modul.mercubuana.ac.id · web viewdan lainnya. contoh bentuk job description dapat dilihat pada...
TRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
SALESMANSHIP
MENGHITUNG KEBUTUHAN SALES PADA BAGIAN
PENJUALAN
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
EKONOMI DAN BISNIS S1 MANAJEMEN 07 84046 FITRIA NURSANTI SE., MPd.
Abstract KompetensiSebuah Penjualan bermula dari prospek, ketika seorang sales memiliki prospek maka ia memiliki kesempatan untuk menghasilkan sebuah penjualan. Semakin banyak dan berkualitas prospek yang dimilikinya, maka peluang untuk mendapatkan penjualan menjadi lebih besar
Mampu Menjelaskan calon prospek dan bagaimana bersikap dalam menghadapi calon prospek
Pembahasan
MENGHITUNG KEBUTUHAN SALES PADA BAGIAN PENJUALAN
PERENCANAAN PENEMPATAN TENAGA PENJUAL.Sebelum melakukan penarikan (rekcruitment) perlu didahului dengan proses
perencanaan, terutama yang berkaitan dengan penarikan dan seleksi tersebut. Proses
perencanaan ini meliputi :
- Analisis awal kebutuhan personil.
- Analisis Jabatan (Job Analysis)
- Meninjau atau menentukan Job description dan Job Qualification / spesification.
Berdasarkan atas hasil analisis di atas maka baru ditetapkan sumber perekrutan dan
prosedur seleksi yang harus direncanakan.
Kebutuhan Personil.Kebutuhan personil untuk tenaga penjual tergantung pada beberapa faktor seperti :
- Perubahan organisasi tenaga penjual.
- Perputaran tenaga penjualan (turn Over)
- Target pertumbuhan penjualan.
- Strategi distribusi., dll
Perputaran tenaga penjual merupakan persoalan yang memerlukan kebijakan manajemen
yang bersifat komprehensif untuk menanganinya. Angka perputaran ini dapat dihitung
dengan cara berikut :
Manajemen tentunya berusaha untuk menekan angka perputaran pada angka yang paling
rendah. Tingginya angka perputaran akan mempengaruhi biaya yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk mendapatkan pengganti dan melatih tenaga penjual yang baru disamping
terganggunya aktifitas yang penjualan yang telah direncanakan.
2015 2 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id
Turn Over Rate =
Separations per Year
Average Size of Sales ForceX 100 %
Terdapat beberapa alasan terjadi perputaran yang tinggi di dalam perusahaan yaitu;
kinerja tenaga penjual yang jelek, peluang kerja pada bidang lain yang dianggap lebih baik,
karir mandek, pemberhentian, suasana kerja dan manajemen. Sebagian penyebab tersebut
dapat diatasi oleh manajemen perusahaan agar dapat menekan angka perputaran ini
sehingga tidak menjadi beban tambahan pada aktifitas perekrutan dan seleksi.
Seperti yang dijelas diatas bahwa terdapat beberapa faktor yang menentukan
kebutuhan tenaga penjualan perusahaan. Oleh karena itu diperlukan berbagai teknik dan
metode yang digunakan di dalam menghitung kebutuhan ini. Adapun beberapa metode
dalam menentukan kebutuhan tenaga penjual yaitu :
- Afordable Methode
- Work Load Methode. (metode beban kerja)
- Incremental Methode
- Sales Potential Methode.
Afordable methode
merupakan pendekatan penentuan jumlah tenaga penjual berdasarkan kemempuan
keuangan perusahaan untuk membayar tenaga penjual sesuai dengan Anggaran yang
disusun perusahaan. Perhitungan methode ini dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Affordability Approach
Expected Sales $35,000,000Field Sales Expense Ratio x .04Sales Budget $ 1,400,000Percent for Sales Force x .80
Available for Salespeople $1,120,000
$ Available = $1,112,000 = 16 (to be Wages & expenses/person $70,000
hired)
Jika jumlah tenaga kerja perusahaan masih berada di bawah angka 16, berarti
perusahaan masih memilki kesempatan untuk merekrut tenaga penjual baru. Penggunaan
metode ini memilki kelemahan yaitu perusahaan sangat tergantung pada ketersediaan dana,
sehingga seakan-akan prestasi penjualan sanghat ditentukan sekali oleh kemampuan
perusahaan dalam keuangan. Bukankah aktifitas penjualan mestinya dapat mendongrak
kemampuan keuangan perusahaan ?
Metode beban kerja
merupakan metode yang cukup ideal, karena penetapan jumlah tenaga kerja disesuaikan
dengan target perusahaan dalam perencanaan pemasaran/penjualan perusahaan. Sumber
daya keuangan diharapkan harus dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Jumlah tenaga total
2015 3 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id
yang dibutuhkan nanti di kurang dengan jumlah tenaga yang sudah ada dan dapat juga
dipertimbangkan tingkat perputaran tenaga kerja. Adapun rumus metode ini yaitu :
Workload Approach
[(NECt + NPCt) x IFCt] x LCST
NSP =
where:NSP = Number of SalespeopleNEC = Number existing customersNPC = Number of potential customersIFC = Ideal frequency of callsLC = Length of callST = Selling time available for one persont = Customer size or type class
Dalam penerapannya perlu diperhatikan bahwa setiap pelanggan memilki kebutuhan
kunjungan yang berbeda..
Metode di atas merupakan pendekatan yang mudah untuk dilakukan namun
memiliki kelemahan yaitu tidak memasukan pertimbangan keuntungan/laba yang akan
diperoleh.
Methode incrementalUntuk mempertimbangkan laba maka metode incremental merupakan metoda yang
cocok. Metode ini dapat dipahami melalui konsep ekonomi mikro/manajerial. Dalam metode
ini diperhatikan dua faktor yang berubah akibat penambahan/pengurangan tenaga
penjualan yaitu :
- Penghasilan Tambahan (incremental revenue)
- Biaya Tambahan (incremental Cost)
Asumsi-asumsi yang digunakan di dalam pendekatan ini adalah :
- Terdapat kaitan yang erat antara usaha-usaha penjualan yang dilakukan penjual
dengan volume penjualan yang dicapai.
- Volume penjualan cukup sensitif terhadap perubahan jumlah tenaga penjualan.
- Personal selling merupakan alat utama dalam penjualan.
Bagaimana bentuk perhitunganya dan hubungan masing-masing dapat dilihat pada tabel berikut.
Tambahan Tenaga
penjual ke
Tambahan
Volume Penjualan Harga Pokok Laba Kotor
11 1.450.000 797.500 652.500
12 1.125.000 618.750 506.250
13 1.000.000 550.000 450.000
14 375.000 206.250 168.750
2015 4 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id
Pada tabel terlihat bahwa perusahaan bermaksud untuk menambah tenaga penjual yang ke
11 s/d 14 yang mengakibatkan terjadinya tambahan penjualan, harga pokok dan laba.
Harga pokok adalah 55 % dari penjualan.
Masing-masing penjual menerima gaji tetap sebesar 20.000 per bulan/orang atau 240.000
per tahun dan tambahan komisi sebesar 5 % dari volume penjualan yang dicapai. Biaya perjalanan
25.000 per tahun. Jika penambahan tenaga penjual dilakukan maka dapat dihitung kontribusi laba
bersih yang diberikan oleh tambahan tenaga penjual tersebut, seperti tabel berikut.
Tambahan
Tenaga
penjual ke
Tambahan
Laba Kotor Gaji Komisi Biaya
Perjalanan
Kontribusi
Laba bersih
11 652.500 240.000 72.500 25.000 315.000
12 506.250 240.000 56.250 25.000 185.000
13 450.000 240.000 50.000 25.000 135.000
14 168.750 240.000 18.750 25.000 -115.000
Pada tabel terlihat bahwa penambahan tenaga penjual dapat dilakukan hanya sampai
tenaga penjual ke 13, karena setelah itu akan terdapat kontribusi laba bersih yang minus.
Metode potensi penjualan (Sales Potential Methode) adalah metode yang dipakai untuk menentukan jumlah tenaga penjual dengan
mempertibangkan potensi yang dimiliki tenaga penjual, dengan rumus sebagai berikut :
Atau dengan rumus :
Dimana :
V = Jumlah Tenaga Penjual Yang diperlukan.
V = Volume Penjualan yang diramalkan
P = Produktivitas penjualan yang diperkirakan dari seorang tenaga penjual.
T = Tingkat perputaran tenag penjual yang diperkirakan
2015 5 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id
J =V
P
+ T ( V / P )
J =V
P
( 1 - T )
Setelah dihitung maka jumlah tenaga penjual yang akan direkrut adalah selisih antara
tenaga yang ada dengan hasil perhitungan di atas.
Analisis Jabatan ( Job Analysis).Sebelum manajer melakukan penarikan dan seleksi, maka perlu untuk memahami
dengan jelas aktifitas, tugas dan tanggung jawab tenaga penjual yang akan dipekerjakan
nanti. Analisis jabatan (job analysis) adalah suatu cara yang sistematis untuk
menggambarkan bagaimana suatu jabatan tenaga penjualan yang akan diterima oleh
tenaga penjual. Analisis jabatan dilakukan terhadap jabatan (Job) bukan orangnya. Analisis
ini akan menghasilkan dua hal yaitu :
- Job description.
- Job Qualification/specification.
Job Description.
Merupakan gambaran secara detil tentang suatu jabatan. Job description dari
jabatan salespersons terdiri dari penjelasan tentang :
1. Kepada siapa tenaga penjual tersebut melapor.
2. Bagaimana hubungan kerja dan interaksi tenaga penjual dengan staf pemasaran
lainnya.
3. Pelanggan yang menjadi tanggung jawabnya dan yang akan dikunjungi.
4. Tugas tugas khusus yang harus dilakukan.
5. Tuntutan fisik dan mental yang dibutuhkan pekerjaan.
6. Tipe produk yang harus dijual.
7. Dan lainnya.
Contoh bentuk Job Description dapat dilihat pada lampiran Atas dasar inilah maka dapat
dianalisis persyaratan yang harus dipenuhi oleh tenaga yang memangku pekerjaan tenaga
penjual tesebut.. Persyaratan yang diperlukan itu biasa disebut dengan Job qualification /
Job Specification.
Job Qualification.
Salah satu prinsip dalam manajemen sumber daya manusia adalah bagaimana
menempat orang yang tepat pada tempat yang tepat. Begitu juga untuk tenaga penjual yang
merupakan suatu pekerjaan unik dan membutuhkan kualifikasi tertentu. Job qualification
menjelaskan tentang orang yang bagaimana yang cocok ditempatkan pada jabatan tenaga
penjual berdasarkan atas job description. Kalau Job Description mengarah pada aktifitas
dan tanggung jawab dari seorang tenaga penjual, maka job qualification mengarah pada
Sikap, Keahlian, Pengetahuan dan kepribadian yang diperlukan untuk mencapai hasil kerja
2015 6 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id
tenaga penjual dengan sukses. Suatu pernyataan Job qualification memasukan pendidikan,
pengalaman kerja seblumnya, keahlian teknis, sikap dan minat.
Untuk mendapatkan kualifikasi tenaga penjual yang sukses, ratusan penelitian telah
dilakukan oleh berbagai peneliti bidang ini. Salah satu bentuk penelitian ini menghasilkan
beberapa kesimpulan yaitu :
- Sikap penjualan, kharakteristik pribadi, ketrampilan menjual, persepsi tentang peran
dan motivasi tidak secara konsisten selalu mempengaruhi kinerja penjualan.
- Keahlian manajemen waktu dan teritori, seperti ketrampilan organisasi penentu yang
kritis untuk sukses dalam personal selling.
- Tingkat pendidikan, intelengensia dan kemampuan sosial tidak selalu berhubungan
dengan kinerja penjualan.
- Variabel yang bersifat personal seperti latar belakang keluarga, kisah pribadi, status
keluarga dan perkawinan merupakan prediktor yang baik.
Pada survey yang lain juga diperoleh informasi bahwa persepsi tentang pembeli dan
keinginanan untuk berjuang bagi konsumen menjadi hal yang diperhatikan oleh para sales
manajer dalam merekrut tenaga penjual. Hasil lengkap dapat dilihat pada gambar berikut.
What Purchasing Agents Like About Salespeople
0% 25% 50% 75% 100%
Willingness to fight forcustomer
Thoroughness/follow-through
Market knowledge/willingness to share
Knowledge of product line
Diplomacy in dealing withoperating departments
Imagination
Traits Percent of Respondents WhoRated Most Valued
Persoalan lain yang menjadi dilema dalam menentukan kualifikasi tenaga penjual adalah,
apakah akan memilih teknisi kemudian dilatih kemampuan menjualnya atau seorang
salepeople yang berpengalaman kemudian diberikan pelatihan teknis tentang pekerjaan
mereka. Untuk ini masing-masing perusahaan memilki cara pandang masing-masing, dan
belum ada suatu kesimpulan yang jelas untuk hal ini.
2015 7 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id
PENARIKAN ( RECRUITMENT) TENAGA PENJUAL.
Tujuan dari rekruitmen adalah untuk menemukan dan menarik pelamar yang
bekualifikasi terbaik untuk posisi tenaga penjual. Jumlah pelamar yang diperlukan tentunya
harus lebih besar dari yang akan diterima. Hal ini diperlukan agar perusahaan dapat
memiliki pilihan yang paling terbaik Tidak semua pelamar memenuhi kualifikasi perusahaan
dan juga tidak semua pelamar akhirnya bersedia untuk menerima penawaran kerja tersebut.
Berapa jumlah pelamar yang harus diperoleh dari proses perekrutan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut.
Dimana :
R = Jumlah pelamar yang dibutuhkan untuk dicari.
S = Persentasi pelamar yang terseleksi
A = Persentasi pelamar terseleksi yang menerima
Bagaimana untuk mendapatkan para pelamar ? Banyak sumber yang dapat
digunakan diantaranya adalah :
- Iklan/media umum.
- Tenaga kerja sekarang yang ada.
- Jaringan tenaga penjual atau rekomendasi dari tenaga kerja di dalam perusahaan.
- Agen tenaga kerja.
- Institusi pendidikan.
- Pelanggan, pemasok atau pesaing.
Cara yang pertama adalah cara yang umum dilakukan di dalam perekrutan untuk semua
jenis bidang jabatan. Cara ini memilki kemampuan untuk menjangkau audiens yang lebih
luas, sehingga jika kebutuhan pelamar sangat banyak dan dalam kondisi turn over yang
tinggi akan lebih baik digunakan. Tetapi tidak jarang rekrutment melalui media ini akan
menghasilkan banyak pekerja yang dibawah kualifikasi juga ikut mengajukan lamaran.
Menerima tenaga kerja yang ada sekarang di dalam perusahaan juga
memungkinkan dilakukan dan akan memberi keuntungan lebih karena mereka telah
memahami perusahaan dengan baik. Sales dapat dijadikan sebagai tempat untuk promosi
sehingga jabatan ini menjadi sesuatu yang membanggakan dalam perusahaan. Selain itu
perusahaan juga dapat memperoleh tenaga penjual atas dasar referensi atau rekomendasi
2015 8 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id
R =H
S X A
dari karyawan perusahaan sendiri. Hal ini akan lebih memudahkan interaksi tenaga baru
tersebut karena sebelumnya sudah memilki kontak dengan karyawan lama.
Bagi sebagian perusahaan memperoleh tenaga penjualnya melalui agen tenaga
kerja maupun institusi pendidikan. Untuk yang pertama cendrung untuk lebih baik, karena
semuanya dilakukan dengan cara profesional berdasarkan pengalamannya untuk mencari
tenaga bagi perusahaan lain yang sejenis. Penggunaan institusi pendidikan akan diperoleh
calon yang lebih tenang dan mudah untuk dilatih meskipun mereka belum berpengalaman.
Namun sebagian mereka seringkali cepat bosan dan menginginkan pekerjaan di bidang
manajerial.
Tenaga penjual juga dapat direkrut dari pelanggan maupun pemasok perusahaan.
Mereka telah lebih banyak mengenal bisnis yang dilakukan perusahan sehingga cendrung
lebih mudah untuk menyesuaian diri dan menjalankan tugas mereka. Selain itu tenaga
penjual pesaingpun dapat menjadi alternatif. Mereka rata-rata telah memahami
pembeli/pasar dan bisnis yang dijalankan perusahaan sekaligus memahami persaingan
antar perusahaan.
SELEKSI TENAGA PENJUAL.
Setelah manajemen mendapatkan calon tenaga penjual (pelamar), maka proses
seleksi dapat dijalankan. Prosedur yang dijalankan oleh setiap perusahaan dalam proses
seleksi ini berbeda-beda, namun secara umum seleksi yang baik biasanya terjadi seperti
pada gambar berikut. Setiap langkah di dalam seleksi selalu menggunakan acuan kriteria
yang telah ditetapkan pada tahap persiapan terdahulu. Biasanya pada langkah bagian awal
setiap pelamar diminta uintuk mengisi Application Form yang telah disediakan sebelumnya.
Application Forms bertujuan untuk :
1. Menyediakan Informasi, yaitu yang diperlukan didalam pengambilan keputusan
seleksi.
2. Mendapatkan informasi tambahan yang mungkin dibutuhkan selama jabatan
individu.
2015 9 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id
A Model for Selecting Salespeople
Direct recruit to controllocation or phone numberDirect recruit to control
location or phone number
Complete applicationblanks
Complete applicationblanks
Conduct screeninginterviews
Conduct screeninginterviews
Check credit andbackground
Check credit andbackground
Complete psychologicaland achievement tests
Complete psychologicaland achievement tests
Secondary interviewsSecondary interviews
Make offer for salesposition
Make offer for salesposition
Physical examPhysical exam
Measure subsequentsuccess on the job
Measure subsequentsuccess on the job
Hiringcriteria
forsalesjobsused
toguide
selectionprocess
Hiringcriteria
forsalesjobsused
toguide
selectionprocess
Modify hiringcriteria, tests or
Interview procedures
Modify hiringcriteria, tests or
Interview procedures Reject
Wawancara (Interview) juga merupakan bentuk prosedur seleksi yang umum dilakukan pada
banyak perusahaan. Prosedur ini merupakan bagian krusial, karena personal skill
merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam penjualan. Wawancara setidaknya
dilakukan dua macam yaitu wawancara pendahuluan dan wawancara pokok. Wawancara
pendahuluan biasa dilakukan untuk memisahkan pelamar yang memiliki pola bicara yang
jelek, penampilan yang kurang disenangi atau kurangnya kedewasaan. Sedangkan
wawancara utama akan dilakukan untuk mendapat informasi utama dan mendalam tentang
pelamar.
Setidak terdapat dua keuntungan dari wawancara yaitu memperoleh keterangan
tambahan yang diperoleh dari daftar isian yang telah diperoleh dari pelamar. Kedua, untuk
menilai tingkat ketertarikan dan keinginan pelamar terhadap jabatan yang ditawarkan.
Beberapa pertanyaan tipikal yang biasa diajukan dalam wawancara dapat dilihat pada
lembar berikut.
Typical Interview Questions
Why should we hire you?Regardless of the company and type of sales position for which you may interview,there are some interview questions that are typically asked. You may not be askedeach of these questions in every interview, but you should be prepared to answer themall. After reading each question, think about what the interviewer’s purpose may be inasking the question. What is he or she trying to determine? What should your responsebe to each question?
• What was the most monotonous job you ever had to do?• In thinking about the people you like, what is it you like most about them?• Up to this point in your life, what do you consider to be your biggest disappointment?• How willing are you to relocate? To what extent are you willing to travel?• How do you feel about the way your previous employer treated you?• What are your long-term financial objectives, and how do you propose to achieve them?• What was the most difficult decision you ever had to make as a leader?• Why should we hire you?• Sell me this pen.
2015 10 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id
Sering kali pewawancara melakukan kesalahan dalam melakukan tugasnya
sehingga mengurangi efektifitas seleksi melalui prosedur ini. Adapun beberapa kesalahan
pewawancara adalah :
1. Kesalahan dalam menulis laporan.
2. Tidak terencananya wawancara.
3. Waktu yang tidak memadai atau manajemen waktu yang tidak baik.
4. Tidak mendengarkan/menyimak pelamar.
5. Bias yang bersifat pribadi.
6. Pertanyaan yang tidak terarah dan tidak dipahami
7. Pengaruh penampilan pertama / Hallo Effect
Selain wawancara, tes-tes lain yang biasa dilalui pelamar adalah inteligence test,
personality test dan aptitude test. Sebagian besar biasanya dikenal dengan psichology test.
Memang hasil tes ini tidak harus dipercaya sepenuhnya, namun cara ini masih memberikan
manfaat untuk berjaga-jaga melalui indikator-indikator yang yang ada jika si pelamar tidak
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Selain merugikan perusahaan juga akan merugikan
si pelamar jika ketidaksesuaian dirinya dengan pekerjaan dan perusahaan tempat ia bekerja
nanti.
BEBERAPA KESALAHAN DALAM SELEKSI.Terdapat beberapa kesalahan yang biasa terjadi dan harus dihindari di dalam proses
seleksi. Kesalahan-kesalahan tersebut diantaranya adalah :
1. Semata-mata mempercayai sepenuhnya pewawancara untuk mengevaluasi
kandidat.
2. Mengeneralisasi model sukses dalam seleksi.
3. Terlalu banyak kriteria yang digunakan.
4. Lebih menekankan Personality dibandingkan Job skill.
5. Menggunakan diri sendiri sebagai contoh.
6. Tidak meneliti kenapa orang gagal dalam tugasnya.
7. Mengandalkan kriteria orang baik secara umum.
8. Melewatkan beberapa informasi untuk diperiksa.
9. Kesalahan untuk menggunakan pengujian yang telah divalidasi secara statistik.
Penentuan Jumlah Wiraniaga Yang Di butuhkanSeluruh kegiatan tenaga penjual dapat dikategorikan berdasarkan tiga kegiatan
dasar. Seorang wiraniaga melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menghubungi konsumen
2015 11 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id
2. Melakukan perjalanan
3. Melakukan fungsi administratif
Tugas-tugas tersebut membentuk apa yang disebut dengan beban kerja. Jika Anda
memutuskan hal-hal apa saja yang menjadi beban kerja yang wajar bagi seorang wiraniaga,
dalam jam per bulan, maka Anda dapat mulai mengukur berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan dan rentang beban kerja (work load) yang sedang
dilakukan saat ini. Pengukuran ini dapat dilakukan secara independen oleh pihak ketiga
atau, lebih disukai, oleh para wiraniaga sendiri. Apa yang harus mereka untuk satu metode
pengukuran sederhana adalah mendata jarak yang ditempuh, waktu mulai dan berakhirnya
kunjungan, dan jenis outlet yang dikunjungi. Data tersebut kemudian dapat dianalisis untuk
mengetahui tenggang waktu rata-rata satu kunjungan untuk setiap jenis outlet, jarak
perjalanan rata-rata per bulan, dan kecepatan rata-rata menurut kondisi wilayah yang diliput
(apakah perkotaan, pinggir kota, atau pedesaan). Dengan bantuan peta, perusahaan secara
uji coba dapat menentukan waktu kunjungan, perjalanan, dan kegiatan administrasi untuk
suatu konsumen tertentu. Dengan melakukan penetapan tersebut, maka perusahaan dapat
membuat beban kerja yang seimbang untuk setiap tenaga penjual, dan menyiapkan, jika
perlu, waktu luang khusus untuk mencari outlet baru yang berpotensi. Di samping cara di
atas sudah tentu ada cara lain untuk mengukur beban kerja.
Menurut Johnston & Marshall (2006), dalam menentukan armada penjualan
tergantung pada tiga keputusan yang saling terkait, yaitu:
(1) ukuran armada penjualan atau banyaknya wilayah penjualan,
(2) desain masing-masing wilayah penjualan, dan
(3) alokasi dari total usaha penjualan dalam pembukuan.
Untuk menentukan ukuran armada penjualan dapat digunakan beberapa cara,
namun yang paling popular adalah dengan menggunakan
(1). metode penguraian (breakdown), (2). beban pekerjaan (work load), dan (3). penambahan (increment).
Lebih lanjut, Johnston & Marshall (2006) menjelaskan bahwa metode penguraian (breakdown method) adalah metode yang sangat sederhana. Setiap tenaga penjual
diasumsikan memiliki produktifitas dengan potensi yang sama. Untuk menentukan jumlah
armada penjualan yang dibutuhkan yaitu dengan cara membagi antara total target penjualan
dengan estimasi produktifitas setiap tenaga penjual.
N = S/PDi mana,
2015 12 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id
N = jumlah tenaga penjual yang dibutuhkan
S = volume target penjualan
P = estimasi produktifitas setiap tenaga penjual
Metode ini hanya dapat digunakan sebagai estimasi kebutuhan armada penjualan secara
umum, karena mengabaikan
(1) kemampuan dari setiap tenaga penjual,
(2) potensi yang dimiliki oleh setiap pasar yang dilayani tenaga penjual,
(3) tingkat persaingan antar wilayah penjualan.
Selain itu, metode ini tidak dapat dipakai untuk menghitung profitabilitas karena kebutuhan
jumlah tenaga penjualan ditentukan oleh sebuah fungsi dari tingkat peramalan penjualan,
bukan ditentukan oleh profit yang telah ditentukan.
Metode berikutnya yang disampaikan oleh Johnston & Marshall (2006) adalah metode beban pekerjaan (workload method). Ketentuan dasar atau asumsi dalam menentukan
jumlah armada penjualan dengan metode ini adalah seluruh tenaga penjual harus memikul
tanggung jawab yang sama. Beberapa tahapan dalam metode ini adalah mengklasifikasikan
seluruh pelanggan dalam suatu kategori; menentukan frekuensi dan rentang penjualan
dalam setiap kategori; menghitung beban pekerjaan dalam satu cakupan pasar;
menentukan waktu luang per tenaga penjual; membagi waktu tenaga penjual dengan tugas
yang dilakukan; menghitung jumlah tenaga penjualan yang dibutuhkan. Dalam Metode ini
mempertimbangkan frekuensi dan lama kunjungan yang di perlukan untuk menjual kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Asumsinya antara lain:
Semua tenaga penjualan mempunyai beban kerja yang sama.
Manajemen telah menentukan jumlah kunjungan yang paling ekonomis pada
masing-masing golongan pembeli.
Tahap-tahap yang di lakukan dalam metode beban kerja adalah sebagai berikut :
a. Mengelompokkan pembeli, baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial , ke
dalam ukuran klas menurut volume penjualan tahunan mereka. Contohnya ada 945
calon pembeli, dikelompokkan sebagai berikut :
Klas I (besar) = 160 nama / calon pembeli
Klas II (sedang) = 250 nama / calon pembeli
Klas III (kecil) = 535 nama / calon pembeli
b. Menentukan lamanya waktu yang di perlukan untuk seluruh kunjungan pada masing-
masing klas.
Beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan adalah
1). Pendapat Pribadi
2015 13 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id
2). Opini tenaga penjualan
3). Studi waktu sesungguhnya.
Lamanya waktu kunjungan misalnya sebagai berikut:
Klas I : 70 menit per kunjungan x 50 kunjungan pertahun = 58,3 jam/tahun
Klas II : 35 menit kunjungan x 25 kunjungan per tahun = 14,6 jam / tahun
Klas III : 20 menit per kunjungan x 15 kunjungan per tahun = 5 jam /tahun
c. Menghitung seluruh beban kerja yang diperlukan untuk melayani seluruh pembeli.
Cara mencarinya adalah dengan mengalikan jumlah nama (calon pembeli) dari
masing-masing kelas dengan jumlah jam pertahunnya.
Klas I : 160 calon pembeli x 58,3 jam pertahun = 9.328
Klas II : 250 calon pembeli x 14, 6 jam per tahun = 3.650
Klas III : 536 calon pembeli x 5 jam per tahun = 2.675
----------------
15. 653 jam
d. Menentukan jumlah jam kerja yang di lakukan per orang.
Apabila manajemen menetapkan jumlah jam kerja per minggu 40 jam, 48 minggu per
tahun maka setiap tenaga penjualan perlu jam kerja sebanyak :
Jam kerja per tahun = 40 x 48 = 1920 jam kerja
e. Membagi jumlah jam kerja yang tersedia per penjual sesuai dengan tugasnya. Tugas
penjual tidak hanya menjual, tetapi juga tugas tugas di luar penjualan dan waktu
perjalanan, yang perlu di hitung pula :
Tugas Penjualan = 45% x 1920 jam = 864 jam
Tugas di luar penjualan = 30 % x 1920 jam = 576 jam
Waktu di perjalanan = 25% x 1920 jam = 480 jam
---------------------
100% = 1920 jam
f. Menghitung jumlah tenaga penjualannya yang di perlukan ( = X)
Jumlah tenaga yang di perlukan = jumlah jam kerja untuk melayani seluruh pembeli
di bagi jumlah jam kerja per penjual :
15.653
X = ---------------------------------- = 18 orang penjual
864
Rumus ini belum membedakan klas-klas, pembeli masih dianggap dalam satu klas /
golongan. Metode ini sederhana dan mudah di laksanakan, tetapi kurang akurat, misalnya
belum memperhitungkan faktor laba sebagai faktor pertimbangan.
Metode beban pekerjaan (workflow method) atau disebut juga sebagai metode penumpukkan (buildup method) merupakan metode yang umum digunakan untuk
2015 14 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id
menentukan banyaknya armada penjualan, di mana mudah dimengerti dan usulan yang
diberikan bisa lebih baik. Sayangnya, metode ini tidak memperbolehkan adanya perbedaan
kemampuan atau respon yang diberikan antar tenaga penjual ketika menerima permintaan
pasar. Misalnya, tenaga penjual A merespon permintaan pasar dalam waktu 1 (satu)
minggu, sedangkan tenaga penjual B merespon permintaan pasar dalam waktu 2 (dua)
minggu; padahal mungkin saja perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan jenis produk
atau jarak distribusi produk.
Metode ketiga yang diangkat oleh Johnston & Marshall (2006: 158-159) adalah
metode penambahan (increment method).
Penggunaan metode ini di dasarkan pada satu prinsip, bahwa laba bersih akan meningkat
apabila tenaga tenaga penjualan dapat mengakibatkan kenaikan penghasilan (dari
penjualan) melebihi kenaikan biayanya. Jadi disini terdapat dua faktor penting :
Penghasilan tambahan (incremental revenue)
Biaya Tambahan (incremental cost)
Tenaga penjual baru dapat direkrut sepanjang penambahan profit yang dihasilkan dapat
melebihi total biaya yang dikeluarkan. Metode ini lebih bersifat empiris terhadap perhitungan
budget yang tersedia, di mana terjadinya penurunan tingkat pengembalian bisa saja
diakibatkan oleh adanya penambahan tenaga penjual dalam armada penjualan.
Dari ketiga metode yang disampaikan oleh Johnston & Marshall, metode ini adalah
metode yang tersulit untuk diterapkan karena meskipun biaya penambahan tenaga penjual
dapat diestimasikan, namun untuk melakukan estimasi profit tidak mudah dihitung,
tergantung dari seberapa jauh profit yang dapat dihasilkan oleh setiap tenaga penjual,
struktur wilayah penjualan, dan seberapa besar tingkat keefektifitasannya. Dari ketiga
metode yang diangkat Johnston, solusi yang dapat diberikan agar terdapat kesetaraan
dalam kualitas pada tenaga penjual adalah dengan melakukan pelatihan. Kecepatan respon
yang setara (metode kedua) hanya dapat dilakukan bilamana tenaga penjual memiliki
tingkat pembelajaran dan kemampuan yang sama.
Metode tambahan lainnya
(4). Diskripsi Jabatan Penjualan, metodenya disebut : Metode Potensi Penjualan (Sales
Potential Methode)
Metode ini asumsinya adalah bahwa deskripsi jabatan dari seorang penjual memasukkan
pelaksanaan atau hasil kerja kegiatannya.
Rumus :
V V
J = ------- + T( V/P) atau J = --------- ( 1+ T) P P
2015 15 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id
Dimana : J = Jumlah tenaga penjualan
V = prediksi volume penjualan
P = Produktivitas seorang penjual
T = Tingkat perputaran tenaga penjualan
Contoh :
PT ABC memprediksi penjualan mendatang sebesar Rp. 2.000.000,- Produktifitas per
wiraniaga rp. 200.000,- dan tingkat perputaran tenaga penjualan sebesar 20% per tahun.
Perhitungannya:
v
J= ------ ( 1+P)
P
J = 2.000.000 (1 + 20% ) = 10 x 1,20 = 12 org
200.000
Daftar PustakaAllan Peace (2004), : Bahasa Tubuh, Interaksara, Jakarta
David Lieberman (2007), Agar siapa saja mau melakukan apa saja untuk Anda, Elekmedia,
Jakarta
Cron, W.L.& Decarlo, T.E. (2010), Sales Management, 10th Edition, John Wiley & Sons,
Inc.NewYork.
Johnston, M. W., & Marshall, G. W. (2006). Sales force management. New York: McGraw-
Hill
Siswanto Sutojo (2003), Salesmanship Damar Mulia Pustaka, Jakarta
Tracy Brian, (2007), The Psychology of Selling, Bhuana Ilmu Populer, Jakarta
2015 16 PENGANTAR BISNISPusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI SE., MPd. http://www.mercubuana.ac.id