motivasi belajar siswa pada pelajaran pendidikan...

83
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus Siswa/siswi SMP Negeri 181 Jakarta Pusat) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i) Oleh: Muhammad Nur Ihsan 109011000246 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIEF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Studi Kasus Siswa/siswi SMP Negeri 181 Jakarta Pusat)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i)

Oleh:

Muhammad Nur Ihsan

109011000246

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIEF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M/1437 H

Page 2: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 3: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 4: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 5: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 6: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

ii

ABSTRAK

Muhammad Nur Ihsan

109011000246

(Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam)

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motivasi

belajar pendidikan agama Islam di kelas VII SMP Negeri 181 Jakarta. Metode penelitian yang

digunakan adalah dengan metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan sebuah fenomena di

lapangan dengan pendekatan analisis data.

Instrumen dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner (angket) dan wawancara

sebagai sumber datanya. Dan sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan sistematic

random sampling, yang mana pengambilan sampelnya diambil secara acak dan sesuai urutan, bisa

dengan urutan ganjil atau genap. Kemudian setelah mendapatkan jawaban dari data sampel, maka

dilakukanlah analisa data yang merupakan bagian penting dalam mengkonversi jawaban dari

penelitian.

Dalam hasil analisa data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar yang dimiliki

oleh siswa sangat positif, atau cenderung tinggi pada pelajaran pendidikan agama Islam. Selain itu,

guru juga sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup dalam menggambarkan gejala-

gejala yang timbul dari motivasi siswa, dan siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar dalam

kelas dengan sangat baik pada pelajaran pendidikan agama Islam.

Page 7: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

iii

ABSTRACT

Muhammad Nur Ihsan

109011000246

(Student Motivation in Islamic Religious Education Lessons)

The aim of this study was to determine how to learning motivation of Islamic religious

education in class VII SMP Negeri 181 Jakarta. The method used is descriptive method namely the

method of describing a phenomenon in the field of data analysis approach.

Instruments in this research is by using a questionnaire (questionnaire) and interview as data

sources. And samples used in the study using systematic random sampling, in which the sample

collection is taken at random and the order, the order can be odd or even. Then after getting an answer

from the sample data, we perform the analysis is an important part in converting answer from

research.

In the data analysis, it can be concluded that the motivation to learn owned by students is very

positive. Or likely to be high on Islamic religious education lessons. In addition, teachers also have

the knowledge and experience sufficient in the describing the symptoms that arise from the

motivation of students, and students can follow the process of teaching and learning in the classroom

with an excellent on Islamic religious education lessons.

Page 8: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

KATA PENGANTAR

Dengan senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt berkat rahmat dan

hidayah—Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai persyaratan dalam menempuh

ujian Sarjana Pendidikan Agama Islam. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada

pimpinan umat, Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

dan dapat terselesaikan melalui bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dorongan

dan sumbangan pikiran demi terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan

ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Thib Raya, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan

Ibu Hj. Marhamah Saleh. Lc, MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Masan. A.F, Selaku Penasihat Akademik yang telah membantu penulis baik

berupa motivasi dan arahan dalam perkuliahan.

4. Ibu Heny Narendrani Hidayati, M.Pd, pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan pengarahan dan bimbingan yang sangat berarti bagi terselesaikannya

skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah banyak memberikan bekal ilmu yang bermanfaat

kepada penulis selama masa perkuliahan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Bambang Tajudin selaku Kepala Sekolah, Ibu Muzaiyamah Nurdin selaku

Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), staff Tata Usaha, Dewan Guru

dan siswa kelas VII SMP Negeri 181 Jakarta Pusat yang telah banyak membantu

memberikan informasi berguna kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

7. Ayah dan Ibu Tercinta (Suyanto dan Sumarni) yang dengan tulus ikhlas mengajarkan,

mendidik, merawat penulis haturkan banyak terima kasih sedalam-dalamnya, karena

jasa mereka tidak akan dapat penulis balas sampai kapanpun.

Page 9: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

iv

8. Kakak dan Adik-adik penulis, Mas Ahmad Fauzi, Arief Musthofa, Muhammad Irfan

Maksum, Muhammad Kafa Bihi, Atina Rahma, Muhammad Kaffin Rabbani, dan

Muhammad Nabiel yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan canda dan tawa.

9. Sahabat penulis Itang Irman Darmawan, Budi dan Dwi Puspita Wati terima kasih atas

semua bantuan, kritik, saran, dan segala yang telah diberikan kepada penulis. Semoga

persahabatan kita akan terjalin sampai akhir hayat. Amin.

10. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Agama Islam, khususnya kelas F,

Ahmad Hulaifi, Adnan Firdaus, Ajiiz Januardi, Sayyidah, Arya, Muhammad,

Mohammed, Ali Sahin, Abdul Ajiz, Malih, Suci Nurpratiwi, Miftahul Huda, Ulva. R,

Ulfa Iwanda, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan semuanya yang telah

banyak membatu penulis selama belajar di bangku kuliah UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Canda tawa kita akan menjadi kenangan yang abadi untuk selamanya. Dan

rekan-rekan seperjuangan sidang Munaqosah, Ajiiz Januardi, Sayyidah, Sandi, dan

Shihab, akhirnya kita merasakan sidang munaqasah yang penuh dengan rasa haru dan

penuh perjuangan.

11. Semua rekan yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini yang

belum dapat disebutkan diatas.

Semoga segala usaha, bantuan dan amal bakti yang tulus ikhlas dari semua pihak

menjadi amal shaleh dan mendapat balasan dari Allah swt. Amin

Akhirnya harapan penulis mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya

bagi penulis dan dapat memberikan perbaikan pada dunia Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 26 Juli 2016

Muhammad Nur Ihsan

Page 10: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI .............................................i

ABSTRACT .......................................................................................................ii

ABSTRAK .........................................................................................................iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................v

DAFTAR TABEL .............................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah............................................................... 5

C. Batasan Masalah...................................................................... 5

D. Rumusan Masalah................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian................................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar............................................. 7

2. Strategi Membangun Motivasi......................................... 10

3. Teori Motivasi................................................................... 16

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar...... 17

B. Belajar

1. Makna Belajar................................................................... 18

2. Tujuan Belajar.................................................................. 22

3. Teori Tentang Belajar....................................................... 24

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam............................... 27

2. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.................. 29

Page 11: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

v

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam...................................... 32

D. Motivasi Belajar PAI.............................................................. 33

E. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................. 35

B. Metode Penelitian................................................................. 36

C. Teknik Pengumpulan Data................................................... 36

D. Teknik Pengolahan Data...................................................... 39

E. Teknik Analisis Data........................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tentang Kondisi Sekolah....................... 41

B. Analisa Data......................................................................... 46

C. Interpretasi Data................................................................... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................... 60

B. Saran..................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 61

LAMPIRAN

Page 12: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi angket tanggapan siswa terhadap motivasi belajar pada pelajaran

PAI..................................................................................................................40

Tabel 2 Luas Tanah sekolah .........................................................................................41

Tabel 3 Kondisi bangunan serta ruangan ......................................................................41

Tabel 4 Nama guru SMP Negeri 181 ............................................................................44

Tabel 5 Keadaan siswa SMP Negeri 181 ......................................................................45

Tabel 6 Pakaian Seragam ..............................................................................................45

Tabel 7 Kegiatan Ekstrakulikuler ..................................................................................46

Tabel 8 Saya bersemangat mempelajari pendidikan agama Islam ................................46

Tabel 9 Saya tertarik untuk mendalami lebih lanjut pelajaran pendidikan agama Islam

dengan banyak membaca buku yang berkaitan dengan ajaran-ajaran agama

Islam.................................................................................................................47

Tabel 10 Saya merasa bosan mendengarkan penjelasan guru tentang pelajaran

pendidikan agama Islam...................................................................................47

Tabel 11 Saya merasa sulit untuk mempelajari pelajaran pendidikan agama Islam.......47

Tabel 12 Saya bertanya kepada guru tentang materi pelajaran penidikan agama Islam

yang sulit dimengerti .......................................................................................48

Tabel 13 Guru memuji saya ketika saya mendapatkan nilai yang tinggi .......................48

Tabel 14 Saya kurang memahami beberapa materi yang ada di mata pelajaran pendidikan

agama Islam .....................................................................................................48

Tabel 15 Saya sangat senang menulis huruf-huruf Al-Qur’an yang ada di buku pelajaran

pendidikan agama Islam ..................................................................................49

Tabel 16 Saya kurang bersemangat untuk membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang ada di

buku pelajaran pendidikan agama Islam ..........................................................49

Tabel 17 Saya mempelajari kembali pelajaran pendidikan agama Islam di rumah .......50

Page 13: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

Tabel 18 Saya bertanya kepada orang tua tentang pelajaran pendidikan agama Islam yang

Belum saya mengerti di rumah ........................................................................50

Tabel 19 Saya bertanya kepada teman yang lebih mengerti tentang pelajaran pendidikan

agama Islam yang belum saya pahami .............................................................50

Tabel 20 Saya banyak mendapatkan ilmu tentang pendidikan agama Islam di luar

sekolah ..............................................................................................................51

Tabel 21 Saya mendapat nilai ujian di atas KKM ...........................................................51

Tabel 22 Saya merasa belum siap untuk mengikuti ujian mata pelajaran pendidikan

agama Islam ......................................................................................................51

Tabel 23 Saya dapat mengerjakan tugas materi pendidikan agama Islam dengan tepat

waktu ................................................................................................................52

Tabel 24 Saya mencontek tugas materi pendidikan agama Islam dari teman ................52

Tabel 25 Saya Mengerjakan tugas materi pendidikan agama Islam dengan baik...........52

Tabel 26 Saya berusaha belajar sungguh-sungguh untuk memperbaiki hasil ujian ....... 53

Tabel 27 Saya malas membaca buku pelajaran pendidikan agama Islam .......................53

Tabel 28 Teman memuji saya ketika mendapat nilai yang baik ......................................54

Tabel 29 Orang tua saya menasihati saya ketika mendapat nilai yang rendah ................54

Tabel 30 Orang tua memuji saya ketika mendapatkan nilai ujian yang baik....................54

Tabel 31 Guru membantu membimbing saya ketika mendapatkan nilai rendah .............55

Tabel 32 Teman-teman mengajak saya untuk belajar bersama ketika usai sekolah ........55

Page 14: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat izin penelitian

2. Surat bimbingan skripsi

3. Angket motivasi belajar

4. Pedoman wawancara

5. Surat pernyataan penelitian

Page 15: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tampaknya sulit dibantah bahwa pada zaman seperti sekarang ini

kemampuan manusia belajar telah berkembang dengan cepat. Melalui dukungan

teknologi, mekanisme pembelajaran di sekolah telah membantu dalam

mempercepat daya nalar peserta didik. Karena itu, menurut James Mangan sangat

tidak realistis untuk mengharapkan bahwa manusia dalam waktu puluhan tahun

mendatang akan mempertahankan diri dalam tradisi pengajaran yang

konvensional. Model pengajaran konvensional meski berguna, namun sangat

lamban dalam mengantisipasi dampak perubahan sosial.1 Hal ini menuntut

partisipasi agama dalam menemukan corak kehidupan dan lingkungan yang

menjamin terwujudnya ketertiban sosial.

Oleh karena itu, pendidikan Islam tak bisa dipandang sebelah mata dan

dianggap peranannya tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap pola

kehidupan masyarakat saat ini. Dimulai dari generasi terpelajar, harus ditanamkan

pentingnya pendidikan dan agama yang selama ini dipegang seutuhnya oleh

peserta didik.

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan dan perkembangan

pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan

budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua

tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa

depan.2

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangatlah penting dipelajari oleh

semua orang Islam tanpa terkecuali, karena di dalam pelajaran ini semua

diterangkan batasan-batasan seorang manusia dalam melaksanakan kehidupannya.

1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2006), cet. 5,

h. 112-113 2 Trianto, Mendesain Model, Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: kencana Prenada

Group, 2009), h. 1.

Page 16: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

2

Sebagaimana negara mengatur kehidupan masyarakatnya. Di negara terdapat

undang-undang yang mengatur kehidupan masyarakat begitupun dengan agama

Islam yang mengatur semua kehidupan manusia. Karena berdirinya negara yang

kokoh dikarenakan aturannya ditaati oleh setiap masyarakatnya kemudian

kaitannya negara dengan pembelajaran pendidikan agama Islam adalah etika dan

moral yang ada di dalam negara itu semua dipelajari di pendidikan agama Islam.

Nabi Muhammad Saw yang pertama kali mengajarkan kepada umat manusia

tentang etika dan moral baik, atau disebut juga akhlakul karimah. Karena itu

adalah salah satu misi beliau di turunkan ke muka bumi ini untuk membenarkan

akhlak manusia.

Pentingnya pembelajaran pendidikan agama Islam di setiap sekolah

menuntut seorang guru harus bisa membuat siswa merasa nyaman dan tidak jenuh

dengan pembelajaran pendidikan agama Islam yang disampaikan, salah satu cara

untuk membuat siswa merasa nyaman adalah penyampaian seorang guru atau

metode yang diberikan kepada siswa bervariasi. Kurikulum Pendidikan Agama

harus menjadi prioritas dalam meningkatkan mutu peserta didik. Guru sebagai

bagian dari sistem sekolah, dituntut memberikan pengajaran yang kreatif pada

proses pembelajaran dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam. Tidak hanya

terpaku pada metode ceramah saja, banyak metode yang dapat dipraktikkan,

sehingga peserta didik mendapatkan ilmu pengetahuan yang mudah dimengerti

sekaligus suasana kelas yang menyenangkan. Hal ini sangat penting diperhatikan

bagi semua guru pendidikan agama Islam di sekolah, karena pendidikan agama

Islam menjadi pondasi utama seluruh aspek bidang ilmu pengetahuan yang

dimiliki peserta didik.

Untuk dapat memahami semua pelajaran yang ada, terutama pada pelajaran

Pendidikan Agama Islam, tentu ada proses yang dialami. Proses tersebut dapat

berlangsung cepat atau lambat bergantung pada pola pikir peserta didik yang

timbul melalui belajar. Jadi, proses belajar mutlak sepenuhnya ada dalam diri

manusia.

Jika melihat pada contoh diatas, peserta didik yang tidak dalam proses

belajar yang sempurna, perlu adanya perubahan suasana yang timbul dalam proses

Page 17: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

3

tersebut. Salah satunya dengan membangun motivasi dalam belajar kepada

peserta didik yang kurang ditumbuhkan. Pengaruh motivasi sangatlah kuat untuk

mendapatkan hasil yang diinginkan pada proses belajar. Dengan memiliki

motivasi, semua aktivitas belajar menjadi terarah, sehingga tidak mengalami

kekacauan pada saat menerima pengajaran dari guru.

Dalam membangun motivasi ini tentu tidaklah mudah. Penyebabnya ada

beberapa faktor yang menjadikan timbulnya motivasi pada peserta didik. Ada dua

faktor yang mempengaruhi motivasi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal, merupakan motivasi yang dibangun atas dorongan dari peserta

didik itu sendiri. Misalnya ketika bel berbunyi untuk kembali masuk ke dalam

kelas setelah keluar istirahat, siswa yang berlari menuju ruang kelas berarti siswa

tersebut mempunyai semangat untuk memulai belajar. Faktor eksternal yang

utama adalah keluarga dan lingkungan sekitar, baik di lingkungan rumah maupun

di sekolah. Keluarga yaitu khususnya orang tua yang mempunyai hak penuh

sebagai pendidik di rumah. Untuk menciptakan motivasi, orang tua perlu

mendidik anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang serta memberi perhatian

yang lebih terhadap pendidikannya. Kondisi ekonomi rumah tangga yang stabil

juga sangat diperlukan, yang harus menjadi pegangan bagi para orang tua. Agar

anak-anak tidak memiliki hambatan dalam aktivitas belajarnya di sekolah. Faktor-

faktor motivasi yang telah disebutkan di atas, yakni faktor internal dan eksternal

adalah sebagai dasar untuk mengidentifikasi adanya gejala psikologis yang

dialami oleh peserta didik dalam proses belajarnya.

Oleh karena itu, orang tua dan guru juga menjadi komponen penting dalam

membentuk peserta didik memiliki motivasi ekstrinsiknya dalam belajar. Orang

tua juga bisa bekerja sama dengan guru untuk memberikan arahan yang tepat pada

perkembangan dan potensi yang dimiliki peserta didik. Mengenali serta menggali

kemampuan anak dengan menggunakan pendekatan persuasif, memahami

karakter anak yang dinamis, dan menjaga anak dari pergaulan bebas adalah tugas

bersama dalam membina peserta didik mendapatkan keutuhan motivasinya yang

kemudian berujung pada hasil positif yang diraih.

Page 18: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

4

Dalam memotivasi siswa, memang terlihat sulit untuk dilakukan secara

instant. Siswa dapat termotivasi untuk belajar lebih baik, karena adanya pengaruh

yang sangat kuat di dalam dirinya maupun pengaruh yang diciptakan di

sekitarnya. Jika ditelaah lebih lanjut, motivasi sebagai corong utama yang mampu

mengubah peserta didik secara psikologis dan juga dapat merubah pola pikir yang

ada pada diri peserta didik, tentu harus dapat diidentifikasi penyebab timbulnya

motivasi tersebut tidak muncul.

Menurut penuturan yang diungkapkan oleh guru yang mengajar pendidikan

agama Islam di sekolah SMP Negeri 181, yakni Ibu Hj. Muzaiyamah Nurdin,

M.Pd dikatakan bahwa saat ini siswa mengalami kemunduran yang sangat

signifikan dalam belajar agama Islam, kemunduran tersebut dikarenakan

pendidikan yang diterapkan orang tuanya ketika di rumah yang kurang

mengenalkan nilai-nilai atau ajaran Islam yang terabaikan. Padahal sejak dini,

orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mengenalkan tentang agama dalam

mendidik mereka.3

Pernyataan tersebut telah terbukti ketika penulis diminta oleh beliau untuk

mengisi jam pelajaran yang kosong, untuk membimbing sebagian siswa salah satu

kelas VII dengan membaca Al-Qur’an secara perorangan. Setelah mendengarkan

satu per satu dari sebagian siswa tersebut untuk mengaji, penulis mendapatkan

siswa yang masih banyak belum bisa membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah-

kaidahnya, bahkan masih ada siswa yang menggunakan Iqra’. Tentu ini menjadi

salah satu indikasi kemunduran yang kini ada pada peserta didik. Mengaji tidak

lagi menjadi yang utama bagi para orang tua mereka, sedangkan kebutuhan dalam

menanamkan dasar-dasar agama pada anak sangatlah penting untuk segera

dilakukan.

Berdasarkan latar belakang yang diatas, maka penulis mencoba untuk

mendalami permasalahan tersebut pada skripsi ini dengan judul “Motivasi Belajar

Siswa pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 181 Jakarta”.

3 Hasil Wawancara dengan Hj. Muzaiyamah Nurdin pada tanggal 28 April 2016

Page 19: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

5

B. Identifikasi Masalah

1. Kurangnya jam belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

sekolah.

2. Proses belajar yang menyenangkan belum tercipta pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam

3. Guru belum dapat memunculkan motivasi siswa pada pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, penulis membatasi

permasalahan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah SMP Negeri 181 Jakarta

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII

3. Motivasi yang diteliti adalah motivasi belajar siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar di kelas pada mata pelajaran pendidikan agama islam.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis dapat merumuskan masalah

pada penelitian ini adalah “Bagaimana Motivasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 181 Jakarta?”.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah ” Untuk Mengetahui Bagaimana Motivasi Belajar Pendidikan Agama

Islam di Kelas VII SMP Negeri 181 Jakarta”.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis berguna sebagai wacana untuk menambah khazanah

keilmuan khususnya tentang motivasi belajar.

2. Bagi siswa diharapkan untuk mencapai prestasi belajar yang optimal

khususnya dalam mengeembangkan potensi setiap peserta didik terutama

dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Page 20: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

6

3. Sedikit banyaknya hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi

dalam dunia pendidikan dan menjadi bahan pertimbangan serta sumber

data bagi guru PAI guna memperbaiki dan meningkatkan mutu

pendidikan dalam proses belajar mengajar.

Page 21: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

a. Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif merupakan daya

penggerak dari dalam untuk mencapai tujuan.1

Definisi motivasi adalah perubahan energi dari dalam diri (pribadi) seseorang

yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.2

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.3

Menurut Mulyasa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang

menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik

akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa

akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.4

Siswa belajar karena didorong kekuatan mental, kekuatan mental itu berupa

keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri seseorang terkadang

adanya keinginan yang mengaktifkan, dan menggerakkan, menyalurkan dan

mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar.5

Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin

kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

1 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), h.73 2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 173 3 Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), h.

73 4 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 112 5 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Depdikbud, 2005), h. 80

Page 22: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

8

dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi belajar doronggan merupakan

kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan dan

dorongan. Dalam hal ini adalah pencapaian tujuan.

b. Fungsi Motivasi

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak

mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas

belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para

siswa. Menurut Djamarah ada tiga fungsi motivasi:

1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai

pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik

ambil dalam rangka belajar.

2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan

sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak

terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan

tujuan-tujuan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

c. Jenis Motivasi

Menurut Dimyati dan Mudjiono, motivasi sebagai kekuatan mental individu

memiliki dua jenis tingkat kekuatan:

1) Motivasi Primer

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar,

motif dasar tersebut berasal dari segi biologis atau jasmani manusia.

Dimyati mengutip pendapat Mc. Dougal bahwa tingkah laku terdiri dari

pemikiran tentang tujuan dan perasaan subjektif dan dorongan mencapai

kepuasan. Contoh mencari makan, rasa ingin tahu dan sebagainya.

2) Motivasi Sekunder

Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari, motif ini dikaitkan

dengan motif sosial, sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen

Page 23: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

9

penting seperti afektif, kognitif dan kurasif, sehingga motivasi sekunder

dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam usaha pencapaian

prestai belajar.

d. Sifat Motivasi

Dalam menumbuhkan motivasi belajar tidak hanya timbul dari dalam diri siswa

tetapi juga berasal dari luar siswa. Yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik.

1) Motivasi Intrinsik

Adalah motivasi yang timbul dalam diri pribadi individu itu sendiri tanpa

adanya pengaruh dari luar individu. Contoh: seorang siswa mempelajari buku

pelajaran karena ia termotivasi untuk mengetahui isi atau bahan berpa

pengetahuan yang ia dapatkan.

2) Motivasi Ekstrinsik

Adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang

dilakukannya. Ia mendapat pengaruh atau rangsangan dari luar, contoh: seorang

siswa belajar karena terdorong oleh orang lain, karena takut mendapat hukuman

dari guru.

Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat penting bagi siswa dalam

proses belajar, dengan timbulnya motivasi intrinsik dapat menimbulkan semangat

belajar yang tinggi. Motivasi ekstrinsik dapat berubah menjadi motivasi intrinsik

tanpa pengaruh orang lain. Ia termotivasi belajar dan sungguh-sungguh dengan

sendirinya.

Sebagai salah satu komponen pembelajaran yang terpenting, motivasi juga

merupakan salah satu yang paling sulit untuk diukur. Apa yang membuat siswa

ingin belajar, kesediaan mengarahkan upaya untuk belajar adalah produk dari

banyak faktor, yang berkisar dari kepribadian dan kemampuan guru hingga

karakteristik tugas pembelajaran tertentu, insentif untuk belajar, suasana dan

perilaku guru.

Page 24: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

10

Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses internal yang

mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu

(Murphy dan Alexander, 2000; Pintrich, 2003; Schunk, 2000; Stipek, 2002).

Dalam bahasa sederhana, motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan kita

berjalan, membuat kita tetap berjalan, dan menentukan ke mana kita berusaha

berjalan.6 Motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan prilaku tertentu

yang terarah kepada pencapaian satu tujuan tertentu.7

Motivasi berasal dari bahasa latin, movere yang berarti bergerak atau dalam

bahasa Inggris to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri

organism yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri

sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor lain, baik faktor eksternal maupun

faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat

tercapai.8

2. Strategi Membangun Motivasi.

Dalam membangun motivasi, guru dapat menggunakan beberapa strategi,

yakni adalah sebagai berikut:

a. Dukung Keberagaman Gaya Pembelajaran

Pola belajar anak sering merupakan hasil dari cara mereka diajar dan

lingkungan pembelajaran beserta etos sekolah. Bagi beberapa anak, pola ini

sangat memuaskan karena karena gaya dan preferensi mereka sesuai dengan

6 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan:Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Indeks, 2008),

cet. 2, h. 105-106 7 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2008),

cet. I, h. 228 8 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2006), h. 75

Page 25: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

11

yang ada di sekolah. Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan gaya

pembelajaran adalah budaya, iklim sekolah, penghargaan guru dan orang

tua, gaya mengajar dan norma serta praktik di ruang kelas..9

b. Dorong Beraktifitas

Menarik untuk bercermin pada kenyataan bahwa banyak orang kreatif

hanya dapat mengendalikan pembelajaran meraka sendiri setelah

meninggalkan bangku pendidikan. Banyak orang gagal di sekolah, atau

sama sekali tidak bersinar. Keadaan ini terjadi karena sistem ujian sering

tidak mendukung kreatifitas.

c. Pastikan Kesuksesan Dengan Langkah-Langkah Kecil Prestasi

Kesuksesan merupakan faktor sangat penting untuk motivasi dan

untuk pembelajaran yang sukses tugas guru ialah meyakinkan bahwa

pembelajaran meraih kesuksesan. Jika kesuksesan tidak terbukti maka tugas

harus dibeda-bedakan.10

d. Beri Umpan Balik kepada Kemajuan Pribadi Mereka Sendiri

Kemajuan (progress) merupakan hal yang sangat pribadi. Penting

untuk diketahui bahwa kritertia kemajuan tidak dapat di generalisir, namun

harus bersifat individu. Setelah diputuskan mengenai apa unsur yang

membentuk kemajuan individu, unsur ini harus didiskusikan dan

dinegosiasikan dengan mereka. Kemudian, sasaran pribadi dapat dibuat dan

kemajuan dengan mudah dapat di identifikasi.11

e. Pelajar Harus Percaya Pada Kepada Kemampuan Diri Mereka

Percaya diri menjadi penentu kesuksesan seseorang yang ingin meraih

tingkat kesuksesan dan mitivasi sebesar apapun, namun sering sistem

9 Hartati, Widiastuti, Memtovasi Siswa di Kelas: Gagasan Dan Strategi, (Jakarta: PT.

Indeks, 2009), cet. 1, h. 24. 10

Hartati, Widiastuti, Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi, (Jakarta: PT.

Indeks, 2009), cet. 1, h. 25. 11

Ibid...h. 26

Page 26: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

12

pendidikan dirancang untuk sekedar mampu memilih dan menilai. Faktor

sistem ini benar-benar dapat menghapuskan unsur percaya diri yang

manapun, sehingga penting untuk mengenali dan mengakui pencapaian

prestasi apapun, tidak masalah meskipun hanya kecil prestasi tersebut

dimata orang lain.12

f. Akui Gaya Individual Anak-Anak

Pengakuan ini sangat penting meskioun banyak kesulitan di ruang

kelas yang inklusif saat ini. Jika pembelajar dibuat sadar akan gaya

belajarnya, maka gaya belajar ini membantunya belajar secara mandiri di

rumah dan di luar sekolah.

g. Pastikan Bahwa Tugas Berkaitan Dengan Usia Dan Minat

Terlalu mudah terutama bagi pelajar yang mengalami kesulitan

membaca, untuk menyediakan buku pelajan yang sesuai dengan level

pembaca meraka, namun tidak sesuai dengan level ketertarikan mereka.13

h. Gunakan Pengamatan Untuk Memulai Mengetahui Preferensi

Anak Di Kelas Terhadap Pembelajaran Dan Lingkungan

Sebelum menyusun materi untuk kelas, penting kita mendapatkan

pengetahuan mengenai tiap-tiap individu di kelas. Salah satu cara paling

efektif untuk melakukannya adalah melalui pengamatan informal.

i. Berfokuslah Pada Tugas Dan Kurikulum

Penting kita jangan terlalu terfokus pada pelajaran, sifat tugas dan

sasaran kurikulum harus direvisi dan revisi ini dapat perbedaan jelas antara

kesuksesan dan kegagalan.14

12

Ibid... 13

Hartati, Widiastuti, Memtovasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi, (Jakarta: PT.

Indeks, 2009), cet. 1, h. 27 14

Ibid....h. 28.

Page 27: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

13

j. Gunakan Beragam Gaya Belajar Untuk Pelajaran Di Kelas

Salah satu tanda pelajaran yang telah dipersiapkan dengan baik adalah

seberapa baik pelajaran ini memanfaatkan beragam gaya pembelajaranya.

Masing-masing pelajaran secara keseluruhan harus memiliki unsur

pendengaran, penglihatan, sentuhan dan gerakan.15

k. Pastikan Pelajarannya Bermakna

Pernyataan ini tampak jelas, tetapi merupakan kesalahan umum untuk

berasumsi bahwa anak memiliki level dasar pemahan untuk mendapatkan

manfaat maksimal dari pelajaran. Penting untuk mengecek level

pemahaman dan oengetahuan konsep kunci yang termasuk kedalam

pembelajaran. Hanya jika anak memiliki level konsep demimikian pelajaran

akan bermakna.

l. Minimalkan Tekanan

Beberapa anak membutuhkan tekanan agar termotivasi. Misalnya,

tenggat waktu dan persaingan. Akan tetapi, tekanan ini harus digunakan

dengan hati-hati, terlalu banyak tekanan akan berakibat pada sangat

berkurangnya motivasi karena siswa tidak melihat sasaran itu dapat diraih.

m. Kerja Kelompok

Kerja kelompok dapat menjadi motivator hebat, tetapi pada saat yang

sama penting pula untuk memastikan bahwa dinamika kelompok

memberikan pengalaman positif bagi semuanya. Sangat mudah bagi satu

atau kebih anak menjadi penumpang dan merasa tertinggal.16

15

Ibid... 16

Ibid, h. 29.

Page 28: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

14

n. Penilaian Diri

Penilaian ini penting karena membantu anak mengendalikan

pembelajaran mereka sendiri. Mereka harus didorong untuk menilai

kemajuan mereka sendiri dan dorongan ini dapat menjadi motivator.

o. Tunjukan Kemajuan

Penting agar siswa dapat mengenali kemajuan. Beberapa pelajar sulit

mengenalinya dan kemajuan harus diperlihatkan kepada pelajar.

p. Hindari Potensi Stigma

Sangat penting bahwa jika pelajar mengalami kesulitan apapun, ia

jangan ditunjuk untuk menjawab, bahkan dalam cara yang positif, sama

sekali jangan dilakukan. Beberapa kesulitan mengharuskan siswa menerima

waktu tambahan atau perlengkapan khusus dan penting bahwa semua itu

dipersiapkan tanpa membuat mereka malu.17

q. Kembangkan Tanggung Jawab Siswa

Kunci pembelajaran yang sukses adalah otonomi siswa. Otonomi ini

penting karena memberi pelajar pengendalian terhadap pembelajaran

meraka sendiri. Pengendalian inilah yang memupuk tanggung jawab dan

memungkinkan siswa berpindah dari motivasi ekstrinsik ke motivasi

intrinsik.

r. Dukunglah Pilihan Siswa

Dukungan terhadap pilihan siswa merupakan bagian dari perencanaan

untuk memberi pelajar pengendalian dan kemandirian pelajar pilihan itu

sendiri dapat memupuk kemandirian dan tanggung jawab.18

17

Ibid., h. 29. 18

Ibid.,h. 30

Page 29: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

15

s. Beri Siswa Tanggung Jawab atas Pembelajaran Meraka Sendiri

Inilah apa yang menjadi sasaran untuk mengembangkan pembelajaran

yang efektif. Gagasan pentingnya adalah pembelajaran efektif merupakan

proses bertahap dan membutuhkan waktu untuk meraihnya.

t. Berfokuslah Pada Pembelajaran dan Sekaligus Pelajaran

Guru menghabiskan banyak waktu merencanakan pembelajaran dan

memastikan bahwa program mengajar telah disusun dengan baik. Namun,

penting untuk tetap berfokus pada pembelajaran anak dan sekaligus pada

pengajaran.

u. Libatkan Kelas Dalam Pengambilan Keputusan

Motivasi anak secara siknifikan akan meningkat jika meraka memiliki

kesempatan dilibatkan ke dalam pengambilan keputusan.19

v. Rayakan Kesuksesan

Anak suka merayakan kesuksesan dan sering mengembangkan ritual

serta gaya mereka sendiri, yang dapat mengembangkan spirit tim dan

meningkatkan motivasi kelompok.

w. Gunakan Umpan Balik Positif

Umpan balik dapat menjadi umpan balik yang secara murni bersifat

informasi tentang kinerja seseorang. Tetapi jika informasi

mengkomunikasikan ujian karena kualitas kerja. Maka umpan balik verbal

dapat meningkatkan motivasi intriksik

19

Ibid., h. 31.

Page 30: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

16

x. Doronglah Evaluasi Diri

Idealnya evaluasi diri harus dilakukan sebanyak mungkin. Evaluasi ini

dapat meminimalkan kebutuhan akan persetujuan guru. Sering siswa

bergantung pada persetujuan guru dan evaluasi diri ini pada hakikatnya

merupakan bentuk pengahargaan ekstrinsik.20

3. Teori Motivasi

Motivasi dalam perspektif psikologi dapat dilihat dari berbagai sudut

pandang yang berbeda. Dalam tulisan ini akan dibahas motivasi menurut

perspektif behavioral, kognitif maupun humanis:

a. Motivasi dalam Perspektif Behavioral

Dalam perspektif behavioral motivasi ditekankan pada imbalan dan

hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid.

b. Motivasi dalam Perspektif Kognitif

Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi

mereka. Perspektif kognitif juga menekankan arti penting dari penetapan

tujuan, tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan suatu tujuan (Schunk

dan Zimmerman, 2001).21

c. Motivasi dalam Perspektif Humanis

Dalam perspektif humanis, motivasi ditekankan pada kapasitas siswa

untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih. Salah satu

tokoh yang terkenal adalah Abraham Maslow dengan teori kebutuhan

dasarnya (hierarchy of needs). Menurut Maslow, kebutuhan dasar harus

dipenuhi dahulu sebelum memuaskan atau memenuhi kebutuhan yang lebih

20

Ibid...h. 32 21

Fadhilah Suralaga, Solicha, Psikologi Pendidikan, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), cet. 1, h. 102

Page 31: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

17

tinggi. Misalnya: siswa harus memuaskan dulu kebutuhan makan sebelum

mereka dapat berprestasi.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Max Darsono, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

belajar antara lain:

a. Cita-cita atau Aspirasi

Cita-cita disebut juga aspirasi, yaitu suatu target yang ingin dicapai.

Penantuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan

sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung

makna bagi seseorang (Winkel, 1989).22

b. Kemampuan Belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini

meliputi bebrapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya

pengamatan, ingatan, daya pikir dan fantasi.23

c. Kondisi Siswa

Siswa adalah makhluk hidup yang terdiri dari kesatuan psikofisik.

Jadi, kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan

dengan kondisi fisik dan psikologis.

d. Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri

siswa. Lingkungan siswa, sebagaimana juga lingkungan individu pada

umumnya ada tiga, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang

22

Ibid,. h. 104 23

Ibid., h. 105

Page 32: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

18

menyenangkan, dan menampilkan diri secara menarik dalam rangka

membantu siswa termotivasi dalam belajar.

e. Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang

keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, lemah

dan bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya

kondisional. Misalnya keadaan emosional siswa, gairah belajar dan situasi

dalam keluarga.

f. Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud adalah disini adalah bagaimana guru

mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan diri

dalam membelajarkan.24

B. Belajar

1. Makna Belajar

Usaha pemahaman mengenai makna belajar ini akan diawali dengan

mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa definisi tentang

belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Cronbach memberikan definisi: “Learning is shown by a change in

behavior as a result of experience”.

b. Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to

imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”.

c. Geoch, mengatakan: “Learning is a change in performance as a result of

practice”.

24

Fadhilah Suralaga, Solicha, Psikologi Pendidikan, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), cet. I, h. 106

Page 33: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

19

Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu

senantiasa merupakan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami

atau melakukannya, jadi bersifat verbalistik.25

Di samping definisi-definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain dan

cukup banyak, baik dilihat secara mikro maupun makro, dilihat dalam arti luas

maupun terbatas atau khusus. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan

sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.

Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usahapenguasaan

materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya

kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar

adalah “penambahan pengetahuan”. Definisi atau konsep ini dalam praktek

banyak dianut di sekolah-sekolah. Para guru berusaha memberikan ilmu

pengetahuan sebanyak-banyaknya dan siswa giat untuk mengumpulkan atau

menerimanya. Dalam kasus yang demikian, guru hanya berperan sebagai

“pengajar”. Sebagai konsekuensi dari pengertian yang terbatas ini, maka

kemudian muncul banyak pendapat yang mengatakan bahwa belajar itu

menghafal. Hal ini terbukti, misalnya kalau siswa atau subjek belajar itu akan

ujian, mereka akan menghafal terlebih dahulu. Sudah barang tentu pengertian

seperti ini, secara esensial belum memadai.

Selanjutnya ada yang mendefinisikan “belajar adalah berubah”. Dalam hal

ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku.jadi belajar

akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan

itu tidak hanya berkaitan dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk

kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian

diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi

seseorang. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar belajar itu sebagai

25

Sardiman , Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada

2006), h. 20

Page 34: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

20

rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi

manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar itu pada

prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta

prinsip-prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi

subjek didik. Teori semacam ini boleh jadi diterima, dengan suatu alasan bahwa

dari struktur kognitif itu dapat mempengaruhi perkembangan afeksi ataupun

penampilan seseorang. Dari konsep ini, pada perkembangan berikut akan

melahirkan teori belajar yang bertumpu pada konsep pembentukan super ego,

yakni suatu proses belajar melalui suatu peniruan, proses interaksi antara pribadi

seseorang dengan pihak lain. Misalnya seorang tokoh (super ego, menyangkut

dimensi sosial). Yang perlu ditegaskan adalah siapapun yang yang menjadi figur

untuk ditiru, bagi si peniru akan mendapatkan pengalaman yang berguna bagi

dirinya. Menurut konsep super ego, bagaimana seseorang belajar itu dapat

membina moralitas dirinya, yang mungkin melalui berinteraksi dengan pribadi-

pribadi manusia yang lain.

Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi

antara diri manusia dengan lingkungannya, yang berwujud pribadi, fakta, konsep

ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu

adalah:

a. Proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.

b. Dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan.

Proses internalisasi dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera

perlu ada follow upnya yakni proses “sosialisasi”. Proses “sosialisasi” dalam hal

ini dimaksudkan mensosialisasikan atau menginteraksikan atau menularkan

kepada pihak lain. Dalam proses sosialisasi, karena berinteraksi dengan pihak lain

sudah barang tentu melahirkan suatu pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke

pengalaman yang lain, akan menyebabkan proses perubahan pada diri seseorang.

Page 35: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

21

Sudah dikatakan di muka bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Orang

yang tadinya tidak tahu setelah belajar menjadi tahu. Jelasnya, proses belajar

senantiasa merupakan perubahan tingkah laku, dan terjadi karena hasil

pengalaman. Oleh karena itu, dapat dikatakan, terjadi proses belajar, apabila

seseorang menunjukkan “tingkah-laku yang berbeda”. Sebagai contoh, misalnya

orang yang belajar iru dapat membuktikan pengetahuan tentang fakta-fakta baru

atau dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. Jadi

belajar menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ke tingkat abilitas

yang lain.

Mengenai perubahan status abilitas itu, menurut Bloom, meliputi tiga ranah

atau matra, yaitu matra kognitif, afektif dan psikomotorik. Masing-masing matra

atau domain ini dirinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan (level of

competence). Rincian ini dapat disbutkan sebagai berikut:

a. Kognitif Domain

1) Knowledge (pengetahuan, ingatan)

2) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas)

3) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan)

4) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk hubungan

baru)

5) Evaluation (menilai)

6) Application (menerapkan)

b. Afektif Domain

1) Recieving (sikap menerima)

2) Responding (memberikan respon)

3) Valuing (nilai)

4) Organization (organisasi)

5) Characterization (karakterisasi)

c. Psychomotor Domain

1) Initiatory level

2) Pre-routine level

Page 36: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

22

3) Routinized level

Target jangkauan mengenai pencapaian level sebgaimana dijajarkan di tiap-

tiap domain atau matra sudah barang tentu sesuai dengan tujuan belajarnya, tidak

mesti harus mencapai yang tertinggi.26

2. Tujuan Belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

lingkungan atau kondisi belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan

dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem

lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan

belajar ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-

masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa

yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan

yang dilakukan serta sarana prasarana belajar-mengajar yang tersedia.

Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara

bervariasi sehingga setiap peristiwa memiliki profil yang unik dan kompleks.

Masing-masing profil sistem lingkungan belajar, diperuntukkan tujuan-tujuan

belajar yang berbeda. Dengan kata lain untuk mencapai tujuan belajar tertentu

harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula. Tujuan belajar

untuk pengembangan nilai afeksi memerlukan penciptaan sistem lingkungan yang

berbeda dengan sistem yang dibutuhkan untuk tujuan belajar pengembangan

gerak dan begitu seterusnya.

Mengenai tujuan-tujuan belajar itu sebenarnya sangat banyak dan bervariasi.

Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakam

instruksional, lazim dinamakan dengan nama instructinal effects, yang biasa

berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedang tujuan-tujuan yang lebih

merupakan hasil sampingan yaitu: tercapai karena siswa “menghidupi (to live in)

26

Ibid, h.24

Page 37: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

23

suatu sistem lingkungan belajar tertentu seperti contohnya, kemampuan berfikir

kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima pendapat orang lain.

Semua itu lazim dengan istilah nurturant effects. Jadi guru dalam mengajar, guru

harus sudah memiliki rencana dan menetapkan strategi belajar-mengajar untuk

mencapai instructional effects, maupun kedua-duanya. Dari uraian diatas, jika

dirangkum dan ditinjau secara umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis:

a. Untuk Mendapatkan Pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilihan pengetahuan

dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata

lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan

pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya

pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih pesat

perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru

sebagai pengajar lebih menonjol.

b. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu

keterampilan. Baik soal keterampilan jasmani maupun rohani. Keterampilan

jasmaniah adalah keterampilan-keterampilan yang dilihat, diamati, sehingga

akan menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan dari

anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Termasuk dalam hal ini

masalah-masalah “teknik” dan “pengulangan”. Sedangkan keterampilan

rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah

keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih

abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, penghayatan dan

keterampilan berpikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan

merumuskan suatu masalah atau konsep. Jadi semata-mata bukan soal

“pengulangan”, tetapi mencari jawaban yang cepat dan tepat.

Keterampilan itu memang dapat didik, yaitu dengan banyak melatih

kemampuan. Demikian juga mengungkapkan perasaan melalui bahasa tulis

atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak

Page 38: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

24

latihan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan

menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal

atau meniru. Cara berinteraksi, misalnya dengan metode role playing.

c. Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik,

guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini

dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak

lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.

Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi,

dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswanya. Dari proses

observasi mungkin juga menirukan itu diharapkan terjadi proses

penghayatan pada setiap diri siswa untuk kemudian diamalkan.

Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari

persoalan penanaman nilai-nilai, transfer of values. Oleh karena itu, guru

tidak sekedar “pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan

memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-

nilai itu, anak didik atau siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya,

untuk mempraktekkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya. Cara

berinteraksi atau metode-metode yang dapat digunakan misalnya dengan

diskusi, demonstrasi, sosiodrama, role playing. Jadi pada intinya tujuan

belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan

penanaman sikap mental atau nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti

akan menghasilkan, hasil belajar.

3. Teori Tentang Belajar

Pada awalnya teori-teori belajar itu dikembangkan oleh para ahli

psikologi dan dicobakan tidak langsung kepada manusia di sekolah, melainkan

menggunakan percobaan dengan binatang. Mereka beranggapan bahwa hasil

percobaannya akan dapat diterapkan pada proses belajar-mengajar untuk

manusia.

Page 39: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

25

Pada tingkat perkembangan berikutnya, baru para ahli mencurahkan

perhatiannya pada proses belajar-mengajar untuk manusia di sekolah.

Penelitian-penelitiannya yang tertuang dalam berbagai teori yang berjenis-

jenis, ada yang mereka sebut dengan: Programmed Text, Teaching Machiness,

Association Theory dan lain-lain. Teori ini berkembang pada suatu stadium

yang berdasar atas prinsip Conditioning, yakni pembentukan hubungan antara

stimulus dan respon.

Sehubungan dengan uraian di atas, maka kegiatan belajar itu cenderung

diketahui sebagai suatu proses psikologis, terjadi dalam diri seseorang. Oleh

karena itu sulit diketahui dengan pasti bagaimana terjadinya. Karena prosesnya

begitu kompleks, maka timbul beberapa teori tentang belajar. Dalam hal ini

secara global ada tiga teori, teori ilmu jiwa daya, ilmu jiwa gestalt dan ilmu

jiwa asosiasi.

a. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya

Menurut teori ini, jiwa manusia itu terdiri dari bermacam-macam

daya. Masing-masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi

fungsinya. Untuk melatih suatu daya itu dapat dipergunakan berbagai cara

atau bahan. Sebagai contok untuk melatih daya ingat dalam belajar misalnya

dengan menghafal kata-kata atau angka, istilah-istilah asing. Begitu pula

untuk daya-daya yang lain. Yang penting dalam hal ini bukan penguasaaan

bahan atau materinya, melainkan hasil dari pembentukan dari daya-daya itu.

Kalau sudah demikian maka seseorang yang belajar itu akan berhasil.

b. Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt

Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-

bagian atau unsur. Sebab keberadaaannya keseluruhan itu juga lebih dahulu.

Sehingga dalam kegiatan belajar bermula pada suatu pengamatan.

Pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh. Tokoh penting yang

merumuskan penerapan dari kegiatan pengamatan ke kegiatan belajar itu

adalah Koffka. Dalam mempersoalkan belajar, Koffka berpendapat bahwa

Page 40: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

26

hukum-hukum organisasi dalam pengamatan itu berlaku atau bisa

diterapkan dalam kegiatan belajar.27

Dari aliran ilmu jiwa Gestalt atau

keseluruhan ini memberikan beberapa prinsip belajar yang penting antara

lain:

1) Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak

hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial

dan sebagainya.

2) Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.

3) Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai

dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya.

4) Belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas.

5) Belajar hanya berhasil, apabila tercapai kematangan untuk

memperoleh insight.

6) Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar,

motivasi memberi dorongan yang menggerakkan seluruh

organisme.

7) Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.

8) Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan

ibarat suatu bejana yang diisi.

c. Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Asosiasi

Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri

dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada

dua teori yang sangat terkenal yakni: teori konektionisme dari Thorndike

dan teori conditioning dari Pavlov.

1) Teori Konektionisme

Menurut Thorndike dasar dari belajar itu adalah asosiasi antara

kesan panca indra (sense impresson) dengan impuls untuk bertindak.

Asosiasi yang demikian dinamakan “connecting” dengan kata lain

27

Ibid., h. 30

Page 41: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

27

belajar adalah pembentukkan antara stimulus dan respon, antara aksi

dan reaksi.

2) Teori Conditioning

Kalau seseorang mencium bau sate, air liurpun mulai keluar.

Demikian juga kalau seseorang naik kendaraan dijalan raya, bagitu

lampu merah, berhenti. Bentuk kelakuan itu pernah dipelajari berkat

conditioning. Bentuk kelakukan semacam ini pernah dipelajari oleh

Pavlov dengan mengadakan percobaan dengan anjing. Setiap kali

anjing itu diberi makan, lampu dinyalakan. Karena melihat makanan

maka air liurnya keluar. Begutu seterusnya hal itu dilakukan berkali-

kali dan sering diulangi, sehingga menjadi kebiasaan. Karena sudah

menjadi kebiasaan maka pada suatu ketika lampu dinyalakan tetapi

tidak diberi makanan, air liur anjing itu pun keluar. Dalam praktek

kehidupan sehari-hari pola seperti itu banyak terjadi. Seseorang itu

akan melakukan seseuatu kebiasaan karena ada suatu tanda. Misalnya

anak sekolah mendengar lonceng, kemudian berkumpul, tentara akan

mengerjakan atau melakukan sesuatu gerakan karena aba-aba dari

komandannya.

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum membahas tentang pengertian pendidikan agama Islam, terlebih

dahulu penulis akan kemukakan pengertian pendidikan. “Kata pendidikan secara

etimologi berasal dari kata didik yang berarti proses perubahan tingkah laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

pendidikan dan pelatihan”.28

Dalam bahasa Arab istilah ini dikenal dengan kata

28

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1998), h. 204

Page 42: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

28

tarbiyah dengan kata kerjanya rabba-yurabbi-tarbiyatan yang berarti mengasuh,

mendidik, dan memelihara.29

Dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.30

Menurut Ki Hajar Dewantara sebagaimana dikutip oleh Hasbullah, bahwa

pendidikan adalah “menurut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar

mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai

keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya”.31

Berdasarkan pengertian di atas, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha

secara sadar yang dilakukan orang dewasa untuk menyiapkan seseorang menuju

kedewasaan, bercakapan tinggi, berkepribadian, berakhlak mulia dan kecerdasan

berpikir melalui bimbingan pengajaran dan latihan. Melalui pendidikan

diharapkan anak dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap

lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya

sehingga dapat menghantarkannya pada cita-cita yang diharapkan.

Sedangkan pengertian pendidikan agama Islam menurut Abdul Majid dan

Dian Andayani adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka

mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan

ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah

ditentukan untuk mencapai tujan yang telah ditetapkan.32

29

A. Warson Munir, Kamus Al-Munawwir, (Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-Buku

Ilmiah Keagamaan, 1984), cet-1, h.505 30

Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h.2 31

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009),

h.4 32

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

(Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), cet.3, h. 132

Page 43: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

29

Menurut Alisuf Sabri pengertian pendidikan agama Islam (PAI) yaitu:

“Sebagai usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,

memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran atau dengan memperhatikan tuntutan untuk

menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama

dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional”.33

Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah:

“Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam yang berupa

bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari

pendidikan ia dapat memahami, menghayati, mengamalkan ajaran-ajaran

agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan

ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan

dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak”.34

Pendidkan agama Islam menurut Ahmad Tafsir dalam buku Ilmu

Pendidikan Dalam Perspektif Islam menyatakan bahwa “pendidikan agama Islam

adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia

berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam”.35

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan pendidikan agama islam adalah pendidikan yang didasarkan

pada ajaran agama Islam agar siswa dapat memahami, menghayati, mengamalkan

ajaran-ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta

pengalaman dan menjadikan jaaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu

sebagai pandangan hidup agar kelak mendapat kebahgiaan hidup di dunia dan di

akhirat.

2. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan penddikan agama Islam merupakan bagian dari pelaksanaan

pendidikan secara umum, untuk itu yang menjadi dasar dari pelakasnaan

pendidikan agama adalah:

33

M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.111 34

Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet.3, h.86 35

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Rosdakarya,

2005), h.32

Page 44: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

30

a. Dasar yuridis/hukum

Dasar dari segi yuridis atau hukum yaitu dasar-dasar pelaksanaan

pendidikan agama yang berasal dari peraturan-peraturan yang secara langsung

ataupun tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan

agama di sekolah-sekolah ataupun lembaga formal lainnya. Ataupun dasar dari

segi yuridis ada 3 macam, yaitu:

1) Dasar ideal, yaitu Pancasila/Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu undang-undang dasar 1945

dalam bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2.

3) Dasar operasional, yaitu Tap MPR No. IV/MPR/1078, Tap No.

II/MPR/1993 tentang GBHN. Yang pada pokoknya dinyatakan bahwa

pelaksanaan pendidikan secara langsung dimasukkan ke dalam

kurikulum.36

Terdapat pula pada UUD Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional, Bab V pasal 12 yaitu:

Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :

1) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya

dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.

2) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan

kemampuannya.

3) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak

mampu membiayai pendidikannya.

4) Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak

mampu membiayai pendidikannya.

5) Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain

yang setara.

6) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar

masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu

yang ditetapkan.37

36

Abdul Majid, Dian Andayani, pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2004), cet.1, h.133 37

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Rosdakarya,

2005), h.32

Page 45: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

31

b. Dasar religious

Dasar religious adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut

ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan yang merupakan

perwujudan ibadah kepadaNya. Dalam Alqur’an banyak ayat yang menunjukkan

perintah tersebut, antara lain:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.(Q.S At-Tahrim: 6)

ه عمرو ان النبً صلى الله علٍو وسلم : بلغوا عنً ولو اٌة )رواه عه عبدالله ب

البخاري(

Artinya: sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya sedikit(al-

Hadits).

c. Dasar Psikologis

Dasar psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan

kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia

baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-

hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan

adanya pegangan hidup.

Menurut Zuhairini dkk, “semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan

adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam

jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya zat yang Maha Kuasa, tempat

Page 46: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

32

mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolonganNya”.38

Hal

semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitif maupun masyarakat

yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka

dapat mendekat dan mengabdi kepada Zat yang Maha Kuasa.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam di sekolah atau di madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan

pengetahuan, penghayatan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketakwaannya, berbangsa dan bernegara.39

Terkait dengan pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam rangka

pembentukan manusia beriman, bertakwa dan berakhlak mulia, maka dapat

dipahami bahwa sekolah menjadi tujuan utama bagi pendidikan rohani,

pendidikan jasmani, pendidikan agama, dan pendidikan moral.

Pendidikan Islam di sekolah bertujuan untuk:

a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya

kepada Allah swt.

b. Mewujudkan manusia berakhlak mulia yaitu manusia yang produktif,

jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), serta menjaga

harmoni secara personal dan social.

c. Meningkatkan kemampuan dan kreativitas dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam yang berorientasi bukan sekedar pintar, tapi

berjiwa beragama (menjadi orang yang beragama).

38

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008), h.133 39

Alisuf Sabri, h. 111-112

Page 47: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

33

d. Terbentuknya pribadi muslim yang mengamalkan nilai-nilai agama

dalam menjalankan etika profesi yang berlandaskan integritas (tidak

munafik), amanah dan disiplin.40

D. Motivasi Belajar PAI

Berdasarkan beberapa definisi atau pengertian-pengertian yang telah

diuraikan menyangkut motivasi, belajar dan pendidikan agama Islam dapat

disimpulkan motivasi belajar pendidikan agama islam dari berbagai definisi

berikut:

1 motivasi adalah perubahan energi dari dalam diri (pribadi) seseorang

yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

tujuan.

2 belajar itu senantiasa merupakan tingkah laku atau penampilan,

dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

3 pengertian pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang

dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk

meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan

jadi, motivasi belajar pendidikan agama adalah perubahan seseorang

dengan tingkah laku atau penampilan dalam mengamalkan ajaran islam

melalui kegiatan bimbingan yang telah ditentukan untuk mencapai

tujuan.

40

Syafiudin Dkk, Pedoman Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI,

2010), h.14-15

Page 48: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

34

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menemukan beberapa penelitian

yang relevan yaitu dari hasil penulis sebelumnya. Kajian yang relevan

tersebut antara lain adalah:

1 Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Luthfiati yang berjudul “Peran

Guru Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Beragama Siswa

Di Madrasah Tsanawiyah Al-Fitroh Cipondoh Tangerang”. Penelitian

tersebut menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan metode

yang digunakannya adalah metode analisis deskriptif. Dan hasil dari

penelitian tersebut adalah bahwa peran guru dalam pendidikan agama

Islam secara keseluruhan dari tiga dimensi yaitu mendidik, mengajar

dan mengevaluasi masuk dalam kategori sangat baik karena mencapai

rata-rata 91,57%. Dan rinciannya yaitu peran guru mencapai rata-rata

93,67%, untuk mengajar mencapai rata-rata95,6% serta mengevaluasi

mencapai rata-rata 80,66%.

2 Penelitian yang dilakukan oleh Ida Nurhayati yang berjudul

“Komunikasi Antarpribadi Antara Guru dan Murid Dalam

Memotivasi Belajar Di Sekolah Dasar Annajah Jakarta”. Penelitian

tersebut menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dan dari hasil

penelitian tersebut adalah melalui analisa fenomena di lapangan

dengan wawancara yang dilakukan dan pengamatan pada objek

penelitian, ditemukan bahwa upaya guru dalam memotivasi belajar

muridnya dengan beberapa cara, yaitu, bercerita, memutar video,

memberikan hadiah, memberikan games, quiz, memberikan

bimbingan secara pribadi, mengadakan perlombaan. Dan beberapa

pesan komunikasi yang diberikan guru kepada murid dalam upaya

memotivasi belajar adalah dengan beberapa cara yaitu, melalui pesan

komunikasi verbal dan pesan komunikasi non verbal

Page 49: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Tentang Kondisi Sekolah

1. Sejarah dan Perkembangan

SMP N 181 merupakan salah satu lembaga pendidikan di kelurahan

Karet Tengsin kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat Provinsi DKI Jakarta,

lembaga tersebut letaknya di Jl. Masjid 1 No. 5 Karet Tengsin RT: 009 RW:

004 Kelurahan Karet Tengsin Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat.

2. Tujuan Sekolah

Adapun tujuan Smp N 181 ini cukup jelas, sebagaimana terungkap pada

visi dan misinya, yaitu:

Visi dan Misi

“Berprestasi, Ramah Lingkungan yang Berlandaskan Imtaq”

3. Sarana dan Prasarana

a. Luas Penggunaan Tanah

Tabel 2

Luas Tanah

No Penggunaan Tanah Luas

1 Bangunan

2 Lapangan olahraga

3 Kebun

4 Dipakai lainnya

b. Kondisi Bangunan Serta Ruangan

Tabel 3

Ruangan/ Bangunan

No Ruangan/Bangunan Jumlah

1 Ruang Kelas 27

2 Ruang Kepala Sekolah 1

3 Ruang Guru 1

4 Ruang Tata Usaha 1

5 Laboratorium Komputer 2

6 Laboratorium Lab IPA 1

Page 50: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

42

7 Perpustakaan 2

8 Ruang BP/BK 1

9 Ruang UKS 1

10 Ruang Aula 1

11 Masjid/Mushalla 1

12 Kantin 1

13 Wc Guru 2

14 Wc Siswa 5

4. Struktur Organisasi Sekolah

Berikut adalah skema organisasi di sekolah SMP Negeri 181 jakarta

Dewan guru dalam struktur organisasi di atas adalah guru mata

pelajaran di sekolah SMP Negeri 181 Jakarta, lebih jelasnya seperti dibawah

berikut:

KEPALA SEKOLAH

BAMBANG TAJUDIN,

M.Pd

KOMITE

ANNAS TAHER

WAKIL KEPALA SEKOLAH

Drs. NOVRIZAL MUTU

H. HIKMAT

KURIKULUM

Drs. TARJONO, S.Kom

Drs. SITI ZUHRIYAH

KESISWAAN

H. YUNUS M.

THAYEB, S.Pd

SARANA

PRASARANA

Drs. YETTI

NURYETTI

HUMAS

Hj. KUS DWI

AMINATUN

WALI KELAS VII

1. ENDAH ROSLIMAH, S.Pd

2. MUNTI SIMATUPANG,

S.Pd

3. TIARLY SILABAN. S.Pd

4. MURNIATI, S.Pd

5. SUKRAWARNI

WALI KELAS VIII

1. Drs. SITI

ZUHRIYAH

2. AAM AMELIA,

S.Pd

3. YUSMAENI, S.Pd

4. NGADIRAN,

WALI KELAS IX

1. TATIK SUTIYARSI,

S.Pd

2. TIOMAN IDA

PANJAITAN, S.Pd

3. RUSNANI, S.Pd

4. HASNA LAHAY,

S.Pd

DEWAN GURU

Page 51: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

43

No. Nama Guru Bidang Studi

1 Dra. Muzaiyamah Nurdin, M. Pd Pendidikan Agama Islam

2 Tayyibi Hamdullah, S.Pd.I Pendidikan Agama Islam

3 Lusiana B, S. PAK Pendidikan Agama Kristen

4 Ngadiran, S.Pd PKN

5 Sumarno, S.Pd PKN

6 Diana F. Yusdar, S.E PKN

7 Tioman Ida Panjaitan, S.Pd Bahasa Indonesia

8 Dra. Siti Zuhriyah Bahasa Indonesia

9 Sukrawarni Bahasa Indonesia

10 Sumarno. S.Pd Bahasa Indonesia

11 Drs. Darmanto Bahasa Inggris

12 Munti Simatupang, S.Pd Bahasa Inggris

13 Rusmani S.Pd Bahasa Inggris

14 Yosept Sumaryanto, S.Pd Matematika

15 Hikmat Matematika

16 Aam Amelia,S.Pd Matematika

17 Sutrisna, S.Pd Matematika

18 Yusmaeni, S.Pd IPA

19 Drs. Nofrizal IPA

20 Drs. Tarjono, S. Kom, M.Si IPA

21 Tiarly Silaban, S.Pd IPA

22 Jasmani, S.Pd IPA

23 Dra. Yetti Nuryetti IPS

24 Tatik Sutiyarsi, S.Pd IPS

25 Murniati, S.Pd IPS

26 Maria K. Ambar, SE, SH IPS

27 Bahrudin, S.Pd. MM PENJASORKES

28 Yunus M. Thayeb, S,Pd PENJASORKES

29 Hasna Lahay, S.Pd Seni Budaya

30 Endah Roslimah, S.Pd Seni Budaya

31 Nina Marlina, S.Pd TIK

32 Murniati, S.Pd PLKJ

33 Endah Roslimah, S.Pd Tata Boga

34 Nina Marlina, S.Pd Ket. Jasa

35 Diana F. Yusdar, SE Ket. Jasa

36 Hj. Kus Dwi Aminatun, S.Pd BK

37 Dra. Siti Zuhriyah BK

5. Keadaan Guru dan Siswa

Guru-guru yang mengajar di Smp Negeri 181 Jakarta ini berjumlah 36

orang guru, sesuai dengan wawancara peneliti dengan kepala sekolah SMP

Page 52: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

44

Negeri 181 Jakarta, Drs. Bambang Tajudin, M.Pd. Disebutkan bahwa guru-

guru yang mengajar di Smp Negeri 181 berjumlah 36 orang dengan latar

belakang pendidikan Perguruan Tinggi. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di

bawah ini:

Tabel 4

Nama Guru Smp Negeri 181

No Nama Jabatan Keterangan

1 Bambang Tajudin Kepala Sekolah PNS

2 Muzaiyamah Nurdin Guru PNS

3 Hitmat Guru PNS

4 Kus Dwi Aminatun Guru PNS

5 Ngadiran Guru PNS

6 Rusnani Guru PNS

7 Hasna Lahai Guru PNS

8 Murniati Guru PNS

9 Yeti Nur Yeti Guru PNS

10 Nofrizal Wakil Kepala PNS

11 Tarjono Guru PNS

12 Tiarli Silaban Guru PNS

13 Yunus Guru PNS

14 Aam Amelia Guru PNS

15 Sutrisna Guru PNS

16 Siti Zuhriah Guru PNS

17 Maria Kustina Guru PNS

18 Amar Guru PNS

19 Jasmani Guru PNS

20 Endang Yuli Hartanti Pegawai PNS

21 Sri Maryati Pegawai PNS

22 Maksudi Pegawai PNS

23 Tayyibi Hamidullah Pegawai PNS

24 Sadam Pegawai Honorer

25 Joko Trisno Pegawai Honorer

26 Paino Pegawai Honorer

27 Sumarno Guru Honorer

28 Reza Aschar Pegawai Honorer

29 Diana Fitria Yosda Pegawai Honorer

30 Nini Marlina Pegawai Honorer

31 Kustiana Guru PNS

32 Harlina Guru PNS

Page 53: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

45

33 Erniza Guru PNS

34 Lisa Nustafa Guru PNS

35 Dedeh Kurniasi Guru PNS

36 Dwi Yani Guru PNS

Sedangkan keadaan siswa Smp Negeri 181 Jakarta pada tahun pelajaran

2015/2016 seluruhnya berjumlah 619 siswa.

Tabel 5

Keadaan siswa Smp Negeri 181 Jakarta

No Kelas Putra Putri Jumlah

1 VII 114 102 216

2 VII 107 99 206

3 IX 105 92 197

Jumlah 619

Sedangkan pakaian seragam yang dikenakan siswa/siswi sebagaimana

yang telah ditentukan oleh sekolah, yaitu:

Tabel 6

Pakaian Seragam

No Hari Pakaian

1 Senin Putih-putih

2 Selasa Putih biru

3 Rabu Pramuka

4 Kamis Batik

5 Jum’at Muslim/muslimah

Sedangkan kegiatan diluar jam sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler

itu ada beberapa kegiatan, diantaranya adalah:

Page 54: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

46

Tabel 7

Kegiatan Extrakurikuler

No Kegiatan Ekstrakurikuler

1 Pramuka

2 Paskibra

3 Taekwondo/silat

4 PMR

5 Basket Ball

6 Volley Ball

B Analisa Data

Analisa data yang diperoleh dari motivasi belajar siswa pada pelajaran

pendidikan agama Islam adalah:

1. Saya Bersemangat Mempelajari Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Tabel 8

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase %

1 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

53

20

7

1

-

65%

25%

9%

1%

-

Jumlah 81 100%

Berdasaekan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (65%) menyatakan menyukai mempelajari pendidikan agama Islam,

dan hanya sebagian kecil yang menyatakan kurang menyukai/sesuai (1%).

2. Saya Tertarik Untuk Mendalami Lebih Lanjut Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Dengan Banyak Membaca Buku Yang Berkaitan Dengan

Ajaran-Ajaran Agama Islam.

Tabel 9

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

2 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

36

34

10

40%

38%

12%

Page 55: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

47

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

8

2

8%

2%

Jumlah 90 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (40%) menyatakan tertarik untuk mendalami pelajaran pendidikan

agama Islam, dan hanya sebagian kecil yang menyatakan tidak tertarik

mendalaminya (2%).

3. Saya Merasa Bosan Mendengarkan Penjelasan Guru Tentang

Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Tabel 10

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

3 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

2

3

9

20

50

2%

3%

11%

24%

60%

Jumlah 84 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (60%) menyatakan tidak merasa bosan mendengarkan penjelasan guru

tenteng pelajaran pendidikan agama Islam, dan hanya sebagian kecil yang

menyatakan merasa bosan mendengarkan penjelasan guru (2%).

4. Saya Merasa Sulit Untuk Mempelajari Pejaran Pendidikan Agama

Islam

Tabel 11

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

4 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

3

15

22

18

31

3%

17%

25%

20%

35%

Jumlah 89 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (35%) menyatakan tidak merasa sulit mempelejari pelajaran

pendidikan agama Islam, dan hanya sebagian kecil yang menyatakan

merasa sulit mempelejarinya (3%).

5. Saya Bertanya Kepada Guru Tentang Materi Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Yang Sulit Dimengerti

Tabel 12

Page 56: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

48

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

5 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

36 29 9 5 -

46%

37%

11%

6%

-

Jumlah 79 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (46%) menyatakan bertanya kepada guru ketika pelajaran pendidikan

agama Islam sulit dimengerti, dan hanya sebagian kecil yang menyatakan

tidak bertanya kepada guru (6%).

6. Guru Memuji Saya Ketika Saya Mendapatkan Nilai Yang Tinggi

Tabel 13

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

6 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

16

28

25

7

5

20%

35%

31%

9%

5%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (35%) menyatakan mendapat pujian dari guru ketika memperoleh

nilai yang tinggi dan hanya sebagian kecil yang menyatakan tidak mendapat

pujian dari guru (5%).

7. Saya Kurang Memahami Beberapa Materi Yang Ada Di Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Tabel 14

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

7 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

15

17

26

23

9

17%

19%

29%

25%

10%

Jumlah 90 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (29%) menyatakan cukup memahami materi pelajaran pendidikan

agama Islam, dan hanya sebagian kecil yang menyatakan kurang

memahaminya (10%).

8. Saya Sangat Senang Menulis Huruf-Huruf Al-Qur’an Yang Ada Di

Buku Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Page 57: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

49

Tabel 15

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

8 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

43

26

14

4

2

48%

29%

16%

5%

2%

Jumlah 89 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (48%) menyatakan sangat senang menulis huruf-huruf Al-Qur’an

yang ada di pelajaran pendidikan agama Islam, dan hanya sebagian kecil

yang menyatakan tidak merasa senang menulis huruf-huruf Al-Qur’an (2%).

9. Saya Kurang Bersemangat Untuk Membaca Ayat-Ayat Al-Qur’an

Yang Ada Di Buku Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Tabel 16

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

9 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

2

7

6

21

54

2%

8%

7%

23%

60%

Jumlah 90 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (60%) menyatakan semangat untuk membaca ayat-ayat Al-Qur’an

yang ada di buku pelajaran pendidikan agama Islam, dan hanya sebagian

kecil yang menyatakan tidak semangat membaca ayat-ayat Al-Qur’an (2%).

10. Saya Mempelajari Kembali Pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Rumah

Tabel 17

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

10 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

22

31

16

27%

38%

20%

Page 58: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

50

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

9

3

11%

4%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (38%) menyatakan mempelajari kembali pelajaran pendidikan agama

Islam, dan hanya sebagian kecil yang menyatakan tidak mempelajari

kembali (4%).

11. Saya Bertanya Kepada Orang Tua Tentang Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Yang Belum Saya Mengerti Di Rumah

Tabel 18

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

11 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

31

28

12

7

3

38%

35%

15%

9%

3%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (38%) menyatakan bertanya kepada orang tua tentang pelajaran

pendidikan agama Islam yang belum dimengerti, dan hanya sebagian kecil

yang menyatakan tidak bertanya kepada orang tua (3%).

12. Saya Bertanya Kepada Teman Yang Lebih Mengerti Tentang

Pelajaran Pendidikan Agama Islam Yang Belum Saya Pahami

Tabel 19

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

12 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

26

21

17

11

3

33%

27%

22%

14%

4%

Jumlah 78 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (33%) menyatakan bertanya kepada teman yang lebih mengerti

tentang pelajaran pendidikan agama Islam, dan hanya sebagian kecil yang

menyatakan tidak tertarik mendalaminya (4%).

13. Saya Banyak Mendapatkan Ilmu Tentang Pendidikan Islam Di Luar

Sekolah

Tabel 20

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

Page 59: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

51

13 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

28

27

13

10

9

32%

31%

16%

11%

10%

Jumlah 87 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (33%) menyatakan banyak mendapatkan ilmu tentang pelajaran

pendidikan agama Islam dari luar sekolah, dan hanya sebagian kecil yang

menyatakan tidak mendapatkannnya di luar sekolah (10%).

14. Saya Mendapatkan Nilai Ujian di Atas KKM

Tabel 21

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

14 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

40

15

20

7

-

49%

18%

24%

9%

-

Jumlah 82 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (49%) menyatakan mendapat nilai ujian pelajaran pendidikan agama

Islam di atas KKM, dan hanya sebagian kecil yang menyatakan tidak

mendapatkan nilai ujian di atas KKM (9%).

15. Saya Merasa Belum Siap Untuk Mengikuti Ujian Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam

Tabel 22

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

15 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

5

9

8

26

30

6%

12%

11%

33%

38%

Jumlah 78 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (38%) menyatakan siap untuk mengikuti ujian mata pelajaran

pendidikan agama Islam, dan hanya sebagian kecil yang menyatakan belum

siap untuk menghadapi ujian (6%).

16. Saya Dapat Mengerjakan Tugas Materi Pendidikan Agama Islam

Dengan Tepat Waktu

Page 60: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

52

Tabel 23

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

16 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

13

32

20

10

3

17%

41%

26%

13%

3%

Jumlah 78 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (41%) menyatakan dapat mengerjakan tugas materi pelajaran

pendidikan agama Islam dengan tepat waktu, dan hanya sebagian kecil yang

menyatakan tidak dapat mengerjakan tugas dengan tepat waktu (3%).

17. Saya Mencontek Tugas Materi Pendidikan Agama Islam dari Teman

Tabel 24

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

17 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

3

6

17

22

42

3%

7%

19%

24%

47%

Jumlah 90 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (47%) menyatakan tidak mencontek tugas materi pelajaran

pendidikan agama Islam dari teman, dan hanya sebagian kecil yang

menyatakan mencontek tugas materi dari teman (3%).

18. Saya Dapat Mengerjakan Tugas Materi Pendidikan Agama Islam

Dengan Baik

Tabel 25

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

18 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

21

38

18

2

1

26%

47%

23%

3%

1%

Jumlah 80 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (47%) menyatakan dapat mengerjakan tugas materi pelajaran

pendidikan agama Islam dengan baik, dan hanya sebagian kecil yang

menyatakan tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik (2%).

Page 61: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

53

19. Saya Berusaha Belajar Sungguh-Sungguh Untuk Memperbaiki Hasil

Ujian

Tabel 26

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

19 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

45

24

9

1

1

56%

30%

12%

1%

1%

Jumlah 80 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (56%) menyatakan berusaha belajar sungguh-sungguh untuk

memperbaiki hasil ujian pelajaran pendidikan agama Islam, dan hanya

sebagian kecil yang menyatakan tidak berusaha belajar sungguh-sungguh

untuk memperbaiki hasil ujian (1%).

20. Saya Malas Membaca Buku Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Tabel 27

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

20 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

3

6

17

16

48

3%

7%

19%

18%

53%

Jumlah 90 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (53%) menyatakan tidak malas membaca buku pelajaran pendidikan

agama Islam, dan hanya sebagian kecil yang menyatakan tidak tertarik

mendalaminya (3%).

21. Teman Memuji Saya Ketika Mendapat Nilai yang Baik

Tabel 28

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

Page 62: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

54

21 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

15

25

18

8

15

18%

31%

23%

10%

18%

Jumlah 81 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (31%) menyatakan mendapat pujian teman ketika mendapat nilai yang

baik, dan hanya sebagian kecil yang kurang mendapat pujian dari teman

ketika mendapat nilai yang baik (10%).

22. Orang Tua Saya Menasihati Saya Katika Mendapat Nilai yang

Rendah

Tabel 29

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

22 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

55

22

7

3

1

63%

25%

8%

3%

1%

Jumlah 88 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (63%) menyatakan mendapat nasihat dari orang tua ketika nilai

pelajaran pendidikan agama Islam rendah, dan hanya sebagian kecil yang

menyatakan tidak mendapat nasihat orang tuanya (1%).

23. Orang Tua Memuji Saya Ketika Mendapatkan Nilai Ujian yang Baik

Tabel 30

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

23 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

42

22

9

4

2

53%

28%

11%

5%

3%

Jumlah 79 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (53%) menyatakan mendapat pujian dari orang tua ketika nilai

pelajaran baik, dan hanya sebagian kecil yang menyatakan tidak mendapat

pujian dari orang tuanya (3%).

Page 63: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

55

24. Guru Membantu Membimbing Saya Ketika Mendapatkan Nilai

Rendah

Tabel 31

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

24 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

33

25

15

2

3

42%

32%

19%

3%

4%

Jumlah 78 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (42%) menyatakan guru membantu membimbing ketika nilai

pelajaran pendidikan agama Islam rendah, dan hanya sebagian kecil yang

menyatakan tidak mendapat bimbingan guru (3%).

25. Teman-Teman Mengajak Saya Untuk Belajar Bersama Ketika Usai

Sekolah

Tabel 32

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi %

25 Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

21

15

15

9

15

28%

20%

20%

12%

20%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh

siswa (28%) menyatakan teman-teman mengajak untuk belajar bersama

ketika usai sekolah, dan hanya sebagian kecil yang menyatakan teman-

teman tidak mengajak belajar bersama (12%).

C. Interpretasi Data

Data yang diperoleh dari siswa dalam bentuk angket dan diolah alam bentuk

tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi dengan prosentase dengan

menggunakan rumus:

× 100 %

Keterangan:

P = Prosentase Tiap Jawaban

Page 64: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

56

F = Frekuensi

N = Jumlah Responden

Kemudian diinterpretasikan dengan mencari jumlah rata-rata prosentase yang

terdapat dalam tabel. Langkah ini digunakan untuk mengetahui motivasi siswa

pada pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 181 Jakarta Pusat.

Rekapitulasi Angket Motivasi Belajar Siswa

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S CS KS TS

1 Saya bersemangat

mempelajari pelajaran PAI

53

(65%)

20

(25%)

7

(9%)

1

(1%)

2 Saya tertarik untuk

mendalami lebih lanjut

pelajaran pendidikan agama

Islam dengan banyak

membaca buku yang

berkaitan dengan ajaran

agma Islam

36

(40%)

34

(38%)

10

(12%)

8

(8%)

2

(2%)

3 Saya merasa bosan

mendengarkan penjelasan

guru tentang pelajaran PAI

2

(2%)

3

(3%)

9

(11%)

20

(24%)

50

(60%)

4 Saya merasa sulit untuk

mempelajari pelajaran PAI

3

(3%)

15

(17%)

22

(25%)

18

(20%)

31

(35%)

5 Saya bertanya kepada guru

tentang materi pelajaran

PAI yang sulit dimengerti

36

(46%)

29

(37%)

9

(11%)

5

(6%)

6 Guru memuji saya ketika

saya mendapat nilai yang

16 28 25 7 5

Page 65: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

57

tinggi (20%) (35%) (31%) (9%) (5%)

7 Saya kurang memahami

beberapa materi yang ada

di mata pelajaran PAI

15

(17%)

17

(19%)

26

(29%)

23

(25%)

9

(!0%)

8 Saya sangat senang menulis

huruf-huruf Al-Qur’an

yang ada di buku PAI

43

(48%)

26

(29%)

14

(16%)

4

(5%)

2

(2%)

9 Saya kurang bersemangat

untuk membaca ayat-ayat

Al-Qur’an yang ada di

buku PAI

2

(2%)

7

(8%)

6

(7%)

21

(23%)

54

(60%)

10 Saya mengulas kembali

pelajaran PAI di rumah

22

(27%)

31

(38%)

16

(20%)

9

(11%)

3

(4%)

11 Saya bertanya kepada orang

tua tentang pelajaran PAI

yang belum saya mengerti

di rumah

31

(38%)

28

(35%0

12

(15%)

7

(9%)

3

(3%)

12 Saya bertanya kepada

teman yang lebih mengerti

tentang pelajaran PAI yang

belum saya pahami

26

(33%)

21

(27%)

17

(22%)

11

(14%)

3

(4%)

13 saya banyak mendapatkan

ilmu tentang PAI di luar

sekolah

28

(31%)

27

(32%)

13

(16%)

10

(11%)

9

(10%)

14 Saya mendapat nilai ujian

di atas KKM

40

(49%)

15

(18%)

20

(24%)

7

(9%)

15 Saya merasa belum siap

untuk mengikuti ujian mata

pelajaran PAI

5

(6%)

9

(12%)

8

(11%)

26

(33%)

20

(38%)

16 Saya dapat mengerjakan

tugas materi PAI dengan

tepat waktu

13

(17%)

32

(41%)

20

(26%)

10

(13%)

3

(3%)

17 Saya mencontek tugas

materi PAI dari teman

3

(3%)

6

(7%)

17

(19%)

22

(24%)

42

(47%)

Page 66: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

58

18 Saya dapat mengerjakan

tugas materi PAI dengan

baik

21

(26%)

38

(47%)

18

(23%)

2

(3%)

1

(1%)

19

Saya berusaha belajar

sungguh-sungguh untuk

memperbaiki hasil ujian

45

(56%)

24

(30%)

9

(12%)

1

(1%)

1

(1%)

20

Saya malas membaca buku

pelajaran PAI

3

(3%)

6

(7%)

17

(19%)

16

(18%)

48

(53%)

21

Teman memuji saya ketika

mendapat nilai yang baik

15

(18%)

25

(31%)

18

(23%)

8

(10%

15

(18%)

22

Orang tua saya menasihati

saya ketika mendapat nilai

yang rendah

55

(63%)

22

(25%)

7

(8%)

3

(3%)

1

(1%)

23

Orang tua saya memuji

saya ketika mendapat nilai

yang bail

42

(53%)

22

(28%)

9

(11%)

4

(5%)

2

(3%)

24

Guru membantu

membimbing saya ketika

mendapat nilai rendah

33

(42%)

25

(32%)

15

(19%)

2

(3%)

1

(4%)

25

Teman-teman mengajak

saya untuk belajar bersama

ketika usai sekolah

21

(28%)

15

(20%)

15

(20%)

9

(12%)

15

(20%)

Total Prosentase

Rata-rata Prosentase

736%

29,4%

641%

25,6%

439%

17,5%

200%

8%

384%

15,3%

Page 67: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

59

Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa motivasi belajar siswa pada

pelajaran pendidikan agama Islam secara keseluruhan jika dilihat dari jumlah total

prosentase yang dihasilkan yaitu 736% dan memiliki rata-rata 29,4% pada

pernyataan positif (sangat sesuai) terbilang cukup tinggi motivasi yang dimiliki

siswa. Dan jumlah prosentase terkecil dapat terlihat di sekitar pernyataan negatif

(kurang sesuai) yaitu berjumlah 200%, yang memiliki rata-rata prosentase 8%

artinya siswa yang kurang termotivasi sangat kecil dalam bidang atau mata

pelajaran ini.

Page 68: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat

mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam cukup

tinggi, hal ini mengacu pada hasil penelitian yang telah diakumulasikan

berdasarkan data atau jawaban responden, yakni mencapai rata-rata 29,4% pada

pernyataan positif.

2. Siswa yang kurang termotivasi dalam pelajaran pendidikan agama Islam

berdasarkan data atau jawaban responden, yakni mencapai rata-rata 8% pada

pernyataan negatif.

3. Sedangkan sisanya adalah siswa yang terbilang memiliki rata-rata motivasi

sedang, yakni sebesar 63%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, pemeliti memberikan saran kepada semua pihak

yang terlibat dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya di lingkungan SMP

Negeri 181 Jakarta Pusat.

1. Bagi guru Pendidikan Agama Islam, diharapkan lebih intensif dalam membimbing

siswa, khususnya pada siswa yang kurang termotivasi, tentu hal ini adalah

bertujuan untuk meningkatkan proses belajar mengajar yang sempurna.

2. Bagi siswa diharapkan agar selalu senang dalam belajar, cinta terhadap ilmu

pengetahuan di berbagai bidang, terutama bidang studi pendidikan agama Islam.

Dan memiliki sifat taat terhadap guru, disiplin serta dapat mengamalkan nilai-nilai

islam di masyarakat untuk mencapai keutamaan hidup di dunia dan di akhirat.

Page 69: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

61

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman, Interaksi &Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo, 2006

Daradjat, Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1998

Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Depdikbud, 2005

E. Slavin, Robert, Psikologi Pendidikan; Teori dan Praktik, Jakarta: PT. Indeks, 2008

Fatihah, Ipah,. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009

Hendriansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Psikologi, Jakarta: Salemba

Humanika, 2015

Majid, Abdul: Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan

Implmentasi Kurikulum 2004), Bandung: Remaja Rodakarya, 2006

Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003

Munir, A. Warson, Kamus Al-Munawwir, Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiah

Keagamaan, 1984

Nazir, Moh. Metode Penelitian (Darussalam: Ghalia Indonesia, 1983

Prastowo, Andi. Memahami Metode-Metode Penelitian: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis

S. Sabarguna, Boy. Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif, Jakarta: UI Press, 2005

Sabri, M. Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2006

Solicha, Fadhillah Suralaga, Psikologi Pendidikan, Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta: 2010

Sulistyaningsih, Metodologi Penelitian Kebidanan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011

Page 70: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA

62

Suyanto, Bagong dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbaagi Alternatif Pendekatan, Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2007

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2008

Syaifudin Dkk, Pedoman Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI, 2010

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Rosdakarya, 2005

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Group, 2009

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Widiastuti, Hartati, Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi, Jakarta: PT. Indeks, 2009

Wirartha, I Made, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Yogyakarta: Andi Offset, 2006

Page 71: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 72: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 73: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 74: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 75: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 76: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 77: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 78: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 79: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 80: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 81: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 82: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA
Page 83: MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33572/1/Skripsi... · MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA