modul sig

63
1 Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected] MODUL PRAKTIKUM KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Aplikasi GIS menggunakan Software Arc GIS 9.3) LABORATORIUM FAKULTAS GEOGRAFI UMS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Upload: dony-gazerock

Post on 26-Oct-2015

119 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

asd

TRANSCRIPT

Page 1: Modul SIG

1

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

MODUL PRAKTIKUM

KONSEP DASAR

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Aplikasi GIS menggunakan Software Arc GIS 9.3)

LABORATORIUM FAKULTAS GEOGRAFI UMS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: Modul SIG

2

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

A. Pendahuluan

ArcGIS merupakan salah satu perangkat lunak (software) Sistem

Informasi Geografi dengan banyak aplikasi untuk pemetaan wilayah

secara spasial. ArcGIS dapat dikatakan sebagai perangkat lunak yang

memiliki komponen (analysis tools) secara lengkap untuk keperluan

Sistem Informasi Geografis. ArcGIS merupakan perkembangan dari

ArcView, merupakan perangkat lunak yang dibangun oleh ESRI yaitu

sebuah perusahaan yang berkembang dalam pembuatan perangkat

lunak Sistem Informasi Geografi (SIG).

ArcGIS memiliki beberapa fungsi atau komponen penting

utama disamping untuk membuat peta (kartografi) atau melakukan

pemetaan (mapping), antara lain: pemodelan (modelling), pengukuran

(measuring), pengelolaan (managing), dan pemantauan (monitoring)

secara spasial dan komprehensif. Pada ArcGIS terdapat 3 level

fungsional yaitu ArcView, ArcEditor, dan ArcInfo. Ketiga level

fungsional tersebut muncul pada saat instalasi awal software yang

memiliki spesialisasi, diantaranya:

ArcView, digunakan untuk pemetaan, penggunaan serta

analisis data spasial secara komprehensif dengan tools editing dan

geoprocessing (proses penurunan atau penyajian informasi melalui

analisis data GIS) secara sederhana.

ArcEditor, digunakan untuk pembuatan dan perbaikan

(editing) data.

ArcInfo, professional GIS Desktop yang komplit, baik

ArcView, dan ArcEditor dengan banyak tools geoprocessing untuk

fungsi-fungsi GIS yang komprehensif.

Page 3: Modul SIG

3

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

Acara 1

Membangun Data Spasial GIS (Geodatabase)

Tujuan

Mahasiswa dapat membangun geodatabase dalam program ArcGIS

Alat dan Bahan

1. Seperangkat Komputer dan Software ArcGIS

2. Modul Praktikum SIG

Geodatabase adalah Sistem manajemen basisdata dimana data tersebut

disimpan dan bergeoreferensi. Secara teknis geodatabase ini adalah

tempat atau wadah untuk menampung dan mengatur kumpulan data-

data yang bersifat spasial (geografis) yang dikelola dalam software

ArcGIS, maka sebelum memulai melakukan pekerjaan SIG dalam ArcGIS

diperlukan pembangunan geodatabase karena sebagai wadah data yang

nantinya untuk dikelola menjadi sebuah peta. Geodatabase perlu

dirancang terlebih dahulu agar segala sesuatu data yang kita bangun

memiliki wadah yang jelas dan tertata dengan baik. Pembangunan

Geodatabase pada ArcInfo-ArcGIS ini dilakukan pada Desktop

ArcCatalog.

Untuk memulai pembangunan geodatabase perlu diuraikan terlebih

dahulu, proyek atau pekerjaan apa yang akan dikerjakan. Kegiatan ini

akan membuat geodatabase wilayah administrasi dan batas

administrasi. Skema struktur basisdata (database) untuk informasi atribut

peta yang dibuat nantinya adalah seperti di bawah ini.

Desain Struktur Basisdata

Fitur Deskripsi Fitur Tipe

Fitur

Field

Attribut

Definisi Field

Adm

in

Wilayah

Administrasi

Poligo

n

Admin_I

d

Id = Running number

Kab Nama Kabupaten

Prov Nama Provinsi

Page 4: Modul SIG

4

Batas Batas

Administrasi Line

Batas_id Id = Running number

Kode_bts Tipe batas administrasi

Membangun Geodatabase

1. Membuka ArcCatalog

2. Membuat folder data → klik kanan → New → pilih dan klik Folder.

Memberi nama folder, beri nama dengan “GIS”.

3. Membuat Personel Geodatabase

Setelah folder “GIS” selesai dibuat kemudian membuat Personal

Geodatabase. Personal geodatabase inilah yang merupakan

geodatabase project. Membuat Personel Geodatabase dengan

melakukan klik kanan pada folder GIS → New → Personal

Geodatabase. Namai personal geodatabase ini dengan nama

“Pacitan”.

Page 5: Modul SIG

5

Langkah selanjutnya adalah membuat kamar-kamar dalam wadah

yang telah dibuat (personal geodatabase), yang dinamakan dengan

Feature Dataset.

4. Membuat Feature Dataset

Feature Dataset merupakan kumpulan data yang memiliki suatu

sistem koordinat yang sama dan juga dapat dijadikan sebuah

wadah untuk menyimpan data yang memiliki satu kemiripan atau

sebuah tema. Dalam hal ini membangun sebuah kamar atau

feature dataset yaitu Peta Dasar. Membuat feature dataset dengan

cara yang sama pada saat membuat personal geodatabase yaitu klik

kanan personal geodatabase → New → Feature Dataset.

Page 6: Modul SIG

6

muncul jendela New Feature Dataset, isilah nama dengan nama

“BaseMap”. Selanjutnya adalah mengisi sistem koordinat

horisontal peta (XY), Mengatur setting coordinate system yang

bergantung pada tipe sistem koordinat yang akan digunakan

(koordinat geografi/koordinat UTM), serta menggunakan datum

menurut lokasi yang dipetakan. Pilih dan gunakan sistem

koordinat UTM karena merupakan sistem koordinat baku yang

telah ditetapkan oleh Bakosurtanal sebagai sistem Proyeksi

Pemetaan Nasional. Selain itu untuk kegiatan pengukuran

penggunaan koordinat UTM ini sangat tepat karena menggunakan

satuan metric/meter sehingga memudahkan dalam perhitungan

atau pengukuran terkait jarak, luas area, dsb.

Datum WGS 1984 serta lokasinya berada pada Zona 49 Selatan.

Wilayah Indonesia dilingkup oleh Zone 46 sampai dengan Zone 54

atau dalam koordinat geografi dari Bujur 94° East sampai dengan

141° East.

1 2

3

Page 7: Modul SIG

7

Selanjutnya klik Next, lalu dilanjutkan dengan mengisi sistem

koordinat vertikalnya (Z). Pilih sistem koordinat vertikal World

dengan datum WGS 1984.

Kemudian selanjutnya adalah mengisi toleransi ketelitian pada

arah horisontal (XY) maupun arah vertikalnya (Z).

1

2

Page 8: Modul SIG

8

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

Tetap atau biarkan secara default dengan angka 0,001. Karena

merupakan toleransi untuk jarak minimum koordinat antar fitur

atau layer peta agar sedikit kesalahan dalam pergeseran arah

horisontal (XY) maupun arah vertikalnya (Z).

Pada tahap di atas, Feature Dataset BaseMap dalam wadah

Personal Geodatabase Pacitan telah selesai dibuat. Selanjutnya

masih ada satu tahapan untuk membuat Feature Class, yaitu

merupakan data spasial (peta digital) yang kita bangun yang

mewakili kenampakan atau fitur obyek di muka bumi ini, sehingga

dalam feature class ini dapat berupa data titik, garis, poligon atau

anotasi (nama geografis). Jadi feature class merupakan file atau

peta digital yang akan dihasilkan dari sebuah pekerjaan digitasi

yaitu data vektor (data spasial).

5. Membuat Feature Class

Untuk membuat satu feature class, terlebih dahulu masuk ke dalam

feature dataset BaseMap. Dalam feature dataset tersebut akan

dibuat feature class berupa Wilayah Administrasi (polygon), dan

Batas Administrasi (line/polyline).

Page 9: Modul SIG

9

Catatan:

Feature Class dapat dibuat lebih dari atau beberapa jenis peta (data

spasial) selain wilayah administrasi dan batas administrasi, seperti;

jaringan jalan, pola sungai, anotasi (titik ibukota), maupun feature-feature

lainnya terkait suatu bidang lahan atau tanah serta kenampakan/objek lain

yang ada di permukaan bumi.

Untuk memulai atau membuat feature class (data spasial), klik

kanan pada Feature Dataset BaseMap, → New → Feature Class,

lalu akan muncul jendela isian New Feature Class. Mengisi nama

dan alias nama serta memilih Type feature → Next → Finish.

Sebuah data spasial (peta wilayah administrasi dengan format

area/polygon) telah selesai dibuat. Untuk membuat peta batas

administrasi dalam format data garis/line menggunakan tahapan

atau langkah yang sama (feature class) seperti di atas.

Pada Desktop ArcGIS terdapat beberapa aplikasi yaitu:

ArcCatalog, merupakan aplikasi untuk organisasi,

membangun dan manajemen data spasial, meliputi map atau layer,

dataset, datafeature, database, geodatabase atau shapefile, model

data, metadata, dll. Berfungsi diantaranya;

Tipe Fitur: Polygon

Page 10: Modul SIG

10

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

� Membangun geodatabase atau shapefile

� Pencatatan, penampilan, dan manajemen metadata

� Desain, import dan export geodatabase.

ArcMap, merupakan aplikasi utama pada ArcGIS untuk

pekerjaan pemetaan, membuat peta (kartografi) dengan proses

digitasi, edit, update, dan desain peta secara kartografis (layout),

serta analisis peta (geoprocessing).

ArcGlobe, merupakan aplikasi bagian dari ekstensi 3D

Analyst (analisis 3D) yang berfungsi menggambarkan kenampakan

obyek secara spasial dengan terhubung melalui koneksi server

untuk melihat obyek permukaan bumi secara realworld, dan

interactive viewing dari informasi geografis.

ArcScene, merupakan aplikasi untuk menampilkan,

memodelkan peta dalam bentuk tampilan 3D Spasial dengan

berbagai perspektif. Fungsi menarik dalam hal ini dapat digunakan

untuk simulasi penerbangan berdasarkan ketinggian medan dan

ketinggian obyek pada suatu jalur terbang.

Page 11: Modul SIG

11

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

Acara 2 Registrasi Data Spasial GIS (Georeferencing)

Tujuan

Mahasiswa dapat melakukan registrasi data spasial (georeference)

dalam program ArcGIS

Alat dan Bahan

1. Seperangkat Komputer dan Software ArcGIS

2. Modul Praktikum SIG

3. Data Peta Administrasi Kec. Sudimoro Kab. Pacitan. bmp

Registrasi (Georeferencing) adalah proses penentuan titik ikat atau titik

kontrol tanah (ground control point/GCP) objek berupa data raster atau

image yang belum mempunyai sistem koordinat agar dimasukkan atau

dijadikan data yang memiliki acuan sistem koordinat sesuai dengan

kenyataan di muka bumi.

tertentu. Georeferencing menjadi syarat atau kunci utama dalam

pengolahan atau pemrosesan data spasial sebelum dilakukan pemetaan

atau digitasi peta karena data GIS harus menunjukkan posisi lokasi atau

wilayah secara jelas. Georeferencing pada ArcInfo-ArcGIS ini dilakukan

pada Desktop ArcMap.

Untuk melakukan georeferencing data, terlebih dahulu menampilkan atau

membuka data yang akan digeoreferencing. Data raster, baik dari hasil

scanning atau data raster citra hasil perekaman satelit penginderaan jauh

atau foto udara dapat ditampilkan pada ArcMap memiliki banyak tipe

baik citra pada umumnya (tiff, Gif, jpeg, bmp) maupun citra format

spesifik dalam dunia penginderaan jauh (img, bil, ers). Pada tahap ini

akan melakukan georeferencing data raster Peta Administrasi Kecamatan

Sudimoro Kab. Pacitan.bmp.

Page 12: Modul SIG

12

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

Menampilkan Data Raster

6. Membuka ArcMap

7. Melalui Start menu → All Programs → ArcGIS → ArcMap atau dari

Desktop ArcCatalog dengan mengklik icon

8. Menampilkan Peta Administrasi Kecamatan Sudimoro Kab.

Pacitan.bmp., dapat diakses melalui menu File → Add Data atau

dengan mengklik icon

9. Lalu muncul jendela Add Data, memasukkan data yang akan

ditampilkan, menyesuaikan dengan direktori/ folder dimana data

tersebut tersimpan.

Tampilan data raster Peta Administrasi Kecamatan Sudimoro Kab.

Pacitan.bmp., yang akan digeoreferencing seperti di bawah ini.

Georeferencing Data

5. Klik menu Tools → Customize untuk mengaktifkan Toolsbar

Georeferencing, kemudian mencentang kotak georeferencing pada

jendela customize. Cara lain yaitu dengan klik kanan mouse pada

lokasi toolbar yang kosong kemudian pilih georeferencing.

Page 13: Modul SIG

13

6. Lalu akan muncul toolbar menu georeferencing

7. Untuk memulai georeferencing, selanjutnya menentukan 4 titik

kontrol/titik ikat pada peta yang telah diketahui koordinatnya

secara pasti yaitu tanda (+) perpotongan koordinat pada pojok atau

sudut peta.

8. Perpotongan koordinat peta sebanyak 4 sudut dicari, diberi nomor

untuk dicatat angka koordinatnya.

9. Untuk memulai menambahkan titik kontrol maka icon yang dipilih

adalah Add Control Points sehingga kursor berubah menjadi

tanda +, kemudian menempatkan tanda + di tengah-tengah

perpotongan koordinat, klik 3 kali secara cepat pada posisi yang

sama. Tanda + merah akan tergambar pada pusat perpotongan

koordinat.

10. Melakukan penentuan ikat sebanyak 4 titik tiap sudut, apabila telah

usai dilakukan selanjutnya klik View Link Table maka akan

muncul tabel koordinat. Ganti X Map dan Y Map dengan koordinat

untuk titik pertama yang telah dicatat. Double click pada angka

tabel untuk melakukan editing. Tulis angka hingga 4 baris pada 2

kolom tersebut selesai.

11. Klik kanan pada layer Peta Administrasi Kecamatan Sudimoro

Kab. Pacitan.bmp → Zoom To Layer untuk memunculkan peta

kembali.

Page 14: Modul SIG

14

12. Pada jendela Link Table Georeference ditampilkan Total RMS Error

yang diperoleh dari titik-titik kontrol yang yang telah dimasukkan

angkanya. Total RMS Error sebaiknya didapatkan angka yang kecil

di bawah 0,2 karena merupakan ukuran ketelitian titik ikat

koordinat.

13. Total RMS Error lebih dari 0,2 harus diupayakan agar senilai di

bawah standar ukuran tersebut dengan cara mengulangi kembali

langkah penentuan titik ikat di atas. Klik icon Delete

14. Setelah mendapat 4 titik kontrol, penentuan jenis transformasi, dan

Total RMS Error yang memenuhi persyaratan, maka dilakukan

proses georeferencing pada peta hasil scan tersebut dengan cara

Page 15: Modul SIG

15

melakukan Update Georeferencing pada toolsbar georefencing.

Sampai dengan langkah ini kita sudah mendapatkan peta raster

yang telah bergeoreferencing, hal ini dapat dibuktikan dengan

melihat posisi kursor ketika kita arahkan pada suatu lokasi, maka

kursor tersebut sudah menampilkan koordinat peta sebenarnya

yaitu memiliki koordinat UTM (lihat status bar, kanan bawah)

15. Pada tahapan di atas telah didapatkan peta digital yang teregistrasi

(georeference) dengan sistem koordinat UTM, namun belum

menunjukkan satuan unitnya (Unknown Units).

16. Untuk mengatur unit satuan petanya, ubahlah pada menu View →

data frame properties, lalu sesuaikan koordinat sistem peta yang

bersangkutan yaitu menggunakan sistem proyeksi UTM Datum

WGS 1984 Zone 49 South.

1 2

3

4

Page 16: Modul SIG

16

17. Satuan Unit koordinat serta Skala Peta telah muncul atau aktif.

Jawablah pertanyaan berikut:

Sistem Koordinat UTM adalah sering digunakan untuk kegiatan

pemetaan dan pengukuran wilayah. Kenapa demikian?

5

Page 17: Modul SIG

17

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

Acara 3

Digitasi Data Spasial GIS (On Screen Digitation)

Tujuan

Mahasiswa dapat melakukan digitasi data spasial (membuat peta)

dalam program ArcGIS

Alat dan Bahan

4. Seperangkat Komputer dan Software ArcGIS

5. Modul Praktikum SIG

6. Data Peta Administrasi Kec. Sudimoro Kab. Pacitan. bmp

Digitasi pada Layar (OnScreen Digitation) adalah proses mengubah data

analog pada data raster menjadi data digital dalam bentuk data vektor

(feature/layer) yang telah mempunyai sistem koordinat tertentu dari

hasil georeferencing sesuai dengan kenyataan di muka bumi. Digitasi

pada ArcInfo-ArcGIS ini dilakukan pada Desktop ArcMap.

Setelah dilakukan georeferencing pada peta raster, maka selanjutnya kita

sudah siap untuk melakukan input data grafis untuk membuat sebuah

data vektor (peta digital) melalui digitasi layar (on screen digitation).

Digitasi dilakukan pada data hasil georeferencing Peta Administrasi

Kecamatan Sudimoro Kab. Pacitan.bmp.

Menampilkan Data Spasial (Feature Class)

10. Membuka ArcMap. Peta Administrasi Kecamatan Sudimoro Kab.

Pacitan.bmp ditampilkan.

11. Menampilkan data Feature Class Wil_Admin melalui menu File →

Add Data atau dengan mengklik icon , double click Geodatabase

Pacitan.mdb → masuk ke Feature Dataset BaseMap, double click →

klik Wil_Admin → Add.

Page 18: Modul SIG

18

12. Aktifkan toolbar editor dengan cara mengklik icon atau

dengan cara klik kanan mouse pada toolsbar kosong dan pilih

editor.

13. Pada tools bar Editor klik Editor → Start Editing

Toolsbar Editor telah aktif, setelah feature class baru/ data baru

dalam keadaan siap diedit maka sudah dapat dilakukan digitasi

dengan cara memilih kursor pada gambar Sketch Tool, lalu

pilihlah Task yang sesuai dengan proses digitasi yang akan kita

lakukan (untuk memulai digitasi obyek baru pilih Create New

Editor

Menu Edit

Tool

Sketch Tool

Option of Sketch Tool

Attributes

Sketch Properties

Page 19: Modul SIG

19

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

Feature) dan jangan lupa melihat Targer layer feature class-nya

(sasaran data yang akan dibuat peta).

Digitasi Peta (Polygon Feature)

14. Pada tahapan tersebut kemudian dapat dimulai untuk melakukan

digitasi obyek/fitur baru dalam sebuah peta digital (Peta

Administrasi Kecamatan Sudimoro Kab. Pacitan.bmp) yang akan

dikerjakan.

15. Lakukan digitasi wilayah administrasi dimulai dengan mendigitasi

dari batas terluar poligon.

16. Batas terluar yang telah didigitasi kemudian disimpan (Save Edits)

melalui menu Editor.

17. Pada tahapan di atas telah dilakukan pembuatan peta wilayah

administrasi dengan batas terluar (batas kecamatan), sedangkan

masih terdapat poligon di dalamnya yang merupakan batas

desanya.

18. Membuat peta dengan mendigitasi bagian dalam wilayah (batas

desa) dengan menggunakan Cut Polygon Feature.

Page 20: Modul SIG

20

Digitasi Peta (Cut Polygon Feature)

19. Klik peta hasil digitasi Wilayah_Administrasi pada Layer data

frame, double click pada gambar kotak di bawahnya untuk masuk

ke pengaturan warna (Symbol Selector)

20. Mengganti warna peta hasil digitasi dengan warna transparan

(Hollow) → klik gambar kotak dengan simbol Hollow.

Layer Data Frame

Page 21: Modul SIG

21

21. Pada menu Editor, klik tanda panah segitiga menghadap ke bawah

pada Task → pilih Cut Polygon Features

22. Bila tanda Sketch Tool atau icon pencil untuk digitasi tidak aktif itu

karena layer peta Feature Class yang akan di digitasi belum

terselect. Gunakan atau klik Edit Tool yang terletak di samping

icon pencil (Sketch Tool).

23. Select atau klik mouse peta hasil digitasi wilayah administrasi pada

layar data view. Icon pencil atau Sketch Tool kemudian aktif dan

siap untuk digitasi Cut Polygon Feature.

Select layer dengan

klik mouse

1

Sketch Tool telah aktif 2

Page 22: Modul SIG

22

Catatan:

Perlu diingat untuk selalu menselect layer agar icon pencil atau Sketch

Tool tetap aktif. Select pada layer peta yang akan di digitasi sebagai target

untuk digitasi Cut Polygon Feature.

24. Sebelum melakukan digitasi cut polygon, terlebih dahulu aktifkan

Snapping pada menu Editor. Centang semua pada Vertex, Edge,

dan End.

Apa itu Vertex, Edge, End ?

Vertex adalah titik pertemuan yang terhubung dalam suatu

feature/layer garis (line), dan atau dihubungkan dari titik digitasi

yang membentuk suatu feature/layer area (polygon).

Edge adalah garis diantara titik vertex yang satu ke titik vertex

berikutnya membentuk suatu feature baik garis (line) maupun area

(polygon).

End adalah titik akhir dari vertex.

Page 23: Modul SIG

23

25. Untuk melihat Vertex, Edge, serta End → double click peta hasil

digitasi wilayah administrasi atau dengan klik Task editor menu

dan pilih Modify Feature.

Perbesar tampilan peta dengan zoom in atau klik Fixed Zoom

In

atau dengan pengaturan skala.

Apa tujuannya ?

Dalam melakukan digitasi, ketelitian dan akurasi sangat

dibutuhkan karena hal ini akan berpengaruh terhadap hasil yang

dicapai. Untuk itu terdapat pengaturan kepekaan akurasi dari

kursor (“mata pena”) yang kita gunakan untuk mendigitasi.

Kepekaan kursor ini diatur dalam Snapping Environment.

Vertex (titik hijau)

End (titik merah)

Edge (garis antar

vertex )

Page 24: Modul SIG

24

Kepekaan kursor tersebut akan berpengaruh pada pemilihan objek

(vertex, edge, end/ node) sehingga kepekaan kursor diaktifkan

sebelum proses digitasi lebih lanjut atau juga dapat diaktifkan

ketika memulai editing data grafis (feature/layer peta).

26. Lakukan digitasi Cut Polygon Features mengikuti alur atau pola

garis.

27. Double click untuk mengakhiri digitasi cut polygon.

28. Lakukan digitasi cut polygon features hingga selesai digitasi

(finish).

Titik awal digitasi

Titik akhir digitasi

Page 25: Modul SIG

25

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

29. Hasil digitasi cut polygon features kemudian disimpan (Save

Edits). Klik menu Editor → Save Edits. Atau dengan klik menu

Editor → Stop Editing → akan muncul pertanyaan “Do you want to

save your edits? Klik Yes.

30. Pada tahapan di atas, pekerjaan/project pertama untuk mendigitasi

peta wilayah administrasi telah selesai.

Page 26: Modul SIG

26

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

Acara 4 Editing Data Atribut GIS

Tujuan

Mahasiswa dapat melakukan inputing data atribut, editing data

atribut dalam program ArcGIS

Alat dan Bahan

7. Seperangkat Komputer dan Software ArcGIS

8. Modul Praktikum SIG

9. Data Peta Administrasi Kec. Sudimoro Kab. Pacitan

Data atribut merupakan informasi, identitas atau keterangan dari data

grafis pada setiap objek. Selain data grafis, data atribut merupakan bagian

yang penting sebagai identitas informasi dari data spasial grafis.

Inputing atau editing data atribut pada data grafis yang telah kita bangun

dilakukan pada Desktop ArcMap.

Setelah dilakukan digitasi peta, kini telah didapatkan data spasial GIS

(data vektor) namun belum menunjukkan identitas atau keterangan

informasinya. Pada tahapan ini akan dilakukan pemberian identitas

(atribut) pada data grafis hasil digitasi Peta Wilayah Administrasi

Kecamatan Sudimoro Kab. Pacitan.

Membuat Kolom Tabel Baru (Add Field)

31. Membuka ArcMap. Tampilkan hasil digitasi Peta Administrasi

Kecamatan Sudimoro Kab. Pacitan.

Page 27: Modul SIG

27

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

32. Membuka Tabel Atribut peta hasil digitasi dengan klik kanan

layer/feature Wilayah_Administrasi → Open Attribute_Table, lalu

muncul tabel atribut (Attributes of Wilayah_Administrasi).

33. Pada tabel atribut tersebut telah ada beberapa informasi dari data

grafis (feature class)

OBJECTID, menunjukkan nomor urut dari objek hasil digitasi.

Shape, merupakan jenis atau type feature data GIS yaitu Polygon

(area).

SHAPE Length, menunjukkan keterangan panjang dari garis

polygon dengan satuan meter.

SHAPE Area, merupakan keterangan luas area (polygon) dengan

satuan meter persegi.

34. Keterangan atribut tersebut merupakan perhitungan otomatis

setelah dilakukan digitasi. Namun belum dapat menujukkan atau

menginformasikan keterangan nama polygon yang didigitasi

(nama wilayah) yaitu nama desa dari Kecamatan Sudimoro.

Page 28: Modul SIG

28

35. Untuk menambahkan atau memasukkan informasi nama wilayah

desa di Kecamatan Sudimoro, dibuatlah tabel baru dengan cara klik

Options → Add Field

36. Muncul kotak dialog Add Field untuk pembuatan kolom tabel

baru. Isikan Name: “DESA” , Type: pilih type Text, Field

Properties: Length 30

Page 29: Modul SIG

29

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

37. Tabel baru telah dibuat, selanjutnya memasukkan informasi atau

keterangan nama desa tersebut. Terlebih dahulu aktifkan

layer/feature nya dengan klik menu Editor → Start Editing

38. Isikan tabel nama desa tersebut dengan melihat keterangan di

legenda peta.

39. Simpan hasil pekerjaan (Save Edit) atau dengan Stop Editing.

40. Pada tahapan di atas telah dilakukan pemasukan atribut pada data

grafis Peta Wilayah Administrasi Kecamatan Sudimoro.

Selanjutnya informasi nama desa di Kecamatan Sudimoro dapat

ditampilkan atau divisualisasikan pada peta.

41. Untuk menampilkan keterangan atribut dengan menggunakan

Label Features, dengan klik kanan layer/feature

Wilayah_Administrasi → Properties.

42. Muncul kotak dialog Layer Properties. Pilih tab Labels → ganti

Label Field dengan keterangan “DESA” untuk menampilkan nama

Page 30: Modul SIG

30

desa tersebut pada peta, kemudian centang pada kotak bertuliskan

Label features in this layer → lalu OK.

43. Informasi nama desa dari Kecamatan Sudimoro telah tampil pada

peta.

44. Pengaturan terhadap ukuran label, bold, warna, dsb. dapat

dilakukan pada pengaturan Label dengan masuk ke dalam Layer

Properties.

45. Untuk dapat melihat semua keterangan atribut atau identitas dari

data grafis (data layer/feature peta) gunakan tool Identify

Page 31: Modul SIG

31

46. Klik pada salah satu polygon peta, misalkan klik pada Desa

Sidomoro. Kotak dialog Identify akan muncul pada layar dan

menunjukkan informasi identitas dari data grafis peta.

Zoom Out

Fixed Zoom Out

Zoom In

Fixed Zoom In

Full Extent Pan

Go Back To Previous Extent

Identify

Go To XY

Create Viewer Window

Select Features

Select Elements

Find

Measure

Page 32: Modul SIG

32

Acara 5 Analisis Data Spasial GIS (Geoprocessing)

Tujuan

Mahasiswa dapat melakukan analisis data spasial (data grafis

dan/atau data atribut) dalam program ArcGIS

Alat dan Bahan

10. Seperangkat Komputer dan Software ArcGIS

11. Modul Praktikum SIG

12. Data Peta Wilayah Administrasi Kab. Pacitan

13. Data Peta Kemiringan Lereng Kab. Pacitan

14. Data Peta Jaringan Sungai Kab. Pacitan

Geoprocessing merupakan metode yang digunakan untuk melakukan

proses dan analisa data spasial GIS, baik data grafis (geometri) maupun

data atribut (identitas). Geoprocessing data baik grafis maupun atribut

dilakukan pada Desktop ArcMap.

Analisis spasial data GIS (Geoprocessing) diantaranya:

1. Analisis Overlay

Overlay merupakan proses yang digunakan untuk menggabungkan

atau menyatukan informasi dari beberapa data spasial, baik geometri

data grafis maupun data atributnya dan selanjutnya dianalisis untuk

menghasilkan informasi baru.

ArcGIS memiliki beberapa metode overlay antara lain: Erase, Identity,

Intersect, Symmetrical Difference, Union dan Update. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 33: Modul SIG

33

2. Analisis Buffer

Buffer yaitu memberikan batasan wilayah berdasarkan jarak tertentu

pada suatu obyek. Data untuk buffer adalah data grafis dengan feature

garis/line, area/polygon, maupun titik/point dimana obyek yang

dihasilkan berbentuk polygon.

Geoprocessing data GIS lebih dikenal dengan analisis spasial, terutama

yang paling terkenal atau populer adalah analisis overlay (tumpang

susun, penggabungan data).

Pada tahapan ini akan dilakukan analisis overlay menggunakan metode

Intersect. Data yang digunakan untuk analisis overlay intersect adalah

data wilayah administrasi dengan data kemiringan lereng Kab. Pacitan.

Tujuannya adalah untuk mengetahui pola relief atau kemiringan lereng

pada masing-masing wilayah Kecamatan di Kab. Pacitan

Analisis Buffer menggunakan data Jaringan Sungai Kab. Pacitan untuk

menentukan daerah sempadan sungai sejauh 100 meter yang nantinya

kemudian di overlay menggunakan metode Identity untuk menghitung

luas sempadan sungai di wilayah masing-masing Kecamatan di Kab.

Pacitan.

Page 34: Modul SIG

34

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

Overlay Intersect

47. Membuka ArcMap. Tampilkan Peta Wilayah Administrasi Kab.

Pacitan dan Peta Kemiringan Lereng Kab. Pacitan.

48. Mengaktifkan ArcToolBox → klik Analysis Tools → klik

Overlay → Intersect

Page 35: Modul SIG

35

49. Muncul jendela Intersect, mengisikan peta-peta yang akan

dioverlay serta mengisikan pula nama peta hasil overlay-nya.

3. Menjalankan proses overlay intersect dengan klik OK dan lihat

hasilnya.

4. Membuka tabel atribut untuk melihat informasi atribut setelah

dioverlay. Klik kanan layer/feature peta hasil overlay → Open

Attribute_Table

Add Features

Delete Features

Up Features

Down Features

Output to Save and

give a name of

features

Page 36: Modul SIG

36

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

5. Lihat informasi atribut tabel tersebut dan buka pula tabel atribut

pada peta wilayah administrasi dan peta kemiringan lereng Kab.

Pacitan. Telah ditunjukkan informasi dari pola relief atau

kemiringan lereng pada masing-masing wilayah Kecamatan di

Kab. Pacitan.

6. Peta hasil overlay intersect dapat diklasifikasi warna berdasarkan

Interval dan tingkat lerengnya menggunakan pengaturan

Symbology pada Layer Properties data frame. Pilih Categories

Unique values, many fields, masukkan Value Fields: pilih

“INTERVAL” dan “LERENG”. Ganti warna pada Color Ramp

menurut selera masing-masing misal warna coklat atau orange lalu

klik Add All Values kemudian OK.

Page 37: Modul SIG

37

7. Menampilkan label atau keterangan nama wilayah Kecamatan

pada data view peta, klik tab Labels ganti Label Field dengan

keterangan “KECAMATAN” untuk menampilkan nama desa

tersebut pada peta, kemudian centang pada kotak bertuliskan Label

features in this layer → lalu OK.

1 2

3

4

5

Page 38: Modul SIG

38

8. Untuk menampilkan interval lereng atau tingkat kelerengan

masing-masing wilayah dapat dilakukan Copy Feature kemudian

Paste Layers

Masuk ke dalam Layer Properties, klik tab Labels ganti Label Field

dengan keterangan “INTERVAL” untuk menampilkan interval

lereng tersebut pada peta. Ukuran dapat diganti, bold maupun

warnanya misal warna merah lalu klik OK.

Page 39: Modul SIG

39

Buffer

9. Menampilkan Peta Sungai Kab. Pacitan, klik Add Data

10. Pada ArcToolBox, klik Analysis Tools → pilih Proximity → Buffer

11. Muncul jendela Buffer, memasukkan peta yang dijadikan sebagai

fitur yang akan dibuffer dan memasukkan pula nama peta hasil

buffernya misal dengan nama “Sungai_Pacitan_utm_Buffer100m”.

Page 40: Modul SIG

40

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

12. Pengisian jarak buffer adalah 100 meter (distance), klik OK. Buffer

dengan jarak 100 meter mengelilingi jalur sungai yang terbentuk.

13. Peta sungai hasil buffer digunakan sebagai sempadan sungai yang

kemudian akan di overlay Identity untuk menghitung luas

sempadan sungainya pada masing-masing wilayah Kecamatan di

Kab. Pacitan.

Overlay Identity

14. Klik Analysis Tools pada ArcToolbox → klik Overlay → Identity

15. Muncul jendela Indentity, file input yang akan dioverlay:

Sungai_Pacitan_utm_Buffer100m, identity feature: peta wilayah

administrasi Kab. Pacitan, dan output:

“Sungai_Buffer100m_Identity” sebagai hasil analisis overlay

identity. Kemudian klik OK.

Page 41: Modul SIG

41

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

16. Perbesar tampilan dengan skala, 1:50.000 dan kemudian buka tabel

atributnya dengan klik kanan peta pada feature/layer data frame

→ Open Attribute_Table

Page 42: Modul SIG

42

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

17. Pada tabel atribut terdapat informasi yang kosong di baris yang

ada pada empat kolom KECAMATAN, KABUPATEN, PROVINSI,

dan SHAPE_Area dengan urutan FID: 0 – 4.

18. Klik pada tabel di baris FID 0 kemudian lihat pada peta dimana

dan apa obyek tersebut.

Page 43: Modul SIG

43

19. Klik kanan feature/layer peta hasil identity tersebut → klik Zoom

To Layer

20. Klik menu Editor → Start Editing.

21. Klik kanan feature/layer peta hasil identity → Open

Attribute_Table → klik atau select menggunakan mouse pada baris

FID 0 – 4.

22. Delete atau hapus FID objek tersebut baris 0 – 4 dengan klik kanan

→ Delete Selected.

Page 44: Modul SIG

44

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

23. Klik menu Editor → Stop Editing, Yes.

Calculate Geometry

24. Pada tahap di atas telah dilakukan analisis buffer dan overlay peta

dengan metode Intersect dan Identity.

25. Peta Sempadan sungai yang telah dianalisis buffer dan overlay

identity kemudian dihitung luas sempadan di masing-masing

wilayah Kecamatan Kab. Pacitan menggunakan Calculate

Geometry.

26. Membuat kolom tabel atribut baru (Add Field). Open

Attribute_Table → klik Options → Add Field

27. Isikan Name: “LUAS SEMPADAN”, Type: pilih Double, Field

Properties dibiarkan saja 0, dan klik OK.

Page 45: Modul SIG

45

28. Klik kanan pada kolom tabel baru yang telah dibuat → klik

Calculate Geometry.

29. Muncul kotak dialog atau jendela Calculate Geometry. Pilih

Property: Area, karena akan menghitung luas. Coordinate System:

biarkan pada opsi yang pertama, menggunakan koordinat sistem

dari acuan sumber data (PCS: WGS 1984 UTM Zone 49S), Units:

gunakan square meters (meter persegi).

30. Hasil perhitungan luas area sempadan sungai akan di eksekusi

secara otomatis oleh program.

Catatan:

ArcGIS hanya akan mengeksekusi data dengan sistem koordinat UTM

untuk menghitung luas area/polygon serta menghitung panjang terkait

jarak pada garis/line.

31. Pada tahapan di atas telah diketahui luas sempadan sungai dari

masing-masing wilayah administrasi Kecamatan di Kab. Pacitan.

Selanjutnya melakukan klasifikasi warna (symbology) pada peta

tersebut.

32. Masuk ke dalam Layer Properties dengan klik kanan feature/layer

peta sempadan yang telah dihitung luasan tersebut → Properties.

Klik tab Symbology, Categories: pilih Unique Values, Value Field:

pilih KECAMATAN, klik Add All Values, dan Color Ramp: bebas,

dan OK.

Page 46: Modul SIG

46

1 2

3

4

Page 47: Modul SIG

47

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

Acara 6 Presentasi Data (Layout View)

Tujuan

1. Mahasiswa dapat membuat layout peta menggunakan software

ArcGIS

2. Mahasiswa dapat membuat peta dengan baik, baik desain simbol

maupun desain tata letak dengan informasi komunikatif yang akan

ditampilkan dalam sebuah peta

Alat dan Bahan

15. Seperangkat Komputer dan Software ArcGIS

16. Modul Praktikum SIG

Telah diketahui bersama bahwa data dalam GIS yaitu data grafis maupun

data atribut merupakan data utama yang memberikan informasi sebagai

alat komunikasi visual untuk disajikan dalam bentuk peta, antara

pembuat peta (kartografer) terhadap pengguna peta (map user).

Membuat peta yang baik tentunya diperlukan pengaturan desain, baik

desain simbol maupun desain tata letak terhadap informasi-informasi

yang akan ditampilkan dalam sebuah peta. Pengaturan desain ini

dibutuhkan ilmu dan seni agar sebuah peta tersebut memiliki

keindahan/estetika serta memiliki informasi yang akurat dan komunikatif

untuk digunakan kepada para pengguna. Presentasi data (layout) pada

data grafis maupun atribut dilakukan pada Desktop ArcMap.

Presentasi data atau penyajian data yang akan dilakukan menggunakan

data Kota Yogyakarta. Pembuatan layout peta menggunakan data wilayah

administrasi Kecamatan Kota Yogyakarta, Batas Administrasi dan

Wilayah Administrasi Kabupaten Provinsi DIY, data jaringan sungai, serta

data anotasi (ibukota kecamatan) Kota Yogyakarta.

Page 48: Modul SIG

48

Pengaturan Layer/Feature

50. Membuka ArcMap. Tampilkan semua peta. Atur tampilan

layer/feature peta-peta tersebut.

Jika memiliki layer layer garis, titik, dan area, bagaimana urutan susunan

layer yang baik dan benar?

51. Desain layout peta kurang lebih seperti berikut (tidak mengikat,

silahkan bebas untuk mendesain layout peta)

52. Sebelum ke tampilan layout (layout view) alangkah baiknya memilih

ukuran kertas yang akan dijadikan media pencetakannya. Pilih

menu File → Page and Print Setup. Memilih jenis printer, ukuran

kertas serta arah hadap kertasnya (landscape/ portrait).

Isi Peta Judul dan

Informasi

Tepi

Peta Inzet

Page 49: Modul SIG

49

53. Pada jendela Page and Print Setup di atas, misal menggunakan

ukuran kertas: A4, orientasi kertas: Landscape. Bila menggunakan

ukuran kertas yang lebih besar dari A4 seperti A3 atau bahkan

sampai ukuran A1 atau A0, gunakan pilihan pada Standars Sizes

page nya untuk memilih ukuran kertas yang dibutuhkan dengan

terlebih dahulu menghilangkan centangan Use Printer Paper

Settings.

54. Menampilkan layout peta melalui layout view, klik menu View →

Layout View

Opsi Printer

Opsi Paper

size

Page 50: Modul SIG

50

55. Melakukan pengaturan peta dalam bentuk orientasi landscape,

sesuaikan tampilan peta dalam ukuran layout dengan

menggunakan skala. Gunakan skala 1:50.000

Pengaturan warna dan simbol peta (Symbology)

56. Mengatur tampilan simbol masing-masing fitur (titik, garis, area)

dan tampilan warna sesuai dengan tema.

57. Masuk ke dalam layer properties, klik kanan feature/layer peta

yang akan diatur tampilan warna dan simbolnya. Lakukan

pengaturan symbology pada layer titik (Ibukota Kecamatan Kota

Yogyakarta), layer garis (Batas Administrasi DIY dan Jaringan

Sungai Kota Yogyakarta) dan kemudian pada symbology wilayah

administrasi (Wilayah Administrasi Kecamatan Kota Yogyakarta

dan DIY).

Page 51: Modul SIG

51

Point Feature/Layer Symbology

Line Feature/Layer Symbology

1

2

1

2

Page 52: Modul SIG

52

Polygon Feature/Layer Symbology

1

2

Page 53: Modul SIG

53

Bila ingin mengganti warna (klasifikasi warna)

Symbology feature/layer wilayah administrasi DIY dengan No

Color

58. Menampilkan label pada anotasi layer/feature (Ibukota

Kecamatan)

1 2

3

4

Page 54: Modul SIG

54

serta menampilkan pula label batas administrasi Kabupaten DIY

Pengaturan Koordinat Peta

59. Menampilkan koordinat peta dengan cara klik kanan peta pada

layar (data view) → pilih Data Frame Properties → pilih tab Grid

→ klik New Grid.

Page 55: Modul SIG

55

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

60. Ada 3 opsi; opsi pertama untuk tampilan koordinat geografi (degree

minute second), opsi kedua untuk tampilan koordinat UTM (metric),

opsi ketiga untuk tampilan index. Gunakan opsi pertama.

61. Masuk ke pilihan atau opsi penampilan koordinat (appearance),

pilih opsi bawah/ketiga (Graticule and labels). Kemudian klik Next

sampai selesai.

Page 56: Modul SIG

56

62. Mengatur tampilan koordinat agar menjadi teratur dan rapi. Pada

tab Grid → pilih Properties

Masuk ke jendela Reference System Properties → pilih tab Labels,

centang Left dan Right pada Vertical Labels untuk merubah

orientasi label. Kemudian mengatur interval grid koordinat → pilih

tab Interval, pada poros/sumbu X (X Axis) maupun sumbu Y (Y

Axis): ganti 0 ’ menjadi 1. Satuan koordinat dapat diganti menjadi

Degree and Decimal Minutes atau hanya Decimal Degrees. Klik Apply

dan OK.

Page 57: Modul SIG

57

Pengaturan Judul Peta, Orientasi, Skala, Legenda

63. Membuat bingkai kotak sebagai ruang untuk tampilan judul peta,

orientasi, skala peta dan legenda. Gunakan New Ractangle

64. Klik kanan bingkai → Properties. Ganti fill color dengan No Color

Page 58: Modul SIG

58

65. Menampilkan judul peta, klik menu Insert → Title atau Text.

Tuliskan judul peta, kemudian enter pada keyboard.

66. Mengatur ukuran tulisan judul peta dengan masuk ke dalam

Properties, klik kanan pada tulisan judul dan pilih Properties. Klik

Change Symbol

Ganti ukuran huruf judul peta tersebut, Size: 12, Style: Bold, type

text: Arial, dan Color: Black.

67. Drag atau arahkan tulisan judul peta ke dalam kotak bingkai yang

telah dibuat.

68. Menampilkan orientasi arah utara, klik menu Insert → North

Arrow. Pilih bentuk orientasi yang sesuai, pengaturan ukuran

melalui Properties. Arahkan orientasi tersebut di bawah judul peta

atau sesuaikan posisi pada peta.

69. Menampilkan skala bar peta, klik menu Insert → Scale Bar. Pilih

bentuk skala bar. Pengaturan melalui Properties. Pilih tab Scale and

Page 59: Modul SIG

59

Units, ganti Division Units dengan Kilometers, pada Label ketik saja

“Km”.

Arahkan skala bar tersebut di bawah orientasi utara atau sesuaikan

posisi pada peta.

70. Selain menampilkan skala bar, skala text juga dapat ditampilkan

melalui menu Insert → Scale Text

71. Menampilkan legenda peta, klik menu Insert → Legend. Muncul

jendela Legend Wizard, kemudian memasukkan peta apa saja yang

akan di legenda (Ibukota_Kecamatan_Yogyakarta,

Batas_Kabupaten_DIY, Sungai_Yogyakarta,

Wilayah_Kecamatan_Yogyakarta)

Page 60: Modul SIG

60

72. Klik Next → Legend Title: “Legenda”, Color: Black, Size: 10, Font:

Bold Arial

73. Klik Next sampai ke legend wizard berikut. Klik Preview untuk

melihat tampilan Legenda Peta.

Page 61: Modul SIG

61

74. Pada tahapan di atas judul peta dan informasi keterangan peta

telah selesai untuk ditampilkan. Informasi lainnya seperti

keterangan sumber data peta, nama pembuat peta, serta informasi

sistem koordinat juga dapat ditampilkan untuk menambah

kelengkapan dan kejelasan keterangan tepi peta.

75. Masukkan keterangan tersebut:

Sistem Koordinat: GCS WGS 1984

Sumber: - Bakosurtanal, 2004

- Analisis dan Pengolahan Digital, 2006

Dibuat oleh: [Nama Universitas]

Inzet Peta

76. Menampilkan inzet peta, klik menu Insert → Data Frame. Muncul

data frame baru. Double click masuk ke dalam jendela Data Frame

Properties pilih tab General beri nama “Inzet”.

Page 62: Modul SIG

62

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

77. Memasukkan atau memanggil data untuk menampilkan peta inzet;

layer/feature Wilayah_Kabupaten_DIY dengan cara klik kanan

Inzet → Add Data.

78. Melakukan modifikasi simbol sehingga Kota Yogyakarta tampak

lebih menonjol, yang menunjukkan wilayah atau area yang

dipetakan. Serta dapat menampilkan pula koordinatnya.

79. Pada tahapan di atas telah dilakukan pembuatan layout peta. Peta

kemudian disimpan, sebagai hasil project dan berkas kerja.

Page 63: Modul SIG

63

Laboratorium F. Geografi UMS ---- email: [email protected]

Save Map dan Export Map

80. Simpan dengan nama “Project03” dan lakukan export peta ke

dalam format gambar (jpg, bmp, gif, tiff, dsb) atau ke format pdf.

81. Klik menu File → Export Map. Beri nama dan pilih save type atau

format gambar yang diinginkan, OK.