modul pengembangan keprofesian berkelanjutan taman kanak... · 2018. 8. 12. · mempelajari...
TRANSCRIPT
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
i
Kode Mapel :020KB000
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BIDANG TAMAN KANAK-KANAK
KELOMPOK KOMPETENSI G
PEDAGOGIK:
Komunikasi Efektif bagi guru TK
PROFESIONAL:
Pengembangan Nilai Agama-Moral dan Sosial - Emosional
Tim Penulis
1. Drs. Yaya Kurnia, M.Pd 2. Drs. Andi Rusbandi
Penelaah Dr. Putu Aditya Antara, S.Pd., M.Pd; 087863031350;[email protected]
Ilustrator
Eko Haryono, M.Pd; 087824751905; [email protected]
Cetakan Pertama, 2016 Cetakan Kedua, 2017
Copyright© 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Taman Kanak-kanak & Pendidikan Luar Biasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan.
Hak cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
ii
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
iii
KATA SAMBUTAN
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan
belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran
yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima.
Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah
maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut
kompetensi guru.
Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan
dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru
(UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan
pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan
menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan
dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun
2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru
dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online),
dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK),
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan
Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan
dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di
lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab
dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai
bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda
daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan
program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat
besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
iv
Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk
mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.
Jakarta, April 2017
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan,
Sumarna Surapranata, Ph.D.
NIP 195908011985031002
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
v
KATA PENGANTAR
Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan kompetensi
guru secara berkelanjutan, diawali dengan pelaksanaan Uji Kompetensi Guru dan
ditindaklanjuti dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Untuk
memenuhi kebutuhan bahan ajar kegiatan tersebut, Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan
Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB), telah mengembangkan Modul Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Bidang Taman Kanak-kanak yang terintegrasi Penguatan
Pendidikan Karakter dan merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
137 Tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Kedalaman materi dan pemetaan kompetensi dalam modul ini disusun menjadi sepuluh
kelompok kompetensi. Setiap modul meliputi pengembangan materi kompetensi pedagogik
dan profesional bagi guru Taman Kanak-kanak. Judul-judul modul yang disusun sebagai
berikut; (1) Karakteristik Anak Usia Dini, (2) Teori Bermain dan Merancang Kegiatan
Bermain di Taman Kanak-kanak, (3) Kurikulum dan Program Pembelajaran di Taman
Kanak-kanak, (4) Penyelenggaraan Kegiatan Pengembangan yang Mendidik, (5)
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Taman Kanak-kanak, (6) Media dan
Sumber Belajar di Taman Kanak-kanak, (7) Komunikasi Efektif bagi Guru Taman Kanak-
kanak, (8) Konsep dan Teknik Penilaian di Taman Kanak-kanak, (9) Penelitian Tindakan
Kelas dan Pemanfaatan PTK dalam Pengembangan Anak di Taman Kanak-kanak, (10)
Layanan Bantuan Peserta Didik dan Pengembangan Profesi Guru.
Kami berharap modul yang disusun ini dapat menjadi bahan rujukan utama dalam
pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bidang Taman Kanak-
kanak. Untuk pengayaan materi, peserta disarankan untuk menggunakan referensi lain
yang relevan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
aktif dalam penyusunan modul ini.
Bandung, Maret 2017
Kepala,
Drs. Sam Yhon, M.M.
NIP. 195812061980031003
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
vi
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
vii
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN .............................................................. iii
KATA PENGANTAR................................................................. v
DAFTAR ISI ...................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................. xi
DAFTAR TABEL ............................................................... xiii
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi ....................................................................... 3
D. Ruang Lingkup Materi ................................................................. 4
KOMPETENSI PEDAGOGIK: .................................................. 7
KOMUNIKASI EFEKTIF DI TK .................................................... 7
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KONSEP KOMUNIKASI EFEKTIF DI
TK ................................................................................... 9
A. Tujuan Pembelajaran .................................................................. 9
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................... 9
C. Uraian Materi ........................................................................... 9
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................... 17
E. Latihan .................................................................................. 17
F. Rangkuman ............................................................................ 18
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................... 19
H. Refleksi dan Tindak Lanjut ........................................................... 20
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 .............................................. 21
KOMUNIKASI GURU DENGAN PESERTA DIDIK ANAK USIA DINI ... 21
A. Tujuan Pembelajaran .................................................................. 21
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................. 21
C. Uraian Materi .......................................................................... 21
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................... 35
E. Latihan .................................................................................. 36
F. Rangkuman ............................................................................ 37
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..................................................... 39
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
viii
H. Refleksi dan Tindak Lanjut .......................................................... 39
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 KOMUNIKASI GURU DENGAN
ORANG TUA ..................................................................... 41
A. Tujuan Pembelajaran ................................................................ 41
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................. 41
C. Uraian Materi.......................................................................... 41
D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................. 53
E. Latihan ................................................................................. 53
F. Rangkuman ........................................................................... 54
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................... 57
H. Refleksi dan Tindak Lanjut .......................................................... 58
KOMPETENSI PROFESIONAL: .............................................. 59
MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN NILAI MORAL, AGAMA,
SOSIAL, DAN EMOSIONAL ....................................................... 59
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 ............................................. 61
MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN NILAI MORAL DAN
AGAMA ........................................................................... 61
A. Tujuan Pembelajaran ................................................................ 61
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................. 61
C. Uraian Materi.......................................................................... 61
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................. 100
E. Latihan ................................................................................ 101
F. Rangkuman .......................................................................... 103
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................... 104
H. Refleksi dan Tindak Lanjut ......................................................... 105
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 ............................................ 107
MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN SOSIAL
EMOSIONAL ................................................................... 107
A. Tujuan Pembelajaran ............................................................... 107
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................ 107
C. Uraian Materi......................................................................... 107
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................. 117
E. Latihan ................................................................................ 117
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
ix
F. Rangkuman .......................................................................... 119
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................... 121
H. Refleksi dan Tindak Lanjut ......................................................... 122
EVALUASI ...................................................................... 123
KUNCI JAWABAN LATIHAN ................................................ 128
PENUTUP ...................................................................... 131
GLOSARIUM ................................................................... 133
DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 134
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
x
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Peta Kompetensi 3 Gambar 4. 1 Alur Perencanaan Kegiatan Pembelajaran 74
Gambar 4. 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (Rpm) 83
Gambar 4. 3 Rencana Program Pembelajaran Mingguan (Rppm)TK Ceria 91
Gambar 4. 4 Alur Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) TK 93
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
xii
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
xiii
DAFTAR TABEL
tabel 1. 1 Refleksi dan Tindak Lanjut 20
Tabel 2. 1 Refleksi dan Tindak Lanjut 39
Tabel 3. 1 Contoh Format Laporan Pencapaian Perkembangan Anak (LPPA) 49
Tabel 3. 2 Refleksi dan Tindak Lanjut 58
Tabel 4. 2 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Lingkup Perkembangan Nilai
Agama Dan Moral Kelompok Usia 4 –6 Tahun 67
Tabel 4. 3 Kompetensi Inti Anak Usia Dini 68
Tabel 4. 4 Uraian dari setiap Kompetensi Dasar untuk setiap kompetensi inti 69
Tabel 4. 5 Daftar Tema Dan Cakupan Materi 75
Tabel 4. 6 Contoh Program Smester 80
Tabel 4. 7 Ruang Lingkup Pembelajaran 84
Tabel 4. 8 Penyusunan Materi 95
Tabel 4. 9 Format Penilaian 99
Tabel 4. 10 Refleksi dan Tindak Lanjut 105
Tabel 5. 1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Lingkup Perkembangan Nilai
Sosial Dan Emosional Kelompok Usia 4 –6 Tahun 114
Tabel 5. 2 Refleksi dan Tindak Lanjut 122
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
xiv
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) dalam rangka
meningkatkan kompetensi dan performansi pendidik dan tenaga pendidikan Taman
Kanak-kanak (TK) dilakukan melalui moda diklat. Diklat yang berkualitas adalah diklat
yang sesuai dengan kebutuhan peningkatan kompetensi guru di lapangan. Sesuai
kebijakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan pelaksanaan PKB guru Taman Kanak-Kanak melalui moda diklat
harus didasarkan pada pemetaan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG). Hasil UKG
digunakan untuk menentukan level diklat yang akan diikuti oleh guru. Begitu juga bahan
ajar/modul yang digunakan dalam diklat pasca UKG harus didasarkan pada kisi-kisi
soal UKG yang mengacu pada standar kompetensi guru PAUD dalam Permendikbud
Nomor 137 Tahun 2014 lampiran 2. Hal ini dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan
peningkatan kompetensi guru di lapangan.
PPPPTK TK dan PLB sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud yang bertugas meningkatkan kompetensi Guru
dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak melalui diklat. Maka dalam rangka
melaksanakan kebijakan tersebut telah menyusun program diklat pasca Uji Kompetensi
Guru Taman Kanak-Kanak menjadi sepuluh (10) level diklat. Masing-masing level diklat
tersebut dilengkapi dengan modul yang mengacu standar kompetensi guru Taman
Kanak-kanak (TK) yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Modul dengan judul “ Komunikasi Efektif di TK”, adalah modul yang digunakan dalam
Diklat Pasca UKG bagi Guru Taman Kanak-Kanak adalah Level Tujuh (7). Modul ini
merupakan salah satu dari sepuluh modul diklat pasca Uji Kompetensi Guru TK.
Diantara modul dimaksud adalah:
1. Deteksi tumbuh kembang anak TK
2. Teori bermain dan perkembangan anak TK
3. Pengembangan kurikulum di TK
4. Strategi pengembangan dan pembelajaran anak TK
5. Teknologi dan informasi dalam pembelajaran di TK
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
2
6. Sarana, sumber, media dan materi belajar sambil bermain dalam pengembangan
potensi dan kreativitas anak di TK
7. Komunikasi efektif di TK
8. Penilaian di TK
9. Penelitian Tindakan Kelas di TK
10. Penilai Kinerja Guru dan PKB di TK
Dengan adanya modul diklat yang mengacu pada kisi-kisi soal UKG sesuai Standar
Kompetensi Guru TK, hal ini diharapkan sesuai dengan kebijakan Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dapat
memenuhi tuntutan kebutuhan peningkatan kompetensi para guru Taman Kanak-
Kanak di lapangan. Selain itu, materi modul ini terintegrasi dengan lima nilai utama
pendidikan karakter, yaitu: nilai religious, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
integritas. Dengan demikian diharapkan agar pengguna modul ini disamping
mempelajari substansi materi, juga mampu menghayati dan menerapkan setiap nilai
yang terkandung di dalamnya baik pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran,
maupun dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan
Secara umum tujuan yang diharapkan dicapai pada modul ini adalah peserta
memahami komunikasi efektif di TK. Secara khusus tujuan yang diharapkan dapat
dicapai pada modul ini adalah:
1. Menjelaskan tentang konsep komunikasi
2. Menjelaskan komunikasi yang efektif dan santun antara guru dengan peserta didik
di TK
3. Menjelaskan komunikasi yang efektif dan santun guru dan orang tua di TK
4. Merancang kegiatan pengembangan nilai agama dan moral di TK
5. Menjelaskan kegiatan pengembangan sosial emosional di TK
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
3
C. Peta Kompetensi
Gambar 1. 1 Peta Kompetensi
KOMUNIKASI
EFEKTIF DI
TAMAN KANAK-
KANAK
KONSEP
KOMUNIKASI
EFEKTIF DI TK
KOMUNIKASI GURU
DAN PESERTA
DIDIK DI TK
MERANCANG
KEGIATAN
PENGEMBANGAN
NILAI AGAMA DAN
MORAL DI TK
TERBANGUNYA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF ANTARA GURU DAN PESERTA DIDIK SERTA ORANG TUA DI TK DALAM PENGEMBA NGAN ANAK USIA DINI DI TK
KOMUNIKASI GURU
DAN ORANG TUA DI
TK
MERANCANG
KEGIATAN
PENGEMBANGAN
SOSIAL
EMOSIONAL DI TK
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
4
D. Ruang Lingkup Materi
1. Konsep komunikasi efektif di TK, yang mencakup:
a. Pengertian Komunikasi
b. Unsur-Unsur Komunikasi
c. Tujuan dan Fungsi Komunikasi
d. Jenis Komunikasi
e. Bentuk Komunikasi
f. Proses Komunikasi
g. Membangun komunikasi efektif
2. Komunikasi guru dengan peserta didik di TK
a. Komunikasi Efektif, Empatik, dan Santun antara Guru dengan Peserta Didik
b. Strategi Komunikasi Antara guru dengan peserta didik
c. Bentuk Pengembangan Komunikasi Guru dan Peserta Didik
d. Komunikasi Guru dan Peserta Didik dalam Pembelajaran
e. Model Pembelajaran
f. Pendekatan Pembelajaran
g. Metode Pembelajaran
3. Komunikasi Guru dengan Orang Tua di TK
a. Pengertian Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik
b. Tujuan Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik
c. Menjelaskan Pentingnya komunikasi guru dan orang tua
d. Menjelaskan Komunikasi Efektif, empati, dan santun antara Guru dengan Orang
Tua
e. Teknik komunikasi antara Guru dengan Orang tua
f. Mengkomunikasikan hasil penilaian tingkat pencapaian perkembangan anak
dalam bentuk buku Laporan (LPPA)
4. Merancang kegiatan pengembangan nilai agama dan moral di TK
a. Nilai Agama
b. Nilai Moral
c. Esensi dan Bentuk Kegiatan Pengembangan nilai Agama dan Moral
d. Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai Agama dan moral pada Anak Taman
Kanak-kanak
e. Metode dan Pendekatan Pengembangan Nilai-nilai Agama dan Moral
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
5
f. Ruang Lingkup Materi Pengembangan Nilai agama dan Moral
g. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA),
h. Kompetensi Inti,
i. Kompetensi Dasar,
j. Lama Belajar
k. Merancang Kegiatan Pembelajaran Nilai agama dan Moral
5. Merancang kegiatan pengembangan sosial emosional di Tk
a. Pengertian perkembangan sosial dan emosional
b. Bentuk Pengembangan nilai Sosial dan Emosional
c. Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai sosial dan emosional pada Anak Taman
Kanak-kanak
d. metode pengembangan nilai sosial dan emosional
e. Lingkup materi pengembangan nilai sosial dan emosional
f. Merancang kegiatan pembelajaran nilai sosial dan emosional
a. Saran Cara Penggunaan Modul
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan modul ini sebagai bahan pelatihan, beberapa
langkah berikut ini perlu menjadi perhatian para peserta pelatihan.
1. Lakukan pengecekan terhadap kelengkapan modul ini, seperti kelengkapan
halaman, kejelasan hasil cetakan, serta kondisi modul secara keseluruhan.
2. Bacalah petunjuk penggunaan modul serta bagian Pendahuluan sebelum masuk
pada pembahasan materi pokok.
3. Pelajarilah modul ini secara bertahap dimulai dari materi pokok I sampai tuntas,
termasuk didalamnya latihan dan evaluasi sebelum melangkah ke materi pokok
berikutnya.
4. Buatlah catatan-catatan kecil jika ditemukan hal-hal yang perlu pengkajian lebih
lanjut atau disampaikan dalam sesi tatap muka.
5. Lakukanlah berbagai latihan sesuai dengan petunjuk yang disajikan pada masing-
masing materi pokok. Demikian pula dengan kegiatan evaluasi dan tindak lanjutnya.
6. Disarankan tidak melihat kunci jawaban terlebih dahulu agar evaluasi yang
dilakukan dapat mengukur tingkat penguasaan peserta terhadap materi yang
disajikan.
7. Pelajarilah keseluruhan materi modul ini secara intensif. Modul ini dirancang sebagai
bahan belajar mandiri persiapan uji kompetensi.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
6
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
7
KP
1
KOMPETENSI PEDAGOGIK:
KOMUNIKASI EFEKTIF DI TK
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
8
KP
1
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
9
KP
1
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KONSEP KOMUNIKASI EFEKTIF DI TK
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran I ini, peserta mampu menjelaskan konsep
dasar komunikasi.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari materi satu ini, peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian komunikasi
2. Menjelaskan unsur-unsur komunikasi
3. Menjelaskan tujuan dan fungsi komunikasi
4. Menjelaskan jenis-jenis komunikasi
5. Menjelaskan bentuk-bentuk komunikasi
6. Menjelaskan proses komunikasi
7. Menjelaskan komunikasi efektif, empatik, dan santun
C. Uraian Materi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi dilakukan untuk berbagai keperluan atau kepentingan oleh siapa saja,
kapan saja, dimana saja, dan dengan cara apa saja; bahkan ketika Ilmu
pengetahuan dan teknologi sudah semakin maju, komunikasi dapat dilakukan
secara langsung tanpa mengenal jarak dan waktu melalui berbagai media elektronik
dengan percepatan yang begitu tinggi. Seseorang bisa dihubungi atau
menghubungi secara langsung dikarenakan hampir setiap orang sudah memiliki
dan membawa alat komunikasi, seperti handphone. Demikian juga komunikasi
secara tertulis dapat dilakukan secara langsung tanpa mengenal batas wilayah
dalam waktu yang sangat cepat, seperti komunikasi melalui SMS, BBM, whatsApp,
facebook, email, dan lain-lain. Kecanggihan alat dan media komunikasi saat ini
semakin mempercepat manusia dalam melakukan komunikasi untuk berbagai
kepentingan.
Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata
depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata units, sebuah kata
bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata Benda communio,
yangdalam bahasa Inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan,
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
10
KP
1
persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan,atau hubungan. Karena untuk
bercommunio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata itu dibuat kata kerja
communicate yang berarti membagi sesuatu dengan sese orang, tukarmenukar,
membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada
seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,berhubungan, berteman. Jadi,
komunikasi berarti pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran
atau hubungan (Hardjana, 2003).
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti
‘sama’; communico, communication atau communicare yang berarti membuat sama
(make to common). Dalam hal ini berarti membuat kesamaan makna tentang suatu
hal antara dua orang atau lebih yang terlibat dalam prosses di dalamnya. Kata
communico, communication, atau communicare juga mengandung makna’ berbagi’
atau ‘menjadi milik bersama’. Jadi, apa yang disampaikan (ide, informasi,
pengalaman menjadi milik orang lain juga. (Alvonco, 2014:8)
Sedangkan pengertian komunikasi secara terminoligis adalah “Proses pengiriman
dan penerimaan pesan atara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-
orang, dengan beberapa elemen dan beberapa umpan balik Effendy (2003:60)”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi diartikan sebagai pengiriman
dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami.
Dari pengertian komunikasi di atas, ada empat hal yang berkaitan dengan
komunikasi; pertama, komunikasi melibatkan dua orang atau lebih, kedua,
komunikasi merupakan pertukaran informasi, ketiga, komunikasi mengandung
pemahaman, dan keempat terjadinya umpan balik.
Dengan demikian, komunikasi merupakan proses dinamis yang menggunakan
bahasa sebagai alat utamanya dan dilakukan dalam pergaulan sosial dengan
melibatkan ekspresi, perasaan, penyampaian gagasan, keinginan, kebutuhan-
kebutuhan, kepentingan untuk mencapai tujuan.
Berkomunikasi artinya menyampaikan pesan dengan baik dan benar. Oleh karena
itu, seorang komunikator harus mampu menyampaikan pesan dengan
menggunakan bahasa yang baik, efektif, dan santun.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
11
KP
1
2. Unsur-Unsur Komunikasi
Unsur sering juga disebut bagian, komponen, dan elemen. Kamus Umum Bahasa
Indonesia mengartikan unsur sebagai bagian penting dalam suatu hal, sedangkan
komponen atau elemen berarti bagian yang merupakan seutuhnya. Jadi, yang
dimaksud dengan komponen atau unsur ialah bagian dari keseluruhan dalam
sesuatu hal. Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang mutlak harus
dipenuhi. Ketiga unsur komunikasi itu merupakan kesatuan yang utuh dan bulat.
Apabila salah satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan
demikian, setiap unsur dalam komunikasi itu mempunyai hubungan yang sangat
erat, dan saling ketergantungan satu dengan lainnya. Artinya, keberhasilan
komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut. Ketiga unsur komunikasi itu
ialah:
a. Komunikator /sender /pengirim
Komunikator/sender adalah orang yang menyampaikan isi pernyataannya
kepada komunikan. Komunikator bisa perorangan, kelompok, atau organisasi
pengirim berita.
b. Komunikan/Receiver/Penerima
Komunikan/penerima adalah partner/rekan dari komunikator dalam komunikasi.
Sesuai dengan namanya ia berperan sebagai penerima berita. Dalam
komunikasi, peran pengirim dan penerima selalu bergantian sepanjang
pembicaraan. Penerima mungkin mendengarkan pembicara atau menuliskan
teks atau mengintepretasikan pesan denganberbagai cara.
c. Channel/saluran/media
Channel adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator
kepada komunikan. Atau jalan yang dilalui feedback komunikan kepada
komunikator yang digunakan oleh pengirim pesan. Pesan dapat berupa kata-
kata atau tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan
untuk mengirim melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi,
fax, photocopy, hand signal, E-Mail, sandi morse, semaphore, SMS dan
sebagainya.
3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau lebih
dengan tujuan tertentu. Tujuan dari komunikasi tersebut diantaranya:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
12
KP
1
a. Untuk menyampaikan Informasi
Informasi yang disampaikan oleh pemberi pesan kepada pihak terkait yang
berkepentingan, baik dengan peserta didik, teman sejawat, kepala sekolah,
orang tua peserta didik, Masyarakat, maupun dengan pihak yang berkepenting
an lainnya. Hal-hal yang dikomunikasikan bisa berhubungan dengan program,
pelaksanaan program, penilaian, dan pelaporan hasil pelaksanaan program, dan
sebagainya.
a. Untuk menjalin Hubungan Sosial yang harmonis
Melalui komunikasi, guru menciptakan kerjasama yang sinergis dengan berbagai
pihak terkait untuk mendapatkan dukungan dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya, sehingga proses pembelajaran berjalan lancar dengan
pencapaian hasil pembelajaran yang memuaskan berbagai pihak. Kerjasama
bisa dilakukan oleh guru dengan peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta
didik, Masyarakat, dan dengan piha yang berkepentingan. Melalui kerjasama
yang dilakukan oleh guru dan pihak-pihak terkait yang berkepentingan, maka
semua pesan dan tujuan dari komunikasi akan tersampaikan dan dapat diterima
tanpa banyak mengalami hambatan dan gangguan.
b. Menjalin kerja sama
Melalui komunikasi, guru menciptakan kerjasama yang sinergis dengan berbagai
pihak terkait untuk mendapatkan dukungan dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya, sehingga proses pembelajaran berjalan lancar dengan pencapaian hasil
pembelajaran yang memuaskan berbagai pihak.
Adapun fungsi komunikasi adalah sebagai adalah:
a. Menampaikan informasi (to inform)
b. Mendidik (to educate)
c. Menghibur (to entertain)
d. Mempengaruhi (to influence)
4. Jenis Komunikasi
Alat atau media utama dalam komunikasi adalah bahasa, yaitu bahasa verbal (lisan)
dan non verbal (ekspresi wajah, isyarat, gerak tubuh, gambar atau simbol, dan
tulisan). Komunikasi berlangsung tidak hanya dengan menggunakan bahasa verbal
(lisan), melainkan juga dengan bahasa non verbal. Hal tersebut menunjukkan
bahwa secara umum jenis komunikasi itu ada dua, yaitu: komunikasi verbal (lisan)
dan komunikasi non verbal (ekspresi wajah, isyarat, gerak tubuh, gambar atau
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
13
KP
1
symbol, dan tulisan). Komunikasi juga dapat dilakukan baik secara langsung melalui
tatap muka maupun secara tidak langsung seperti melalui tulisan.
5. Bentuk Komunikasi
Komunikasi mempunyai aneka macam bentuk yang semuanyatergantung dari segi
apa kita memandangnya. Berikut adalah diantaranya:
a. Dari segi penyampaian pesannya, komunikasi dapat dilakukansecara lisan dan
secara tertulis, atau secara elektronik melalui radio, televisi, telepon, internet
dan sebagainya.
b. Dari segi kemasan pesan, komunikasi dapat dilakukan secaraverbal (dengan
berbicara) atau dengan non verbal (dengan bahasa isyarat). Komunikasi verbal:
diwakili dalam penyebutan kata-kata, yang pengungkapannya dapat dengan
lisan atau tertulis. Komunikasi non verbal: terlihat dalam ekspresi atau mimik
wajah, gerakan tangan, mata dan bagian tubuh lainnya.
c. Dari segi kemasan keresmian pelaku komunikasi, salurankomunikasi yang
digunakan, dan bentuk kemasan pesan, komunikasi dapat dikategorikan
sebagai bentuk komunikasi formal dan non formal.Dari segi pasangan
komunikasi, komunikasi dapat dilihat sebagai:
1) Komunikasi intrapersonal (Infra PersonalCommunication), ialah proses
komunikasi dalam dirikomunikator: pengirim dan pesannya adalah dirinya
sendiri. (Manusia sebagai makhluk rohani);
2) Komunikasi interpersonal (Inter Personal Communication) ialah interaksi
tatap muka antara duaorang atau lebih di mana pengirim dapat
menyampaikanpesan secara langsung, dan penerima pesan
dapatmenerima dan menanggapinya secara langsung pula.(Manusia
sebagai makhluk sosial).
6. Proses Komunikasi
Mulyana (2005:61) menyatakan bahwa terdapat tiga kerangka pemahaman
mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi
sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.
a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Merujuk pada pendapat Mulyana di atas, komunikasi sebagai tindakan satu
arah adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari
seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) baik
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
14
KP
1
secara lanngsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat
(selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi (2005:61). Menurut
Mulyana, bahwa komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai
bila diterapkan pada komunikasi tatap muka, namun mungkin tidak terlalu keliru
bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) dan komunikasi massa (cetak
dan elektrronik) yang tidak melibatkan tanya jawab. Komunikasi ini dianggap
sebagai suatu prises linier yang dimulai dari sumber atau pengirim dan berakhir
pada penerima, sasaran atau tujuannya (2005:61).
b. Komunikasi sebagai interaksi
Menurut Mulyana (2005:61), pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan
suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian.
Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal maupun non verbal atau
menganggukakan kepala, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah
menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya.
Pokoknya masing-masing dari kedua pihak berfungsi secara berbeda, bila yang
satu sebagai pengirim, maka yang satunya lagi sebagai penerima. Begitu pula
sebaliknya.
Komunikasi kedua ini masih masih membedakah para peserta sebagai
pengirim dan penerima pesan, karena itu masih tetap berorientasi sumber,
meskipun kedua peran tersebut dianggap bergantian. Jadi pada dasarnya
proses interaksi yang berlangsung juga masih bersifat mekanis dan statis.
Namun demikian, konsep kedua ini sudah terdapat umpan balik (feed back)
karena respon yanbg dilakukan oleh penerima pesan bisa mempengaruhi
perilaku pemberi pesan selanjutnya.
c. Komunikasi sebagai transaksi
Komunikasi sebagai transaksi ini lebih dinamis daripada komunikasi sebagai
tindakan satu arah dan komunikasi sebagai interaksi. Pada komunikasi sebagai
transaksi, penerima pesan bisa saja langsung bereaksi untuk mengirimkan
pesan, baik secara verbal maupun nonverbal, karena orang-orang yang
berkomunikasi bisa saling bertanya, berkomentar, menyela, tersenyum,
mengacungkan telunjuk, member isyarat, dan sebagainya sehingga proses
penyandian (encoding) dan penyandian balik (decoding) bersifat simultan
diantara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi. Semakin banyak orang
yang berkomunikasi, maka akan semakin rumit transaksi komunikasi yang
terjadi, karena disitu akan lebih banyak peran, hubungan yang lebih rumit, dan
lebih banyak pesan verbal dan nonverbal.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
15
KP
1
Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena makna atau
pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Penafsiran Anda
atas perilaku verbal dan nonverbal orang lain yang anda kekukakan kepadanya
juga mengubah mengubah penafsiran orang lain atas pesan-pesan anda, dan
pada gilirannya , mengubah penafsiran anda atas pesan-pesannya, begitu
seterusnya. Oleh karena itulah, komunikasi ini lebih bersifat dinamis.
Komunikasi transaksional ini komunikasi dianggap telah berlangsung bila
seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun
perilaku nonverbalnya (2005:67-68).
Proses komunikasi dapat dilakukan oleh guru dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan situasi dan kondisi dari teman bicara, baik peserta didik,
teman sejawat, maupun orang tua peserta didik sehingga pesan yang akan
disampaikan dapat diterima, dimengerti, dan difahami.
7. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif (effective communications) adalah komunikasi yang tepat
sasaran, berhasil guna, atau mencapai tujuandengan melibatkan kejelasan,
perkataan langsung, dan aktif mendengarkan (clear, direct speech, active
listening). Komunikasi dikatakan efektif jika informasi, pemikiran, atau pesan yang
disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga menciptakan
kesamaan persepsi, mengubah perilaku, atau mendapatkan informasi (menjadi
tahu/paham).Tujuan komunikasi adalah untuk menyampaikan informasi, menjalin
kerja sama, menjalin hubungan sosial yang harmonis. Menurut jenisnya,
komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan nonverbal.
Adapun beberapa beberapa komponen yang sangat penting dalam komunikasi,
adalah sebagai berikut :
a. Encoding
Komunikasi efektif diawali dengan encoding atau penetapan kode atau simbol
yang memungkinkan pesan tersampaikan secara jelas dan dapat diterima serta
dipahami dengan baik oleh komunikan (penerima pesan).
b. Decoding
Decoding, komponen penting lainnya dalam komunikasi efektif, yaitu
kemampuan penerima memahami pesan yang diterimanya. Karenanya, dalam
komunikasi efektif, pemahaman tentang audiens sangat penting guna
menentukan metode penyampaian dan gaya bahasa yang cocok dengan
mereka.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
16
KP
1
c. Konteks (Context)
Konteks komunikasi yaitu konteks komunikasi yaitu ruang, tempat, dan kepada
siapa kita melakukan komunikasi. Konteks komunikasi juga mengacu kepada
level komunikasi—komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (grup),
komunikasi organisasi, komunikasi massa.Konteks komunikasi
mempertimbangkan usia, wilayah, jenis kelamin, dan kemampuan intelektual
penerima pesan. Berkomunikasi dengan anak kecil tentu akan berbeda cara
dan gaya bahasanya dengan berkomunikasi dengan orang dewasa.
d. Bahasa Tubuh (Body Language)
Bahasa tubuh—dikenal juga sebagai komunikasi nonverbal (nonverbal
communication)-- meliputi postur, posisi tangan dan lengan, kontak mata, dan
ekspresi wajah. Bahasa tubuh yang konsisten dan sesuai dapat meningkatkan
pengertian. Gerakan anggota badan harus sesuai dengan yang diucapkan.
Bahasa tubuh terpenting adalah senyum dan kontak mata.
e. Pikiran Terbuka (Be Open-minded)
Pikiran tebuka meurpakan komponen penting lain dalam komunikasi efektif.
Jangan terburu menilai atau mengkritisi ucapan orang lain. Kita harus
mengedepankan respek, menghargai pendapat atau pandangan orang lain,
juga menujukkan empati dengan berusaha memahami situsai atau masalah
dari perspektif orang lain.
f. Mendengar Aktif (Active Listening)
Menjadi pendengar yang baik dan aktif akan meningkatkan pemahaman atas
pemikiran dan perasaan orang lain. Tunjukkan bahwa kita fokus mendengarkan
ucapan orang lain, misalnya dengan menganggukkan kepala dan membuat
“indikasi verbal” bahwa kita setuju dengan mengatakan—misalnya—“oh...”.
Jangan menginterupsi pembicaraan orang lain. Ini akan mengganggu
kelancaran obrolan.
D. Refleksi (Reflection)
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
17
KP
1
Pastikan bahwa kita mengerti ucapan orang lain dengan “konfirmasi”, yaitu meringkas
pesan utama yang disampaikan orang lain. Kita bisa mengulang yang diucapkan orang
lain, sekaligus “klarifikasi” bahwa maksud perkatannya “begini” dan “begitu”.
E. Aktivitas Pembelajaran
Mempelajari konsep dasar komunikasi (waktu: 1 JP)
Sebelum saudara melakukan kegiatan lebih lanjut, jawablah pertanyaan di bawah ini
melalui diskusi kelompok.
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi?
2. Apa yang menjadi tujuan komunikasi?
3. apa saja jenis-jenis komunikasi?
4. Apa saja yang menjadi komponen komunikasi?
5. Apa saja bentuk komunikasi?
6. Apa yang dimaksud dengan komunikasi yang efektif?
7. Bagaimana cara mengembangkan komunikasi yang efektif?
Saudara dipersilakan untuk mengisi pertanyaan di atas ke dalam LK 01 dengan
sungguh-sungguh, percaya diri, dan penuh tanggung jawab.
F. Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, Anda dipersilakan
untuk mengerjakan latihan di bawah ini.
Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf A, B,
C, atau D yang mewakili jawaban yang paling benar.
1. Pemberitahuan, pembicaraan, pertukaran pikiran, dan percakapan termasuk
pada...
A. Pengertian komunikasi
B. Komponen komunikasi
C. Jenis komunikasi
D. Fungsi komunikasi
2. Di bawah ini tidak termasuk ciri komunikasi efektif:
A. Direncanakan
B. Tepat sasaran
C. Berhasil guna
D. Mencapai tujuan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
18
KP
1
3. Seorang guru TK mengundang para orang tua peserta didik dan
menginformasikan jadual kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak kepada
mereka.
Kata ”menginformasikan” pada kalimat di atas termasuk pada kategori...
A. Pengertian komunikasi
B. Fungsi komunikasi
C. Komponen komunikasi
D. Jenis komunikasi
4. Pada kegiatan upacara, kepala sekolah brerpidato di hadapan semua peserta
upacara.
Dari kalimat di atas, yang terjadi pada upacara tersebut adalah bentuk
komunukasi …
A. verbal satu arah
B. verbal dua arah
C. verbal tiga arah
D. verbal multi arah
5. Jika Anda menasihati peserta didik, baik secara verbal maupun non verbal,
kemudian peserta didik tersebut menganggukakan kepala, kemudian Anda
bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari peserta didik tadi,
maka komunikasi tersebut dikategorikan sebagai…
A. Informasi
B. Sosialisai
C. Interaksi
D. Transaksi
G. Rangkuman
Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atara dua orang atau
lebih dan terjadi umpan balik sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Terdapat beberapa unsure komunikasi, diantaranya adalah Komunikator /sender
/pengirim, Komunikan/Receiver/Penerima, Channel/saluran/media. Adapun
komponen komunikasi terdri dari encoding, decoding, konteks, bahasa tubuh atau
body language, pikiran terbuka, mendengar aktif, dan refleksi.
Komunikasi dilakukan dengan tujuan: untuk menyampaikan Informasi, menjalin
Hubungan Sosial yang harmonis, dan menjalin kerja sama. Komunikasi berfungsi
untuk menampaikan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
19
KP
1
entertain), dan mempengaruhi (to influence). Secara singkat, komunikasi terdiri dari
komunikasi verbal (lisan) dan non-verbal non verbal (ekspresi wajah, isyarat, gerak
tubuh, gambar atau simbol, dan tulisan). Komunikasi dapat dilakukan secara formal
dan informal yang keduanya bisa dilakukan secara intrapersonal dan interpersonal.
Proses komunikasi dapat dilakukan oleh siapasaja, kapan saja, dimana saja, dan
dengan berbagai cara dan media.
Komunikasi efektif (effective communications) adalah komunikasi yang tepat
sasaran, berhasil guna, atau mencapai tujuandengan melibatkan kejelasan,
perkataan langsung, dan aktif mendengarkan (clear, direct speech, active listening).
Komunikasi dikatakan efektif jika informasi, pemikiran, atau pesan yang
disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga menciptakan
kesamaan persepsi, mengubah perilaku, atau mendapatkan informasi (menjadi
tahu/paham).Tujuan komunikasi adalah untuk menyampaikan informasi, menjalin
kerja sama, menjalin hubungan sosial yang harmonis. Menurut jenisnya, komunikasi
terdiri dari komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi dalam pembelajaran dapat
dilakukan oleh guru dengan peserta didik baik dilakukan secara verbal dan non-
verbal dengan menggunakan berbagai media, sumber, pola komunikasi, dan
sebagainya untuk mencapai tujuan.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban yang telah tersedia. Hitung jawaban
yang benar. Kemudian gunakan rumus berikut ini
Tingkat penguasaan = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍 × 𝟏𝟎𝟎%
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Jika mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
pembelajaran berikutnya. Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi
pokok 2, terutama materi-materi yang belum dikuasai.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
20
KP
1
H. Refleksi dan Tindak Lanjut
Saudara diminta untuk mengisi format di bawah ini dengan memberikan tanda
cek (V) pada kolom “tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (V) pada kolom
“belum tercapai”, jika saudara belum mencapainya.
tabel 1. 1 Refleksi dan Tindak Lanjut
No Tujuan Pembelajaran Tercapai Belum
Tercapai Keterangan
1 Pengertian komunikasi
2 Unsur-unsur komunikasi
3 Tujuan dan fungsi komuniksi
4 Jenis-jenis komunikasi
5 Bentuk komunikasi
6 Proses Komunikasi
7 Mengembangkan komunikasi
efektif
Tindak Lanjut:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
21
KP
2
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 KOMUNIKASI GURU DENGAN PESERTA DIDIK ANAK USIA DINI
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran dua ini, peserta mampu menjelaskan
komunikasi guru dengan peserta didik anak usia dini
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Komunikasi Efektif, Empatik, dan Santun antara Guru dengan Peserta Didik
2. Strategi Komunikasi Antara guru dengan anak usia dini
3. Bentuk Pengembangan Komunikasi Guru dan Peserta Didik
4. Komunikasi Guru dan Peserta Didik dalam Pembelajaran di TK
5. Model Pembelajaran di TK
6. Pendekatan Pembelajaran di TK
7. Metode Pembelajaran di TK
C. Uraian Materi
1. Komunikasi efektif, empatik, dan santun antara guru dengan peserta
didik
Komunikasi antara guru dengan peserta didik adalah proses penyampaian pesan
dari guru terhadap peserta didik atau dari peserta didik terhadap guru sehingga
penerima pesan tersebut mengerti, memahami dan menanggapinya dengan baik
sesuai dengan yang diharapkan. Komunikasi antara guru dengan peserta didik
hendaknya berlangsung secara efektif, empatik dan santun, lebih-lebih komunikasi
yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik. Hal tersebut dimaksudkan untuk
memberikan contoh atau keteladanan yang baik dari guru terhadap peserta didik,
sehingga mereka dapat meniru perilaku guru dalam berkomunikasi.
a. Komunikasi efektif
Komunikasi antara guru dengan peserta didik hendaknya berlangsung secara
efektif, sehingga pesan yang disampaikan oleh guru segera dapat diterima
dengan baik. Terkait dengan komunikasi efektif ini telah dipaparkan pada
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
22
KP
2 kegiatan pembelajaran satu. Namun demikian tidak ada salahnya jika diulas
kembali untuk mengingat ulang materi sebelumnya.
Seperti telah dipaparkan pada kegiatan pembelajaran satu, bahwa hal esensial
yang seharusnya dikembangkan dalam pembelajaran yaitu dengan menemukan
kunci penting menjalankan komunikasi secara efektif. Komunikasi yang efektif itu
terangkum dalam kata REACH yang bermakna merengkuh atau
meraih.Pertama, Respect. Komunikasi yang efektif harus dibangun dari sikap
menghargai terhadap setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang
disampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang
pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain, yang akan lahir kerjasama
yang sinergis sehingga efektifitas kinerja seseorang dapat tercapai.
Guru harus memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang memiliki hati
dan perasaan untuk dihormati dan dihargai, guru harus memperlakukan peserta
didik sebagai subjek belajar sehingga lahir sinergi antara guru dan peserta didik
dalam meraih tujuan bersama melalui proses pembelajaran.Kedua, Empathy,
Empati adalah kemampuan seseorang menempatkan dirinya sesuai dengan
situasi atau kondisi yang diharapkan oleh orang lain. Guru harus mengerti dan
memahami dengan empati terhadap calon penerima pesan ( peserta didik)
sehingga pesan tersebut akan sampai tanpa ada halangan psikologis untuk
mendengar dengan sikap positif karena esensi komunikasi adalah aliran dua
arah.
Ketiga, Audible, makna Audible antara lain adalah dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik. Seorang guru yang mampu menggunakan media
komunikasi modern dalam proses pembelajaran seperti komputer, LCD dan yang
lainnya akan menghasilkan pembelajaran yang lebih berkualitas.
Keempat,Clarity, Selain pesan dapat dimengerti pesan juga harus mendapat
perhatian sehingga tidak menimbulkan kesalah tafsiran.
Dalam proses belajar, keterbukaan guru terhadap peserta didik merupakan
bentuk sikap yang positif, dan dapat menerima masukkan dari peserta didik demi
perbaikan proses pembelajaran. Kelima,Humble, Membangun komunikasi yang
efektif adalah rendah hati, sikap ini pada intinya antara lain ,adalah sikap yang
penuh melayani, sikap menghargai, mau mendengar, dan menerima kritik, tidak
sombong, dan mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Seorang guru yang melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan lima
hukum komunikasi ini akan menjadi seorang komunikator yang andal, dapat
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
23
KP
2 membangun jaringan hubungan dengan peserta didik yang penuh penghargaan,
yang saling menguntungkan kedua belah pihak ( guru dan peserta didik ).
http://www.komunikasipraktis.com/2014/09/teknik-dasar-komunikasi-
efektif.htmlhttp://simsondundu01.blogspot.com/2014/03/pentingnya-komunikasi-
yang-efektif-di.html
Dalam komunikasi efektif, pesan yang disampaikan harus langsung, jelas, dan
aktif mendengarkan sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan
dipahami dengan baik. Komunikasi dikatakan efektif jika menciptakan kesamaan
persepsi, mengubah perilaku, atau mendapatkan informasi. Komunikasi juga
harus bersifat empatik. Seperti dijelaskan di atas, empatik adalah kemampuan
seseorang menempatkan dirinya sesuai dengan situasi atau kondisi yang
diharapkan oleh orang lain. Guru harus mengerti dan memahami dengan empati
terhadap calon penerima pesan (peserta didik) sehingga pesan tersebut akan
sampai tanpa ada halangan psikologis untuk mendengar dengan sikap positif
karena esensi komunikasi adalah aliran dua arah.
b. Komunikasi empatik
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan
merasakan perasaan orang lain. Menurut Bullmer, empati adalah suatu proses
ketika seseorang merasakan perasaan orang lain dan menangkap arti perasaan itu,
kemudian mengkomunikasikannya dengan kepekaan sedemikian rupa hingga
menunjukkan bahwa ia sungguh sungguh mengerti perasaan orang lain itu. Alfred
Adler menyebut empati sebagai penerimaan terhadap perasaan orang lain dan
meletakkan diri kita pada tempat orang itu. Seseotang yang memiliki empati akan
menempatkan pikiran dan perasaannya dalam perspektif orang lain.
Perasaan empati harus dimiliki oleh guru, lebih-lebih guru Taman Kanak-Kanak
sehingga guru tersebut dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya mampu
menempatkan dirinya tidak hanya sebagai guru tetapi juga lebih dari itu sebagai
teman para peserta didik.
Jika guru sudah mampu menempatkan dirinya berada ditengah-tengah anak-anak
dan bersama mereka, maka guru tersebut tidak akan mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi dan mengkomunikasikan pesan-pesan pendidikan terhadap peserta
didik. Rasa empati guru terhadap peserta didik akan menumbuhkan rasa kasih
sayang, pengertian, dan pemahaman terhadap keberagaman karakteristik dan latar
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
24
KP
2 Belakang peserta didik. Dengan empati, akan terjadi hubungan emosional yang
sangat dekat dan harmonis antara guru dengan peserta didik
Untuk membangun empati, seorang guru hendaknya mampu:
1. Menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap peserta didik
2. Melihat keadaan peserta didik dan berpikir tentang kondisi peserta didik itu
sendiri.
3. Melihat segala sesuatu dari sudut pandang dan kebutuhan peserta didik ( yang
berbeda ).
4. Melihat pikiran dan perasaan peserta didik dan memberikan respon terhadap
perasaan dan prilaku mereka.
5. Memperhatikan situasi dan tempat tertentu yang dapat memberikan pengaruh
terhadap proses empati, agar dapat berempati lebih baik di banding situasi yang
lain.
6. Menggunakan bahasa yang dapat diterima dan difahami oleh peserta didik.
Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam
berempati,diantaranya adalah:
1. Menunjukkan perhatian penuh terhadap peserta didik
2. Memperhatikan apa yang dialami dan dirasakan oleh peserta didik
3. Berupaya selalu mendengarkan peserta didik secara aktif
4. Bersikap terbuka terhadap peserta didik
5. Menunjukkan sikap dan rasa kasih sayang terhadap peserta didik,
6. Mengetahui dan memahami kebutuhan peserta didik
7. Memberikan bantuan yang berarti dan bermakna terhadap masalah dan
kesulitan yang dialami peserta didik
8. Memerankan diri sebagai teman atau relawan dengan mendampingi dan
membimbing peserta didik membantu mecahkan masalahnya yang dialaminya,
9. Menggunakan imajinasi agar mampu dan turut merasakan keadaan peserta
didik, kemudian menggunakan pemahaman ini untuk berempati
10. Menerima peserta didik apa adanya dan memperlakukannya sebagai orang
penting dan berharga,
11. Menampilkan postur dan gerakan tubuh dengan baik, memperhatikan ekspresi
wajah, dan bersikap lembut agar peserta didik merasa nyaman.
12. Memberikan sentuhan-sentuhan fisik dan emosional dengan penuh kelembutan
dan kasih sayang,
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
25
KP
2 13. Memberikan penghargaan dan pujian terhadap perubahan dan perkembangan
peserta didik.
c. Komunikasi santun
Kata “santun” lebih mengarah pada penggunaan bahasa dan sikap atau perilaku,
terutama dalam bertutur kata dan berekspresi. Komunikasi santun adalah
komunikasi yang disertai dengan sikap menghargai, menghormati, dan perhatian.
Sikap tersebut akan muncul dari guru yang memiliki kepribadian dengan karakter
yang santun. Guru yang santun dalam berkomunikasi ditandai dengan penggunaan
bahasa yang baik, tutur kata yang lembut, serta ekspresi yang penuh perhatian dan
meyakinkan, bersikap terbuka, menjadi pendengar aktif dan cepat tanggap,
menerima saran dan kritik dengan tenang dan berjiwa besar, serta menjadikan
orang lain merasa diperhatikan, dihargai, dan bernilai.
Komunikasi santun yang dilakukan oleh guru terhadap para peserta didik akan
berdampak positif, baik terhadap para peserta didik maupun terhadap guru yang
bersangkutan. Para pesera didik akan merasa gembira, aman, nyaman, dan
terlindungi ketika mereka berada bersama guru yang santun, selain itu secara
langsung maupun tidak langsung mereka juga akan meniru sikap dan perilaku
santun dalam berbahasa yang dilakukan guru. Dampak positif bagi guru adalah
munculnya penghargaan dan kepercayaan dari peserta didik sehingga guru menjadi
sosok yang layak untuk digugu dan ditiru atau diteladani.
Komunikasi santun dalam pelaksanaan pembelajaran akan berjalan lancar dan
efektif karena pesan yang disampaikan guru akan dengan mudah diterima; demikian
juga komunikasi dengan orang tua para peserta didik, sehingga akan melahirkan
kerjasama yang harmonis dan berkesinambungan antara guru dengan orang tua
dalam upaya mencapai perkembangan anak secara optimal.
Untuk mengembangkan sikap santun peserta didik, seorang guru hendaknya
mampu:
1. Bersikap terbuka
2. Menunjukkan perhatian penuh terhadap peserta didik,
3. mampu memilih dan menggunakan bahasa yang baik
4. Menggunakan bahasa yang dapat diterima dan difahami oleh peserta didik.
5. Menggunakan intonasi suara yang lembut
6. Menunjukkan ekspresi wajah yang tenang, sejuk, bersahabat, dan penuh
keakraban,
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
26
KP
2
Keterampilan guru dalam berkomunikasi secara santun tidak akan terlepas dari
karakter guru itu sendiri, yaitu karakter santun. Karakter santun merupakan
prasyarat untuk menjadi guru sekaligus prasyarat untuk mencapai tujuan pendidikan
yang dalam hal ini pencapaian tingkat perkembangan anak sesuai dengan Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) yang dimuat dalam
Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014.
2. Strategi Komunikasi Antara guru dengan anak usia dini
Proses pendidikan atau pembelajaran di TK dilakukan untuk mencapai Standard
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), meliputi aspek perkembangan
nilai-nilai agama dan moral, fisik-motorik, sosial-emosional, kognitif, bahasa, dan
seni, demikian juga dengan Kompetensi inti, dan kompetensi dasar. Untuk
mencapai semuanya itu diperlukan strategi yang tepat, yaitu strategi komunikasi.
Strategi komunikasi merupakan keseluruhan rencana berikut perlengkapan
disiapkan, disusun dan ditetapkan untuk melakukan kegiatan komunikasi guna
mencapai tujuan dari komunikasi. Tujuan komunikasi adalah agar pesan yang
disampaikan oleh guru dapat diterima dan difahami oleh anak.
Agar komuniksi antara guru dengan peserta didik berjalan lancer, maka STPPA, KI,
dan KD yang sudah ada dikemas ke dalam program semester, rencana
pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan rencana pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH).
Strategi berkomunikasi dengan anak usia dini dimulai dengan kejelasan
perencanaan terkait dengan rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why +
How) yang dipaparkan di bawah ini.
a. Apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan dan apa saja yang harus
disusun dan disiapkan?
b. Siapa saja yang menyampaikan dan menerima pesan / melakukan
komunikasi?
c. Kapan waktu yang tepat untuk penyampaian pesan / berkomunikasi?
d. Dimana tempat yang tepat untuk penyampaian pesan / berkomunikasi?,
e. Mengapa pesan komunikasi itu harus dilakukan?,
f. Bagaimana cara menyampaikan pesan / berkomunikasi tersebut?
Sebelum guru menyampaiakan pesan, terlebih dahulu guru perlu menyusun
perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan pendekatan, model, dan
metode pembejaran yang disesuaikan dengan karakteristik anak dan budaya local.
Ruang lingkup perencanaan pembelajaran tersebut meliputi:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
27
KP
2 a. program semester (Prosem),
b. rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan
c. rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
Perencanaan pembelajaran disusun oleh Guru PAUD, Guru Pendamping pada
satuan atau program PAUD. (Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini.
Dengan demikian, strategi komunikasi yang perlu disiapkan guru untuk
menyampaikan pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran hendaknya mengacu
pada:
rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why + How), yaitu:
a. Pesan atau materi (apa) yang akan disampaikan atau dikomunikasikan
terhadap peserta didik, dan (apa) saja yang harus disusun dan disiapkan?
b. Siapa saja yang menyampaikan dan menerima pesan atau yang melakukan
komunikasi?
c. Kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan atau berkomunikasi dg
peserta didik?
d. Dimana tempat yang tepat untuk berkomunikasi dan mengkomunikasikan
pesan atau materi?,
e. Mengapa komunikasi dengan peserta didik itu harus dilakukan, atau mengapa
pesan itu harus disampaikan?,
f. Bagaimana cara menyampaikan pesan atau berkomunikasi dengan peserta
didik?
Berdasarkan rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why + How), tersebut di
atas, maka guru harus menyusun Program Pembelajaran Tahunan atau Semester,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH) yang di dalamnya memuat pasan atau materi,
guru dan peserta didik, waktu, tempat, lingkungan belajar, sumber belajar, tujuan,
pendekatan, model, metode, teknik pembejaran, media atau alat pembelajaran dan
lain-lain yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak dan budaya
local guna memperlancar dan mempermudah proses komunikasi dan pencapaian
perkembangan peserta didik.
Dari semua paparan di atas, yang secara langsung paling erat kaitannya dengan
komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam pedagogic adalah pemilihan media,
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
28
KP
2 model, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat dengan dukungan komponen
lainnya.
3. Bentuk Pengembangan Komunikasi Guru dengan Peserta Didik
Komunikasi efektif, empatik, dan santun bisa direncanakan dalam bentuk kegiatan
secara terprogram dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk
memenuhi kebutuhan anak secara individual, kelompok, dan atau klasikal di dalam
maupun di luar kelas, serta kegiatan secara tidak terprogram dapat dilaksanakan pada
kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal,
b. Kegiatan Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus
c. Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk memberikan contoh atau
keteladanan terhadap anak.
Semua bentuk kegiatan komunikasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran tersebut di
atas tidak hanya berorientasa pada pemenuhan kebutuhan anak yang terkait dengan
program dan tujuan seluruh aspek pengembangan, melainkan juga penerimaan anak
terhadap program dan tujuan pengembangan. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh
guru agar pesan yang disampaikan guru menjadi gayung bersambut karena peserta
didik sudah memiliki kesiapan untuk menerima, mendengarkan, menuruti instruksi atau
arahan, dan melakukannya dengan senang hati dan guru juga harus mampu
menempatkan diri sesuai dengan harapan peserta didik dengan cara memahami
kondisi psikologis dan katakteristik peserta didik dan melakukan proses pembelajaran
yang berpusat pada aktivitas mereka yang menyenangkan. demikian juga pada
kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan.
Komunikasi yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut di atas
disamping harus dapat mengembangan seluruh kompetensi peserta didik, juga
terutama harus mampu mengembangkan karakteristik positif peserta didik sehingga
menjadi kebiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat bagi
kehidupannya kelak.
4. Model Pembelajaran di TK
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
29
KP
2 Komunikasi guru dan peserta didik di TK dilakukan sesuai dengan model pembelajaran
yang digunakan. Pemilihan dalam penggunaan model pembelajaran disusun dalam
perencanaan pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran diselenggarakan. Model-
model pembelajaran tersebut adalah:
1) Model pembelajaran kelompok dengan sudut-sudut kegiatan
2) Model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman
3) Model pembelajaran area
4) Model pembelajaran sentra
Untuk menerapkan model pembelajaran perlu dikomunikasikan secara lansung oleh
guru dengan memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan yang jelas. Guru pun
harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan Tanya jawab
secara terbuka sehingga peserta mengerti dan memiliki kesiapan untiuk melakukan
aktivitasnya hingga tuntas.
Agar semua peserta didik mengerti dan memahami kegiatan yang harus dilakukannya
dalam proses pembelajaran, disarankan agar guru mampu memberikan arahan dan
bimbingan dengan menggunakan komunikasi yang efektif, empati, dan santun sehingga
siswa beraktivitas sesuai dengan yang diharapkan.
5. Pendekatan dalam Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran mengacu pada perencanaan pembelajaran, yaitu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang sudah disiapkan oleh guru
sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada perencanaan pembelajaran harian
harus sudah ditetapkan dan ditentukan pendekatan pembelajaran yang sudah
disesuaikan dengan kebutuhan, karakteristik anak, dan budaya lokal. Dalam kegiatan
pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK), terdapat dua pendekatan pembelajaran,
yaitu: pendekatan tematik terpadu dan pendekatan saintifik.
1) Pendekatan Tematik Terpadu
Dalam model pembelajaran tematik terpadu dilakukan untuk satu tema, sub tema,
atau sub-sub tema yang dirancang untuk mencapai secara bersama-sama
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan mencakup sebagian atau
seluruh aspek pengembangan.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui pembelajaran langsung dan tidak
langsung yang terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung
adalah proses pembelajaran melalui interaksi langsung antara guru dengan pendidik
yang dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
30
KP
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Pembelajaran langsung
berkenaan dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang terkandung
dalam Kompetensi Inti-3 (pengetahuan) dan Kompetensi Inti-4 (keterampilan).
Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang tidak dirancang secara
khusus namun terjadi dalam proses pembelajaran langsung. Melalui proses
pembelajaran langsung untuk mencapai kompetensi pengetahuan dan keterampilan
akan terjadi dampak ikutan pada pengembangan nilai dan sikap yang terkandung
dalam Kompetensi Inti-1 (sikap spiritual) dan Kompetensi Inti-2 (sikap sosial).
Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dalam tahapan kegiatan pembukaan, inti
dan penutup.
i. Pendekatan saintifik
Berkomunikasi yang efektif dengan peserta didik selain mempertimbangkan hal-hal
tersebut di atas dengan baik, juga perlu memilih pendekatan yang tepat. Pendekatan
lain dapat yang digunakan guru TK dalam kegiatan pembelajaran adalah pendekatan
saintifik yang implementasinya menggunakan langkah-langkah: mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan, Kemdikbud (2014:12).
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
agar peserta didik secara aktif membangun kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan melalui tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
menalar, dan mengomunikasikan.
b. Mengamati
Mengamati dilakukan untuk mengetahui objek diantaranya dengan menggunakan
indra seperti melihat, membaca buku, mendengar, menghidu, merasa, dan
meraba.
c. Menanya
Anak didorong untuk bertanya, baik tentang objek yang telah diamati maupun hal-
hal lain yang ingin diketahui.
d. Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan informasi dilakukan melelui beragam cara, misalnya: dengan
melakukan, mencoba, mendiskusikan, ‘membaca’ buku, menanya, dan
menyimpulkan hasil dari berbagai sumber.
e. Menalar
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
31
KP
2 Menalar merupakan kemampuan menghubungkan informasi yang baru diperoleh
sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang suatu hal.
f. Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan untuk menyampaikan hal-hal yang telah
dipelajari dalam berbagai bentuk, misalnya melalui cerita, gerakan, dan dengan
menunjukkan hasil karya berupa gambar, berbagai bentuk dari adonan, boneka
dari bubur kertas, kriya dari bahan daur ulang, dan hasil anyaman.
Agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi dengan guru terkait dengan
aktivitas yang akan dilakukannya, terlebih dahulu peserta didik harus mengerti dan
memahami aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukannya. Dalam hal ini tugas
guru adalah menjelaskan tema/ sub tema berikut tujuannya. Selanjutnya secara
langsung dan terbuka guru memberikan petunjuk, arahan, bimbingan, bahkan
instruksi kepada peserta didik langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peserta
didik mulai dari langkah atau aktivitas mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar, sampai mengomunikasikan.
Kedua pendekatan pembelajaran tersebut memerlukan komunikasi efektif,
empatik, dan santun dalam memberi arahan, petunjuk, dan bimbingan dari guru.
7. Metode Pembelajaran di TK
Komunikasi efektif, empatik, dan santun juga dapat direncanakan ketika
memilah, memilih, dan menetapkan metode pembelajaran yang akan
digunakan. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik
dalam melakukan kegiatan pembelajaran kepada anak untuk mencapai
kompetensi tertentu. Metode pembelajaran dirancang dalam kegiatan
bermain yang bermakna dan menyenangkan bagi anak (Buku panduan
PAUD 4-5 tahun).
Penggunaan metode hendaknya disesuaikan dengan tema, sub tema,
dan tujuan atau indicator. Selanjutnya penggunaan metode
pembelajaran sangat erat kaitannya dengan pemilihan dan penentuan
jenis komunikasi, bentuk komunikasi, dan pola komunikasi. Metode
pembelajaran tersebut adalah:
a. Metode bermain
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
32
KP
2 Bermain merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk
membelajarkan kemempuan berbahasa anak. Secara spesifik, bermain
dapat memajukan perkembangan dari segi komunikasi berikut ini: (1)
bahasa reseptif (penerimaan) yaitu mengikuti petunjuk-petunjuk dan
memahami konsep dasar, (2) bahasa ekspresif, yaitu kebutuhan
mengekspresikan keinginan, perasaan, penggunaan kata-kata, frase-
frase, kalimat, berbicara secara jelas dan terang, (3) komunikasi non
verbal, yaitu penggunaan komunikasi kongruen, ekspresi muka, isyarat
tubuh, isyarat tangan, dan (4) memori pendengaran / pembedaan, yaitu
memahami bahasa berbicara dan membedakan bunyi (Catron dan
Allen:1999:151-256).
b. Metode karyawisata
Karyawisata adalah kunjungan secara langsung ke objek-objek di
lingkungan kehidupan anak yang sesuai dengan tema yang sedang
dibahas. (Panduan PAUD, 2015:24). Dengan karyawisata, guru
mengajak anak untuk mengamati berbagai jenis objek yang sesuai
dengan tema dan sub-tema atau sub-sub tema secara langsung. Dengan
metode karyawisata, guru bisa menciptakan dan membangun
komunikasi yang efektif, empatik dan santun. Komunikasi bisa dijalin
dengan menstimulasi anak untuk mengamati objek tertentu, mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengkomunikasikannya. Metode karyawisata bisa digunakan untuk
mendukung pendekatan saintifik yang memuat aspek mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan
hasilnya.
c. Metode berceritera
Salah satu kegemaran anak-anak adalah mendengarkan cerita. Ceritera
disajikan dalam bentuk komunikasi, yakni mengkomunikasikan pesan-
pesan yang sudah disiapkan oleh guru. Melalui cerita seorang guru selain
dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak, juga dapat
mengembangkan kemampuan berbahasa. Cerita yang dibawakan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
33
KP
2 hendaknya yang berhubungan dengan dunia anak-anak sehinga akan lebih
menarik minat mereka untuk mendengarkan dan memperhatikan.
d. Metode bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap ini disamping dapat menunjang program
pengembangan bahasa, juga dapat meningkatkan kemampuan anak-anak
dalam berkomunikasi dan mengkomunikasikan berbagai pikiran dan
perasaan anak. Dengan metode ini anak-anak belajar berkomunikasi untuk
mendengarkan pembicaraan guru atau temannya sekaligus belajar
mengemukakan pendapatnya dan mengungkapkan perasaannya. Dengan
bercakap-cakap pula anak-anak belajar berkonsentrasi, menjadi pendengar
yang baik, dan belajar menyimak pembicaraan guru atau temannya.
e. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab dilaksanakan dengan memberi pertanyaan –
pertanyaan tertutup atau terbuka kepada anak untuk menstimulasi anak
agar berkonsentrasi mendengarkan pertanyaan, aktif berpikir, dan memiliki
kemampuan unrtuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
guru. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru hendaknya
mempertimbangkan beberapa aspek, diantaranya:
1) Tingkat kemampuan anak dalam memahami pertanyaan yang diajukan
2) Tingkat kemampuan anak dalam menjawab pertanyaan
3) Tingkat kemampuan anak dalam mengkomunikasikan jawaban (pikiran
dan perasaannya)
Selain hal tersebut di atas, disarankan agar guru bersikap terbuka
untukmenerima dan menjawab pertanyaan yang dikemukakan oleh anak
secara efektif, empatik, dan santun, sehingga anak-anak atau peserta didik
merasakan suasana yang sangat menyenangkan.
f. Metode pemberian tugas
Pemberian tugas dilakukan oleh guru untuk memberi pengalaman yang
nyata kepada anak baik secara individu maupun secara berkelompok.
Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja
harus dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas. Di taman kanak-kanak
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
34
KP
2 tugas diberikan dalam bentuk kesempatan melaksanakan kegiatan sesuai
dengan petunjuk langsung guru. Dengan pemberian tugas, anak dapat
melaksanakan kegiatan secara nyata dan menyelesaikannya sampai
tuntas. Tugas dapat diberikan secara kelompok atau perorangan.
Pemberian tugas merupakan salah satu metode pengajaran yang
memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan bahasa reseptif;
kemampuan mendengar dan menangkap arti; kemampuan kognitif:
memperhatikan, kemauan bekerja sampai tuntas.
g. Metode Proyek
Projek merupakan suatu tugas yang terdiri atas rangkaian kegiatan yang
diberikan oleh pendidik kepada anak, baik secara individu maupun secara
berkelompok dengan menggunakan objek alam sekitar maupun kegiatan
sehari-hari. Metode proyek digunakan untuk melatih kemampuan anak
memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari.
Cara ini juga dapat menggerakkan anak untuk melakukan kerja sama
sepenuh hati. Kerja sama dilaksanakan secara terpadu untuk mencapai
tujuan bersama.
h. Metode eksperimen
Eksperimen merupakan pemberian pengalaman nyata kepada anak
dengan melakukan percobaan secara langsung dengan mengamati dan
membuktikan sendiri hasilnya. Metode eksperimen erat kaitannya dengan
pendekatan saintifik, yaitu peserta didik diajak untuk mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan
i. Metode demontrasi
Suatu penyampaian pelajaran yang penyajiannya mengutamakan
peragaan. Metode ini menampilkan kondisi pada figur yang nyata dan
tujuan pembelajarannya lebih menekankan pada proses. Untuk
memperkuat pemahaman tersebut maka pelaksanaannya dilanjutkan
dengan pemberian tugas. Metode Demontrasi digunakan melalui peragaan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
35
KP
2 langsung yang dapat disaksikan oleh peserta didkik karena sulit untuk
dijelaskan dengan metode menggunakan metode lain. Metode ini dapat
dipergunakan untuk memenuhi dua fungsi. Pertama untuk memberikan
ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada peserta didik, dan yang
kedua, metode ini dapat membantu meningkatkan daya pikir anak dalam
meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berfikir konvergen, dan
berfikir evaluative.
j. Metode sosiodrama atau bermain peran
Sosio-drama atau bermain peran dilakukan untuk mengembangkan daya
khayal/imajinasi, kemampuan berekspresi, dan kreativitas anak yang
diinspirasi dari tokoh-tokoh atau benda-benda yang ada dalam cerita yang
dilakukan dengan cara memperagakan suatu kegiatan secara singkat
dengan tekanan utama pada karakter/sifat orang.
k. Metode Keteladanan
Berkomunikasi tidak hanya terbatas dengan menggunakan bahasa lisan
saja, tetapi bisa dilakukan guru dengan menggunakan komunikasi non-
verbal melalui pemberian contoh atau teladan. Pesan yang disampaikan
melalui komunikasi non-verbal tidak kalah pentingnya untuk dijadikan
metode pembelajaran karena anak-anak memiliki kecenderungan untuk
meniru-niru perilaku guru, orang tua atau orang dewasa lainnya. Metode
keteladanan adalah bentuk komunikasi non-verbal yang paling efektif
dalam membentuk sikap dan perilaku yang baik dan terpuji sehingga
membentuk kebiasaan pada diri anak.
D. Aktivitas Pembelajaran
Sebelum saudara melakukan kegiatan lebih lanjut, jawablah pertanyaan di bawah ini
melalui diskusi kelompok. Saudara dipersilakan untuk mengisi pertanyaan di atas ke
dalam LK 02 dengan sungguh-sungguh, percaya diri, bekerjasama dengan penuh
tanggung jawab.
Jelaskan apa yang dimaksud komunukasi yang efektif, empatik, dan santun?
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
36
KP
2 Berikan satu contoh komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam proses
pembelajaran yang saudara lakukan ketika saudara menggunakan pendekatan tematik
terintegrasi.
Berikan satu contoh komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam proses
pembelajaran yang saudara lakukan ketika saudara menggunakan pendekatan
saintifik.
Berikan satu contoh komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam proses
pembelajaran yang saudara lakukan ketika saudara menggunakan metode berceritera.
E. Latihan
Isilah soal di bawah ini dengan membubuhkan tanda cek (V) pada salah satu
jawaban yang benar
1. Di bawahinitermasuk komunikasiefektif…
A. Clarity
B. sugesti
C. simpati
D. reaksi
1. Bahasa tubuh yang paling penting dalam melakukan komunikasi
adalah…
A. senyum
B. kontak mata
C. wajah
D. gerakan kepala
2. Komunikasi yang efektif harus dibangun dari sikap guru dalam
menghargaii peserta didik yang menjadi sasaran pesan yang
disampaikan. Hal itu disebut...
A. empaty
B. audible
C. respect
D. clarity
3. Suatu pesan harus mendapat perhatian sehingga tidak menimbulkan
kesalah tafsiran.
A. imitatif
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
37
KP
2 B. enjoyable
C. informative
D. aplikatif
4. Pemberitahuan, pembicaraan, pertukaran pikiran, dan juga percakapan
termasuk pada…
A. komponen komunikasi
B. jenis komunikasi
C. fungsi komunikasi
D. pengertian komunikasi
F. Rangkuman
Komunikasi antara guru dengan peserta didik adalah proses penyampaian pesan dari
guru terhadap peserta didik atau dari peserta didik terhadap guru sehingga penerima
pesan tersebut mengerti, memahami dan menanggapinya dengan baik sesuai dengan
yang diharapkan. Komunikasi yang dilakukan oleh guru dengan perserta didik
merupakan komunukasi pedagogic. Hal tersebut lebih disebabkan karena peran guru
dalam upaya memandirikan atau mendewasakan peserta didik. Salah satu kompetensi
pedagogic guru pada pendidikan anak usia dini adalah guru harus memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun. Komunikasi
efektif (effective communications) adalah komunikasi yang tepat sasaran, berhasil
guna, atau mencapai tujuan.
.
Untuk menjalin komunikasi efektif dengan anak, maka ada tiga hal yang perlu dilakukan
oleh guru. Ketiga hal ini merupakan rangkaian yang tak terpisahkan, yaitu :
a. Maksud yang hendak dikomunikasikan,
b. Cara mengomunikasikan, dan
c. Maksud bisa diterima
Komunikasi antara guru dengan peserta didik hendaknya berlangsung secara efektif,
empatik, dan santun sehingga pesan yang disampaikan oleh guru segera dapat
diterima dan difahami dengan baik.
Komunikasi efektif itu melibatkan kejelasan, perkataan langsung, dan aktif
mendengarkan (clear, direct speech, active listening). Komunikasi dikatakan efektif jika
informasi, pemikiran, atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
38
KP
2 dengan baik sehingga menciptakan kesamaan persepsi, mengubah perilaku, atau
mendapatkan informasi (menjadi tahu/paham). Selanjutnya komunikasi empatik
.merupakan salah satu karakter yang harus dimiliki oleh guru. Rasa empati guru
terhadap peserta didik akan menumbuhkan rasa kasih sayang, pengertian, dan
pemahaman terhadap keberagaman karakteristik dan latar Belakang peserta didik.
Dengan empati, akan terjadi hubungan emosional yang sangat dekat dan harmonis
antara guru dengan peserta didik
Dalam berkomuniksai, diperlukan juga sikap santun,. Kata “santun” lebih mengarah
pada sikap atau perilaku, terutama dalam bertutur kata. Kesantunan biasanya diawali
dengan kerendahan hati yang melahirkan lain dalam hal ini dari peserta didik.
Komunikasi yang santun akan mendapat respon yang baik berupa penerimaan
terhadap pesan yang disampaikan sesuai dengan harapan dari penyampai pesan.
Keterampilan guru dalam menjalin keakraban dalam berkomunikasi secara santun
dengan anak akan memudahkan dalam mempengaruhi dan menyampaikan pesan-
pesan positif yang dengan mudah dapat diterima oleh anak. Dengan demikian,
komunikasi dengan anak akan berlangsung secara efektif dan efisien.
Dalam kominukasi efektif, empatik, dan santun, hendaknya guru mampu menghindari
perkataan dan sikap yang dapat menjauhkan peserta didik dari aktivitas pembelajaran
di TK, seperti: merendahkan, mencela, mengkritik, menggerutu, menyalahkan,
membanding-bandingkan diantara peserta didik, menyindir, member label negative,
atau bahkan mengancam peserta didik.
Strategi komunikasi merupakan rencana yang disusun dan ditetapkan untuk mencapai
tujuan dari komunikasi. Tujuan dari komunikasi adalah agar pesan yang disampaikan
oleh guru dapat diterima dan difahami oleh anak. Pesan yang hendak disampaikan
oleh guru terhadap anak berupa program-program pengembangan untuk mencapai
Standard Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), meliputi aspek
perkembangan nilai-nilai agama dean moral, fisik-motorik, sosial-emosional, kognitif,
bahasa, dan seni. Kompetensi inti, dan kompetensi dasar, yang dikemas ke dalam
program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan
rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
Strategi berkomunikasi dengan anak usia dini dimulai dengan kejelasan perencanaan
terkait dengan rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why + How). Komunikasi
efektif, empatik, dan santun bisa bisa direncanakan dalam bentuk kegiatan secara
terprogram dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
39
KP
2 kebutuhan anak secara individual, kelompok, dan atau klasikal di dalam maupun di
luar kelas., dan kegiatansecara tidak terprogram dapat dilaksanakan pada kegiatan
sebagai berikut:
a. Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal,
b. Kegiatan Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus
c. Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk memberikan contoh atau
keteladanan terhadap anak.
Komunikasi efektif itu melibatkan kejelasan, perkataan langsung, dan aktif
mendengarkan (clear, direct speech, active listening).
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban yang telah tersedia. Hitung jawaban
yang benar. Kemudian gunakan rumus berikut ini
Tingkat penguasaan = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 × 100%
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Jika mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
pembelajaran berikutnya. Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi
pokok 2, terutama materi-materi yang belum dikuasai.
H. Refleksi dan Tindak Lanjut
Saudara diminta untuk mengisi format di bawah ini dengan memberikan tanda cek (V)
pada kolom “tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (V) pada kolom “belum tercapai”, jika
saudara belum mencapainya.
Tabel 2. 1 Rrfleksi dan Tindak Lanjut
No Tujuan Pembelajaran Tercapai Belum
Tercapai
Keterangan
1 Konsep dasar komunikasi
antara guru dengan peserta
didik
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
40
KP
2 2 Strategi Komunikasi Antara guru
dengan anak usia dini
3 Bentuk Pengembangan
Komunikasi Guru dan Peserta
Didik
4 Komunikasi Guru dan Peserta
Didik dalam Pembelajaran di TK
5 Metode Pembelajaran di
TK
Tindak Lanjut:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
41
KP
3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pokok 3 ini, peserta mampu menjelaskan komunikasi
antara guru dengan orang tua di TK
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran tiga, peserta diharapkan dapat :
1. Menjelaskan Pengertian Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik
2. Menjelaskan Tujuan Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik
3. Menjelaskan Pentingnya komunikasi guru dan orang tua
4. Menjelaskan Komunikasi Efektif, empati, dan santun antara Guru dengan Orang
Tua
5. Teknik komunikasi antara Guru dengan Orang tua
6. Mengkomunikasikan hasil penilaian tingkat pencapaian perkembangan anak dalam
bentuk buku Laporan (LPPA)
C. Uraian Materi
1. Pengertian Komunikasi antara guru dengan orang tua
Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik adalah proses
penyampaian pesan dari guru terhadap orang tua peserta didik atau sebaliknya
dari orang tua peserta didik terhadap guru sehingga diantara mereka terjadi saling
mengerti, memahami, dan menanggapinya dengan baik sesuai dengan apa yang
diharapkan. Komunikasi antara guru dengan orang tua perlu dijalin untuk bersama-
sama dan bekerjasama mengembangkan potensi peserta didik secara
berkesinambungan oleh orang tua di rumah dan oleh guru di sekolah atau di TK,
sehingga peserta didik mencapai standar tingkat pencapaian kompetensi yang
diharapkan seperti yang dimuat pada Permendikbud nomor 137 Tahun 2014.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
42
KP
3 2. Tujuan Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik
Pada hakekatnya guru dan orang tua dalam pendidikan mempunyai tujuan yang
sama, yakni mengasuh, mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya
menjadi orang dewasa dan dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya dalam arti
yang seluas-luasnya. Tujuan guru berkomunikasi dengan orang tua peserta didik
adalah:
a. memberikan pengertian tentang pentingnya pendidikan bagi anak usia dini
b. mensosialisasikan program yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan di TK
c. menyampaikan Informasi oleh guru kepada orang tua, baik yang berhubungan
dengan program pendidikan, pelaksanaan program, penilaian, dan pelaporan
hasil pelaksanaan program, dan sebagainya.
d. Memotivasi orang tua agar mendukung anaknya dalam melakukan kegiatan
pembelajaran,
e. memotivasi dan mendorong partisipasi orang tua untuk mendukung
penyelenggaraan program pembelajaran di TK,
f. memberiakn kesempatan kepada orang tua untuk berperan serta dalam
memajukan pendidikan TK
g. menciptakan iklim pendidikan yang sehat di TK
h. memajukan kualitas proses dan hasil dari kegiatan pembelajaran
i. menjalin Hubungan Sosial yang harmonis.
j. Melalui komunikasi, guru dapat menciptakan, mengembangkan, dan
memelihara hubungan sosial yang harmonis dengan orang tua peserta didik.
k. Bertukar informasi dengan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak dan upaya yang mesti dilakukan untuk meningkatkannya secara normal
dan optimal,
l. Menjalin kerja sama
Melalui komunikasi, guru menciptakan kerjasama yang sinergis dengan orang
tua untuk mendapatkan dukungan dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya, sehingga proses pembelajaran berjalan lancar dengan pencapaian
hasil pembelajaran yang memuaskan berbagai pihak
3. Pentingnya komunikasi guru dan orang tua
Pada umumnya komunikasi antara guru dengan orang tua/wali merupakan salah
satu realisasi dari akuntabilitas sekolah. Orang tua menitipkan anak-anaknya ke TK
agar anak mereka mencapai tingkat perkembangan yang diharapkan, demikian juga
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
43
KP
3 dengan guru harapan dan tujuan dalam mendidik anak. Oleh karena itu guru
membutuhkan informasi dan bantuan dari orang tua untuk memahami anak, karena
orang tua merupakan sumber informasi yang paling lengkap tentang anaknya.
Berkomunikasi antara guru dengan orang tua disamping akan saling mengenal satu
sama lain, juga akan mempermudah guru dalam menyampaikan sesuatu yang
bersifat pribadi terhadap orang tua mengenai anak-anak mereka. Demikian juga
sebaliknya, orangtua tidak akan merasa sungkan untuk memberikan informasi
terhadap guru terkait dengan hal-hal yang perlu diketahui oleh guru mengenai anak.
Pertukaran informasi tersebut dapat dimanfaatkan guru untuk menjadikan orang tua
sebagai mitra kerja untuk bekerja sama dalam mendidik anak. Hal tersebut tentunya
akan membantu guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Jalinan
komunikasi dan kerjasaman orang tua peserta didik yang diciptakan oleh guru akan
memotivasi para orang tua dalam mendukung program-program di Taman Kanak-
kanak, dan bahkan tidak menutup kemungkinan para orang tua akan turut
berpartisipasi aktif untuk melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran di Taman
Kanak-kanak.
4. Komunikasi Efektif, Empati, dan santun antara Guru dengan Orang
Tua
a. Komunikasi efektif guru dengan orang tua di TK
Mengembangkan komunikasi yang efektif dengan orang tua sangat penting bagi
setiap guru. Komunikasi harus berfokus pada hal-hal positif daripada
mengedepankan masalah atau kekurangan. Hendaklah para guru berfokus pada
teknik berkomunikasi dengan orang tua untuk mengurangi kesalahpahaman.
Misalnya menanyakan pada orang tua, mengenai saluran komunikasi yang lebih
disukai orang tua, mulai dari surat tertulis, email, telepon, atau secara langsung.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian guru dalam menjalin komunikasi efelktif
dengan orang tua. Cara yang dilakukan oleh guru untuk dapat berkomunikasi
dengan orang tua peserta didik adalah sebagai berikut:
1) Membuat program pertemuan
2) Memotivasi orang tua untuk datang ke sekolah
3) Melakukan diskusi dua arah
4) Mengidentifikasi hal-hal dimana orang tua harus membantu anak agar
mencapai kemajuan
5) Berbagi informasi sehingga anak berpeluang untuk sukses
6) Berbagi tugas agar mereka dapat membantu anaknya di rumah
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
44
KP
3 7) Melakukan umpan balik secara positif terhadap pekerjaan anak
Untuk membangun komunikasi yang efektif dengan orang tua, hendaklah para
guru atau pihak lembaga PAUD memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Inisiasi, Guru harus mengawali kontak secapatnya saat guru sudah mengenal
siswanya di kelas. Perkenalan dengan orang tua dapat menjadi kontak awal
yang dilakukan guru. Perkenalan ini dapat dilakukan melalui telepon atau
mengirimkan surat ke orang tua untuk memperkenalkan diri Anda secara
khusus.
2) Jadwal kontak, Orang tua dapat segera mengontak Anda dengan segera jika
ada permasalahan, maka pada saat itu juga solusi dapat ditemukan.
Menunggu terlalu lama dapat menimbulkan masalah baru.
3) Konsistensi dan frekuensi: orang tua menginginkan umpan balik yang sering
diberikan guru/sekolah tentang hasil karya anak-anak mereka di sekolah.
4) Mengikuti dengan seksama : Orang tua dan guru saling melihat bahwa satu
sama lain saling melakukan apa yg dijanjikan oleh masing-masing pihak
Komunikasi yang jelas dan berguna: orang tua dan guru harus memiliki informasi
yang mereka butuhkan untuk membantu siswa, dalam sebuah bentuk dan
bahasa yang membuat orang tua memahaminya
b. Komunikasi empatik antara guru dengan orang tua
Komunikasi empatik antara guru dengan orang tua diawali dengan pengertian
dan perasaan terhadap tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam
mendidik anak. Dengan demikian seorang guru hendaknya mengerti dan
merasakan kesulitan dan kebutuhan orang tua dalam mendidik anaknya. Oleh
karenanya, guru harus bersikap terbuka untuk berkomunikasi dengan orang tua
dan mengijinkannya untuk berbagi pemikiran, informasi, dan saran. Memberi
kesempatan orang tua untuk mengetahui bahwa guru merasa tertarik dengan
kesuksesan anak. Untuk menunjukan ketulusan dan perhatian kepada anak
didik, guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut dalam berkomunikasi:
1) Mengirim surat selamat datang ke setiap orang tua siswa baru.
2) Mengirimkan catatan-catatan yang positif mengenai anak ke pihak orang
tua.
3) Mengungkapkan maksud dan tujuan dengan kata-kata yang jelas dan
dengan sikap yang hormat.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
45
KP
3 4) Memberikan orang tua kesempatan untuk membagi ide dan apa yang
menjadi harapan mereka.
5) Menghargai secara cepat komunukasi yang diawali oleh orang tua.
6) Mencari cara-cara komunikasi yang informal dengan orang tua agar semakin
akrab dengan mereka
7) Kekurangan pertukaran informasi bukan berarti usaha Anda tidak dihargai.
c. Komunikasi santun antara guru dengan orang tua
Komunikasi yang santun dengan orang tua peserta didik diawali dengan
menghargai orang tua peserta didik sebagai pendidik pertama dan utama bagi
anaknya. Penghargaan terhadap orang tua dapat diwujudkan oleh guru dengan
menampilkan sikap santun dalam berkomunikasi. Guru yang santun dalam
berkomunikasi adalah guru yang mampu berkomunikasi disertai dengan
kerendahan hati, kelembutan suara, ekspresi wajah yang tenang, sejuk, dan
menarik, menggunakan bahasa yang baik atau positif, dan mampu menghindari
bahasa yang negative, baik bahasa verbal maupun non-verbal.
Guru yang berkomunikasi secara santun adalah guru yang sudah terbiasa menjadi
pendengar aktif, penuh perhatian, dan manjauhkan diri dari memotong pembicaraan
orang lain. Guru yang berkomunikasi secara santun adalah guru menghargai dirinya
sendiri dengan cara menghargai orang tua peserta didik. Guru yang selalu
menghargai orang tua akan dihargai dan disukai tidak hanya oleh peserta didiknya
dan orang tua, melainkan juga oleh orang lain dalam pergaulan sosial di tengah-
tengah masyarakat. Guru yang mampu berkomunikasi secara santun akan
mendapatkan kemudahan dalam menyampaikan pesan-pesan sesuai dengan
tujuannya, baik dalam mengkomunukasikan pesan secara verbal dalam pertemuan
guru dengan orang tua, maupun non verbal melalui ekspresi dan bahasa tubuh
maupun bahasa secara terlulis.
Kesantunan dalam berkomunikasi dengan orang tua juga bisa ditunjukkan dalam
mengisi laporan Perkembangan peserta didik. Pada buku laporan, guru
menguraikan seluruh kemajuan perkembangan anak berdasarkan kompetensi yang
dicapai anak meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Diawali dengan
menguraikan kekuatan peserta didik dengan cara yang unik dan bermakna yang
dapat menjadi bagian dari citra diri peserta didik serta menghindari pernyataan yang
bersifat negatif.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
46
KP
3 Pada laporan, hendaknya dalam melaporkan pencapaian perkembangan anak
dikomunikasikan secara santun, yaitu guru menggunakan pernyataan positif dan
menghindari pernyataan negative.
5. Teknik komunikasi antara Guru dengan Orang tua
Guru dapat melakukan komunikasi dengan orang tua melalui teknik komunikasi
formal atau resmi dan non-formal atau tidak resmi.
Teknik komunikasi yang resmi bersifat formal dan mempunyai tujuan apa yang
akan disampaikan telah direncanakan serta memiliki tema yang khusus.
Konferensi dengan orangtua, pertemuan dengan orangtua secara pribadi,
kunjungan rumah, dan laporan berkala merupakan bentuk komunikasi yang resmi
dengan para orangtua. Pertemuan dengan orangtua dilakukan pertama kali
ketika memasukkan anak ke sekolah. Pada kegiatan tersebut guru memberikan
penjelasan tentang peraturan dan program yang disepakati bersama selama
satu tahun ajaran ke depan. Hal ini juga termasuk biaya yang akan digunakan
selama program pembelajaran berlangsung.
Kunjungan rumah adalah salah satu bentuk kemudahan komunikasi guru
dengan orang tua. Program ini harus melalui perjanjian terlebih dahulu dengan
orangtua anak yang rumahnya akan menjadi objek kunjungan. Kunjungan
biasanya berlangsung selama 45-60 menit. Guru dapat melakukan pengamatan
terhadap lingkungan belajar anak ketika di rumah dan mendengarkan apa yang
disampaikan oleh orangtua mengenai perkembangan anaknya. Laporan berkala
merupakan keterangan dari pihak sekolah yang dikirimkan secara teratur kepada
masing-masing orangtua yang berisi tentang peristiwa atau pengalaman selama
anak berada di sekolah.
Teknik komunikasi nonformal merupakan penyampaian keterangan tentang apa
yang terjadi selama jam sekolah dengan cara sederhana, hal ini bisa dilakukan
di awal dan akhir jam sekolah. Misalnya ketika menjemput anak, guru menyapa
atau menegur orangtua dan bicara singkat tentang kejadian apa saja yang dialami
anak selama di sekolah pada hari tersebut. Penjelasan yang disampaikan baik
dari orangtua atau guru akan menjadi langkah awal dari keterangan yang
lebih luas dan menyeluruh tentang tingkah laku anak baik ketika di rumah
maupun di sekolah. Biasanya komunikasi dengan teknik tidak resmi ini bersifat
umum, artinya tidak perlu dirahasiakan dan dapat didiskusikan di depan anak.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
47
KP
3 Selain itu, teknik yang lain adalah dengan memberi surat berupa secarik kertas
yang dititipkan pada anak melalui botol minuman anak dan dengan telepon.
Essa (2014: 63) menyatakan bahwa selain komunikasi nonformal dan formal yang
termasuk kedalam metode komunikasi individual, biasanya lembaga prasekolah
juga menggunakan metode kelompok untuk memberikan infromasi pada
orangtua. Terdapat tiga teknik dalam komunikasi secara kelompok yaitu:
pengumuman resmi seperti memo, e-mail atau bentuk tulisan lain yang dapat
memberikan informasi kepada orangtua, papan pengumuman bagi orangtua,
dan pertemuan secara kelompok
Beberapa teknik yang dapat dipertimbangkan untuk menjalin komunikasi antara
orang tua dan guru meliputi:
1. Laporan berkala dari guru ke orang tua
2. Curriculum Nights (Pertemuan yang biasanya diadakan pada petang hari,
pertemuan orang tua dengan guru dan memiliki tujuan untuk membicarakan
program yang ditawarkan oleh sekolah sering disebut juga Open House atau
Meet the Teacher Night)
3. Kunjungan ke rumah
4. Telepon
5. Kalendar Tahunan Sekolah
6. Menyampaikan informasi pada koran lokal
7. Mengundang pakar di bidang pendidikan dan pengasuhan anak
8. Homework Hotline (merupakan sebuah layanan yang menawarkan bantuan
secara langsung via telepon dan menawarkan tugas rumah secara online (dalam
jaringan)
9. Workshop (Lokakarya)
10. Komunikasi yang secara langsung difokuskan kepada orang tua
6. Mengkomunikasikan hasil penilaian tingkat pencapaian
perkembangan anak dalam bentuk buku Laporan (LPPA)
Pada bagian akhir rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) terdapat
instrumen penilaian yang berfungsi untuk mencatat semua hasil pada pencapaian
perkembanagan anak pada akhir kegiatan pembelajaran. Instrumen penilaian
tersebut diantaranya adalah: instrument observasi, unjuk kerja, hasil karya, sikap
dan perilaku, dan sebagainya. Agar penilaian dapat terlaksana dengan baik,
hendaknya guru mengikuti prosedur penilaian sebagai berikut:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
48
KP
3 1) Mengacu pada kompetensi dan dilakukan seiring dengan kegiatan
pembelajaran yang diprogramkan dalam RPPH.
2) Mencatat semua hasil perkembangan anak dengan menggunakan instrumen
penilaian, seperti observasi, percakapan, unjuk kerja, hasil karya, dan
melakukan pencatatan terhadap sikap dan perilaku anak yang terjadisecara
insidental pada format catatan anekdot.
3) Merangkum semua hasil perkembangan anak dan dipindahkan ke dalamformat
yang telah disiapkan baik harian,mingguan maupun semester.
4) Mengolah hasil rangkuman selama satu semester menjadi bentuk
laporandeskripsi secara singkat meliputi 3 kompetensi yaitu kompetensi
Sikap,Pengetahuan dan Keterampilan.
5) Merumuskan deskripsi secara objektif sehingga tidak menimbulkan persepsi
yang salah bagi orang tua atau wali dalam bentuk LPPA (Laporan Pencapaian
Perkembangan Anak)
Penilaian terhadap anak dalam proses dan hasil kegiatan pembelajaran akan
menjadi bahan untuk menyusun pelaporan yang nantinya dikomunikasikan dan
diberikan kepada orang tua sebagai bukti nyata akan adanya perubahan dan
perkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Pelaporan
tersebut ditulis dan dideskripsikan oleh guru dalam bentuk narasi yang nantinya
harus dikomunikasikan oleh guru kepada orang tua peserta didik.
Seluruh hasil penilaian yang dilakukan oleh guru ditulis dalam bentuk laporan atau
pelaporan. Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan hasil penilaian tentang
tingkat pencapaian perkembangan anak baik secara psikis maupun fisik yang
dilakukan secara berkala oleh pendidik. Apabila terdapat pertumbuhan dan
perkembangan yang tidak biasa pendidik dapat berkonsultasi ke ahli yang relevan.
(Buku Panduan Pendidik Anak Usia 5-6 Tahun, hlm.35). Pelaporan merupakan
aktivitas guru dalam menyampaiakan dan mengkomunikasikan hasil penilaian
terhadap anak yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang telah
dicapai anak dalam kurun waktu tertentu.
Penilaian yang dilakukan oleh guru berdasarkan RPPH disebut penilaian harian,
dan jika RPPH diakumulasikan pada akhir semester desebut penilaian semester.
Penilaian semester ditulis pada buku laporan anak dan selanjutnya menjadi laporan
tertulis.
Ada beberapa aktivitas yang perlu dilakukan guru dalam pelaporan:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
49
KP
3 1) Menentukan bentuk laporan
2) Menuliskan isi laporan
3) Melaksanakan pertemuan dengan orang tua anak
4) Menyampaikan laporan kepada orang tua atau wali anak. Kemdikbud, Materi
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru TK Tahun 2015, 2015:313)
5) Contoh bentuk Laporan:
Tabel 3. 1 Contoh Format Laporan Pencapaian Perkembangan Anak (LPPA) LAPORAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
Tahun Pelajaran : …………
Nama Anak Didik:………………………………………….. Nomor
Induk:………………………………….
Kelompok Usia:……………………………………………..
Semester:……………………………………….
PERTUMBUHAN
PERKEMBANGAN
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
50
KP
3 Mengetahui,
……………………………………
……………….
Kepala Sekolah
…………………….,…………………..
……………………………………………………
……
Guru Kelas
Keterangan:
Sakit :……………….hari
Ijin :……………….hari
Alpha :………………hari
Komentar Orang Tua:
……………………………………………………
………………………
……………………………………………………
……………………..
………………..,……………..
-----------------------
----
Orang Tua
1) Petunjuk Pengisian LPPA
Pertumbuhan
Pada kolom ini diuraikan catatan seluruh kemajuan pertumbuhan fisik anak meliputi
berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, panca indera, kesehatan secara umum, dll.
Perkembangan
Pada kolom ini diuraikan catatan mengenai seluruh kemajuan perkembangan anak
berdasarkan kompetensi yang dicapai anak meliputi sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Diawali dengan menguraikan kekuatan peserta didik dengan cara yang
unik dan bermakna yang dapat menjadi bagian dari citra diri peserta didik serta
menghindari pernyataan yang bersifat negatif.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
51
KP
3
Pernyataan positif sebagai contoh:
anak unggul dalam...
menunjukkan inisiatif dalam hal ...
dapat bekerjasama ...
bangga dengan karyanya ...
mau mendengarkan ...
dapat menyampaikan ide/gagasan ...
bekerja dengan rapi ...
menunjukkan pekerjaan dengan tuntas ...
memahami dengan cepat ...
sangat disukai oleh teman-teman ...
Pernyataan yang harus dihindari misalnya:
anak tidak pernah ...
anak tidak akan ...
anak tidak bisa ...
anak akan selalu ...
Untuk menghindari kesan negatif dalam mengomentari kelemahan anak
dapat menggunakan bahasa yang positif misalnya:
anak lebih menyukai...
anak ramah dan lebih disukai
anak akan dapat manfaat dari berlatih...
anak menunjukkan peningkatan dalam ...
Beberapa contoh kalimat yang dapat mendorong, sebagai berikut:
anak telah mengembangkan sikap positif terhadap ...
anak telah maju dalam ...
anak telah menunjukkan keinginan untuk ...
anak telah menunjukkan kemajuan dalam ...
anak telah menunjukkan peningkatan yang nyata ...
anak telah menunjukkan keterampilan sosial ...
anak telah menunjukkan antusias untuk ...
anak senang belajar untuk ...
anak menjadi mandiri ...
anak sedang mengembangkan keterampilan konsentrasi ...
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
52
KP
3 anak mulai mendapatkan kepercayaan diri ...
anak menjadi pendengar yang baik ...
anak sedang mengembangkan cara yang lebih positif untuk berinteraksi
dengan orang lain ...
anak bersifat kooperatif ketika bekerja dalam kelompok ...
Catatan:
Kalimat di atas merupakan contoh yang dapat digunakan dalam membuat deskripsi
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik di LPPA.
Format dan muatan khusus (keagamaan, kesenian, budaya, bahasa daerah) LPPA
dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi daerah, satuan PAUD/lembaga PAUD,
peserta didik.
2) Menyusun/Menulis Laporan
Penulisan laporan dimulai dari menelaah apa yang penting diinformasikan kepada
orang tua atau orang yang berkepentingan dengan perkembangan dan
pengembangan dari anak baik sesuatu yang sudah berhasil maupun yang belum
berhasil. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menuliskan laporan, yaitu:
a) Keruntutan kompetensi yang harus dilaporkan
b) Memulai dari hal positif (sesuatu yang sudah dimiliki)
c) Gunakan kata dan kalimat yang dapat dipahami oleh orang tua
d) Memuat tindak lanjut dari hasil belajar
e) Mendorong orang tua untuk berperan aktif dalam pengembangan diri anak.
3) Mengkomunikasikan laporan penilaian
Laporan hasil penilaian yang sudah ditulis dalam bentuk kartu, buku atau yang lainnya
perlu dikomunikasikan kepada orang tua atau yang lainnya. Komunikasi dapat
dilakukan secara langsung atau tidak langsung.Komunikasi langsung adalah
penyampaian laporan perkembangan dan hasil belajar dalam pertemuan tatap muka
antara guru/pendidik PAUD dengan orang tua. Komunikasi tidak langsung adalah
penyampaian laporan perkembangan dan hasil belajar yang disampaikan media
tertentu, seperti kartu, buku, dan surat.Beberapa metode yang digunakan dalam
pertemuan guru/pendidik dengan orang tua, yaitu:
a) Seminar
b) Diskusi kelompok
c) Pertemuan individual
Agar tatap muka dan pelaporan dapat disampaikan kepada orang tua/wali dengan
baik, guru perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
53
KP
3 a) Sampaikan jadwal pertemuan minimal satu minggu sebelum pertemuan,
b) Kalau memungkinkan, siapkan ruangan khusus yang membuat orang tua/wali
nyaman berbicara dengan guru,
c) Gunakan ekspresi yang ramah dan sikap badan yang membuat orang tua/wali
merasa penting tetapi nyaman
d) Ketika berbicara, peliharalah kontak mata dengan orang tua/wali
e) Hindari membuat catatan pada waktu orang tua berbicara, buat rangkuman
setelah kegiatan konsultasi selesai dilakulkan
f) Sampaikan apresiasi dan terima kasih kepada orang tua telah menyempatkan
hadir dan membuat tatap muka atau konsultasi ini menjadi produktif.
D. Aktivitas Pembelajaran
Mempelajari komunikasi guru dengan peserta didik (2 JP))
1. jelaskan Pengertian Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik
2. jelaskan Tujuan Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik
3. Mjelaskan Pentingnya komunikasi guru dan orang tua
4. jelaskan Komunikasi Efektif, empati, dan santun antara Guru dengan Orang Tua
5. Bagaimana teknik komunikasi yang dilakukan oleh guru dengan Orang tua
Bagaimana langkah-langkah untuk mengkomunikasikan hasil penilaian tingkat
pencapaian perkembangan anak dalam bentuk buku Laporan (LPPA)
E. Latihan
Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf A,
B, C, atau D yang mewakili jawaban yang paling benar.
1. Memberikan pengertian kepada orang tua tentang pentingnya pendidikan bagi anak
usia dini merupakan
A. pengertian komunikasi
B. tujuan komunikasi
C. manfaat komunikasi
D. pentingnya komunikasi
2. Di bawah ini adalah pentingnya menjalin komunikasi antara guru dengan orang tua
A. menjalin komunikasi
B. menjalin kerkeluargaan
C. menjalin kerjasama
D. menjalin keharmonisan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
54
KP
3 3. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk membagi ide dan apa yang
menjadi harapan mereka termasuk komunikasi
A. empati
B. interpersonal
C. santun
D. efektif
4. salah satu cara yang dilakukan oleh guru untuk dapat berkomunikasi dengan
orang tua adalah…
A. melibatkan orang tua dalam kegiatan di TK
B. menceriterakan cara guru mengajar
C. memberikan laporan kepada orang tua
D. membuat program pertemuan
5. Di bawah ini termasuk komunikasi empatik yang dilakukan guru terhadap orang
tua:
A. menggunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan difahami
B. melembutkan suara dan menggunakan bahasa yang baik
C. menghargai secara cepat komunikasi yang diawali oleh orang tua menampilkan
ekspresi yang meyakinkan
F. Rangkuman
Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik adalah proses penyampaian
pesan dari guru terhadap orang tua peserta didik atau sebaliknya dari orang tua
peserta didik terhadap guru sehingga diantara mereka terjadi saling mengerti,
memahami, dan menanggapinya dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.
Komunikasi antara guru dengn orang tua peserta didik bertujuan untuk memberikan
pengertian tentang pentingnya pendidikan mensosialisasikan program yang sudah,
sedang, dan akan dilaksanakan menyampaikan Informasi oleh guru kepada orang tua,
baik yang berhubungan dengan program pendidikan, pelaksanaan program, penilaian,
dan pelaporan hasil pelaksanaan program, Memotivasi orang tua agar mendukung
anaknya dalam melakukan kegiatan pembelajaran,memotivasi dan mendorong
partisipasi orang tua untuk mendukung penyelenggaraan program pembelajaran di TK,
bertukar informasi, dqan menjalin kerja sama untuk mengembangkan potensi peserta
didik
Untuk meningkatan motivasi anak dan meningkatkan komitmen terhadap kepedulian
terhadap perkembangan anak.dan Komunikasi menghasilkan hubungan dan
pengertian yang lebih baik antara guru dengan orang tua
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
55
KP
3 Untuk membangun komunikasi yang efektif dengan orang tua, hendaklah para guru
melakukan kontak dan berkenalan dengan orang tua, menyusun jadwal pertemuan,
berkomunikasi secara formal dan non-formal, dan sebagainya. selanjutnya dalam guru
hendaknya menggunakan bahasa sederhana yang mudah dimenerti dan difahami,
focus pada masalah, tujuan, dan alternative pemecahan masalah. Oleh karena itu yang
dilakukan guru dalam berkomunikasi dengan orang tua adalah sikap respect
menghargai/menghormati), empathy (menempatkan diri sesuai dengan yang
diharapkan oleh orang tua),audible (menggunakan bahasa atau media yang dapat
dimengerti), clarity(isi pesan harus mndapat perhatian sehingga tidak menimbulkan
kesahan tafsir), dan humble (sikap rendah hati, sikap yang penuh melayani, sikap
menghargai, mau mendengar, dan menerima kritik),
Guru juga hatus memiliki sikap empati, artinya guru memiliki kemampuan menangkap
perasaan dan pikiran orang tua peserta didik dan menempatkan perasaan serta
pikirannya dalam sudut pandang orang tua. Selanjutnya sikap santun guru sangat
penting dalam berkomunikasi dengan orang tua. Sikap santun ditandai dengan
penggunaan kata-kata dan bahasa yang baik dengan intonasi yang lembut dan
ekspresi yang ramah dan bersahabat. Selain itu guru bersikap terbuka untuk dihubungi
dan menerima informasi atau saran-saran dari oaring tua.
Untuk menjalin keharmonisan hubungan dan kerja sama dengan orang tua, guru
menggunakan teknik komunikasi yang meliputi:
1. Laporan berkala dari guru ke orang tua
2. Curriculum Nights (Pertemuan yang biasanya diadakan pada petang hari,
pertemuan orang tua dengan guru dan memiliki tujuan untuk membicarakan
program yang ditawarkan oleh sekolah sering disebut juga Open House atau Meet
the Teacher Night)
3. Kunjungan ke rumah
4. Telepon
5. Kalendar Tahunan Sekolah
6. Menyampaikan informasi pada koran lokal
7. Mengundang pakar di bidang pendidikan dan pengasuhan anak
8. Homework Hotline (merupakan sebuah layanan yang menawarkan bantuan secara
langsung via telepon dan menawarkan tugas rumah secara online (dalam jaringan)
9. Workshop (Lokakarya)
10. Komunikasi yang secara langsung difokuskan kepada orang tua
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
56
KP
3 Selanjutnya komunikasi guru dengan orang tua dilakukan ketika melaporkan
Mengkomunikasikan hasil penilaian tingkat pencapaian perkembangan anak dalam
bentuk buku Laporan (LPPA). Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan hasil
penilaian tentang tingkat pencapaian perkembangan anak baik secara psikis maupun
fisik yang dilakukan secara berkala oleh pendidik
Pelaporan merupakan aktivitas guru dalam menyampaiakan dan mengkomunikasikan
hasil penilaian terhadap anak yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang telah dicapai anak dalam kurun waktu tertentu. Penilaian yang dilakukan oleh
guru berdasarkan RPPH disebut penilaian harian, dan jika RPPH diakumulasikan pada
akhir semester desebut penilaian semester. Penilaian semester ditulis pada buku
laporan anak dan selanjutnya menjadi laporan tertulis.
Ada beberapa aktivitas yang perlu dilakukan guru dalam pelaporan:
1. Menentukan bentuk laporan
2. Menuliskan isi laporan
3. Melaksanakan pertemuan dengan orang tua anak
4. Menyampaikan laporan kepada orang tua atau wali anak.
Dalam menulis laporan, guru dianjurkan untuk menggunakan kata-kata dan
pernyataan yang positif serta menghindari pernyataan yang negatif
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menuliskan laporan, yaitu:
f) Keruntutan kompetensi yang harus dilaporkan
g) Memulai dari hal positif (sesuatu yang sudah dimiliki)
h) Gunakan kata dan kalimat yang dapat dipahami oleh orang tua
i) Memuat tindak lanjut dari hasil belajar
j) Mendorong orang tua untuk berperan aktif dalam pengembangan diri anak.
Laporan hasil penilaian yang sudah ditulis dalam bentuk kartu, buku atau yang lainnya
perlu dikomunikasikan kepada orang tua atau yang lainnya. Komunikasi dapat dilakukan
secara langsung atau tidak langsung.Komunikasi langsung adalah penyampaian
laporan perkembangan dan hasil belajar dalam pertemuan tatap muka antara
guru/pendidik PAUD dengan orang tua. Komunikasi tidak langsung adalah penyampaian
laporan perkembangan dan hasil belajar yang disampaikan media tertentu, seperti kartu,
buku, dan surat.Beberapa metode yang digunakan dalam pertemuan guru/pendidik
dengan orang tua, yaitu:
1. Seminar
2. Diskusi kelompok
3. Pertemuan individual
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
57
KP
3 Agar tatap muka dan pelaporan dapat disampaikan kepada orang tua/wali dengan baik,
guru perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini:
1. Sampaikan jadwal pertemuan minimal satu minggu sebelum pertemuan,
2. Kalau memungkinkan, siapkan ruangan khusus yang membuat orang tua/wali
nyaman berbicara dengan guru,
3. Gunakan ekspresi yang ramah dan sikap badan yang membuat orang tua/wali
merasa penting tetapi nyaman
4. Ketika berbicara, peliharalah kontak mata dengan orang tua/wali
5. Hindari membuat catatan pada waktu orang tua berbicara, buat rangkuman setelah
kegiatan konsultasi selesai dilakulkan
6. Sampaikan apresiasi dan terima kasih kepada orang tua telah menyempatkan hadir
dan membuat tatap muka atau konsultasi ini menjadi produktif.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawabanyang terdapat di bagian akhir kegiatan
pembelajaran 3 ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di
bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap kegiatan pembelajaran3.
Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban Anda yang benar
5x 100%
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100% = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan pembelajaran berikutnya. Bagus!Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda
masih di bawah 80%, Anda harus mengulang kembalikegiatan pembelajaran3, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
58
KP
3
H. Refleksi dan Tindak Lanjut
Saudara diminta untuk mengisi format di bawah ini dengan memberikan tanda cek (V)
pada kolom “tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (V) pada kolom “belum tercapai”, jika
saudara belum mencapainya.
Tabel 3. 2 Refleksi dan Tindak Lanjut
No Tujuan Pembelajaran Tercapai Belum
Tercapai
Keterangan
1 Menjelaskan Pengertian
Komunikasi antara guru dengan
orang tua
2 Menjelaskan tujuan komunikasi
guru dengan orang tua peserta
didik
3 Menjelaskan pentingnya
komunikasi antara guru dengan
orang tua peserta didik
4 Menjelaskan komunikasi efektif,
empatik, dan santun
5 Menjelaskan teknik komunikasi
guru terhadap orang tua
6 Mengkomunikasikan hasil
penilaian tingkat pencapaian
perkembangan anak dalam
bentuk buku Laporan (LPPA)
Tindak Lanjut:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
59
KP
4
KOMPETENSI PROFESIONAL:
MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN NILAI MORAL, AGAMA, SOSIAL, DAN EMOSIONAL
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
60
KP
4
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
61
KP
4 KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN NILAI MORAL DAN AGAMA
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pokok 4 ini, peserta mampu merancang kegiatan
pengembangan nilai agama dan moral di TK
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari mata diklat ini, guru mampu:
1. Menjelaskan Nilai Agama
2. Menjelaskan Nilai Moral
3. Menjelaskan Esensi dan Bentuk Kegiatan Pengembangan nilai Agama dan
Moral di Taman Kanak-kanak
4. Menjelaskan Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai Agama dan moral pada
Anak Taman Kanak-kanak
5. Menjelaskan Metode dan Pendekatan Pengembangan Nilai-nilai Agama dan
Moral
6. Menjelaskan Ruang Lingkup Materi Pengembangan Nilai agama dan Moral
7. Menjelaskan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA),
8. Menjelaskan Kompetensi Inti,
9. Menjelaskan Kompetensi Dasar,
10. Menjelaskan Lama Belajar
11. Merancang Kegiatan Pembelajaran Nilai agama dan Moral
C. Uraian Materi
1. Nilai Agama
Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014
tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak dikemukakan bahwa
program pengembangan nilai agama dan moral merupakan salah satu muatan
kurikulum pendidikan anak usia dini. Program tersebut mencakup perwujudan
suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai
agama dan moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam
konteks bermain. Program pengembangan nilai agama dan moral mengarah
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
62
KP
4 pada perkembangan perilaku keagamaan dan moral anak dalam dimensi
vertikal berupa ketundukan dan ketaatan terhadap Tuhan dan dimensi
horizontal untuk berperilaku baik terutama dengan sesama di tengah-tengah
kehidupan masyarakat kelak dikemudian hari. Oleh karenanya, nilai-nilai
agama dan moral harus dikembangkan terhadap anak sejak dini.
a. Sifat-sifat Pemahaman Anak Taman Kanak-kanak pada Nilai-nilai
Agama
Sifat-sifat pemahaman anak usia Taman Kanak-kanak terhadap nilai-nilai
keagamaan pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di antaranya:
1) Unreflective: pemahaman dan kemampuan anak dalam mempelajari nilai-nilai
agama sering menampilkan suatu hal yang tidak serius, disebabkan tidak
mampu memahami konsep agama dengan mendalam.
2) Egocentris: dalam mempelajari nilai-nilai agama, anak usia Taman Kanak-
kanak terkadang belum mampu bersikap dan bertindak konsisten. Anak lebih
terfokus pada hal-hal yang menguntungkan dirinya.
3) Misunderstand: anak akan mengalami salah pengertian dalam memahami
suatu ajaran agama yang banyak bersifat abstrak.
4) Verbalis dan Ritualis: kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
nilai-nilai agama pada diri mereka dengan cara memperkenalkan istilah,
bacaan, dan ungkapan yang bersifat agamis. Seperti memberi latihan
menghafal, mengucapkan, memperagakan, dan sebagainya
5) Imitative: anak banyak belajar dari apa yang mereka lihat secara langsung.
Mereka banyak meniru dari apa yang pernah dilihatnya sebagai sebuah
pengalaman belajar.
Dengan demikian guru dan orang tua harus memperhatikan sifat-sifat tersebut
untuk kepentingan menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat bagi anak.
2. Nilai Moral
a. Pengertian Moral
Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya
seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga
negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak
manusia bermoral dan manusiawi. Sedangkan menurut Ouska dan Whellan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
63
KP
4 (1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri
individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi moral
berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan. Moral dan moralitas memiliki
sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk sedangkan moralitas
merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk. Dengan demikian, hakekat dan
makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam
mematuhi maupun menjalankan aturan.
Pandangan Lickona (1992) dikenal dengan educating for character atau
pendidikan karakter/watak untuk membangun karakter atau watak anak. Dalam
hal ini, Lickona mengacu pada pemikiran filosofi Michael Novak yang berpendapat
bahwa watak/ karakter seseorang dibentuk melalui tiga aspek yaitu, moral
knowing, moral feeling, dan moral behavior, yang satu sama lain saling
berhubungan dan terkait. Lickona menggarisbawahi pemikiran Novak. Ia
berpendapat bahwa pembentukan karakter/watak anak dapat dilakukan melalui
tiga kerangka pikir, yaitu konsep moral (moral knowing), sikap moral(moral
feeling), dan prilaku moral(moral behavior). Dengan demikian, hasil pembentukan
sikap karekter anak pun dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu konsep moral, sikap
moral, dan perilaku moral.
Pemikiran Lickona ini mengupayakan dapat digunakan untuk membentuk watak
anak, agar dapat memiliki karakter yang baik. Oleh karena itu, materi tersebut
harus menyentuh tiga aspek teori (Lickona), seperti berikut.
Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral awarness),
pengetahuan nilai moral (knowing moral value), pandangan ke depan (perspective
talking), penalaran moral (reasoning), pengambilan keputusan (decision making),
dan pengetahuan diri (self knowledge).
Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya diri
(self esteem), empati (emphaty), cinta kebaikan (loving the good), pengendalian
diri (self control), dan kerendahan hati (and huminity). Prilaku moral (moral
behavior) mencakup kemampuan (compalance), kemauan (will) dan kebiasaan
(habbit).
Berdasarkan uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa pengertian moral/
moralitas adalah suatu tuntutan prilaku yang baik yang dimiliki individu sebagai
moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku. Dan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
64
KP
4 pengembangan moral ini sangat penting untuk dilakukan pada anak di Taman
Kanak-Kanak.
Puncak yang diharapkan dari tujuan pengembangan moral anak Taman Kanak-
kanak adalah adanya keterampilan afektif anak itu sendiri, yaitu keterampilan
utama untuk merespon orang lain dan pengalaman-pengalaman barunya, serta
memunculkan perbedaan-perbedaan dalam kehidupan teman disekitarnya. Hal
yang bersifat substansial tentang pengembangan moral anak usia Taman Kanak-
kanak di antaranya adalah pembentukan karakter, kepribadian, dan
perkembangan sosialnya.
3. Esensi dan Bentuk Kegiatan Pengembangan nilai Agama dan Moral di
Taman Kanak-kanak
1) Esensi Pengembangan Nilai Agama dan Moral
Pengembangan nilai agama dan moral ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam Peraturan
Pemerintah No. 27/1990 Pasal 1 tentang Pendidikan Prasekolah, dinyatakan:
Eksistensi Taman Kanak-kanak sangat strategis untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani terutama jiwa keagamaan anak di luar
lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar yang diselenggarakan di
jalur pendidikan prasekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah.
Keberadaan Taman Kanak-kanak sangat strategis guna meletakkan dasar-dasar
keagamaan. Menumbuhkembangkannya, dan menjadi motivasi spiritual sehingga
menjadi pondasi yang kokoh dan sangat penting baik untuk melanjutkan pada
jenjang pendidikan sekolah Dasar maupun sebagai modal awal yang baik guna
menghadapi kehidupan yang akan datang.
2) Bentuk Pengembangan nilai agama dan moral
Untuk mencapai keberhasilan pengembangan nilai agama dan moral maka guru
dapat melakukannya melalui bentuk kegiatan terprogram, kegiatan rutin, kegiatan
spontan, dan keteladanan.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
65
KP
4 a) Kegiatan pengembangan nilai agama secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan anak
secara individual, kelompok, dan atau klasikal di dalam maupun di luar kelas.
b) Kegiatan pengembangan agama secara tidak terprogram dapat dilaksanakan
sebagai berikut:
1) Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: berdo’a,
ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan
dan kesehatan diri.
2) Kegiatan Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus
seperti: pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada
tempatnya, antri, mengatasi pertengkaran, dan lain-lain.
3) Kegiatan Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari
seperti: berdo’a, berpakaian rapi, berbahasa yang baik, gemar menolong,
memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, , sabar, dan lain-lain.
4. Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai Agama dan moral pada Anak
Taman Kanak-kanak
Dalam proses pembinaan dan pengembangan nilai-nilai agama bagi anak usia
Taman Kanak-kanak, muatan materi pembelajarannya harus bersifat:
a) Aplikatif: materi pembelajaran bersifat terapan, yang berkaitan dengan kegiatan
rutin anak sehari-hari dan sangat dibutuhkan untuk kepentingan aktivitas anak,
serta yang dapat dilakukan anak dalam kehidupannya.
b) Enjoyable: pengajaran materi dan materi yang dipilih diupayakan mampu
membuat anak senang, menikmati dan mau mengikuti dengan antusias.
c) Mudah ditiru: materi yang disajikan dapat dipraktekkan sesuai dengan
kemampuan fisik dan karakter lahiriah anak
5. Metode Pengembangan Nilai-nilai Agama dan Moral
Metode adalah cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki (Badudu-
Zain:1996:896). Dengan demikian metode berfungsi sebagai alat untuk mencapai
tujuan. Demikian pula dengan guru TK yang dalam kegiatannya memerlukan
metode-metode tertentu guna mengembangkan berbagai kemampuan dan potensi
anak-anak.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
66
KP
4 Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk pengembangan nilai agama kepada
anak-anak, diantaranya :
a) Metode bermain
b) Metode bercakap-cakap
c) Metode demonstrasi
d) Metode proyek.
e) Metode bercerita.
f) Metode pemberian tugas.
g) Metode uswah hasanah atau keteladanan
6. Lingkup Materi Pengembangan Nilai agama dan Moral
Ruang lingkup pengembangan nilai agama dan moral yang tercantum pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 Tentang
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) adalah sebagai berikut:
Untuk anak 4-5 tahun:
1) Mengetahui agama yang dianutnya
2) Meniru gerakan beribadah dengan urutan yang benar
3) Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu
4) Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk
5) Membiasakan diri berperilaku baik
6) Mengucapkan salam dan membalas salam
Untuk anak 5-6 Tahun:
(1) Mengenal agama yang dianut
(2) Mengerjakan ibadah
(3) Berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, dsb
(4) Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
(5) Mengetahui hari besar agama
(6) Menghormati (toleransi)agama orang lain
7. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA),
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak merupakan acuan untuk mengembangkan
standar isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, serta pembiayaan dalam pengelolaan dan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
67
KP
4 penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.STPPA merupakan acuan yang
dipergunakan dalam pengembangan kurikulum PAUD.
Program pengembangan nilai agama dan moral mencakup perwujudan suasana
belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama dan
moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain.
Tabel 4. 1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Lingkup
Perkembangan Nilai Agama Dan Moral Kelompok Usia 4 –6 Tahun
Lingkup
Perkembangan
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Usia 4 - 5 tahun Usia5 - 6 tahun
I. Nilai Agama
dan Moral
Mengetahui agama yang
dianutnya
Meniru gerakan
beribadah dengan urutan
yang benar
Mengucapkan doa
sebelum dan/atau
sesudah melakukan
sesuatu
Mengenal perilaku
baik/sopan dan buruk
Membiasakan diri
berperilaku baik
Mengucapkan salam dan
membalas salam
Mengenal agama yang dianut
Mengerjakan ibadah
Berperilaku jujur, penolong, sopan,
hormat, sportif, dsb
Menjaga kebersihan diri dan
lingkungan
Mengetahui hari besar agama
Menghormati (toleransi)agama
orang lain
Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian muatan
kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar. Kompetensi yang akan
dicapai melalui kegiatan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan kurikulum
yang berbasis kompetensi. Proses pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk
tecapainya kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan yang
melibatkan 6 aspek perkembangan secara terpadu.
8. Kompetensi Inti
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
68
KP
4 Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan gambaran
pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan
PAUD usia 6 (enam) tahun.
Kompetensi Inti mencakup:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang kompetensi PAUD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 2 Kompetensi Inti Anak Usia Dini
KOMPETENSI INTI
KI-1 Menerima ajaran agama yang dianutnya
KI-2
Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya
diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu menghargai dan toleran kepada orang
lain, mampu menyesuaikan diri, tanggungjawab, jujur, rendah hati dan
santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik, dan teman
KI-3
Mengenali diri, keluarga, teman, pendidik, lingkungan sekitar, agama,
teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat bermain dan satuan PAUD
dengan cara: mengamati dengan indera (melihat, mendengar, menghidu,
merasa, meraba); menanya; mengumpulkan informasi; menalar, dan
mengomunikasikan melalui kegiatan bermain
KI-4
Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan, dan dipikirkan melalui
bahasa, musik, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta
mencerminkan perilaku anak berakhlak mulia
9. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada
Kompetensi Inti.Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kemampuan awal anak serta tujuan setiap program pengembangan.
Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan
kompetensi inti yaitu:
1. Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
69
KP
4 2. Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2.
3. Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam
rangkamenjabarkan KI-3.
4. Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4
Tabel 4. 3 Uraian dari setiap Kompetensi Dasar untuk setiap kompetensi inti
Adalah sebagai berikut:
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KI-1. Menerima
ajaran agama yang
dianutnya
1.1. Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya
1.2. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar
sebagai rasa syukur kepada Tuhan
KI-2. Memiliki
perilaku hidup
sehat, rasa ingin
tahu, kreatif dan
estetis, percaya
diri,disiplin, mandiri,
peduli, mampu
menghargai dan
toleran kepada
orang lain, mampu
menyesuaikan diri,
jujur, rendah hati
dan santun dalam
berinteraksi dengan
keluarga, pendidik,
dan teman
2.1. Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
2.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu
2.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
2.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap
aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
2.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau
menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara)
untuk melatih kedisiplinan
2.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
2.9. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan
mau membantu jika diminta bantuannya
2.10. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap menghargai
dan toleran kepada orang lain
2.11. Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri
2.12. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
tanggungjawab
2.13. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur
.2. 14. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati
dan santun kepada orang tua, pendidik, dan teman
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
70
KP
4 KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KI-3. Mengenali diri, keluarga,
teman, pendidik, lingkungan
sekitar, agama,teknologi,
seni, dan budaya di
rumah,tempat bermain dan
satuan PAUD dengan cara:
mengamati dengan indera
(melihat, mendengar,
menghidu, merasa, meraba);
menanya;
Mengumpulkan informasi;
menalar; Dan
mengomunikasikan melalui
kegiatan bermain
3.1. Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
3.2. Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak
mulia
3.3. Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya
untuk pengembangan motorik kasar dan motorik
halus
3.4. Mengetahui cara hidup sehat
3.5. Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-
hari dan berperilaku kreatif
3.6. Mengenal benda-benda disekitarnya (nama,
warna, bentuk, ukuran, pola, sifat,suara, tekstur,
fungsi, dan ciri-ciri lainnya)
3.7. Mengenal lingkungan sosial (keluarga,teman,
tempat tinggal, tempat ibadah,budaya, transportasi)
3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan,tanaman,
cuaca, tanah, air, batu-batuan,dll)
3.9. Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah
tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan,
dll)
3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak dan
membaca)
3.11. Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan
bahasa secara verbal dan non verbal)
3.12. Mengenal keaksaraan awal melalui bermain
3.13. Mengenal emosi diri dan orang lain
3.14. Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat diri
3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KI-4. Menunjukkan
yang diketahui,
dirasakan,
dibutuhkan, dan
4.1. Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan
tuntunan orang dewasa
4.2. Menunjukkan perilaku santun sebagai cerminan akhlak
mulia
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
71
KP
4 dipikirkan melalui
bahasa, musik,
gerakan, dan karya
secara produktif dan
kreatif, serta
mencerminkan
perilaku anak
berakhlak mulia
4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan halus
4.4. Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat
4.5. Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif
4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda
di sekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran,
pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciriciri lainnya) melalui
berbagai hasil karya
4.7. Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan
lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat
ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita,
bernyanyi, dan gerak tubuh
4.8. Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan
lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air,
batubatuan, dll) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi,
dan gerak tubuh
9. Menggunakan teknologi sederhana untuk menyelesaikan
tugas dan kegiatannya (peralatan rumah tangga, peralatan
bermain, peralatan pertukangan, dll)
4.10. Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif
(menyimak dan membaca)
4.11. Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif
(mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)
4.12. Menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam
berbagai bentuk karya
4.13. Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar
4.14. Mengungkapkan kebutuhan, keinginan dan minat diri
dengan cara yang tepat
4.15. Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
Pembelajaran untuk mencapai KD-KD pada KI Sikap Spiritual dan KI Sikap Sosial dilakukan
secara tidak langsung, tetapi melalui pembelajaran untuk mencapai KD-KD pada KI
Pengetahuan dan KI Keterampilan, serta melalui pembiasaan dan keteladanan. Dengan
kata lain, sikap positif anak akan terbentuk ketika dia memiliki pengetahuan dan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
72
KP
4 mewujudkan pengetahuan itu dalam bentuk hasil karya dan/atau unjuk kerja. Contoh sikap
positif itu adalah perilaku hidup sehat, jujur, peduli, rasa ingin tahu, kreatif, kritis, percaya
diri, disiplin, mandiri, mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, dan santun.
10. Lama Belajar
1) Lama belajar merupakan keseluruhan waktu untuk memperoleh pengalaman
belajar yang harus diikuti anak dalam satu minggu, satu semester, dan satu
tahun. Lama belajar pada PAUD dilaksanakan melalui pembelajaran tatap muka.
2) Kegiatan tatap muka di PAUD dengan lama belajar sebagai berikut.
a. kelompok usia lahir sampai 2 (dua) tahun dengan lama belajar paling sedikit
120 menit per minggu;
b. kelompok usia 2 (dua) tahun sampai 4 (empat) tahun dengan lama belajar
paling sedikit 360 menit per minggu; dan
c. kelompok usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun dengan lama belajar
paling sedikit 900 menit per minggu.
3) Satuan PAUD untuk kelompok usia 4-6 tahun yang tidak dapat melakukan
pembelajaran 900 menit per minggu wajib melaksanakan pembelajaran 540
menit dan ditambah 360 menit pengasuhan terprogram.
11. Merancang Kegiatan Pembelajaran Nilai agama dan Moral
Merancang kegiatan pengembangan moral dan agama merupakan sesuatu yang
sangat esensial untuk dilakukan oleh guru sebelum kegiatan pengembangan
dilakukan. Hal tersebut merupakan rangkaian aktivitas pemikiran, perkiraan
penyusunan suatu rancangan kegiatan yang menggambarkan hal-hal yang harus
dikerjakan, dan cara mengerjakannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137
Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Bab 1, Pasal 1,
butir 4 dijelaskan bahwa perencanaan pembelajaran termasuk bagian dari standar
proses. Standar Proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada
satuan atau program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat pencapaian
perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak. Standar proses tersebut
mencakup:
a. perencanaan pembelajaran;
b. pelaksanaan pembelajaran;
c. evaluasi pembelajaran; dan
d. pengawasan pembelajaran.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
73
KP
4
Pada pasal 12 disebutkan bahwa perencanaan pembelajaran dilakukan sesuai
pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik
anak, dan budaya lokal. Adapun ruang lingkup perencanaan pembelajaran tersebut
meliputi:
a. program semester (Prosem),
b. rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan
c. rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
Perencanaan pembelajaran disusun oleh Guru PAUD, Guru Pendamping pada satuan
atau program PAUD. . (Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia
Dini)
Penyusunanperencanaan pembelajarah harus mengacu pada standar PAUD yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini serta menjadi acuan dalam pengembangan,
implementasi, dan evaluasi kurikulum PAUD.
Standar PAUD terdiri atas:
a. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak;
b. Standar Isi;
c. Standar Proses;
d. Standar Penilaian;
e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
f. Standar Sarana dan Prasarana;
g. Standar Pengelolaan; dan
h. Standar Pembiayaan.
Standar PAUD berfungsi sebagai:
a. dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan tindak lanjut pendidikan
dalam rangka mewujudkan PAUD bermutu;
b. acuan setiap satuan dan program PAUD untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional; dan dasar penjaminan mutu PAUD. (Permendikbud No. 137 Tahun 2014,
Pasal 3)
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
74
KP
4 Alur Perencanaan Kegiatan Pembelajaran
Perencanaan kegiatan pembelajaran di PAUD mengacu kepada output dapat
berbentuk program semester, perencanaan mingguan, dan perencanaan harian.
Gambar 4. 1 Alur Perencanaan Kegiatan Pembelajaran
MenyusunRancangan Pengembangan Nilai Agama dan Moral
1) Menyusun Program Semester
Program semester berisi daftar tema satu semester termasuk alokasi waktu setiap
tema dengan menyesuaikan hari efektif kalender pendidikan yang bersifat fleksibel.
PENILAIAN
INDIKATOR
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kegiatan pembelajaranantara lain pemilihan tema tema,penetapan metode, pemilihan model pembelajaran, pelaksanaan
KI/KD
STPPA (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak),
meliputi aspek perkembangan:
RPPH
RPPM
SEMESTER
TAHUNAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PROGRAM
PENGERAHU
AN
SIKAP KETERAMPIL
AN
- Kognitif - Bahasa - Seni
- Nilai-nilai agama dan moral - Fisik-motorik - Sosial Emosional
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
75
KP
4 Tema berfungsi sebagai wadah yang berisi bahan kegiatan untuk mengembangkan
potensi anak dan menyatukan seluruh kompetensi dalam satu kesatuan yang lebih
berarti, memperkaya wawasan dan perbendaharaan kata anak sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna.
Prosem berisi daftar tema satu semester dan alokasi waktu setiap tema. Berikut adalah
langkah-langkah dalam menyusun program semester:
(a) Membuat daftar tema satu semester
Daftar tema berisi sejumlah tema dalam setahun yang dibagi menjadi 2 semester.
Dalam contoh ini, tema semester I terdiri dari 4 tema, yaitu Diriku, Keluargaku,
Lingkungan, dan Binatang. Tema semester II terdiri dari 4 tema,yaitu Tanaman,
Kendaraan, Alam Semesta, dan Negaraku. Tema-tema tersebut dapat
dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masingmasing
lembaga dan daerah. Muatan pembelajaran adalah cakupan materi yang ada pada
kompetensi dasar sebagai bahan yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan.
Tabel 4. 4 Daftar Tema Dan Cakupan Materi
No Tema Sub Tema Cakupan materi
Usia 4 – 5 Tahun
1 Diriku Identitasku
Tubuhku
Kesukaanku
Nama, usia, jenis kelamin,
alamat rumah lengkap,
agamaku
Anggota tubuh, bagian-bagian
anggota
tubuh, fungsi, gerak,
kebersihan, ciri-ciri khas,
kesehatan dan keamanan diri
Makanan, minuman, mainan,
dan
macam-macam kegiatan
2 Keluargaku Anggota
Keluargaku
Ayah, ibu, kakak, adik,
kakek, nenek, paman, bibi
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
76
KP
4 Profesi
anggota
keluarga
Macam-macam pekerjaan
3 Lingkunganku Rumahku - Fungsi rumah
- Bagian-bagian rumah
- Jenis peralatan rumah
tangga: kursi, meja, tempat
tidur, kasur, peralatan makan
(piring, gelas, sendok, garpu),
lemari es, radio, televisi, kaset,
CD, telepon
- Fungsi peralatan rumah
tangga
- Cara menggunakan peralatan
rumah tangga
Sekolahku Gedung dan halaman sekolah,
ruang
belajar, tempat bermain dan
alat-alat
permainan, orang-orang yang
ada di
sekolah, tata tertib sekolah
No Tema Sub Tema Usia 5 – 6 Tahun
Cakupan Materi
4 Binatang Binatang di
air,
misalnya:
- Ikan
- Lele
- Belut
- Bagian-bagian tubuh binatang
- Makanan,
- Bahaya
- Manfaat
Binatang di
darat,
misalnya:
- Bagian-bagian tubuh binatang
- Makanan, Bahaya, Manfaat
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
77
KP
4 - Ayam,
Kucing,
Anjing
Binatang
bersayap,
misalnya:
- Serangga,
Kupu-kupu
- Burung
- Bagian-bagian tubuh binatang
- Makanan, Bahaya, Manfaat
Binatang
hutan,
misalnya:
- Orang
utan,
Gajah,
Harimau
- Bagian-bagian tubuh binatang
- Makanan, Bahaya, Manfaat
5 Tanaman Tanaman
Buah
- Macam-macam tanaman buah
- Bagian-bagian tanaman buah
- Manfaat tanaman buah
- Cara menanam dan merawat
tanaman buah
Tanaman
Sayur
- Macam-macam tanaman sayur
- Bagian-bagian tanaman sayur
- Manfaat tanaman sayur
- Cara menanam dan merawat
tanaman sayur
Tanaman
Hias
- Macam-macam tanaman hias
- Bagian-bagian tanaman hias
- Manfaat tanaman hias
- Cara menanam dan merawat
tanaman hias
Tanaman
Obat
- Macam-macam tanaman obat
- Bagian-bagian tanaman obat
- Manfaat tanaman obat
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
78
KP
4 - Cara menanam dan merawat
tanaman obat
No Tema Sub Tema Cakupan materi
Usia 4 – 5 Tahun
6 Kendaraan Kendaraan
darat
- Jenis kendaraan di darat
- Fungsi dan kegunaan
- Nama pengendara/pengemudi
- Tempat pemberhentian
- Bagian-bagian kendaraan
- Tempat pemberhentian
Kendaraan
air
- Jenis kendaraan di air
- Fungsi dan kegunaan
- Nama pengendara/pengemudi
- Tempat pemberhentian
Kendaraan
udara
- Jenis kendaraan di udara
- Fungsi dan kegunaan
- Nama pengendara/pengemudi
- Tempat pemberhentian
7 Alam
Semesta
Benda-
benda
alam
- Jenis benda-benda alam
(tanah, air, pasir, batu, besi,
emas, perak)
- Manfaat benda-benda alam
Benda-
benda
langit
- Jenis benda-benda langit
(matahari, bulan, bintang)
- Manfaat benda-benda langit
Gejala alam
Macam-macam gejala alam
(siang, malam, banjir, gunung
meletus, banjir, tanah longsor,
ombak, pelangi, petir, hujan,
gempa bumi)
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
79
KP
4
8 Negaraku Tanah Air
- Nama negara
- Lambang negara
- Presiden dan wakil
presiden
- Lagu kebangsaan
- Bendera
- Desa, Kota, Pegunungan,
Pesisir
2) Menentukan alokasi waktu untuk setiap tema
3) Menentukan KD pada setiap tema
4) Memilih, menata, dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
(1) Tema dipilih dari lingkungan yang terdekat dengan kehidupan anak.
(2) Tema dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih rumit bagi anak.
(3) Tema ditentukan dengan mempertimbangkan minat anak.
(4) Ruang lingkup tema mencakup semua aspek perkembangan
5) Menjabarkan tema ke dalam sub tema dan dapat dikembangkan lebih rinci lagi
menjadi sub-sub tema untuk setiap semester; dalam menyusun Prosem, satuan
PAUD diberi keleluasaan dalam menentukan format.
Penentuan tema dapat dikembangkan oleh satuan PAUD atau mengacu pada tema yang
tersedia. Langkah-langkah penyusunan program semester adalah sebagai berikut:
a) membuat daftar tema satu semester;
b) memilih, menata dan mengurutkan tema yang sudah dipilih
c) menentukan alokasi waktu untuk setiap tema;
d) menjabarkan tema kedalam sub tema dan dapat dikembangkan lebih rinci lagi menjadi
sub-sub tema untuk setiap semester;
e) mencermati kompetensi dasar yang sesuai dengan sub tema yang akan dikembangkan.
f) KD yang ditetapkan akan dipakai selama tema yang sama
g) KD yang sudah dipilih untuk tema dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok yang
disesuaikan dengan sub tema.
h) KD yang diambil untuk sub tema tersebut akan digunakan terus selama sub tema
dibahas.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
80
KP
4 i) KD yang sudah digunakan pada tema dan sub tema dapat diulang untuk digunakan
kembali pada tema yang berbeda
Dalam menyusun perencanaan program semester, lembaga diberikan keleluasaan dalam
menentukan format.Contoh Perencanaan Program Semester
Tabel 4. 5 Contoh Program Smester
No
Tema Sub Tema KD Waktu
1 Diriku Tubuhku
Kesukaanku
Identitasku
1.1, Mempercayai Tuhan
melalui ciptaan-Nya
1.2 Menghargai diri, orang lain, &
lingk
2.1 Perilaku hidup sehat
2.2 Perilaku sikap ingin tahu
2.4 Sikap estetis
2.5 sikap percaya diri
3.1 dan 4.1 Kegiatan ibadah
sehari-hari
3.3 dan 4.3 Mengenal anggota
tubuh, fungsi, dan gerakannya
3.7 dan 4.7 Mengenal
lingkungan keluarga
3.10 dan 4.10 Mampu menyimak
cerita
Juli m. 2 s/d
m. 4
2 Keluargaku Anggota
Keluargaku
Pekerjaan
keluargaku
1.1 Mempercayai Tuhan melalui
ciptaanNya
1.2 Menghargai diri, orang lain, &
lingk
2.3 Sikap kreatif
2.5 sikap percaya diri
2.8 Sikap Kemandirian
2.10 Sikap kerjasama
3.3 dan 4.3 Mengenal anggota
tubuh, fungsi, dan gerakannya
3.4 dan 4.4 Cara hidup sehat
Agustus
m.1 dan
m.2
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
81
KP
4 3.12 dan 4.12 keaksaraan awal
3 Binatang
peliharaan
Ayam
Kambing
Burung
1.2 Menghargai lingk sebagai
rasa syukur
2.1 Perilaku hidup sehat
2.3. Sikap kreatif
2.13. Sikap santun kepada orang
tua, guru, dan teman
3.1. Kegiatan beribadah sehari-
hari
3.6. Mengenal benda -benda
disekitarnya (nama, warna,
bentuk, ukuran, pola, sifat,
suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri
lainnya)
3.8. Mengenal lingkungan alam
(hewan)
3.14. Mengenali kebutuhan,
keinginan, dan minat diri
Agustus m
3 dan 4
4 Tanaman Sayuran
Buah-buahan
Umbi-umbian
1.2 Menghargai lingk sebagai
rasa syukur
2.1 Perilaku hidup sehat
2.3. Sikap kreatif
2.13. Sikap santun kepada orang
tua, guru, dan teman
3.1. Kegiatan beribadah sehari-
hari
3.6. Mengenal benda -benda
disekitarnya (nama, warna,
bentuk, ukuran, pola, sifat,
suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri
lainnya)
3.8. Mengenal lingkungan alam
(hewan)
3.14. Mengenali kebutuhan,
keinginan, dan minat diri
September
m 1 - m4
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
82
KP
4 Dst Dst Dst
(Sumber : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, Dan Informal Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan 2014)
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
Perencanaan program mingguan merupakan rencana kegiatan yang disusun untuk
pembelajaran selama satu minggu. Perencanaan kegiatan mingguan dapat berbentuk
jaringan tema (web). Jaringan tema berisi projek- projek yang akan dikembangkan
menjadi kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Pada akhir satu atau beberapa tema dapat dilaksanakan kegiatan puncak tema yang
menunjukkan prestasi peserta didik. Puncak tema dapat berupa kegiatan antara lain:
melaksanakan ibadah, membantu orang yang kesusahan, membuat kue/makanan,
makan bersama, pameran hasil karya, pertunjukan, panen tanaman, dan kunjungan.
a) RPPM disusun sebagai acuan pembelajaran selama satu minggu. RPPM dapat
berbentuk jaringan tema atau format lain yang dikembangkan oleh satuan PAUD
yang berisi projek-projek yang akan dikembangkan menjadi kegiatan
pembelajaran.
b) RPPM berisi kegiatan-kegiatan sesuai dengan Kompetensi Dasar yang tercantum
dalam Prosem program semester sesuai dengan tema, sub tema, dan alokasi
waktu yang telah ditentukan.
c) Pada akhir satu atau beberapa tema dapat dilaksanakan kegiatan puncak tema
untuk menunjukkan hasil belajar. Puncak tema dapat berupa kegiatan antara lain
membuat kue/makanan, makan bersama, pameran hasil karya, pertunjukan,
panen tanaman, dan kunjungan.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
83
KP
4 Contoh RPPM:.
Gambar 4. 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (Rpm)
Taman Kanak - Kanak
KUAMATI TUBUHKU DI CERMIN
Mengamati : Tubuhku di cermin
Tanya Jawab : tentang tubuhku
Bernyanyi : Kepala Pundak Lutut Kaki
Mengukur tinggi badan
Membuat boneka orang
Memainkan boneka buatan sendiri
UNIKNYA WAJAHKU
Mengamati wajah di cermin
Tanya jawab tentang wajah
Membuat buku “Wajah teman ku“
Menceriterakan “Gambar wajah nya“
Senam wajah
Bermain peran tersesat
Senam wajah
PERMAINAN PANCAINDERA
Mendengarkan cerita : tentang orang butadan orang tuli
Tanya jawab tentang panca indera dan kegunaannya
Bermain kotak ajaib “Menebak, melihat,meraba, mengecap, menghidu, benda-benda yang ada di dalam kotak”.
Mengelompokkan benda berdasarkan jenis.
Bermain Pesan Berantai
Menggambar benda-benda yang ada di kotak ajaib
Bernyanyi “ Guna Panca indera”
BERMAIN PERAN PERGI KE TUKANG CUKUR
Menceritakan buku bergambar :
“ Rambutku semakin panjang ”
Menyisir rambut
Bermain peran Tukang Cukur
Menyusun huruf menjadi tulisan
” tukang cukur ”
Bernyanyi : Tukang Cukur
AYO MANDI
Mengamati alat-alat mandi
Bernyanyi : “ Mandi”
Memandikan boneka
Mendandani boneka
Mencuci baju boneka yangkotor
Menceritakan pengalaman
tentang “Mandi”
TANGAN DAN KAKIKU BERMANFAAT
Mengamati tangan dan kaki sendiri
Berdiskusi tentang tangan dan kaki
Bernyanyi “Hati-hati gunakan tangan dan kakimu“
Berlomba memasang kaos kaki dankaos tangan
Membuat boneka kaos tangan dan boneka kaos kaki
Menonton sandiwara boneka dari kaos tangan dan kaos kaki judul “ Cerita tanganku”
TUBUHKU
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
84
KP
4
KEGIATAN UNTUK MENCAPAI KD
3.3-4.3, 3.7-4.7, 3.15-4.15, 3.11-4.11, 3.3-4.3, 3.14-4.14, 3.9-4.9, 3.6-4.6.
Berdasarkan jaringan tema pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
di atas, selanjutnya disusun pula ruang lingkup pembelajaran yang memuat kegiatan
pembelajaran pada tiap sub tema sekaligus kemampuan yang akan dikembangkan (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan). Pelajari contoh pada table dan uraian pelaksanaan
pembelajaran di bawah:
Tabel 4. 6 Ruang Lingkup Pembelajaran
TEMA : DIRIKU
SUB TEMA : TUBUHKU
Kegiatan Pembelajaran Kemampuan yang berkembang
KUAMATI TUBUHKU DI CERMIN
Mengamati: Tubuhku di cermin
Tanya Jawab : tentang tubuhku
Bernyanyi : Kepala Pundak Lutut
Kaki
Mengukur tinggi badan
Membuat boneka orang
Memainkan boneka buatan sendiri
Sikap
Menyayangi dan mensyukuri ciptaan
Tuhan
Menghargai diri sendiri dan oranglain
Pengetahuan
Mengenal tubuh sendiri
Mengenal benda-benda sekitarnya
bedasarkan cirri
Mengenal keaksaraan awal
Keterampilan
Menyebutkan bagian-bagian tubuh
Meyebutkan cirri-ciri tubuh
Membedakan ukuran tinggi rendah
Mengucapkan 4-5 kata tentang nama
anggota tubuh
Menirukan gerakan terkoordinasi
TANGAN DAN KAKIKU BERMANFAAT
Sikap
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
85
KP
4 Mengamati tangan dan kaki
sendiri
Berdiskusi tentang tangan dan
kaki
Bernyanyi “Hati-hati gunakan
tangan dan kakimu“
Berlomba Memasang kaos kaki
dan kaos tangan
Membuat boneka kaos tangan
dan boneka kaos kaki
Menonton sandiwara boneka dari
kaos tangan dan kaos kaki judul “
Cerita tanganku”
Menyayangi ciptaan Tuhan
Menghargai diri sendiri dan oranglain
Memiliki rasa ingin tahu
Memiliki sikap estetis
Pengetahuan
Mengenal anggota tubuh dan
fungsinya
Mengenal keaksaraan awal
Mengenal bilangan
Keterampilan
Menyebutkan anggota tubuh
Menirukan gerakan terkoordinasi
Mengucapkan 4-5 kata
Memasangkan benda
Membentuk
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
86
KP
4
PERMAINAN PANCAINDERA
Mendengarkan cerita : tentang
orang buta dan orang tuli
Tanya jawab tentang panca indera
dan kegunaannya
Bermain kotak ajaib “Menebak
,melihat,,meraba,mengecap,meng
hidu,benda-benda yang ada di
dalam kotak “
Mengelompokkan benda
berdasarkan jenis
Bermain Pesan Berantai
Menggambar benda-benda yang
ada di kotak ajaib
Bernyanyi “ Guna Panca indera”
Sikap
Menyayangi ciptaan Tuhan
Menghargai diri sendiri dan oranglain
Memiliki rasa ingin tahu
Mengenal lingkungan
Pengetahuan
Mengenal keaksaraan awal
Mengenal bilangan
Mengenal jenis dan cirri-ciri benda
Memahami bahasa
Keterampilan
Mengucapkan beberapa kalimat
Membedakan jenis dan cirri benda
Mengelompokkan benda berdasarkan
cirri dan jenis
Melakukan gerakan terkoordinasi
Bernyanyi
BERMAIN PERAN PERGI KE TUKANG
CUKUR
Menceritakanbuku bergambar :
“Rambutku semakin panjang”
Menyisir rambut
Bermain peran Tukang Cukur
Menyusun huruf menjadi tulisan
”tukang cukur”
Bernyanyi : Tukang Cukur
Sikap
Menghargai ciptaan Tuhan
Memelihara ciptan Tuhan
Memiliki perilaku hidup
sehat,mandiri,percaya diri
Pengetahuan
Mengetahui cara hidup sehat
Mengenal lingkungan social,alam
Keterampilan
Terbiasa menolong diri sendiri agar
sehat
Menyusun huruf
Bernyanyi
AYO MANDI Sikap
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
87
KP
4 Mengamati alat-alat mandi
Bernyanyi : “ Mandi”
Memandikan boneka
Mendandani boneka
Mencuci baju boneka yang kotor
Menceritakan pengalaman tentang
“Mandi”
Menghargai ciptaan Tuhan
Memelihara ciptan Tuhan
Memiliki perilaku hidup sehat
Pengetahuan
Mengetahui cara hidup sehat
Mengenal lingkungan social,alam
Keterampilan
Terbiasa menolong diri sendiri agar
sehat
Mampu
Bernyanyi
Bercerita
URAIAN KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KUAMATI TUBUHKU DI CERMIN
Media dan Sumber Belajar : Cermin besar,tubuh anak sendiri
Langkah-Langkah Kegiatan:
1.Mengamati tubuh di cermin
Anak melihat tubuhnya di cermin untuk mengamati setiap bagian tubuh yang
terlihat dicermin bergantian dengan temannya dan saling mengkomunikasikan
pendapatnya
Guru dan anak bertanya jawab tentang hasil pengamatannya
2. Mengukur tinggi badan
Anak untuk mengukur tinggi badan menggunakan mistar panjang atau alat
pengukur di dinding
Menyebutkan tanda angka yang tertera pada alat ukur tinggi badan
Membandingkan tinggi badannya dengan tinggi tubuh temannya
3. Bernyanyi lagu “Kepala pundak lutut kaki”
Anak mengungkapkan hasil pengamatannya melalui nyanyian lagu Kepala
Pundak Lutut Kaki
4. Membuat boneka orang dari kertas koran
Anak berekspresi berdasarkan pengalaman hasil pengamatan dengan membuat
boneka orang dari kertas koran dengan bimbingan guru
5. Bermain sandiwara boneka “
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
88
KP
4 Anak secara bergiliran mengekspresikan hasil karyanya dengan memainkan
boneka buatan sendiri di panggung boneka dihadapan teman-temannya
URAIAN KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TANGAN DAN KAKIKU BERMANFAAT
Media dan Sumber Belajar : Tangan dan kaki sendiri,kaos kaki,sarung tangan,
benda-benda kecil
Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Mengamati tangan dan kaki
Anak melihat dan mengamati tangan dan kaki masing-masing (apa ciri-ciri,berapa
jumlah jarinya,bagaimana memeliharanya dsb),
Membandingkan antara tangan dan kaki sendiri dengan tangan
dan kaki temannya lalu mengkomunikasikan pendapatnya kepada guru dan teman
2. Berdiskusi tentang tangan dan kaki
Anak bertanya jawab dengan guru dan teman tentang hasil pengamatannya
3. Bernyanyi : “Guna tangan dan kaki”
Guru memberi penguatan tentang apa yang diamati oleh anak melalui
mengenalkan nyanyian “Guna tangan dan kaki ”
Anak menyanyikan dan mengucapkan syair lagu guna tangan dan kaki sambil
menggerakkan kaki dan tangannya
4. Lomba memasang kaos kaki dan sarung tangan
Anak mengamati kaos kaki dan sarung tangan sambil mencocokkannya dengan
jari tangan dan jari kaki
Anak mengikuti lomba memasang kaos kaki dan sarung tangan atas arahan guru
5. Membuat boneka sarung tangan dan kaos kaki
Anak berekspresi berdasarkan pengalaman hasil pengamatan tentang kaki dan
tangan dengan membuat boneka dari sarung tangan dan kaos kaki dengan
bimbingan guru
6. Menonton sandiwara boneka dari kaos tangan dan kaos kaki judul “ Cerita tanganku”
Anak berekspresi dengan memainkan boneka hasil karyanya sendiri di hadapan
teman-temannya secara bergiliran
URAIAN KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
89
KP
4 PERMAINAN PANCAINDERA
Media dan Sumber Belajar : Kotak ajaib berisi benda-benda berbagai jenis
bau,tekstur,warna,bentuk,
Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Mendengarkan cerita Orang buta dan orang tuli
Anak mendengarkan cerita guru tentang orang buta dan orang tuli
2. Tanya jawab tentang guna panca indra
Anak bertanyajawab dengan guru dan teman tentang isi cerita
3. Bermain kotak ajaib
Menebak isi kotak ajaib melalui pengamatan lima indera anak
meraba,menghidu,mengecap,melihat ,mendengar ,dan mengomunikasikannya
dihadapan guru dan teman-temannya
4. Mengelompokkan benda berdasarkan jenis
Anak mengelompokkan hasil pengamatan kotak ajaib menurut jenis dan cirri-ciri
benda menggunakan lima indranya
5. Bermain pesan berantai
Anak menyebutkan nama-nama benda yang ada dalam kotak ajaib melalui
permainan pesan berantai (bisik-bisik/latihan pendengaran)
6. Bernyanyi lagu “Guna Panca Indera”
Guru memberi penguatan tentang apa yang telah dilakukan dengan
menyanyikan lagu “Guna Panca Indera”
Anak menyanyikan dan mengucapkan syair lagu guna panca indra sambil
menunjuk bagian panca indra yang disebut dalam lagu
7. Menggambar benda-benda yang ada di kotak pintar
Anak mengekspresikan hasil kegiatan panca indera dengan menggambar dan
membicarakan hasil gambarnya bersama guru dan teman -teman
URAIAN KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
BERMAIN PERAN TUKANG CUKUR
Media dan Sumber Belajar : Sisir,alat-alat cukur dari plastic (sisir,gunting
rambut,semprotan air,sikat rambut,bedak),manik-manik,potongan huruf
Langkah-Langkah Kegiatan:
1.Menceritakan gambar seri “Rambutku sudah panjang”
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
90
KP
4 Anak mengamati gambar seri dan menceritakan isi gambar mengenai
rambut sudah panjang dengan bimbingan guru
Anak melakukan percakapan dengan guru dan teman tentang isi gambar
seri (apa yang harus dilakukan ketika rambut sudah terlalu panjang)
2.Menyisir rambut
Anak menggunakan sisir untuk memahami secara langsung bagaimana
merapikan rambut baik panjang maupun pendek
Anak membedakan dengan teman antara menyisir rambut panjang dan
pendek
3.Bermain peran tukang cukur
Anak mengamati peralatan yang akan digunakan untuk bermain peran
sebagai tukang cukur,dan bertanya jawab dengan guru dan teman
mengenai apa saja,bagaimana bentuknya, apa saja jenisnya,apa nama
alatnya,bagaimana menggunakannya
Anak memainkan peran Tukang cukur dan pelanggan secara bergantian
dengan teman dibimbing oleh guru
4. Bernyanyi “Tukang Cukur”
Guru memberi penguatan tentang apa yang telah dilakukan dengan
menyanyikan lagu “Tukang Cukur”
Anak menyanyikan dan mengucapkan syair lagu tukang cukur
5.Menyusun kartu huruf “tukang cukur hebat”
Anak mengamati tulisan yang ada di kelas yang digunakan untuk
bermain peran tukang cukur
Anak menyusun huruf sambil meniru tulisan yang tersedia dengan
bimbingan gur
Contoh RPPM yang lain:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
91
KP
4
Gambar 4. 3 Rencana Program Pembelajaran Mingguan (Rppm)TK Ceria
TEMA / SUB TEMA : NEGARAKU / KOTA TEMPAT TINGGALKU
SEMESTER / MINGGU : II / 14 KELOMPOK USIA : 5-6 TAHUN
NAMA KOTAKU (KD. 1.1,1.2,2.2,2.7,2.8,3.5,4.5,3.13,4,13,3.14,4,14) Menghafal surat al ikhlas Area Bahasa ♦ Tanya jawab “Alamat rumah” ♦ Bermain kartu huruf Area baca tulis ♦ Menulis kata“ kota depok” Area Kognitif ♦ Maze “ mencari rumahku” ♦ Mewarnai
LAMBANG KOTAKU KD (1.1,1.2,2.2,2.7,2.8,3.1,4.1,3.5,4.5,3.9,4.9) Area Seni ♦ Mencap dengan media buah belimbing ♦ Bermain warna
TEMPAT PARIWISATA (KD: 1.1,1.2,2.2,2.7,2.8,3.1,4.1,3.5,4.5,3.14,4.14) Area Kognitif ♦ Meronce “kalung
BUDAYA KOTAKU KD(1.1,1.2,2.2,2.7,2.8,3.1,4.1,3.5,4.5,3.9,4.9,3.15,4.15) Area Drama ♦ Bermain peran mikro Area Baca Tulis ♦ Menulis kata “Ondel-ondel” ♦ Bermain kartu huruf Area Seni ♦ Kolase gambar
MAKANAN DAERAHKU KD (1.1,1.2,2.2,2.7,2.8,3.1,4.1,3.5,4.5,3.9,4.9,3.13,4.13) Area Agama ♦ Hafalan surat pendek “Al lahab” Area Matematika ♦ Mengelompokkan dodol berdasarkan bentuknya Area Bahasa ♦ Bermain kartu huruf Pengaman ♦ Bermain playdoh
WALI KOTA DAN WAKIL WALIKOTA KD (1.1,1.2,2.2,2.7,2.8,3.1,4.1,3.5,4.5,3.9,4.9,3.13,4.13) Area Bahasa ♦ Bercakap-cakap tentang walikota dan wakil walikota Area Baca Tulis ♦ Menempel gambar dan nama Area IPA ♦ Eksperimen “ gambar rahasia” Pengaman ♦ Bermain bebas
PUNCAK TEMA Berkunjung kekuba
TEMA : NEGARAKU SUB TEMA :
KD : 1.1, 1.2, 2.2,2.7,2.8,3.1,4.1,3.5,4.5,3.7,4.7,3.9,4.9,3.13,4.13, 3.14,4.14 3.15,4.15
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
92
KP
4 Pada contoh gambar RPPM di atas sudah lebih jelas pendistribusian Kompetensi
Dasar (KD) ke dalam setiap sub tema. Oleh karena itu RPPM disusun berdasarkan
jaring laba-laba (spider web) dengan pola tematik terintegrasi dikarenakan setiap
tema satu sama lain saling terkait atau berhubungan.
Dari gambar di atas, saudara dipersilakan untuk berlatih menyusun Ruang Lingkup
Pembelajaran pada setiap Sub tema dan menguraikan kegiatan pelaksanaan
pembelajaran seperti pada contoh di atas
Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH)
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan kurikulum operasional yang dijadikan
acuan bagi guru untuk mengelola kegiatan bermain untuk mendukung anak dalam proses
belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat sebelum pelaksanaan pembelajaran.
Rencana pembelajaran harus mengacu kepada karakteristik (usia, sosial budaya dan
kebutuhan individual) anak yang terlibat dalam pembelajaran. Oleh karena itu sebelum
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, guru diharapkan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang merupakan penjabaran dari Rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPPM).
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian harus mengandung unsur kegiatan, waktu,
kemampuan, media, metode dan penilaian. Perencanaan kegiatan harian terdiri dari
kegiatan pembukaan, kegiatan inti, kegiatan makan/istirahat, dan kegiatan penutup.
Program pembelajaran disusun dan disiapkan sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung. Program pembelajaran di TK yang harus disusun dan disiapkan guru adalah:
perencanaan semester,RPPM, dan RPPH. . (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia
Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini, Nonformal, Dan Informal Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 2014)
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) adalah perencanaan program harian
yang akan dilaksanakan oleh pendidik/pengasuh pada setiap hari atau sesuai dengan
program lembaga. Komponen RPPH, antara lain: tema/sub tema/sub-sub tema, alokasi
waktu, hari/tanggal, kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
RPPH adalah perencanaan program harian yang akan dilaksanakan oleh
pendidik/pengasuh pada setiap hari atau sesuai dengan program lembaga. Komponen
RPPH, antara lain: tema/sub tema/sub-sub tema, alokasi waktu, hari/tanggal, kegiatan
pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
93
KP
4 Cara penyusunan RPPH:
a) Disusun berdasarkan kegiatan mingguan.
b) Kegiatan harian berisi kegiatan pembuka, inti, dan penutup.
c) Pelaksanaan pembelajaran dalam satu hari dilaksanakan sesuai dengan prinsip-
prinsip pembelajaran.
d) Penyusunan kegiatan harian disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan masing-
masing dan menggunakan pendekatan saintifik.
e) Kegiatan harian dapat dibuat oleh satuan pendidikan dengan format sesuai kebutuhan
masing-masing. (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, Dan Informal Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan 2014)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai acuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran untuk:
a) mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
b) mengarahkan guru untuk menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan,
c) mengarahkan guru untuk membangun sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
diharapkan dimiliki anak
d) mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
Gambar 4. 4 Alur Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) TK
KEGIATAN
MUATAN/MATE
RI
ALOKASI
WAKTU
TEMA/SUB
TEMA
KD
KI
STTPA
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
94
KP
4
a) Rambu-rambu penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran:
Mengacu pada kompetensi dasar (KD) yang memuat sikap, pengetahuan, dan
keterampilan utnuk mewujudkan ketercapaian Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak (STPPA) yang mencakup nilai agama dan moral, motorik,
kognitif, bahasa, social emosional dan seni.
Memuat materi yang sesuai dengan KD dan dikaitkan dengan tema.
Memilih kegiatan selaras dengan muatan/ materi pembelajaran
Mengembangkan kegiatan main yang berpusat pada anak
Menggunakan pembelajaran tematik
Mengembangkan cara berfikir saintifik
Berbasis budaya lokal dan memanfaatkan lingkungan alam sekitar, sebagai media
bermain anak
b) Menurunkan KD menjadi Materi/Muatan Ajar
Pada pembelajaran PAUD hal yang terpenting adalah proses belajar yang
menumbuhkan anak senang belajar, senang melakukan proses saintis, BUKAN
menekankan pada penguasaan materi karena penilaian atau assessment pada
program anak usia dini merujuk pada tahap perkembangan. Inilah keunikan
kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Namun demikian proses pembelajaran
pada anak usia dini yang dilakukan melalui kegiatan bermain juga memberikan
penambahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan anak yang sesuai dengan
Kompetensi Dasar dengan memperhatikan kemampuan yang sesuai tahap
perkembangan anak pada usia tertentu pada umumnya. Oleh karena itu pendidik
juga harus mampu menurunkan materi yang sesuai dengan Kompetensi Dasar.
c) Perlunya Pemahaman Materi:
Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak
Memperluas pengalaman bermain yang bermakna
Menumbuhkan minat belajar anak
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
95
KP
4
d) Langkah penyusunan materi:
Pahami inti muatan dari setiap kompetensi dasar. Kemampuan apa yang
diharapkan dari KD tersebut.
Pahami keluasan cakupan materi yang termuat dalam KD
Pahami kedalaman materi yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Sesuaikan dengan visi yang ingin diwujudkan dan Tujuan yang ingin dicapai pada
anak didik selama belajar di Satuan TK
Tentukan prioritas materi yang mendukung pencapaian KD
Tabel 4. 7 Penyusunan Materi
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI
DASAR
MATERI
KI-1: Menerima ajaran agama
yang dianutnya
1.1 Mempercayai
adanya Tuhan
melalui ciptaan-
Nya
Benda-benda
ciptaan Tuhan: batu,
gunung, pasir, dst
Makhluk hidup
ciptaan Tuhan:
binatang, manusia,
tumbuhan
Gejala alam: hujan,
siang-malam, awan,
dll
1.2 Menghargai
diri sendiri, orang
lain, dan
lingkungan sekitar
sebagai rasa
syukur kepada
Tuhan
- memelihara diri
sendiri: bangga
dengan diri sendiri,
tidak mengejek
teman,
- memelihara benda:
membersihkan,
menyimpan yang
masih diperlukan,
menggunakan
dengan tepat.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
96
KP
4 - memelihara
makhluk hidup yang
ada di
sekitar:memberi
makan, menyiram
bunga, dll
KI-3: Mengenali diri, keluarga,
teman, pendidik dan/atau
pengasuh, lingkungan sekitar,
teknologi, seni, dan budaya di
rumah, tempat bermain dan
satuan PAUD dengan cara:
mengamati dengan indra
(melihat, mendengar,
menghidu, merasa, meraba);
menanya; mengumpulkan
informasi; mengolah
informasi/mengasosiasikan,dan
mengkomunikasikan melalui
kegiatan bermain
3.4 Mengetahui
cara hidup sehat
Makanan, dan
minuman sehat:
makanan/minuman
yang diperlukan
tubuh, kandungan,
zat makanan,
kehalalan,
Kebiasaan sehat:
mencuci tangan,
menggosok gigi,
merawat mata,
merawat gigi,
merawat telinga
Lingkungan
sehat:membuang
sampah,
3.6 Mengenal
benda -benda
disekitarnya
(nama, warna,
bentuk, ukuran,
pola, sifat, suara,
tekstur, fungsi,
dan ciri-ciri
lainnya)
- warna primer dan
sekunder: biru,
merah, kuning, ungu,
hijau, jingga, merah
muda
- bentuk: lingkaran,
segi tiga, persegi,
persegi pajang, oval,
kubus, kerucut,
tabung
- ukuran: besar-
kecil, panjang,
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
97
KP
4 pendek, berat-
ringan, lama-
sebentar, sekarang-
kemarin-besok.
- Pola: pola satu
indicator AB-AB,
ABC-ABC. Pola dua
indicator AB-AB,
ABC,ABC
- Sifat: cair-padat-
gas
- suara: sumber
suara, jenis suara,
cepat-lambat suara,
keras-lunak, tinggi-
rendah, dll
dll
Contoh RPPH:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Tahun Pelajaran : 2015 - 2016
Usia : 5 - 6
Semester / Minggu : II (Genap) / 15
Tema / Sub Tema / Materi : Negaraku / Kota Tempat Tinggalku/Nama Kotaku
Hari/ tanggal : Senin, 2 Juni 2016
Kompetensi Dasar (KD) :
1.1,1.2,2.2,2.7,2.8,3.5,4.5,3.13,4,13,3.14,4,14
Indikator pencapaian pembelajaran :
1.1.1 Menyebutkan ciptaan-ciptaan Alloh yang ada di rumah, seperti keluarga, binatang
ternak
1.2.1 Mengucapkan Alhamdulillah tinggal di kota yang besih, sejuk dan aman
2.2.1 Menunjukkan rasa ingin tahu tentang hal-hal yang berhubungan dengan
Kabupaten Jember
2.7.1 Menunjukkan sikap sabar ketika menunggu giliran untuk melakukan kegiatan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
98
KP
4 2.8.1 Menunjukkan sikap mandiri ketika melakukan aktivitas
4.5.1 Mampu memecahkan masalah dalam kegiatan “mencari jejak”
4.13.1 Mampu menjaga emosi ketika menulis “Kabupaten Jember”
4.14.1 Mampu mengungkapkan keinginan seperti memilih warna dalam kegiatan
mewarnai, berkomunikasi tentang alamat rumah.
Media / sumber belajar
Kertas HVS, pensil, dan kartu huruf, tulisan dalam karton “KABUPATEN JEMBER”,
Buku yang memuat tulisan “KABUPATEN JEMBER”
I. Kegiatan Awal
Upacara (berbaris di lapangan)
Berbaris di depan kelas sebelum masuk kelas
Berdoa, Salam, Melafalkan Surat “Al Ikhlas”
Bernyanyi “Rumahku”
II. Kegiatan Inti:
Mengamati dan Menanya
Mengamati dan mendorong anak untuk bercakap-cakap dan bertanya tentang Nama
Kabupaten Jember”
Mencoban dan Menalar
Area Bahasa Tanya jawab “Alamat rumah” Bermain kartu huruf
Area baca tulis
Menulis kata“ Kabupaten Jember” Area Kognitif
Maze “ mencari rumahku” Mewarnai gambar”rumahku”
Mengkomunikasikan
Anak menempelkan hasil mewarnai gambar “rumahku”
Menceritakan jalayang dilewati dari rumah ke sekolah
III. Istirahat/makan
Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Berdoa sebelum dan sesudah makan
Makan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
99
KP
4 Bermain bebas
IV. Kegiatan Akhir
Mengulang nyanyian “Rumahku”
Diskusi kegiatan sehari
Berdoa, salam dan pulang
Bandung, 18 Oktober 2015
Mengetahui Guru kelas Kepala TK ................................. ……………………….
Tabel 4. 8 Format Penilaian
Kompetensi
Inti KD IPP
Capaian Perkembangan
BB MB BSH BSB
Sikap spiritual 1.1 Menyebutkan ciptaan-ciptaan Alloh
yang ada di rumah, seperti
keluarga, binatang ternak
Mengucapkan “Alhamdulillah”
tinggal di kota yang besih, sejuk
dan aman
Sikap Sosial 2.2
2.7
2.8
2.2.1 Menunjukkan rasa ingin tahu
tentang hal-hal yang berhubungan
dengan Kabupaten Jember
2.7.1 Menunjukkan sikap sabar
ketika menunggu giliran untuk
melakukan kegiatan
2.8.1 Menunjukkan sikap mandiri
ketika melakukan aktivitas
Pengetahuan
Keterampilan
4.5.1 Mampu memecahkan
masalah dalam kegiatan “mencari
jejak”
4.13.1 Mampu menjaga emosi
ketika menulis “Kabupaten Jember”
4.14.1 Mampu mengungkapkan
keinginan seperti memilih warna
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
100
KP
4 dalam kegiatan mewarnai atau
berkomunikasi tentang alamat
rumah
Keterampilan
D. Aktivitas Pembelajaran
Merancang Kegiatan Pembelajaran gama dan Moral di Taman Kanak-Kanak
Secara berkelompok, audara diminta untuk mengisi pertanyaan di bawah ke dalam
LK04 (LK 04.1 s,d 04.12) dengan sungguh-sungguh, percaya diri, dan penuh
tanggung jawab:
1. Apa yang dimaksud dengan Nilai Agama (LK 4.1)
2. Apa yang dimaksud dengan Nilai Moral (LK 4.2)
3. Jelaskan Esensi dan Bentuk Kegiatan Pengembangan nilai Agama dan Moral
di Taman Kanak-kanak (LK 4.3)
4. Jelaskan Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai Agama dan moral pada
Anak Taman Kanak-kanak (LK 4.4)
5. Sebutkan Lingkup Materi Pengembangan Nilai agama dan Moral (LK 4.6)
6. Apa yang dimaksud dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
(STPPA),
7. Apa yang dimaksud dengan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, san Lama
Belajar? (LK 4.7)
8. Buatlah satu contoh Program Semester yang di dalamnya memuat nilai agama
dan atau moral (LK 4.10)
Selamat berdiskusi!
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
101
KP
4 E. Latihan
Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf A, B,
C, atau D yang mewakili jawaban yang paling benar!
1. Hakikat belajar anak Taman Kanak-kanak pada nilai-nilai keagamaan, seharusnya
berorientasi pada fungsi pendidikan di Taman Kanak-kanak itu sendiri, yaitu
sebagai fungsi….
A. adaptasi, pengembangan, dan fungsi bermain
B. asosiasi, pengembangan, dan fungsi bermain
C. refleksii, pengembangan, dan fungsi bermain
D. imitasi, pengembangan , dan fungsi bermain
2. Istilah moral, berhubungan dengan….
A. ukuran baik dan buruk
B. kualitas pertimbangan baik dan buruk
C. kondisi baik dan buruk
D. Hakikat baik dan buruk
3. Di bawah ini bukan merupakan sifat muatan matreri dalam proses pengembangan
nilai moral dan agama bagi AUD
A. aplikatif
B. menyenangkan
C. mudah diingat
D. mudah ditiru
4. Puncak yang diharapkan dari tujuan pengembangan moral anak Taman Kanak-
kanak adalah….
A. keterampilan kognitif anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk
mengingat pengalaman-pengalaman lama dihubungkan dengan pengetahuan
baru
B. keterampilan afektif anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk
merespon orang lain dan pengalaman-pengalaman barunya, serta
memunculkan perbedaan-perbedaan dalam kehidupan teman disekitarnya
C. keterampilan motorik anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk
melakukan gerakan motorik kasar dan halus terkait dengan pengalaman-
pengalaman
D. keterampilan psikomotorik anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk
mensimulasikan pengetahuan baru dalam bentuk gerakan-geraka
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
102
KP
4 5. Salahsatu tujuan yang hendak dicapai dalam pengembangan nilai moral dalam
rangka mempersiapkan anak sedini mungkin adalah agar dikemudian hari anak
memiliki sikap yang sesuai dengan….
A. tata tertib yang diberlakukan oleh masyarakat
B. peraturan yang telah disepakati oleh Masyarakat
C. norma-norma yang dianut oleh Masyarakat
D. nilai-nilai yang harus diterapkan oleh masyarakat
6. Standar tingkat pencapaian perkembangan anak lingkup perkembangan nilai
agama dan moral untuk kelompok anak usia 4-5 tahun adalah…
A. Menghormati (toleransi)agama orang lain
B. Berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, dsb
C. Menghormati (toleransi)agama orang lain
D. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk
7. Di barah ini tidak termasuk ruang lingkup perencanaan pembelajaran
A. Strategi pembelajaran
B. program semester (Prosem),
C. rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan
D. rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
8. Di bawah ini adalah komponen pada program semester…
A. Kompetensi Dasar – tema – sub tema - waktu
B. waktu Kompetensi Dasar – tema – sub tema
C. tema – sub tema - Kompetensi Dasar – waktu
D. sub tema – tema - Kompetensi Dasar – waktu
9. Kegiatan puncak tema dilakukan untuk menunjukkan…
A. prestasi guru dalam mengajar
B. prestasi peserta didik dalam belajar
C. prestasi dalam menyelesaikan pembelajaran tematik
D. prestasi dalam meyelewaikan sub-tema
10. Di bawah ini adalah alur Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Taman Kanak-Kanak
A. KI – STPPA –KD - Muatan/Materi Pembelajaran - Kegiatan
B. STPPA – KI – KD - Muatan/Materi Pembelajaran - Kegiatan
C. Muatan/Materi Pembelajaran - STPPA – KD - KI –Kegiatan
D. KD - STPPA – KI –Muatan/Materi Pembelajaran - Kegiatan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
103
KP
4 F. Rangkuman
Program pengembangan nilai agama dan moral merupakan salah satu muatan
kurikulum pendidikan anak usia dini. Program tersebut mencakup perwujudan
suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama
dan moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain.
Bentuk Pengembangan nilai agama dan moral Untuk mencapai keberhasilan
pengembangan nilai agama dan moral maka guru dapat melakukannya melalui
bentuk kegiatan terprogram, kegiatan rutin, kegiatan spontan, dan keteladanan.
Dalam proses pembinaan dan pengembangan nilai-nilai agama bagi anak usia
Taman Kanak-kanak, muatan materi pembelajarannya harus bersifat aflikatif,
enjoyable, dan mudah ditiru. Metode yang dapat digunakan untuk pengembangan
nilai agama kepada anak-anak, diantaranya adalah metode bermain, bercakap-
cakap, demonstrasi, proyek, bercerita, pemberian tugas. uswah hasanah atau
keteladanan, dan sebagainya
Adapun Ruang lingkup pengembangan nilai agama dan moral yang tercantum pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 Tentang
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA). Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak merupakan acuan untuk mengembangkan standar
isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, serta pembiayaan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan
anak usia dini. STPPA merupakan acuan yang dipergunakan dalam pengembangan
kurikulum PAUD.
Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian
muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar. Kompetensi
yang akan dicapai melalui kegiatan Kurikulum 2013
Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan gambaran
pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan
PAUD usia 6 (enam) tahun.
adapun Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada
Kompetensi Inti.Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kemampuan awal anak serta tujuan setiap program pengembangan.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
104
KP
4 Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan
kompetensi inti
Lama belajar merupakan keseluruhan waktu untuk memperoleh pengalaman belajar
yang harus diikuti anak dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun. Lama
belajar pada PAUD dilaksanakan melalui pembelajaran tatap muka.
Kegiatan tatap muka di PAUD dengan lama belajar untuk kelompok usia 4 (empat)
tahun sampai 6 (enam) tahun dengan lama belajar paling sedikit 900
Merancang kegiatan pengembangan moral dan agama merupakan sesuatu yang
sangat esensial untuk dilakukan oleh guru sebelum kegiatan pengembangan
dilakukan. Hal tersebut merupakan rangkaian aktivitas pemikiran, perkiraan
penyusunan suatu rancangan kegiatan yang menggambarkan hal-hal yang harus
dikerjakan, dan cara mengerjakannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
perencanaan pembelajaran dilakukan sesuai pendekatan dan model pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik anak, dan budaya lokal. Adapun ruang
lingkup perencanaan pembelajaran tersebut meliputi:
a. program semester (Prosem),
b. rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan
c. rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
Penyusunanperencanaan pembelajarah harus mengacu pada standar PAUD yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini serta menjadi acuan dalam
pengembangan, implementasi, dan evaluasi kurikulum PAUD.
Perencanaan kegiatan pembelajaran di PAUD mengacu kepada output dapat
berbentuk program semester, perencanaan mingguan, dan perencanaan harian.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban materi pokok4 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
105
KP
4 rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
pokok 4.
𝐓𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐮𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 = 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒏𝒈𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
𝟏𝟎𝒙 𝟏𝟎𝟎
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100% = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul berikutnya. Bagus! Tetapi apabila tingkat penguasaan
Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi pokok 1, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.
H. Refleksi dan Tindak Lanjut
Saudara diminta untuk mengisi format di bawah ini dengan memberikan tanda cek
(V) pada kolom “tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (V) pada kolom “belum
tercapai”, jika saudara belum mencapainya.
Tabel 4. 9 Refleksi dan Tindak Lanjut
No Tujuan Pembelajaran Tercapai Belum
Tercapai
Keterangan
1 Menjelaskan nilai agama
2 Menjelaskan nilai moral
3 Menjelaskan Esensi dan Bentuk
Kegiatan Pengembangan nilai
Agama dan Moral di Taman
Kanak-kanak
4 Menjelaskan Pokok-pokok Materi
Pengembangan Nilai Agama dan
moral pada Anak Taman Kanak-
kanak
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
106
KP
4 5 Menjelaskan metode dan
pendekatan pengembangan nilai
agama dan moral
6 Menjelaskan ruang lingkup
pengembangan nilai agama dan
moral
7 Menjelaskan Standar Tingkat
Pencapaian Perkembanmgan
Anak (STTPA)
8 Menjelaskan Kompetensi Inti
9 Menjelaskan Kompetensi Dasar
10 Menjelaskan Lama belajar
11 Merancang kegiatan
Pembelajaran nilai agama dan
moral di TK yang terdiri dari:
Program Semester, RPPM. dan
RPPH
Tindak Lanjut:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
107
KP
5
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5
MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pokok 5 ini, peserta mampu merancang kegiatan
pengembangan sosial emosional
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Pengertian perkembangan sosial dan emosional
2. Bentuk Pengembangan nilai Sosial dan Emosional
3. Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai sosial dan emosional pada Anak Taman
Kanak-kanak
4. Metode pengembangan nilai sosial
5. metode pengembangan nilai sosial dan emosional
6. Lingkup materi pengembangan nilai sosial dan emosional
7. Merancang kegiatan pembelajaran nilai sosial dan emosional
8. Menyusun Rancangan Pengembangan Nilai sosial dan
C. Uraian Materi
1. Pengertian perkembangan sosial dan emosional
Menurut Hurlock (1986: 38) perkembangan sosial anak berarti perolehan
kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Kemampuan anak
menyesuaikan diri dalam lingkungan TK memerlukan tiga proses yaitu; 1) belajar
berperilaku yang dapat diterima secara sosial, 2) memainkan peran sosial yang
dapat diterima, 3) perkembangan sosial untuk bergaul dengan baik.
Perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai
dengan tuntutan sosial. “Sosialisasi” adalah kemampuan bertingkah laku sesuai
dengan norma, nilai atau harapan sosial.
Pada perkembangannya, berdasarkan ketiga tahap proses sosial ini, individu akan
terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok individu sosial dan non sosial.
Kelompok individu sosial adalah anak yang tingkah lakunya mencerminkan ketiga
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
108
KP
5 proses sosialisasi. Mereka mampu untuk mengikuti kelompok yang diinginkan dan
diterima sebagai anggota kelompok. Adakalanya mereka selalu menginginkan
adanya orang lain dan merasa kesepian apabila berada seorang diri. Selain itu
mereka juga merasa puas dan bahagia jika selalu berada dengan orang lain.
Adapun kelompok individu nonsosial, mereka adalah anak yang tidak tahu apa
yang diharapkan kelompok sosial sehingga tingkah laku mereka tidak sesuai
dengan harapan sosial. Kadang-kadang mereka tumbuh menjadi individu
antisosial, yaitu individu yang mengetahui harapan kelompok sosial, tetapi dengan
sengaja melawan hal tersebut. Akibatnya individu antisosial ini ditolak atau
dikucilkan oleh kelompok sosial. Kondisi ini memerlukan apa yang dinamakan
keterampilan sosial.
2. Bentuk Pengembangan nilai Sosial dan Emosional
Bentuk pengembangan nilai sosial dan emosional terdiri dari kegiatan kegiatan
terprogram dan kegiatan tidak terprogram.
a. Kegiatan pengembangan nilai sosial dan emosional secara terprogram
dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk
memenuhi kebutuhan anak secara individual, kelompok, dan atau klasikal di
dalam maupun di luar kelas.
b. Kegiatan pengembangan nilai sosial dan emosional secara tidak terprogram
dapat dilaksanakan melalui:
1) Kegiatan Rutin,
2) Kegiatan Spontan,
3) Kegiatan keteladanan
3. Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai sosial dan emosional pada Anak
Taman Kanak-kanak
Sama halnya dengan proses pembinaan dan pengembangan nilai agama dan
moral, dalam proses pembinaan dan pengembangan nilai-nilai sosial dan emosional
bagi anak usia Taman Kanak-kanak harus bersifat:
a) Aplikatif: materi pembelajaran bersifat terapan, yang berkaitan dengan kegiatan
rutin anak sehari-hari dan sangat dibutuhkan untuk kepentingan aktivitas anak,
serta yang dapat dilakukan anak dalam kehidupannya.
b) Enjoyable: pengajaran materi dan materi yang dipilih diupayakan mampu
membuat anak senang, menikmati dan mau mengikuti dengan antusias.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
109
KP
5 c) Mudah ditiru: materi yang disajikan dapat dipraktekkan sesuai dengan
kemampuan fisik dan karakter lahiriah anak
4. Metode dan pendekatan pengembangan nilai sosial
Beberapa metode pengembangan sosial yang dapat dilakukan guru TK antara lain:
a. Pengelompokan Anak
Pengembangan sosialisasi dengan cara mengelompokkan anak di TK dirasakan
sangat efektif. Melalui pengelompokan, anak akan saling mengenal dan
berinteraksi secara intensif dengan anak lain. Anak akan menemukan teman-
teman yang cocok dan kurang cocok. Sekali-sekali sangat mungkin terjadi konflik
di antara mereka, namun selama itu tidak sampai pada tahap pertengkaran dan
perkelahian kita tidak perlu menghawatirkannya, dan sedikit perselisihan akan
mengasah kemampuan problem solving mereka.
b. Modeling dan Imitating
Imitasi adalah peniruan sikap, tingkah laku, serta cara pandang orang lain yang
dilakukan secara disengaja. Jadi, prosesnya berbeda dengan proses identifikasi
yang berlangsung tanpa disadari. Biasanya anak tidak hanya tingkah laku yang
tampak saja yang akan ditirunya, tetapi juga sikap seseorang terhadap sesuatu,
misalnya sikap meniru perilaku ayah atau ibunya.
Proses peniruan ini sangat wajar pada anak bahkan mungkin terjadi di masa
dewasa, namun sekalipun namanya meniru, obyek yang ditiru pun harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Tingkah laku yang ditiru merupakan tingkah laku yang mendapat penguatan
yaitu mendapat respon positif atau negatif dari lingkungannya, misalnya
anak meniru tingkah laku kakaknya yang menangis untuk mendapatkan
sesuatu.Oleh karena itu,guru dan orang tua harus menjaga lingkungan anak
sehingga peniruan terhadap perilaku buruk dapat dihindarkan
2) Umumnya anak meniru tingkah laku orang dewasa ketimbang tingkah laku
anak sebayanya. Dengan demikian, orang dewasa di sekitar anak
diharapkan dapat menjadi contoh yang baik. Dengan sikap ini maka
orangtualah yang berperan untuk melatih keterampilan memilih dan memilah
bagianak sehingga anak tidak melakukan imitasi terhadap perilaku-perilaku
yang kurang diperkenankan.
c. Belajar Berbagi
Belajar berbagi merupakan keterampilan sosial yang sangat dibutuhkan oleh
anak. Melalui sharing anak akan terlatih untuk membaca situasi lingkungan,
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
110
KP
5 belajar berempati terhadap kebutuhan anak lain, belajar bermurah hati, melatih
bersikap lebih sosial, serta bertahap meninggalkan perilaku egonya. Anak-anak
dapat dilatih untuk berbagi makanan, berbagi mainan hingga akhirnya berbagi
cerita.
Setelah memahami peranan bermain dalam mengembangkan keterampilan
sosial anak, selanjutnya akan dibahas tentang tingkatan bermain sosial
berdasarkan usia dan perkembangan sosial anak. Perkembangan tingkatan
bermain ini akan terus berkembang sesuai dengan berkembangnya keterampilan
sosial yang dimiliki anak. Patmonodewo (1995:86) menjelaskan lima tingkatan
dalam bermain sosial, yaitu bermain solitaire, bermain sebagai penonton atau
pengamat, bermain parallel, bermain asosiatif, dan bermain kooperatif. Adapun
penjelasan masing-masing tingkatan dapat dikemukakan sebagai berikut:
d. Bermain Solitaire
Anak-anak bermain dalam satu ruangan, mereka tidak saling mengganggu dan
tidak saling memperhatikan. Sangat mungkin dalam satu ruangan ada anak yang
sedang asyik bermain boneka, sementara ada anak lain yang sama asyiknya
sedang bermain balok dan mobil-mobilan.
e. Bermain sebagai Penonton/Pengamat
Pada tahap ini anak-anak mulai peduli terhadap teman-temannya yang bermain
di satu ruangan, sekalipun ia masih bermain sendirian. Selama anak bermain
sebagai penonton ia terlihat pasif. Padahal, ia sangat memperhatikan dan
mengamati teman-temannya, apa yang sedang dimainkan dan bagaimana
hasilnya. Si anak mungkin sedang berbicara dengan ibunya atau sedang
bermain balok. Namun, pada tahapan ini, ia seringkali menoleh dan
memperhatikan temannya yang sedang asyik melakukan permainan ini.
f. Bermain Paralel
Beberapa anak bermain bersama dengan mainan yang sama dalam satu
ruangan. Namun, apa yang dilakukan masing-masing anak tidak saling
tergantung dan berhubungan. Jika ada anak yang meninggalkan arena,
permainan anak-anak lain masih tetap dapat berjalan. Di Taman Kanak Kanak
kita sering melihat anak-anak berkumpul di area pasir.Masing-masing anak sibuk
sendiri dengan pikiran dan imajinasinya sendiri. Ada anak yang membuat kue,
ada yang membuat menara pasir, adapula anak yang asyik membuat bentuk-
bentuk yang dicetak. Masing-masing asyik bermain tidak saling tergantung dalam
melakukan kegiatan tersebut sehingga ketika ada satu anak yang telah
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
111
KP
5 menyelesaikan mainannya dan pindah ke area yang lain, anak-anak yang lain
tidak terpengaruh dan tetap dapat melanjutkan permainannya.
g. Bermain Asosiatif
Adalah permainan yang melibatkan beberapa orang anak, namun belum
terorganisasi. Masing-masing anak tidak mendapatkan peran yang spesifik
sehingga jika ada anak yang tidak mengikuti aturan, permainan tetap dapat
berlangsung.
h. Bermain Kooperatif
Bermain kooperatif dilakukan secara berkelompok, masing-masing anak memiliki
peran untuk mencapai tujuan permainan. Misalnya, menirukan kegiatan di rumah
sakit, di mana ada anak yang berperan sebagai dokter hewan dan adapula anak
yang berperan sebagai pemilik hewan yang sakit. Jika ada satu anak yang
berhenti dari permainan maka permainan tidak dapat dilanjutkan.
Contoh lain adalah permainan benteng-bentengan, di mana permainan
melibatkan dua kelompok yang berjumlah sama. Masing-masing kelompok harus
bekerja sama dan mengatur strategi untuk menjatuhkan lawannya. Selain itu
mereka juga harus mampu mempertahankan bentengnya dari serangan musuh
yang akan merobohkan benteng. Jika ada satu anak yang berhenti maka
permainan harus dihentikan karena tidak seimbangnya jumlah anggota dua
kelompok tadi.
5. Metode Pengembangan Emosional Anak TK
Dalam proses perkembangan emosi anak usia TK, guru dapat melakukan beberapa
metode pembelajaran sebagai berikut (Nugraha, 2008:13):
a) Bernyanyi dan Bermain Musik
Musik memberikan dampak nyata pada perkembangan emosional manusia.
Oleh karena itu, bermain musik bagi anak sangat penting dan memberikan
pengaruh yang cukup kuat dalam pengembangan emosinya. Mahmud (1995)
mengatakan bahwa musik dapat menimbulkan rasa kesatuan dan persatuan,
rasa kebangsaan, rasa keagamaan, rasa kagum, rasa gembira, dan
sebagainya. Musik dapat memberikan kepuasan rohaniah dan jasmaniah.
Manfaat musik yang lain diantaranya adalah mendorong gerak pikir dan rasa,
membangkitkan kekuatan dalam dalam jiwa dan membentuk watak. Musik
menanamkan dalam jiwa manusia perasaan yang halus atau budi yang halus.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
112
KP
5 Musik merupakan salah satu instrumen atau media bagi anak untuk dapat
merasakan kasih sayang.
b) Bermain Peran
Bermain peran adalah permainan yang dilakukan anak dengan cara
memerankan tokoh-tokoh, benda-benda, binatang maupun tumbuhan yang ada
di sekitar anak. Melalui permainan ini daya imajinasi, kreativitas, empati, serta
penghayatan anak dapat berkembang. Anak-anak dapat menjadi apapun yang
diinginkan, dan ia juga dapat melakukan manipulasi terhadap obyek, seperti
yang diharapkannya.
Dalam permainan ini anak dapat mengembangkan dan mengekspresikan
berbagai macam emosinya tanpa takut, malu ataupun ditolak oleh
lingkungannya. Dalam bermain peran seorang anak dapat memainkan tokoh
yang pemarah, baik hati, takut, penuh kasih.
c) Permainan Hand Puppet (Boneka Tangan)
Melalui permainan Hand Puppet dengan menggunakan boneka tangan, anak
akan belajar berkomunikasi, berimajinasi, mengekspresikan perasaannya dan
meningkatkan kepercayaan dirinya. Untuk melakukan permainan yang lebih
menyenangkan dan membutuhkan kawan dalam melakukannya walaupun ada
juga anak yang bermain sendiri dan berbicara sendiri memainkan boneka
tangannya. Namun, sekalipun permainan dilakukan anak sendirian, itupun tidak
menjadi masalah selama anak tidak menolak teman-temannya.
d) Latihan Relaksasi dan Meditasi dengan Musik
Proses relaksasi yang dilakukan pada anak, cukup efektif untuk latihan
pengenalan emosi diri mereka sendiri. Selain itu, aktivitas mediatif dengan
musik dapat membantu menciptakan ketenangan, dan meningkatkan
produktivitas pembelajaran pada anak.
Proses pelaksanaannya dengan cara memilihkan musik yang lembut dan
disukai anak kemudian meminta anak untuk mendengarkan dan
menghayatinya dengan seksama. Untuk membantu proses penghayatan, anak
dapat diminta untuk mengambil posisi yang paling nyaman, ia dapat duduk atau
berbaring sambil memejamkan mata. Setelah proses mendengarkan lagu
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
113
KP
5 selesai, guru dapat melakukan wawancara atau memberikan selembar kertas
untuk mengevaluasi apa yang anak rasakan selama ia mendengarkan lagu tadi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, jawaban anak sangat beragam,
diantaranya ada yang merasa sedih, takut, bosan, teringat kembali peristiwa
yang dialami anak.
e) Bercerita
Bercerita bagi seorang anak adalah sesuatu yang menyenangkan. Melalui
cerita anak dapat mengembangkan imajinasinya menjadi apa pun yang dia
inginkan. Dalam cerita seorang anak dapat memperoleh nilai yang banyak dan
berarti bagi proses pembelajaran dan perkembangannya, termasuk di
dalamnya perkembangan emosi anak. Bercerita juga dapat berfungsi sebagai
alat untuk mendukung proses pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan dan
nilai pada anak. Cerita tentang kura-kura dan kelinci, si kancil, dan sejenisnya
merupakan contoh lain dari penggunaan cerita untuk menanamkan nilai-nilai
pada anak.
6. Lingkup materi pengembangan nilai sosial dan emosional
Lingkup pengembangan nilai sosial dan emosional yang tercantum pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014
Tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA). ),
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak merupakan acuan untuk mengembangkan
standar isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, serta pembiayaan dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. STPPA merupakan acuan yang
dipergunakan dalam pengembangan kurikulum PAUD.
adalah sebagai berikut:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
114
KP
5 Tabel 5. 1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Lingkup Perkembangan Nilai Sosial
Dan Emosional Kelompok Usia 4 –6 Tahun
Lingkup
Perkembangan
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Usia 4 - 5 tahun
Usia 5 –6 tahun
V. Sosial-emosional
A. Kesadaran Diri
1. Menunjukkan sikap mandiri
dalam memilih kegiatan
2. Mengendalikan perasaan
3. Menunjukkan rasa percaya
diri
4. Memahami peraturan dan
disiplin
5. Memiliki sikap gigih (tidak
mudah menyerah)
6. Bangga terhadap hasil
karya sendiri
1. Memperlihatkan
kemampuan diri untuk
menyesuaikan dengan
situasi
2. Memperlihatkan kehati-
hatian kepada orang yang
belum dikenal
(menumbuhkan
kepercayaan pada orang
dewasa yang tepat)
3. Mengenal perasaan
sendiri dan mengelolanya
secara wajar
(mengendalikan diri secara
wajar)
B. Rasa tanggung
jawab untuk diri
sendiri dan orang lain
1. Menjaga diri sendiri dari
lingkungannya
2. Menghargai keunggulan
orang lain
3. Mau berbagi, menolong, dan
membantu teman
1. Tahu akan hak nya
2. Mentaati aturan kelas
(kegiatan, aturan)
3. Mengatur diri sendiri
4. Bertanggung jawab atas
perilakunya untuk
kebaikan diri sendiri
C. Perilaku Prososial
1. Menunjukan antusiasme
dalam melakukan
permainan kompetitif
secara positif
1. Bermain dengan teman
sebaya
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
115
KP
5
2. Menaati aturan yang
berlaku dalam suatu
permainan
3. Menghargai orang lain
4. Menunjukkan rasa empati
2. Mengetahui perasaan
temannya dan merespon
secara wajar
3. Berbagi dengan orang
lain
4. Menghargai
hak/pendapat/karya
orang lain
5. Menggunakan cara yang
diterima secara sosial
dalam menyelesaikan
masalah (menggunakan
fikiran untuk
menyelesaikan masalah)
6. Bersikap kooperatif
dengan teman
7. Menunjukkan sikap
toleran
8. Mengekspresikan emosi
yang sesuai dengan
kondisi yang ada
(senang-sedih-antusias
dsb)
9. Mengenal tata krama dan
sopan santun sesuai
dengan nilai sosial
budaya setempat
Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan
pengorganisasian muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan
lama belajar. Kompetensi yang akan dicapai melalui kegiatan Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi.
Proses pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk tecapainya kompetensi
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan yang melibatkan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
116
KP
5 6 aspek perkembangan secara terpadu. Kompetensi dibedakan menjadi
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sebagai berikut:
7. Merancang Kegiatan Pembelajaran Nilai Sosial dan Emosional
Tahapan dalam perencanaan pembelajaran dimulai dengan menyusun
program semester (Prosem), rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan
(RPPM), dan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
Perencanaan pembelajaran disusun oleh Guru PAUD, Guru Pendamping
pada satuan atau program PAUD. . (Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini)
Penyusunan perencanaan pembelajarah harus mengacu pada standar
PAUD yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini serta menjadi
acuan dalam pengembangan, implementasi, dan evaluasi kurikulum PAUD.
Standar PAUD yang terdiri atas:
1. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak;
2. Standar Isi;
3. Standar Proses;
4. Standar Penilaian;
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
6. Standar Sarana dan Prasarana;
7. Standar Pengelolaan; dan
8. Standar Pembiayaan.
Standar PAUD berfungsi sebagai:
1. dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan tindak lanjut
pendidikan dalam rangka mewujudkan PAUD bermutu;
2. acuan setiap satuan dan program PAUD untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional; dan dasar penjaminan mutu PAUD. (Permendikbud No. 137 Tahun
2014, Pasal 3)
Untuk menyusun rancangan program pengembangan nilai sosial dan emosional
dilakukan dengan menyusun: program semester, RPPM, dan RPPH.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
117
KP
5 Pembahasan penyusunan rancangan pengembangan nilai sosial dan emosional
yang terdiri dari penyusunan program semester, RPPM, dan RPPH dapat
saudara pelajari ulang pada kegiatan pembelajaran empat.
D. Aktivitas Pembelajaran
Merancang Kegiatan Pembelajaran nilai sosial dan emosional di Taman Kanak-
Kanak
Secara berkelompok, audara diminta untuk mengisi pertanyaan di bawah ke dalam
LK05 (LK 05.1 s,d 05.10) dengan sungguh-sungguh, percaya diri, dan penuh
tanggung jawab:
1. Kemukakan Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai sosial dan emosional
untuk Anak Taman Kanak-kanak
2. Jelaskan secara lengkap metode-metode pengembangan nilai sosial
3. Jelaskan secara lengkap metode pengembangan nilai emosional
4. Kemukakan lingkup materi pengembangan nilai sosial dan emosional untuk
anak usia 4 – 6 tahun.
Dari Program semester yang telah saudara susun/buat pada aktivitas
pembelajaran empat (LK 04), pilihlah satu tema, kemudian tema tersebut disusun
atau dibuat menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
dengan ketentuan:
a. menggunakan model jaring laba-laba
b. mencantumkan Kompetensi Dasar (KD) pada setiap sub-tema,
c. menyusun Ruang Lingkup Pembelajaran yang memuat:kegiatan
pembelajaran dan kemampuan yang berkembang(sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) pada setiap sub-tema,
d. menguraikan kegiatan pelaksanaan pembelajaran
Dari RPPM yang sudah saudara susun/buat, pilihlah satu sub-tema kemudian sub-
tema tersebut disusun atau dibuat menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPPH) berikut format penilaiannya,
Selamat berdiskusi!
E. Latihan
Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf A, B,
C, atau D
1. Perkembangan sosial anak berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai
dengan….
A. tuntutan sosial.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
118
KP
5 B. hakikat sosial
C. perilaku sosial
D. karakter sosial
2. Lingkup perkembangan sosial emosional komponen kesadaran diri anak usia 4 -5
tahun adalah….
A. Menjaga diri sendiri dari lingkungannya Memperlihatkan kemampuan diri untuk
menyesuaikan dengan
B. Menunjukkan sikap mandiri dalam memilih kegiatan
C. Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar
D. Menghargai orang lain
3. dI bawah ini bukan bagian dari sifat muatan materi pengembangan nilai sosial dan
emosional bagi anak TK ….
A. kooperatif
B. imitatif
C. enjoyble
D. aplikatif
4. yang dijadikan acuan untuk mengembangkan standar nasional pendidikan bagi
anak usia dini adalah…
A. STPPA
B. Kompetensi Inti
C. Kompetensi dasar
D. Indikator
5. Kompetensi inti untuk kompetensi sikap sosial adalah…
A. KI-1
B. KI-2
C. KI-3
D. KI-4
6. tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, tema pembelajaran, dan
pengalaman belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti disebut…
A. Kompetensi dasar
B. Standar kompetensi
C. Indikator
D. tema
7. Lama belajar untuk kelompok anak usia 4 – 6 tahun ….
A. 600 menit
B. 700 menit
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
119
KP
5 C. 800 menit
D. 900 menit
8. Perencanaan pembelajaran disusun oleh
A. ahli pendidikan
B. warga sekolah
C. kepala
D. guru
9. Di bawah ini tidak termasuk komponen yang terdapat pada KI/KD…
A. pengetahuan
B. keterampilan
C. sikap
D. kepribadian
10. Jaringan tema berisi……
A. projek- projek yang akan dikembangkan menjadi kegiatan-kegiatan
pembelajaran
B. tugas-tugas perkembangan anak berdasarkan tahapan usia anak usia dini
C. tema- yang dikembangkan menjadi sub-sub tema untuk kegiatan pembelajaran
D. aspek perkembangan yang disesuaikan dengan materi pembelajaran
F. Rangkuman
Perkembangan sosial anak berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai
dengan tuntutan sosial. Agar anak memiliki kemampuan bersosialisasi maka diperlukan
adanya pendidikan atau bimbingan orang tua di rumah dan guru di sekolah. Demikian
juga dengan pengembangan emosi anak, karena emosi merupakan bentuk komunikasi
yang dipergunakan anak untuk menyampaikan perasaan, kebutuhan atau keinginannya
kepada orang lain. Oleh karenanya pengembangan nilai sosial dan emosional
merupakan upaya untuk membantu anak agar memiliki dasar-dasar nilai sosial dan
emosional yang baik.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, muatan materi pembelajaran nilai sosial dan
emosional harus bersifat aflikatif, enjoyable, dan mudah ditiru.
Secara umum, lingkup Perkembangan nilai sosial dan emosional bagi anak usia 4 – 5
tahun dan 5 – 6 tahun adalah kesadaran diri, rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan
orang lain, dan perilaku prososial. Hal itu dimuat dalam Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak (STPPA). Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
merupakan acuan untuk mengembangkan standar isi, proses, penilaian, pendidik dan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
120
KP
5 tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta pembiayaan dalam
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. STPPA merupakan acuan
yang dipergunakan dalam pengembangan kurikulum PAUD.
Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian
muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar. Kompetensi
yang akan dicapai melalui kegiatan Kurikulum 2013
Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan gambaran
pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan
PAUD usia 6 (enam) tahun.
Adapun Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada
Kompetensi Inti.Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kemampuan awal anak serta tujuan setiap program pengembangan.
Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan
kompetensi inti. Dalam STPPA juga dimuat dan diatur pengalokasian waktu untuk
belajar yang disebut lama belajar. Lama belajar merupakan keseluruhan waktu untuk
memperoleh pengalaman belajar yang harus diikuti anak dalam satu minggu, satu
semester, dan satu tahun. Lama belajar pada PAUD dilaksanakan melalui pembelajaran
tatap muka.
Kegiatan tatap muka di PAUD dengan lama belajar untuk kelompok usia 4 (empat) tahun
sampai 6 (enam) tahun dengan lama belajar paling sedikit 900
Merancang kegiatan pengembangan sosial dan emosional merupakan sesuatu yang
sangat esensial untuk dilakukan oleh guru sebelum kegiatan pengembangan dilakukan.
Hal tersebut merupakan rangkaian aktivitas pemikiran, perkiraan penyusunan suatu
rancangan kegiatan yang menggambarkan hal-hal yang harus dikerjakan, dan cara
mengerjakannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
perencanaan pembelajaran dilakukan sesuai pendekatan dan model pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan, karakteristik anak, dan budaya lokal. Adapun perencanaan
pembelajaran tersebut terdiri dari: Program semester (prosem), Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Mingguan (RPPM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH). Penyusunan perencanaan pembelajarah harus mengacu pada standar PAUD
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini serta menjadi acuan dalam pengembangan,
implementasi, dan evaluasi kurikulum PAUD.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
121
KP
5
Metode Pengembangan Sosial Anak TK dapat melalui Pengelompokan Anak,
Modeling dan Imitating, dan Belajar Berbagi. Dalam kegiatan bermain, terdapat lima
tingkatan dalam bermain sosial, yaitu bermain solitaire, bermain sebagai penonton atau
pengamat, bermain parallel, bermain asosiatif, dan bermain kooperatif. sementara itu
metode Pengembangan Emosional Anak TK dilaksanakan melalui Bernyanyi dan
Bermain Musik, Bermain Peran, Permainan Hand Puppet (Boneka Tangan), Latihan
Relaksasi dan Meditasi dengan Musik, dan Bercerita
Implementasi metode, baik metode pengembangan sosial maupun pengembangan
emosional di TK, dapat dilakukan melalui Kegiatan Rutin, Kegiatan spontan, dan
Kegiatan keteladanan. Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang dalam
pelaksanaannya diawali dengan adanya perencanaan atau program dari guru dalam
kegiatan pembelajaran.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban materi pokok 1 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
pokok 5.
Tingkat penguasaan = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
10𝑥 100
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100% = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan modul berikutnya. Bagus! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di
bawah 80%, Anda harus mengulangi materi pokok 1, terutama bagian yang belum
Anda kuasai.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
122
KP
5 H. Refleksi dan Tindak Lanjut
Saudara diminta untuk mengisi format di bawah ini dengan memberikan tanda cek
(V) pada kolom “tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (V) pada kolom “belum
tercapai”, jika saudara belum mencapainya.
Tabel 5. 2 Refleksi dan Tindak Lanjut
No Indikator Tercapai Belum
Tercapai
Keterangan
1 Menjelaskan pengertian
perkembangan nilai sosial dan
emosional
2 Bentuk pengembangan nilai
sosial dan emosional
3 Menjelaskan Pokok-pokok materi
pengembangan nilai sosial dan
emosional
4 Menjelaskan Metode
pengembangan nilai sosial
5 Menjelaskan metode
pengembangan nilai emosional
6 Lingkup pengembangan nilai
sosial dan emosional
7 Menyusun Program semester
Menyusun RPPM yang memuat
nilai sosial dan emosional
8 Menyusun RPPH yang memuat
nilai sosial dan emosional
Tindak Lanjut:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
123
EVALUASI
Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf A, B,
C, atau D !
1. Pemberitahuan, pembicaraan, pertukaran pikiran, dan juga percakapan termasuk
pada…
A. Komponen komunikasi
B. Jenis komunikasi
C. Pengertian komunikasi
D. Fungsi komunikasi
1. Tujuan utama komunikasi guru dengan orang tua adalah…
A. Menjalin kerja sama
B. Berbagi pengalaman
C. Berbagi informasi
D. memecahkan masalah
2. Komunikasi yang dapat mendorong orang tua untuk berdialog, berbagi informasi,
dan mengizikan mereka untuk berkompromi dalam berbagai persoalan
pengasuhan anak.
A. inklusif
B. direktif
C. sfektif
D. ekslusif
3. Komunikasi yang mempunyai tujuan, direncanakan, dan memiliki tema yang
khusus disebut komunikasi…
A. formal
B. non formal
C. informal
D. natural
4. Di bawahinitermasuk komunikasiefektif
A. Clatity
B. sugesti
C. simpati
D. afeksi
5. Bahasa tubuh yang paling penting dalam melakukan komunikasi adalah,;;,
A. kontak mata
B. senyum
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
124
C. gerakan kepala
D. tangan
6. Di bawah termasuk dalam lingkup perkembangan anak usia dini usia 5-6 tahun pada
aspek perkembangan nilai-nilai agama dan moral adalah......
A. mengenal perilaku baik/sopan dan jujur
B. Berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, dsb
C. membiasakan diri berperilaku baik
D. membiasakan diri berperilaku baik
7. Pengembangannilai agama dan moral, fisikmotorik, sosialdasnemosional, kognotif,
bahasa, dansenimerupakanaspek yang terdapatdalam…
A. STPPA
B. KI
C. KD
D. Indikator
8. Pada Permendikbud N0.137/2014, bahwa pada lingkup perkembangan sosial
emosional anak usia 5-6 tahun diharapkan memiliki kemampuan
A. mau berbagi, menolong dan membantu teman
B. dapat menunjukkan antusiasme salam melakukan permainan kooperatif secara
positif
C. menggunakan cara yang diterima secara sosial dalam menyelesaikan masalah
D. mentaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan
9. Di bawah ini adalah bentuk Kegiatan pengembangan nilai agama yang dulakukan
melelui kegiatan rutin
A. berdo’a, memelihara kebersihan, dan keteraturan
B. berdo’a, Membuang sampah pada tempatnya, berpakaian rapi
C. berdo’a, Antri, dan gemar menolong
D. berdo’a, Sabar, memberi atau mengucapkan salam
10. Istilah moral, berhubungan dengan….
A. kualitas pertimbangan baik dan buruk
B. ukuran baik dan buruk
C. kondisi baik dan buruk
D. Hakikat baik dan buruk
11. Penanaman moral terhadap anak TK dapat dilakukan dengan berbagai cara, di
antaranya….
A. Personal, multikultural, dan sosial
B. Personal, sosial, dan persuasif
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
125
C. Personal, multicultural,, dan keteladanan
D. Personal, keteladanan, dan persuasif
12. . Puncak yang diharapkan dari tujuan pengembangan moral anak Taman Kanak-
kanak adalah….
A. keterampilan kognitif anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk
mengingat pengalaman-pengalaman lama dihubungkan dengan pengetahuan
baru
B. keterampilan afektif anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk
merespon orang lain dan pengalaman-pengalaman barunya, serta
memunculkan perbedaan-perbedaan dalam kehidupan teman disekitarnya
C. keterampilan motorik anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk
melakukan gerakan motorik kasar dan halus terkait dengan pengalaman-
pengalaman
D. keterampilan psikomotorik anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk
mensimulasikan pengetahuan baru dalam bentuk gerakan-
13. Materi pembelajaran di TK diuraikan berdasarkan kompetensi dasar yang
tercantum dalam...
A. Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014
B. Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014
C. Permendikbud Nomor 147 Tahun 2014
D. Permendikbud Nomor 136 Tahun 2014
14. . Berbaris, mengucapkan salam, istirahat, kegiatan bermain merupakan….
A. Kegiatan rutin
B. Kegiatan spontan
C. Kegiatan teladan
D. Kegiatan terprogram
16. Bentuk pengembangan sosial yangmengimplementasikan kegiatan yang dibuat
secara mendadak disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat itu, disebut….
A. Kegiatan rutin
B. Kegiatan spontan
C. Kegiatan teladan
D. Kegiatan terprogram
17. Metode perkembangan emosional yangmengimplementasikan kegiatan yang
dibuat secara terencana yang menjadi agenda dan dirancang dalam silabus
guru, disebut….
A. Kegiatan rutin
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
126
B. Kegiatan spontan
C. Kegiatan teladan
D. Kegiatan terprogram
18. Materi dan kegiatan pembelajaran yang dipilih mampu membuat anak senang,
menikmati dan mau mengikuti dengan antusias, karena menggunakan
prinsip…
A. aplikatif
B. inovatif
C. informatif
D. humble,
19. Di bawah ini adalah alur dalam menyusun program semester yang memuat
aspek sosial-emosional
A. Membuat daftar tema satu semester - menentukan KD pada setiap tema -
memilih, menata, dan mengurutkan tema -menentukan alokasi waktu -
menjabarkan
B. Membuat daftar tema satu semester - menentukan alokasi waktu -
menentukan KD pada setiap tema - memilih, menata, dan mengurutkan
tema - menjabarkan tema ke dalam sub-tema
C. Membuat daftar tema satu semester - menentukan KD pada setiap tema -
memilih, menata, dan mengurutkan tema - menjabarkan tema ke dalam
sub-tema- menentukan alokasi waktu
D. Membuat daftar tema satu semester - menentukan KD pada setiap tema -
menentukan alokasi waktu - memilih, menata, dan mengurutkan tema
20. Program semester memuat…
A. Kompetensi dasar satu semester dan alokasi waktu setiap kompetensi
dasar
B. Indikator satu semester dan alokasi waktu setiap indicator
C. Kompetensi inti satu semester dan alokasi waktu setiap KI
D. Tema satu semester dan alokasi setiap tema
21. Komponen Rencana Program Pelaksanaan Harian(RPPH)yang tepat adalah....
A. identitas sekolah, tema dan sub tema,hari tanggal, alokasi waktu, pembukaan,
B. hari/tanggal, tema dan sub tema, alokasi waktu, pembukaan, inti, penutup,
penilaian.
C. tema, sub tema, sub-sub tema, alokasi waktu, hari/tanggal, kegiatan
pembukaan, inti, penutup,
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
127
D. identitas sekolah, hari/tanggal, alokasi waktu, tema/sub tema, pembukaan,
inti, penutup.
22. Lama belkajar anak untuk kelompok usia 4 (empat) tahun dampai 6 (enam ) tahun
dengan lama belajar
A. 600 menit/minggu
B. 700 menit/minggu
C. 800 mrnit/minggu
D. 900 menit/minggu
23. Di bawah ini tidak termasuk rambu-rambu penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran:
A. Melibatkan orang tua peserta didik
B. Memuat materi yang sesuai dengan KD dan dikaitkan dengan tema.
C. Menggunakan pembelajaran tematik
D. Mengembangkan kegiatan main yang berpusat pada anak
24. perencanaan pembelajaran termasuk bagian dari standar…
A. prosews
B. isi
C. SKL
D. penilaian
25. RPPH merupakan penkabaran dari…
A. Prosem
B. RPPM
C. KD
D. KI
26. Indikator yang mencerminkan anak mampu berperilaku sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya (misal: tidak bohong, tidak berkelahi) termasuk dalam
kompetensi dasar :
A. Memilikiperilaku yang mencerminkansikappercayadiri
B. Memilikiperilaku yang mencerminkansikapsabar
C. Memilikiperilaku yang mencerminkansikaptaatterhadapaturansehari-
hariuntukmelatihkedisiplinan
D. Mengenal dan melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan
orang dewasa
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
128
KUNCI JAWABAN LATIHAN
Kunci Jawaban KP 1
Kunci Jawaban KP 2
1. A
2. B
3. C
4. B
5. D
Kunci Jawaban KP 3
1. B
2. C
3. A
4. D
5. C
Kunci Jawaban KP 4
JAWABAN
1. B
2. A
3. C
4. B
5. C
6. D
7.
8. A
9. C
10. B
1. A
2. B
3. B
4. A
5. C
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
129
11. B
Kunci Jawaban KP 5
JAWABAN
1. C
2. B
3. A
4. A
5. B
6. A
7. D
8. D
9. D
10. A
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
130
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
131
PENUTUP
Modul yang mengkaji “Komunikasi Efektif di TK” merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari sepuluh modul lainnya dalam Diklat Pasca Uji Kompetensi Guru (UKG) Taman Kanak-
Kanak. Perluasan wawasan dan pengetahuan peserta berkenaan dengan substansi materi
komunikasi guru dengan peserta didik, komunikasi guru dengan orang tua, merancang
kegiatan pengembangan nilai agama dan moral dan merancang kegiatan pengembangan
sosial emosional di TK sangat penting dilakukan, baik melalui kajian buku, jurnal, maupun
penerbitan lain yang relevan. Disamping itu, penggunaan sarana perpustakaan, media
internet, serta sumber belajar lainnya merupakan wahana yang efektif bagi upaya
perluasan tersebut. Demikian pula dengan berbagai kasus yang muncul dalam
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini di TK, baik berdasarkan hasil pengamatan
maupun dialog dengan praktisi pendidikan anak usia dini, akan semakin memperkaya
wawasan dan pengetahuan para peserta diklat.
Dalam tataran praktis, mengimplementasikan berbagai pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh setelah mempelajari modul ini, penting dan mendesak untuk dilakukan.
Melalui langkah ini, kebermaknaan materi yang dipelajari akan sangat dirasakan oleh para
guru. Disamping itu, tahapan penguasaan kompetensi peserta diklat sebagai guru taman
kanak-kanak, secara bertahap dapat diperoleh.
Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini tergantung pada tinggi
rendahnya motivasi dan komitmen peserta dalam mempelajari dan mempraktekan materi
yang disajikan. Modul ini hanyalah merupakan salah satu bentuk stimulasi bagi peserta
untuk mempelajari lebih lanjut substansi materi yang disajikan serta penguasaan
kompetensi lainnya.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
132
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
133
GLOSARIUM
UKG : Uji Kompetensi Guru
PKB : Pengembangan Kompetensi Guru
UPT : Unit Pelaksana Teknis
Komunikator : Pengirim pesan
Komunikan : Penerima pesan
Channel : Saluran/media
Encoding ;Proses penyandian
Decoding : Penyandian balik
producing desired result: Mencapai sasaran yang diinginkan
having a pleasing effect: berdampak menyenangkan
actual and real).: aktual dan nyata
Body Language: Bahasa tubuh
Be Open-minded: Pikiran terbuka
Active Listening: Mendenga aktif
Area : lingkungan, tempat
Sentra : Pusat kegiatan
PROSEM : Program Semester
RPPM : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
RPPH : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
134
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
135
DAFTAR PUSTAKA
Alvonco Johnson, Ph.D., Practical Communication Skill (system komunikasi model
umum dan HORENSO untuk sukses dalam bisnis, organisasi, dan kehidupan), TT.
Alex Media Komputindo, Kompas Gramesia, Jakarta, 2014
Balitbang Depdiknas. (2010). Pengembangan Model Pendidikan Anak Usia Dini
Percontohan, Jakarta
BPSDMPK dan PMP Kemdikbud. (2015). Materi Pelatihan Guru: Implementasi Kurikulum 2013 PAUD di TK. Kemendikbud: Jakarta.
Broadhead, (2010) Personal, Social and Emotional Development, Continuum
International Publishing Group New York, NY 10038
Deddy Mulyana, MA, Ph.D, (2005) Ilmu Kimunikasi (suatu Pengantar), PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Essa, E. L. (2014). Introduction to Early Childhood Education. Singapore:
Cengange.
Goleman, D. 1995. Emotional Intelligence. Bantam Book, New York.Jeferson City. Retrieved 18 March 2010
Hardjana, A. M. (2003), Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal.Jakarta. Kanisius. Hendriati, Agustini. (2000). Mengajarkan Kecerdasan Emosional Pada Anak. Makalah.
Hidayat O.S. (2004). Metode Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai Agama. Modul UT.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Jayhari, http://iksirjauhari.blogspot.co.id/2012/11/empati-dalam-komunikasi.html
Kemdiknas. (2010). Pedoman Pengembangan Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak
Tahun 2010. Direktorat TK dan SD. Kementerian Pendidikan Nasional.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Buku Panduan Pendidik PAUD
Kurikulum 2013 PAUD Anak Usia 4-5 Tahun. Jakarta: Kemdikbud.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2014). Pedoman Penyusunan Perencanaan
Pembelajarn Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Pembinaan Pendidikan anak usia
Dini, Dirjen PAUDNI, Jakarta
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
136
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Buku Panduan Pendidik PAUD
Kurikulum 2013 PAUD Anak Usia 5-6 Tahun. Jakarta: Kemdikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Materi PelatihannPeningkatan
Kompetensi Guru TK Tahun 2015,BPSDM-PMP, Pusat Pengembangan Profesi
Pendidik, Jakarta: Kemdikbud.
Kurnia, Yaya, Karim, H.M.A, (2000). Metode Pengembangan Agama, Moral, Disiplin,
dan Afeksi. Bandung : P3GT Depdiknas.
Liliwen, A. (1991), Komunikasi Antar Pribadi. Bandung. PT Citra. Aditya Bakti.
Lestari G, Komunikasi yang Efektif, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara, 2003
Lestari dan Maliki.. (2006). Komunikasi Efektif, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia
Lickona, T. 1992. Educating for Character; How Our Schools Can Teach Respeect and Responsibility. Bantam Books. New York. USA.
Megawangi, R.(2011), Pendidikan Holistik, Indonesia Heritage Foundation, Jakarta.
Megawangi, Ratna. (2010). Pengembangan Program Pendidikan Karakter di Sekolah;
Pengalaman Sekolah Karakter. Makalah. IHF,JKT .
Moeslichatoen (2004).Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta
Montessori, M. (1966). The Secret of Childhood. New York, NY: Ballantine Books.
Muniningrum, Ratnawati. (2012). Pengembangan Sosial Emosional, Bandung:
PPPPTK TK dan PLB, Depdikbud.
Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, JP Books : Surabaya, 2010
Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan,
terjemahan A. K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media GrupBlog Bunda
Cantik, Inspiratif dan Smart (2011) Fase Anak Emas, Blog Bunda Cantik, Inspiratif
dan Smart
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2013 Tentang Pengembangan anak usia dini holistik-integratif
Permendikbud No. 137 Tahun 2014 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Onong U Effendy, (2001) Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, Bandung, Citra Aditya
Bakti.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
137
Permendiknas No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini.Kementerian Pendidikan Nasional
Soemiarti Patmonodewo. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Sujiono, Nurani, Yuliani, Dr., M,Pd (2011), Konsep Dasar Penidikan Anak Usia Dini,
Indeks, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Wantah, M.J. (2005). Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada Anak Usia
Dini. Jakarta: Depdiknas.
Wardaya. (2012). Pengembangan Nilai Agama dan Moral, Bandung: PPPPTK TK dan
PLB, Depdikbud.
Wursanto, Ig. Drs. (1994), Etika Komunikasi Kantor. Jogjakarta.Kanisius
Sumber Lainnya:
American, Federation of Teachershttp://www.readingrockets.org/article/building-
parent-teacher-relationshipsi
Anonym, http://www.komunikasipraktis.com/2014/09/teknik-dasar-komunikasi-
efektif.html , diunduh pada tanggal 22 Oktober 2015, pukul 11.25
Anonim, http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/29/pentingnya-menjalin-komunikasi-
orang-tua-dan-guru-dalam-membangun-karakter-anak-650229.html
Cahyalaili, blogspot.co.id/2011/05/hubungan-guru-dan-orangtua-dalam-proses.html,
diunduh pada tanggal 5 oktober 2015
Dewi, http://siskadewi71.blogspot.com/2012/12/kolaburasi-guru-dan-orangtua-di-
paud.html
Elham Cahyantoro, http://mbenxxcaem.blogspot.com/2011/09/manajemen-hubungan-
masyarakat-taman.html
Irwan’s Blog, http://irwanozi.blogspot.com/2013/04/makalah-tentang-bentuk-
bentuk.html 12345
Simson, Hhtp://simsondundu01.blogspot.com/2014/03/pentingnya-komunikasi-yang-
efektif-di.html
http://paud-tk-masyitoh.blogspot.com/2013/12/komunikasi-efektif-pada-anak-usia-dini.
html.
http://www.cintabunda.com.)
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
138
http://www.cintabunda.com/boneka-jari
http://media.zenfs.com/televisi-di-kamar-anak.jpg)
.http://elpramwidya.wordpress.com/2009/06/03/instrumen-penilaian).
http://permainan+kooperatif+anak&s=images&as)
http://kecerdasan-emosional
http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/29/pentingnya-menjalin-komunikasi-orang-
tua-dan-guru-dalam-membangun-karakter-anak-650229.html
http://www.readingrockets.org/article/building-parent-teacher-relationships