mundaka upanisad
DESCRIPTION
deskripsi mundaka upanisadTRANSCRIPT
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 1/74
Mundaka Upanisad
Pengantar
Menurut Kalidasa, jika Veda dapat diumpamakan dengan pegunungan
Himalaya yang membentang dari Hindu Kush di Barat hingga lautan
timur, laksana sebatang tongkat pengukur raksasa, maka Upanisad
dapat diibaratkan dengan puncak-puncaknya, dimana cahayanya
matahari kebijaksanaan terpantul pada salju abadi yang menutupinya.
Pustaka-pustaka suci Upanisad itu dapat dianggap sebagai wakil bagi
pemikiran Hindu, yang menandai bangkitnya spiritualisme umat
manusia pada masa fajar aman sejarah. Upanisad yang merupakan
catatan pengalaman spiritual para rsi atau mah!r"i selama berabad-
abad itu, disebut #ri $urobindo sebagai naskah keagamaan intuitif,
yang mengandung cahaya tak kunjung padam, kekuatan, serta
keagungan, baik yang ditulis dalam bentuk sloka, puisi berirama,
sajak-sajak spiritual, maupun frasa. #emuanya merupakan inspirasi
spiritual yang senantiasa bermanfaat, tak ada bandingannya, serta
indah dalam irama maupun pilihan katanya.
Pembagian tradisional Veda menurut cendekiawan Barat menjadi
karma-kanda yang berkenaan dengan ritual dan upacara pengorbanan
serta jnana-kanda yang berkaitan dengan %lsafat, tidak dapat
dianggap sebagai sesuatu yang baku. Kidung-kidung Veda tidak dapat
dianggap semata-mata bersifat ritualistik, yakni dalam artian hanya
dipergunakan dalam upacara keagamaan atau yajna. #esungguhnya,
bila ditafsirkan dengan benar, kidung-kidung yang terkandung di
dalamnya mencerminkan kebenaran spiritual mendalam yang
dituangkan dalam simbol-simbol. Pustaka-pustaka suci Upanisad
merupakan bagian Vedanta atau &titik puncak Veda,' yang disebut
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 2/74
demikian karena ditulis setelah tersusunnya Veda dan juga
mengandung ajaran %lsafat mendalam yang disajikan secara puitis.
#eperti yang sering terjadi dalam bahasa #ansekerta, yakni
suatu bahasa yang kaya perbendarahaan kata dan makna, kata
Upanisad sendiri dapat ditafsirkan dengan berbagai cara. $rti
hara%ahnya adalah &duduk di dekat,' yang diinterpretasikan sebagai
murid-murid yang duduk dekat gurunya guna mendengarkan
brahmavidya atau &Pengetahuan Mengenai Brahman.' (ni merupakan
padanan yang menarik bagi #okrates dan murid-muridnya, dimana
Beliau mengajar dan berdiskusi mengenai %lsafat sambil berjalan di
lorong-lorong gedung perguruannya. (stilah Upanisad dapat pula
diartikan sebagai &ajaran rahasia' atau &kebijaksanaan tertutup,' yang
hanya diwariskan pada para siswa pengikut tradisi kebiaraan, sehingga
memiliki banyak kesempatan untuk berada dekat gurunya. )alam
pengertiannya yang lebih abstrak, seperti yang tercantum dalam
Mundaka, Upanisad diartikan sebagai &senjata dashyat,' yakni suatu
busur nan perkasa, yang dengannya jiwa indi*idual + Atman dapat
dibidikkan pada sasarannya berupa realisasi Brahman, dimana
keduanya menjadi satu kesatuan. $di #ankaracarya beranggapanbahwa Upanisad berarti &pengetahuan untuk memusnahkan atau
menghancurkan kebodohan.'
Upanisad sendiri mewakili tradisi pemikiran %loso%s dan
pengalaman spiritual yang unik. radisi Hindu sendiri tidak mengenal
pertentangan yang tajam antara %lsafat dan agama, dimana %lsafat
merupakan semata-mata rumusan mental yang tidak selalu
berhubungan dengan *isi atau pengalaman spiritual. Upanisad berasal
dari realisasi dan pengalaman spiritual para guru agung, yang
menuangkan realisasi mereka itu dalam bentuk puisi nan indah.
erdapat berbagi pandangan berlainan mengenai jumlah keseluruhan
Upanisad, tetapi pandangan tradisional menyatakan bahwa jumlahnya
adalah /0. #ankaracarya menulis komentar bagi sebelas di
2
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 3/74
antaranya, yakni Isa, Kena, Katha, Prasna, Mundaka, Mandukya,
Taittiriya, Aitareya, Chandoya, !rhadaranyaka, dan "vetasvatara,
yang pada umumnya dianggap sebagai Upanisad-upanisad terpenting.
Pustaka-pustaka suci di atas ada yang sangat singkat, seperti Isa
Upanisad yang hanya terdiri dari delapan belas sloka hingga
!rhadaranyaka yang terdiri dari beberapa ratus sloka.
1askah-naskah Upanisad dikarang selama beberapa abad. Pada
umumnya para cendekiawan sepakat bahwa kurun waktu penulisannya
berlangsung sekitar ./// #M hingga abad pertama atau kedua
sesudah Masehi. radisi Hindu 2rtodoks meyakini bahwa Veda tidak
terikat waktu, dan pandangan ini dapat dibenarkan mengingat bahwa
ajaran Vedanta sendiri bersifat uni*ersal sehingga berada di luar
batasan waktu dan ruang. Pengarang pustaka-pustaka suci Upanisad
tidak diketahui atau bersifat anonim, tetapi di dalamnya tercantum
tokoh-tokoh sejarah, seperti 3aja 4anaka dari Mithila dan Mah!r"i
5ajna*alkya, dimana dialog di antara mereka merupakan intisari
!rhadaranyaka +Hutan Besar Upanisad.
Mustahil menggambarkan kegemilangan hakekat terdalam
Upanisad dengan kata-kata. Para rsi atau mah!r"i berbicara atas dasarkeaslian pengalaman spiritual mereka, dan bukannya sebagai seorang
&penyalin' semata. erdapat dua syarat bagi seorang guru. Pertama-
tama, ia hendaknya merupakan seorang srotriya atau menguasai
pustaka-pustaka suci, dan kedua adalah brahmanistha atau telah
merealisasi Brahman. )engan kata lain, ia hendaknya sanggup
memadukan kemampuan intelektual dengan pengalaman spiritual
atau antara pengetahuan dan kebijaksanaan. #etelah menguasai
kedua hal itu, ia diperbolehkan untuk mewariskan ajaran-ajaran
rahasia tersebut. Para murid, baik berupa siswa yang tinggal bersama
di pertapaan gurunya atau warga kota, penguasa, perumah tangga,
maupun pedagang yang datang berkunjung, hendaknya mengabdikan
diri bagi pencarian kebenaran dengan sikap rendah hati dan tulus. Para
3
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 4/74
siswa yang tinggal bersama gurunya harus menjalani disiplin spiritual
yang ketat, sebelum dianggap mampu menerima ajaran spiritual.
$jarannya sendiri bersifat mendalam serta berdimensi banyak,
dan mengalir laksana air jernih dari ketinggian Pegunungan Himalaya,
menari-nari dalam kegembiraan spiritual yang meluap-luap di lereng-
lerengnya, berubah menjadi sungai-sungai pemberi kehidupan,
sebelum akhirnya menyatu serta bermuara pada samudera
kebijaksanaan nan gemilang. $lirannya yang tak pernah terputus
berasal dari mata air kekuatan spiritual nun jauh di dalam bumi, dan
terus memancar keluar selama ribuan tahun, laksana #ungai 6anga
yang mengalir keluar jalinan-jalinan rambut #i*a Mahade*a sebelum
mengejawantahkan dirinya di bumi sebagai penunjang kehidupan 7
yakni jembatan pelangi menuju keabadian.
Manusia kini terjebak dalam suatu persimpangan jalan di
sepanjang sejarahnya. #elama dekade-dekade terakhir ini terjadi
ledakan kemajuan ilmu pengetahuan, yang menghasilkan banyak
penemuan baru. 1amun pada saat bersamaan kemajuan itu tidak
disertai dengan pengembangan kebijaksanaan umat manusia,
sehingga terjadilah pengikisan nilai-nilai tradisional. $kibatnya,manusia kini berdiri di ambang kehancuran serta tidak sanggup
menyelaraskan diri dengan perkembangan teknologi itu. Bencana
nuklir kini bukanlah sesuatu yang mustahil lagi 7 beberapa orang
bahkan menyebutnya sangat mungkin terjadi 7 dan hari demi hari
jumlah senjata nuklir semakin meningkat, sehingga umat manusia
makin dekat ke ambang kehancuran. )alam situasi kritis ini, kita
berpaling pada pustaka-pustaka suci berbagai agama besar di dunia,
guna mencari suatu falsafah kehidupan guna mengatasi permasalahan
umat manusia tersebut. Kendati berasal dari ribuan tahun yang lalu,
Upanisad menghadirkan ajaran kehidupan yang rele*an bagi aman
sekarang.
4
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 5/74
erdapat lima konsep mendasar yang menjadi landasan %lsafat
Upanisad tentang kehidupan, semuanya dipaparkan secara gamblang
dalam pustaka suci tersebut. 5ang pertama adalah hakekat Ketuhanan
yang bersemayam dalam segala sesuatu di jagad raya ini 7 isavasyam
idam sarvam yat kin#a jaatyam jaat . Pandangan ini menyatakan
bahwa segala sesuatu di alam raya, mulai dari bumi kita yang
bagaikan setitik debu hingga miliaran galaksi yang membentang di
seantero alam semesta, semuanya merupakan manifestasi hakekat
Ketuhanan nan tunggal.
Konsep kedua, hakekat Ketuhanan yang bersemayam dalam
segalanya itu, juga tersembunyi dalam kesadaran semua makhluk,
terutama umat manusia, yang merupakan puncak e*olusi. Kendati
tersembunyi, hakekat sejati itu masih dapat ditemukan melalui latihan
spiritual. Prinsip ini jelas sekali dinyatakan dalam $ita8 Isvarah
sarvabhutam hrddese %rjuna tisthati +uhan bersemayam dalam hati
semua makhluk. (ni berarti bahwa seluruh umat manusia, terlepas
dari kasta, keyakinan, agama, kebangsaan, dan ideologi yang dianut,
dipersatukan oleh ikatan spiritual nan mendalam.
#elanjutnya kita dapat menyimpulkan bahwa seluruh umatmanusia merupakan suatu keluarga besar 7 vasudhaiva kutumbakam.
(ni merupakan prinsip ketiga. #uatu komputer super diperlukan untuk
menghitung seluruh pertumpahan darah yang pernah terjadi dalam
sejarah umat manusia, yang dilancarkan atas nama agama dan
ideologi. 2leh karenanya, konsep ini nampaknya sanggup
menyembuhkan segenap luka-luka perselisihan antar umat manusia.
$pabila direnungkan secara mendalam, jika pandangan ini tidak segera
dianut, kecil kemungkinan manusia untuk bertahan hidup hingga abad
berikutnya. 9saha-usaha yang dilakukan untuk menyatukan umat
manusia, baik oleh PBB, 91:#;2, atau organisasi internasional
lainnya, telah gagal karena tiadanya falsafah pemersatu.
5
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 6/74
Konsep Vedanta keempat adalah kesatuan hakiki semua agama
dan ideologi 7 ekam sad viprah bahudha vadanti +Kebenaran itu hanya
satu, tetapi orang bijaksana menyebutnya dengan berbagai nama.
Memang benar bahwa sejarah umat manusia hingga saat ini dipenuhi
oleh pembantaian dan pertumpahan darah, tidak hanya antar agama
saja, tetapi juga antara berbagai suku, negara, dan ideologi. Masing-
masing pihak kehilangan jutaan nyawa, dan berkeyakinan bahwa
mereka berperang demi kebenaran serta keadilan, yakni demi
keyakinan atau uhan yang mereka anut. etapi konsep Vedanta
menawarkan pandangan alternatif. Mungkinkah keseluruhan rumusan
keagamaan, sesungguhnya merupakan bagian-bagian tak utuh suatu
kebenaran tunggal lebih besar, yang berasal dari berbagai bangsa<
idakkah kita seperti beberapa orang buta yang meraba berbagai
bagian tubuh gajah dan kemudian saling bertengkar satu sama lain
demi mempertahankan kebenaran indi*idual yang saling
bertentangan<
Konsep terakhir berkenaan dengan kesejahteraan, tidak hanya
bagi satu orang, kelompok atau kelas saja, melainkan semua makhluk.
#eperti yang dinyatakan oleh doa suci8 "arvepi sukhinan santu, sarve
santu niramayah +#emoga semua makhluk berbahagia. #emoga semua
makhluk bebas dari rasa takut. )i sini, kesejahtaraan tidak diartikan
secara sempit, melainkan mencakup semua makhluk dan tidak hanya
umat manusia saja= termasuk apa yang dengan sombong kita sebut
makhluk-makhluk tingkat rendah +burung, serangga, dan tumbuhan
dan benda-benda mati +gunung dan samudera. #ebagai tambahan
bagi kemalangan yang ditimbulkan umat manusia bagi dirinya sendiri,
eksploitasi terhadap alam kini semakin menjadi-jadi. 3ibuan spesies
menjadi punah, jutaan kilometer persegi hutan menjadi gundul, tanah
beserta air tercemari, dan begitu pula dengan lautan yang merupakan
awal segenap kehidupan. #emua ini terjadi karena terbatasnya
wawasan mengenai kesejahteraan, kegagalan untuk memahami
6
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 7/74
kesatuan hakiki antara segala sesuatu, serta pandangan salah yang
tidak meyakini bumi sebagai entitas spiritual nan hidup penunjang
kehidupan selama miliaran tahun dan bukan semata-mata benda mati
yang dapat diperah seenaknya sendiri.
Kelima konsep ini mencerminkan suatu pandangan hidup
alternatif di tengah era nuklir. Meskipun berasal dari tradisi Vedanta,
kelimanya itu bukanlah monopoli agama Hindu saja. #emuanya
memiliki nilai uni*ersal dan dapat menjadi masukan berharga bagi
kesadaran global baru dan bersifat holistik, yang sedang berjuang
untuk dilahirkan. Kendati demikian, ini hanyalah persembahan atau
sumbangsih kecil bagi yajna agung berupa transisi global, yang
dituangkan dalam kajian naskah Upanisad nan indah ini.
Kata Mundaka secara etimologis diturunkan dari akar kata yang
berarti &pisau cukur, & dan istilah tersebut juga mengacu pada orang-
orang yang mencukur kepalanya. radisi ini umum di kalangan siswa
yang dikirim untuk belajar di suatu pertapaan yang terletak di tengah-
tengah hutan. entu saja, kebiasaan semacam ini dapat pula mengacu
pada seluruh biarawan tradisi keagamaan $sia imur, yang mencukur
rambutnya setelah mengenakan jubah berwarna coklat. (nimenandakan bahwa ajaran Upanisad diperuntukkan bagi para
biarawan, yang telah mengabdikan hidup mereka demi menemukan
kebenaran nan abadi di balik kesadaran mereka atau materi duniawi.
Meskipun demikian, judul pustaka suci Upanisad ini dapat pula
ditafsirkan sebagai pisau pencukur yang membabat habis segenap
pandangan salah di sekeliling kita, sehingga menghilangkan kerak-
kerak kebodohan dan memampukan kita untuk merealisasi cahaya
agung Ketuhanan. )engan memadukan kedua tafsiran di atas, kita
boleh menyimpulkan bahwa Mundaka Upanisad menekankan
pentingnya perenungan spiritual di atas keinginan duniawi dan juga
mengajarkan kebenaran-kebenaran Vedanta dengan gaya bahasanya
yang indah dan tak terlupakan.
7
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 8/74
Mundaka Upanisad ini merupakan bagian Atharva-Veda dan tidak
begitu panjang, hanya terdiri dari >? sloka, serta dibagi menjadi tiga
bab= yang masing-masing terdiri dari dua sub-bagian. #etiap sub-
bagian memaparkan kebenaran Vedanta dalam bentuk sloka-sloka
yang kaya ajaran kebijaksanaan. Upanisad ini diajarkan di hutan
tempat pertapaan mah!r"i agung bernama $ngiras, yang dikunjungi
oleh seorang perumah tangga bernama #aunaka. (a mengajukan salah
satu pertanyaan yang paling terkemuka dalam sejarah umat manusia
pada $ngiras,'Pengetahuan apakah yang harus dimiliki untuk
mengetahui segala sesuatu di muka bumi ini.' #ebagai jawabannya
mah!r"i itu memaparkan secara ringkas pandangan Vedanta tentang
kehidupan.
)alam menerjemahkan dan mengomentari Upanisad saya sangat
terbantu dengan karya skolastik 3adhakrishnan mengenai Upanisad,
komentar-komentar #wami #ar*ananda yang dikumpulkan oleh #ri
3amakrishna Math, pengajaran dua orang #wami yang sangat saya
hormati 7 #wami 3anganathananda dan #wami ;hinmayananda,
komentar intuitif #ri $urobindo 7 salah seorang mah!r"i teragung di
aman modern ini 7 dan karya luar biasa, The &oa o' the
Kathopanishad karya almarhum #ri Krishna Prem. Pribadi-pribadi yang
luar biasa di atas tentu saja tidak bertanggung jawab atas kesalahan
interpretasi yang terkandung dalam tulisan saya ini.
$da dua alasan saya menulis mengenai Upanisad ini. 5ang
pertama, saya telah mendapatkan kebahagiaan dan bimbingan yang
berasal dari pustaka suci ini dan terdorong untuk membagikannya
pada khalayak yang lebih luas. $lasan kedua, terdapat kesalah-
pahaman di (ndia bahwa Upanisad terlalu sulit dipahami bagi umat
awam, sehingga hanya diperuntukkan bagi para sarjana dan
akademisi. (ni tentu saja tidak benar. !haavad-$ita beserta Upanisad
dan !rahma-"utras merupakan prasthana-trayi atau tiga landasan
Vedanta. !haavad-$ita dan !rahma-"utras jauh lebih rumit
8
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 9/74
ketimbang kebanyakan Upanisad, tetapi ini tidak menghalanginya
untuk menjadi bacaan pengantar bagi siapa saja yang ingin
memahami agama Hindu. Harapan saya, melalui pembahasan
sederhana bagi 9panisad ini khalayak ramai dapat lebih mengenal
naskah keagamaan ini dan mendorong berkembangnya kebijaksanaan
mendalam yang diperlukan agar umat manusia dapat bertahan di
tengah-tengah era nuklir.
DOA MEMOHON KEDAMAIAN
Aum@ Aahai 5ang ayak )ipuji@ #emoga telinga kami senantiasa
mendengarkan kebajikan. #emoga kami memahami dengan
benar makna pengorbanan dan melihat segala sesuatu yang baik
dengan mataMu yang suci. #emoga kami selalu melantunkan
pujian bagiMu dan menikmati sisa hidup kami dengan anggota
tubuh yang kuat dan badan yang sehat.
#emoga (ndra, yang dimuliakan dalam pustaka-pustaka suci=
Pusan, yang mengetahui segalanya= arksya, yang melindungi
kami dari marabahaya= dan Brhaspati, yang melimpahkahkankebahagiaan spiritual= menganugerahi kita dengan kemakmuran
serta kesejahteraan.
$um@ )amai@ )amai@ )amai@
Menurut tradisi, setiap Upanisad diawali dengan satu atau lebih sloka-
sloka Ceda, yang menjadi pembuka bagi ajaran yang akan dibabarkan.
"loka-sloka ini bila dilantunkan dengan benar akan sanggup
menghasilkan pengaruh yang mustahil diterjemahkan dengan kata-
kata. )oa di atas ditujukan pada berbagai dewa-dewa Veda, tetapi
perlu dipahami bahwa Mereka semua merupakan berbagai manifestasi
satu Makhluk #uci nan tunggal saja, yakni Brahman= dan bukannya
dewa-dewa yang berbeda satu sama lain seperti di 5unani. Upanisad
9
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 10/74
mengandung beberapa sloka yang menekankan hal ini, sehingga
hendaknya tidak ditafsirkan bahwa agama Hindu menganut politeisme.
#loka-sloka Veda biasanya diawali dengan Aum, yakni suatu kata
yang merupakan perlambang audio-*isual bagi hakekat Ketuhanan.
Keseluruhan Mandukya Upanisad didedikasikan bagi aksara Aum ini,
yang tentu saja hendaknya dipandang sebagai simbol bagi Brahman8
Aum ity eka aksaram brahma. Kata Aum terdiri dari tiga huruf 7 $, 9,
dan M 7 ditambah lagi dengan suatu bunyi keempat yang tidak diwakili
dalam bentuk tulisan. erdapat berbagai tafsiran bagi hal ini. #alah
satunya, ketiga huruf itu mewakili bunyi-bunyi dasar yang dapat
dihasilkan oleh manusia= yakni diawali dengan huruf $ yang diucapkan
dengan mulut terbuka dan diakhiri dengan M yang diucapkan dengan
mulut terkatub. #elanjutnya, ketiga huruf itu dapat pula dianggap
menggambarkan ketiga kondisi kesadaran manusia, yakni terjaga,
tidur, dan tertidur nyenyak 7 yang diikuti oleh gema suara keempat
yang melambangkan kesadaran spiritual. Begitu pula, ketiganya dapat
dianggap merepresentasikan tiga una, yakni tamas +kegelapan
batiniah, rajas +akti%tas keinginan, dan sattva +harmoni 7 selanjutnya
diikuti oleh bunyi keempat yang melambangkan kesanggupan kitadalam mengatasi seluruh batasan-batasan ini.
Aum bukanlah kata suci bagi umat Hindu saja, tetapi juga bagi
umat Buddha, 4ain, dan #ikh. 9mumnya diyakini bahwa kata tersebut
memiliki keterkaitan spiritual dengan Amen serta Ameen, yang dikenal
dalam agama lainnya. )engan demikian, Aum merupakan lambang
kehidupan spiritual dan kesadaran tertinggi. erdapat pula pandangan
bahwa bunyi itu merupakan getaran Ketuhanan asali yang darinya
alam semesta tercipta 7 &pada mulanya terdapat #abda' 7
sebagaimana yang tercantum dalam pustaka suci salah satu agama
besar. Hal ini barangkali merupakan gema atau gaung terhadap
&edakan Besar' +!i !an yang asli. $jaran antra yang berkembang
di (ndia menggunakan aneka mantra yang merupakan gabungan
10
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 11/74
berbagai suku kata, tetapi semua mantra itu berkisar di seputar bunyi
Aum. Bila dilafalkan dengan metoda tertentu secara terus menerus,
mantra dapat menciptakan semacam getaran yang mendukung
pemahaman terhadap kebenaran mendalam pustaka-pustaka suci
keagamaan. #elain itu, jika seseorang mempraktikkan metoda
tertentu, maka energi spiritual yang bersemayam dalam tulang
punggung terbawah dapat terbebaskan. :nergi ini dikenal sebagai
kundalini sakti atau &kekuatan ular.'
Bagian 1
SUB-BAGIAN 1
. Aum, Brahma yang merupakan pencipta alam semesta,
pelindung dunia ini, dan telah ada sebelum para deva. (a
mengajarkan pengetahuan tentang Brahman, yang merupakan
dasar bagi semua pengetahuan, pada putera tertua1ya yang
bernama $thar*an.
D.Pengetahuan itu diwariskan oleh $thar*an pada $ngiras.Mah!r"i yang bernama $ngiras itu mengajarkannya lagi pada
#atya*aha, putera Bharad*aja. #atya*aha lalu mewariskannya
pada $ngiras. )emikianlah pengetahuan itu diwariskan dari para
mah!r"i ke mah!r"i berikutnya.
Menurut tradisi-tradisi tertua, pengetahuan berawal saat penciptaan
alam semesta. Kosmogenesis atau penciptaan alam semesta, yakni
saat terwujudnya segala sesuatu di jagad raya ini, tidak dipandang
sebagai semata-mata fenomena %sik, melainkan manifestasi kekuatan
Kehendak uhan. 4iwa Murni itu bersedia mengejawahkan diri1ya
sebagai materi atau dari satu menjadi banyak perwujudan. Penciptaan
alam semesta kita oleh Brahma, dalam kosmologi Veda dilambangkan
11
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 12/74
dengan meledaknya telur kosmis atau (iranyaarbha, yakni padanan
spiritual bagi teori edakan Besar. 5ang perlu dicatat, Brahma
hendaknya tidak disamakan dengan Brahman. Brahma mengacu pada
kekuatan yang telah ada sebelum terciptanya jagad raya ini=
sedangkan Brahman adalah kesadaran yang bersemayam dalam
segala sesuatu di jagad raya nan maha luas ini 7 anantakoti
brahmanda.
Menurut Veda, para deva atau &yang bersinar,' mencerminan
tahapan penciptaan berikutnya. Kendati sama-sama diterjemahkan
sebagai $od dalam bahasa (nggris, tetapi pengertiannya beda dengan
uhan yang dipahami oleh bangsa Barat. Pengertian uhan menurut
pemahaman Barat, lebih dekat dengan konsep Hindu mengenai isvara,
yakni Brahman yang mempersoni%kasikan dirinya. Pada )eva
barangkali dapat disamakan dengan malaikat di Barat. "loka-sloka di
atas merunut silsilah pewarisan ajaran hingga ke masa penciptaan. Hal
ini merupakan ciri khas %lsafat Hindu, dan demikian pula dalam bidang
seni atau arsitektur, dimana penciptanya memilih menyembunyikan
identitasnya= atau kendati nama pengarangnya tercantum, mereka
berusaha menampilkan kesan bahwa mereka tidak menciptakan ajaranbaru, melainkan semata-mata memberikan tafsiran segar bagi falsalah
lama yang telah ada semenjak aman dahulu. Mereka hanya semata-
mata pewaris atau pelestari ajaran-ajaran itu, yang pada gilirannya
hendak mereka wariskan kembali pada murid-muridnya.
erdapat dua tafsiran bagi akhir sloka kedua. erjemahan yang
saya sajikan di sini menyiratkan bahwa ajaran itu telah diwariskan dari
makhluk agung spiritual pada guru-guru berupa manusia. erjemahan
alternatifnya adalah &baik pengetahuan tingkat tinggi maupun
rendah.' (nterpretasi ini sesuai dengan kontesnya serta diperjelas
dalam sloka-sloka berikutnya.
12
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 13/74
E.#aunaka, seorang perumah tangga yang terkemuka, suatu kali
mengunjungi $ngiras. )engan sikap hormat seperti yang
digariskan oleh pustaka-pustaka suci, bertanyalah ia pada
mah!r"i tersebut, &5ang Mulia@ Pengetahuan apakah yang
sanggup memahami segalanya<'
?.$ngiras menjawab pertanyaan itu, &Para pengenal Brahman
menyatakan bahwa ada dua tingkat pengetahuan 7 tinggi dan
rendah.
F.5ang rendah terdiri dari *-Veda, &ajur-Veda, "ama-Veda,
Atharva-Veda, ilmu bunyi-bunyi bahasa +fonetik, ritual, tata
bahasa, ilmu asal usul kata +etimologi, ilmu ukur, dan astronomi.
#edangkan yang tinggi adalah pengetahuan untuk merealisasi
kekekalan.
Berdasarkan sloka-sloka di atas, jelas sekali bahwa $ngiras selaku guru
tidak mengajarkan kebenaran pada salah satu di antara siswa-
siswanya yang hidup selibat, melainkan pada seorang yang terkemuka
dalam kehidupan duniawi. Meskipun kaya dan terpandang, #aunaka
tidak surut niatnya dalam mencari kebenaran spiritual. Menurut tradisiHindu, kehidupan seseorang dibagi menjadi empat tahapan yang
masing-masing berlangsung selama duapuluh lima tahun= yakni8
+!rahma#arya, dimana seorang siswa belajar pada seorang guru
yang mumpuni dan saat itu ia menjalankan kehidupan selibat demi
memusatkan perhatian pada pelajarannya= +D$arhasthya, kehidupan
sebagai perumah tangga, yakni saat seseorang menikah, membangun
keluarga, dan melakukan pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya=
+EVanaprastha, dimana seseorang mulai secara bertahap
meninggalkan kehidupan duniawinya, mendalami spiritualisme, dan
mulai mempersiapkan kehidupan hari tua yang damai= dan +?
"annyasa, ketika seseorang telah membebaskan dirinya dari tanggung
13
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 14/74
jawab di tengah masyarakat, mengenakan jubah berwarna coklat serta
mengembara dalam pencariannya menemukan hakekat Ketuhanan.
Pola di atas didasari oleh konsep Veda mengenai rentang waktu
ideal kehidupan manusia yang dianggap seratus tahun. Meskipun
demikian, pembagian tahapan kehidupan di atas juga mencerminkan
empat tujuan hidup umat manusia, yakni purusarthas8 dharma
+landasan religius bagi kehidupan, artha +kekayaan materi, kama
+kesenangan ragawi, dan moksa +pembebasan spiritual. #aunaka
jelas sekali sedang berada pada tahapan transisi antara kehidupan
berumah tangga dan awal pencarian spiritual serta kebijaksanaan=
dimana hal ini membawanya pada tempat pertapaan $ngiras.
)isebutkan dalam naskah aslinya bahwa ia menghadap sang guru
dengan sikap vidhivat +dengan sikap hormat seperti yang digariskan
oleh pustaka-pustaka suci. (stilah itu dapat diartikan bahwa #aunaka
menghadap gurunya dengan rasa rendah hati serta hormat, yakni
suatu prasyarat bagi orang yang ingin mencari kebenaran spiritual.
idak hanya sikap seperti itu membuahkan tanggapan positif dari guru,
tetapi juga menjadikan pikiran kondusif untuk menyerap ajaran yang
akan dibabarkan oleh guru.#aunaka mengajukan pertanyaannya yang terkenal itu, dan
jawabannya dipaparkan dalam keseluruhan sloka-sloka Mundaka
Upanisad berikutnya. ujuan pertanyaannya itu agar ia dapat
menemukan pengetahuan yang menjadi landasan bagi seluruh
pengetahuan lainnya. )unia yang kita diami ini, terdiri dari apa yang
disebut bangsa iongkok sebagai &ratusan ribu hal,' semuanya begitu
luas dan beraneka ragamnya, sehingga mustahil bagi seseorang untuk
mengetahui segalanya, terkecuali sebagai kecil saja dari pengetahuan
yang ada. (ni adalah kebenaran yang berasal dari ribuan tahun yang
lalu dan makin rele*an pada aman sekarang, dimana terjadi ledakan
jumlah informasi yang luar biasa seiring dengan berkembangnya
teknologi. Kendati demikian, &batu %lsafat' +istilah dalam ilmu %lsafat,
14
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 15/74
yang mengacu pada suatu pengetahuan guna menembus segenap
realita serta mengubah segala sesuatu yang dikehendaki menjadi
emas yang dapat membangkitkan pencerahan serta mengubah
kesadaran kita menjadi gemilang laksana emas masih tetap dicari
orang hingga kini. (nilah ajaran kebijaksanaan yang ditanyakan oleh
#aunaka pada $ngiras.
#ang guru mengawali jawabannya dengan memaparkan
mengenai dua jenis pengetahuan, yakni tinggi dan rendah, atau apa
yang kita kenal sebagai pengetahuan serta kebijaksanaan.
#elanjutnya, ia memaparkan bahwa pengetahuan yang lebih rendah
adalah keempat Veda dan enam cabang ilmu pengetahuan pada
aman itu. Menariknya, Veda yang merupakan pustaka suci Hindu
paling terkemuka dan diyakini oleh umat Hindu ortodoks sebagai suara
uhan sendiri, dianggap oleh $ngiras sebagai pengetahuan tingkat
rendah. 1amun pernyataan $ngiras itu mengacu pada Veda sebagai
pengetahuan intelektual semata= bahkan apa yang mendalam serta
luas wawasan kebijaksanaannya seperti Veda bukanlah realisasi
spiritual itu sendiri= karena yang sesungguhnya diperlukan adalah
penyelaman terhadap hakekat Brahman yang kekal serta tak berubah.3ealisasi spiritual berada di luar jangkauan kata-kata atau olah
intelektual semata, seperti yang dinyatakan dalam *-Veda8 &Bila kata-
kata dan intelektual yang berperanan, maka seseorang tak akan dapat
mencapai realisasi spiritual.' Kesalah-pahaman yang umum di antara
kaum cendekiawan, baik yang hidup pada aman Upanisad maupun
sekarang adalah anggapan bahwa pencerahan spiritual dapat dicapai
melalui semata-mata oleh intelektual. Padahal tradisi kerohanian di
seluruh penjuru dunia, tidak pernah mengajarkan seperti itu. entu saja
intelektual manusia merupakan wahana yang luar biasa dalam
mengolah pengetahuan yang tingkatannya lebih rendah, tetapi agar
sampai pada pencerahan spiritual, pikiran perlu ditransendentasikan
menuju kesadaran yang lebih tinggi. Perealisasian ini merupakan
15
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 16/74
pengalaman langsung berjumpa dengan kekuatan Ketuhanan yang
bersemayam dalam segala sesuatu di alam raya, baik dalam wujud
aspek uni*ersalnya sebagai Brahman maupun aspek indi*idualnya
berupa Atman yang bernaung dalam diri kita masing-masing. 3ealisasi
seperti itu tidaklah dicapai melalui akti%tas mental dan bersifat
langsung serta tak dapat dipaksakan.
>.5ang tak dapat dilihat, tak dapat dipegang, tanpa awal, serta
tak memiliki atribut apapun. idak pula memiliki mata, telinga,
tangan, atau kaki. Bersifat kekal, maha agung, bersemayam
dalam segala sesuatu di jagad raya, luar biasa mendalam.
Makhluk #uci yang tak dapat musnah inilah yang disebut sebagai
sumber segenap ciptaan oleh para bijaksana.
)i sini kita menjumpai dilema yang berkenaan dengan penyampaian
pengalaman spiritual. #ebelumnya telah disebutkan bahwa
pengalaman spiritual itu merupakan sesuatu yang mengatasi
intelektual +supra-intelektual, sehingga tak dapat digambarkan atau
dilukiskan dengan kata-kata. Padahal terdapat kebutuhan untukmengekspresikannya dalam bentuk kata-kata, agar ajaran itu dapat
diwariskan oleh seorang guru pada muridnya. G;atatan8 anpa kata-
kata mustahil menyampaikan sesuatu, oleh karena itu kebenaran yang
seharusnya tak terkatakan itu &terpaksa' diekspresikan dalam kata-
kata 7 Penerjemah bahasa (ndonesia. )ilema ini banyak dijumpai
dalam pustaka-pustaka suci Upanisad, yang berkutat pada konsep-
konsep supra-rasional. (tulah sebabnya, kata-kata yang mengandung
paradoks atau kontradiksi sering dipergunakan, sehingga para siswa
akhirnya memahami bahwa kata-kata tidak dapat menggantikan
pengalaman spiritual yang sebenarnya atau agar mereka dapat
mencapai realisasi yang sebenarnya.
16
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 17/74
"loka di atas menggambarkan dua kelompok penggambaran
mengenai Brahman. Kelompok pertama berisikan enam hal yang tidak
dimiliki Brahman. $pabila membandingkannya dengan konsep dasar
Vedanta bahwa Brahman bersemayam dalam segalanya, maka hal ini
nampak kontradiksi= tetapi tujuan sloka di atas jelas sekali untuk
menyatakan bahwa Brahman tidak dibatasi oleh apapun, baik berupa
sesuatu yang berwujud, bersifat antromor%k, dan lain sebagainya.
#elanjutnya gambaran kelompok pertama dilanjutkan dengan empat
sifat yang menekankan keabadian dan kehadiran Brahman dalam
segala sesuatu di alam raya. Kedua kelompok deskripsi pada sloka di
atas nampaknya saling bertentangan, tetapi memang demikianlah
kesan yang hendak ditampilkan oleh mah!r"i penulis pustaka suci ini.
(a mengajarkan mengenai perubahan dan ketidak-kekalan segala
sesuatu di dunia ini, yang terdiri dari namarupa +nama dan wujud.
#ebutan Hindu bagi dunia ini adalah samsara, yang berarti &sesuatu
yang selalu berubah.' Para mah!r"i Cedanta menyadari bahwa
terdapat realita yang tidak berubah di balik perubahan itu. #esuatu
yang tak berubah itu dapat kita temukan dan sadari dalam kondisi
kesadaran termurnikan. ebih jauh lagi, kita sendiri memilikikesanggupan untuk mewujudkan tingkat kesadaran yang lebih tinggi
itu, karena kendati tubuh kita hanya dapat bertahan untuk waktu yang
terbatas, $tman di dalam diri kita bersifat kekal dan tak terhancurkan
seperti Brahman.
I.aksana laba-laba membentangkan jaringnya, laksana tumbuh-
tumbuhan obat yang berkembang biak di muka bumi, laksana
rambut yang tumbuh di kepala dan tubuh manusia, maka
demikian pulalah Makhluk #uci yang kekal itu membentangkan
alam raya ini.
17
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 18/74
)engan tiga perumpamaan yang sederhana dan mudah dipahami di
atas, sang guru mencoba menggambarkan bahwa alam semesta
beserta miliaran perwujudan yang terkandung di dalamnya merupakan
emanasi Brahman, yang tak berubah, kekal, serta sumber bagi
segalanya. (ni merupakan sanggahan yang jelas bagi kesalah-pahaman
yang sering timbul terhadap konsep Maya, dimana alam raya ini
dianggap sebagai ilusi atau khayalan semata. Karena tiada sesuatupun
yang eksis tanpa bergantung pada Brahman, seperti yang
digambarkan oleh tiga perumpamaan di atas, maka eksistensi
semuanya itu bukanlah ilusi.
Pertanyaan mengenai kosmogenesis atau penciptaan alam
semesta yang lebih mendalam, yakni mengapa alam semesta ini
tercipta, tidaklah dijawab secara langsung oleh sloka di atas, yang
hanya memaparkan bahwa penciptaan itu merupakan proses yang
terjadi berulang kali, spontan, tidak unik, dan terjadi sekali saja.
)engan demikian, hal ini menekankan pandangan Hindu mengenai
waktu yang bersifat siklis dan bukannya linear, karena pembentangan
jaring laba-laba, tumbuhnya tanaman di muka bumi, dan munculnya
rambut adalah peristiwa yang terjadi berulang-ulang. Pada kedua sloka
berikutnya, pertanyaan mengenai kosmologi dibahas secara lebih
mendalam dan mendasar.
0.Melalui meditasi, Brahman memancarkan diri1ya ke segenap
penjuru. Materi terlahirnya dari1ya. #elanjutnya, kehidupan,
pikiran, kebenaran, dan keabadian terlahir dari materi melalui
karya-karya1ya.
J.)ari Brahman yang sanggup melihat segalanya, maha tahu,
serta memiliki kebijaksanaan tak terbatas, terlahir Brahma,
materi, nama, dan wujud.
18
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 19/74
Perubahan Brahman yang tak terbatas, tak berbentuk serta kekal
menjadi segala sesuatu di alam raya yang terus menerus berubah
mencerminkan misteri penciptaan. Karena terperangkap dalam
kontinum ruang dan waktu, mustahil bagi kita dengan tingkat
kesadaran yang sekarang kita miliki untuk menjawab pertanyaan
mengapa penciptaan itu terjadi. )alam perjalanan spiritualnya
merealisasikan kesadaran yang lebih tinggi, para mah!r"i aman
dahulu menyadari bahwa seluruh alam semesta merupakan
manifestasi Brahman nan tunggal. Menariknya, kalimat &Brahman
memancarkan diri1ya ke segenap penjuru' dapat disepadankan
dengan &)entuman Besar' +!i !an, dimana ledakan pembentuk
alam semesta itu telah terjadi berulang kali= dan tidak peduli berapa
kali Brahman memanifestasikan diri1ya, hal itu tidak mengurangi
sedikitpun hakekat1ya yang mengatasi segalanya.
Berdasarkan kedua sloka di atas, kita memperoleh gambaran
mendalam mengenai kosmogenesis, dengan diawali suatu makhluk
suci berkesadaran yang tunggal, terbentuklah dua kutub yang saling
berlawanan dan selanjutnya memancar sebagai materi. Kemudian,
melalui proses lambat yang berlangsung selama miliaran tahun timbulkehidupan. #etelah itu, kesadaran mental para makhluk mulai
bere*olusi sehingga akhirnya muncul umat manusia, yang bekerja
tanpa henti. ebih jauh lagi, berdasarkan sloka-sloka ini kita dapat
menafsirkan bahwa kerja itu sendiri dapat dianggap sebagai jalan
menuju keabadian. 2leh karena itu, pandangan Vedanta tentang dunia
ini bersifat positif dan berpihak pada kehidupan. Manusia bukanlah
pendosa atau terancam oleh hukuman kekal hingga memerlukan
seorang juru selamat= melainkan hasil proses e*olusi kehidupan yang
dapat membebaskan dirinya sendiri dari belenggu kelahiran dan
kematian, melalui pekerjaan yang bermanfaat bagi masyarakat serta
olah batin demi merealisasi kesadaran tertinggi di tengah-tengah alam
semesta berupa nama dan wujud ini.
19
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 20/74
Bagian 1
SUB-BAGIAN 2
.(nilah kebenarannya8 upacara ritual yang diselenggarakan oleh
para mah!r"i dengan melantunkan kidung-kidung suci diajarkan
dalam ketiga Veda. Aahai engkau yang merupakan pecinta
kebenaran@ #elenggarakanlah upacara-upacara tersebut secara
teratur, karena semuanya itu merupakan jalanmu menuju alam
yang diliputi kebajikan.
D.Ketika api suci telah dinyalakan dan lidah-lidah apinya
berkobar-kobar, haturkanlah persembahanmu dengan penuh
ketulusan pada kedua belahan api itu.
Upanisad kini mengajarkan bahwa upacara-upacara ritual yang
dianjurkan dalam pustaka-pustaka suci adalah jalan menuju kebenaran
dan perlu dilaksanakan= padahal pada bagian sebelumnya disebutkan
bahwa Veda merupakan bagian pengetahuan tingkat rendah. 9pacararitual yang kerap dilakukan bangsa $rya aman dahulu adalah
menghaturkan persembahan pada api suci, yang dipandang sebagai
perantara antara umat manusia dan uhan. Persembahan utamanya
berupa mentega cair, kendati benda-benda lain juga dipergunakan. 4ika
dimaknai secara lebih mendalam, persembahan itu merupakan
perlambang bagi persembahan batiniah yang terletak dalam hati
pencari kebenaran, tetapi upacara ritual juga dianggap mendatangkan
berkah duniawi bagi kehidupan seseorang di masa mendatang. "loka
di atas mengajarkan bahwa menyelenggarakan upacara ritual
merupakan kebajikan serta menjelaskan secara terperinci pahala di
balik melakukan kegiatan keagamaan tersebut.
20
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 21/74
"loka pertama menyebutkan mengenai &tiga Veda,' yakni *,
"ama, dan &ajur = sedangkan Atharva-Veda berasal dari aman yang
lebih belakangan. Kita dapat pula menerjemahkannya sebagai &di
aman treta,' yang mengacu pada aman kedua di antara empat yuga
7 "atya, Treta, )vapara, dan Kali-yua. #elama empat yua yang silih
berganti tersebut terjadi perkembangan dan kemerostan dharma,
sebelum hilang sama sekali di akhir aman Kali-yua. #etelah Kali-
yua berakhir terjadilah kehancuran total atau pralaya, dan sesudah
itu siklus bermula dari awal lagi. Kita semua sekarang hidup pada
aman Kali-yua, kendati terdapat perbedaan pandangan sehubungan
dengan seberapa dekat kita pada akhir aman. Mengingat begitu
banyaknya senjata nuklir yang telah dikembangkan umat manusia
selama dekade terakhir ini, sehingga lebih dari cukup untuk
memusnahkan seluruh umat manusia dan kehidupan di planet bumi,
nampaknya kita lebih dekat pada akhir aman ketimbang yang
dibayangkan kebanyakan orang. Kendati demikian, hal ini juga berarti
bahwa kita makin dekat dengan awal aman baru berikutnya, yakni
"atya-yua@
"loka kedua memiliki frasa yang kurang jelas maknanya8 &padakedua belahan api itu.' rasa ini dapat diartikan bahwa persembahan
harus dihaturkan saat apinya telah membesar, atau di antara altar
yang terletak di sebelah utara dan selatan. $pabila ditafsirkan secara
esoteris, ungkapan di atas mengacu pada makna mendalam api suci,
yakni kekuatan mistis kundalini yang bersemayam dalam diri setiap
orang. Berdasarkan tafsiran ini, kedua belahan api dapat merujuk pada
dua saluran energi pada tubuh manusia, yakni ida dan pinala 7 yang
mengalir di kedua sisi saluran energi tengah +susumna. Keduanya
menyalurkan energi kundalini yang berada pada bagian terbawah
tulang belakang menuju ke #akra teratai berkelopak seribu di ubun-
ubun. $pa yang diungkapkan dalam sloka di atas selaras pula dengan
"atapatha !rahmana yang mengisahkan bagaimana para deva
21
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 22/74
mengungguli asura, kendati kedua-duanya berasal dari Brahma. Para
asura melakukan upacara ritual secara lahiriah atau demi kepentingan
duniawi= sebaliknya para deva melakukannya secara batiniah,
sehingga akhirnya menjadi kekal serta tak dapat dilihat oleh siapapun.
E.Barangsiapa yang melakukan upacara api suci tanpa disertai
oleh ritual yang hendaknya diselenggarakan pada bulan baru
dan bulan purnama, bulan keempat musim hujan serta saat
panenan pertama, yang tidak dihadiri para tamu, tanpa
menghaturkan persembahan pada semua de*a, atau tidak
sesuai dengan petunjuk kitab suci= maka semua dambaan
mereka tidak akan terpenuhi di ketujuh alam.
#etelah menjelaskan bahwa upacara persembahan pada para deva
merupakan sarana yang efektif dalam memperoleh apa yang
diharapkan, kendati berupa kekayaan, status sosial, atau kekuasaan
politik, dan bukannya kebahagiaan pencerahan spiritual= maka sloka di
atas memaparkan bahwa ritual itu hendaknya diselenggarakan sesuai
dengan pustaka suci. (ni meliputi pula upacara ritual yang diadakanseturut musimnya, menjamu para tamu, dan kegiatan lainnya yang
berhubungan dengan ritual tersebut. $pabila aturan-aturan tersebut
tidak diikuti, maka kegiatan keagamaan tersebut menjadi sia-sia atau
malahan mendatangkan hasil yang tak diharapkan.
Perlu diingat bahwa rincian tata cara melakukan upacara api suci
hingga hal yang sekecil-kecilnya tidaklah dirancang secara
serampangan. #emua itu berasal dari serangkaian percobaan yang
seksama oleh berbagai generasi para mah!r"i secara berabad-abad.
Hal ini dapat disepadankan dengan eksperimen rumit dalam bidang
%sika nuklir. Bila tatacara percobaan yang telah berhasil dilakukan oleh
para ilmuwan itu tidak kita ikuti dengan benar, maka hasilnya akan
gagal atau malah dapat menimbulkan bencana.
22
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 23/74
Kata atithi dalam bahasa #ansekerta yang berarti &tamu'
menarik perhatian kita. #ecara hara%ah itu berarti &orang yang datang
tidak secara teratur atau pada waktu yang tetap,' dapat pula berarti
&pengunjung yang tidak terduga.' Berbagai tradisi mistik di muka bumi
juga mengenal orang asing yang tiba-tiba hadir pada perayaan-
perayaan yang menyenangkan dengan membawa keajaiban. )iyakini
bahwa jika ada mah!r"i bijaksana yang ikut hadir di pesta keagamaan
tersebut dan turut menikmati hidangannya, maka hal itu dipandang
sebagai pertanda keberuntungan.
&ujuh alam' mengacu pada sloka di atas, barangkali mengacu
tujuh tingkat kesadaran, yakni bhur, bhuvar, svar, maha, jana, tapas,
dan satya= yang semakin meningkat menuju ke tingkatan paling
spiritual. )engan demikian, sloka di atas mengajarkan bahwa
kesalahan dalam menyelenggarakan ritual api suci, dapat
mempengaruhi beberapa tingkatan kesadaran. 2leh karena itu, ritual
keagamaan ini harus dilaksanakan dengan seksama, rajin, serta tulus.
$lam-alam di atas, dapat pula diartikan sebagai tempat atau tataran
kesadaran yang dialami oleh Atman setelah kematian tubuh %siknya.
?.5ang Hitam, Penusuk, Pesat #eperti Pikiran, 5ang Berwarna
Merah Padam, 5ang )iselimuti $sap, dan 5ang Berkelip-kelip,
5ang uas Keagungannya 7 semuanya ini merupakan nama-nama
tujuh lidah api.
F.Barangsiapa yang menyelenggarakan ritual keagamaan dan
menghaturkan persembahan terhadap lidah-lidah api yang
menyala-nyala pada saat yang tepat= maka api itu dalam wujud
cahaya mentari akan membimbingnya ke surga tempat
bersemayamnya 3aja para deva.
Upanisad menggambarkan bahwa lidah-lidah api yang menyala-nyala
itu melambangkan tujuh aspek "akti, atau kekuatan keibuan yang
23
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 24/74
memelihara alam semesta. $pabila Brahman yang bersemayam dalam
segala sesuatu pada umumnya disebut &(tu' saja, yang tidak berjenis
kelamin pria ataupun wanita, sebaliknya menurut tradisi Hindu
kekuatan pendorong di balik penciptaan, kerapkali dilambangkan
sebagai wanita atau sesosok ibu. idak seperti agama lain, yang
menganggap uhan sebagai pria, agama Hindu menyadari bahwa
apabila uhan hendak dinyatakan secara antropomor%k +seolah-olah
dianggap seperti manusia, maka (a hendaknya dianggap sebagai
gabungan antara aspek pria dan wanita= yakni seperti ayah serta ibu
bagi alam semesta. 4adi aksmi lalu dipasangkan dengan 1arayana,
6auri dengan #ankara, #ita dengan 3ama, 3adha dengan Krsna, dan
lain sebagainya.
)alam konteks sloka di atas, api itu dipandang sebagai tujuh
de*i, yakni saptra-matrika atau tujuh (bu #uci yang dipuja dalam
berbagai upacara keagamaan. Meskipun mengasihi para pemuja
laksana anak1ya sendiri, para )e*i itu juga memiliki aspek
mengerikan. 4adi (a dapat berwujud Kali ataupun )urga= yang
merupakan pelindung orang bajik dan sekaligus penghancur kejahatan.
Kedua aspek ini tampak nyata dalam ketujuh nama devi api yangdiserukan dalam sloka ini.
Upanisad lalu melanjutkan penjelasannya, bahwa bila upacara
persembahan itu dilakukan pada saat yang tepat dan dengan tatacara
yang benar, maka segenap persembahan dalam wujudnya yang lebih
halus serta tidak tampak akan membawa sang pemberi persembahan
ke surga tempat bertahtanya 3aja para de*a. )alam sistim kede*aan
Hindu, alam surga adalah jauh di bawah Brahma-Cisnu-Mahesa,
dimana pemimpin para de*a adalah (ndra. (a digambarkan
menunggang gajah bergading enam yang bernama $ir*ata dan
berperang melawan para $sura, atau kekuatan kegelapan. #enjatanya
adalah halilintar, dan banyak kidung Veda yang dimaksudkan sebagai
pujian bagi dirinya demi memohon kemenangan dalam pertempuran.
24
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 25/74
)engan segenap keterbatasannya, ritual ini dapat
mendatangkan pahala. etapi berkah-berkah duniawi yang
dihasilkannya masih belum seberapa bila dibandingkan kebahagiaan
yang didapat melalui realisasi spiritual.
0.5ang Bercahaya itu berseru, &)atanglah pada kami@ )atanglah
pada kami@' saat menghantar pemberi persembahan ke sinar
mentari Gguna membimbingnya lebih jauh ke alam surga.
)engan kata-kata menyenangkan dan merdu didengar serta
penuh rasa hormat, berkatalah sinar mentari, &(nilah surga
Brahma nan suci, yang engkau capai karena perbuatan-
perbuatan bajikmu.'
Pahala yang diperoleh karena melakukan kebajikan, baik berupa
penyelenggaraan upacara persembahan ataupun melalui karya-karya
lainnya tentu saja menyenangkan, yang dapat berwujud kebahagiaan
di kehidupan sekarang atau setelah kematian. #ayangnya, semua
kebahagiaan itu bersifat sementara saja. Kendati mengalami
kebahagiaan yang luar biasa dan sangat lama di alam surga, pahalakebajikan ini suatu saat akan habis juga. Karena itu, seseorang
hendaknya melatih diri untuk merealisasi pembebasan sempurna nan
abadi.
Harta kekayaan baik yang kita kumpulkan di dunia ini maupun di
surga tidaklah kekal dan suatu saat akan habis juga. #esungguhnya,
pahala kebajikan itu akan berakhir dengan cepat, dan kendati pelaku
kebajikan mengalami kebahagiaan yang terus menerus selama
berkalpa-kalpa, tetap saja hal itu tidak membawanya lebih dekat pada
pencerahan. (nilah sebabnya, Upanisad mula-mula memuji kebajikan
dan manfaat melakukan upacara ritual api suci, tetapi kemudian
mengajarkan jalan yang lebih unggul dalam menuju pembebasan
sempurna.
25
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 26/74
I.#ungguh@ Persembahan yang terdiri dari delapanbelas aspek
itu mudah sekali rusak, dan hanya mencerminkan karya yang
lebih rendah. 2rang bodoh menganggapnya sebagai yang
terbaik dan terjerumus berulang kali dalam lingkaran kelahiran
dan kematian.
0.Meskipun menganggap dirinya sebagai orang bijaksana dan
terpelajar, mereka tak lebih dari orang-orang bodoh yang
mengembara tanpa tujuan, laksana orang buta dituntun oleh
orang buta.
4arang sekali dalam suatu karya keagamaan terjadi perubahan
penekanan yang begitu tiba-tiba. Para mah!r"i Upanisad bukanlah
semata-mata ahli %lsafat, melainkan guru-guru agung yang
memanfaatkan bahasa #ansekerta secara sempurna. $ngiras mula-
mula memaparkan manfaat melakukan ritual api suci= dengan
demikian penjelasannya mengenai tidak bergunanya kegiatan
keagamaan tersebut menjadi lebih mengena, dimana ia menyebutkan
bahwa yang menyelenggarakannya tak lebih dari orang-orang bodoh.Menurut Vedanta ritual keagamaan seperti itu tidak akan dapat
mematahkan lingkaran kelahiran dan kematian yang memerangkap
Atman. 9pacara ritual tersebut memang dapat meningkatkan
kemakmuran dan kemashyuran seseorang, tetapi ia tetap
terperangkap dalam penderitaan usia tua serta kematian.
2leh karenanya, kita perlu menangkap makna sejati Upanisad ini
yang lebih menganjurkan umat manusia untuk menjalani perenungan
spiritual, ketimbang semata-mata upacara ritual. etapi ini tidak berarti
bahwa perbuatan bajik tidak perlu dilakukan sama sekali. !haavad-
$ita, yang merupakan cabang pustaka-pustaka suci Upanisad
menyatakan bahwa tindakan bajik bila dilakukan dengan tulus dan
penuh pengabdian serta tanpa sikap mementingkan diri sendiri, tetap
26
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 27/74
dapat dijadikan wahana potensial untuk mencapai kesadaran tertinggi.
Kita dapat menyimpulkan bahwa pada aman Upanisad, terdapat
aliran pemikiran yang menganggap bahwa kekayaan materi adalah
segalanya, seperti di aman sekarang. (tulah sebabnya, para mah!r"i
perlu mematahkan pandangan salah ini.
&)elapanbelas aspek' persembahan dapat pula diterjemahkan
sebagai &delapanbelas penyelenggara persembahan,' yakni orang itu
sendiri, istrinya, dan enambelas pendeta, yang diperlukan untuk
mengadakan upacara ritual dengan biaya yang cukup mahal. $ngka
delapan belas juga mengandung makna simbolis yang penting 7
perhatikanlah bahwa !haavad-$ita terdiri dari delapanbelas bab dan
selain itu, perang Mahabharata juga berlangsung selama delapanbelas
hari.
J.erbelenggu dalam berbagai jenis kebodohan, orang seperti itu
mengira bahwa mereka telah mencapai tujuan pamungkas
kehidupan. 1amun sesungguhnya mereka masih menjadi budak
nafsu keinginan serta kemelekatan. Mereka tidak memahami
pengetahuan yang benar dan terbenam kembali ke dalampenderitaan bila buah perbuatan bajik mereka habis.
/.)engan pikiran kacau seperti itu mereka menganggap bahwa
upacara persembahan dan perbuatan bajik adalah yang
terpenting dan tidak mengenal kebajikan yang lebih besar.
#etelah pahala kebajikan mereka habis, sekali lagi mereka jatuh
ke dalam jeratan kelahiran dan kematian dan bahkan memasuki
alam kehidupan yang lebih rendah.
#etelah kembali mengkritik orang-orang yang mengharapkan berkah
surgawi melalui upacara-upacara ritual dan perbuatan-perbuatan bajik,
$ngiras kembali menekankan bahwa pahala yang diperoleh tidak kekal,
dan setelah habis ada kemungkinan mereka terlahir kembali di alam
27
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 28/74
kehidupan yang tidak lebih baik dibandingkan sebelumnya. ebih jauh
lagi, karena kemelakatan atau keserakahan yang kerap menyertai
perbuatan-perbuatan bajik seperti itu, ia mungkin terlahir di &alam
yang lebih rendah.' (ni dapat diartikan bahwa ia terlahir di dunia
dengan kondisi yang lebih tidak beruntung atau di planet lain yang
tidak sebaik bumi kita.
Kosmologi modern mengenal ratusan juta bintang yang mirip
matahari di galaksi kita. #elain itu, masih ada lagi ratusan juta galaksi
lainnya di alam semesta yang berhasil diamati dengan teleskop oleh
umat manusia. Karenanya, pandangan bahwa bumi adalah satu-
satunya planet yang berkehidupan adalah tidak masuk akal.
Bagaimana mungkin kita membatasi kemaha-penciptaan Brahman
dengan kesombongan bahwa kita adalah satu-satunya makhluk hidup
di jagad raya ini<
Kini kita perlu sedikit mengulas apa yang dimaksud dengan
&perbuatan bajik' menurut sloka ini. erlepas dari upacara ritual api
suci, perbuatan bajik seperti ini terbagi menjadi dua kategori. Ista yang
meliputi upacara ritual api suci, pertapaan, kejujuran, mempelajari dan
mengajarkan Veda, dan mengasihi atau memberi makan hewan sertaburung-burung. #edangkan yang satunya lagi adalah purta yang terdiri
dari menggali sumur, membangun kuil dan tempat-tempat
penampungan air, membuat taman, menanam pepohonan, memberi
makan orang miskin, serta tindakan amal lainnya. Barangkali ada
orang yang berargumen bahwa tindakan bajik seperti itu hendaknya
dipuji dan bukannya dicela, karena semuanya itu masih jauh lebih baik
ketimbang kekejaman atau perbuatan yang mementingkan diri sendiri.
(tulah sebabnya pandangan $ngiras ini sekilas sulit diterima.
Meskipun demikian, kunci pemahaman bagi konsep yang
terdapat dalam Vedanta terletak pada penekanannya untuk
merealisasi pembebasan spiritual, yang merupakan landasan bagi
falsafah Vedanta. Bila dibandingkan dengan kegembiraan yang berasal
28
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 29/74
dari pembebasan spiritual, pahala duniawi yang berasal dari perbuatan
bajik itu belum ada apa-apanya= laksana bintang-bintang terang yang
tidak dapat menandingi benderangnya cahaya mentari. Mah!r"i
$ngiras tidaklah mengutuk perbuatan bajik itu, yang sesungguhnya
bukan merupakan sesuatu yang buruk sama sekali, melainkan hendak
mengajarkan bahwa pahala yang berasal darinya bersifat sementara
dan terbatas, jika dibandingkan dengan jalan spiritual yang kini hendak
dibabarkannya.
.etapi barangsiapa yang hidup di hutan dan menjalankan
kegiatan pertapaan dengan penuh kesungguhan, kedamaian,
bijaksana, dan menaati aturan bagi para pertapa, maka ia
dimurnikan dari segenap noda. (a akan memasuki gerbang
mentari menuju tempat kediaman Makhluk #uci nan kekal.
4auh berbeda dengan pahala-pahala duniawi yang disebutkan dalam
sloka-sloka sebelumnya, $ngiras kini mengajarkan bahwa keabadian
sejati hanya dapat dicapai dengan menjauhkan diri dari keduniawian
dan hawa nafsu keinginan. etapi jalan spiritual ini hanyadiperuntukkan bagi mereka yang telah siap menjalani kehidupan di
pertapaan atau menjadi biarawan pengembara. Menariknya, ajaran
seperti diajarkan pada #aunaka, yang dahulu disebutkan sebagai umat
awam terkemuka. idak jelas apakah setelah mendapatkan ajaran
tersebut #aunaka benar-benar menjauhkan diri dari keduniawian atau
tidak.
radisi mengenai adanya dua jalan, yakni yang satu gemilang
laksana mentari dan yang lainnya lagi pucat seperti rembulan, juga
dapat dijumpai pada keyakinan-keyakinan lainnya= baik di dunia imur
maupun Barat. #ebagai benda langit yang paling mengagumkan di
angkasa serta merupakan penunjang kehidupan dan sumber cahaya
bagi dunia ini= matahari dapat dianggap sebagai lambang bagi hakekat
29
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 30/74
Ketuhanan. #alah satu mantra terkenal adalah mantra ayatri yang
ditujukan sebagai pujian bagi mentari demi memohon pencerahan
spiritual, dan pustaka-pustaka suci Upanisad banyak dipenuhi oleh
mantra seperti itu.
Makhluk #uci nan kekal tentu saja mengacu pada Brahman.
(ntisari sloka ini hendak mengajarkan bahwa selama kita terjerat dalam
jaring-jaring indrawi, maka kita akan senantiasa terbelenggu oleh
lingkaran kelahiran dan kematian= karena hawa nafsu keinginan kita
yang menarik kita untuk terus menerus kembali. Hanya dengan
meninggalkan keduniawian, mengubah pola pikir kita, dan
mengarahkannya pada praktik spiritual, barulah kita dapat merealisasi
kesadaran pembebasan tertinggi.
D.#etelah memahami dengan benar hakekat pahala yang
diperoleh sebagai hasil melakukan kebajikan, pencari
kebijaksanaan hendaknya tidak melekat padanya, karena
keabadian tak dapat dilakukan melalui semata-mata perbuatan
bajik. 9ntuk mengenal pengetahuan menuju kekekalan itu,
seseorang hendaknya dengan rendah hati mencari seorang guru
yang memahami pustaka-pustaka suci serta telah merealisasi
hakekat Brahman.
E.Bagi pencari kebenaran seperti itu, yang pikirannya diliputi
kedamaian serta terkendali segenap indriyanya dan menghadap
guru dengan sikap yang patut, maka sang guru hendaknya
mengajarkan padanya pengetahuan mengenai Brahman
sehingga dapat merealisasi kekekalan.
Bab Pertama Mundaka Upanisad diakhiri dengan pernyataan bahwa
pengetahuan sejati mengenai Brahman, yang disebut pengetahuan
lebih tinggi, hanya dapat diperoleh melalui dua prasyarat. 5ang
pertama, pencari kebenaran hendaknya bersikap rendah hati,
30
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 31/74
mengabdikan diri sepenuhnya demi merealisasi wawasan spiritual
tertinggi, dan telah menikmati kebahagiaan duniawi sehingga akhirnya
menyadari bahwa semuanya hanya sementara saja sifatnya. Prasyarat
berikutnya, harus mencari seorang guru yang paham pustaka-pustaka
suci= tetapi yang terpenting, ia sendiri hendaknya telah merealisasi
kesadaran Brahman.
Kedua prasyarat di atas perlu kita ulas lebih mendalam dan
seksama. Meskipun berpaling pada jalan spiritualisme merupakan
sesuatu yang baik, tetapi pada aman sekarang kita kerap
menyaksikan siswa yang belum matang dan juga guru yang masih
belum berimbang kondisi spiritualnya. Paduan keduanya justru
menimbulkan pandangan salah, kebingungan, atau justru bahaya yang
besar. )alam buku yang berjudul (untin the $uru in India karya
seorang wanita Barat, dipaparkan bahwa banyak orang berburu guru-
guru spiritual dan menjadikannya seolah-olah piala yang dibawa
pulang dengan rasa bangga. Padahal kata &guru' sendiri berarti
&penghalau kegelapan.' Penghormatan kepada guru dalam tradisi
Hindu memiliki alasan sebagai berikut8 kendati orang tua yang
melahirkan jasmani kita, tetapi gurulah yang menghalau kegelapandan kebodohan sehingga memungkinkan kita terlahir kembali dalam
cahaya kebenaran.
Mungkin ada yang mengajukan keberatan dengan argumen
bahwa mustahil bagi kita untuk menentukan kualitas spiritual seorang
guru atau bagaimana seseorang dapat mengetahui bahwa guru yang
dipilihnya adalah orang yang tepat< (ni merupakan pertanyaan yang
bagus sekali. #atu-satunya jawaban adalah kita hendaknya dibimbing
oleh intuisi batin kita, insting, indra keenam atau apa saja namanya.
Memang benar bahwa tidak ada jaminan bahwa pilihan kita adalah
benar adanya, namun selama aspirasi kita murni, yakni didekasikan
bagi pencarian hakekat Ketuhanan dan bukannya semata-mata untuk
meninggikan ego kita, maka tiada masalah yang akan timbul.
31
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 32/74
Banyak orang belajar pada lebih dari satu guru. $da pula yang
belajar dari pustaka-pustaka suci keagamaan atau melalui mimpi.
#esungguhnya, semua ini mengacu pada guru Ketuhanan yang
bertahta dalam batin kita sendiri. #eorang guru hanya menunjukkan
jalan, yang tugasnya dapat dirangkum seperti slogan dalam dunia
politik berikut ini8 &menyemangati, membimbing, dan
memperingatkan'= tetapi ia tidak dapat menggantikan kita dalam
menapaki jalan menuju pencerahan. 3ealisasi spiritual sebagai tujuan
akhir, haruslah kita usahakan sendiri. 6uru menghalau kegelapan
sehingga kita dapat melihat jalan itu dengan jelas, tetapi ia tidak dapat
membawa pencerahan itu bagi kita. erkadang setelah lama
mengembara dalam kegelapan, cahaya yang kita lihat terlampau
terang, sehingga malah menyilaukan serta membawa kita ke jalan
yang salah. Kadang-kadang jalan itu begitu curam dan terjal, sehingga
akhirnya kita terjatuh kembali dalam jurang kegelapan. 4alan itu
sungguh sulit dan boleh dikatakan berbahaya. Kita teringat akan
pertanyaan $rjuna pada Krsna di tengah-tengah medan pertempuran,
&$pakah yang akan terjadi bila kita meninggal sebelum tiba pada
tujuan pamungkas<'#ri Krsna memberikan satu-satunya jawaban yang masuk akal
bahwa tiada akti%tas spiritual yang akan tersia-sia. Kematian nan
kelam dapat menjemput kita sebelum sempat merealisasi pencerahan
spiritual tertinggi, tetapi apa yang telah kita capai tidak akan hilang
begitu saja. Meskipun perlu waktu hingga ribuan kehidupan, apabila
saatnya tiba kita akan sanggup berjumpa dengan &Makhluk $gung
yang bersinar laksana mentari di seberang sana, sehingga sanggup
menghalau kegelapan,' seperti yang disebutkan dalam Upanisad.
#atu-satunya jalan untuk menyeberangi lautan samsara yang bergolak
dashyat adalah dengan menyelami brahmavidya, yakni pengetahuan
yang lebih tinggi, laksana jembatan pelangi menuju keabadian.
32
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 33/74
Bagian 2
SUB-BAGIAN 1
.(nilah kebenarannya. Aahai siswaku yang terkasih@ #eperti
ribuan percikan api yang memancar keluar dari api yang
berkobar-kobar, para makhluk memancar keluar dari 5ang Kekal
itu, dan akhirnya kembali lagi pada1ya.
)engan menggunakan api sebagai perumpamaan, $ngiras berupaya
menggambarkan Brahman yang kekal sebagai asal usul serta sumber
bagi segala sesuatu. #epuluh sloka bagian ini berupaya menjelaskan
apa yang sesungguhnya berada di luar jangkauan kata-kata. )ari asal
muasal nan agung dan tunggal itu, segala sesuatu di jagad raya ini
bersumber. #ekalipun kurun waktu kehidupannya sangat panjang,
bahkan mencapai miliaran tahun, tetapi saja ia akan kembali pada
Brahman. Kelahiran dan kematian, terang dan gelap, siang dan malam,
baik dan buruk, ataupun sedih dan gembira= seluruh pasangan dualitas
ini kelak akan berpadu dan menyatu dalam Makhluk $gung maha kekalitu.
arian kosmis #i*a berlangsung kekal 7 tak memiliki awal
maupun akhir, karena melampaui ruang dan waktu. #alah satu tangan
1ataraja memegang genderang, yang merupakan suara sabda
Ketuhanan sebagai asal muasal segala sesuatu. Pada tangan lainnya
terdapat api suci, dimana setelah tiba saatnya segala sesuatu di jagad
raya akan melebur lagi ke dalamnya. #etiap saat, miliaran galaksi
tercipta, sedangkan miliaran lainnya lagi musnah atau melebur
kembali dalam Makhluk $gung nan penuh misteri itu. )unia kita ini
yang serasa begitu luas, hanyalah setitik pasir saja di pantai kekekalan
dan kita sendiri merupakan bunga api yang berasal dari api nan kekal
itu. Masing-masing percikan api itu diterangi oleh secara misterius oleh
33
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 34/74
cahaya kesadaran Makhluk $gung tersebut. 2leh karena itu, kita
sanggup memasuki kebahagiaan sejati yang berasal dari1ya.
D.Makhluk $gung itu tak berbentuk, abadi, dan suci.
Bersemayam dalam batin dan jasmani, mengatasi baik
kehidupan dan pikiran. (a masih lebih tinggi dibandingkan
tataran tertinggi.
E.)ari1ya terlahir kehidupan, pikiran dan organ-organ indriya,
energi yang memenuhi jagad raya, udara, api, air, dan bumi
yang menunjang segenap kehidupan di atasnya.
?.$pi adalah kepalanya. Mentari dan rembulan adalah sepasang
matanya. 3uang angkasa adalah telinganya. Ceda adalah sabda-
sabda1ya. $ngin adalah nafas1ya. $lam semesta adalah
hati1ya. )ari kaki1ya bumi tercipta. #ungguh (a adalah batin
terdalam para makhluk.
Makhluk #uci nan agung merupakan asal muasal, penunjang, landasan,
serta hakekat terdalam segala sesuatu di alam raya. Aawasan
mendasar Cedanta ini adalah esensi terdalam kebijaksanaan yanglebih tinggi. Kata &uhan' yang umum dipergunakan di Barat sangat
dekat sekali dengan konsep Hindu mengenai is*ara, yang merupakan
personi%kasi dan perwujudan berpribadi bagi Makhluk #uci di atas.
Brahman yang disebutkan dalam Upanisad memiliki makna yang lebih
luas dan mendalam. 4auh sebelum segenap unsur diciptakan, lama
sebelum kehidupan serta pikiran memanifestasikan dirinya, makhluk
agung yang kekal itu sudah ada dan bersinar laksana jutaan mentari.
anpa makhluk agung tersebut, penciptaan mustahil terjadi, sehingga
waktu serta alam raya juga tak mungkin ada.
F.)ari1ya tercipta api yang dihidupi oleh mentari. )ari rembulan
hadirlah hujan yang menghidupi tumbuh-tumbuhan di muka
34
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 35/74
bumi. )engan ditunjang oleh semua itu, pria memberikan
benihnya pada kaum wanita. )engan demikian, banyak makhluk
terlahir dari makhluk suci tersebut.
>.)ari1ya terlahir seluruh kidung-kidung Veda, yang terdiri dari
*, "ama, dan &ajur-Veda= sloka-sloka yang dilantunkan saat
upacara persembahan= orang yang menghaturkan persembahan
dan benda-benda yang dipersembahkannya= serta alam-alam
kehidupan yang disucikan oleh rembulan dan diterangi oleh
mentari.
Proses terciptanya semua makhluk dari Purusa yang berhakekat
Ketuhanan dipaparkan dalam sloka di atas. Keseluruhan siklus
penciptaan beserta jaring-jaring rumit sebab-akibat yang mengatur
hubungan timbal-balik antara manusia dan alam, semuanya berasal
dari Makhluk #uci di atas. )ari1ya terciptalah alam-alam surga,
matahari beserta rembulan sebagai penyebab terbentuknya awan,
yang pada gilirannya menurunkan hujan ke atas bumi nan subur ini
sehingga memungkinkan tumbuhnya berbagai tanaman bermanfaat.
Kehidupan manusia bergantung pada tumbuh-tumbuhan tersebut 7baik secara langsung atau tak langsung, yakni melalui hewan pemakan
tumbuhan yang selanjutnya kembali dimakan oleh manusia 7 serta
cairan sperma. Bila cairan sperma ini dipancarkan ke dalam rahim
wanita, maka kehidupan baru akan muncul, dan siklus misterius itu
berawal kembali.
)emikianlah hubungan timbal balik antara uhan dengan
kehidupan di muka bumi. Vedanta tidak mengenal uhan yang duduk
berdiam diri surga dan terpisah dari ciptaan1ya, atau hanya bertindak
sebagai hakim bagi manusia saja. #ebaliknya, kita merupakan bagian
kuasa1ya. Proses penciptaan yang baru saja disebutkan itu dan
menjadikan kita eksis merupakan wujud kekuasaan uhan yang
bersemayam dalam segalanya.
35
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 36/74
Kidung-kidung Veda mewakili keseluruhan tradisi keagamaan
dan seluruh upacara ritual maupun praktik-praktik keagamaan
semuanya mengalir keluar dari Makhluk #uci tersebut. Konsep yang
terdapat dalam ajaran Ceda ini mencegah kemerosotan agama Hindu
menjadi semata-mata politeisme seperti di 5unani kuno.
I.)ari1ya terlahir banyak deva dan makhluk surgawi, manusia,
hewan, dan burung, hirupan dan hembusan nafas, padi-padian
dan geganduman, kegiatan pertapaan dan keyakinan nan teguh,
kebenaran, kemurnian, serta hukum.
0.)ari1ya terlahir pula tujuh kemampuan indrawi, tujuh lidah api
beserta bahan bakarnya masing-masing, tujuh jenis upacara
ritual memohon keselamatan dan ketujuh alam kehidupan, serta
dua kali tujuh hal yang bersemayam dalam hati paling rahasia
umat manusia.
Masih ada makhluk hidup selain manusia, hewan, dan tumbuh-
tumbuhan, yakni para de*a beserta makhluk-makhluk surgawi. (ni
meliputi keseluruhan makhluk penghuni surga, baik berupa de*amaupun setengah de*a= yang di Barat disebut malaikat agung dan
malaikat biasa. Kendati tak dapat dilihat dengan mata, tidaklah tepat
apabila menganggap makhluk-makhluk itu tidak ada. Marilah kita
ambil ilmu kedokteran sebagai contoh. Bakteri dan *irus yang tak
kasat mata itu ada dan telah mempengaruhi kesehatan manusia, jauh
sebelum makhluk-makhluk renik tersebut ditemukan melalui
mikroskop. Menariknya, pada sloka di atas berbagai hal yang berbeda
kategorinya disebutkan bersama, seperti ¶ deva' dan
&geganduman' atau &padi-padian' dan &kemurnian.' (ni
memperlihatkan bahwa segala sesuatu, baik yang abstrak ataupun riil
seluruhnya berasal dari Makhluk $gung tersebut. Penggolongan
berdasarkan logika umum tidak lagi bermakna di sini.
36
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 37/74
$ngiras menyebutkan mengenai &hirupan dan hembusan nafas.'
Pernafasan adalah kegiatan terpenting bagi semua makhluk. anpa
nafas tak ada satupun makhluk yang dapat hidup. etapi nafas
mempunyai makna yang lebih dalam. Bila pernafasan itu disertai
dengan mantra yang tepat dan kondisi kejiwaan tertentu, maka
akti%tas tersebut dapat membangkitkan tingkatan kesadaran yang
lebih tinggi. Karena keterbatasan ruang dan waktu kita tidak mungkin
mengupas teknik ini lebih jauh. etapi mah!r"i agung bernama
Patanjali telah menghasilkan karya berjudul &oa-"utras, yang
membahas secara panjang lebar mengenai pengaturan nafas
+ pranayama sebagai kunci untuk &menenangkan pikiran.'
#loka kedelapan sekali lagi dipenuhi dengan makna-makna
simbolis yang susah dipahami. 1amun adalah suatu kesalahan bila kita
semata-mata menggunakan intelektual kita untuk memahami
Upanisad. entu saja tidak ada salahnya kita berupaya memahaminya
dengan intelek kita, tetapi kita harus membuka wawasan kita, karena
sloka di atas memiliki makna lebih dalam, yang tidak dapat segera
dimengerti hanya dengan sekali membaca saja. $ngka tujuh dianggap
istimewa oleh banyak tradisi mistik. #ebagai contoh, mengapa dalamberbagai kebudayaan di muka bumi satu minggu dianggap terdiri dari
tujuh hari< #istim desimal berasal dari jari kita yang berjumlah
sepuluh, lalu mengapa kita tidak mengenal satu minggu yang terdiri
dari lima atau sepuluh hari< &ujuh kemampuan indrawi' kerap
ditafsirkan sebagai dua mata, dua telinga, dua lubang hidung, dan satu
lidah= tetapi ini agaknya kurang tepat karena keseluruhan organ indra
itu hanya mencakup empat kemampuan indrawi saja, yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecapan 7 dan
bukannya tujuh@ Barangkali lebih tepat bila kita tambahkan perabaan
oleh kulit dan dua kemampuan ekstra-sensori lainnya. &ujuh lidah api'
telah dijelaskan sebelumnya sebagai tujuh kekuatan "akti, yakni para
devi yang gilang-gemilang.
37
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 38/74
&ujuh alam kehidupan' yang sering muncul dalam pustaka suci
Cedanta mewakili tujuh tingkatan kesadaran, tetapi rahasia yang
berada di balik tujuh nafas yang berdiam dalam &hati paling rahasia
umat manusia,' haruslah kita ungkapkan sendiri. ;ukuplah disebutkan
bahwa jauh di dalam lubuk hati yang paling dalam dapat kita jumpai
sesuatu yang dapat mengubah kesadaran normal kita menjadi realisasi
spiritual tertinggi= dimana ini merupakan suatu rahasia yang telah
dicari sepanjang masa= yakni suatu substansi sumber keabadian yang
sanggup membawa kita menyeberangi kegelapan menuju pantai
seberang nan gemilang. $pa yang dimaksud &hati' di sini tentu saja
bukan organ tubuh dalam artian %sik, yang dapat ditransplantasikan
dari orang yang telah meninggal ke pasien yang masih hidup=
melainkan hati dalam artian mistis. $dapun letaknya adalah sejauh
lebar sepuluh jari dari pusar, yang darinya energi spiritual mengalir
semenjak masa yang tanpa awal.
J.)ari1ya tercipta seluruh gunung dan samudera yang ada di
muka bumi. )ari1ya mengalir berbagai sungai. )ari1ya berasal
seluruh tumbuhan dan sari tanam-tanaman beserta segenapunsur Gpenyusun alam semesta, yang mendukung kehidupan
jiwa terdalam.
/.#ungguh@ Makhluk $gung itu adalah seluruh jagad raya ini 7
termasuk pula upacara-upacara ritual keagamaan, kegiatan
pertapaan, dan pengetahuan. Aahai Pemuda yang 3upawan@
Barangsiapa mengenal makhluk abadi ini, yang bertahta dalam
relung hatinya yang paling rahasia, akan sanggup mematahkan
simpul kebodohan, bahkan pada kehidupannya yang sekarang.
Vedanta tidak mengenal pertentangan yang tajam antara materi dan
energi atau antara tubuh %sik dan jiwa. 9nsur-unsur yang menyusun
alam semesta kita atau darah yang mengalir dalam tubuh kita adalah
38
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 39/74
manifestasi hakekat Ketuhanan. 4iwa kita yang tak tampak, yakni
antaratman adalah percikan api Ketuhanan, terikat pada tubuh %sik
oleh unsur-unsur, yang memancar keluar dari hakeket Ketuhana
tersebut. )engan demikian, perbedaannya tidak terletak pada hakekat
Ketuhanan maupun bukan hakekat Ketuhanan, melainkan antara
berbagai tingkatan e*olusi yang diawali dengan bentuk kehidupan
terawal dan selanjutnya berkembang menjadi makhluk-makhluk yang
makin mencerminkan jiwa Ketuhanan.
Kalimat &#ungguh@ Makhluk $gung itu adalah seluruh jagad raya
ini,' merupakan rangkuman bagi seluruh pandangan Vedanta, dan kita
hendaknya tidak lupa bahwa sloka di atas melanjutkan dengan
pernyataan bahwa hakekat Ketuhanan itu dapat dijumpai dalam relung
batin umat manusia, bahkan saat kehidupan kita yang sekarang ini
juga. $rti penting pernyataan ini harus dipahami dengan benar. 4ikalau
Upanisad hanya memberikan penjelasan yang mengagungkan hakekat
Ketuhanan dan berhenti sampai di situ saja, akan mustahil bagi kita
untuk membayangkan bahwa kita sanggup merealisasinya dalam
kehidupan saat ini. )alam sebagian besar tradisi keagamaan,
perealisasian spiritual atau perjumpaan dengan uhan biasanya dicapaisetelah seseorang meninggal. 1amun tidak demikian halnya menurut
ajaran Vedanta, yang mengajarkan bila kita memiliki kondisi spiritual
dan aspirasi yang tepat, tidaklah mustahil untuk merealisasi Makhluk
$gung itu dalam hati kita. $da banyak jalan menuju realisasi spiritual
ini8 +nana-mara atau jalan kebijaksanaan, !hakti-mara atau jalan
pengabdian nan tulus pada uhan, Karma-mara atau jalan melalui
perbuatan-perbuatan bajik, dan *aja-mara atau jalan melalui
kontemplasi mistis= atau melalui gabungan semua jalan tersebut.
#emua ajaran agama yang sejati, jika kita ikuti dengan rajin dan tulus,
akan membimbing kita pada satu tujuan akhir 7 ekam sad viprah
bahudha vadanti +kebenaran hanya satu, tetapi orang bijaksana
menyebutnya dengan berbagai nama 7 seperti yang dinyatakan
39
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 40/74
dalam *-Veda. $pabila kita telah berhasil merasakan kehadiran uhan
dalam hati spiritual kita, maka simpul kebodohan, yakni ketidak-tahuan
yang telah melekat pada semua makhluk semenjak ribuan tahun, akan
dapat diuraikan.
$kti%tas agung Ketuhanan, yakni saat terciptanya jutaan
kehidupan, digambarkan oleh Veda sebagai &kilat yang bertabrakan
dengan awan badai berwarna biru tua' 7 nila toyada madhyastha
vidyullekhaiva bhasvara 7 atau &laksana kegemilangan seribu mentari
yang muncul bersamaan di angkasa,' seperti yang dinyatakan dalam
$ita. Para mistikus agung dari berbagai tradisi keagamaan telah
mengalami fenomena mengagumkan ini, yakni terbitnya hakekat
Ketuhanan dalam diri umat manusia atau bangkitnya jiwa nan abadi
dalam materi. Mereka semua menyanyikan pengalaman spiritual ini
dengan bahasanya masing-masing. Kendati hidup di aman yang
berbeda, mereka semua menggambarkan Pengalaman $gung ini, yang
terealisasi saat kita tidak semata-mata menyadari hakekat Ketuhanan
itu secara intelektual atau emosional saja, tetapi sungguh-sungguh
menjumpainya berdenyut dalam batin terdalam kita selaku umat
manusia.
Bagian 2
SUB-BAGIAN 2
.Brahman adalah landasan nan kokoh dan kuat, yang
mengejawantahkan dirinya dalam lubuk hati paling rahasia. )i
dalamnya bernaung segala sesuatu yang bernafas, bergerak,
dan melihat. Kenalilah (a baik sebagai makhluk ataupun bukan
makhluk dan sebagai Makhluk $gung yang paling didambakan,
teragung, mengatasinya segalanya, serta di luar pemahaman
manusia.
40
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 41/74
D.6emilang, yang terhalus di antara yang terhalus, ia adalah
Brahman yang kekal. (a merupakan tempat bertumpunya seluruh
planet dan juga segenap penghuninya. (a adalah kehidupan,
ucapan, dan pikiran. (a adalah realita dan juga keabadian. Aahai
muridku yang terkasih@ (nilah yang perlu ditembus
pemahamannya. Kenalilah (a.
"loka di atas kembali mengulangi ajaran bahwa Brahman
mengejawantahkan diri1ya dalam hati spiritual umat manusia dan
sekaligus bersemayam dalam segala sesuatu di jagad raya ini. $ngiras
juga menambahkan bahwa Brahman adalah &makhluk dan bukan
makhluk,' dalam artian (a bersemayam dalam sesuatu yang tampak
ataupun tak tampak= baik yang memiliki wujud kasat mata ataupun tak
kasat mata. 5ang hendak disampaikan di sini, miliaran ciptaan, baik itu
galaksi yang tak terhingga jumlahnya, masih belum sebanding dengan
kekuasaan Brahman. (a adalah semua itu, tetapi juga merupakan
sesuatu baik yang tidak memanifestasikan maupun memanifestasikan
dirinya. Pembahasan mengenai penciptaan atau kosmogenesis adalah
sesuatu yang menarik. Pustaka-pustaka suci Upanisad menyatakanbahwa Brahman sesungguhnya tidak memiliki awal ataupun akhir. (a
adalah anadi-anata. (a adalah Makhluk $gung yang senantiasa ada,
dan mustahil untuk dilukiskan dengan kata-kata. $jaibnya, kekuatan
yang sungguh tak terbayangkan itu dapat memanifestasikan diri1ya
dalam kesadaran umat manusia, kendati (a berada di luar konsep-
konsep intelektual. Pencapaian spiritual untuk menembus hakekat
Brahman itu sangat penting, karena segala sesuatu akan menjadi tak
bermakna bila dibandingkan dengannya.
Pikiran yang kita pergunakan untuk memahami segala sesuatu di
sekitar kita, ucapan yang kita gunakan untuk mengekspresikan
pemikiran dan persepsi kita, serta daya hidup 7 yang menjadi sumber
kehidupan bagi semua makhluk, semuanya berasal dari Brahman. (a
41
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 42/74
lebih halus dibandingkan atom-atom dan partikel sub-atomik= karena
arah-arah itu yang juga membentuk Pegunungan Himalaya adalah
manifestasi kekuatan agung nan kekal yang memenuhi seluruh alam
semesta. (nilah realita yang harus dipahami oleh sang siswa serta
merupakan jalan menuju keabadian. Perlu dicatat bahwa keabadian
menurut agama Hindu bukanlah semata-mata kehidupan setelah
kematian= yang tentu saja akan berlaku dengan sendirinya. Hal ini
lebih mengacu pada realisasi hakekat Ketuhanan, yang memungkinkan
kita untuk terbebas dari kelahiran dan kematian, yakni pembebasan
kita dari roda karma.
Menurut sang guru, inilah realita yang perlu ditembus
pemahamannya. #ebutan yang dipergunakan seorang guru untuk
memanggil muridnya adalah saumya, yang dapat diterjemahkan
sebagai &pemuda yang tampan,' &kawan terkasih,' &murid yang
kukasihi,' atau &putera yang bajik.' Panggilan tersebut mencerminkan
kelemah-lembutan dan cinta kasih. $jaran Upanisad bukanlah ajaran
muram yang ditujukan pada para siswa yang dianggap jauh lebih
rendah kedudukannya. #abda-sabda kebenaran itu merupakan hadiah
yang dilandasi cinta kasih, yakni suatu pewarisan ajaran pada siswayang dikasihi gurunya. #eorang guru bertugas untuk membimbing dan
bukannya memerintah, menyemangati dan bukannya menakut-nakuti,
serta memberikan inspirasi dan bukannya mengancam.
E. $pabila Upanisad sebagai senjata nan agung dianggap
sebagai busurnya, maka seseorang hendaknya memasang anak
panah padanya, yang diasah dengan meditasi teratur. alu
menarik tali busurnya dengan pikiran yang dipenuhi oleh
Brahman. Aahai Pemuda yang 3upawan@ 4adikanlah kehidupan
yang bebas dari kematian sebagai sasaran bagi anak panah
tersebut.
42
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 43/74
?.Pranava +aum adalah busurnya. $nak panah itu adalah sang
diri. Brahman adalah sasarannya. ali busur ditarik dengan
penuh konsentrasi, dan seseorang hendaknya menyatu dengan
Brahman, laksana anak panah yang mengenai sasarannya.
"loka ini adalah yang paling terkemuka di antara kumpulan pustaka
suci Upanisad, karena dengan jelas dan gamblang memaparkan
pentingnya ajaran Vedanta. erjemahan sloka in diambil dari buku
karya #ri Krishna Prem yang berjudul The &oa o' the Kathopanishad,
dimana mah!r"i agung itu yang terlahir sebagai seorang
berkebangsaan (nggris memaparkan mengenai makna mendalam
Upanisad dengan memadukan antara daya intuisi batiniah dan
intelektualitas. (a menerjemahkan Upanisad sebagai &ajaran rahasia,'
kendati kata tersebut dapat memiliki banyak makna.
Pada sloka di atas, Upanisad yang mengacu pada kumpulan
kebijaksanaan spiritual diibaratkan sebaga sebuah busur nan perkasa.
#elanjutnya, ia disamakan kembali dengan aksara suci aum. 4ika kita
menelaah naskah Vedanta lainnya, dapat kita baca pernyataan yang
berbunyi aum ity eka aksaram brahma +suku kata tunggal aum adalahBrahman dan ada pula suatu ungkapan populer yang menyatakan
bahwa suku kata aum adalah sumber kesenangan ragawi serta
sekaligus pembebasan spiritual. )engan demikian, Upanisad,
sebagaimana halnya aum dipergunakan sebagai busurnya, jiwa
indi*idual sebagai anak panahnya, dan Brahman sebagai sasarannya.
ali busur itu perlu ditarik dengan penuh konsentrasi serta kesadaran.
Hakekat Ketuhanan bukanlah sesuatu yang dapat dicapai dengan
dibarengi oleh akti%tas-akti%tas lainnya, jadi seseorang harus benar-
benar memusatkan perhatian padanya. Makhluk $gung itu hendaknya
menjadi pusat aspirasi kita. ebih jauh lagi, panah yang
melambangkan jiwa kita hendaknya terus menerus diasah oleh
meditasi serta praktik spiritual.
43
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 44/74
4ikalau sasarannya tak dapat dilihat dengan jelas, panahnya
tumpul atau bengkok, serta penarik panahnya mengalami pikiran
kacau, maka mustahil anak panah akan mengenai sasaran. #ebaliknya,
bila sasaran terlihat jelas, panahnya tajam dan lurus, serta pemanah
berkonsentrasi saat menarik tali busurnya, maka barulah hakekat
Makhluk $gung tersebut dapat ditembus. #aat anak panah mengenai
sasaran, terjadilah penyatuan atau perpaduan antara Atman dengan
Brahman. Karenanya, dualitas kelahiran dan kematian, sedih dan
gembira, baik dan buruk, atau uhan dan manusia menjadi lenyap.
Pencapaian spiritual ini telah dibuktikan oleh para mah!r"i yang
berasal dari berbagai masa dan tradisi keagamaan. etapi tentu saja
hal ini bukanlah sesuatu yang mudah, seperti yang dinyatakan oleh #ri
Krsna dalam $ita, bahwa hanya satu di antara beberapa ribu orang
yang pernah mendengar ajaran kebenaran itu= dan di antara mereka
yang sanggup mencapai tujuan jauh lebih kecil lagi jumlahnya. Kendati
demikian, kita hendaknya tidak berkecil hati, sebaliknya justru
mengerahkan lebih banyak upaya serta semangat untuk mencari
kebenaran, seperti yang digambarkan dengan indah pada sloka di
atas.
F.(a yang berada dalam batin, telah merajut langit, bumi, dan
angkasa yang berada di antara keduanya, beserta pikiran dan
semua makhluk hidup. Pengenalan terhadap1ya sebagai bagian
dirimu sendiri merupakan jembatan menuju keabadian, dan
setelah itu hindarkan dirimu dari perbincangan yang sia-sia.
>.empat di mana nadi serta pembuluh darah menyatu laksana
roda dengan porosnya, di sanalah seiring dengan detak jantung,
(a menjadi bertambah besar. Meditasikan sang diri itu sebagai
aum, semoga jalanmu menuju pantai seberang demi mengatasi
kegelapan menjadi menyenangkan serta membuahkan hasil.
44
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 45/74
#alah satu hambatan dalam menapaki jalan spiritual adalah
perbincangan tanpa makna, yang pada akhirnya hanya menjadi
semacam olah intelektual belaka. (ntelektualisme merupakan wahana
yang bagus sekali guna menalar sesuatu. etapi realitas spiritual
seperti yang telah dikatakan sebelumnya adalah mengatasi rasio. 4ika
pikiran dipergunakan melebihi kapasistasnya, hal itu justru menjadi
hambatan bagi kita. 2leh karenanya, sang mah!r"i menasihati
muridnya, bahwa setelah mengenali hakekat Brahman yang agung dan
meliputi segalanya, ia hendaknya menghindarkan diri dari
perbincangan sia-sia serta spekulasi yang tak berguna. Pengetahuan
yang lebih tinggi adalah jembatan menuju keabadian, dan begitu
menerimanya, siswa hendaknya bersiap mengawali perjalanannya itu
dan dan tidak semata-mata duduk berdiam diri di ujung jembatan
serta sibuk berbicara mengenai tindakan penyeberangan itu sendiri.
#eperti pepatah iongkok yang mengatakan8 &Perjalanan ribuan mil
diawali oleh satu langkah pertama,' perbantahan spiritual sebenarnya
merupakan usaha untuk menutupi kemalasan kita mengambil langkah
pertama nan penting tersebut.
)engan mengubah perumpamaan yang disampaikannya, $ngirassekali lagi menekankan bahwa Brahman mewujudkan diri1ya dalam
relung hati terdalam umat manusia, di mana seluruh pembuluh darah
+saluran energi menyatu 7 tetapi yang dimaksud bukanlah nadi atau
pembuluh darah dalam pengertian medis, melainkan saluran energi
yang lebih halus, tak nampak, dan merupakan pembawa energi
kehidupan ke sekujur tubuh kita. Manusia memiliki struktur tubuh yang
paling rumit serta luar biasa dibandingkan makhluk lainnya, dan di
dalam tubuh itu sendiri terdapat mekanisme-mekanisme 7 baik yang
tampak maupun tak tampak 7 yang saling berinteraksi sehingga
memungkinkan kita untuk hidup, berpikir, merasakan sesuatu, dan lain
sebagainya. Perumpamaan mengenai roda dengan porosnya sungguh
45
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 46/74
mengena. #eberapa pesat roda itu berputar atau seberapa jauh ia
bergerak, pusat perputarannya tetap pada porosnya sendiri.
&Meditasikan sang diri itu sebagai aum,' demikian kata $ngiras,
yang dilanjutkan dengan harapan agar siswanya itu tiba dengan
selamat pada tujuan spiritualnya. Pernyataan ini penting sekali, karena
memperlihatkan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan seorang
guru. (a dapat menunjukkan jalan, memberikan inspirasi dan
membimbing siswanya dengan penuh cinta kasih, serta berupaya
menolongnya dari berbagai cobaan dan bahaya= tetapi perjalanan
yang sesungguhnya harus ditempuh oleh siswanya sendiri. #eorang
guru tidak dapat menggantikan bersadhana bagi muridnya serta
melakukan latihan-latihan spiritual lainnya yang membawa seseorang
pada hakekat terdalam dirinya. Perjalanan spiritual ini, seperti yang
telah dibuktikan oleh para mistikus di seluruh dunia, terkadang harus
melalui kegelapan nan pekat dan samudera yang bergolak dashyat.
Kita dapat menafsirkan kegelapan itu sebagai kebodohan batin,
sedangkan samudera berombak dashyat sebagai gejolak emosi kita.
Perjalanan tersebut dapat pula ditafsirkan sebagai beralihnya
kesadaran sehari-hari kita menuju tataran yang lebih spiritual. ebih jauh lagi, kita dapat memaknainya pula sebagai peristiwa-peristiwa
yang dialami setelah kematian, sebagaimana yang dapat dijumpai
pada banyak tradisi di muka bumi, terutama di Mesir dan ibet.
Kini, jalan spiritual itu dengan segenap percabangannya tiba-tiba
saja terhampar di depan kita, dan kita diharuskan untuk memilih.
3obert rost dalam puisinya yang berjudul The *oad not Taken +4alan
yang ak )itempuh mengatakan8
4alan Gyang kulalui bercabang di sebatang pohon nan kuning
warnanya
#ayangnya ku tak dapat melalui keduanya
#ebagai seorang pengembara, lama kuberdiri
46
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 47/74
#ejauh yang kudapat, masing-masing jalan itu kuamati
Bila ternyata salah satu satunya mendatangkan kejatuhan
Kupilih jalan yang satunya lagi....
#ri Krishna Prem dalam karyanya, he 5oga of Bhaga*ad-6ita
menggambarkan jalan-jalan spiritual itu secara jitu8
4alan itu ada dua, dan tiada yang ketiga bagi umat manusia
Benamkan jiwamu dalam &oa atau engkau akan kehilangan
jiwamu dalam keduniawian.
#etiap menjumpai titik percabangan, seseorang harus memilih untuk
naik atau turun. #etelah pilihan itu ditetapkan, hati kita masih
memikirkan kehidupan, sehingga pikiran kita masih dipermainkan oleh
buah-buah pemikiran sebelumnya. 2leh karenanya, ketetapan itu
belum begitu mendatangkan manfaat. 4iwa kita masih diombang-
ambingkan oleh aliran pikiran yang tanpa henti, dan setelah meninggal
jiwa kita akan tenggelam dalam kelahiran sebagai wujud %sik atau naik
ke alam cahaya atau alam surga. Kita tidak hendaknya tidak berhentisampai di sini saja, melainkan terus berjuang untuk merealisasi tujuan
pamungkas, yakni keabadian.
I.5ang maha mengetahui dan maha bijaksana. Kejayaan1ya
tercermin di muka bumi. (a adalah sang diri yang bertahta dalam
kota agung Brahman, yakni surga1ya di angkasa. )engan kokoh
bersemayam dalam pikiran dan duduk di singgasana hati, (a
mengendalikan hidup dan tubuh. 2rang bijaksana dengan
pengetahuan yang lebih tinggi melihat1ya dengan jelas sebagai
yang bersinar, sumber kebahagiaan, serta kekal.
47
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 48/74
Brahman adalah sang diri 7 yang bercahaya dan gemilang. #emua
kegemilangan1ya itu dapat kita lihat di bumi ini dalam wujud indahnya
matahari terbit, eloknya taburan berjuta bintang di malam hari,
cantiknya rembulan yang menjadi purnama dan setelah itu menghilang
lagi, birunya langit, dan hijaunya pepohonan. etapi apa yang baru saja
disebutkan itu baru sebagian kecil saja di antara kesemarakan1ya. (a
bertahta dalam pikiran atau otak manusia, yang merupakan asal
muasal buah-buah pemikiran. (a dapat dijumpai dalam relung hati
terdalam, tempat (a mengendalikan hidup serta tubuh %sik. #elain itu,
(a merupakan kekuatan yang bersemayam dalam atom-atom terkecil
dengan kekuatan dashyat1ya yang sanggup meluluh-lantakkan sebuah
kota, tetapi senyuman1ya juga merupakan daya kehidupan bagi
seluruh alam semesta.
)engan mengandalkan mata jasmani saja, (a tak dapat dilihat.
Barangkali seseorang dapat memikirkan atau menulis tentang1ya,
tetapi seperti peta negeri yang belum kita kenal, hanya dapat
memberikan gambaran kasar atau topogra%s saja mengenai negeri
tersebut, dan tidak memungkinkan kita untuk melihat negeri itu sendiri
barang sekejap pun. 2leh karena itu, gagasan intelektual dapatmembantu kita memberikan pengertian kasar mengenai hakekat
Ketuhanan, tetapi tidak membawa kita pada realisasinya. (nilah
sebabnya, Vedanta mengajarkan bahwa, yang diperlukan adalah
pengetahuan lebih tinggi atau !rahmavidya. atkala fajar
mengetahuan tersebut merekah, Makhluk $gung itu akan bersinar dari
setiap pori-pori tubuh kita dan mendatangkan kebahagiaan tertinggi
serta keabadian, seperti yang diungkapkan oleh #ri $urobindo dalam
puisinya yang berjudul ho +"iapa8
(a terhilang dalam hati, yakni dalam relung terdalam
(a dijumpai pada otak manusia, yang merupakan sumber buah-
buah pemikiran
48
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 49/74
(a terajut dalam bunga-bungaan
(a bersemayam dalam jaring-jaring bintang di langit
)alam keperkasaan seorang pria dan kecantikan seorang wanita
)alam tawa seorang anak laki-laki dan rona kemerah-merahan
pipi anak perempuan
angan yang telah menjadikan planet 5upiter, yakni bintang
pengembara di langit
Kejenakaan1ya berpadu menjadi satu
0.Ketika Makhluk $gung itu dipandang dari tataran yang lebih
tinggi atau rendah, simpul yang mengikat hati manusia akan
terurai. #emua keraguan akan pupus dan karma juga
terhancurkan.
J.)alam singgasana keemasan tertinggi duduklah Brahman 7
kokoh dan tak terhancurkan. (a adalah cahaya di atas segala
cahaya. 2rang yang menyadari jati dirinya akan mengenal
Brahman tersebut.
$pa yang dirasakan ketika peristiwa spiritual nan mulia itu terjadi, sulitdigambarkan dengan kata-kata. #ama sukarnya dengan menjelaskan
mengenai keindahan warna pelangi pada orang buta. Meskipun
demikian, sedikit uraian masih dapat diutarakan untuk
menggambarkannya, dimana setidaknya ada tiga hal yang diuraikan
dalam sloka di atas= yang masing-masing berkenaan dengan berbagai
dimensi kepribadian, yakni tubuh %sik, emosi, dan intelektual. Ketiga
aspek ini berkaitan dengan tiga simpul yang dikenal dalam jalan
spiritual= yakni simpul Brahma yang mengikat Atman dengan dunia
dan tubuh %sik= simpul Cisnu yang mengikat Atman dengan keinginan=
dan simpul #i*a yang mengingat Atman dengan buah-buah pemikiran
yang dihasilkan oleh benak kita, dimana ini merupakan kubu
pertahanan terakhir sifat egosentris kita. Ketiga simpul ini akan terurai
49
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 50/74
bila kita telah merealisasi hakekat Makhluk $gung tersebut,
sebagaimana yang dinyatakan dalam Upanisad= yakni kita harus
memandang1ya secara utuh, yakni dalam tataran tinggi maupun
rendah, atau dari sudut pandang kejiwaan dan materi.
Meskipun bersemayam dalam segala sesuatu, Brahman
terutama bertahta dalam singgasana kesadaran tertinggi. Menurut
tradisi Hindu, terdapat lima cangkang yang menyelubungi $tman=
yakni yang berupa wujud %sik, daya hidup, emosi, intelektual, dan rasa
bahagia atau anandamaya kosa. Brahman bersinar dengan gemilang
di dalam dan sekaligus di atas cangkang kelima tersebut. (a tak
bernoda, karena tak ada sesuatupun yang dapat mencemari1ya. (a tak
terbagi, karena (a berada dalam dalam segalanya, sehingga tak dapat
dipisah-pisahkan.
Brahman ini menurut pada mah!r"i adalah cahaya di atas segala
cahaya, kebenaran yang mendasari seluruh eksistensi, serta
merupakan kekuatan di balik segala sesuatu yang telah ada maupun
akan ada. 2rang yang telah mengenali jati dirinya akan mengenal
Brahman.
/.)i sanalah matahari, bulan, dan bintang tidak bersinar.
$pabila benda-benda angkasa itu tidak bercahaya, lalu
bagaimanakah dengan api di bumi< #ungguh@ #egala sesuatu
bersinar karena1ya. ;ahaya1ya menerangi seluruh jagad.
.#ungguh@ Brahman nan kekal itu ada di mana-mana= baik di
depan maupun di belakang. Baik di utara maupun selatan. Baik
di atas maupun bawah. #ungguh@ Brahman adalah alam semesta
maha luas.
#aat menutup sloka di atas, sang mah!r"i memasuki kegembiraan
spiritual yang meluap-luap. Banyak di antara sloka-sloka Upanisad
menggunakan bahasa yang tidak mudah dipahami serta misterius,
50
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 51/74
terutama saat membicarakan mengenai penglihatan spiritual. )i sini,
$ngiras menyebutkan bahwa tidak ada sumber cahaya, baik yang
berada di langit, seperti matahari, bulan, dan bintang, maupun di
bumi, misalnya api, yang sanggup menerangi Brahman= karena ia
adalah sumber cahaya bagi semuanya itu. (a bersinar sehingga
menyebabkan yang lainnya ikut bercahaya. Kebenaran fundamental ini
digemakan dalam keseluruhan naskah Vedanta, agar para pencari
kebenaran tidak terseret oleh kecemerlangan terbatas kekuatan alam
yang lebih rendah. Kekuatan-kekuatan alam ini tentu saja layak dipuja,
baik itu pembawa terang di dunia maupun di angkasa, yakni para
)eva +secara hara%ah berarti &5ang Bercahaya'. etapi semuanya itu
patut dipuja karena merupakan manifestasi Brahman nan gemilang itu
sendiri, yang meliputi segalanya serta merupakan sumber cahaya
tertinggi bagi jagad raya.
Berbagai sumber cahaya yang disebutkan dalam sloka di atas,
dapat pula diartikan sebagai kilatan-kilatan cahaya batiniah yang
kerap dialami oleh praktisi ketika kesadarannya semakin meningkat
seiring dengan kemajuan latihan spiritual serta bangkitnya kundalini.
radisi-tradisi mistis meneguhkan kebenaran hal ini, yakni bahwakilatan-kilatan cahaya tersebut, mulanya muncul kadang-kadang saja
dan secara bertahap berubah menjadi kilauan gemilang yang terus
tampak. Melalui sloka di atas, guru hendak mengajar muridnya agar
tidak melekat pada salah satu tingkatan dasar ini, betapapun
gemilangnya kilasan cahaya yang dialaminya, serta tetap menyadari
dalam benaknya bahwa cahaya ini hanyalah sebagian kecil saja dari
sinar Brahman nan maha gemilang.
Pada sloka terakhir, kita menjumpai pernyataan yang
mengagungkan hakekat Brahman maha gemilang yang berada dalam
segala sesuatu di alam raya. )i atas dan di bawah, pada kesemua
penjuru, atau di dalam dan di luar diri, tiada sesuatupun selain
Brahman. $papun yang kita anggap &nyata,' tubuh kita sendiri, bumi
51
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 52/74
yang telah menghidupi umat manusia semenjak fajar aman sejarah,
atau gelembung yang nampak rapuh adalah Brahman maha agung. Ke
manapun kita layangkan pandangan kita, yang kita saksikan adalah
Brahman. Karena sesungguhnya kita dan Brahman adalah satu
adanya= dengan kata lain, Brahman itu pula yang melihat melalui mata
kita. Kita tidak lagi terikat oleh simpul yang kuat dengan tubuh %sik,
emosi, atau pikiran. aksana panah agung #i*a menembus kota
berdinding besi, emas, dan perak, yang menjadi tempat perlindungan
bagi iblis jahat sebagai perlambang indi*idualitas palsu, demikian pula
cahaya Brahman menembus satu-persatu kubu pertahanan pandangan
salah kita= sehingga akhirnya sanggup menyadari kecemerlangan
cahaya1ya. #aat itulah kita sadar, bahwa alam semesta maha luas ini
adalah Brahman sendiri.
BAGIAN 3
Sub-bagian 1
.)ua ekor burung nan elok dipandang, yang bersahabat karibdan tinggal bersama di sebatang pohon. #alah seekor di antara
mereka menikmati buah-buah leat dengan lahap= sedangkan
yang satunya lagi hanya memandang tanpa ikut memakannya.
D.Bertengger di pohon yang sama, salah seekor di antara kedua
burung itu, yang melambangkan &diri pribadi,' mengeluhkan
mengenai ketidak-berdayaannya. etapi tatkala melihat burung
satunya lagi, yang melambangkan uhan dengan segenap
kejayaan1ya, maka seluruh kesedihannya pun sirna.
#etelah mencermati beberapa sloka sebelumnya mengenai
kegembiraan spiritual yang meluap-luap, dimana $ngiras berusaha
menggambarkan mengenai Brahman, pembaca barangkali menduga
52
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 53/74
bahwa realisasi spiritual tertinggi seharusnya sudah dicapai di sini,
sehingga tidak perlu lagi bagi sang guru untuk menjelaskan lebih jauh.
4ika penyatuan dengan Brahman merupakan realisasi tertinggi,
bukankah seharusnya naskah Upanisad ini cukup diakhiri hingga bab
kedua< Mengapa $ngiras merasa perlu melanjutkan pengajarannya<
erlepas dari berbagai pemaparannya mengenai keagungan Brahman
di sloka-sloka sebelumnya, $ngiras merasa bahwa siswanya masih
belum siap mengadakan perjalanan yang sebenarnya. 2leh karenanya,
ia merasa perlu &turun kembali ke dunia,' untuk mengajarkan sesuatu
sesuai dengan tingkat pemahaman muridnya saat itu. Hal ini berlaku
pula dalam !haavad-$ita, yang tidak berakhir begitu saja di bab
kesebelas 7 yang berisikan *isi Ketuhanan 7 melainkan melanjutkan
pemaparannya guna mengarahkan realisasi nan agung itu menjadi
kemajuan spritual berkesinambungan.
#ang mah!r"i turun kembali dari ketinggian *isi spiritualnya itu
dan mengajarkan perumpamaan mengenai dua ekor burung yang
bertengger pada sebatang pohon yang sama. Pohon itu
melambangkan tubuh ini, sedangkan kedua burung adalah simbol bagi
Atman dan Brahman, atau +ivatman serta Paratman. )apat puladitafsirkan bahwa di atas dan bawah kulit luar kepribadian kita
terdapat jati diri sejati yang merupakan percikan Brahman. Kedua
burung itu dikatakan bersahabat karib, karena sesungguhya +ivatman
yang terikat oleh ketiga simpul, yakni tubuh, perasaan, dan pikiran
seperti yang telah disebutkan sebelumnya, memandang dirinya
sebagai sesuatu yang berbeda= padahal ia merupakan bagian
Paramatman yang tak terpisahkan= laksana bayangan matahari pada
air dengan matahari sesungguhnya.
)iri yang lebih rendah memakan buah-buahan di pohon itu
dengan lahapnya, yang berarti bahwa ia menjadi subyek karma serta
pandangan dualisme, yakni antara sedih-gembira atau kelahiran dan
kematian. Hal ini pada akhirnya membangkitkan kejemuan serta ketak-
53
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 54/74
berdayaan. a vittena tarpaniyo manusyo +Manusia tak pernah puas
dengan kekayaan, demikian yang dikatakan pustaka suci Upanisad
lainnya. Pengejaran terhadap kekayaan materi, kebahagian duniawi,
dan kepuasaan emosional, pada akhirnya akan membawa pada
keputus-asaan. Betatapun besarnya rasa gembira yang dialami
seeorang, sadar atau tidak sadar tetap ada ancaman yang menghantui
kesenangan tersebut, seperti hantu BanLuo pada perjamuan Macbeth
+diambil dari karya #hakespeare yang berjudul Ma#beth 7 penerjemah
bahasa (ndonesia. Penyakit, usia tua, dan kematian, ketiga hal ini
pasti dialami seseorang dalam hidupnya. )engan karma baik
seseorang, ia mungkin dapat menghindari yang pertama dan kedua.
etapi yang ketiga, yakni kematian, pasti terjadi dan tak dapat
dielakkan dengan cara apapun juga.
Para penguasa terbesar dunia, konglomerat terkaya, penakluk
wanita paling berpenampilan mewah, dan wanita tercantik, pada
akhirnya terjerat oleh jaring kematian. Manakala seseorang yang telah
menikmati kebahagiaan duniawi tiba-tiba saja menghadapi realita
yang tidak menyenangkan, ia akan merasakan ketak-berdayaan.
$pabila seseorang cukup beruntung sehingga dapat menjumpai ajarankebenaran, ia sanggup menolong burung satunya lagi, yakni jati diri
kita yang lebih tinggi dan tidak terikat oleh beban karma serta hawa
nafsu keinginan. (a sepanjang masa telah berdiam di pohon yang sama
memandang kita dengan penuh cinta kasih.
$spek diri yang lebih tinggi itu, senantiasa ada bersama kita
bahkan semenjak kita mencapai kesadaran manusia, dan memulai
suatu proses rumit nan panjang yang berkaitan dengan beban karma
selama berkalpa-kalpa. Hanya saja kita tidak mengetahuinya. (a
senantiasa lebih dekat dengan kita ketimbang nafas kita sendiri dan
bahkan lebih erat dengan tangan atau kaki kita= namun tak sedikitpun
kita mengenalinya. #eperti yang dinyatakan #ri $urobindo berikut ini8
54
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 55/74
Penguasa atas umat manusia dengan cinta kasih1ya yang tak
terbatas
(a dekat dengan hati kita dan memberikan kita daya penglihatan
Kita dibutakan oleh kesombongan dan belenggu hawa nafsu
keinginan kita
Kita terikat oleh buah-buah pemikiran kita sendiri, tetapi
menganggap diri kita bebas.
#uatu hari dengan rasa putus asa, tanpa harapan, takut, dan
bingung, kita melemparkan senjata kita, seperti yang dilakukan $rjuna
di medan pertempuran Kuruksetra serta berpaling pada sahabat
terkasih yang sekaligus merupakan kusir kehidupan kita= yakni
Makhluk $gung, yang meskipun kegemilangannya melebihi ribuan
mentari, berada dalam diri kita. atakala memandang pada jati diri
tertinggi kita yang layak menerima segenap pujian, keajaiban terjadi.
Penderitaan yang dialami akan segera sirna dan kita menyadari buah
manis dan pahit yang telah kita makan masa demi masa, serta
merupakan penyebab bagi keterikatan kita. 6una membebaskan diri
dari semua itu, yang kita perlukan hanyalah menaklukkan keakuan kitayang lama serta membuka diri terhadap cahaya serta kekuasaan
Makhluk $gung yang bertahta dalam kesadaran terdalam kita.
E.Ketika sang mah!r"i melihat uhan yang bersinar keemasan,
yakni Makhluk $gung yang merupakan pencipta alam semesta
serta merupakan asal muasal bagi Brahma, sang pencipta, ia
membebaskan diri dari konsep baik dan buruk= sehingga
membebas dirinya dari segenap kekotoran serta mencapai
penyatuan dengan 5ang erunggul.
?.#ungguh@ (a adalah jiwa Ketuhanan yang besinar dalam diri
semua makhluk. )engan mengenali1ya, orang bijaksana
menjauhkan diri dari segenap perdebatan sia-sia. Getapi, ia
55
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 56/74
tetap mengalami kegembiraan dalam dirinya serta terlibat dalam
akti%tas jasmaniah. )emikianlah yang teragung di antara
sekalian pengenal Brahman.
Perumpamaan mengenai burung itu kini diterapkan pada kesadaran
umat manusia. #etelah berjuang dengan keras, pada akhirnya kita
sanggup &melihat' jati diri tertinggi kita, dimana jati diri kita yang lebih
rendah merupakan cerminannya. )engannya kita menjadi mah!r"i
sejati. Bila tiba pada realisasi spiritual tersebut perbedaan
kon*ensional antara &baik' dan &buruk' menjadi lenyap. Keduanya itu
memang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari serta menjadi
penentu bagi nilai-nilai moral dan sosial, yang berubah dari aman ke
aman atau satu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya. etapi saat
berhasil merealisasi Makhluk $gung tersebut, wawasan kesadaran kita
ditransendentasikan, dan sang mah!r"i mengibaskan debu-debu yang
mengotorinya dirinya serta menyatu dengan makhluk suci tersebut. (a
digambarkan sebagai &bersinar keemasan,' dikitari oleh cahaya
Ketuhanan, serta merupakan asal muasal bagi pencipta, yakni Brahma.
)engan kata lain, ia telah ada sebelum penciptaan serta merupakansumber bagi Brahma sendiri.
#ekali lagi, kebenaran agung dimaklumkan 7 &#ungguh@ (a
adalah jiwa Ketuhanan yang bersinar dalam diri semua makhluk.'
Barangsiapa yang mengenal kebenaran ini, yakni yang telah
merealisasi Brahman di dalam dan luar dirinya, menghindarkan diri
dari pembicaraan serta perdebatan yang tak bermanfaat. 2rang yang
berbicara tanpa henti mengenai jalan spiritual atau berdebat tentang
keunggulan keyakinan atau guru mereka, kerap sangat sibuk dengan
olah spiritual semata sehingga jarang memiliki waktu untuk menekuni
praktik mereka lebih jauh lagi. #eperti yang dinyatakan itgeral
berikut ini dalam puisi gubahannya yang didasari oleh karya 2mar
Khayyam8
56
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 57/74
)iriku kala masih muda, gemar mencari
Para cendekiawan serta mah!r"i, dan mendengarkan debat-
debat
Mengenai ini dan itu. 1amun seringkali
Mereka keluar lagi dari pintu tempat aku tadi masuk
Pengajaran pustaka-pustaka suci dengan niat tulus atau diskusi
yang sungguh-sungguh terhadap jalan spiritual tidak dapat dianggap
sebagai perbincangan sia-sia. Malah satsana seperti itu sangat
berguna dalam menjelaskan berbagai hal yang masih belum kita
pahami. etapi praktisi perlu menyadari bahwa pada akhirnya ia harus
merealisasi spiritualitas yang melampaui kata-kata dan logika. ebih
jauh lagi, menurut Vedanta, realisasi spiritual tertinggi dicapai bila
sang mah!r"i, yang telah memasuki kebahagiaan sejati penyelamatan
jati diri, tetap terlibat dalam kegiatan sehari-hari 7 kryavan. Penjelasan
ini sangat penting, yang menjadikan ajaran Vedanta senantiasa
rele*an bagi segala aman, karena jika tidak disampaikan dapat
menimbulkan kesalah-pahaman bahwa satu-satunya jalanpembebasan hanya dapat dicapai melalui pengunduran diri dari
akti%tas duniawi, menyepi di pertapaan, dan menghabiskan sisa hidup
untuk berjuang merealisasi penyatuan dengan Brahman.
entu saja, jalan ini juga terbuka bagi para sannyasin, yang siap
mengundurkan diri dari keduniawian . etapi berdasarkan sloka di atas
jelas sekali bahwa akti%tas sehari-hari kita tidaklah bertentangan
dengan latihan spiritual kita, dimana hal ini berabad-abad sebelumnya
menjadi pokoh bahasan utama yang dikemukakan oleh #ri Krsna dalam
!haavad-$ita. Bahkan, Upanisad menyebut orang itu sebagai &yang
tertinggi' di antara para pengenal Brahman. $pa yang diungkapkan
oleh sloka di atas, menjelaskan penghormatan luar biasa yang
ditujukan pada para rajarsi, yakni para mah!r"i atau penekun jalan
57
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 58/74
spiritual, yang sekaligus seorang raja, dalam tradisi Hindu. #alah
seorang di antara mereka, 3aja 4anaka dari Mithila, yang juga muncul
dalam Upanisad, dan disebutkan pula oleh #ri Krsna dalam $ita bahwa
ia telah mencapai pencerahan melalui karya-karya kebajikannya.
F.4ati diri yang berada dalam tubuh bersifat murni dan bersinar
cemerlang, dicapai melalui pengembangan kebenaran, kegiatan
pertapaan, pengetahuan benar +kebijaksanaan, dan menjaga
kemurnian. Ketika kekotoran batin timbul, para pertapa
mengendalikannya.
>.Kebenaran sendiri akan menang, dan bukannya ketidak-
benaran. Kebenaran merupakan landasan bagi jalan Ketuhanan
yang dilalui oleh para mah!r"i. Ketika apa yang mereka
dambakan terpenuhi, naiklah mereka menuju tataran kebenaran
tertinggi.
Penyelaman terhadap jati diri bukanlah sesuatu yang mudah.
)iperlukan suatu proses puri%kasi secara teratur, yang tidak hanya
secara jasmaniah saja berupa pantang makanan tertentu ataumenjauhkan diri dari hubungan seksual, tetapi mencakup juga usaha
pemurnian pikiran, baik alam sadar maupun bawah sadar. #imbolisme
dalam alkimia yang berkenaan dengan perubahan logam biasa
+kesadaran sehari-hari menjadi emas +mewakili realisasi spiritual
sangat rele*an di sini, yang berlangsung melalui proses pemurnian dan
pemanasan terus menerus. 4ika tidak melalui api yang menyala-nyala,
kita tidak akan berhasil membakar sampah-sampah batin yang telah
menyelubungi kita semenjak masa tanpa awal. erdapat empat
prasyarat yang diperlukan di sini8 kebenaran, yang berarti suatu tekad
kuat untuk jalan spiritual= kegiatan pertapaan, yang berarti
mengerahkan segenap upaya kita menuju realisasi spiritual=
kebijaksanaan, yang mengacu pada wawasan dan pandangan benar
58
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 59/74
yang diperlukan agar kita tetap berada pada pencarian kebenaran=
serta menjaga kemurnian, yang berupa penjauhan diri dari kesenangan
duniawi.
Keempatnya ini merupakan disiplin utuh dan kerangka bagi
pencarian kebenaran spiritual. Prasyarat keempat umumnya hanya
diperuntukkan bagi para sannyasin atau biarawan, dan bukannya para
perumah tangga yang diharapkan untuk membentuk keluarga,
sehingga nampaknya mustahil untuk menghindarkan diri dari akti%tas
seksual. Meskipun demikian, disiplin tertentu juga diperlukan oleh
umat awam guna menjaga energi %sik mereka. )orongan nafsu
seksual yang kuat bukanlah sesuatu yang tidak bermanfaat sama
sekali. (a dapat disublimasikan dan bukannya ditekan sehingga
menimbulkan gangguan kejiwaan. antra merupakan metoda untuk
merubah dorongan seksual menjadi wahana ampuh perealisasian
spiritual.
Pada sloka keenam, kita menjumpai slogan terkenal8 &Kebenaran
sendiri akan menang, dan bukannya ketidak-benaran,' yang tertera
pada lambang negara (ndia. Kata &kebenaran' di sini hendaknya tidak
diartikan secara sempit, melainkan sebagai padanan kata bagi uhan,seperti yang dinyatakan oleh Mahatma 6andhi. Kebenaran itu adalah
jalan Ketuhanan atau jalan yang ditetapkan oleh uhan dan juga berarti
tujuan pamungkas.
Perlu dicatat bahwa jalan spiritual itu hendaknya senantiasa
membawa kemajuan, dalam artian ia melibatkan suatu kesadaran
untuk melawan kemerosotan yang senantiasa memikat kita. 4ika kita
senantiasa mengikuti arus, mungkin saja kita akan terjatuh pada air
terjun atau jeram nan curam, yang tak dapat kita lihat sebelumnya.
4eram yang terjal itu sungguh berbahaya, karena kita akan jatuh
dengan cepatnya begitu melaluinya. 2leh karena itu, pustaka-pustaka
suci Veda menyerukan #araiveti, #araiveti +Majulah@ Majulah@.
#elanjutnya, pustaka suci 9panisad lainnya mengajak kita untuk
59
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 60/74
bangkit dan menyeberangi jalan yang berbahaya. Hal penting
berikutnya, bila nafsu-nafsu keinginan rendah kita telah disublimasi,
barulah kita dapat benar-benar memulai perjalanannya. 4ika mencoba
mengawalinya saat bagasi kita masih dipenuhi oleh kemelekatan
jasmaniah maupun emosional yang bobotnya melebihi kemampuan diri
sendiri, maka kita dengan segera akan jatuh terjungkal.
Kini, apapun kelemahan yang dimiliki, kita harus segera mulai
berjalan. 4auh di atas dan di dalam diri kita, terdapat kebenaran maha
gemilang= kendati hal itu mulanya hanya nampak berupa titik cahaya
kecil di tengah kegelapan pekat. Kebenaran ini, seperti yang telah
diungkapkan sebelumnya merupakan jalan dan sekaligus tujuannya.
#eiring dengan kemajuan yang kita capai, banyak rahasia baru akan
terbuka dengan sendirinya. ;ahaya kecil itu akan semakin membesar
dan akhirnya tibalah kita pada jembatan emas yang akan membawa
kita ke seberang sana, yakni ke tempat Makhluk $gung yang
kegemilangannya laksana jutaan mentari.
I.Maha luas, mulia, dan melampaui segala sesuatu yang dapat
dipikirkan manusia= demikianlah pancaran cahaya Brahman.ebih dalam di antara yang terdalam. ebih jauh di antara yang
terjauh. 1amun ia lebih dekat dibandingkan yang terdekat, dan
seorang mah!r"i melihatnya di dalam hati relung hati nan
rahasia.
0.(a tak dapat dilihat dengan mata dan tak terkatakan serta
berada di luar jangkauan organ-organ indra lainnya. ak dapat
pula ia digapai dengan penyangkalan diri ataupun kegiatan
pertapaan. Hanya ketika pikiran menjadi tenang dan termurnikan
oleh pengetahuan lebih tinggi serta melalui meditasi, barulah
seseorang dapat merealisasi Makhluk $gung yang terbagi-bagi
itu.
60
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 61/74
Pikiran umat manusia adalah sarana yang luar biasa. Kemampuannya
yang dashyat serta kerumitannya merupakan keajaiban e*olusi.
1askah-naskah Vedanta menyebutkan bahwa pikiran itu sendiri tak
dapat memahami Brahman, karena Brahman sendiri yang telah
menghidupkan pikiran tersebut. Hal ini berlaku pula dengan organ-
organ indra lainnya, seperti yang digambarkan oleh perumpamaan
dalam Kena Upanisad berikut ini. Para de*a gagal memahami
Brahman, yang tampil di hadapan mereka dalam wujud roh. Mereka
semua melihat ke luar, padahal Brahman itu berada dalam diri mereka
dan merupakan penggerak bagi mekanisme kehidupan mereka. (a
lebih jauh dibandingkan Luasar terjauh yang dapat diamati oleh para
ahli astronomi-radio, karena segala sesuatu yang ada tercipta karena
sinar Brahman. etapi ia juga lebih dekat pada kita dibandingkan tubuh
kita sendiri. 2leh karena itu, kita dapat menjumpai1ya dalam relung
hati paling dalam.
Kegiatan pertapaan, penyangkalan diri, studi intelektual, dan
diskusi yang terarah adalah sarana yang berharga dalam menapaki
jalan spiritual. #emua kegiatan itu dapat mengarahkan kesadaran kita,
tetapi tidak dapat membawa kita pada uhan. $gar dapat merealisasihakekat Makhluk $gung tersebut, kita hendaknya mengarahkan
kesadaran yang tercemari kita ke arah dalam, guna membalik hasil
proses e*olusi yang telah berlangsung selama jutaan tahun, dimana
indra-indra kita cenderung mengarah ke luar, serta mengamati apa
yang sesungguhnya menjadi pengendali bagi kemampuan indrawi
tersebut= dan demikian pula dengan apa yang mengaktifkan pikiran itu
serta yang melatar-belakangi kesadaran ego.
Penyelaman ke arah dalam itu lebih efektif dilakukan dalam
keadaan tenang, yakni dalam suasana yang kondusif bagi meditasi.
(nilah alasannya mengapa para mah!r"i dan pertapa memilih gua, tepi
danau, dan hutan sebagai tempat membangun pertapaan mereka. )i
tengah-tengah kekacauan dan riuh-rendahnya peradaban modern
61
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 62/74
serta semakin bertambahnya polusi lingkungan, nampak kini susah
menemukan tempat pertapaan yang sunyi. #ementara itu, di dalam
diri kita terdapat pusat kedamaian dan ketenangan yang selalu siap
menerima kita. Meskipun disibukkan oleh akti%tas sehari-hati, tidaklah
mustahil bagi kita untuk tetap mencari hakekat Ketuhanan itu dalam
batin terdalam kita. erkadang, pemusatan batiniah dapat dibawa pada
kondisi tidur, karena di dalam alam &bayangan' itu kita dapat
melanjutkan pencaharian kita.
J. Atman yang lebih halus di dalam tubuh, dijiwai oleh daya hidup
rangkap lima= itulah yang perlu dikenali oleh pikiran. Pikiran ini
terus menerus dihujani oleh kesan-kesan indriya. Ketika pikiran
itu telah dimurnikan, maka jati diri sejati akan memancarkan
kegemilangannya.
/.$lam kehidupan apapun yang dikehendaki oleh orang yang
termurnikan pikirannya itu, atau keinginan apapun yang
didambakannya, akan terkabul. 2leh karena itu, barangsiapa
yang menghendaki berkah-berkah keduniawian agar memuja
orang mencapai realisasi spiritual tersebut.
Kesadaran kita yang berkaitan dengan tubuh %sik ini terjalin dengan
lima indra yang terus menerus mencerap obyek-obyek eksternal.
Beberapa ahli %lsafat materialistik beranggapan bahwa kelima indra
adalah satu-satunya jendela untuk mengetahui lingkungan sekitar kita
dan tidak mengakui keberadaan realita yang lebih tinggi. Meskipun
demikian, tradisi Hindu menyadari bahwa di atas dan di balik kelima
indra ini terletak pikiran, yang kembali merupakan cerminan realita
lebih dalam, yakni kesatuan Atman-Brahman. 2leh karenanya,
pemurnian pikiran merupakan langkah pertama menuju realisasi jati
diri. $pabila ini telah dicapai, maka seseorang tidak hanya sanggup
62
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 63/74
menjadi penguasa atas indra-indranya, tetapi juga atas materi serta
pencapaian-pencapaian spiritual.
3ealisasi di atas membangkitkan kekuatan-kekuatan psikis, yang
umum dikenal dengan istilah siddhi. Pikiran seorang mah!r"i tentunya
lebih kuat ketimbang umat awam, yakni seperti lampu terang dengan
lensa pemancar nan kuat dibandingkan lampu semacam itu tetapi
tanpa dilengkapi apapun. erdapat keyakinan bahwa orang-orang
seperti itu dapat dengan mudah mempergunakan kekuatan gaibnya
untuk memenuhi keinginan duniawi. eks-teks keagamaan seperti
&oa-"utra karya Patanjali mengulas mengenai kekuatan psikis
tersebut. 1amun, pemanfaatan atau demonstrasi kesaktian tersebut
dengan tujuan yang tidak benar atau layak akan menjadi hambatan
bagi kemajuan spiritual lebih lanjut.
Meskipun demikian, para guru-guru agung menggunakan
kekuatan tersebut untuk tujuan yang mulia dan tidak mementingkan
diri sendiri demi menolong siswanya atau membebaskan orang lain
dari penderitaan. (tulah sebabnya, sang mah!r"i menganjurkan agar
bila seseorang mendambakan kemakmuran atau keberuntungan, ia
hendaknya memuja dan melayani guru-guru seperti itu, demimendapatkan berkah serta belas kasih mereka. Karena keserakahan
akan materi telah dikecam sebelumnya dalam Upanisad, nampaknya
saran di atas tidak pada tempatnya= tetapi kita perlu mengingat bahwa
$ngiras tidak berbicara dengan sesama pertapa, melainkan dengan
#aunaka yang merupakan umat awam, dimana salah satu tugas
mereka adalah mengumpulkan kekayaan materi dengan cara-cara
wajar.
BAGIAN 3
Sub-bagian 2
63
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 64/74
.2rang yang telah merealisasi jati diri mengenal Brahman
terunggul yang menjadi asal muasal dan penyusun jagad raya ini
serta bersinar dengan gemilangnya. Para bijaksana yang
terbebas dari hawa nafsu keinginan, memuja Brahman, sehingga
mengatasi benih kelahiran kembali.
D.Barangsiapa yang pikiran mendambakan obyek-obyek
pemuasan keinginan terlahir kembali berulang-ulang demi
memenuhi apa yang diharapkannya itu. etapi mereka yang
mendambakan Brahman akan benar-benar terpuaskan, karena
bagi jiwa yang sempurna itu segenap keinginan telah sirna
bahkan pada kehidupannya yang sekarang.
Hawa nafsu keinginan merupakan penyebab mengapa roda kelahiran
dan kematian terus berputar. (a merupakan benih pembawa kelahiran
kembali setelah kematian dan kematian setelah kelahiran, yang akan
berakhir bila seseorang berhasil mengatasi kobaran hawa nafsu
keinginan. )alam agama Hindu dan Buddha, keinginan yang tak
kunjung terpuaskan ini disebut trisna, dan inilah yang mendorong kita
untuk terus menerus mengejar kesenangan duniawi. Para mah!r"iVeda menyadari bahwa keinginan ini dapat diibaratkan sebagai api,
dan setiap bahan bakar yang diumpankan padanya hanya akan
menjadikan kobarannya semakin bertambah dashyat. )engan
demikian, keinginan kita yang belum terpenuhi akan menjadi semacam
kekuatan yang mendorong kita terus menerus terlahir kembali agar
dapat memuaskan dambaan tersebut.
Proses ini akan berlangsung terus menerus, hingga dengan
kebijaksanaan kita menghentikannya. ahapan penghentian itu diawali
ketika dalam hati kita bangkit kehausan akan jalan spiritual, yakni
suatu pengamatan terhadap batin sebagai sumber kesadaran dan
tidak lagi semata-mata mengarahkan pandangan kita pada obyek-
obyek eksternal demi memuaskan hawa nafsu keinginan. Barangkali
64
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 65/74
nampaknya nafsu keinginan itu berasal dari kita sendiri= tetapi bila kita
mundur ke belakang dan menelaah diri sendiri, bahwa semua itu
sesungguhnya merupakan gelombang-gelombang besar dalam
kehidupan, dan kerapkali kita membiarkan diri kita terseret olehnya.
)engan menyadari Brahman yang bersemayam dalam diri kita dan
segala sesuatu di jagad raya ini, kita hendaknya mulai memalingkan
pandangan dari dunia eksternal. Hanya itulah jalan untuk
membebaskan diri dari lingkaran samsara, yakni roda kelahiran dan
kematian yang membelenggu semua makhluk.
Perlu diperhatikan bahwa sang mah!r"i dengan jelas
menyatakan kemungkinan mencapai pembebasan dalam kehidupan
sekarang juga. $gama-agama tertentu mengajarkan mengenai surga
setelah kematian, yang akan diperoleh bila umatnya mematuhi dengan
benar ajaran agama tersebut. Meskipun demikian, Vedanta
menekankan konsep jivanmukha, yakni orang yang mencapai
pembebasan pada kehidupan ini juga. Bila kita tidak mencapai realisasi
spiritual apapun saat masih hidup, maka demikian pula dengan
peristiwa kematian yang akan kita alami. 2leh karena itu, pustaka-
pustaka suci Upanisad mengajarkan untuk mengikuti jalan spiritual itusekarang juga, yakni tatkala kita masih dianugerahi dengan tubuh
manusia, kesadaran, dan kebijaksanaan. Bahkan, keseluruhan ajaran
Vedanta, seperti yang dinyatakan dalam $ita, merupakan
pratyaksavamam atau sesuatu yang dapat benar-benar kita realisasi
dalam hidup ini, dan bukannya sesuatu yang ditunda setelah kematian.
E.idak melalui pengajaran, tidak pula melalui telaah intelektual,
dan tidak pula melalui pembelajaran, Atman dapat direalisasi. (a
hanya dapat diselami oleh orang yang dipilihnya= pada orang
seperti itu, Atman mengungkapkan dirinya sendiri.
?.4ati diri tersebut tidak dapat diungkapkan orang yang tak
memiliki kekuatan, memendam kecerobohan, dan tidak pula
65
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 66/74
dengan kegiatan pertapaan yang tidak tepat. Barangsiapa yang
bijaksana dan berlatih dengan benar akan sanggup mencapai
tempat kediaman Brahman.
#eperti yang telah dipaparkan sebelumnya dalam Upanisad, apabila
perdebatan intelektual, berpikir logis, dan telaah kitab suci bermanfaat
dalam menganalisa kebenaran yang lebih rendah. etapi semua
metoda itu sendiri tidak dapat menghapuskan pembatas atau sekat
antara kita dengan hakekat Ketuhanan. #eluruh jalan tersebut tidak
perlu ditolak sama sekali melainkan ditransendentasikan melalui
kebijaksanaan jenis lain yang melibatkan persepsi langsung dan
realisasi Brahman. Hal ini dapat dicapai oleh mereka &yang dipilihnya'
atau dapat pula diterjemahkan sebagai &orang yang mendambakannya
dengan sepenuh hati.' Perbedaan antara kedua terjemahan itu
nampaknya sangat tajam, tetapi sesungguhnya tidak demikian halnya.
Pembacaan pertama yang berbunyi &orang yang dipilihnya'
merupakan landasan bagi doktrin mengenai anugerah. etapi
anugerah ini bukanlah pilihan acak yang didasari oleh kehendak uhan
semata, melainkan juga memerlukan ketulusan dan aspirasi sungguh-sungguh dari bawah.
#ekali lagi, realisasi Atman tidak akan dimenangkan oleh orang
yang tidak memiliki kekuatan. (ni dapat diartikan sebagai stamina %sik,
karena latihan spiritual terkadang juga membutuhkan ketahanan %sik,
sebagaimana yang diperlihatkan dalam kehidupan para mah!r"i
agung, seperti #ri ;aitanya, #t. ransiskus $ssisi, #ri 3amakrishna, dan
#ri 3amana Maharshi. etapi yang lebih penting dibandingkan kekuatan
%sik adalah kestabilan kejiwaan dan emosional. Perlu pula diingat
bahwa seluruh pencapaian spiritual di atas hendaknya tidak dianggap
sebagai suatu tugas. (a melibatkan re-orientasi total bagi perspektif
lahirian dan batiniah kita. #ri $urobindo mengatakan lebih jauh lagi,
66
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 67/74
bahwa hal itu merupakan pula proses transformasi keseluruhan
struktur sel dan molekul dalam tubuh kita.
Kecerobohan merupakan musuh terbesar dalam menapaki jalan
spiritual, yang sama berbahayanya dengan jurang-jurang terjal di
pegunungan Himalaya. #ebenarnya, mendaki sebuah gunung yang
tinggi dapat dijadikan sebagai perumpamaan bagi orang yang sedang
mengupayakan realisasi spiritual. #emakin tinggi kita mendaki,
semakin berbahaya dan sulit keadaan kita= dan sedikit saja salah
melangkah akan menghempaskan kita ke dasar jurang-jurang nan
terjal. 2leh karena itu, kita tidak dapat menoleransi adanya
kecerobohan saat melangkah maju menuju hakekat Ketuhanan. Pada
setiap kesempatan, kita harus selalu waspada dan siap siaga= serta tak
membiarkan diri kita terseret oleh arus kegembiraan berlebihan yang
timbul karena pencapaian-pencapaian baru= sehingga berpotensi
menjatuhkan kita ke jurang-jurang nan dalam.
)emikian pula, latihan pertapaan yang berlebihan juga tidak
diharapkan. Baik tradisi spiritual imur maupun Barat, tidak pernah
mengajarkan bahwa penyiksaan diri merupakan jalan menuju hakekat
Ketuhanan. Kegiatan semacam itu perlu dihindari karena tidak akanmembuahkan hasil apa-apa, seperti yang dipaparkan oleh pustaka-
pustaka suci 9panisad, Bhaga*ad-6ita, dan ajaran Buddha. Bahkan,
bila #ujata tidak membawakan Buddha nasi manis pada saat kritis,
tentu Beliau akan meninggal, dan salah seorang guru teragung dunia
tidak akan pernah tampil memaparkan ajarannya guna menerangi
hakekat penderitaan manusia. 5ang kita perlukan adalah perpaduan
antara kekuatan, kewaspadaan, dan kegiatan olah tapa yang seimbang
7 sebagai kebalikan atas tiga kelemahan yang telah disebutkan
sebelumnya. Ketiga aspek ini dipadukan untuk mencapai puncak
segenap pencarian spiritual, yakni masuknya $tman ke tempat
kediaman Brahman di tataran tertinggi.
67
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 68/74
F.#etelah merealisasi jati diri, para mah!r"i terpuaskan
sepenuhnya oleh kebijaksanaan, sempurna dalam segenap
aspek jiwanya, terbebas dari kemelekatan, serta memasuki
ketenangan. #etelah merealisasi kekuatan yang bersemayam
dalam segala sesuatu di jagad raya, jiwa yang mengembangkan
disiplin diri ini pada akhirnya menyatu dengan Brahman.
>.Mengokohkan diri pada kebijaksanaan Vedanta melalui yoa
yang meninggalkan segenap keduniawian, kesadaran mereka
termurnikan. Para mah!r"i ini pada akhirnya akan memperoleh
keabadian dan pembebasan di surga kediaman Brahman.
"loka ini mengulangi kembali tema utama Vedanta bahwa melalui
pengetahuan yang lebih tinggi, tidak mustahil bagi seseorang untuk
memurnikan kesadaran batiniahnya dan setelah itu memasuki
kegemilangan Brahman. Proses puri%kasi itu melibatkan penghindaran
diri dari keduniawian serta pengembangan ketenangan batiniah.
#elajutnya, masuknya seseorang ke dalam cahaya Brahman itu dapat
terjadi pada kehidupan sekarang juga. Pada sloka keenam, istilah
parantkale dapat diterjemahkan sebagai &pada akhirnya,' seperti yangtercantum pada terjemahan di atas, atau dapat pula sebagai &pada
saat kematian.' Pertanyaan mengenai apakah yang terjadi pada jiwa
yang terbebaskan setelah kematian tubuh %siknya merupakan sesuatu
yang rumit. Hal ini dibahas pada naskah-naskah Upanisad, terutama
Katha Upanisad, yang memuat dialog terkenal antara 1aciketas dan
5ama, dewa kematian.
erdapat tiga kemungkinan8 jiwa itu dapat menyatu dengan
kebahagiaan hakekat Ketuhanan untuk selamanya= dapat kembali
untuk menolong makhluk-makhluk lain dalam wujud tak kasat mata=
atau terlahir kembali secara sukarela sebagai manusia untuk menolong
penderitaan orang lainnya dalam mengarungi pahitnya samudera
kehidupan. Pada tiga kemungkinan di atas, Brahman dan Atman telah
68
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 69/74
selamanya menyatu, sehingga jiwa tidak lagi terikat pada keharusan
atau dorongan untuk terlahir kembali.
I.Kelima belas bagiannya melenyap dan berpadu dengan
landasannya sendiri-sendiri. 2rgan-organ indriya pada makhluk-
makhluk sucinya masing-masing. Kehendak dan intelektual pada
Makhluk $gung yang kekal.
0.aksana sungai-sungai yang mengalir menuju samudera. #aat
berpadu dalam lautan itu seluruh sungai-sungai tersebut
kehilangan nama dan juga identitasnya masing-masing.
)emikian pula halnya dengan para mah!r"i yang telah terbebas
dari nama dan wujud, ketika menyatu dengan Makhluk $gung
maha gemilang yang tertinggi di antara yang tertinggi.
Ketika pembebasan agung telah dicapai, unsur %sik dan non-%sik yang
menyusun manusia kembali asal usulnya 7 abu kembali menjadi abu,
tanah kembali menjadi tanah, molekul kembali menjadi molekul, dan
atom kembali menjadi atom. )alam sistim %lsafat Hindu, terdapat
beberapa pengelompokan bagi unsur penyusun kehidupan manusia,yang terdiri dari %sik, non-%sik +astral, dan kejiwaan. Menarik sekali
bahwa dalam sloka ketujuh, istilah yang dipergunakan bagi organ-
organ indra adalah )eva atau &yang bersinar.' )engan demikian, hal
itu menandakan bahwa indra manusia merupakan kekuatan Ketuhanan
yang mencerminkan cahaya Atman dan memancarkan sinarnya
melalui indriya kita. 4adi, tradisi Hindu tidaklah menyangkal atau
merendakan makna penting indra-indra manusia, melainkan
menganggapnya sebagai manifestasi kekuasaan uhan. Kita sanggup
berpikir, melihat, mendengar, membaui, mengecap rasa, dan
merasakan sentuhan karena kekuataan tersebut.
Betapa malangnya hidup kita jika salah satu kemampuan indrawi
ini hilang. etapi kini dengan sombong dan pongah kita merendahkan
69
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 70/74
keindahan anugerah ini, baik melalui ketidak-pedulian terhadap hal-hal
spiritual atau sikap mementingkan kemewahan. Kendati mengandung
hakekat Ketuhanan, organ-organ indriya bukanlah sumber kesadaran,
yang sesungguhnya terletak pada $tman. Bila $tman menyatu dengan
Brahman, tubuh beserta segenap mekanismenya yang ajaib itu tak
diperlukan lagi, sehingga unsur-unsur penyusunnya akan kembali asal
usulnya.
#ebagaimana halnya sungai yang mengalir di berbagai penjuru
bumi, yang memiliki wujud dan nama berbeda-beda= begitu berpadu
dalam samudera raya tidak mungkin lagi bagi kita untuk mengenali
perbedaannya. Ketika jiwa telah merealisasi penyatuan dengan
Brahman, ia juga terbebas dari label-label indi*idual yang timbul
selama tak terhingga kali kehidupan serta mendapati kebebasan akhir
dalam Makhluk $gung maha gemilang dan maha tingi itu.
Perumpamaan mengenai sungai dan samudera itu sangat tepat.
#ungai sendiri mendapatkan airnya yang berasal dari penguapan air di
samudera, yang turun kembali dalam bentuk hujan dan ditampung
oleh sungai itu. #elama beberapa waktu masing-masing sungai
mempertahankan wujud dan namanya sendiri-sendiri. #ebagai contoh,#ungai 6anga yang suci berasal dari mata air yang terletak di jantung
Pegunungan Himalaya, dan selama ribuan kilometer mempertahankan
nama serta wujudnya dan berbeda kondisinya dari musim ke musim.
etapi saat bermuara ke samudera raya, ia mulai kehilangan wujudnya
sebagai suatu entitas terpisah.
$irnya sendiri, tentu saja tidak hilang, tetapi tidak lagi dibatasi
oleh dua tepian yang berada di sebelah kiri dan kanannya. Begitu
saatnya tiba, ia menyatu dengan tenang pada samudera raya, tempat
dimana molekulnya airnya dulu berasal. )emikian pula, menurut
Upanisad, +iva indi*idual terlahir berulang kali dan dengan
pengetahuan Ketuhanan ia pada akhirnya dapat mencapai
kemanunggalan dengan uhan. etesan embun mengalir menuju
70
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 71/74
samudera nan gemilang= perjalanan umat manusia telah paripurna=
e*olusi spiritual telah mencapai tujuan akhirnya.
J.#ungguh@ Barangsiapa yang mengenal Brahman maha tinggi,
dirinya telah menjadi Brahman itu sendiri. )alam garis
silsilahnya, tiada lagi yang terlahir tanpa mengenal Brahman. (a
telah menyeberangi kesedihan. (a telah melampaui segenap
kesalahan. erbebas dari segenap ikatan yang membelenggu
hati. (a memasuki kekekalan.
4embatan menuju keabadian kini telah diseberangi. Melalui pengenalan
terhadap makna terdalam dan lengkap kata tersebut, yakni Brahman
maha tinggi, sang mah!r"i sendiri menjadi bagian cahaya Ketuhanan.
ubuhnya masih hidup guna menghabiskan sisa-sisa karmanya
terdahulu= meskipun demikian kesadarannya tetap manunggal dengan
Brahman. #etelah meninggalkan tubuhnya, ia tidak lagi perlu mencari
raga yang baru= kendatipun, demi belas kasihnya terhadap semua
makhluk, ia dapat memutuskan untuk terlahir kembali di muka bumi
ini.(stilah kula diterjemahkan sebagai &garis silsilah' atau &keluarga'
dalam kalimat &)alam garis silsilahnya, tiada lagi yang terlahir tanpa
mengenal Brahman,' sangat susah ditafsirkan. 1ampaknya susah
untuk menafsirkan secara hara%ah bahwa semua keturunannya tiada
lagi yang tidak mengenal Brahman. +iva indi*idual memiliki karma-nya
sendiri-sendiri, sedangkan jalinan hubungan kekeluargaan selalu
merupakan obyek perubahan. Barangkali apa yang dimaksud
sebenarnya adalah garis silsilah spiritual. Hal ini mengingatkan kita
pada Buddha, yang setelah mencapai pencerahan kembali pada
kerajaan ayahnya di Kapila*astu dan ditanya oleh ayahnya mengapa ia
mengesampingkan tradisi keluarga. Beliau menjawab bahwa leluhur
71
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 72/74
sejatinya adalah garis silsilah para Buddha yang senantiasa bekerja
keras demi kebahagiaan umat manusia serta semua makhluk.
2rang-orang yang telah tercerahi tidaklah dibatasi oleh sekat-
sekat rasial. Mereka merupakan satu &bangsa' yang mencakup seluruh
warna kulit, agama, serta jenis kelamin dan dilandasi oleh realisasi
spiritual. Komunitas agung para mah!r"i ini melampaui ruang dan
waktu. #etiap peradaban besar di sepanjang masa 7 dari dulu sampai
sekarang 7 selalu menghasilkan pria dan wanita yang telah merealiasi
pencerahan. Beberapa di antara mereka dipuja sebagai avatara atau
nabi, serta ahli %lsafat atau orang suci. #ementara itu, yang lainnya
lagi hidup di tempat sunyi dan tidak dikenal oleh siapapun, kecuali
sejumlah kecil pengikutnya. Beberapa di antara mereka merupakan
orang terpelajar serta cendekiawan= sedangkan yang lainnya buta
huruf dan tak banyak berbicara. 1amun apapun perbedaan di
antaranya, mereka semua sama-sama telah menyeberangi segenap
kesalahan serta kesedihan. #impul-simpul yang mengikat hati mereka
telah terurai, sehingga sanggup memasuki keabadian.
/.$jaran yang baru saja disampaikan ini disampaikan dalambentuk sloka Ceda. Pada mereka yang menjalankan ritual
keagamaan, menguasai pustaka-pustaka suci, memiliki landasan
yang kokoh dalam Brahman, menyelenggarakan ritual api
dengan tulus, dan melaksanakan ritual yang berkenaan dengan
kepala, hendaknya pengetahuan ini disampaikan.
.)emikianlah kebenaran yang disampaikan pada para siswa
oleh mah!r"i $ngiras. 4angan biarkan orang-orang yang tidak
menjalankan ritual-ritual keagamaan mempelajarinya. #egenap
pujian dan hormat pada para mah!r"i agung@ #egenap pujian
dan hormat pada para mah!r"i agung@
72
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 73/74
Pustaka suci Upanisad ini diakhiri dengan peringatan bahwa
pengetahuan yang lebih tinggi hendaknya tidak disampaikan pada
mereka yang belum matang kualitas intelektual, kejiwaan, dan
spiritualnya. Perintah ini memang perlu, bukan dimaksudkan untuk
merahasiakannya, melainkan pembabarannya pada orang yang belum
siap akan sia-sia atau bahkan mendatangkan bahaya. idak berguna
karena untuk menjalankannya diperlukan suatu disiplin dalam
kehidupan, de*osi, dan kesungguhan hati. anpa semuanyaitu, ajaran
ini akan sia-sia, yang dalam $lkitab disebut &memberikan mutiara pada
babi.' $jaran di atas tak akan dipahami sama sekali, dan kendati
dimengerti kulitnya saja, tidak akan menimbulkan pengaruh berarti.
#elain itu, ia dapat mendatangkan bahaya= karena pemahaman yang
tidak memadai bagi pengetahuan seperti ini adalah membahayakan.
ebih aman meminta seorang elektrisi berpengetahuan biasa saja
untuk memperbaiki reaktor nuklir, ketimbang seseorang yang belum
matang atau pikirannya dipenuhi rasa permusuhan dan kacau karena
ajaran-ajaran yang dipaparkan dalam Upanisad.
#elanjutnya, kualitas-kualitas seorang siswa juga disebutkan di
sini dan menariknya, dua yang pertama - menguasai pustaka-pustakasuci dan memiliki landasan yang kokoh dalam Brahman 7 sama dengan
yang disebutkan oleh sang guru di bab pertama. Meskipun sang siswa
tidak memiliki kualitas ini yang sama dengan gurunya, tetapi kualitas-
kualitas tersebut diperlukan untuk menjamin keberhasilan siswa dalam
menyeberangi jembatan pelangi. )ua kuali%kasi berikutnya
ditambahkan, yakni8 menyelenggarakan ritual api dengan tulus dan
melaksanakan ritual yang berkenaan dengan kepala +sirovrata. 3itual
api mengacu pada upacara lahiriah dan batiniah yang berkaitan
dengan pembangkitan kundalini.
3itual yang berkenaan dengan kepala dapat ditafsirkan dengan
beberapa cara. Pertama-tama, ia mengacu pada pencukuran kepala
atau dengan kata lain meninggalkan keduniawian dan mengenakan
73
7/17/2019 Mundaka Upanisad
http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 74/74
jubah warna coklat tanah. (nterpretasi ini ada benarnya, jika kita
mempertimbangkan bahwa kata Mundaka dapat diartikan sebagai
kepala tercukur para sannyasin. Meskipun demikian, telah disebutkan
dalam naskah 9panisad ini, bahwa siswa yang menerima ajaran dari
$ngiras tersebut bukanlah sannyasin merupakan seorang umat awam
kaya raya. afsiran lain adalah ritual ini mengacu pada ritual dalam
Atharva-Veda, yang dilakukan dengan melewatkan api pada kepala.
erlepas dari semua itu, sekali lagi kita harus mengamati
maknanya yang lebih dalam guna mengungkapkan arti sebenarnya.
Kundalini sakti, kekuatan ular yang bersemayam dalam ruas terbawah
tulang punggung manusia dapat dibangkitkan dan dialirkan melalui
berbagai #akra atau pusat energi, sebelum akhirnya memancarkan
kekuatannya di puncak kepala manusia dan menerangi yang tertinggi
di antara keseluruhan #akra-#akra ini, yang berupa teratai berkelopak
seribu. entu saja, inilah ritual yang berkaitan dengan kepala, yang
dimaksud oleh mah!r"i $ngiras. Pencapaian ini sangatlah langka.
)emikianlah ajaran rahasia mengenai kebenaran maha
cemerlang yang disampaikan oleh $ngiras di aman dahulu. idaklah
berlebihan jika kita mengatakan bahwa para mah!r"i yang telahmerealisasi kebenaran spiritual ini merupakan teladan bagi dunia, yang
terbaik di antara manusia, dan juru selamat serta pembawa pelita bagi
umat manusia. Pada mereka kita memiliki hutang budi yang
mendalam. Marilah kita haturkan sembah sujud pada mereka dengan
penuh cinta dan hormat.