muhaji db lp.doc
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN NEFROLITHIASIS
DI RUANG ANGGREK RS.PANTIWILASA”CITARUM”SEMARANG
Disusun Oleh :
MUHAJI
P17420109055
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
2010
DEMAM BERDARAH
I. DEFINISI
Suatu penyakit demam akut disebabkan oleh virus yang masuk kedalam
tubuh melalui gigitan nyamuk apecies Aides Aegypti yang menyerang pada anak,
remaja, dan dewasa yang ditandai dengan: demam, nyeri otot dan sendi,
manifestasi perdarahan dan cenderung menimbulkan syok yang dapat
menyebabkan kematian. (Hendaranto, Buku ajar IPD, FKUI, 1997, hal 417).
II. PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, terjadi viremia yang ditandai
dengan demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal disekitar tubuh, hiperemia di
tenggorokan, suam atau bintik-bintik merah pada kulit, selain itu kelainan dapat
terjadi pada sistem retikula endotetial, seperti pembatasan kelenjar-kelenjar getah
bening, hati dan limpa. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler sehingga cairan
keluar dari intraseluler ke ekstraseluler. Akibatnya terjadi pengurangan volume
plasma, penurunan tekanan darah, hemokosentrasi, hipoproteinemia, efusi dan
renjatan. Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya
saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat berkurang
sampai 30% atau kurang. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi akibat
kehilangan plasma tidak segera diatasi, maka akan terjadi anorekma jaringan,
asidosis metabolik, dan kematian. ( Pice, Sylvia A dan Lortainne M Wilson..1995)
III. MANIFESTASI KLINIS
Masa Inkubasi
Sesudah nyamuk menggigit penderita dan memasukkan virus dengue ke
dalam kulit , terdapat masa laten yang berlangsung 4 – 5 hari diikuti oleh demam ,
sakit kepala dan malaise.
Demam
Demam terjadi secara mendadak berlagsung selama 2 – 7 hari kemudian
turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsungnya
demam , gejala- gejala klinik yang tidak spesifik misalnya , anoreksia , nyeri
punggung , nyeri tulang dan persendian , nyeri kepala dan rasa lemah dapat
menyertainya.
Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari kedua dari demam dan umumnya
terjadi pada kulit , dan dapat berupa uji turniket yang positif , mudah terjadi
perdarahan pada tempat fungsi vena , petekia dan purpura. Selain itu juga dapat
dijumpai epistaksis dan perdarahan gusi , hematemesis dan melena.
Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba , meskipun pada
anak yang kurang gizi hati juga sudah teraba. Bila terjadi peningkatan dari
hepatomegali dan hati teraba kenyal , harus diperhatikan kemungkinan akan
terjadinya renjatan pada penderita.
Renjatan ( syok )
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ketiga sejak sakitnya penderita ,
dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab , dingin pada
ujung hidung , jari tangan dan jari kaki serta cyanosis di sekitar mulut. Bila syok
terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukkan prognosis yang buruk.
Nadi menjadi lembut dan cepat , kecil bahkan sering tidak teraba. Tekanan darah
sistolik akan menurun sampai di bawah angka 80 mmHg.
Gejala klinik lain
Nyeri epigastrum , muntah – muntah , diare maupun obstipasi dan kejang
– kejang. Keluhan nyeri perut yang hebat seringkali menunjukkan akan terjadinya
perdarahan gastrointestinal dan syok.
( Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002 )
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Peningkatan suhu tubuh b.d proses inflamasi sekunder DHF.
2. Resiko terjadinya syok hipovolemik b.d perdarahan yang berlebihan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake makanan yang tidak
adekuat.
4. Resiko kurang volume cairan vaskuler b.d output yang berlebih
(Carpenito, Lynda Juall. 2001 )
IV. PATHWAY
Masuk Tubuh Manusia Melalui Gigitan Nyamuk
Aides Aigepti
Viremia
Virus Dengue
Peningkatan permeabilitas dinding
kapiler
Peningkatan suhu tubuh b. d proses inflamasi skunder
DHF
(Pice, Sylvia A dan Lortainne M Wilson.. 1995 )
V. INTERVENSI
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Infeksi
Cairan keluar dari intra vaskuler ke ekstra vaskuler
Volume plasma↓
Nyeri ulu hati hati
Trombosit↓
PerdarahanPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake makanan yang tidak adekuat Resiko terjadinya syok
hipovolemik b. d perdarahan yang berlebihan
Kelainan sistem retilkulo
endothelial
Hipotensi
LimpaDemam ditandai dengan sakit
kepala, mual, nyeri otot disekitar
tubuh, hiperemia tenggorokan
Peningkatan suhu
tubuh b.d proses
inflamasi sekunder
DHF
Resiko terjadi syok
hipofolemik b.d
perdarahan yang
berlebihan
Suhu tubuh pasien akan
kembali normal setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x
24 jam , dengan kriteria
hasil :
Suhu
pasien antara 36 –
37 º C
Pasien
tidak gelisah
Resiko terjadinya syok
hipovolemik berkurang
setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam ,
dengan kriteria hasil :
1. Lakukan kompres
hangat
2. Anjurkan pasien
memakai pakaian yang
tipis dan menyerap
keringat
3. ganti pakaian pasien
saat basah
4. Anjurkan untuk bed
rest
5. Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
anti piretik ( parasetamol )
6. Kaji suhu dan tanda
tanda vital
1. Anjurkan
untuk makan makanan
yang lunak
2. Laporkan
segera bila terjadi
1. Menurun
kan suhu yang
meningkat
2. Meingka
tkan hidrasi
3. Menurun
kan suhu tubuh
4. menjaga
agar suhu tubuh
tidak meningkat
5. untuk
menurunkan panas
6. Memant
au perubahan suhu
tubuh
1. agar
tidak terjadi
perdarahan
lambung & usus.
2. untuk
menjaga agar
perdarahan tidak
Resiko kurangnya
volume cairan b.d
output yang berlebih
TTV
stabil dalam batas
normal
Ht dalam
batas normal 37 –
43 %
Pasien
terlihat tidak gelisah
Resiko kurangnya
volume cairan dalam
tubuh pasien akan
berkurang setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x
24 jam , dengan kriteria
hasil :
perdarahan (gigi, gusi )
3. tanyakan pada
pasien setiap BAB apakah
bercampur darah
(hitam )atau tidak
4. kolaborasi
dengan tim medis untuk
uji lab HT/PP/AT
5. Lakukan
pengambilan darah untuk
HT/PP/AT
6. Observasi
keadaan umum dan tanda-
tnda vital
1. Anjurkan
pasien untuk banyak
minum
2. Monitor
balance cairan
3. Kolaborasi
meluas ( jika ada )
3. untuk
mengetahui apa
ada perdarahan
usus
4. untuk
memantau tingkat
infeksi pasien
5. untuk
memonitor
kesadaran pasien
1.
dalam tubuh
bertambah
2.
perkiraankebutuhan
akan cairan
pengganti , fungsi
ginjal dan
Pasien
tidak mengalami
kekurangan volume
cairan vaskuler yang
ditandai dengan
tanda – tanda vital
stabil dalam batas
normal produksi
urine > 30 cc / jam.
Pasien
tidak merasa haus ,
mukosa mulut tidak
kering.
dengan dokter untuk
pemberian terapi cairan
kristaloid (RL,
ASERING )
4. Atur tetesan
infus sesui dengan
program
5. monitor tanda
tanda vital terutama arteri
Dorsal Pedis
keefektifan dari
terapi yang
diberikan.
3.
cairan tubuh.
4.
kelebihan cairan
5.
apakah akan terjadi
syok
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta:
Penerbit Buku K\efdokteran EGC.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGVC.
Pice, Sylvia A dan Lortainne M Wilson.. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Edisi Empat Buku Kedua. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 8 Volume 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC.