muntah pada anak
DESCRIPTION
Penyakit Muntah Khusus pada anak. Dan sanagat berbeda dari muntah pada dewasa.TRANSCRIPT
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNHASUNIVERSITAS HASANUDDIN
TUGASAN
MUNTAH PADA ANAK
OLEH :
MOHD SYAIFUL BIN MOHD ARIS
C 111 09 836
DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITRAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2012
MUNTAH PADA ANAK
PENDAHULUAN
Muntah pada anak merupakan keadaan yang cukup merisaukan orangtua dan
mendorong mereka segera mungkin mencari pertolongan untuk mengatasinya.
Secara medis, muntah merupakan manifestasi berbagai penyakit yang berbahaya.
Muntah sendiri dapat menimbulkan berbagai akibat yang serius seperti perdarahan lambung,
dehidrasi serta terganggunya ingesti makanan. Maka dalam praktek tidak jarang dokter
dihadapkan pada keadaan yang mencemaskan baik bagi orang tua maupun dokter sendiri.
Muntah dapat didefinisikan sebagai pengeluaran isi lambung atau esophagus melalui
mulut dengan paksa. Perlu dibedakan antara regurgitasi, ruminasi dan refluks
Gastroesofageal.
Ruminasi adalah pengeluaran makanan secara sadar untuk dikunyah kemudian
ditelan kembali, dirangsang secara sadar dengan mengorek faring dengan jari.
Tapi adakalanya muntah pada anak disebabkan secara fisiologis seperti muntah
karena mabuk di perjalanan dan lain-lain.
Kadang muntah merupakan sesuatu yang baik, karena membantu tubuh mengeluarkan
makanan yang tidak baik seperti makanan yang beracun atau yang terkontaminasi oleh
kuman.
Biasanya muntah pada anak bukan merupakan suatu masalah yang serius, tetapi
terkadang ada beberapa keadaan yang membutuhkan bantuan medis dengan segera.
DEFINISI MUNTAH
Ada beberapa definisi muntah, yaitu sebagai berikut :
Pengeluaran isi lambung secara ekspulsif melalui mulut dengan bantuan kontraksi
otot-otot perut dan lambung.
Keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak
lama makanan masuk ke dalam lambung
JENIS MUNTAH
1. Acute Vomiting
Muntah yang terjadi pada episode singkat dengan onset yang tiba- tiba
2. Reccurent Vomiting
Muntah yang terjadi paling sedikit 3 episode selama periode 3 bulan
a. Reccurent Chronic Vomiting
b. Reccurent Cyclic Vomiting
PERBEDAAN MUNTAH DENGAN REGURGITASI DAN REFLUKS
GASTROESOFAGUS
Regurgitas
Regurgitasi adalah keluarnya kembali (tumpah, gumoh) susu yang telah ditelan
ketika atau beberapa saat setelah minum susu botol atau menyusu dan jumlahnya sedikit. Isi
esophagus yang keluar kembali tanpa ada paksaan melalui mulut bayi dapat terjadi saat tidur
atau sesudah makan atau minum semata-mata hanya untuk membersihkan sisa susu dari
mulutnya
Makanan yang dikeluarkan kembali ke mulut terjadi akibat gerakan anti-peristaltik
esophagus atau karena inkompetensi spingter kardia esophagus dan atau memanjangnya
waktu pengosongan lambung. Pada bayi dan anak, system gastrointestinalnya belum
berfungsi optimal sehingga regurgitasi masih dianggap normal. Namun bila regurgitasi
melanjut maka perlu dipikirkan refluks gastroesofagus.
Refluks gastroesofagus (kalasia / partial thoracic stomach / hernia hiatus)
Kelainan dimana terjadi refluks isi lambung ke esophagus dengan manifestasi
regurgitasi setelah makan. Hal ini disebabkan oleh hipotonik spingter esophagus bagian
bawah, posisi abnormal sambungan esophagus bagian kardia atau pengosongan lambung
yang lambat.
Refluks isi lambung dan duodenum ke dalam esophagus kadang terjadi secara normal,
terutama pada lambung yang menggelembung postcardial atau suatu kondisi pertolongan
kronik. Disebut juga esophageal ring.
REFLUKS GASTROESOFAGUS
Disebut sebagai kalasia, yaitu kelainan dimana terjadi refluks isi lambung ke
esophagus dengan manifestasi regurgitasi setelah makan.
Etiologi
Hal ini disebabkan oleh hipotonik spingter esophagus bagian bawah, posisi abnormal
sambungan esophagus bagian kardia atau pengosongan lambung yang lambat.
Manifestasi klinis
1. Muntah yang berlebih terjadi pada 85 % pasien selama minggu pertama kehidupan,
sedangkan 10% lainnya baru timbul dalam waktu 6 minggu.
2. Pneumonia aspirasi terdapat pada lebih kurang 1/3 kasus pada bayi dengan muntah hebat
dan dapat berlanjut sampai anak besar dengan akibat batuk kronik, gejala-gejala asma
(mengi) dan pneumonia yang berulang.
3. Gangguan pertumbuhan terjadi pada kira-kira 2/3 kasus akibat muntah yang berulang
sehingga pemasukan makanan tidak adekuat.
4. Esofagitis. Esofagitis yang terjadi akan menimbulkan perdarahan esophagus yang
menyebabkan hematemesis, tetapi jarang disertai melena. Esofagus jarang berkembang
menjadi striktur.
5. Anemia defisiensi besi terjadi lebih kurang pada 25 % pasien, dan sering disertai adanya
perdarahan tersembunyi.
6. Nyeri substernal jarang terjadi, tetapi disfagia dapat mengurangi masukan makanan pada
kasus yang berlanjut.
Diagnosis
Pada kasus Refluks Gastroesofageal yang ringan, suatu penilaian klinis yang cermat
diperlukan untuk menegakkan diagnosis, ditunjang dengan penilaian terhadap respon
pengobatan pada kasus yang berat diagnosis dapat ditunjang dengan esofagogram yang
dikerjakan dengan pengamatan fluoroskopi. Terdapatnya lipatan gaster diatas diafragma
merupakan kriteria untuk mendeteksi adanya suatu hernia hiatus; pada anak lipatan ini lebih
mudah dideteksi dalam esophagus yang kolaps daripada yang penuh.
Pada kasus tertentu Refluks mungkin terdeteksi sewaktu pemeriksaan ulang. Derajat
dan seringnya Refluks dapat diketahui dengan meletakkan alat pengukur pH pada bagian
distal esophagus. Untuk pemeriksaan rontgenogram, barium dalam jumlah memadai
sebanyak makanan normal yang harus diberikan dan pasien diperiksa pada posisi kepala
dibawah dan pada waktu perut tegang. Setiap anak dapat menderita Refluks dalam jumlah
kecil, tetapi dengan cepat esophagus dapat dikosongkan kembali. Bila terjadi Refluks yang
berulang setelah anak berumur 6 minggu, maka keadaan ini jelas abnormal. Struktur dapat
dengan mudah diperlihatkan dengan esophagus gambaran mukosa yang tidak rata pada
rontgenogram, esofagoskopi merupakan teknik diagnostic yang lebih unggul untuk diagnostic
penyakit ini.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ditujukan terhadap pengurangan gejala refluks. Hasil pengobatan
lebih baik pada bayi daripada anak yang lebih besar. Pada kasus yang ringan dan tidak rumit,
menjaga anak untuk tetap pada posisi telungkup selama 1 jam sesudah makan, pemberian
makanan yang lebih kental dengan tambahan serealia, dan dengan membuat bayi sendawa,
biasanya sudah memadai. Pada kasus yang berat, posisi telungkup harus dilanjutkan selama
24 jam dengan kepala terangkat bersudut 30°. Bila anak duduk atau berbaring, bagian
belakangnya harus disangga dengan sudut kira – kira 50°. Suatu penelitian telah
membuktikan bahwa Bethanecol dengan dosis 8,7 mg/m2/hari, atau metoklopramid 0,1 mg/kg
BB/dosis diberikan 3 kali sehari sebelum makan dan satu kali sebelum tidur, dapat
mempercepat pengosongan lambung dan merangsang aktivitas otot esophagus. Kedua jenis
otot tersebut dapat mengurangi muntah sehingga memperbaiki penambahan berat badan.
Jika dalam 6 minggu pengobatan konservatif tidak menunjukkan perubahan, maka hal
ini merupakan indikasi untuk tindakan operatif. Tindakan operasi dipercepat bila terdapat
refluks merupakan indikasi untuk tindakan bedah segera tanpa terapi posisi percobaan.
Besinasi striktur dapat menghilangkan sementara gejala disfagia, akan tetapi bila refluks
selalu timbul striktur akan terjadi kembali. Jika refluks dapat dikendalikan, businasi ulangan
umumnya tidak diperlukan. Fundoplikasi Nissen atau modifikasinya sering digunakan pada
anak dengan hasil lebih dari 90% kasus refluks dapat dikendalikan. Jika esophagus sangat
pendek maka tindakan bedah intratorakal Nissen dianjurkan. Kadangkala pembentukan
striktur demikian luas sehingga diperlukan interposisi kolonik guna mengganti bagian dari
esophagus.
PENYEBAB MUNTAH
HARI PERTAMA LAHIR UMUR SATU MINGGU SETELAH MINGGU
PERTAMA LAHIR
Obstruksi Traktus Gastrointestinal
Atresia Duodeni
Atresia Jejuni
Yang dikiri ditambah :
Obstruksi TG
Mekonium ileus
Sebagian besar yang
disebut dikiri ditambah :
Obstruksi TG
Malrotasi/Volvunus
Hernia Diafragma
Duplikasi
Inkompetensi spingter esophagus
bawah
Hiatus Hernia
Inkompetensi simple
Galaktosemia
Meningitis
Sepsis
Peny.Hirschprung
Lactobezoar
Obstruksi fungsional
Atresia Anii
Hernia
Intususepsi
Metabolic
Hipernatremia
Organic sidemia
Hiperkalsemia
Insufisiensi
Adrenal
Infeksi
Gastritis
Gastroenteritis
Stenosis Pilorus
Benda
asing/Askariasis
Benzoar
Metabolik
Ketosis
Obat
Uremia
Dietetic
Kebanyakan
makan
Keracunan
Infeksi
Demam
Hepatitis
Sinusitis
Pielonefritis
Malaria
Lain-lain
Mabuk
perjalanan
Darahibu tertelan
Kelainan
psikologis.
Etiologi muntah sangat luas, seluruh kelainan yang menyangkut reseptor-reseptornya
dapat menimbulkan muntah
Penyebab muntah yang ringan pada bayi di antaranya adalah infeksi, alergi susu sapi,
terlalu cepat makan, atau batuk. Muntah pada bayi yang serius dan terus-menerus
mungkin disebabkan oleh penyempitan pintu masuk lambung atau adanya hambatan
di usus.
Pada anak-anak yang lebih besar, biasanya muntah disebabkan oleh infeksi di perut.
Infeksi tersebut paling sering disebabkan oleh virus dan kadang-kadang oleh bakteri.
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGIS MUNTAH
Patogenesis
Tahap Nausea
Merupakan sensasi psikis akibat rangangan pada organ viseral, labirin, dan emosi.
Keadaan ini ditandai dengan berkeringat dingin, salivasi, pucat, takikardia, bernafas dalam,
pylorus membuka, kontraksi duodenum / jejunum. Saat ini bisa terjadi regurgitasi dari usus
halus ke lambung. Muntah yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial dan
obstruktif saluran gastrointestinal tidak didahului oleh fase nausea.
Tahap Retching
Dapat terjadi tanpa diikuti muntah. Lambung berkontraksi, spingter esophagus bawah
membuka tetapi yang bagian atas masih menutup, inspirasi dalam dengan kontraksi diikuti
dengan relaksasi otot dinding perut dan lambung, sehingga chime yang tadinya masuk ke
esophagus kembali ke lambung.
Tahap Ekspulsi
Inspirasi dalam dengan kontraksi diafragma. Otot dinding perut berkontraksi,
kontraksi otot faring menutup glottis dan nares posterior, anti-peristaltik pada lambung,
pylorus menutup, sfingter esophagus atas dan bawah membuka sehingga terjadilah muntah.
Patofisiologi
Dimulai dari dua pusat dalam inti Retikularis Medula Oblongata yaitu zona pencetus
kemoreseptif ( seperti uremia, emesis yang diinduksi oleh obat, emesis karena radiasi) dan
pusat yang terintegrasi
jaras aferen muncul dari hampir semua tempat tubuh
jaras vagal adalah sangat penting (tetapi vagotomi tidak menghilangkan muntah)
jaras aferen simpatik yang memperantarai muntah berkaitan dengan distensi abdomen
muntah terjadi bila kedua jaras eferen somatic dan visceral menyebabkan penutupan glottis,
kontraksi diafragma, penutupan pylorus dan relaksasi lambung diikuti oleh
kontraksi peristaltic yang berjalan dari lambung tengah ke ujung insisura dengan kontraksi
abdomen, diafragma, dan interkosta.
Muntah berkaitan dengan tanda dan gejala cetusan otonom.
KOMPLIKASI MUNTAH
1. Kehilangan cairan tubuh dan elektrolit dapat menimbulkan dehidrasi dan ketosis.
2. Karena tidak dapat makan dan minum dapat terjadi ketosis. Tidak makan dan minum
mungkin karena anak merasa tidak enak pada perutnya.
3. Ketosis yang berkelanjutan menyebabkan asidosis dan kemudian renjatan.
4. Bila muntah sering dan hebat, akan timbul ketegangan otot dinding perut, perdarahan
konjungtiva, ruptura esofagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah dengan aspirasi
pneumonia dan atelektasis, jahitan dapat terlepas pada penderita paska-operasi dan
timbul perdarahan.
MENYUSUN ANAMNESIS
Anamnesis merupakan bagian penting dari penilaian klinis anak dengan keluhan
Gastrointestinal misalnya pada muntah. Penelusuran sistematis gejala gastrointestinal akan
memberikan keterangan yang informative tentang keluhan pasien dan mengarah kepada
diagnosis yang tepat
Muntah dapat merupakan manifestasi awal dari berbagai penyakit. Anamnesis gejala
muntah meliputi :
1. Usia dan jenis kelamin
Usia dibedakan neonatus, bayi dan anak. Karena muntah dalam berbagai umur dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit yang berbeda pula. Misalnya :
o Pada neonatus mengarah ke kelainan congenital saluran pencernaan,
pemberian makanan / minuman yang salah, edema otak, TIK meningkat
karena perdarahan dan lain-lain
o Pada bayi bisa disebabkan oleh sepsis atau obstruksi usus.
o Pada anak lebih mengarah ke gangguan psikososial (karena tidak diperlakukan
secara halus atau untuk menarik perhatian orangtua).
2 Keadaan gizi anak
Ditanyakan bagaimana pola makan, nutrisi makanannya sendiri, nafsu makan
anak, karena dalam masa pertumbuhan cepat, masa bayi dan remaja nafsu makan
biasanya besar sementara tahun-tahun diantaranya tidak ada nafsu makan.
3. Adakah factor predisposisi / pencetus muntah.
4. Apakah ada penyakit yang menyerang anak secara interkuren, misalnya demam atau
diare.
5. Bagaimana bentuk (isi) muntahan. Apakah seperti susu / makanan padat (tanda isi
berasal dari esophagus), atau telah berupa gumpalan susu (merupakan isi dari
lambung) atau mengandung empedu (isi dari duodenum) atau adakah darah ?.
6. Apakah saat muntah berhubungan dengan saat makan / minum.
7. Informasi diet : kualitas, kuantitas dan frekuensi makan,
8. Bagaimana teknik pemberian minum.
9. Bagaimana kondisi psikososial di rumah / tempat anak tinggal.
10. Menanyakan riwayat keluarga. Apakah ada penyakit keturunan pada saluran cerna.
MENGIDENTIFIKASI TANDA KLINIS DARI KOMPLIKASI YANG TERJADI
1. Dehidrasi dan alkalosis.
Dehidrasi dapat terjadi jika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.
Sebenarnya kehilangan cairan ini bisa terjadi secara normal atau fisiologis. Normal
berlangsung akibat pemakaian energi dan dapat dibagi menjadi 3 kategori :
o Kehilangan cairan insensible (penguapan melalui kulit serta udara yang ikut dalam
udara ekspirasi)
o Produksi urin
o Kehilangan cairan melalui tinja
Secara patologis atau abnormal bisa terjadi pada diare (paling utama, bisa sampai 30%
berat badan atau lebih dalam 1 hari) dan muntah.
Gejala klinis dari dehidrasi adalah :
o Rasa haus bisa sampai hebat
o Nafsu makan berkurang bahkan bisa sampai tidak ada
o Mata cekung
o Bibir kering
o Depresi
o Elastisitas kulit berkurang
o Nadi cepat dan bisa sampai tidak teraba
Sedangkan alkalosis terjadi karena tubuh kehilangan ion hydrogen, klorida dan
kalium dari lambung akibat muntah, misalnya muntah karena stenosis pylorus atau aspirasi
cairan nasogastrik yang berlangsung lama.
Gejala klinis dari alkalosis:
o Spasme
o Tetani
o Apneu
o Ada mekanisme pernapasan hipoventilasi (pernapasan dangkal dan pelan) sebagai
kompensasi tubuh untuk mempertahankan pH darah tetap normal dengan meningkatkan
pCO2 dalam darah.
o Penurunan curah jantung
2. Ketosis
Tanda klinis :
o Bau nafas seperti bau buah-buahan
o Urin berbau buah
Ketosis yang berlangsung lama dapat menjadi ketoasidosis.
3. Asidosis dan renjatan.
Asidosis yang terjadi adalah asidosis metabolic. Asidosis merupakan keadaan ketosis
yang berlangsung lama. Asidosis metabolic terjadi karena tubuh kehilangan basa (HCO3) atau
penambahan asam kuat (ion H) yang berlebihan dalam darah akibat produksi ion H atau
penurunan ekskresi ion H..
Tanda klinisnya:
o Apatis atau gelisah
o Kulit kering
o Pernapasan Kussmaul (cepat dan dalam) sebagai upaya kompensasi tubuh
untuk mengeluarkan CO2 secara cepat melalui paru.
o Bibir berwarna merah seperti buah cherri
o Mual
o Nafas mungkin berbau aseton
o Nyeri perut dan kepala.
Sedangkan manifestasi klinis dari renjatan adalah :
o Takikardi (70/180), sebagai upaya kompensasi jantung untuk memenuhi
cairan organ-organ perifer.
o Akral dingin, karena pembuluh-pembuluh darah organ perifer berdilatasi
sehingga muncul sensasi dingin pada ujung jari dan kaki.
o Kesadaran menurun
o Takipnea
o Hipotensi
MINIMAL 3 PENYEBAB MUNTAH
1. Obstruksi usus halus
Yang bisa terjadi karena cacat bawaan .
2. Stenosis Pilorus Hipertrofi
Merupakan kelainan yang terjadi pada otot pylorus yang mengalami hipertrofi pada
lapisan sirkulernya. Insiden banyak diwariskan oleh orang tuanya. Ibu yang menderita
akan cenderung melahirkan anak yang menderita hipertrofi pylorus 4x lebih besar.
3. Megacolon congenital (penyakit Hirschprung)
Merupakan kelainan yang tersering dijumpai sebagai penyebab obstruksi usus pada
neonatus. Pada penyakit ini, kolon, mulai dari yang terdistal sampai pada bagian usus
yang berbeda ukuran penampangnya tidak mempunyai ganglion parasimpatik intramural
Auerbach dan Meissner, sehingga bagian kolon yang aganglionik ini tidak mengembang
sehingga tetap sempit dan defekasi terganggu. Akibatnya, kolon proksimal yang normal
akan melebar oleh tinja yang tertimbun, membentuk megakolon.
TANDA KLINIS DARI MASING-MASING PENYEBAB MUNTAH TERSEBUT
1. Obstruksi Usus Halus
o Terjadi pada hari pertama kelahiran dan sering menetap
o Anak menangis periodic karena nyeri kolik akibat hiperperistaltik.
o Jumlah muntahan banyak
o Warna muntahan hijau (karena bercampur dengan empedu)
o Tidak flatus atau defekasi karena ada halangan pasase.
o Ada pembesaran perut (kembung hanya terbatas pada epigastrium), ini terjadi karena
kelebihan cairan usus dan gas dalam usus.
3 nomor terakhir adalah trias dari gejala adanya obstruksi usus halus.
2. Stenosis Pilorus Hipertrofi
o Biasanya timbul setelah bayi berumur 2-3 minggu.
o Muntah proyektil beberapa saat setelah makan atau minum karena penimbunan cairan
yang makin lama makin banyak di dalam lambung
o Bayi tampak selalu haus dan makin lama makin kurus.
o Konstipasi akibat sedikitnya jumlah cairan yang dapat melewati pylorus menuju usus
halus.
o Kadang ditemui bahan muntahan bercampur darah; hal ini karena pecahnya kapiler pada
mukosa gaster akibat gastritis
3. Megacolon kongenital (penyakit Hirschprung)
o Sebagian besar ditemukan pada bayi cukup bulan dan merupakan kelainan bawaan
tunggal
o obstipasi merupakan tanda utama dan pada bayi baru lahir dapat merupakan gejala
obstruksi akut.
o Muntahan berwarna hijau (empedu)
o Mekonium keluar terlambat (lebih dari 24 jam)
o Perut membuncit seluruhnya
o Pada anak yang lebih besar, kadang-kadang ditemukan keluhan diare atau enterokolitis
kronik lebih menonjol daripada tanda-tanda obstipasi.
o Pada pemeriksaan colok dubur terasa ujung jari terjepit lumen rectum yang sempit.
Nomor 3 sampai nomor 5 adalah trias klasik dari Hirschprung
PEMERIKSAAN PENUNJANG UNTUK MENEGAKKAN DIAGNOSIS PENYEBAB
MUNTAH
1. Obstruksi Usus halus
Pemeriksaan penunjang : Foto polos Abdomen
2. Stenosis Pilorus Hipertrofi
Pemeriksaan penunjang :
a. Foto polos abdomen
b. Foto polos abdomen dengan kontras (Barium peroral)
3.. Megacolon congenital
Pemeriksaan penunjang:
a.Foto polos abdomen
b. Radiologik dengan kontras (enema barium)
c.Biopsi hisap
d. Biopsi otot rectum
e.Pemeriksaan aktifitas enzim asetilkolin esterase dari hasil biopsy hisap.
f. Pemeriksaan aktifitas norepinefrin dari jaringan biopsy usus.
C sampai dengan F merupakan diagnosis pasti dari penyakit Hirschprung.
INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Obstruksi usus halus
Pada foto polos Roentgen tampak kelok-kelok usus halus yang melebar,
mengandung cairan dan banyak udara sehingga memberi gambaran batas cairan
yang jelas.
2. Stenosis Pilorus Hipertrofi
o Pada foto polos abdomen ditemukan distensi lambung dengan udara yang
minimal dalam usus
o Pada foto polos abdomen dengan kontras (Barium peroral) ditemukan
kanalis pylorus seperti dawai (string sign) yang merupakan tanda
patognomonik berupa penyempitan pylorus.
3. Megacolon Kongenital
o Dengan foto polos abdomen ditemukan dilatasi usus besar.
o Dengan pemeriksaan radiologik dengan kontras (Barium enema) terlihat
daerah transisi dari lumen sempit ke daerah yang melebar, gambaran
kontraksi usus yang tidak teratur di segmen yang menyempit. pada foto
24-48 jam terlihat retensi Barium.
o Pemeriksaan biopsy hisap rektum
Mukosa sampai dengan submukosa diambil dengan menggunakan alat
penghisap dan selanjutnya dicari sel ganglion pada daerah submukosa.
Cara biopsy ini tidak traumatic, mudah dan dapat dikerjakan di poliklinik.
Akan terlihat tidak adanya sel ganglion parasimpatik di lapisan muskularis
mukosa dan adanya serabut saraf yang menebal.
o Biopsi otot rectum
Dengan cara ini diambil lapisan otot. Tindakan ini dilakukan dengan anak
dalam narkose.
o Pemeriksaan Enzim Asetilkolin esterase dari hasil biopsy hisap.
Pada penyakit Hirschprung, khas terdapat peningkatan aktifitas enzim
tersebut.
o Pemeriksaan aktifitas Norepinefrin dari jaringan biopsy usus.
Usus yang aganglionik akan menunjukkan peningkatan aktifitas enzim
tersebut.
TERAPI SUPORTIF MUNTAH
Bila anak muntah, tidak perlu panik. Umumnya anak tidak perlu dibawa ke dokter.
Coba puasakan anak/bayi kurang lebih 1 jam. Tetap berikan pola makanan yang biasa, dan
tetap berikan ASI bila masih minum ASI.
Yang perlu dilakukan hanyalah memantau keadaan anak dengan lebih seksama.
Perhatikan bagaimana muntahnya dan apakah ada tanda-tanda dehidrasi/kekurangan cairan.
Biasanya muntah akan berhenti sendiri dan menunjukkan perbaikan kurang dari 24
jam. Apabila tidak menunjukkan perbaikan atau bahkan memburuk, segera bawa anak ke
dokter.
Bila sangat sering muntah, dehidrasi mungkin terjadi, terutama pada bayi atau anak-
anak yang lebih kecil.
Selalu perhatikan apakah ada tanda-tanda dehidrasi seperti: tubuh melemah, tidak
mau minum, air seni berkurang, ujung-ujung lengan dan tangan dingin.Dengan memberi
makanan atau minuman sesuai kebutuhan sangat membantu menghentikan muntah secara
simtomatis.
Sering muntah juga dapat dikurangi bahkan dihentikan sama sekali dengan hanya
memberikan cairan bening seperti teh manis, oralit secara oral untuk sementara waktu.
PENATALAKSANAAN
Umum
1. Efek lokal
Robekan mallory-Weiss tidak diperlukan tindakan bedah. Sebaliknya robekan
esofagus (sindoma Burhave) memerlukan tindakan radikal.
2. Efek metabolik
Terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang memerlukan cairan dan
elektrolit pengganti (Ringer Laktat), kemudian disusul dengan pemberian cairan dan
elektrolit untuk rumatan.
3. Aspirasi
Aspirasi isi lambung yang masif memerlukan pemberian antibiotika dan kadang-
kadang kortikosteroid.
4. Efek nutrisi
Menjelaskan kepada orang tua mengenai cara-cara pembuatan minuman/makanan,
dan teknik pemberian makanan, kadang-kadang diperlukan pemberian nutrisi
parenteral.
PEMBERIAN MEDIKAMENTOSA ANTIMUNTAH
Terdiri dari golongan:
o Antihistamin
Bekerja pada muntah, bermanfaat untuk seluruh jenis muntah. Contohnya Prometazin
0,5 mg/KgBB/hari dibagi 3 dosis dengan efek samping mengantuk atau gejala
ekstrapiramidal lain.
Antikolinergik bekerja pada pusat dan efektor otonom dari refleks muntah.
Bermanfaat untuk muntah yang rangsangannya melalui CTZ (akibat zat kimia atau
visera atau traktus gastrointestinal), misalnya Hysosyne dan Skopolamin.
o Fenotiazin bekerja pada CTZ
Suatu anti-Dopamin, tetapi juga menunjukkan efek anti-histamin dan anti-kolinergik.
Bermanfaat untuk motion sickness, dibagi 3 dosis. Contoh yang lain Prochlorperazine
0,25 mg/KgBB/hari dibagi 3 dosis.
o Metoklopramid dan Domperidon, juga bersifat antagonis Dopamine, Dopamine
bekerja pada CTZ dan reseptor di saluran pencernaan.
Manfaatnya sama dengan Fenotiazine tetapi dengan efek samping susunan
saraf pusat yang lebih kecil. Bersifat kolinergik sehingga secara klinis menaikkan
tonus sphingter esophagus bawah serta merangsang peristaltic.
Metoklopramid 0,5 mg/KgBB/hari dibagi dalam 3 dosis; Domperidon 0,5 mg -
0,75 mg/KgBB/hari dibagi 3 dosis. Obat dimakan 15-20 menit sebelum makan.
Domperidon hampir tidak melewati blood brain barrier, dengan efek samping sentral
yang lebih rendah. Terutama bekerja secara local pada traktus gastrointestinal.
TATALAKSANA MUNTAH SESUAI PENYEBABNYA
1. Obstruksi Usus Halus
o Sebelum melakukan tindakan bedah, keadaan umum pasien harus stabil.
o Anak dipuasakan
o Pemberian cairan dan elektrolit yang sesuai secara parenteral.
o Pengosongan lambung dan usus dengan cara menghisapnya terus-menerus
o Pembedahan : reseksi pada bagian proksimal usus yang berdilatasi.
o Untuk mengurangi obstruksi :
Gastrofin pada ileus mekonium perlu dilakukan, bahan tersebut dibiarkan
mengalir ke sekeliling bagian-bagian tinja dalam ileus terminalis dan ke
dalam usus proksimal yang berdilatasi dan berisi mekonium penyumbat.
Keadaan ini mengakibatkan dinding usus mengeluarkan cairan (timbul
diare). Enema ini boleh diulang setelah selang waktu 8-12 jam.
Ileotomi kecil sederhana dapat dilakukan yang lebarnya cukup untuk
memasukkan kateter French nomor 10 / nomor 12; digunakan untuk
mengalirkan dan mengeluarkan isi usus yang kental dengan memakai
Asetilsistein sebagai bahan mukolitik dengan konsentrasi 5%. Setelah isi
usus diaspirasi, dilakukan ikatan dengan sebuah salir kecil dipasang dekat
ileostomi (menghindarkan tindakan reseksi dan anastomosis)
Laparatomi, suatu kolostomi / ileostomi pada tempat perforasi. Jika
perforasi terjadi dalam lambung, duodenum dan jejunum bagian atas maka
perlu dilakukan penutupan primer. Dibutuhkan juga nutrisi parenteral total.
2. Stenosis Pilorus Hipertrofi
o Koreksi alkalosis sampai kadar Bikarbonat < 30 meQ/Liter, bila tidak timbul
muntah pasca operasi.
o Rehidrasi dilakukan dengan pemberian cairan 0,45 % garam fisiologis dalam
5% Dextrosa.
o Bila urin lancar dan berat jenis urin mencapai 1,010 berikan cairan rumatan
yang mengandung 2-4 meQ kalium / liter.
o Pembedahan : Piloromiotomi(Fredet-Ramsted). Merupakan pilihan utama
prosedur pembedahan. Kalau operasi ini dikerjakan secara baik, tidak akan
kambuh. Prognosis baik
o Pemberian makanan per-oral diberikan 4-6 hari pasca bedah, bila pasien sadar
dan dapat menghisap dengan baik, mulailah dengan air putih lalu susu formula
yang diencerkan; ditingkatkan sampai pengenceran penuh dalam 24 jam. Bayi
mendapat ASI, dianjurkan dengan masing-masing payudara secara bergantian
selama 1 menit sebagai makanan pertama pasca-bedah, kemudian diikuti
dengan penambahan waktu pada setiap pemberian berikutnya.
3. Megacolon Kongenital
o Tindakan definitive ialah menghilangkan hambatan pada segmen usus yang
menyempit. Sebelum operasi definitive, dapat dilakukan pengobatan
konservatif yaitu tindakan darurat untuk menghilangkan tanda-tanda
o Obstruksi dengan jalan memasang anal tube dengan atau tanpa disertai dengan
pembilasan dengan air garam hangat secara teratur.
o Kolostomi merupakan tindakan operasi darurat dan dimaksudkan untuk
menghilangkan gejala obstruksi usus, sambil menunggu dan memperbaiki
keadaan umum penderita sebelum operasi definitive.
o Operasi definitive “pull through” dapat dilaksanakan dengan cara Swenson,
Duhamel atau Renbein. Operasi ini dilakukan dengan cara mereseksi segmen
yang menyempit dan menarik usus yang sehat kearah anus. Tindakan ini
dilakukan bila bayi berumur 6 -12 bulan.
o Pada anak besar, kolostomi permulaan telah dianjurkan setelah operasi
dengan cara Swenson dan Duhamel.
o Penanganan non-operatif dengan irigasi berulang sampai mencapai ukuran
yang mencukupi tidak dibenarkan karena resiko enterokolitis (menyebabkan
kematian).
Kapan harus membawa anak ke dokter?
Segera bawa anak ke dokter bila didapatkan keadaan berikut ini:
Muntah yang berwarna kehijauan atau muntah darah
Anak demam lebih dari 39°C
Jika anak menolak untuk makan dan minum apapun lebih dari beberapa jam
Muntah lebih dari 24 jam tanpa perbaikan yang nyata
Jika anak mengeluhkan sakit perut yang hebat
Tip
Puasakan anak selama 1 jam jika sering muntah.
Berikan minum sedikit-sedikit dengan sendok tetapi sering setelah
berpuasa.
Posisi yang tepat bagi bayi saat menyusu
Tubuh bayi didekapkan pada tubuh ibu
Tempatkan kepala bayi pada lekukan siku ibu
Tempatkan punggungnya sepanjang lengan
Hadapkan tubuh bayi hingga menghadap tubuh ibu
Tempatkan bagian mulut bayi pas di depan payudara. Caranya dengan mengangkat
tubuh bayi menggunakan tangan serta meletakkan bantal dibawah tubuh bayi untuk
menyangganya.
Posisikan bagian perutnya agar bertemu dengan perut ibu
Perhatikan letak kepalanya , jangan sampai bayi mendongak atau terlalu memiringkan
kepala saat menghisap payudara.
Roma III diagnostik Kriteria * untuk Mual idiopatik kronis
Harus mencakup semua hal berikut:
1. mual mengganggu, terjadi setidaknya beberapa kali per minggu
2. Tidak biasanya berhubungan dengan muntah
3. Tidak adanya kelainan pada endoskopi atas atau penyakit metabolik yang
menjelaskan mual
* Kriteria dipenuhi untuk bulan terakhir 3 dengan onset
gejala setidaknya 6 bulan sebelum diagnosis
Roma III diagnostik Kriteria * untuk Fungsional Muntah
Harus mencakup semua hal berikut :
1. Satu atau lebih episode muntah per minggu rata-rata.
2. Tidak adanya kriteria untuk gangguan makan, memamah biak, atau penyakit
psikiatris utama menurut DSM-IV
3. Tidak adanya muntah yang disebabkan diri dan menggunakan cannabinoid
kronis dan tidak adanya kelainan pada sistem saraf pusat atau penyakit
metabolik untuk menjelaskan muntah berulang
* Kriteria dipenuhi untuk bulan terakhir 3 dengan onset gejala
setidaknya 6 bulan sebelum diagnosis
Roma III diagnostik Kriteria * untuk siklik Muntah Sindrom
Harus mencakup semua hal berikut :
1. Stereotip episode muntah tentang onset (akut) dan lama (kurang dari 1
minggu)
2. Tiga atau lebih diskrit episode pada tahun sebelumnya
3. Tidak adanya mual dan muntah antara episode
* Kriteria dipenuhi untuk bulan terakhir 3 dengan onset
gejala setidaknya 6 bulan sebelum diagnosis
Millennium Development Goals (MDGs)
1. Mengurang Kemiskinan dan Kelaparan
Kekurangan gizi menurunkan kualitas SDM melalui penurunan potensi pertumbuhan
fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bersifat permanen dan inter-generasi .
2. Mencapai wajib belajar 9 tahun
Kekurangan gizi mengurangi kesempatan anak untuk bersekolah, dan menyelesaikan
sekolah dengan prestasi yang baik.
3. Mendorong kesetaraan gender
Adat kebiasaan yang merendahkan martabat perempuan berdampak perempuan beresiko
tinggi kekurangan gizi karena kurang mendapat akses terhadap makanan yang bergizi
seimbang,. Program perbaikan gizi memberdayakan perempuan lebih besar daripada laki-
laki.
4. Mengurangi angka kematian balita
Kematian balita terutama karena penyakit infeksi, 55% akibat daya tahan tubuh yang
lemah karena kekurangan gizi. Program perbaikan gizi meningkatkan daya tahan anak
terhadap penyakit infeksi dan menurunkan angka kematian
5. Meningkatkan kesehatan ibu
Kesehatan ibu khususnya waktu hamil dan menyusui sangat tergantung pada
keseimbangan gizi makanan sehari-hari
6. Membrantas HIV/AID, malaria, dan penyakit lainnya.
Kekurangan gizi meningkatkan resiko tertular HIV, mengurangi efektivitas terapi
antiretroviral, mempercepat terjadinya AID yang parah (“full-blown”) dan kematian dini;
meningkatkan penularan malaria, dan mengurangi kemampuan obat-obat malaria untuk
mengurangi kematian
Kesimpulan
Muntah merupakan suatu mekanisme refleks untuk mengeluarkan makanan dari
dalam tubuh.
Muntah pada anak umumnya ringan dan tidak serius.
Muntah pada bayi dan anak berbeda penyebabnya.
DAFTAR PUSTAKA
Suraatmaja Sudaryat, Prof. dr, Sp AK (Editor). Muntah pada bayi dan anak. Dalam :
Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta : Sagung Seto 2005. Hal 155-169.
Ismail Rusdi, Wahyu Hanariah. Muntah pada anak. Dalam : Suharyono, Boediarso
Aswitha, Halim E.M (Editor). Gastroenterologi Anak Praktis. Jakarta : Balai penerbit
FK UI 2003. Hal 109-115.
Mansjoer Arif, Wardhani Wahyu Ika, Setiowulan Wiwiek, dkk (Editor). Muntah.
Dalam Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius FK UI
2000. Hal 478-480.
Suharyono, Aswitha Boediarso, EM Halimun. Gastroenterologi Anak Praktis. Balai
Penerbit FK-UI .Jakarta, 1998
www.ADAM.com
www.healthline.com
www.info-sehat.com
www.intisari.com
www.medicastore.com
www.pediatric.com
www.wikipedia.com