modul p4 transmission loss

4
7/23/2019 Modul P4 Transmission Loss http://slidepdf.com/reader/full/modul-p4-transmission-loss 1/4 PERCOBAAN P-4 TRANSM I SSI ON LOSS TUJUAN Mampu menentukan besarnya transmission loss dari suatu ruangan DASAR TEORI Koefisien Absorbsi Koefisien serap/ koefisien absorbsi adalah sebuah rasio yang menyatakan perbandingan antara energi suara yang diserap oleh sebuah permukaan dengan energi suara yang datang pada  permukaan tersebut. Kualitas dari bahan peredam suara ditunjukkan dengan harga α (koefisien penyerapan  bahan te rhadap bunyi), semakin besar α maka semakin baik digunakan sebagai peredam suara.  Nilai α berkisar dari 0 sampai 1. Jika α bernilai 0, artinya tida k ada bunyi yang diserap sedangkan jika α bernilai 1, artinya 100% bunyi yang datang diserap oleh bahan. Besarnya energi suara yang dipantulkan, diserap, atau diteruskan bergantung pada jenis dan sifat dari bahan atau material tersebut. Pada umumnya bahan yang berpori (  porous material ) akan menyerap energi suara yang lebih besar dibandingkan dengan jenis bahan lainnya. Adanya pori-pori menyebabkan gelombang suara dapat masuk kedalam material tersebut. Energi suara yang diserap oleh bahan akan dikonversikan menjadi bentuk energi lainnya,  pada umumnya diubah ke energi kalor. =  (1.1) Tr ansmission loss Dalam desain bangunan, kenyamanan akustik merupakan aspek yang perlu dipertimbangkan. Adanya transmisi suara yang tidak diinginkan di dalam suatu ruangan menyebabkan ketidaknyamanan akustik di suatu ruangan. Banyak faktor akustik yang dapat menjadi bahan pertimbangan, salah satunya adalah transmission loss. Transmission loss (TL) atau rugi transmisi bunyi menyatakan besarnya sebagian energi yang hilang karena gelombang  bunnyi melewati suatu penghalang (Hemond,1983) seperti ditunjukkan pada gambar dibawah  berikut. Gambar 1. Proses terjadinya Transmission loss pada material akustik

Upload: pieter-karunia-deo

Post on 18-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul P4 Transmission Loss

7/23/2019 Modul P4 Transmission Loss

http://slidepdf.com/reader/full/modul-p4-transmission-loss 1/4

PERCOBAAN P-4

TRANSMISSION LOSS

TUJUAN

Mampu menentukan besarnya transmission loss dari suatu ruangan

DASAR TEORI

Koefisien Absorbsi

Koefisien serap/ koefisien absorbsi adalah sebuah rasio yang menyatakan perbandingan

antara energi suara yang diserap oleh sebuah permukaan dengan energi suara yang datang pada

 permukaan tersebut.

Kualitas dari bahan peredam suara ditunjukkan dengan harga α (koefisien penyerapan

 bahan terhadap bunyi), semakin besar α maka semakin baik digunakan sebagai peredam suara.

 Nilai α berkisar dari 0  sampai 1. Jika α bernilai 0, artinya tidak ada bunyi yang diserap

sedangkan jika α bernilai 1, artinya 100% bunyi yang datang diserap oleh bahan. Besarnya

energi suara yang dipantulkan, diserap, atau diteruskan bergantung pada jenis dan sifat

dari bahan atau material tersebut. Pada umumnya bahan yang berpori ( porous material )

akan menyerap energi suara yang lebih besar dibandingkan dengan jenis bahan lainnya.

Adanya pori-pori menyebabkan gelombang suara dapat masuk kedalam material tersebut.

Energi suara yang diserap oleh bahan akan dikonversikan menjadi bentuk energi lainnya,

 pada umumnya diubah ke energi kalor.

=

  (1.1)

Tr ansmission loss

Dalam desain bangunan, kenyamanan akustik merupakan aspek yang perlu

dipertimbangkan. Adanya transmisi suara yang tidak diinginkan di dalam suatu ruangan

menyebabkan ketidaknyamanan akustik di suatu ruangan. Banyak faktor akustik yang dapat

menjadi bahan pertimbangan, salah satunya adalah transmission loss. Transmission loss (TL)

atau rugi transmisi bunyi menyatakan besarnya sebagian energi yang hilang karena gelombang

 bunnyi melewati suatu penghalang (Hemond,1983) seperti ditunjukkan pada gambar dibawah

 berikut.

Gambar 1. Proses terjadinya Transmission loss pada material akustik

Page 2: Modul P4 Transmission Loss

7/23/2019 Modul P4 Transmission Loss

http://slidepdf.com/reader/full/modul-p4-transmission-loss 2/4

Pada gambar tersebut menunjukkan terjadinya pengurangan intensitas bunyi,

 pengurangan ini terjadi karena karakter material akustik merubah energi bunyi menjadi

 bentuk energi lainnya, apakah melalui proses konduksi, konveksi atau transmitansi. Dengan

adanya proses perubahan tersebut, maka yang tersaring dan keluar menjadi energi bunyi lagi

hanya sebagian saja. Proses inilah yang dimaksud dengan rugi tranmisi bunyi atau transmissionloss (TL).

Transmission loss atau rugi transmisi dapat didifeinisikan dengan rasio logaritmis

antara daya suara (W τ ) yang ditransmisikan oleh sebuah bahan partisi terhadap daya suara yang

datang (W i). Transmission loss (TL)  umumnya digunakan sebagai parameter kemampuan

 bahan dalam meredam sebuah suara.

Untuk mengetahui berapa besar intensitas bunyi sebelum dan sesudah melalui partisi

atau penghalang dapat dilakukan pengukuran dengan alat Sound Level Meter (SLM),

satuannya dalam decibel (dB). Di dalam bangunan atau ruang mesin, kemungkinan TL dapat

terjadi pada semua bahan pada elemen bangunan, misalnya bahan lantai bertingkat, dinding

ruang eksterior maupun interior, bahan bukaan (pintu dan jendela), maupun plafond.

Pengukuran standar untuk mengetahui transmission loss diantaranya adalah ASTM E-90,

ASTM E-1050, ISO DIS 140-1, ISO 354 dan lainnya.

Rugi transmisi ini berhubungan erat dengan reduksi bising (noise reduction) yang

terjadi antara ruang sumber bunyi dengan ruang penerima bunyi. Reduksi bising merupakan

selisih tingkat tekanan bunyi rata-rata dalam ruang sumber bunyi dengan tingkat tekanan

 bunyi rata-rata dalam ruang penerima. Secara matematis reduksi bising dinyatakan dalam

 persamaan berikut:

NR = L1 – L2  (1.2)dimana : NR = Reduksi bising (dB)

L1= Tingkat tekanan bunyi dalam ruang sumber bunyi (dB)

L2= Tingkat tekanan bunyi dalam ruang penerima (dB)

Sedangkan hubungan antara rugi transmisi (TL) dengan reduksi bising (NR)

dinyatakan dalam persamaan berikut:

= NR 10 logSw

  (1.3)

dimana : TL = Transmission loss (dB) NR = Noise Reduction ( dB)

Sw = Luas permukaan dinding partisi (m2)

R = Konstanta ruang (sabin.m2)

=S

− 

  = koefesien absorsi bunyi rata-rata

  =+ + … +

+ +⋯+  

Page 3: Modul P4 Transmission Loss

7/23/2019 Modul P4 Transmission Loss

http://slidepdf.com/reader/full/modul-p4-transmission-loss 3/4

Ruang Pengukuran Tr ansmission Loss  

Ruang pengukuran transmission loss dapat digunakan sebagai ruangan untuk

melakukkan pengujian terhadap sebuah spesimen untuk didapatkan nilai transmission loss.

Ruang pengukuran transmission loss  dapat dianggap sebagai kebalikan dari ruang

anechoic, karena batas-batasnya memantulkan dan bukan menyerap. Ruang dengungdirancang atau didesain untuk menentukan output daya suara sumber kebisingan, hilangnya

trasmisi partisi, penyisipan sumber kebisingan, karakteristik respon mikrofon dan koefisien

 penyerapan bahan secara acak. Ruang pengukuran transmission loss mempunyai tujuan untuk

menciptakan lingkungan pengukuran akustik, didefinisikan sebagai medan suara di mana aliran

energi akustik sama di segala arah. Untuk membuat ruang dengung yang sempurna harus

 pertimbangan yang sangat hati hati. Faktor yang harus dipertimbangkan untuk membuat ruang

dengung adalah : volume interior, dimesi ruangan untuk menguji objek, isolasi getaran, sistem

ventilasi, pintu, dan sistem elektronik.

Ruang pengukuran transmission loss  ini mempunyai 3 bagian yaitu :  source room,

 specimen space, receiving room. Source room berfungsi sebagai ruangan yang menjadi tempat

 pembangkitan sumber suara, specimen space mempunyai fungsi sebagai tempat spesimen yang

akan diujikan atau diukur, sedangkan receiving room berfungsi sebagai ruangan penerima.

METODOLOGI PERCOBAAN

ALAT DAN BAHAN1.

 

Laptop

2. 

Speaker

3. 

Software Real Time Analyzer  

4. 

Bata ringan

5. 

Sound level meter 2 buah

Page 4: Modul P4 Transmission Loss

7/23/2019 Modul P4 Transmission Loss

http://slidepdf.com/reader/full/modul-p4-transmission-loss 4/4

 

LANGKAH - LANGKAH PERCOBAAN

1.  Ukur dan hitung luas ruangan

2.  Letakkan SLM pada ruangan sumber bunyi (SLMS/ barat) dan ruangan penerima

(SLMR /timur). 

Gambar.  Titik Pengukuran Transmission Loss 3.  Gunakan ear muff  kemudian bangkitkan sinyal dengan software Real Time Analyzer

 pada frekuensi 125 Hz.

4.  Catat TTB di ruang sumber dan penerima yang di terukur oleh SLM

5.  Ulangi langkah-langkah percobaan 2-4 dengan mengubah frekuensi sumber bunyi

menjadi 250, 500, 1k, 2k, dan 4k Hz.

6.  Carilah nilai konstanta ruang (R) jika diketahui nilai koefesien absorbsi

 No BahanKoefesien Absorbsi

125 250 500 1000 2000 4000

1 Smooth unpainted concrete 0.01 0.01 0.02 0.02 0.02 0.052 5 mm Plywood 0.40 0.35 0.20 0.15 0.05 0.05

3 Plasterboard 10 mm 0.30 0.20 0.15 0.05 0.05 0.05

7.  Hitunglah nilai transmission loss dari ruangan tersebut, kemudian plot grafik TL

terhadap frekuensi lalu analisa grafik yang didapat.

Source

SLMS 

SLMR