modul perkuliahan manajemen keuangan(1)menaksir arus kas yang mendekati suatu akurasi yang benar;...
TRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
MANAJEMEN KEUANGAN
PENGANGGARAN MODAL
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis
Manajemen S! 06
84008 Helsinawati, SE, MM
Abstract Kompetensi
Berdasarkan Analisa Struktur modal Manajer dapat mengambil keputusan investasi
Mahasiswa dapat menganalisa Struktur Modal
2015 2 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
PENGGANGARAN MODAL
1. PRINSIP-PRINSIP INVESTASI MODAL
Capital Investment (Investasi Modal) adalah suatu bentuk penanaman dana
untuk keperluan investasi, baik investasi untuk suatu proyek atau investasi di bursa
yang dipandang dari dimensi waktu. Investasi ini dapat dibiayai dengan 100% modal
sendiri atau dapat dibiayai dengan sebagian pinjaman (hutang).Pada tahap ini kita
asumsikan bahwa investasi tersebut akan dibiayai 100% modal sendiri. Langkah-
langkah yang perlu dilakukan sehubungan dengan investasi modal adalah:
1. Harus ada penaksiran arus kas dari proyek tersebut selama usia ekonomisnya.
2. Menentukan tingkat keuntungan yang layak untuk proyek tersebut dengan
memperhatikanresiko
3. Memperhatikan penggunaan tingkat suku bunga untuk menghitung present
value proyek
tersebut.
4. Menghitung NPV (Net Present Value) atas proyek tersebut yaitu selisih antara
present value arus kas proyek dengan nilai investasinya. Bilamana NPV nya
lebih besar dari nol, maka investasi tersebut layak dijalankan.
Dalam hal penaksiran arus kas ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar
dapat diminimalkan tingkat kesalahan pembuatan penaksiran arus kas. Hal-hal tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Taksirlah arus kas atas dasar setelah pajak. Perhatikan bahwa yang dinikmati
oleh pemilik perusahaan adalah kas masuk bersih setelah pajak.
2. Taksirlah arus kas atas dasar incremental atau selisih. Karena pada proyek baru
yang meluncurkan produk baru, mungkin akan mengakibatkan pengurangan
penjualan produk lama terlebih bila produk tersebut mempunyai pasar yang
lama.
3. Taksirlah arus kas yang timbul karena keputusan investasi dan arus kas karena
keputusan pendanaan.
4. Jangan memasukkan sunk cost (biaya yang telah terjadi sehingga tidak akan berubah
karena keputusan yang akan kita ambil) tetapi masukkanlah hanya biaya-biaya yang
2015 3 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
berubah yang relavan dalam analisis.
Metode Penilaian Profitabilitas Investasi.
1. Net Present Value
Adalah sebuah metode penilaian atas sebuah investasi yang akan dilakukan
dengan menitik beratkan pada Present Value Pengeluaran dibandingkan dengan
Present Value Penerimaan.
Misalkan saat sekarang ini kita membeli sebidang tanah dengan harga Rp.
50juta. Selesai kita bayar, datanglah sebuah perusahaan menghubungi kita dan
mengatakan akan membeli tanah tersebut seharga Rp. 60juta tahun depan. Apakah kita
dapat mengatakan bahwa kita telah mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 10juta?
Tentu saja tidak. Untuk menguji atas hal tersebut, maka kita akan membandingkan
pengeluaran kita dengan penerimaan yang akan kita peroleh dengan
mempertimbangkan tingkat suku bunga yang relevan. Berikut ini adalah ulasannya :
Jika kita akan mendapatkan atau menerima Rp. 60juta satu tahun yang akan datang,
berapa sebenarnya nilai sekarang (present value) penerimaan tersebut? kalau kita
mempertimbangkan bahwa tingkat bunga yang relevan adalah 15%, maka present
value (PV) adalah :
PV = 60/(1+0,15)
= Rp. 52.17juta
Dengan demikian selisih antara PV penerimaan dengan PV pengeluaran (disebut
dengan NPV, Net Present Value) adalah :
NPV = Rp. 52,17juta – Rp. 50.00jt
= Rp. 2,17juta
Suatu investasi dikatakan menguntungkan (profitable) kalau investasi tersebut
bisa membuat pemodal menjadi lebih kaya. Dalam menilai profitabilitas suatu
investasi dapat digunakanbeberapametodediantaranya adalah: NPV (Net Present
Value)Net Present Value adalah suatu perhitungan yang didasarkan atas selisih atas
perhitungan PV (present value) penerimaan dengan PV pengeluaran.Perhitungan NPV
2015 4 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
dalam suatu penilaian investasi merupakan cara yang praktis untuk mengetahui apakah
proyek menguntungkan atau tidak.
Proyek yang memberikan keuntungan adalah proyek yang memberikan nilai
positif atau NPV > 0, artinya manfaat yang diterima proyek lebih besar dari semua
biaya total yang dikeluarkan. Jika NPV = 0, berarti manfaat yang diperoleh hanya
cukup untuk menutupi biaya total yang dikeluarkan. NPV < 0, berarti rugi, biaya total
yang dikeluarkan lebih besar dari manfaat yang diperoleh. Decision rule kita adalah
“terima suatu usulan investasi yang diharapkan memberikan NPV yang positif dan
tolak kalau memberikan NPV yang negatif” Bilamana NPV ini positif maka proyek
(investasi) yang diharapkan ini akan menguntungkan, akan tetapi bilamana NPV
tersebut negatif maka proyek (investasi) ini tidak dapat diharapkan. Dalam menghitung
PV atau NPV ini ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu:
(1) menaksir arus kas yang mendekati suatu akurasi yang benar;
(2) menentukan tingkat bunga yang relevan.
Average rate of return Metode ini menggunakan angka keuntungan menurut
akuntansi dan dibandingkan dengan rata-rata nilai investasi. Dan rumus untuk metode
ini adalah: Average rate of return = X 100 % Kelemahan dari metode ini adalah
1) bagaimana menentukan tingkat keuntungan (rate of return) yang dianggap
layak.
2) konsep ini menggunakan konsep laba akuntansi dan bukan arus kas.
3) mengabaikan nilai waktu uang.
2.Payback periode (PP)
Payback periode Dalam metode ini digunakan perhitungan seberapa cepat suatu
investasi yang dilakukan dapat kembali. Oleh sebab itu hasil perhitungannya
dinyatakan dalam satuan waktu (tahun atau bulan). Kelemahan dari metode payback
ini adalah:
a) tidak memperhatikan nilai waktu uang.
b) mengabaikan arus kas setelah periode payback.
Dan untuk mengatasi kelemahan ini, maka diperbaiki dengan cara mem-present
value-kan arus kas, lalu dihitung payback period-nya. Cara ini disebut dengan
Discounted Payback Periode.
Payback period (PP), yaitu periode yang diperlukan untuk dapat menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds (aliran kas netto ; net
2015 5 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
cashflow). Bila proceeds setiap tahun jumlahnya sama, payback period (PP) dihitung
dengan rumus :
PP = Jumlah investasi : Proceeds tahunan
Contoh :
1. Suatu usulan proyek investasi membutuhkan dana $ 45.000. Aliran kas masuk netto $
22.500 per tahun selama 3 tahun.
Jawab :
PP = $ 45.000 / $ 22.500 x 1 tahun = 2 tahun
Jika PP lebih pendek daripada PP maksimum maka usul investasi tersebut diterima,
dan jika sebaliknya ditolak.
Bagaimana jika proceedsnya tidak sama ?
2. Suatu usulan proyek investasi membutuhkan dana $ 10.000.000,- dengan pola
proceeds sebagai berikut :
Tahun Proceeds ($)
1 5.000.000
2 4.000.000
3 3.000.000
4 2.000.000
5 1.000.000
Jawab :
Investasi akan kembali pada tahun ke 2 sebesar proceeds $ 1.000.000,- diperoleh dari
tahun ke 3 : 1.000.000 / 3.000.000 x 1 tahun = 1/3 tahun (4 bulan). Jadi PP = 2 1
3
tahun.
3. IRR (Internal rate of return)
Pada metode ini, penunjukkan tingkat bunga yang menyamakan PV
pengeluaran dengan PV penerimaan dilakukan dengan cara trial error dan interpolasi.
Dan decision rule dari metode ini adalah terima investasi yang diharapkan memberikan
2015 6 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
IRR > atau = tingkat bunga yang dipandang layak.Faktor yang dapat mempengaruhi
investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya,
antara lain :
1. faktor Sumber Daya Alam.
2. faktor Sumber Daya Manusia.
3. faktor stabilitas politik dan perekonomian guna menjamin kepastian dalam
berusaha.
4. faktor kebijakan pemerintah, Kelima faktor kemudahan dalam peizinan.
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam
modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.Ketentuan mengenai
Penanaman Modal diatur didalam Undang-undang No. 25 Tahun 2005 tentang
Penanaman Modal.Penanam modal Dalam Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan
WNI, badan usaha Negeri, dan/atau pemerintah Negeri yang melakukan penanaman
modal di wilayah negara Republik Indonesia. Kegiatan usaha usaha atau jenis usaha
terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang
dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan modal
Negeri atas bidang usaha perusahaan diatur didalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun
2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang
Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi PMDN
1. Penyelenggaraan pembangunan ekonomi nasional adalah untuk mempertinggi
kemakmuran rakyat, modal merupakan faktor yang sangat penting dan
menentukan.
2. Perlu diselenggarakan pemupukan dan pemanfaatan modal dalam negeri
dengan cara rehabilitasi pembaharuan, perluasan , pemnbangunan dalam bidang
produksi barang dan jasa.
3. Perlu diciptakan iklim yang baik, dan ditetapkan ketentuan-ketentuan yang
mendorong investor dalam negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
4. Dibukanya bidang-bidang usaha yang diperuntukan bagi sektor swasta.
2015 7 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
5. Pembangunan ekonomi selayaknya disandarkan pada kemampuan rakyat
Indonesia sendiri.
6. Untuk memanfaatkan modal dalam negeri yang dimiliki oleh orang asing.
7. Penanaman modal (investment), penanaman uang aatau modal dalam suatu
usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan dari usaha tsb. Investasi sebagai
wahana dimana dana ditempatkan dengan harapan untuk dapat memelihara atau
menaikkan nilai atau memberikan hasil yang positif.
8. Pasal 1 angka 2 UUPM meneyebutkan bahwa PMDN adalah kegiatan
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara RI yang dilakukan
oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
9. Sedangkan yang dimaksud dengan penanam modal dalam negeri adalah
perseorangan WNI, badan usaha Indonesia, Negara RI, atau daerah yang
melakukan penanaman modal di wilayah Negara RI (Pasal 1 angka 5 UUPM).
10. Bidang usaha yang dapat menjadi garapan PMDN adalah semua bidang usaha
yang ada di Indonesia.
11. Namun ada bidang-bidang yang perlu dipelopori oleh pemerintah dan wajib
dilaksanakan oleh pemerintah yang berkaitan dengan rahasia dan pertahanan
Negara.
12. PMDN di luar bidang-bidang tersebut dapat diselenggarakan oleh swasta
nasional. Misal : perikanan,perkebunan, pertanian, telekomunikasi, jasa umum,
perdaganagan umum.
13. PMDN dapat merupakan sinergi bisnis antara modal Negara dan modal swasta
nasional. Misal: di bidang telekomunikasi,perkebunan.
14. Potensi dan karakteristik suatu daerah.
15. Budaya masyarakat.
16. Pemanfaatan era otonomi daerah secara proposional.
17. Peta politik daerah dan nasional.
18. Kecermatan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan lokal dan
peraturan daerah yang menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia bisnis dan
investasi.
Syarat-syarat PMDN
1. Permodalan: menggunakan modal yang merupakan kekayaan masyarakat
Indonesia
2015 8 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
(Ps 1:1 UU No. 6/1968) baik langsung maupun tidak langsung.
2. Pelaku Investasi : Negara dan swasta. Pihak swasta dapat terdiri dari orang
dan atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia.
3. Bidang usaha : semua bidang yang terbuka bagi swasta, yang dibina, dipelopori
atau dirintis oleh pemerintah.
4. Perizinan dan perpajakan : memenuhi perizinan yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah. Antara lain : izin usaha, lokasi, pertanahan, perairan,
eksplorasi, hak-hak khusus, dll.
5. Batas waktu berusaha : merujuk kepada peraturan dan kebijakan masing-
masing daerah.
6. Tenaga kerja: wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia, kecuali
apabila jabatan-jabatan tertentu belum dapat diisi dengan tenaga bangsa
Indonesia. Mematuhi ketentuan UU ketenagakerjaan (merupakan hak dari
karyawan).
Tata Cara PMDN
Keppres No. 29/2004 ttg penyelenggaraan penanam modal dalam rangka PMA
dan PMDN melalui system pelayanan satu atap.
Meningkatkan efektivitas dalam menarik investor, maka perlu
menyederhanakan system pelayanan penyelenggaraan penanaman modal
dengan metode pelayanan satu atap.
Diundangkan peraturan perundang-undnagan yang berkaitan dengan otonomi
daerah, maka perlu ada kejelasan prosedur pelayanan PMA dan PMDN.
BKPM. Instansi pemerintah yang menangani kegiatan penanaman modal dalam
rangka PMA dan PMDN.
Pelayanan persetujuan, perizinan, fasilitas penanaman modal dalam rangka
PMA dan PMDN dilaksanakan oleh BKPM berdasarkan pelimpahan
kewenagan dari Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Dept yang membina
bidang-bidang usaha investasi ybs melalui pelayanan satu atap.
Gubernur/bupati/walikota sesuai kewenangannya dapat melimpahkan
kewenangan pelayanan persetujuan, perizinan dan fasilitas penanaman modal
kepada BKPM melalui system pelayanan satu atap.
Kepala BKPM dalam melaksanakan system pelayanan satu atap berkoordinasi
dengan instansi yang membina bidang usaha penanaman modal.
2015 9 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Segala penerimaan yang timbul dari pemberian pelayanan persetujuan,
perizinan dan fasilitas penanaman modal oleh BKPM diserahkan kepada
isntansi yang membidangi usaha penanaman modal.
Penanaman Modal Asing (PMA)
Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan
membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan.Penanaman Modal di
Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman
Modal. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan Penanaman Modal Asing
adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik
Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing
sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Pasal 1
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal).
Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan diantaranya
sifatnya jangka panjang, banyak memberikan andil dalam alih teknologi, alih
keterampilan manajemen, membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini, sangat
penting bagi negara sedang berkembang mengingat terbatasnya kemampuan
pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja.
Fungsi Penanaman Modal Asing bagi Indonesia
1. Sumber dana modal asing dapat dimanfaatkan untuk mempercepat investasi
dan pertumbuhan ekonomi.
2. Modal asing dapat berperan penting dalam penggunaan dana untuk
perbaikan struktural agar menjadi lebih baik lagi.
3. Membantu dalam proses industrilialisasi yang sedang dilaksanakan.
4. Membantu dalam penyerapan tenaga kerja lebih banyak sehingga mampu
mengurangi pengangguran.
5. Mampu meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat.
6. Menjadi acuan agar ekonomi Indonesia semakin lebih baik lagi dari
sebelumnya.
7. Menambah cadangan devisa negara dengan pajak yang diberikan oleh penanam
modal.
2015 10 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Tujuan Penanaman Modal Asing
1. Untuk mendapatkan keuntungan berupa biaya produksi yang rendah, manfaat
pajak lokal dan lain-lain.
2. Untuk membuat rintangan perdagangan bagi perusahaan-perusahaan lain.
3. Untuk mendapatkan return yang lebih tinggi daripada di negara sendiri melalui
tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, sistem perpajakkan yang lebih
menguntungkan dan infrastruktur yang lebih baik.
4. Untuk menarik arus modal yang signifikan ke suatu Negara.
Faktor yang Mempengaruhi Berkurangnya PMA
1. Instabilitas Politik dan Keamanan.
2. Banyaknya kasus demonstrasi/ pemogokkan di bidang ketenagakerjaan.
3. Pemahaman yang keliru terhadap pelaksanaan Undang-Undang Otonomi
Daerah serta belum lengkap dan jelasnya pedoman menyangkut tata cara
pelaksanaan otonomi daerah.
4. Kurangnya jaminan kepastian hukum.
5. Lemahnya penegakkan hukum.
6. Kurangnya jaminan/ perlindungan Investasi.
7. Dicabutnya berbagai insentif di bidang perpajakkan
8. Masih maraknya praktek KKN
9. Citra buruk Indonesia sebagai negara yang bangkrut, diambang disintegrasi
dan tidak berjalannya hukum secara efektif makin memerosotkan daya saing
Indonesia dalam menarik investor untuk melakukan kegiatannya di Indonesia.
10. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia.
Hal – Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam PMA
1) Bagi Investor
Adanya kepastian hukum.
Fasilitas yang memudahkan transfer keuntungan ke negara asal.
Prospek rentabilitas, tak ada beban pajak yang berlebihan.
Adanya kemungkinan repatriasi modal (pengambilalihan modal oleh
pemerintah pusat dan daerah) atau kompensasi lain apabila keadaan memaksa.
Adanya jaminan hukum yang mencegah kesewenang-wenangan.
2015 11 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
2) Bagi Penerima Investasi
Pihak penerima investasi harus sadar bahwa kondisi sosial, politik, ekonomi
negaranya menjadi pusat perhatian investor.
Dicegah tindakan yang merugikan negara penerima investasi dalam segi
ekonomis jangka panjang dan pendek.
Transfer teknologi dari para investor.
Pelaksanaan investasi langsung atau investasi tidak langsung betul-betul
dilakukan dengan prinsip saling menguntungkan (mutual benefit) dan terutama
pembangunan bagi negara/ daerah penerima.
Faktor Penarik Investor Asing
Transparansi pasar keuangan dalam informasi yang terpercaya yang mengalir
dalam suatu aliran yang stabil. Tidak adanya transparansi selama proses
investasi dapat sangat membatasi rentang perhatian para investor asing.
Pasar finansial yang terbuka harus dibebaskan dari kendali pemerintah
langsung dan perdagangan bawah tangan (insider trading).
Adanya aturan hukum para ahli ekonomi yang telah disepakati.
Nilai tukar yang fleksibel. Sehingga memudahkan para investor untuk
berinvestasi
Minat Investasi Asing Meningkat
Berbagai negara termasuk Amerika Serikat telah menyatakan minatnya
meningkatkan investasi di Indonesia. Penanaman modal asing (PMA) di Indonesia kini
mencakup 85 persen dari total investasi di Indonesia, dan jumlah PMA ini berpotensi
besar untuk terus tumbuh.
Menko bidang Perekonomian Hatta Rajasa berpendapat Indonesia masih termasuk
negara tujuan investasi baik dari investor lokal maupun asing. Dalam kesempatan
sama, Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan
mengungkapkan Amerika Serikat juga merupakan negara yang sangat berpotensi
meningkatkan investasi di Indonesia.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat hingga Januari-Juni
2010 minat investasi atau pendaftaran investasi penanaman modal asing (PMA)
mencapai US$ 3,450 miliar dengan jumlah proyek 885 proyek. BKPM juga mencatat
2015 12 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
investor yang sudah mengantongi izin prinsip untuk PMA sebanyak 142 proyek senilai
US$ 5,176 miliar dengan 125 proyek.
Hingga Maret 2010 realisasi investasi di Indonesia mencapai 42 trilyun rupiah terdiri
dari 574 proyek. Dari angka tersebut, PMA mencapai 36 trilyun rupiah dan investasi
lokal mencapai 6 trilyun rupiah.
BREAK POINT LABA DITAHAN
Dalam praktiknya, ketika perusahaan memperoleh lebih banyak dana selama
satu periode waktu tertentu, biaya utang, saham preferen, serat ekuitas saham biasa
mulai meningkat, dan ketika hal ini terjadi, biaya rata rata tertimbang setiap modal
dolar baru juga meningkat. Jadi, jika perusahaan tidak bisa mempekerjakan jumlah
tenaga kerja yang tidak terbatas pada tingkat upah yang konstan, maka mereka juga
tidak dapat memperoleh jumlah modal yang tidak terbatas dengan jumlah biaya yang
konstan. Pada saat tertentu, biaya dari setiap dolar baru akan meningkat.
Langkah pertama untuk menentukan saat dimana MCC mulai meningkat ,
perhatikan walaupun neraca perusahaan menunjukan total modal jangka panjang
sebesar $1.690.000.000, namun semua modal ini diperoleh di masa lalu, dan telah
diinvestasikan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi. Modal baru (marjinal) akan
diperoleh dengan tetap mempertahankan hubungan utang/ saham preferen/ ekuitas
saham biasa sebesar 45/2/53. Karenanya, jika allied ingin mendapatkan $1.000.000
modal baru, maka modal tersebut harus terdiri dari $450.000 utang, $20.000 saham
preferen, dan $530.000 ekuitas saham biasa.
Ekuitas saham biasa baru bisa berasal dari dua sumber;
(1) Laba ditahan, yang didefinisikan sebagai bagian laba tahun ini yang diputuskan
akan ditahan dalam bisnis oleh manajemen dan tidak digunakan sebagai
deviden (tetapi bukan laba datahan masa lalu, karena laba tersebut
diinvestasikan dalam pabrik, peralatan, persediaan, dan lainnya)
(2) Hasil dari penjualan saham biasa baru
Utang akan memiliki suku bunga sebesar 10 % dan biaya setelah pajak sebesar 6 %,
sedangkan saham preferen memiliki biaya sebesar 10,3%. Biaya ekuitas saham biasa
2015 13 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
akan sebesar ks= 13,4% selama ekuitas tersebut dihasilkan dari laba ditahan, tetapi
biayanya akan meningkat menjadi ke= 14% setelah perusahaan menggunakan seluruh
laba ditahannya sehingga membuat perusahaan menggunakan seluruh laba
ditahannya sehingga membuat perusahaan harus menjual saham biasa baru.
Biaya modal rata-rata tertimbang Allied, apabila ia menggunakan laba ditahan baru (
laba ditahan tahun ini, bukan tahun sebelumnya) dan juga menggunakan saham iasa
baru, ditunjukan dalam tabel 9.1.. kita melihat bahwa biaya rata rata tertimbang setiap
dolar adalah 10% selama laba ditahan digunakan, tetapi WACC meningkat menjadi
10,3% segera setelah perusahaan kehabisan laba ditahan dan terpaksa menjual saham
biasa baru.
Tabel 9.1 WACC Allied dengan menggunakan Laba Ditahan Baru dan Saham Biasa
Baru
1. WACC apabila Ekuitas berasal dari Laba Ditahan Baru
Bobot X Komponen
Biaya
= Produk
Hutang 0,45 6 % 2,7 %
Saham Preferen 0,02 % 10,3 % 0,2 %
Ekuitas saham biasa
(laba ditahan)
0,53
%
13,4
7,1 %
1,00 WACC= 10,0 %
2. WACC apabila Ekuitas Berasal dari Penjualan Saham Biasa Baru
Bobot X Komponen
Biaya
= Produk
Hutang 0,45 6 % 2,7 %
Saham Preferen 0,02 % 10,3 % 0,2 %
2015 14 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Ekuitas saham biasa
(saham biasa
baru)
0,53
%
14.0
7,4 %
1,00 WACC= 10,3 %
Berapa besar modal baru yang dapat diperoleh allied sebelu ia kehabisan laba ditahan
dan terpaksa menjual saham biasa baru; yaitu kapan kenaikan dalam skedul MMc
terjadi? Kita dapat menemukan jawabannya sebagai berikut :1
1. Asumsikan bahwa perusahaan memperkirakan akan memiliki total laba ditahan
sebesar $137,8 juta pada tahun 1998. Lebih lanjut, perusahaan itu memiliki
taget rasio payout sebesar 45%, sehingga ia merencanakan akan membayar
45% dari labanya sebagai dividen. Jadi laba ditahan untuk taun itu
diproyeksikan sebesar $137,8(1,0-0,45) = $75,8 juta.
2. Kita mengetahui bahwa allied memperkirakan akan memiliki laba ditahan
sebesar $75,8 juta selama tahun tsb. Kita juga mengetahui bahwa jika
perusahaan tetap mempertahankan struktur modal optimalnya, maka ia harus
memperoleh setiap dolar sebagai 45 sen utang, 2 sen saham preferen, dan 53
sen ekuitas saham biasa. Karenanya, setiap 53 sen laba ditahan akan
mendukung $1 modal, dan $75,8 juta laba ditahan tidak akan mencukupi,
sehingga WACC tidak akan meningkat, sampai $75,8 juta laba ditahan,
ditambah sejumlah tambahan utang dan saham preferen, telah digunakan.
3. Kita sekarang ingin mengetahui berapa besar total modal baru –utang, saham
preferen, laba ditahan- dapat diperoleh sebelum $75,8 juta laba ditahan habis
dan allied terpaksa menjual saham biasa baru. Sebenarnya, kita mnecari
sejumlah modal, X, yang disebut Break Point (BP) dan menggambarkan total
pembiayaan yang dapat dilakukan sebelum allied terpaksa menjual saham
biasa.
4. Kita mengetahui bahwa 53%, atau 0,53 dari x, yaitu total modal yang
diperoleh, akan berupa laba ditahan, dimana 47% lainnya akan berupa utang
ditambah saham preferen. Kita juga mengetahui bahwa laba ditahan akan
berjumlah $75,8 juta. Karenanya,
2015 15 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
LABA DITAHAN = 0,53X = $75.800.000
5. Dengan mencari X, yang merupakan break point laba ditahan, kita
memperoleh BPRE = $143 juta:
X = BPRE = = $143.018.868 = 143 juta
6. Jadi, dengan menggunakan $75,8 juta laba ditahan, allied dapat memperoleh
total $143 juta, yang terdiri dari 0,53($143juta) = $75,8 juta laba ditahan
ditambah 0,02 ($143 juta) = $2,9 juta utang baru yang didukung oleh laba
ditahan baru ini, tanpa mengubah struktur modalnya ( dalam jutaan dolar ):
Utang baru yang didukung oleh laba ditahan $6,3 45%
Saham Preferen yang didukung oleh laba ditahan 2,9 2
Laba ditahan 75,8 53
Total modal yang didukung oelh laba ditahan,
atau break point laba ditahan
$143,0
100%
7. Nilai X, atau BPRE = $143 juta, didefinisikan sebagai break point laba ditahan,
dan merupakan jumlah total modal ketika satu pemescahan, atau lompatan,
terjadi dalam skedul MMC.
Laba Ditahan = $75.800.000
Pecahan Ekuitas = $0,53
2015 16 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
GAMBAR 9-2 Skedul Biaya Modal Marjinal di Luar Break Point Laba Ditahan Untuk Allied Food Product
Gambar 9-2 memperlihatkan skedul biaya modal marjinal Allied dengan break point
laba ditahan. Setiap dolar memiliki biaya rata rata tertimbang 10% sampai perusahaan
memperoleh total $143 juta, yang terdiri dari $64,3 juta uang baru dengan biaya
setelah pajak sebesar 6%, $2,9 juta saham preferen dengan biaya sebesar 13,4 persen.
Akan tetapi, jika Allied hanya memperoleh satu dolar atas $143 juta, maka setiap dolar
baru akan mengandung 53 sen ekuitas yang diperoleh dengan menjual ekuitas saham
biasa baru pada biaya 14%; karenanya, WACC meningkat dari 10% menjadi 10,3
persen, seperti yang dihitung dalam tabel 9-1.
Perhatikan bahwa kita tidak terlalu memikirkan peningkatan WACC tepat sebesar
0,3% apabila kita memperoleh $1 atas $143 juta. Jadi, gambar 9-2 harus dipandang
sebagai aproksimasi dan bukan sebagai gambaran yang tepat dari realitas.
Skedul MCC Di Luar Break Point Laba Ditahan
Terdapat peningkatan, atau break lain dalam skedul MCC sebesar $143 juta
dari modal baru. Ada break lain dalam skedul ini. Biaya modal juga akan meningkat
karena kenaikan biaya utang atau biaya saham preferen, atau sebagai akibat kenaikan
lebih lanjut dari biaya flotasi ketika perusahaan menerbitkan lagi saham biasa.
Beberapa orang telah menyatakan bahwa komponen biaya modal selain saham biasa
0
WACC (%)
10,0
10,3
WACC
143.000.000 Dolar Modal Baru yang Diperoleh
2015 17 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
tidak dapat meningkat. Argumen mereka adalah bahwa selama struktur modal tidak
berubah, dan dengan mengangggap bahwa perusahaan mengguankan modal baru untuk
menginvestasikan dalam proyek yang menghasilkan pengambalian diharapkan dan
tingkat risiko yang sama dengan proyek yang ada, investor akan mau
menginvestasikan jumlah nodal tambahan yang tidak terbatas pada tingkat yang sama.
Akan tetapi, argumen ini tidak dapat diperthankan dalam studi empiris. Dalam praktik,
kurva permintaan sekuiritas memiliki kemiringan yang menurun sehingga semakin
banyak sekuritas yang diterbitkan selama periode tertentu, (1) semakin rendah harga
yang diterima atas sekuritas tersebut (2) semakin tinggi pengembalian yang
doperlukan. Karenanya, semakin banyak pembiayaan baru diperlukan, semakin tinggi
WACC perusahaan.
Sebagai akibat dari semuaanya, perusahaan akan menghadapi peningkatan
skedul MCC seperti dalam GBR 9-2. Kita mengidentifikasi break poin laba ditahan
spesifik, tetapi karena estimasi sulit dilakukan, maka kita tidak berusaha
mengindetifikasi secara tepat setiap tambahan break point. Kita telah; (1)
memperlihatkan skedul MCC dengan kemiringan ke atas, yang mencerminkan
hubungan positif antara modal yang diperoleh dengan biaya modal, dan (2)
mengindikasikan ketidak mapuan kita untuk mengukur biaya secara tepat dengan
menggunakan satu band baya bukan satu garis. Perhatikan bahwa band ini muncul
pada seluruh rentang modal yang diperoleh-komponen biaya kita hanya merupakn
estimasi yang akn menjadi tidak pasti apabila perusahaan membutuhkan lebih banyak
lagi modal sehingga band semakin lebar ketika jumlah modal baru yang diperoleh
meningkat.
2015 18 Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Arthur J. Keown, David F. Scott Jr, John D. Martin, J. William Petty. 2002. Introduction
Financial Management. Prentice- Hall, Inc.
Weston, J Fred and Eugene F Brigham, 2004. Managerial Finance, Tenth Edition,
Dryden Press, Hinsdale Illinois.
Syamsudin Lukman, 1985. Manajemen Keuangan Perusahaan, Konsep dan Aplikasi
dalam Perencanaan dan Pengambilan Keputusan, Handinata Yogyakarta
Husnan, Suad, 1990. Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan, Edisi Pertama,
Cetakan ketiga, BPFE Yogyakarta.
`