutama dalam memahami patogenesis, diagnosis dan terapi yang dapat diterangkan secara klinis. Modul ini berhubungan langsung dengan topik yang ada di modul sebelumnya antara lain Modul Belajar Efektif, , Modul Homeostasis dan Hematologi, Modul Imunitas dan Infeksi, Modul Sistem Endokrin, Modul Digestive, Modul Respirasi dan Modul Cardiovaskuler. Selain itu juga berhubungan dengan modul yang selanjutnya diantaranya adalah Modul Penelitian Kesehatan, Modul Sistem Saraf, Modul Geriatri dan kelainan degeneratif serta Modul Kegawat Daruratan Medik.
III. CABANG ILMU YANG MENDUKUNG1. Ilmu Anatomi - Histologi2. Ilmu Fisiologi3. Ilmu Fisika Kedokteran4. Ilmu Biokimia
5. Ilmu Mikrobiologi6. Ilmu Farmakologi7. Ilmu Radiologi8. Ilmu Penyakit Dalam9. Ilmu Penyakit Mata10. Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan11. Islam Disiplin Ilmu
IV. KOMPONEN KOMPETENSI
A. AREA KOMPETENSI :
1. Keterampilan komunikasi efektif dengan pasien simulasi2. Keterampilan melakukan pemeriksaan fisik diangnostik pada organ indra mata dan
THT3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, klinik, perilaku dan
epidemiologi dalam praktik dokter keluarga4. Keterampilan melakukan pencegahan penyakit dan keadaan sakit sebagai individu
serta melakukan rujukan.5. Keterampilan menilai secara kritis semua informasi yang diperlukan untuk
penegakan diangnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan serta penjagaan dan pemantauan status kesehatan pasien.
6. Mawas diri dan mengembangkan kemampuan professional melalui belajar sepanjang hayat
7. Mampu mengedepankan moral dan etika profesi dalam melaksanakan praktik kedokteran dan pelayanan kesehatan.
A. KOMPETENSI INTI
1. Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan pasien dan anggota keluarganya pada kasus organ indera
2. Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan sejawat terkait masalah kesehatan organ indra
3. Mahasiswa mampu memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya
4. Mahasiswa mampu melakukan prosedur klinik dan fisik diagnostik terkait dengan masalah kesehatan organ indera
5. Mahasiswa mampu melakukan prosedur laboratorium terkait dengan masalah kesehatan organ indera
6. Mahasiswa mampu menerapkan konsep-konsep dan prinsipprinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan masalah kesehatan organ indera (meliputicabang ilmu Anatomi, Histologi, Fisiologi, Mikrobiologi, Parasitologi, Patologi Anatomi, Farmakologi, Ilmu Penyakit Mata, THT, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin)
7. Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai gangguan dan penyakit pada kelainan organ indera (etiologi, patogenesis/patofisiologi, gejala dan tanda, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, prognosis)
8. Mahasiswa mampu mengelola gangguan/penyakit pada kelainan organ indera yang
menjadi kompetensi dokter umum9. Mahasiswa mampu menerapkan Evidence Based Medicine dalam penatalaksanaan
gangguan/penyakit pada kelainan organ indera10. Menjelaskan tinjauan Islam terhadap masalah organ indera
B. LEARNING OUTCOME – SASARAN PEMBELAJARANSetelah menyelesaikan pendidikan, mahasiswa diharapkan mampu
1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi system optic mata2. Menjelaskan apa yang dimaksud kelainan refraksi3. Menjelaskan anatomi dan fisiologi system penghantaran cahaya ke retina dan dari
retina ke jalur visual dan otak4. Menjelaskan pengaruh penyakit sistemik diabetes mellitus pada mata5. Menjelaskan patofisiologi, gejala dan tanda dari katarak dan glaucoma, presbyopia6. Menjelaskan bahwa keluhan mata merah mempunyai implikasi luas seiring dengan
gejala, tanda, dan komplikasi yang dapat berakibat atau tidak berakibat gangguan fungsi penglihatan.
7. Menjelaskan gejala dan tanda pada jenis-jenis penyakit yang menunjukkan mata merah sebagai dasar diagnosa differensiasi.
8. Mahasiswa dapat menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada jenis-jenis penyakit mata merah
9. Menjelaskan anatomi dan fisiologi bagian-bagian dari mata dan adnexa10. Menjelaskan klasifikasi trauma.11. Menjelaskan dampak dari jenis trauma dan berat ringannya pada penglihatan.12. Menjelaskan keadaan dimana pasien trauma mata harus dirujuk ke spesialis.13. Menjelaskan struktur anatomi telinga hidung tenggorokan.14. Menjelaskan anatomi N.VII (n. Fasialis)15. Menjelaskan fungsi dan mekanisme indra pendengaran dan penciuman16. Menjelaskan terjadinya gangguan pendengaran (tuli saraf dan tuli hantaran)17. Menjelaskan penyakit dan kelainan pada telinga berdasarkan etiologi, patofisiologi,
klasifikasi, diagnosis, prinsip penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi18. Menjelaskan patogenesis, diagnosis dan manajemen otitis eksterna serta gambaran
patologis pada pemeriksaan otoskopi19. Menjelaskan patogenesis, diagnosis dan manajemen otitis media20. Menjelaskan mekanisme patogenesis dan patofisiologi penyakit pada organ
pembauan21. Menjelaskan alasan hasil diagnosa dengan mengacu evidence-based medicine pada
penyakit pendengaran dan penciuman22. Menjelaskan farmakodinamik dan farmakokinetik obat yang berkaitan dengan
masalah kesehatan pada penyakit pembauan dan pendengaran23. Menjelaskan mekanisme tingkat seluler dan molekuler pada rinitis alergi 24. Menjelaskan struktur anatomi dan histologi pada organ THT25. Menjelaskan mekanisme menelan26. Menjelaskan mekanisme bersuara27. Menjelaskan faktor-faktor yang mendasari gangguan tenggorokan28. Menjelaskan mekanisme patogenesis dan patofisiologi penyakit pada organ
tenggorok
29. Menjelaskan alasan hasil diagnosa dengan mengacu evidence-based medicine pada penyakit tenggorok
30. Menjelaskan farmakodinamik dan farmakokinetik obat yang berkaitan dengan masalah kesehatan pada penyakit tenggorok
31. Menjelaskan pertimbangan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, anatomi, ataupun perubahan tingkah laku pada penyakit tenggorokan
32. Menentukan pengobatan / terapi yang sesuai dengan penyakit tenggorokan33. Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola pasien kasus
tenggorokan34. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan penyakit
tenggorokan35. Menentukan ketrampilan terapeutik sesuai dengan penyakit THT36. Menentukan tindakan preventif untuk mencegah komplikasi
Ketrampilan klinik
37. Melakukan pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat dilakukan dokter umum dan yang dapat disarankan untuk mendiagnosa kelainan/penyakit penyebab gangguan penglihatan/kebutaan pada mata tenang
38. Melakukan penangganan primer yang seharusnya dilakukan dokter umum pada berbagai janis trauma mata.
39. Melakukan tes pendengaran , Habilitasi dan rehabilitasi pendengaran40. Melakukan pemeriksaan fisik hidung dan sinus41. Melakukan pemeriksaan fisik faring laring
Daftar PenyakitDaftar Penyakit Tingkat Kemampuan Tingkat Kemampuan
MATA
Konjungtiva
1 Benda asing di konjungtiva 3B
2 Konjungtivitis 4
3 Pterigium 3A
4 Perdarahan subkonjuntiva 3B
Kelopak Mata
5 Blefaritis 4
6 Hordeolum 4
7 Chalazion 3A
8 Laserasi kelopak mata 3B
9 Entropion 2
10 Trikiasis 3A
11 Lagoftalmus 2
12 Epikantus 2
13 Ptosis 2
14 Retraksi kelopak mata 2
15 Xanthelasma 2
Aparatus Lakrimal
16 Dakrioadenitis 2
17 Dakriosistitis 2
18 Dakriostenosis 2
19 Laserasi duktus lakrimal 2
Sklera
20 Skleritis/episkleritis 2
Kornea
21 Erosi 2
22 Benda asing di kornea 2
23 Luka bakar kornea 2
24 Keratitis 3A
25 Kerato-konjungtivitis sicca 2
26 Edema kornea 2
27 Kerato konus 2
28 Xeroftalmia 3A
Bola mata
29 Endoftalmitis 2
30 Mikroftalmos 2
Anterior chamber
31 Hifema 3A
32 Hipopion 3A
Cairan Vitreous
33 Perdarahan Vitreous 1
Iris dan Badan Silier
34 Iridosisklitis, iritis 3A
35 Tumor iris 2
Lensa
36 Katarak 3A
37 Afakia 3A
38 Pseudoafakia (lensa artifisial) 3A
39 Dislokasi Lensa 3B
Akomodasi dan Refraksi
40 Hipermetropia 4
41 Miopia 4
42 Astigmatism 3A
43 Presbiopia 4
44 Anisometropia 3A
45 Ambliopia 3A
46 Diplopia 3A
47 Buta senja 4
48 Skotoma 3A
49 Hemianopia, bitemporal and homonymous 3A
50 Gangguan lapang pandang 2
Retina
51 Ablasio retina 2
52 Perdarahan retina , oklusi pembuluh darah retina 2
53 Degenerasi makula karena usia 2
54 Retinopati (diabetik, hipertensi, prematur) 2
55 Korioretinitis 1
Diskus Optik dan Saraf Mata
56 Optic disc cupping 2
57 Edema papil 3A
58 Atrofi optik 3A
59 Neuropati optik 2
60 Neuritis optik 2
Glaucoma
61 Glaukoma akut 3B
62 Glaukoma lainnya 3A
Telinga, Pendengaran, dan Keseimbangan
63 Tuli (kongenital, perseptif, konduktif) 2
64 Inflamasi pada aurikuler 3A
65 Herpes zoster pada telinga 3A
66 Fistula pre-aurikuler 3A
67 Labirintitis 2
68 Otitis eksterna 4
69 Otitis media akut 4
70 Otitis media serosa 3A
71 Otitis media kronik 3A
72 Mastoiditis 3A
73 Miringitis bullosa 3A
74 Korpus Alienum 3A
75 Perforasi membran timpani 3A
76 Otosklerosis 3A
77 Timpanosklerosis 2
78 Kolesteatoma 1
79 Presbiakusis 3A
80 Serumen prop 4
81 Mabuk perjalanan 4
82 Trauma akustik akut 3A
83 Trauma aurikuler 3B
Hidung dan Sinus Hidung
84 Deviasi septum hidung 2
85 Sinusitis 3A
86 Furunkelpada hidung 4
87 Rhinitis akut 4
88 Sinusitis frontal akut 2
89 Sinusitis maksilaris akut 2
90 Sinusitis kronik 3A
91 Benda asing 4
92 Rhinitis vasomotor 4
93 Rhinitis alergika 4
94 Rhinitis kronik 3A
95 Rhinitis medikamentosa 3A
96 Epistaksis 4
97 Etmoiditis akut 1
98 Polip 2
Laring dan Faring
99 Faringitis 4
100 Tonsilitis 4
101 Laringitis 4
102 Hipertrofi adenoid 2
103 Abses peritonsilar 3A
104 Pseudo-croop acute epiglotitis 3A
105 Difteria (THT) 3B
106 Karsinoma laring 2
107 Karsinoma nasofaring 2
Trakea
108 Trakeitis 2
109 Aspirasi 3B
110 Benda asing 3B
Kepala dan Leher
111 Fistula dan kista brankial lateral dan medial 2
112 Higroma kistik 2
113 Tortikolis 3A
114 Parotitis 4
115 Limfadenopati servikal 3A
116 Limfadenitis servikal 4
117 Abses peritonsilar 3A
118 Angina Ludwig 3A
119 Leukoplakia 2
120 Abses Bezold 3A
V. TOPIK DARI MODUL ORGAN INDRA
Topik 5.1 : Telingaku Sakit Topik 5.2 : Meler Terus Topik 5.3 : Mata tenangTopik 5.4 : Mata merah
42. METODE PEMBELAJARAN
6.1 SGD (small group discussion)/diskusi kelompok kecil yang akan dilakukan 2x dalam seminggu.setiap SGD berlangsung selama 150
menit. Dengan berpedoman pada Seven jump steps, meliputi : L-1 = Menjelaskan istilah dan konsep yang belum diketahui
L-2 = Menetapkan masalah L-3 = Menganalisa masalah L-4 = Menarik kesimpulan dari L-3
L-5 = Menyusun persoalan yang tidak bisa diselesaikan dalam diskusi tersebut menjadi tujuan pembelajaran kelompok (learning issue/
learning objective) L-6 = Mengumpulkan informasi tambahan L-7 = Menyebarkan temuan informasi yang telah dikumpulkan oleh
Anggota kelompok, disentesakan dan didiskusikan temuan tersebut agar tersusun penjelasan yang komperhensif untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah
Aturan main :- SGD sesion I : Menjalankan langkah 1-5- Belajar mandiri : Menjalankan langkah 6- SGD sesion II : Menjalankan langkah 7
6.2 Kuliah- Kuliah diberikan untuk memberikan gambaran untuk isi Modul Organ Indra,
mengenai relevansi dan kontribusi dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda terhadap Modul Organ Indra.
- Kuliah memberikan klarifikasi dari materi yang sukar dimengerti agar dapat mencegah atau mengkoreksi misconception yang timbul pada waktu mahasiswa berdiskusi atau belajar mandiri kuliah dapat memberikan stimulasi kepada mahasiswa untuk belajar lebih dalam tentang materi tersebut
6.3 Skill Lab Skill lab bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa dalam ketrampilan medik yang
mendukung Modul Organ Indra dengan menggunakan Simulasi pasien dan manekin dipergunakan sebagai media ajar guna kelangsungan proses pembelajaran diklinik. Metode yang digunakan adalah dengan:
a. Demonstrasi yang diberikan oleh dosen tentang prosedur dan tata laksana ketrampilan medis serta mengenai prinsip,syarat, bahan dan alat yang digunakan
b. Latihan terstruktur dengan memberikan mahasiswa pedoman sesuai dengan demonstrasi yang diberikan oleh dosen sehingga diharapkan mahasiswa mampu menguasai tehnik secara lege artis, sistematis dan terintegrasi.
c. Kegiatan lapangan, dengan menerapkan langsung Ilmu yang sudah mereka pelajari terhadap pasien. Mahasiswa dapat berkunjung ketempat pelayanan kesehatan untuk melihat langsung penerapan ketrampilan medis terhadap pasien oleh tenaga medis yang terlatih.
43. EVALUASI PEMBELAJARAN
Secara garis besar jenis penilaian untuk program pendidikan sarjana kedokteran adalah sebagai berikut :
1. Modul assessmentPenilaian meliputi komponen kognitif (pengetahuan), ketrampilan (skill) dan attitude. Kegiatan evaluasi modul terdiri dari :a. Evaluasi kegiatan harian (SGD, Pleno, Praktikum, Skill Lab, kuliah,
Penugasan)b. Evaluasi akhir modul
2. Longitudinal assessmentDilakukan secara berkesinambungan selama mahasiswa belajar di FK Unizar
berupa Skill lab assessment terutama menilai komponen ketrampilan (skills), yang didapat dari penilaian di skill laboratory yang dilakukan disetiap akhir semester dengan menggunakan metode OSCE (Objective Structured Clinical Examination).Untuk sistem penilaian mahasiswa dan aturan assesmen adalah sebagai berikut :Ujian knowledgea. Nilai pelaksanaan diskusi tutorial/SGD (20% dari nilai sumatif
knowledge)Pada diskusi tutorial mahasiswa akan dinilai berdasarkan kehadiran,
aktifitas interaksi dan kesiapan materi dalam diskusi. Mahasiswa yang tidak mengikuti tutorial dengan alasan dan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, harap melapor ke tim modul untuk mengganti dengan tugas.
b. Nilai Pelaksanaan Pleno SGD (5% dari nilai sumatif knowledge)Pada pelaksanaan Pleno mahasiswa akan dinilai berdasarkan
kehadiran, aktifitas interaksi dan kesiapan materi. Mahasiswa yang tidak mengikuti tutorial dengan alasan dan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, harap melapor ke tim modul untuk mengganti dengan tugas.
c. Nilai Pelaksanaan Penugasan (25% dari nilai sumatif knowledge)
Pada pelaksanaan penugasan mahasiswa akan dinilai berdasarkan kehadiran dan hasil penugasan tersebut
d. Nilai ujian akhir modul (50% knowledge)Ujian knowledge merupakan ujian terhadap semua materi baik SGD,
kuliah pakar, praktikum dan ketrampilan klinik. Materi dan pelaksanaan ujian akhir modul setelah meyelesaikan seluruh isi modul. Soal akhir modul terdiri dari 100 soal.Ketentuan bagi mahasiswa
Siswa dapat mengikuti ujian akhir modul jika memenuhi prasyarat sebagai berikut :1. Mengikuti 80% dari keseluruhan SGD2. Mengikuti 100% dari keseluruhan praktikum3. Mengikuti 100% dari keseluruhan skill lab4. Mengikuti 75% dari keseluruhan kuliah
Apabila mahasiswa berhalangan hadir pada kegiatan SGD, praktikum dan skill lab, maka mahasiswa harus :1. Memberikan surat ijin ketidakhadiran pada kegiatan tersebut2. Mengganti kegiatan SGD dengan melaksanakan tugas dari tim modul,
untuk penggantian tersebut mahasiswa harus berkoordinasi dengan tim modul.
3. Mengganti kegiatan praktikum dan skill lab pada hari lain , untuk penggantian tersebut, mahasiswa harus berkoordinasi dengan tim modul.
4. Setelah melaksanakan tugas pengganti SGD, dan mahasiswa mengikuti kegiatan pengganti praktikum dan skill lab, maka mahasiswa telah dinyatakan mengikuti kegiatan 100%.
- Jika mahasiswa tidak mengikuti ujian akhir modul maka niali akhir modul dinyatakan nol.
- Tata cara permohonan ujian susulan dilaksanakan sebagaimana yang berlaku, yakni siswa mengajukan permohonan kepada Dekan dilampiri alasan ketidakhadirannya pada ujian tersebut maksimal 1 (satu) minggu setelah ujian dilaksanakan. Selanjutnya surat permohonan ujian susulan dikeluarkan oleh MEU, untuk disampaikan kepada Tim modul terkait. Sebelum proses pembuatan surat permohonan ujian susulan kepada tim modul, MEU akan melakukan verifikasi prosentase kehadiran mahasiswa selama modul tersebut berlangsung.
Ujian ketrampilan medik (skill lab)Nilai ketrampilan medik (skill lab) diambil dari :
a. Kegiatan skill lab harian : 25% dari total nilai akhir skillSelama kegiatan ketrampilan medik harian, mahasiswa akan dinilai penguasaan tekhniknya (sistematis dan lege artis). Hasil penilaian ketrampilan medik akan dipakai sebagai syarat untuk mengikuti ujian OSCE yang pelaksanaannya akan dilaksanakan pada ujian akhir modul. Bagi mahasiswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan ini dengan alasan dan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, harap melapor ke tim modul untuk di jadwal ulang kegiatan ketrampilan.
b. OSCE : 75% dari total nilai akhir skillUjian skill dilakukan dengan menggunakan Objective and Structured Clinical Examination (OSCE), yang biasanya terdiri dari 15 sampai dengan 20 stasion. Materi yang diujikan adalah keseluruhan ketrampilan klinik yang diajarkan kepada siswa selama modul berjalan.
Ketentuan bagi mahasiswa :- bagi siswa yang tidak mengikuti ujian OSCE karena sakit atau ijin kegiatan
kemahasiswaan, harus mengajukan ujian susulan OSCE untuk mengikuti OSCE susulan.
- Surat permohonan ujian disampaikan kepada Dekan dan wajib diterima MEU maksimal seminggu sesudah ujian.
- Siswa yang belum lulus wajib mengikuti remidi Jika setelah diremidi dan mahasiswa masih belum dinyatakan lulus, maka mahasiswa wajib mengulang ujian OSCE saat modul yang sama dilaksanakan.
LBM ITELINGAKU SAKIT
SKENARIO
REFERENSI:1. Adams GL, Boies LR, Higler PH. 1997. Buku ajar penyakit THT. Edisi 6. Jakarta:
EGC.2. Nizar NW, Mangunkusumo E. 2000. Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok. Edisi 4. Jakarta : Balai penerbit FKUI.3. Mansjoer, A (ed). 1999. Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorok: Tenggorok
dalam: Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. FK UI. Jakarta4. Diagnosis and Management of Acute Otitis Media. PEDIATRICS Vol. 113 No. 5 May
2004, pp. 1451-1465. available from http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics;113/5/14
5. Ramilo O. Role of respiratory viruses in acute otitis media: implications for management. Pediatr Infect Dis J. Dec 1999;18(12):1125-9[Medline].
6. Hashisaki GT. Complications of chronic otitis media. In: Canalis RF, Lambert PR, eds. The Ear: Comprehensive Otology. Lippincott; 2000:433-45.
7. Daly KA, Giebink GS. Clinical epidemiology of otitis media. Pediatr Infect Dis J. May 2000;19(5 Suppl):S31-6. [Medline].
Seorang laki-laki, berusia 34 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri telinga kanan. Dua hari yang lalu pasien juga merasakan gatal di telinga kanan setelah berenang dan kemasukan air, sehingga pasien membersihkan dan mengorek telinga kanannya dengan cotton bud berulang karena gatal. Keesokan harinya telinga kanan terasa nyeri, demam dan keluar cairan, sehingga telinga kanan terasa buntu serta pendengarannya pun mengalami penurunan.
Pada pemeriksaan otoskopi dokter didapatkan otalgia, tragus pain, otore, udem dan tuli konduksi (+). Disarankan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Kemudian dokter memberikan obat analgetik, antibiotik serta diedukasi agar telinga kanan tidak kemasukan air maupun tidak dikorek.
LBM IIMELER TERUS
SKENARIO
REFERENSI:
1. Adams GL, Boies LR, Higler PH. 1997. Buku ajar penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC.
2. Berhman, E. Richard dan Victor C.V.1992. Sistem pernafasan: Infeksi-infeksi Saluran Nafas Bagian Atas dalam: Nelson Ilmu Penyakit Anak Bagian 2. EGC. Jakarta; 297-98.
3. Eugen B.K, D. Thaher R.C, dan Bruce W.P. 1993. Sakit Tenggorokan. Dalam: Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorok. EGC, Jakarta;297-98
4. Mansjoer, A (ed). 1999. Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorok: Tenggorok dalam: Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. FK UI. Jakarta
5. Nizar NW, Mangunkusumo E. 2000. Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok. Edisi 4. Jakarta : Balai penerbit FKUI.
Seorang wanita berusia 17 tahun, datang ke Poliklinik Rumah Sakit dengan keluhan setiap hari bersin-bersin hebat dan kedua hidung selalu berair encer dan bening selama 1 bulan. Keluhan disertai nyeri kepala dan pipi, gatal dihidung, mulut serta tenggorokan. Hidung terasa buntu dan demam tidak ada. Keluhan memberat bila pasien bersih-bersih dirumah. Pasien mengaku minum obat pilek, namun keluhan muncul lagi. Riwayat penyakit keluarga ayah menderita asma bronchial.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan rinore bening dan encer, konka nasi inferior udem dan pucat, obstruksi cavum nasi, didapatkan post nasal discharge, nyeri tekan fosa kanina, transluminasi sinus maksilaris gelap.
LBM IIIMATA TENANG
SKENARIO
Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan penurunan ketajaman penglihatan. Tidak ada kelainan refraksi, tidak ada riwayat mata merah dan riwayat trauma pada mata pun disangkal.
REFERENSI
1. Ilyas, Sidarta.2004. Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.2. Suharjo. 2007 .Ilmu Kesehatan Mata. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
3. Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia, Ilmu penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa, Airlangga University Press, Surabaya, 1984 hal 127-133.
4. Vaughan, D. dan Asbury, T., Alih bahasa Waliban dan Bondan Heriono, dalam : Oftalmologi Umum, cetakan IV, Widya Media, 1996, hal 168-175.
LBM IVMATA MERAH
SKENARIO
Seorang wanita berusia 33 tahun,datang ke Puskesmas dengan keluhan mata merah dan nyeri. Dialami sejak 1 hari yang lalu. Anda sebagai seorang dokter umum, harus memeriksanya dengan lengkap dan benar agar mendapatkan diagnosa definitif untuk memberikan pengobatan yang sesuai.
REFERENSI:
1. Vaughan, D., Asbury, T., Eva, P., & Riordan, R., 2000 Oftalmologi Umum, edisi 14, cetakan 1, halaman 7-11 & 242- 226, Widya Merdeka, Jakarta.2. Ilyas, Sidarta.2004. Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta.3. Suharjo. 2007 .Ilmu Kesehatan Mata. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.