mundaka upanisad

74
Mundaka Upanisad Pengantar Menurut Kalidasa, jika Veda dapat diumpamakan dengan pegunungan Himalaya yang membentang dari Hindu Kush di Barat hingga lautan timu r, lak sana sebata ng ton gk at pen guk ur raks asa, maka Upanisad dapat diibaratkan dengan puncak-puncaknya, dimana cahayanya matahari kebijaksanaan terpantul pada salju abadi yang menutupinya. Pustaka-pustaka suci Upanisad itu dapat dianggap sebagai wakil bagi pemikiran Hindu, yang menandai ban gkitn ya spi ritualisme umat manusia pada masa fajar aman sejarah. Upanisad yang merupakan catatan pen gala man spir itual par a rsi atau mah!r"i selama berabad- abad itu, disebut #ri $ur obindo seba gai naskah ke agamaan intuiti f, yang mengandung cahaya tak kunjung padam, kek ua tan, serta keagu ng an, baik ya ng ditulis dalam bentuk sloka, puisi ber ir ama, saja k-saj ak spir itual, mau pun frasa. #emu anya mer upak an insp irasi spiritual yang senantiasa ber manf aat, tak ada bandingannya, serta indah dalam irama maupun pilihan katanya. Pembagian tradisional Veda menurut cendekiawan Barat menjadi karma-kanda yang berkenaan dengan ritual dan upacara pengorbanan serta  jnana-kanda yang berkaitan dengan %lsafat, ti dak dapat dianggap sebagai sesuatu yang baku. Kidung-kidung Veda tidak dapat dianggap semata-mata bersifat ritualistik, yakni dalam artian hanya dipergunakan dalam upacara keagamaan atau  yajna. #esungguhnya, bila ditafsirkan den gan benar , kidung-kidung yang ter kandung di dalamn ya menc er minkan keben ar an spiritual mendalam yang dituangkan dalam simbol-simbol. Pustaka-pust ak a suci Upanisad mer upakan bagia n Vedanta atau &ti ti k pu ncak Veda,' yang disebu t

Upload: made-ariyanta

Post on 09-Jan-2016

65 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

deskripsi mundaka upanisad

TRANSCRIPT

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 1/74

Mundaka Upanisad 

Pengantar

Menurut Kalidasa, jika Veda dapat diumpamakan dengan pegunungan

Himalaya yang membentang dari Hindu Kush di Barat hingga lautan

timur, laksana sebatang tongkat pengukur raksasa, maka Upanisad

dapat diibaratkan dengan puncak-puncaknya, dimana cahayanya

matahari kebijaksanaan terpantul pada salju abadi yang menutupinya.

Pustaka-pustaka suci Upanisad itu dapat dianggap sebagai wakil bagi

pemikiran Hindu, yang menandai bangkitnya spiritualisme umat

manusia pada masa fajar aman sejarah. Upanisad yang merupakan

catatan pengalaman spiritual para rsi atau mah!r"i selama berabad-

abad itu, disebut #ri $urobindo sebagai naskah keagamaan intuitif,

yang mengandung cahaya tak kunjung padam, kekuatan, serta

keagungan, baik yang ditulis dalam bentuk sloka, puisi berirama,

sajak-sajak spiritual, maupun frasa. #emuanya merupakan inspirasi

spiritual yang senantiasa bermanfaat, tak ada bandingannya, serta

indah dalam irama maupun pilihan katanya.

Pembagian tradisional Veda menurut cendekiawan Barat menjadi

karma-kanda yang berkenaan dengan ritual dan upacara pengorbanan

serta  jnana-kanda  yang berkaitan dengan %lsafat, tidak dapat

dianggap sebagai sesuatu yang baku. Kidung-kidung Veda tidak dapat

dianggap semata-mata bersifat ritualistik, yakni dalam artian hanya

dipergunakan dalam upacara keagamaan atau  yajna. #esungguhnya,

bila ditafsirkan dengan benar, kidung-kidung yang terkandung di

dalamnya mencerminkan kebenaran spiritual mendalam yang

dituangkan dalam simbol-simbol. Pustaka-pustaka suci Upanisad

merupakan bagian Vedanta  atau &titik puncak Veda,' yang disebut

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 2/74

demikian karena ditulis setelah tersusunnya Veda  dan juga

mengandung ajaran %lsafat mendalam yang disajikan secara puitis.

#eperti yang sering terjadi dalam bahasa #ansekerta, yakni

suatu bahasa yang kaya perbendarahaan kata dan makna, kata

Upanisad  sendiri dapat ditafsirkan dengan berbagai cara. $rti

hara%ahnya adalah &duduk di dekat,' yang diinterpretasikan sebagai

murid-murid yang duduk dekat gurunya guna mendengarkan

brahmavidya atau &Pengetahuan Mengenai Brahman.' (ni merupakan

padanan yang menarik bagi #okrates dan murid-muridnya, dimana

Beliau mengajar dan berdiskusi mengenai %lsafat sambil berjalan di

lorong-lorong gedung perguruannya. (stilah Upanisad  dapat pula

diartikan sebagai &ajaran rahasia' atau &kebijaksanaan tertutup,' yang

hanya diwariskan pada para siswa pengikut tradisi kebiaraan, sehingga

memiliki banyak kesempatan untuk berada dekat gurunya. )alam

pengertiannya yang lebih abstrak, seperti yang tercantum dalam

Mundaka, Upanisad diartikan sebagai &senjata dashyat,' yakni suatu

busur nan perkasa, yang dengannya jiwa indi*idual + Atman dapat

dibidikkan pada sasarannya berupa realisasi Brahman, dimana

keduanya menjadi satu kesatuan. $di #ankaracarya beranggapanbahwa Upanisad  berarti &pengetahuan untuk memusnahkan atau

menghancurkan kebodohan.'

Upanisad  sendiri mewakili tradisi pemikiran %loso%s dan

pengalaman spiritual yang unik. radisi Hindu sendiri tidak mengenal

pertentangan yang tajam antara %lsafat dan agama, dimana %lsafat

merupakan semata-mata rumusan mental yang tidak selalu

berhubungan dengan *isi atau pengalaman spiritual. Upanisad berasal

dari realisasi dan pengalaman spiritual para guru agung, yang

menuangkan realisasi mereka itu dalam bentuk puisi nan indah.

 erdapat berbagi pandangan berlainan mengenai jumlah keseluruhan

Upanisad, tetapi pandangan tradisional menyatakan bahwa jumlahnya

adalah /0. #ankaracarya menulis komentar bagi sebelas di

2

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 3/74

antaranya, yakni Isa, Kena, Katha, Prasna, Mundaka, Mandukya,

Taittiriya, Aitareya, Chandoya, !rhadaranyaka, dan "vetasvatara,

yang pada umumnya dianggap sebagai Upanisad-upanisad terpenting.

Pustaka-pustaka suci di atas ada yang sangat singkat, seperti Isa

Upanisad  yang hanya terdiri dari delapan belas sloka  hingga

!rhadaranyaka yang terdiri dari beberapa ratus sloka.

1askah-naskah Upanisad dikarang selama beberapa abad. Pada

umumnya para cendekiawan sepakat bahwa kurun waktu penulisannya

berlangsung sekitar ./// #M hingga abad pertama atau kedua

sesudah Masehi. radisi Hindu 2rtodoks meyakini bahwa Veda  tidak

terikat waktu, dan pandangan ini dapat dibenarkan mengingat bahwa

ajaran Vedanta  sendiri bersifat uni*ersal sehingga berada di luar

batasan waktu dan ruang. Pengarang pustaka-pustaka suci Upanisad

tidak diketahui atau bersifat anonim, tetapi di dalamnya tercantum

tokoh-tokoh sejarah, seperti 3aja 4anaka dari Mithila dan Mah!r"i

 5ajna*alkya, dimana dialog di antara mereka merupakan intisari

!rhadaranyaka +Hutan Besar Upanisad.

Mustahil menggambarkan kegemilangan hakekat terdalam

Upanisad dengan kata-kata. Para rsi atau mah!r"i berbicara atas dasarkeaslian pengalaman spiritual mereka, dan bukannya sebagai seorang

&penyalin' semata. erdapat dua syarat bagi seorang guru. Pertama-

tama, ia hendaknya merupakan seorang srotriya  atau menguasai

pustaka-pustaka suci, dan kedua adalah brahmanistha  atau telah

merealisasi Brahman. )engan kata lain, ia hendaknya sanggup

memadukan kemampuan intelektual dengan pengalaman spiritual

atau antara pengetahuan dan kebijaksanaan. #etelah menguasai

kedua hal itu, ia diperbolehkan untuk mewariskan ajaran-ajaran

rahasia tersebut. Para murid, baik berupa siswa yang tinggal bersama

di pertapaan gurunya atau warga kota, penguasa, perumah tangga,

maupun pedagang yang datang berkunjung, hendaknya mengabdikan

diri bagi pencarian kebenaran dengan sikap rendah hati dan tulus. Para

3

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 4/74

siswa yang tinggal bersama gurunya harus menjalani disiplin spiritual

yang ketat, sebelum dianggap mampu menerima ajaran spiritual.

$jarannya sendiri bersifat mendalam serta berdimensi banyak,

dan mengalir laksana air jernih dari ketinggian Pegunungan Himalaya,

menari-nari dalam kegembiraan spiritual yang meluap-luap di lereng-

lerengnya, berubah menjadi sungai-sungai pemberi kehidupan,

sebelum akhirnya menyatu serta bermuara pada samudera

kebijaksanaan nan gemilang. $lirannya yang tak pernah terputus

berasal dari mata air kekuatan spiritual nun jauh di dalam bumi, dan

terus memancar keluar selama ribuan tahun, laksana #ungai 6anga

yang mengalir keluar jalinan-jalinan rambut #i*a Mahade*a sebelum

mengejawantahkan dirinya di bumi sebagai penunjang kehidupan 7

yakni jembatan pelangi menuju keabadian.

Manusia kini terjebak dalam suatu persimpangan jalan di

sepanjang sejarahnya. #elama dekade-dekade terakhir ini terjadi

ledakan kemajuan ilmu pengetahuan, yang menghasilkan banyak

penemuan baru. 1amun pada saat bersamaan kemajuan itu tidak

disertai dengan pengembangan kebijaksanaan umat manusia,

sehingga terjadilah pengikisan nilai-nilai tradisional. $kibatnya,manusia kini berdiri di ambang kehancuran serta tidak sanggup

menyelaraskan diri dengan perkembangan teknologi itu. Bencana

nuklir kini bukanlah sesuatu yang mustahil lagi 7 beberapa orang

bahkan menyebutnya sangat mungkin terjadi 7 dan hari demi hari

 jumlah senjata nuklir semakin meningkat, sehingga umat manusia

makin dekat ke ambang kehancuran. )alam situasi kritis ini, kita

berpaling pada pustaka-pustaka suci berbagai agama besar di dunia,

guna mencari suatu falsafah kehidupan guna mengatasi permasalahan

umat manusia tersebut. Kendati berasal dari ribuan tahun yang lalu,

Upanisad menghadirkan ajaran kehidupan yang rele*an bagi aman

sekarang.

4

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 5/74

 erdapat lima konsep mendasar yang menjadi landasan %lsafat

Upanisad tentang kehidupan, semuanya dipaparkan secara gamblang

dalam pustaka suci tersebut. 5ang pertama adalah hakekat Ketuhanan

yang bersemayam dalam segala sesuatu di jagad raya ini 7 isavasyam

idam sarvam yat kin#a jaatyam jaat . Pandangan ini menyatakan

bahwa segala sesuatu di alam raya, mulai dari bumi kita yang

bagaikan setitik debu hingga miliaran galaksi yang membentang di

seantero alam semesta, semuanya merupakan manifestasi hakekat

Ketuhanan nan tunggal.

Konsep kedua, hakekat Ketuhanan yang bersemayam dalam

segalanya itu, juga tersembunyi dalam kesadaran semua makhluk,

terutama umat manusia, yang merupakan puncak e*olusi. Kendati

tersembunyi, hakekat sejati itu masih dapat ditemukan melalui latihan

spiritual. Prinsip ini jelas sekali dinyatakan dalam $ita8 Isvarah

sarvabhutam hrddese %rjuna tisthati  +uhan bersemayam dalam hati

semua makhluk. (ni berarti bahwa seluruh umat manusia, terlepas

dari kasta, keyakinan, agama, kebangsaan, dan ideologi yang dianut,

dipersatukan oleh ikatan spiritual nan mendalam.

#elanjutnya kita dapat menyimpulkan bahwa seluruh umatmanusia merupakan suatu keluarga besar 7 vasudhaiva kutumbakam.

(ni merupakan prinsip ketiga. #uatu komputer super diperlukan untuk

menghitung seluruh pertumpahan darah yang pernah terjadi dalam

sejarah umat manusia, yang dilancarkan atas nama agama dan

ideologi. 2leh karenanya, konsep ini nampaknya sanggup

menyembuhkan segenap luka-luka perselisihan antar umat manusia.

$pabila direnungkan secara mendalam, jika pandangan ini tidak segera

dianut, kecil kemungkinan manusia untuk bertahan hidup hingga abad

berikutnya. 9saha-usaha yang dilakukan untuk menyatukan umat

manusia, baik oleh PBB, 91:#;2, atau organisasi internasional

lainnya, telah gagal karena tiadanya falsafah pemersatu.

5

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 6/74

Konsep Vedanta keempat adalah kesatuan hakiki semua agama

dan ideologi 7 ekam sad viprah bahudha vadanti +Kebenaran itu hanya

satu, tetapi orang bijaksana menyebutnya dengan berbagai nama.

Memang benar bahwa sejarah umat manusia hingga saat ini dipenuhi

oleh pembantaian dan pertumpahan darah, tidak hanya antar agama

saja, tetapi juga antara berbagai suku, negara, dan ideologi. Masing-

masing pihak kehilangan jutaan nyawa, dan berkeyakinan bahwa

mereka berperang demi kebenaran serta keadilan, yakni demi

keyakinan atau uhan yang mereka anut. etapi konsep Vedanta

menawarkan pandangan alternatif. Mungkinkah keseluruhan rumusan

keagamaan, sesungguhnya merupakan bagian-bagian tak utuh suatu

kebenaran tunggal lebih besar, yang berasal dari berbagai bangsa<

 idakkah kita seperti beberapa orang buta yang meraba berbagai

bagian tubuh gajah dan kemudian saling bertengkar satu sama lain

demi mempertahankan kebenaran indi*idual yang saling

bertentangan<

Konsep terakhir berkenaan dengan kesejahteraan, tidak hanya

bagi satu orang, kelompok atau kelas saja, melainkan semua makhluk.

#eperti yang dinyatakan oleh doa suci8 "arvepi sukhinan santu, sarve

santu niramayah +#emoga semua makhluk berbahagia. #emoga semua

makhluk bebas dari rasa takut. )i sini, kesejahtaraan tidak diartikan

secara sempit, melainkan mencakup semua makhluk dan tidak hanya

umat manusia saja= termasuk apa yang dengan sombong kita sebut

makhluk-makhluk tingkat rendah +burung, serangga, dan tumbuhan

dan benda-benda mati +gunung dan samudera. #ebagai tambahan

bagi kemalangan yang ditimbulkan umat manusia bagi dirinya sendiri,

eksploitasi terhadap alam kini semakin menjadi-jadi. 3ibuan spesies

menjadi punah, jutaan kilometer persegi hutan menjadi gundul, tanah

beserta air tercemari, dan begitu pula dengan lautan yang merupakan

awal segenap kehidupan. #emua ini terjadi karena terbatasnya

wawasan mengenai kesejahteraan, kegagalan untuk memahami

6

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 7/74

kesatuan hakiki antara segala sesuatu, serta pandangan salah yang

tidak meyakini bumi sebagai entitas spiritual nan hidup penunjang

kehidupan selama miliaran tahun dan bukan semata-mata benda mati

yang dapat diperah seenaknya sendiri.

Kelima konsep ini mencerminkan suatu pandangan hidup

alternatif di tengah era nuklir. Meskipun berasal dari tradisi Vedanta,

kelimanya itu bukanlah monopoli agama Hindu saja. #emuanya

memiliki nilai uni*ersal dan dapat menjadi masukan berharga bagi

kesadaran global baru dan bersifat holistik, yang sedang berjuang

untuk dilahirkan. Kendati demikian, ini hanyalah persembahan atau

sumbangsih kecil bagi  yajna  agung berupa transisi global, yang

dituangkan dalam kajian naskah Upanisad nan indah ini.

Kata Mundaka secara etimologis diturunkan dari akar kata yang

berarti &pisau cukur, & dan istilah tersebut juga mengacu pada orang-

orang yang mencukur kepalanya. radisi ini umum di kalangan siswa

yang dikirim untuk belajar di suatu pertapaan yang terletak di tengah-

tengah hutan. entu saja, kebiasaan semacam ini dapat pula mengacu

pada seluruh biarawan tradisi keagamaan $sia imur, yang mencukur

rambutnya setelah mengenakan jubah berwarna coklat. (nimenandakan bahwa ajaran Upanisad  diperuntukkan bagi para

biarawan, yang telah mengabdikan hidup mereka demi menemukan

kebenaran nan abadi di balik kesadaran mereka atau materi duniawi.

Meskipun demikian, judul pustaka suci Upanisad  ini dapat pula

ditafsirkan sebagai pisau pencukur yang membabat habis segenap

pandangan salah di sekeliling kita, sehingga menghilangkan kerak-

kerak kebodohan dan memampukan kita untuk merealisasi cahaya

agung Ketuhanan. )engan memadukan kedua tafsiran di atas, kita

boleh menyimpulkan bahwa Mundaka Upanisad  menekankan

pentingnya perenungan spiritual di atas keinginan duniawi dan juga

mengajarkan kebenaran-kebenaran Vedanta dengan gaya bahasanya

yang indah dan tak terlupakan.

7

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 8/74

Mundaka Upanisad ini merupakan bagian Atharva-Veda dan tidak

begitu panjang, hanya terdiri dari >? sloka, serta dibagi menjadi tiga

bab= yang masing-masing terdiri dari dua sub-bagian. #etiap sub-

bagian memaparkan kebenaran Vedanta  dalam bentuk sloka-sloka

yang kaya ajaran kebijaksanaan. Upanisad  ini diajarkan di hutan

tempat pertapaan mah!r"i agung bernama $ngiras, yang dikunjungi

oleh seorang perumah tangga bernama #aunaka. (a mengajukan salah

satu pertanyaan yang paling terkemuka dalam sejarah umat manusia

pada $ngiras,'Pengetahuan apakah yang harus dimiliki untuk

mengetahui segala sesuatu di muka bumi ini.' #ebagai jawabannya

mah!r"i itu memaparkan secara ringkas pandangan Vedanta  tentang

kehidupan.

)alam menerjemahkan dan mengomentari Upanisad saya sangat

terbantu dengan karya skolastik 3adhakrishnan mengenai Upanisad,

komentar-komentar #wami #ar*ananda yang dikumpulkan oleh #ri

3amakrishna Math, pengajaran dua orang #wami yang sangat saya

hormati 7 #wami 3anganathananda dan #wami ;hinmayananda,

komentar intuitif #ri $urobindo 7 salah seorang mah!r"i teragung di

aman modern ini 7 dan karya luar biasa, The &oa o' the

Kathopanishad karya almarhum #ri Krishna Prem. Pribadi-pribadi yang

luar biasa di atas tentu saja tidak bertanggung jawab atas kesalahan

interpretasi yang terkandung dalam tulisan saya ini.

$da dua alasan saya menulis mengenai Upanisad  ini. 5ang

pertama, saya telah mendapatkan kebahagiaan dan bimbingan yang

berasal dari pustaka suci ini dan terdorong untuk membagikannya

pada khalayak yang lebih luas. $lasan kedua, terdapat kesalah-

pahaman di (ndia bahwa Upanisad  terlalu sulit dipahami bagi umat

awam, sehingga hanya diperuntukkan bagi para sarjana dan

akademisi. (ni tentu saja tidak benar. !haavad-$ita beserta Upanisad

dan !rahma-"utras  merupakan  prasthana-trayi  atau tiga landasan

Vedanta. !haavad-$ita  dan !rahma-"utras  jauh lebih rumit

8

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 9/74

ketimbang kebanyakan Upanisad, tetapi ini tidak menghalanginya

untuk menjadi bacaan pengantar bagi siapa saja yang ingin

memahami agama Hindu. Harapan saya, melalui pembahasan

sederhana bagi 9panisad ini khalayak ramai dapat lebih mengenal

naskah keagamaan ini dan mendorong berkembangnya kebijaksanaan

mendalam yang diperlukan agar umat manusia dapat bertahan di

tengah-tengah era nuklir.

DOA MEMOHON KEDAMAIAN

 Aum@ Aahai 5ang ayak )ipuji@ #emoga telinga kami senantiasa

mendengarkan kebajikan. #emoga kami memahami dengan

benar makna pengorbanan dan melihat segala sesuatu yang baik

dengan mataMu yang suci. #emoga kami selalu melantunkan

pujian bagiMu dan menikmati sisa hidup kami dengan anggota

tubuh yang kuat dan badan yang sehat.

#emoga (ndra, yang dimuliakan dalam pustaka-pustaka suci=

Pusan, yang mengetahui segalanya= arksya, yang melindungi

kami dari marabahaya= dan Brhaspati, yang melimpahkahkankebahagiaan spiritual= menganugerahi kita dengan kemakmuran

serta kesejahteraan.

$um@ )amai@ )amai@ )amai@

Menurut tradisi, setiap Upanisad diawali dengan satu atau lebih sloka-

sloka Ceda, yang menjadi pembuka bagi ajaran yang akan dibabarkan.

"loka-sloka  ini bila dilantunkan dengan benar akan sanggup

menghasilkan pengaruh yang mustahil diterjemahkan dengan kata-

kata. )oa di atas ditujukan pada berbagai dewa-dewa Veda, tetapi

perlu dipahami bahwa Mereka semua merupakan berbagai manifestasi

satu Makhluk #uci nan tunggal saja, yakni Brahman= dan bukannya

dewa-dewa yang berbeda satu sama lain seperti di 5unani. Upanisad

9

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 10/74

mengandung beberapa sloka  yang menekankan hal ini, sehingga

hendaknya tidak ditafsirkan bahwa agama Hindu menganut politeisme.

#loka-sloka Veda biasanya diawali dengan Aum, yakni suatu kata

yang merupakan perlambang audio-*isual bagi hakekat Ketuhanan.

Keseluruhan Mandukya Upanisad  didedikasikan bagi aksara  Aum  ini,

yang tentu saja hendaknya dipandang sebagai simbol bagi Brahman8

 Aum ity eka aksaram brahma. Kata Aum terdiri dari tiga huruf 7 $, 9,

dan M 7 ditambah lagi dengan suatu bunyi keempat yang tidak diwakili

dalam bentuk tulisan. erdapat berbagai tafsiran bagi hal ini. #alah

satunya, ketiga huruf itu mewakili bunyi-bunyi dasar yang dapat

dihasilkan oleh manusia= yakni diawali dengan huruf $ yang diucapkan

dengan mulut terbuka dan diakhiri dengan M yang diucapkan dengan

mulut terkatub. #elanjutnya, ketiga huruf itu dapat pula dianggap

menggambarkan ketiga kondisi kesadaran manusia, yakni terjaga,

tidur, dan tertidur nyenyak 7 yang diikuti oleh gema suara keempat

yang melambangkan kesadaran spiritual. Begitu pula, ketiganya dapat

dianggap merepresentasikan tiga una, yakni tamas +kegelapan

batiniah, rajas +akti%tas keinginan, dan sattva +harmoni 7 selanjutnya

diikuti oleh bunyi keempat yang melambangkan kesanggupan kitadalam mengatasi seluruh batasan-batasan ini.

 Aum bukanlah kata suci bagi umat Hindu saja, tetapi juga bagi

umat Buddha, 4ain, dan #ikh. 9mumnya diyakini bahwa kata tersebut

memiliki keterkaitan spiritual dengan Amen serta Ameen, yang dikenal

dalam agama lainnya. )engan demikian,  Aum  merupakan lambang

kehidupan spiritual dan kesadaran tertinggi. erdapat pula pandangan

bahwa bunyi itu merupakan getaran Ketuhanan asali yang darinya

alam semesta tercipta 7 &pada mulanya terdapat #abda' 7

sebagaimana yang tercantum dalam pustaka suci salah satu agama

besar. Hal ini barangkali merupakan gema atau gaung terhadap

&edakan Besar' +!i !an yang asli. $jaran antra yang berkembang

di (ndia menggunakan aneka mantra yang merupakan gabungan

10

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 11/74

berbagai suku kata, tetapi semua mantra itu berkisar di seputar bunyi

 Aum. Bila dilafalkan dengan metoda tertentu secara terus menerus,

mantra dapat menciptakan semacam getaran yang mendukung

pemahaman terhadap kebenaran mendalam pustaka-pustaka suci

keagamaan. #elain itu, jika seseorang mempraktikkan metoda

tertentu, maka energi spiritual yang bersemayam dalam tulang

punggung terbawah dapat terbebaskan. :nergi ini dikenal sebagai

kundalini sakti atau &kekuatan ular.'

Bagian 1

SUB-BAGIAN 1

. Aum, Brahma yang merupakan pencipta alam semesta,

pelindung dunia ini, dan telah ada sebelum para deva. (a

mengajarkan pengetahuan tentang Brahman, yang merupakan

dasar bagi semua pengetahuan, pada putera tertua1ya yang

bernama $thar*an.

D.Pengetahuan itu diwariskan oleh $thar*an pada $ngiras.Mah!r"i yang bernama $ngiras itu mengajarkannya lagi pada

#atya*aha, putera Bharad*aja. #atya*aha lalu mewariskannya

pada $ngiras. )emikianlah pengetahuan itu diwariskan dari para

mah!r"i ke mah!r"i berikutnya.

Menurut tradisi-tradisi tertua, pengetahuan berawal saat penciptaan

alam semesta. Kosmogenesis atau penciptaan alam semesta, yakni

saat terwujudnya segala sesuatu di jagad raya ini, tidak dipandang

sebagai semata-mata fenomena %sik, melainkan manifestasi kekuatan

Kehendak uhan. 4iwa Murni itu bersedia mengejawahkan diri1ya

sebagai materi atau dari satu menjadi banyak perwujudan. Penciptaan

alam semesta kita oleh Brahma, dalam kosmologi Veda dilambangkan

11

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 12/74

dengan meledaknya telur kosmis atau (iranyaarbha, yakni padanan

spiritual bagi teori edakan Besar. 5ang perlu dicatat, Brahma

hendaknya tidak disamakan dengan Brahman. Brahma mengacu pada

kekuatan yang telah ada sebelum terciptanya jagad raya ini=

sedangkan Brahman adalah kesadaran yang bersemayam dalam

segala sesuatu di jagad raya nan maha luas ini 7 anantakoti

brahmanda.

Menurut Veda, para deva  atau &yang bersinar,' mencerminan

tahapan penciptaan berikutnya. Kendati sama-sama diterjemahkan

sebagai $od dalam bahasa (nggris, tetapi pengertiannya beda dengan

 uhan yang dipahami oleh bangsa Barat. Pengertian uhan menurut

pemahaman Barat, lebih dekat dengan konsep Hindu mengenai isvara,

yakni Brahman yang mempersoni%kasikan dirinya. Pada )eva

barangkali dapat disamakan dengan malaikat di Barat. "loka-sloka  di

atas merunut silsilah pewarisan ajaran hingga ke masa penciptaan. Hal

ini merupakan ciri khas %lsafat Hindu, dan demikian pula dalam bidang

seni atau arsitektur, dimana penciptanya memilih menyembunyikan

identitasnya= atau kendati nama pengarangnya tercantum, mereka

berusaha menampilkan kesan bahwa mereka tidak menciptakan ajaranbaru, melainkan semata-mata memberikan tafsiran segar bagi falsalah

lama yang telah ada semenjak aman dahulu. Mereka hanya semata-

mata pewaris atau pelestari ajaran-ajaran itu, yang pada gilirannya

hendak mereka wariskan kembali pada murid-muridnya.

 erdapat dua tafsiran bagi akhir sloka kedua. erjemahan yang

saya sajikan di sini menyiratkan bahwa ajaran itu telah diwariskan dari

makhluk agung spiritual pada guru-guru berupa manusia. erjemahan

alternatifnya adalah &baik pengetahuan tingkat tinggi maupun

rendah.' (nterpretasi ini sesuai dengan kontesnya serta diperjelas

dalam sloka-sloka berikutnya.

12

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 13/74

E.#aunaka, seorang perumah tangga yang terkemuka, suatu kali

mengunjungi $ngiras. )engan sikap hormat seperti yang

digariskan oleh pustaka-pustaka suci, bertanyalah ia pada

mah!r"i tersebut, &5ang Mulia@ Pengetahuan apakah yang

sanggup memahami segalanya<'

?.$ngiras menjawab pertanyaan itu, &Para pengenal Brahman

menyatakan bahwa ada dua tingkat pengetahuan 7 tinggi dan

rendah.

F.5ang rendah terdiri dari *-Veda, &ajur-Veda, "ama-Veda,

 Atharva-Veda, ilmu bunyi-bunyi bahasa +fonetik, ritual, tata

bahasa, ilmu asal usul kata +etimologi, ilmu ukur, dan astronomi.

#edangkan yang tinggi adalah pengetahuan untuk merealisasi

kekekalan.

Berdasarkan sloka-sloka di atas, jelas sekali bahwa $ngiras selaku guru

tidak mengajarkan kebenaran pada salah satu di antara siswa-

siswanya yang hidup selibat, melainkan pada seorang yang terkemuka

dalam kehidupan duniawi. Meskipun kaya dan terpandang, #aunaka

tidak surut niatnya dalam mencari kebenaran spiritual. Menurut tradisiHindu, kehidupan seseorang dibagi menjadi empat tahapan yang

masing-masing berlangsung selama duapuluh lima tahun= yakni8

+!rahma#arya, dimana seorang siswa belajar pada seorang guru

yang mumpuni dan saat itu ia menjalankan kehidupan selibat demi

memusatkan perhatian pada pelajarannya= +D$arhasthya, kehidupan

sebagai perumah tangga, yakni saat seseorang menikah, membangun

keluarga, dan melakukan pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya=

+EVanaprastha, dimana seseorang mulai secara bertahap

meninggalkan kehidupan duniawinya, mendalami spiritualisme, dan

mulai mempersiapkan kehidupan hari tua yang damai= dan +?

"annyasa, ketika seseorang telah membebaskan dirinya dari tanggung

13

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 14/74

 jawab di tengah masyarakat, mengenakan jubah berwarna coklat serta

mengembara dalam pencariannya menemukan hakekat Ketuhanan.

Pola di atas didasari oleh konsep Veda mengenai rentang waktu

ideal kehidupan manusia yang dianggap seratus tahun. Meskipun

demikian, pembagian tahapan kehidupan di atas juga mencerminkan

empat tujuan hidup umat manusia, yakni  purusarthas8 dharma

+landasan religius bagi kehidupan, artha  +kekayaan materi, kama

+kesenangan ragawi, dan moksa  +pembebasan spiritual. #aunaka

 jelas sekali sedang berada pada tahapan transisi antara kehidupan

berumah tangga dan awal pencarian spiritual serta kebijaksanaan=

dimana hal ini membawanya pada tempat pertapaan $ngiras.

)isebutkan dalam naskah aslinya bahwa ia menghadap sang guru

dengan sikap vidhivat   +dengan sikap hormat seperti yang digariskan

oleh pustaka-pustaka suci. (stilah itu dapat diartikan bahwa #aunaka

menghadap gurunya dengan rasa rendah hati serta hormat, yakni

suatu prasyarat bagi orang yang ingin mencari kebenaran spiritual.

 idak hanya sikap seperti itu membuahkan tanggapan positif dari guru,

tetapi juga menjadikan pikiran kondusif untuk menyerap ajaran yang

akan dibabarkan oleh guru.#aunaka mengajukan pertanyaannya yang terkenal itu, dan

 jawabannya dipaparkan dalam keseluruhan sloka-sloka Mundaka

Upanisad  berikutnya. ujuan pertanyaannya itu agar ia dapat

menemukan pengetahuan yang menjadi landasan bagi seluruh

pengetahuan lainnya. )unia yang kita diami ini, terdiri dari apa yang

disebut bangsa iongkok sebagai &ratusan ribu hal,' semuanya begitu

luas dan beraneka ragamnya, sehingga mustahil bagi seseorang untuk

mengetahui segalanya, terkecuali sebagai kecil saja dari pengetahuan

yang ada. (ni adalah kebenaran yang berasal dari ribuan tahun yang

lalu dan makin rele*an pada aman sekarang, dimana terjadi ledakan

 jumlah informasi yang luar biasa seiring dengan berkembangnya

teknologi. Kendati demikian, &batu %lsafat' +istilah dalam ilmu %lsafat,

14

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 15/74

yang mengacu pada suatu pengetahuan guna menembus segenap

realita serta mengubah segala sesuatu yang dikehendaki menjadi

emas yang dapat membangkitkan pencerahan serta mengubah

kesadaran kita menjadi gemilang laksana emas masih tetap dicari

orang hingga kini. (nilah ajaran kebijaksanaan yang ditanyakan oleh

#aunaka pada $ngiras.

#ang guru mengawali jawabannya dengan memaparkan

mengenai dua jenis pengetahuan, yakni tinggi dan rendah, atau apa

yang kita kenal sebagai pengetahuan serta kebijaksanaan.

#elanjutnya, ia memaparkan bahwa pengetahuan yang lebih rendah

adalah keempat Veda  dan enam cabang ilmu pengetahuan pada

aman itu. Menariknya, Veda  yang merupakan pustaka suci Hindu

paling terkemuka dan diyakini oleh umat Hindu ortodoks sebagai suara

 uhan sendiri, dianggap oleh $ngiras sebagai pengetahuan tingkat

rendah. 1amun pernyataan $ngiras itu mengacu pada Veda  sebagai

pengetahuan intelektual semata= bahkan apa yang mendalam serta

luas wawasan kebijaksanaannya seperti Veda  bukanlah realisasi

spiritual itu sendiri= karena yang sesungguhnya diperlukan adalah

penyelaman terhadap hakekat Brahman yang kekal serta tak berubah.3ealisasi spiritual berada di luar jangkauan kata-kata atau olah

intelektual semata, seperti yang dinyatakan dalam *-Veda8 &Bila kata-

kata dan intelektual yang berperanan, maka seseorang tak akan dapat

mencapai realisasi spiritual.' Kesalah-pahaman yang umum di antara

kaum cendekiawan, baik yang hidup pada aman Upanisad  maupun

sekarang adalah anggapan bahwa pencerahan spiritual dapat dicapai

melalui semata-mata oleh intelektual. Padahal tradisi kerohanian di

seluruh penjuru dunia, tidak pernah mengajarkan seperti itu. entu saja

intelektual manusia merupakan wahana yang luar biasa dalam

mengolah pengetahuan yang tingkatannya lebih rendah, tetapi agar

sampai pada pencerahan spiritual, pikiran perlu ditransendentasikan

menuju kesadaran yang lebih tinggi. Perealisasian ini merupakan

15

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 16/74

pengalaman langsung berjumpa dengan kekuatan Ketuhanan yang

bersemayam dalam segala sesuatu di alam raya, baik dalam wujud

aspek uni*ersalnya sebagai Brahman maupun aspek indi*idualnya

berupa Atman yang bernaung dalam diri kita masing-masing. 3ealisasi

seperti itu tidaklah dicapai melalui akti%tas mental dan bersifat

langsung serta tak dapat dipaksakan.

>.5ang tak dapat dilihat, tak dapat dipegang, tanpa awal, serta

tak memiliki atribut apapun. idak pula memiliki mata, telinga,

tangan, atau kaki. Bersifat kekal, maha agung, bersemayam

dalam segala sesuatu di jagad raya, luar biasa mendalam.

Makhluk #uci yang tak dapat musnah inilah yang disebut sebagai

sumber segenap ciptaan oleh para bijaksana.

)i sini kita menjumpai dilema yang berkenaan dengan penyampaian

pengalaman spiritual. #ebelumnya telah disebutkan bahwa

pengalaman spiritual itu merupakan sesuatu yang mengatasi

intelektual +supra-intelektual, sehingga tak dapat digambarkan atau

dilukiskan dengan kata-kata. Padahal terdapat kebutuhan untukmengekspresikannya dalam bentuk kata-kata, agar ajaran itu dapat

diwariskan oleh seorang guru pada muridnya. G;atatan8 anpa kata-

kata mustahil menyampaikan sesuatu, oleh karena itu kebenaran yang

seharusnya tak terkatakan itu &terpaksa' diekspresikan dalam kata-

kata 7 Penerjemah bahasa (ndonesia. )ilema ini banyak dijumpai

dalam pustaka-pustaka suci Upanisad, yang berkutat pada konsep-

konsep supra-rasional. (tulah sebabnya, kata-kata yang mengandung

paradoks atau kontradiksi sering dipergunakan, sehingga para siswa

akhirnya memahami bahwa kata-kata tidak dapat menggantikan

pengalaman spiritual yang sebenarnya atau agar mereka dapat

mencapai realisasi yang sebenarnya.

16

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 17/74

"loka di atas menggambarkan dua kelompok penggambaran

mengenai Brahman. Kelompok pertama berisikan enam hal yang tidak

dimiliki Brahman. $pabila membandingkannya dengan konsep dasar

Vedanta bahwa Brahman bersemayam dalam segalanya, maka hal ini

nampak kontradiksi= tetapi tujuan sloka  di atas jelas sekali untuk

menyatakan bahwa Brahman tidak dibatasi oleh apapun, baik berupa

sesuatu yang berwujud, bersifat antromor%k, dan lain sebagainya.

#elanjutnya gambaran kelompok pertama dilanjutkan dengan empat

sifat yang menekankan keabadian dan kehadiran Brahman dalam

segala sesuatu di alam raya. Kedua kelompok deskripsi pada sloka di

atas nampaknya saling bertentangan, tetapi memang demikianlah

kesan yang hendak ditampilkan oleh mah!r"i penulis pustaka suci ini.

(a mengajarkan mengenai perubahan dan ketidak-kekalan segala

sesuatu di dunia ini, yang terdiri dari namarupa  +nama dan wujud.

#ebutan Hindu bagi dunia ini adalah samsara, yang berarti &sesuatu

yang selalu berubah.' Para mah!r"i Cedanta menyadari bahwa

terdapat realita yang tidak berubah di balik perubahan itu. #esuatu

yang tak berubah itu dapat kita temukan dan sadari dalam kondisi

kesadaran termurnikan. ebih jauh lagi, kita sendiri memilikikesanggupan untuk mewujudkan tingkat kesadaran yang lebih tinggi

itu, karena kendati tubuh kita hanya dapat bertahan untuk waktu yang

terbatas, $tman di dalam diri kita bersifat kekal dan tak terhancurkan

seperti Brahman.

I.aksana laba-laba membentangkan jaringnya, laksana tumbuh-

tumbuhan obat yang berkembang biak di muka bumi, laksana

rambut yang tumbuh di kepala dan tubuh manusia, maka

demikian pulalah Makhluk #uci yang kekal itu membentangkan

alam raya ini.

17

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 18/74

)engan tiga perumpamaan yang sederhana dan mudah dipahami di

atas, sang guru mencoba menggambarkan bahwa alam semesta

beserta miliaran perwujudan yang terkandung di dalamnya merupakan

emanasi Brahman, yang tak berubah, kekal, serta sumber bagi

segalanya. (ni merupakan sanggahan yang jelas bagi kesalah-pahaman

yang sering timbul terhadap konsep Maya, dimana alam raya ini

dianggap sebagai ilusi atau khayalan semata. Karena tiada sesuatupun

yang eksis tanpa bergantung pada Brahman, seperti yang

digambarkan oleh tiga perumpamaan di atas, maka eksistensi

semuanya itu bukanlah ilusi.

Pertanyaan mengenai kosmogenesis atau penciptaan alam

semesta yang lebih mendalam, yakni mengapa alam semesta ini

tercipta, tidaklah dijawab secara langsung oleh sloka  di atas, yang

hanya memaparkan bahwa penciptaan itu merupakan proses yang

terjadi berulang kali, spontan, tidak unik, dan terjadi sekali saja.

)engan demikian, hal ini menekankan pandangan Hindu mengenai

waktu yang bersifat siklis dan bukannya linear, karena pembentangan

 jaring laba-laba, tumbuhnya tanaman di muka bumi, dan munculnya

rambut adalah peristiwa yang terjadi berulang-ulang. Pada kedua sloka

berikutnya, pertanyaan mengenai kosmologi dibahas secara lebih

mendalam dan mendasar.

0.Melalui meditasi, Brahman memancarkan diri1ya ke segenap

penjuru. Materi terlahirnya dari1ya. #elanjutnya, kehidupan,

pikiran, kebenaran, dan keabadian terlahir dari materi melalui

karya-karya1ya.

J.)ari Brahman yang sanggup melihat segalanya, maha tahu,

serta memiliki kebijaksanaan tak terbatas, terlahir Brahma,

materi, nama, dan wujud.

18

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 19/74

Perubahan Brahman yang tak terbatas, tak berbentuk serta kekal

menjadi segala sesuatu di alam raya yang terus menerus berubah

mencerminkan misteri penciptaan. Karena terperangkap dalam

kontinum ruang dan waktu, mustahil bagi kita dengan tingkat

kesadaran yang sekarang kita miliki untuk menjawab pertanyaan

mengapa penciptaan itu terjadi. )alam perjalanan spiritualnya

merealisasikan kesadaran yang lebih tinggi, para mah!r"i aman

dahulu menyadari bahwa seluruh alam semesta merupakan

manifestasi Brahman nan tunggal. Menariknya, kalimat &Brahman

memancarkan diri1ya ke segenap penjuru' dapat disepadankan

dengan &)entuman Besar' +!i !an, dimana ledakan pembentuk

alam semesta itu telah terjadi berulang kali= dan tidak peduli berapa

kali Brahman memanifestasikan diri1ya, hal itu tidak mengurangi

sedikitpun hakekat1ya yang mengatasi segalanya.

Berdasarkan kedua sloka  di atas, kita memperoleh gambaran

mendalam mengenai kosmogenesis, dengan diawali suatu makhluk

suci berkesadaran yang tunggal, terbentuklah dua kutub yang saling

berlawanan dan selanjutnya memancar sebagai materi. Kemudian,

melalui proses lambat yang berlangsung selama miliaran tahun timbulkehidupan. #etelah itu, kesadaran mental para makhluk mulai

bere*olusi sehingga akhirnya muncul umat manusia, yang bekerja

tanpa henti. ebih jauh lagi, berdasarkan sloka-sloka  ini kita dapat

menafsirkan bahwa kerja itu sendiri dapat dianggap sebagai jalan

menuju keabadian. 2leh karena itu, pandangan Vedanta tentang dunia

ini bersifat positif dan berpihak pada kehidupan. Manusia bukanlah

pendosa atau terancam oleh hukuman kekal hingga memerlukan

seorang juru selamat= melainkan hasil proses e*olusi kehidupan yang

dapat membebaskan dirinya sendiri dari belenggu kelahiran dan

kematian, melalui pekerjaan yang bermanfaat bagi masyarakat serta

olah batin demi merealisasi kesadaran tertinggi di tengah-tengah alam

semesta berupa nama dan wujud ini.

19

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 20/74

Bagian 1

SUB-BAGIAN 2

.(nilah kebenarannya8 upacara ritual yang diselenggarakan oleh

para mah!r"i dengan melantunkan kidung-kidung suci diajarkan

dalam ketiga Veda. Aahai engkau yang merupakan pecinta

kebenaran@ #elenggarakanlah upacara-upacara tersebut secara

teratur, karena semuanya itu merupakan jalanmu menuju alam

yang diliputi kebajikan.

D.Ketika api suci telah dinyalakan dan lidah-lidah apinya

berkobar-kobar, haturkanlah persembahanmu dengan penuh

ketulusan pada kedua belahan api itu.

Upanisad  kini mengajarkan bahwa upacara-upacara ritual yang

dianjurkan dalam pustaka-pustaka suci adalah jalan menuju kebenaran

dan perlu dilaksanakan= padahal pada bagian sebelumnya disebutkan

bahwa Veda merupakan bagian pengetahuan tingkat rendah. 9pacararitual yang kerap dilakukan bangsa $rya aman dahulu adalah

menghaturkan persembahan pada api suci, yang dipandang sebagai

perantara antara umat manusia dan uhan. Persembahan utamanya

berupa mentega cair, kendati benda-benda lain juga dipergunakan. 4ika

dimaknai secara lebih mendalam, persembahan itu merupakan

perlambang bagi persembahan batiniah yang terletak dalam hati

pencari kebenaran, tetapi upacara ritual juga dianggap mendatangkan

berkah duniawi bagi kehidupan seseorang di masa mendatang. "loka

di atas mengajarkan bahwa menyelenggarakan upacara ritual

merupakan kebajikan serta menjelaskan secara terperinci pahala di

balik melakukan kegiatan keagamaan tersebut.

20

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 21/74

"loka pertama menyebutkan mengenai &tiga Veda,' yakni *,

"ama, dan &ajur = sedangkan  Atharva-Veda berasal dari aman yang

lebih belakangan. Kita dapat pula menerjemahkannya sebagai &di

aman treta,' yang mengacu pada aman kedua di antara empat yuga

7 "atya, Treta, )vapara, dan Kali-yua. #elama empat yua yang silih

berganti tersebut terjadi perkembangan dan kemerostan dharma,

sebelum hilang sama sekali di akhir aman Kali-yua. #etelah Kali-

 yua  berakhir terjadilah kehancuran total atau  pralaya, dan sesudah

itu siklus bermula dari awal lagi. Kita semua sekarang hidup pada

aman Kali-yua, kendati terdapat perbedaan pandangan sehubungan

dengan seberapa dekat kita pada akhir aman. Mengingat begitu

banyaknya senjata nuklir yang telah dikembangkan umat manusia

selama dekade terakhir ini, sehingga lebih dari cukup untuk

memusnahkan seluruh umat manusia dan kehidupan di planet bumi,

nampaknya kita lebih dekat pada akhir aman ketimbang yang

dibayangkan kebanyakan orang. Kendati demikian, hal ini juga berarti

bahwa kita makin dekat dengan awal aman baru berikutnya, yakni

"atya-yua@

"loka kedua memiliki frasa yang kurang jelas maknanya8 &padakedua belahan api itu.' rasa ini dapat diartikan bahwa persembahan

harus dihaturkan saat apinya telah membesar, atau di antara altar

yang terletak di sebelah utara dan selatan. $pabila ditafsirkan secara

esoteris, ungkapan di atas mengacu pada makna mendalam api suci,

yakni kekuatan mistis kundalini yang bersemayam dalam diri setiap

orang. Berdasarkan tafsiran ini, kedua belahan api dapat merujuk pada

dua saluran energi pada tubuh manusia, yakni ida dan pinala 7 yang

mengalir di kedua sisi saluran energi tengah +susumna. Keduanya

menyalurkan energi kundalini yang berada pada bagian terbawah

tulang belakang menuju ke #akra  teratai berkelopak seribu di ubun-

ubun. $pa yang diungkapkan dalam sloka di atas selaras pula dengan

"atapatha !rahmana  yang mengisahkan bagaimana para deva

21

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 22/74

mengungguli asura, kendati kedua-duanya berasal dari Brahma. Para

asura melakukan upacara ritual secara lahiriah atau demi kepentingan

duniawi= sebaliknya para deva  melakukannya secara batiniah,

sehingga akhirnya menjadi kekal serta tak dapat dilihat oleh siapapun.

E.Barangsiapa yang melakukan upacara api suci tanpa disertai

oleh ritual yang hendaknya diselenggarakan pada bulan baru

dan bulan purnama, bulan keempat musim hujan serta saat

panenan pertama, yang tidak dihadiri para tamu, tanpa

menghaturkan persembahan pada semua de*a, atau tidak

sesuai dengan petunjuk kitab suci= maka semua dambaan

mereka tidak akan terpenuhi di ketujuh alam.

#etelah menjelaskan bahwa upacara persembahan pada para deva

merupakan sarana yang efektif dalam memperoleh apa yang

diharapkan, kendati berupa kekayaan, status sosial, atau kekuasaan

politik, dan bukannya kebahagiaan pencerahan spiritual= maka sloka di

atas memaparkan bahwa ritual itu hendaknya diselenggarakan sesuai

dengan pustaka suci. (ni meliputi pula upacara ritual yang diadakanseturut musimnya, menjamu para tamu, dan kegiatan lainnya yang

berhubungan dengan ritual tersebut. $pabila aturan-aturan tersebut

tidak diikuti, maka kegiatan keagamaan tersebut menjadi sia-sia atau

malahan mendatangkan hasil yang tak diharapkan.

Perlu diingat bahwa rincian tata cara melakukan upacara api suci

hingga hal yang sekecil-kecilnya tidaklah dirancang secara

serampangan. #emua itu berasal dari serangkaian percobaan yang

seksama oleh berbagai generasi para mah!r"i secara berabad-abad.

Hal ini dapat disepadankan dengan eksperimen rumit dalam bidang

%sika nuklir. Bila tatacara percobaan yang telah berhasil dilakukan oleh

para ilmuwan itu tidak kita ikuti dengan benar, maka hasilnya akan

gagal atau malah dapat menimbulkan bencana.

22

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 23/74

Kata atithi  dalam bahasa #ansekerta yang berarti &tamu'

menarik perhatian kita. #ecara hara%ah itu berarti &orang yang datang

tidak secara teratur atau pada waktu yang tetap,' dapat pula berarti

&pengunjung yang tidak terduga.' Berbagai tradisi mistik di muka bumi

 juga mengenal orang asing yang tiba-tiba hadir pada perayaan-

perayaan yang menyenangkan dengan membawa keajaiban. )iyakini

bahwa jika ada mah!r"i bijaksana yang ikut hadir di pesta keagamaan

tersebut dan turut menikmati hidangannya, maka hal itu dipandang

sebagai pertanda keberuntungan.

&ujuh alam' mengacu pada sloka di atas, barangkali mengacu

tujuh tingkat kesadaran, yakni bhur, bhuvar, svar, maha, jana, tapas,

dan satya= yang semakin meningkat menuju ke tingkatan paling

spiritual. )engan demikian, sloka  di atas mengajarkan bahwa

kesalahan dalam menyelenggarakan ritual api suci, dapat

mempengaruhi beberapa tingkatan kesadaran. 2leh karena itu, ritual

keagamaan ini harus dilaksanakan dengan seksama, rajin, serta tulus.

$lam-alam di atas, dapat pula diartikan sebagai tempat atau tataran

kesadaran yang dialami oleh Atman setelah kematian tubuh %siknya.

?.5ang Hitam, Penusuk, Pesat #eperti Pikiran, 5ang Berwarna

Merah Padam, 5ang )iselimuti $sap, dan 5ang Berkelip-kelip,

 5ang uas Keagungannya 7 semuanya ini merupakan nama-nama

tujuh lidah api.

F.Barangsiapa yang menyelenggarakan ritual keagamaan dan

menghaturkan persembahan terhadap lidah-lidah api yang

menyala-nyala pada saat yang tepat= maka api itu dalam wujud

cahaya mentari akan membimbingnya ke surga tempat

bersemayamnya 3aja para deva.

Upanisad menggambarkan bahwa lidah-lidah api yang menyala-nyala

itu melambangkan tujuh aspek "akti, atau kekuatan keibuan yang

23

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 24/74

memelihara alam semesta. $pabila Brahman yang bersemayam dalam

segala sesuatu pada umumnya disebut &(tu' saja, yang tidak berjenis

kelamin pria ataupun wanita, sebaliknya menurut tradisi Hindu

kekuatan pendorong di balik penciptaan, kerapkali dilambangkan

sebagai wanita atau sesosok ibu. idak seperti agama lain, yang

menganggap uhan sebagai pria, agama Hindu menyadari bahwa

apabila uhan hendak dinyatakan secara antropomor%k +seolah-olah

dianggap seperti manusia, maka (a hendaknya dianggap sebagai

gabungan antara aspek pria dan wanita= yakni seperti ayah serta ibu

bagi alam semesta. 4adi aksmi lalu dipasangkan dengan 1arayana,

6auri dengan #ankara, #ita dengan 3ama, 3adha dengan Krsna, dan

lain sebagainya.

)alam konteks sloka  di atas, api itu dipandang sebagai tujuh

de*i, yakni saptra-matrika  atau tujuh (bu #uci yang dipuja dalam

berbagai upacara keagamaan. Meskipun mengasihi para pemuja

laksana anak1ya sendiri, para )e*i itu juga memiliki aspek

mengerikan. 4adi (a dapat berwujud Kali ataupun )urga= yang

merupakan pelindung orang bajik dan sekaligus penghancur kejahatan.

Kedua aspek ini tampak nyata dalam ketujuh nama devi  api yangdiserukan dalam sloka ini.

Upanisad  lalu melanjutkan penjelasannya, bahwa bila upacara

persembahan itu dilakukan pada saat yang tepat dan dengan tatacara

yang benar, maka segenap persembahan dalam wujudnya yang lebih

halus serta tidak tampak akan membawa sang pemberi persembahan

ke surga tempat bertahtanya 3aja para de*a. )alam sistim kede*aan

Hindu, alam surga adalah jauh di bawah Brahma-Cisnu-Mahesa,

dimana pemimpin para de*a adalah (ndra. (a digambarkan

menunggang gajah bergading enam yang bernama $ir*ata dan

berperang melawan para $sura, atau kekuatan kegelapan. #enjatanya

adalah halilintar, dan banyak kidung Veda yang dimaksudkan sebagai

pujian bagi dirinya demi memohon kemenangan dalam pertempuran.

24

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 25/74

)engan segenap keterbatasannya, ritual ini dapat

mendatangkan pahala. etapi berkah-berkah duniawi yang

dihasilkannya masih belum seberapa bila dibandingkan kebahagiaan

yang didapat melalui realisasi spiritual.

0.5ang Bercahaya itu berseru, &)atanglah pada kami@ )atanglah

pada kami@' saat menghantar pemberi persembahan ke sinar

mentari Gguna membimbingnya lebih jauh ke alam surga.

)engan kata-kata menyenangkan dan merdu didengar serta

penuh rasa hormat, berkatalah sinar mentari, &(nilah surga

Brahma nan suci, yang engkau capai karena perbuatan-

perbuatan bajikmu.'

Pahala yang diperoleh karena melakukan kebajikan, baik berupa

penyelenggaraan upacara persembahan ataupun melalui karya-karya

lainnya tentu saja menyenangkan, yang dapat berwujud kebahagiaan

di kehidupan sekarang atau setelah kematian. #ayangnya, semua

kebahagiaan itu bersifat sementara saja. Kendati mengalami

kebahagiaan yang luar biasa dan sangat lama di alam surga, pahalakebajikan ini suatu saat akan habis juga. Karena itu, seseorang

hendaknya melatih diri untuk merealisasi pembebasan sempurna nan

abadi.

Harta kekayaan baik yang kita kumpulkan di dunia ini maupun di

surga tidaklah kekal dan suatu saat akan habis juga. #esungguhnya,

pahala kebajikan itu akan berakhir dengan cepat, dan kendati pelaku

kebajikan mengalami kebahagiaan yang terus menerus selama

berkalpa-kalpa, tetap saja hal itu tidak membawanya lebih dekat pada

pencerahan. (nilah sebabnya, Upanisad mula-mula memuji kebajikan

dan manfaat melakukan upacara ritual api suci, tetapi kemudian

mengajarkan jalan yang lebih unggul dalam menuju pembebasan

sempurna.

25

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 26/74

I.#ungguh@ Persembahan yang terdiri dari delapanbelas aspek

itu mudah sekali rusak, dan hanya mencerminkan karya yang

lebih rendah. 2rang bodoh menganggapnya sebagai yang

terbaik dan terjerumus berulang kali dalam lingkaran kelahiran

dan kematian.

0.Meskipun menganggap dirinya sebagai orang bijaksana dan

terpelajar, mereka tak lebih dari orang-orang bodoh yang

mengembara tanpa tujuan, laksana orang buta dituntun oleh

orang buta.

 4arang sekali dalam suatu karya keagamaan terjadi perubahan

penekanan yang begitu tiba-tiba. Para mah!r"i Upanisad  bukanlah

semata-mata ahli %lsafat, melainkan guru-guru agung yang

memanfaatkan bahasa #ansekerta secara sempurna. $ngiras mula-

mula memaparkan manfaat melakukan ritual api suci= dengan

demikian penjelasannya mengenai tidak bergunanya kegiatan

keagamaan tersebut menjadi lebih mengena, dimana ia menyebutkan

bahwa yang menyelenggarakannya tak lebih dari orang-orang bodoh.Menurut Vedanta  ritual keagamaan seperti itu tidak akan dapat

mematahkan lingkaran kelahiran dan kematian yang memerangkap

 Atman. 9pacara ritual tersebut memang dapat meningkatkan

kemakmuran dan kemashyuran seseorang, tetapi ia tetap

terperangkap dalam penderitaan usia tua serta kematian.

2leh karenanya, kita perlu menangkap makna sejati Upanisad ini

yang lebih menganjurkan umat manusia untuk menjalani perenungan

spiritual, ketimbang semata-mata upacara ritual. etapi ini tidak berarti

bahwa perbuatan bajik tidak perlu dilakukan sama sekali. !haavad-

$ita, yang merupakan cabang pustaka-pustaka suci Upanisad

menyatakan bahwa tindakan bajik bila dilakukan dengan tulus dan

penuh pengabdian serta tanpa sikap mementingkan diri sendiri, tetap

26

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 27/74

dapat dijadikan wahana potensial untuk mencapai kesadaran tertinggi.

Kita dapat menyimpulkan bahwa pada aman Upanisad, terdapat

aliran pemikiran yang menganggap bahwa kekayaan materi adalah

segalanya, seperti di aman sekarang. (tulah sebabnya, para mah!r"i

perlu mematahkan pandangan salah ini.

&)elapanbelas aspek' persembahan dapat pula diterjemahkan

sebagai &delapanbelas penyelenggara persembahan,' yakni orang itu

sendiri, istrinya, dan enambelas pendeta, yang diperlukan untuk

mengadakan upacara ritual dengan biaya yang cukup mahal. $ngka

delapan belas juga mengandung makna simbolis yang penting 7

perhatikanlah bahwa !haavad-$ita terdiri dari delapanbelas bab dan

selain itu, perang Mahabharata juga berlangsung selama delapanbelas

hari.

J.erbelenggu dalam berbagai jenis kebodohan, orang seperti itu

mengira bahwa mereka telah mencapai tujuan pamungkas

kehidupan. 1amun sesungguhnya mereka masih menjadi budak

nafsu keinginan serta kemelekatan. Mereka tidak memahami

pengetahuan yang benar dan terbenam kembali ke dalampenderitaan bila buah perbuatan bajik mereka habis.

/.)engan pikiran kacau seperti itu mereka menganggap bahwa

upacara persembahan dan perbuatan bajik adalah yang

terpenting dan tidak mengenal kebajikan yang lebih besar.

#etelah pahala kebajikan mereka habis, sekali lagi mereka jatuh

ke dalam jeratan kelahiran dan kematian dan bahkan memasuki

alam kehidupan yang lebih rendah.

#etelah kembali mengkritik orang-orang yang mengharapkan berkah

surgawi melalui upacara-upacara ritual dan perbuatan-perbuatan bajik,

$ngiras kembali menekankan bahwa pahala yang diperoleh tidak kekal,

dan setelah habis ada kemungkinan mereka terlahir kembali di alam

27

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 28/74

kehidupan yang tidak lebih baik dibandingkan sebelumnya. ebih jauh

lagi, karena kemelakatan atau keserakahan yang kerap menyertai

perbuatan-perbuatan bajik seperti itu, ia mungkin terlahir di &alam

yang lebih rendah.' (ni dapat diartikan bahwa ia terlahir di dunia

dengan kondisi yang lebih tidak beruntung atau di planet lain yang

tidak sebaik bumi kita.

Kosmologi modern mengenal ratusan juta bintang yang mirip

matahari di galaksi kita. #elain itu, masih ada lagi ratusan juta galaksi

lainnya di alam semesta yang berhasil diamati dengan teleskop oleh

umat manusia. Karenanya, pandangan bahwa bumi adalah satu-

satunya planet yang berkehidupan adalah tidak masuk akal.

Bagaimana mungkin kita membatasi kemaha-penciptaan Brahman

dengan kesombongan bahwa kita adalah satu-satunya makhluk hidup

di jagad raya ini<

Kini kita perlu sedikit mengulas apa yang dimaksud dengan

&perbuatan bajik' menurut sloka  ini. erlepas dari upacara ritual api

suci, perbuatan bajik seperti ini terbagi menjadi dua kategori. Ista yang

meliputi upacara ritual api suci, pertapaan, kejujuran, mempelajari dan

mengajarkan Veda, dan mengasihi atau memberi makan hewan sertaburung-burung. #edangkan yang satunya lagi adalah purta yang terdiri

dari menggali sumur, membangun kuil dan tempat-tempat

penampungan air, membuat taman, menanam pepohonan, memberi

makan orang miskin, serta tindakan amal lainnya. Barangkali ada

orang yang berargumen bahwa tindakan bajik seperti itu hendaknya

dipuji dan bukannya dicela, karena semuanya itu masih jauh lebih baik

ketimbang kekejaman atau perbuatan yang mementingkan diri sendiri.

(tulah sebabnya pandangan $ngiras ini sekilas sulit diterima.

Meskipun demikian, kunci pemahaman bagi konsep yang

terdapat dalam Vedanta  terletak pada penekanannya untuk

merealisasi pembebasan spiritual, yang merupakan landasan bagi

falsafah Vedanta. Bila dibandingkan dengan kegembiraan yang berasal

28

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 29/74

dari pembebasan spiritual, pahala duniawi yang berasal dari perbuatan

bajik itu belum ada apa-apanya= laksana bintang-bintang terang yang

tidak dapat menandingi benderangnya cahaya mentari. Mah!r"i

$ngiras tidaklah mengutuk perbuatan bajik itu, yang sesungguhnya

bukan merupakan sesuatu yang buruk sama sekali, melainkan hendak

mengajarkan bahwa pahala yang berasal darinya bersifat sementara

dan terbatas, jika dibandingkan dengan jalan spiritual yang kini hendak

dibabarkannya.

.etapi barangsiapa yang hidup di hutan dan menjalankan

kegiatan pertapaan dengan penuh kesungguhan, kedamaian,

bijaksana, dan menaati aturan bagi para pertapa, maka ia

dimurnikan dari segenap noda. (a akan memasuki gerbang

mentari menuju tempat kediaman Makhluk #uci nan kekal.

 4auh berbeda dengan pahala-pahala duniawi yang disebutkan dalam

sloka-sloka  sebelumnya, $ngiras kini mengajarkan bahwa keabadian

sejati hanya dapat dicapai dengan menjauhkan diri dari keduniawian

dan hawa nafsu keinginan. etapi jalan spiritual ini hanyadiperuntukkan bagi mereka yang telah siap menjalani kehidupan di

pertapaan atau menjadi biarawan pengembara. Menariknya, ajaran

seperti diajarkan pada #aunaka, yang dahulu disebutkan sebagai umat

awam terkemuka. idak jelas apakah setelah mendapatkan ajaran

tersebut #aunaka benar-benar menjauhkan diri dari keduniawian atau

tidak.

 radisi mengenai adanya dua jalan, yakni yang satu gemilang

laksana mentari dan yang lainnya lagi pucat seperti rembulan, juga

dapat dijumpai pada keyakinan-keyakinan lainnya= baik di dunia imur

maupun Barat. #ebagai benda langit yang paling mengagumkan di

angkasa serta merupakan penunjang kehidupan dan sumber cahaya

bagi dunia ini= matahari dapat dianggap sebagai lambang bagi hakekat

29

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 30/74

Ketuhanan. #alah satu mantra  terkenal adalah mantra  ayatri yang

ditujukan sebagai pujian bagi mentari demi memohon pencerahan

spiritual, dan pustaka-pustaka suci Upanisad  banyak dipenuhi oleh

mantra seperti itu.

Makhluk #uci nan kekal tentu saja mengacu pada Brahman.

(ntisari sloka ini hendak mengajarkan bahwa selama kita terjerat dalam

 jaring-jaring indrawi, maka kita akan senantiasa terbelenggu oleh

lingkaran kelahiran dan kematian= karena hawa nafsu keinginan kita

yang menarik kita untuk terus menerus kembali. Hanya dengan

meninggalkan keduniawian, mengubah pola pikir kita, dan

mengarahkannya pada praktik spiritual, barulah kita dapat merealisasi

kesadaran pembebasan tertinggi.

D.#etelah memahami dengan benar hakekat pahala yang

diperoleh sebagai hasil melakukan kebajikan, pencari

kebijaksanaan hendaknya tidak melekat padanya, karena

keabadian tak dapat dilakukan melalui semata-mata perbuatan

bajik. 9ntuk mengenal pengetahuan menuju kekekalan itu,

seseorang hendaknya dengan rendah hati mencari seorang guru

yang memahami pustaka-pustaka suci serta telah merealisasi

hakekat Brahman.

E.Bagi pencari kebenaran seperti itu, yang pikirannya diliputi

kedamaian serta terkendali segenap indriyanya dan menghadap

guru dengan sikap yang patut, maka sang guru hendaknya

mengajarkan padanya pengetahuan mengenai Brahman

sehingga dapat merealisasi kekekalan.

Bab Pertama Mundaka Upanisad  diakhiri dengan pernyataan bahwa

pengetahuan sejati mengenai Brahman, yang disebut pengetahuan

lebih tinggi, hanya dapat diperoleh melalui dua prasyarat. 5ang

pertama, pencari kebenaran hendaknya bersikap rendah hati,

30

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 31/74

mengabdikan diri sepenuhnya demi merealisasi wawasan spiritual

tertinggi, dan telah menikmati kebahagiaan duniawi sehingga akhirnya

menyadari bahwa semuanya hanya sementara saja sifatnya. Prasyarat

berikutnya, harus mencari seorang guru yang paham pustaka-pustaka

suci= tetapi yang terpenting, ia sendiri hendaknya telah merealisasi

kesadaran Brahman.

Kedua prasyarat di atas perlu kita ulas lebih mendalam dan

seksama. Meskipun berpaling pada jalan spiritualisme merupakan

sesuatu yang baik, tetapi pada aman sekarang kita kerap

menyaksikan siswa yang belum matang dan juga guru yang masih

belum berimbang kondisi spiritualnya. Paduan keduanya justru

menimbulkan pandangan salah, kebingungan, atau justru bahaya yang

besar. )alam buku yang berjudul (untin the $uru in India  karya

seorang wanita Barat, dipaparkan bahwa banyak orang berburu guru-

guru spiritual dan menjadikannya seolah-olah piala yang dibawa

pulang dengan rasa bangga. Padahal kata &guru' sendiri berarti

&penghalau kegelapan.' Penghormatan kepada guru dalam tradisi

Hindu memiliki alasan sebagai berikut8 kendati orang tua yang

melahirkan jasmani kita, tetapi gurulah yang menghalau kegelapandan kebodohan sehingga memungkinkan kita terlahir kembali dalam

cahaya kebenaran.

Mungkin ada yang mengajukan keberatan dengan argumen

bahwa mustahil bagi kita untuk menentukan kualitas spiritual seorang

guru atau bagaimana seseorang dapat mengetahui bahwa guru yang

dipilihnya adalah orang yang tepat< (ni merupakan pertanyaan yang

bagus sekali. #atu-satunya jawaban adalah kita hendaknya dibimbing

oleh intuisi batin kita, insting, indra keenam atau apa saja namanya.

Memang benar bahwa tidak ada jaminan bahwa pilihan kita adalah

benar adanya, namun selama aspirasi kita murni, yakni didekasikan

bagi pencarian hakekat Ketuhanan dan bukannya semata-mata untuk

meninggikan ego kita, maka tiada masalah yang akan timbul.

31

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 32/74

Banyak orang belajar pada lebih dari satu guru. $da pula yang

belajar dari pustaka-pustaka suci keagamaan atau melalui mimpi.

#esungguhnya, semua ini mengacu pada guru Ketuhanan yang

bertahta dalam batin kita sendiri. #eorang guru hanya menunjukkan

 jalan, yang tugasnya dapat dirangkum seperti slogan dalam dunia

politik berikut ini8 &menyemangati, membimbing, dan

memperingatkan'= tetapi ia tidak dapat menggantikan kita dalam

menapaki jalan menuju pencerahan. 3ealisasi spiritual sebagai tujuan

akhir, haruslah kita usahakan sendiri. 6uru menghalau kegelapan

sehingga kita dapat melihat jalan itu dengan jelas, tetapi ia tidak dapat

membawa pencerahan itu bagi kita. erkadang setelah lama

mengembara dalam kegelapan, cahaya yang kita lihat terlampau

terang, sehingga malah menyilaukan serta membawa kita ke jalan

yang salah. Kadang-kadang jalan itu begitu curam dan terjal, sehingga

akhirnya kita terjatuh kembali dalam jurang kegelapan. 4alan itu

sungguh sulit dan boleh dikatakan berbahaya. Kita teringat akan

pertanyaan $rjuna pada Krsna di tengah-tengah medan pertempuran,

&$pakah yang akan terjadi bila kita meninggal sebelum tiba pada

tujuan pamungkas<'#ri Krsna memberikan satu-satunya jawaban yang masuk akal

bahwa tiada akti%tas spiritual yang akan tersia-sia. Kematian nan

kelam dapat menjemput kita sebelum sempat merealisasi pencerahan

spiritual tertinggi, tetapi apa yang telah kita capai tidak akan hilang

begitu saja. Meskipun perlu waktu hingga ribuan kehidupan, apabila

saatnya tiba kita akan sanggup berjumpa dengan &Makhluk $gung

yang bersinar laksana mentari di seberang sana, sehingga sanggup

menghalau kegelapan,' seperti yang disebutkan dalam Upanisad.

#atu-satunya jalan untuk menyeberangi lautan samsara yang bergolak

dashyat adalah dengan menyelami brahmavidya, yakni pengetahuan

yang lebih tinggi, laksana jembatan pelangi menuju keabadian.

32

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 33/74

Bagian 2

SUB-BAGIAN 1

.(nilah kebenarannya. Aahai siswaku yang terkasih@ #eperti

ribuan percikan api yang memancar keluar dari api yang

berkobar-kobar, para makhluk memancar keluar dari 5ang Kekal

itu, dan akhirnya kembali lagi pada1ya.

)engan menggunakan api sebagai perumpamaan, $ngiras berupaya

menggambarkan Brahman yang kekal sebagai asal usul serta sumber

bagi segala sesuatu. #epuluh sloka bagian ini berupaya menjelaskan

apa yang sesungguhnya berada di luar jangkauan kata-kata. )ari asal

muasal nan agung dan tunggal itu, segala sesuatu di jagad raya ini

bersumber. #ekalipun kurun waktu kehidupannya sangat panjang,

bahkan mencapai miliaran tahun, tetapi saja ia akan kembali pada

Brahman. Kelahiran dan kematian, terang dan gelap, siang dan malam,

baik dan buruk, ataupun sedih dan gembira= seluruh pasangan dualitas

ini kelak akan berpadu dan menyatu dalam Makhluk $gung maha kekalitu.

 arian kosmis #i*a berlangsung kekal 7 tak memiliki awal

maupun akhir, karena melampaui ruang dan waktu. #alah satu tangan

1ataraja memegang genderang, yang merupakan suara sabda

Ketuhanan sebagai asal muasal segala sesuatu. Pada tangan lainnya

terdapat api suci, dimana setelah tiba saatnya segala sesuatu di jagad

raya akan melebur lagi ke dalamnya. #etiap saat, miliaran galaksi

tercipta, sedangkan miliaran lainnya lagi musnah atau melebur

kembali dalam Makhluk $gung nan penuh misteri itu. )unia kita ini

yang serasa begitu luas, hanyalah setitik pasir saja di pantai kekekalan

dan kita sendiri merupakan bunga api yang berasal dari api nan kekal

itu. Masing-masing percikan api itu diterangi oleh secara misterius oleh

33

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 34/74

cahaya kesadaran Makhluk $gung tersebut. 2leh karena itu, kita

sanggup memasuki kebahagiaan sejati yang berasal dari1ya.

D.Makhluk $gung itu tak berbentuk, abadi, dan suci.

Bersemayam dalam batin dan jasmani, mengatasi baik

kehidupan dan pikiran. (a masih lebih tinggi dibandingkan

tataran tertinggi.

E.)ari1ya terlahir kehidupan, pikiran dan organ-organ indriya,

energi yang memenuhi jagad raya, udara, api, air, dan bumi

yang menunjang segenap kehidupan di atasnya.

?.$pi adalah kepalanya. Mentari dan rembulan adalah sepasang

matanya. 3uang angkasa adalah telinganya. Ceda adalah sabda-

sabda1ya. $ngin adalah nafas1ya. $lam semesta adalah

hati1ya. )ari kaki1ya bumi tercipta. #ungguh (a adalah batin

terdalam para makhluk.

Makhluk #uci nan agung merupakan asal muasal, penunjang, landasan,

serta hakekat terdalam segala sesuatu di alam raya. Aawasan

mendasar Cedanta ini adalah esensi terdalam kebijaksanaan yanglebih tinggi. Kata &uhan' yang umum dipergunakan di Barat sangat

dekat sekali dengan konsep Hindu mengenai is*ara, yang merupakan

personi%kasi dan perwujudan berpribadi bagi Makhluk #uci di atas.

Brahman yang disebutkan dalam Upanisad memiliki makna yang lebih

luas dan mendalam. 4auh sebelum segenap unsur diciptakan, lama

sebelum kehidupan serta pikiran memanifestasikan dirinya, makhluk

agung yang kekal itu sudah ada dan bersinar laksana jutaan mentari.

 anpa makhluk agung tersebut, penciptaan mustahil terjadi, sehingga

waktu serta alam raya juga tak mungkin ada.

F.)ari1ya tercipta api yang dihidupi oleh mentari. )ari rembulan

hadirlah hujan yang menghidupi tumbuh-tumbuhan di muka

34

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 35/74

bumi. )engan ditunjang oleh semua itu, pria memberikan

benihnya pada kaum wanita. )engan demikian, banyak makhluk

terlahir dari makhluk suci tersebut.

>.)ari1ya terlahir seluruh kidung-kidung Veda, yang terdiri dari

*, "ama, dan &ajur-Veda= sloka-sloka  yang dilantunkan saat

upacara persembahan= orang yang menghaturkan persembahan

dan benda-benda yang dipersembahkannya= serta alam-alam

kehidupan yang disucikan oleh rembulan dan diterangi oleh

mentari.

Proses terciptanya semua makhluk dari Purusa yang berhakekat

Ketuhanan dipaparkan dalam sloka  di atas. Keseluruhan siklus

penciptaan beserta jaring-jaring rumit sebab-akibat yang mengatur

hubungan timbal-balik antara manusia dan alam, semuanya berasal

dari Makhluk #uci di atas. )ari1ya terciptalah alam-alam surga,

matahari beserta rembulan sebagai penyebab terbentuknya awan,

yang pada gilirannya menurunkan hujan ke atas bumi nan subur ini

sehingga memungkinkan tumbuhnya berbagai tanaman bermanfaat.

Kehidupan manusia bergantung pada tumbuh-tumbuhan tersebut 7baik secara langsung atau tak langsung, yakni melalui hewan pemakan

tumbuhan yang selanjutnya kembali dimakan oleh manusia 7 serta

cairan sperma. Bila cairan sperma ini dipancarkan ke dalam rahim

wanita, maka kehidupan baru akan muncul, dan siklus misterius itu

berawal kembali.

)emikianlah hubungan timbal balik antara uhan dengan

kehidupan di muka bumi. Vedanta tidak mengenal uhan yang duduk

berdiam diri surga dan terpisah dari ciptaan1ya, atau hanya bertindak

sebagai hakim bagi manusia saja. #ebaliknya, kita merupakan bagian

kuasa1ya. Proses penciptaan yang baru saja disebutkan itu dan

menjadikan kita eksis merupakan wujud kekuasaan uhan yang

bersemayam dalam segalanya.

35

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 36/74

Kidung-kidung Veda  mewakili keseluruhan tradisi keagamaan

dan seluruh upacara ritual maupun praktik-praktik keagamaan

semuanya mengalir keluar dari Makhluk #uci tersebut. Konsep yang

terdapat dalam ajaran Ceda ini mencegah kemerosotan agama Hindu

menjadi semata-mata politeisme seperti di 5unani kuno.

I.)ari1ya terlahir banyak deva dan makhluk surgawi, manusia,

hewan, dan burung, hirupan dan hembusan nafas, padi-padian

dan geganduman, kegiatan pertapaan dan keyakinan nan teguh,

kebenaran, kemurnian, serta hukum.

0.)ari1ya terlahir pula tujuh kemampuan indrawi, tujuh lidah api

beserta bahan bakarnya masing-masing, tujuh jenis upacara

ritual memohon keselamatan dan ketujuh alam kehidupan, serta

dua kali tujuh hal yang bersemayam dalam hati paling rahasia

umat manusia.

Masih ada makhluk hidup selain manusia, hewan, dan tumbuh-

tumbuhan, yakni para de*a beserta makhluk-makhluk surgawi. (ni

meliputi keseluruhan makhluk penghuni surga, baik berupa de*amaupun setengah de*a= yang di Barat disebut malaikat agung dan

malaikat biasa. Kendati tak dapat dilihat dengan mata, tidaklah tepat

apabila menganggap makhluk-makhluk itu tidak ada. Marilah kita

ambil ilmu kedokteran sebagai contoh. Bakteri dan *irus yang tak

kasat mata itu ada dan telah mempengaruhi kesehatan manusia, jauh

sebelum makhluk-makhluk renik tersebut ditemukan melalui

mikroskop. Menariknya, pada sloka di atas berbagai hal yang berbeda

kategorinya disebutkan bersama, seperti &para deva' dan

&geganduman' atau &padi-padian' dan &kemurnian.' (ni

memperlihatkan bahwa segala sesuatu, baik yang abstrak ataupun riil

seluruhnya berasal dari Makhluk $gung tersebut. Penggolongan

berdasarkan logika umum tidak lagi bermakna di sini.

36

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 37/74

$ngiras menyebutkan mengenai &hirupan dan hembusan nafas.'

Pernafasan adalah kegiatan terpenting bagi semua makhluk. anpa

nafas tak ada satupun makhluk yang dapat hidup. etapi nafas

mempunyai makna yang lebih dalam. Bila pernafasan itu disertai

dengan mantra  yang tepat dan kondisi kejiwaan tertentu, maka

akti%tas tersebut dapat membangkitkan tingkatan kesadaran yang

lebih tinggi. Karena keterbatasan ruang dan waktu kita tidak mungkin

mengupas teknik ini lebih jauh. etapi mah!r"i agung bernama

Patanjali telah menghasilkan karya berjudul &oa-"utras, yang

membahas secara panjang lebar mengenai pengaturan nafas

+ pranayama sebagai kunci untuk &menenangkan pikiran.'

#loka kedelapan sekali lagi dipenuhi dengan makna-makna

simbolis yang susah dipahami. 1amun adalah suatu kesalahan bila kita

semata-mata menggunakan intelektual kita untuk memahami

Upanisad. entu saja tidak ada salahnya kita berupaya memahaminya

dengan intelek kita, tetapi kita harus membuka wawasan kita, karena

sloka di atas memiliki makna lebih dalam, yang tidak dapat segera

dimengerti hanya dengan sekali membaca saja. $ngka tujuh dianggap

istimewa oleh banyak tradisi mistik. #ebagai contoh, mengapa dalamberbagai kebudayaan di muka bumi satu minggu dianggap terdiri dari

tujuh hari< #istim desimal berasal dari jari kita yang berjumlah

sepuluh, lalu mengapa kita tidak mengenal satu minggu yang terdiri

dari lima atau sepuluh hari< &ujuh kemampuan indrawi' kerap

ditafsirkan sebagai dua mata, dua telinga, dua lubang hidung, dan satu

lidah= tetapi ini agaknya kurang tepat karena keseluruhan organ indra

itu hanya mencakup empat kemampuan indrawi saja, yakni

penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecapan 7 dan

bukannya tujuh@ Barangkali lebih tepat bila kita tambahkan perabaan

oleh kulit dan dua kemampuan ekstra-sensori lainnya. &ujuh lidah api'

telah dijelaskan sebelumnya sebagai tujuh kekuatan "akti, yakni para

devi yang gilang-gemilang.

37

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 38/74

&ujuh alam kehidupan' yang sering muncul dalam pustaka suci

Cedanta mewakili tujuh tingkatan kesadaran, tetapi rahasia yang

berada di balik tujuh nafas yang berdiam dalam &hati paling rahasia

umat manusia,' haruslah kita ungkapkan sendiri. ;ukuplah disebutkan

bahwa jauh di dalam lubuk hati yang paling dalam dapat kita jumpai

sesuatu yang dapat mengubah kesadaran normal kita menjadi realisasi

spiritual tertinggi= dimana ini merupakan suatu rahasia yang telah

dicari sepanjang masa= yakni suatu substansi sumber keabadian yang

sanggup membawa kita menyeberangi kegelapan menuju pantai

seberang nan gemilang. $pa yang dimaksud &hati' di sini tentu saja

bukan organ tubuh dalam artian %sik, yang dapat ditransplantasikan

dari orang yang telah meninggal ke pasien yang masih hidup=

melainkan hati dalam artian mistis. $dapun letaknya adalah sejauh

lebar sepuluh jari dari pusar, yang darinya energi spiritual mengalir

semenjak masa yang tanpa awal.

J.)ari1ya tercipta seluruh gunung dan samudera yang ada di

muka bumi. )ari1ya mengalir berbagai sungai. )ari1ya berasal

seluruh tumbuhan dan sari tanam-tanaman beserta segenapunsur Gpenyusun alam semesta, yang mendukung kehidupan

 jiwa terdalam.

/.#ungguh@ Makhluk $gung itu adalah seluruh jagad raya ini 7

termasuk pula upacara-upacara ritual keagamaan, kegiatan

pertapaan, dan pengetahuan. Aahai Pemuda yang 3upawan@

Barangsiapa mengenal makhluk abadi ini, yang bertahta dalam

relung hatinya yang paling rahasia, akan sanggup mematahkan

simpul kebodohan, bahkan pada kehidupannya yang sekarang.

Vedanta tidak mengenal pertentangan yang tajam antara materi dan

energi atau antara tubuh %sik dan jiwa. 9nsur-unsur yang menyusun

alam semesta kita atau darah yang mengalir dalam tubuh kita adalah

38

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 39/74

manifestasi hakekat Ketuhanan. 4iwa kita yang tak tampak, yakni

antaratman adalah percikan api Ketuhanan, terikat pada tubuh %sik

oleh unsur-unsur, yang memancar keluar dari hakeket Ketuhana

tersebut. )engan demikian, perbedaannya tidak terletak pada hakekat

Ketuhanan maupun bukan hakekat Ketuhanan, melainkan antara

berbagai tingkatan e*olusi yang diawali dengan bentuk kehidupan

terawal dan selanjutnya berkembang menjadi makhluk-makhluk yang

makin mencerminkan jiwa Ketuhanan.

Kalimat &#ungguh@ Makhluk $gung itu adalah seluruh jagad raya

ini,' merupakan rangkuman bagi seluruh pandangan Vedanta, dan kita

hendaknya tidak lupa bahwa sloka  di atas melanjutkan dengan

pernyataan bahwa hakekat Ketuhanan itu dapat dijumpai dalam relung

batin umat manusia, bahkan saat kehidupan kita yang sekarang ini

 juga. $rti penting pernyataan ini harus dipahami dengan benar. 4ikalau

Upanisad hanya memberikan penjelasan yang mengagungkan hakekat

Ketuhanan dan berhenti sampai di situ saja, akan mustahil bagi kita

untuk membayangkan bahwa kita sanggup merealisasinya dalam

kehidupan saat ini. )alam sebagian besar tradisi keagamaan,

perealisasian spiritual atau perjumpaan dengan uhan biasanya dicapaisetelah seseorang meninggal. 1amun tidak demikian halnya menurut

ajaran Vedanta, yang mengajarkan bila kita memiliki kondisi spiritual

dan aspirasi yang tepat, tidaklah mustahil untuk merealisasi Makhluk

$gung itu dalam hati kita. $da banyak jalan menuju realisasi spiritual

ini8  +nana-mara  atau jalan kebijaksanaan, !hakti-mara  atau jalan

pengabdian nan tulus pada uhan, Karma-mara  atau jalan melalui

perbuatan-perbuatan bajik, dan *aja-mara  atau jalan melalui

kontemplasi mistis= atau melalui gabungan semua jalan tersebut.

#emua ajaran agama yang sejati, jika kita ikuti dengan rajin dan tulus,

akan membimbing kita pada satu tujuan akhir 7 ekam sad viprah

bahudha vadanti  +kebenaran hanya satu, tetapi orang bijaksana

menyebutnya dengan berbagai nama 7 seperti yang dinyatakan

39

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 40/74

dalam *-Veda. $pabila kita telah berhasil merasakan kehadiran uhan

dalam hati spiritual kita, maka simpul kebodohan, yakni ketidak-tahuan

yang telah melekat pada semua makhluk semenjak ribuan tahun, akan

dapat diuraikan.

$kti%tas agung Ketuhanan, yakni saat terciptanya jutaan

kehidupan, digambarkan oleh Veda sebagai &kilat yang bertabrakan

dengan awan badai berwarna biru tua' 7 nila toyada madhyastha

vidyullekhaiva bhasvara 7 atau &laksana kegemilangan seribu mentari

yang muncul bersamaan di angkasa,' seperti yang dinyatakan dalam

$ita. Para mistikus agung dari berbagai tradisi keagamaan telah

mengalami fenomena mengagumkan ini, yakni terbitnya hakekat

Ketuhanan dalam diri umat manusia atau bangkitnya jiwa nan abadi

dalam materi. Mereka semua menyanyikan pengalaman spiritual ini

dengan bahasanya masing-masing. Kendati hidup di aman yang

berbeda, mereka semua menggambarkan Pengalaman $gung ini, yang

terealisasi saat kita tidak semata-mata menyadari hakekat Ketuhanan

itu secara intelektual atau emosional saja, tetapi sungguh-sungguh

menjumpainya berdenyut dalam batin terdalam kita selaku umat

manusia.

Bagian 2

SUB-BAGIAN 2

.Brahman adalah landasan nan kokoh dan kuat, yang

mengejawantahkan dirinya dalam lubuk hati paling rahasia. )i

dalamnya bernaung segala sesuatu yang bernafas, bergerak,

dan melihat. Kenalilah (a baik sebagai makhluk ataupun bukan

makhluk dan sebagai Makhluk $gung yang paling didambakan,

teragung, mengatasinya segalanya, serta di luar pemahaman

manusia.

40

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 41/74

D.6emilang, yang terhalus di antara yang terhalus, ia adalah

Brahman yang kekal. (a merupakan tempat bertumpunya seluruh

planet dan juga segenap penghuninya. (a adalah kehidupan,

ucapan, dan pikiran. (a adalah realita dan juga keabadian. Aahai

muridku yang terkasih@ (nilah yang perlu ditembus

pemahamannya. Kenalilah (a.

"loka  di atas kembali mengulangi ajaran bahwa Brahman

mengejawantahkan diri1ya dalam hati spiritual umat manusia dan

sekaligus bersemayam dalam segala sesuatu di jagad raya ini. $ngiras

 juga menambahkan bahwa Brahman adalah &makhluk dan bukan

makhluk,' dalam artian (a bersemayam dalam sesuatu yang tampak

ataupun tak tampak= baik yang memiliki wujud kasat mata ataupun tak

kasat mata. 5ang hendak disampaikan di sini, miliaran ciptaan, baik itu

galaksi yang tak terhingga jumlahnya, masih belum sebanding dengan

kekuasaan Brahman. (a adalah semua itu, tetapi juga merupakan

sesuatu baik yang tidak memanifestasikan maupun memanifestasikan

dirinya. Pembahasan mengenai penciptaan atau kosmogenesis adalah

sesuatu yang menarik. Pustaka-pustaka suci Upanisad  menyatakanbahwa Brahman sesungguhnya tidak memiliki awal ataupun akhir. (a

adalah anadi-anata. (a adalah Makhluk $gung yang senantiasa ada,

dan mustahil untuk dilukiskan dengan kata-kata. $jaibnya, kekuatan

yang sungguh tak terbayangkan itu dapat memanifestasikan diri1ya

dalam kesadaran umat manusia, kendati (a berada di luar konsep-

konsep intelektual. Pencapaian spiritual untuk menembus hakekat

Brahman itu sangat penting, karena segala sesuatu akan menjadi tak

bermakna bila dibandingkan dengannya.

Pikiran yang kita pergunakan untuk memahami segala sesuatu di

sekitar kita, ucapan yang kita gunakan untuk mengekspresikan

pemikiran dan persepsi kita, serta daya hidup 7 yang menjadi sumber

kehidupan bagi semua makhluk, semuanya berasal dari Brahman. (a

41

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 42/74

lebih halus dibandingkan atom-atom dan partikel sub-atomik= karena

arah-arah itu yang juga membentuk Pegunungan Himalaya adalah

manifestasi kekuatan agung nan kekal yang memenuhi seluruh alam

semesta. (nilah realita yang harus dipahami oleh sang siswa serta

merupakan jalan menuju keabadian. Perlu dicatat bahwa keabadian

menurut agama Hindu bukanlah semata-mata kehidupan setelah

kematian= yang tentu saja akan berlaku dengan sendirinya. Hal ini

lebih mengacu pada realisasi hakekat Ketuhanan, yang memungkinkan

kita untuk terbebas dari kelahiran dan kematian, yakni pembebasan

kita dari roda karma.

Menurut sang guru, inilah realita yang perlu ditembus

pemahamannya. #ebutan yang dipergunakan seorang guru untuk

memanggil muridnya adalah saumya, yang dapat diterjemahkan

sebagai &pemuda yang tampan,' &kawan terkasih,' &murid yang

kukasihi,' atau &putera yang bajik.' Panggilan tersebut mencerminkan

kelemah-lembutan dan cinta kasih. $jaran Upanisad bukanlah ajaran

muram yang ditujukan pada para siswa yang dianggap jauh lebih

rendah kedudukannya. #abda-sabda kebenaran itu merupakan hadiah

yang dilandasi cinta kasih, yakni suatu pewarisan ajaran pada siswayang dikasihi gurunya. #eorang guru bertugas untuk membimbing dan

bukannya memerintah, menyemangati dan bukannya menakut-nakuti,

serta memberikan inspirasi dan bukannya mengancam.

E.  $pabila Upanisad  sebagai senjata nan agung dianggap

sebagai busurnya, maka seseorang hendaknya memasang anak

panah padanya, yang diasah dengan meditasi teratur. alu

menarik tali busurnya dengan pikiran yang dipenuhi oleh

Brahman. Aahai Pemuda yang 3upawan@ 4adikanlah kehidupan

yang bebas dari kematian sebagai sasaran bagi anak panah

tersebut.

42

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 43/74

?.Pranava  +aum adalah busurnya. $nak panah itu adalah sang

diri. Brahman adalah sasarannya. ali busur ditarik dengan

penuh konsentrasi, dan seseorang hendaknya menyatu dengan

Brahman, laksana anak panah yang mengenai sasarannya.

"loka ini adalah yang paling terkemuka di antara kumpulan pustaka

suci Upanisad, karena dengan jelas dan gamblang memaparkan

pentingnya ajaran Vedanta. erjemahan sloka  in diambil dari buku

karya #ri Krishna Prem yang berjudul The &oa o' the Kathopanishad,

dimana mah!r"i agung itu yang terlahir sebagai seorang

berkebangsaan (nggris memaparkan mengenai makna mendalam

Upanisad  dengan memadukan antara daya intuisi batiniah dan

intelektualitas. (a menerjemahkan Upanisad sebagai &ajaran rahasia,'

kendati kata tersebut dapat memiliki banyak makna.

Pada sloka  di atas, Upanisad  yang mengacu pada kumpulan

kebijaksanaan spiritual diibaratkan sebaga sebuah busur nan perkasa.

#elanjutnya, ia disamakan kembali dengan aksara suci aum. 4ika kita

menelaah naskah Vedanta  lainnya, dapat kita baca pernyataan yang

berbunyi aum ity eka aksaram brahma +suku kata tunggal aum adalahBrahman dan ada pula suatu ungkapan populer yang menyatakan

bahwa suku kata aum  adalah sumber kesenangan ragawi serta

sekaligus pembebasan spiritual. )engan demikian, Upanisad,

sebagaimana halnya aum  dipergunakan sebagai busurnya, jiwa

indi*idual sebagai anak panahnya, dan Brahman sebagai sasarannya.

 ali busur itu perlu ditarik dengan penuh konsentrasi serta kesadaran.

Hakekat Ketuhanan bukanlah sesuatu yang dapat dicapai dengan

dibarengi oleh akti%tas-akti%tas lainnya, jadi seseorang harus benar-

benar memusatkan perhatian padanya. Makhluk $gung itu hendaknya

menjadi pusat aspirasi kita. ebih jauh lagi, panah yang

melambangkan jiwa kita hendaknya terus menerus diasah oleh

meditasi serta praktik spiritual.

43

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 44/74

 4ikalau sasarannya tak dapat dilihat dengan jelas, panahnya

tumpul atau bengkok, serta penarik panahnya mengalami pikiran

kacau, maka mustahil anak panah akan mengenai sasaran. #ebaliknya,

bila sasaran terlihat jelas, panahnya tajam dan lurus, serta pemanah

berkonsentrasi saat menarik tali busurnya, maka barulah hakekat

Makhluk $gung tersebut dapat ditembus. #aat anak panah mengenai

sasaran, terjadilah penyatuan atau perpaduan antara  Atman  dengan

Brahman. Karenanya, dualitas kelahiran dan kematian, sedih dan

gembira, baik dan buruk, atau uhan dan manusia menjadi lenyap.

Pencapaian spiritual ini telah dibuktikan oleh para mah!r"i yang

berasal dari berbagai masa dan tradisi keagamaan. etapi tentu saja

hal ini bukanlah sesuatu yang mudah, seperti yang dinyatakan oleh #ri

Krsna dalam $ita, bahwa hanya satu di antara beberapa ribu orang

yang pernah mendengar ajaran kebenaran itu= dan di antara mereka

yang sanggup mencapai tujuan jauh lebih kecil lagi jumlahnya. Kendati

demikian, kita hendaknya tidak berkecil hati, sebaliknya justru

mengerahkan lebih banyak upaya serta semangat untuk mencari

kebenaran, seperti yang digambarkan dengan indah pada sloka  di

atas.

F.(a yang berada dalam batin, telah merajut langit, bumi, dan

angkasa yang berada di antara keduanya, beserta pikiran dan

semua makhluk hidup. Pengenalan terhadap1ya sebagai bagian

dirimu sendiri merupakan jembatan menuju keabadian, dan

setelah itu hindarkan dirimu dari perbincangan yang sia-sia.

>.empat di mana nadi serta pembuluh darah menyatu laksana

roda dengan porosnya, di sanalah seiring dengan detak jantung,

(a menjadi bertambah besar. Meditasikan sang diri itu sebagai

aum, semoga jalanmu menuju pantai seberang demi mengatasi

kegelapan menjadi menyenangkan serta membuahkan hasil.

44

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 45/74

#alah satu hambatan dalam menapaki jalan spiritual adalah

perbincangan tanpa makna, yang pada akhirnya hanya menjadi

semacam olah intelektual belaka. (ntelektualisme merupakan wahana

yang bagus sekali guna menalar sesuatu. etapi realitas spiritual

seperti yang telah dikatakan sebelumnya adalah mengatasi rasio. 4ika

pikiran dipergunakan melebihi kapasistasnya, hal itu justru menjadi

hambatan bagi kita. 2leh karenanya, sang mah!r"i menasihati

muridnya, bahwa setelah mengenali hakekat Brahman yang agung dan

meliputi segalanya, ia hendaknya menghindarkan diri dari

perbincangan sia-sia serta spekulasi yang tak berguna. Pengetahuan

yang lebih tinggi adalah jembatan menuju keabadian, dan begitu

menerimanya, siswa hendaknya bersiap mengawali perjalanannya itu

dan dan tidak semata-mata duduk berdiam diri di ujung jembatan

serta sibuk berbicara mengenai tindakan penyeberangan itu sendiri.

#eperti pepatah iongkok yang mengatakan8 &Perjalanan ribuan mil

diawali oleh satu langkah pertama,' perbantahan spiritual sebenarnya

merupakan usaha untuk menutupi kemalasan kita mengambil langkah

pertama nan penting tersebut.

)engan mengubah perumpamaan yang disampaikannya, $ngirassekali lagi menekankan bahwa Brahman mewujudkan diri1ya dalam

relung hati terdalam umat manusia, di mana seluruh pembuluh darah

+saluran energi menyatu 7 tetapi yang dimaksud bukanlah nadi atau

pembuluh darah dalam pengertian medis, melainkan saluran energi

yang lebih halus, tak nampak, dan merupakan pembawa energi

kehidupan ke sekujur tubuh kita. Manusia memiliki struktur tubuh yang

paling rumit serta luar biasa dibandingkan makhluk lainnya, dan di

dalam tubuh itu sendiri terdapat mekanisme-mekanisme 7 baik yang

tampak maupun tak tampak 7 yang saling berinteraksi sehingga

memungkinkan kita untuk hidup, berpikir, merasakan sesuatu, dan lain

sebagainya. Perumpamaan mengenai roda dengan porosnya sungguh

45

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 46/74

mengena. #eberapa pesat roda itu berputar atau seberapa jauh ia

bergerak, pusat perputarannya tetap pada porosnya sendiri.

&Meditasikan sang diri itu sebagai aum,' demikian kata $ngiras,

yang dilanjutkan dengan harapan agar siswanya itu tiba dengan

selamat pada tujuan spiritualnya. Pernyataan ini penting sekali, karena

memperlihatkan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan seorang

guru. (a dapat menunjukkan jalan, memberikan inspirasi dan

membimbing siswanya dengan penuh cinta kasih, serta berupaya

menolongnya dari berbagai cobaan dan bahaya= tetapi perjalanan

yang sesungguhnya harus ditempuh oleh siswanya sendiri. #eorang

guru tidak dapat menggantikan bersadhana  bagi muridnya serta

melakukan latihan-latihan spiritual lainnya yang membawa seseorang

pada hakekat terdalam dirinya. Perjalanan spiritual ini, seperti yang

telah dibuktikan oleh para mistikus di seluruh dunia, terkadang harus

melalui kegelapan nan pekat dan samudera yang bergolak dashyat.

Kita dapat menafsirkan kegelapan itu sebagai kebodohan batin,

sedangkan samudera berombak dashyat sebagai gejolak emosi kita.

Perjalanan tersebut dapat pula ditafsirkan sebagai beralihnya

kesadaran sehari-hari kita menuju tataran yang lebih spiritual. ebih jauh lagi, kita dapat memaknainya pula sebagai peristiwa-peristiwa

yang dialami setelah kematian, sebagaimana yang dapat dijumpai

pada banyak tradisi di muka bumi, terutama di Mesir dan ibet.

Kini, jalan spiritual itu dengan segenap percabangannya tiba-tiba

saja terhampar di depan kita, dan kita diharuskan untuk memilih.

3obert rost dalam puisinya yang berjudul The *oad not Taken  +4alan

yang ak )itempuh mengatakan8

 4alan Gyang kulalui bercabang di sebatang pohon nan kuning

warnanya

#ayangnya ku tak dapat melalui keduanya

#ebagai seorang pengembara, lama kuberdiri

46

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 47/74

#ejauh yang kudapat, masing-masing jalan itu kuamati

Bila ternyata salah satu satunya mendatangkan kejatuhan

Kupilih jalan yang satunya lagi....

#ri Krishna Prem dalam karyanya, he 5oga of Bhaga*ad-6ita

menggambarkan jalan-jalan spiritual itu secara jitu8

 4alan itu ada dua, dan tiada yang ketiga bagi umat manusia

Benamkan jiwamu dalam &oa  atau engkau akan kehilangan

 jiwamu dalam keduniawian.

#etiap menjumpai titik percabangan, seseorang harus memilih untuk

naik atau turun. #etelah pilihan itu ditetapkan, hati kita masih

memikirkan kehidupan, sehingga pikiran kita masih dipermainkan oleh

buah-buah pemikiran sebelumnya. 2leh karenanya, ketetapan itu

belum begitu mendatangkan manfaat. 4iwa kita masih diombang-

ambingkan oleh aliran pikiran yang tanpa henti, dan setelah meninggal

 jiwa kita akan tenggelam dalam kelahiran sebagai wujud %sik atau naik

ke alam cahaya atau alam surga. Kita tidak hendaknya tidak berhentisampai di sini saja, melainkan terus berjuang untuk merealisasi tujuan

pamungkas, yakni keabadian.

I.5ang maha mengetahui dan maha bijaksana. Kejayaan1ya

tercermin di muka bumi. (a adalah sang diri yang bertahta dalam

kota agung Brahman, yakni surga1ya di angkasa. )engan kokoh

bersemayam dalam pikiran dan duduk di singgasana hati, (a

mengendalikan hidup dan tubuh. 2rang bijaksana dengan

pengetahuan yang lebih tinggi melihat1ya dengan jelas sebagai

yang bersinar, sumber kebahagiaan, serta kekal.

47

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 48/74

Brahman adalah sang diri 7 yang bercahaya dan gemilang. #emua

kegemilangan1ya itu dapat kita lihat di bumi ini dalam wujud indahnya

matahari terbit, eloknya taburan berjuta bintang di malam hari,

cantiknya rembulan yang menjadi purnama dan setelah itu menghilang

lagi, birunya langit, dan hijaunya pepohonan. etapi apa yang baru saja

disebutkan itu baru sebagian kecil saja di antara kesemarakan1ya. (a

bertahta dalam pikiran atau otak manusia, yang merupakan asal

muasal buah-buah pemikiran. (a dapat dijumpai dalam relung hati

terdalam, tempat (a mengendalikan hidup serta tubuh %sik. #elain itu,

(a merupakan kekuatan yang bersemayam dalam atom-atom terkecil

dengan kekuatan dashyat1ya yang sanggup meluluh-lantakkan sebuah

kota, tetapi senyuman1ya juga merupakan daya kehidupan bagi

seluruh alam semesta.

)engan mengandalkan mata jasmani saja, (a tak dapat dilihat.

Barangkali seseorang dapat memikirkan atau menulis tentang1ya,

tetapi seperti peta negeri yang belum kita kenal, hanya dapat

memberikan gambaran kasar atau topogra%s saja mengenai negeri

tersebut, dan tidak memungkinkan kita untuk melihat negeri itu sendiri

barang sekejap pun. 2leh karena itu, gagasan intelektual dapatmembantu kita memberikan pengertian kasar mengenai hakekat

Ketuhanan, tetapi tidak membawa kita pada realisasinya. (nilah

sebabnya, Vedanta  mengajarkan bahwa, yang diperlukan adalah

pengetahuan lebih tinggi atau !rahmavidya. atkala fajar

mengetahuan tersebut merekah, Makhluk $gung itu akan bersinar dari

setiap pori-pori tubuh kita dan mendatangkan kebahagiaan tertinggi

serta keabadian, seperti yang diungkapkan oleh #ri $urobindo dalam

puisinya yang berjudul ho +"iapa8

(a terhilang dalam hati, yakni dalam relung terdalam

(a dijumpai pada otak manusia, yang merupakan sumber buah-

buah pemikiran

48

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 49/74

(a terajut dalam bunga-bungaan

(a bersemayam dalam jaring-jaring bintang di langit

)alam keperkasaan seorang pria dan kecantikan seorang wanita

)alam tawa seorang anak laki-laki dan rona kemerah-merahan

pipi anak perempuan

 angan yang telah menjadikan planet 5upiter, yakni bintang

pengembara di langit

Kejenakaan1ya berpadu menjadi satu

0.Ketika Makhluk $gung itu dipandang dari tataran yang lebih

tinggi atau rendah, simpul yang mengikat hati manusia akan

terurai. #emua keraguan akan pupus dan karma  juga

terhancurkan.

J.)alam singgasana keemasan tertinggi duduklah Brahman 7

kokoh dan tak terhancurkan. (a adalah cahaya di atas segala

cahaya. 2rang yang menyadari jati dirinya akan mengenal

Brahman tersebut.

$pa yang dirasakan ketika peristiwa spiritual nan mulia itu terjadi, sulitdigambarkan dengan kata-kata. #ama sukarnya dengan menjelaskan

mengenai keindahan warna pelangi pada orang buta. Meskipun

demikian, sedikit uraian masih dapat diutarakan untuk

menggambarkannya, dimana setidaknya ada tiga hal yang diuraikan

dalam sloka di atas= yang masing-masing berkenaan dengan berbagai

dimensi kepribadian, yakni tubuh %sik, emosi, dan intelektual. Ketiga

aspek ini berkaitan dengan tiga simpul yang dikenal dalam jalan

spiritual= yakni simpul Brahma yang mengikat  Atman  dengan dunia

dan tubuh %sik= simpul Cisnu yang mengikat Atman dengan keinginan=

dan simpul #i*a yang mengingat Atman dengan buah-buah pemikiran

yang dihasilkan oleh benak kita, dimana ini merupakan kubu

pertahanan terakhir sifat egosentris kita. Ketiga simpul ini akan terurai

49

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 50/74

bila kita telah merealisasi hakekat Makhluk $gung tersebut,

sebagaimana yang dinyatakan dalam Upanisad= yakni kita harus

memandang1ya secara utuh, yakni dalam tataran tinggi maupun

rendah, atau dari sudut pandang kejiwaan dan materi.

Meskipun bersemayam dalam segala sesuatu, Brahman

terutama bertahta dalam singgasana kesadaran tertinggi. Menurut

tradisi Hindu, terdapat lima cangkang yang menyelubungi $tman=

yakni yang berupa wujud %sik, daya hidup, emosi, intelektual, dan rasa

bahagia atau anandamaya kosa. Brahman bersinar dengan gemilang

di dalam dan sekaligus di atas cangkang kelima tersebut. (a tak

bernoda, karena tak ada sesuatupun yang dapat mencemari1ya. (a tak

terbagi, karena (a berada dalam dalam segalanya, sehingga tak dapat

dipisah-pisahkan.

Brahman ini menurut pada mah!r"i adalah cahaya di atas segala

cahaya, kebenaran yang mendasari seluruh eksistensi, serta

merupakan kekuatan di balik segala sesuatu yang telah ada maupun

akan ada. 2rang yang telah mengenali jati dirinya akan mengenal

Brahman.

/.)i sanalah matahari, bulan, dan bintang tidak bersinar.

$pabila benda-benda angkasa itu tidak bercahaya, lalu

bagaimanakah dengan api di bumi< #ungguh@ #egala sesuatu

bersinar karena1ya. ;ahaya1ya menerangi seluruh jagad.

.#ungguh@ Brahman nan kekal itu ada di mana-mana= baik di

depan maupun di belakang. Baik di utara maupun selatan. Baik

di atas maupun bawah. #ungguh@ Brahman adalah alam semesta

maha luas.

#aat menutup sloka  di atas, sang mah!r"i memasuki kegembiraan

spiritual yang meluap-luap. Banyak di antara sloka-sloka Upanisad

menggunakan bahasa yang tidak mudah dipahami serta misterius,

50

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 51/74

terutama saat membicarakan mengenai penglihatan spiritual. )i sini,

$ngiras menyebutkan bahwa tidak ada sumber cahaya, baik yang

berada di langit, seperti matahari, bulan, dan bintang, maupun di

bumi, misalnya api, yang sanggup menerangi Brahman= karena ia

adalah sumber cahaya bagi semuanya itu. (a bersinar sehingga

menyebabkan yang lainnya ikut bercahaya. Kebenaran fundamental ini

digemakan dalam keseluruhan naskah Vedanta, agar para pencari

kebenaran tidak terseret oleh kecemerlangan terbatas kekuatan alam

yang lebih rendah. Kekuatan-kekuatan alam ini tentu saja layak dipuja,

baik itu pembawa terang di dunia maupun di angkasa, yakni para

)eva +secara hara%ah berarti &5ang Bercahaya'. etapi semuanya itu

patut dipuja karena merupakan manifestasi Brahman nan gemilang itu

sendiri, yang meliputi segalanya serta merupakan sumber cahaya

tertinggi bagi jagad raya.

Berbagai sumber cahaya yang disebutkan dalam sloka di atas,

dapat pula diartikan sebagai kilatan-kilatan cahaya batiniah yang

kerap dialami oleh praktisi ketika kesadarannya semakin meningkat

seiring dengan kemajuan latihan spiritual serta bangkitnya kundalini.

 radisi-tradisi mistis meneguhkan kebenaran hal ini, yakni bahwakilatan-kilatan cahaya tersebut, mulanya muncul kadang-kadang saja

dan secara bertahap berubah menjadi kilauan gemilang yang terus

tampak. Melalui sloka di atas, guru hendak mengajar muridnya agar

tidak melekat pada salah satu tingkatan dasar ini, betapapun

gemilangnya kilasan cahaya yang dialaminya, serta tetap menyadari

dalam benaknya bahwa cahaya ini hanyalah sebagian kecil saja dari

sinar Brahman nan maha gemilang.

Pada sloka  terakhir, kita menjumpai pernyataan yang

mengagungkan hakekat Brahman maha gemilang yang berada dalam

segala sesuatu di alam raya. )i atas dan di bawah, pada kesemua

penjuru, atau di dalam dan di luar diri, tiada sesuatupun selain

Brahman. $papun yang kita anggap &nyata,' tubuh kita sendiri, bumi

51

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 52/74

yang telah menghidupi umat manusia semenjak fajar aman sejarah,

atau gelembung yang nampak rapuh adalah Brahman maha agung. Ke

manapun kita layangkan pandangan kita, yang kita saksikan adalah

Brahman. Karena sesungguhnya kita dan Brahman adalah satu

adanya= dengan kata lain, Brahman itu pula yang melihat melalui mata

kita. Kita tidak lagi terikat oleh simpul yang kuat dengan tubuh %sik,

emosi, atau pikiran. aksana panah agung #i*a menembus kota

berdinding besi, emas, dan perak, yang menjadi tempat perlindungan

bagi iblis jahat sebagai perlambang indi*idualitas palsu, demikian pula

cahaya Brahman menembus satu-persatu kubu pertahanan pandangan

salah kita= sehingga akhirnya sanggup menyadari kecemerlangan

cahaya1ya. #aat itulah kita sadar, bahwa alam semesta maha luas ini

adalah Brahman sendiri.

BAGIAN 3

Sub-bagian 1

.)ua ekor burung nan elok dipandang, yang bersahabat karibdan tinggal bersama di sebatang pohon. #alah seekor di antara

mereka menikmati buah-buah leat dengan lahap= sedangkan

yang satunya lagi hanya memandang tanpa ikut memakannya.

D.Bertengger di pohon yang sama, salah seekor di antara kedua

burung itu, yang melambangkan &diri pribadi,' mengeluhkan

mengenai ketidak-berdayaannya. etapi tatkala melihat burung

satunya lagi, yang melambangkan uhan dengan segenap

kejayaan1ya, maka seluruh kesedihannya pun sirna.

#etelah mencermati beberapa sloka  sebelumnya mengenai

kegembiraan spiritual yang meluap-luap, dimana $ngiras berusaha

menggambarkan mengenai Brahman, pembaca barangkali menduga

52

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 53/74

bahwa realisasi spiritual tertinggi seharusnya sudah dicapai di sini,

sehingga tidak perlu lagi bagi sang guru untuk menjelaskan lebih jauh.

 4ika penyatuan dengan Brahman merupakan realisasi tertinggi,

bukankah seharusnya naskah Upanisad  ini cukup diakhiri hingga bab

kedua< Mengapa $ngiras merasa perlu melanjutkan pengajarannya<

 erlepas dari berbagai pemaparannya mengenai keagungan Brahman

di sloka-sloka  sebelumnya, $ngiras merasa bahwa siswanya masih

belum siap mengadakan perjalanan yang sebenarnya. 2leh karenanya,

ia merasa perlu &turun kembali ke dunia,' untuk mengajarkan sesuatu

sesuai dengan tingkat pemahaman muridnya saat itu. Hal ini berlaku

pula dalam !haavad-$ita, yang tidak berakhir begitu saja di bab

kesebelas 7 yang berisikan *isi Ketuhanan 7 melainkan melanjutkan

pemaparannya guna mengarahkan realisasi nan agung itu menjadi

kemajuan spritual berkesinambungan.

#ang mah!r"i turun kembali dari ketinggian *isi spiritualnya itu

dan mengajarkan perumpamaan mengenai dua ekor burung yang

bertengger pada sebatang pohon yang sama. Pohon itu

melambangkan tubuh ini, sedangkan kedua burung adalah simbol bagi

 Atman  dan Brahman, atau  +ivatman  serta Paratman. )apat puladitafsirkan bahwa di atas dan bawah kulit luar kepribadian kita

terdapat jati diri sejati yang merupakan percikan Brahman. Kedua

burung itu dikatakan bersahabat karib, karena sesungguhya +ivatman

yang terikat oleh ketiga simpul, yakni tubuh, perasaan, dan pikiran

seperti yang telah disebutkan sebelumnya, memandang dirinya

sebagai sesuatu yang berbeda= padahal ia merupakan bagian

Paramatman yang tak terpisahkan= laksana bayangan matahari pada

air dengan matahari sesungguhnya.

)iri yang lebih rendah memakan buah-buahan di pohon itu

dengan lahapnya, yang berarti bahwa ia menjadi subyek karma serta

pandangan dualisme, yakni antara sedih-gembira atau kelahiran dan

kematian. Hal ini pada akhirnya membangkitkan kejemuan serta ketak-

53

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 54/74

berdayaan. a vittena tarpaniyo manusyo  +Manusia tak pernah puas

dengan kekayaan, demikian yang dikatakan pustaka suci Upanisad

lainnya. Pengejaran terhadap kekayaan materi, kebahagian duniawi,

dan kepuasaan emosional, pada akhirnya akan membawa pada

keputus-asaan. Betatapun besarnya rasa gembira yang dialami

seeorang, sadar atau tidak sadar tetap ada ancaman yang menghantui

kesenangan tersebut, seperti hantu BanLuo pada perjamuan Macbeth

+diambil dari karya #hakespeare yang berjudul Ma#beth 7 penerjemah

bahasa (ndonesia. Penyakit, usia tua, dan kematian, ketiga hal ini

pasti dialami seseorang dalam hidupnya. )engan karma baik

seseorang, ia mungkin dapat menghindari yang pertama dan kedua.

 etapi yang ketiga, yakni kematian, pasti terjadi dan tak dapat

dielakkan dengan cara apapun juga.

Para penguasa terbesar dunia, konglomerat terkaya, penakluk

wanita paling berpenampilan mewah, dan wanita tercantik, pada

akhirnya terjerat oleh jaring kematian. Manakala seseorang yang telah

menikmati kebahagiaan duniawi tiba-tiba saja menghadapi realita

yang tidak menyenangkan, ia akan merasakan ketak-berdayaan.

$pabila seseorang cukup beruntung sehingga dapat menjumpai ajarankebenaran, ia sanggup menolong burung satunya lagi, yakni jati diri

kita yang lebih tinggi dan tidak terikat oleh beban karma serta hawa

nafsu keinginan. (a sepanjang masa telah berdiam di pohon yang sama

memandang kita dengan penuh cinta kasih.

$spek diri yang lebih tinggi itu, senantiasa ada bersama kita

bahkan semenjak kita mencapai kesadaran manusia, dan memulai

suatu proses rumit nan panjang yang berkaitan dengan beban karma

selama berkalpa-kalpa. Hanya saja kita tidak mengetahuinya. (a

senantiasa lebih dekat dengan kita ketimbang nafas kita sendiri dan

bahkan lebih erat dengan tangan atau kaki kita= namun tak sedikitpun

kita mengenalinya. #eperti yang dinyatakan #ri $urobindo berikut ini8

54

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 55/74

Penguasa atas umat manusia dengan cinta kasih1ya yang tak

terbatas

(a dekat dengan hati kita dan memberikan kita daya penglihatan

Kita dibutakan oleh kesombongan dan belenggu hawa nafsu

keinginan kita

Kita terikat oleh buah-buah pemikiran kita sendiri, tetapi

menganggap diri kita bebas.

#uatu hari dengan rasa putus asa, tanpa harapan, takut, dan

bingung, kita melemparkan senjata kita, seperti yang dilakukan $rjuna

di medan pertempuran Kuruksetra serta berpaling pada sahabat

terkasih yang sekaligus merupakan kusir kehidupan kita= yakni

Makhluk $gung, yang meskipun kegemilangannya melebihi ribuan

mentari, berada dalam diri kita. atakala memandang pada jati diri

tertinggi kita yang layak menerima segenap pujian, keajaiban terjadi.

Penderitaan yang dialami akan segera sirna dan kita menyadari buah

manis dan pahit yang telah kita makan masa demi masa, serta

merupakan penyebab bagi keterikatan kita. 6una membebaskan diri

dari semua itu, yang kita perlukan hanyalah menaklukkan keakuan kitayang lama serta membuka diri terhadap cahaya serta kekuasaan

Makhluk $gung yang bertahta dalam kesadaran terdalam kita.

E.Ketika sang mah!r"i melihat uhan yang bersinar keemasan,

yakni Makhluk $gung yang merupakan pencipta alam semesta

serta merupakan asal muasal bagi Brahma, sang pencipta, ia

membebaskan diri dari konsep baik dan buruk= sehingga

membebas dirinya dari segenap kekotoran serta mencapai

penyatuan dengan 5ang erunggul.

?.#ungguh@ (a adalah jiwa Ketuhanan yang besinar dalam diri

semua makhluk. )engan mengenali1ya, orang bijaksana

menjauhkan diri dari segenap perdebatan sia-sia. Getapi, ia

55

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 56/74

tetap mengalami kegembiraan dalam dirinya serta terlibat dalam

akti%tas jasmaniah. )emikianlah yang teragung di antara

sekalian pengenal Brahman.

Perumpamaan mengenai burung itu kini diterapkan pada kesadaran

umat manusia. #etelah berjuang dengan keras, pada akhirnya kita

sanggup &melihat' jati diri tertinggi kita, dimana jati diri kita yang lebih

rendah merupakan cerminannya. )engannya kita menjadi mah!r"i

sejati. Bila tiba pada realisasi spiritual tersebut perbedaan

kon*ensional antara &baik' dan &buruk' menjadi lenyap. Keduanya itu

memang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari serta menjadi

penentu bagi nilai-nilai moral dan sosial, yang berubah dari aman ke

aman atau satu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya. etapi saat

berhasil merealisasi Makhluk $gung tersebut, wawasan kesadaran kita

ditransendentasikan, dan sang mah!r"i mengibaskan debu-debu yang

mengotorinya dirinya serta menyatu dengan makhluk suci tersebut. (a

digambarkan sebagai &bersinar keemasan,' dikitari oleh cahaya

Ketuhanan, serta merupakan asal muasal bagi pencipta, yakni Brahma.

)engan kata lain, ia telah ada sebelum penciptaan serta merupakansumber bagi Brahma sendiri.

#ekali lagi, kebenaran agung dimaklumkan 7 &#ungguh@ (a

adalah jiwa Ketuhanan yang bersinar dalam diri semua makhluk.'

Barangsiapa yang mengenal kebenaran ini, yakni yang telah

merealisasi Brahman di dalam dan luar dirinya, menghindarkan diri

dari pembicaraan serta perdebatan yang tak bermanfaat. 2rang yang

berbicara tanpa henti mengenai jalan spiritual atau berdebat tentang

keunggulan keyakinan atau guru mereka, kerap sangat sibuk dengan

olah spiritual semata sehingga jarang memiliki waktu untuk menekuni

praktik mereka lebih jauh lagi. #eperti yang dinyatakan itgeral

berikut ini dalam puisi gubahannya yang didasari oleh karya 2mar

Khayyam8

56

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 57/74

)iriku kala masih muda, gemar mencari

Para cendekiawan serta mah!r"i, dan mendengarkan debat-

debat

Mengenai ini dan itu. 1amun seringkali

Mereka keluar lagi dari pintu tempat aku tadi masuk

Pengajaran pustaka-pustaka suci dengan niat tulus atau diskusi

yang sungguh-sungguh terhadap jalan spiritual tidak dapat dianggap

sebagai perbincangan sia-sia. Malah satsana  seperti itu sangat

berguna dalam menjelaskan berbagai hal yang masih belum kita

pahami. etapi praktisi perlu menyadari bahwa pada akhirnya ia harus

merealisasi spiritualitas yang melampaui kata-kata dan logika. ebih

 jauh lagi, menurut Vedanta, realisasi spiritual tertinggi dicapai bila

sang mah!r"i, yang telah memasuki kebahagiaan sejati penyelamatan

 jati diri, tetap terlibat dalam kegiatan sehari-hari 7 kryavan. Penjelasan

ini sangat penting, yang menjadikan ajaran Vedanta  senantiasa

rele*an bagi segala aman, karena jika tidak disampaikan dapat

menimbulkan kesalah-pahaman bahwa satu-satunya jalanpembebasan hanya dapat dicapai melalui pengunduran diri dari

akti%tas duniawi, menyepi di pertapaan, dan menghabiskan sisa hidup

untuk berjuang merealisasi penyatuan dengan Brahman.

 entu saja, jalan ini juga terbuka bagi para sannyasin, yang siap

mengundurkan diri dari keduniawian . etapi berdasarkan sloka di atas

 jelas sekali bahwa akti%tas sehari-hari kita tidaklah bertentangan

dengan latihan spiritual kita, dimana hal ini berabad-abad sebelumnya

menjadi pokoh bahasan utama yang dikemukakan oleh #ri Krsna dalam

!haavad-$ita. Bahkan, Upanisad menyebut orang itu sebagai &yang

tertinggi' di antara para pengenal Brahman. $pa yang diungkapkan

oleh sloka di atas, menjelaskan penghormatan luar biasa yang

ditujukan pada para rajarsi, yakni para mah!r"i atau penekun jalan

57

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 58/74

spiritual, yang sekaligus seorang raja, dalam tradisi Hindu. #alah

seorang di antara mereka, 3aja 4anaka dari Mithila, yang juga muncul

dalam Upanisad, dan disebutkan pula oleh #ri Krsna dalam $ita bahwa

ia telah mencapai pencerahan melalui karya-karya kebajikannya.

F.4ati diri yang berada dalam tubuh bersifat murni dan bersinar

cemerlang, dicapai melalui pengembangan kebenaran, kegiatan

pertapaan, pengetahuan benar +kebijaksanaan, dan menjaga

kemurnian. Ketika kekotoran batin timbul, para pertapa

mengendalikannya.

>.Kebenaran sendiri akan menang, dan bukannya ketidak-

benaran. Kebenaran merupakan landasan bagi jalan Ketuhanan

yang dilalui oleh para mah!r"i. Ketika apa yang mereka

dambakan terpenuhi, naiklah mereka menuju tataran kebenaran

tertinggi.

Penyelaman terhadap jati diri bukanlah sesuatu yang mudah.

)iperlukan suatu proses puri%kasi secara teratur, yang tidak hanya

secara jasmaniah saja berupa pantang makanan tertentu ataumenjauhkan diri dari hubungan seksual, tetapi mencakup juga usaha

pemurnian pikiran, baik alam sadar maupun bawah sadar. #imbolisme

dalam alkimia yang berkenaan dengan perubahan logam biasa

+kesadaran sehari-hari menjadi emas +mewakili realisasi spiritual

sangat rele*an di sini, yang berlangsung melalui proses pemurnian dan

pemanasan terus menerus. 4ika tidak melalui api yang menyala-nyala,

kita tidak akan berhasil membakar sampah-sampah batin yang telah

menyelubungi kita semenjak masa tanpa awal. erdapat empat

prasyarat yang diperlukan di sini8 kebenaran, yang berarti suatu tekad

kuat untuk jalan spiritual= kegiatan pertapaan, yang berarti

mengerahkan segenap upaya kita menuju realisasi spiritual=

kebijaksanaan, yang mengacu pada wawasan dan pandangan benar

58

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 59/74

yang diperlukan agar kita tetap berada pada pencarian kebenaran=

serta menjaga kemurnian, yang berupa penjauhan diri dari kesenangan

duniawi.

Keempatnya ini merupakan disiplin utuh dan kerangka bagi

pencarian kebenaran spiritual. Prasyarat keempat umumnya hanya

diperuntukkan bagi para sannyasin atau biarawan, dan bukannya para

perumah tangga yang diharapkan untuk membentuk keluarga,

sehingga nampaknya mustahil untuk menghindarkan diri dari akti%tas

seksual. Meskipun demikian, disiplin tertentu juga diperlukan oleh

umat awam guna menjaga energi %sik mereka. )orongan nafsu

seksual yang kuat bukanlah sesuatu yang tidak bermanfaat sama

sekali. (a dapat disublimasikan dan bukannya ditekan sehingga

menimbulkan gangguan kejiwaan. antra merupakan metoda untuk

merubah dorongan seksual menjadi wahana ampuh perealisasian

spiritual.

Pada sloka keenam, kita menjumpai slogan terkenal8 &Kebenaran

sendiri akan menang, dan bukannya ketidak-benaran,' yang tertera

pada lambang negara (ndia. Kata &kebenaran' di sini hendaknya tidak

diartikan secara sempit, melainkan sebagai padanan kata bagi uhan,seperti yang dinyatakan oleh Mahatma 6andhi. Kebenaran itu adalah

 jalan Ketuhanan atau jalan yang ditetapkan oleh uhan dan juga berarti

tujuan pamungkas.

Perlu dicatat bahwa jalan spiritual itu hendaknya senantiasa

membawa kemajuan, dalam artian ia melibatkan suatu kesadaran

untuk melawan kemerosotan yang senantiasa memikat kita. 4ika kita

senantiasa mengikuti arus, mungkin saja kita akan terjatuh pada air

terjun atau jeram nan curam, yang tak dapat kita lihat sebelumnya.

 4eram yang terjal itu sungguh berbahaya, karena kita akan jatuh

dengan cepatnya begitu melaluinya. 2leh karena itu, pustaka-pustaka

suci Veda  menyerukan #araiveti, #araiveti  +Majulah@ Majulah@.

#elanjutnya, pustaka suci 9panisad lainnya mengajak kita untuk

59

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 60/74

bangkit dan menyeberangi jalan yang berbahaya. Hal penting

berikutnya, bila nafsu-nafsu keinginan rendah kita telah disublimasi,

barulah kita dapat benar-benar memulai perjalanannya. 4ika mencoba

mengawalinya saat bagasi kita masih dipenuhi oleh kemelekatan

 jasmaniah maupun emosional yang bobotnya melebihi kemampuan diri

sendiri, maka kita dengan segera akan jatuh terjungkal.

Kini, apapun kelemahan yang dimiliki, kita harus segera mulai

berjalan. 4auh di atas dan di dalam diri kita, terdapat kebenaran maha

gemilang= kendati hal itu mulanya hanya nampak berupa titik cahaya

kecil di tengah kegelapan pekat. Kebenaran ini, seperti yang telah

diungkapkan sebelumnya merupakan jalan dan sekaligus tujuannya.

#eiring dengan kemajuan yang kita capai, banyak rahasia baru akan

terbuka dengan sendirinya. ;ahaya kecil itu akan semakin membesar

dan akhirnya tibalah kita pada jembatan emas yang akan membawa

kita ke seberang sana, yakni ke tempat Makhluk $gung yang

kegemilangannya laksana jutaan mentari.

I.Maha luas, mulia, dan melampaui segala sesuatu yang dapat

dipikirkan manusia= demikianlah pancaran cahaya Brahman.ebih dalam di antara yang terdalam. ebih jauh di antara yang

terjauh. 1amun ia lebih dekat dibandingkan yang terdekat, dan

seorang mah!r"i melihatnya di dalam hati relung hati nan

rahasia.

0.(a tak dapat dilihat dengan mata dan tak terkatakan serta

berada di luar jangkauan organ-organ indra lainnya. ak dapat

pula ia digapai dengan penyangkalan diri ataupun kegiatan

pertapaan. Hanya ketika pikiran menjadi tenang dan termurnikan

oleh pengetahuan lebih tinggi serta melalui meditasi, barulah

seseorang dapat merealisasi Makhluk $gung yang terbagi-bagi

itu.

60

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 61/74

Pikiran umat manusia adalah sarana yang luar biasa. Kemampuannya

yang dashyat serta kerumitannya merupakan keajaiban e*olusi.

1askah-naskah Vedanta  menyebutkan bahwa pikiran itu sendiri tak

dapat memahami Brahman, karena Brahman sendiri yang telah

menghidupkan pikiran tersebut. Hal ini berlaku pula dengan organ-

organ indra lainnya, seperti yang digambarkan oleh perumpamaan

dalam Kena Upanisad  berikut ini. Para de*a gagal memahami

Brahman, yang tampil di hadapan mereka dalam wujud roh. Mereka

semua melihat ke luar, padahal Brahman itu berada dalam diri mereka

dan merupakan penggerak bagi mekanisme kehidupan mereka. (a

lebih jauh dibandingkan Luasar terjauh yang dapat diamati oleh para

ahli astronomi-radio, karena segala sesuatu yang ada tercipta karena

sinar Brahman. etapi ia juga lebih dekat pada kita dibandingkan tubuh

kita sendiri. 2leh karena itu, kita dapat menjumpai1ya dalam relung

hati paling dalam.

Kegiatan pertapaan, penyangkalan diri, studi intelektual, dan

diskusi yang terarah adalah sarana yang berharga dalam menapaki

 jalan spiritual. #emua kegiatan itu dapat mengarahkan kesadaran kita,

tetapi tidak dapat membawa kita pada uhan. $gar dapat merealisasihakekat Makhluk $gung tersebut, kita hendaknya mengarahkan

kesadaran yang tercemari kita ke arah dalam, guna membalik hasil

proses e*olusi yang telah berlangsung selama jutaan tahun, dimana

indra-indra kita cenderung mengarah ke luar, serta mengamati apa

yang sesungguhnya menjadi pengendali bagi kemampuan indrawi

tersebut= dan demikian pula dengan apa yang mengaktifkan pikiran itu

serta yang melatar-belakangi kesadaran ego.

Penyelaman ke arah dalam itu lebih efektif dilakukan dalam

keadaan tenang, yakni dalam suasana yang kondusif bagi meditasi.

(nilah alasannya mengapa para mah!r"i dan pertapa memilih gua, tepi

danau, dan hutan sebagai tempat membangun pertapaan mereka. )i

tengah-tengah kekacauan dan riuh-rendahnya peradaban modern

61

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 62/74

serta semakin bertambahnya polusi lingkungan, nampak kini susah

menemukan tempat pertapaan yang sunyi. #ementara itu, di dalam

diri kita terdapat pusat kedamaian dan ketenangan yang selalu siap

menerima kita. Meskipun disibukkan oleh akti%tas sehari-hati, tidaklah

mustahil bagi kita untuk tetap mencari hakekat Ketuhanan itu dalam

batin terdalam kita. erkadang, pemusatan batiniah dapat dibawa pada

kondisi tidur, karena di dalam alam &bayangan' itu kita dapat

melanjutkan pencaharian kita.

J. Atman yang lebih halus di dalam tubuh, dijiwai oleh daya hidup

rangkap lima= itulah yang perlu dikenali oleh pikiran. Pikiran ini

terus menerus dihujani oleh kesan-kesan indriya. Ketika pikiran

itu telah dimurnikan, maka jati diri sejati akan memancarkan

kegemilangannya.

/.$lam kehidupan apapun yang dikehendaki oleh orang yang

termurnikan pikirannya itu, atau keinginan apapun yang

didambakannya, akan terkabul. 2leh karena itu, barangsiapa

yang menghendaki berkah-berkah keduniawian agar memuja

orang mencapai realisasi spiritual tersebut.

Kesadaran kita yang berkaitan dengan tubuh %sik ini terjalin dengan

lima indra yang terus menerus mencerap obyek-obyek eksternal.

Beberapa ahli %lsafat materialistik beranggapan bahwa kelima indra

adalah satu-satunya jendela untuk mengetahui lingkungan sekitar kita

dan tidak mengakui keberadaan realita yang lebih tinggi. Meskipun

demikian, tradisi Hindu menyadari bahwa di atas dan di balik kelima

indra ini terletak pikiran, yang kembali merupakan cerminan realita

lebih dalam, yakni kesatuan  Atman-Brahman. 2leh karenanya,

pemurnian pikiran merupakan langkah pertama menuju realisasi jati

diri. $pabila ini telah dicapai, maka seseorang tidak hanya sanggup

62

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 63/74

menjadi penguasa atas indra-indranya, tetapi juga atas materi serta

pencapaian-pencapaian spiritual.

3ealisasi di atas membangkitkan kekuatan-kekuatan psikis, yang

umum dikenal dengan istilah siddhi. Pikiran seorang mah!r"i tentunya

lebih kuat ketimbang umat awam, yakni seperti lampu terang dengan

lensa pemancar nan kuat dibandingkan lampu semacam itu tetapi

tanpa dilengkapi apapun. erdapat keyakinan bahwa orang-orang

seperti itu dapat dengan mudah mempergunakan kekuatan gaibnya

untuk memenuhi keinginan duniawi. eks-teks keagamaan seperti

&oa-"utra  karya Patanjali mengulas mengenai kekuatan psikis

tersebut. 1amun, pemanfaatan atau demonstrasi kesaktian tersebut

dengan tujuan yang tidak benar atau layak akan menjadi hambatan

bagi kemajuan spiritual lebih lanjut.

Meskipun demikian, para guru-guru agung menggunakan

kekuatan tersebut untuk tujuan yang mulia dan tidak mementingkan

diri sendiri demi menolong siswanya atau membebaskan orang lain

dari penderitaan. (tulah sebabnya, sang mah!r"i menganjurkan agar

bila seseorang mendambakan kemakmuran atau keberuntungan, ia

hendaknya memuja dan melayani guru-guru seperti itu, demimendapatkan berkah serta belas kasih mereka. Karena keserakahan

akan materi telah dikecam sebelumnya dalam Upanisad, nampaknya

saran di atas tidak pada tempatnya= tetapi kita perlu mengingat bahwa

$ngiras tidak berbicara dengan sesama pertapa, melainkan dengan

#aunaka yang merupakan umat awam, dimana salah satu tugas

mereka adalah mengumpulkan kekayaan materi dengan cara-cara

wajar.

BAGIAN 3

Sub-bagian 2

63

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 64/74

.2rang yang telah merealisasi jati diri mengenal Brahman

terunggul yang menjadi asal muasal dan penyusun jagad raya ini

serta bersinar dengan gemilangnya. Para bijaksana yang

terbebas dari hawa nafsu keinginan, memuja Brahman, sehingga

mengatasi benih kelahiran kembali.

D.Barangsiapa yang pikiran mendambakan obyek-obyek

pemuasan keinginan terlahir kembali berulang-ulang demi

memenuhi apa yang diharapkannya itu. etapi mereka yang

mendambakan Brahman akan benar-benar terpuaskan, karena

bagi jiwa yang sempurna itu segenap keinginan telah sirna

bahkan pada kehidupannya yang sekarang.

Hawa nafsu keinginan merupakan penyebab mengapa roda kelahiran

dan kematian terus berputar. (a merupakan benih pembawa kelahiran

kembali setelah kematian dan kematian setelah kelahiran, yang akan

berakhir bila seseorang berhasil mengatasi kobaran hawa nafsu

keinginan. )alam agama Hindu dan Buddha, keinginan yang tak

kunjung terpuaskan ini disebut trisna, dan inilah yang mendorong kita

untuk terus menerus mengejar kesenangan duniawi. Para mah!r"iVeda menyadari bahwa keinginan ini dapat diibaratkan sebagai api,

dan setiap bahan bakar yang diumpankan padanya hanya akan

menjadikan kobarannya semakin bertambah dashyat. )engan

demikian, keinginan kita yang belum terpenuhi akan menjadi semacam

kekuatan yang mendorong kita terus menerus terlahir kembali agar

dapat memuaskan dambaan tersebut.

Proses ini akan berlangsung terus menerus, hingga dengan

kebijaksanaan kita menghentikannya. ahapan penghentian itu diawali

ketika dalam hati kita bangkit kehausan akan jalan spiritual, yakni

suatu pengamatan terhadap batin sebagai sumber kesadaran dan

tidak lagi semata-mata mengarahkan pandangan kita pada obyek-

obyek eksternal demi memuaskan hawa nafsu keinginan. Barangkali

64

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 65/74

nampaknya nafsu keinginan itu berasal dari kita sendiri= tetapi bila kita

mundur ke belakang dan menelaah diri sendiri, bahwa semua itu

sesungguhnya merupakan gelombang-gelombang besar dalam

kehidupan, dan kerapkali kita membiarkan diri kita terseret olehnya.

)engan menyadari Brahman yang bersemayam dalam diri kita dan

segala sesuatu di jagad raya ini, kita hendaknya mulai memalingkan

pandangan dari dunia eksternal. Hanya itulah jalan untuk

membebaskan diri dari lingkaran samsara, yakni roda kelahiran dan

kematian yang membelenggu semua makhluk.

Perlu diperhatikan bahwa sang mah!r"i dengan jelas

menyatakan kemungkinan mencapai pembebasan dalam kehidupan

sekarang juga. $gama-agama tertentu mengajarkan mengenai surga

setelah kematian, yang akan diperoleh bila umatnya mematuhi dengan

benar ajaran agama tersebut. Meskipun demikian, Vedanta

menekankan konsep  jivanmukha, yakni orang yang mencapai

pembebasan pada kehidupan ini juga. Bila kita tidak mencapai realisasi

spiritual apapun saat masih hidup, maka demikian pula dengan

peristiwa kematian yang akan kita alami. 2leh karena itu, pustaka-

pustaka suci Upanisad mengajarkan untuk mengikuti jalan spiritual itusekarang juga, yakni tatkala kita masih dianugerahi dengan tubuh

manusia, kesadaran, dan kebijaksanaan. Bahkan, keseluruhan ajaran

Vedanta, seperti yang dinyatakan dalam $ita, merupakan

 pratyaksavamam atau sesuatu yang dapat benar-benar kita realisasi

dalam hidup ini, dan bukannya sesuatu yang ditunda setelah kematian.

E.idak melalui pengajaran, tidak pula melalui telaah intelektual,

dan tidak pula melalui pembelajaran, Atman dapat direalisasi. (a

hanya dapat diselami oleh orang yang dipilihnya= pada orang

seperti itu, Atman mengungkapkan dirinya sendiri.

?.4ati diri tersebut tidak dapat diungkapkan orang yang tak

memiliki kekuatan, memendam kecerobohan, dan tidak pula

65

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 66/74

dengan kegiatan pertapaan yang tidak tepat. Barangsiapa yang

bijaksana dan berlatih dengan benar akan sanggup mencapai

tempat kediaman Brahman.

#eperti yang telah dipaparkan sebelumnya dalam Upanisad, apabila

perdebatan intelektual, berpikir logis, dan telaah kitab suci bermanfaat

dalam menganalisa kebenaran yang lebih rendah. etapi semua

metoda itu sendiri tidak dapat menghapuskan pembatas atau sekat

antara kita dengan hakekat Ketuhanan. #eluruh jalan tersebut tidak

perlu ditolak sama sekali melainkan ditransendentasikan melalui

kebijaksanaan jenis lain yang melibatkan persepsi langsung dan

realisasi Brahman. Hal ini dapat dicapai oleh mereka &yang dipilihnya'

atau dapat pula diterjemahkan sebagai &orang yang mendambakannya

dengan sepenuh hati.' Perbedaan antara kedua terjemahan itu

nampaknya sangat tajam, tetapi sesungguhnya tidak demikian halnya.

Pembacaan pertama yang berbunyi &orang yang dipilihnya'

merupakan landasan bagi doktrin mengenai anugerah. etapi

anugerah ini bukanlah pilihan acak yang didasari oleh kehendak uhan

semata, melainkan juga memerlukan ketulusan dan aspirasi sungguh-sungguh dari bawah.

#ekali lagi, realisasi  Atman tidak akan dimenangkan oleh orang

yang tidak memiliki kekuatan. (ni dapat diartikan sebagai stamina %sik,

karena latihan spiritual terkadang juga membutuhkan ketahanan %sik,

sebagaimana yang diperlihatkan dalam kehidupan para mah!r"i

agung, seperti #ri ;aitanya, #t. ransiskus $ssisi, #ri 3amakrishna, dan

#ri 3amana Maharshi. etapi yang lebih penting dibandingkan kekuatan

%sik adalah kestabilan kejiwaan dan emosional. Perlu pula diingat

bahwa seluruh pencapaian spiritual di atas hendaknya tidak dianggap

sebagai suatu tugas. (a melibatkan re-orientasi total bagi perspektif 

lahirian dan batiniah kita. #ri $urobindo mengatakan lebih jauh lagi,

66

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 67/74

bahwa hal itu merupakan pula proses transformasi keseluruhan

struktur sel dan molekul dalam tubuh kita.

Kecerobohan merupakan musuh terbesar dalam menapaki jalan

spiritual, yang sama berbahayanya dengan jurang-jurang terjal di

pegunungan Himalaya. #ebenarnya, mendaki sebuah gunung yang

tinggi dapat dijadikan sebagai perumpamaan bagi orang yang sedang

mengupayakan realisasi spiritual. #emakin tinggi kita mendaki,

semakin berbahaya dan sulit keadaan kita= dan sedikit saja salah

melangkah akan menghempaskan kita ke dasar jurang-jurang nan

terjal. 2leh karena itu, kita tidak dapat menoleransi adanya

kecerobohan saat melangkah maju menuju hakekat Ketuhanan. Pada

setiap kesempatan, kita harus selalu waspada dan siap siaga= serta tak

membiarkan diri kita terseret oleh arus kegembiraan berlebihan yang

timbul karena pencapaian-pencapaian baru= sehingga berpotensi

menjatuhkan kita ke jurang-jurang nan dalam.

)emikian pula, latihan pertapaan yang berlebihan juga tidak

diharapkan. Baik tradisi spiritual imur maupun Barat, tidak pernah

mengajarkan bahwa penyiksaan diri merupakan jalan menuju hakekat

Ketuhanan. Kegiatan semacam itu perlu dihindari karena tidak akanmembuahkan hasil apa-apa, seperti yang dipaparkan oleh pustaka-

pustaka suci 9panisad, Bhaga*ad-6ita, dan ajaran Buddha. Bahkan,

bila #ujata tidak membawakan Buddha nasi manis pada saat kritis,

tentu Beliau akan meninggal, dan salah seorang guru teragung dunia

tidak akan pernah tampil memaparkan ajarannya guna menerangi

hakekat penderitaan manusia. 5ang kita perlukan adalah perpaduan

antara kekuatan, kewaspadaan, dan kegiatan olah tapa yang seimbang

7 sebagai kebalikan atas tiga kelemahan yang telah disebutkan

sebelumnya. Ketiga aspek ini dipadukan untuk mencapai puncak

segenap pencarian spiritual, yakni masuknya $tman ke tempat

kediaman Brahman di tataran tertinggi.

67

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 68/74

F.#etelah merealisasi jati diri, para mah!r"i terpuaskan

sepenuhnya oleh kebijaksanaan, sempurna dalam segenap

aspek jiwanya, terbebas dari kemelekatan, serta memasuki

ketenangan. #etelah merealisasi kekuatan yang bersemayam

dalam segala sesuatu di jagad raya, jiwa yang mengembangkan

disiplin diri ini pada akhirnya menyatu dengan Brahman.

>.Mengokohkan diri pada kebijaksanaan Vedanta  melalui  yoa

yang meninggalkan segenap keduniawian, kesadaran mereka

termurnikan. Para mah!r"i ini pada akhirnya akan memperoleh

keabadian dan pembebasan di surga kediaman Brahman.

"loka  ini mengulangi kembali tema utama Vedanta  bahwa melalui

pengetahuan yang lebih tinggi, tidak mustahil bagi seseorang untuk

memurnikan kesadaran batiniahnya dan setelah itu memasuki

kegemilangan Brahman. Proses puri%kasi itu melibatkan penghindaran

diri dari keduniawian serta pengembangan ketenangan batiniah.

#elajutnya, masuknya seseorang ke dalam cahaya Brahman itu dapat

terjadi pada kehidupan sekarang juga. Pada sloka  keenam, istilah

 parantkale dapat diterjemahkan sebagai &pada akhirnya,' seperti yangtercantum pada terjemahan di atas, atau dapat pula sebagai &pada

saat kematian.' Pertanyaan mengenai apakah yang terjadi pada jiwa

yang terbebaskan setelah kematian tubuh %siknya merupakan sesuatu

yang rumit. Hal ini dibahas pada naskah-naskah Upanisad, terutama

Katha Upanisad, yang memuat dialog terkenal antara 1aciketas dan

 5ama, dewa kematian.

 erdapat tiga kemungkinan8 jiwa itu dapat menyatu dengan

kebahagiaan hakekat Ketuhanan untuk selamanya= dapat kembali

untuk menolong makhluk-makhluk lain dalam wujud tak kasat mata=

atau terlahir kembali secara sukarela sebagai manusia untuk menolong

penderitaan orang lainnya dalam mengarungi pahitnya samudera

kehidupan. Pada tiga kemungkinan di atas, Brahman dan Atman telah

68

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 69/74

selamanya menyatu, sehingga jiwa tidak lagi terikat pada keharusan

atau dorongan untuk terlahir kembali.

I.Kelima belas bagiannya melenyap dan berpadu dengan

landasannya sendiri-sendiri. 2rgan-organ indriya pada makhluk-

makhluk sucinya masing-masing. Kehendak dan intelektual pada

Makhluk $gung yang kekal.

0.aksana sungai-sungai yang mengalir menuju samudera. #aat

berpadu dalam lautan itu seluruh sungai-sungai tersebut

kehilangan nama dan juga identitasnya masing-masing.

)emikian pula halnya dengan para mah!r"i yang telah terbebas

dari nama dan wujud, ketika menyatu dengan Makhluk $gung

maha gemilang yang tertinggi di antara yang tertinggi.

Ketika pembebasan agung telah dicapai, unsur %sik dan non-%sik yang

menyusun manusia kembali asal usulnya 7 abu kembali menjadi abu,

tanah kembali menjadi tanah, molekul kembali menjadi molekul, dan

atom kembali menjadi atom. )alam sistim %lsafat Hindu, terdapat

beberapa pengelompokan bagi unsur penyusun kehidupan manusia,yang terdiri dari %sik, non-%sik +astral, dan kejiwaan. Menarik sekali

bahwa dalam sloka  ketujuh, istilah yang dipergunakan bagi organ-

organ indra adalah )eva atau &yang bersinar.' )engan demikian, hal

itu menandakan bahwa indra manusia merupakan kekuatan Ketuhanan

yang mencerminkan cahaya  Atman  dan memancarkan sinarnya

melalui indriya kita. 4adi, tradisi Hindu tidaklah menyangkal atau

merendakan makna penting indra-indra manusia, melainkan

menganggapnya sebagai manifestasi kekuasaan uhan. Kita sanggup

berpikir, melihat, mendengar, membaui, mengecap rasa, dan

merasakan sentuhan karena kekuataan tersebut.

Betapa malangnya hidup kita jika salah satu kemampuan indrawi

ini hilang. etapi kini dengan sombong dan pongah kita merendahkan

69

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 70/74

keindahan anugerah ini, baik melalui ketidak-pedulian terhadap hal-hal

spiritual atau sikap mementingkan kemewahan. Kendati mengandung

hakekat Ketuhanan, organ-organ indriya bukanlah sumber kesadaran,

yang sesungguhnya terletak pada $tman. Bila $tman menyatu dengan

Brahman, tubuh beserta segenap mekanismenya yang ajaib itu tak

diperlukan lagi, sehingga unsur-unsur penyusunnya akan kembali asal

usulnya.

#ebagaimana halnya sungai yang mengalir di berbagai penjuru

bumi, yang memiliki wujud dan nama berbeda-beda= begitu berpadu

dalam samudera raya tidak mungkin lagi bagi kita untuk mengenali

perbedaannya. Ketika jiwa telah merealisasi penyatuan dengan

Brahman, ia juga terbebas dari label-label indi*idual yang timbul

selama tak terhingga kali kehidupan serta mendapati kebebasan akhir

dalam Makhluk $gung maha gemilang dan maha tingi itu.

Perumpamaan mengenai sungai dan samudera itu sangat tepat.

#ungai sendiri mendapatkan airnya yang berasal dari penguapan air di

samudera, yang turun kembali dalam bentuk hujan dan ditampung

oleh sungai itu. #elama beberapa waktu masing-masing sungai

mempertahankan wujud dan namanya sendiri-sendiri. #ebagai contoh,#ungai 6anga yang suci berasal dari mata air yang terletak di jantung

Pegunungan Himalaya, dan selama ribuan kilometer mempertahankan

nama serta wujudnya dan berbeda kondisinya dari musim ke musim.

 etapi saat bermuara ke samudera raya, ia mulai kehilangan wujudnya

sebagai suatu entitas terpisah.

$irnya sendiri, tentu saja tidak hilang, tetapi tidak lagi dibatasi

oleh dua tepian yang berada di sebelah kiri dan kanannya. Begitu

saatnya tiba, ia menyatu dengan tenang pada samudera raya, tempat

dimana molekulnya airnya dulu berasal. )emikian pula, menurut

Upanisad,  +iva  indi*idual terlahir berulang kali dan dengan

pengetahuan Ketuhanan ia pada akhirnya dapat mencapai

kemanunggalan dengan uhan. etesan embun mengalir menuju

70

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 71/74

samudera nan gemilang= perjalanan umat manusia telah paripurna=

e*olusi spiritual telah mencapai tujuan akhirnya.

J.#ungguh@ Barangsiapa yang mengenal Brahman maha tinggi,

dirinya telah menjadi Brahman itu sendiri. )alam garis

silsilahnya, tiada lagi yang terlahir tanpa mengenal Brahman. (a

telah menyeberangi kesedihan. (a telah melampaui segenap

kesalahan. erbebas dari segenap ikatan yang membelenggu

hati. (a memasuki kekekalan.

 4embatan menuju keabadian kini telah diseberangi. Melalui pengenalan

terhadap makna terdalam dan lengkap kata tersebut, yakni Brahman

maha tinggi, sang mah!r"i sendiri menjadi bagian cahaya Ketuhanan.

 ubuhnya masih hidup guna menghabiskan sisa-sisa karmanya

terdahulu= meskipun demikian kesadarannya tetap manunggal dengan

Brahman. #etelah meninggalkan tubuhnya, ia tidak lagi perlu mencari

raga yang baru= kendatipun, demi belas kasihnya terhadap semua

makhluk, ia dapat memutuskan untuk terlahir kembali di muka bumi

ini.(stilah kula diterjemahkan sebagai &garis silsilah' atau &keluarga'

dalam kalimat &)alam garis silsilahnya, tiada lagi yang terlahir tanpa

mengenal Brahman,' sangat susah ditafsirkan. 1ampaknya susah

untuk menafsirkan secara hara%ah bahwa semua keturunannya tiada

lagi yang tidak mengenal Brahman. +iva indi*idual memiliki karma-nya

sendiri-sendiri, sedangkan jalinan hubungan kekeluargaan selalu

merupakan obyek perubahan. Barangkali apa yang dimaksud

sebenarnya adalah garis silsilah spiritual. Hal ini mengingatkan kita

pada Buddha, yang setelah mencapai pencerahan kembali pada

kerajaan ayahnya di Kapila*astu dan ditanya oleh ayahnya mengapa ia

mengesampingkan tradisi keluarga. Beliau menjawab bahwa leluhur

71

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 72/74

sejatinya adalah garis silsilah para Buddha yang senantiasa bekerja

keras demi kebahagiaan umat manusia serta semua makhluk.

2rang-orang yang telah tercerahi tidaklah dibatasi oleh sekat-

sekat rasial. Mereka merupakan satu &bangsa' yang mencakup seluruh

warna kulit, agama, serta jenis kelamin dan dilandasi oleh realisasi

spiritual. Komunitas agung para mah!r"i ini melampaui ruang dan

waktu. #etiap peradaban besar di sepanjang masa 7 dari dulu sampai

sekarang 7 selalu menghasilkan pria dan wanita yang telah merealiasi

pencerahan. Beberapa di antara mereka dipuja sebagai avatara  atau

nabi, serta ahli %lsafat atau orang suci. #ementara itu, yang lainnya

lagi hidup di tempat sunyi dan tidak dikenal oleh siapapun, kecuali

sejumlah kecil pengikutnya. Beberapa di antara mereka merupakan

orang terpelajar serta cendekiawan= sedangkan yang lainnya buta

huruf dan tak banyak berbicara. 1amun apapun perbedaan di

antaranya, mereka semua sama-sama telah menyeberangi segenap

kesalahan serta kesedihan. #impul-simpul yang mengikat hati mereka

telah terurai, sehingga sanggup memasuki keabadian.

/.$jaran yang baru saja disampaikan ini disampaikan dalambentuk sloka Ceda. Pada mereka yang menjalankan ritual

keagamaan, menguasai pustaka-pustaka suci, memiliki landasan

yang kokoh dalam Brahman, menyelenggarakan ritual api

dengan tulus, dan melaksanakan ritual yang berkenaan dengan

kepala, hendaknya pengetahuan ini disampaikan.

.)emikianlah kebenaran yang disampaikan pada para siswa

oleh mah!r"i $ngiras. 4angan biarkan orang-orang yang tidak

menjalankan ritual-ritual keagamaan mempelajarinya. #egenap

pujian dan hormat pada para mah!r"i agung@ #egenap pujian

dan hormat pada para mah!r"i agung@

72

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 73/74

Pustaka suci Upanisad  ini diakhiri dengan peringatan bahwa

pengetahuan yang lebih tinggi hendaknya tidak disampaikan pada

mereka yang belum matang kualitas intelektual, kejiwaan, dan

spiritualnya. Perintah ini memang perlu, bukan dimaksudkan untuk

merahasiakannya, melainkan pembabarannya pada orang yang belum

siap akan sia-sia atau bahkan mendatangkan bahaya. idak berguna

karena untuk menjalankannya diperlukan suatu disiplin dalam

kehidupan, de*osi, dan kesungguhan hati. anpa semuanyaitu, ajaran

ini akan sia-sia, yang dalam $lkitab disebut &memberikan mutiara pada

babi.' $jaran di atas tak akan dipahami sama sekali, dan kendati

dimengerti kulitnya saja, tidak akan menimbulkan pengaruh berarti.

#elain itu, ia dapat mendatangkan bahaya= karena pemahaman yang

tidak memadai bagi pengetahuan seperti ini adalah membahayakan.

ebih aman meminta seorang elektrisi berpengetahuan biasa saja

untuk memperbaiki reaktor nuklir, ketimbang seseorang yang belum

matang atau pikirannya dipenuhi rasa permusuhan dan kacau karena

ajaran-ajaran yang dipaparkan dalam Upanisad.

#elanjutnya, kualitas-kualitas seorang siswa juga disebutkan di

sini dan menariknya, dua yang pertama - menguasai pustaka-pustakasuci dan memiliki landasan yang kokoh dalam Brahman 7 sama dengan

yang disebutkan oleh sang guru di bab pertama. Meskipun sang siswa

tidak memiliki kualitas ini yang sama dengan gurunya, tetapi kualitas-

kualitas tersebut diperlukan untuk menjamin keberhasilan siswa dalam

menyeberangi jembatan pelangi. )ua kuali%kasi berikutnya

ditambahkan, yakni8 menyelenggarakan ritual api dengan tulus dan

melaksanakan ritual yang berkenaan dengan kepala +sirovrata. 3itual

api mengacu pada upacara lahiriah dan batiniah yang berkaitan

dengan pembangkitan kundalini.

3itual yang berkenaan dengan kepala dapat ditafsirkan dengan

beberapa cara. Pertama-tama, ia mengacu pada pencukuran kepala

atau dengan kata lain meninggalkan keduniawian dan mengenakan

73

7/17/2019 Mundaka Upanisad

http://slidepdf.com/reader/full/mundaka-upanisad-569091fe5eb6c 74/74

 jubah warna coklat tanah. (nterpretasi ini ada benarnya, jika kita

mempertimbangkan bahwa kata Mundaka dapat diartikan sebagai

kepala tercukur para sannyasin. Meskipun demikian, telah disebutkan

dalam naskah 9panisad ini, bahwa siswa yang menerima ajaran dari

$ngiras tersebut bukanlah sannyasin merupakan seorang umat awam

kaya raya. afsiran lain adalah ritual ini mengacu pada ritual dalam

 Atharva-Veda, yang dilakukan dengan melewatkan api pada kepala.

 erlepas dari semua itu, sekali lagi kita harus mengamati

maknanya yang lebih dalam guna mengungkapkan arti sebenarnya.

Kundalini sakti, kekuatan ular yang bersemayam dalam ruas terbawah

tulang punggung manusia dapat dibangkitkan dan dialirkan melalui

berbagai #akra  atau pusat energi, sebelum akhirnya memancarkan

kekuatannya di puncak kepala manusia dan menerangi yang tertinggi

di antara keseluruhan #akra-#akra ini, yang berupa teratai berkelopak

seribu. entu saja, inilah ritual yang berkaitan dengan kepala, yang

dimaksud oleh mah!r"i $ngiras. Pencapaian ini sangatlah langka.

)emikianlah ajaran rahasia mengenai kebenaran maha

cemerlang yang disampaikan oleh $ngiras di aman dahulu. idaklah

berlebihan jika kita mengatakan bahwa para mah!r"i yang telahmerealisasi kebenaran spiritual ini merupakan teladan bagi dunia, yang

terbaik di antara manusia, dan juru selamat serta pembawa pelita bagi

umat manusia. Pada mereka kita memiliki hutang budi yang

mendalam. Marilah kita haturkan sembah sujud pada mereka dengan

penuh cinta dan hormat.