modul siskon mercubuana
DESCRIPTION
modul tentang sistem kontrol fajri ftum 2011TRANSCRIPT
TEKNIK PENGATURAN
MODUL KE-1
DOSEN PENGASUH
Ir. PIRNADI. T. M.Sc
UNIVERSITAS MERCU BUANAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM KULIAH KELAS KARYAWAN
2008
[Tatap Muka, Sabtu / 20 Oktober 2008]
Pengantar, teknik pengaturan, memegang peranan penting dalam era teknologi
masa kini dan akan bertambah sempurna dan keterkaitannya hampir dalam
setiap kegiatan manusia di masa yang akan datang, dari dalam rumah tangga
sampai ke ruang antariksa. Pengaturan otomatik bukan saja memudahkan dan
meningkatkan prestasi kerja instalasi, tetapi membantu manusia atau
menggantikan sebagian dari tugas mereka.
Banyak buku, mengenai pengaturan otomatik telah diterbitkan, masing-masing
dengan cara pendekatan yang berbeda-beda. Namun, pada dasarnya masing-
masing ingin memberikan pengertian yang mudah ditangkap, terutama mengenai
prinsip dasar serta penerapannya untuk berbagai keperluan. Di samping itu
kebanyakan buku tersebut masih ditulis dalam bahasa asing dan harus di
datangkan dari luar negeri. Diharapkan modul kuliah atau handout “Teknik
Pengaturan” ini dapat diterbitkan, setelah disempurnakan, agar dapat
merangsang kegiatan mempelajari Teknik Pengaturan, yang merupakan bagian
ilmu pengetahuan dan teknologi ini yang semakin penting.
Teknik Pengaturan, merupakan salah satu bidang ilmu teknik yang
perkembangannya begitu pesat terutama dengan dikembangkannya penggunaan
komputer digital sebagai suatu sarana pengaturan. Memang, di perguruan tinggi
teknik, mata kuliah ini di kenal sebagai Kontrol Otomatik, Sistem Pengaturan,
Teknik Pengaturan, Sistem Kendali ataupun Sistem Servo. Istilah-istilah ini pada
dasarnya disesuaikan dengan bidang penerapannya yaitu apakah di industri,
mesin-mesin, rangkaian listrik, peralatan listrik, dalam penerbangan, pengintrolan
jarak jauh, ataupun pemakaian lainnya.
Pengertian pengaturan otomatik, berhubungan dengan cara-cara mengontrol
nilai parameter dari suatu sistem fisis atau kimia secara otomatis. Cara tersebut
dilakukan dengan menggunakan peralatan-peralatan mesin yang dirancang
bekerja secara otomatis, sehingga interfensi manusia akan sekecil mungkin.
Diharapkan peralatan tersebut dirancang cukup sederhana atau rumit sangat
tergantung pada jenis pemakaian dan tingkat kualitas pengaturan yang akan
diinginkan dan ketelitian serta ketepatan yang diharapkan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Pirnadi. T. M.Sc.
TEKNIK PENGATURAN 2
1. PENGENALAN & PERKEMBANGANTEKNIK PENGATURAN
Masalah pokok, dalam suatu sistem pengaturan adalah stabilitas, dan ini akan
terjadi pada sistem pengaturan yang diakibatkan oleh pemakaian suatu sistem
umpan-balik dalam setiap pengaturan tersebut. Dengan demikian, tujuan utama
dalam sebuah sistem pengaturan otomatik adalah untuk mendapat kestabilan
melalui pemilihan komponen, elemen dan bentuk yang lebih sesuai.
Diperkenalkan suatu konsep pengaturan, yang disebut sistem pengaturan,
sistem kontrol, atau sistem kendali. Istilah yang lebih populer adalah
pengontroloan secara otomatik ataupun manual. Instrumentasi dan pengontrolan
merupakan bidang ilmu yang saling menunjang, terutama dalam syarat-syarat
khusus seperti disebutkan di atas, contoh sekering pemutus arus listrik,
penggunaan bimetal untuk “circuit-breaker”, dan lain-lain.
Tahap pengembangan teknik pengaturan dengan memberikan gambaran yang
lebih jelas tentang fungsi dan pentingnya suatu sistem pengaturan, perhatikan
pada Gambar 1.1, yaitu sebuah bak mandi yang diinginkan mencampurkan air
dingin dengan air panas, sehingga temperatur campuran di dalam bak mencapai
suatu harga yang dikehendaki.
Aliran air panas maupun air dingin dapat diatur dengan mengalirkan cairan-
cairan tersebut melalui pipa yang masing-masing dilengkapi dengan keran
(valve), yang dapat diatur secara manual dan otomatis.
(Penjelasan pada saat tatap muka)
Gambar 1.1. Pengaturan temperatur campuran air panas dan dingin
Jika campuran di dalam bak tersebut hanya diperlukan untuk mandi, maka
cukup mencelupkan jari ke dalam bak dan merasakan sendiri panas campuran
tersebut. Kekurangan atau kelebihan panas dapat disesuaikan dengan mengatur
keran A dan keran B; sedang jika hendak mengetahui lebih pasti berbagai
temperatur campuran yang terjadi setiap saat celupkan sebuah atau lebih dari
alat pengukur temperatur ke dalam bak pencampur air tersebut (melakukan
pengukuran), seperti menggunakan thermometer, atau peralatan pengukur
temperatur yang lain.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Pirnadi. T. M.Sc.
TEKNIK PENGATURAN 3
Permasalahan lain, yang akan timbul sebagai perkembangan yang baru, yaitu:
- Jika campuran tersebut tidak hanya diperlukan untuk mandi tetapi juga untuk
pemakaian yang lebih khusus sehingga memerlukan temperatur yang
nilainya lebih tepat.
- Jika bak dan alat-2 pengatur aliran/kran berada pada lokasi yang berjauhan.
- Jika aliran cairan cukup besar hingga sukar diatur oleh keran-keran biasa.
- Jika yang dikendalikan bukan hanya temperatur tetapi juga besaran lain
seperti aliran ataupun tekanan aliran pada waktu yang bersamaan.
- Jika diinginkan temperatur campuran air yang konstan atau bervariasi pada
suatu rangkuman (range) untuk selang waktu tertentu.
- Jika temperatur-variabel yang dikendalikan tersebut jumlahnya lebih dari satu
dan harus dikontrol dalam waktu yang bersamaan.
Dalam kondisi-kondisi tersebut, dapat diberikan beberapa analisis, berikut :
1. Jelas bahwa pada pemakaian yang lebih khusus seperti untuk temperatur
tinggi, harus digunakan alat-alat ukur temperatur dari kapasitas yang lebih
tinggi, dari temperatur campuran yang diinginkan. Untuk ini dipakai
temperatur-instrumen pengukur temperatur, seperti: termokopel, termowell,
dan lain-lain yang dilengkapi dengan alat penunjuk (temperatur).
2. Jika lokasi tempat pencampuran (bak) berjauhan dengan keran-keran
pengatur aliran, maka walaupun tidak efisien masih dapat menggunakan
tenaga manusia yang bertugas sebagai operator untuk mengatur keran-
keran, tetapi akan timbul kesulitan, sebagai berikut :
- Selalu terjadi keterlambatan waktu antara pemberian perintah untuk
pengaturan aliran terhadap pelaksanaan keran, temperatur berikan harga
yang tidak tepat.
- Ketelitian dan kemampuan para operator tersebut untuk melakukan
pekerjaannya yang jumlahnya banyak, tidak lagi bisa tinggi.
- Masalah penempatan tenaga operator tersebut, terutama di tempat-
tempat yang sukar dicapai dan dilihat.
3. Dalam hal yang seperti inilah diperlukan konsep pengaturan secara otomatis,
sehingga pengendalian-pengendalian harga temperatur akan dilakukan
dengan lebih teliti dan cepat. Khususnya untuk industri-industri yang konsutif
dengan mutu dan produktivitas yang tinggi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Pirnadi. T. M.Sc.
TEKNIK PENGATURAN 4
4. Untuk pemakaian-pemakaian yang lebih khusus dimana tidak diinginkan
adanya pemasukan/kehilangan panas dari luas sistem, maka sistem bak ini
dapat diganti dengan membuat sistem tersebut tertutup, yaitu dengan
menggunakan penutup yang disebut isolasi panas. Pemanasan terhadap
sistem dapat dilakukan dengan melengkaipnya dengan saluran-saluran
masuk dan keluar, serta lubang-lubang penempatan termokopel untuk
temperatur, perhatikan pada Gambar 1.2.
(Penjelasan pada saat tatap muka)
Gambar 1.2. Sistem penukar panas dlm control pengaturan
5. Suatu sistem yang serupa yaitu dengan mengisolasi aliran panas terhadap
aliran dingin tidak menimbulkan percampuran aturan cairan panas dan dingin
tersebut disebut penukar panas (“heat excanger”). Hal ini dapat dicapai
dengan membuat pipa berbentuk spiral sebagai pipa aliran untuk cairan
panas, dan pipa spiral ini dimasukkan ke dalam bak yang berisi cairan yang
akan di panaskan (cairan dingin), yang dapat dilihat pada Gambar 1.3.
(Penjelasan pada saat tatap muka)
Gambar 1.3 Sistem penukar panas
Contoh-contoh aplikasi penggunaan teknik pengaturan sehari-hari baik di Industri
maupun di rumah tangga, sebagai berikut:
Contoh 1. Teknik mengatur ketinggian permukaan air dalam bak, lihat Gambar 1.4.
(Penjelasan pada saat tatap muka)
Gambar 1.4 Teknik pengaturan permukaan air Contoh 2. Teknik pengaturan pada percampuran air panas dengan air dingin, lihat
Gambar 1.5
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Pirnadi. T. M.Sc.
TEKNIK PENGATURAN 5
1. Saluran masuk untuk cairan/dingin2. Saluran masuk untuk cairan/dingin3. Saluran keluar cairan panas4. Cairan dingin5. Alat ukur temperatur
(Penjelasan pada saat tatap muka)
Gambar 1.5. Teknik pencampuran air panas & dingin
Contoh 3. Teknik pengaturan swa kerja dapat dilihat pada Gambar 1.6.
(Penjelasan pada saat tatap muka)
Gambar 1.6 Kontroler swa kerja
Contoh 4. Teknik kontrol proporsional, lihat Gambar 1.7.
(Penjelasan pada saat tatap muka)
Gambar 1.7 Teknik kontrol proportional
Contoh 5. Teknik kontrol pneumatik sistem, dengan mengatur luas penampang aliran fluida, lihat Gambar 1.8.
(Penjelasan pada saat tatap muka)
Gambar 1.8 Teknik kontrol pneumatik (Fluid flow)
Permasalahan yang timbul pada pencampuran air panas dengan air dingin pada
suatu bak, masalah-masalahnya antara lain:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Pirnadi. T. M.Sc.
TEKNIK PENGATURAN 6
a. Jika campuran tersebut tidak hanya diperlukan untuk mandi tetapi juga untuk
pemakaian yang lebih khusus sehingga memerlukan temperature yang
nilainya lebih tepat.
b. Jika bak dan alat-alat pengatur aliran (dalam hal ini adalah keran-keran)
berada pada lokasi yang berjauhan.
c. Jika aliran cairan cukup besar sehingga sukar dikendalikan oleh keran-keran
biasa.
d. Jika yang dikendalikan bukan hanya temperatur tetapi juga besaran lain
sperti aliran ataupun tekanan aliran pada waktu yang bersamaan.
e. Jika diinginkan temperatur campuran yang konstan atau bervariasi pada
suatu rangkuman (range) untuk selang waktu tertentu.
f. Jika variable-variabel yang akan dikendalikan tersebut jumlahnya lebih dari
satu dan harus dikontrol dalam waktu yang bersamaan.
Dalam kondisi-kondisi tersebut dapat diberikan beberapa analisis, sbb :
1. Jelas bahwa pada permukaan yang lebih khusus seperti untuk temperatur
tinggi, harus digunakan alat-alat ukur temperatur dari kapasitas yang lebih
tinggi sesuai dengan besarnya daerah ukur (rangkuman) temperatur
campuran tersebut. Untuk ini dipakai instrument-instrumen pengukur
temperatur seperti: termokopel, termo-well, resistance bulb, dan lain-lain
yang masing-masing dilengkapi dengan alat penunjuk (indicator).
2. Jika lokasi tempat pencampuran (bak) berjauhan dengan kerang-kerang
pengatur aliran, maka walapun tidak efisien kita masih dapat menggunakan
tenaga manusia yang bertugas sebagai operator untuk mengatur aliran
melalui keran. Namun dalam hal ini terdapat beberapa kesulitan lain yakni :
a. Selalu terjadi keterlambatan waktu antara pemberian untuk mengatur
aliran terhadap pelaksanaan pengaturan keran. Akibatnya penunjukan
pada indicator temperatur selalu memberikan harga yang tidak tepat.
b. Ketelitian dan kemampuan para operator tersebut untuk melakukan
pekerjaannya yang jumlahnya banyak, tidak bisa tinggi.
c. Masalah penempatan tenaga operator (pngatur keran) tersebut,
terutama di tempat-tempat yang sukar dicapai dan dilihat.
Dengan timbulnya masalah-masalah penting seperti yang disebutkan di atas
maka dengan sendirinya proses aliran ini akan menjadi sukar dikendalikan walau
dengan bantuan operator. Masalah yang paling pokok adalah ketepatan (presisi)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Pirnadi. T. M.Sc.
TEKNIK PENGATURAN 7
untuk kondisi-kondisi tertentu seperti harga variable yang tetap atau hanya diijinkan
pada toleransi yang cukup kecil, demikian jga untuk operasi-operasi yang simultan.
Dalam hal-hal yang seperti inilah kita memerlukan konsep pengontrolan secara
otomatis, sehingga pengendalian-pengendalian harga variable akan dilakukan
dengan lebih teliti dan cepat. Hal ini sangat penting pada industri-industri yang
konsumtif dengan mutu dan produktivitas yang tinggi.
Untuk pemakaian-pemakaian yang lebih khusus dimana tidak diinginkan adanya
pemasukan/kehilangan panas dari dan keluar sistem, maka sistem bak ini dapat
digantidengan membuat sistem tersebut tertutup yakni dengan menggunakan
penutup (selubung, jaket), yang disebut isolasi panas. Pemanasan terhadap sistem
dapat dilakukan dengan menlengkapinya dengan saluran-saluran masuk dan keluar,
serta lobang-lobang penempatan termokopel untuk pengukuran temperatur yang
terjadi, lihat Gambar 1.9
(Penjelasan pada saat tatap muka)
Gambar 1.9 Sistem penukar panas
Suatu sistem yang serupa yakni dengan mengisolasi aliran panas terhadap aliran
dingin sehingga tidak menimbulkan pencampuran antara cairan panas dengan cairan
dingin tersbut, yang biasa disebut penukar panas (heat exchanger). Hal ini dapat
dicapai dengan membuat pipa berbentuk spiral sebagai pipa aliran untuk cairan
panas, an pipa spiral ini dimasukkan ked alam bak yang berisi cairan yang akan
dipanaskan (cairan dingin). Hal ini dapat dilihat paa Gambar 1.10, sebagao berikut:
(Penjelasan pada saat tatap muka)
Gambar 1.10 Sistem penukar panas
Manfaat yang akan diperoleh dari pengontrolan di atas, antara lain:
1. Dalam proses industri sering dibutuhkan besaran-2 yang memerlukan kondisi atau
persyaratan yang khusus, seperti
Kestabilan sistem (stabilitas system)
Ketelitian (accuracy) yang tinggi, selisih pembacaan masukan yang diketahui
atau kesesuaian antara hasil pengukuran terhadap harga sebenarnya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Pirnadi. T. M.Sc.
TEKNIK PENGATURAN 8
Kepekaan (sensitivity), kemampuan untuk merasakan adanya peruabahan.
Kepekaan (precission), harga yang identik dengan berkali-kali penukuran.
Kecermatan (resolution), beda terkecil dari penunjukkan yang dapat dibaca.
Harga yang konstan untuk selang waktu tertentu.
Harga yang bervariasi dalam waktu tertentu (random).
Mempunyai berbandingan yang tetap antara dua variabel / besaran.
Suatu besaaran sebagai fungsi daripada besaran lainnya.
Dll..
Kontrol otomatik merupakan salah satu bidang ilmu teknik yang
perkembangnnya penggunaan computer digital sebagai sarana pengontrol. Berbagai
nama diberikan seperti : control otomatik, sistem pengaturan, teknik pengaturan,
sistem kendali, system servo, dll. Hal ini disesuaikan dengan bidang penerapannya,
seperti: pada proses produkai, mesin-2, peralatan listrik, bidang elektronik,
penerbangan, pengontrolan jauh dan pemakaian yang lain.
Pengertian control otomatik berhubungan dengan cara-2 mengontrol nilai suatu
parameter dari suatu sistem fisis atau kimia secara otomatis dengan mesin-2 yang
bekerja secara otomatis. Masalah pokok dalam sistem control adalah stabilitas
dalam hal ini akan terjadi pada setiap sistem control yang diakibatkan oleh
pemakian, maka tujuan utama adalah bagaimana mendapatkan kestabilan sistem
melalui pemilihan komponen-2, elemen-2, dan bentuk-2 yang lebih sesuai.
Materi utama yang akan dibahas, sebagai berikut:
Jenis-2 komponen utama sistem control, antara lain:
1 Sensor/ 2 Error detector 3 Aktuator4 Amplifier5 Singnal konditioning6 Acquisisi data
Pengertian sensor/transduser dan beberapa contoh, yang banyak digunakan
dalam proses control, meliputi:
Kontrol temperatur Kontrol gaya Kontrol tekanan Kontrol aliran (flow meter) Kontrol ketinggian permukaan (level) Kontrol pergerakan ( displacement) Kontrol getaran (dynamic) Dll
Beberapa contoh sensor / transduser :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Pirnadi. T. M.Sc.
TEKNIK PENGATURAN 9
1. Potensiometer berfungsi mengubah posisi mekanis menjadi signal elektris
(tahanan – kontak geser). [Gambar diberikan pada tatap muka]
2. Revolver, dalam bidang navigasi (2 kumparan yang berputar)
[Gambar diberikan pada tatap muka]
3. Ttransduser pengukur posisi linier, contoh LVDT (Linier Variabel Differential
Ttransformer) [Gambar diberikan pada tatap muka]
4. Accelerometer untuk menghasilkan sinyal yang sebanding dengan
percepatan linier sepanjang sumbu-2 sensitifnya (Hk. Newton II).
[Gambar diberikan pada tatap muka]
5. Berbagai strain gage untuk mengukur kondisi gaya (beban) dalam alat-2
mesin, pipa, struktur dll, berupa resitif (tahanan gage) yang ditempelkan pada
permukaan yang akan diuji (missal tegangan gesernya)
[Gambar diberikan pada tatap muka]
6. Termometer resitif, untuk mengukur temperatur dengan rangkaian resistor.
[Gambar diberikan pada tatap muka]
7. Termokopel, paling banyak dipakai untuk mengukur temeratur akibat
perubaha temperature menjadi dinyal listrik.
[Gambar diberikan pada tatap muka]
Dilakukan pemilihan ketua kelas, secara terbuka dan demokratis, dan
dilanjutkan dengan pembahasan SAP untuk semester berjalan dengan berbagai
keterangan, sebagai berikut
___________________________________________________________________
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TAHUN AKADEMIK 2008-2009
Mata kuliah/sks/smt : Teknik Pengaturan/3/VI
Dosen : Ir. PIRNADI, M.Sc
Tujuan umum mata kuliah : Agar mahasiswa mengerti tentang dasar-dasar dan
cara pengaturan.
Tujuan khusus mata kuliah : Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
permasalahan teknik pengaturan secara menyeluruh
sesuai dengan perkembangan teknologi pengaturan
dewasa ini.
Silabus singkat : Konsep dasar dari sistem pengaturan, sistem edaran
terbuka dan tertutup. Pemodelan matematis,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Pirnadi. T. M.Sc.
TEKNIK PENGATURAN 10
Transformasi Lapalace, Diagram balok, Grafik dan
signal, Fungsi alih, Model perubah keadaan,
Linierisasi, Tanggapan transien dan karakteristik
sistem, Stabilitas, Respon frequensi, Teknik disain
dan kompensasi
Kuliah ke :
Pokok bahasan Sub-pokok bahasanMetode pengajaran/alat/ bahan ajar
Bahan Pustaka
1. Pendahuluan, pengantar &pengembangansistem pengaturan
a. Pengertian dasar sistem pengaturanb. Perkembangan teknologi
pengaturanc. Berbagai contoh aplikasi
sistem pengaturan & latihan
- Kuliah tatap muka: OHP; Projektor; Infocus; White board
- 1,2,3,4,5- Modul ke-1
2. Konsep-2 dasar sistem pengaturan
- Tipe-2 sistem pengaturan - Ciri-2 sistem: Manual,
otomatis, terbuka, tertutup, syarat umum, contoh
- S.d. a - 1,2,5- Modul ke-2
3. Sistem-2 edaran terbuka dan tertutup
- Macam-2 teknik pengaturan ystem terbuka dan tertutup.
- Contoh aplikasi dan berbagai soal latihan
- S.d. a -1,2,3,5- Modul ke-3
4. Pemodelan matematis ystem pengaturan
- Macam-2 pemodelan mate matis ystem fisis
- Aplikasinya untuk berbagai ystem edaran
- S.d. a - 1,2,3,5- Modul ke-4
5. Permasalahan transformasi Lapalce
- Dasar transformasi Laplace- Penggunaan bentuk-2 umum,
dari able Laplace- Berbagai contoh aplikasinya
- S.d. a - 1,2,4,5- Modul ke-5
6.dan7.
Permasalahan diagram balok dan Fungsi Alih (Transfer function)
- Macam-2 diagram balok & sinyal; Sistem percabangan, penjumlahan, penyederhanaan multi balok diagram,
- Fungsi alih, contoh-2 aplikasi
- S.d. a - 1,2,3,5- Modul ke-6
dan ke-7
UTS (Ujian Tengah Semester)
- Materi kuliah ke-1 s/d ke-7 - S.d.a 1,2,3,4,5
8. Permasalahan sistem pengaturan linier
- Macam-2 sistem pengaturan linier
- Contoh-2 aplikasi dan soal latihan
- S.d. a 1,2,3,5
9. Permasalahan linierisasi sistem non linier
- Macam-2 sisitem non linier- Teknik linierisasi dan
berbagai contoh soal latihan dan (aplikasi)
- S.d. a 1,2,5
10. Karakteristik respon steadi dan transient
- Macam-2 input sistem pengaturan
- Tanggapan sistem transien dan steadi (mantap)
- Contoh-2 perhitungan dan
- S.d. a 1,2,3,5
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Pirnadi. T. M.Sc.
TEKNIK PENGATURAN 11
aplikasi11. Permasalahan
stabilitas sistem pengaturan (metode Routh)
- Macam-2 stabilitas sistem - Aplikasi metode Routh- Contoh-2 perhitungan
- S.d. a 1,2,5
12. Permasalahan stabilitas sistem pengaturan (metode Hourwitz)
- Metode stabilitas Hourwitz - Aplikasi metode Hourwitz- Contoh-2 perhitungan
- S.d. a 1,2,3,5
13. Permasalahan stabilitas sistem pengaturan (metode TK akar-2)
- Metode TK akar-2 persamaan karakteristik- Berbagai aturan yang berlaku- Contoh-2 aplikasi dan soal
- S.d. a 1,2,3,5
14. Permasalahan teknik mendesain / analisis sistem pengaturan
- Teknik mendesain sistem pengaturan
- Teknik analisis sistem pengaturan
- Contoh-2 sederhana dan aplikasinya
- S.d. a 1,2,5
15 UAS (Ujian akhir semester)
- Materi kuliah ke-8 s/d ke-14, makalah (tugas perecanaan)
- S.d.a 1,2,3,4,5
Daftar Rujukan :
1. Katsuhito OGATA, Teknik Kontrol Automatik, Erlangga, 1991
2. Pakpahan.S, Kontrol Otomatik, Erlangga, 1994
3. Richard C. Dorf, Modern Control Systems, Addision-Wesley, 1980
4. John Van de Vegte, Feedback Control Systems, 1986
5. Pirnadi, Modul-Modul atau Hand Out, Teknik Pengaturan, 2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Pirnadi. T. M.Sc.
TEKNIK PENGATURAN 12