monografi tabalong bappeda

48
BAPPEDA Kabupaten Tabalong Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabalong Katalog BPS : 63091.0501

Upload: alexmaseran

Post on 19-Jun-2015

1.663 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 2: Monografi Tabalong BAPPEDA

Publikasi Monografi Kabupaten Tabalong tahun 2009 ini menyajikan

informasi tentang keadaan Kabupaten Tabalong yang berisi variabel penduduk, kesehatan,

pendidikan, kesejahteraan sosial, ekonomi, pertanian dan lain-lain di

Kabupaten Tabalong sebagai indikator untuk melihat keberhasilan

pembangunan dan input perencanaan daerah.

Sumber data sensus dan survei yang dilakukan BPS didukung data

dinas dan instansi pemerintah.

Diharapkan publikasi ini dapat menjadi bahan informasi para

pengguna data.

Publikasi Monografi Kabupaten Tabalong tahun 2009 ini menyajikan

informasi tentang keadaan Kabupaten Tabalong yang berisi variabel penduduk, kesehatan,

pendidikan, kesejahteraan sosial, ekonomi, pertanian dan lain-lain di

Kabupaten Tabalong sebagai indikator untuk melihat keberhasilan

pembangunan dan input perencanaan daerah.

Sumber data sensus dan survei yang dilakukan BPS didukung data

dinas dan instansi pemerintah.

Diharapkan publikasi ini dapat menjadi bahan informasi para

pengguna data.

Badan Pusat Statistik Kabupaten TabalongJl. Jaksa Agung Soeprapto No. 82 Tanjung 71513Telpon / Fax : (0526) 2021214 Bapppeda Kab. Tabalong, Jl. Penghulu Rastyid, No. 4 Tanjung

Page 3: Monografi Tabalong BAPPEDA
Page 4: Monografi Tabalong BAPPEDA

MO

NO

GR

AF

I KA

BU

PAT

EN

TA

BA

LO

NG

BPS Badan Pusat Statistik Kabupaten TabalongBAPPEDA Kabupaten Tabalong

Page 5: Monografi Tabalong BAPPEDA

KATA SAMBUTAN

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT. Saya

menyambut gembira atas terbitnya buku Monografi Kabupaten Tabalong

Tahun 2009 yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik bekerjasama

dengan Bappeda Kabupaten Tabalong.

Sebagai salah satu kabupaten yang memiliki potensi cukup besar,

sudah tentu merupakan suatu tantangan bagi kita semua untuk ikut

menyumbangkan peran serta dan aktif pada setiap upaya yang dilakukan

dalam pembangunan, guna mencapai suatu prestasi baik dibidang

pemerintahan, pembangunan maupun kemasyarakatan.

Dilandasi oleh hal itu kiranya sebagai upaya memberikan informasi

dan untuk lebih mengenal daerah Kabupaten Tabalong, maka dihimpun

dalam sajian publikasi yang serba sederhana ini, namun demikian

penyajian untuk masa yang akan datang kita semua menghendaki dapat

ditingkatkan lagi dengan data yang lebih akurat.

Dalam hubungan ini saya titipkan pesan dan harapan semua pihak

hendaknya merasa sama memiliki dan pada gilirannya merasa ikut

terpanggil untuk menggalakkan upaya pembangunan daerah, bangsa,

dan negara tercinta ini. Amin

Tanjung , Juli 2009Bupati Tabalong

Drs. H. RAHMAN RAMSYI, M,Si

Page 6: Monografi Tabalong BAPPEDA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat karuniaNya sehinga Monografi Kabupaten Tabalong ini

dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Sejalan dengan perwilayahan pembangunan Kabupaten Tabalong

yang di bagi dalam tiga kelompok wilayah pembangunan yaitu wilayah

utara, tengah dan selatan, maka untuk menata dan mempercepat laju

pembangunan pada masing-masing wilayah perlu diikuti dengan

peningkatan perencanaan pembangunan yang berhasil guna dan

berdaya guna untuk menjawab tantangan yang semakin kompleks, hal

ini berkaitan pula dengan Pola Dasar Pembangunan (POLDAS), Program

Pembangunan Daerah (PROPEDA) dan Rencana Strategi (RENSTRA).

BPS Kabupaten Tabalong menyusun Monografi Kabupaten Tabalong

Tahun 2009 ini untuk memberikan gambaran data dan informasi tentang

potensi Kabupaten Tabalong sebagai bahan dalam proses perencanaan

pembangunan.

Kami menyadari bahwa Monografi Kabupaten Tabalong ini masih

banyak terdapat kekurangan, karena itu kritik, saran dan masukan dari

berbagai pihak sangat diharapkan dalam upaya penyempurnaannya.

Semoga publikasi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Tanjung, Juli 2009Kepala BPS Kabupaten Tabalong,

Haryadi, SENIP. 19591224 198002 1 001

Page 7: Monografi Tabalong BAPPEDA

DAFTAR ISI

Kata Sambutan..........................................................iKata Pengantar.........................................................iiDaftar Isi..................................................................iiiBAB I. PENDAHULUAN..............................................11.1. Latar Belakang..............................................11.2. Tujuan...........................................................21.3. Metodologi.....................................................3BAB II. KONDISI FISIK................................................42.1. Letak Geografis.............................................42.2. Ketinggian Tempat........................................42.3. Topografi.......................................................62.4. Kondisi Tanah/Keadaan Tanah......................82.5. Hidrologi......................................................102.6. Iklim............................................................12BAB III. GAMBARAN UMUM.................................163.1. Wilayah Administrasi.......................................16BAB IV. KEPENDUDUKAN....................................224.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk....224.2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk........234.3. Rasio Jenis Kelamin.....................................244.4. Ketenagakerjaan.........................................25BAB V. SOSIAL BUDAYA..........................................275.1. Pendidikan...................................................275.2. Kesehatan...................................................305.3. Keluarga Berencana....................................345.4. Keragaman Beragama................................36BAB VI. PEREKONOMIAN.....................................386.1. Pertanian.....................................................386.2. Perkebunan.................................................456.3. Kehutanan...................................................616.4. Peternakan..................................................646.5. Perikanan....................................................686.6. Pendapatan Daerah.....................................73BAB VII. SARANA DAN PRASARANA.....................827.1. Angkutan dan Komunikasi...........................827.2. Perumahan dan Lingkungan Hidup.............86

Page 8: Monografi Tabalong BAPPEDA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional

yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial

masyarakat daerah, melalui berbagai investasi dan alokasi sumber daya

yang ada di tingkat atas sampai pada tingkat yang paling bawah.

Berbagai proses pembangunan telah dilakukan oleh lembaga dan

aparatur, baik itu oleh pemerintah maupun masyarakat, namun hasil-

hasil yang dicapai masih belum sesuai dengan yang diinginkan dan

kelihatan kesenjangan antara kawasan, sektor, golongan maupun antar

kota dan desa. Hal ini dapat terlihat dari penyelenggaraan pembangunan

masih banyak yang belum optimal.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, kebijakan pembangunan

Kabupaten Tabalong memerlukan data dan informasi yang lengkap dan

akurat, serta analisis yang tajam. Hal ini untuk menjawab apakah perlu

suatu wilayah tersebut dijadikan suatu wilayah kawasan pertambangan

atau dijadikan suatu wilayah kawasan penghasil pangan dan lain

sebagainya. Ini tentunya merupakan pertanyaan yang perlu dijawab

dengan adanya data yang lengkap dan akurat. Kelengkapan data dan

informasi ini tentunya akan sangat mendukung dalam menentukan arah

kebijakan pembangunan.

Untuk keperluan ini maka pemerintah Kabupaten Tabalong ini

mencari dan menyusun data serta informasi yang lengkap dan

terstruktur dalam bentuk monografi Kabupaten Tabalong yang mana

monografi ini dapat memberikan perhatian khusus pada pembangunan

ekonomi dan sosial di Kabupaten Tabalong, terutama keadaan

infrastruktur fisik.

Untuk keperluan analisis selanjutnya monografi Kabupaten Tabalong

perlu distruktur menurut : karakteristik Kabupaten Tabalong yang

memberikan gambaran keadaan umum Kabupaten Tabalong berupa;

kinerja ekonomi makro, keadaan pembangunan sektoral, rencana tata

ruang, keadaan ketenagakerjaan, keadaan infrastruktur fisik, keadaan

kesejahteraan sosial, keadaan sumber pembiayaan pembangunan

Page 9: Monografi Tabalong BAPPEDA

(investasi) dan kebijakan pembangunan pemerintah Kabupaten

Tabalong.

Hasil-hasil dan analisis ini diharapkan dapat memberikan arah bagi

penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi melalui program/proyek

yang efektif dan efisien.

1.2. Tujuan

Ketersediaan data dan informasi yang lengkap tentang keadaan,

masalah. tantangan dan peluang pembangunan ekonomi dan sosial yang

terstruktur sehingga dapat dijadikan bahan analisis guna dapat

memberikan arah bagi penyelesaian masalah-masalah melalui

perumusan kebijakan strategis, program dan proyek pembangunan baik

yang berjangka pendek, menengah dan panjang.

Data dan informasi tersebut dapat dijadikan bahan masukan yang

diperlukan dalam melakukan penganalisaan, seperti perumusan

kebijakan pembangunan regional, perumusan program/proyek regional

yang bersifat sektoral, lintas sektoral maupun lintas batas administratif.

1.3. Metodologi

Dalam penyusunan monografi Kabupaten Tabalong ini metode yang

digunakan adalah penggambaran (deskriptif obyektif). Namun demikian

dalam konteks pembangunan data dan informasi yang disajikan perlu

dibandingkan dengan data dan informasi wilayah di tingkat bawah

maupun ditingkat atasnya.

Penyusunan monografi Kabupaten Tabalong memerlukan data dan

informasi, baik yang bersifat kualitatif maupun yang bersifat kuantitatif,

dimana pengumpulan data dan informasi tersebut dilakukan dengan :

1. Pengumpulan data dan informasi dengan melakukan observasi,

interview dan melakukan pengamatan langsung;

2. Pengumpulan data yang sudah tercatat sesuai dengan apa yang

disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), instansi/lembaga

pemerintah dan dari hasil penelitian pemerintah, swasta, atau

lembaga pendidikan;

3. Data dan informasi yang disajikan dalam bentuk tabel, matrik,

maupun grafik kemudian dianalisis dengan pendekatan statistik

guna mendiskripsikan kondisi sekarang ini dan keadaan untuk

beberapa tahun mendatang.

Page 10: Monografi Tabalong BAPPEDA

BAB II

KONDISI FISIK

2.1. Letak Geografis

Kabupaten Tabalong dengan Ibukotanya Tanjung yang terletak paling

utara dari Propinsi Kalimantan Selatan mempunyai luas wilayah 3.946 km atau

sebesar 10,61 % dari luas Propinsi Kalimantan Selatan. Pada wilayah utara dan

timur berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur, sedangkan wilayah selatan

berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Di sebelah barat berbatasan

dengan Kabupaten Barito Selatan - Propinsi Kalimantan Tengah. Letak

Kabupaten Tabalong sangat strategis, berada pada jalur ‘segitiga emas’, atau

segitiga pertumbuhan di antara lintas kalimantan tengah, kalimantan timur dan

kalimantan selatan. Posisinya memberikan letak yang menjanjikan sebagai

muara mengalirnya pengembangan aspek ekonomi dan sosial budaya ketiga

propinsi tersebut.

Secara umum Kabupaten Tabalong terletak di antara 1,18o LS - 2,25o LS,

dan 115,9° BT - 115,47° BT sedangkan Grid Propinsi Kalimantan Selatan dari

Proyeksi UTM terletak pada Grid CE - 25 sampai BD - 39 dengan koordinat x =

295.000 M dan y = 9.735.000 M pada zone 5° LS.

2.2. Ketinggian Tempat

Secara fisiologis wilayah Kabupaten Tabalong merupakan bagian tinggian

Meratus, sedangkan bagian selatannya merupakan batas timur cekungan

Barito. Dari kenampakan topografi wilayah Kabupaten Tabalong dapat

dipisahkan menjadi 3 satuan morfologi, yaitu satuan daratan, satuan medan

bergelombang dan satuan medan perbukitan. Satuan dataran ketinggiannya

antara 0-10 meter dari permukaan laut, tersusun oleh batuan sedimen berumur

kwarter. Satuan Medan bergelombang menempati bagian selatan hingga bagian

tengah wilayah dengan ketinggian antara 10-50 meter dari permukaan laut,

tersusun oleh batuan sedimen tersier dan pra tersier. Satuan perbukitan

menempati bagian utara hingga bagian timur wilayah, ketinggiannya lebih dari

50 meter yang terdiri dari bukit-bukit dan gunung-gunung dengan arah

memanjang hampir utara-selatan. Satuan ini tersusun oleh batuan tersier dan

kwartier.

Page 11: Monografi Tabalong BAPPEDA

Mayoritas wilayah Kabupaten Tabalong berupa dataran tinggi dengan

ketinggian berkisar antara 26-100 m (41,34 % atau 163.117) hingga >100 mdpi

(53,45 % atau 201.931 Ha) dengan pola penyebaran sebagai berikut:

Dataran rendah terdapat di barat daya (0-7 mdpi) yaitu Kecamatan Banua

Lawas, kemudian ke arah timur mulai meninggi (7-25 mdpi) tepatnya

Kecamatan Banua Lawas, Kelua, Tanjung dan Murung Pudak.

Kearah timur dan utara semakin tinggi lagi (25-100 mdpi) terdapat di

Kecamatan Pugaan, Muara Harus dan Tanta.

Di wilayah utara, selatan serta barat laut ketinggiannya 1-1000 mdpi yaitu

di Kecamatan Jaro, Muara Harus, Muara Uya, Haruai dan Upau. Ketinggian

diatas 1000 mdpi hanya terdapat di Kecamatan Banua Lawas dan Muara

Uya.

Tabel 2.2.1Luas Wilayah Kabupaten Tabalong

menurut Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut

Kelas Ketinggian Luas (Ha) Persentase

(1) (2) (3)

0 – 7 m 7.741 1,96

8 – 25 m 12.812 3,25

26 – 100 m 163.117 41,34

101 – 500 m 90.186 22,86

501 – 1.000 m 117.530 29,78

> 1.000 m 3.215 0,81

Jumlah 394.600 100,00

Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

2.3. Topografi

Menurut topografi desa/kelurahan di Kabupaten Tabalong dapat dibagi

menjadi desa/kelurahan datar dan desa/kelurahan berbukit-bukit. Desa datar

adalah desa/kelurahan yang wilayahnya sebagian besar merupakan daerah

datar. Desa berbukit-bukit adalah desa/kelurahan yang sebagian besar

wilayahnya berbukit-bukit. Berdasarkan bentuk topografisnya wilayah

Kabupaten Tabalong dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu:

daerah datar dan daerah berbukit/bergunung-gunung.

Tabel 2.3.1Banyaknya Desa di Kabupaten Tabalong Menurut Topografi

No Kecamatan Datar Berbukit-bukit

Page 12: Monografi Tabalong BAPPEDA

(1) (2) (3) (4)

1. Banua Lawas 15 -2. Pugaan 7 -3. Kelua 11 14. Muara Harus 7 -5. Tanta 14 -6. Tanjung 15 -7. Murung Pudak 10 -8. Haruai 10 39. Upau 3 3

10. Muara Uya 10 411. Jaro 6 312. Bintang Ara 9 -

Kabupaten Tabalong 117 14

Sumber : Podes ST03

Wilayah Tabalong di sebelah utara dan timur yang meliputi wilayah Muara

Uya, Jaro, Haruai, Upau, merupakan daerah bukit atau pegunungan. Sebanyak

11 persen desa di Tabalong sebagian besar wilayahnya merupakan daerah

berbukit-bukit.

Wilayah bagian barat merupakan daerah datar berawa-rawa yang meliputi

wilayah kecamatan Banua Lawas, Pugaan, Kelua, Muara Harus, Tanta, Tanjung,

Bintang Ara dan Murung Pudak. Sebanyak 89 persen desa di Tabalong sebagian

besar wilayahnya merupakan daerah datar.

2.4. Kondisi Tanah/Keadaan Tanah

Wilayah Kabupaten Tabalong tersusun oleh pra tersier, tersier dan

kwartier. Bantuan tertua yang tersingkap di wilayah Kabupaten Tabalong adalah

satuan granit yang berumur kapur bawah. Batuan termuda adalah Alluvium Tua

yang berumur pelistosen. Berdasarkan satuan batuan maka terdapat satuan

granit, Anggota Haruyan, Formasi Pitap, Formasi tanjung, Formasi Berai,

Formasi Warukin, formasi Dahar, Alluvium Tua.

Menurut jenis Tanah di Kabupaten Tabalong terdiri dari 5 jenis tanah, yaitu

Alluvial, Podsolik, Potsol, Organosol Gleyhumus, dan Komplek Podsolik Merah

Kuning, Laterit, Litosol, dan Latosol.

Sebagian besar adalah tanah Podsolik (151.168 Ha atau 41,99 %) yang

tersebar di 9 kecamatan terkecuali Kecamatan Banua Lawas dan Kelua. Tanah

Komplek Podsolik Merah Kuning, Laterit, Litosol, dan Latosol seluas 106.766 Ha

(29,66 %) hanya terdapat di Kecamatan Muara Uya dan Haruai.

Page 13: Monografi Tabalong BAPPEDA

Adapun keadaan tanah Kabupaten Tabalong merupakan kemampuan dari

potensi fisik tanah yang unsur-unsurnya terdiri dari lereng, kedalaman efektif,

tekstur, drainase, erosi dan faktor pembatas adalah sebagai berikut:

1. Lereng

Kelerengan lahan berkisar mulai dari 0-2 % hingga >40 %, penyebaran

terbesar berupa kelerengan 0-2 % (94,703 Ha), 8-15 % (55.366 Ha), 15-25

% (90.762 Ha), dan > 40 % 46.760 Ha). Kelerengan terjal/curam terdapat di

Kecamatan Jaro, Muara Uya, Haruai, dan Upau.

2. Kedalaman Efektif

Sebagian besar kedalaman efektif lebih dari 90 cm yaitu seluas (301.215 Ha

atau sekitar 83,67 %), untuk kedalaman 60-90 cm terdapat di Kecamatan

Muara Uya, Haruai, dan Upau (58.640 Ha atau 16,29%), dan kedalaman 30-

60 cm terdapat di Kecamatan Haruai (140 Ha atau 0,04 %).

3. Tekstur

Terdiri dari tekstur halus (355.399 Ha atau 98,72 %) dan tekstur sedang

(4.596 Ha atau 1,28%) terdapat di Kecamatan Upau, Haruai, dan Kecamatan

Tanjung.

4. Drainase

Kabupaten Tabalong sebagian besar wilayahnya tidak pernah tergenang air

(343.479 Ha atau sekitar 95,41 % dari luas Kabupaten Tabalong),

sedangkan lainnya merupakan kawasan tergenang periodik (7.866 Ha atau

sekitar 2,19 %) dari drainase jelek atau yang tergenang terus menerus

(8.650 Ha atau 2,40 %) terdapat di Kecamatan Banua Lawas, Kelua, dan

Tanjung.

5. Erosi

Umumnya lahan yang tidak tererosi cukup besar (343.479 Ha atau 95,41

%), sedangkan lainnya merupakan lahan yang tererosi. Erosi tanah terbesar

terdapat di Kecamatan Banua Lawas.

2.5. Hidrologi

Sungai besar yang terdapat di Kabupaten Tabalong adalah Sungai

Tabalong yang terbentuk oleh beberapa anak sungai yang berhulu di

Pegunungan Meratus. Pola aliran Sungai Tabalong berikut anak sungainya

adalah sebagai berikut :Sungai

Tabalong Kiwa

Sungai Tabalong Kanan

Sungai MissinS. TutuiS. Kumap

S. AyuS. UwiS. UyaMangkupumKinarum

Sungai Tabalong

PEG

MERATUS

Gambar 2.5.1Pola Aliran Sungai Tabalong

Page 14: Monografi Tabalong BAPPEDA

Sumber : Rencana tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabalong 2002-2012

Berdasarkan pola aliran terdapat 1 DAS yang terbagi dalam 2 Sub DAS dan

6 Sub-sub DAS dengan luas catchment area masing-masing:

DAS Tabalong (73,581 Ha)

Sub Das Tabalong Kiwa (26.110 Ha) dan Tabalong Kanan (38.261 Ha)

Sub-sub DAS Ayu (42.812 Ha), Uwi (39.504 Ha), Tutui (36.818 Ha),

Missin (39.792 Ha), Kumap (40.470 Ha), dan Jaing (22.504 Ha).

Sungai Tabalong memiliki panjang ± 75 Km dan lebar ± 60 m dengan

debit air 124,5 m3/detik, debit terbesar pada bulan April (209,1 m3/detik) dan

terendah pada bulan September (25,8 m3/detik), sehingga terjadi perbedaan

fluktuasi sebesar 205,5 m3/detik. Jika hujan terjadi secara berlebihan kapasitas

sungai Tabalong tidak mencukupi yang menyebabkan banjir pada daerah

rendah (Banua Lawas, Kelua, Pugaan, Muara Harus, dan Tanta).

Tabel 2.5.1Banyaknya Desa yang Dilalui Sungai

Menurut Kecamatan di Kabupaten Tabalong

No Kecamatan Jumlah Desa

(1) (2) (3)1. Banua Lawas 12

2. Pugaan 6

3. Kelua 9

4. Muara Harus 7

5. Tanta 13

6. Tanjung 15

7. Murung Pudak 8

8. Haruai 18

9. Upau 5

10. Muara Uya 14

11. Jaro 9

12. Bintang Ara -

Kabupaten Tabalong 116Sumber : Podes SP10

Page 15: Monografi Tabalong BAPPEDA

Sungai-sungai lain yang terdapat di Kabupaten Tabalong antara lain,

Sungai Anyar, Sungai Jaing, Sungai Kinarum. Sekitar 89 persen desa di

Kabupaten Tabalong dilintasi aliran sungai.

2.6. Iklim

Kabupaten Tabalong merupakan wilayah yang beriklim tropis. Kelembaban

udara maksimum di Tabalong pada tahun 2008 berkisar antara 88 – 100 persen

dan kelembaban udara minimum antara 66 - 84 persen, sementara

kelembaban udara rata-rata setiap bulan adalah 81 – 90 persen.

Tabel 2.6.1Persentase Kelembaban Udara

di Kabupaten Tabalong Tahun 2008

BulanMaksimu

mMinimum Rata-rata

(1) (2) (3) (4)

Januari 100 78 90

Pebruari 99 79 87

Maret 89 66 80

April 97 79 85

Mei 94 80 88

Juni 98 78 90

Juli 95 84 90

Agustus 96 82 88

September 88 68 81

Oktober 96 70 83

Nopember 91 74 84

Desember 99 74 88

Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009Temperatur udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi

rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai.

Temperatur udara maksimum di Kabupaten Tabalong pada tahun 2008 berkisar

antara 250C sampai 340C, temperatur udara minimum berkisar antara 180C

sampai 280C dan rata-rata temperatur udara setiap bulan berkisar antara 210C

sampai 300C.

Tabel 2.6.2Temperatur Udara (0C)

di Kabupaten Tabalong Tahun 2008

BulanMaksimu

mMinimu

mRata-rata

(1) (2) (3) (4)

Page 16: Monografi Tabalong BAPPEDA

Januari 28 20,5 23,5

Pebruari 25 18 21

Maret 30 23 27

April 30 26 28

Mei 29 27 28

Juni 29 26 28

Juli 30 27,5 28,5

Agustus 34 28 30

September 30 22 27

Oktober 30 23 26

Nopember 28 27 27,5

Desember 28,5 25,5 26,5

Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,

keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu

curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Curah hujan

maksimum terjadi pada bulan Juni dan Nopember yaitu 105 mm sedangkan

curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus dimana hanya terjadi hujan

sebanyak 1 mm pada periode bulan tersebut. Jumlah seluruh curah hujan

selama tahun 2008 adalah 2.899,5 mm dan jumlah hari hujan adalah 144 hari.

Tabel 2.6.3Curah Hujan dan Hari Hujan

di Kabupaten Tabalong Tahun 2008

Bulan Curah Hujan (mm)

Hari Huja

n

Maksi mum

Mini mum

Rata-rata

Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Januari 87 5 10,5 324,5 14

Pebruari 48 2 5 144 9

Maret 67 9 10 316 15

April 40 7 7 212 12

Mei 40 5 3 93 6

Juni 105 7 8 240 9

Juli 23 5 4 105 9

Agustus 26 1 3 100 8

September 34 6 4,5 134 8

Oktober 20 3 6 194 16

Nopember 105 3 16 473 16

Desember 60 13 18 565 22

Page 17: Monografi Tabalong BAPPEDA

Jumlah XXX XX XXX 2.899,5

144

Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009Kecepatan angin di kabupaten Tabalong tiap bulannya berkisar antara

0,0 – 6,2 knot. Dan rata-rata penyinaran matahari yang dipantau pada pukul

06.00 – 18.00 terlihat intensitas yang hampir merata tiap bulannya. Penyinaran

matahari dengan intensitas tertinggi terjadi pada bulan Juli yaitu 68 persen dan

intensitas terendah terjadi pada bulan Desember yaitu 26 persen.

Tabel 2.6.4Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari

di Kabupaten Tabalong Tahun 2008

BulanKecepatan Angin

(knot)

Penyinaran Matahari

(%)

Maksimum

Minimum

(1) (2) (3) (4)

Januari 2,7 1,0 32

Pebruari 5,8 0,0 32

Maret 6,2 0,1 41

April 5,2 0,1 51

Mei 1,2 0,2 65

Juni 1,6 0,0 64

Juli 1,3 0,1 68

Agustus 1,7 0,1 56

September 3,4 0,4 44

Oktober 3,5 0,0 44

Nopember 3,4 0,4 44

Desember 2,7 0,0 26

Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

Page 18: Monografi Tabalong BAPPEDA

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1. Wilayah Administrasi

Berdasarkan surat keputusan bersama Direktorat Jendral

Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Departemen Dalam Negeri,

Kabupaten Tabalong terdiri dari 12 kecamatan dan 131 desa/kelurahan

yang dibagi menjadi 7 kelurahan dan 124 desa.

Tabel 3.1.1Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Tabalong

No Kecamatan Luas (km2) Jarak Menuju Ibukota

(1) (2) (3) (4)

1 Banua Lawas 161,67 30

2 Pugaan 64,06 26

3 Kelua 115,78 20

4 Muara Harus 62,90 15

5 Tanta 172,10 6

6 Tanjung 323,34 2

7 Murung Pudak 118,72 5

8 Haruai 469,77 25

9 Upau 323,00 44

10 Muara Uya 924,16 48

11 Jaro 819,00 60

12 Bintang Ara 391,50 25

Page 19: Monografi Tabalong BAPPEDA

Tabalong 3.946,00 XXX

Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

Desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Tabalong merupakan desa

swasembada. Dikategorikan sebagai desa swasembada apabila

desa/kelurahan tersebut telah mampu menyelenggarakan urusan

keluarga sendiri, administrasi desa/kelurahan telah terselenggarakan

dengan baik dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) telah

berfungsi dalam mengorganisasikan dan menggerakkan peran serta

masyarakat dalam pembangunan desa/kelurahan secara terpadu.

Tabel 3.1.2Nama Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan

di Wilayah Administrasi Kabupaten Tabalong

Kecamatan Desa/Kelurahan

(1) (2)

010 Banua Lawas 1. Desa Hapalah2. Desa Batang Banyu3. Desa Sunyai Durian4. Desa Pematang5. Desa Hariang6. Desa Bungin7. Desa Bangkiling8. Desa Bangkiling Raya9. Desa Banua Lawas

10. Desa Sungai Anyar11. Desa Banua Rantau12. Desa Habau13. Desa Purai14. Desa Habau Hulu15. Desa Talan

020 Pugaan 1. Desa Pugaan2. Desa Pampanan3. DesaTamunti4. Desa Halangan5. Desa Sungai Rukam I6. Desa Sungai Rukam II7. Desa Jirak

030 Kelua 1. Desa Telaga Itar2. Desa Ampukung3. Desa Pudak Setegal4. Desa Bahungin

Page 20: Monografi Tabalong BAPPEDA

5. Desa Takulat6. Kelurahan Pulau7. Desa Masintan8. Desa Paliat9. Desa Sungai Buluh

10. Desa Binturu11. Desa Karangan Putih12. Desa Pasar Panas

040 Muara Harus 1. Desa Madang2. Desa Padangin3. Desa Harus4. Desa Tantaringin5. Desa Manduin6. Desa Mantuil7. Desa Murung Karangan

050 Tanta 1. Desa Walangkir2. Desa Pulau Ku'u3. Desa Tamiyang4. Desa Warukin5. Desa Padang Panjang6. Desa Barimbun7. Desa Padangin8. Desa Luk Bayur9. Desa Mangkusip

10. Desa Tanta11. Desa Tanta Hulu12. Desa Puain Kanan13. Desa Pamarangan Kanan14. Desa Murung Baru

060 Tanjung 1. Desa Banyu Tajun2. Desa Sungai Pimping3. Desa Pamarangan Kiwa4. Desa Puain Kiwa5. Kelurahan Jangkung 6. Kelurahan Tanjung7. Kelurahan Agung8. Desa Kambitin9. Kelurahan Hikun

10. Desa Kambitin Raya11. Desa Wayau12. Desa Juai13. Desa Garunggung14. Desa Kitang15. Desa Mahe Seberang

070 Murung Pudak 1. Desa Sulingan2. Desa Pembataan3. Desa Mabu'un4. Desa Maburai5. Kelurahan Belimbing Raya6. Kelurahan Belimbing7. Desa Kapar8. Desa Masukau

Page 21: Monografi Tabalong BAPPEDA

9. Desa Kasiau10. Desa Kasiau Raya

080 Haruai 1. Desa Lok Batu2. Desa Kembang Kuning3. Desa Seradang4. Desa Nawin Hulu5. Desa Halong6. Desa Suput7. Desa Catur Karya8. Desa Mahe Pasar9. Desa Suriyan

10. Desa Hayup11. Desa Bongkang12. Desa Wirang13. Desa Marindi

081 Bintang Ara 1. Desa Waling2. Desa Usih3. Desa Bintang Ara4. Desa Argo Mulyo5. Desa Burum6. Desa Panaan7. Desa Hegar Manah8. Desa Dambung Raya9. Desa Bumi Makmur

090 Upau 1. Desa Masingai I2. Desa Masingai II3. Desa Bilas4. Desa Kaong 5. Desa Pangelak6. Desa Kinarum

100 Muara Uya 1. Desa Ribang2. Desa Kupang Nunding3. Desa Mangkupum4. Desa Kampung Baru5. Desa Palapi6. Desa Pasar Batu7. Desa Simpung Layung8. Desa Uwie9. Desa Muara Uya

10. Desa Lumbang11. Desa Santu'un12. Desa Binjai13. Desa Salikung14. Desa Sungai Kumap

110 Jaro 1. Desa Namun2. Desa Muang3. DesaTeratau4. Desa Purui

Page 22: Monografi Tabalong BAPPEDA

5. Desa Nalui6. Desa Jaro7. Desa Garagata8. Desa Solan9. Desa Lano

Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

Page 23: Monografi Tabalong BAPPEDA

Dalam upaya mempercepat proses pembangunan, Kabupaten

Tabalong dibagi menjadi 3 wilayah pengembangan pembangunan, yaitu:

1. Wilayah Pengembangan Pembangunan Utara

Wilayah ini meliputi Kecamatan Haruai, Upau, Muara Uya, Jaro dan

Bintang Ara dengan pusat pengembangan di Kecamatan Muara Uya.

Potensi wilayah ini adalah perkebunan, pertanian tanaman pangan,

peternakan, perikanan, kehutanan, daerah transmigrasi dan

pariwisata.

2. Wilayah Pengembangan Pembangunan Tengah

Wilayah ini meliputi Kecamatan Tanta, Tanjung, Murung Pudak,

dengan pusat pengembangan di Kecamatan Tanjung. Potensinya

adalah perkebunan, pusat pemerintahan, perdagangan, industri,

pendidikan & kebudayaan, pariwisata.

3. Wilayah Pengembangan Pembangunan Selatan

Wilayah ini meliputi kecamatan Banua Lawas, Pugaan, Kelua, Muara

Harus, dengan pusat pengembangannya di Kecamatan Kelua. Potensi

adalah: industri kerajinan rumahtangga purun dan pandai besi,

pertanian tanaman pangan, peternakan unggas dan perikanan.

Page 24: Monografi Tabalong BAPPEDA

BAB IV

K E P E N D U D U K A N

4.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Tabalong pada tahun 2008 tercatat sebanyak

193.641 jiwa. Kecamatan Murung Pudak adalah kecamatan dengan

jumlah penduduk terbanyak, yaitu sebesar 16,59 persen dari jumlah

penduduk Tabalong.

Tabel 4.1.1Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Menurut Kecamatan

Tahun 2008

KecamatanJumlah Penduduk Laju Pertumbuhan

(%)Laki-laki Perempuan

Jumlah

2006-2007

2007-2008

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Banua Lawas 8.095 8.781 16.876

0,67 -4,40

Pugaan 3.091 3.256 6.347 -1,07 0,00

Kelua 10.204 10.585 20.789

1,15 0,89

Muara Harus 2.906 2.992 5.898 1,16 1,36

Tanta 7.678 7.732 15.410

0,87 5,78

Tanjung 14.897 14.589 29.486

1,15 4,09

Murung Pudak 16.339 15.786 32.125

2,58 0,00

Haruai 10.102 10.032 20.134

0,53 3,38

Bintang Ara 3.878 3.725 7.603 1,24 1,36

Upau 3.232 3.306 6.538 3,81 4,32

Muara Uya 9.987 9.784 19.771

0,44 0,48

Jaro 6.429 6.235 12.664

0,35 0,32

Jumlah 96.838 96.803 193.641

1,14 1,39Sumber : PODES SP2010 Tahun 2008

Dalam periode 2007-2008 Kabupaten tabalong mengalami

pertumbuhan penduduk sebesar 1,39 persen. Angka rata-rata laju

pertumbuhan penduduk ini lebih tinggi bila dibandingkan dalam periode

2006-2007 yang sebesar 1,14 persen.

4.2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk

Sebagian besar penduduk Tabalong terpusat di kecamatan Tanjung,

Murung Pudak dan Kelua. Pada tahun 2008 sekitar 42,55 persen

penduduk Tabalong bertempat tinggal di tiga kecamatan tersebut.

Sekitar 15,23 persen berada di Kecamatan Tanjung, 16,59 persen tinggal

di Kecamatan Murung Pudak dan 10,73 persen tinggal di Kecamatan

Page 25: Monografi Tabalong BAPPEDA

Kelua. Sementara luas tiga kecamatan itu secara keseluruhan hanya

sekitar 14,14 persen dari seluruh wilayah Kabupaten Tabalong.

Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah

Kecamatan Murung Pudak, dengan tingkat hunian 271 jiwa/km2.

Kecamatan yang termasuk cukup padat penduduknya adalah kecamatan

Kelua yaitu 180 jiwa/km2. Kecamatan dengan tingkat kepadatan

penduduk terendah adalah Kecamatan Jaro dengan tingkat kepadatan 15

jiwa/km2.

Tabel 4.21Persebaran, Kepadatan Penduduk Tabalong dan Rasio Jenis Kelamin

Menurut Kecamatan Tahun 2008

KecamatanPersebaran penduduk

Kepadatan Penduduk

Rasio Jenis Kelamin

(1) (2) (3) (4)

Banua Lawas 8.71 104 92,19

Pugaan 3.28 99 94,93

Kelua 10.73 180 96,40

Muara Harus 3.04 94 97,13

Tanta 7.96 90 99,30

Tanjung 15.23 91 102,11

Murung Pudak 16.59 271 103,50

Haruai 10.4 43 100,70

Bintang Ara 3.93 19 104,11

Upau 3.38 20 97,76

Muara Uya 10.21 21 102,07

Jaro 6.54 15 103,11

Jumlah 100 49 100,04Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

4.3. Rasio Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil Pendataan PODES SP2010 Tahun 2008 rasio jenis

kelamin penduduk Tabalong tercatat sebesar 100,04 persen. Hal ini

menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki di Tabalong lebih banyak

daripada jumlah penduduk perempuan.

Namun demikian rasio jenis kelamin penduduk Tabalong sudah

melewati angka 100. Rasio jenis kelamin penduduk Tabalong tahun 1990

sebesar 97,4 menjadi sebesar 98,5 tahun 2000. Sedangkan tahun 2008

sebesar 100,04. Kecamatan yang rasio jenis kelamin diatas 100 adalah

kecamatan di wilayah Tengah yaitu Kecamatan Tanjung dan Murung

Pudak serta wilayah Utara yaitu Haruai, Bintang Ara, Muara Uya dan

Page 26: Monografi Tabalong BAPPEDA

Kecamatan Jaro. Rasio jenis kelamin di atas 100 ini biasanya

berhubungan dengan pola migrasi di daerah tersebut, yang umumnya

merupakan kecamatan penerima migran.

4.4. Ketenagakerjaan

Tabel 4.4.1Persentase Penduduk Tabalong Usia 15 Tahun Ke atas yang Bekerja

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008

KabupatenPer

tanianIndus

tri

Perda ganga

n

Ang kutn

Jasa Lain nya

Jum lah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Tabalong 54,68 1,75 15,66 2,34 13,51 12,06 100

Sumber : Susenas 2008

Penduduk usia kerja atau biasa disebut tenaga kerja adalah

penduduk usia 15 tahun ke atas. Bagian dari tenaga kerja yang aktif

dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Sedangkan penduduk

yang sedang sekolah, mengurus rumahtangga dan lainnya dimasukkan

kedalam kelompok bukan angkatan kerja.

Bidang pekerjaan yang banyak dimasuki oleh penduduk Tabalong yaitu sektor Pertanian sebanyak 54,68 persen, menyusul Perdagangan dan Jasa masing-masing 15,66 dan 13,51 persen.

Page 27: Monografi Tabalong BAPPEDA

BAB V

SOSIAL BUDAYA

5.1. Pendidikan

Pemerintah Kabupaten Tabalong terus berupaya menghasilkan dan

meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan

sumber daya manusia lebih diutamakan dengan memberikan

kesempatan kepada penduduk untuk mengecap pendidikan yang seluas-

luasnya, terutama kepada penduduk umur 7-24 tahun, yaitu kelompok

usia sekolah. Sebanyak 35,05 persen penduduk usia sekolah dari seluruh

jumlah penduduk Tabalong. Diantara penduduk usia sekolah (7-24 tahun)

tersebut terdapat sebanyak 62,22 persen yang berstatus masih sekolah.

Tabel 5.1.1Persentase Penduduk Tabalong Usia 7-24 TahunMenurut Kelompok Umur dan Ijazah yang Dimiliki

Tahun 2008

Kelompok Umur

Tidak/Belum Tamat SD

SD SLTP SLTA+ Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7 - 12 12,03 0,75 - - 12,79

13 - 15 1,29 3,75 0,48 - 5,52

16 - 18 0,39 1,21 4,57 0,83 6,99

19 - 24 0,91 2,68 2,44 3,72 9,75

Jumlah 14,63 8,39 7,49 4,55 35,05

Sumber : Susenas 2008

Penduduk Tabalong rata-rata berpendidikan SD sederajat Ini terlihat

dari banyak penduduk yang pendidikannya tidak tamat SD dan tamat SD.

Tahun 2008 penduduk Tabalong yang mempunyai ijazah SD sederajat

sebanyak 8,39 persen dari total penduduk. Penduduk usia 19-24 tahun

yang mempunyai ijazah SLTA sederajat ke atas sebanyak 4,55 persen.

Page 28: Monografi Tabalong BAPPEDA

Salah satu ukuran dalam bidang pendidikan adalah tingkat buta

huruf. Program pemberantasan buta huruf adalah salah satu upaya

pemerintah untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Melalui

kemampuan membaca, penduduk dengan mudah menyerap informasi

baik melalui media cetak maupun media elektronik.

TabeL 5.1.2Persentase Penduduk Usia Produktif (15-64 Tahun)

Menurut Kemampuan Membaca dan Menulis dan Jenis Kelamindi Kabupaten Tabalong Tahun 2008

Kemampuan Membaca dan

MenulisJenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Angka Melek Huruf 48,31 49,42 97,73

Angka Buta Huruf 0,44 1,83 2,27

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber : Susenas 2008

Secara umum tingkat buta huruf penduduk Tabalong pada tabel

diatas mencapai 2,27 persen pada tahun 2008 atau lebih dari 97 persen

melek huruf. Hal ini tentunya tidak terlepas dari kerja keras pemerintah

dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana

akan sangat mendukung dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pada

jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan

Madrasah Tsanawiyah (MTs) terdapat sebanyak 81 sekolah.

Tabel 5.1.3Jumlah Sekolah, Kelas, Ruang, Murid dan Guru Menurut Jenjang

Pendidikan di Kabupaten Tabalong Tahun 2008

Tingkat Pendidikan JumlahSekolah Kelas Ruang

KelasMurid Guru

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. TKTK Negeri 3 13 11 462 33TK Swasta 142 282 264 8.559 436

2. SDSD Negeri 230 1.674 1.676 27.960 3.282SD Swasta 4 60 60 891 71

3. SLTPSMP Negeri 58 251 284 6.056 657SMP Swasta 4 18 18 521 65

Page 29: Monografi Tabalong BAPPEDA

4. SLTASMU Negeri 11 102 102 2.925 263SMU Swasta 1 3 3 5 6SMK Negeri 4 32 41 1.595 124SMK Swasta 2 17 25 794 54

Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

Untuk jenjang Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Madrasah Aliyah

(MA), jumlah fasilitas dan sarana belajar mengajar lebih sedikit

dibandingkan jenjang pendidikan dibawahnya. Jumlah SMU/MA di

Tabalong tahun 2008 sebanyak 21 buah.

Seluruh kecamatan di Kabupaten Tabalong telah terdapat sarana

pendidikan dasar (SD-SLTP). Untuk tingkat pendidikan lanjutan atas

masih terdapat satu kecamatan yang belum memiliki sarana pendidikan

yaitu Banua Lawas.

Tabel 5.1.4Banyaknya Sekolah Menurut Kecamatan dan Jenjang Pendidikan

di kabupaten Tabalong Tahun 2008

Kecamatan SD MI SLTP MTs SLTA MA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)Banua Lawas 16 9 3 2 0 0Pugaan 9 3 2 1 0 1Kelua 21 7 4 5 1 1Muara Harus 7 1 2 1 1 0Tanta 27 4 7 1 1 0Tanjung 35 2 8 2 1 2Murung Pudak 29 1 7 1 3 0Haruai 27 1 6 5 1 2Bintang Ara 15 0 6 0 1 0Upau 9 0 2 1 1 1Muara Uya 24 2 9 1 1 1Jaro 18 1 3 2 1 1Tabalong 237 31 59 22 12 9

Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

5.2. Kesehatan

Di setiap Kecamatan di Kabupaten Tabalong telah memiliki fasilitas

puskesmas. Hingga tahun 2008 telah dibangun sebanyak 15 puskesmas.

Selain itu telah dibangun pula puskesmas pembantu sebanyak 56 unit.

Puskesmas pembantu terbanyak terdapat di kecamatan Tanjung yaitu 8

unit. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan ibu dan

Page 30: Monografi Tabalong BAPPEDA

anak dapat dilihat dari jumlah posyandu. Tahun 2008 tercatat 254

posyandu diseluruh Tabalong.

Tabel 5.2.1Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Tabalong Tahun 2008

Kecamatan PuskesmasPuskesmas Pembantu

Posyandu

(1) (2) (3) (4)

Banua Lawas 1 5 26

Pugaan 1 4 17

Kelua 2 3 16

Muara Harus 1 3 11

Tanta 1 6 32

Tanjung 2 8 29

Murung Pudak 1 6 25

Haruai 1 6 28

Bintang Ara 1 2 14

Upau 1 2 9

Muara Uya 2 6 35

Jaro 1 5 12

Tabalong 15 56 254Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

Penduduk Tabalong selama tahun 2008 berobat jalan sebagian

besar berobat ke Petugas Kesehatan dan Puskesmas. Kedua tempat

berobat ini masih merupakan pilihan utama masyarakat (44,58 dan 29,27

persen). Sisanya sebesar 15,69 persen berobat ke Praktek Dokter, ke

Pengobatan Lainnya 5,68 persen dan 4,78 persen berobat ke Rumah

Sakit.

Tabel 5.2.2Persentase Penduduk yang Berobat Jalan

Menurut Tempat Berobat di Kabupaten TabalongTahun 2006 – 2008

Tempat Berobat 2006 2007 2008

(1) (2) (3) (4)

Page 31: Monografi Tabalong BAPPEDA

Rumah Sakit 13,60 4,17 4,78

Praktek Dokter 15,80 14,70 15,69

Puskesmas 51,00 27,01 29,27

Petugas Kesehatan 24,99 49,26 44,58

Lainnya 9,32 4,82 5,68

Sumber : Susenas 2006 - 2008

Masyarakat bisa memilih dimana mau berobat dan melihat

kecukupan materi untuk konsultasi kesehatan. Dan Praktek Petugas

Kesehatan menjadi pilihan utama masyarakat bila dilihat peningkatannya

dari tahun ke tahun (walaupun pada 2008 agak sedikit menurun).

Tabel 5.2.3Banyaknya Dokter dan Perawat di Kabupaten Tabalong

Tahun 2008

Kode Kecamatan Dokter Spe sialis

Dokter Umum

Dokter Gigi

Perawat

Kese hata

nGigi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

010 Banua Lawas - 3 - 5 1

020 Pugaan - 2 - 5 1

030 Kelua - 4 1 7 3

040 Muara Harus - 2 - 4 1

050 Tanta - 2 - 5 1

060 Tanjung 7 11 3 73 2

070 Murung Pudak

- 2 1 25 2

080 Haruai - 2 1 5 2

081 Bintang Ara - 2 1 4 -

090 Upau - 2 1 5 1

100 Muara Uya - 4 1 6 2

110 Jaro - 2 1 4 2

Kabupaten Tabalong 7 38 10 148 18

Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

Page 32: Monografi Tabalong BAPPEDA

Pada tahun 2008 terdapat sebanyak 7 dokter spesialis dan 38 dokter

umum yang tersebar diseluruh kecamatan, perawat kesehatan sebanyak

148 orang dan 18 perawat gigi. Ini menunjukkan pelayanan kesehatan

yang pemerintah rencanakan terpenuhi karena di setiap kecamatan

sudah terisi dokter dan tenaga medis lainnya.

5.3. Keluarga Berencana

Selama periode 2007-2008 pertumbuhan rata-rata penduduk

Kabupaten Tabalong sebesar 1,39 persen pertahun. Upaya menekan

pertumbuhan terus dilakukan melalui program Keluarga Berencana (KB).

Tabel 5.3.1Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Kecamatan

di Kabupaten Tabalong Tahun 2004-2008

Kecamatan 2004 2005 2006 2007 2008

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Banua Lawas 2.152 2.111 2.099 2.115 2.157

Pugaan 824 818 891 894 995

Kelua 2.758 2.732 2.666 2.728 2.873

Muara Harus 628 701 717 745 793

Tanta 1.974 2.089 2.137 2.265 2.385

Tanjung 3.901 4.098 4.354 4.731 4.561

Murung Pudak 4.267 4.394 4.841 5.501 5.954

Haruai 3.750 3.806 2.947 3.073 3.356

Bintang Ara - - 1.264 1.316 1.398

Upau 1.027 1.018 1.024 1.090 1.171

Muara Uya 2.264 2.858 2.878 2.965 3.262

Jaro 2.000 2.155 2.234 2.345 2.656

Tabalong 26.145 26.780 28.052 29.768 31.561

Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009Pembinaan peserta KB aktif terus meningkat setiap tahunnya,

disebabkan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam merencanakan

kehidupan berkeluarga, seperti yang disajikan pada tabel 5.3.1.

Kecamatan dengan jumlah peserta akseptor KB aktif terbanyak adalah

Kecamatan Murung Pudak (18,87%) dan Kecamatan Tanjung (14,45%).

Tabel 5.3.2Jumlah Peserta KB Akseptor Baru Menurut Kecamatan

di Kabupaten Tabalong Tahun 2004-2008

Page 33: Monografi Tabalong BAPPEDA

Kecamatan 2004 2005 2006 2007 2008

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Banua Lawas 349 298 339 285 638

Pugaan 128 132 160 121 142

Kelua 535 888 1.053 719 826

Muara Harus 209 103 228 358 303

Tanta 287 412 345 281 396

Tanjung 375 630 842 453 767

Murung Pudak

452 613 521 692637

Haruai 430 415 185 255 484

Bintang Ara - - 234 199 254

Upau 133 102 88 263 175

Muara Uya 250 160 100 537 673

Jaro 215 209 239 171 338

Tabalong 3.363 3.962 4.334 4.334 5.633

Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

5.4.Keragaman Beragama

Kabupaten Tabalong memiliki tingkat kereligiusan yang tinggi,

hampir setiap desa di seluruh kecamatan memiliki sarana ibadah. Setiap

desa di Tabalong rata-rata memiliki satu sampai dua buah mesjid dan

tiga sampai empat buah langgar. Jumlah mesjid sebanyak 222 buah dan

jumlah langgar 519 buah. Mesjid terbanyak terdapat di Kecamatan Muara

Uya yaitu 28 buah dan langgar terbanyak terdapat di Kecamatan Banua

Lawas dan Tanjung masing-masing sebanyak 70 buah.

Tabel 5.4.1Banyaknya Sarana Keagamaan menurut Kecamatan

di Kabupaten Tabalong Tahun 2008

Kode

KecamatanMesjid

Lang gar

Mus holla

GerejaProtesta

nKatolik

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

010 Banua 18 70 - - -020 Pugaan 8 27 - - -030 Kelua 17 50 - - -040 Muara 8 24 - - -050 Tanta 20 40 - 3 1060 Tanjung 27 70 - 1 -

Page 34: Monografi Tabalong BAPPEDA

070 Murung 24 54 - 2 -080 Haruai 27 42 - 2 1081 Bintang Ara 20 35 - 1 -090 Upau 6 18 - 6 -100 Muara Uya 28 61 - 1 -110 Jaro 19 28 - 1 -

Kabupaten Tabalong

222 519 - 17 2Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

Lanjutan tabel 5.4.1

Kode KecamatanKapel

Balai Jemaat

Pura Vihara

(1) (2) (8) (9) (10) (11)

010 Banua Lawas

- - - -

020 Pugaan - - - -

030 Kelua - - - -

040 Muara Harus - - - -

050 Tanta - 1 - -

060 Tanjung - - - -

070 Murung Pudak

- - - -

080 Haruai - - - -

081 Bintang Ara - - - -

090 Upau - - 1 -

100 Muara Uya - - - -

110 Jaro - - - -

Kabupaten Tabalong - 1 1 -Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

Sarana rumah ibadah lain seperti gereja jumlahnya sedikit karena merupakan minoritas di daerah ini. Jumlah gereja Protestan ada 17 buah dan jumlah gereja Katolik ada 2 buah. Tidak semua kecamatan ada gereja. Gereja hanya ada di wilayah tengah dan utara Tabalong yaitu di Kecamatan Tanta, Tanjung, Murung Pudak, Haruai, Bintang Ara, Upau, Muara Uya dan Jaro.

Page 35: Monografi Tabalong BAPPEDA

BAB VII

SARANA DAN PRASARANA

7.1. Angkutan dan Komunikasi.

Berdasarkan data potensi desa seluruh desa di Tabalong memiliki

sarana transportasi jalan yang sebagian besar melalui darat. Jalan

merupakan sarana transportasi yang sangat penting, karena sangat

menentukan berkembangnya tidaknya suatu daerah. Dengan adanya

jalan akses keluar masuk antar daerah menjadi lebih mudah, dan daerah

menjadi lebih terbuka dan tidak terisolir. Penduduk di suatu daerah dapat

dengan mudah berinteraksi dengan penduduk di daerah lain. Penduduk

desa dapat dengan mudah menjual hasil pertanian perkebunan atau

perikanannya ke kota. Sebaliknya penduduk kota juga dapat dengan

mudah menjual barang hasil industri pabrikan seperti bahan sandang ke

desa. Jika interaksi ini berlangsung terus menerus akan sangat

berpengaruh terhadap perubahan struktur sosial dan perekonomian di

daerah tersebut.

Semua desa di Tabalong rata-rata sudah bisa dilalui lewat jalur

darat, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa desa seperti Salikung dan

Sungai Kumap di kecamatan Muara Uya sulit untuk dicapai. Oleh karena

itu dapat dimengerti apabila Desa Salikung dan Sungai Kumap agak

lamban pertumbuhannya dibandingkan dengan desa-desa disekitarnya.

Tabel 7.1.1Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan per Kecamatan

Tahun 2008

Kode Kecamatan Aspal Kerikil TanahTdk

dirinciJumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Page 36: Monografi Tabalong BAPPEDA

010 Banua Lawas 25,95 18,30 2,00 - 46,25

020 Pugaan 10,00 8,00 0,00 - 18,00

030 Kelua 32,08 7,48 4,70 - 44,26

040 Muara Harus 6,25 9,50 5,70 - 21,45

050 Tanta 43,20 18,95 1,50 - 63,65

060 Tanjung 77,892 13,40 18,70 - 109,99

070 Murung Pudak 84,28 22,50 4,70 - 111,48

080 Haruai 71,90 12,80 17,80 - 102,50

081 Bintang Ara 9,30 65,10 49,75 - 124,15

090 Upau 31,62 8,25 7,00 - 46,87

100 Muara Uya 58,68 29,90 33,45 - 122,03

110 Jaro 32,37 15,80 11,50 - 59,67

Kabupaten Tabalong 483,522 229,98 156,80 - 870,30

Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

Selain adanya jalan, mutu jalan juga turut berpengaruh terhadap

kemajuan suatu daerah. Jalan yang sudah beraspal sepanjang 483,522

km atau sekitar 55,56 persen dari keseluruhan panjang jalan yang ada.

Jalan yang masih berupa kerikil dan tanah sepanjang 229,98 km atau

sebesar 26,43 persen. Kondisi jalan yang masih rusak juga banyak terjadi

dan merata disetiap kecamatan. Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi

pemerintah daerah untuk merealisasikan kondisi tersebut menjadi lebih

baik.

Tabel 7.1.2Panjang Jalan menurut Kondisi Jalan per Kecamatan

2008

Kode Kecamatan Baik/ Mantap

Sedang Rusak Ringan

Rusak Berat

Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

010 Banua Lawas

24,65 4,30 17,30 0,00 46,25

020 Pugaan 10,60 5,25 2,15 0,00 18,00

030 Kelua 19,98 17,68 6,60 0,00 44,26

040 Muara Harus 5,90 7,00 3,35 5,20 21,45

Page 37: Monografi Tabalong BAPPEDA

050 Tanta 41,45 9,10 12,60 0,50 63,65

060 Tanjung 58,69 21,10 15,00 15,20 109,99

070 Murung Pudak

77,63 2,10 27,05 4,70 111,48

080 Haruai 71,00 5,40 8,30 17,80 102,50

081 Bintang Ara 55,80 7,82 23,53 37,00 124,15

090 Upau 30,20 7,62 9,05 0,00 46,87

100 Muara Uya 74,98 6,70 6,90 33,45 122,03

110 Jaro 30,47 6,20 11,20 11,80 59,67

Kabupaten Tabalong 501,35 100,27 143,03 125,65 870,30

Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009

Adanya jalan akan membuka peluang usaha di bidang jasa

angkutan, seperti ojek sepeda motor, becak, angkutan umum roda empat

(di Tabalong disebut dengan taksi). Ketersediaan berbagai jenis jasa

angkutan yang menghubungkan desa-desa dengan ibukota kecamatan

secara langsung akan memudahkan transformasi informasi yang sangat

berguna bagi perkembangan desa. Jenis angkutan umum yang banyak

banyak digunakan penduduk desa untuk bepergian ke ibukota

kecamatan atau ke kota terdekat adalah ojek sepeda motor dan taksi.

Becak hanya ada di tiga kecamatan yaitu di kecamatan Tanta, Tanjung

dan Murung Pudak.

Tabel 7.1.3Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan

Yang Memiliki Pelanggan Surat kabar dan Majalah/TabloidTahun 2008

Kecamatan

Jenis Surat kabar Jenis Majalah/Tabloid

LokalNasio-

nal

Lokal dan

NasionalPolitik

Agama

Gaya hidup

Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)Banua Lawas - - 1 - - - -

Pugaan - - 1 1 1 - -

Kelua - 1 6 8 8 2 3

Muara Harus 6 - 1 - - - -

Tanta 8 2 4 3 5 1 3

Tanjung 3 - 4 1 3 1 4

Murung Pudak - - 8 5 8 4 5

Page 38: Monografi Tabalong BAPPEDA

Haruai - 1 8 5 8 5 6

Bintang Ara - 1 8 5 8 5 6

Upau 1 3 - 4 4 - 4

Muara Uya - - - - - - 1

Jaro - - - 1 1 1 -

Jumlah 18 8 41 33 46 19 32Sumber : Potensi Desa

Surat kabar berskala lokal lebih banyak pelanggannya dibandingkan

dengan surat kabar berskala nasional. Ini dapat dimengerti karena surat

kabar berskala lokal mudah didapat dan diperoleh pada hari yang sama

dengan tanggal terbitnya surat kabar. Terdapat sekitar 18 desa (14

persen) yang penduduknya berlangganan surat kabar lokal, kemudian

terdapat 7 desa (5 persen) yang penduduknya berlangganan surat kabar

nasional, dan terdapat 33 desa (25 persen) yang penduduknya

berlangganan surat kabar lokal maupun nasional.

Isu agama dan politik banyak disukai oleh penduduk. Ini terlihat dari

jenis majalah yang dibaca oleh penduduk. Jenis majalah/tabloid yang

banyak diminati penduduk adalah yang bersifat keagamaan. Terdapat 38

desa (29 persen) yang penduduknya menjadi pelanggan majalah agama.

Selain majalah agama, majalah politik juga banyak peminatnya, terdapat

28 desa (21 persen) yang penduduknya berlangganan majalah politik.

7.2. Perumahan dan Lingkungan Hidup

7.2.1. Kondisi Perumahan

Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah mendapatkan rumah

dan lingkungan yang nyaman. Perumahan menjadi tempat untuk tumbuh,

hidup, berinteraksi, perlindungan dari gangguan dan fungsi lainnya bagi

penghuninya. Arti fisik perumahan dalam konteks yang diperluas disebut

permukiman, yaitu tempat tinggal anggota masyarakat dan individu-

individu yang biasanya hidup dalam ikatan perkawinan atau keluarga

beserta berbagai fasilitas pendukungnya. Indikator untuk melihat

keadaan perumahan dan permukiman adalah kondisi fisik bangunan,

penguasaan tempat tinggal, utilitas dan fasilitas tempat tinggal dan

kondisi lingkungan.

Tabel 7.2.1.1Persentase Rumah Tangga menurut Status

Penguasaan Tempat Tinggal

Page 39: Monografi Tabalong BAPPEDA

Tahun 2008

Status Penguasaan Tempat Tinggal Persentase

(1) (2)

Milik sendiri 78,78

Kontrak 0,78

Sewa 7,86

Bebas sewa 3,46

Dinas 4,80

Milik Orang Tua 3,84

Lainnya 0,48

Total 100,00

Sumber : Susenas 2008

Tabel diatas memperlihatkan status penguasaan tempat tinggal di

Kabupaten Tabalong yang sebagian besar rumah tangga menempati

rumah sendiri, yaitu mencapai 78,78 persen. Status sewa yang mencapai

7,86 persen memperlihatkan banyaknya migrasi penduduk dari luar

kabupaten yang masuk ke kabupaten Tabalong.

Luas rumah tangga yang ditempati dapat mencerminkan tingkat

kesejahteraan penghuninya. Semakin tinggi tingkat status sosial suatu

rumah tangga maka semakin tinggi pula luas lantai yang dimiliki suatu

rumah tangga. Rumah tangga yang menempati rumah kurang dari 50

meter persegi sekitar 38,04 persen. Sedangkan yang menempati rumah

dengan luas lantai 100 meter atau lebih hanya sekitar 10,34 persen.

Tabel 7.2.1.2Persentase Rumah Tangga menurut Kelompok Luas Lantai,

Tahun 2008

Luas Lantai (m2) Persentase

(1) (2)

≤ 19 2,61

20 – 49 35,44

50 – 99 51,62

100 – 149 7,86

150 + 2,47

Total 100,00

Sumber : Susenas 2008

Selain dari luas lantai minimal, mutu rumah dapat dilihat dari jenis

bahan yang digunakan untuk dinding rumah. Semakin baik kualitas

Page 40: Monografi Tabalong BAPPEDA

dinding rumah diindikasikan tingkat kesejahteraan penghuninya baik

pula.

Jenis bahan dinding antara lain tembok, kayu, bambu dan lainnya.

Sebagian besar dinding rumah di Tabalong terbuat dari bahan kayu,

karena bahan ini mudah didapat. Sebanyak 86,27 persen rumahtangga

yang dinding rumahnya terbuat dari kayu. Hanya 13,56 persen

rumahtangga yang dinding rumahnya terbuat dari tembok, dan 0,17

persen rumahtangga yang dinding rumahnya terbuat dari bahan selain

kayu dan tembok, misalnya terbuat dari daun (istilah di Tabalong kajang).

7.2.2. Fasilitas Perumahan

Air adalah salah sumber kehidupan. Tanpa air manusia tidak dapat

hidup. Air yang layak diminum tentunya air bersih sesuai standar

kesehatan, yaitu jernih dan tidak berbau. Sumber air minum yang relatif

bersih tersebut berasal dari leding, pompa, air kemasan, sumur

terlindung & mata air terlindung. Hasil Susenas 2008 sebagian besar

penduduk Tabalong mengkonsumsi air leding dan sumur. Rumahtangga

yang mengkonsumsi air leding sebanyak 33,13 persen dan yang

mengkonsumsi air sumur sebanyak 34,01 persen dan yang

mengkonsumsi air sungai sebanyak 20,23 persen.

Tabel 7.2.2.1Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum yang digunakan

Tahun 2008

Sumber air minum Persentase

(1) (2)

Air kemasan / Isi Ulang 2,00

Leding 33,13

Pompa 7,58

Sumur terlindung 13,44

Sumur tak terlindung 20,57

Mata air 2,54

Air sungai 20,23

Lainnya 0,51

Total 100,00

Sumber : Susenas 2008

Page 41: Monografi Tabalong BAPPEDA

Fasilitas perumahan yang tidak kalah penting adalah penerangan.

Fasilitas penerangan ini dapat bersumber dari listrik, atau bukan listrik.

Sumber penerangan yang ideal adalah yang berasal dari listrik karena

cahaya listrik lebih terang dibandingkan dengan sumber penerangan

lainnya. Sebanyak 90,71 persen rumahtangga di Tabalong merupakan

pelanggan listrik. Sebanyak 88,36 persen rumahtangga penerangannya

berasal dari listrik PLN dan 2,35 persen rumahtangga sumber

penerangannya berasal dari listrik bukan PLN. Sedangkan 9,29 persen

rumahtangga sarana penerangan rumahnya menggunakan petromak,

pelita dan lainnya.

Tabel 7.2.2.2Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Penerangan yang digunakan

Tahun 2008

Sumber Penerangan Persentase

(1) (2)

Listrik PLN 88,36

Listrik non PLN 2,35

Petromak 1,01

Pelita/sentir/obor 7,43

Lainnya 0,85

Total 100,00

Sumber : Susenas 2008

Dari tabel diatas menunjukan keseriusan pemerintah dalam melayani masyarakat khususnya pada penerangan. Untuk daerah yang terpencil setidaknya pemerintah memberikan solusi supaya warga masyarakat bisa menikmati listrik untuk kehidupan.