modul penyusunan sppip-rp3kp
DESCRIPTION
RP3KPTRANSCRIPT
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 1
MODUL
PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 2
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP, MODUL
PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP). dan MODUL PROSES DAN PROSEDUR
PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS (RPKPP).
MODUL PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP, yang akan menjadi
acuan dalam tahap persiapan peaksanaan kegiatan dan persiapan
penyusunan SPPIP dan RPKPP;
MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRSTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan SPPIP; dan
MODUL PROSES DAN PROSEDUR RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan RPKPP.
Penggunaan tiap modul dalam kerangka proses penyusunan SPPIP dan RPKPP
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PERSIAPAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
PENYUSUNAN SPPIP
PENYUSUNAN RPKPP
PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN
SPPIP DAN RPKPP
`
MODUL Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
`
MODULProses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
MODULProses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
Gambar 1 Kedudukan Modul Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Dalam
Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPPIP dan RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 3
A PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN
MODUL PEMAHAMAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
A LATAR BELAKANG DAN KARAKTERISTIK
SPPIP DAN RPKPP
Bagian A Modul pemahaman dasar ini terdiri dari empat sub- modul yakni:
A.1 Latar Belakang Kebutuhan SPPIP dan RPKPP
A.2 Pengertian, Fungsi dan Karakteristik SPPIP dan RPKPP
A.3 Pendekatan Dalam Penyusunan SPPIP dan RPKPP
A.4 Kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam Kerangka Pembangunan Kota
A.5 Pemangku Kepentingan Dalam SPPIP dan RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 4
Bagian A.1 :
Latar Belakang Kebutuhan SPPIP dan RPKPP
Apa Persoalan yang Dihadapi Pemerintah dan Pemerintah Daerah Dalam
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan di
Indonesia?
Sebagian besar pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan pada saat ini kurang atau belum mengantisipasi dan mengakomodir
perkembangan kawasan perkotaan. Hal ini akan menimbulkan beberapa implikasi
permasalahan antara lain: (a) tidak meratanya penyediaan infrastruktur
permukiman perkotaan, dan (b) tidak tersedianya lingkungan permukiman yang
layak, (c) tidak terkendalinya pembangunan permukiman pada daerah-daerah
non-permukiman, dan (d) terjadinya permukiman kumuh.
Hal-hal Apa Saja yang Dibutuhkan Untuk Menyelesaikan Persoalan
Pembangunan Permukiman? Melalui Apa Penyelesaiannya?
Permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan serta pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan ditangani dan
diantisipasi melalui 2 (dua) bentuk perencanaan, yaitu: (1) perencanaan
pembangunan yang memberikan arahan pencapaian tujuan pembangunan
sektoral dan (2) penyelenggaraan penataan ruang yang memberikan arah
pembangunan keruangan. Kedua bentuk perencanaan tersebut diwadahi dalam 2
(dua) dokumen, yaitu: (1) dokumen rencana pembangunan (Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)/Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM)) dan (2) dokumen rencana tata ruang (Rencana Umum Tata
Ruang dan Rencana Detail Tata Ruang). Dalam upaya untuk menangani
permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan, beserta permasalahan pembangunan kabupaten/kota secara
keseluruhan, kedua produk perencanaan ini perlu saling disinergikan dan
dipadukan satu sama lain.
Mempertimbangkan permasalahan yang muncul tersebut, maka suatu
kabupaten/kota sudah selayaknya memiliki strategi pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan yang sinergi dengan arah
pengembangan kabupaten/kota, serta dapat menjadi acuan yang jelas bagi
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 5
penerapan program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan. Terkait dengan persoalan tersebut, suatu kabupaten/kota
perlu memiliki strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan, yang dikenal sebagai Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Adapun SPPIP ini dijabarkan
dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Pembangunan Kawasan
Permukiman Prioritas (RPKPP) dimana keduanya disusun dengan tetap mengacu
pada strategi pengembangan kabupaten/kota yang telah ada.
Bagaimana SPPIP dan RPKPP Dapat Menjawab Kebutuhan Penyelesaian
Persoalan Pembangunan Permukiman?
Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan,
SPPIP dan RPKPP menjadi suatu yang penting dan dapat menjadi langkah awal
dalam mendukung terjadinya integrasi antara perencanaan pembangunan dan
penataan ruang. SPPIP dan RPKPP ini pada dasarnya bukan merupakan inisiatif
untuk menyusun suatu kebijakan baru. SPPIP dan RPKPP merupakan instrumen
baru untuk melakukan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dan strategi
pembangunan. SPPIP merupakan kebijakan makro yang bersifat strategis yang
diarahkan untuk menjadi acuan kebijakan bagi pengembangan di bidang
permukiman dan infrastruktur perkotaan, sedangkan RPKPP merupakan
penjabaran SPPIP ke dalam rencana aksi yang operasional dan mendapat
legitimasi dari pemangku kepentingan. Dalam lingkup pengembangan kota,
SPPIP dan RPKPP ini merupakan instrumen kebijakan yang menjadi salah satu
acuan penyelenggaraan pembangunan di bidang permukiman dan infrastruktur
perkotaan di tingkat kabupaten/kota dan menjadi rujukan bagi semua pihak.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 6
Bagian A.2 :
Pengertian, Fungsi, dan Karakteristik SPPIP dan RPKPP
Apa itu SPPIP dan RPKPP?
SPPIP merupakan suatu strategi yang menjadi acuan bagi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang penyusunannya
mengacu dan terintegrasi dengan arahan pengembangan kabupaten/kota secara
komprehensif. SPPIP ini merupakan alat utama bagi pemerintah daerah untuk
mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan. Selain itu, SPPIP juga merupakan rancangan tindakan atau aksi untuk
membangun permukiman dan infrastruktur pendukungnya sebagai komponen inti
pembentuk kawasan perkotaan. Sebagai rancangan tindakan atau aksi, SPPIP ini
diterjemahkan ke dalam suatu strategi berikut program pembangunannya. SPPIP
ini disusun berdasarkan arahan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam
RTRW dan RPJPD.
RPKPP merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan
permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur permukiman pada
kawasan prioritas di perkotaan. RPKPP disusun pada lingkup wilayah
perencanaan kawasan dan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan
dalam peta skala 1:5.000 dan 1:1.000. RPKPP ini merupakan penjabaran dari
SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas yang ditetapkan.
Bagaimana Keterkaitan SPPIP dan RPKPP?
Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur pemrukiman perkotaan di
suatu kabupaten/kota, hubungan yang terbentuk antara SPPIP dan RPKPP adalah
sebagai berikut:
SPPIP merupakan arahan bagi pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan pada lingkup kawasan perkotaan di dalam wilayah
administrasi kabupaten/kota;
SPPIP memuat strategi dan arahan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan untuk skala kabupaten/kota dan skala kawasan
permukiman prioritas;
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 7
Untuk dapat diimplementasikan, strategi dan arahan program pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skala kawasan
permukiman prioritas didetailkan dalam rencana aksi program penanganan
kawasan yang memuat program dan kegiatan yang terukur dari sisi volume
dan biayanya; serta
Upaya pendetailan di dalam rencana aksi program penanganan kawasan
tersebut dituangkan ke dalam RPKPP.
Secara rinci hubungan dan perbedaan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada
Gambar 2 berikut ini.
TUJUAN DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
STRATEGI
SKALA
KABUPATEN/
KOTA
STRATEGI
SKALA KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
ARAHAN PROGRAM
SKALA KABUPATEN/
KOTA
ARAHAN PROGRAM
SKALA KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP)
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAWASAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
(RPKPP)
KEGIATAN
PEMBANGUNAN
KAWASAN
KEGIATAN
PEMBANGUNAN
SUBKAWASAN 1
KEGIATAN
PEMBANGUNAN
SUBKAWASAN 2
KEGIATAN
PEMBANGUNAN
SUBKAWASAN ....
Gambar 2 Diagram Keterkaitan SPPIP Dengan RPKPP
Apa Fungsi SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan?
Dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, SPPIP
memiliki fungsi sebagai berikut :
sebagai acuan bagi implementasi program pembangunan permukiman dan
infrastuktur permukiman perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan
program pembangunan lainnya;
sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral
bidang permukiman di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan
infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen
SPPIP/RPKPP;
sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM Cipta Karya;
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 8
sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di
berbagai dokumen; dan
sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota.
Dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, RPKPP
memiliki fungsi sebagai berikut:
untuk mendukung operasionalisasi RPIJM Cipta Karya; dan
sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM Cipta Karya
Bagaimana Karakteristik SPPIP dan RPKPP?
SPPIP memiliki karakteristik sebagai berikut:
penyusunan SPPIP lebih banyak dilakukan melalui proses sinkronisasi,
akomodasi, dan adopsi dari kebijakan dan strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada;
pada proses penyusunannya, SPPIP tidak hanya berorientasi pada produk,
namun juga pada proses penyusunannya. Hal ini dapat dilihat dari
pengutamaan legitimasi produk yang diukur dari rasa memiliki dan komitmen
dari seluruh pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terlibat dalam
proses penyusunan dan penerapannya;
kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
yang disusun tidak dipandang sebagai kebijakan dan strategi sektoral,
melainkan mempertimbangkan keterkaitannya dengan pembangunan
kawasan perkotaan secara keseluruhan; dan
kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
disusun dari skala kabupaten/kota sampai dengan skala kawasan. Pada
skala kawasan, penyusunannya dilakukan dengan mengacu pada kebijakan
dan strategi skala kabupaten/kota.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 9
RPKPP memiliki karakteristik sebagai berikut:
sebagai acuan bagi implementasi program pembangunan permukiman dan
infrastuktur permukiman perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan
program pembangunan lainnya;
sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral
bidang permukiman di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan
infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen
SPPIP/RPKPP;
sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM Cipta Karya;
sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di
berbagai dokumen; dan
sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota.
Apa yang Membedakan SPPIP dan RPKPP dengan Instrumen
Pembangunan Lainnya?
Tidak seperti halnya kebijakan dan strategi pembangunan yang berorientasi pada
satu pilar pembangunan, baik itu pilar pembangunan sektoral ataupun pilar
pembangunan spasial, SPPIP dan RPKPP merupakan instrumen pembangunan
yang mengintegrasikan antara kedua pilar pembangunan yang digunakan di
Indonesia, yaitu: pilar perencanaan pembangunan dan pilar penataan ruang.
Secara struktural, SPPIP dan RPKPP bukan merupakan pilar pembangunan ketiga
karena lebih berperan sebagai instrumen untuk mengitegrasikan antara dua pilar
tersebut.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 10
Bagian A.3 :
Pendekatan dalam Penyusunan SPPIP dan RPKPP
Pendekatan-pendekatan Apa Saja yang Digunakan Dalam Penyusunan
SPPIP dan RPKPP?
Proses penyusunan SPPIP dan RPKPP ini didasarkan pada tiga (3) pendekatan,
yaitu: (1) pendekatan normatif, (2) pendekatan fasilitatif dan partisipatif, serta (3)
pendekatan teknis-akademis
Bagaimana Penjelasan dari Pendekatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP
Tersebut?
Pendekatan Normatif adalah suatu cara pandang untuk memahami
permasalahan atau kondisi dengan berdasarkan pada norma-norma yang
ada atau pada suatu aturan yang menjelaskan bagaimana kondisi tersebut
seharusnya terjadi. Dalam pendekatan ini, perhatian pada masalah utama
serta tindakan yang semestinya dilakukan menjadi ciri utama. Kondisi atau
situasi yang terjadi tersebut dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan
karakteristiknya dengan kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks
pembangunan kondisi yang seharusnya tersebut didasarkan pada produk
legal peraturan perundangan, baik untuk nasional maupun daerah.
Pendekatan Fasilitatif dan Partisipatif digunakan dengan dasar pertimbangan
bahwa proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan yang terkait dengan pengembangan kabupaten/kota maupun
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, baik di tingkat
kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Hal ini dimaksudkan agar hasil
penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku kepentingan
terkait di daerah.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 11
Pendekatan Teknis-Akademis merupakan pendekatan yang dilakukan
dengan menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan
secara akademis, baik itu dalam pembagian tahapan pekerjaan maupun
teknik-teknik identifikasi, analisis, penyusunan strategi maupun proses
pelaksanaan penyepakatan. Dalam pendekatan ini, proses penyusunan
SPPIP dan RPKPP menggunakan beberapa metode dan teknik studi yang
baku yang sebelumnya telah disepakati bersama oleh tim kerja, pemberi
kerja, dan tim pokjanis daerah.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 12
Bagian A.4 :
Kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam Kerangka
Pembangunan Kabupaten/Kota
Bagaimana Kedudukan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan
Kabupaten/Kota?
Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan,
SPPIP ini merupakan penerjemahan dan sinkronisasi dari kebijakan dan strategi
pembangunan yang terdapat di dalam dokumen perencanaan pembangunan
(RPJPD dan RPJMD) dan penataan ruang (RTRW kabupaten/kota) sebagai pilar
utama dalam pembangunan wilayah di Indonesia. Selain mengacu pada kedua
pilar utama pembangunan ini, SPPIP juga menerjemahkan kebijakan dan strategi
yang terdapat di dalam Kebijakan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) yang
merupakan penjabaran dari Kebijakan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN).
Dalam konteks pembangunan wilayah, KSPD ini memiliki fungsi: (1) memberikan
acuan bagi pembangunan kabupaten/kota dan kawasan perkotaan, (2) mengatur
fungsi kabupaten/kota dan penataan ruang kabupaten/kota untuk pembangunan
berkelanjutan, (3) menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait
pembangunan perkotaan, serta (4) menjadi instrumen perencanaan yang menjadi
acuan kementerian/lembaga dalam pelaksanaan program dan kegiatan terkait
pembangunan perkotaan.
SPPIP yang telah dirumusukan dengan mempertimbangkan kebijakan dan
strategi yang terdapat di dalam RPJPD, RPJMD, RTRW kabupaten/kota, dan
KSPD ini akan menjabarkan kebijakan makro kabupaten/kota dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. SPPIP ini
akan menjadi acuan bagi perumusan strategi sektor dan penyusunan Rencana
Induk Sistem (RIS) komponen-komponen infrastruktur pada kawasan
permukiman. Dalam konteks pembangunan bidang permukiman, strategi sektor
dan Rencana Induk Sistem (RIS) yang telah disusun secara sistematis dan
sinergis ini pada gilirannya akan menjadi masukan dalam proses penyusunan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang cipta karya. Pada
tahap selanjutnya dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) ini akan dijabarkan secara lebih rinci ke dalam dokumen RPKPP.
Dalam konstelasi strategi pembangunan sektor, RIS dan RPIJM seringkali sudah
disusun terlebih dahulu daripada SPPIP. Oleh karena itu, maka proses
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 13
penyusunan SPPIP akan mempertimbangkan dan mensinkronisasikan kebijakan
dan strategi yang terdapat di dalam dokumen-dokumen tersebut, sedangkan
proses penyusunan RPKPP wajib untuk mempertimbangkan program dan
kegiatan di dalam RPIJM dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Selain itu, berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, untuk menunjang pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan, setiap kabupaten/kota diharapkan memiliki Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
(RP3KP). Dari sisi lingkup substansi, RP3KP merupakan penjabaran dari rencana
kawasan permukiman yang tertuang dalam RTRW kota/kabupaten. Sebagai
rencana yang mengarahkan pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman di suatu kota/kabupaten, maka RP3KP ini juga perlu disinergikan
dengan SPPIP. Secara diagramatis, keterkaitan SPPIP dan RPKPP dengan
instrumen pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan lainnya dapat
dilihat pada Gambar 3 berikut.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
PANJANG DAERAH
(RPJPD)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH
(RPJMD)
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
(RTRW) KOTA/KABUPATEN
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PERKOTAAN DAERAH
(KSPD)
STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP)
STRATEGI SISTEM
SANITASI KOTA
(S-SK)
STRATEGI SISTEM PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
(S-SPP)
STRATEGI SEKTOR
LAINNYA
RENCANA INDUK
SANITASI
RENCANA INDUK
PERSAMPAHAN
MASTERPLAN
SEKTOR LAINNYA
STRATEGI SEKTOR
RENCANA INDUK SISTEM (RIS)
RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI
JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
RENCANA PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN
(RP3KP)
RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
(RPKPP)
diacu/diterjemahkan/didetailkan
sinkronisasi
RENCANA DETAIL TATA
RUANG
(RDTR)
RENCANA TATA BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
RENCANA SEKTORAL
LAINNYA
Gambar 3 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan
Pembangunan Kabupaten/Kota
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 14
Bagiamana Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dengan Dokumen Kebijakan dan
Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dari Sisi Waktu?
Dari sisi waktu, SPPIP merupakan penterjemahan arahan pengembangan dan
pembangunan kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
selama jangka waktu 20 tahun sebagaimana arahan dalam RTRW dan RPJPD.
Strategi untuk 5 (lima) tahun pertama didasarkan pada arahan dalam RPJMD dan
KSPD, serta akan menjadi acuan bagi penyusunan RPKPP dan RPIJM. Ilustrasi
kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam kerangka kebijakan pembangunan kota
terdapat pada Gambar 4.
ARAHAN SPASIAL ARAHAN PEMBANGUNAN ARAHAN PERKOTAAN
RTRWN
20 TAHUN
RPJPN
20 TAHUN
RTRWD
20 TAHUN
RPJPD
20 TAHUN
RPJMD
5 TAHUN
KSPN
20 TAHUN
KSPD
5 TAHUN
SPPIP
20 TAHUN
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN II
LIMA
TAHUN III
LIMA
TAHUN IV
RPIJM
5 TAHUN
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
RPKPP
5 TAHUN
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
Gambar 4 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan
Pembangunan Kabupaten/Kota Dari Sisi Waktu
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 15
Bagaimana Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dengan RPIJM?
SPPIP ini menjadi dokumen induk dan acuan utama dalam penyusunan program-
program investasi bidang permukiman yang terdapat dalam RPIJM Cipta Karya,
sedangkan RPKPP merupakan dokumen teknis untuk mendukung
operasionalisasi RPIJM Cipta Karya. Dalam hal ini, program 5 (lima) tahunan yang
dihasilkan dalam SPPIP akan menjadi acuan dan dasar dalam penyusunan
program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaannya di dalam RPIJM Cipta
Karya. Program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaan di dalam RPIJM Cipta
Karya tersebut akan dirinci dalam program dan kegiatan yang terukur baik
volume, biaya, dan lokasinya di tiap kawasan prioritas RPKPP (Gambar 5).
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP)
STRATEGIINDIKASI
PROGRAM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA
MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
(RPIJM BIDANG CIPTA KARYA)
PROGRAM KEGIATAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS
(RPKPP)
PROGRAM
PENANGANANKEGIATAN
SKALA KOTA
SKALA KAWASAN
sebagai arah dan
kebijakan program
investasi bidang
cipta karya
RPKPP merupakan
acuan RPIJM pada
kawasan prioritas
dan rencana teknis
rinci subkawasan
Gambar 5 Keterkaitan SPPIP, RPKPP, dan RPIJM
Berdasarkan keterkaitan ini, maka apabila RPIJM sudah disusun sebelum SPPIP
dan RPKPP, maka program yang tertuang dalam RPIJM, khususnya untuk tahun
pertama, akan menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan strategi dan
program di dalam SPPIP, sedangkan rumusan, volume, dan alokasi
penganggaran akan menjadi acuan utama dalam perumusan kegiatan berikut
rinciannya di dalam RPIJM. Untuk tahun kedua dan seterusnya, rumusan strategi
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 16
dan program SPPIP akan menjadi dasar dalam upaya review dan penyempurnaan
RPIJM (Gambar 5)
Gambar 6 Contoh Keterkaitan Substansi SPPIP, RPKPP, dan RPIJM
Apa Perbedaan SPPIP dan RPKPP Dengan RTRW, serta Bagaimana
Keterkaitan Antara Ketiganya?
Dalam kaitannya dengan RTRW, keberadaan SPPIP dan RPKPP berbeda
terutama dalam hal lingkup substansi dan lingkup wilayahnya. Secara rinci
perbedaan RTRW, SPPIP, dan RPKPP dalam kerangka pembangunan perkotaan
dapat dilihat pada Tabel 1.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 17
Ta
bel 1
Rin
cia
n P
erb
ed
aa
n A
nta
ra S
PP
IP, d
an
RP
KP
P D
ala
m K
era
ng
ka P
em
ba
ng
un
an
Wila
yah
Perk
ota
an
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 18
Walaupun berbeda, SPPIP dan RPKPP ini memiliki keterkaitan erat dengan RTRW.
SPPIP dan RPKPP ini dalam proses penyusunannya mengacu pada arah
kebijakan yang terdapat di dalam RTRW, terutamanya mengenai alokasi pola
ruang kawasan permukiman perkotaannya. Selain itu dalam penyusunan SPPIP
dan RPKPP juga mempertimbangkan beberapa substansi di dalam RTRW,
seperti:
Kebijakan dan strategi penataan ruang kawasan permukiman perkotaan dan
infrastruktur pendukungnya, sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan
kebijakan dan strategi untuk SPPIP;
Arah pemanfaatan ruang kawasan permukiman perkotaan dan infrastruktur
pendukungnya, sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan program
dan kegiatan untuk SPPIP dan RPKPP; dan
Arahan pengembangan kawasan strategis, sebagai bahan pertimbangan
dalam penentuan kawasan permukiman prioritas di dalam SPPIP dan RPKPP.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 19
Bagian A.5
Pemangku Kepentingan Dalam SPPIP dan RPKPP
Siapa Saja Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP dan
RPKPP?
Sesuai dengan fungsi dan perannya dalam mengintegtrasikan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada berbagai tingkat maka
kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP sudah barang tentu melibatkan berbagai
pemangku kepentingan yang berada di tingkat pemerintah, pemerintah provinsi,
maupun pemerintah kabupaten/kota. Walaupun demikian, secara realistis
pembangunan kabupaten/kota, khususnya pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan tentunya akan melibatkan pemangku
kepentingan dalam konteks yang lebih luas dari kalangan pemerintah seperti
dinyatakan sebelumnya. Pemangku kepentingan dari kalangan tersebut antara
lain adalah:
Pengembang perumahan sebagai institusi yang menangani penyediaan
perumahan berbentuk badan usaha milik privat. Dalam konsep SPPIP dan
RPKPP, pengembangan memiliki potensi sangat besar untuk dilibatkan
ataupun terlibat dalam implementasinya. Dalam konteks SPPIP dan RPKPP,
pengembangan perumahan berperan sebagai pihak yang ikut terlibat dalam
mengembangkan dan membangun hunian.
Masyarakat / komunitas sebagai pihak yang secara kolektif memiliki gagasan,
dan rencana mengembangkan ataupun memecahkan persoalan dalam
lingkungan permukimannya. Pada sejumlah kasus tertentu, ditemui suatu
kondisi dimana masyarakat/komunitas ini juga memiliki sejumlah sumberdaya
untuk merealisasikan gagasan dan rencananya terutama yang berkaitan
dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Dalam
konteks SPPIP dan RPKPP, masyarakat / komunitas berperan sebagai pihak
yang ikut terlibat dalam mengembangkan dan membangun hunian.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 20
Apa Peran Dari Tiap Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP
dan RPKPP?
Secara rinci peran dan bentuk keterlibatan dari masing-masing pihak yang terlibat
dalam kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Tabel 2 dan
Gambar 7.
Tabel 1 Peran dan Bentuk Keterlibatan Masing-Masing Pihak Dalam
Kegiatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP
PEMANGKU KEPENTINGAN
PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG
TINGKAT PUSAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
Pembina kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Mendorong dan mengarahkan penyusunan SPPIP/RPKPP pada kabupaten/kota melalui Pokjanis daerah
TUGAS - melaksanakan pembinaan
kegiatan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP;
- menyediakan pedoman penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan
- melakukan pemantauan dan evaluasi penyusunan SPPIP dan Penyusunan RPKPP.
WEWENANG - melakukan penilaian
terhadap hasil penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP;
- memberikan rekomendasi berdasarkan penilaian terhadap hasil penyusunan SPPIP; dan
- memfasilitasi, mengoordinasikan, dan mensosialisasikan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP
Direktorat Pengembangan Permukiman DJCK
Pembina kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Memberikan pendampingan teknis pelaksanaan penyusunan SPPIP/ RPKPP
- Menyediakan pedoman pelaksanaan penyusunan SPPIP/RPKPP (KAK, panduan)
- Memantau pelaksanaan SPPIP/RPKPP melalui kegiatan koordinasi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota
- Menyelenggarakan kolokium
TINGKAT PROVINSI
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Penyelenggara kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Melakukan tertib administrasi penyelenggaraan kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Menyediakan tenaga ahli pendamping
- Berperan aktif dalam tim teknis tingkat provinsi
TUGAS - melaksanakan konsolidasi
pada tingkat provinsi; - melaksanakan
pendampingan dan pengendalian kegiatan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan
- mendorong peningkatan
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 21
PEMANGKU KEPENTINGAN
PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG
Tim Teknis Provinsi, Terdiri dari: Ketua : Satker Randal CK Anggota : Korwil, Dinas PU/CK Provinsi, Bappeda Provinsi, dan Satker Provinsi Bidang CK
Pendamping/ pengendali kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP
- Mendorong peningkatan kapasitas Pokjanis melalui kegiatan pelatihan/konsolidasi tingkat provinsi
- Melakukan pendampingan kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP melalui monitoring dan evaluasi/konsolidasi di tingkat provinsi
kapasitas pokjanis di tingkat kabupaten/kota.
WEWENANG - menetapkan tim teknis
provinsi; - melaksanakan koordinasi
penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP dalam lingkup provinsi; dan
- memberikan rekomendasi kepada pemerintah kabupaten/kota terkait dengan kinerja pokjanis.
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis), Terdiri dari dinas/instansi terkait di lingkup pemerintah kabupaten/kota. Pembentukan Pokjanis ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota
Perumus SPPIP/RPKPP
- Merumuskan SPPIP/RPKPP
- Menjadi narasumber dan penentuperumusan hasil SPPIP/RPKPP
- Mengambil keputusan dalam proses penyusunan dokumen SPPIP/RPKPP
- Mengawal keberlanjutan program SPPIP/RPKPP hingga tahapan implementasi
TUGAS - menyediakan basis data dan
informasi spasial dan sektoral;
- melaksanakan penyusunan SPPIP dan RPKPP sesuai dengan pedoman sebagaimana diatur dalam peraturan menteri ini;
- menghasilkan SPPIP dan RPKPP yang dapat diimplementasikan; dan
- penyebarluasan informasi produk SPPIP dan RPKPP kepada masyarakat
WEWENANG - menetapkan pokjanis; - melaksanakan peninjauan
kembali terhadap SPPIP dan RPKPP berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam peraturan menteri ini;
- melibatkan peran masyarakat dalam proses penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan
- menetapkan SPPIP.
Tim Ahli Pendamping, yang terdiri dari tenaga ahli beserta asisten ahli
Pendamping kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Memfasilitasi Pokjanis dalam proses penyusunan SPPIP/RPKPP
- Menyusun laporan proses kegiatan SPPIP/RPKPP
- Menyusun dokumen SPPIP/RPKPP hasil perumusan Pokjanis
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 22
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA (DJCK)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DINAS PEKERJAAN UMUM/
CIPTA KARYA PROVINSI
DINAS PEKERJAAN UMUM/
CIPTA KARYA PROVINSI
SATUAN KERJA (SATKER) CIPTA KARYA
PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
SATUAN KERJA (SATKER) CIPTA KARYA
PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA (DJCK),
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
TIM TEKNISTIM TEKNIS
BAPPEDA PROVINSI
DINAS PROVINSI TERKAIT
SATKER CIPTA KARYA PROVINSI
BAPPEDA PROVINSI
DINAS PROVINSI TERKAIT
SATKER CIPTA KARYA PROVINSI
KELOMPOK KERJA TEKNIS
(POKJANIS)
PENYUSUN SPPIP/RPKPPPENYUSUN SPPIP/RPKPP
pemangku kepentingan
kota/kabupaten
pemangku kepentingan
kota/kabupaten
TIM TENAGA AHLI
PENDAMPING
melakukan
pendampingan
melakukan
pendampingan
AKADEMISI DAN UNSUR
MASYARAKAT
PERUMUS SPPIP/
RPKPP
PENYELENGGARA
KEGIATAN SPPIP/
RPKPP
PENGENDALI
KEGIATAN SPPIP/
RPKPP
PEMBINA KEGIATAN
PENYUSUNAN SPPIP/
RPKPP
PENDAMPING
KEGIATAN
PENYUSUNAN SPPIP/
RPKPP
penyediaan ahli
pendamping
penyediaan ahli
pendamping
HUBUNGAN KETERKAITAN PERAN
Gambar 7 Keterkaitan Semua Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan
SPPIP dan RPKPP
Apakah SPPIP dan RPKPP Perlu untuk Dilegalisasi Dalam Peraturan
Perundang-undangan?
Untuk menjamin pemanfaatan dokumen SPPIP dan RPKPP sebagai acuan dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, maka
dokumen SPPIP dan RPKPP dapat dilegalisasi dalam bentuk peraturan
perundangan-undangan di daerah. Legalisasi untuk SPPIP dan RPKPP ini
ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 23
A PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN
MODUL PEMAHAMAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
B RUANG LINGKUP
SPPIP DAN RPKPP
Bagian B Modul Pemahaman SPPIP dan RPKPP ini merupakan penjelasan
mengenai ruang lingkup SPPIP dan RPKPP yang terdiri dari 4 (empat) sub-modul:
B.1 Ruang Lingkup SPPIP
B.2 Keluaran SPPIP
B.3 Ruang Lingkup RPKPP
B.4 Keluaran RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 24
Bagian B.1
Ruang Lingkup SPPIP
Apa yang menjadi batasan Lingkup Wilayah SPPIP?
Kegiatan penyusunan SPPIP dapat dilakukan pada lingkup wilayah administrasi
kota dan wilayah administrasi kabupaten, dengan fokus pada kawasan yang
diarahkan dalam RTRW kabupaten/kota sebagai kawasan permukiman
perkotaan.
Apa Perbedaan Lingkup Wilayah SPPIP Untuk Wilayah Administrasi Kota
dan Wilayah Administrasi Kabupaten?
Untuk wilayah yang berstatus kota, maka lingkup wilayah penyusunan SPPIP
mencakup keseluruhan kawasan permukiman di wilayah administrasi kota
yang ditetapkan dalam RTRW kota yang bersangkutan.
Untuk wilayah yang berstatus kabupaten, maka lingkup wilayah penyusunan
SPPIP mencakup kawasan di dalam wilayah administrasi kabupaten yang
didefinisikan sebagai kawasan permukiman perkotaan oleh RTRW kabupaten
yang bersangkutan.
Apa saja Lingkup Substansi dari SPPIP dan Sejauhmana kedalamannya?
Lingkup Substansi SPPIP dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 1)
Lingkup substansi keluaran akhir SPPIP dan 2) lingkup substansi menyeluruh
yang meliputi seluruh proses penyusunan SPPIP. Kedua bagian lingkup substansi
SPPIP ini akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Lingkup Substansi keluaran akhir SPPIP
Dari sisi substansi, keluaran akhir yang diharapkan dari kegiatan penyusunan
SPPIP berupa strategi pembangunan yang diturunkan dan didetailkan dalam
bentuk program. Strategi pembangunan dalam SPPIP memuat langkah-langkah
riil dan terukur yang harus diambil untuk merealisasikan tujuan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diatur dalam
kebijakan. Strategi pembangunan dalam SPPIP ini disusun dengan
mempertimbangkan beberapa hal berikut dan diilustrasikan pada Gambar 8.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 25
Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama oleh Pokjanis;
Kebutuhan penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan, yang didasarkan pada karakteristik potensi dan permasalahan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman eksisting;
Sumber daya yang dimiliki yang dapat menjadi pembatas ataupun
pendorong bagi terwujudnya target capaian dalam pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ingin dicapai.
Sumber daya ini dapat berupa:
sumber pendanaan yang dimiliki oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah;
luas lahan yang tersedia untuk pembangunan;
kesiapan masyarakat dalam mendukung program pembangunan;
kapasitas aparatur pelaksana program;
dan sebagainya
Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman yang telah ada di berbagai dokumen perencanaan
pembangunan dan penataan ruang yang berlaku; dan
Target capaian dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang diharapkan.
TUJUAN DAN KEBIJAKANPEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PERKOTAAN
TARGET CAPAIAN
YANG DIHARAPKAN PADA
AKHIR TAHUN
IMPLEMENTASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN
YANG DIRUMUSKAN
BERDASARKAN KONDISI
EKSISTING PERMASALAHAN
KEBUTUHAN
PENANGANAN
YANG DIRUMUSKAN
BERDASARKAN KONDISI
EKSISTING PERMASALAHAN
SUMBER DAYA YANG
DIMILIKI DAERAH
(dana, lahan, komitmen masyarakat,
sumber daya aparatur, dll)
SUMBER DAYA YANG
DIMILIKI DAERAH
(dana, lahan, komitmen masyarakat,
sumber daya aparatur, dll)
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
Gambar 8 Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi Dalam SPPIP
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 26
Dalam perumusan strategi pembangunan SPPIP perlu memperhatikan 2 (dua)
hal, yaitu: cakupan aspek dan cakupan wilayah.
Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
dalam konteks cakupan aspek merujuk pada strategi fisik dan non-fisik. Untuk
strategi non-fisik dapat meliputi strategi terkait aspek sosial, ekonomi,
pembiayaan, kelembagaan, pelibatan masyarakat dan pelaku terkait lainnya,
serta legalisasi.
Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
dalam konteks cakupan wilayah disusun untuk skala kota/kabupaten dan
skala kawasan.
Setiap strategi yang dirumuskan didetailkan ke dalam program yang memuat
penjabaran strategi ke dalam langkah-langkah operasional untuk jangka waktu
tertentu.
2. Lingkup Substansi Seluruh Proses Penyusunan SPPIP
Lingkup substansi untuk seluruh proses penyusunan SPPIP mencakup 5 (lima)
lingkup kegiatan, yaitu: (1) persiapan, (2) identifikasi potensi dan permasalahan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, (3)
perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan, (4) perumusan startegi dan program pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, serta (5) finalisasi dan
sosialisasi. Secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap kegiatan besar dan capaian
kegiatan tersebut adalah sebagai berikut pada Tabel 2.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 27
Tabel 2 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan
Penyusunan SPPIP
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
(1) Persiapan
Mengikuti sosialisasi penyusunan SPPIP
yang akan dikoordinasikan
penyelenggaraannya oleh tim pusat
Melakukan persiapan pelaksanaan
kegiatan, termasuk di dalamnya
melakukan koordinasi tim untuk
pelaksanaan kegiatan, penyepakatan
rencana kerja dan metodologi
pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta
dasar, sampai dengan pengumpulan
data dan informasi
Melakukan konsolidasi dengan semua
pemangku kepentingan dalam proses
penyamaan tujuan dan rencana kerja
penyusunan SPPIP
Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan
Peta dasar Data dan informasi yang diperlukan Desain pengumpulan data dan informasi
(2) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Melakukan kajian terhadap kebijakan,
strategi, dan program pembangunan
daerah berdasarkan dokumen kebijakan
terkait yang telah tersedia dan dijadikan
acuan pelaksanaan pembangunan oleh
Pemerintah Daerah
Review kebijakan, strategi, dan program daerah dari tiap dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah
Melakukan kajian terhadap isu-isu
permukiman dan infrastruktur perkotaan,
serta potensi, permasalahan dan
tantangan yang akan dihadapi dalam
pembangunan perkotaan dan
permukiman perkotaan.
Kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur perkotaan
Potensi, permasalahan, dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan
Potensi, permasalahan, dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan permukiman perkotaan
Peta potensi, permasalahan, dan tantangan dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan
(3) Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Bersama dengan pemangku
kepentingan kota menghasilkan indikasi
arah pengembangan kota serta
pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan berdasarkan hasil
kajian kebijakan dan hasil kajian
terhadap isu-isu, potensi, permasalahan
dan tantangan yang akan dihadapi
dalam pembangunan perkotaan dan
Indikasi arah pengembangan kota Indikasi arah pembangunan permukiman
kota dan infrastruktur perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 28
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
permukiman perkotaannya
Bersama dengan pemangku
kepentingan kota menghasilkan rumusan
tujuan dan kebijakan pembangunan
permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastrukur perkotaan
Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1
Bersama dengan pemangku
kepentingan menghasilkan:
Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
Identifikasi kawasan permukiman prioritas
Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
Kawasan permukiman prioritas Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2
(4) Perumusan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Bersama dengan pemangku
kepentingan kota menghasilkan rumusan
strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan
Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3
Bersama dengan pemangku
kepentingan menghasilkan :
Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan.
Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kota dan skala kawasan) sebagai arahan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan jangka menengah.
Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan
Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kota dan skala kawasan) sebagai arahan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan jangka menengah
Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Penyelenggaraan Pra-FGD 4 dan FGD 4 dan diskusi informal
(5) Finalisasi dan Sosialisasi
Mengikuti kegiatan kolokium yang akan
dikoordinasikan oleh koordinator
pelaksana, dan memberikan pemaparan
dan pembahasan capaian kegiatan pada
Kolokium SPPIP
Masukan untuk penyempurnaan hasil Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan
Menyelenggarakan konsultasi publik
untuk menjaring masukan terhadap
rumusan strategi dan program
Masukan untuk penyempurnaan hasil
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 29
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan
Melakukan diseminasi hasil kesepakatan
perumusan SPPIP kepada dinas/instansi
terkait dan pemangku kepentingan
lainnya di kota/kabupaten bersangkutan
Tersosialisasikannya Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Lingkup substansi yang dimaksud secara rinci akan dijelaskan dalam masing –
masing bagian pada Modul Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP yang
merupakan bagian terpisah dari Modul Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ini.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 30
Bagian B.2
Keluaran SPPIP
Apa Keluaran Dari SPPIP?
Terdapat 2 (dua) dokumen dari proses penyusunan SPPIP yang akan dihasilkan
sebagai keluaran yaitu:
a. Dokumen SPPIP; dan
b. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan SPPIP
Sejauhmana Tiap Keluaran Tersebut Harus Dihasilkan?
Karakteristik atau persyaratan masing – masing keluaran dapat dijelaskan sebagai
berikut:
A. Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
(SPPIP)
MUATAN - Indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas;
- Identifikasi kawasan permukiman prioritas;
- Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan;
- Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan);
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 31
- Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
- Dokumen spasial terkait dengan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
PENYAJIAN
- Dokumen ini disajikan sebagai laporan utama, terpisah dengan dokumen laporan proses penyusunan substansi dan dokumen laporan mekanisme penyelenggaraan kegiatan
- Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan peta yang representatif
B. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan SPPIP
MUATAN - Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan diseminasi;
- Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan diseminasi;
- Materi yang disampaikan;
- Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan
- Proses diskusi
PENYAJIAN
- Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen SPPIP
- Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD, diskusi informal, kolokium, konsultasi publik, dan diseminasi
- Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui
- Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai lampiran dalam dokumen ini.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 32
Bagian B.3
Ruang Lingkup RPKPP
Apa yang menjadi batasan Lingkup Wilayah RPKPP?
RPKPP dilakukan untuk kawasan permukiman prioritas yang terdapat di setiap
kawasan perkotaan dalam lingkup kabupaten/kota dan mengacu pada arahan
yang terdapat dalam dokumen SPPIP. Kawasan permukiman prioritas ini dibagi
dalam zona/blok pentahapan penanganan sehingga dapat ditentukan kawasan
pembangunan Tahap 1.
Secara hirarki spasial lingkup wilayah RPKPP dapat dibedakan menjadi dua
jenjang, yaitu: Kawasan Permukiman Prioritas dan Kawasan Pembangunan Tahap
1. Lingkup Wilayah RPKPP pada jenjang kawasan permukiman prioritas dipetakan
dengan skala 1:5.000 dan pada jenjang kawasan Pembangunan Tahap 1 dengan
skala 1:1.000.
Apa perbedaan antara Kawasan Permukiman Prioritas dan Kawasan
Pembangunan Tahap Pertama?
Kawasan Permukiman Prioritas RPKPP
Kawasan permukiman prioritas adalah kawasan permukiman yang disepakati
oleh pihak daerah sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam
konteks pembangunan kabupaten/kota dan merupakan prioritas dalam
pembangunan dan pengembangannya. Kawasan permukiman prioritas
merupakan satu kesatuan fungsional tertentu yang tidak terpisah (memiliki
kesamaan permasalahan/tema penanganan) tanpa merujuk pada batas
adminstrasi. Dalam penetapannya, didasarkan pada beberapa pertimbangan
berikut:
memiliki urgenitas penanganan;
memiliki kontribusi dalam penanganan permasalahan kota;
memiliki kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan
kota;
sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kota;
memiliki dominasi permasalahan terkait bidang cipta karya; dan
memiliki dominasi penanganan melalui bidang cipta karya.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 33
Jumlah kawasan yang ditetapkan dan terpilih minimal 1 (satu) kawasan
dengan luasan per kawasan sesuai dengan kesepakatan dengan pihak
daerah (Pokjanis). Sebagai acuan luasan untuk kawasan terpilih adalah hingga
500 Ha atau dapat disesuaikan dengan batas deliniasi kawasan permukiman
yang disepakati.
Kawasan Pembangunan Tahap 1
Kawasan pembangunan Tahap 1 adalah kawasan permukiman yang
disepakati oleh masyarakat di dalam kawasan dan pihak daerah sebagai
kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks pembangunan kawasan
dan memiliki prioritas untuk dimulai pembangunannya pada tahun pertama
dalam rencana pentahapan pembangunan kawasan. Luasan per kawasan
pengembangan tahap 1 antara 20 - 30 Ha atau lainnya berdasarkan
kesepakatan dengan pihak daerah.
Apa saja Lingkup Substansi dari RPKPP dan Sejauhmana kedalamannya?
Lingkup substansi RPKPP dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 1)
lingkup substansi keluaran akhir RPKPP dan 2) lingkup substansi menyeluruh
yang meliputi seluruh proses penyusunan RPKPP. Kedua bagian lingkup
substansi RPKPP ini akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Lingkup Substansi Keluaran Akhir RPKPP
Kedalaman substansi dari RPKPP sampai dengan rencana aksi program yang
dijabarkan ke dalam rencana teknis. Rencana aksi program merupakan
penjabaran dari strategi skala kawasan yang dirumuskan pada SPPIP yang
disusun untuk jangka waktu 5 tahun dan didetailkan pada program tahunan /1
(satu) tahun. Untuk komponen bidang permukiman pada program tahun pertama
di kawasan pengembangan tahap 1 dilakukan penyusunan Rencana Detail
Desain/Detailed Engineering Design (DED). Rumusan program dan kegiatan
disusun dengan mengacu pada nomenklatur program di dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum; Lampiran A.VII Peraturan Menteri Dalam
Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011, berikut
penyesuaiannya di kabupaten/kota yang bersangkutan dan ditetapkan melalui
Peraturan Daerah (Perda) kabupaten/kota; serta Rencana Strategi (Renstra)
Kementerian/Lembaga lainnya.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 34
2. Lingkup substansi seluruh proses penyusunan RPKPP
Lingkup substansi penyusunan RPKPP secara rinci dapat dikelompokkan menjadi
5 (lima) lingkup kegiatan, yaitu: (1) persiapan, (2) identifikasi potensi dan
permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan pada kawasan prioritas, (3) perumusan rencana aksi program, (4)
perumusan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1, dan (5)
finalisasi dan sosialisasi. Secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap kegiatan utama
dan capaian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan
Penyusunan RPKPP
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
(1) Persiapan
Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, termasuk di dalamnya melakukan koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, sampai dengan pengumpulan data dan informasi. Persiapan ini juga didukung dengan mengikuti konsolidasi di tingkat provinsi.
Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan
peta dasar Data dan informasi yang diperlukan Desain pengumpulan data dan informasi
(2) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas
Melakukan review dan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah berdasarkan dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah serta dokumen SPPIP yang telah dibuat
Review kebijakan, strategi, dan program daerah dari tiap dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pemerintah daerah serta dokumen SPPIP
Melakukan kajian mikro terhadap kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam SPPIP
Kajian mikro kawasan permukiman prioritas
Presentasi audio-visual kawasan permukiman prioritas hasil investigasi di lapangan
Melakukan identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
Pemetaan spasial potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 35
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
(3) Perumusan Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan Prioritas
Melakukan identifikasi kebutuhan penanganan kawasan permukiman prioritas
Kebutuhan penanganan kawasan permukiman prioritas
Melakukan penyusunan konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Proses penyusunan ini dilakukan dengan Focus Group Discusion (FGD) bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan
Konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Peta konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan untuk merumuskan konsep penanganan kawasan permukiman prioritas
Melakukan penyusunan rencana aksi program penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan berdasarkan arahan dalam program pembangunan dalam dokumen SPPIP berikut dengan tahapan pelaksanaan penanganannya. Adapun proses penyusunan ini dilakukan dengan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan.
Rencana aksi program penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan untuk merumuskan dan menyepakati rencana aksi program penanganan
(4) Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1
Kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1
Melakukan pemilihan dan penetapan kawasan pembangunan tahap 1
Kawasan pembangunan tahap 1
Melakukan perumusan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada kebutuhan kawasan yang telah disepakati bersama oleh pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan. Adapun kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif yang melibatkan semua pihak terkait
Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Diskusi partisipatif dengan masyarakat setempat untuk perumusan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan melakukan penyusunan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 dengan tingkat kedalaman informasi skala 1:1.000 dan menyepakatinya dalam suatu FGD
Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan untuk merumuskan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Melakukan penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk pelaksanaan tahun pertama di dalam kawasan pembangunan tahap 1 yang meliputi permukiman dan infrastruktur permukiman. Rencana detail desain tersebut
Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk pelaksanaan tahun pertama di dalam kawasan pembangunan tahap 1
Visualisasi 3D untuk DED kawasan
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 36
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
juga disajikan dalam bentuk 3 dimensi
Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat melalui Direktorat Pengembangn Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum untuk memberikan pemaparan dan pembahasan capaian kegiatan penyusunan RPKPP
Masukan untuk penyempurnaan hasil Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan
Menyelenggarakan konsultasi publik untuk menjaring masukan terhadap konsep, rencana penanganan, dan rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas untuk jangka waktu 5 tahun dan kawasan pembangunan tahap 1 untuk jangka waktu 1 tahun pertama
Masukan untuk penyempurnaan hasil
(5) Finalisasi dan Sosialisasi
Menyelenggarakan sosialisasi hasil penyusunan RPKPP melalui diseminasi kepada dinas/instansi terkait dan masyarakat di kawasan prioritas
Tersosialisasikannya RPKPP
Lingkup substansi yang dimaksud dijelaskan secara rinci dalam Modul Proses
dan Prosedur Penyusunan RPKPP yang merupakan bagian terpisah dari Modul
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ini.
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 37
Bagian B.4
Keluaran RPKPP
Apa Keluaran Dari RPKPP?
Dalam keseluruhan proses Penyusunan RPKPP ada 5 (lima) dokumen yang akan
dihasilkan sebagai keluaran yaitu:
a. Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP);
b. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan (Proceeding Kegiatan);
c. Dokumen Rencana Detail Desain (DED);
d. Dokumen Profil Kawasan Permukiman Prioritas;
e. Dokumen Konsep Pembangunan Kawasan Prioritas
Sejauhmana Tiap Keluaran Tersebut Harus Dihasilkan?
Karakteristik atau persyaratan masing – masing keluaran dapat dijelaskan sebagai
berikut:
A. Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
MUATAN - Profil kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan
indikasi dalam SPPIP - Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan
arahan dalam SPPIP - Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
- Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas
- Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas selama 5 tahun
- Kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1:1000)
- Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED)
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 38
permukiman dan infrastruktur permukiman untuk kawasan prioritas yang pembangunannya akan dilaksanakan pada tahun pertama yang disajikan dalam bentuk 3D.
- Dokumen spasial terkait dengan konsep, rencana penanganan, rencana aksi program dalam skala : a) 1:5.000 (untuk kawasan prioritas) b) 1:1.000 (untuk kawasan pembangunan tahap pertama)
PENYAJIAN
- Dokumen ini disajikan sebagai laporan utama, terpisah dari laporan penyelenggaraan kegiatan
- Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan peta yang representatif
B. Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding) Kegiatan
MUATAN - Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan sosialisai;
- Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan sosialisasi;
- Materi yang disampaikan; - Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan - Proses penyelenggaraan partisipatif melalui pendekatan
Community based Participatory Approach (CPA)
PENYAJIAN
- Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen RPKPP;
- Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD, diskusi partisipatif, kolokium, konsultasi publik, dan diseminasi;
- Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui;
- Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai lampiran dalam dokumen ini.
C. Dokumen Rencana Detail Desain (DED)
MUATAN - DED untuk komponen infrastruktur permukiman dan sektor terkait lainnya pada kawasan pembangunan tahap 1.
- Rencana Anggaran Biaya (RAB)
PENYAJIAN
- Dokumen ini disajikan dalam bentuk laporan tertulis - Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar, dan
peta yang representatif
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 39
D. Dokumen Profil Kawasan Permukiman Prioritas
MUATAN - Profil kawasan prioritas (aspek fisik dan non-fisik) - Hasil kajian potensi dan permasalahan kawasan prioritas
PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan dalam bentuk laporan tertulis; dan - Dokumentasi kondisi eksisting kawasan dalam bentuk audio
visual (film dokumenter)
E. Dokumen Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas dan
kawasan pengembangan tahap 1
MUATAN - Konsep 3 dimensi (3D) pembangunan kawasan permukiman prioritas dan kawasan pengembangan tahap 1
PENYAJIAN - Dokumentasi ini disajikan dalam bentuk audio visual
MODUL
PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS
(RPKPP)
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Petunjuk Penggunaan Modul RPKPP ● 2
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP, MODUL PROSES DAN
PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari MODUL PEMAHAMAN SPPIP DAN RPKPP, serta MODUL PROSES DAN
PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP).
MODUL PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP, yang akan menjadi
acuan dalam tahap persiapan peaksanaan kegiatan dan persiapan
penyusunan SPPIP dan RPKPP;
MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRSTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan SPPIP; dan
MODUL PROSES DAN PROSEDUR RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan RPKPP.
Penggunaan tiap modul dalam kerangka proses penyusunan SPPIP dan RPKPP
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PERSIAPAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
PENYUSUNAN SPPIP
PENYUSUNAN RPKPP
PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN
SPPIP DAN RPKPP
`
MODUL Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
`
MODULProses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
MODULProses dan Prosedur Pelaksanaan
Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan
Permukiman Prioritas (RPKPP)
Gambar 1 Kedudukan Modul Proses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RKPP) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPPIP dan RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Petunjuk Penggunaan Modul RPKPP ● 3
MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
merupakan acuan teknis yang berisi langkah-langkah untuk menghasilkan
Dokumen RPKPP. Langkah-langkah yang di maksud disajikan untuk tiap kegiatan
pada tiap tahapan pelaksanaan kegiatan penyusunan RPKPP, sehingga
memudahkan bagi pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses
penyusunan RPKPP ini. Penggunaan modul untuk tiap kegiatan penyusunan
RPKPP dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Rincian Modul yang Digunakan Dalam Kegiatan Penyusunan RPKPP
KEGIATAN BAGIAN MODUL YANG
DIGUNAKAN MUATAN
SOSIALISASI Modul Pemahaman Dasar Modul Proses dan Prossedur
Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP
KONSOLIDASI TINGKAT PROVINSI
Modul Pemahaman Dasar Modul Proses dan Prossedur
Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP
KOLOKIUM Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.4
Kegiatan Penyelenggaraan Kolokium
PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RPKPP
PENYELENGGARAAN FGD 1
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.1
Kegiatan Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.2
Kegiatan Penyusunan Konsep Pembangunan Kawasan
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.2
Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1
PENYELENGGARAAN FGD 2
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.4
Kegiatan Identifikasi Program Penanganan Berdasarkan Arahan SPPIP
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.5
Kegiatan Perumusan Rencana Aksi Program
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP C.6
Kegiatan Perumusan Tahapan Pelaksanaan Program Pembangunan Permukiman
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Petunjuk Penggunaan Modul RPKPP ● 4
KEGIATAN BAGIAN MODUL YANG
DIGUNAKAN MUATAN
Penyusunan RPKPP C.7
PENYELENGGARAAN DISKUSI PARTISIPATIF
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D. 2
Kegiatan Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.3
Kegiatan Penyelenggaraan Diskusi Partisipatif
PENYELENGGARAAN FGD 3
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.1
Kegiatan Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.4
Kegiatan Perumusan Konsep Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.5
Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.6
KegiatanPenyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3
KONSULTASI PUBLIK
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.7
Kegiatan Penyusunan Rencana Detail Desain Kawasan
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP D.9
Kegiatan Penyelenggaraan Konsultasi Publik
DISEMINASI Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP E.1
Kegiatan Penyempurnaan Rencana Aksi Program dan Rencana Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPKPP E.2
Kegiatan Penyelenggaraan Diseminasi
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan ●5
MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
A PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP PERSIAPAN
Bagian A: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Persiapan memuat
langkah-langkah penyusunan dokumen RPKPP pada tahap awal penyusunan
RPKPP. Modul ini terbagi atas 3 (tiga) sub-modul yang masing-masing
menguraikan proses dan prosedur tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup
kegiatan persiapan, yaitu:
A.1: Kegiatan Sosialisasi
A.2: Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja
A.3: Kegiatan Konsolidasi Tingkat Provinsi
Kedudukan Bagian A di dalam rangkaian penyusunan Dokumen RPKPP dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan ●6
O-1
O-2
O-3
O-4
O-5
O-6 O-7
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
2.3IDENTIFIKASI
POTENSI &
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.1
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN
KAWASAN
3.2
PENYUSUNAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN
3.3
IDENTIFIKASI
PROGRAM
PENANGANAN
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
3.4
PERUMUSAN RENCANA
AKSI PROGRAM
3.5
PERUMUSAN TAHAPAN
PELAKSANAAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
4.4
PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.2
PENENTUAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.1
PERUMUSAN
KRITERIA &
INDIKATOR
PENENTUAN
KAWASAN
PEMBANGUNAN
TAHAP 1
4.3PERUMUSAN KONSEP
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.5
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)
KAWASAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
1.1
SOSIALISASI
FINALISASI DAN SOSIALISASIPERSIAPANIDENTIFIKASI POTENSI
DAN MASALAHPERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
MODUL A
Gambar 2 Keterkaitan Bagian A Modul dalam Kerangka Penyusunan RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan ●7
Bagian A.1
SOSIALISASI
Kegiatan sosialisasi adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat
Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi mengenai
penyusunan RPKPP dan mencapai pemahaman yang sama mengenai proses,
prosedur, dan produk dari penyusunan RPKPP.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyelenggaraannya?
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum sebagai
penyelenggara kegiatan. Sebagai penyelenggara, Direktorat Jenderal Cipta
Karya memiliki peran:
- mengorganisasi kegiatan;
- menyediakan dan menyampaikan materi proses dan prosedur
penyusunan SPPIP/RPKPP; dan
- memontoring persiapan kota/kabupaten penyusunan SPPIP/RPKPP
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman (PKPK) Provinsi,
Pokjanis RPKPP Kabupaten/Kota dan Tenaga Ahli Pendamping sebagai
peserta, minimal terdiri atas 1 (satu) perwakilan Satker PKP Provinsi, 1 (satu)
perwakilan Tim Teknis Provinisi, 1 (satu) orang ketua Pokjanis, dan 1(satu)
orang ketua tim tenaga ahli. Dalam kegiatan ini, Pokjanis SPPIP
Kabupaten/Kota dengan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli berkewajiban
untuk:
- menyiapkan tim penyusun (Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli);
- menyiapkan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan; dan
- menemukenali karakteristik kajian yang terkait penyusunan
SPPIP/RPKPP
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal selama 2 (dua) hari pada awal bulan pertama dari rangkaian kegiatan
penyusunan RPKPP dengan alokasi waktu yang ditentutan oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan ●8
Metode Apa Saja yang Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya?
Workshop, dalam proses sosialisasi ini akan ada pemaparan mengenai
penyusunan RPKPP oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum
Diskusi, melalui sesi tanya jawab dalam proses pelaksanaannya.
Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum sosialisasi?
Jadwal dan Rencana Kerja
SK Bupati/ Walikota tentang Pokjanis RPKPP Kabupaten/ Kota
Dokumen Kebijakan yang mendukung penyusunan RPKPP dan terkait dengan
lingkup substansi RPKPP (selain yang sudah dikaji pada dokumen SPPIP)
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Menyusun dan Menyepakati Rencana Kerja dan Jadwal
Pelaksanaan Kegiatan
Pokjanis RPKPP dan Tim Tenaga Ahli bersama-sama menyusun rencana
kerja dan jadwal kerja penyusunan RPKPP;
Di dalam rencana kerja dan jadwal kerja dilengkapi dengan tanggal-tanggal
tentatif untuk tiap kegiatan yang dilakukan; dan
Rencana kerja dan jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan
Tim Tenaga Ahli dilaporkan kepada Satker PKP.
Langkah 2: Mengikuti sosialisasi pelaksanaan kegiatan
Pokjanis didampingi Tim Tenaga Ahli serta Satker Provinsi mengikuti
sosialisasi
Pokjanis didampingi Tim Tenaga Ahli menyampaikan rencana kerja dan
jadwal pelaksanaan kerja serta menunjukkan SK Bupati/Walikota tentang
Pokjanis penyusunan RPKPP kepada koordinator wilayah.
Pokjanis menyampaikan kebijakan dan strategi yang dimiliki oleh
kota/kabupaten untuk mendukung penyusunan RPKPP
Langkah 3: Koordinasi dengan Pokjanis untuk merumuskan rencana
penyelesaian kegiatan
Berdasarkan hasil sosialisasi, satker dan pokjanis merumuskan bersama
rencana penyelesaian kegiatan yang dipersiapkan dan disempurnakan yang
dilakukan pada kegiatan berikutnya (Bagian A.2).
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan ●9
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Rencana kerja yang telah disusun oleh Pokjanis bersama dengan Tim
Tenaga Ahli, yang minimal memuat mengenai:
- tahapan pelaksanaan kegiatan;
- waktu pelaksanaan kegiatan;
- keterkaitan tahapan tiap kegiatan; dan
- target kunci atau output pada tiap tahapan pelaksanaan kegiatan.
Jadwal kerja yang telah disusun oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, yang
minimal memuat mengenai
- rincian kegiatan pada tiap tahapan; dan
- tanggal tiap pelaksanaan kegiatan yang dilengkapi dengan durasi;
SK Pokjanis yang telah ditandatangani oleh Walikota/Bupati. SK Pokjanis ini
setidaknya memuat jabatan dan dinas teknis yang ditunjuk sebagai tim
Pokjanis penyusunan SPPIP dan RPKPP;
Daftar tim tenaga ahli pendamping, yang minimal menjelaskan mengenai
nama, posisi yang diusulkan, dan kualifikasi yang dimiliki oleh tenaga ahli
Ketersediaan dan ketelitian Peta Dasar. Peta Dasar yang dimiliki setidaknya
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Minimal skala 1:5.000 dengan tingkat ketelitian sebagaimana yang
diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 2013 tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang berikut dengan turunannya; dan
- Dalam bentuk data digital disesuaikan dengan koordinat peta yang
digunakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
Status dokumen data dasar yang dimiliki, yang minimal memuat:
- Jenis data yang tersedia; dan
- Status legalisasi data yang tersedia
Status legalisasi data yang tersediaDaftar Check List Hasil Sosialisasi
Rencana kerja
Jadwal kerja
SK Pokjanis
Daftar data dasar yang dimiliki
Ketersediaan dan ketelitian Peta Dasar
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan ●10
Bagian A.2 :
Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja
Kegiatan persiapan ini meliputi semua kegiatan baik yang berkaitan dengan
manajemen kegiatan maupun penyiapan data awal untuk mendukung penyusunan
RPKPP. Kegiatan ini meliputi koordinasi tim, penyusunan rencana kerja dan
metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, serta pengumpulan data
dan informasi.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP kabupaten/kota
Tim Tenaga Ahli Pendamping
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal selama 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan pertama.
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya
Diskusi koordinasi: untuk penyusunan dan pemantapan rencana kerja dan
metodologi pelaksanaan kegiatan untuk diskusi koordinasi
Digitasi peta : dalam penyiapan peta dasar
Observasi lapangan dan wawancara: untuk pengumpulan data dan informasi
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Melakukan mobilisasi dan koordinasi tim untuk penyamaan
pemahaman lingkup tugas tim pelaksana dan Pokjanis dalam
kegiatan Penyusunan RPKPP
berdasarkan hasil sosialisasi, dilakukan koordinasi untuk menyepakati
lingkup tugas dalam penyusunan RPKPP
menyepakati pembagian tugas tim penyusun RPKPP terhadap masing –
masing lingkup tugas yang ada
Langkah 2: Menyusun rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan
yang telah disepakati bersama oleh seluruh anggota tim
mengidentifikasi kebutuhan penyusunan RPKPP yang terkait dengan:
- kebutuhan data dan ketersediaan data yang ada
- penyesuaian metodologi pelaksanaan pekerjaan terkait dengan waktu dan
sumber daya lainnya
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan ●11
pemantapan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan
berdasarkan identifikasi kebutuhan penyusunan RPKPP diatas
Langkah 3: Menyiapkan peta dasar dengan skala minimal 1: 5.000 yang siap
untuk digunakan sebagai dasar untuk survey;
Asisten Ahli Pemetaan di dalam Tim Tenaga Ahli melakukan proses penyiapan
peta dasar skala 1:5.000 dalam format digital yang memenuhi ketentuan
sistem informasi geografis (GIS) yang dikeluarkan oleh lembaga yang
berwenang;
Sumber peta dasar yang digunakan dapat sama dengan peta yang digunakan
dalam RDTR atau dari sumber yang telah disepakati oleh Pokjanis;
Langkah 4: Menyiapkan rancangan pengumpulan data dan informasi
berdasarkan kebutuhan yang ada dan rencana kerja yang telah
disusun; dan
Merumuskan kebutuhan data penyusunan RPKPP untuk mendapatkan
informasi minimal meliputi data dan informasi mengenai:
- struktur dan pola ruang serta kecenderungan perkembangan kawasan
- kondisi bangunan dan lingkungan
- kondisi sosial kependudukan,
- kondisi ekonomi,
- ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial,
- ketersediaan utilitas lingkungan dan isu permasalahan kawasan prioritas
- status kepemilikan lahan
menyiapkan perangkat pengumpulan data dan survey lapangan
Langkah 5: Melakukan pengumpulan dokumen, observasi lapangan, dan
wawancara dalam rangka pengumpulan data dan informasi
mengenai kondisi eksisting kawasan permukiman prioritas
Pengumpulan data sekunder yang meliputi :
- Data-data statistik dan informasi terkait yang dapat memperlihatkan
gambaran kondisi, ketersediaan dan rencana penyediaan permukiman dan
infrastruktur
- Data spasial berupa peta-peta yang dapat menjadi penunjang / penguat
berbagai informasi sekunder lainnya, serta sebagai bahan kelengkapan
peta dasar
- Dokumen hasil studi maupun pelaksanaan program yang dapat
memberikan informasi mengenai upaya penanganan kawasan permukiman
yang telah atau pernah dilakukan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan ●12
observasi lapangan yang dilakukan terkait dengan kondisi permukiman dengan fokus pengamatan pada kondisi baik kualitas maupun kuantitas permukiman dan infrastrukturnya.
Wawancara terhadap para pemangku kepentingan terkait serta masyarakat di lokasi kawasan untuk memahami persoalan yang dihadapi di kawasan yang akan direncanakan
Melakukan kompilasi dan tabulasi data dan informasi yang terkumpul.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Rencana kerja yang telah disepakati bersama (Contoh Tabel 2) Pendekatan dan metodologi pelaksanaan kegiatan Peta dasar kawasan permukiman prioritas dan sekitarnya dalam skala 1 :
5.000 (contoh format peta lihat Gambar 2). Isi peta dasar minimal meliputi : - ID dan nama provinsi, nama kabupaten/kota, nama kecamatan, dan
nama kelurahan yang telah distandarisasi oleh BIG;
- Batas wilayah administrasi hingga lingkup kelurahan/desa.
- Batas penggunaan lahan (batas antar penggunaan)
- Nama-nama unsur geografis (toponimi)
- Jaringan jalan, minimal hingga jalan lingkungan
- Topografi
Sumber peta dasar yang digunakan adalah peta dari BIG tahun 2010 dengan
minimal layer administrasi, jalan, dan sungai. Apabila peta tersebut belum
tersedia di BIG, maka dapat menggunakan sumber lain yang setara yang
telah disepakati oleh Pokjanis. Output peta disajikan dengan ketentuan
sebagai berikut:
- Disajikan dalam format SHP (shapefile);
- Datum WGS 84; dan
- Koordinat penyajian dalam bentuk DMS (Derajat, Menit, Detik)
Penggambaran unsur-unsur tersebut dengan simbol dan/atau notasi yang
mengacu pada Lampiran PP No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta
Rencana Tata Ruang berikut dengan turunannya.
Daftar Kebutuhan Data dan Informasi (Tabel 3), minimal memuat mengenai:
- Jenis dan Bentuk data (hard copy/soft file)
- Judul Data
- Sumber (primer/sekunder) dan Instansi penyedia data
- tahun penyusunan/penerbitan data
Data dan informasi mengenai kondisi eksiting kawasan permukiman prioritas berikut dengan kawasan makronya (contoh kompilasi data lihat Tabel 4)
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan ●13
Tabel 2 Contoh Format Rencana Kerja
NO. KEGIATAN DURASI BULAN 1 BULAN 2
OUTPUT PENANGGUNG
JAWAB
TIM YANG
TERLIBAT 1 2 3 4 1 2 3 4
A. PERSIAPAN
A.1. Mobilisasi Tim
5 hari Ketua Tim Seluruh Tim
A.1.1 Penyusunan Rencana Kerja
5 hari Rencana Kerja dan Metodologi
Ketua Tim Seluruh Tim, Pokjanis
A.1.2 Penyusunan Perangkat Kerja
5 hari Perangkat Kerja Ketua Tim
Seluruh Tim, Pokjanis
A.1.3 Diskusi 1 hari
…
…
Pra-FGD 1 1 hari Konsep Penanganan Kawasan
....... Seluruh Tim, Pokjanis
FGD 1 1 hari Kesepakatan Konsep Penanganan Kawasan
........... Seluruh Tim, Pokjanis
dst
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan ●14
Gambar 3 Contoh Format Peta Skala 1: 5000
Tabel 3 Contoh Tabel Kebutuhan Data dan Informasi
Jenis dan Bentuk Data Judul Data Sumber/ Instansi Penyedia Data
Tahun Data
Sekunder/ Hardcopy Statistik Kelurahan Kantor Kelurahan 2010
................ ................ ................ ................
................ ................ ................ ................
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan ●15
Tabel 4 Contoh Tabel Data dan Informasi mengenai Kawasan Permukiman Prioritas
Jenis Data Sumber
Kawasan......
Bangunan Permanen : unit Statistik Kelurahan, 2010
Semi Permanen : unit
Tidak Permanen : unit
Jarak antara Bangunan : meter
Pertambahan bangunan liar : unit/tahun
Kepadatan Bangunan : unit/ ha
tapak bangunan
%
Kondisi A. Jalan Lingkungan : meter ................
Infrastruktur 1. Baik : meter
2. Rusak : meter
B.Drainase :
meter
1. Baik : meter
2. Rusak : meter
3. Tergenang : meter
4. Tidak ada drainase : meter
C. ...... :
meter
D. Infrastruktur Lainnya : ....
Kondisi
Kependudukan
Kepadatan Penduduk : Jiwa/ Ha ................
Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Jiwa
Data Lainnya .................
................
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan ●16
Daftar Check List Hasil Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja
Rencana kerja
Pendekatan dan metodologi pelaksanaan kegiatan
Peta dasar kawasan permukiman prioritas dan sekitarnya skala 1 : 5.000
Data dan informasi mengenai kondisi eksisting kawasan permukiman
prioritas berikut dengan kawasan makronya
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan ●17
Bagian A.3
KONSOLIDASI TINGKAT PROVINSI
Kegiatan konsolidasi tingkat provinsi merupakan kegiatan penyamaan pemahaman
substansi serta proses dan prosedur penyusunan SPPIP antar kabupaten/kota yang
berada di bawah lingkup Satker PKP Provinsi yang bersangkutan.
Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya?
Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga ahli pendamping menyusun dan
memaparkan rencana kerja;
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman di Provinsi sebagai
penyelenggara yang berperan memberi masukan dan menyepakati rencana
kerja penyusunan RPKPP yang sudah dibuat;
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
1 (satu) hari pada bulan pertama setelah pelaksanaan sosialisasi
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya?
Konsolidasi dilakukan melalui diskusi koordinasi.
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: menyiapkan rencana kerja penyusunan RPKPP
Persiapan ini menggunakan output rencana kerja yang sudah dihasilkan
pada kegiatan A.2.
Langkah 2: menyepakati rencana dan jadwal kerja penyusunan RPKPP dengan
pemangku kepentingan terkait Memiliki pemahaman awal yang sama terkait proses, prosedur dan keluaran
untuk menyepakati rencana
penyepakatan rencana kerja yang meliputi penyepakatan sasaran/ keluaran,
pembagian peran penyusun RPKPP, serta kerangka waktu penyelesaian
termasuk menyepakati jadwal diskusi (FGD dan Pra-FGD) dan pertemuan
lainnya
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Persiapan ●18
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh
Satker, Pokjanis, dan tenaga ahli pendamping (Gambar 4), yang paling tidak
meliputi:
- pembagian peran dalam penyusunan RPKPP
- keluaran tiap tahap kegiatan dan kerangka waktu penyelesaiannya
- jadwal pelaksanaan FGD dan Pra-FGD, konsultasi publik, diseminasi
maupun diskusi lainnya yang dibutuhkan
Gambar 4 Contoh Format Rencana Kerja yang sudah disepakati
Daftar Check List Hasil Konsolidasi Tingkat Provinsi
Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Satker, Pokjanis, dan tenaga ahli pendamping
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 19
MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
B PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN
Bagian ini memuat langkah-langkah penyusunan dokumen RPKPP pada lingkup
kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan. Modul ini terbagi atas 3 (tiga)
sub-modul yang masing-masing menguraikan proses dan prosedur tiap kegiatan
yang dilakukan pada lingkup kegiatan persiapan, yaitu:
B.1: Kegiatan Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan
B.2: Kegiatan Kajian Mikro Kawasan Permukiman Prioritas berdasarkan Arahan
SPPIP
B.3: Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan Permukiman Prioritas
Kedudukan Bagian B di dalam rangkaian penyusunan Dokumen RPKPP dapat
dilihat pada Gambar 5 berikut.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 20
O-1
O-2
O-3
O-4
O-5
O-6 O-7
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
2.3IDENTIFIKASI
POTENSI &
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.1
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN
KAWASAN
3.2
PENYUSUNAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN
3.3
IDENTIFIKASI
PROGRAM
PENANGANAN
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
3.4
PERUMUSAN RENCANA
AKSI PROGRAM
3.5
PERUMUSAN TAHAPAN
PELAKSANAAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
4.4
PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.2
PENENTUAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.1
PERUMUSAN
KRITERIA &
INDIKATOR
PENENTUAN
KAWASAN
PEMBANGUNAN
TAHAP 1
4.3PERUMUSAN KONSEP
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.5
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)
KAWASAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
1.1
SOSIALISASI
FINALISASI DAN SOSIALISASIPERSIAPANIDENTIFIKASI POTENSI
DAN MASALAHPERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
MODUL B
Gambar 5 Keterkaitan Bagian B Modul dalam Kerangka Penyusunan RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 21
Bagian B.1 :
Kegiatan Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Kegiatan ini merupakan kajian terhadap berbagai produk kebijakan dan strategi
pembangunan kota, khususnya produk rencana yang telah dimiliki pemerintah
kota/kabupaten mulai dari tingkat yang tertinggi yaitu RTRW kota/kabupaten, RDTR
kawasan, hingga yang terkait dengan penyusunan RPKPP, diantaranya SPIPP dan
RP3KP, untuk dioptimalkan dan disinergikan sesuai dengan karakteristik dan
kekhasan kota/kabupaten yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP Kota/ Kabupaten, berperan sebagai pengambil keputusan
untuk menentukan kebijakan apa saja yang perlu di kaji dan mengkaji
kebijakan pembangunan yang terkait dengan pembangunan kawasan
permukiman prioritas
Tenaga Ahli Pendamping dalam mendampingi Pokjanis untuk menganalisis
dan menghasilkan matriks analisis kebijakan, memiliki peran sesuai dengan
keahliannya masing – masing:
1. Ahli Perencanan Wilayah dan Kota, mengkaji kebijakan yang terkait dengan
arah rencana tata ruang (terutama RDTR), serta aspek lainnya yang
berpengaruh terhadap kawasan permukiman prioritas
2. Ahli Permukiman, mengkaji kebijakan yang yang terkait dengan aspek
perumahan dan permukiman, bangunan dan lingkungan pada kawasan
prioritas
3. Ahli Prasarana Permukiman, mengkaji kebijakan terkait rencana dan
strategi pembangunan infrastruktur permukiman (air bersih, jalan
lingkungan, drainase, persampahan) pada kawasan permukiman prioritas
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal selama 2 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan pertama.
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Desk Study (Studi Literatur) untuk mempelajari berbagai dokumen kebijakan
yang ada terutama yang belum dikaji dalam dokumen SPPIP
Content Analysis (Analisis Isi) untuk menyimpulkan atau mengetahui arahan
pada masing – masing kebijakan terkait dengan permukiman dan infratruktur
pada kawasan permukiman prioritas.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 22
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Inventarisasi kebijakan dan strategi pembangunan kota, khususnya yang terkait pengembangan permukiman
Gunakan kajian kebijakan dan strategi pembangunan yang ada dalam
dokumen SPPIP;
Gunakan produk kebijakan lainnya yang diperoleh dari hasil pengumpulan
data (Bagian A.2) terutama data terkait dengan kawasan permukiman prioritas
seperti RDTR dan RTBL Kawasan.
Uraikan arah pengembangan, rencana pola dan struktur ruang kawasan
(berdasarkan RDTR);
identifikasi arah pengembangan untuk permukiman dan infrastruktur;
identifikasi konsep dan arahan perancangan bangunan dan lingkungan pada
kawasan; dan
identifikasi dan uraikan program lainnya yang terkait permukiman dan
infrastruktur pada kawasan
Langkah 2: Melakukan pemetaan terhadap arahan kebijakan dan strategi pembangunan terkait pengembangan permukiman yang ada di daerah
identifikasi arah pengembangan permukiman dan infrastruktur kawasan
permukiman berdasarkan peta rencana struktur ruang kawasan (RDTR) skala
minimal 1: 5000;
identifikasi arah pengembangan dan konsep perencanaan yang ada pada
kawasan permukiman berdasarkan rencana pembangunan lainnya dalam peta
dengan skala minimal 1: 5000
Langkah 3: Melakukan kajian terhadap keselarasan antar kebijakan dan strategi pembangunan yang terkait pengembangan permukiman yang ada, untuk disinergikan dengan kebutuhan penyusunan RPKPP
berdasarkan hasil identifikasi pada langkah 1, kaji keselarasan arah
pengembangan permukiman khususnya pada kawasan permukiman prioritas
antara satu dokumen kebijakan dengan yang lainnya;
identifikasi poin – poin kebutuhan untuk penyusunan RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 23
Langkah 4: Melakukan identifikasi terhadap kontribusi dan kedudukan kawasan prioritas yang akan direncanakan dalam skala kabupaten/kota
Identifikasi kedudukan kawasan permukiman prioritas terhadap wilayah kota/
kabupaten secara keseluruhan
Identifikasi kontribusi kawasan prioritas terhadap pembangunan wilayah kota/
kabupaten
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Hasil review dari dokumen dan kebijakan lainnya dalam bentuk matriks
(Tabel 5) maupun peta.
Penyajian dalam bentuk matriks untuk memudahkan dalam komparasi antar
isi tiap dokumen sehingga memudahkan dalam pengambilan kesimpulan
mengenai:
- Kebijakan dan strategi pembangunan pada kawasan permukiman
prioritas yang direncanakan
- Sinkronisasi antara kebijakan dan strategi pembangunan kota terkait
dengan penyusunan RPKPP
- Kontribusi dan kedudukan kawasan permukiman prioritas yang akan
direncanakan dan tingkat pelayanannya dalam lingkup wilayah
kabupaten/kota
- Arah kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
Tabel 5 Contoh Matriks Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan untuk RPKPP
POIN KAJIAN Dokumen Kebijakan
SPPIP RTRW RTBL dll
Kedudukan kawasan
Kawasan prioritas pertama
Sebagai kawasan strategis provinsi
… …
Kebijakan dan strategi kawasan
Diarahkan untuk penataan kawasan melalui revitalisasi kawasan
Diarahkan untuk pengembangan permukiman yang menunjang keberadaan industri.
Pengembangannya diarahkan untuk intensifikasi dengan konsep vertical housing
Diarahkan untuk pengurangan permukiman kumuh
… …
Program Permukiman
… … … …
… … … … …
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 24
Daftar Check List Hasil Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Matriks Kajian Kebijakan terkait Penyusunan RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 25
Bagian B.2 :
KEGIATAN KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
Kegiatan ini merupakan kajian rinci pada kawasan permukiman prioritas baik yang
sifatnya fisik maupun non fisik yang didasarkan pada hasil observasi dan
wawancara yang dilakukan pada kawasan permukiman prioritas.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis, berperan dalam memperkaya data dan informasi hasil kajian mikro
pada kawasan
Tenaga Ahli Pendamping dalam mendampingi Pokjanis untuk melakukan
kajian, memiliki peran sesuai dengan keahliannya masing – masing:
1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, akan berperan dalam mengkaji
karakteristik ruang (pemanfaatan lahan) kawasan prioritas
2. Ahli Permukiman, mengkaji karakteristik dan kondisi permukiman pada
kawasan
3. Ahli Prasarana Permukiman, mengkaji karakteristik dan kondisi
infrastruktur kawasan prioritas
4. Ahli Lingkungan, mengkaji kondisi fisik lingkungan kawasan prioritas
5. Ahli Ekonomi Pembangunan, mengkaji kondisi ekonomi kawasan prioritas
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal selama 2 (dua) minggu terhitung dari minggu ketiga bulan pertama
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Desk Study
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 Inventarisasi karakteristik fisik, sosial, ekonomi, dan budaya pada
kawasan permukiman prioritas
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada tahap persiapan (lihat 2.A)
lakukan identifikasi terhadap:
- Karakteristik fisik yang perlu dikaji antara lain terkait dengan pemanfaatan
lahan pada kawasan, kecenderungan perkembangan permukiman dan
kondisi sanitasi lingkungan pada kawasan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 26
- karakteristik bermukim penduduk terkait dengan pengaruh aspek sosial dan
budaya misalnya perilaku maupun kondisi permukiman yang dipengaruhi
oleh adat dan budaya lokal
- karakteristik perekonomian terkait dengan kegiatan perekonomian yang
dominan pada kawasan permukiman prioritas
- karakteristik lainnya yang secara khusus terdapat pada kawasan tersebut.
Langkah 2 Melakukan analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan pada
kawasan permukiman prioritas
Analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan terkait dengan kecenderungan
perkembangan kawasan dengan dukungan infrastruktur serta aspek sosial,
ekonomi, dan budaya yang mempengaruhinya.
Langkah 3 Menyusun dokumentasi berupa audio-visual/film dokumenter
mengenai hasil analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan
kawasan prioritas
Hasil kajian akan menghasilkan profil kawasan permukiman prioritas yang
disusun dalam bentuk peta maupun dokumentasi audio visual/ film dokumenter.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Karakteristik pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan pada kawasan permukiman prioritas yang didalamnya memuat
kesimpulan mengenai kondisi fisik, sosial budaya, dan ekonomi kawasan
yang disajikan dalam peta (Gambar 6);
Dokumentasi berupa audio-visual/film dokumenter mengenai profil kawasan
permukiman prioritas. Profil kawasan permukiman prioritas ini dilengkapi
dengan narasi, tabel, gambar, dan peta yang secara substansi minimal
memuat informasi tentang:
- Akses menuju lokasi dan luas kawasan
- kondisi permukiman kawasan
- kondisi tata bangunan dan fisik lingkungan pada kawasan
- kondisi infrastruktur kawasan yang meliputi jalan lingkungan, drainase,
air bersih, limbah dan persampahan
- kondisi sosial, ekonomi dan budaya kawasan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 27
Gambar 6 Contoh Peta Kajian Mikro Kawasan
Daftar Check List Hasil Kajian Mikro Kawasan Permukiman Prioritas Berdasarkan
Arahan SPPIP
Peta Hasil Kajian Mikro Kawasan
Profil Kawasan Permukiman Prioritas dalam bentuk audio – visual/ film
dokumenter
WILAYAH ADMINITRATIF RW-07 & 15
LUASAN 9,38 Ha
KONDISI FISIK BANGUNAN
A. PERTAMBAHAN BGN LIAR 50
B. KEPADATAN BANGUNAN 20
C. BANGUNAN TEMPORER 50
D. TAPAK BANGUNAN (KDB) 50
E. JARAK ANTAR BANGUNAN 50
KEPENDUDUKAN
A. TINGKAT KEPADATAN 20
B. PERTUMBUHAN 20
KARAKTERISTIK UNIT LINGKUNGAN
Jalan/ gang yang sempit menjadi kendala aktifitas warga
Kondisi eksisting
MCK di RW 07 tidak
memiliki atap
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 28
Bagian B.3 :
KAJIAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
Kegiatan ini merupakan identifikasi terhadap potensi, permasalahan, hambatan,
dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman pada
kawasan prioritas dengan menganalisis data dan informasi yang tersedia. Hasil dari
kegiatan tersebut akan dituangkan secara spasial.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan dalam merumuskan serta
memetakan potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan
infrastruktur pada kawasan prioritas.
Tenaga ahli pendamping akan membantu mengkaji rumusan potensi dan
masalah tersebut terkait dengan data dan hasil pengamatan lapangan.
Masing – masing tenaga ahli memiliki peran untuk mengkaji potensi dan
permasalahan pada kawasan terkait sesuai keahliannya masing – masing.
Untuk Ahli Pemetaan dan asistennya, berperan dalam memetakan potensi
dan masalah yang telah dirumuskan kedalam peta dasar yang sudah
dimiliki.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal selama 2 minggu, terhitung dari minggu ketiga bulan pertama
dilakukan secara pararel dengan pelaksanaan kegiatan B.2.
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Analisis Kawasan untuk memahami karakteristik kawasan
Diskusi untuk membahas dan mencapai kesepakatan mengenai potensi,
permasalahan, tantangan, hambatan dan peluang pembangunan kawasan
Pemetaan spasial potensi dan permasalahan kawasan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 29
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Melakukan kajian dan analisis terhadap hasil pengamatan
lapangan (survey data primer) dan memadukannya dengan hasil
survey data sekunder untuk mengidentifikasi dan
menginventarisasi potensi dan permasalahan pada kawasan
prioritas baik secara fisik maupun non fisik
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menggunakan hasil kajian mikro kawasan dan
profil kawasan prioritas yang telah dihasilkan (Bagian B.2),
Tim Tenaga Ahli melakukan identifikasi potensi dan permasalahan baik fisik
maupun non fisik
Langkah 2: Menyusun matriks potensi dan permasalahan yang telah
teridentifikasi dan terinventarisasi, disertai dengan hambatan dan
tantangan yang akan dihadapi, juga peluang di dalam kawasan
prioritas RPKPP
mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang akan dihadapi terkait dengan
potensi dan permasalahan kawasan prioritas
Berdasarkan hasil analisis SWOT atau alat analisis sejenis lainnya, Tim Tenaga
Ahli menyusun tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan
permukiman perkotaan
Tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan permukiman
perkotaan tersebut diverivikasi bersama dengan Pokjanis untuk kemudian
disepakati bersama antar anggota Pokjanis
Langkah 3: Melakukan pemetaan spasial terhadap potensi dan permasalahan
pada kawasan
- Berdasarkan hasil pada Langkah-2, Ahli pemetaan bersama Asisten Ahli
Pemetaan melakukan pemetaan spasial mengenai potensi dan
permasalahan pada kawasan
- Peta potensi dan permasalahan kawasan disajikan di atas peta dasar yang
telah sesuai yang memenuhi ketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang
dikeluarkan oleh Badan Informasi Geografis.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Matriks identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan baik
aspek fisik maupun nonfisik pada kawasan prioritas (Tabel 6)
Peta identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada
kawasan prioritas (Gambar 7 dan Gambar 8)
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 30
Peta potensi dan persoalan pembangunan menggunakan peta dasar dan
disajikan dalam format SHP (shapefile) dengan muatan minimal sebagai
berikut:
- ID dan nama kabupaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan; dan
- spot pada kawasan yang memiliki potensi, permasalahan, tantangan dan
hambatan dalam pengembangannya ditinjau dari aspek fisik, ekonomi,
sosial, budaya dan sebagainya.
Tabel 6 Contoh Tabel Inventarisasi Potensi, Permasalahan, Tantangan, Hambatan
NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN HAMBATAN
1 Fisik Potensi lahan kosong untuk pengembangan RTH yang berfungsi sebagai taman bermain anak dan penempatan MCK
Kepadatan bangunan kawasan yang mencapai >70%
- -
2 Ekonomi
3 Sosial
4 dll
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 31
Gambar 7 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Permukiman
Gambar 8 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Infrastruktur Permukiman
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 32
Daftar Check List Hasil Kajian Identifikasi Potensi dan Permasalahan
Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan Pada Kawasan
Permukiman Prioritas
Matriks identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada
kawasan prioritas
Peta identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada
kawasan prioritas
Modul Pelaksanaan ● Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 33
MODUL PELAKSANAAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
C PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
Bagian C modul ini terbagi atas 7 (tujuh) sub-modul yang masing-masing
menguraikan proses dan prosedur tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup
kegiatan perumusan rencana aksi program, yaitu:
C.1: Kegiatan Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan
C.2: Kegiatan Penyusunan Konsep Pembangunan Kawasan
C.3: Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1
C.4: Kegiatan Identifikasi Program Penanganan Berdasarkan Arahan SPPIP
C.5: Kegiatan Perumusan Rencana Aksi Program
C.6: Kegiatan Perumusan Tahapan Pelaksanaan Program Pembangunan
Permukiman
C.7: Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2
Kedudukan Bagian C di dalam rangkaian penyusunan Dokumen RPKPP dapat
dilihat pada Gambar 9 berikut.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 34
O-1
O-2
O-3
O-4
O-5
O-6 O-7
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
2.3IDENTIFIKASI
POTENSI &
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.1
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN
KAWASAN
3.2
PENYUSUNAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN
3.3
IDENTIFIKASI
PROGRAM
PENANGANAN
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
3.4
PERUMUSAN RENCANA
AKSI PROGRAM
3.5
PERUMUSAN TAHAPAN
PELAKSANAAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
4.4
PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.2
PENENTUAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.1
PERUMUSAN
KRITERIA &
INDIKATOR
PENENTUAN
KAWASAN
PEMBANGUNAN
TAHAP 1
4.3PERUMUSAN KONSEP
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.5
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)
KAWASAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
1.1
SOSIALISASI
FINALISASI DAN SOSIALISASIPERSIAPANIDENTIFIKASI POTENSI
DAN MASALAHPERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
MODUL C
Gambar 9 Penggunaan Modul C dalam Kerangka Penyusunan RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 35
Bagian C.1 :
KEGIATAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN
KAWASAN
Identifikasi terhadap kebutuhan penanganan kawasan prioritas merupakan penilaian
terhadap jenis, besaran dan lokasi infrastruktur yang dibutuhkan berdasarkan potensi
permasalahan eksisting, proyeksi dan rencana pengembangan kawasan di masa
mendatang. Hasil dari analisis kebutuhan ini disusun menjadi daftar kebutuhan
penanganan kawasan yang berisikan rincian komponen dan volume pada setiap
infrastruktur permukiman yang dibutuhkan pada penanganan kawasan.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan dan
mengidentifikasi kebutuhan penanganan kawasan.
Tim Tenaga Ahli Pendamping yang merumuskan kebutuhan penanganan pada
kawasan sesuai dengan hasil kajian potensi dan permasalahan pada aspek
atau lingkup yang sesuai dengan keahliannya masing – masing.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal 2 minggu terhitung dari awal bulan kedua.
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Analisis Kebutuhan
Analisis Kawasan
Diskusi
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Merumuskan kebutuhan penanganan di kawasan permukiman prioritas berdasarkan hasil kajian terhadap potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan
Gunakan output pada kegiatan B.2 untuk mengetahui arah pembangunan pada
kawasan prioritas
Gunakan output pada kegiatan B.3 untuk mengetahui potensi, permasalahan,
hambatan dan tantangan pada kawasan
masing – masing tenaga ahli merumuskan kebutuhan penanganan kawasan
berdasarkan analisis terhadap arah pembangunan dengan identifikasi kebutuhan
penanganan kawasan:
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 36
1. Ahli permukiman merumuskan kebutuhan terkait dengan aspek tata ruang
termasuk permasalahan permukiman, bangunan dan lingkungan
2. Ahli Prasarana Permukiman dan Ahli Lingkungan merumuskan kebutuhan akan
perbaikan dan/atau peningkatan infrastruktur jalan lingkungan air bersih,
drainase, persampahan dan air limbah.
3. Ahli Ekonomi Pembangunan merumuskan kebutuhan kawasan terkait dengan
aspek ekonomi
4. Ahli komunikasi massa merumuskan kebutuhan penanganan yang terkait
dengan masyarakat pada kawasan prioritas
Langkah 2: Menyusun daftar kebutuhan penanganan yang rinci per komponen
infrastruktur dan lokasinya
Tim tenaga ahli menyusun daftar kebutuhan rinci per komponen berdasarkan
hasil pada Langkah – 1
Daftar kebutuhan penanganan tersebut kemudian didsikusikan dan diverifikasi
oleh Pokjanis
Langkah 3: Melakukan pemetaan kebutuhan penanganan secara spasial untuk
menentukan lokasi-lokasi pada kawasan permukiman yang
membutuhkan penanganan
menggunakan peta dasar, ahli pemetaan dibantu oleh asisten pemetaan,
memetakan lokasi – lokasi pada kawasan permukiman yang membutuhkan
penanganan sesuai dengan hasil pada Langkah 2
bersama dengan pokjanis, diskusikan daftar dan peta kebutuhan penanganan
kawasan untuk disempurnakan
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Daftar kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas (Tabel 7)
yang secara substansi minimal memuat permasalahan, lokasi, kebutuhan
penanganan dalam besaran satuan (volume atau unit lainnya).
Peta kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas (Gambar 10)
yang disajikan dalam format SHP (shapefile) dengan muatan minimal sebagai
berikut:
- ID dan nama kabuaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan; dan
- Kebutuhan penanganan untuk setiap blok/zona di dalam kawasan permukiman
prioritas
Modul Pelaksanaan ● Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 37
Daftar Check List Hasil Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan
Daftar kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas
Peta kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas
Tabel 7 Contoh Tabel Kebutuhan Penanganan Kawasan
NO ASPEK MASALAH DAMPAK YANG TERJADI
LOKASI KEBUTUHAN PENANGANAN
1. FISIK Status lahan (surat hijau, sewa, lahan Negara)
Konflik tanah Seluruh kawasan
Aliran sungai yang terhambat
Banjir pasang Sepanjang sungai
Normalisasi, penurapan
Pencemaran boezem oleh limbah cair domestik
Air boezem tidak dapat digunakan
Permukiman sekitan boezem
IPAL
Drainase tersumbat
Banjir Hampir seluruh kawasan
Perbaikan saluran drainase
Minimnya sambungan rumah PDAM
Terbatasnya pasokan air
Hampir seluruh kawasan
Penambahan SR
Penanganan sampah yang tidak tuntas
Menumpuknya sampah
Sebagian kawasan
Pengolahan sampah
Penambahan Sarana Pengangkut Sampah
Kualitas bangunan yang buruk (25 unit rumah tidak layak huni)
Rumah tidak sehat dan layak
Sebagian kawasan
Perbaikan rumah
(25 unit rumah)
2. SOSIAL ... ... ...
3. EKONOMI ... ... ...
4. TATA RUANG
... ... ...
5. dst... ... ... ...
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 38
Ga
mb
ar
10
C
on
toh
Peta
Pe
na
ng
an
an
Ka
wa
san
Perm
uki
ma
n P
rio
rita
s
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 39
Bagian C.2 :
KEGIATAN PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN
KAWASAN
Konsepsi penanganan kawasan permukiman prioritas RPKPP merupakan rencana
konseptual penataan kawasan yang memuat tujuan pengembangan kawasan, tahapan
penanganan kawasan secara spasial, langkah-langkah strategis yang dilakukan beserta
bentuk program-program penataan kawasan yang akan dilakukan berdasarkan arahan
dalam program-program yang disusun dalam kegiatan SPPIP.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan dalam
menentukan konsep pembangunan yang tepat bagi kawasan permukiman
prioritas
Tim Tenaga Ahli Pendamping, berperan dalam merumuskan konsep
pembangunan kawasan. Masing – masing tenaga ahli fokus pada aspek atau
lingkup yang sesuai dengan keahliannya masing – masing.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
4 minggu terhitung dari awal bulan kedua pada tiga minggu pertama dilakukan
secara pararel dengan kegiatan C.1.
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Analisis SWOT, dapat digunakan untuk menganalisis output kegiatan B.3 untuk
mendukung perumusan konsep penanganan kawasan
FGD, untuk menjaring masukan dan kesepakatan dari pemangku kepentingan
kota/ kabupaten terkait dengan konsep penanganan kawasan yang diusulkan.
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Melakukan kajian terhadap kebutuhan dan skala prioritas penanganan
dan pembangunan kawasan permukiman prioritas
Gunakan hasil identifikasi kebutuhan yang merupakan output dari kegiatan C.2.
Bersama dengan pokjanis, tim tenaga ahli berdiskusi untuk menentukan skala
prioritas penanganan dalam kawasan
Langkah 2: Merumuskan konsep penanganan kawasan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 40
perumusan tujuan dan sasaran pengembangan kawasan yang sinergis dengan
SPPIP serta berlandaskan pada kondisi, potensi dan permasalahan
pengembangan kawasan prioritas
perumusan strategi penanganan kawasan beserta bentuk-bentuk program
penanganan yang mencakup beberapa aspek, antara lain: aspek fisik, aspek
lingkungan, aspek sosial kelembagaan, aspek ekonomi dan aspek pendanaan
yang semuanya diturunkan dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan
sesuai dengan arahan SPPIP (lihat Bagian C.4)
Langkah 3: Melakukan Pra-FGD 1 untuk merumuskan konsep penanganan dan
pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan prioritas
sebelum dilakukan FGD 1 untuk mendapatkan masukan dan
kesepakatan atas konsep tersebut
kebutuhan, skala prioritas dan konsep penanganan kawasan yang sudah
dirumuskan oleh tim tenaga ahli didiskusikan bersama dengan pokjanis
konsep penanganan kawasan ini kemudian disepakati untuk dipaparkan dalam
FGD 1 untuk mendapatkan masukan dan kesepakatan dari pemangku
kepentingan lainnya
Langkah 4: Melakukan FGD 1 dengan pemangku kepentingan terkait lainnya
mendapatkan kesepakatan mengenai konsep penanganan dan
pembangunan permukiman dan infrastruktur bidang cipta karya pada
kawasan prioritas terpilih
Ketentuan penyelenggaraan FGD 1 dijelaskan pada bagian C. 3
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Peta konsep penanganan kawasan prioritas, menggunakan peta dasar dan disajikan
dalam format SHP (shapefile) yang minimal memuat informasi sebagai berikut:
- ID dan nama kabuaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan;
- tujuan dan strategi pengembangan kawasan
- strategi penanganan kawasan
- bentuk program penanganan kawasan
Contoh Peta Konsep Penanganan Kawasan Prioritas ini dapat dilihat pada Gambar 11
Daftar Check List Hasil Penyusunan Konsep Pembangunan Kawasan
Peta konsep pembangunan kawasan prioritas
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 41
Ga
mb
ar
11
C
on
toh
Pe
ta K
on
sep
Pem
ba
ng
un
an
Ka
wa
san
Pe
rmu
kim
an
Prio
rita
s
Ga
mb
ar
11
C
on
toh
Peta
Pe
na
ng
an
an
Ka
wa
san
Perm
uki
ma
n P
rio
rita
s
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 42
Bagian C.3 :
KEGIATAN PENYELENGGARAAN PRA-FGD 1 DAN
FGD 1
Kegiatan Pra-FGD 1 merupakan kegiatan persiapan penyelenggaraan FGD untuk
mempersiapkan materi yang diperlukan pada FGD 1 yang bertujuan untuk merumuskan
konsep penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman pada
kawasan prioritas. Kegiatan FGD 1 merupakan kegiatan diskusi untuk mendapatkan
kesepakatan dari semua stakeholder mengenai konsep pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman pada kawasan prioritas RPKPP.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan FGD 1
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 1
Pemangku kepentingan kota/kabupaten yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademisi;
- Tokoh masyarakat
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur
pendukung lainnya yang meliputi:
- Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan
- Tim Teknis Provinsi
- Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Kegiatan Pra- FGD 1 dan FGD 1 dilakukan pada hari yang berbeda, masing – masing
kegiatan dilakukan minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana
kerja yang disusun.
Catatan: Apabila dalam FGD 1 belum dicapai hasil yang diharapkan, maka dapat
dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Pasca FGD 1) sesuai kebutuhan tanpa
mengganggu kerangka waktu pelaksanaan kegiatan lainnya.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 43
Output Apa yang harus dihasilkan sebelum pelaksanaan FGD -1 ?
Arah kebijakan pada kawasan prioritas (Output B. 1)
Profil kawasan permukiman prioritas (Output B.2)
Potensi dan permasalahan kawasan prioritas (Output Bagian B.3)
Kebutuhan penanganan kawasan prioritas (Output C.1)
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Untuk Pra-FGD 1
Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli
Untuk FGD 1
Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan
melakukan kesepakatan terhadap konsep penanganan kawasan prioritas. Dalam
diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim Tenaga
Ahli.
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 1 dan FGD 1
Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 1 dan FGD 1 sebagai acuan bersama
pelaksanaan kegiatan.
KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan
dikoordinasikan pelaksanaannya.
Langkah 2: Melakukan Pra-FGD, untuk merumuskan konsep penanganan dan
pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan prioritas
(Kegiatan C.2)
Berdasarkan masukan yang ada, pokjanis dan tim tenaga ahli pendamping
merumuskan konsep penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur
pada kawasan prioritas.
Langkah 3: Melakukan FGD-1
Pokjanis didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping memaparkan materi kepada
peserta untuk mendapatkan masukan atas konsep yang sudah disusun.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Kesepakatan mengenai konsep penanganan kawasan prioritas yang tertuang
dalam Berita Acara FGD (Contoh Lihat Gambar 12)
Proceeding Kegiatan FGD 1 yang secara substansi minimal memuat:
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 44
₋ waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
₋ ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan
₋ notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan
₋ daftar hadir kegiatan
₋ berita acara
₋ dokumentasi kegiatan (foto)
Outline minimal dari Proceeding Kegiatan FGD 1 ini dapat dilihat pada Box 1.
Gambar 12 Contoh Format Berita Acara FGD 1
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 45
Box 1 Outline Minimal Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD
Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1
Berita Acara Kesepakatan FGD 1 (Konsep Penanganan Kawasan Prioritas)
Proceeding Kegiatan FGD 1
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan Kegiatan FGD
1.2 Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Kegiatan FGD
1.3 Keluaran yang Diharapkan
1.4 Kedudukan Kegiatan FGD Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP
1.5 Metode dan Proses Penyelenggaraan Kegiatan FGD
1.6 Peserta Kegiatan FGD
1.7 Watu dan Tempat Penyelenggaraan Kegiatan FGD
2. KESIMPULAN DAN CAPAIAN KEGIATAN
2.1 Kesimpulan Kegiatan FGD
2.2 Kesepakatan yang Diambil Dalam Kegiatan FGD
Lampiran:
A. Notulensi Kegiatan FGD
B. Berita Acara Kegiatan FGD
C. Dokumentasi Kegiatan FGD
D. Daftar Hadir Kegiatan FGD
E. Materi Kegiatan FGD
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 46
Bagian C.4 :
KEGIATAN IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN
BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi program-program pembangunan yang
diarahkan oleh SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, mengidentifikasi program – program
penanganan dalam dokumen SPPIP maupun dalam dokumen kebijakan lainnya
untuk kawasan permukiman prioritas
Tim Tenaga Ahli Pendamping, membantu Pokjanis dalam melakukan pemetaan
program pembangunan pada kawasan prioritas.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
3 minggu terhitung dari minggu kedua bulan kedua sampai dengan awal minggu pertama bulan ketiga. Kegiatan ini dilakukan secara pararel dengan kegiatan C.1.
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Analisis Isi
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 Melakukan review kebijakan, strategi, dan program pembangunan
yang terdapat dalam dokumen SPPIP pada kawasan permukiman
prioritas RPKPP
Tim Tenaga Ahli melakukan review terhadap scenario pembangunan infrastruktur
permukiman yang terdapat dalam RPIJM maupun dokumen kebijakan lainnya
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas bersama-sama untuk
mempertimbangkan scenario pembangunan infrastruktur permukiman yng
terdapat di berbagai dokumen kebijakan
Langkah 2 Melakukan review terhadap program dan kegiatan yang ada dalam
berbagai dokumen kebijakan terkait permukiman dan infrastruktur
terutama dokumen RPIJM
Untuk mengetahui program yang sudah dilakukan maupun yang direncanakan
oleh pemerintah maupun pihak swasta dan masyarakat pada kawasan. Hal ini
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 47
akan mempengaruhi rencana aksi program yang akan disusun (Bagian C.5) baik
dari pentahapannya maupun pembiayaannya.
Langkah 3 Melakukan pemetaan program pembangunan pada kawasan
permukiman prioritas RPKPP
Memetakan lokasi spesifik program pada kawasan permukiman prioritas sehingga
dapat dilihat kawasan yang belum mendapatkan penanganan.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Matriks program-program pembangunan yang diarahkan oleh SPPIP untuk
kawasan permukiman prioritas RPKPP
Daftar Check List Hasil Identifikasi Program Penanganan Berdasarkan Arahan SPPIP
Matriks program-program pembangunan yang diarahkan oleh SPPIP untuk
kawasan permukiman prioritas RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 48
Bagian C.5 :
KEGIATAN PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
Penyusunan rencana aksi program penanganan dan pembangunan permukiman ini
dilakukan dengan model pembangunan berbasis kawasan dan pendekatan
perencanaan partisipatif (CPA) pada kawasan prioritas. Rencana aksi program yang
dihasilkan meliputi infrastruktur permukiman maupun komponen sektor terkait lainnya,
dan disusun sampai dengan tingkat kedalaman yang bersifat operasional
(jenis/komponen, volume, kegiatan, lokasi, dan pelaku)
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP kabupaten/kota
Tim Tenaga Ahli, berperan dalam menyusun dan memilih komponen yang akan
ditangani sesuai dengan lingkup keahliannnya. Ahli komunikasi massa
khususnya, akan berperan dalam memfasilitasi diskusi partisipatif bersama
masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan penanganan pada tahap
pertama.
Masyarakat, sebagai penerima manfaat kegiatan yang lebih mengetahui
kebutuhan pada kawasan permukimannya.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal 3 minggu terhitung dari minggu kedua bulan ketiga dilakukan paralel
dengan kegiatan C.6.
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Analisis dan Pemetaan Stakeholder
Analisis Pembiayaan
Pendekatan partisipatif (CPA)
Diskusi
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 Mengidentifikasi dan memetakan pemangku kepentingan masyarakat
untuk turut terlibat dalam proses perencanaan
Berdasarkan program yang teridentifikasi pada kawasan (Kegiatan C.4, pokjanis
bersama dengan tim tenaga ahli memetakan pemangku kepentingan
masyarakat yang akan merasakan dampak pelaksanaan program tersebut.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 49
Langkah 2 Mengidentifikasi kebutuhan penanganan di lokasi perencanaan tahap
pertama dengan melakukan diskusi partisipatif dengan pemangku
kepentingan dan masyarakat setempat;
Bersama dengan pemangku kepentingan masyarakat, mengidentifikasi
kebutuhan penanganan kawasan yang dirasa mendesak dan perlu dilakukan
pada tahap pertama. Langkah ini dilakukan paralel dengan kegiatan pada
Bagian C. 6
Langkah 3 Menyusun dan memilih komponen yang akan dibangun
Kriteria pemilihan komponen yang akan dibangun adalah sebagai berikut:
- Komponen yang akan dibangun harus benar-benar menjadi prioritas utama
bagi penataan kawasan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat setempat.
- Komponen yang akan dibangun harus memberikan dampak nyata terhadap
perbaikan lingkungan.
- Komponen yang akan dibangun terlihat jelas secara visual untuk memberikan
dorongan moril bagi masyarakat maupun pemerintah bahwa penataan
lingkungan akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan
manusianya.
- Komponen yang akan dibangun mudah dilaksanakan pembangunannya dan
tidak berada dalam tanah / lahan yang disengketakan.
- Komponen yang akan dibangun dapat tercukupi oleh pembiayaan yang telah
disediakan.
Langkah 4 Melakukan Pra-FGD 2 dengan pemangku kepentingan terkait untuk
membahas hasil-hasil identifikasi kebutuhan pada kawasan
permukiman prioritas yang kemudian disusun dalam rencana aksi
program
Ketentuan dan teknis penyelenggaraan dijelaskan pada Bagian C.7
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur pada
kawasan permukiman prioritas (Tabel 8) dengan substansi minimal meliputi:
- program dan kegiatan
- pelaku kegiatan baik pemerintah, pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat
- Lokasi pada kawasan
- Pendanaan (APBN/APBD/sumber lainnya yang sah)
- Total Pembiayaan (dalam Rp. 000,-)
- Tahapan pelaksanaan (5 tahun) yang dirinci dalam pembiayaan tahunan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 50
Daftar Check List Hasil Perumusan Rencana Aksi Program
Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur
bidang cipta karya pada kawasan permukiman prioritas RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 51
Bagian C.6:
KEGIATAN PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN
PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi prioritas program pembangunan
kawasan permukiman prioritas RPKPP dan menyusun tahapan pelaksanaan
pembangunan berdasarkan pada prioritas program pembangunan yang disusun.
Hasil dari pentahapan ini akan menjadi input bagi penyusunan rencana penanganan
kawasan pengembangan tahap 1 (Kegiatan D.1)
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP Kota/ Kabupaten
Tim Tenaga Ahli
Masyarakat
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal 3 minggu, yang dilakukan secara paralel dengan kegiatan C.5
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Analisis dan Pemetaan Stakeholder
Analisis Pembiayaan
Diskusi (FGD)
Analisis Skoring
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Mengidentifikasi prioritas penanganan berdasarkan pada kesepakatan
pemangku kepentingan kabupaten/kota
Prioritas penanganan disusun untuk menjawab kebutuhan kawasan yang harus
segera ditangani dapat menggunakan analisis skoring dengan memberikan skor
tertinggi untuk penanganan kawasan yang dianggap lebih prioritas.
Langkah 2: Menyusun tahapan penanganan berdasarkan sumber daya
pembiayaan dan kemungkinan penerapannya
sumber daya pembiayaan oleh APBD, APBN atau swasta
kemungkinan penerapan, menganalisis keberadaan hambatan dalam
melaksanakan kegiatan sehingga membutuhkan kegiatan lain sebelum
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 52
dilaksanakan (misalnya, pembangunan rusun yang baru dapat dilakukan jika
sudah tersedia lahan dan adanya kesiapan masyarakat)
Langkah 3: Melakukan FGD 2 dengan pemangku kepentingan terkait untuk
kesepakatan rencana aksi program berikut dengan tahapan
pelaksanaannya
Ketentuan pelaksanaan FGD 2 dijelaskan lebih lanjut pada kegiatan C.7.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur bidang
cipta karya pada kawasan permukiman prioritas RPKPP (Tabel 8) dengan substansi
minimal meliputi:
- program
- kegiatan
- pelaku kegiatan baik pemerintah, pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat
- Lokasi pada kawasan
- Pendanaan (APBN/APBD/sumber lainnya yang sah)
- Total Pembiayaan (dalam Rp. 000,-)
- Tahapan pelaksanaan (5 tahun) yang dirinci dalam pembiayaan tahunan
Daftar Check List Hasil Kegiatan Perumusan Tahapan Pelaksanaan Program
Pembangunan Permukiman
Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur
bidang cipta karya pada kawasan permukiman prioritas RPKPP dengan
pentahapannya
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 53
PR
OG
RA
M
KE
GIA
TA
N
PE
LA
KU
LO
KA
SI
SU
MB
ER
P
EN
DA
NA
AN
PE
MB
IAY
AA
N
(da
lam
Rp
. 00
0)
Jan
gka
Wa
ktu
5 T
ah
un
(Tahu
n …
.. –
Tahu
n …
..)
I II
III
IV
V
1.1
Pem
ba
ng
un
an
Ru
ma
h S
usu
n
1.1
.1 F
S
Ru
ma
h
Su
sun
D
ina
s C
ipta
K
ary
a
Ka
wa
san
A1
-Blo
k 1
AP
BD
Ko
ta/K
ab
1
.20
0.0
00
- -
1.2
00.0
00
- -
1.1
.2 D
ED
Ru
ma
h
Su
sun
D
ina
s C
ipta
K
ary
a
Ka
wa
san
A1
-Blo
k 1
AP
BD
Ko
ta/K
ab
1
.60
0.0
00
- -
- 1
.60
0.0
00
-
1.1
.3 P
en
yia
pa
n
La
ha
n
Din
as
Cip
ta
Ka
rya,
BP
N
Ka
wa
san
A1
-Blo
k 1
AP
BD
Ko
ta/K
ab
1
0.5
00
.000
2.5
00.0
00
2.5
00.0
00
2.0
00.0
00
2.0
00.0
00
1.5
00.0
00
1.2
Pem
ba
ng
un
an
Sa
lura
n
Dra
ina
se/G
oro
ng
-go
ron
g
1.2
.1 P
em
ba
ng
un
an
S
alu
ran
D
rain
ase
/Go
ron
g-g
oro
ng
Din
as
Cip
ta
Ka
rya
Ka
wa
san
A1
A
PB
N/A
PB
D
Ko
ta/K
ab
3
.60
0.0
00
- 1
.10
0.0
00
1.3
00.0
00
1.2
00.0
00
-
1.2
.2 P
erb
aik
an
S
alu
ran
D
rain
ase
/Go
ron
g-g
oro
ng
Din
as
Cip
ta
Ka
rya
Ka
wa
san
A1
-Blo
k 1
, B
lok
2
AP
BN
/AP
BD
K
ota
/Ka
b
2.5
00.0
00
1.2
50.0
00
1.2
50.0
00
- -
-
1.3
Pen
gem
ba
ng
an
Kin
erj
a
Pen
gelo
laa
n
Pers
am
pa
ha
n
1.3
.1 P
en
ing
kata
n
Pera
n S
ert
a
Ma
syara
kat
Da
lam
P
en
gelo
laa
n
Pers
am
pa
ha
n
BU
MN
/ B
UM
D/
Sw
ast
a
Ka
wa
san
A1
-Blo
k 3
, B
lok
4,
Blo
k 5
Su
mb
er
La
inn
ya y
an
g
Sa
h (
CS
R, d
ll)
4.5
00.0
00
1.7
50.0
00
1.4
50.0
00
1.3
00.0
00
dst
……
R
p.
……
. R
p…
..
Rp
…..
Rp
…..
Rp
…..
Ta
bel 8
Co
nto
h R
en
ca
na
Aks
i Pro
gra
m P
em
ba
ng
una
n P
erm
uki
ma
n d
an
In
fra
stru
ktur
Pe
rmu
kim
an
Pe
rko
taa
n P
ad
a K
aw
asa
n P
rio
rita
s
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 54
Bagian C.7:
PENYELENGGARAAN PRA-FGD 2 DAN FGD 2
Pra-FGD 2 bertujuan untuk membahas hasil-hasil identifikasi kebutuhan pada kawasan
permukiman prioritas yang kemudian disusun dalam rencana aksi program pada
kawasan prioritas RPKPP. FGD 2 bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan dari
semua stakeholder mengenai rencana aksi program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman pada kawasan prioritas RPKPP berikut dengan tahapan
pelaksanaannya.
Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan FGD 2
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 2
Pemangku kepentingan kota/kabupaten yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademisi;
- Tokoh masyarakat
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur
pendukung lainnya yang meliputi:
- Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan
- Tim Teknis Provinsi
- Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Kegiatan Pra- FGD 2 dan FGD 2 dilakukan pada hari yang berbeda, masing – masing
kegiatan dilakukan minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana
kerja yang disusun.
Catatan: Apabila dalam FGD 2 belum dicapai hasil yang diharapkan, maka dapat
dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Pasca FGD 1) sesuai kebutuhan tanpa
mengganggu kerangka waktu pelaksanaan kegiatan lainnya.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 55
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya?
Untuk Pra-FGD 2
Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli
Untuk FGD 2
Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan
melakukan kesepakatan terhadap Rencana Aksi Program kawasan prioritas.
Dalam diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli.
Apa yang harus dihasilkan sebelum pelaksanaan FGD -2?
Konsep Penanganan Kawasan Prioritas (Output C. 3)
Matriks Program Arahan SPPIP Pada Kawasan Prioritas (Output C.4)
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 2 dan FGD 2
Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 1 dan FGD 1 sebagai acuan bersama
pelaksanaan kegiatan.
KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan
dikoordinasikan pelaksanaannya.
Langkah 2: Melakukan Pra-FGD, untuk merumuskan konsep penanganan dan
pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan prioritas
(Kegiatan C.2)
Berdasarkan masukan yang ada, pokjanis dan tim tenaga ahli pendamping
merumuskan merumuskan dan mendiskusikan rencana aksi program mengacu
pada langkah – langkah yang dijelaskan pada Kegiatan C.5, sedangkan
perumusan pentahapannya dijelaskan pada Kegiatan C.6
Langkah 3: Melakukan FGD-1
Pokjanis didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping memaparkan materi
kepada peserta untuk mendapatkan masukan atas rencana aksi program yang
sudah disusun.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Kesepakatan Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas yang tertuang dalam Berita
Acara FGD (Contoh Format Berita Acara) Lihat Gambar 4)
Proceeding Kegiatan FGD 2 yang secara substansi minimal memuat:
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 56
₋ waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
₋ ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan
₋ notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan
₋ berita acara
₋ daftar hadir
₋ dokumentasi kegiatan (foto)
Outline minimal dari Proceeding Kegiatan FGD 2 ini dapat dilihat pada Box 1.
Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2
Berita Acara Kesepakatan FGD 2 tentang Rencana Aksi Program
Proceeding Kegiatan FGD 2
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●57
MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
D PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Bagian D modul ini terbagi atas 9 (sembilan) sub-modul yang masing-masing
menguraikan proses dan prosedur tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup
kegiatan perumusan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1,
yaitu:
D.1: Kegiatan Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan
Pembangunan Tahap 1
D.2: Kegiatan Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1
D.3: Kegiatan Penyelenggaraan Diskusi Partisipatif
D.4: Kegiatan Perumusan Konsep Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap
1
D.5: Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Pembangunan
Tahap 1
D.6: Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3
D.7: Kegiatan Penyusunan Rencana Detail Desain Kawasan
D.8: Mengikuti Kegiatan Kolokium
D.9: Kegiatan Penyelenggaraan Konsultasi Publik
Kedudukan Bagian D modul ini di dalam rangkaian penyusunan Dokumen
RPKPP dapat dilihat pada Gambar 13 berikut.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●58
O-1
O-2
O-3
O-4
O-5
O-6 O-7
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
2.3IDENTIFIKASI
POTENSI &
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.1
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN
KAWASAN
3.2
PENYUSUNAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN
3.3
IDENTIFIKASI
PROGRAM
PENANGANAN
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
3.4
PERUMUSAN RENCANA
AKSI PROGRAM
3.5
PERUMUSAN TAHAPAN
PELAKSANAAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
4.4
PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.2
PENENTUAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.1
PERUMUSAN
KRITERIA &
INDIKATOR
PENENTUAN
KAWASAN
PEMBANGUNAN
TAHAP 1
4.3PERUMUSAN KONSEP
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.5
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)
KAWASAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
1.1
SOSIALISASI
FINALISASI DAN SOSIALISASIPERSIAPANIDENTIFIKASI POTENSI
DAN MASALAHPERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
MODUL D
Gambar 13 Penggunaan Modul D dalam Kerangka Penyusunan RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●59
Bagian D.1 :
KEGIATAN PERUMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR
PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Penentuan kawasan pembangunan tahap 1 didasarkan pada penilaian terhadap
kriteria dan indikator yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kebijakan dan
strategi yang terkait serta kesepakatan pemangku kepentingan. Kriteria dan
indikator yang dirumuskan ini nantinya menjadi dasar dalam proses penentuan
kawasan pembangunan tahap 1.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, akan berperan sebagai pengambil
keputusan dalam merumuskan kriteria dan indikator untuk menentukan
kawasan pembangunan tahap 1.
Tim Tenaga Ahli Pendamping, mendampingi pokjanis dalam merumuskan
kriteria dan indikator
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan keempat
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Analisis kawasan
Diskusi
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Melakukan kajian terhadap lokasi kawasan permukiman prioritas
yang telah ditetapkan
Kajian yang dimaksud dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai:
- keberadaan bagian pada kawasan yang perlu penanganan segera dan
merupakan akar persoalan bagi penagan
- Potensi untuk menjadi pilot project dalam skala kawasan dan skala kota
- Kondisi sosial budaya terkait kesiapan masyarakat dalam menerima
program baru
- Kondisi lainnya yang mendukung realisasi pembangunan kawasan baik
dalam aspek fisik maupun aspek non fisik.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●60
Langkah 2: Melakukan kajian terhadap kebijakan dan strategi penanganan
kawasan prioritas
Informasi yang perlu dikaji dalam langkah ini:
- Implementasi kebijakan dan strategi dalam kawasan
- Konsep penanganan kawasan
Langkah 3: Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan
pembangunan tahap 1
Hasil kajian pada langkah 2 dan langkah 3 menggambarkan karakteristik
kawasan yang akan menjadi dasar perumusan kriteria penilaian yang akan
digunakan
Rumuskan indikator untuk masing – masing kriteria
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1
(contoh format lihat Tabel 9)
Daftar Check List Hasil Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan
Pembangunan Tahap 1
tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●61
Tabel 9 Contoh Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1
KRITERIA INDIKATOR
Urgenitas terhadap
penanganan akar
permasalahan kawasan
Mempunyai korelasi positif terhadap penanganan
akar permasalahan
Sesuai dengan tahapan penanganan akar
permasalahan kawasan
Mempunyai implikasi positif terhadap lokasi lainnya
Jaminan keberlanjutan program
dan penuntasan masalah
Potensi konflik rendah (konflik lahan, konflik sosial,
dsb)
Dukungan kelembagaan masyarakat
Historical kawasan
Keluwesan dalam penyusunan rencana aksi
Berpotensi untuk menjadi pilot
project dalam skala kawasan
dan kota
Keragaman penanganan infrastruktur
keciptakaryaan
Aspek yang ditangani secara menyeluruh (fisik
sosial, ekonomi)
Model penanganan dapat direplikasikan pada
lokasi lain (best practice)
… …
... ...
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●62
Bagian D.2:
KEGIATAN PENENTUAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
Pemilihan kawasan pembangunan tahap 1 di dalam kawasan permukiman
prioritas RPKPP didasarkan pada proses identifikasi, penetapan kebutuhan dan
penetapan skala prioritas penanganan dan pembangunan pada kawasan prioritas
RPKPP. Pada kawasan pengembangan tahap pertama ini dilakukan penyusunan
rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat
kedalaman skala perencanaan 1 : 1.000.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan
dalam menetapkan skala priroritas penanganan dan pembangunan pada
kawasan prioritas RPKPP
Tim Tenaga Ahli Pendamping, berperan dalam menyediakan kajian teknis
untuk mendukung penetapan kawasan pembangunan tahap 1.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
2 minggu terhitung dari minggu kedua bulan keempat
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Analisis kawasan
Diskusi
Pendekatan Partisipatif (CPA)
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Melakukan kajian terhadap lokasi kawasan permukiman prioritas RPKPP yang telah ditetapkan
Kajian untuk mengetahui karakteristik lokasi secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan:
- Hasil identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan baik
aspek fisik maupun nonfisik pada kawasan prioritas (output Bagian B.3)
- Kebutuhan penanganan kawasan (output bagian C. 1)
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●63
Langkah 2: Menentukan zona-zona perencanaan dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP, untuk pentahapan pembangunan
Pembagian zona perencanaannya dapat berdasarkan:
- wilayah administrasi (pengelompokkan RW)
- kondisi fisik kawasan
- atau ketentuan lainnya yang disepakati oleh Pokjanis dan Tim Tenaga
Ahli Pendamping
Langkah 3: Menentukan tahapan pembangunan per zona Penentuan tahapan pembangunan per zona ini dapat didasarkan pada :
- Skala prioritas kebutuhan penanganan berdasarkan kriteria dan
indikator yang ditetapkan sebelumnya
- Aspek fisik terkait dengan teknis pembangunan
- Aspek pembiayaan
- Aspek sosial yaitu kesiapan masyarakat pada kawasan yang akan
direncanakan
Langkah 4: Menentukan 2 lokasi kawasan pengembangan tahap pertama untuk direncanakan secara lebih rinci dan operasional
Pokjanis dan tim tenaga ahli pendamping:
- menyepakati kawasan pengembangan tahap pertama berdasarkan
Langkah-3
- membahas dan menyepakati kawasan pengembangan tahap 1
bersama masyarakat/ pemangku kepentingan kawasan melalui
Langkah - 5
Langkah 5: Menyelenggarakan diskusi partisipatif dengan pemangku kepentingan kawasan dalam penentuan kawasan pengembangan tahap 1;
Ketentuan penyelenggaraan diskusi partisipatif ini dijelaskan lebih detail
pada Kegiatan D.3.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
2 kawasan di dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan dilakukan
penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama
Daftar Check List Hasil Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1
2 kawasan di dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan
dilakukan penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●64
Bagian D.3 :
KEGIATAN PENYELENGGARAAN DISKUSI
PARTISIPATIF
Diskusi partisipatif merupakan diskusi intensif yang melibatkan peran aktif dari
seluruh pemangku kepentingan, terutama pihak yang terkena dampak
pembangunan, mulai dari proses identifikasi awal sampai dengan proses
pengambilan keputusan.
Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaanya?
Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan
dalam menetapkan skala priroritas penanganan dan pembangunan pada
kawasan prioritas RPKPP
Tim Tenaga Ahli Pendamping, berperan dalam menyediakan kajian teknis
untuk mendukung penetapan kawasan pembangunan tahap 1.
Perwakilan masyarakat pada kawasan
pemangku kepentingan kawasan lainnya seperti perwakilan dari organisasi
non- pemerintah dan dunia usaha.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Minimal satu hari pelaksanaan
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya?
Diskusi
Metode partisipatif lainnya yang disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi
masyarakat pada kawasan permukiman prioritas
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Melibatkan stakeholder yang dilibatkan sesuai dengan hasil pemetaan
stakeholder pada Bagian C.5.
Langkah – langkah penentuan kawasan pembangunan tahap 1 mengikuti
pentahapan kegiatan Bagian D.3
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
- pembagian zona kawasan (Contoh lihat gambar)
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●65
- penentuan tahapan pembangunan untuk setiap zona
- kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan dilakukan penanganan dan
pembangunannya pada tahap pertama
Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Diskusi Partisipatif
Kesepakatan pembagian zona pada kawasan
Kesepakatan penentuan tahapan pembangunan untuk setiap zona
Kesepakatan kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan dilakukan
penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●66
Bagian D.4 :
KEGIATAN PERUMUSAN KONSEP PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini dilakukan untuk
memberikan gambaran imajiner untuk penanganan kawasan pembangunan tahap
1. Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini akan menjadi dasar
bagi penyusunan rencana penanganannya dan DED Kawasan.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan
dalam merumuskan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Tim Tenaga Ahli Pendamping, sebagai pihak yang membantu merumuskan
dan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
2 minggu terhitung dari awal bulan kelima
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Desk Study, Diskusi, Analisis Pentahapan Program (Staging Analisys)
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 Merumuskan kebutuhan penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Perumusan dilakukan berdasarkan:
Hasil identifikasi kebutuhan penanganan kawasan pada Bagian C.1
Hasil identifikasi kebutuhan penanganan tahap pertama dalam perumusan
Rencana Aksi Program pada Langkah 2 Bagian C. 5
Langkah 2 Merumuskan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Perumusan mengacu pada Konsep Pembangunan Kawasan (output Bagian
C.2)
Pendetailan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 dilakukan
sesuai dengan rumusan kebutuhan pada Langkah -1
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●67
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada
kebutuhan yang telah dirumuskan (Gambar 13)
Daftar Check List Hasil Perumusan Konsep Pembangunan Kawasan
Pembangunan Tahap 1
Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada
kebutuhan yang telah dirumuskan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●68
Ga
mb
ar
14
Co
nto
h P
eta
Ko
nse
p P
em
ban
gu
na
n K
aw
asa
n P
erm
uki
ma
n P
rio
rita
s
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●69
Bagian D.5 :
KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN
TAHAP 1
Penerjemahan konsep penanganan kawasan ke dalam rencana penanganan yang
lebih terukur baik lokasi, besaran/volume, maupun pembiayaannya sehingga
dapat operasional pada saat penerapannya. Rencana penanganan kawasan
pembangunan tahap 1 ini akan menjadi dasar dalam penyusunan DED kawasan.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP Kota/ Kabupaten
Tim Tenaga Ahli Pendamping, dalam hal ini Ahli Permukiman, Ahli Prasarana
Permukiman dan Ahli Lingkungan
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
2 minggu
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Desk Study, Diskusi, Analisis Pentahapan Program (Staging Analisys)
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 Menerjemahkan konsep penanganan ke dalam rencana
penanganan
Penyusunan rencana penanganan memperhatikan:
- Konsep penanganan (output Bagian D. 6)
- pembagian zona kawasan (Output Bagian D.3)
- penentuan tahapan pembangunan untuk setiap zona (Output Bagian
D.3)
Langkah 2 Melakukan pengecekan lapangan terkait dengan rencana
penanganan
Pengecekan lapangan terutama untuk mengetahui kesesuaian rencana fisik
dengan kebutuhan di lapangan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●70
dapat dilakukan bersamaan dengan pengukuran untuk kebutuhan
penyusunan DED pada Bagian D.8
Langkah 3 Menyelenggarakan Pra-FGD 3 untuk menyusun rencana
penanganan pembangunan kawasan pembangunan tahap 1
Ketentuan pelaksanaan Pra- FGD 3 dijelaskan lebih lanjut pada kegiatan D.7.
Langkah 4 Menyelenggarakan FGD 3 untuk pembahasan dan penyepakatan
rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1
Ketentuan pelaksanaan FGD 3 dijelaskan lebih lanjut pada kegiatan D.7.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 (Contoh Tabel) yang,
secara substansi minimal meliputi:
Program
Rincian Kegiatan
Pelaku
Lokasi pelaksanaan Kegiatan
Volume
Satuan
Harga satuan
Biaya
Jangka Waktu Pelaksanaan (per tahun)
Sumber pendanaan
Daftar Check List Hasil Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan
Pembangunan Tahap 1
Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 yang diterjemahkan
dalam Tabel 4.3
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●71
PR
OG
RA
M
KE
GIA
TAN
P
ELA
KU
LO
KA
SI
VO
L S
ATU
AN
HA
RG
A
SA
TUA
N
(dal
am R
p.
000)
BIA
YA
(dal
am R
p.
000)
Jang
ka W
aktu
5 T
ahun
(Tah
un …
.. –
Tahu
n …
..)
SU
MB
ER
P
EN
DA
NA
AN
I II
III
IV
V
Kaw
asan
A1
1.1
Pem
ban
gun
an
Rum
ah S
usun
1.
1.1
FS R
umah
Sus
un
Din
as C
ipta
K
arya
B
lok
A11
2
Pak
et
1.50
0.00
0 3.
000.
000
X
AP
BD
Kot
a/K
ab
Blo
k A
13
1 P
aket
60
0.00
0 60
0.00
0
X
A
PB
D K
ota/
Kab
1.1.
2 D
ED
Rum
ah
Sus
un
Din
as C
ipta
K
arya
B
lok
A11
2
Pak
et
600.
000
1.20
0.00
0
X
A
PB
D K
ota/
Kab
Blo
k A
13
1 P
aket
60
0.00
0 60
0.00
0
X
A
PB
D K
ota/
Kab
1.1.
3 P
enyi
apan
Lah
an
Din
as C
ipta
K
arya
, BP
N
Blo
k A
11
1 P
aket
2.
500.
000
2.50
0.00
0 X
A
PB
N/A
PB
D
Kot
a/K
ab
1.2
Pem
ban
gun
an
Sal
uran
D
rain
ase
1.2.
1 P
erb
aika
n S
alur
an
Dra
inas
e/G
oron
g-
gor
ong
Din
as C
ipta
K
arya
B
lok
A2
1.00
0 m
1.
250
1.25
0.00
0 X
A
PB
N/A
PB
D
Kot
a/K
ab
1.3
Pen
yed
iaan
S
aran
a P
eng
adaa
n S
amp
ah
Ram
ah
Ling
kung
an
1.3.
1 P
enin
gka
tan
Per
an
Ser
ta M
asya
raka
t D
alam
P
eng
elol
aan
Per
sam
pah
an
BU
MN
/ B
UM
D/
Sw
asta
Blo
k A
3 1.
250
m
1.40
0 1.
750.
000
X
Sum
ber
Lai
nnya
ya
ng S
ah (
CS
R,
dll)
dst
Kaw
asan
…
dst
Ta
bel 1
0 C
on
toh
Ren
ca
na
Pen
an
ga
na
n P
em
ba
ng
un
an
Perm
uki
ma
n d
an
In
fra
stru
ktu
r P
erm
uki
ma
n P
erk
ota
an
Pa
da
Ka
wa
san
Prio
rita
s
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●72
Bagian D.6 :
KEGIATAN PENYELENGGARAAN PRA-FGD 3 DAN FGD 3
Kegiatan Pra-FGD 3 bertujuan untuk menyusun rencana penanganan
pembangunan kawasan pembangunan tahap 1. Kegiatan FGD 3 bertujuan untuk
mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai rencana
penanganan pada kawasan pembangunan tahap 1
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan FGD 3
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 3
Pemangku kepentingan kota/kabupaten yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademisi;
- Tokoh masyarakat
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur
pendukung lainnya yang meliputi:
- Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan
- Tim Teknis Provinsi
- Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Output apa saja yang dibutuhkan sebelum penyelenggaraan FGD 3?
Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 (Bagian
D.1)
Pembagian Zona Kawasan (Bagian D.2)
Kawasan Pembangunan Tahap 1 (Bagian D.2)
Konsep Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1 (Bagian D.5)
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Kegiatan Pra- FGD 3 dan FGD 3dilakukan pada hari yang berbeda, masing –
masing kegiatan dilakukan minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan
dengan rencana kerja yang disusun.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●73
Catatan: Apabila dalam FGD 3 belum dicapai hasil yang diharapkan, maka dapat
dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Pasca FGD 3) sesuai kebutuhan tanpa
mengganggu kerangka waktu pelaksanaan kegiatan lainnya.
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Untuk Pra-FGD 3
Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli
Untuk FGD 3
Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas dan
menyepakati rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1. Dalam
diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli.
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 3 dan FGD 3
Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 3 dan FGD 3 sebagai acuan
bersama pelaksanaan kegiatan.
KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan
dikoordinasikan pelaksanaannya.
Langkah 2: Melakukan Pra-FGD, untuk merumuskan konsep penanganan dan
pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan
prioritas (Kegiatan C.2)
Berdasarkan masukan yang ada, pokjanis dan tim tenaga ahli pendamping
menyusun rencana penanganan pembangunan kawasan pengembangan
tahap1
Langkah 3: Melakukan FGD-1
Pokjanis didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping memaparkan materi
kepada peserta untuk mendapatkan masukan atas konsep yang sudah
disusun.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Kesepakatan Rencana Penanganan Kawasan Pengembangan Tahap 1 yang
tertuang dalam Berita Acara FGD (Contoh Format Berita Acara Lihat Gambar
12)
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●74
Proceeding Kegiatan FGD 3 yang secara substansi minimal memuat:
₋ waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
₋ ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan
₋ notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan
₋ berita acara
₋ daftar hadir
₋ dokumentasi kegiatan (foto)
Outline minimal Proceeding Kegiatan FGD 3 dapat dilihat pada Box 1.
Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3
Berita Acara Kesepakatan FGD 2 tentang Rencana Penanganan Kawasan
Pengembangan Tahap 1
Proceeding Kegiatan FGD 2
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●75
Bagian D.7 :
KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL
DESAIN (DED) KAWASAN
Penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk
komponen program pembangunan prioritas di dalam kawasan pembangunan
tahap 1 yang meliputi infrastruktur permukiman. Menyusun Rencana Teknis Rinci
(DED) infrastruktur permukiman pada kawasan pembangunan tahap pertama; dan
menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan daftar kuantitas harga.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, dalam hal ini berperan untuk memverifikasi
hasil rencana yang dihasilkan.
Tim Tenaga Ahli Pendamping, dalam hal ini Ahli Permukiman, Ahli Prasarana
Permukiman dan Ahli Lingkungan memiliki peran untuk menghasilkan
rencana teknis rinci/ DED kawasan pembangunan tahap 1.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
8 minggu/2 bulan terhitung dari awal bulan keenam sampai dengan bulan ketujuh
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Survey lapangan (ground survey), desk study, studio.
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Menyiapkan gambar pra rencana berdasarkan rumusan program
kegiatan untuk pembangunan kawasan secara keseluruhan.
Gambar ini hanya memuat bentuk dan komponen-komponen fisik apa saja
yang diperlukan dalam pembangunan kawasan, namun jumlah dan
besarannya belum terinci
Langkah 2: Melakukan ground check dan pengukuran yang mulai di sesuaikan
dengan kebutuhan nyata di lapangan.
Komponen rencana disusun ulang dan dilihat sejauh mana kemungkinan
dapat dilaksanakan pembangunannya di lapangan. Pemilihan komponen
yang akan dibangun harus melalui beberapa kriteria, yaitu :
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●76
- Komponen yang akan dibangun harus benar-benar menjadi prioritas
utama bagi pengembangan kawasanl;
- Komponen yang akan dibangun harus memberikan dampak
nyata/manfaat terhadap perbaikan lingkungan yang ditata;
- Komponen yang akan dibangun terlihat jelas secara visual untuk
memberikan dorongan moril bagi masyarakat maupun pemerintah bahwa
penataan lingkungan member dampak positif bagi lingkungan dan
manusianya;
- Komponen yang akan dibangun mudah dilaksanakan pembangunannya
dan tidak berada dalam tanah / lahan yang disengketakan
Langkah 3: Pembuatan Site Plan dan gambar kerja sebagai pendetailan
komponen prioritas yang ditentukan.
Gambar ini dibuat rinci sebagai acuan untuk pelaksanaan di lapangan
Langkah 4: Penghitungan volume pekerjaan dan RAB.
Sesuai dengan hasil pengukuran di lapangan, dilakukan penghitungan volume
pekerjaan dan RAB berdasarkan ketentuan harga satuan yang berlaku pada
kota/ kabupaten tersebut.
Langkah 5: Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Direktorat
Pengembangan Permukiman dengan memperhatikan ketentuan
yang ada
Ketentuan terkait keikutsertaan dalam kolokium dijelaskan pada Bagian D. 8
Langkah 6: Menyelenggarakan konsultasi kepada calon penerima manfaat
penyusunan RPKPP untuk penjaringan masukan terhadap muatan
RPKPP
Ketentuan terkait penyelenggaraan konsultasi publik dijelaskan pada Bagian
D. 9.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Site Plan Kawasan Pembangunan Tahap pertama yang disusun dengan
memperhatikan berbagai acuan yang ada.
Penyusunan rencana teknis rinci dapat mengacu kepada standar teknis yang digunakan yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) dan pedoman teknis lainnya, yang antara lain meliputi : - Rencana Induk Kawasan, standar teknis bidang ini antara lain: SNI 02-
2406-1991 dan Pt T-15-2002-C untuk kawasan yang pertumbuhannya normal dan satuan luas daerah tidak terlampau luas (<200 ha).
- Studi Kelayakan Kawasan, Standar teknis bidang ini antara lain: sesuai AB-K/RE-SK/TC/001/98
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●77
- Standar teknis penanganan jalan kawasan, SNI 03-2853-1995, SNI 03-2446-1991, SNI 03.6967-2003
- Standar teknis penyediaan prasarana drainase, SNI 06-2409-2002 dan SNI 03-2453-2002.
- Standar teknis bidang sarana air minum: AB-K/RE-RT/TC/026/98 dan ABK/OP/ST/004/98.
- Standar teknis bidang pengelolaan Air Limbah, SNI 03-2398-2002, PTT-19-2000-C dan PTS -09-2000-C
- Standar teknis bidang Pengelolaan sampah kawasan, SNI 19-3964-1994 dan SNI 03-3242-1994 dan SNI 19-3983-1995 sesuai PTS 06-2000-C dan PTS 07-2000-C
- Standar teknis bidang kelistrikan,SNI 04-0225-2000 - Standar teknis bidang RTH, 009/T/BT/1995 - Standar Teknis Penyusunan Analisa Biaya Komponen DED Standar teknis
bidang antara lain: SNI Tahun 2007 tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Analisa BOW.
Gambar kerja/detail design yang implementatif
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari paket-paket pekerjaan tersebut diatas (OE)
Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana yang disusun
Daftar Check List Hasil Penyusunan Rencana Detail Desain (DED) Kawasan
Site Plan Kawasan Pembangunan Tahap pertama yang disusun dengan
memperhatikan berbagai acuan yang ada
Gambar kerja/detail design yang implementatif
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari paket-paket pekerjaan tersebut diatas
(OE); dan
Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana yang disusun
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●78
Ga
mb
ar
15
Co
nto
h R
en
ca
na
Deta
il D
esa
in
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 79
Gambar 16 Contoh Ilustrasi 3D Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●80
Bagian D.8 :
KEIKUTSERTAAN DALAM KOLOKIUM
Kegiatan monitoring dan pengendalian yang dilakukan oleh Satker Pengembangan
Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap
proses penyusunan RPKPP.
Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya?
Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) RPKPP Kota/ Kabupaten
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Tim Tenaga ahli pendamping
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Dilakukan 1 (satu) hari pada akhir bulan ke-6 (enam) dengan waktu pelaksanaan
dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan Kolokium pada kegiatan SPPIP
dan ditentukan oleh koordinator pelaksana.
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya?
Pemaparan hasil, berupa pemaparan pencapaian hasil penyusunan SPPIP
dan RPKPP oleh tiap kabupaten/kota
Diskusi, melalui sesi tanya jawab dalam proses pelaksanaannya.
Output Apa saja yang harus disiapkan sebelum Kolokium?
Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam
SPPIP (Bagian B.2)
Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas (Bagian B.3)
Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas
(Bagian C.2)
Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan pada kawasan prioritas selama 5 tahun (Bagian C.5)
Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap1 (Bagian
D.1)
Kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya
pada tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara
lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan
1:1000) (Bagian D.5)
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●81
Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) (Bagian D.7)
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Menyiapkan materi paparan dan pembahasan capaian
RPKPP/Kolokium yang meliputi bahan tayangan dan materi
visualisasi yang telah disusun
Pokjanis bersama dengan tim tenaga ahli pendukung menyiapkan bahan
paparan yang berisi tentang proses dan hasil pencapaian penyusunan RPKPP
pokjanis di setiap kota/kabupaten bersama tim teknis provinsi secara
koordinatif mempersiapkan materi dan kemajuaan penyusunan kegiatan untuk
kolokium
Langkah 2: Mengikuti kegiatan kolokium
Pokjanis didampingi satker dan tenaga ahli pendamping memaparkan hasil-
hasil penyusunan RPKPP kepada para pemangku kepentingan terkait
Penyelenggara kolokium akan menilai hasil pencapaian tersebut untuk
memberikan masukan bagi perbaikan atau penyempurnaan dari hasil yang
telah dicapai
Langkah 3: Merumuskan langkah perbaikan berdasarkan masukan terhadap
pencapaian kegiatan RPKPP dari pelaksanaan kolokium
Pokjanis bersama oleh tenaga ahli pendamping merumuskan poin – poin
yang perlu diperbaiki terkait hasil penyusunan RPKPP yang telah
dilakukannya
Pokjanis bersama oleh tenaga ahli pendamping melakukan perbaikan
substansi
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Kesamaan hasil dari produk RPKPP yang dihasilkan oleh tiap kota/kabupaten Hasil evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan
Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Kolokium
Hasil evaluasi terhadap pencapaian penyusunan RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●82
Bagian D.9 :
KEGIATAN PENYELENGGARAAN KONSULTASI
PUBLIK
Kegiatan menjaring masukan terhadap konsep, rencana penanganan, dan rencana
aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
pada kawasan prioritas RPKPP untuk jangka waktu 5 tahun dan kawasan
pembangunan tahap 1 pada pelaksanaan 1 tahun pertama
Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya?
Kegiatan Konsultasi Publik melibatkan 40 (empat puluh) orang peserta dan
pendukung.
Peserta kegiatan antara lain mewakili unsur :
Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Perwakilan masyarakat kawasan permukiman prioritas RPKPP (calon penerima
manfaat)*
Pendukung kegiatan antara lain mewakili unsur :
Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Tenaga ahli pendamping
Catatan: *Perwakilan masyarakat yang diundang dalam kegiatan ini perlu melibatkan
perempuan
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Pemaparan hasil dan diskusi terbuka
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●83
Output Apa saja yang harus disiapkan sebelum Konsultasi Publik?
Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam
SPPIP (Bagian B.2)
Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas (Bagian B.3)
Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas
(Bagian C.2)
Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan pada kawasan prioritas selama 5 tahun (Bagian C.5)
Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap1 (Bagian
D.1)
Kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya
pada tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara
lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan
1:1000) (Bagian D.5)
Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) (Bagian D.7)
Hasil Kolokium dan Perbaikannya (Bagian D.8)
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Menyiapkan materi pemaparan dan pembahasan seluruh capaian kegiatan RPKPP, yang meliputi bahan tayang, dan materi visualisasi yang telah disusun
Pokjanis bersama dengan tim tenaga ahli pendamping menyiapkan bahan
paparan yang berisi tentang proses dan hasil pencapaian penyusunan RPKPP
Pokjanis bersama dengan tim tenaga ahli memaparkan seluruh capaian hasil
penyusunan RPKPP
Langkah 2: Melakukan diskusi untuk mendapatkan masukan-masukan
terhadap muatan RPKPP
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan diskusi untuk
mendapatkan masukan terhadap muatan RPKPP
Langkah 3: Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap capaian kegiatan RPKPP berdasarkan masukan dari konsultasi
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan rekapitulasi masukan
untuk penyempurnaan dokumen RPKPP;
Berdasarkan catatan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan
tersebut, Pokjanis dengan dibantu oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping
merumuskan langkah-langkah perbaikan; dan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●84
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan penyempurnaan
terhadap capaian kegiatan RPKPP.
Langkah – langkah penyempurnaan dijelaskan lebih lanjut pada Bagian E.1 modul
RPKPP ini.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Masukan terhadap hasil penyusunan RPKPP
Dokumentasi dan Notulensi Pelaksanaan Kegiatan
Berita acara kegiatan konsultasi publik yang minimal memuat mengenai:
- Waktu dan tempat penyelenggaraan konsultasi publik;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam konsultasi publik;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam konsultasi publik; serta
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi
Proceeding Kegiatan Konsultasi Publik, yang secara substansi minimal
berisi:
- waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
- ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan
- notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan
- daftar hadir
- dokumentasi kegiatan (foto)
Outline minimal Proceeding Kegiatan Konsultasi Publik dapat mengacu pada
outline Dokumen Proceeding FGD (Box 1)
Daftar Check List Hasil Pelaksanaan Konsultasi Publik
Masukan terhadap hasil penyusunan RPKPP
Dokumentasi dan Notulensi Pelaksanaan Kegiatan
Proceeding Kegiatan Konsultasi Publik
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi●85
MODUL PELAKSANAAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
E PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP FINALISASI DAN SOSIALISASI
Bagian ini terbagi atas 2 (dua) bagian yang masing-masing menguraikan proses
dan prosedur tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup finalisasi dan
sosialisasi, yaitu:
E.1: Kegiatan Penyempurnaan Rencana Aksi Program dan Rencana
Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1
E.2: Kegiatan Penyelenggaraan Diseminasi
Kedudukan Bagian E dalam rangkaian penyusunan Dokumen RPKPP dapat
dilihat pada Gambar 17 berikut.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi●86
O-1
O-2
O-3
O-4
O-5
O-6 O-7
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
2.3IDENTIFIKASI
POTENSI &
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.1
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN
KAWASAN
3.2
PENYUSUNAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN
3.3
IDENTIFIKASI
PROGRAM
PENANGANAN
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
3.4
PERUMUSAN RENCANA
AKSI PROGRAM
3.5
PERUMUSAN TAHAPAN
PELAKSANAAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
4.4
PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.2
PENENTUAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.1
PERUMUSAN
KRITERIA &
INDIKATOR
PENENTUAN
KAWASAN
PEMBANGUNAN
TAHAP 1
4.3PERUMUSAN KONSEP
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.5
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)
KAWASAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
1.1
SOSIALISASI
FINALISASI DAN SOSIALISASIPERSIAPANIDENTIFIKASI POTENSI
DAN MASALAHPERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
MODUL E
Gambar 17 Kedudukan Modul E dalam Kerangka Penyusunan RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 87
Bagian .E.1 :
KEGIATAN PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Perbaikan dan penyempurnaan dari rencana aksi program, rencana pembangunan
kawasan pengembangan tahap 1, dan rencana detail desain kawasan berdasarkan
pada masukan dari berbagai diskusi, FGD, dan konsultasi publik
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis RPKPP Kota/ Kabupaten
Tim Tenaga Ahli Pendamping
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal 4 minggu terhitung dari awal bulan ketujuh
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?
Studi Literatur (Desk Study)
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah1: Memperbaiki hasil penyusunan RPKPP berdasarkan masukan dari
konsultasi publik
Melakukan rekapitulasi terhadap berbagai masukan dari semua pihak dalam tiap
diskusi dan konsultasi publik;
Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap rencana aksi program dan
rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1;
Melakukan penyempurnaan terhadap rencana detail desain (DED) kawasan;
Langkah 2: Menyusun materi visualisasi RPKPP dalam bentuk leaflet, banner,
poster, video dokumentasi dan bentuk visualisasi lainnya yang
dianggap perlu
Hal-hal yang perlu diinformasikan kepada masyarakat umum terkait dengan RPKP.
Poin-poin tersebut antara lain adalah :
- Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran
- Kebutuhan Penyusunan RPKP
- Gambaran Lokasi Perencanaan
- Hasil Penyusunan RPKP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi●88
- Indikasi Program RPKP
- Peta-peta dan gambar-gambar
Langkah 3: Menyelenggarakan sosialisasi hasil RPKPP dalam bentuk diseminasi
yang diselenggarakan dengan mengikuti ketentuan yang ada
Ketentuan penyelenggaraan diseminasi dijelaskan pada Bagian E.2
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan
tahap 1 yang telah final dan siap untuk disebarluaskan;
Rencana detail desain kawasan;
Materi visualisasi RPKPP yang informatif, menarik dan mudah dimengerti;
Daftar Check List Hasil Penyempurnaan Rencana Aksi Program dan Rencana
Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan
tahap 1 yang telah final dan siap untuk disebarluaskan;
Rencana detail desain kawasan;
Materi visualisasi RPKPP yang informatif, menarik dan mudah dimengerti; dan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi●89
Bagian E.2 :
KEGIATAN PENYELENGGARAAN DISEMINASI
Kegiatan untuk mensosialisasikan seluruh hasil kegiatan dan produk RPKPP, serta
rencana aksi program yang telah disepakati, kepada dinas/instansi terkait dan
stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya.
Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya?
Pokjanis didampingi Tim Tenaga Ahli sebagai penyelenggara diseminasi
Menghadirkan minimal 40 (empat puluh) orang peserta yang mewakili unsur:
- perwakilan masyarakat (calon penerima manfaat)
- Legislatif (DPRD kabupaten/kota)
- Dinas/instansi tingkat kota/kabupaten yang membidangi infrastruktur bidang
cipta karya, permukiman, dan perencanaan
- Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur bidang cipta
karya, permukiman, dan perencanaan
- Akademisi
- Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
1 hari pada bulan ketujuh atau pada akhir kegiatan
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya?
Seminar
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 Persiapan diseminasi, yang meliputi :
Penentuan peserta diseminasi yaitu pemangku kepentingan terkait permukiman
dan infrastruktur perkotaan
Penentuan tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan
Langkah 2 Persiapan materi sosialisasi, meliputi : Bahan tayang
Materi visualisasi yang telah disusun
Langkah 3: Pelaksanaan kegiatan sosialisasi
Pokjanis didampingi tim tenaga ahli memaparkan hasil-hasil penyusunan RPKP
kepada para pemangku kepentingan terkait
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi●90
Pemberian Leaflet, Banner, Poster dan Media Visualisasi lainnya dalam
diseminasi
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Terinformasikannya hasil-hasil penyusunan RPKP kepada pemangku kepentingan terkait
Terpahaminya hasil-hasil penyusunan RPKP oleh pemangku kepentingan terkait
Berita acara kegiatan diseminasi yang minimal memuat mengenai (Gambar 22):
- Waktu dan tempat penyelenggaraan diseminasi;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam diseminasi;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam diseminasi; serta
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi
Proceeding Kegiatan Diseminasi, yang secara substansi minimal berisi:
- waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
- ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan
- notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan
- daftar hadir
- dokumentasi kegiatan (foto)
Outline minimal Dokumen Proceeding Kegiatan Diseminasi dapat mengacu pada
outline Proceeding Kegiatan FGD (Box 1)
Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Diseminasi
Diseminasi dilengkapi dengan leaflet, poster dan/ atau banner Terinformasikannya hasil-hasil penyusunan RPKP kepada pemangku
kepentingan terkait Proceeding Kegiatan Diseminasi
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Persiapan ● 1
MODUL
PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP)
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Persiapan ● 2
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP, MODUL PROSES DAN
PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari MODUL PEMAHAMAN SPPIP DAN
RPKPP, serta MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) .
MODUL PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP, yang akan menjadi
acuan dalam tahap persiapan peaksanaan kegiatan dan persiapan
penyusunan SPPIP dan RPKPP;
MODUL PROSES DAN PROSSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRSTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan SPPIP; dan
MODUL PROSES DAN PROSEDUR RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan RPKPP.
Penggunaan tiap modul dalam kerangka proses penyusunan SPPIP dan RPKPP
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PERSIAPAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
PENYUSUNAN SPPIP
PENYUSUNAN RPKPP
PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN
SPPIP DAN RPKPP
`
MODUL Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
`
MODULProses dan Prosedur Pelaksanaan
Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
MODULProses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
Gambar 1 Kedudukan Modul Proses Dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan
SPPPIP dan RPKPP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Persiapan ● 3
MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP) merupakan acuan teknis yang berisi langkah-langkah untuk
menghasilkan Dokumen SPPIP. Langkah-langkah yang di maksud disajikan untuk
tiap kegiatan pada tiap tahapan pelaksanaan kegiatan penyusunan SPPIP,
sehingga memudahkan bagi pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses
penyusunan SPPIP ini. Penggunaan modul untuk tiap kegiatan penyusunan SPPIP
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Rincian Modul yang Digunakan Dalam Tiap Kegiatan Penyusunan
SPPIP
KEGIATAN PENYUSUNAN MODUL YANG DIGUNAKAN MUATAN MODUL PELAKSANAAN
SOSIALISASI Modul Pemahaman Dasar Modul Proses dan Prossedur
Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP
KONSOLIDASI TINGKAT PROVINSI
Modul Pemahaman Dasar Modul Proses dan Prossedur
Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP
KOLOKIUM Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.8
Kegiatan Penyelenggaraan Kolokium
PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN SPPIP
PENYELENGGARAAN FGD 1
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP B.1
Kegiatan Kajian Kebijakan, Strategi, dan Program Pembangunan
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP B.2
Kegiatan Kajian Isu-isu Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP B.3
Kegiatan Kajian Potensi, Permasalahan, dan Tantangan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP C.1
Kegiatan Perumusan Indikasi Arah Pengembangan Kota serta Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP C.2
Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan
Modul Proses dan Prossedur Kegiatan Penyelenggaraan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Persiapan ● 4
KEGIATAN PENYUSUNAN MODUL YANG DIGUNAKAN MUATAN MODUL PELAKSANAAN
Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP C.3
Pra-FGD 1 dan FGD 1
PENYELENGGARAAN FGD 2
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP C.4
Kegiatan Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP C.5
Kegiatan Identifikasi Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP C.6
Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2
PENYELENGGARAAN FGD 3
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.1
Kegiatan Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.2
Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3
PENYELENGGARAAN FGD 4
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.3
Kegiatan Identifikasi dan Analisis Korelasi Strategi Dalam Skema Manajemen Pembangunan Perkotaan
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.4
Kegiatan Analisis Konsekuensi atau Implikasi Penerapan Strategi Pembangunan
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.5
Kegiatan Perumusan Program Pembangunan Dalam Skala Kota dan Kawasan sebagai Arahan Kebutuhan Program Investasi
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.6
Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 4 dan FGD 4
KONSULTASI PUBLIK Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP D.7
Kegiatan Analisis Dampak Penerapan Program
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP E.1
Kegiatan Penyelenggaraan Konsultasi Publik
DISEMINASI Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP E.2
Kegiatan Penyempurnaan Strategi dan Perumusan Program Pembangunan Dalam Skala Kota dan Kawasan
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP E.3
Kegiatan Penyusunan Materi Visualisasi SPPIP
Modul Proses dan Prossedur Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPIP E.4
Kegiatan Penyelenggaraan Diseminasi
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Persiapan ● 5
A PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN
Proses dan Prosedur Penyusunan Sppip
MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Bagian A: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Kegiatan Persiapan
memuat langkah-langkah penyusunan dokumen SPPIP pada tahap awal
penyusunan SPPIP. Bagian A ini terbagi atas 4 (empat) sub-modul yang masing-
masing menguraikan langkah-langkah tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup
kegiatan persiapan, yaitu:
A.1: Sosialisasi
A.2: Persiapan dan Pemantapan Metodologi dan Rencana Kerja
A.3: Konsolidasi Tingkat Provinsi
A.4: Pengumpulan Data dan Informasi
Kedudukan Bagian A di dalam rangkaian penyusunan Dokumen SPPIP dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Persiapan ● 6
MODUL A
O-1
O-4
O-5
O-6
O-7
O-2
FINALISASI DAN
SOSIALISASIPERSIAPAN
1.1
SOSIALISASI
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA
2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.3
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4
KAJIAN POTENSI,
PERMASALAHAN, DAN
TANTANGAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.1
PERUMUSAN TUJUAN DAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.2
PEURMUSAN KRITERIA DAN
INDIKATOR PENENTUAN
KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.3
PENENTUAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
4.1
PERUMUSAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
4.2
IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS KORELASI
STRATEGI DALAM
SKEMA
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
PERKOTAAN
4.3.
ANALISIS
KONSEKUENSI
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
4.4
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN SEBAGAI
ARAHAN
KEBUTUHAN
PROGRAM
INVESTASI
4.5
ANALISIS DAMPAK
PENERAPAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
5.2
PENYUSUNAN
MATERI
VISUALISASI
SPPIP
5.1
PENYEMPURNAAN
STRATEGI DAN
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN
O-3
IDENTIFIKASI POTENSI DAN
MASALAH
PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Gambar 2 Penggunaan Bagian A Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Persiapan ● 7
Bagian A.1
SOSIALISASI
Kegiatan sosialisasi adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat
Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi mengenai penyusunan SPPIP
dan mencapai pemahaman yang sama mengenai proses, prosedur, dan produk dari
penyusunan SPPIP.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyelenggaraannya?
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum selaku
penyelenggara kegiatan. Sebagai penyelenggara, Direktorat Jenderal Cipta
Karya memiliki peran:
- mengorganisasi kegiatan;
- menyediakan dan menyampaikan materi proses dan prosedur penyusunan
SPPIP dan RPKPP; dan
- memontoring persiapan kabupaten/kota penyusunan SPPIP/RPKPP
Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi, Pokjanis SPIPP
kabupaten/kota, dan Tim Tenaga Ahli sebagai peserta, minimal terdiri atas 1
(satu) perwakilan Satker PKP Provinsi, 1 (satu) perwakilan Tim Teknis Provinisi, 1
(satu) orang ketua Pokjanis, dan 1(satu) orang ketua tim tenaga ahli. Dalam
kegiatan ini, Pokjanis SPPIP kabupaten/kota dengan didampingi oleh Tim
Tenaga Ahli berkewajiban untuk:
- menyiapkan tim penyusun (Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli);
- menyiapkan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan; dan
- menemukenali karakteristik kajian yang terkait penyusunan SPPIP dan
RPKPP
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal selama 2 (dua) hari dengan alokasi waktu yang ditentutan oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. Kegiatan ini dilakukan pada
awal bulan pertama dari rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Persiapan ● 8
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Workshop, berupa pemaparan dari narasumber Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum mengenai proses dan prosedur penyusunan
SPPIP; serta
Diskusi, dalam sesi tanya jawab yang dialokasikan dalam kegiatan ini
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1: Menyusun dan Menyepakati Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan
Pokjanis SPPIP dan Tim Tenaga Ahli bersama-sama menyusun rencana kerja
dan jadwal kerja penyusunan SPPIP;
Di dalam rencana kerja dan jadwal kerja dilengkapi dengan tanggal-tanggal
tentatif untuk tiap kegiatan yang dilakukan; dan
Rencana kerja dan jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli dilaporkan kepada Satker PKP.
Langkah 2: Mengikuti Sosialisasi Pelaksanaan Kegiatan
Satker PKP Provinsi bersama-sama dengan Pokjanis SPPIP dan Tim Tenaga Ahli
mengikuti rangkaian kegiatan sosialisasi yang telah diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum; dan
Dalam sosialisasi tersebut, Pokjanis dengan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli
menyampaikan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kerja penyusunan SPPIP
kepada koordinator wilayah.
Langkah 3 : Melakukan Koordinasi dengan Pokjanis untuk Merumuskan Rencana
Penyelesaian Kegiatan
Berdasarkan informasi terhadap proses, prosedur, dan produk dari penyusunan
SPPIP yang disampaikan oleh narasumber, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli
melakukan koordinasi untuk membahas rencana penyelesaian kegiatan dan
penyempurnaan terhadap rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kerja yang
disusun.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Rencana kerja yang telah disusun oleh Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga
Ahli, yang minimal memuat mengenai (Gambar 3):
- tahapan pelaksanaan kegiatan;
- waktu pelaksanaan kegiatan;
- keterkaitan tahapan tiap kegiatan; dan
- target kunci atau output pada tiap tahapan pelaksanaan kegiatan.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Persiapan ● 9
Jadwal kerja yang telah disusun oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, yang
minimal memuat mengenai (Gambar 4);
- rincian kegiatan pada tiap tahapan; dan
- tanggal tiap pelaksanaan kegiatan yang dilengkapi dengan durasi;
SK Pokjanis yang telah ditandatangani oleh Walikota/Bupati. SK Pokjanis ini
setidaknya memuat jabatan dan dinas teknis yang ditunjuk sebagai tim Pokjanis
penyusunan SPPIP dan RPKPP;
Daftar tim tenaga ahli pendamping, yang minimal menjelaskan mengenai nama,
posisi yang diusulkan, dan kualifikasi yang dimiliki oleh tenaga ahli (Tabel 2);
Ketersediaan dan ketelitian Peta Dasar. Peta Dasar yang dimiliki setidaknya
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Minimal skala 1:25.000 dengan tingkat ketelitian sebagaimana yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta
Rencana Tata Ruang berikut dengan turunannya; dan
- Dalam bentuk data digital disesuaikan dengan koordinat peta yang
digunakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
Status data dasar yang dimiliki, yang minimal memuat:
- Jenis data yang tersedia; dan
- Status legalisasi data yang tersedia.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Persiapan ● 10
BU
LA
N 1
BU
LA
N 2
BU
LA
N 3
BU
LA
N 4
BU
LA
N 5
BU
LA
N 6
BU
LA
N 7
O-1
La
po
ran
PE
ND
AH
UL
UA
N
3.3
Pe
ny
ele
ng
ga
raa
n F
GD
1
Pe
rum
usa
n T
uju
an
da
n
Ke
bija
ka
n P
em
ba
ngu
na
n
Pe
rmu
kim
an
Pe
rko
taa
n
3.7
Pe
ny
ele
ng
ga
raan
FG
D 2
Ide
ntifikasi
Ka
wa
sa
n
Pe
rmu
kim
an P
riorita
s
4.3
Pen
yele
ng
ga
raan
FG
D 3
Pe
rum
usan
Str
ate
gi P
em
ba
ng
un
an
Pe
rmu
kim
an
da
n Infr
astr
uktu
r
Pe
rmu
kim
an
Perk
ota
an
5.4
DIS
EM
INA
SI
La
pora
n
AN
TA
RA
La
po
ran
AK
HIR
SE
ME
NT
AR
AL
ap
ora
n A
KH
IR
Do
ku
me
n S
PP
IP
4.7
Pen
yele
ng
ga
raan
FG
D 4
Peru
mu
sa
n P
rogra
m P
em
ban
gu
na
n
Perm
ukim
an d
an Infr
astr
uktu
r
Perm
ukim
an P
erk
ota
an
O-5
O-3
1.1
SO
SIA
LIS
AS
I
1.2
Koo
rdin
asi T
im d
an
Pen
yusu
nan
Ren
cana
Ker
ja d
an M
etod
olog
i
2.1
Kaj
ian
Keb
ijaka
n,
Str
ateg
i, da
n P
rogr
am
Pem
bang
unan
Dae
rah
2.2
Iden
tifik
asi I
ndik
asi A
rah
Pen
gem
bang
an K
ota
2.3
Iden
tifik
asi I
ndik
asi A
rah
Pem
bang
unan
Per
muk
iman
dan
Infr
astr
uktu
r P
erm
ukim
an
Per
kota
an
2.4
Kaj
ian
Isu-
isu
Per
muk
iman
dan
Infr
astr
uktu
r P
erm
ukim
an
Per
kota
an
2.5
Kaj
ian
Pot
ensi
, Per
mas
alah
an,
dan
Tan
tang
an P
emba
ngun
an
Per
kota
an d
an P
erm
ukim
an
Per
kota
an
3.2
Per
umus
an T
ujua
n da
n
Keb
ijaka
n P
emba
ngun
an
Per
muk
iman
Per
kota
an
O-2
3.5
Iden
tifik
asi K
awas
an
Per
muk
iman
Prio
ritas
4.4
Ana
lisis
Kor
elas
i Str
ateg
i
dan
Keb
utuh
an
Infr
astr
uktu
r D
alam
Ske
ma
Man
ajem
en
Per
mba
ngun
an P
erko
taan
4.5
Ana
lisis
Kon
seku
ensi
Pen
erap
an S
trat
egi
Pem
bang
unan
4.6
Per
umus
an P
rogr
am
Pem
bang
unan
Dal
am
Ska
la K
ota
dan
Kaw
asan
Seb
agai
Ara
han
Keb
utuh
an
Pro
gram
Inve
stas
i
4.8
Ana
lisis
Dam
pak
Pen
erap
an P
rogr
am
Pem
bang
unan
5.1
Pen
yem
purn
aan
Str
ateg
i
dan
Per
umus
an P
rogr
am
Pem
bang
unan
Dal
am
Ska
la K
ota
dan
Kaw
asan
O-4
4.1
0
KO
LO
KIU
M
3.4
Per
umus
an K
riter
ia d
an
Indi
kato
r P
enen
tuan
Kaw
asan
Per
muk
iman
Prio
ritas
3.1
Iden
tifik
asi K
ebut
uhan
Pem
bang
unan
Per
muk
iman
Per
kota
an
5.3
KO
NS
UL
TA
SI
PU
BL
IK
O-1
Re
nca
na
Ke
rja
Pe
ta D
asa
r
Da
ta d
an
Info
rma
si
O-2
Ara
h P
en
ge
mb
an
ga
n K
ota
Ara
h P
em
ba
ng
un
an
Pe
rmu
kim
an
da
n In
fra
str
uktu
r P
erm
ukim
an
Pe
rko
taa
n
Isu-isu
Pe
rmu
kim
an
da
n
Infr
astr
uktu
r P
erm
ukim
an
Pe
rko
taa
n
Po
ten
si, P
erm
asa
lah
an
, d
an
Ta
nta
ng
an
Pe
mb
an
gu
na
n
Pe
rko
taa
n d
an
Pe
rmu
kim
an
Pe
rko
taa
n
O-3
Ke
bu
tuh
an
Pe
mb
an
gun
an
Pe
rmu
kim
an
Pe
rko
taa
n
Tu
jua
n d
an
Keb
ijakan
Pe
mb
an
gu
nan
Pe
rmukim
an
Pe
rko
taa
n
Krite
ria
da
n In
dik
ato
r P
en
en
tua
n K
aw
asa
n P
erm
ukim
an
Prio
rita
s
Ka
wa
sa
n P
erm
ukim
an
Prio
rita
s
Pro
fil K
aw
asa
n P
erm
ukim
an
Prio
rita
s
O-4
Str
ate
gi P
em
ban
gu
na
n P
erm
ukim
an
dan
In
frastr
uktu
r P
erm
ukim
an
Perk
ota
an
Ko
rela
si S
tra
tegi P
em
ba
ng
un
an
Perm
ukim
an d
an K
ebu
tuha
n Infr
astr
uktu
r D
ala
m S
ke
ma
Ma
na
jem
en
Pe
mb
an
gu
nan
Pe
rko
taa
n
Ko
nse
ku
en
si P
en
era
pa
n S
tra
teg
i T
erh
ada
p P
enyu
su
na
n P
rogra
m P
em
ban
gun
an
Perm
ukim
an d
an Infr
astr
uktu
r
Pe
rmu
kim
an
Pe
rko
taa
n
Pro
gra
m P
em
ba
ng
un
an P
erm
ukim
an
da
n In
fra
str
uktu
r P
erm
ukim
an P
erk
ota
an
Dam
pa
k P
en
era
pan
Pro
gra
m P
em
ba
ngu
na
n P
erm
ukim
an
dan
In
fra
str
uktu
r P
erm
ukim
an P
erk
ota
an
O-5
Str
ate
gi da
n P
rog
ram
Pem
ba
ng
un
an
Pe
rmu
kim
an
dan
Infr
astr
uktu
r P
erm
ukim
an
Perk
ota
an
ya
ng
Te
lah
Dis
em
pu
rna
ka
n
Ma
teri V
isua
lisa
si S
PP
IP
4.2
Per
umus
an S
trat
egi
Pem
bang
unan
Per
muk
iman
dan
Infr
astr
uktu
r
Per
muk
iman
Per
kota
an
Ska
la K
awas
an
PE
RS
IAP
AN
PE
LA
KS
AN
AA
N
KE
GIA
TA
N1
IDE
NT
IFIK
AS
I
PO
TE
NS
I D
AN
PE
RM
AS
AL
AH
AN
2P
ER
UM
US
AN
TU
JU
AN
DA
N K
EB
IJA
KA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N P
ER
MU
KIM
AN
DA
N IN
FR
AS
TR
UK
TU
R
PE
RM
UK
IMA
N P
ER
KO
TA
AN
3P
ER
UM
US
AN
ST
RA
TE
GI D
AN
PR
OG
RA
M
PE
MB
AN
GU
NA
N P
ER
MU
KIM
AN
DA
N IN
FR
AS
TR
UK
TU
R
PE
RM
UK
IMA
N P
ER
KO
TA
AN
4F
INA
LIS
AS
I
DA
N
SO
SIA
LIS
AS
I5
PE
NY
US
UN
AN
ST
RA
TE
GI P
EM
BA
NG
UN
AN
PE
RM
UK
IMA
N D
AN
IN
FR
AS
TR
UK
TU
R P
ER
MU
KIM
AN
PE
RK
OT
AA
NS
OS
IAL
ISA
SI
PE
RS
IAP
AN
1.3
Pen
yiap
an P
eta
Das
ar
2.6
Pen
yusu
nan
Pet
a A
rah
Pen
gem
bang
an
Kot
a, A
rah
Pem
bang
unan
Per
muk
iman
dan
Infr
astr
uktu
r P
erm
ukim
an P
erko
taan
,
sert
a P
oten
si d
an P
erm
asal
ahan
4.9
Pen
yusu
nan
Pet
a S
trat
egi d
an
Pro
gram
Pem
bang
unan
Per
muk
iman
dan
Infr
astr
uktu
r P
erm
ukim
an
Per
kota
an
4.1
Per
umus
an S
trat
egi
Pem
bang
unan
Per
muk
iman
dan
Infr
astr
uktu
r
Per
muk
iman
Per
kota
an
Ska
la K
ota
3.6
Pen
yusu
nan
Pet
a
Seb
aran
Kaw
asan
Per
muk
iman
Prio
ritas
5.2
Pen
yusu
nan
Mat
eri
Vis
ualis
asi S
PP
IP
1.3
Del
inea
si K
awas
an
Per
muk
iman
Per
kota
an
1.5
Pen
gum
pula
n D
ata
dan
Info
rmas
i
TA
HA
PA
N
LIN
GK
UP
WA
KT
U
KE
GIA
TA
Np
en
da
mp
ing
an
DJC
K
KE
GIA
TA
Np
en
yu
su
na
n
su
bsta
nsi
KE
GIA
TA
Np
en
yu
su
na
n p
eta
KE
GIA
TA
Nd
isku
si
OU
TP
UT
LA
PO
RA
N
Ga
mb
ar
3
Ren
ca
na
Kerja
Pen
yusu
na
n S
PP
IP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Persiapan ● 11
Ga
mb
ar
4
Jad
wa
l Kerja
Pen
yusu
na
n S
PP
IP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Persiapan ● 12
Tabel 2 Daftar Tim Tenaga Ahli Pendamping yang Terlibat
KOMPOSISI TENAGA AHLI YANG TERLIBAT NAMA TENAGA AHLI YANG
TERLIBAT Team Leader (Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota)
Ahli Permukiman Ahli Prasarana Kota ….dst
Semua output yang dipersyaratkan dalam kegiatan sosialisasi ini akan dilakukan
monitoring oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum.
Daftar Check List Hasil Kegiatan Sosialisasi
Rencana kerja
Jadwal kerja
SK Pokjanis
Daftar data dasar yang dimiliki
Ketersediaan dan ketelitian Peta Dasar
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Persiapan ● 13
Bagian A.2
PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA
Kegiatan persiapan dan pemantapan rencana kerja adalah kegiatan untuk
merumuskan dan menyempurnakan rencana kerja yang telah disusun berdasarkan
pemahaman terhadap proses dan prosedur penyusunan SPPIP yang didapat dari
kegiatan sosialisasi. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menyepakati
rencana dan metodologi penyusunan SPPIP, melakukan koordinasi antara Tim Tenaga
Ahli dan Pokjanis, menyediakan peta dasar skala kabupaten/kota dan kawasan yang
diperlukan dalam penyusunan SPPIP, serta mengumpulkan data dan informasi
kabupaten/kota mengenai permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunan?
Pokjanis SPIPP kabupaten/kota, dan
Tim Tenaga Ahli
Dalam kegiatan ini, Tim Tenaga Ahli melakukan penyempurnaan terhadap rencana
kerja dan jadwal kerja yang telah disusun, dan kemudian membahasnya secara
bersama-sama dengan Pokjanis.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal selama 2 (dua) minggu pada bulan pertama rangkaian kegiatan
penyusunan SPPIP.
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Diskusi koordinasi yang dilakukan secara intensif
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Melakukan Diskusi Kesiapan Tim Tenaga Ahli Dalam menjalankan
Tim Tenaga Ahli melakukan mobilisasi tim di kabupaten/kota yang didampingi;
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli melakukan pertemuan koordinasi untuk memulai
penyusunan substansi SPPIP; dan
Dalam diskusi tersebut membahas mengenai:
- mekanisme koordinasi;
- lingkup wilayah studi; dan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 14
- lingkup substansi.
Langkah 2 : Melakukan Penyamaan Pemahaman Lingkup Tugas Tenaga Ahli dan
Pokjanis dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli secara bersama-sama melakukan penyamaan
pemahaman terhadap lingkup tugas Tim Tenaga Ahli dan Pokjanis berdasarkan
informasi yang disampaikan dalam sosialisasi;
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli melakukan pembagian peran yang jelas dalam
kegiatan penyusunan SPPIP; dan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli merumuskan dan menyepakati mekanisme
koordinasi antara Tim Tenaga Ahli dengan Pokjanis dalam proses penyusunan
SPPIP.
Langkah 3 : Melakukan Penyusunan dan Penyepakatan Rencana Kerja dan
Metodologi yang Digunakan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli melakukan penyempurnaan terhadap rencana
kerja dan jadwal kerja yang telah disusun dan disampaikan dalam kegiatan
sosialisasi;
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyepakati rencana kerja dan jadwal kerja yang
telah disepurnakan tersebut sebagai acuan dalam penyelesaian kegiatan
penyusunan SPPIP;
Bukti kesepakatan Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli terhadap rencana kerja dan
jadwal kerja yang disusun dituangkan dalam penandatanganan rencana kerja
dan jadwal kerja tersebut oleh kedua belah pihak; dan
Rencana kerja dan jadwal kerja yang telah disepakati dan ditandatangani
disampaikan kepada Satker PKP Provinsi untuk diketahui dan ditandatangani.
Langkah 4 : Melakukan Penyiapan Peta Dasar
Asisten Ahli Perpetaan di dalam Tim Tenaga Ahli melakukan proses penyiapan
peta dasar skala 1:25.000 dalam format digital dan mengikuti acuan di dalam
Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana
Tata Ruang berikut dengan turunannya.
Dalam kondisi peta dasar 1:25.000 belum tersedia, maka Tim Tenaga Ahli
berkoordinasi dengan Pokjanis berkewajiban menyediakan peta dasar dengan
skala minimum 1:50.000.
Langkah 5 : Melakukan Pengumpulan Data dan Informasi Terkait Pembangunan
Permukiman
Tim Tenaga Ahli menyusun daftar kebutuhan data dan informasi yang diperlukan
dalam proses penyusunan SPPIP;
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 15
Daftar kebutuhan data dan informasi tersebut disampaikan kepada Pokjanis
untuk dikoordinasikan penyediaannya; dan
Data dan informasi yang diperoleh diverifikasi penggunaannya oleh Pokjanis.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Rencana kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli,
serta diketahui oleh Satker PKP Provinsi (Gambar 5);
Jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta
disetujui oleh Satker PKP Provinsi (Gambar 6);
Peta dasar dengan skala minimal 1:25.000, yang sekurang-kurangnya memiliki
unsur-unsur sebagai berikut:
- ID dan nama provinsi, nama kabupaten/kota, nama kecamatan, dan nama
kelurahan yang telah distandarisasi oleh BIG;
- Garis pantai;
- Hidrografi berupa laut beserta unsur-unsur di perairan patainya, sungai,
terusan, saluran air, danau, waduk, atau bendungan yang digambarkan
dengan skala untuk lebar minimal 5 (lima) meter;
- Permukiman;
- Jaringan transportasi, berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,
jalan lain, jalan setapak, jalan kereta api, bandar udara dan pelabuhan;
- Batas administrasi, berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten,
batas kota, batas kecamatan, batas kelurahan;
- Garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 12,5 meter;
- Titik tinggi; dan
- Nama-nama unsur geografis.
Sumber peta dasar yang digunakan adalah peta dari BIG tahun 2010 dengan
minimal layer administrasi, jalan, dan sungai. Apabila peta tersebut belum
tersedia di BIG, maka dapat menggunakan sumber lain yang setara yang telah
disepakati oleh Pokjanis. Output peta disajikan dengan ketentuan sebagai
berikut:
- Disajikan dalam format SHP (shapefile);
- Datum WGS 84; dan
- Koordinat penyajian dalam bentuk DMS (Derajat, Menit, Detik)
Penggambaran unsur-unsur tersebut dengan simbol dan/atau notasi yang
mengacu pada Lampiran PP No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana
Tata Ruang berikut dengan turunannya.
Daftar kebutuhan data dan informasi. Minimal data dan informasi yang
diperlukan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel ini minimal memuat mengenai:
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 16
- Jenis data dengan tahun penyusunan/penerbitan
- Tipologi data (primer/sekunder)
- Bentuk data (hard copy/soft file)
- Instansi penyedia data
Data dan informasi yang diperoleh (Tabel 4).
Daftar Check List Hasil Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja
Rencana kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli,
serta diketahui oleh Satker PKP Provinsi
Jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta
diketahui oleh Satker PKP Provinsi
Peta dasar dengan skala minimal 1:25.000 untuk wilayah administrasi kota dan
1:50.000 untuk wilayah administrasi kabupaten
Daftar kebutuhan data dan informasi
Data dan informasi yang diperoleh
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Persiapan ● 17
Ga
mb
ar
5
Ren
ca
na
Kerja
ya
ng
Tela
h D
isep
aka
ti o
leh
Po
kja
nis
da
n T
im T
en
ag
a A
hli
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 18
Ga
mb
ar
6
Jad
wa
l Kerja
ya
ng
Tela
h D
isep
aka
ti o
leh
Po
kja
nis
da
n T
im T
en
ag
a A
hli
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 19
Tabel 3 Daftar Kebutuhan Data dan Informasi Minimal yang Diperlukan
NO DATA/INFORMASI YANG DIBUTUHKAN KETERANGAN JENIS DATA DAN
INFORMASI
DATA UMUM
1. Peta Guna Lahan Eksisting Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD
2. Peta Sebaran Permukiman Eksisting Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD
3. Peta Sebaran Permukiman Berdasarkan Permasalahan
Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD
4. Peta Sebaran Rumah Susun Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD
5. Peta Kepadatan Bangunan Permukiman Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD
6. Peta Jaringan Jalan Eksisting Tahun terakhir, kedalaman jalan lokal
GIS/ArcView/AutoCAD
7. Peta Jaringan Air Bersih Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD
8. Peta Kapasitas Air Bersih Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD
9. Peta Jaringan Sanitasi Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD
10. Peta Sebaran Sarana dan Prasarana Persampahan
Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD
11. Peta Rencana Pengembangan Permukiman
Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD
12. Peta Rencana Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD
13. Peta Status Lahan Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD
14. Data Nilai Ekonomi Lahan Permukiman Tahun terakhir Hardcopy/file
15. Peta Dasar Tahun terakhir skala 1:25.000
GIS/ArcView/AutoCAD
DATA RENCANA PEMBANGUNAN
16. RPJP Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file
17. RPJM Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file
18. RPIJM Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file
19. Alokasi APBD Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file
DATA RENCANA PENATAAN RUANG
20. RTRW Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file
21. RDTR Kawasan Perkotaan Tahun terakhir Hardcopy/file
22. RP4D/RP3KP Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file
DATA RENCANA SEKTORAL
23. Rencana Induk Sanitasi Kota Tahun terakhir Hardcopy/file
24. Strategi Sanitasi Kota Tahun terakhir Hardcopy/file
25. Masterplan Jalan Tahun terakhir Hardcopy/file
26. Rencana Induk Pengelolaan Sampah Tahun terakhir Hardcopy/file
27. Masterplan Air Bersih Tahun terakhir Hardcopy/file
29. Rencana Sektoral Lainnya Tahun terakhir Hardcopy/file
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 20
Tabel 4 Daftar Ketersediaan Data dan Informasi Minimal yang Diperlukan
NO DATA/INFORMASI YANG DIBUTUHKAN KETERANGAN JENIS DATA
DAN INFORMASI
KETERSEDIAAN DATA
DATA UMUM
1. Peta Guna Lahan Eksisting Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD
Ada/Tidak
2. Peta Sebaran Permukiman Eksisting Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD
Ada/Tidak
3. Peta Sebaran Permukiman Berdasarkan Permasalahan
Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD
Ada/Tidak
4. Peta Sebaran Rumah Susun Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD
Ada/Tidak
5. Peta Kepadatan Bangunan Permukiman Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD
Ada/Tidak
6. Peta Jaringan Jalan Eksisting Tahun terakhir, kedalaman jalan lokal
GIS/ArcView/ AutoCAD
Ada/Tidak
7. Peta Jaringan Air Bersih Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD
Ada/Tidak
8. Peta Kapasitas Air Bersih Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD
Ada/Tidak
9. Peta Jaringan Sanitasi Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD
Ada/Tidak
10. Peta Sebaran Sarana dan Prasarana Persampahan
Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD
Ada/Tidak
11. Peta Rencana Pengembangan Permukiman
Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD
Ada/Tidak
12. Peta Rencana Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD
Ada/Tidak
13. Peta Status Lahan Tahun terakhir GIS/ArcView/ AutoCAD
Ada/Tidak
14. Data Nilai Ekonomi Lahan Permukiman Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 15. Peta Dasar Tahun terakhir
skala 1:25.000 GIS/ArcView/ AutoCAD
Ada/Tidak
DATA RENCANA PEMBANGUNAN
16. RPJP Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 17. RPJM Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 18. RPIJM Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 19. Alokasi APBD Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak DATA RENCANA PENATAAN RUANG
20. RTRW Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 21. RDTR Kawasan Perkotaan Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 22. RP4D/RP3KP Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak DATA RENCANA SEKTORAL
23. Rencana Induk Sanitasi Kota Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 24. Strategi Sanitasi Kota Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 25. Masterplan Jalan Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 26. Rencana Induk Pengelolaan Sampah Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 27. Masterplan Air Bersih Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak 29. Rencana Sektoral Lainnya Tahun terakhir Hardcopy/file
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 21
Bagian A.3
KONSOLIDASI TINGKAT PROVINSI
Kegiatan konsolidasi tingkat provinsi merupakan kegiatan penyamaan pemahaman
substansi serta proses dan prosedur penyusunan SPPIP antar kabupaten/kota yang
berada di bawah lingkup Satker PKP Provinsi yang bersangkutan.
Siapa yang Terlibat Dalam Proses Penyelenggaraannya?
Satker PKP Provinsi sebagai penyelenggara kegiatan; dan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli kabupaten/kota di dalam lingkup provinsi yang
bersangkutan, sebagai peserta.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Minimal 1 (satu) hari pada bulan pertama dalam rangkaian kegiatan penyusunan
SPPIP.
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Workshop, berupa pemaparan dari Satker PKP Provinsi yang didampingi oleh
narasumber Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
mengenai proses dan prosedur penyusunan SPPIP
Diskusi, dalam sesi tanya jawab yang dialokasikan dalam kegiatan ini
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menyiapkan Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli dengan koordinasi dengan Satker PKP Provinsi
melakukan penyamaan lingkup kegiatan penyusunan SPPIP dan kesepakatan
waktu-waktu kritis;
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyesuaikan kembali rencana kerja dan jadwal
kerja; dan
Rencana kerja dan jadwal kerja yang telah disesuaikan tersebut disepakati untuk
dijadikan acuan bersama antara Pokjanis, Tim Tenaga Ahli, dan Satker PKP
Provinsi dalam proses penyusunan SPPIP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 22
Langkah 2 : Menyamakan Proses, Prosedur, dan Capaian yang Akan Diharapkan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli dengan koordinasi dengan Satker PKP Provinsi
melakukan penyamaan proses, prosedur, dan capaian yang diharapkan
berdasarkan informasi yang didapat dalam sosialisasi; dan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli dengan koordinasi Satker PKP Provinsi melakukan
inovasi terkait dengan proses dan prosedur penyusunan SPPIP.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Rencana kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli,
serta diketahui oleh Satker PKP Provinsi (Gambar 5); dan
Jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta
disetujui oleh Satker PKP Provinsi (Gambar 6).
Daftar Check List Hasil Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja
Rencana kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli,
serta diketahui oleh Satker PKP Provinsi
Jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta
diketahui oleh Satker PKP Provinsi
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan● 23
B PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP KEGIATAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN
Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Bagian B: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Kegiatan Identifikasi
Potensi dan Permasalahan memuat langkah-langkah untuk memetakan potensi dan
permasalahan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotan. Bagian B ini
terbagi atas 4 (empat) sub-modul yang masing-masing menguraikan langkah-langkah
tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup kegiatan persiapan, yaitu:
B.1: Kajian Kebijakan, Strategi, dan Program Pembangunan Kota/Kabupaten
B.2: Perumusan Indikasi Arah Pengembangan Kota, serta Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
B.3: Kajian Isu-isu Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
B.4: Kajian Potensi, Permasalahan, dan Tantangan Pembangunan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
Kedudukan Bagian B di dalam rangkaian penyusunan Dokumen SPPIP dapat dilihat
pada Gambar 5 berikut.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan● 24
O-1
O-4
O-5
O-6
O-7
O-2
FINALISASI DAN
SOSIALISASIPERSIAPAN
1.1
SOSIALISASI
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA
2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.3
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4
KAJIAN POTENSI,
PERMASALAHAN, DAN
TANTANGAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.1
PERUMUSAN TUJUAN DAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.2
PEURMUSAN KRITERIA DAN
INDIKATOR PENENTUAN
KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.3
PENENTUAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
4.1
PERUMUSAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
4.2
IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS KORELASI
STRATEGI DALAM
SKEMA
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
PERKOTAAN
4.3.
ANALISIS
KONSEKUENSI
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
4.4
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN SEBAGAI
ARAHAN
KEBUTUHAN
PROGRAM
INVESTASI
4.5
ANALISIS DAMPAK
PENERAPAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
5.2
PENYUSUNAN
MATERI
VISUALISASI
SPPIP
5.1
PENYEMPURNAAN
STRATEGI DAN
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN
O-3
IDENTIFIKASI POTENSI DAN
MASALAH
PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
MODUL B
Gambar 7 Penggunaan Bagian B Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan● 25
Bagian B.1
KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
Kegiatan kajian kebijakan dan strategi pembangunan merupakan kegiatan untuk
mengelaborasi dan mensintesis kebijakan, strategi, dan program pembangunan
daerah yang terdapat dalam dokumen perencanaan pembangunan dan dokumen
penataan ruang
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:
- sebagai pengambil keputusan megenai dokumen kebijakan yang perlu
dipertimbangkan dalam proses penyusunan SPPIP;
- sebagai pensintesa arah kebijakan dan strategi pembangunan; dan
- sebagai perumus hasil sinkronisasi kebijakan dan strategi pembangunan
yang terdapat di berbagai dokumen kebijakan.
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu proses rekapitulasi kebijakan dan strategi pembangunan sesuai
dengan bidang keahlian tiap tenaga ahli, dengan rincian sebagai berikut:
1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Team Leader) melakukan rekapituasi
kebijakan dan strategi yang terkait dengan dokumen penataan ruang;
2. Ahli Kebijakan Publik melakukan rekapitulasi kebijakan dan strategi yang
terkait dengan dokumen perencanaan pembangunan;
3. Ahli Prasarana Kota melakakan rekapitulasi kebijakan dan strategi sektoral
yang terkait prasarana permukiman perkotaan, seperti jaringan jalan,
drainase, persampahan, dan sebagainya;
4. Ahli Permukiman melakukan rekapitulasi kebijakan dan strategi sektoral
yang terkait dengan pengembangan dan penanganan persoalan
permukiman; serta
5. Ahli Ekonomi Pembangunan melakukan kajian terhadap peluang-peluang
pembiayaan program.
- memberikan pertimbangan mengenai metodologi yang digunakan dalam
proses sinkronisasi kebijakan dan strategi; dan
- mendampingi Pokjanis melakukan proses sinkronisasi kebijakan dan strategi.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
1 (satu) minggu terhitung dari minggu ketiga pada bulan pertama atau setelah tahap
persiapan selesai dilakukan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 26
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Rekapitulasi kebijakan, untuk merekap intisari kebijakan dan strategi yang
tertuang dalam tiap dokumen kebijakan;
Analisis isi (content analysis), untuk melakukan sintesis kebijakan dan strategi
yang tertuang dalam tiap dokumen kebijakan; dan
Pemetaan spasial kebijakan dan strategi dari tiap dokumen kebijakan
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Inventarisasi Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota
Tim Tenaga Ahli mendaftar dan mengumpulkan semua dokumen kebijakan yang
terdapat di kabupaten/kota yang bersangkutan, khususnya yang terkait dengan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
Tim Tenaga Ahli mengelompokkan dokumen kebijakan yang terdapat di
kabupaten/kota yang bersangkutan ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu: (1)
kebijakan perencanaan pembangunan, (2) kebijakan penataan ruang, dan (3)
kebijakan sektoral.
Langkah 2 : Melakukan Pemetaan Terhadap Arahan Kebijakan dan Strategi
Pembangunan Terkait Pengembangan Permukiman yang Ada di
Daerah
Tim Tenaga Ahli merekap setiap rumusan kebijakan dan strategi yang terdapat
dalam tiap dokumen kebijakan;
Pokjanis dengan dukungan Tim Tenaga Ahli melakukan sintesis mengenai
arahan kebijakan dan stategi pembangunan terkait pengembangan permukiman
dan infrastruktur permukiman pekrotaan. Sintesis dilakukan berdasarkan tabel
rekap rumusan kebijakan dan strategi yang telah dikeluarkan oleh Tim Tenaga
Ahli. Sintesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis isi (content analysis)
ataupun alat analisis lain yang sejenis; dan
Tim Tenaga Ahli, khususnya Asisten Ahli Pemetaan melakukan pemetaan spasial
terhadap hasil sintesis arahan kebijakan dan strategi pengembangan
kabupaten/kota serta kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 27
Langkah 3 : Melakukan Kajian Terhadap Keselarasan Antar Kebijakan dan Strategi
Pembangunan yang Terkait Pembangunan Permukiman yang Ada
Berdasarkan tabel rumusan kebijakan dan strategi, Pokjanis bersama dengan
Tim Tenaga Ahli melakukan analisis terhadap keselarasan antar kebijakan dan
strategi pembangunan, terkait pengembangan permukiman; dan
Pokjanis melakukan sinkronisasi terhadap kebijakan dan strategi pembangunan.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Tabel rekap kebijakan dan strategi dari tiap dokumen kebijakan, yang minimal
memuat kolom nama dokumen, rumusan kebijakan, rumusan strategi, dan
rumusan program sebagaimana yang ditampilkan dalam Tabel 5;
Tabel 5 Contoh Matriks Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan
NO
SUMBER/ DOKUMEN
MUATAN
KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM
A. DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
1. RPJPD Visi Kota adalah mewujudkan Kota Bermartabat
Misi Kota, mencakup :
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang handal dan religius
2. Mengembangkan perekonomian kota yang berdaya saing
3. Mengembangkan kehidupan sosial budaya kota yang kreatif, berkesadaran tinggi serta berhati nurani
4. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota
5. Meningkatkan kinerja pemerintah kota yang efektif, efisien, akuntabel dan transparan
6. dst
Strategi terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur yang diemban pada misi keempat antara lain:
- Mengembangkan Sumber air baku untuk penyediaan air bersih
- Terwujudnya pengelolaan limbah yang efektif dan bernilai ekonomi, melalui strategi mereduksi dan meningkatkan pemanfaatan kembali limbah padat (sampah).
- Membentuk struktur ruang kota,
- Mengendalikan pemanfaatan ruang
- dst.
-
2. RPJMD
3. RPIJMD -
4. Renstra SKPD
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 28
NO
SUMBER/ DOKUMEN
MUATAN
KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM
5. APBD
B. DOKUMEN PENATAAN RUANG
6. RTRW Provinsi
Pengembangan prasarana wilayah yang diarahkan pada pengembangan dan penataan sistem jaringan prasarana utama transportasi, jaringan prasarana lainnya, dan infrastruktur untuk peningkatan layanan masyarakat dan menghindari disparitas perkembangan kawasan antar sub wilayah
Strategi pengembangan sistem penyediaan air minum kota
- Menambahkan tingkat pelayanan PDAM menjadi 80% yang dapat menjangkau semua wilayah dengan menambah sambungan rumah tangga
- Meningkatkan kualitas air bersih secara bertahap menjadi air minum
Strategi pengembangan sistem drainase
- Mengoptimalkan sistem drainase eksisting yang telah dibangun di zaman Belanda
- Mengembangkan saluran drainase berbasis partisipasi masyarakat
Program untuk pengembangan sistem penyediaan air minum kota
- Penambahan 2543 sambungan rumah tangga
- Pengembangan teknologi pengolahan air bersih menjadi air minum
Program untuk pengembangan sistem drainase
- Perbaikan sistem drainase eksisting
- Pembangunan kerjasama pengelolaan drainase dengan masyarakat
7. RTRW Kota
9. RP4D Kota
C. DOKUMEN KEBIJAKAN/ STUDI PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR LAINNYA
10. Studi Penataan Hunian Perkotaan
Peta arahan kebijakan dan strategi dari tiap dokumen kebijakan yang disajikan
dalam format SHP (shapefile) yang minimal memuat informasi sebagai berikut
(Gambar 8):
- ID dan nama provinsi;
- ID dan nama kabuaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan;
- Alokasi ruang dari kebijakan dan strategi dari tiap dokumen kebijakan.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 29
Tabel sinkronisasi kebijakan dan strategi (Tabel 6).
Tabel 6 Contoh Matriks Sinkronisasi Antar Kebijakan
Daftar Check List Hasil Kegiatan Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Tabel rekap kebijakan dan strategi
Peta arahan kebijakan dan strategi
Tabel sinkronisasi kebijakan dan strategi
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 30
Ga
mb
ar
8
Co
nto
h P
eta
Keb
ijaka
n d
an
Str
ate
gi T
iap
Do
kum
en
Keb
ijaka
n
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 31
Bagian B.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH PENGEMBANGAN
KABUPATEN/KOTA SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PERKOTAAN
Kegiatan perumusan indikasi arah pengembangan kabupaten/kota, serta
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan adalah sebuah
kegiatan untuk mengidentifikasi hasil sintesa kebijakan terkait arah pengembangan
kabupaten/kota yang berimplikasi terhadap pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang berkembang di dalamnya.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:
- sebagai pengambil keputusan dalam perumusan arah pengembangan
kabupaten/kota; dan
- sebagai pengambil keputusan dalam perumusan arah pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu proses analisis dari sisi teknis-akademis mengenai arah
pengembangan kabupaten/kota, serta arah pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan sesuai sesuai dengan bidang keahlian
tiap tenaga ahli, dengan rincian sebagai berikut:
1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Team Leader) mengkoordinasi dan
mengarahkan proses identifiikasi;
2. Ahli Prasarana Kota dan Ahli Permukiman, berserta asisten ahli di
bawahnya melakukan proses identifikasi arah pengembangan kota, serta
pembangunan permukiman perkotaan; dan
3. Asisten Ahli Pemetaan melakukan proses pemetaan spasial arah
pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan dengan persetujuan dari Pokjanis.
- mendampingi Pokjanis melakukan proses penentuan arah kebijakan
pengembangan kota, serta arah pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
2 (dua) minggu terhitung dari minggu ketiga pada bulan pertama
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 32
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Analisis isi (content analysis), untuk melakukan sintesis mengenai arah
pengembangan kabupaten/kota, serta arah pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan.
Pemetaan spasial arah pengembangan kabupaten/kota, serta arah
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menggunakan Hasil Kompilasi Dokumen Kebijakan, Strategi, dan
Program yang Terkait dengan Pembangunan Kota/Kabupaten
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menggunakan tabel rekap kebijakan dan strategi
yang dihasilkan dalam kegiatan kajian kebijakan dan strategi pembangunan; dan
Tim Tenaga Ahli membantu Pokjanis mengelaborasi lebih lanjut hasil rekapitulasi
kebijakan dan strategi tersebut untuk mengidentifikasi arah pembangunan
kabupaten/kota, serta arah pengembangan permukimandan infrastruktur
permukiman perkotaan
Langkah 2 : Meyusun Kajian Kebijakan, Strategi, dan Program Tiap Dokumen
Kebijakan Dengan Penekanan Pada Arah Pengembangan
Kabupaten/Kota, serta Pembangunan Permukiman dan infrastruktur
Permukiman Perkotaan
Dengan menggunakan analisis isi atau metode sejenis lainnya, Tim Tenaga Ahli
melakukan elaborasi arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. berdasarkan hasil rekap
kebijakan dan strategi. Elaborasi ini dilakukan untuk tiap kebijakan.
Langkah 3 : Menyimpulkan Indikasi Arah Pengembangan Kabupaten/Kota, serta
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Pokjanis melakukan pembahasan mengenai arah pengembangan
kabupaten/kota, serta arah pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan berdasarkan hasil elaborasi Tim Tenaga Ahli; dan
Pokjanis melakukan penyepakatan terhadap arah pengembangan
kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 33
Langkah 3 : Pemetaan Indikasi Arah Pengembangan Kabupaten/Kota, serta
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
yang Disajikan Dalam Bentuk Peta
Asisten Ahli Pemetaan menuangkan rumusan arah pengembangan
kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang telah disepakati oleh Pokjanis ke dalam peta spasial;
Dalam melakukan pemetaan tersebut, Asisten Ahli Pemetaan wajib mengikuti
kaidah-kaidah pemetaan yang terdapat dalam PP No. 8 Tahun 2013 tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang beserta dengan turunannya.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Tabel rekap arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang minimal memuat
tentang (Tabel 7):
- rekap kebijakan, strategi, dan program dari tiap dokumen kebijakan
- hasil elaborasi arah pengembangan kabupaten/kota dari tiap rumusan
kebijakan, strategi, dan program
- hasil elaborasi arah pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan dari tiap rumusan kebijakan, strategi, dan program
Tabel 7 Contoh Matrik Arah Pengembangan Kota, serta Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
DOKUMEN VISI DAN
MISI/TUJUAN ARAH PENGEMBANGAN
KABUPATEN/KOTA
IMPLIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN
RPJP Provinsi ….
Pusat Agrobisnis Terkemuka, Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan
Pengembangan dan pemerataan ekonomi berbasis agrobisnis
Peningkatan kualitas SDM Pengembangan
infrastruktur untuk mendorong pengembangan kawasan pusat-pusat produksi dan distribusi
Kebutuhan akan pengembangan dan pemerataan permukiman dan infrastruktur pendukungnya sebagai penunjang kegiatan ekonomi
RTRW kabupaten/ kota
Terwujudnya Kota Pendidikan yang Berkualitas Menuju Masyarakat Yang Maju Dan Mandiri
Pengembangan seluruh aspek pembangunan untuk mendukung kota pendidikan
Dominasi pembangunan untuk sarana dan prasarana pendidikan
Kebutuhan akan pengembanan dan pemerataan permukiman dan infrastruktur pendukungnya untuk menunjang perkembangan sektor pendidikan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 34
Peta arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan disajikan pada peta dasar dengan
format SHP (shapefile) dan memiliki informasi minimal sebagai berikut (Gambar 9
dan Gambar 10):
- ID dan nama provinsi;
- ID dan nama kabupaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan;
- alokasi spasial pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan
permukiman dan permukiman infrastruktur permukiman perkotaan; serta
- ringkasan kebijakan pengebangan kabupaten/kota, serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Gambar 9 Contoh Peta Indikasi Arah Pengembangan Kabupaten/Kota
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 35
Gambar 10 Contoh Peta Indikasi Arah Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Daftar Check List Hasil Kegiatan Perumusan Indikasi Arah Pengembangan
Kabupaten/Kota Serta Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan
Tabel rekap arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Peta arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 36
Bagian B.3
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAAN
Kegiatan kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan adalah
kegiatan untuk merumuskan isu pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan berdasarkan kondisi eksisting dan kebijakan yang berlaku.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:
- sebagai sumber informasi terhadap kondisi eksisting pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
- sebagai pengambil keputusan terhadap isu-isu yang berkembang dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu proses rekapitulasi kondisi eksisting pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan, berikut dengan isu-isu yang
berkembang sesuai dengan bidang keahlian tiap tenaga ahli, dengan rincian
sebagai berikut:
1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Team Leader) mengkoordinasi dan
mengarahkan proses rekapituasi kondisi eksisting pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan ;
2. Ahli Prasarana Kota melakukan rekapitulasi kondisi eksisting
pembangunan sarana dan prasarana kota, meliputi jalan lingkungan,
drainase, persampahan, dan air limbah;
3. Ahli Permukiman melakukan rekapitulasi kondisi eksisting pembangunan
permukiman perkotaan; serta
4. Ahli Ekonomi Pembangunan melakukan rekapitulasi kondisi eksisting
pembiayaan di bidang permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan di kabupaten/kota yang bersangkutan.
5. Ahli Kebijakan Publik membantu proses identifikasi isu-isu pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan
kebijakan dan strategi yang berlaku;
- membantu proses persandingan antara isu pembangunan berdasarkan
kondisi eksisting dengan arahan kebijakan;
- mendampingi Pokjanis melakukan proses perumusan isu strategis dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
- Asisten Ahli Pemetaan melakukan proses penyusunan peta isu-isu
pembangunan dengan persetujuan dari Pokjanis
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 37
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
2 (dua) minggu terhitung dari minggu pertama pada bulan kedua
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Rekapitulasi isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
Diskusi untuk membahas dan mencapai kesepakatan mengenai isu-isu
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
Pemetaan spasial isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan.
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menggunakan Hasil Kajian Kebijakan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menggunakan tabel rekap kebijakan dan strategi
yang dihasilkan dalam kegiatan kajian kebijakan dan strategi pembangunan; dan
Tim Tenaga Ahli membantu Pokjanis melakukan analisa terhadap hasil
rekapitulasi kebijakan dan strategi tersebut.
Langkah 2 : Identifikasi Isu Terkait Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Dalam Kebijakan
Tim Tenaga Ahli merekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan hasil pengamatan dan
informasi yang diperoleh dari berbagai sumber;
Tim Tenaga Ahli mengidentifikasi isu-isu pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kondisi eksisting dan tabel
rekap kebijakan dan strategi;
Pokjanis membahas hasil rekap kebijakan dan strategi, serta hasil identifikasi isu-
isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam
diskusi internal; dan
Pokjanis merumuskan dan menyepakati isu-isu pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kondisi eksisting dan arahan
kebijakan pembangunan.
Langkah 3 : Analisis Dengan Membandingkan Fakta atau Kondisi Eksisting
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Tim Tenaga Ahli melakukan perbandingan atas isu-isu pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kondisi
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 38
eksisting dengan isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan berdasarkan arahan kebijakan;
Pokjanis dengan didamping Tim Tenaga Ahli merumuskan isu strategis
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
berdasarkan hasil tabel perbandingan isu-isu pembangunan.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Tabel rekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang minimal memuat kolom tentang aspek yang diamati
dan kondisi eksisting kawasan (Tabel 8); dan
Tabel 8 Contoh Matrik Kondisi Eksisting Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan
ASPEK YANG DIAMATI
TINGKAT PELLAYANAN SEBARAN KUALITAS
KAWASAN PERMUKIMAN
…. terkonsentrasi hanya di kawasan pusat kota
50% masuk dalam kategori kumuh
AIR BERSIH sambungan yang terlayani baru 15.329 SR dari 50.000 SR
baru tiga kecamatan yang terlayani
SANITASI/AIR LIMBAH
rumah tangga di kawasan permukiman perkotaan yang telayani sistem sanitasi 63%
baru tiga kecamatan yang terlayani
DRAINASE luas wilayah yang tergenang 10% dari total luas wilayah kawasan perkotaan
baru tiga kecamatan yang terlayani
PERSAMPAHAN reduksi timbulan sampah yang masuk ke TPA sebesar 5% terlayani pengangkutan sampah <+ 15%
JALAN LINGKUNGAN
tingkat pelayanan jaringan jalan berkisar 60%
terkonsentrasi hanya di kawasan pusat kota
tingkat kondisi jalan yang aman dan nyaman di kawasan permukiman perkotaan <50%
…..dst. …. …. ….
Tabel isu-isu pembangunann permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan, yang minimal memuat kolom aspek yang diamat, daftar isu dari sisi
kondiai eksisting, daftar isu dari sisi arahan kebijakan, dan sintesa isu strategis
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (Tabel 9)
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 39
Tabel 9 Contoh Matrik Isu-isu Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
ASPEK YANG DIAMATI
ISU PEMBANGUNAN DARI SISI KONDISI
EKSISTING
ISU PEMBANGUNAN DARI SISI ARAHAN
KEBIJAKAN ISU SRATEGIS
KAWASAN PERMUKIMAN
Permukiman kumuh yang tersebar di beberapa wilayah
Pemenuhan kebutuhan rumah layak huni
Pemenuhan kebutuhan rumah layak huni pada permukiman kumuh
AIR BERSIH Distribusi pelayanan yang masih belum merata
Kualitas air bersih yang belum memenuhi standar
Distribusi pelayanan air bersih yang belum merata dari sisi kualitas dan kuantitas
SANITASI/AIR LIMBAH
… … …
DRAINASE … … … PERSAMPAHAN … … … JALAN LINGKUNGAN
… … …
…..dst. …. …. ….
Daftar Check List Hasil Kegiatan Kajian Isu-isu Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Tabel rekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Tabel isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 40
Bagian B.4
IDENTIFIKASI POTENSI, PERMASALAHAN, DAN
TANTANGAN PEMBANGUAN PERKOTAAN DAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN
Kegiatan identifikasi potensi, permasalahan, dan tantangan pembangunan perkotaan
dan permukiman perkotaan adalah kegiatan untuk menemukenali potensi,
permasalahan, tantangan, dan hambatan suatu kabupaten/kota dalam
menyelenggarakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:
- sebagai pengambil keputusan terhadap potensi, permasalahan, tantangan,
dan hambatan dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu proses rekapitulasi potensi, permasalahan, tantangan, dan
hambatan pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan sesuai
dengan bidang keahlian tiap tenaga ahli;
- Asisten Ahli Pemetaan melakukan proses penyusunan peta potensi,
permasalahan, tantangan, dan hambatan pembangunan perkotaan dan
permukiman perkotaan dengan persetujuan dari Pokjanis.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
2 (dua) minggu terhitung dari minggu pertama pada bulan kedua
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Analisis SWOT untuk memetakan potensi, permasalahan tantangan, dan habatan
dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan
Diskusi untuk membahas dan mencapai kesepakatan mengenai potensi,
permasalahan, tantangan, dan hambatan pembangunan perkotaan dan
permukiman perkotaan
Pemetaan spasial potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan
pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 41
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menggunakan tabel indikasi arah pengembangan
kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
Tim Tenaga Ahli melakukan proses identifikasi potensi, permasalahan, tantagan,
dan hambatan dengan meggunakan pemetaan SWOT atau alat analisis
sejenisnya.
Langkah 2 : Melakukan Review RPIJM dan Dokumen Kebijakan Terkait Lainnya
Mengenai Skenario Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
Tim Tenaga Ahli melakukan review terhadap skenario pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang terdapat dalam
RPIJM maupun dokumen kebijakan lainnya
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas bersama-sama untuk
mempertimbangkan scenario pembangunan infrastruktur permukiman perkotaan
yang terdapat di berbagai dokumen kebijakan
Langkah 3 : Penyusunan Tabel Potensi dan Tantangan Pembangunan Perkotaan
dan Permukiman Perkotaan
Berdasarkan hasil analisis SWOT atau alat analisis sejenis lainnya, Tim Tenaga
Ahli menyusun tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan
permukiman perkotaan
Tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan permukiman
perkotaan tersebut diverivikasi bersama dengan Pokjanis untuk kemudian
disepakati bersama antar anggota Pokjanis
Langkah 3 : Penyusunan Peta Potensi dan Tantangan Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Permukiman Perkotan yang Ditampilkan Dalam
Bentuk Peta
Dengan persetujuan Pokjanis, Asisten Ahli Pemetaan melakukan pemetaan
spsial mengenai potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disusun
Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan disajikan di atas peta dasar yang telaj mengikuti kaidah
yang terdapat dalam PP No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang beserta turunannya
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 42
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Tabel/matrik potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang minimal memuat informasi mengenai sektor terkait
pembangunan kawasan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan,
potensi pembangunan, permasaahan pembangunan, peluang pengembangan,
dan tantangan pengembangan (Tabel 10);
Tabel 10 Contoh Matrik Kondisi Eksisting Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan
NO SEKTOR POTENSI PERMASALAHAN PELUANG
PENGEMBANGAN TANTANGAN
PENGEMBANGAN
1. Perumahan Daya tarik kota besar yang memiliki segala kelengkapan fasilitas dapat menarik penduduk untuk melakukan perpindahan ke kota sehingga dapat mengakibatkan semakin tingginya permintaan akan penyediaan perumahan.
- Munculnya permukiman kumuh dan illegal akibat kurangnya daya beli masyarakat akan perumahan.
- Munculnya permukiman kumuh dan illegal menyebabkan kondisi lingkungan kota yang buruk sehingga dapat menurunkan citra kawasan
Munculnya konsep-konsep baru dalam hal perumahan, hunian dan permukiman yang ditawarkan pengembang dapat dijadikan sebagai solusi alternatif untuk mengatasi tingginya permintaan akan perumahan.
Kepadatan bangunan yang tinggi dapat mendorong munculnya rawan kebakaran pada kawasan permukiman
2. Air Bersih
3. Persampahan
.. dst
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 43
Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang minimal memuat informasi mengenai alokasi
spasial dari tiap rumusan potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan
pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan. Peta ini disajikan dalam
format SHP (shapefile) dengan informasi minimal sebagai berikut (Gambar 11):
- ID dan nama provinsi;
- ID dan nama kabupaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan; serta
- Potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan dalam pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Daftar Check List Hasil Kegiatan Identifikasi Potensi, Permasalahan, dan Tantangan
Pembangunan Perkotaan dan Permukiman Perkotaan
Tabel/matrik potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 44
Ga
mb
ar
11
Co
nto
h P
eta
P
em
eta
an
P
ote
nsi
d
an
P
erm
asa
lah
an
P
em
ba
ng
una
n P
erm
uki
man
d
an
In
frast
rukt
ur
Pe
rmu
kim
an
Pe
rko
taa
n
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi● 45
C PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP KEGIATAN PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Bagian C: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Kegiatan Perumusan
Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan memuat langkah-langkah untuk merumuskan tujuan dan kebijakan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berikut dengan
rencana kawasan permukiman prioritas penanganannya. Bagian C ini terbagi atas 5
(lima) sub-modul yang masing-masing menguraikan langkah-langkah tiap kegiatan
yang dilakukan pada lingkup kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yaitu:
C.1: Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
C.2: Penyelenggaraan FGD 1
C.3: Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas
C.4: Identifikasi Kawasan Permukiman Prioritas
C.5. Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2
Kedudukan Bagian C di dalam rangkaian penyusunan Dokumen SPPIP dapat dilihat
pada Gambar 12 berikut.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi● 46
O-1
O-4
O-5
O-6
O-7
O-2
FINALISASI DAN
SOSIALISASIPERSIAPAN
1.1
SOSIALISASI
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA
2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.3
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4
KAJIAN POTENSI,
PERMASALAHAN, DAN
TANTANGAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.1
PERUMUSAN TUJUAN DAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.2
PEURMUSAN KRITERIA DAN
INDIKATOR PENENTUAN
KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.3
PENENTUAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
4.1
PERUMUSAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
4.2
IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS KORELASI
STRATEGI DALAM
SKEMA
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
PERKOTAAN
4.3.
ANALISIS
KONSEKUENSI
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
4.4
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN SEBAGAI
ARAHAN
KEBUTUHAN
PROGRAM
INVESTASI
4.5
ANALISIS DAMPAK
PENERAPAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
5.2
PENYUSUNAN
MATERI
VISUALISASI
SPPIP
5.1
PENYEMPURNAAN
STRATEGI DAN
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN
O-3
IDENTIFIKASI POTENSI DAN
MASALAH
PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
MODUL C
Gambar 12 Penggunaan Bagian B Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi● 47
Bagian C.1
PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan merupakan kegiatan untuk menerjemahkan visi/misi
pengembangan kabupaten/kota yang terdapat dalam dokumen perencanaan
pembangunan dalam konteks penyelenggaraan pembangunan permukiman dan
infrastruktur pendukung permukiman di perkotaan.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:
- sebagai pengambil keputusan terhadap rumusan tujuan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
- sebagai perumus rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan.
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu proses rekapitulasi rumusan visi/misi kabupaten/kota yang
tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan maupun dokumen
terkait lainnya;
- membantu proses identifikasi kata kunci yang terdapat dalam tiap rumusan
visi/misi kabupaten/kota;
- membantu proses penerjemahan nilai yang terkandung dari tiap kata kunci
dalam konteks pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
- mendampingi Pokjanis melakukan proses perumusan tujuan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
- mendampingi Pokjanis melakukan proses perumusan kebijakan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
berdasarkan tujuan.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal 4 (empat) minggu terhitung dari minggu ketiga bulan kedua
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 48
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Analisis normatif untuk memetakan visi/misi kabupaten/kota yang tertuang dalam
dokumen perencanaan pembangunan dan dokumen terkait lainnya, serta untuk
mengidentifikasi nilai yang terkandung dari tiap rumusan visi/misi;
Pemetaan kebutuhan untuk mengidentifikasi kebutuhan kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan berdasarkan kondisi eksisting maupun arah pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan
melakukan kesepakatan terhadap rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menganalisis Kebutuhan Penanganan Berdasarkan Potensi,
Permasalahan, dan Isu-isu Terkait Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
Tim Tenaga Ahli Pendamping, dengan pendekatan teknis akademis,
mengidentifikasi kebutuhan penanganan berdasarkan tabel potensi,
permasalahan, dan isu-isu terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang telah dirumuskan (output B.4); dan
Pokjanis dengan didampingi Tim Tenaga Ahli Pendamping membahas dan
menyempurnakan rumusan kebutuhan penanganan tersebut.
Langkah 2 : Menganalisis Kebuhan Pembangunan Permukiman dan infrastruktur
Permukiman Perkotaan Berdasarkan Arahan Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Tim Tenaga Ahli Pendamping, dengan pendekatan teknis akademis,
mengidentifikasi kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan berdasarkan arahan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang telah dirumuskan (output B.2); dan
Pokjanis dengan didampingi Tim Tenaga Ahli Pendamping membahas dan
menyempurnakan rumusan kebutuhan pembangunan tersebut.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 49
Langkah 3 : Menentukan Tujuan yang Selaras dengan Indikasi Arah Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (Output B.2) dan
Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan
Tim Tenaga Ahli Pendamping, dengan pendekatan teknis akademis,
menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam bentuk draft rumusan
tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
Pokjanis dengan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping membahas dan
menyepakati rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan dalam suatu diskusi dengan format FGD.
Langkah 4 : Merumuskan Kebijakan yang Menjawab Kebutuhan Penanganan
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Tim Tenaga Ahli Pendamping mengidentifikasi kata-kata kunci yang terdapat
dalam rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang telah disepakati;
Tim Tenaga Ahli Pendamping menerjemahkan makna dari tiap kata kunci
tersebut dalam konteks penyelenggaraan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan di kabupaten/kota yang bersangkutan;
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama-sama merumuskan
rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan dengan panduan makna dari tiap kata kunci; dan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping menyepakati rumusan kebijakan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam
suatu diskusi dengan format FGD.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Tabel kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan. Tabel ini setidaknya memuat informasi mengenai potensi dan
permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan, karakteristik kawasan, dan kebutuhan pengembangan (Tabel 11);
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 50
Tabel 11 Contoh Tabel Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
POTENSI/PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
KARAKTERISTIK KAWASAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
Kawasan permukiman yang berkembang pada daerah yang tidak sesuai dengan rencana
Kawasan permukiman eksisting berkembang tidak sesuai dengan arahan kebijakan tata ruang
Tipe perumahan dapat yang berupa perumahan formal yang dikembangkang oleh pengembang maupun yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat dalam bentuk perkampungan
Perkembangan kawasan permukiman cenderung tidak terkendali yang ditunjukkan dengan keberadaan kawasan kumuh
Penyesuaian fungsi kawasan
Relokasi kawasan permukiman yang berada pada kawasan lindung
Pengembangan rusun terutama pada kawasan pusat kota
….
dst
Tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan (Tabel 12).
Tabel 12 Contoh Matrik Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan
TUJUAN KEBIJAKAN
1. Mewujudkan kawasan permukiman yang layak dan bebas kumuh bagi semua golongan masyarakat
Penyediaan perumahan yang layak dengan memanfaatkan lahan secara proporsional
Peningkatan kualitas permukiman kumuh
2. Mewujudkan pelayanan infrastruktur permukiman dan perkotaan yang berkualitas
Peningkatan pelayananan air bersih Peningkatan sanitasi lingkungan
3. ................................... -
-
-
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 51
Daftar Check List Hasil Kegiatan Kajian Isu-isu Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
Tabel kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan
Tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 52
Bagian C.2
PENYELENGGARAAN FGD 1
Kegiatan FGD 1 merupakan kegiatan untuk membahas dan menyepakati rumusan
tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan berdasarkan hasil kajian teknsi akademi yang telah dilakukan.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan FGD 1
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 1
Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademiis;
- Tokoh masyarakat
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur
pendukung lainnya yang meliputi:
Dinasi/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan;
Tim Teknis Provinsi; dan
Satker PKP
Secara keseluruhan, FGD 1 ini minimal melibatkan 15 orang.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Minimal 1 (satu) hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun*)
*) Catatan:
- Sebelum diselenggarakan FGD 1 wajib dilakukan Pra-FGD 1 untuk membahas
rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan dan landasan perumusannya.
- Pra-FGD 1 dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama 1 (satu) hari
- Dalam jangka waktu penyelenggaraan FGD 1 belum dicapai hasil yang
diharapkan, maka dapat dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Paska FGD 1)
sesuai kebutuhan.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 53
Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Pra-FGD 1
dan FGD 1?
Tabel rekap kebijakan dan strategi
Peta arahan kebijakan dan strategi
Tabel sinkronisasi kebijakan dan strategi
Tabel rekap arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Peta arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan
Tabel rekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Tabel isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Tabel/matrik potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Tabel kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan
Tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Untuk Pra-FGD 1 dan/atau Paska-FGD 1
Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli
Untuk FGD 1
Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan
melakukan kesepakatan terhadap rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dalam diskusi ini
melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli.
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 1 dan FGD 1
Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 1 dan FGD 1 sebagai acuan bersama
pelaksanaan kegiatan.
KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan
dikoordinasikan pelaksanaannya.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 54
Langkah 2 : Menyelenggarakan Pra-FGD 1
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli mnyelenggarakan diskusi internal yang hanya
diikuti oleh kedua belah pihak maksimal 1 (satu) minggu sebelum
penyelenggaraan FGD 1;
Dalam diskusi tersebut dibahas dan disepakati mengenai:
- Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan;
- Isu-isu strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
- Arah pengembangan kabupaten/kota;
- Arah pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;dan
- Draft rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan.
Dalam hal poin-poin yang dibahas dalam diskusi masih belum mencapai titik
temu, maka dapat diselenggarakan diskusi Pra-FGD 1 lebih dari 1 (satu) kali
sebelum FGD 1.
Langkah 3 : Menyelenggarakan FGD 1
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyelenggarakan diskusi dalam format FGD
yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas (dinas/instansi tingkat
kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman dan
perencanaan; akademisi; dan tokoh masyarakat);
Dalam diskusi ini, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas mengenai rumusan
tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
Untuk memudahkan proses diskusi, peserta dapat dibagi ke dalam kelompok-
kelompok kecil yang masing-masing membahas topik yang berbeda, yang
meliputi:
- topik kelompok 1: isu strategis berdasarkan perencanaan pembangunan
- topik kelompok 2: isu strategis berdasarkan penyelenggaraan penataan
ruang
- topik kelompok 3: isu strategis berdasarkan kondisi eksisting pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
- topik kelompok 4: target pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan pada akhir tahun rencana
Tiap kelompok ini akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dalam
diskusi panel;
Dalam diskusi panel, seluruh peserta diskusi membahas dan menyepakati hasil
yang dirumuskan oleh tiap kelompok;
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 55
Dari rumusan hasil di tiap kelompok tersebut akan disepakati rumusan tujuan
dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
Hasil kesepakatan diskusi dituangkan dalam berita acara kegiatan FGD 1 yang
ditandatangani oleh perwakilan pokjanis, tim tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi; serta
Dalam hal FGD 1 masih belum mencapai kata sepakat mengenai rumusan
tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan, maka diselenggarakan diskusi paska-FGD 1.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Penyelenggaraan Pra-FGD 1
Notulensi diskusi Pra-FGD 1 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan
kegiatan
Daftar hadir diskusi Pra-FGD 1
Penyelenggaraan FGD 1
Berita acara kegiatan FGD 1 yang minimal memuat mengenai (Gambar 13):
- Waktu dan tempat penyelenggaraan FGD 1;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam FGD 1;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam FGD 1 yang di dalamnya
terdapat rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan; serta
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi
Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD 1, dengan outline minimal
sebagaimana yang ditunjukkan dalam Box 1.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 56
Gambar 13 Contoh Rumusan Berita Acara Kesepakatan FGD 1
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 57
Box 1 Outline Minimal Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD
Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan FGD 1
Notulensi diskusi Pra-FGD 1 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan
kegiatan
Daftar hadir diskusi Pra-FGD 1
Berita acara kegiatan FGD 1
Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) FGD 1
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan Kegiatan FGD
1.2 Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Kegiatan FGD
1.3 Keluaran yang Diharapkan
1.4 Kedudukan Kegiatan FGD Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP
1.5 Metode dan Proses Penyelenggaraan Kegiatan FGD
1.6 Peserta Kegiatan FGD
1.7 Watu dan Tempat Penyelenggaraan Kegiatan FGD
2. KESIMPULAN DAN CAPAIAN KEGIATAN
2.1 Kesimpulan Kegiatan FGD
2.2 Kesepakatan yang Diambil Dalam Kegiatan FGD
Lampiran:
A. Notulensi Kegiatan FGD
B. Berita Acara Kegiatan FGD
C. Dokumentasi Kegiatan FGD
D. Daftar Hadir Kegiatan FGD
E. Materi Kegiatan FGD
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 58
Bagian C.3
PERUMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS
Kegiatan perumusan kriteria dan indikator kawasan permukiman prioritas merupakan
kegiatan untuk mengidentifikasi kriteria dan indikator yang digunakan sebagai
pedoman untuk menentukan skala prioritas penanganan kawasan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:
- sebagai pengambil keputusan terhadap dasar pertimbangan yang digunakan
dalam penentuan kawasan permukiman prioritas; dan
- sebagai pengambil keputusan terhadap kriteria dan indikator yang digunakan
dalam penentuan kawasan permukiman prioritas.
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu mengidentifikasi dasar-dasar pertimbangan yang sesuai untuk
digunakan di dalam penentuan kawasan permukiman prioritas; dan
- membantu mengidentifikasi rumusan kriteria dan indikator yang sesuai untuk
penentuan kawasan permukiman prioritas dari sisi teknis akademis.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal 2 (dua) minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketiga
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Inventarisasi kriteria dan indikator untuk mengidentifikasi kemungkinan kriteria
dan indikator yang sesuai untuk penentuan kawasan permukiman prioritas
berdasarkan teori, konsep yang berkembang, maupun kajian sejenis yang
pernah dilakukan;
Analisis kesesuaian dan skala prioritas untuk menentukan bobot dari tiap kriteria
dan indikator yang digunakan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas;
dan
Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas dan
mencapai kesepakatan pendapat dari tiap pemangku kepentingan yang terkait
mengenai rumusan kriteria dan indikator yang digunakan dalam penentuan
kawasan permukiman prioritas.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 59
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Inventarisasi Kriteria dan Indikator yang Sesuai Dengan Kondisi yang
Ada
Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan dasar-
dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas;
Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan rekapitulasi semua kriteria dan indikator
yang umumnya digunakan dalam penentuan kawasan prioritas. Kriteria dan
indikator dirumuskan berdasarkan:
- pedoman atau peraturan yang terkait, baik yang berlaku di tingkat pusat
maupun daerah;
- konsep dan teori yang berkembang; dan
- hasil studi atau kajian sejenis yang pernah dilakukan.
Rekapitulasi kriteria dan indikator tersebut dipilah dan diseleksi dengan kearifan
lokal yang berkembang dan prinsip pembangunan yang dipegang oleh
kabupaten/kota terkait; dan
Hasil rekapitulasi tersebut disampaikan kepada Pokjanis sebagai bahan
pertimbangan utama dalam penentuan kriteria dan indikator yang akan
digunakan.
Langkah 2 : Melakukan Diskusi untuk Penjaringan Usulan dan Aspirasi
Hasil rekap dibahas lebih lanjut dalam diskusi internal di dalam Pokjanis untuk
penjaringan usulan dan aspirasi;
Pokjanis menyempurnakan inventarisasi kriteria dan indikator yang telah disusun
dengan berbagai usulan dan aspirasi yang berkembang dalam diskusi internal
Pokjans; dan
Pokjanis menyampaikan usulan dan aspirasi yang berkembang mengenai kriteria
dan indikator yang digunakan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas
kepada Tim Tenaga Ahli Pendamping.
Langkah 3 : Menyusun Daftar Seluruh Usulan Kriteria dan Indikator yang Dihasilkan
Tim Tenaga Ahli Pendamping menyusun ulang usulan kriteria dan indikator
penentuan kawasan permukiman prioritas berdasarkan usulan dan aspirasi dari
Pokjanis;
Kriteria dan indikator yang telah disusun dilengkapi dengan parameter
penilaiannya oleh Pokjanis dengan dibantu Tim Tenaga Ahli Pendamping.
Langkah 4 : Melakukan Analisis Kesesuaian dan Skala Prioritas Kriteria dan
Indikator
Pokjanis dengan dibantu oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan dasar-
dasar pertimbangan dalam penentuan skala prioritas kriteria dan indikator;
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 60
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan penentuan skala prioritas
dari tiap kriteria dan indikator yang digunakan, dengan memperhatikan dasar-
dasar pertimbangan yang telah disusun; dan
Skala prioritas dari tiap kriteria dan indikator tersebut diterjemahkan ke dalam
bobot kriteria.
Langkah 5 : Penyepakatan Kriteria dan Indikator, serta Penyusunan Matriks Kriteria
dan Indikator
Draft rumusan kriteria dan indikator beserta dengan bobot tiap kriteria dan
indikator tersebut dibahas bersama secara intensif dalam diskusi internal
Pokjanis dengan difasilitasi dan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping.
Pembahasan ini terwadahi dalam kegiatan pra-FGD 2;
Dalam kegiatan pra-FGD 2 ini dilakukan penyepakatan terhadap dasar
pertimbangan yang digunakan, kriteria dan indikator yang digunakan, serta skala
prioritas atau bobot dari tiap kriteria dan indikator yang digunakan; dan
Kriteria dan indikator yang telah disepakati disusun kembali dalam matriks
kriteria dan indikator, serta dilengkapi dengan parameter penilaiannya.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas, yang
minimal mempertimbangkan:
- Urgenitas penanganan;
- Kontrbusi dalam penanganan permasalahan kabupaten/kota;
- Kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan
kabupaten/kota;
- Kesesuaian dengan kebijakan pembangunan dan pengembangan
kabupaten/kota;
- Dominasi permasalahan yang terkait dengan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan;
- Dominasi penanganan terkait bidang permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan; dan
- Arah kebijakan penanganan kawasan strategis di kabupaten/kota.
Matriks kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
(Tabel 13), dengan minimal memuat:
- Dasar pertimbangan;
- Kriteria;
- Indikator;
- Parameter; dan
- Bobot
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 61
Tabel 13 Contoh Matrik Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman
Prioritas
KARAKTERISTIK KRITERIA INDIKATOR PARAMATER BOBOT
Urgenitas Penanganan
Kedudukan kawasan dalam konstelasi kawasan perkotaan
Kestrategisan lokasi kawasan permukiman dalam struktur kabupaten/kota
Lokasi strategis = 1
Lokasi tidak strategis = 0
10%
Kepadatan wilayah yang tinggi
Kepadatan penduduk yang tinggi dalam kawasan
tingkat kepadatan penduduk ≥ 50 jiwa/ha (tinggi) = 5
25 ≤ tingkat kepadatan penduduk < 50 jiwa/ha (sedang) = 3
tingkat kepadatan penduduk < 25 jiwa/ha (rendah) = 1
25%
Kontribusi dalam penanganan permasalahan kabupaten/kota
Keefektifan dalam penanganan permasalahan kabupaten/kota
Multiplier effect dari penanganan kawasan permukiman terhadap kabupaten/kota tinggi
Kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota
- - -
- - -
Sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota
- - -
- - -
Dominiasi permasalahan terkait bidang permukiman
- -
-
- - -
Dominasi penanganan melalui bidang permukiman
- - -
- - -
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 62
Daftar Check List Hasil Kegiatan Perumusan Kriteria dan Indikator Kawasan
Permukiman Prioritas
Dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas
Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 63
Bagian C.4
PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PERKOTAAN
Kegiatan identifikasi kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan dalam kegiatan untuk mengidentifikasi kawasan-kawasan
permukiman yang diprioritaskan untuk ditangani berdasarkan kriteria dan indikator yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dari kegiatan ini diharapkan diperoleh kawasan-kawasan
permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kabupaten/kota.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:
- sebagai tim yang melakukan verifikasi terhadap karakteristik tiap kawasan
permukiman yang berkembang di kabupaten/kota; dan
- sebagai pengambil keputusan dalam penentuan kawasan permukiman
prioritas untuk ditangani.
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu menyusun tipologi kawasan permukiman yang berkembang;
- membantu mengidentifikasi karakteristik tiap tipologi kawasan permukiman
yang berkembang;
- membantu melakukan penilaian terhadap kawasan permukiman yang
berkembang dengan berdasarkan pada kriteria dan indikator yang telah
dirumuskan; dan
- melakukan pemetaan (khususnya bagi Asisten Ahli Pemetaan) sebaran
kawasan-kawasan permukiman yang terpilih.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal 2-3 minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketiga
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Observasi lapangan untuk mengindentifikasi sebaran kawasan permukiman
beserta karakteristiknya;
Anaisis kondisi kawasan untuk mengidentifikasi tipologi kawasan permukiman
yang berkembang;
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 64
Anaisis peta spasial untuk memetakan sebaran kawasan permukiman eksisting
dan pengembangannya;
Pemetaan masalah untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan dari tiap
kawasan permukiman yang berkembang; dan
Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas dan
mencapai kesepakatan antar pemangku kepentingan kabupaten/kota yang
terkait mengenai kawasan permukiman yang diprioritaskan penanganannya.
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Inventarisasi Kawasan Permukiman yang Memerlukan Penanganan
atau Pengembangan
Tim Tenaga Ahli Pendamping menemukenali dan menginventarisasi setiap
kawasan permukiman perkotaan yang telah berkembang atau yang akan
dikembangkan;
Inventarisasi awal dilakukan berdasarkan arahan kebijakan pembangunan dan
kajian-kajian lain yang sejenis (Tabel 14); dan
Inventarisasi kawasan permukiman perkotaan ini disajikan dalam peta sebaran
kawasan permukiman eksisting dan pengembangannya.
Langkah 2 : Identifikasi dan Pemetaan Kondisi Umum Kawasan Permukiman
Berdasarkan hasil inventarisasi kawasan permukiman perkotaan eksisting
tersebut, Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama dengan Pokjanis melakukan
pemetaan kondisi dan pembaharuan data;
Pemetaan kondisi dan pembaharuan data dilakukan melalui observasi lapangan;
Hasil inventarisasi kawasan permukiman perkotaan yang telah diperbaharui
datanya tersebut diverifikasi oleh Pokjanis; dan
Berdasarkan hasil inventarisasi kawasan permukiman perkotaan yang telah
diverifikasi, dilakukan proses identifikasi karakteristik dan tipologi kawasannya.
Langkah 3 : Mengidentifikasi Kawasan Permukiman Prioritas
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan penilaian terhadap tiap
tipologi kawasan permukiman yang berkembang dengan menggunakan kriteria
dan indikator yang telah disepakati (output C.3);
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping
mengidentifikasi kawasan-kawasan permukiman prioritas;
Kawasan-kawasan permukiman prioritas yang terpilih tersebut dikaji lebih lanjut
oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama dengan Pokjanis untuk mengetahui
kondisi riil, serta pemetaan potensi dan permasalahan yang berkembang;
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 65
Hasil dari pemetaan kondisi riil serta pemetaan potensi dan permasalahan yang
berkembang ini disusun dalam bentuk profil kawasan permukiman prioritas dan
disajikan dalam bentuk peta sebaran kawasan permukiman prioritas;
Hasil identifikasi kawasan permukiman prioritas yang dilakukan oleh Pokjanis
dan Tim Tenaga Ahli Pendamping dibahas dan disepakati lebih lanjut dalam
FGD 2 yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas.
Langkah 4 : Melakukan Analisis Terhadap Kawasan-kawasan Prioritas Terpilih dan
Menyusun Daftar Skala Prioritas Kawasan Penanganan
Dalam FGD 2 tersebut, Pokjanis dan pemangku kepentingan kabupaten/kota
lainnya, serta dengan difasilitasi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping menentukan
skala penanganan dari tiap kawasan permukiman prioritas;
Hasil dari penentuan skala penanganan ini disusun dalam suatu daftar skala
prioritas kawasan penanganan;
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Peta sebaran permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (Gambar 14),
disajikan dalam format SHP (shapefile) dengan muatan minimal sebagai berikut:
- ID dan nama provinsi;
- ID dan nama kabupaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan;
- alokasi lokasi permukiman eksisting dan pengembangannya;
- tipologi permukiman yang berkembang; dan
- karakteristik, potensi, dan permasalahan tiap tipologi kawasan yang
disajikan dengan foto dan ilustrasi.
Peta sebaran kawasan permukiman prioritas (Gambar 15), disajikan dalam
format SHP (shapefile) dengan muatan minimal sebagai berikut:
- ID dan nama provinsi;
- ID dan nama kabupaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan;
- alokasi lokasi kawasan permukiman prioritas berikut dengan delineasinya;
dan
- karakteristik, potensi, dan permasalahan yang disajikan dengan foto dan
ilustrasi.
Daftar skala prioritas kawasan penanganan (Tabel 15), yang minimal memuat:
- nama kawasan; dan
- urutan penanganan kawasan.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 66
Tabel 14 Contoh Hasil Inventarisasi Kawasan Prioritas Berdasarkan Arahan
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota Dalam Berbagai
Dokumen
DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENATAAN RUANG
DAFTAR KAWASAN PRIORITAS
KARAKTERISTIK KAWASAN
RPJP kabupaten/kota - -
RPJM kabupaten/kota - -
RTRW kabupaten/kota Kawasan strategis ekonomi: Kawasan .... Kawasan .... Kawasan ....
Merupakan kawasan perdagangan dan jasa sekaligus kawasan sentra industri rumah tangga
Memberikan sumbangsih yang besar terhadap perekonomian daerah
Kawasan strategis sosial budaya: Kawasan .... Kawasan ....
Memiliki nilai warisan budaya yang tinggi
Merupakan daerah tujuan wisata
Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kawasan risiko tinggi (kondisi sanitasi buruk: Kawasan .... Kawasan .... Kawasan ....
Memiliki kondisi sanitasi yang buruk
Ketersediaan sarana prasarana sanitasi masih sangat kurang
....
dst
Tabel 15 Contoh Daftar Skala Prioritas Kawasan Penanaganan
NAMA KAWASAN PRIORITAS
KARAKTERISTIK URUTAN SKALA
PRIORITAS
Kawasan Permukiman Industri
- berkembang di sekitar kawasan industri - dihuni sebagian besar oleh pekerja
industri
3
Kawasan Permukiman Miskin Kumuh Bantaran Sungai
- sebagian besar masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan;
- kondisi lingkungan kumuh; - berada di bantaran sungai; - ketersediaan infrastruktur permukiman
kurang
1
….dst - … …
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 67
Ga
mb
ar
14
Co
nto
h P
eta
Seb
ara
n P
erm
uki
ma
n d
an
In
fra
stru
ktu
r P
erm
uki
man
Pe
rko
taa
n
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 68
Ga
mb
ar
15
Co
nto
h P
eta
Seb
ara
n K
aw
asa
n P
erm
uki
ma
n P
rio
rita
s
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 69
Profil kawasan permukiman prioritas, yang minimal memuat:
- Karakteristik kawasan;
- Potensi dan permasalahan kawasan;
- Isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
di dalam kawasan; dan
- Kebutuhan penanganan kawasan
Daftar Check List Hasil Kegiatan Identifikasi Kawasan Prioritas Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Peta sebaran permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Peta sebaran kawasan kawasan permukiman prioritas
Daftar skala prioritas kawasan penanganan
Profil kawasan permukiman prioritas
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 70
Bagian C.5
PENYELENGGARAAN FGD 2
Kegiatan FGD 2 merupakan kegiatan untuk membahas dan menyepakati kriteria dan
indikator yang digunakan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas, beserta
dengan indikasi kawasan permukiman prioritasnya
Siapa yang Terlibat Dalam Penyelenggaraannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan FGD 2
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 2
Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademiis;
- Tokoh masyarakat
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur
pendukung lainnya yang meliputi:
Dinasi/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan;
Tim Teknis Provinsi; dan
Satker PKP
Secara keseluruhan, FGD 2 ini minimal melibatkan 15 orang.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Minimal 1 (satu) hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun*)
*) Catatan:
- Sebelum diselenggarakan FGD 2 wajib dilakukan Pra-FGD 2 untuk membahas
kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas.
- Pra-FGD 2 dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama 1 (satu) hari
- Dalam jangka waktu penyelenggaraan FGD 2 belum dicapai hasil yang
diharapkan, maka dapat dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Paska FGD 2)
sesuai kebutuhan.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 71
Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Pra-FGD 1
dan FGD 1?
Dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas
Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
Peta sebaran permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Peta sebaran kawasan kawasan permukiman prioritas
Daftar skala prioritas kawasan penanganan
Profil kawasan permukiman prioritas
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Untuk Pra-FGD 2 dan/atau Paska-FGD 2
Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli
Untuk FGD 2
Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan
melakukan kesepakatan terhadap kawasan permukiman prioritas berikut dengan
prioritas penanganannya. Dalam diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan
di luar Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli.
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 2 dan FGD 2
Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 2 dan FGD 2 sebagai acuan bersama
pelaksanaan kegiatan.
KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan
dikoordinasikan pelaksanaannya.
Langkah 2 : Menyelenggarakan Pra-FGD 2
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli mnyelenggarakan diskusi internal yang hanya
diikuti oleh kedua belah pihak maksimal 1 (satu) minggu sebelum
penyelenggaraan FGD 2;
Dalam diskusi tersebut dibahas dan disepakati mengenai:
- Dasar pertimbangan yang melandasi penentuan kawasan permukiman
prioritas;
- Kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas; dan
- Sebaran dan karakteristik kawasan permukiman eksisting berikut dengan
rencana pengembangannya.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 72
Dalam hal poin-poin yang dibahas dalam diskusi masih belum mencapai titik
temu, maka dapat diselenggarakan diskusi Pra-FGD 2 lebih dari 1 (satu) kali
sebelum FGD 2.
Langkah 3 : Menyelenggarakan FGD 2
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyelenggarakan diskusi dalam format FGD
yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas (dinas/instansi tingkat
kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman dan
perencanaan; akademisi; dan tokoh masyarakat);
Dalam diskusi ini, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas mengenai
penentuan kawasan permukiman prioritas berikut dengan prioritas
penanganannya;
Untuk memudahkan proses diskusi, penentuan kawasan permukiman prioritas
dapat dilakukan di atas peta spasial;
Hasil kesepakatan diskusi dituangkan dalam berita acara kegiatan FGD 2 yang
ditandatangani oleh perwakilan pokjanis, tim tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi (Gambar ; serta
Dalam hal FGD 2 masih belum mencapai kata sepakat mengenai kawasan
permukiman prioritas, maka diselenggarakan diskusi paska-FGD 2.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Penyelenggaraan Pra-FGD 2
Notulensi diskusi Pra-FGD 1 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan
kegiatan
Daftar hadir diskusi Pra-FGD 2
Penyelenggaraan FGD 2
Berita acara kegiatan FGD 2 yang minimal memuat mengenai (Gambar 16):
- Waktu dan tempat penyelenggaraan FGD 2;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam FGD 2;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam FGD 2 yang di dalamnya
terdapat rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan; serta
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi
Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD 2, dengan outline minimal
sebagaimana dalam penyusunan Dokumen penyelenggaraan (proceeding)
FGD 1 (Box 1).
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 73
Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan FGD 2
Notulensi diskusi Pra-FGD 2 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan
kegiatan
Daftar hadir diskusi Pra-FGD 2
Berita acara kegiatan FGD 2
Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) FGD 2
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 74
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 75
Gambar 16 Contoh Berita Acara Kesepakatan FGD 2
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi● 76
D PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP KEGIATAN PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Bagian D: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Kegiatan Perumusan
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan memuat
langkah-langkah untuk merumuskan strategi dan program pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Bagian D ini terbagi atas 7
(tujuh) sub-modul yang masing-masing menguraikan langkah-langkah tiap kegiatan
yang dilakukan pada lingkup kegiatan perumusan strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yaitu:
D.1: Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan
D.2: Penyelenggaraan FGD 3
D.3: Identifikasi dan Analisis Korelasi Dalam Skema Manajemen Pembangunan
Perkotaan
D.4: Analisis Konsekuensi atau Implikasi Penerapan Strategi Pebangunan
D.5: Perumusan Program Pembangunan Dalam Skala Kota dan Kawasan sebagai
Arahan Kebutuhan Program Investasi
D.6: Penyelenggaraan FGD 4
D.7: Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan
Kedudukan Bagian D di dalam rangkaian penyusunan Dokumen SPPIP dapat dilihat
pada Gambar 17 berikut.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi● 77
O-1
O-4
O-5
O-6
O-7
O-2
FINALISASI DAN
SOSIALISASIPERSIAPAN
1.1
SOSIALISASI
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA
2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.3
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4
KAJIAN POTENSI,
PERMASALAHAN, DAN
TANTANGAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.1
PERUMUSAN TUJUAN DAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.2
PEURMUSAN KRITERIA DAN
INDIKATOR PENENTUAN
KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.3
PENENTUAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
4.1
PERUMUSAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
4.2
IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS KORELASI
STRATEGI DALAM
SKEMA
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
PERKOTAAN
4.3.
ANALISIS
KONSEKUENSI
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
4.4
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN SEBAGAI
ARAHAN
KEBUTUHAN
PROGRAM
INVESTASI
4.5
ANALISIS DAMPAK
PENERAPAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
5.2
PENYUSUNAN
MATERI
VISUALISASI
SPPIP
5.1
PENYEMPURNAAN
STRATEGI DAN
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN
O-3
IDENTIFIKASI POTENSI DAN
MASALAH
PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
MODUL D
Gambar 17 Penggunaan Bagian B Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi● 78
Bagian D.1
PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Kegiatan perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan merupakan kegiatan untuk memperoleh strategi pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan melalui langkah-langkah riil dan terukur untuk
mewujudkan tujuan pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:
- Sebagai perumus target pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan; dan
- sebagai pengambil keputusan terhadap rumusan strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu mengidentifikasi dasar-dasar pertimbangan dalam perumusan
strategi pembangunan permukiman dan inrastruktur permukiman perkotaan;
- membantu mengidentifikasi target-target capaian pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan yang terdapat dalam dokumen
kebijakan dan strategi yang berlaku; dan
- membantu mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki kabupaten/kota yang
dapat mendorong atau melemahkan proses implementasi strategi.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal 4 (empat) minggu terhitung dari minggu pertama bulan keempat
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Analisis kebijakan untuk perumusan strategi berdasarkan perbandingan antara
kondisi eksisting dengan target capaian yang diharapkan
Analisis SWOT untuk perumusan strategi berdasarkan potensi, permasalahan,
tantangan, dan hambatan yang dimiliki
Diskusi dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD)
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 79
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menggunakan Rumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping menggunakan dan mengembangkan
rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan (output C.1) sebagai dasar perumusan strategi;
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping mengidentifikasi dasar-dasar
pertimbangan perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan;
Tim Tenaga Ahli Pendamping mengidentifikasi:
- target-target pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang terdapat dalam berbagai dokumen kebijakan;
- sumber daya yang dimiliki oleh daerah;
- peran dan fungsi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait lainnya
dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
dan
- potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Hasil-hasil identifikasi tersebut disampaikan kepada Pokjanis sebagai bahan
pertimbangan perumusan;
Pokjanis merumuskan target-target pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan untuk tiap kebijakan berdasarkan tabel rekap target yang
disusun Tim Tenaga Ahli Pendamping;
Langkah 2 : Merumuskan Konsep Strategi
Berdasarkan target pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang dirumuskan dan dengan mempertimbangkan hasil-hasil
identifikasi yang dilakukan Tim Tenaga Ahil Pendamping, Pokjanis merumuskan
konsep strategi penanganan untuk skala kabupaten/kota dan kawasan;
Konsep strategi yang dirumuskan berbasiskan kawasan dan setidaknya
mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
- fisik lingkungan;
sosial;
- ekonomi;
- pembiayaan; dan
- pelembagaan
Konsep strategi tersebut dituangkan dalam peta spasial; dan
Konsep strategi yang telah dirumuskan tersebut dibahas lebih lanjut dalam
diskusi internal antara Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping. Diskusi yang
di maksud diwadahi dalam kegiatan pra-FGD 3.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 80
Langkah 3 : Membahas dan Menyepakati Rumusan Strategi
Dengan menggunakan analisis kebijakan, analisis SWOT, atau alat analisis
lainnya, Pokjanis dengan didampingi oleh Tim Tanaga Ahli Pendamping
merumuskan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
Dalam merumuskan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping
memperhatikan target capaian, sumber daya yang dimiliki, kondisi eksisting
(potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan); dan
Draft rumusan strategi tersebut dibahas dan disepakati lebih lanjut dengan
pemangku kepentingan yang lebih luas (dinasi/instansi yang membidangi
infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan) dalam diskusi FGD 3.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Tabel strategi pembangunan dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam
skala kabupaten/kota dan skala kawasan (Tabel 3-4 Buku Panduan Penyusunan
SPPIP dan RPKPP), dengan minimal muatan:
- Tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
- Kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan; dan
- Strategi skala kabupaten/kota dan kawasan yang menggambarkan aspek-
aspek yang perlu ditangani untuk perwujudan suatu kebijakan.
Daftar Check List Hasil Kegiatan Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 81
Box 2 Contoh Proses Analisis Sumber Daya yang Mempertimbangkan Kemampuan Finansial Kabupaten/Kota
Analisis sumber daya adalah analisis untuk mengidentifikasi kemampuan sumber daya
yang dimiliki oleh daerah. Sumber daya yang dipertimbangkan setidaknya mencakup 2
(dua) hal, yaitu: kemampuan finansial daerah dan keunggulan kompetitif, dengan
penjelasan masing-masing adalah sebagai berikut:
Kemampuan finansial, merujuk kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai
secara mandiri program dan kegiatan yang telah dicanangkan. Kemampuan finansial
ini dalam implementasinya lebih merujuk pada kemampuan pembiayaan
pembangunan pemerintah daerah, yang dilihat dari:
rata-rata alokasi dana/anggaran dalam APBD untuk kebutuhan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
prosentase kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh APBD.
Keunggulan kompetitif, merujuk pada keunggulan daerah yang menjadikan daerah
yang bersangkutan dapat bersaing dengan daerah lainnya yang diidentifikasi melalui
analisis shift share. Dalam lingkup pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan, keunggulan kompetitif ini dilihat dari:
Nilai produksi;
Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM);
Ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA);
Iklim investasi yang berkembang; dan
Penguasaan teknologi
Dari kedua sumber daya ini, kabupaten/kota dapat dipetakan posisinya. Adapun peta
posisi tersebut menunjukkan kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh daerah yang
nantinya akan menjadi dasar pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Pemahaman tentang posisi ini
diperlukan agar strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang disusun tepat sasaran dan efektif dalam penerapannya. Berdasarkan
kedua sumber daya ini, terdapat 4 (empat) kelompok tipe daerah, yaitu: (1) kelompok
daerah yang berdaya dan bersaing, (2) kelompok daerah yang bersaing, (3) kelompok
daerah yang tidak berdaya dan bersaing, serta (4) kelompok daerah yang berdaya
sebagaimana yang terdapat pada gambar berikut:
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 82
Bagian D.2
PENYELENGGARAAN FGD 3
Kegiatan FGD 3 merupakan kegiatan untuk membahas dan menyepakati strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan untuk skala
kabupaten/kota maupun kawasan pada kawasan prioritas.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan FGD 3
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 3
Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yan membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademiis;
- Tokoh masyarakat
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur
pendukung lainnya yang meliputi:
Dinasi/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan;
Tim Teknis Provinsi; dan
Satker PKP
Secara keseluruhan, FGD 3 ini minimal melibatkan 15 orang.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Minimal 1 (satu) hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun*)
*) Catatan:
- Sebelum diselenggarakan FGD 3 wajib dilakukan Pra-FGD 3 untuk membahas
konsep strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
- Pra-FGD 3 dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama 1 (satu) hari;
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 83
- Dalam jangka waktu penyelenggaraan FGD 3 belum dicapai hasil yang
diharapkan, maka dapat dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Pasca FGD 3)
sesuai kebutuhan.
Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Pra-FGD 3
dan FGD 3?
Dasar pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan
Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan skala kabupaten/kota
Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan skala kawasan
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Untuk Pra-FGD 3
Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli
Untuk FGD 3
Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan
melakukan kesepakatan terhadap strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota dan kawasan. Dalam
diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim Tenaga
Ahli.
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 3 dan FGD 3
Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 3 dan FGD 3 sebagai acuan bersama
pelaksanaan kegiatan.
KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan
dikoordinasikan pelaksanaannya.
Langkah 2 : Menyelenggarakan Pra-FGD 3
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli mnyelenggarakan diskusi internal yang hanya
diikuti oleh kedua belah pihak maksimal 1 (satu) minggu sebelum
penyelenggaraan FGD 3;
Dalam diskusi tersebut dibahas dan disepakati mengenai:
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 84
- Dasar pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Target pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah daerah; dan
- Konsep strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan.
Dalam hal poin-poin yang dibahas dalam diskusi masih belum mencapai titik
temu, maka dapat diselenggarakan diskusi Pra-FGD 3 lebih dari 1 (satu) kali
sebelum FGD 3.
Langkah 3 : Menyelenggarakan FGD 3
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyelenggarakan diskusi dalam format FGD
yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas (dinas/instansi tingkat
kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman dan
perencanaan; akademisi; dan tokoh masyarakat);
Dalam diskusi ini, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas mengenai
perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan;
Hasil kesepakatan diskusi dituangkan dalam berita acara kegiatan FGD 3 yang
ditandatangani oleh perwakilan pokjanis, tim tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi; serta
Dalam hal FGD 3 masih belum mencapai kata sepakat mengenai strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, maka diselenggarakan
diskusi pasca-FGD 3.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Penyelenggaraan Pra-FGD 3
Notulensi diskusi Pra-FGD 3 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan
kegiatan
Daftar hadir diskusi Pra-FGD 3
Penyelenggaraan FGD 3
Berita acara kegiatan FGD 3 yang minimal memuat mengenai (Gambar 18):
- Waktu dan tempat penyelenggaraan FGD 3;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam FGD 3;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam FGD 3 yang di dalamnya
terdapat rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan; serta
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 85
Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD 3, dengan outline minimal
sebagaimana dalam penyusunan Dokumen penyelenggaraan (proceeding)
FGD 1 (Box 1).
Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan FGD 3
Notulensi diskusi Pra-FGD 3 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan
kegiatan
Daftar hadir diskusi Pra-FGD 3
Berita acara kegiatan FGD 3
Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) FGD 3
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 86
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 87
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 88
Gambar 18 Contoh Berita Acara Kesepakatan FGD 3
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 89
Bagian D.3
ANALISIS KORELASI STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
PENDUKUNG
Kegiatan analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan
infrastruktur pendukung adalah kegiatan untuk mengidentifikasi dan menganalisis
korelasi/keterkaitan anatara strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan dengan strategi pembangunan lainnya dalam skema
manajemen pembangunan kabupaten/kota baik untuk skala kabupaten/kota maupun
skala kawasan.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:
- sebagai pihak yang melakukan verifikasi terhadap keterkaitan strategi
pembangunan dalam skema manajemen kabupaten/kota
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu mengidentifikasi tingkat korelasi antara strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan kebijakan
kabupaten/kota dalam skema manajemen pembangunan perkotaan
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal 1 (satu) minggu terhitung dari minggu ketiga bulan keempat
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Analisis korelasi yang digunakan untuk melihat keterkaitan antara strategi
pembangunan yang dirumuskan dengan kesesuaian dengan kebijakan dan
program yang ada, kebutuhan sumber pembiayaan, serta kemungkinan waktu
penerapannya.
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menggunakan Rumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan
Tim Tenaga Ahli Pendamping mengumpulkan hasil rekap kebijakan, strategi, dan
program pembangunan dan penataan ruang yang telah dilakukan (output B.1);
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 90
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping menyandingkan rumusan strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang telah disepakati
dengan rekapitulasi kebijakan, strategi, dan program pembangunan dan
penataan ruang.
Langkah 2 : Melakukan Analisis Korelasi Antara Rumusan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Tabel persandingan yang dihasilkan dari langkah 1, dianalisis keterkaitannya
oleh Pokjanis dengan dibantu oleh Tim Tenaga Ahli Konsultan;
Dalam analisis keterkaitan tersebut yang diidentifikasi meliputi:
- kesesuaian rumusan strategi yang telah disepakati dengan program pusat
dan agenda kerja pemerintah kota;
- kesesuaian dengan sumber pembiayaan yang telah dialokasikan; dan
- kemungkinan waktu penerapannya.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Matris analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan (Tabel 15), dengan minimal muatan:
- Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kota
dan kawasan;
- Kesesuaian dengan program pusat;
- Kesesuaian dengan agenda kerja pemerintah kota;
- Kebutuhan sumber pembiayaan; dan
- Kemungkinan waktu penerapan.
Daftar Check List Hasil Kegiatan Analisis Korelasi Strategi Pembanguna Permukiman
dan Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
Matriks analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 91
Ta
bel 1
Co
nto
h M
atr
iks
An
alis
is K
ore
lasi
da
lam
Str
ate
gi P
em
ba
ng
un
an
Perm
uki
ma
n d
an
In
fra
stru
ktu
r P
erk
ota
an
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 92
Bagian D.4
ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN
Kegiatan analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi adalah kegiatan untuk
mengetahui konsekuensi dan dampak penerapan strategi pembangunan permukiman
dan infrastruktur perkotaan sebagai langkah antisipasi terhadap perubahan yang terjadi
serta menghasilkan analisis konsekuensi yang menjadi dasar penyusunan program
pembangunan kota/kabupaten.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:
- sebagai pihak yang melakukan verifikasi terhadap konsekuensi atau implikasi
penerapan strategi pembangunan
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu mengidentifikasi konsekuensi dan dampak penerapan strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan sebagai
langkah antisipasi terhadap perubahan yang terjadi
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal 2 (dua) minggu terhitung dari minggu ketiga bulan keempat
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Analisis konsekuensi dan dampak
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Melakukan Kajian Terhadap Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan
Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan review terhadap strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan yang telah disepakati
Langkah 2 : Melakukan Analisis Konsekuensi dan Dampak Penerapan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan metode yang tepat untuk melakukan
analisis konsekuensi dan dampak penerapan strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan;
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 93
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan analisis konsekuensi dan
dampak penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan.
Langkah 3 : Mengidentifikasi Kegiatan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
yang Akan Dilaksanakan
Berdasarkan hasil analisis konsekuensi dan dampak penerapan strategi,
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan identifikasi kegiatan
pembangunan permukiman dan infrastruktur yang akan dilaksanakan;
Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan analisis proyeksi pertumbuhan akibat
pelaksanaan kegiatan.
Langkah 4 : Menyusun Langkah-langkah Strategis untuk Mengantisipasi Perubahan
yang Mungkin Terjadi
Berdasarkan hasil identifikasi kegiatan pembangunan permukiman dan
infrastruktur, Pokjanis bersama dengn Tim Tenaga Ahli merumuskan kebutuhan
untuk antisipasi;
Berdasarkan rumusan kebutuhan tersebut, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli
Pendamping menyusun langkah-langkah strategis antisipasi
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Matris konsekuensi dan dampak strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan (Tabel 16), dengan minimal muatan:
- Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan skala kabupaten/kota dan kawasan;
- Implikasi penerapan strategi; dan
- Indikasi program yang perlu dihasilkan.
Daftar Check List Hasil Kegiatan Analisis Konsekuensi atau Implikasi Penerapan
Strategi Pembangunan
Matris konsekuensi dan dampak strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 94
Ta
bel 2
Co
nto
h M
atr
iks
Ko
nse
kuen
si d
an
Da
mp
ak
Str
ate
gi P
em
ba
ng
un
an
Perm
uki
ma
n d
an
Infr
ast
rukt
ur
Perk
ota
an
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 95
Bagian D.5
PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM
SKALA KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN
KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI
Kegiatan perumusan program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan
kawasan sebagai arahan kebutuhan program investasi merupakan merupakan kegiatan
untuk merumuskan program pembangunan yang aplikatif, riil, dan terukur sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan daerah dalam skala kabupaten/kota maupun
kawasan sebagai pelaksanaan strategi dan arahan kebutuhan program investasi SPPIP.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:
- sebagai pihak yang melakukan perumusan program pembangunan dalam
skala kota dan kawasan sebagai arahan kebutuhan program investasi
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu menggumpulkan output kegiatan sebelumnya;
- membantu mengidentifikasi program pembangunan dalam skala
kabupaten/kota dan kawasan sebagai arahan kebutuhan program investasi
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal 4 (empat) minggu pertama bulan kelima
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Analisis konsekuensi dan dampak
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menggunakan Matriks Analisis Korelasi Strategi, Matriks Konsekuensi
dan Dampak Strategi, serta Matriks Review Terhadap Program
Pembangunan
Tim Tenaga Ahli Pendamping mengumpulkan dan menggunakan output
kegiatan sebelumnya, meliputi:
- Matriks analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan (output D.3);
dan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 96
- Matriks konsekuensi dan dampak strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan (output D.4).
Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan review
terhadap program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang terdapat di berbagai dokuen kebijakan, antara lain dokumen
RPIJM Bidang Permukiman (dalam sub-bab program investasi infrastruktur
permukiman).
Langkah 2 : Merumuskan Kebutuhan Program-program Penanganan Permukiman
dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan kebutuhan
program-program penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan dengan mempertimbangkan hasil analisis korelasi strategi, analisis
konsekuensi dan dampak strategi, serta hasil review program pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping merinci setiap program
ke dalam skema pentahapan yang dirinci ke dalam program lima tahunan;
Rumusan program yang dihasilkan ini dibahas dan disepakati dalam kegiatan
FGD 4 yang sebelumnya didahului dengan pra-FGD 4.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Matriks program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan
(Tabel 3.4 Panduan Penyusunan SPPIP dan RPKPP), dengan minimal muatan:
- Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
skala kabupaten/kota dan kawasan;
- Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
skala kabupaten/kota dan kawasan;
- Lokasi penerapan program;
- Pentahapan pelaksanaan program;
- Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program; dan
- Sumber pendanaan
Peta strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan (Gambar 3-10 Panduan Penyusunan SPPIP dan RPKPP)
yang disajikan dalam format SHP (shapefile), dengan minimal informasi sebagai
berikut:
- ID dan nama provinsi;
- ID dan nama kabupaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan;
- Tema penanganan untuk skala kawasan;
- Alokasi lokasi tiap strategi dan program; dan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 97
- Tabel ringkas strategi dan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan yang telah disesuaikan dengan lokasi penerapan
program
Daftar Check List Hasil Kegiatan Perumusan Program Pembangunan Dalam Skala
Kota dan Kawasan Sebagai Arahan Kebutuhan Program Investasi
Matriks program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan
Peta strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 98
Bagian D.6
PENYELENGGARAAN FGD 4
Kegiatan FGD 4 merupakan kegiatan untuk membahas dan menyepakati program
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan untuk skala
kabupaten/kota maupun kawasan pada kawasan prioritas.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan FGD 4
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 4
Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademisi;
- Tokoh masyarakat.
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur
pendukung lainnya yang meliputi:
Dinasi/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan;
Tim Teknis Provinsi; dan
Satker PKP
Secara keseluruhan, FGD 4 ini minimal melibatkan 15 orang.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Minimal 1 (satu) hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun*)
*) Catatan:
- Sebelum diselenggarakan FGD 4 wajib dilakukan Pra-FGD 4 untuk membahas
kebutuhan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan;
- Pra-FGD 4 dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama 1 (satu) hari
- Dalam jangka waktu penyelenggaraan FGD 4 belum dicapai hasil yang
diharapkan, maka dapat dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Pasca FGD 4)
sesuai kebutuhan.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 99
Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Pra-FGD 4
dan FGD 4?
Tabel program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kota
Tabel program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kawasan
Peta strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan skala kota dan kawasan
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Untuk Pra-FGD 4
Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli
Untuk FGD 4
Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan
melakukan kesepakatan terhadap rumusan program pembangunan permukiman
dan infrastruktur perkotaan skala kota dan kawasan. Dalam diskusi ini melibatkan
pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli.
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 4 dan FGD 4
Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 4 dan FGD 4 sebagai acuan bersama
pelaksanaan kegiatan.
KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan
dikoordinasikan pelaksanaannya.
Langkah 2 : Menyelenggarakan Pra-FGD 4
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli mnyelenggarakan diskusi internal yang hanya
diikuti oleh kedua belah pihak maksimal 1 (satu) minggu sebelum
penyelenggaraan FGD 4;
Dalam diskusi tersebut dibahas dan disepakati mengenai:
- Dasar pertimbangan dalam perumusan program pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan; dan
- Kebutuhan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Dalam hal poin-poin yang dibahas dalam diskusi masih belum mencapai titik
temu, maka dapat diselenggarakan diskusi Pra-FGD 43 lebih dari 1 (satu) kali
sebelum FGD 4.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 100
Langkah 3 : Menyelenggarakan FGD 4
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyelenggarakan diskusi dalam format FGD
yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas (dinas/instansi tingkat
kota/kabupaten yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman dan
perencanaan; akademisi; dan tokoh masyarakat);
Dalam diskusi ini, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas mengenai
perumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan;
Hasil kesepakatan diskusi dituangkan dalam berita acara kegiatan FGD 4 yang
ditandatangani oleh perwakilan pokjanis, tim tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi; serta
Dalam hal FGD 4 masih belum mencapai kata sepakat mengenai strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, maka diselenggarakan
diskusi pasca-FGD 4.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Penyelenggaraan Pra-FGD 4
Notulensi diskusi Pra-FGD 4 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan
kegiatan
Daftar hadir diskusi Pra-FGD 4
Penyelenggaraan FGD 4
Berita acara kegiatan FGD 3 yang minimal memuat mengenai (Gambar 19):
- Waktu dan tempat penyelenggaraan FGD 4;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam FGD 4;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam FGD 4 yang di dalamnya
terdapat rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan; serta
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi
Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD 4, dengan outline minimal
sebagaimana dalam penyusunan Dokumen penyelenggaraan (proceeding)
FGD 1 (Box 1).
Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan FGD 4
Notulensi diskusi Pra-FGD 4 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan
kegiatan
Daftar hadir diskusi Pra-FGD 4
Berita acara kegiatan FGD 4
Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) FGD 4
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 101
Gambar 19 Contoh Berita Acara Kesepakatan FGD 4
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 102
Bagian D.7
ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
Kegiatan analisis dampak penerapan program pembangunan merupakan kegiatan
untuk memperkirakan dampak dari penerapan suatu program yang telah dirumuskan.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:
- sebagai pihak yang melakukan analisis dampak penerapan program
pembangunan
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu menganalisis dampak penerapan program pembangunan
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal 4 (empat) minggu terhitung dari minggu pertama bulan keenam
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Analisis dan pemetaan dampak penerapan program
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menggunakan Matriks Program Pembangunan Dalam Skala Kota dan
Kawasan
Tim Tenaga Ahli Pendamping mengumpulkan dan menggunakan matriks
program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan (output D.5);
Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan review
terhadap program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang telah disepakati tersebut.
Langkah 2 : Melakukan Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping mengidentifikasi
dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan;
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 103
Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping menyusun matriks
analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Matriks analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan (Tabel 17), yang minimal memuat:
- Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan;
- Perkiraan dampak yang ditimbulkan
Tabel 3 Contoh Matriks Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
PROGRAM PERKIRAAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN
Pembangunan Rusunawa Berkurangnya jumlah KK yang tidak memiliki rumah layak huni sebanyak 100 KK
Kembalinya fungsi sempadan sungai Estimasi dana yang diperlukan ….. …..
…. ….
…. ….
…. ….
Daftar Check List Hasil Kegiatan Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Matriks analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 104
Bagian D.8
KEIKUTSERTAAN DALAM KOLOKIUM
Kegiatan kolokium adalah kegiatan monitoring dan pengendalian yang dilakukan oleh
Satker PKP Provinsi dan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
terhadap proses penyusunan SPPIP. Kegiatan kolokium ini wajib diikuti oleh
kota/kabupaten yang melakukan proses penyusunan SPPIP.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?
Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK), Kementerian Pekerjaan Umum selaku
penyelenggara kegiatan. Sebagai penyelenggara, DJCK berserta koordinator
wilayah (korwil) yang ada di dalamnya, serta Satker PKP Provinsi memiliki peran
memontoring kabupaten/kota mengenai capaian penyusunan SPPIP/RPKPP
Pokjanis SPIPP kota/kabupaten, dan Tim Tenaga Ahli sebagai peserta, minimal
terdiri atas 1 (satu) perwakilan Satker PKP Provinsi, 1 (satu) perwakilan Tim
Teknis Provinisi, 2 (dua) orang Pokjanis, dan 1(satu) orang ketua tim tenaga ahli.
Dalam kegiatan ini, Pokjanis SPPIP kabupaten/kota dengan didampingi oleh Tim
Tenaga Ahli berkewajiban untuk:
- Menyapaikan capaian kegiatan penyusunan SPPIP
- Menyempaikan dokumen yang dihasilkan dalam penyusunan SPPIP
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Minimal 1 (satu) hari pada akhir bulan keenam*)
*) Catatan:
- Waktu pelaksanaan dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan kolokium
pada kegiatan RPKPP dan ditentukan oleh koordinator pelaksana
Apa output yang Harus Dihasilkan Sebelum Keikutsertaan Dalam Kolokium?
Tabel rekap kebijakan dan strategi
Peta arahan kebijakan dan strategi
Tabel sinkronisasi kebijakan dan strategi
Tabel rekap arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Peta arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan
Tabel rekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 105
Tabel isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Tabel/matrik potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Tabel kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan
Tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas
Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
Peta sebaran permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Peta sebaran kawasan kawasan permukiman prioritas
Daftar skala prioritas kawasan penanganan
Profil kawasan permukiman prioritas
Dasar pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan
Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kabupaten/kota
Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kawasan
Tabel program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kabupaten/kota
Tabel program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kawasan
Peta strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan skala kabupaten/kota dan kawasan
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Workshop, berupa pemaparan:
- narasumber Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
mengenai capaian yang harus dicapai dalam penyusunan SPPIP;
- hasil monitoring berkala yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
- hasil capaian salah satu kabupaten/kota yang dianggap berhasil melakukan
proses penyusunan SPIP
Diskusi, dalam bentuk desk untuk melakukan monitoring secara intensif kepada
kabupaten/kota penyusun SPPIP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 106
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menyiapkan Materi Pembahasan Capaian SPPIP
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyiapkan capaian dalam penyusunan SPPIP
sampai sebelum pelaksanaan kolokium;
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama-sama menyiapkan materi
pembahasan yang meliputi:
- Bahan tayangan
- Materi visualisasi
- Laporan Kemajuan
- Draft dokumen penyelenggaraan
- Draft dokumen SPPIP
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping mengikuti persiapan (pra-kolokium)
yang diselenggarakan oleh Tim Teknis Provinsi untuk mempersiapkan seluruh
substansi yang dipersyaratkan di dalam kolokium.
Langkah 2 : Mengikuti Kegiatan Kolokium
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli mengikuti rangkaian kegiatan kolokium yang
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan
Umum;
Pokjanis menyampaikan capaian kegiatan baik dari proses maupun substansi
yang telah diselesaikan;
Capaian proses dan hasil yang telah disampaikan oleh Pokjanis akan dievaluasi
capaiannya oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum.
Langkah 3 : Merumuskan Langkah Perbaikan
Dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum, masing-masing kabupaten/kota akan
mendapatkan catatan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan;
Berdasarkan catatan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan tersebut,
Pokjanis dengan dibantu oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan
langkah-langkah perbaikan.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi● 107
E PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP FINALISASI DAN SOSIALISASI
Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
MODUL PELAKSANAAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Bagian E: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Kegiatan Finalisasi dan
Sosialisasi memuat langkah-langkah penyempurnaan dokumen SPPIP yang
dihasilkan Bagian E ini terbagi atas 4 (empat) sub-modul yang masing-masing
menguraikan langkah-langkah tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup kegiatan
persiapan, yaitu:
E.1: Kegiatan Penyempurnaan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan
E.2: Penyelenggaraan Konsultasi Publik
E.3: Kegiatan Penyusunan Materi Visualisasi SPPIP
E.4: Penyelenggaraan Diseminasi
Kedudukan Bagian E di dalam rangkaian penyusunan Dokumen SPPIP dapat dilihat
pada Gambar 20 berikut.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
O-1
O-4
O-5
O-6
O-7
O-2
FINALISASI DAN
SOSIALISASIPERSIAPAN
1.1
SOSIALISASI
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA
2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.3
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4
KAJIAN POTENSI,
PERMASALAHAN, DAN
TANTANGAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.1
PERUMUSAN TUJUAN DAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.2
PEURMUSAN KRITERIA DAN
INDIKATOR PENENTUAN
KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.3
PENENTUAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
4.1
PERUMUSAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
4.2
IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS KORELASI
STRATEGI DALAM
SKEMA
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
PERKOTAAN
4.3.
ANALISIS
KONSEKUENSI
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
4.4
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN SEBAGAI
ARAHAN
KEBUTUHAN
PROGRAM
INVESTASI
4.5
ANALISIS DAMPAK
PENERAPAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
5.2
PENYUSUNAN
MATERI
VISUALISASI
SPPIP
5.1
PENYEMPURNAAN
STRATEGI DAN
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN
O-3
IDENTIFIKASI POTENSI DAN
MASALAH
PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
MODUL E
Gambar 20 Penggunaan Bagian E Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Bagian E.1
PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN SKALA
KABUPATEN/KOTA DAN KAWASAN
Kegiatan penyempurnaan strategi dan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota dan kawasan merupakan
kegiatan perbaikan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan berdasarkan hasil masukan dari kolokium.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunan?
Pokjanis SPIPP kabupaten/kota, dan
Tim Tenaga Ahli
Dalam kegiatan ini, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama-sama
melakukan perbaikan terhadap dokumen SPPIP.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal selama 2 (dua) minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketujuh
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Desk study
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menginvetarisasi Catatan Masukan Penyelenggaraan Kolokium
Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan rekapitulasi catatan masukan
perbaikan dari hasil penyelenggaraan kolokium dan monitoring evaluasi yang
dilakukan oleh Tim Teknis Provinsi;
Pokjanis bersama Tim Tenaga Ahli Pendamping membahas tiap catatan
masukan perbaikan dan merumuskan langkah-langkah penyempurnaannya.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 110
Langkah 2 : Memperbaiki Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping secara bersama-sama melakukan
penyempurnaan terhadap catatan masukan tersebut
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping secara bersama-sama menyusun
kembali dokumen SPPIP
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang telah disempurnakan yang tertuang dalam Dokumen SPPIP.
Dokumen ini minimal memuat:
Indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas;
Identifikasi kawasan permukiman prioritas;
Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan;
Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan
infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan
perkotaan;
Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi
dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan);
Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan;
Rangkuman berita acara hasil kesepakatan pada tiap output kegiatan; dan
Dokumen spasial terkait dengan strategi dan program pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Daftar Check List Hasil Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja
Dokumen SPPIP
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 111
Bagian E.2
PENYELENGGARAAN KONSULTASI PUBLIK
Kegiatan konsultasi publik merupakan kegiatan untuk menjaring masukan terhadap
strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan
Siapa yang Terlibat Dalam Penyelenggaraannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan konsultasi publik
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan konsultasi publik
Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademiis;
- Tokoh masyarakat
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan konsultasi publik juga
melibatkan unsur pendukung lainnya yang meliputi:
Dinasi/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan;
Tim Teknis Provinsi; dan
Satker PKP
Secara keseluruhan, konsultasi publik ini minimal melibatkan 40 orang.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Minimal 1 (satu) hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 112
Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Konsultasi Publik?
Tabel rekap kebijakan dan strategi
Peta arahan kebijakan dan strategi
Tabel sinkronisasi kebijakan dan strategi
Tabel rekap arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Peta arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan
Tabel rekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Tabel isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Tabel/matrik potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Tabel kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan
Tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas
Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
Peta sebaran permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Peta sebaran kawasan kawasan permukiman prioritas
Daftar skala prioritas kawasan penanganan
Profil kawasan permukiman prioritas
Dasar pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan
Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kabupaten/kota
Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kawasan
Tabel program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kabupaten/kota
Tabel program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kawasan
Peta strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan skala kabupaten/kota dan kawasan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 113
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Pemaparan hasil dan diskusi terbuka
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menyiapkan Materi Pemaparan dan Pembahasan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyiapkan capaian dalam penyusunan SPPIP;
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama-sama menyiapkan materi
pembahasan yang meliputi:
- Bahan tayangan
- Materi visualisasi
- Laporan Kemajuan
- Draft dokumen penyelenggaraan
- Draft dokumen SPPIP
Langkah 2 : Memaparkan Seluruh Capaian Kegiatan SPPIP dan Melakukan Diskusi
Pokjanis menyampaikan capaian kegiatan SPPIP kepada publik yang lebih luas;
Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan fasilitasi terhadap diskusi di dalam
konsultasi publik; dan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan diskusi untuk
mendapatkan masukan terhadap muatan SPPIP
Langkah 3 : Melakukan Perbaikan dan Penyempurnaan Terhadap Capaian
Kegiatan SPPIP Berdasarkan Masukan Dari Kegiatan Konsultasi Publik
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan rekapitulasi masukan
untuk penyempurnaan dokumen SPPIP;
Berdasarkan catatan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan tersebut,
Pokjanis dengan dibantu oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan
langkah-langkah perbaikan; dan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan penyempurnaan terhadap
capaian kegiatan SPPIP.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Berita acara kegiatan konsultasi publik yang minimal memuat mengenai
(Gambar 21):
- Waktu dan tempat penyelenggaraan konsultasi publik;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam konsultasi publik;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam konsultasi publik; serta
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 114
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi
Dokumen penyelenggaraan (proceeding) konsultasi publik, dengan outline
minimal sebagaimana dalam penyusunan Dokumen penyelenggaraan
(proceeding) FGD 1 (Box 1).
Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Konsultasi Publik
Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) konsultasi publik
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 115
Gambar 21 Contoh Berita Acara Kesepakatan Konsultasi Publik
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 116
Bagian E.3
PENYUSUNAN MATERI VISUALISASI SPPIP
Kegiatan penyusunann materi visualisasi SPIP merupakan kegiatan menyediakan
materi visualisasi hasil/keluaran kegiatan untuk digunakan dalam penyebarluasan hasil
SPPIP.
Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunan?
Pokjanis SPIPP kabupaten/kota yang berperan sebagai konseptor materi
visualisasi SPPIP, dan
Tim Tenaga Ahli Pendamping yang berperan sebagai penyusun materi
visualisasi SPPIP
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Maksimal selama 2 (dua) minggu terhitung dari minggu ketiga bulan ketujuh
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Desain komunikasi visual
Perancangan desain
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menggunakan Seluruh Hasi/Keluaran Kegiatan Penyusunan SPPIP
Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan rekapitulasi terhadap semua capaian
kegiatan; dan
Tim Tenaga Ahli bersama Pokjanis mengidentifikasi format diseminasi yang akan
diselenggarakan.
Langkah 2 : Merumuskan Poin-poin Penting yang Akan Ditampikan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping secara bersama-sama merumuskan
kebutuhan materi untuk diseminasi;
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan poin-poin penting yang
akan ditampilkan, yang meliputi:
- Latar Belakang pelaksanaan kegiatan - Kebutuhan Penyusunan SPPIP - Tujuan dan Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 117
- Rangkuman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan yang telah dirumuskan
- Rangkuman Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan yang telah dirumuskan
- Dokumentasi kegiatan dan susunan peta.
Langkah 3 : Menyusun Materi Visualisasi SPPIP
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping secara bersama-sama menyusun
materi visualisasi dalam bentuk leaflet, banner, poster, dan bentuk visualisasi
lainnya yang dianggap perlu
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Leaflet
Banner
Poster
Bentuk Visualisasi Lainnya
Daftar Check List Hasil Kegiatan Penyusunan Materi Visualisasi SPPIP
Leaflet
Banner
Poster
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 118
Bagian E.4
PENYELENGGARAAN DISEMINASI
Kegiatan diseminasi merupakan kegiatan untuk mensosialisasikan seluruh hasil
kegiatan dan produk SPPIP yang telah disepakati, kepada dinas/intansi terkait dan
stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya
Siapa yang Terlibat Dalam Penyelenggaraannya?
Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan
Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan diseminasi
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan diseminasi
Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang berperan sebagai
peserta. Peserta diseminasi ini setidaknya terdiri atas:
- Perwakilan masyarakat
- Legislatif (DPRD kabupaten/kota)
- Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
- Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan
- Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
- Tim Teknis Provinsi
Secara keseluruhan, diseminasi ini minimal melibatkan 40 orang.
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?
Minimal 1 (satu) hari pada bulan ketujuh atau pada akhir kegiatan
Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Diseminasi?
Leaflet
Banner
Poster
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 119
Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?
Seminar
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?
Langkah 1 : Menyiapkan Materi Pemaparan dan Pembahasan
Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama-sama menyiapkan materi
pembahasan yang meliputi:
- Bahan tayangan
- Materi visualisasi
Langkah 2 : Menyelenggarakan Diseminasi
Pokjanis menyampaikan hasil kegiatan SPPIP kepada publik yang lebih luas; dan
Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan fasilitasi terhadap diskusi di dalam
diseminasi.
Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?
Berita acara kegiatan diseminasi yang minimal memuat mengenai (Gambar 22):
- Waktu dan tempat penyelenggaraan diseminasi;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam diseminasi;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam diseminasi; serta
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi
Dokumen penyelenggaraan (proceeding) diseminasi, dengan outline minimal
sebagaimana dalam penyusunan Dokumen penyelenggaraan (proceeding)
FGD 1 (Box 1).
Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Diseminasi
Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) diseminasi
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP
Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 120
Gambar 22 Contoh Berita Acara Kesepakatan Diseminasi