morfologi kota neira 1753-1864 · yang memesona, keragaman menu masakan khasnya yang metropolis,...
TRANSCRIPT
-
MORFOLOGI KOTA NEIRA 1753-1864
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi
Gelar Sarjana Sejarah Program Studi Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh
ZULYANI EVI
C0513059
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
-
ii
-
iii
-
iv
PERNYATAAN
Nama : Zulyani Evi
NIM : C0513059
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Morfologi Kota Neira
1753-1864 adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuatkan
oleh orang lain. hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda
citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh
dari skripsi tersebut.
Surakarta, 16 Januari 2018
Yang membuat pernyataan,
Zulyani Evi
-
v
MOTTO
"These mountains that you are carrying, you were only supposed to climb."
Najwa Zebian
-
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan
untuk:
Kedua orang tua yang memberi
kehidupan
-
vii
KATA PENGANTAR
Tiada syukur yang lebih dalam dan segala puji hanya untuk Allah
subhanahu wa taala, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penyusunan skripsi
berjudul Morfologi Kota Neira 1753-1864 ini dapat terselesaikan. Selawat dan
salam senantiasa tercurah kepada uswah dan pemimpin umat Nabi Muhammad
sallallahu alaihi wassalam, keluarganya, para sahabat, dan kepada semua pengikut
sunah beliau hingga akhir zaman.
Ternyata, skripsi dapat memberikan arti lebih dari sekadar tugas akhir di
masa perkuliahan. Skripsi mengajarkan proses pendewasaan, yakni mimpi harus
dibangun di atas kaki sendiri. Mengajarkan sebuah pergulatan melawan ego dan
pandangan bahwa skripsi adalah momok yang menakutkan. Segala kesulitan
dalam pembuatan skripsi, ataupun empat tahun lebih masa perkuliahan, terbayar
dengan kebanggaan orang tua akan kelulusan anaknya. Penulis persembahkan
karya ini untuk kedua orang tua tercinta yang telah menahan rindu menahun,
merelakan penulis merantau mencari ilmu. Tanpa doa restu mereka, sungguh tak
akan mudah jalan yang dilalui.
Berkat bimbingan yang penuh dedikasi dari Prof. Warto, skripsi ini dapat
terselesaikan. Tidak ada yang lebih baik dari mendapatkan pembimbing yang
senantiasa memperhatikan dan memberi ruang untuk berkembang. Atas segala
kesediaan dan pengertian Bapak, penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku
Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Prof. Dr. Riyadi Santosa, M.Ed,
Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya UNS, yang telah memfasilitasi penulis
-
viii
selama perkuliahan. Tak lupa kepada seluruh dosen serta staf Program Studi Ilmu
Sejarah, khususnya Kepala Program Studi, Ibu Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S.,
M.Hum. yang sudah menjadi selayaknya ibu kedua bagi penulis. Juga kepada para
alumni yang tergabung dalam Tali Sejarah, khususnya Bapak Agus Hakka dan
Bapak Wahyu Susilo yang telah memotivasi dan menginspirasi penulis dalam
berkarya untuk sejarah.
Sejarah tidaklah menjadi pilihan pertama dan utama bagi kebanyakan
orang. Akan tetapi, sejarahlah yang membawa penulis bertemu dengan Banda
Neira, kepulauan antah-berantah yang dahulu menjadi incaran seluruh dunia.
Kekayaan sejarahnya yang melimpah, menjadi tantangan bagi para sejarawan
untuk dapat menyingkapnya. Menuliskan sejarah Banda merupakan suatu
kepuasan. Dibingkai panorama alam yang luar biasa, khazanah alam bawah laut
yang memesona, keragaman menu masakan khasnya yang metropolis,
keramahtamahan masyarakat yang pluralistis, begitu banyak meninggalkan kesan
dan pelajaran berharga.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pemerintah Kecamatan Banda Neira,
Bapak Kadir selaku camat yang berbaik hati menerima dan membantu penulis di
Banda Neira. Kepada keluarga piara penulis di Pulau Neira dan Pulau Banda
Besar yang memberikan tempat berteduh dan kehangatan sebuah keluarga selama
penulis berada di sana. Teman-teman baru dari kelompok KKN UGM Finding
Neira dan kelompok KKN UNS Banda Neira Bercerita, yang telah menghibur
penulis di sela penelitian, penulis ucapkan terima kasih. Juga kepada Bapak
Hamdani (Kabid Logistik Bulog Ambon) atas sambutan dan bantuannya di Kota
-
ix
Ambon. Tidak lupa kepada teman seperjuangan, mahasiswa dari Jawa yang sama-
sama melakukan penelitian di Banda Neira, Antonius Deo Yoga, serta para
pemuda di Kampung Baru dan Boiyouw. Kepada mahasiswa Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hatta-Sjahrir Banda Naira, khususnya
dari Program Studi Sejarah yang telah sudi bersumbangsih waktu untuk
menemani penulis dalam eksplorasi peninggalan-peninggalan di Banda. Berjalan
kaki di kala hujan dan terik matahari.
Kepada Dr. Lilie Suratminto, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Budhi Dharma Tangerang, penulis ucapkan terima kasih atas bimbingannya, yang
walaupun singkat, tetapi memberikan pencerahan pada penulisan skripsi ini.
Doktor Lilie adalah seorang ahli dalam bidang kajian semiotik batu nisan VOC,
bukunya yang berjudul Makna Sosio-Historis Batu Nisan VOC di Batavia telah
memberikan inspirasi kepada penulis untuk turut menggunakan batu nisan sebagai
sumber data penulisan sejarah. Kepada Dr. Titis Srimuda Pitana, S.T,
M.Trop.Arch atas kesediannya berbagi pandangan mengenai arsitektur dan
kebudayaan. Dari beliau, penulis belajar bahwa sesungguhnya yang tampak di
luar adalah pantulan hasrat. Morfologi kota sendiri lebih banyak dipengaruhi
oleh hasrat kuasa (politik dan ekonomi).
Kepada teman-teman yang bersedia membaca, mengoreksi, dan memberi
masukan sebelum skripsi ini diujikan, penulis ucapkan terima kasih. Kepada
seluruh redaksi Geschiephoria Magazine, khususnya Apriliandi Damar
Priambodo dan Galih Retno, terima kasih telah menjadi teman diskusi mengenai
kesejarahan. Imamah Fikriyati Azizah, teman mengaduh nasib di negeri tetangga,
-
x
terima kasih telah menjadi teman belajar kebahasaan, dan teman-teman lainnya
yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Kepada rekan-rekan kos yang
menopang logistik selama proses pengerjaan skripsi: Ratri, Zana, Santi, Erna dan
Mira, terima kasih atas perhatian tulus dari kalian. Tim Senang-Senang Project
yang sama-sama berjuang, saling menyemangati di tengah produksi. Keluarga
besar kontrakan Green Looser yang selalu menghibur di perantauan. Semoga
kelancaran juga diberikan kepada karya-karya kalian. Terakhir, kepada sahabat
terbaik yang menerima segala kekurangan penulis dengan lapang dada, Nindi
Rustianingsih, kesabaranmu tentu tidak akan bisa terbalas hanya dengan ucapan
terima kasih.
Rindang teduhnya kampus hijau Kentingan, kelak akan menjadi sumber
kerinduan. Tawa canda yang hadir di sela perkuliahan, bersama Historia 2013,
tentu tidak akan pernah terlupakan. Terekam menjadi memori indah masa kuliah.
Akhir kata, sebagai mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi, ucapan terima kasih
kepada pemerintah yang telah memberikan jalan kepada penulis untuk dapat
mengecap bangku perkuliahan. Tanpa program tersebut, penulis tidak akan begitu
termotivasi untuk mengharumkan nama Indonesia dengan tiga kewajiban:
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat (Tridarma Perguruan Tinggi).
Mengutip surat yang diberikan oleh mantan Presiden Republik Indonesia, Dr. H.
Susilo Bambang Yudhoyono:
Saya ingin pada saatnya nanti, ikutlah mengubah jalannya sejarah. Bayar dan
tebuslah apa yang telah negara berikan kepada kalian semua, dengan cara ikut
berjuang mengurangi kemiskinan, keterbelakangan, dan ketertinggalan ...
hanya dengan cara itulah, negeri ini akan terus bergerak maju, menuju
Indonesia yang makin adil, makin aman, makin demokratis, dan makin
sejahtera.
-
xi
Bayar dan tebuslah. Sebagian persyaratan yang terselesaikan guna
menggenapi kesarjanaan, sungguh hanya permulaan bagi penulis untuk dapat
seutuhnya berada di tengah masyarakat dan larut dalam permasalahan negeri ini.
Ketika itu, gelar yang telah disematkan akan menjadi tanda mata yang senantiasa
mengingatkan akan tridarmanya.
Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Maka, penulis memohon
maaf atas segala kesalahan, baik lisan maupun tulisan, baik yang disengaja
maupun tidak disengaja. Kritik dan saran dari para pemerhati, khususnya yang
dapat mengembangkan penelitian ini, akan menjadi sangat berarti. Penulis
berharap agar penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada
peneliti lain yang tertarik mengupas eksotisme Banda. Salam.
Surakarta, Januari 2018
Penulis
-
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................... xvi
DAFTAR ISTILAH ................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xx
ABSTRAK ............................................................................................... xxiii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
E. Kajian Pustaka ............................................................................... 8
F. Metode Penelitian.......................................................................... 17
G. Sistematika Penulisan ................................................................... 22
BAB II. POLA TATA RUANG KOTA NEIRA................................... 24
A. Gambaran Umum Kepulauan Banda ........................................... 26
1. Kondisi Geografis dan Demografis ......................................... 26
2. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya .................................... 32
3. Masuknya Bangsa Eropa ........................................................ 49
B. Tahap Pertumbuhan Kota ............................................................. 58
1. Fase Eopolis ............................................................................ 59
2. Fase Polis ................................................................................ 63
3. Fase Metropolis ....................................................................... 67
C. Tata Bentuk (Townscape) Kota Neira .......................................... 72
-
xiii
1. Sebelum Tahun 1753............................................................... 72
2. Tahun 1753-1864 .................................................................... 76
BAB III. ARSITEKTUR KOTA NEIRA. .....………………………… 88
A. Perkembangan Arsitektur di Hindia Belanda................................. 89
1. Masa VOC ............................................................................... 90
2. Masa Transisi .......................................................................... 92
B. Bangunan- bangunan .................................................................... 96
1. Benteng Nassau ...................................................................... 96
2. Benteng Belgica ...................................................................... 99
3. Kompleks Istana Mini ............................................................. 106
4. Rumah Tinggal ........................................................................ 111
5. Societat Harmonie ................................................................... 118
6. Gereja Protestan Banda Neira ................................................. 120
7. Kelenteng San Tio Kong ......................................................... 123
C. Sarana dan Prasarana..................................................................... 125
1. Pemakaman ............................................................................. 125
2. Jaringan Jalan dan Transportasi .............................................. 130
BAB IV. PRANATA KOTA NEIRA...................................................... 136
A. Kebijakan Politik ........................................................................... 137
1. Wilayah Administratif ............................................................. 137
2. Birokrasi Pemerintahan ........................................................... 141
3. Hukum dan Peradilan .............................................................. 143
4. Pertahanan dan Keamanan ...................................................... 144
B. Kebijakan Ekonomi ...................................................................... 145
1. Penggunaan Lahan dan Sumber Daya Alam ........................... 145
2. Perpajakan ............................................................................... 147
3. Penghapusan Monopoli Rempah............................................. 149
C. Kependudukan............................................................................... 151
1. Segregasi Ras .......................................................................... 153
2. Stratifikasi Sosial .................................................................... 156
a. Perkenier .......................................................................... 157
-
xiv
b. Budak ................................................................................ 163
c. Pegawai Pemerintah .......................................................... 166
d. Vrijburger dan Mardijker .................................................. 168
3. Kesehatan ............................................................................... 170
4. Sistem Religi dan Pendidikan ................................................ 172
BAB V. KESIMPULAN ......................................................................... 175
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 179
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... 187
-
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Aktivitas Gunung Api di Kepulauan Banda .......................... 30
Tabel 2. Jumlah Penduduk Kepulauan Banda tahun 1854 .................... 32
Tabel 3. Karakteristik arsitektur Belanda .............................................. 91
-
xvi
DAFTAR SINGKATAN
VOC : Vereenigde Oost Indiesche Companie
HB : Hindia Belanda
OK : Orang Kaya
EIC : East India Company
-
xvii
DAFTAR ISTILAH
Belverders : Panggung
Bijlagen : Lampiran
Burger : Orang Belanda independen yang masa kontrak kerjanya
dengan VOC selesai
Empire style : Gaya imperial
Grandeur : Megah
Groot Banda : Banda Besar
Indische Culture : Budaya Indis
Klein Banda : Banda Kecil
Kora-kora : Perahu dengan pendayung
Mini Palace : Istana Mini
Nederlandsch-Indie : Hindia Belanda
Opzoter plus : Pengawas bangunan plus
Orang Kaya : Tokoh masyarakat Banda
Perk : Perkebunan
Perkenier : Pengusaha perkebunan berlisensi yang memenuhi syarat
untuk mengelola perk
Proclamatie : Maklumat
Resolutie : Keputusan
Schutterij : Pertahanan rakyat atau pertahanan kota
Spices Islands : Kepulauan Rempah-rempah
Townscape : Tata bentuk kota
-
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta Seram, Ambon, dan Kepulauan Banda 1753 ............................. 187
2. Peta dari tiga pulau besar dan beberapa pulau kecil
di Kepulauan Banda 1599 .................................................................. 188
3. Lukisan wajah Banda Neira karya Johannes Vingboons 1660 .......... 189
4. Peta Kepulauan Banda: Gunung Api, Neira, dan Lonthor atau
Banda Besar (karya Johannes Vingboons tahun 1660) ...................... 190
5. Lukisan pemandangan Pulau Banda Neira karya
Johannes Vingboons 1665 ................................................................. 191
6. Peta Kepulauan Banda 1665-1668 ..................................................... 192
7. Pemandangan Pulau Banda Neira di Maluku, dari
Valentine's Old and New East Indies diterbitkan pada 1724 ............. 193
8. Wajah Pulau Banda Neira 1753 ......................................................... 194
9. Peta topografi Banda Neira 1854 ....................................................... 195
10. Peta Banda Besar, Gunung Api, Neira, dan lain-lain. ....................... 196
11. Rencana Puri Nassau. ......................................................................... 197
12. Rencana Benteng Belgica .................................................................. 198
13. Ilustrasi Benteng Nassau, Benteng Belgica, dan redoubt Neira ........ 199
14. Pemandangan Kota Banda 1824 ........................................................ 200
15. Inkripsi prasasti Benteng Belgica ...................................................... 201
16. Inskripsi batu nisan di lantai gereja.................................................... 202
17. Inkripsi batu nisan perkenier di Pulau Ay ......................................... 206
18. Inskripsi prasasti pembangunan tangga di Lonthor ........................... 207
-
xix
19. Elemen-elemen arsitektur kolonial Belanda ...................................... 208
20. Daftar nama pemuka masyarakat yang dieksekusi Belanda .............. 209
21. Inskripsi Batu Nisan di Pemakaman Belanda Banda Neira ............... 210
22. Inventaris Arsip Banda (K.40), Nomor 3: Bandasche Resolution
dengan bijlagen 1791-1792 ................................................................ 211
23. Inventaris Arsip Banda (K.40), Nomor 87.3: Sensus umum penduduk
Banda tahun 1808 .............................................................................. 212
-
xx
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Kepulauan Banda pada tahun 1753 .............................. 28
Gambar 2. Kora-kora, perahu dengan pendayung, Pulau Banda........... 35
Gambar 3. Produk perdagangan utama: Pala dan Fuli .......................... 40
Gambar 4. Para pedagang pala di Kepulauan Banda 1599 .................... 44
Gambar 5. Pembunuhan Laksamana Verhoefen .................................... 53
Gambar 6. Keterangan gambar: 1) Permukiman di pesisir utara,
2) Permukiman di pesisir timur .......... 61
Gambar 7. Permukiman di pesisir selatan Pulau Neira .......................... 63
Gambar 8. Ilustrasi bangunan di dalam Benteng Nassau (1646) ........... 66
Gambar 9. Sket Benteng Nassau dan Belgica ........................................ 71
Gambar 10. Penyortiran biji pala pada perusahaan di Pulau Banda,
Maluku (1929) ..................................................................... 79
Gambar 11. Jalanan Kota Neira yang sepi teduh dan asri ....................... 81
Gambar 12. Potret atas dari Benteng Nassau ........................................... 82
Gambar 13. Gereja yang berada di dekat Benteng Nassau ...................... 84
Gambar 14. Reruntuhan yang ditengarai lokasi Parigi Rante
di dalam Benteng Nassau ..................................................... 97
Gambar 15. Gerbang Selatan Benteng Nassau ........................................ 98
Gambar 16. Reruntuhan dinding Benteng Nassau ................................... 99
Gambar 17. Prasasti pembangunan Benteng Belgica .............................. 101
Gambar 18. Meriam di Benteng Belgica ................................................. 102
-
xxi
Gambar 19. Bagian dalam bentuk pentagon dari Benteng Belgica ........ 103
Gambar 20. Tampak jauh Benteng Belgica ............................................ 103
Gambar 21. Sumur di tengah bangunan Benteng Belgica ...................... 104
Gambar 22. Jalan masuk menuju bagian dalam Benteng ......................... 105
Gambar 23. Salah satu sisi tembok Benteng Belgica............................... 106
Gambar 24. Halaman depan Istana Mini ................................................. 107
Gambar 25. Beranda depan Istana Mini................................................... 108
Gambar 26. Beranda belakang Istana Mini .............................................. 108
Gambar 27. Surat yang digoreskan di kaca oleh pegawai kolonial. ........ 109
Gambar 28. Rumah Deputi Gubernur VOC ........................................... 110
Gambar 29. Rumah kontrolir di Kompleks Istana Mini .......................... 111
Gambar 30. Rumah Pengasingan Dr. Tjipto Mangunkusumo ................. 112
Gambar 31. Rumah pengasingan Bung Sjahrir ........................................ 112
Gambar 32. Beranda belakang bangunan utama Rumah Pengasingan
Bung Hatta ........................................................................... 113
Gambar 33. Ruang kelas di teras bangunan kedua .................................. 114
Gambar 34. Rumah tinggal Kapten Christopher Cole ............................. 115
Gambar 35. Rumah dengan gamble berbentuk segitiga .......................... 115
Gambar 36. Jalanan Kota Neira dengan rumah perkenier
di kanan-kirinya ................................................................... 117
Gambar 37. Gedung pertemuan di Banda Neira, Maluku ....................... 119
Gambar 38. Bagian dalam societat harmonie Banda Neira kini kosong,
sesekali digunakan untuk kegiatan masyarakat.................... 119
-
xxii
Gambar 39. Gereja tua di Banda Neira .................................................... 121
Gambar 40. Bagian dalam gereja, jalan menuju mimbar dipenuhi dengan
batu nisan kolonial ............................................................... 123
Gambar 41. Wisata religi di kelenteng San Tio Kong ............................. 125
Gambar 42. Batu nisan Johannes Verschuir, mantan Residen Banda ..... 127
Gambar 43. Pemakaman komunitas Kristen di Banda Neira................... 128
Gambar 44. Nisan berbentuk tugu setengah jadi melambangkan
cita-cita yang putus .............................................................. 129
Gambar 45. Pemakaman Cina di Banda Neira ........................................ 130
Gambar 46. Kiri: jaringan jalan grid, kanan: potongan peta tahun 1854
yang menunjukkan jaringan jalan grid di Kota Neira .......... 131
Gambar 47. Lingkaran merah: akses jalan menuju pasar yang bertambah 132
Gambar 48. Jalan menuju Gereja Banda Neira (1929) ............................ 134
Gambar 49. Jalan di tengah permukiman Banda Neira ........................... 134
Gambar 50. Jalan menuju bangunan Perk Zevenbergen dan Hersteller
Banda Neira (1910) .............................................................. 135
Gambar 51. Jalan di tengah permukiman Banda Neira ........................... 138
Gambar 52. Serambi dalam rumah perkenier di Groot-Waling,
tampak mebel dan benda-benda seni yang mewah .............. 160
Gambar 53. Batu nisan Paulus van den Broeke di Pulau Ay ................... 161
Gambar 54. Batu nisan John Mc Leod yang dikubur pada tahun 1800. . 168
-
xxiii
ABSTRAK
Zulyani Evi. C.0513059. 2018. Morfologi Kota Neira 1753-1864. Skripsi:
Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Penelitian ini memiliki tiga tujuan; yaitu untuk mengetahui pola tata ruang
Kota Neira pada 1753-1864, arsitektur bangunan, dan pengaruh kebijakan
pemerintah kolonial terhadap morfologi kota.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang dimulai dengan heuristik,
yakni pengumpulan data dari sumber-sumber sejarah sezaman. Selanjutnya adalah
kritik sumber, yakni membandingkan dan mengkritik sumber sejarah untuk
memperoleh data yang valid. Kemudian interpretasi, yakni tahap menganalisis
data sehingga diperoleh fakta. Terakhir adalah menuliskan sejarah atau
historiografi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola tata ruang Kota Neira terdiri dari
pusat pemerintahan, pusat pertahanan, dan pusat perekonomian. Pola permukiman
terbagi berdasarkan etnis, yakni permukiman Cina, permukiman Eropa, dan
permukiman pribumi. Permukiman yang mulanya terkonsentrasi di sebelah barat
mulai bergeser ke timur menjauh dari gunung api sebagai upaya meminimalisir
dampak letusan. Arsitektur Kota Neira pada masa VOC tidak memiliki orientasi
yang jelas. Di bawah pemerintahan Daendels (1800-1811), arsitektur kota mulai
dipengaruhi gaya imperial yang berbau Prancis. Pendudukan Inggris yang singkat
tidak begitu banyak memberikan warna pada arsitektur Kota Neira. Saat
kekuasaan diambil alih kembali oleh Belanda, pemerintah kolonial mulai
membangun bangunan-bangunan mewah. Kebijakan pemerintah kolonial
mengenai status wilayah administratif Kota Neira turut mempengaruhi morfologi
kota. Pada masa VOC, Banda adalah ibu kota provinsi (Gouvernement van
Banda). Kota Neira dijadikan pusat pertahanan dan permukiman gubernur
jenderal Hindia Belanda. Keruntuhan VOC dan masa-masa transisi membawa
perubahan bagi status wilayah Kepulauan Banda. Pada 1817, statusnya berubah
menjadi resident atau setingkat kabupaten. Kebijakan penghapusan monopoli
rempah dan penerapan perdagangan bebas pada 1864 juga membuat para
perkenier tidak berdaya. Banyak di antara mereka yang menjual kebun dan aset-
aset di Kota Neira sehingga membuat dinamika kawasan ini menurun.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah morfologi Kota Neira pada tahun
1753-1864 memperlihatkan potret dinamika kota metropolis yang kian menyurut
karena berbagai faktor diantaranya bencana alam dan kebijakan kolonial.
Kata Kunci: Morfologi Kota, Kota Neira, Kepulauan Banda
-
xxiv
ABSTRACT
Zulyani Evi. C.0513059. 2018. Morphology of Neira Town 1753-1864. Thesis:
Historical Science Department Faculty of Cultural Studies Sebelas Maret
University.
This research has three objectives; to know the spatial pattern of the Neira
Town in 1753-1864, the architecture of the buildings, and the influence of the
colonial government's policy on the morphology of the city.
This research uses a historical method that starts with heuristics, that is
data collection from contemporary historical sources. Furthermore, source
criticism, that is comparing and criticizing historical sources to obtain valid data.
Then the interpretation that is the stage of data analyzing to obtain fact, and the
last is to write history or historiography.
The results show that the Neira Town’s spatial pattern consists of a central
government located in a mini palace complex, a defense center located in Nassau
Fortress, and an economic center located in a fish market at southeast ot the town.
The pattern of settlement is divided by ethnicity. Chinese settlements are located
on the western coast of the Neira Town, European settlements on the eastern side
of mini palace complex (downtown area), and indigenous settlements are located
in suburbans. The initially concentrated settlement in the west began to shift east
away from the volcano as an effort to minimize the impact caused by its eruption.
Characteristics of Neira Town architecture can be seen in terms of periods of
architectural development. In the VOC period, Dutch colonial architecture did not
have a clear form orientation. Then Daendels (1800-1811) changed the
architectural style in Dutch East Indies with a indische empire style. But the
colonial architecture before 1900 was considered to be inferior quality. In Neira
Town this architectural development can be seen from several buildings such as
Nassau Fortress, Belgica Fortress, Mini Palace Complex, Residence, Societat
Harmonie, Church, and Chinese Temple. The political policy of the colonial
government which included the status of administrative territory also influenced
the morphology of Neira Town. During the VOC period, Banda was the
provincial capital (Gouvernement van Banda). At this time Neira Town became
central defense and residence of general governor of the Dutch East Indies. The
collapse of the VOC and the transitional periods brought changes to the status of
the Banda Islands region. In 1817, the status changed to Resident or district level.
The policy of abolishing the spice monopoly and the application of free trade in
1864 also made the perkeniers helpless. Many of them sold their gardens and
assets in Neira Town, cause the dynamics of the town decreased.
Keywords: Morphology, Neira Town, Banda Island