monografi tabalong bappeda
TRANSCRIPT
BAPPEDA Kabupaten TabalongBadan Pusat Statistik Kabupaten Tabalong
Katalog BPS : 63091.0501
Publikasi Monografi Kabupaten Tabalong tahun 2009 ini menyajikan
informasi tentang keadaan Kabupaten Tabalong yang berisi variabel penduduk, kesehatan,
pendidikan, kesejahteraan sosial, ekonomi, pertanian dan lain-lain di
Kabupaten Tabalong sebagai indikator untuk melihat keberhasilan
pembangunan dan input perencanaan daerah.
Sumber data sensus dan survei yang dilakukan BPS didukung data
dinas dan instansi pemerintah.
Diharapkan publikasi ini dapat menjadi bahan informasi para
pengguna data.
Publikasi Monografi Kabupaten Tabalong tahun 2009 ini menyajikan
informasi tentang keadaan Kabupaten Tabalong yang berisi variabel penduduk, kesehatan,
pendidikan, kesejahteraan sosial, ekonomi, pertanian dan lain-lain di
Kabupaten Tabalong sebagai indikator untuk melihat keberhasilan
pembangunan dan input perencanaan daerah.
Sumber data sensus dan survei yang dilakukan BPS didukung data
dinas dan instansi pemerintah.
Diharapkan publikasi ini dapat menjadi bahan informasi para
pengguna data.
Badan Pusat Statistik Kabupaten TabalongJl. Jaksa Agung Soeprapto No. 82 Tanjung 71513Telpon / Fax : (0526) 2021214 Bapppeda Kab. Tabalong, Jl. Penghulu Rastyid, No. 4 Tanjung
MO
NO
GR
AF
I KA
BU
PAT
EN
TA
BA
LO
NG
BPS Badan Pusat Statistik Kabupaten TabalongBAPPEDA Kabupaten Tabalong
KATA SAMBUTAN
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT. Saya
menyambut gembira atas terbitnya buku Monografi Kabupaten Tabalong
Tahun 2009 yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik bekerjasama
dengan Bappeda Kabupaten Tabalong.
Sebagai salah satu kabupaten yang memiliki potensi cukup besar,
sudah tentu merupakan suatu tantangan bagi kita semua untuk ikut
menyumbangkan peran serta dan aktif pada setiap upaya yang dilakukan
dalam pembangunan, guna mencapai suatu prestasi baik dibidang
pemerintahan, pembangunan maupun kemasyarakatan.
Dilandasi oleh hal itu kiranya sebagai upaya memberikan informasi
dan untuk lebih mengenal daerah Kabupaten Tabalong, maka dihimpun
dalam sajian publikasi yang serba sederhana ini, namun demikian
penyajian untuk masa yang akan datang kita semua menghendaki dapat
ditingkatkan lagi dengan data yang lebih akurat.
Dalam hubungan ini saya titipkan pesan dan harapan semua pihak
hendaknya merasa sama memiliki dan pada gilirannya merasa ikut
terpanggil untuk menggalakkan upaya pembangunan daerah, bangsa,
dan negara tercinta ini. Amin
Tanjung , Juli 2009Bupati Tabalong
Drs. H. RAHMAN RAMSYI, M,Si
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat karuniaNya sehinga Monografi Kabupaten Tabalong ini
dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Sejalan dengan perwilayahan pembangunan Kabupaten Tabalong
yang di bagi dalam tiga kelompok wilayah pembangunan yaitu wilayah
utara, tengah dan selatan, maka untuk menata dan mempercepat laju
pembangunan pada masing-masing wilayah perlu diikuti dengan
peningkatan perencanaan pembangunan yang berhasil guna dan
berdaya guna untuk menjawab tantangan yang semakin kompleks, hal
ini berkaitan pula dengan Pola Dasar Pembangunan (POLDAS), Program
Pembangunan Daerah (PROPEDA) dan Rencana Strategi (RENSTRA).
BPS Kabupaten Tabalong menyusun Monografi Kabupaten Tabalong
Tahun 2009 ini untuk memberikan gambaran data dan informasi tentang
potensi Kabupaten Tabalong sebagai bahan dalam proses perencanaan
pembangunan.
Kami menyadari bahwa Monografi Kabupaten Tabalong ini masih
banyak terdapat kekurangan, karena itu kritik, saran dan masukan dari
berbagai pihak sangat diharapkan dalam upaya penyempurnaannya.
Semoga publikasi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Tanjung, Juli 2009Kepala BPS Kabupaten Tabalong,
Haryadi, SENIP. 19591224 198002 1 001
DAFTAR ISI
Kata Sambutan..........................................................iKata Pengantar.........................................................iiDaftar Isi..................................................................iiiBAB I. PENDAHULUAN..............................................11.1. Latar Belakang..............................................11.2. Tujuan...........................................................21.3. Metodologi.....................................................3BAB II. KONDISI FISIK................................................42.1. Letak Geografis.............................................42.2. Ketinggian Tempat........................................42.3. Topografi.......................................................62.4. Kondisi Tanah/Keadaan Tanah......................82.5. Hidrologi......................................................102.6. Iklim............................................................12BAB III. GAMBARAN UMUM.................................163.1. Wilayah Administrasi.......................................16BAB IV. KEPENDUDUKAN....................................224.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk....224.2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk........234.3. Rasio Jenis Kelamin.....................................244.4. Ketenagakerjaan.........................................25BAB V. SOSIAL BUDAYA..........................................275.1. Pendidikan...................................................275.2. Kesehatan...................................................305.3. Keluarga Berencana....................................345.4. Keragaman Beragama................................36BAB VI. PEREKONOMIAN.....................................386.1. Pertanian.....................................................386.2. Perkebunan.................................................456.3. Kehutanan...................................................616.4. Peternakan..................................................646.5. Perikanan....................................................686.6. Pendapatan Daerah.....................................73BAB VII. SARANA DAN PRASARANA.....................827.1. Angkutan dan Komunikasi...........................827.2. Perumahan dan Lingkungan Hidup.............86
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial
masyarakat daerah, melalui berbagai investasi dan alokasi sumber daya
yang ada di tingkat atas sampai pada tingkat yang paling bawah.
Berbagai proses pembangunan telah dilakukan oleh lembaga dan
aparatur, baik itu oleh pemerintah maupun masyarakat, namun hasil-
hasil yang dicapai masih belum sesuai dengan yang diinginkan dan
kelihatan kesenjangan antara kawasan, sektor, golongan maupun antar
kota dan desa. Hal ini dapat terlihat dari penyelenggaraan pembangunan
masih banyak yang belum optimal.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, kebijakan pembangunan
Kabupaten Tabalong memerlukan data dan informasi yang lengkap dan
akurat, serta analisis yang tajam. Hal ini untuk menjawab apakah perlu
suatu wilayah tersebut dijadikan suatu wilayah kawasan pertambangan
atau dijadikan suatu wilayah kawasan penghasil pangan dan lain
sebagainya. Ini tentunya merupakan pertanyaan yang perlu dijawab
dengan adanya data yang lengkap dan akurat. Kelengkapan data dan
informasi ini tentunya akan sangat mendukung dalam menentukan arah
kebijakan pembangunan.
Untuk keperluan ini maka pemerintah Kabupaten Tabalong ini
mencari dan menyusun data serta informasi yang lengkap dan
terstruktur dalam bentuk monografi Kabupaten Tabalong yang mana
monografi ini dapat memberikan perhatian khusus pada pembangunan
ekonomi dan sosial di Kabupaten Tabalong, terutama keadaan
infrastruktur fisik.
Untuk keperluan analisis selanjutnya monografi Kabupaten Tabalong
perlu distruktur menurut : karakteristik Kabupaten Tabalong yang
memberikan gambaran keadaan umum Kabupaten Tabalong berupa;
kinerja ekonomi makro, keadaan pembangunan sektoral, rencana tata
ruang, keadaan ketenagakerjaan, keadaan infrastruktur fisik, keadaan
kesejahteraan sosial, keadaan sumber pembiayaan pembangunan
(investasi) dan kebijakan pembangunan pemerintah Kabupaten
Tabalong.
Hasil-hasil dan analisis ini diharapkan dapat memberikan arah bagi
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi melalui program/proyek
yang efektif dan efisien.
1.2. Tujuan
Ketersediaan data dan informasi yang lengkap tentang keadaan,
masalah. tantangan dan peluang pembangunan ekonomi dan sosial yang
terstruktur sehingga dapat dijadikan bahan analisis guna dapat
memberikan arah bagi penyelesaian masalah-masalah melalui
perumusan kebijakan strategis, program dan proyek pembangunan baik
yang berjangka pendek, menengah dan panjang.
Data dan informasi tersebut dapat dijadikan bahan masukan yang
diperlukan dalam melakukan penganalisaan, seperti perumusan
kebijakan pembangunan regional, perumusan program/proyek regional
yang bersifat sektoral, lintas sektoral maupun lintas batas administratif.
1.3. Metodologi
Dalam penyusunan monografi Kabupaten Tabalong ini metode yang
digunakan adalah penggambaran (deskriptif obyektif). Namun demikian
dalam konteks pembangunan data dan informasi yang disajikan perlu
dibandingkan dengan data dan informasi wilayah di tingkat bawah
maupun ditingkat atasnya.
Penyusunan monografi Kabupaten Tabalong memerlukan data dan
informasi, baik yang bersifat kualitatif maupun yang bersifat kuantitatif,
dimana pengumpulan data dan informasi tersebut dilakukan dengan :
1. Pengumpulan data dan informasi dengan melakukan observasi,
interview dan melakukan pengamatan langsung;
2. Pengumpulan data yang sudah tercatat sesuai dengan apa yang
disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), instansi/lembaga
pemerintah dan dari hasil penelitian pemerintah, swasta, atau
lembaga pendidikan;
3. Data dan informasi yang disajikan dalam bentuk tabel, matrik,
maupun grafik kemudian dianalisis dengan pendekatan statistik
guna mendiskripsikan kondisi sekarang ini dan keadaan untuk
beberapa tahun mendatang.
BAB II
KONDISI FISIK
2.1. Letak Geografis
Kabupaten Tabalong dengan Ibukotanya Tanjung yang terletak paling
utara dari Propinsi Kalimantan Selatan mempunyai luas wilayah 3.946 km atau
sebesar 10,61 % dari luas Propinsi Kalimantan Selatan. Pada wilayah utara dan
timur berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur, sedangkan wilayah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Di sebelah barat berbatasan
dengan Kabupaten Barito Selatan - Propinsi Kalimantan Tengah. Letak
Kabupaten Tabalong sangat strategis, berada pada jalur ‘segitiga emas’, atau
segitiga pertumbuhan di antara lintas kalimantan tengah, kalimantan timur dan
kalimantan selatan. Posisinya memberikan letak yang menjanjikan sebagai
muara mengalirnya pengembangan aspek ekonomi dan sosial budaya ketiga
propinsi tersebut.
Secara umum Kabupaten Tabalong terletak di antara 1,18o LS - 2,25o LS,
dan 115,9° BT - 115,47° BT sedangkan Grid Propinsi Kalimantan Selatan dari
Proyeksi UTM terletak pada Grid CE - 25 sampai BD - 39 dengan koordinat x =
295.000 M dan y = 9.735.000 M pada zone 5° LS.
2.2. Ketinggian Tempat
Secara fisiologis wilayah Kabupaten Tabalong merupakan bagian tinggian
Meratus, sedangkan bagian selatannya merupakan batas timur cekungan
Barito. Dari kenampakan topografi wilayah Kabupaten Tabalong dapat
dipisahkan menjadi 3 satuan morfologi, yaitu satuan daratan, satuan medan
bergelombang dan satuan medan perbukitan. Satuan dataran ketinggiannya
antara 0-10 meter dari permukaan laut, tersusun oleh batuan sedimen berumur
kwarter. Satuan Medan bergelombang menempati bagian selatan hingga bagian
tengah wilayah dengan ketinggian antara 10-50 meter dari permukaan laut,
tersusun oleh batuan sedimen tersier dan pra tersier. Satuan perbukitan
menempati bagian utara hingga bagian timur wilayah, ketinggiannya lebih dari
50 meter yang terdiri dari bukit-bukit dan gunung-gunung dengan arah
memanjang hampir utara-selatan. Satuan ini tersusun oleh batuan tersier dan
kwartier.
Mayoritas wilayah Kabupaten Tabalong berupa dataran tinggi dengan
ketinggian berkisar antara 26-100 m (41,34 % atau 163.117) hingga >100 mdpi
(53,45 % atau 201.931 Ha) dengan pola penyebaran sebagai berikut:
Dataran rendah terdapat di barat daya (0-7 mdpi) yaitu Kecamatan Banua
Lawas, kemudian ke arah timur mulai meninggi (7-25 mdpi) tepatnya
Kecamatan Banua Lawas, Kelua, Tanjung dan Murung Pudak.
Kearah timur dan utara semakin tinggi lagi (25-100 mdpi) terdapat di
Kecamatan Pugaan, Muara Harus dan Tanta.
Di wilayah utara, selatan serta barat laut ketinggiannya 1-1000 mdpi yaitu
di Kecamatan Jaro, Muara Harus, Muara Uya, Haruai dan Upau. Ketinggian
diatas 1000 mdpi hanya terdapat di Kecamatan Banua Lawas dan Muara
Uya.
Tabel 2.2.1Luas Wilayah Kabupaten Tabalong
menurut Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut
Kelas Ketinggian Luas (Ha) Persentase
(1) (2) (3)
0 – 7 m 7.741 1,96
8 – 25 m 12.812 3,25
26 – 100 m 163.117 41,34
101 – 500 m 90.186 22,86
501 – 1.000 m 117.530 29,78
> 1.000 m 3.215 0,81
Jumlah 394.600 100,00
Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
2.3. Topografi
Menurut topografi desa/kelurahan di Kabupaten Tabalong dapat dibagi
menjadi desa/kelurahan datar dan desa/kelurahan berbukit-bukit. Desa datar
adalah desa/kelurahan yang wilayahnya sebagian besar merupakan daerah
datar. Desa berbukit-bukit adalah desa/kelurahan yang sebagian besar
wilayahnya berbukit-bukit. Berdasarkan bentuk topografisnya wilayah
Kabupaten Tabalong dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu:
daerah datar dan daerah berbukit/bergunung-gunung.
Tabel 2.3.1Banyaknya Desa di Kabupaten Tabalong Menurut Topografi
No Kecamatan Datar Berbukit-bukit
(1) (2) (3) (4)
1. Banua Lawas 15 -2. Pugaan 7 -3. Kelua 11 14. Muara Harus 7 -5. Tanta 14 -6. Tanjung 15 -7. Murung Pudak 10 -8. Haruai 10 39. Upau 3 3
10. Muara Uya 10 411. Jaro 6 312. Bintang Ara 9 -
Kabupaten Tabalong 117 14
Sumber : Podes ST03
Wilayah Tabalong di sebelah utara dan timur yang meliputi wilayah Muara
Uya, Jaro, Haruai, Upau, merupakan daerah bukit atau pegunungan. Sebanyak
11 persen desa di Tabalong sebagian besar wilayahnya merupakan daerah
berbukit-bukit.
Wilayah bagian barat merupakan daerah datar berawa-rawa yang meliputi
wilayah kecamatan Banua Lawas, Pugaan, Kelua, Muara Harus, Tanta, Tanjung,
Bintang Ara dan Murung Pudak. Sebanyak 89 persen desa di Tabalong sebagian
besar wilayahnya merupakan daerah datar.
2.4. Kondisi Tanah/Keadaan Tanah
Wilayah Kabupaten Tabalong tersusun oleh pra tersier, tersier dan
kwartier. Bantuan tertua yang tersingkap di wilayah Kabupaten Tabalong adalah
satuan granit yang berumur kapur bawah. Batuan termuda adalah Alluvium Tua
yang berumur pelistosen. Berdasarkan satuan batuan maka terdapat satuan
granit, Anggota Haruyan, Formasi Pitap, Formasi tanjung, Formasi Berai,
Formasi Warukin, formasi Dahar, Alluvium Tua.
Menurut jenis Tanah di Kabupaten Tabalong terdiri dari 5 jenis tanah, yaitu
Alluvial, Podsolik, Potsol, Organosol Gleyhumus, dan Komplek Podsolik Merah
Kuning, Laterit, Litosol, dan Latosol.
Sebagian besar adalah tanah Podsolik (151.168 Ha atau 41,99 %) yang
tersebar di 9 kecamatan terkecuali Kecamatan Banua Lawas dan Kelua. Tanah
Komplek Podsolik Merah Kuning, Laterit, Litosol, dan Latosol seluas 106.766 Ha
(29,66 %) hanya terdapat di Kecamatan Muara Uya dan Haruai.
Adapun keadaan tanah Kabupaten Tabalong merupakan kemampuan dari
potensi fisik tanah yang unsur-unsurnya terdiri dari lereng, kedalaman efektif,
tekstur, drainase, erosi dan faktor pembatas adalah sebagai berikut:
1. Lereng
Kelerengan lahan berkisar mulai dari 0-2 % hingga >40 %, penyebaran
terbesar berupa kelerengan 0-2 % (94,703 Ha), 8-15 % (55.366 Ha), 15-25
% (90.762 Ha), dan > 40 % 46.760 Ha). Kelerengan terjal/curam terdapat di
Kecamatan Jaro, Muara Uya, Haruai, dan Upau.
2. Kedalaman Efektif
Sebagian besar kedalaman efektif lebih dari 90 cm yaitu seluas (301.215 Ha
atau sekitar 83,67 %), untuk kedalaman 60-90 cm terdapat di Kecamatan
Muara Uya, Haruai, dan Upau (58.640 Ha atau 16,29%), dan kedalaman 30-
60 cm terdapat di Kecamatan Haruai (140 Ha atau 0,04 %).
3. Tekstur
Terdiri dari tekstur halus (355.399 Ha atau 98,72 %) dan tekstur sedang
(4.596 Ha atau 1,28%) terdapat di Kecamatan Upau, Haruai, dan Kecamatan
Tanjung.
4. Drainase
Kabupaten Tabalong sebagian besar wilayahnya tidak pernah tergenang air
(343.479 Ha atau sekitar 95,41 % dari luas Kabupaten Tabalong),
sedangkan lainnya merupakan kawasan tergenang periodik (7.866 Ha atau
sekitar 2,19 %) dari drainase jelek atau yang tergenang terus menerus
(8.650 Ha atau 2,40 %) terdapat di Kecamatan Banua Lawas, Kelua, dan
Tanjung.
5. Erosi
Umumnya lahan yang tidak tererosi cukup besar (343.479 Ha atau 95,41
%), sedangkan lainnya merupakan lahan yang tererosi. Erosi tanah terbesar
terdapat di Kecamatan Banua Lawas.
2.5. Hidrologi
Sungai besar yang terdapat di Kabupaten Tabalong adalah Sungai
Tabalong yang terbentuk oleh beberapa anak sungai yang berhulu di
Pegunungan Meratus. Pola aliran Sungai Tabalong berikut anak sungainya
adalah sebagai berikut :Sungai
Tabalong Kiwa
Sungai Tabalong Kanan
Sungai MissinS. TutuiS. Kumap
S. AyuS. UwiS. UyaMangkupumKinarum
Sungai Tabalong
PEG
MERATUS
Gambar 2.5.1Pola Aliran Sungai Tabalong
Sumber : Rencana tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabalong 2002-2012
Berdasarkan pola aliran terdapat 1 DAS yang terbagi dalam 2 Sub DAS dan
6 Sub-sub DAS dengan luas catchment area masing-masing:
DAS Tabalong (73,581 Ha)
Sub Das Tabalong Kiwa (26.110 Ha) dan Tabalong Kanan (38.261 Ha)
Sub-sub DAS Ayu (42.812 Ha), Uwi (39.504 Ha), Tutui (36.818 Ha),
Missin (39.792 Ha), Kumap (40.470 Ha), dan Jaing (22.504 Ha).
Sungai Tabalong memiliki panjang ± 75 Km dan lebar ± 60 m dengan
debit air 124,5 m3/detik, debit terbesar pada bulan April (209,1 m3/detik) dan
terendah pada bulan September (25,8 m3/detik), sehingga terjadi perbedaan
fluktuasi sebesar 205,5 m3/detik. Jika hujan terjadi secara berlebihan kapasitas
sungai Tabalong tidak mencukupi yang menyebabkan banjir pada daerah
rendah (Banua Lawas, Kelua, Pugaan, Muara Harus, dan Tanta).
Tabel 2.5.1Banyaknya Desa yang Dilalui Sungai
Menurut Kecamatan di Kabupaten Tabalong
No Kecamatan Jumlah Desa
(1) (2) (3)1. Banua Lawas 12
2. Pugaan 6
3. Kelua 9
4. Muara Harus 7
5. Tanta 13
6. Tanjung 15
7. Murung Pudak 8
8. Haruai 18
9. Upau 5
10. Muara Uya 14
11. Jaro 9
12. Bintang Ara -
Kabupaten Tabalong 116Sumber : Podes SP10
Sungai-sungai lain yang terdapat di Kabupaten Tabalong antara lain,
Sungai Anyar, Sungai Jaing, Sungai Kinarum. Sekitar 89 persen desa di
Kabupaten Tabalong dilintasi aliran sungai.
2.6. Iklim
Kabupaten Tabalong merupakan wilayah yang beriklim tropis. Kelembaban
udara maksimum di Tabalong pada tahun 2008 berkisar antara 88 – 100 persen
dan kelembaban udara minimum antara 66 - 84 persen, sementara
kelembaban udara rata-rata setiap bulan adalah 81 – 90 persen.
Tabel 2.6.1Persentase Kelembaban Udara
di Kabupaten Tabalong Tahun 2008
BulanMaksimu
mMinimum Rata-rata
(1) (2) (3) (4)
Januari 100 78 90
Pebruari 99 79 87
Maret 89 66 80
April 97 79 85
Mei 94 80 88
Juni 98 78 90
Juli 95 84 90
Agustus 96 82 88
September 88 68 81
Oktober 96 70 83
Nopember 91 74 84
Desember 99 74 88
Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009Temperatur udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi
rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai.
Temperatur udara maksimum di Kabupaten Tabalong pada tahun 2008 berkisar
antara 250C sampai 340C, temperatur udara minimum berkisar antara 180C
sampai 280C dan rata-rata temperatur udara setiap bulan berkisar antara 210C
sampai 300C.
Tabel 2.6.2Temperatur Udara (0C)
di Kabupaten Tabalong Tahun 2008
BulanMaksimu
mMinimu
mRata-rata
(1) (2) (3) (4)
Januari 28 20,5 23,5
Pebruari 25 18 21
Maret 30 23 27
April 30 26 28
Mei 29 27 28
Juni 29 26 28
Juli 30 27,5 28,5
Agustus 34 28 30
September 30 22 27
Oktober 30 23 26
Nopember 28 27 27,5
Desember 28,5 25,5 26,5
Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu
curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Curah hujan
maksimum terjadi pada bulan Juni dan Nopember yaitu 105 mm sedangkan
curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus dimana hanya terjadi hujan
sebanyak 1 mm pada periode bulan tersebut. Jumlah seluruh curah hujan
selama tahun 2008 adalah 2.899,5 mm dan jumlah hari hujan adalah 144 hari.
Tabel 2.6.3Curah Hujan dan Hari Hujan
di Kabupaten Tabalong Tahun 2008
Bulan Curah Hujan (mm)
Hari Huja
n
Maksi mum
Mini mum
Rata-rata
Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Januari 87 5 10,5 324,5 14
Pebruari 48 2 5 144 9
Maret 67 9 10 316 15
April 40 7 7 212 12
Mei 40 5 3 93 6
Juni 105 7 8 240 9
Juli 23 5 4 105 9
Agustus 26 1 3 100 8
September 34 6 4,5 134 8
Oktober 20 3 6 194 16
Nopember 105 3 16 473 16
Desember 60 13 18 565 22
Jumlah XXX XX XXX 2.899,5
144
Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009Kecepatan angin di kabupaten Tabalong tiap bulannya berkisar antara
0,0 – 6,2 knot. Dan rata-rata penyinaran matahari yang dipantau pada pukul
06.00 – 18.00 terlihat intensitas yang hampir merata tiap bulannya. Penyinaran
matahari dengan intensitas tertinggi terjadi pada bulan Juli yaitu 68 persen dan
intensitas terendah terjadi pada bulan Desember yaitu 26 persen.
Tabel 2.6.4Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari
di Kabupaten Tabalong Tahun 2008
BulanKecepatan Angin
(knot)
Penyinaran Matahari
(%)
Maksimum
Minimum
(1) (2) (3) (4)
Januari 2,7 1,0 32
Pebruari 5,8 0,0 32
Maret 6,2 0,1 41
April 5,2 0,1 51
Mei 1,2 0,2 65
Juni 1,6 0,0 64
Juli 1,3 0,1 68
Agustus 1,7 0,1 56
September 3,4 0,4 44
Oktober 3,5 0,0 44
Nopember 3,4 0,4 44
Desember 2,7 0,0 26
Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1. Wilayah Administrasi
Berdasarkan surat keputusan bersama Direktorat Jendral
Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Departemen Dalam Negeri,
Kabupaten Tabalong terdiri dari 12 kecamatan dan 131 desa/kelurahan
yang dibagi menjadi 7 kelurahan dan 124 desa.
Tabel 3.1.1Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Tabalong
No Kecamatan Luas (km2) Jarak Menuju Ibukota
(1) (2) (3) (4)
1 Banua Lawas 161,67 30
2 Pugaan 64,06 26
3 Kelua 115,78 20
4 Muara Harus 62,90 15
5 Tanta 172,10 6
6 Tanjung 323,34 2
7 Murung Pudak 118,72 5
8 Haruai 469,77 25
9 Upau 323,00 44
10 Muara Uya 924,16 48
11 Jaro 819,00 60
12 Bintang Ara 391,50 25
Tabalong 3.946,00 XXX
Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
Desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Tabalong merupakan desa
swasembada. Dikategorikan sebagai desa swasembada apabila
desa/kelurahan tersebut telah mampu menyelenggarakan urusan
keluarga sendiri, administrasi desa/kelurahan telah terselenggarakan
dengan baik dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) telah
berfungsi dalam mengorganisasikan dan menggerakkan peran serta
masyarakat dalam pembangunan desa/kelurahan secara terpadu.
Tabel 3.1.2Nama Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan
di Wilayah Administrasi Kabupaten Tabalong
Kecamatan Desa/Kelurahan
(1) (2)
010 Banua Lawas 1. Desa Hapalah2. Desa Batang Banyu3. Desa Sunyai Durian4. Desa Pematang5. Desa Hariang6. Desa Bungin7. Desa Bangkiling8. Desa Bangkiling Raya9. Desa Banua Lawas
10. Desa Sungai Anyar11. Desa Banua Rantau12. Desa Habau13. Desa Purai14. Desa Habau Hulu15. Desa Talan
020 Pugaan 1. Desa Pugaan2. Desa Pampanan3. DesaTamunti4. Desa Halangan5. Desa Sungai Rukam I6. Desa Sungai Rukam II7. Desa Jirak
030 Kelua 1. Desa Telaga Itar2. Desa Ampukung3. Desa Pudak Setegal4. Desa Bahungin
5. Desa Takulat6. Kelurahan Pulau7. Desa Masintan8. Desa Paliat9. Desa Sungai Buluh
10. Desa Binturu11. Desa Karangan Putih12. Desa Pasar Panas
040 Muara Harus 1. Desa Madang2. Desa Padangin3. Desa Harus4. Desa Tantaringin5. Desa Manduin6. Desa Mantuil7. Desa Murung Karangan
050 Tanta 1. Desa Walangkir2. Desa Pulau Ku'u3. Desa Tamiyang4. Desa Warukin5. Desa Padang Panjang6. Desa Barimbun7. Desa Padangin8. Desa Luk Bayur9. Desa Mangkusip
10. Desa Tanta11. Desa Tanta Hulu12. Desa Puain Kanan13. Desa Pamarangan Kanan14. Desa Murung Baru
060 Tanjung 1. Desa Banyu Tajun2. Desa Sungai Pimping3. Desa Pamarangan Kiwa4. Desa Puain Kiwa5. Kelurahan Jangkung 6. Kelurahan Tanjung7. Kelurahan Agung8. Desa Kambitin9. Kelurahan Hikun
10. Desa Kambitin Raya11. Desa Wayau12. Desa Juai13. Desa Garunggung14. Desa Kitang15. Desa Mahe Seberang
070 Murung Pudak 1. Desa Sulingan2. Desa Pembataan3. Desa Mabu'un4. Desa Maburai5. Kelurahan Belimbing Raya6. Kelurahan Belimbing7. Desa Kapar8. Desa Masukau
9. Desa Kasiau10. Desa Kasiau Raya
080 Haruai 1. Desa Lok Batu2. Desa Kembang Kuning3. Desa Seradang4. Desa Nawin Hulu5. Desa Halong6. Desa Suput7. Desa Catur Karya8. Desa Mahe Pasar9. Desa Suriyan
10. Desa Hayup11. Desa Bongkang12. Desa Wirang13. Desa Marindi
081 Bintang Ara 1. Desa Waling2. Desa Usih3. Desa Bintang Ara4. Desa Argo Mulyo5. Desa Burum6. Desa Panaan7. Desa Hegar Manah8. Desa Dambung Raya9. Desa Bumi Makmur
090 Upau 1. Desa Masingai I2. Desa Masingai II3. Desa Bilas4. Desa Kaong 5. Desa Pangelak6. Desa Kinarum
100 Muara Uya 1. Desa Ribang2. Desa Kupang Nunding3. Desa Mangkupum4. Desa Kampung Baru5. Desa Palapi6. Desa Pasar Batu7. Desa Simpung Layung8. Desa Uwie9. Desa Muara Uya
10. Desa Lumbang11. Desa Santu'un12. Desa Binjai13. Desa Salikung14. Desa Sungai Kumap
110 Jaro 1. Desa Namun2. Desa Muang3. DesaTeratau4. Desa Purui
5. Desa Nalui6. Desa Jaro7. Desa Garagata8. Desa Solan9. Desa Lano
Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
Dalam upaya mempercepat proses pembangunan, Kabupaten
Tabalong dibagi menjadi 3 wilayah pengembangan pembangunan, yaitu:
1. Wilayah Pengembangan Pembangunan Utara
Wilayah ini meliputi Kecamatan Haruai, Upau, Muara Uya, Jaro dan
Bintang Ara dengan pusat pengembangan di Kecamatan Muara Uya.
Potensi wilayah ini adalah perkebunan, pertanian tanaman pangan,
peternakan, perikanan, kehutanan, daerah transmigrasi dan
pariwisata.
2. Wilayah Pengembangan Pembangunan Tengah
Wilayah ini meliputi Kecamatan Tanta, Tanjung, Murung Pudak,
dengan pusat pengembangan di Kecamatan Tanjung. Potensinya
adalah perkebunan, pusat pemerintahan, perdagangan, industri,
pendidikan & kebudayaan, pariwisata.
3. Wilayah Pengembangan Pembangunan Selatan
Wilayah ini meliputi kecamatan Banua Lawas, Pugaan, Kelua, Muara
Harus, dengan pusat pengembangannya di Kecamatan Kelua. Potensi
adalah: industri kerajinan rumahtangga purun dan pandai besi,
pertanian tanaman pangan, peternakan unggas dan perikanan.
BAB IV
K E P E N D U D U K A N
4.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Tabalong pada tahun 2008 tercatat sebanyak
193.641 jiwa. Kecamatan Murung Pudak adalah kecamatan dengan
jumlah penduduk terbanyak, yaitu sebesar 16,59 persen dari jumlah
penduduk Tabalong.
Tabel 4.1.1Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Menurut Kecamatan
Tahun 2008
KecamatanJumlah Penduduk Laju Pertumbuhan
(%)Laki-laki Perempuan
Jumlah
2006-2007
2007-2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Banua Lawas 8.095 8.781 16.876
0,67 -4,40
Pugaan 3.091 3.256 6.347 -1,07 0,00
Kelua 10.204 10.585 20.789
1,15 0,89
Muara Harus 2.906 2.992 5.898 1,16 1,36
Tanta 7.678 7.732 15.410
0,87 5,78
Tanjung 14.897 14.589 29.486
1,15 4,09
Murung Pudak 16.339 15.786 32.125
2,58 0,00
Haruai 10.102 10.032 20.134
0,53 3,38
Bintang Ara 3.878 3.725 7.603 1,24 1,36
Upau 3.232 3.306 6.538 3,81 4,32
Muara Uya 9.987 9.784 19.771
0,44 0,48
Jaro 6.429 6.235 12.664
0,35 0,32
Jumlah 96.838 96.803 193.641
1,14 1,39Sumber : PODES SP2010 Tahun 2008
Dalam periode 2007-2008 Kabupaten tabalong mengalami
pertumbuhan penduduk sebesar 1,39 persen. Angka rata-rata laju
pertumbuhan penduduk ini lebih tinggi bila dibandingkan dalam periode
2006-2007 yang sebesar 1,14 persen.
4.2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Sebagian besar penduduk Tabalong terpusat di kecamatan Tanjung,
Murung Pudak dan Kelua. Pada tahun 2008 sekitar 42,55 persen
penduduk Tabalong bertempat tinggal di tiga kecamatan tersebut.
Sekitar 15,23 persen berada di Kecamatan Tanjung, 16,59 persen tinggal
di Kecamatan Murung Pudak dan 10,73 persen tinggal di Kecamatan
Kelua. Sementara luas tiga kecamatan itu secara keseluruhan hanya
sekitar 14,14 persen dari seluruh wilayah Kabupaten Tabalong.
Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah
Kecamatan Murung Pudak, dengan tingkat hunian 271 jiwa/km2.
Kecamatan yang termasuk cukup padat penduduknya adalah kecamatan
Kelua yaitu 180 jiwa/km2. Kecamatan dengan tingkat kepadatan
penduduk terendah adalah Kecamatan Jaro dengan tingkat kepadatan 15
jiwa/km2.
Tabel 4.21Persebaran, Kepadatan Penduduk Tabalong dan Rasio Jenis Kelamin
Menurut Kecamatan Tahun 2008
KecamatanPersebaran penduduk
Kepadatan Penduduk
Rasio Jenis Kelamin
(1) (2) (3) (4)
Banua Lawas 8.71 104 92,19
Pugaan 3.28 99 94,93
Kelua 10.73 180 96,40
Muara Harus 3.04 94 97,13
Tanta 7.96 90 99,30
Tanjung 15.23 91 102,11
Murung Pudak 16.59 271 103,50
Haruai 10.4 43 100,70
Bintang Ara 3.93 19 104,11
Upau 3.38 20 97,76
Muara Uya 10.21 21 102,07
Jaro 6.54 15 103,11
Jumlah 100 49 100,04Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
4.3. Rasio Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil Pendataan PODES SP2010 Tahun 2008 rasio jenis
kelamin penduduk Tabalong tercatat sebesar 100,04 persen. Hal ini
menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki di Tabalong lebih banyak
daripada jumlah penduduk perempuan.
Namun demikian rasio jenis kelamin penduduk Tabalong sudah
melewati angka 100. Rasio jenis kelamin penduduk Tabalong tahun 1990
sebesar 97,4 menjadi sebesar 98,5 tahun 2000. Sedangkan tahun 2008
sebesar 100,04. Kecamatan yang rasio jenis kelamin diatas 100 adalah
kecamatan di wilayah Tengah yaitu Kecamatan Tanjung dan Murung
Pudak serta wilayah Utara yaitu Haruai, Bintang Ara, Muara Uya dan
Kecamatan Jaro. Rasio jenis kelamin di atas 100 ini biasanya
berhubungan dengan pola migrasi di daerah tersebut, yang umumnya
merupakan kecamatan penerima migran.
4.4. Ketenagakerjaan
Tabel 4.4.1Persentase Penduduk Tabalong Usia 15 Tahun Ke atas yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008
KabupatenPer
tanianIndus
tri
Perda ganga
n
Ang kutn
Jasa Lain nya
Jum lah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Tabalong 54,68 1,75 15,66 2,34 13,51 12,06 100
Sumber : Susenas 2008
Penduduk usia kerja atau biasa disebut tenaga kerja adalah
penduduk usia 15 tahun ke atas. Bagian dari tenaga kerja yang aktif
dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Sedangkan penduduk
yang sedang sekolah, mengurus rumahtangga dan lainnya dimasukkan
kedalam kelompok bukan angkatan kerja.
Bidang pekerjaan yang banyak dimasuki oleh penduduk Tabalong yaitu sektor Pertanian sebanyak 54,68 persen, menyusul Perdagangan dan Jasa masing-masing 15,66 dan 13,51 persen.
BAB V
SOSIAL BUDAYA
5.1. Pendidikan
Pemerintah Kabupaten Tabalong terus berupaya menghasilkan dan
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan
sumber daya manusia lebih diutamakan dengan memberikan
kesempatan kepada penduduk untuk mengecap pendidikan yang seluas-
luasnya, terutama kepada penduduk umur 7-24 tahun, yaitu kelompok
usia sekolah. Sebanyak 35,05 persen penduduk usia sekolah dari seluruh
jumlah penduduk Tabalong. Diantara penduduk usia sekolah (7-24 tahun)
tersebut terdapat sebanyak 62,22 persen yang berstatus masih sekolah.
Tabel 5.1.1Persentase Penduduk Tabalong Usia 7-24 TahunMenurut Kelompok Umur dan Ijazah yang Dimiliki
Tahun 2008
Kelompok Umur
Tidak/Belum Tamat SD
SD SLTP SLTA+ Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7 - 12 12,03 0,75 - - 12,79
13 - 15 1,29 3,75 0,48 - 5,52
16 - 18 0,39 1,21 4,57 0,83 6,99
19 - 24 0,91 2,68 2,44 3,72 9,75
Jumlah 14,63 8,39 7,49 4,55 35,05
Sumber : Susenas 2008
Penduduk Tabalong rata-rata berpendidikan SD sederajat Ini terlihat
dari banyak penduduk yang pendidikannya tidak tamat SD dan tamat SD.
Tahun 2008 penduduk Tabalong yang mempunyai ijazah SD sederajat
sebanyak 8,39 persen dari total penduduk. Penduduk usia 19-24 tahun
yang mempunyai ijazah SLTA sederajat ke atas sebanyak 4,55 persen.
Salah satu ukuran dalam bidang pendidikan adalah tingkat buta
huruf. Program pemberantasan buta huruf adalah salah satu upaya
pemerintah untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Melalui
kemampuan membaca, penduduk dengan mudah menyerap informasi
baik melalui media cetak maupun media elektronik.
TabeL 5.1.2Persentase Penduduk Usia Produktif (15-64 Tahun)
Menurut Kemampuan Membaca dan Menulis dan Jenis Kelamindi Kabupaten Tabalong Tahun 2008
Kemampuan Membaca dan
MenulisJenis Kelamin Total
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Angka Melek Huruf 48,31 49,42 97,73
Angka Buta Huruf 0,44 1,83 2,27
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Susenas 2008
Secara umum tingkat buta huruf penduduk Tabalong pada tabel
diatas mencapai 2,27 persen pada tahun 2008 atau lebih dari 97 persen
melek huruf. Hal ini tentunya tidak terlepas dari kerja keras pemerintah
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana
akan sangat mendukung dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pada
jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) terdapat sebanyak 81 sekolah.
Tabel 5.1.3Jumlah Sekolah, Kelas, Ruang, Murid dan Guru Menurut Jenjang
Pendidikan di Kabupaten Tabalong Tahun 2008
Tingkat Pendidikan JumlahSekolah Kelas Ruang
KelasMurid Guru
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. TKTK Negeri 3 13 11 462 33TK Swasta 142 282 264 8.559 436
2. SDSD Negeri 230 1.674 1.676 27.960 3.282SD Swasta 4 60 60 891 71
3. SLTPSMP Negeri 58 251 284 6.056 657SMP Swasta 4 18 18 521 65
4. SLTASMU Negeri 11 102 102 2.925 263SMU Swasta 1 3 3 5 6SMK Negeri 4 32 41 1.595 124SMK Swasta 2 17 25 794 54
Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
Untuk jenjang Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Madrasah Aliyah
(MA), jumlah fasilitas dan sarana belajar mengajar lebih sedikit
dibandingkan jenjang pendidikan dibawahnya. Jumlah SMU/MA di
Tabalong tahun 2008 sebanyak 21 buah.
Seluruh kecamatan di Kabupaten Tabalong telah terdapat sarana
pendidikan dasar (SD-SLTP). Untuk tingkat pendidikan lanjutan atas
masih terdapat satu kecamatan yang belum memiliki sarana pendidikan
yaitu Banua Lawas.
Tabel 5.1.4Banyaknya Sekolah Menurut Kecamatan dan Jenjang Pendidikan
di kabupaten Tabalong Tahun 2008
Kecamatan SD MI SLTP MTs SLTA MA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)Banua Lawas 16 9 3 2 0 0Pugaan 9 3 2 1 0 1Kelua 21 7 4 5 1 1Muara Harus 7 1 2 1 1 0Tanta 27 4 7 1 1 0Tanjung 35 2 8 2 1 2Murung Pudak 29 1 7 1 3 0Haruai 27 1 6 5 1 2Bintang Ara 15 0 6 0 1 0Upau 9 0 2 1 1 1Muara Uya 24 2 9 1 1 1Jaro 18 1 3 2 1 1Tabalong 237 31 59 22 12 9
Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
5.2. Kesehatan
Di setiap Kecamatan di Kabupaten Tabalong telah memiliki fasilitas
puskesmas. Hingga tahun 2008 telah dibangun sebanyak 15 puskesmas.
Selain itu telah dibangun pula puskesmas pembantu sebanyak 56 unit.
Puskesmas pembantu terbanyak terdapat di kecamatan Tanjung yaitu 8
unit. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan ibu dan
anak dapat dilihat dari jumlah posyandu. Tahun 2008 tercatat 254
posyandu diseluruh Tabalong.
Tabel 5.2.1Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Tabalong Tahun 2008
Kecamatan PuskesmasPuskesmas Pembantu
Posyandu
(1) (2) (3) (4)
Banua Lawas 1 5 26
Pugaan 1 4 17
Kelua 2 3 16
Muara Harus 1 3 11
Tanta 1 6 32
Tanjung 2 8 29
Murung Pudak 1 6 25
Haruai 1 6 28
Bintang Ara 1 2 14
Upau 1 2 9
Muara Uya 2 6 35
Jaro 1 5 12
Tabalong 15 56 254Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
Penduduk Tabalong selama tahun 2008 berobat jalan sebagian
besar berobat ke Petugas Kesehatan dan Puskesmas. Kedua tempat
berobat ini masih merupakan pilihan utama masyarakat (44,58 dan 29,27
persen). Sisanya sebesar 15,69 persen berobat ke Praktek Dokter, ke
Pengobatan Lainnya 5,68 persen dan 4,78 persen berobat ke Rumah
Sakit.
Tabel 5.2.2Persentase Penduduk yang Berobat Jalan
Menurut Tempat Berobat di Kabupaten TabalongTahun 2006 – 2008
Tempat Berobat 2006 2007 2008
(1) (2) (3) (4)
Rumah Sakit 13,60 4,17 4,78
Praktek Dokter 15,80 14,70 15,69
Puskesmas 51,00 27,01 29,27
Petugas Kesehatan 24,99 49,26 44,58
Lainnya 9,32 4,82 5,68
Sumber : Susenas 2006 - 2008
Masyarakat bisa memilih dimana mau berobat dan melihat
kecukupan materi untuk konsultasi kesehatan. Dan Praktek Petugas
Kesehatan menjadi pilihan utama masyarakat bila dilihat peningkatannya
dari tahun ke tahun (walaupun pada 2008 agak sedikit menurun).
Tabel 5.2.3Banyaknya Dokter dan Perawat di Kabupaten Tabalong
Tahun 2008
Kode Kecamatan Dokter Spe sialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Perawat
Kese hata
nGigi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
010 Banua Lawas - 3 - 5 1
020 Pugaan - 2 - 5 1
030 Kelua - 4 1 7 3
040 Muara Harus - 2 - 4 1
050 Tanta - 2 - 5 1
060 Tanjung 7 11 3 73 2
070 Murung Pudak
- 2 1 25 2
080 Haruai - 2 1 5 2
081 Bintang Ara - 2 1 4 -
090 Upau - 2 1 5 1
100 Muara Uya - 4 1 6 2
110 Jaro - 2 1 4 2
Kabupaten Tabalong 7 38 10 148 18
Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
Pada tahun 2008 terdapat sebanyak 7 dokter spesialis dan 38 dokter
umum yang tersebar diseluruh kecamatan, perawat kesehatan sebanyak
148 orang dan 18 perawat gigi. Ini menunjukkan pelayanan kesehatan
yang pemerintah rencanakan terpenuhi karena di setiap kecamatan
sudah terisi dokter dan tenaga medis lainnya.
5.3. Keluarga Berencana
Selama periode 2007-2008 pertumbuhan rata-rata penduduk
Kabupaten Tabalong sebesar 1,39 persen pertahun. Upaya menekan
pertumbuhan terus dilakukan melalui program Keluarga Berencana (KB).
Tabel 5.3.1Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Kecamatan
di Kabupaten Tabalong Tahun 2004-2008
Kecamatan 2004 2005 2006 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Banua Lawas 2.152 2.111 2.099 2.115 2.157
Pugaan 824 818 891 894 995
Kelua 2.758 2.732 2.666 2.728 2.873
Muara Harus 628 701 717 745 793
Tanta 1.974 2.089 2.137 2.265 2.385
Tanjung 3.901 4.098 4.354 4.731 4.561
Murung Pudak 4.267 4.394 4.841 5.501 5.954
Haruai 3.750 3.806 2.947 3.073 3.356
Bintang Ara - - 1.264 1.316 1.398
Upau 1.027 1.018 1.024 1.090 1.171
Muara Uya 2.264 2.858 2.878 2.965 3.262
Jaro 2.000 2.155 2.234 2.345 2.656
Tabalong 26.145 26.780 28.052 29.768 31.561
Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009Pembinaan peserta KB aktif terus meningkat setiap tahunnya,
disebabkan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam merencanakan
kehidupan berkeluarga, seperti yang disajikan pada tabel 5.3.1.
Kecamatan dengan jumlah peserta akseptor KB aktif terbanyak adalah
Kecamatan Murung Pudak (18,87%) dan Kecamatan Tanjung (14,45%).
Tabel 5.3.2Jumlah Peserta KB Akseptor Baru Menurut Kecamatan
di Kabupaten Tabalong Tahun 2004-2008
Kecamatan 2004 2005 2006 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Banua Lawas 349 298 339 285 638
Pugaan 128 132 160 121 142
Kelua 535 888 1.053 719 826
Muara Harus 209 103 228 358 303
Tanta 287 412 345 281 396
Tanjung 375 630 842 453 767
Murung Pudak
452 613 521 692637
Haruai 430 415 185 255 484
Bintang Ara - - 234 199 254
Upau 133 102 88 263 175
Muara Uya 250 160 100 537 673
Jaro 215 209 239 171 338
Tabalong 3.363 3.962 4.334 4.334 5.633
Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
5.4.Keragaman Beragama
Kabupaten Tabalong memiliki tingkat kereligiusan yang tinggi,
hampir setiap desa di seluruh kecamatan memiliki sarana ibadah. Setiap
desa di Tabalong rata-rata memiliki satu sampai dua buah mesjid dan
tiga sampai empat buah langgar. Jumlah mesjid sebanyak 222 buah dan
jumlah langgar 519 buah. Mesjid terbanyak terdapat di Kecamatan Muara
Uya yaitu 28 buah dan langgar terbanyak terdapat di Kecamatan Banua
Lawas dan Tanjung masing-masing sebanyak 70 buah.
Tabel 5.4.1Banyaknya Sarana Keagamaan menurut Kecamatan
di Kabupaten Tabalong Tahun 2008
Kode
KecamatanMesjid
Lang gar
Mus holla
GerejaProtesta
nKatolik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
010 Banua 18 70 - - -020 Pugaan 8 27 - - -030 Kelua 17 50 - - -040 Muara 8 24 - - -050 Tanta 20 40 - 3 1060 Tanjung 27 70 - 1 -
070 Murung 24 54 - 2 -080 Haruai 27 42 - 2 1081 Bintang Ara 20 35 - 1 -090 Upau 6 18 - 6 -100 Muara Uya 28 61 - 1 -110 Jaro 19 28 - 1 -
Kabupaten Tabalong
222 519 - 17 2Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
Lanjutan tabel 5.4.1
Kode KecamatanKapel
Balai Jemaat
Pura Vihara
(1) (2) (8) (9) (10) (11)
010 Banua Lawas
- - - -
020 Pugaan - - - -
030 Kelua - - - -
040 Muara Harus - - - -
050 Tanta - 1 - -
060 Tanjung - - - -
070 Murung Pudak
- - - -
080 Haruai - - - -
081 Bintang Ara - - - -
090 Upau - - 1 -
100 Muara Uya - - - -
110 Jaro - - - -
Kabupaten Tabalong - 1 1 -Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
Sarana rumah ibadah lain seperti gereja jumlahnya sedikit karena merupakan minoritas di daerah ini. Jumlah gereja Protestan ada 17 buah dan jumlah gereja Katolik ada 2 buah. Tidak semua kecamatan ada gereja. Gereja hanya ada di wilayah tengah dan utara Tabalong yaitu di Kecamatan Tanta, Tanjung, Murung Pudak, Haruai, Bintang Ara, Upau, Muara Uya dan Jaro.
BAB VII
SARANA DAN PRASARANA
7.1. Angkutan dan Komunikasi.
Berdasarkan data potensi desa seluruh desa di Tabalong memiliki
sarana transportasi jalan yang sebagian besar melalui darat. Jalan
merupakan sarana transportasi yang sangat penting, karena sangat
menentukan berkembangnya tidaknya suatu daerah. Dengan adanya
jalan akses keluar masuk antar daerah menjadi lebih mudah, dan daerah
menjadi lebih terbuka dan tidak terisolir. Penduduk di suatu daerah dapat
dengan mudah berinteraksi dengan penduduk di daerah lain. Penduduk
desa dapat dengan mudah menjual hasil pertanian perkebunan atau
perikanannya ke kota. Sebaliknya penduduk kota juga dapat dengan
mudah menjual barang hasil industri pabrikan seperti bahan sandang ke
desa. Jika interaksi ini berlangsung terus menerus akan sangat
berpengaruh terhadap perubahan struktur sosial dan perekonomian di
daerah tersebut.
Semua desa di Tabalong rata-rata sudah bisa dilalui lewat jalur
darat, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa desa seperti Salikung dan
Sungai Kumap di kecamatan Muara Uya sulit untuk dicapai. Oleh karena
itu dapat dimengerti apabila Desa Salikung dan Sungai Kumap agak
lamban pertumbuhannya dibandingkan dengan desa-desa disekitarnya.
Tabel 7.1.1Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan per Kecamatan
Tahun 2008
Kode Kecamatan Aspal Kerikil TanahTdk
dirinciJumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
010 Banua Lawas 25,95 18,30 2,00 - 46,25
020 Pugaan 10,00 8,00 0,00 - 18,00
030 Kelua 32,08 7,48 4,70 - 44,26
040 Muara Harus 6,25 9,50 5,70 - 21,45
050 Tanta 43,20 18,95 1,50 - 63,65
060 Tanjung 77,892 13,40 18,70 - 109,99
070 Murung Pudak 84,28 22,50 4,70 - 111,48
080 Haruai 71,90 12,80 17,80 - 102,50
081 Bintang Ara 9,30 65,10 49,75 - 124,15
090 Upau 31,62 8,25 7,00 - 46,87
100 Muara Uya 58,68 29,90 33,45 - 122,03
110 Jaro 32,37 15,80 11,50 - 59,67
Kabupaten Tabalong 483,522 229,98 156,80 - 870,30
Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
Selain adanya jalan, mutu jalan juga turut berpengaruh terhadap
kemajuan suatu daerah. Jalan yang sudah beraspal sepanjang 483,522
km atau sekitar 55,56 persen dari keseluruhan panjang jalan yang ada.
Jalan yang masih berupa kerikil dan tanah sepanjang 229,98 km atau
sebesar 26,43 persen. Kondisi jalan yang masih rusak juga banyak terjadi
dan merata disetiap kecamatan. Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi
pemerintah daerah untuk merealisasikan kondisi tersebut menjadi lebih
baik.
Tabel 7.1.2Panjang Jalan menurut Kondisi Jalan per Kecamatan
2008
Kode Kecamatan Baik/ Mantap
Sedang Rusak Ringan
Rusak Berat
Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
010 Banua Lawas
24,65 4,30 17,30 0,00 46,25
020 Pugaan 10,60 5,25 2,15 0,00 18,00
030 Kelua 19,98 17,68 6,60 0,00 44,26
040 Muara Harus 5,90 7,00 3,35 5,20 21,45
050 Tanta 41,45 9,10 12,60 0,50 63,65
060 Tanjung 58,69 21,10 15,00 15,20 109,99
070 Murung Pudak
77,63 2,10 27,05 4,70 111,48
080 Haruai 71,00 5,40 8,30 17,80 102,50
081 Bintang Ara 55,80 7,82 23,53 37,00 124,15
090 Upau 30,20 7,62 9,05 0,00 46,87
100 Muara Uya 74,98 6,70 6,90 33,45 122,03
110 Jaro 30,47 6,20 11,20 11,80 59,67
Kabupaten Tabalong 501,35 100,27 143,03 125,65 870,30
Sumber : Tabalong Dalam Angka 2009
Adanya jalan akan membuka peluang usaha di bidang jasa
angkutan, seperti ojek sepeda motor, becak, angkutan umum roda empat
(di Tabalong disebut dengan taksi). Ketersediaan berbagai jenis jasa
angkutan yang menghubungkan desa-desa dengan ibukota kecamatan
secara langsung akan memudahkan transformasi informasi yang sangat
berguna bagi perkembangan desa. Jenis angkutan umum yang banyak
banyak digunakan penduduk desa untuk bepergian ke ibukota
kecamatan atau ke kota terdekat adalah ojek sepeda motor dan taksi.
Becak hanya ada di tiga kecamatan yaitu di kecamatan Tanta, Tanjung
dan Murung Pudak.
Tabel 7.1.3Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan
Yang Memiliki Pelanggan Surat kabar dan Majalah/TabloidTahun 2008
Kecamatan
Jenis Surat kabar Jenis Majalah/Tabloid
LokalNasio-
nal
Lokal dan
NasionalPolitik
Agama
Gaya hidup
Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)Banua Lawas - - 1 - - - -
Pugaan - - 1 1 1 - -
Kelua - 1 6 8 8 2 3
Muara Harus 6 - 1 - - - -
Tanta 8 2 4 3 5 1 3
Tanjung 3 - 4 1 3 1 4
Murung Pudak - - 8 5 8 4 5
Haruai - 1 8 5 8 5 6
Bintang Ara - 1 8 5 8 5 6
Upau 1 3 - 4 4 - 4
Muara Uya - - - - - - 1
Jaro - - - 1 1 1 -
Jumlah 18 8 41 33 46 19 32Sumber : Potensi Desa
Surat kabar berskala lokal lebih banyak pelanggannya dibandingkan
dengan surat kabar berskala nasional. Ini dapat dimengerti karena surat
kabar berskala lokal mudah didapat dan diperoleh pada hari yang sama
dengan tanggal terbitnya surat kabar. Terdapat sekitar 18 desa (14
persen) yang penduduknya berlangganan surat kabar lokal, kemudian
terdapat 7 desa (5 persen) yang penduduknya berlangganan surat kabar
nasional, dan terdapat 33 desa (25 persen) yang penduduknya
berlangganan surat kabar lokal maupun nasional.
Isu agama dan politik banyak disukai oleh penduduk. Ini terlihat dari
jenis majalah yang dibaca oleh penduduk. Jenis majalah/tabloid yang
banyak diminati penduduk adalah yang bersifat keagamaan. Terdapat 38
desa (29 persen) yang penduduknya menjadi pelanggan majalah agama.
Selain majalah agama, majalah politik juga banyak peminatnya, terdapat
28 desa (21 persen) yang penduduknya berlangganan majalah politik.
7.2. Perumahan dan Lingkungan Hidup
7.2.1. Kondisi Perumahan
Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah mendapatkan rumah
dan lingkungan yang nyaman. Perumahan menjadi tempat untuk tumbuh,
hidup, berinteraksi, perlindungan dari gangguan dan fungsi lainnya bagi
penghuninya. Arti fisik perumahan dalam konteks yang diperluas disebut
permukiman, yaitu tempat tinggal anggota masyarakat dan individu-
individu yang biasanya hidup dalam ikatan perkawinan atau keluarga
beserta berbagai fasilitas pendukungnya. Indikator untuk melihat
keadaan perumahan dan permukiman adalah kondisi fisik bangunan,
penguasaan tempat tinggal, utilitas dan fasilitas tempat tinggal dan
kondisi lingkungan.
Tabel 7.2.1.1Persentase Rumah Tangga menurut Status
Penguasaan Tempat Tinggal
Tahun 2008
Status Penguasaan Tempat Tinggal Persentase
(1) (2)
Milik sendiri 78,78
Kontrak 0,78
Sewa 7,86
Bebas sewa 3,46
Dinas 4,80
Milik Orang Tua 3,84
Lainnya 0,48
Total 100,00
Sumber : Susenas 2008
Tabel diatas memperlihatkan status penguasaan tempat tinggal di
Kabupaten Tabalong yang sebagian besar rumah tangga menempati
rumah sendiri, yaitu mencapai 78,78 persen. Status sewa yang mencapai
7,86 persen memperlihatkan banyaknya migrasi penduduk dari luar
kabupaten yang masuk ke kabupaten Tabalong.
Luas rumah tangga yang ditempati dapat mencerminkan tingkat
kesejahteraan penghuninya. Semakin tinggi tingkat status sosial suatu
rumah tangga maka semakin tinggi pula luas lantai yang dimiliki suatu
rumah tangga. Rumah tangga yang menempati rumah kurang dari 50
meter persegi sekitar 38,04 persen. Sedangkan yang menempati rumah
dengan luas lantai 100 meter atau lebih hanya sekitar 10,34 persen.
Tabel 7.2.1.2Persentase Rumah Tangga menurut Kelompok Luas Lantai,
Tahun 2008
Luas Lantai (m2) Persentase
(1) (2)
≤ 19 2,61
20 – 49 35,44
50 – 99 51,62
100 – 149 7,86
150 + 2,47
Total 100,00
Sumber : Susenas 2008
Selain dari luas lantai minimal, mutu rumah dapat dilihat dari jenis
bahan yang digunakan untuk dinding rumah. Semakin baik kualitas
dinding rumah diindikasikan tingkat kesejahteraan penghuninya baik
pula.
Jenis bahan dinding antara lain tembok, kayu, bambu dan lainnya.
Sebagian besar dinding rumah di Tabalong terbuat dari bahan kayu,
karena bahan ini mudah didapat. Sebanyak 86,27 persen rumahtangga
yang dinding rumahnya terbuat dari kayu. Hanya 13,56 persen
rumahtangga yang dinding rumahnya terbuat dari tembok, dan 0,17
persen rumahtangga yang dinding rumahnya terbuat dari bahan selain
kayu dan tembok, misalnya terbuat dari daun (istilah di Tabalong kajang).
7.2.2. Fasilitas Perumahan
Air adalah salah sumber kehidupan. Tanpa air manusia tidak dapat
hidup. Air yang layak diminum tentunya air bersih sesuai standar
kesehatan, yaitu jernih dan tidak berbau. Sumber air minum yang relatif
bersih tersebut berasal dari leding, pompa, air kemasan, sumur
terlindung & mata air terlindung. Hasil Susenas 2008 sebagian besar
penduduk Tabalong mengkonsumsi air leding dan sumur. Rumahtangga
yang mengkonsumsi air leding sebanyak 33,13 persen dan yang
mengkonsumsi air sumur sebanyak 34,01 persen dan yang
mengkonsumsi air sungai sebanyak 20,23 persen.
Tabel 7.2.2.1Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum yang digunakan
Tahun 2008
Sumber air minum Persentase
(1) (2)
Air kemasan / Isi Ulang 2,00
Leding 33,13
Pompa 7,58
Sumur terlindung 13,44
Sumur tak terlindung 20,57
Mata air 2,54
Air sungai 20,23
Lainnya 0,51
Total 100,00
Sumber : Susenas 2008
Fasilitas perumahan yang tidak kalah penting adalah penerangan.
Fasilitas penerangan ini dapat bersumber dari listrik, atau bukan listrik.
Sumber penerangan yang ideal adalah yang berasal dari listrik karena
cahaya listrik lebih terang dibandingkan dengan sumber penerangan
lainnya. Sebanyak 90,71 persen rumahtangga di Tabalong merupakan
pelanggan listrik. Sebanyak 88,36 persen rumahtangga penerangannya
berasal dari listrik PLN dan 2,35 persen rumahtangga sumber
penerangannya berasal dari listrik bukan PLN. Sedangkan 9,29 persen
rumahtangga sarana penerangan rumahnya menggunakan petromak,
pelita dan lainnya.
Tabel 7.2.2.2Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Penerangan yang digunakan
Tahun 2008
Sumber Penerangan Persentase
(1) (2)
Listrik PLN 88,36
Listrik non PLN 2,35
Petromak 1,01
Pelita/sentir/obor 7,43
Lainnya 0,85
Total 100,00
Sumber : Susenas 2008
Dari tabel diatas menunjukan keseriusan pemerintah dalam melayani masyarakat khususnya pada penerangan. Untuk daerah yang terpencil setidaknya pemerintah memberikan solusi supaya warga masyarakat bisa menikmati listrik untuk kehidupan.