modul perkuliahan etik umb - · pdf filefakultas program studi tatap muka kode mk disusun oleh...

18
MODUL PERKULIAHAN Etik UMB Tujuan Hidup dan Motivasi Pencapaian Pribadi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 03 900004 Islahulben, SE., MM Abstract Kompetensi Kita perlu menetapkan Tujuan hidup agar kita dapat termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut Setelah membaca modul ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk : mengidentifikasi manfaat penetapan tujuan dan dapat memotivasi diri untuk mencapai tujuan

Upload: truongbao

Post on 03-Mar-2018

232 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

MODUL PERKULIAHAN

Etik UMB

Tujuan Hidup dan Motivasi Pencapaian Pribadi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ekonomi dan Bisnis Manajemen

03 900004 Islahulben, SE., MM

Abstract Kompetensi

Kita perlu menetapkan Tujuan hidup agar kita dapat termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut

Setelah membaca modul ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk : mengidentifikasi manfaat penetapan tujuan dan dapat memotivasi diri untuk mencapai tujuan

Page 2: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 2 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

Tujuan Hidup dan Motivasi Pencapaian Prestasi

1.1 Pengantar

Sehebat – hebatnya seseorang jika tidak memiliki tujuan yang jelas tidak akan pernah

mencetak prestasi. Valentino Rossi tidak akan pernah juara motor GP jika tidak ada garis

finish. Christian Ronaldo tidak akan mencetak gol jika tidak ada gawang. Hal ini juga berlaku

dalam semua aspek kehidupan

Bremer : bagaimana kita bisa berharap sampai, bila kita tak tahu kemana kita pergi

Benyamin Disraeli : rahasia sukses terletak pada penetapan tujuan

1.2 Mengapa Tujuan Penting ?

Seorang pria yang sedang melakukan perjalan berhenti di sebuah

persimpangan. Di persimpangan tersebut dia bertanya kepada seorang pria

tua, ―jalan ini akan membawa saya kemana?‖ Si orang tua menjawab, ―Tujuan

anda ingin pergi kemana?‖ Pria itu menjawab, ―Saya t idak tahu‖ Kemudian

orang tua itu berkata, ―Ambil jalan yang mana saja. Tidak ada bedanya kan?‖

Memang benar, ket ika kita t iodak tahu arah tujuan kemana kita ak an pergi,

memilih jalan mana pun akan membawa kita sampai ke ujung jalan.

Tujuan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang ingin diwujudkan atau dicapai oleh

manusia (Srijanti, dkk 2006). Tujuan merupakan pedoman dan arah bagi manusia untuk

bekerja dan mengisi kehidupannya. Dalam menjalani kehidupan, manusia diciptakan Allah

sebagai mahkluk yang digerakkan oleh sejumlah tujuan agar hidupnya menjadi bermakna.

Semua orang yang sukses dan menonjol di bidangnya memiliki karakteristik yang sama,

yaitu:

1. Mengetahui tujuan hidup

2. Mempunyai strategi dan program kegiatan untuk mencapai tujuannya

3. Mempunyai tekad kuat untuk mencapai tujuannya.

Page 3: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

Berdasarkan waktu pencapaiannya, tujuan dapat dibedakan menjadi:

1. Tujuan Jangka Pendek

2. Tujuan Jangka Menengah

3. Tujuan Jangka Panjang

Tujuan dapat juga dirumuskan untuk periode lebih lama dari 5 tahun.

Namun pencapaian tujuan akan lebih mudah dicapai dan dievaluasi jika di pecah dalam

periode yang relatif pendek. Ketika Anda sudah menetapkan tujuan yang ingin dicapai

dalam waktu satu, atau tiga atau lima tahun ke depan maka mulailah membuat catatan-

catatan tentang langkah-langkah yang sudah dan perlu dilakukan untuk mewujudkannya.

: < 1 tahun

: 1 – 3 tahun

: 3 – 5 tahun

1.3 Menetapkan Tujuan

Tujuan merupakan pagar yang menjaga Anda tetap berada dalam jalur menuju cita-cita

Anda. Buat tujuan yang realistis. Tujuan yang terlalu ambisius seringkali tidak dapat

tercapai. Jika itu terjadi, dapat mengikis kepercayaan diri Anda. Sebaiknya, di awal buatlah

tujuan kecil dan dapat diraih kemudian tingkatkan secara bertahap (Greenwald, 2010)

Menyusun tujuan yang berkualitas perlu SMART. Clements (2006) menguraikan unsur-

unsur tujuan yang berkualiatas, yaitu:

1. Specific (khusus)

Rumuskan tujuan secara spesifik. Maksudnya tujuan tidak bermakna ganda terhadap apa

yang ingin Anda capai. Tujuan perlu fokus pada definisi spesifik bidang-bidang perilaku

kinerja.

2. Measurable (terukur)

Tujuan yang terukur berarti mengandung alat ukur. Jika tujuan tidak dapat diukur, kita akan

sulit mengevaluasi pencapaiannya. Pengukuran merupakan cara untuk memantau

kemajuan, apakah tujuan telah tercapai atau belum.

Page 4: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 4 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

Contohnya: saya ingin meningkatkan indeks prestasi saya. Pernyataan tujuan tersebut

belum terukur. Agar terukur maka seharusnya, ―saya ingin meningkatkan indeks prestasi

saya menjadi di atas 3.0‖ (karena sebelumnya 2,50).

3. Achievable (dapat dicapai)

Tujuan dicapai dengan kemampuan yang ada. Oleh karena itu tujuan yang baik berada

dalam batas kemampuan orang yang membuat tujuan. Tujuan selanjutnya ditingkatkan

secara bertahap sehingga memberi tantangan namun dapat dicapai. Tujuan yang sangat

tinggi menyebabkan sulit dijangkau dan bisa menimbulkan frustasi.

4. Realistic (realistis)

Tujuan yang realistis adalah tujuan yang layak dan dapat dicapai dengan kondisi yang ada.

5. Relevant (relevan)

Tujuan dibuat untuk menyelesaikan masalah yang ada. Tujuan yang relevan akan

membantu seseorang mencapai misi-nya atau mencapai tujuan yang lebih besar.

6. Time frames (batas waktu)

Tujuan dicanangkan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan yang baik ditetapkan awal

dan akhirnya, sehingga jelas kapan diadakan penilaian

1.4 Apa itu Motivasi Berprestasi(Achievement Motivation)

Motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang. Dorongan itu

memaksa seseorang untuk bergerak atau bertindak. Sedangkan motivasi berprestasi ialah

motivasi yang menyebabkan orang menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari kondisi

sebelumnya.

Motivasi yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan dapat digolongkan menjadi

tiga bagian, yakni:

1. Motivasi fisik – material.

Manusia terdorong untuk melakukan suatu perbuatan bisa karena keinginan untuk

mendapatkan imbalan fisik material, misalnya dengan terpenuhinya kebutuhan jasmani,

baik berupa barang atau uang. Motivasi seperti ini sangat lemah dan sifatnya sangat

sementara. Misalnya orang yang melakukan sesuatu untuk sekadar mendapat makanan

guna menutupi rasa lapar, maka ketika sudah kenyang ia akan kehilangan

Page 5: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 5 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

motivasi. Sebaliknya, ia pasti akan kehilangan motivasi untuk melakukan perbuatan yang

justru membuat ia lapar, misalnya berpuasa. Apalagi memperjuangkan suatu kebenaran,

yang mungkin akan membuatnya menderita. Jadi, motivasi fisik material sekalipun ada dan

memang perlu, tapi sulit untuk dikembangkan untuk menjadi pendorong utama bagi manusia

dalam berusaha.

2. Motivasi psiko-emosional

Motivasi psiko-emosional akan menggerakkan manusia untuk berbuat karena suatu kondisi

kejiwaan yang ingin dimiliki seseorang ini seperti rasa kebahagiaan, kehormatan,

kebanggaan dan sebagainya. Orang sering menyebutnya kepuasan batin. Misalnya,

seseorang berani melakukan perlawanan keras terhadap orang yang dinilai telah merusak

nama baiknya. Atau berjuang mati-matian dengan mempertaruhkan harta dan jiwa demi

menjaga kemerdekaan. Dan sebagainya. Motivasi ini meski lebih kuat bila dibandingkan

dengan motivasi fisik – material, sebenarnya juga masih lemah dan sementara sifatnya.

3. Motivasi spiritual atau ruhiyah

Inilah motivasi terkuat yang terdapat pada diri manusia. Motivasi ini dibangun oleh

kesadaran seorang muslim dalam hubungannya dengan Allah SWT. Dzat yang

menciptakan manusia, menghidupkan, memberi rizki dan mematikan serta akan meminta

pertanggungjawaban manusia atas segala perbuatannya di dunia. Motivasi ibadah dan

pertanggungan inilah yang mampu mendorong manusia untuk melakukan perbuatan apa

saja, meski harus mengorbankan harta, tenaga dan nyawa sekalipun, selama berjalan

dalam batas yang diperintahkan Allah SWT. Inilah konsep lillahi Ta’ala (demi Allah semata).

Bila ditanamkan, dibina dan dijaga dengan sebaik-baiknya, motivasi ini akan mampu

membentuk pribadi yang konsisten, teguh dan berani. Pada masa Rasulullah, motivasi ini

mampu menggetarkan musuh pada Perang Badar meski pasukan musuh berjumlah tiga kali

lipat dari pasukan kaum Muslimin. Pada masa sekarang, kita dapati pada pejabat yang

jujur. Mereka berani menolak uang suap milyaran rupiah meski sesungguhnya dari segi

materi uang sebanyak itu tentu sangat menggiurkan. Tapi keimanannya kepada Allah

mencegahnya untuk berbuat seperti itu.

Maka, motivasi yang harus dibangun oleh setiap manusia dalam mewujudkan aktivitas

kehidupannya adalah motivasi spiritual semata. Dengan motivasi ini, seseorang akan

terpacu untuk berikhtiar terus-menerus disertai dengan sikap tawakal dan pantang berputus

harapan hingga akhirnya meraih keberhasilan dengan izin Allah Yang Maha Pemurah lagi

Penyayang. Inilah motivasi berprestasi yang sesungguhnya.

Page 6: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 6 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

Adalah fitrah jika kondisi manusia itu labil. Keimanan seseorang itu fluktuatif. Motivasi juga

cenderung naik turun. Ada kalanya kita merasa di puncak motivasi. Terkumpul bola

semangat yang sangat besar di atas tangan kita. Namun kadangkala kita juga merasa

sangat malas. Sama sekali tidak ada gairah untuk melakukan sesuatu. Saat itulah motivasi

kita turun.

Memang itu wajar. Akan tetapi kehidupan menuntut kita untuk senantiasa berprestasi.

Lingkungan akan memberi kita penghargaan apabila kita berprestasi. Tapi lingkungan juga

akan menghina kita jika tidak produktif. Islam pun mengajarkan demikian. Jika hari ini tidak

berbeda dengan hari kemarin, merugilah kita. Jika lebih buruk? Parah lagi, kita termasuk

orang-orang celaka. Dan jika hari ini lebih baik dari sebelum-sebelumnya, masuklah kita ke

dalam golongan orang-orang yang beruntung.

Kondisi di atas cukup bertentangan. Satu sisi kita dituntut prestatif, tetapi di sisi lain kita juga

punya rasa malas. Lantas, bagaimana cara kita menghilangkan rasa malas? Atau

bagaimana caranya menigkatkan motivasi?

Sebenarnya yang paling berhak meningkatkan motivasi kita adalah diri kita sendiri. Kitalah

yang lebih menentukan keberhasilan kita. Dan kita pun bisa mengusahakan peningkatan

motivasi itu melalui beberapa cara.

Menurut Anis Matta dalam bukunya, Model Manusia Muslim, motivasi atau kemauan dapat

dibangun dengan pemantapan tujuan hidup. Sedini mungkin, cobalah kita merumuskan

tujuan hidup kita sebenarnya. Karena orang yang tidak punya tujuan akan mudah

terombang-ambing oleh masalah.

Rumusan tujuan hidup ini hendaknya sejelas mungkin. Tidak cukup kita hanya bercita-cita

menjadi orang yang berguna bagi nusa bangsa, agama, dan keluarga. Tetapi labih jauh lagi,

rumuskan dengan cara apa kita akan menjadi orang berguna. Misalnya kita ingin berguna

dengan menjadi seorang entrepreneur. Alasannya ingin memberi kesempatan kerja bagi

orang lain. Setidaknya itu lebih jelas dari cira-cita sebelumnya.

Jika sudah, cobalah visualisasikan tujuan itu sedetil-detilnya. Bayangkan gagahnya kita

menjadi seorang entrepreneur. Jalan-jalan sambil menggenggam handphone. Bolak-balik ke

luar negeri karena urusan bisnis. Pakaian rapi, rambut klimis, wangi, dan segar. Kendati

kaya, kita pun tidak lupa akan kewajiban sebagai seorang hamba. Tak pernah kita lalai

mendirikan shalat, shaum, tilawah, infaq, nikah, da’wah, dan berakhir dengan meraih gelar

syuhada. Penggambaran cita-cita yang detil ini akan membuat kita lebih bersemangat.

Page 7: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 7 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

Jika kita masih merasa malas, cobalah analisis. Mengapa rasa malas itu muncul? Apakah

karena kita merasa tidak cocok terhadap jenis aktivitas tertentu? Jika itu alasannya, kita pun

bisa menyiasatinya. Cobalah cintai pekerjaan itu. Caranya dengan mencari tahu beribu

manfaatnya. Dengan mengetahui manfaat, kita akan lebih bersemangat dalam bekerja.

Karena kecenderungan manusia menyukai sesuatu yang memberinya manfaat. Rasulullah

SAW sendiri sering menjelaskan pahala-pahala yang akan didapat jika mengamalkan

amalan tertentu.

Selain itu, rasa cinta bisa dimunculkan juga dengan mencintai Sang Pemilik Cinta Yang

Kekal, yaitu Allah. Niatkanlah setiap aktivitas kita dengan harapan mendapat cinta dan ridha

dari Allah. Karena itu adalah sebaik-baik tujuan.

Rasa malas juga bisa dihilangkan dengan mulai bergerak. Bergerak di sini artinya ialah

memulai berbuat. Seringkali kita merasa malas sebelum mencoba bekerja. Belum apa-apa,

di benak kita muncul anggapan-anggapan penghambat. Namun coba abaikan anggapan itu.

Mulailah bekerja. Karena bisa jadi setelah itu kita ternyata menemukan ritme yang asyik di

sana. Sehingga kemudian kita mendapati diri kita larut dalam aktivitas.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menyaksikan orang-orang yang begitu aktif dan

penuh vitalitas dalam bekerja. Bila kita seorang karyawan, akan kita temukan teman-teman

(atau Anda sendiri) yang berlainan intensitas dan cara kerjanya dalam menyelesaikan

tugasnya. Ada yang amat giat untuk mencapai sukses, ada yang sedang-sedang saja,

bahkan ada pula yang nampaknya tidak ada gairah.

Suatu ketika dalam benak kita mungkin mencuat pertanyaan, apa sih gerangan yang

melatar belakanginya? Pertanyaan ini telah lama digeluti oleh para ahli pendidikan,

ekonomi, sosiologi, psikologi, antropologi, sejarah dan disiplin ilmu yang erat kaitannya

dengan manusia.

Jawaban mereka bermacam-macam tergantung dari mana mereka memandang.

Namun demikian David McClelland Guru besar psikologi dari Harvard University,

Massachussett itu secara brillian mengupas kelemahan teori-teori para ahli antropologi,

sosiologi, sejarah geografi, dan bahkan psikoanalisis Freud sendiri yang menurutnya tidak

mampu menerangkan mengapa ada perbedaan intensitas kerja dan prestasi yang dicapai

oleh manusia satu dengan manusia lain, oleh bangsa satu dengan bangsa lain.

Page 8: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 8 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

Kritik Me Clelland itu terutama dialamatkan kepada ketakmampuan teori tersebut dalam

menjelaskan perbedaan secara individual; antara si Amir dengan si Anton, si Tiara dengan

si Nur. Kemudian sebagai puncak penelitiannya selama lima tahun (Januari 1947 - Januari

1952), ia mengemukakan konsep Motif Berprestasi (Achievement Motive).

Dalam buku-bukunya secara bergantian menggunakan teori ini dengan kebutuhan

berprestasi (need for Achievement disingkat n-Ach). Motif berprestasi inilah gerangan yang

menjadi motor penggeraknya.

Untuk mengetahui hal itu Clelland menyusun alat. untuk skala motif. la tidak secara

konsisten menentukan istilah yang digunakan antara ―Achievement motive‖ dan ―need for

Achievement‖. Mungkin karena keduanya mempunyai pengertian yang tidak jauh berbeda

atau sama saja. Motif berprestasi adalah keinginan untuk berbuat sebaik mungkin tanpa

banyak dipengaruhi oleh prestise dan pengaruh sosial, melainkan demi kepuasan

pribadinya.

Sementara n-Ach ia beri pengertian dorongan untuk meraih sukses gemilang, hasil yang

sebaik-baiknya menurut ―standard‖ of exellence‖ yang akan lebih nampak dalam suasana

rivalitas-kompetitif.

―Standard kesempurnaan‖ itu lebih besar ditentukan atas dasar pertimbangan individu itu

sendiri ketimbang standar menurut ukuran lingkungan sosial. Kendatipun dalam

kenyataannya mungkin, bahkan pasti, merupakan hasil internalisasi diri, atau dibentuk oleh

ukuran-ukuran sosial dengan siapa orang itu berinteraksi.la menemukan, bahwa seseorang

yang abilitasnya inferior tapi memiliki n-Ach yang tinggi, akan lebih baik prestasinya

dibandingkan dengan mereka yang abilitasnya superior dengan n-Ach yang rendah.

Mungkin Anda tergoda untuk mengetahui faktor-faktor yang membentuk besar kecilnya atau

tinggi-rendahnya motif berprestasi pada diri seseorang. Terbentuknya motif berprestasi

amatlah kompleks, sekompleks perkembangan kepribadian manusia. Motif ini tidak lepas

dari perkembangan kepribadian tersebut, dan tidak pernah berkembang dalam kondisi

vakum. Seperti kita ketahui, betapa besarnya peranan kehidupan keluarga dalam

perkembangan kepribadian individu. Hubungan orang tua-anak sedikit demi sedikit

menampakan pola-pola kepribadian dan kemudian berkembang dengan segala

karakteristiknya mencakup sikap, kebiasaan, cara berfikir, motif-motif, dan sebagainya.

Pada masa di mana seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak, motif itu dipengaruhi

oleh lingkungan yang lebih luas lagi. Orang tua tidak lagi di-anggap sumber nilai atau figure

Page 9: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 9 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

ideal (Freud), atau satu-satunya ―significant person‖ (Sullivan), melainkan nilai-nilai sosial di

luar keempat dinding rumah. Di rumah, motif berprestasi anak bisa dipengaruhi oleh kondisi

ekonomi keluarga, pendidikan dan pekerjaan orang tua, hubungan dengan saudara-

saudaranya, dan sebagainya.

Sementara di luar, ―dibentuk lewat hubungan yang penuh tantangan dengan teman-teman

sekerja rekan sekantor, hubungan dengan direktur, dan sebagainya. Tantangan

mengandung konotasi persaingan, kondisi mana dianggap sebagai stimulan utama n—Ach.

Disinilah Me Clelland (juga para ahli psikologi lain mendalami motif) bertolak dari teori

―Seleksi Alam‖ dan ―Lestasi bagi yang kuat‖, dari Charles Darwin (1809 - 1882).

Boleh anda cek sendiri. Kalau merasa motif berprestasi anda di tempat kerja kecil,

umpamanya, apa yang melatarbelakanginya? Ekonomi yang serba cukup, pimpinan yang

kurang menghargai prestasi, atau lingkungan tempat anda bekerja? Sebaliknya dengan

motif berprestasi, bekerja akan bertambah semangat. Beruntunglah Anda. Tapi periksa lagi

dari mana itu sumbernya?

Secara sederhana besar kecilnya motif dapat dilihat dari upaya yang dilakukan dalam

menggapai ―standard of excellence‖. Ini tentunya hanya gejala saja yang banyak berguna

untuk menduga n—Ach seseorang. Agar anda dapat mengecek intensitas motif berprestasi

sendiri, ada baiknya secara terperinci dikemukakan ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut dapat

diidentifikasi dari segi kognisi, konasi, dan afeksi/emosi.

Dari segi kognisi dapat dikemukakan sbb:

1. Menyelesaikan tugas dengan hasil sebaik mungkin

2. Bekerja tidak atas dasar untung-untungan (gambling)

3. Berfikir dan berorientasi ke masa depan berusaha mengantisipasi hasil kerjanya

secara logic

4. Lebih mementingkan prestasi daripada upah yang akan diterimanya

5. Realistis menilai dirinya

6. Tidak boros, konsumtif, melainkan produktif

7. Menghargai hadiah yang diterimanya

8. Cenderung berorientasi ke dalam (inner orientation) kendati cukup tanggap terhadap

stimulasi lingkungan

Dari segi konasi dapat dikemukakan sbb:

Page 10: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 10 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

1. Bersemangat bekerja keras dan penuh vitalitas

2. Tidak mudah menyerah dan merasa bersalah kalau tidak berbuat sebaik mungkin

3. Tidak cepat lupa diri kalau mendapat pujian atas prestasinya

4. Dengan senang hati menerima kritik atas hasil kerjanya dan bersedia menjalankan

petunjuk-petunjuk orang lain selama itu sesuai dengan gagasannya

5. Lebih senang bekerja pada tugas-tugas yang sukar, cukup menantang untuk

berkreasi bukan yang monoton

Dari segi afeksi atau emosi dapat dikemukakan sbb:

1. Gembira secara wajar manakala memenangkan persaingan kerja dengan rekan-

rekannya

2. Selalu menjadikan pekerjaannya yang lalu sebagai umpan balik bagi penentuan

tindakan lanjutan

3. Segan bekerja dalam suasana bersaing (dalam arti positif) dan berusaha

meninggalkan rekan-rekannya jauh di belakang

4. Merasa menyesal kalau hasil kerjanya jelek, apalagi kalau diperlukan orang lain

5. Berprinsip bahwa upah yang diterima hendaknya sepadan dengan kualitas dan

prestasi kerjanya

6. Memperhitungkan risiko yang sedang dengan hasil yang dapat diduga daripada

risiko besar walaupun hasilnya besar.

1.5 Pentingnya Motivasi Berprestasi

Berprestasi adalah idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam bidang pekerjaan,

pendidikan, sosial, seni, politik, budaya dan lain-lain. Dengan adanya prestasi yang pernah

diraih oleh seseorang akan menumbuhkan suatu semangat baru untuk menjalani aktifitas.

Pengertian prestasi menurut Murray (dalam J. Winardi, 2004):

...Melaksanakan tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi atau

mengorganisasi objek-objek fiskal, manusia atau ide-ide untuk melaksanakan hal-hal

tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin sesuai kondisi yang berlaku.

Mencapai perporman puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan

dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara

berhasil.

Pengertian kebutuhan untuk berprestasi menurut McClelland (dalam Alex Sabur, 2003:285)

adalah suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik,

Page 11: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 11 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya.

Ini disebabkan oleh virus mental.

Dari pendapat tersebut Alex Sabur mengartikan bahwa dalam psikis manusia, ada daya

yang mampu mendorongnya ke arah suatu kegiatan yang hebat sehingga dengan daya

tersebut, ia dapat mencapai kemajuan yang teramat cepat. Daya pendorong tersebut

dinamakan virus mental, karena apabila berjangkit di dalam jiwa manusia, daya tersebut

akan berkembang biak dengan cepat. Dengan kata lain, daya tersebut akan meluas dan

menimbulkan dampak dalam kehidupan.

McClelland juga berpendapat tentang motivasi berprestasi. McClelland dan Atkinson

menyebutkan: ―Setiap orang mempunyai tiga motif yakni motivasi berprestasi

(achievement motivation), motif bersahabat (affiliation motivation) dan motif berkuasa (power

motivation)‖.

Menurut McClelland dan Atkinson bahwa Achiement motivation should be characterzed by

high hopes of success rather than by fear of failure, artinya motivasi berprestasi merupakan

ciri seorang yang mempunyai harapan tinggi untuk mencapai keberhasilan dari pada

ketakutan kegagalan. Selanjutnya dinyatakan McClelland bahwa motivasi berprestasi

merupakan kecenderungan seseorang dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah

laku untuk mencapai suatu standar prestasi. Pencapaian standar prestasi digunakan oleh

siswa untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan. Siswa yang menginginkan prestasi

yang baik akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya telah sesuai dengan kriteria

yang telah ditetapkan.

Ahli lain yakni Gellerman menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi

tinggi akan sangat senang kalau ia berhasil memenangkan suatu persaingan. Ia berani

menanggung segala risiko sebagai konsekuensi dari usahanya untuk mencapai tujuan.

Sedangkan motivasi berprestasi menurut Tapiardi (1996:105) adalah sebagai suatu cara

berfikir tertentu apabila terjadi pada diri seseorang cenderung membuat orang itu bertingkah

laku secara giat untuk meraih suatu hasil atau prestasi.

Komarudin (1994) menyebutkan bahwa motivasi berprestasi meliputi pertama

kecenderungan atau upaya untuk berhasil atau mencapai tujuan yang dikehendaki; kedua

keterlibatan ego individu dalam suatu tugas; ketiga harapan suatu tugas yang terlihat oleh

tanggapnya subjek; keempat motif untuk mengatasi rintangan atau berupaya berbuat

sesuatu dengan cepat dan baik.

Page 12: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 12 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

Sepanjang masa kehidupan, yaitu sejak masa kanak-kanak hingga masa dewasa seseorang

selalu punya harapan atau cita-cita. Antara individu yang satu dengan yang lainnya belum

tentu mempunyai harapan atau cita-cita yang sama. Misalnya waktu seseorang

menginginkan menjadi seorang dokter, tapi setelah dewasa menginginkan menjadi orang

yang sukses dan kaya. Salah satu faktor yang berperan dalam mewujudkan cita-cita adalah

motif berprestasi atau motivasi berprestasi.

Seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi maka dia akan berusaha melakukan yang

terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan untuk bekerja mandiri dan bersikap

optimis, memiliki ketidakpuasan terhadap prestasi yang telah diperoleh serta mempunyai

tanggung jawab yang besar atas perbuatan yang dilakukan sehingga seseorang yang

mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi pada umumnya lebih berhasil dalam

menjalankan tugas dibandingkan dengan mereka yang memiliki motif berprestasi yang

rendah.

Pada jaman dahulu, motivasi berprestasi pada remaja pada umumnya sangat tinggi

karena pada jaman dahulu fasilitas-fasilitas umum tidak selengkap saat ini. Belum

banyaknya sarana-sarana dan tempat-tempat hiburan yang banyak didatangi para remaja

sebagai tempat bergaul seperti halnya pada keadaan jaman dulu juga menyebabkan

mereka lebih memfokuskan diri dan berkosentrasi pada pelajaran sehingga motivasi

berprestasi mereka jauh lebih tinggi bila dibandingkan pada saat ini dimana fasilitas-fasilitas

umum semakin banyak sehingga remaja lebih banyak menghabiskan waktunya hanya untuk

bersenang-senang atau mungkin hanya untuk sekedar bergaul dengan teman.

Untuk mendapatkan sesuatu jauh lebih sulit dibandingkan dengan saat ini, dimana remaja

lebih mudah mendapatkan semua yang diinginkannya karena semakin canggihnya

teknologi. Hal ini bisa terjadi karena adanya pengaruh, dalam hal ini teman. Atau mungkin

keluarga tidak memberikan perhatian dan dorongan terhadap prestasi remaja, keluarga

kurang menghargai prestasi yang diraih oleh remaja sehinga mereka merasa prestasi yang

diraihnya hanyalah sia-sia. Selain itu mungkin keluarga hanya memanjakan remaja dengan

uang sehingga mereka berpikir tidak perlu berusaha keras untuk mendapatkan uang karena

mereka bisa mengandalkan pada orang tua, yang akhirnya menyebabkan motivasi

berprestasi mereka rendah. Oleh karena itu kita diharapkan mampu meningkatkan

motivasi berprestasi secara efektif dan efisien

Dari pendapat di atas dapat di pahami bahwa dengan adanya motivasi berprestasi dalam

diri individu akan menumbuhkan jiwa kompetisi yang sehat, akan menumbuhkan individu-

Page 13: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 13 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

individu yang bertanggung jawab dan dengan motivasi berprestasi yang tinggi juga akan

membentuk individu menjadi pribadi yang kreatif.

1.6 Aspek Motivasi Berprestasi

McClelland (dalam Marwisni Hasan 2006) menyatakan bahwa orang yang mempunyai

motivasi berprestasi yang tinggi, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mempunyai Tanggung Jawab Pribadi.

Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi akan melakukan tugas sekolah atau

bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Siswa yang bertanggung jawab terhadap

pekerjaan akan puas dengan hasil pekerjaan karena merupakan hasil usahanya sendiri.

2. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan.

Siswa menetapkan nilai yang akan dicapai. Nilai itu lebih tinggi dari nilai sendiri

(internal) atau lebih tinggi dengan nilai yang dicapai oleh orang lain (eksternal). Untuk

mencapai nilai yang sesuai dengan standar keunggulan, siswa harus menguasai secara

tuntas materi pelajaran.

3. Berusaha bekerja kreatif.

Siswa yang bermotivasi tinggi, gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk

menyelesaikan tugas sekolahnya. Siswa mempergunakan beberapa cara belajar yang

diciptakannya sendiri, sehingga siswa lebih menguasai materi pelajaran dan akhirnya

memperoleh prestasi yang tinggi.

4. Berusaha mencapai cita-cita

Siswa yang mempunyai cita-cita akan berusaha sebaik-baiknya dalam belajar atau

mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar. Siswa akan rajin mengerjakan tugas,

belajar dengan keras, tekun dan ulet dan tidak mundur waktu belajar. Siswa akan

mengerjakan tugas sampai selesai dan bila mengalami kesulitan ia akan membaca

kembali bahan bacaan yang telah diterangkan guru, mengulangi mengerjakan tugas

yang belum selesai. Keberhasilan pada setiap kegiatan sekolah dan memperoleh hasil

yang baik akan memungkinkan siswa mencapai cita-citanya.

5. Memiliki tugas yang moderat.

Memiliki tugas yang moderat yaitu memiliki tugas yang tidak terlalu sukar dan tidak

terlalu mudah. Siswa dengan motivasi berpretasi yang tinggi, yang harus mengerjakan

tugas yang sangat sukar, akan tetapi mengerjakan tugas tersebut dengan membagi

tugas menjadi beberapa bahagian, yang tiap bagian lebih mudah menyelesaikanya.

Page 14: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 14 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

6. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya

Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan melakukan semua

kegiatan belajar sebaik mungkin dan tidak ada kegiatan lupa di kerjakan. Siswa

membuat kegiatan belajar dari mentaati jadwal tersebut. Siswa selalu mengikuti kegiatan

belajar dan mengerjakan soal-soal latihan walaupun tidak disuruh guru serta

memperbaiki tugas yang salah. Siswa juga akan melakukan kegiatan belajar jika ia

mempunyai buku pelajaran dan perlengkapan belajar yang dibutuhkan dan melakukan

kegiatan belajar sendiri atau bersama secara berkelompok.

7. Mengadakan antisipasi.

Mengadakan atisipasi maksudnya melakukan kegiatan untuk menghindari

kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi. Antisipasi dapat dilakukan siswa dengan

menyiapkan semua keperluan atau peralatan sebelum pergi ke sekolah. Siswa datang

ke sekolah lebih cepat dari jadwal belajar atau jadwal ujian, mencari soal atau jawaban

untuk latihan. Siswa menyokong persiapan belajar yang perlu dan membaca materi

pelajaran yang akan di berikan guru pada hari berikutnya

1.7 Hubungan Motivasi dengan Perilaku

Handoko (1992), menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu tenaga yang terdapat

dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasi tingkah laku.

Lewin (dalam Petri) mengungkapkan bahwa perilaku merupakan fungsi dari faktor personal

dan faktor lingkungan dalam pengertian bahwa perilaku itu timbul karena adanya dorongan

faktor internal dan kekuatan faktor eksternal. Sementara itu Watson (dalam As’ad)

menegaskan bahwa perilaku pada dasarnya bersifat mekanistis, yaitu timbulnya disebabkan

karena adanya stimulus. Perilaku dipandang sebagai reaksi atau respons terhadap suatu

stimulus.

Woodhworth (dalam Petri, 1981) mengungkapkan bahwa perilaku terjadi karena adanya

motivasi atau dorongan (drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan

kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan tadi tidak akan ada

suatu kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme timbulnya perilaku.

Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need), dalam arti kebutuhan membangkitkan

dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya mengaktifkan atau memunculkan mekanisme

perilaku.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa motivasi sebagai penyebab dari timbulnya perilaku menurut

konsep Woodworth (dalam As’ad, 1982) mempunyai 3 (tiga) karakteristik, yaitu : (a)

Page 15: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 15 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

intensitas; menyangkut lemah dan kuatnya dorongan sehingga menyebabkan individu

berperilaku tertentu; (b) pemberi arah; mengarahkan individu dalam menghindari atau

melakukan suatu perilaku tertentu; dan (c) persistensi; kecenderungan untuk mengulang

perilaku secara terus menerus.

Pandangan lain dikemukakan oleh Hull (dalam As’ad) yang menegaskan bahwa perilaku

seseorang dipengaruhi oleh motivasi atau dorongan oleh kepentingan mengadakan

pemenuhan atau pemuasan terhadap kebutuhan yang ada pada diri individu. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa perilaku muncul tidak semata-mata karena dorongan yang bermula dari

kebutuhan individu saja, tetapi juga karena adanya faktor belajar. Faktor dorongan ini

dikonsepsikan sebagai kumpulan energi yang dapat mengaktifkan tingkah laku atau sebagai

motivasional factor, dimana timbulnya perilaku menurut Hull adalah fungsi dari tiga hal yaitu

: kekuatan dari dorongan yang ada pada individu; kebiasaan yang didapat dari hasil belajar;

serta interaksi antara keduanya.

Berdasarkan uraian di atas,konsep motivasi yang dikemukakan dalam kaitannya dengan

perilaku dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan suatu konstruk yang dimulai dari

adanya need atau kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang

menyebabkan timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan,

memberi arah, dan membuat persisten (perilaku berulang-ulang) dari suatu perilaku untuk

mengatasi atau memenuhi kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu

sendiri.

Strategi Sukses dalam Bekerja

Mencari Pekerjaan di saat sekarang ini memang dianggap sebagian orang tidak mudah. Jika

salah melangkah sedikit saja anda akan gagal meraih kesuksesan.. Jangan pernah anda

ragu-ragu dalam mengirimkan surat lamaran kerja pada perusahaan yang anda minati.

Cermati hal-hal penting seputar dunia kerja, terutama bagi anda yang masih belum ada

pengalaman kerja atau pemula. Promosikan diri anda sebaik-baiknya surat lamaran kerja

anda pada saat anda mengirimkan lamaran pekerjaan tadi. Sebelum melangkah dan melaju

ke depan buatlah analisa pada diri anda sendiri. Kenali jenis pekerjaan yang anda inginkan,

serta posisi dan gaji yang ingin anda dapatkan. Coba anda jujur pada diri sendiri saat anda

melakukan analisa tersebut.

Mungkin yang paling penting saat ini dalam menapaki dunia kerja adalah mencari informasi

pekerjaan sebanyak-banyaknya. Dengan cara Membuka pergaulan seluas-luasnya adalah

Page 16: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 16 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

sebuah resep untuk mencari informasi kerja yang bermutu. Selain itu cobalah sarana

alternatif berikut untuk mencari informasi kerja.

Rajinlah membaca koran karena disana tiap hari selalu ada lowongan kerja.

Ikutan mailling list kampus . Biasanya di milis ini anda akan dapat info lowongan

kerja dari almamater.

Bergabunglah dengan Head hunter untuk mendapatkan informasi secara gratis

tentang info lowongan kerja. Mereka ini mengkhususkan diri sebagai penemu,

pengevaluasi dan penyeleksi kandidat tenaga kerja bagi perusahaan yang

membutuhkan.

Jika telah mendapatkan info kerja yang sesuai dan anda telah mengirimkan surat lamaran

kerja dan anda telah sampai pada sesi wawancara maka inilah tips dalam memulai

wawancara :

Datang tepat waktu

Kenakan Pakaian yang sopan. Untuk pria silakan memakai kemeja sedangkan untuk

wanita jangan sampai memakai rok mini.

Jabat erat tangan si pewawancara agar anda terkesan tegas namun bersahabat.

Aktif dalam percakapan dan ciptakan hubungan yang baik.

Percaya diri dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan.

Tatap mata lawan bicara anda.

Tunjukkan karakter, kompetensi dan kemampuan anda di sesi wawancara ini.

Karena disinilah perusahaan menilai pribadi anda.

Jangan mengkritik, dan menjatuhkan perusahaan, atasan anda maupun rekan kerja

anda. Karena hal ini akan menjatuhkan kredibilitas anda.

Sukses, banyak orang yang menginginkan untuk menjadikan hidupnya menjadi seperti itu,

sukses. Sukses dalam berbagai bidang; sukses dalam asmara, sukses dalam studi/sekolah,

atau sukses dalam mengejar karier/bekerja. Tapi bagaimana menjadi sukses itu? sukses

merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang kita inginkan dan sukses bukan

merupakan akhir dari proses karena sukses merupakan awal dari proses sebelumnya.

Sukses adalah dambaan setiap orang, dan berikut ini beberapa tips untuk sukses dalam

bekerja. Dalam dunia kerja, seperti halnya pada pertandingan sepak bola/olah raga, dimana

mengenal kompetisi atau persaingan untuk mencapai kesuksesan dalam berkarir.

Berikut ini beberapa tips yang mungkin berguna untuk meraih sukses dalam bekerja:

Page 17: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 17 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

1. Selalu bersikap dan berfikir positif dan optimis

2. Menjalin kerja sama yang baik dengan rekan kerja lainnya

3. Bersikaplah ―dewasa‖ dengan mengakui kesalahan jika hal itu memang kesalahan

dari kita tanpa menyalahkan orang lain

4. Pahami aturan-aturan tertulis maupun tak tertulis dalam perusahaan kita bekerja,

sebelum berkompetisi mencapai target karier tertentu

5. Kembangkan terus sikap bertoleransi dan saling menghormati rekan kerja

6. Meskipun ada perbedaan dengan rekan kerja, tetap hargai mereka meskipun hal itu

merupakan kelemahan dan kekuatan mereka

7. Ciptakan suasana dan kondisi yang rapi di dalam tempat bekerja agar bisa lebih

konsentrasi

8. Buatlah prioritas dalam setiap tindakan/proses

9. Jangan pernah ragu-ragu di dalam membantu rekan kerja ketika mereka mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan tugas

10. Jangan pernah iri/dengki hati ketika rekan kerja meraih kesuksesan tetapi jadikan

sebagai pemicu untuk lebih berusaha dalam mencapai sukses

11. Disiplin, rencana dan pengaturan waktu sesuai yang dijadwalkan

Ketika mengalami kegagalan, introspeksi diri dan selalu optimis untuk mencapai kesuksesan

di masa depan

Page 18: MODUL PERKULIAHAN Etik UMB - · PDF fileFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ... 2015 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... ekonomi, sosiologi, psikologi,

2015 18 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id

Daftar Pustaka

Art iningrum, Primi, Kurniasih, Augustina, Nurgroho, Arissetyanto, 2013, Etika

dan Perilaku Profesional Sarjana, Graha I lmu, Yogyakarta

Febe Victoria Chen, 2012, Soft Skil l for success, Sikap Tepat Karier

Hebat,BIP Gramedia, Jakarta