monitoring lingkungan -...

18
MONITORING LINGKUNGAN Monitoring dalam kegiatan pengelolaan hutan sangat diperlukan guna mengetahui trend/kecenderungan perkembangan vegetasi (flora), fauna maupun kondisi alam dengan adanya kegiatan pengelolaan hutan. Dari hasil monitoring tersebut dapat dipakai sebagai instrument guna mengetahui apakah pengelolaan hutan yang dijalankan PT BUMWI perlu ada koreksi atau tidak. Berdasar hasil monitoring lingkungan yang dilakukan pada tahun 2015 dihasilkan temuan sebagai berikut: 1. Struktur dan Potensi Tegakan Hasil pemantauan terhadap struktur dan potensi tegakan menunjukkan bahwa kondisi ekosistem mangrove bekas tebangan memperlihatkan perkembangan yang cukup baik setelah masa pemulihan selama rentang waktu 12 tahun (2003), 11 tahun (2004), 10 tahun (2005), 9 tahun (2006), dan 8 tahun (2007). Indikator yang menunjukan pemulihan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Strata tegekan pada lokasi LOA ditemukan lengkap mulai dari tingkat strata semai sampai dengan pohon dengan kelimpahan yang cukup tinggi dan melebihi persyaratan yang ditetapkan oleh sistem silvikultur hutan payau. 2. Pada strata semai, dengan asumsi menghilangkan semai jenis Bruguiera parviflora dan Rhizophora apiculata yang memiliki kelimpahan di atas rata rata, kondisi kerapatan areal LOA melebihi lokasi virgin forest (lihat grafik 10). Rata rata kerapatan semai pada lokasi LOA adalah 2.210 batang/ha sedangkan pada virgin forest adalah 1.400 batang/ha. Bahkan di LOA blok 2003 kerapatan jenis komersil selain Bruguiera parviflora dan Rhizophora apiculata berada jauh di atas virgin forest. 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 2003 2004 2005 2006 2007 2016

Upload: lyanh

Post on 15-Aug-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MONITORING LINGKUNGAN

Monitoring dalam kegiatan pengelolaan hutan sangat diperlukan guna mengetahui

trend/kecenderungan perkembangan vegetasi (flora), fauna maupun kondisi alam dengan adanya

kegiatan pengelolaan hutan. Dari hasil monitoring tersebut dapat dipakai sebagai instrument guna

mengetahui apakah pengelolaan hutan yang dijalankan PT BUMWI perlu ada koreksi atau tidak.

Berdasar hasil monitoring lingkungan yang dilakukan pada tahun 2015 dihasilkan temuan sebagai

berikut:

1. Struktur dan Potensi Tegakan

Hasil pemantauan terhadap struktur dan potensi tegakan menunjukkan bahwa kondisi

ekosistem mangrove bekas tebangan memperlihatkan perkembangan yang cukup baik setelah

masa pemulihan selama rentang waktu 12 tahun (2003), 11 tahun (2004), 10 tahun (2005), 9

tahun (2006), dan 8 tahun (2007). Indikator yang menunjukan pemulihan tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Strata tegekan pada lokasi LOA ditemukan lengkap mulai dari tingkat strata semai

sampai dengan pohon dengan kelimpahan yang cukup tinggi dan melebihi persyaratan

yang ditetapkan oleh sistem silvikultur hutan payau.

2. Pada strata semai, dengan asumsi menghilangkan semai jenis Bruguiera parviflora dan

Rhizophora apiculata yang memiliki kelimpahan di atas rata – rata, kondisi kerapatan

areal LOA melebihi lokasi virgin forest (lihat grafik 10). Rata – rata kerapatan semai

pada lokasi LOA adalah 2.210 batang/ha sedangkan pada virgin forest adalah 1.400

batang/ha. Bahkan di LOA blok 2003 kerapatan jenis komersil selain Bruguiera

parviflora dan Rhizophora apiculata berada jauh di atas virgin forest.

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Grafik 10. Perbandingan Jumlah strata semai jenis komersil selain Bruguiera parviflora dan

Rhizophora apiculata (N/ha) pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok

2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

3. Pada tingkat setrata pohon rerata kerapatan pada areal LOA sebesar 111 batang/ha

mendekati potensi kerapatan rerata di areal virgin forest yaitu sebesar 223 batang/ha.

Namun dalam hal potensi volume, lokasi virgin forest jauh berada di bawah lokasi

LOA yaitu 4.10 m3/ha untuk virgin forest dan 840.95 m

3/ha untuk LOA. Perbandingan

potensi volume antar blok sampel dapat dilihat pada (grafik 11)

Grafik 11. Perbandingan Potensi volume jenis komersil (M3/ha) tingkat strata pohon pada virgin

forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

4. Pada tingkat strata tiang rerata kerapatan di lokasi LOA berada diatas lokasi virgin

forest yaitu 146 batang/ha berbanding 163 batang/ha. Potensi volume per hektar pada

areal LOA jauh lebih besar dari pada areal virgin forest 8.08 m3/ha berbanding 0.31

m3/ha (lihat grafik 12). Temuin ini adalah bukti bahwa ekosistem mangrove setelah

mulai proses pemulihan selama rentang waktu 13 tahun telah mampu mengembalikan

strutur tegakan menjadi primary forest.

.000

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Grafik 12. Perbandingan Potensi volume jenis komersil (m3/ha) tingkat strata tiang pada virgin

forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

Dominasi Jenis Vegetasi

Dominasi jenis dari suatu vegetasi dapat diketahui dengan melakukan perbandingan Indeks

Nilai Penting (INP) pada seluruh komunitas vegetasi yang ditemukan. Berdasarkan INP adalah

nilai yang menunjukkan persentase dominasi atau spesies laiannya pada suatau bentang lahan

tertentu. Berdasar INP tersusun dari beberapa variabel peyusun yaitu Kerapatan Relatif (KR),

Frekuensi Relatif (FR), dan Dominasi Relatif (DR). semakin tinggi besaran INP dari suatu

spesies menunjukkan bahwa spesies tersebut memiliki dominasi yang tinggi pada areal tempat

tumbuhnya.

Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pada strata pohon, jenis dominan baik di areal

virgin forest maupaun LOA adalah Rhizophora apiculata, sedangkan jenis kodominan pada areal

virgin forest dan LOA diisi oleh spesies Bruguiera gymnorrhiza dan Bruguiera parviflora (Lihat

grafik 13). Tiga jenis ini merupakan jenis yang mendominasi tegakan mangrove di seluruh areal

sampel dikondisikan virgin forest maupun LOA tiga spesies tersebut tetap berada pada posisi

tiga teratas.

.000

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Potensi Strata Tiang

Grafik 13. Perbandingan INP (%) tiga spesies dominan tingkat strata pohon pada virgin forest

Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

Pada tingkat strata tiang, jenis dominan INP tertinggi di seluruh blok sampel adalah jenis

Rhizophora apiculata dengan rata – rata INP sebesar 155.41 %. Sedangkan jenis kodominan

adalah jenis Bruguiera parviflora dengan rata – rata INP sebesar 95.12 % (lihat grafik 14)

Grafik 14. Perbandingan INP (%) tiga spesies dominan tingkat strata tiang pada virgin forest

Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

Pada tingkat strata pancang peringkat 1 sampai 4 nilai INP diisi oleh empat spesies yaitu

Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera parviflora, Ceriops decandra, dan Rhizophora apiculata.

untuk perangkat 1 dan 2 nilai INP didominasi oleh jenis Rhizophora apiculata dan Bruguiera

.000

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Bruguiera gymnorrhiza hizophora apiculata Bruguiera parviflora

.000

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

180.000

200.000

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Bruguiera gymnorrhiza Rhizophora apiculata Bruguiera parviflora

parviflora, sedangkan posisi 3 dan 4 nilai INP didominasi oleh Bruguiera gymnorrhiza dan

Ceriops decandra (lihat grafik 15).

Grafik 15. Perbandingan INP (%) tingkat strata pancang pada virgin forest Blok URKT 2016 dan

LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

Pada tingkat strata semai, jenis Bruguiera parviflora dan Rhizophora apiculata jenis ini

selalu bergantian menjadi dominan pada tiap blok areal sampel. (lihat grafik 16)

.000

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

2003 2004 2005 2006 2007 2016 Rihizophora apiculata Ceriops decandra

Bruguiera parviflora Bruguiera gymnorrhiza

.000

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Bruguiera gymnorrhiza Bruguiera perviflora Ceriops decandra

Rhizophora apiculata Rhizophora mucronata

Grafik 16. Perbandingan INP (%) tingkat strata semai pada virgin forest Blok URKT 2016 dan

LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

Kemantapan Tegakan

Kemantapan tegakan adalah suatu kawasan yang dapat diketahui dengan melihat besaran

indeks keanekaragaman jenis shanon wiener (H’) dari komunitas vegetasi yang terdapat pada

kawasan tersebut. Semakin tinggi besaran indeks shanon wiener menunjukkan bahwa komunitas

vegetasi yang terdapat pada kawasan tersebut memiliki ragam jenis yang tinggi atau dengan kata

lain kawasan tersebut tergolang sebagai kawasan dengan kemantapan tegakan yang solid kareana

terisi oleh jenis spesies yang bervariatif.

Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pada tingkat strata pohon, blok sampel dengan nilai

indeks H’ tertinggi adalah LOA blok 2003 yaitu sebesar 1.36 sedangkan blok sampel dengan

indeks H’ terendah adalah LOA blok 2005 yaitu sebesar 0.96 (lihat grafik 17)

Grafik 17. Perbandingan Indeks Shanon Wiener (H’) strata pohon pada virgin forest Blok URKT

2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007)

Pada tingkat strata tiang, blok sampel dengan nilai indeks H’ tertinggi adalah LOA blok

2004 dengan nilai H’ sebesar 1.24. sedangkan blok sampel dengan indeks H’ terendah adalah

LOA blok 2005 dengan nilai H’ sebesar 0.87 (lihat grafik 18)

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Series1 1.362 1.148 .957 .975 1.279 1.124

.000

.200

.400

.600

.800

1.000

1.200

1.400

1.600

Pohon

Grafik 18. Perbandingan Indeks Shanon Wiener (H’) strata tiang pada virgin forest Blok URKT

2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

Pada tingkat strata pancang blok sampel dengan nilai H’ tertinggi adalah pada blok sampel

virgin forest blok URKT 2016 yaitu sebesar 1.30. sedangkan blok sampel dengan nilai H’

terendah ada pada blok sampel LOA 2004 yaitu sebear 0.96 (lihat grafik 19.)

Grafik 19. Perbandingan Indeks Shanon Wiener (H’) strata pancang pada virgin forest Blok

URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Series1 .998 1.245 .868 .954 1.229 1.116

.000

.200

.400

.600

.800

1.000

1.200

1.400

Tiang

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Series1 1.125 .963 1.160 1.029 1.046 1.300

.000

.200

.400

.600

.800

1.000

1.200

1.400

Pancang

Pada tingkat strata semai blok sampel dengan nilai indeks H’ tertinggi adalah LOA blok

2003 dengan nilai H’ sebesar 1.44. sedangkan nilai indeks H’ terendah adalah virgin forest blok

URKT 2016 dengan nilai H’ sebesar 0.98 (lihat grafik 20)

Grafik 20. Perbandingan Indeks Shanon Wiener (H’) strata pancang pada virgin forest

Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

Jenis Flora Dilindungi

Berdasarkan identifikasi NKT PT BUMWI,tidak terdapat jenis flora yang dilindungi oleh

pemerintah. Namun demikian, terdapat satu jenis flora mangrove di areal PT. BUMWI yang

masuk katagori Hampir Terancam (Near thretened) di dalam Red List IUCN v 3.1 2012 yaitu

Ceriops decandra. Pada laporan IFF tahun 2014 tejah menjelaskan tentang jenis ini pada

laporannya (lihat laporan IFF tahun 2014).

Hasil pemantauan menunjukkan bahwa spesies Ceriops decandra di temukan merata pada

seluruh sampel tingkat strata pancang dan semai namun pada strata pohon dan tiang spesies

Ceriops decandra ini hanya di temukan di blok sampel LOA blok 2004, 2005 dan virgin forest

blok URKT 2016 untuk strata pohon dan strata tiang spesies ini hanya ditemukan pada blok

sampel LOA blok 2004, 2005, 2007 dan virgin forest blok URKT 2016.

Pada tingkat strata pohon jenis Ceriops decandra ditemukan dengan kerapatan tertinggi di

virgin forest blok URKT 2016 sebanyak 6 batang/ha, sedangkan kerapatan terendah terdapat

pada LOA blok 2005 yaitu sebanyak 1 batang/ha pada strata pohon jenis ini hanya ditemukan

pada tiga blok sampel yaitu LOA blok 2004, 2005 dan URKT 2016. Jika ditinjau dari sisi potensi

volume, lokasi blok URKT 2016 memiliki potensi volume kayu sebesar 0.09 m3/ha, blok LOA

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Series1 1.443 1.321 1.159 1.305 1.380 .977

.000

.200

.400

.600

.800

1.000

1.200

1.400

1.600

Semai

2004 memiliki potensi volume yang besar yaitu 2.27 m3/ha, sedangkan blok LOA 2005 memiliki

potensi sebesar 0.24 m3/ha. (lihat grafik 21)

Grafik 21. Perbandingan kerapatan dan potensi Ceriops decandra (N/ha) dan (m3/ha) tingkat

strata pohon pada virgin forest blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2005, 2006,

2007).

Pada tingkat strata tiang jenis Ceriops decandra dengan kerapan tertinggi di LOA blok

2004 sebanyak 12 batang/ha dengan potensi kayu sebesar 0.4 m3/ha, sedangkan kerapatan

terendah terdapat di areal LOA blok 2005 di tinjau dari sisi potensi kayu blok LOA 2005 sebesar

0.25 m3/ha sedangkan potensi kayu pada blok URKT 2016 hanya 0.4 m

3/ha jadi di tinjau dari sisi

potensi volumme blok sampel terendah adalah virgin forest blok URKT 2016 (lihat grafik 22 dan

23)

Grafik 22. Perbandingan kerapatan Ceriops decandra (N/ha) tingkat strata tiang pada virgin

forest blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2005, 2006, 2007).

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Series1 0 4 1 0 0 6

0

2

4

6

8

N/h

a

pohon

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Series1 0 2.269 .244 0 0 .090

0

0.5

1

1.5

2

2.5

m3

/ha

pohon

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Series1 0 12 3 0 6 9

0

5

10

15

N/h

a

Tiang

Grafik 23. Perbandingan kerapatan Ceriops decandra (m3/ha) tingkat strata tiang pada virgin

forest blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2005, 2006, 2007).

Pada tingkat strata pancang jenis ceriops decandra ditemukan dengan kerapatan tertinggi

di blok LOA 2007 sebanyak 528 batang/ha sedangkan kerapatan terendah terdapat di lokasi LOA

blok 2005 yaitu sebanyak 144 batang/ha (lihat grafik 24)

Grafik 24. Perbandingan kerapatan Ceriops decandra (N/ha) tingkat strata pancang pada virgin

forest blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2005, 2006, 2007).

Pada tingkat strata semai blok sampel dengan kerapatan jenis tertinggi adalah LOA blok

2003 yaitu sebanyak 1.100 batang/ha sedangkan kerapatan terendah adalah pada virgin forest

blok URKT 2016 yaitu sebanyak 300 batang/ha (lihat grafik 25)

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Series1 0 .485 .251 0 .234 .035

0

0.2

0.4

0.6

m3

/ha

Tiang

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Series1 472 392 144 256 528 464

0

100

200

300

400

500

600

N/h

a

Pancang

Grafik 25. Perbandingan kerapatan Ceriops decandra (N/ha) tingkat strata semai pada virgin

forest blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2005, 2006, 2007).

Hasil pemantauan menunjukkan bahwa jenis Ceriops decandra yang berstatus Hampir

Terancam (Near Threatened) pada IUCN Red List, teryata memiliki persebaran yang cukup

merata karena di temukan di seluruh areal sampel. Hal ini selaras dengan diskripsi yang

ditemukan oleh Rusila Norr, dkk. (1999) yang meyatakan bahwa Ceriops decandra berstatus

langka secara global namun relatif umum dijumpai dengan lingkup lokal di Indonesia (umum

setempat)

Komposisi Jenis Fauna

Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pada seluruh areal sampel terdapat total 15 jenis

burung dari 10 famili, dan 2 jenis reptilia dari 2 famili. Total individu fauna yang ditemukan

adalah sebanyak 209 ekor meliputi 204 ekor jenis burung dan 5 ekor jenis reptilia.

Kerapatan fauna tertinggi terdapat pada virgin forest blok 2016 yaitu sebesar 552 ekor/ha,

diikuti oleh LOA blok 2005 (381 ekor/ha), LOA blok 2006 (365 ekor/ha), LOA blok 2003 (280

ekor/ha), LOA blok 2004 (241 ekor/ha), dan LOA blok 2007 (171 ekor/ha) dengan kerapatan

terendah yaitu sebesar 171 ekor/ha (lihat grafik 26).

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Series1 1100 450 1000 400 300 300

0

200

400

600

800

1000

1200

N/h

a

Semai

Grafik 26. Perbandingan kerapatan jenis fauna (N/ha) pada virgin forest Blok URKT 2016 dan

LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

Berdasar klasifikasi jenis fauna, jenis aves adalah fauna dengan kelimpahan tertinggi

dibanding jenis reptilia. Disini hanya akan ditampilkan grafik jenis aves, karena jenis reptilia

tidak ditemukan secara merata dan jenis mamalia tidak ditemukan pada semua kawasan sampel.

Dari hasil pemantauan dapat dilihat bahwa kerapatan jenis aves tertinggi diduduki oleh virgin

forest blok URKT 2015. Hal ini menunjukan bahwa lamanya pemulihan kawasan setelah

penebangan tidak berbanding lurus dengan peningkatan kerapatan jenis fauna yanga ada. (lihat

grafik 27)

Grafik 27. Perbandingan kerapatan jenis (N/ha) fauna aves pada virgin forest Blok URKT 2016

dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007)

Blok sampel dengan keanekaragaman jenis tertinggi adalah virgin forest blok URKT

2016 dengan nilai indeks Shannon Wiener (H’) sebesar 2,24 diikuti oleh LOA blok 2002 (2,10),

LOA blok 2005 (2,03), LOA blok 2007 (1,82), LOA blok 2003 (1,66), sedangkan blok dengan

ragam jenis terendah adalah LOA blok 2006 dengan indeks Shannon Wiener sebesar 1,63.

0

200

400

600

2003 2004 2005 2006 2007 2016

280 241

381 365

171

552

Fauna (N/ha)

0

200

400

600

2003 2004 2005 2006 2007 2016

280 241

381 365

171

513

Fauna Aves (N/ha)

Semua blok sampel memiliki nilai H’ ≥ 1 yang menandakan bahwa semua kawasan sampel

memiliki tingkat keragaman jenis yang tinggi (lihat grafik 28).

Grafik 28. Perbandingan keanekaragaman jenis Shannon Wiener (H’) pada virgin forest Blok

URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

Jenis fauna yang mendominasi seluruh areal sampel adalah jenis-jenis fauna aves dengan

INP tertinggi diisi oleh tiga jenis fauna aves yaitu cekakak rimba, nuri pipi merah, dan sikatan

kilap. Cekakak rimba (Halcyon macleayii) menjadi jenis dominan pada LOA blok 2004, nuri

pipi merah (Geoffroyus geoffroyi) menjadi jenis dominan pada virgin forest blok URKT 2016.

Sedangkan sikatan kilap (Myiagra alecto) menjadi jenis dominan pada blok sampel LOA blok

2003, 2005, 2006, dan 2007. Cekakak rimba termasuk jenis fauna dilindungi PP 7 tahun 1999

dan masuk ke dalam Red List IUCN dengan status Kurang Diperhatikan (Least Concern),

sedangkan jenis nuri pipi merah termasuk jenis fauna yang masuk Apendix CITES dan masuk ke

dalam Red List IUCN dengan status Kurang Diperhatikan (Least Concern), sedangkan jenis

sikatan kilap jenis fauna yang Red List IUCN dengan status Kurang Diperhatikan (Least

Concern), (lihat grafik 29)

Grafik 29. Perbandingan Nilai Indek Penting (INP) pada virgin forest Blok URKT 2016 dan

LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

.000

2.000

4.000

2003 2004 2005 2006 2007 2016

1.660 2.100 2.030 1.630 1.820 2.240

H'

34.345 34.658

52.083

34.214

56.480

41.558

2003 2004 2005 2006 2007 2016

INP

cekakak rimba nuri pipi merah sikatan kilap

Hasil pemantauan menunjukkan bahwa berdasar kategori guild pakan, jenis fauna aves

yang ditemukan didominasi oleh jenis burung yang memiliki guild pakan Carnivoraus,

Frugivoros, Granivorous, Insectivorous, Nectarivorous, dan Omnivorous (lihat grafik 30)

Grafik 30. Perbandingan kerapatan jenis fauna aves (N/ha) berdasar kriteria guild pakan pada

virgin forest Blok 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

Jenis Fauna Dilindungi

Jenis fauna dilindungi oleh PP No. 7 tahun 1999 yang ditemukan di lapangan adalah 8

jenis burung dari 5 famili. Lokasi sampel dengan jumlah jenis terbesar untuk fauna dilindungi

adalah LOA blok 2004 dan 2005 yaitu ditemukan sebanyak 5 jenis, sedangkan blok sampel

dengan jumlah jenis terkecil untuk fauna dilindungi adalah LOA blok 2003, 2006, dan 2007

yaitu ditemukan sebanyak 3 jenis (lihat grafik 31). Jika ditinjau dari sisi kelimpahan individu

jenis fauna dilindungi, LOA blok 2006 dan virgin forest blok URKT 2016 adalah lokasi sampel

dengan kelimpahan individu tertinggi yaitu mencapai 25 ekor. Sedangkan kelimpahan terendah

terdapat pada LOA blok 2007 yaitu sebanyak 9 ekor (lihat grafik 32)

2003 2004 2005 2006 2007 2016

Carnivorous 62 70 39 140 23 163

Frugivorous 39 62 54 62 47

Granivorous 8 23 16 39

Insectivorous 109 54 124 101 62 86

Nectarivorous 16 8 78 16 132

Omnivorous 93 62 54 39 23 86

0 20 40 60 80

100 120 140 160 180

Axi

s Ti

tle

Grafik 31. Perbandingan Jumlah jenis (N) fauna dilindungi pada virgin forest Blok 2016 dan

LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

Grafik 32. Perbandingan Jumlah jenis (N) fauna dilindungi pada virgin forest Blok 2016 dan

LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

Berdasar Laporan Identifikasi NKT PT. BUMWI, terdapat 5 jenis spesies yang masuk ke

dalam daftar Appendix CITES yaitu 4 jenis burung yang terdiri dari famili Psittacidae (Nuri pipi

merah dan kakatua koki), famili Accipitridae (Elang bondol), dan Famili Bucerotidae (julang

papua) serta 1 jenis reptilia biawak (famili Varanidae). Keempat dari lima jenis tersebut

ditemukan seluruhnya pada virgin forest blok 2016, sedangkan pada blok lainnya ditemukan

dengan jumlah yang bervariasi (lihat grafik 33). Jika ditinjau dari kelimpahan individu, blok

sampel dengan jumlah individu tertinggi terdapat pada virgin forest blok 2016 yaitu sebanyak 29

0

1

2

3

4

5

2003 2004 2005 2006 2007 2016

0

5

10

15

20

25

2003 2004 2005 2006 2007 2016

ekor, sedangkan jumlah individu terendah terdapat pada LOA blok 2004 yaitu sebesar 2 ekor

(lihat grafik 34).

Grafik 33. Perbandingan Jumlah jenis (N) fauna dilindungi pada virgin forest Blok 2016 dan

LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

Grafik 34. Perbandingan Jumlah jenis (N) fauna dilindungi pada virgin forest Blok 2016

dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).

2. Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) 1. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa areal KPPN berada dalam kondisi baik.

Penutupan kawasan dan kondisi vegetasi pada areal KPPN terjaga dengan baik berada

dalam kondisi utuh serta tidak mendapatkan gangguan dari pihak luar. Ragam jenis flora

yang ada merupakan representasi hutan mangrove di areal PT. BUMWI dan

keanekaragaman jenis fauna yang ditemukan tergolong tinggi dengan besaran indeks

Shannon Wiener (H’) sebesar 2.09. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pengelolaan terhadap areal KPPN terindikasikan BAIK.

2. Hasil pemantauan untuk jenis flora menunjukkan bahwa pada areal KPPN terdapat 9

jenis flora mangrove mayor dari 4 famili.

a. Tidak terdapat jenis flora yang dilindungi oleh PP No. 7 tahun 1999 dan tidak

terdapat jenis yang masuk dalam Appendix CITES.

2003 2004 2005 2006 2007 2016

2 2

3

2

1

4

2003 2004 2005 2006 2007 2016

3 2

14

4 4

29

b. Terdapat 1 jenis flora yang telah masuk kriteria Near Thereatened (Hampir

Terancam) pada IUCN Red List ver 3.1 2012 yaitu eriops decandra.

3. Hasil pemantauan untuk jenis fauna menunjukkan bahwa pada areal KPPN terdapat 11

jenis burung dari 6 famili. Jumlah individu fauna yang ditemukan adalah sebayak 41

individu satwa burung.

a. Terdapat 7 jenis fauna yang dilindungi oleh Pemerintah RI berdasar PP No 7 tahun

1999. Seluruhnya merupakan jenis fauna burung yang berasal dari 3 famili dengan

jumlah total 30 ekor.

b. Terdapat 2 jenis fauna yang masuk kedalam Appendix CITES. Jumlah total individu

fauna yang masuk dalam Appendix CITES adalah sebayak 5 ekor.

c. Tidak terdapat jenis fauna yang tergolong kategori terancam pada IUCN Red List v

3.1 tahun 2012. 11 dari 11 jenis spesies yang ditemukan hanya bersetatus kurang

diperhatikan (Least Concern).

3. Kantong Satwa 1. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa tutupan lahan serta keutuhan kawasan Kantong

Satwa berada dalam kondisi baik dan tidak megalami gagguan dari pihak luar.

Keanekaragaman jenis fauan yang ditemukan pada kawasan Kantong Satwa tinggi

(indeks H’ sebesar 3.05). dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pengelolaan terhadap kawasan Kantong Satwa terindikasikan BAIK.

2. Hasil pemantauan untuk jenis fauan menunjukkan bahwa pada kawasan Kantong Satwa

terdapat 26 burung dari 21 famili dan 2 jenis reptilia dari 2 famili dan 1 jenis mamalia.

Jumlah individu satwa yang ditemukan adalah sebanyak 169 individu meliputi 162 ekor

burung 2 ekor reptilia 5 ekor mamalia.

a. Terdapat 8 jenis fauna yang dilindungi oleh pemerintah RI berdasar PP No. 7 tahun

1999 yang terdiri dari 8 jenis burung dari 4 famili. Jumlah total individu fauna yang

dilindungi adalah sebanyak 43 ekor.

b. Terdapat 5 jenis fauan yang masuk ke dalam Appendix CITES yaitu 4 jenis burung

dari 3 famili dan 1 jenis reptilia. Jumlah total individu fauan yang masuk ke dalam

Appendix CITES adalah sebanyak 32 ekor burung dan 1 jenis reptilia.

c. Tidak terdapat jenis fauna yang tergolong kategori terancam pada IUCN red list

2012. Semua spesies yang ditemukan hanya bersetatus Kurang Diperhatiakan (Least

concern).

3. Hasil pemantauan untuk jenis flora menunjukkan bahwa pada kawasan Kantong Satwa

terdapat 8 jenis flora mangrove dari 4 famili. Tidak terdapat jenis yang dilindungi baik

oleh PP No. 7 tahun 1999, Appendix CITES, maupun red list IUCN.

4. Fauna maskot Kus-kus pohon (Phalanger orientalis) pada pemantaun tahun ini tidak

terlihat oleh tim kelola lingkungan.

4. Pemantauan Tanah dan Air 1. Kecenderungan kadar pH pada ketiga blok areal bekas tebangan cenderung mendekati

kadar pH netral (pH 7). Rerata nilai pH dari seluruh titik sampel pada areal bekas

tebangan adalah sebesar 6.64 sedangkan rerata nilai pH dari seluruh titik sampel pada

virgin forest adalah sebesar 6.56.

2. Pada sub komponen tanah, tidak terdapat pola kecenderungan penurunan permukaan

tanah yang konsisten pada areal bekas tebangan. Pada beberapa titik sampel di areal

bekas tebangan justru ketebalan tanahnya lebih besar dibanding virgin forest di

sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penebangan dan penyaradan kayu yang

dilakukan pada hutan mangrove tidak memberikan dampak besar pada sub komponen

tanah mengingat kegiatan eksploitasi yang dilakukan hanya menggunakan tenaga

manusia tanpa mobilisasi alat berat.

3. Hasil perhitungan pemunduran garis pantai di Blok RKT 2010 pada pemantauan tahun

2015 adalah 1.42 cm pertahun, sedangkan pada data pemunduran garis pantai di Blok

RKT 2009 perhitungan pemunduran garis pantai pada pemantauan tahun 2015 adalah

12.87 m pertahun