muhammad hatta · 2015-12-22 · ll. menyatakan batal dan tidak sah perikatan fidusia antara...
TRANSCRIPT
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 1
P U T U S A N
Nomor : 307/PDT/2015/PT.MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara perdata pada Pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara antara :
MUHAMMAD HATTA, selaku Komisais PT. Pasifik Sumber Piranti
Sejati, umur 59 TahunWarga Negara lndonesia, bertempat tinggal di Jl.
Pinang Baris No. 160 Kec.Medan Sunggal - Kota Medan, yang dalam
hal ini diwakili oleh kuasanya,yaitu T. AKHMAD SYAMRAH, SH
Advokad Pengacaral Penasihat Hukum dari Law Office T. Akhmad
Syamrah, SH yang beralamat di Jl. lr. H. Juanda Baru No. 33 Medan
Sumatera Utara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 05
AGUSTUS 2011 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Medan pada tanggal 08 AGUSTUS 2011 dengan Nomor
Register 1701/Pen.K/2011/PN Mdn, selanjutnya disebut sebagai
PEMBANDING/PENGGUGAT;
LAWAN
1.FANRIZAL DARUS, selaku Diretur Utama PT. Pacifik Sumber PirantiSejati, beralamat di Jl, Amaliun N0.50 A-Medan, selanjutnya disebut
sebagai TERBANDING I/TERGUGAT I ;
2.PIMPINAN PT. ERICSSON INDONESIA, beralamat di Wisma Pondok lndah
Lt.2 Jl.Sultan lskandar Muda - Jakarta Selatan, dalam hal ini diwakili
oleh kuasanya HENDRY M. HENDRAWAN, SH berdasarkan Surat
Kuasa tertanggal 31 Oktober 2011 yang telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada taggal 03 November
2011 dengan Register Nomor 22641Pen.K12011/PN Mdn, selanjutnya
disebut TERBANDING II/ TERGUGAT II ;
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 2
3. ZULYANI, SH, selaku Komisans Utama PT. Pacifik Sumber Piranti Utama,
beralamat di JI. Gandi No. 178/88 - Kota Medan, selanjutnya
disebut sebagai TERBANDING III/TERGUGAT lll ;
4. PIMPINAN PT. BANK MANDIRI MEDAN (Persero), berkedudukan di Jl.
lmam Bonjol No,7 Lt.3 Medan, dalam hal ini diwakili oleh Staf PT,
Bank Mandiri, yaitu BASRIEL, SH dan JALALUDDIN berdasarkan
Surat Kuasa PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk No.
162/SK,CHC.LGL/2011 tertanggal 14 November 2011yang telah
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada
tanggal 08 Desember 2011 dengan Register No. 31
14lPen.Kl2011/PN Mdn, selanjutnya disebut sebagai
TERBANDING IV/TERGUGAT lV ;
Pengadilan Tinggi tersebut ;
Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan
dengan perkara ini ;
TENTANG DUDUK PERKARANYA :
Menimbang bahwa Penggugat dalam surat gugatannya. terbnggal 08
AGUSTUS 2011, yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Medan, pada tanggal 08 AGUSTUS 2011, dengan register No.
400/PdtG/2011lPN.Mdn, telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa, Penggugat adalah sebagai Komisaris dan Tergugat I sebagai
Direktur Utama serta Tergugat lll, sebagai Komisaris Utama dari PT.Pacifik
Sumber Piranti Sejati yang berkantor di Jalan Amaliun No. 50 A Medan ;
2. Bahwa, antara Tergugat I dan Tergugat ll pada tahun 2008 telah melakukan
kontrak pekerjaan dalam proyek Pembangunan Tower Bese Tranceiver
Station (BTS) milik PT. Ericsson lndonesia,hampir diseluruh wilayah
Indonesia dengan nilai pembiayaan sebesar Rp. 17.000.000.000.- (tujuh
belas milyar rupiah) ;
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 3
3. Bahwa, untuk kepentingan proyek BTS milik PT. Ericsson lndonesia
tersebut, Tergugat I mengajukan permohonan fasilitas kredit kepada
Tergugat lV (PT. Bank Mandiri Persero) dengan jumlah permohonan yang
dimohonkan sebesar Rp. 12.000.000.000,- (dua belas milyar rupiah),
namun pada tahun 2008 tersebut telah dikabulkan oleh Tergugat lV
sebesar Rp. 4.000.000.000,-(empat milyar rupiah) yang diberikan secara
bertahap kepada Tergugat I ;
4. Bahwa, Penggugat adalah pemilik dari sebidang tanah seluas 1.946,
terletak di Jalan Pinang Baris Kec. Medan Sunggal, kota Medan, sesuai
Sertifikat Hak Milik No, 566 tahun 1998 ;
5. Bahwa, atas pinjaman kredit tersebut Tergugat I menyerahkan jaminan
berupa nilai proyek yang dikerjakan serta jaminan tambahan berupa
sertifikat tanah hak milik No. 566, tahun 1998 atas nama pemilik M. Hatta in
causa Penggugat yang sebidang tanah tersebut terletak di Jalan Pinang
Baris beserta bangunan yang ada diatasnya dengan luas tanah + 1.946 M2
6. Bahwa, atas jaminan nilai proyek dan jaminan tambahan sertifikat No. 566
telah diikat dengan fidusia oleh Tergugat lV dan Tergugat l, sehingga
jaminan sertifikat sebagai tambahan tersebut dipegang dan disimpan
Tergugat lV, oleh karena itu Penggugat mencoba untuk menembus kembali
jaminan tambahan berupa sertifikat Hak Milik No, 566 tersebut ditolak oleh
Tergugat lV tanpa alasan yang jelas, dengan demikian Penggugat wajar
memohon pengembalian jaminan tambahan tersebut melalui Pengadilan
Negeri Medan ;
7. Bahwa, secara hukum fidusia hanya dapat diikat atas barang-barang yang
bergerak dan bukan terhadap benda tidak bergerak adalah batal demi
hukum, sedangkan pinjaman sebagai hutang Tergugat I yang memberikan
sertifikat hak Milik No, 566 hak kepunyaan Penggugat sebagai jaminan
kredit harusnya dipertanggung jawabkan oleh Tergugat l, namun demikian
Penggugat bersedia menembus kembali jaminan tersebut sebesar Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dariTergugat lV ;
8. bahwa, perlu Penggugat jelaskan dimana dari penerimaan kredit yang
diberikan tergugat IV kepada Tergugat I sebesar Rp. 4.000.000.000,-
(empat milyar rupiah), Penggugat hanya menerima sebesar
Rp.300.000.000.- (tiga ratus juta rupiah) dari Tergugat I, sehingga atas
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 4
perselisihan ini Penggugat telah dirugikan Tergugat l. dan Tergugat ll
sebesar Rp. 1,000.000.000,9satu milyar rupiah) ;
9. Oteh karena itu Penggugat memohon aga Pengdilan Negeri Medan dapat
mengabulkan permohonan Penggugat untuk menembus kembali jaminan
tambahan berupa Sertifikat hak Milik No. 560 tahun 1998 atas nama
Penggugat yang disimpan dan dipegang oleh Tergugat lV untuk
dikembalikan dalam keadaan baik dengan seketika kepada Penggugat
dengan ditetapkan kepada Penggugat membayar sebesar Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) guna sebagai penebus jaminan
tambahan tersebut ;
10. Bahwa, untuk menghindari kerugian Penggugat lebih besar lagi dan agar
gugatan Penggugat tidak menjadi hampa, Penggugat mohon diletakan sita
jaminan (conservatoir beslag) terhadap sebidang tanah beserta bangunan
yang ada diatasnya seluas + 1.946 M2, terletak di Jalan Pinang Baris
Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, sesuai Sertifikat Hak Milik No.
566, tahun 1998 atas nama M. Hatta (Penggugat);
Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas Penggugat kiranya Ketua
Pengadilan Negeri Medan cq Yang Mulia Majelis Hakim yang ditetapkan
memeriksa perkara a quo agar menetapkan hari persidangan yang telah
ditetapkan untuk itu, dan selanjutnya memutus perkara dengan menyatakan :
l. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
ll. Menyatakan batal dan tidak sah perikatan fidusia antara Tergugat I dengan
Tergugat lV atas benda tidak bergerak berupa Sertifikat Hak Milik N0.566
tahun 1998 atas nama M. Hatta, sebagai jaminan tambahan kredit pada
PT. Bank Mandiri (Persero) Regional Credit Recovery I Medan, karena
secara hukum fidusia bukan jaminan untuk benda tidak bergerak (H.T)
akan tetapi untuk benda yang bergerak (fidusia) ;
lll. Menghukum Tergugat lV mengembalikan Sertifikat Hak Milik No. 566 tahun
1998 kepada Penggugat dalam keadaaan baik dan seketika dengan
menetapkan beban pembayaran sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) kepada Penggugat sebagai uang tebusan jaminan tambahan
tersebut diberikan kepada Tergugat lV dengan seketika ;
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 5
lV. Menghukum Tergugat l, dan Tergugat ll, untuk membayar kerugian kepada
Penggugat sebesar Rp, 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) akibat dari
Tergugat I tidak bertanggung jawab melunasi pembayaran tunggakan kredit
kepada Tergugat lV, sehingga Sertifikat Hak Milik kepunyaan Penggugat
tidak dapat dikembalikan Tergugat I kepada Penggugat ;
V. Menyatakan sita jaminan atas sebidang tanah beserta bangunan yang ada
diatasnya seluas 1.946 M2 terletak di Jalan Pinang Baris Kecamatan
Medan Sunggal, Kota Medan, sesuai Sertifikat Hak Milik No. 566 tahun
1998 atas nama M. Hatta ((Penggugat) yang telah diletakan sah dan
berharga ;
Vl. Menghukum Tergugat l,ll,lll, dan Tergugat lV untuk membayar biaya
perkara yang besarnya ditentukan oleh Undang-Undang ;
Jika Yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya ;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat ll
telah mengajukan Jawabannya sebagai berikut :
TERGUGAT IIEKSEPSI KOMPETENSI ABSOLUT
1. Merujuk pada Gugatan Penggugat dalam point 2, Penggugat mendalilkan
adanya hubungan hukum dengan Teigugat ll berdasarkan kontrak
pekerjaan proyek pembangunan Tower Base Transceiver Stasion (BTS)
milik Tergugat ll. Namun sebelum Tergugat ll menguraikan lanjut dalil
bantahan mengenai Eksepsi Kompetensi Absolut, Tergugat ll memohon
perhatian Majelis Hakim yang Terhormat bahwa hubungan hukum
berdasarkan kontrak pekerjaan proyek pembangunan Tower Base
Transceiver Stasion (BTS) yang pernah ada dibuat ANTARA Tergugat ll
dengan PT. Pacific Sumber Piranti Sejati, dan BUKAN dengan Penggugat
sebagai pribadi ataupun sebagai komisaris PT. Pacific Sumber Piranti
Sejati. Perjanjian yang pernah dibuat antara Tergugat ll dan PT, Pacific
Sumber Piranti Sejatiadalah General Service Agreement for Netwok Rollout
Services Telkomsel Tinem 2 Project tertanggal 5 Juni 2006 ('SSA'). Kedua
Perjanjian ini adalah saling berkaitan dan melengkapisatu sama lain Oleh
karena itu, Penggugat selaku pribadi tidak memiliki hubungan hukum
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 6
apapun dan oleh karenanya tidak memiliki hak hukum apapun untuk
mengajukan Gugatan ini terhadap Tergugat ll.
2. Kalaupun ternyata Penggugat berdalil dan mendalilkan dirinya mengajukan
Gugatan ini dalam kapasitasnya sebagai Komisaris PT. Pacific Sumber
Piranti Sejati, quod non, maka Penggugat harus membuktjkan terlebih
dahulu bahwa dirinya memiliki kewenangan secara khusus untuk bertindak
mewakili PT, Pacific Sumber Piranti Sejati terhadap pihak ketiga,
khususnya untuk mengajukan Gugatan ini terhadap Tergugat ll
berdasarkan GSA dan SSA.
3. Merujuk pada ketentuan Pasal 92 ayat 1 Undang-undang No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas ("UU PT')yang menyatakan :
Direksi “ menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan
dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan, maka kedudukan
Penggugat sebagai komisaris TIDAK memberikan kewenangan pada
dirinya sendiri untuk bertindak mengurus dan mewakili PT.Pacific Sumberr
Piranti Sejati untuk mengajukan ini, oleh karena itu, jika Penggugat
mendalilkan bahwa dirinya memiliki kewenangan yang sah sebagai wakil
dari PT.Pacipic Sumber Piranti Sejati untuk mengajukan gugatan ini, quod
non, maka Tergugat II mensimier Penggugat untuk membuktikan lebih
dahulu bahwa dirinya memiliki kewenangan tersebut ;
4. kalaupun Penggugat ternyata mampu membuktikan bahwa dirinya memiliki
kewenangan berdasarkan hukum sebagai wakil yang sah PT, Pacific
Sumber Piranti Sejati untuk menga,iukan Gugatan ini terhadap Tergugat ll,
quod non, maka Tergugat ll memohon perhatian Majelis Hakim yang
Terhormat atas isi klausul Pasal 28.2 dalam GSA antara Tergugat ll dengan
PT. Pacific Sumber Piranti Sejati mengenai penyelesaian sengketa yang
selengkapnya dinyatakan sebagai berikut:
"All disputes, differences or questions with respect to any matter arising out
of or relatrng to this GSA shall be resolved amicably. Any disputes,
differences or question that cannot be resolved by amicable settlement hall
be finally settled by the Indonesia National Arbitration Board (BANI) using
the Rules for arbitration of BANI. The number of arbitrators shall be one (1)
ang the place of arbitration shall be in Jakarta. The language to be used in
the arbitration proceeding shall be in english language". Terjemahan:
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 7
"Seluruh sengketa-sengketa, perbedaan-perbedaan atau pertanyaan-
pertanyaan sehubungan dengan setiap hal yang timbul dari atau
berhubungan dengan GSA harus diselesaikan secara damai.
Setiap sengketa, perbedaan atau pertanyaan yang tidak dapat diselesaikan
dengan penyelesaian perdamaian harus diselesaikan secara final oleh
Badan Arbitrase Nasional lndonesia (BANI) dengan menggunakan
Ketentuan Arbitrase dari BANI. Jumlah arbiter harus 1 orang dan tempat
pelaksanaan arbitrase harus di Jakarta. Bahasa yang digunakan dalam
proses arbitrase harus dalam bahasa Inggris" Merujuk pada ketentuan
Pasal 28.2 GSA sebagaimana dikutip secara lengkap di atas, maka
Tergugat ll dan PT Pacific Sumber Piranti Sejati secara tegas telah sama-
sama setuju dan sepakat bahwa setiap sengketa yang timbul antara
mereka akan diselesaikan melalui forum Arbitrase.
5. Ketentuan hukum lndonesia juga telah mengatur secara spesifik mengenai
keberadaan klausula arbitrase di dalam suatu perjanjian. Pasal 3 Undang-
undang N0, 30 Tahun 1999 tenteng Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa ("UU No. 3011999') yang secara tegas menyatakan :
"Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para pihak
yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase".
Pasal 11 ayat 1 dan2 UU No. 30/1999 dengan jelas mengatur :
1) Adanya suatu perjanjian arbitrasi tertulis meniadakan hak para pihak
untuk mengajukan penyelesaian sengketa atau beda pendapat yang
termuat dalam perjanjiannya di Pengadilan Negeri ;
2) Pengadilan Negeri wajib rnenolak dan tidak akan campur tanggan di
dalam suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan melalui
arbifase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan dalam Undang-
undang ini'.
6. Bahkan sebelum diberlakukannya UU N0.30/1999, Mahkamah Agung
Republik lndonesia telah mengeluarkan beberapa yurispudensi tetap
mengenai pengakuan terhadap arbifase sebagaimana disampaikan oleh
M. Yahya Harahap dalam Buku "Hukum Acara Perdata tentang Gugatan,
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan', Penerbit
Sinar Grafik, halaman 184 185, sebagai berikut:
"Sebelum UU No.30 Tahun 1999 keluar, yurisprudensi telah menegaskan
klausula arbitrase merupakan pact sunt servanda yang melahirkan
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 8
yurisdiksi absolut arbitrase. Alasannya para pihak sepakat untuk
menyelesaikan sengketa yang timbul dari perjanjian melalui arbitrase maka
berdasarkan Pasal 1338 KUH Perdata, kesepakatan itu muflak mengikat
kepada mereka sehingga penyelesaiannya tidak dapat dilakukan oleh
badan lain selain arbitrase. Sikap MA yang menonjolkan doktrin pacta sunt
servanda pada klausula arbitrase, dikemukakan dalam kasus Maskapai
Asuransi Ramayana."Dalam Putusan 225 KlSip/1976, MA mengatakan,
polis tanggal 10-8-1978 memuat klausula arbitrase yang menjelaskan
sengketa yang timbul dari polis diselesaikan oleh arbitrase. Dengan
adanya klausul tersebut, PN tidak benruenang untum memeriksa dan
mengadilinya...Penegasan yang sama dijumpai dalam Putusan MA No.
3179 KlPdU1984: Dalam hal ada klausula arbitrase, PN tidak beruvenang
memeriksa dan mengadili gugatan baik dalam konvensi maupun dalam
rekonvensi. Bahwa melepaskan klausula arbitrase harus dilakukan secara
tegas dengan suatu persetujuan yang ditandatanganioleh kedua belah
pihak'.
7. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka jelas setiap sengketa antara
PT. Pacific Sumber Piranti Sejati dengan Tergugat ll berdasarkan GSA
seharusnya diajukan oleh PT. Pacific Sumber Piranti Sejati ke forum
Arbitrase di BANI di Jakarta. Argumen Tergugat ll ini sesuai dengan :
i. UU No. 30/1999, khususnya Pasal 3 dan Pasal 1 1 :
ii. Yurispudensi tetap MAyaitu Putusan 225 K/Sip/1976 dan Putusan MA
N0.3179 K/PDT/1984;
dan
iii. Fakta bahwa hingga sekarang Tergugat Il dan PT. Pacific Sumber
Piranti Sejati tidak pernah menandatangani persetujuan apapun untuk
menjelaskan atau mengesampingkan ketentuan
Pasal 28.2 GSA mengenai klausula Arbitrase.
BERDASARKAN KETENTUAN PASAL 136 HIR, MAKA TERGUGAT II
MOHON KEPADA MAJELIS
HAKIM YANG TERHORMAT UNTUK MEMPERTIMBANGKAN DAN
MEMUTUSKAN TERLEBIH
DAI-IULU MENGENAI EKSPSI KOMPETENSI ABSOLUT YANG DIAJUKAN
OLEH TERGUGAT II.
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 9
8. Berdasarkan ketentuan Pasal 136 HIR, maka eksepsi yang diajukan
mengenai kewenangan mengadili harus diputus terlebih dahulu, M.Yahya
Harahap dalam Buku “Hukum Acara Perdata tentang gugatan,
persidangan, Penyitaan, pembuktian dan Putusan Pengadilan, Penerbit
Sinar Grafik, halaman 426 juga menyatakan hal ini yang sama sebagai
berikut :
“ apa bila Tergugat mengajukan eksepsi absolut atau relatif pasal 136
memerintahkan Hakim :
- memeriksa dan memutus lebih dahulu tentang eksepsi tersebut.
- Pemeriksaan dan pemutusan tentang itu, diambil dan dijatuhkan
sebelum pemeriksaan pokok perkara.
Berarti, apabila Tergugat mengajukan eksepsi yang berisi pernyataan PN
tidak berwenang mengadili perkara, baik secara absolut atau relatif
- hakim menunda pemeriksaan pokok perkara;
- tindakan yang dapat dilakukan, memeriksa dan memutus eksepsi
terlebih dahulu;
- tindakan demikian bersifat imperatif tidak dibenarkan memeriksa pokok
perkara sebelum ada putusan yang menegaskan apakah PN yang
bersangkutan berwenang atau tidak memeriksanya.
Hakim bebas menjatuhkan putusan menolak atau mengabulkan eksepsi."
9. Sehubungan dengan penerapan atau implementasi Pasal 136 HlR,
Mahkamah Agung R.l. telah membuat putusan yang juga dijadikan sebagai
yurispudensi tetap, yaitu Putusan Mahkamah Agung tersebut memberikan
kaidah hukum sebagai berikut:
"Karena eksepsi yang diajukan oleh Terbantah I dianggap benar,
pemeriksaan tidak perlu diteruskan dengan memeriksa pokok perkara dan
bantahan Pembantah karena tidak jelas setidak-tidaknya kurang sempurna,
harus dinyatakan tidak dapat diterima.'.
10. Memberikan putusan sela yang mempertimbangkan mengenai Eksepsi
Kompetensi Absolut yang diajukan oleh Tergugat ll juga sejalan dengan
asas peradilan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan (efisien
peradilan) sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 4 ayat (2) Undang-
Undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan kehakiman Terlebih dari itu,
hakim dengan demikian telah melaksanakan kewajibannya sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang tersebut yang
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 10
menyatakan bahwa hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib
menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam
masyarakat. Maka, berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Tergugat II mohon
agar Pengadilan Negeri Medan berkenan untuk dapat memberikan Putusan
Sela terlebih dahulu mengenai Eksepsi Kompetensi Absolut ini sebagai
berikut:
1. Menerima Eksepsi Kompetensi Absolut yang diajukan oleh Tergugat ll;
2.Menyatakan Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang untuk
memeriksa dan mengadili pekara ini dan
3. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara ini.
Namun apabila ternyata Penggugat menyatakan dirinya mengajukan
gugatan ini didalam kapasitasnya selaku pribadi dan tidak ada
hubungannya dalam kapasitasnya selaku Komisaris ataupun wakil yang
sah dari PT.Pasific Sumber Piranti Sejati, maka perkenankanlah
Tegugat ll menyampaikannya dalil-dalil bantahannya di luar masalah
konpetensi absolut di bagian bawah ini. Namun sebelumnya Tergugat ll
memohon perhatian kepada Majelis Hakim yang Terhormat bahwa
seluruh fakta hukum yang telah diuraikan di dalam bagian Eksepsi
Kompetensi Absolut di atas berlaku secara mutatis mutandis terhadap
dalil-dalil bantahan di bawah ini.
DALAM EKSEPSI
GUGATAN INI ADALAH GUGATAN YANG KABUER DAN TIDAK JELAS
{EXCEPTIO OESCUUR LIBEL) KARENA GUGATAN INI TIDAK
MENJELASKAN DASAR HUKUM DARI DIAJUKANNYA GUGATAN INI
APAKAH GUGATAN WANPRESTASI ATAUKAH GUGATAN PERBUATAN
MELAWAN HUKUM.SELAIN ITU, TERJADI KONTRADIKSI DIANTARA
POSITA DAN PETITUM DIMANA DI DALAM POSITA GUGATAN TIDAK
PERNAH DIJELASKAN APA TINDAKAN TERGUGAT II YANG
MENDALILKAN TELAH MEERUGIKAN PENGGUGAT, NAMUN DALAM
PETITUM TERNYATA TERGUGAT II DIMINTA UNTUK DIHUKUM
TANGGUNG RENTENG DENGAN TERGUGAT I.
1. Di dalam seluruh judul dan isi Gugatannya, Penggugat ternyata tidak
menjelaskan dasar hukum dari diajukannya Gugatan ini, seperti apakah
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 11
Gugatan ini didasarkan pada suatu tindakan wanprestasi dari Tergugat ll
ataukah adanya perbuatan melawan hukum yang telah dilakukan oleh
Tergugat ll terhadap Penggugat. Di dalam judul, Posita maupun Petitum
Gugatannya, Penggugat tidak menyebutkan satupun dasar hukum dari
diajukannya Gugatan ini.
2. Selain tidak pernah menjelaskan satupun dasar hukum dari diajukannya
Gugatan ini oleh Penggugat terhadap Tergugat ll, namun di dalam petitum
Gugatan tiba-tiba Tergugat ll diminta untuk dihukum secara tanggung
renteng dengan Tergugat I untuk membayar ganti kerugian kepada
Penggugat sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah), yang anehnya
didasarkan pada tindakan Tergugat I yang tidak melunasi kewajiban
kreditnya kepada Tergugat lV. Pertanyaan hukum yang terpenting adalah
dimana peran serta Tergugat ll sehingga harus dihukum tanggung renteng
untuk suatu tindakan hukum yang katanya telah dilakukan oleh Tergugat l
Ganti rugi berdasarkan apa yang dituntut oleh Penggugat ;
3. Mantan Hakim Agung Bpk. M. Yahya Harahap, SH, dalam bukunya "Hukum
Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Pembuktian dan Putusan
Pengadilan", Halaman 449 menjelaskan sebagai berikut :
"Dalam Praktik dikenal beberapa bentuk eksepsi gugatan kabur. Masing-
masing bentuk didasarkan pada faktor tertentu, antara lain :
a. Tidak jelasnya dasar hukum dalil gugatan.
Posita atau fundamentum petendi, tidak menjelaskan dasar hukum
(rechts ground) dan kejadian atau peristiwa yang mendasari gugatan.
Bisa juga, dasar hukum jelas, tapi tidak dijelaskan dasar fakta (fetelijke
ground), dalil gugatan seperti itu tidak memenuhi syarat formil, gugatan
dianggap tidak jelas dan tidak tertentu (eenduidelijkeen bepaalde
conclusive) ;
Merujuk pada pendapat Bpk.M.Yahya Harahap,SH diatas, maka suatu
gugatan yang diajukan ke Pengadilan haruslah memenuhi syarat formil
yang diantaranya rnemuat dasar hukum dan penguraian fakta hukum yang
jelas sehingga dapat dipahami oleh pihak tergugat dan juga Majelis Hakim
yang memeriksa dan rnengadili perkara tersebut Hal inilah yang sama
sekali tidak ada di dalam Gugatan Penggugat dimana tidak disebukan
satupun dasar hukum dalam pengajuan gugatan dan juga tidak ada
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 12
penjelasan atau posita mengenai apa keterlibatan dan hubungan hukum
Tergugat ll dengan Penggugat.
4. Berdasarkan eksepsi obscuur libel sebagaimana diuraikan di atas maka
Gugatan Penggugat sepatutnya dinyatakan sebagai gugatan yang tidak
dapat diterima (Niet Onvantkelijke verklaard).
GUGATAN INI ADALAH GUGATAN YANG SALAH ALAMAT (ERROR IN
PERSONA) KARENA TERGUGAT II TIDAK PERNAH MEMPUNYAI
HUBUNGAN HUKUM APAPUN DENGAN PENGGUGAT (GEMTS
AANH0EDA NTGHETD).
5. Di dalam Gugatan Penggugat sama sekali tidak menguraikan alasan dari
ditariknya Tergugat ll di dalam peerkara ini. Penggugat juga tidak pernah
sekalipun menyinggung atau mendalilkan apa peran serta ataupun tindakan
melawan hukum ataupun wanprestasi apa yang telah dilakukan oleh
Tergugat ll terhadap Penggugat.
6. Di dalam Gugatannya, Penggugat hanya satu kali menyebutkan Tergugat ll
yaitu dalam point 2 halaman 1 Gugatan dimana disebutkan bahwa
Tergugat I dan Tergugat ll telah melakukan kontrak pekerjaan
pembangunan Tower Base Transceiver Station (BTS). Namun demikian,
sebagaimana telah diuraikan dalam bagian Eksepsi Kompetensi Absolut di
atas bahwa FAKTA YANG SEBENARNYA adalah kontrak pekerjaan BTS
berdasarkan General Service Agreement for SITAC & CME Service
Telkomsel Tinem 2 Project tertanggal 5 Juni 2006 ('SSA") dibuat oleh
Tergugat ll Dengan PT. Pacific Sumber Piranti Sejati dan BUKAN dengan
Tergugat I
7. Selain dalil pada point 2 Gugatan yang jelas-jelas tidak sesuai dengan fakta
hukum yang sebenarnya, tidak ada uraian apapun lagi mengenai apakah
Tergugat ll telah melakukan tindakan wanprestasi ataukah perbuatan
melawan hukum kepada Penggugat sehingga akhirnya di dalam bagian
petitum Gugatan Tergugat ll harus dihukum tanggung renteng dengan
Tergugat l. Adanya cacat secara formil dalam penguraian posita ini saja
sudah rnenjadi alasan hukum yang cukup bagi Majelis Hakim yang
Terhormat untuk menyatakan Gugatan Penggugat sebagai gugatan yang
tidak dapat diterima (Niet Onvantkelijke verklaard).
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 13
8. Bpk. M. Yahya Harahap, SH, dalam bukunya "Hukum Acara Perdata
tentang Gugatan, Persidangan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan',
Halaman 114 berpendapat sebagai berikut :
"Pihak dalam perkara yang Timbul dari Perjanjian Yang sah sebagai pihak
Penggugat atau Tergugat dalam perkara yang timbul dari perjanjian,
terbatas pada diri pada pihak yang langsung terlibat dalam perjanjian
tersebut. Patokan itu sesuai dengan asas yang ditegaskan dalam Pasal
1340 KUH Perdata: persetujuan hanya mengikat atau berlaku antara para
pihak yang membuatnya prinsip ini disebut juga contact party pada satu
segi, dihubungkan dengan sifat hak relatif yang melekat pada sisi lain,
selanjutnya pasal ini menegaskan, persetujuan tidak dapat menimbulkan
kerugian kepda pihak ketiga. Sebaiknya, pihak ketiga tidak dapat
menperoleh manfaat dari perjanjian.0leh karena itu, yang dapat menjadi
pihak penggugat maupun pihak tergugat dalam sengketa yang timbul dari
suatu perjanjian, hanya terbatas pada diri orang yang terlibat menjadi pihak
dalam perjanjian dimaksud. Pihak ketiga yang tidak ikut serta terlibat dalam
perjanjian, tidak dapat bertindak menuntut pembatalan atau mengajukan
tuntutan pembatalan atau mengajukan tuntutan wanprestasi".
9. Berdasarkan seluruh uraian di aras, maka jelas bahwa :
1. Secara faktual memang tidak pernah ada hubungan hukum apapun
diantara Penggugat dan Tergugat ; dan
2. Penggugat di dalam Gugatannya tidak pernah sekalipun menguraikan
wanprestasi ataupun perbuatan melawan hukum apa yang telah
dilakukan oleh Tergugat ll terhadap Penggugat;
Maka Gugatan Penggugat yang mengikutsertakan Tergugat ll di dalam
Gugatan adalah enor in persona atau salah pihak {Gemis aanhoeda nigheid).
Dengan adanya cacat formil dalam Gugatan ini sebagaimana diuraikan di atas
maka menjadi beralasan hukum bagi Majelis Hakim yang Terhormat untuk
menyatakan gugatan ini sebagai gugatan yang tidak dapat diterima (Niet
0nvantkelijke verklaard).
Tergugat ll memohon perhatian kepada Majelis Hakim yang Terhormat bahwa
seluruh fakta hukum dan dalil bantahan yang telah diuraikan di dalam bagian
Eksepsi di atas berlaku secara mutatis mutandis terhadap dalil-dalil bantahan
di bawah ini.
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 14
DALAM POKOK PERKARA
MERUJUK PADA KETENTUAN PASAL 163 HIR DAN PASAL 1865
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA, MAKA PENGGUGAT
WAJIB MEMBUKTIKAN DALIL-DALILNYA,
10. Dalam melakukan setiap pemeriksaan perkara perdata, maka setiap pihak
Penggugat memiliki beban pembuktian untuk membuktrkan dalil-dalilnya
sebagaimana diatur dalam Pasal 163 HIR dan Pasal 1865 KUH Pdt, yang
masing-masing menyatakan:
"Barang siapa yang menyatakan ia mempunyai hak, atau menyebutkan
sesuatu perbuatan untuk menguatkan haknya itu, atau untuk membantah
hak orang lain, maka orang lain itu harus membuktikan adanya hak itu
atau adanya kejadian itu'.
"Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak, atau
guna menegakkan haknya sendiri maupun mebantah sesuatu hak orang
lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya
hak atau peristiwa tersebut".
Penetapan mengenai kedua pasal tersebut diatas, khususnya mengenai
penerapan hukum pembuktian dan beban pembuktian bagi para pihak ini,
sejalan pula dengan pendapat mantan Hakim Agung Bpk. M.Yahya
Harahap, SH, yang dalam Bukunya "Hukum Acara Perdata tentang
Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktiaan dan Putusan
Pengadilan", Penerbit Sinar Grafika, halaman 530 menyatakan :
Yang harus dibuktikan hal yang positif
Suatu hal dikatakan bersifat positif, apabila didalamnya terdapat fakta,
atau didalamnya terkandung peristiwa atau kejadian, misalnya Penggugat
mendalilkan Tergugat memutuskan kontrak secara sepihak dalam
gugatan itu ada fakta atau peristiwa yang positif berupa pemutusan
kontrak oleh Tergugat oleh karena karena itu, harus dibuktikan, dan yang
dibebani wajib bukti adalah penggugat'
Bahkan lebih jelas lagi, dalam halaman 524, M, Yahya Harahap, SH, juga
menuturkan :
Tentang itu perhatian penegasan Putusan MA No. 3164 K/PdU1983,
bahwa penggugat ternyata tidak berhasil membuktikan dalil gugatan,
padahal penggugat merupakan pihak yang dibebani wajib bukti untuk
membuktikan dalil gugatan tersebut, berarti penggugat gagal
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 15
membuktikan dalil gugatannya. Dalam hal penggugat tidak mampu
membuktikan dalil gugatannya, dianggap berlebihan untuk membebankan
dan mempertimbangkan pembuktian pihak tergugat, Berdasarkan putusan
tersebut, dalam hal penggugat gagal membuktikan dalil gugatan yang
dibebankan kepadanya, dianggap tidak perlu lagi membebani tergugat
untuk membuktikan dalil bantahannya."
11. Berdasarkan ketentuan Pasal 163 HIR dan Pasal 1865 KUH Pdt sefta
merujuk pada pendapatan dari mantan Hakim Agung Bpk. M. Yahya
Harahap, SH di atas, maka Penggugat wajib membuktikan setidak-
tidaknya:
a. Apa hubungan hukum antara Penggugat (selaku pribadi sesuai dengan
identitas yang tercantum dalam Gugatannya) dengan Tergugat ll ?
b. Apa tindakan hukum yang telah dilakukan oleh Tergugat ll yang telah
merugikan Penggugat ? Belum lagi Penggugat sendiri tidak pernah
menguraikan apa dasar hukum dari diajukannya Gugatan ini,
12. Apabila Penggugat tidak berhasil membuktrkan dalil-dalil dalam
Gugatannya, maka ketidak berhasilan Penggugat itu saja telah menjadi
alasan hukum yang cukup bagi Majelis Hakim yang Terhormat untuk
menolak Gugatan Penggugat ini.
HAK-HAK DAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN HUKUM DARI TERGUGAT II DAN
PT. PACIFIC SUMBER PIRANTI SEJATI BERDASARKAN PERJANJIAN
GSA DAN SSA TELAH SELESAI DILAKSANAKAN, OLEH KARENA ITU,
TERGUGAT II TIDAK MEMILIKI KEWAJIBAN HUKUM APAPUN LAGI
TERHADAP PT. PACIFIC SUMBER PIRANTISEJATI.
13. Sebagaimana telah diuraikan dalam bagian Eksepsi diatas, bahwa
Tergugat ll tidak memiliki hubungan hukum apapun dengan Penggugat
dan hanya pernah memiliki hubungan hukum dengan PT. Sumber Piranti
Sejati berdasarkan GSA dan SSA
14. Seluruh kewajiban hukum yang pernah dimiliki oleh Tergugat ll kepada PT.
Pacific Sumber Piranti Sejati berdasarkan GSA dan SSA telah selesai
dilaksanakan. Bahkan hingga saat ini tidak pernah adapun klaim yang
diajukan oleh PT. Pacific Sumber Piranti Sejati terhadap kewajiban dari
Tergugat ll yang dianggap belum dilaksanakan. Oleh karena itu, kalaupun
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 16
klaim Penggugat didasarkan pada kapasitasnya mewakili PT. Pacific
Sumber Piranti Sejati, maka klaim Penggugat tersebut juga tetap tidak
beralasan hukum dan sudah seharusnya ditolak untuk seluruhnya.
Tergugat ll dengan ini mensomir Penggugat untuk membuktikan
kewajiban apa yang belum dipenuhi oleh Tergugat II terhadap PT.Pacific
Sumber Piranti Sejati ataupun kepada Penggugat secara pribadi ;
15. Tergugat II juga memohon perhatian, Majelis Hakim yang Terhormat
bahwa di dalam Petitum Gugatannya ternyata Penggugat tidak pernah
neminta agar Tergugat ll dinyatakan melakukan kesalahan apapun,
ataupun dinyatakan telah rnelakukan wanprestasi atau perbuatan
melawan hukum yang dapat menyebabkan Tergugat ll dihukum untuk
membayar ganti rugi.
16. Selain itu, di dalam seluruh Gugatannya ternyata Penggugat tidak pemah
menguraikan perincian terhadap nilai ganti kerugian yang dimintakannya.
Oleh karena itu, permintaan ganti rugi yang diminta oleh Penggugat juga
haruslah ditolak karena tidak berdasarkan pada perincian dan uraian
kerugian.
17. Berdasarkan seluruh uraian di atas yang disertai dengan dasar hukum di
atas, maka seluruh dalil-dalil Penggugat adalah sama sekali tidak
dilandaskan pada fakta, alasan hukum dan dasar hukum, Oleh karena itu,
adalah patut dan berdasar hukum apabila Majelis Hakim yang memeriksa
dan memutus perkara ini untuk menolak seluruh gugatan Penggugat atau
setidak-tidaknya menyatakan Gugatan ini tidak dapat diterima (niet
ovankelijke verklaard).
Maka, berdasarkan fakta-fakta yuridis yang terurai di atas, Tergugat ll dengan
ini mohon dengan hormat agar Pengadilan Negeri Medan berkenan
memutuskan :
1. MENOLAK seluruh gugatan penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan
tidak dapat diterima (niet ovankelijke verklaard);
2. MENGHUKUM Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara.ini.
Atau, jika Pengadilan Negeri Medan berpendapat lain, maka Tergugat ll
mohon dengan segala kerendahan hati agar berkenan untuk menjatuhkan
putusan seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat IV
telah mengajukan jawabannya sebagai berikut :
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 17
1. Bahwa Tergugat lV menolak semua dalil-dalil gugatan yang diajukan oleh
Penggugat, kecuali apa yang telah diakui secara tegas oleh Tergugat lV.
2. Bahwa sebelum menyampaikan tanggapan diatas gugatan Penggugat,
perkenankan Tergugat lV me nyampaikan fakta-fakta h ukum sebagai
berikut :
a. Bahwa Tergugat I telah menikmati fasilitas kredit dari Tergugat lV dengan
limit sebesar Rp, 4.000.000.000,- (empat milyar rupiah) dan jangka
waktu sampai dengan tanggal 4 Agustus 2009 sesuai Akta Perjanjian
Kredit No, 14 tanggal 12 April 2007 beserta addendumnya.
b, Bahwa sebagai agunan atas fasilitas kredit tersebut, Tergugat I
menyerahkan kepada Tergugat lV berupa sebidang tanah yang terletaak
di Jl. Pinang Baris, Kelurahan Lalang, Kec. Medan Sunggal, Kota
Medan, sesuai SHM N0.566/ Kelurahan Lalang tanggal 08 Agustus 1998
atas nama Mohammad Hatta. (Obyek sengketa).
c. Bahwa Obyek Sengketa yang menjadi anggunan tersebut telah diikat dan
dibebani secara yuridis sempurna dengan Hak Tanggungan I dan ll oleh
Tergugat lV sesuai Sertifikat Hak Tanggungan ll No. 2011/2008 tanggal
11 Maret 2008 dengan total nilai pengikatan sebesar Rp, 1.350,000.000,-
(satu milyar tiga ratus lima puluh juta rupiah).
d. Bahwa posisi kewajiban PT.Pacipik Sumber Piranti Sejati kepada
Tergugat IV pertanggal 20 Oktober 2011 adalah sebesar
Rp.6.263.079.650.- (enam milyar dua ratus enam puluh tiga juta tujuh
puluh sembilan ribu enam ratus lima puluh rupiah) dengn perincian
hutang pokok sebesar Rp.3.974.886.373.09 bunga sebesar
Rp.1.701.065.270.05 dan denda sebesar Rp.587.128.007.44
3. Bahwa Tergugat lV menolak dengan tegas dalil dan petitum Penggugat
butir ll yang menyatakan jaminan berupa SHM No. 566 telah diikat
dengan fidusia oleh Tergugat lV dan Tergugat l, dengan alasan sebagai
berikut :
a. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria menyatakan "Hak Milik
dapat dijadikan utang dengan dibebani Hak Tanggungan", sehingga
pengikatan Hak Milik atas tanah hanya dapat dilakukan melalui
pembebanan dengan Hak Tanggungan.
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 18
b. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4
tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda
ang Berkaitan Dengan Tanah, Hak Tanggungan adalah hak jaminan
yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria.
c. Bahwa sebagaimana dijelaskan dalam butir 2c diatas, SHM No.
566/Desa Lalang tanggal 08 Agustus 1998 atas nama Mohammad Hatta
telah diikat dan dibebani secara yuridis sempurna dengan Hak
Tanggungan I dan ll oleh Tergugat lV sesuai Sertifikat Hak Tanggungan I
N0.2734l2007 tanggal 15 Mei 2007 jo. Sertifikat Hak Tanggungan ll
N0.2011/2008 tanggal 11 Maret 2008.
d. Bahwa berdasarkan alasan tersebut diatas, pengikatan SHM No.
566/Desa Lalang tanggal 08 Agustus 1998 atas nama Mohammad Hatta
dengan Hak Tanggungan I dan ll oleh Tergugat lV adalah sah dan sesuai
dengan ketentuan hukum perjaminan yang berlaku dan bukan dengan
jaminan fiducia.
4. Bahwa Tergugat lV menolak dalil Penggugat butir 9 dan petitum Penggugat
butir lll yang memohonkan agar Tergugat lV mengembalikan SHM No.
566/Desa Lalang tanggal 0B Agustus 1998 kepada Penggugat dengan
menetapkan pembayaran sebesar Rp. 500,000.000,- (lima ratus juta
rupiah) dengan alasan sebagai berikut:
a. Bahwa sebagaimana telah diakui oleh Penggugat dalam butir 2 s/d butir
5 gugatannya, Tergugat I telah menerima fasilitas kredit dari Tergugat lV
sebesar Rp. 4.000,000.000,- (empat milyar rupiah) sesuai Akta
Perjanjian Kredit No. 114 tanggal 12 April 2A07 beserta addendumnya,
denngan agunan tambahan berupa Obyek Sengketa yang tercatat atas
nama Mohammad Hatta (Penggugat).
b. Bahwa sesuai Pasal 174 HIR Jo. Pasal 1925 KUHPerdata, pengakuan
dalam persidangan merupakan bukti yang sempurna dan menentukan,
sehingga tidak perlu dibuktikan lebih lanjut.
c. Bahwa posisi kewajiban PT.Pacipik Sumber Piranti Sejati kepada
Tergugat IV pertanggal 20 Oktober 2011 adalah sebesar
Rp.6.263.079.650.- (enam milyar dua ratus enam puluh tiga juta tujuh
puluh sembilan ribu enam ratus lima puluh rupiah)
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 19
d. Bahwa dalil dan petitum Penggugat tersebut sangat tidak berdasar dan
mengada-ada mengingat penawaran pembayaran oleh Penggugat
sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sangat jauh di bawah
posisi kewajiban yang harus dilunasi oleh PT. Pasifik Sumber Piranti
Sejati kepada Tergugat lV yaitu sebesar Rp. 6.263.079.650,- (enam
milyar dua ratus enam puluh tiga juta tujuh puluh sembilan ribu enam
ratus lima puluh rupiah), sehingga dalil dan petitum Penggugat tersebut
harus ditolak karena sangat merugikan Tergugat lV.
e. Bahwa posisi Penggugat adalah sebagai penjamin atas fasilitas kredit
yang diterima Tergugat I hingga pasilitas kkredit tersebut dilunasi oleh
Tergugat I kepada Tergugat lV sehingga permohonan Penggugat untuk
menebus agunan berupa SHM No. 566/Kelurahan Lalang tanggal 08
Agustus 1998 minimal harus nilai dengan nilai pengikatan hak
tanggungan atas agunan tersebut.
5. Bahwa Tergugat lV menolak permohonan sita jaminan atas sebidang tanah
yang terletak di Jl Pinang Baris, Kelurahan Lalang, Kec. Medan Sunggal,
Kota Medan, sesuai SHM No. 566/Kelurahan Lalang tanggal 08 Agustus
1998 atas nama Mohammad Hatta karena SHM N0.566/Kelurahan Lalang
tersebut telah diikat dan dibebani secara yuridis sempurna dengan Hak
Tanggungan I dan ll oleh Tergugat lV sesuai Sertiflkat Hak Tanggungan I
No.273412007 tanggal 15 Mei 2007 jo. Sertifikat Hak Tanggungan ll No.
201112A08 tanggal 11 Maret 2008 sehingga sebidang tanah yang sudah
dibebani dengan Hak Tanggungan tersebut tidak dapat diletakkan sita
jaminan sesuai Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl No. 394 K/PDT/I994
tanggal 5 Juli 1995,
6. Bahwa dalil Penggugat yang menyatakan hanya menerima uang sebesar
Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dari Tergugat I adalah
permasalahan antara Penggugat dengan Tergugat l, bukan Tergugat lV.
Tergugat lV hanya memberikan fasilitas kredit kepada Tergugat I atas
permohonan Tergugat l, sehingga kerugian atas perselisihan antara
Penggugat dengan Terguat I merupakan tanggung jawab Penggugat
dengan Tergugat l.
Berdasarkan alasan-alasan yang telah diuraikan diatas, Tergugat lV mohon
kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara Nomor
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 20
4000/Pdt.g/2011lPN.Mdn. agar berkenan memutuskan perkara ini sebagai
berikut :
1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya.
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.
Menimbang bahwa putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 29
Maret 2012 Nomor : 400/Pdt.G/2011/PN-Mdn.- amarnya berbunyi sebagai
berikut :
DALAM EKSEFSI
- Menolak EksepsiTergugat
DALAM POKOK PERKARA
- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet ontvankelijke
verklaard)
- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara
ini sebesar Rp. 541.000,- (lima ratus empat puluh satu ribu Rupiah)
Menimbang bahwa isi putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 29
Maret 2012 Nomor : 400/Pdt.G/2011/PN-Mdn.- telah diberitahukan oleh
Belinun Sembiring,SH Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Medan kepada
sebagai Tergugat-I pada tanggal 13 Nopember 2014 dan kepada Tergugat-III
pada tanggal 20 Nopember 2014 ;
Menimbang bahwa terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan
tanggal 29 Maret 2012 No.400/Pdt.G/2011/PN-Mdn.- tersebut,Kuasa Hukum
Pembanding telah mengajukan permohonan banding pada tanggal 12 April
2012, sebagaimana Akta pernyataan banding No.64/2012.- yang dibuat oleh
Edi Nasution,SH. Panitera Pengadilan Negeri Medan dan permohonan
banding tersebut telah diberitahukan secara sah dan seksama kepada
Terbanding-I/Tergugat-I pada tanggal 13 Nopember 2014, dan kepada
Terbanding II/Tergugat-II pada tanggal 10 Juli 2015, kepada Terbanding
III/Tergugat III pada tanggal 20 Nopember 2014 serta kepada Terbanding-
IV/Tergugat-IV pada tanggal 16 Oktober 2014 ;
Menimbang bahwa kepada kedua belah pihak yang berperkara telah
diberitahukan untuk mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Medan, sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi, yang
dilaksanakan oleh Jurusita Pengadilan Negeri Medan kepada
Pembanding/Penggugat pada tanggal 19 Nopember 2014 dan Terbanding
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 21
I/Tergugat I pada tanggal 13 Nopember 2014 kepada Terbanding
II/Terbanding II pada tanggal 10 Juli 2015, kepada Terbanding III/Tergugat III
pada tanggal 20 Nopember 2014 dan kepada Terbanding IV/Tergugat IV pada
tanggal 16 Oktober 2014 ;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA
Menimbang bahwa oleh karena permohonan banding dari
Pembanding/ penggugat diajukan dalam tenggang waktu dan dilakukan
menurut cara-cara yang ditentukan oleh Undang-undang, maka permohonan
banding telah memenuhi syarat-syarat formal banding oleh karena itu
permohonan banding dari Pembanding/Penggugat dapat diterima ;
Menimbang bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding memeriksa
dan meneliti serta mencermati dengan seksama berkas perkara beserta
turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 29 Maret 2012
Nomor : 400/Pdt.G/2011/PN-Mdn.- berpendapat bahwa pertimbangan dan
pendapat Mejelis Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya yang telah
menyatakan eksepsi Tergugat II abscur libel dan error in persona dapat
diterima serta gugatan Penggugat/Pembanding dinyatakan tidak dapat
diterima telah tepat dan benar menurut hukum oleh karena itu Pengadilan
Tinggi mengambil alih alasan-alasan pertimbangan hukum Majelis Hakim
Tingkat Pertama tersebut sebagai pertimbangan Pengadilan Tinggi sendiri
dalam memutus perkara ini ditingkat banding ;
Menimbang bahwa tetapi Pengadilan Tinggi tidak sependapat dengan
amar putusan tentang eksepsi dalam putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama,
yang menyatakan menolak eksepsi Tergugat, padahal dalam pertimbangan
disebutkan bahwa eksepsi Tergugat II dapat diterima, oleh karena itu putusan
tentang eksepsi harus diperbaiki, sedangkan tentang pokok perkara dapat
dipertahankan ;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 29 Maret 2012
Nomor : 400/Pdt.G/2011/PN-Mdn.- harus diperbaiki sepanjang tentang
eksepsi dan menguatkan yang selebihnya sehingga amar selengkapnya
sebagaimana dalam amar putusan dibawah ini ;
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 22
Menimbang bahwa oleh karena pihak Penggugat/Pembanding tetap
berada dipihak yang kalah, baik dalam Pengadilan Tingkat Pertama maupun
dalam Pengadilan Tingkat Banding, maka biaya perkara dalam kedua tingkat
peradilan tersebut dibebankan kepadanya ;
Mengingat Peraturan hukum dari perundang-undangan yang berlaku
khususnya Undang-undang No.48 Tahun 2009 (tentang Kekuasaan
Kehakiman) Undang-Undang Nomor: 2 Tahun 1986 Jo.UU No.8 Tahun 2004
Jo. UU No.49 Tahun 2009 (Tentang Peradilan Umum) dan RBG .
M E N G A D I L I
- Menerima permohonan banding dari Penggugat /Pembanding ;
- Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 29 Maret 2012
Nomor : 400/Pdt.G/2011/PN-Mdn.- yang dimohonkan banding tersebut
sepanjang tentang eksepsi, sehingga amar selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
Dalam Eksepsi :
- Menerima Eksepsi dari Tergugat II ;
Dalam Pokok Perkara :
- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Onvaklijke
Verklaard) ;
- Menghukum Penggugat/Pembanding untuk membayar biaya perkara yang
timbul dalam kedua tingkat pengadilan, yang di tingkat banding ditetapkan
sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2015 oleh
kami Hj.WAGIAH ASTUTI, SH selaku Ketua Majelis dengan YANSEN
PASARIBU,SH dan ABDUL FATTAH,SH,MH masing-masing sebagai Hakim
Anggota berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 08
September 2015 Nomor.307/PDT/2015/PT.MDN untuk memeriksa dan
mengadili perkara ini dalam tingkat banding dan putusan tersebut pada hari
Jumat tanggal 18 Desember 2015 diucapkan dalam sidang terbuka untuk
Putusan Nomor : 307/Pdt/2015/PT-MDN halaman 23
umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri Hakim-hakim
Anggota serta AGUS IBNU SUTARNO,SH Panitera Pengganti pada
Pengadilan Tinggi tersebut akan tetapi tanpa dihadiri kedua belah pihak dalam
perkara ini ;
Hakim Anggota : Hakim Ketua :
ttd.- ttd.-
1. YANSEN PASARIBU, SH Hj.WAGIAH ASTUTI, SH
ttd.-
2. ABDUL FATTAH, SH,MH
Panitera Pengganti :
ttd.-
AGUS IBNU SUTARNO,SH
Rincian biaya perkara:- Meterai : Rp. 6.000,-- Redaksi : Rp. 5.000,-- Pemberkasan : Rp.139.000,-
Jumlah : Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)