muskuloskeletal trigger 5

25
MUSKULOSKELETAL DISLOKASIO CAPUT FEMORIS Tutorial 14 : Desri Sevti Eka Putri (1410070100105) Diah Sermata Sari (1410070100106) Muhammad Hilmi (1410070100107) Devi Masila (1410070100108) Neni Novita (1410070100109) Vadlil Ihsan Apnosa (1410070100110) Riza Rigustia (1410070100111) Rafinia Wiza Zahra (1410070100112) FAKULTAS KEDOKTARAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH TAHUN AJARAN 2015/2016 Page | 1

Upload: vadlilihsan

Post on 08-Jul-2016

221 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

untuk anak fk unbrah

TRANSCRIPT

Page 1: Muskuloskeletal Trigger 5

MUSKULOSKELETALDISLOKASIO CAPUT FEMORIS

Tutorial 14 :

Desri Sevti Eka Putri (1410070100105)Diah Sermata Sari (1410070100106)Muhammad Hilmi (1410070100107)

Devi Masila (1410070100108)Neni Novita (1410070100109)

Vadlil Ihsan Apnosa (1410070100110)Riza Rigustia (1410070100111)

Rafinia Wiza Zahra (1410070100112)

FAKULTAS KEDOKTARAN

UNIVERSITAS BAITURRAHMAHTAHUN AJARAN 2015/2016

Kata Pengantar

Page | 1

Page 2: Muskuloskeletal Trigger 5

Puji syukur kepada allah subhanahu wa ta’ala atas karunia,hidayah dan

nikmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis makalah ini bertujuan

untuk memenuhi salah satu tugas tutorial yang diberikan oleh dosen .

Makalah ini ditulis dari hasil diskusi tutorial 14 yang bersumber dari internet dan

buku. Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah

muskuloskeletal atas bimbingannya. Juga pada rekan-rekan mahasiswa sesama tutor

yang telah menyelesaikan bersama-sama makalah ini, hingga dapat terselesaikan

dengan baik.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi

kita semua, semoga hal ini menambah wawasan kita. Makalah ini masih jauh dari

sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan

menuju arah yang lebih baik.

Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................. 2

Page | 2

Page 3: Muskuloskeletal Trigger 5

Daftar isi............................................................................................................................ 3BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 4BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 5

Step 1................................................................................................................... 5Step 2................................................................................................................... 5Step 3................................................................................................................... 5Step 4................................................................................................................... 6Step 5................................................................................................................... 6Step 7................................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 18Kesimpulan.......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 19

BAB IPENDAHULUAN

Page | 3

Page 4: Muskuloskeletal Trigger 5

Trigger 5: Dislokasio Caput Femoris

Seorang atlet ski, O, 25 tahun, terjatuh ketika melakukan manuver menikung di lintasan padang es. Tim medis segera berada di tempat kecelakaan dan menemukan atlet itu berada dalam kesakitan. Pada pemeriksaan di tempat, ditemukan deformitas sendi paha yang jelas baik waktu fleksi maupun waktu rotasi internal. Tes rotasi internal pasif yang dicoba dilakukan dokter, gagal. Dokter menduga telah terjadi dislokasi caput  femoris  anterior akut saat jatuh, akibat gangguan keseimbangan saat otot berkontraksi sangat hebat ketika menikung. Pasien langsung disiapkan untuk dapat di bawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

BAB IIPEMBAHASAN

Page | 4

Page 5: Muskuloskeletal Trigger 5

Step 1: Clarify Unfamiliar Terms

1. Deformitas : Perubahan Bentuk.2. Dislokasi : Perubahan Posisi Tulang Tidak Pada Tempatnya.3. Rotasi : Perputaran.4. Fleksi : Gerakan Normal Yang Mengarah Kebagian Tubuh.5. Manuver : Gerakan Menikung Dengan Jelas.

Step 2: Define The Problems

1. Apa yang dimaksud deformitas caput femoris?2. Apa penyebab terjadinya deformitas caput femoris?3. Bagaimana mengetahui deformitas sendi paha?4. Bagaimana mengetahui dislokasio caput femoris?

Step 3: Brainstrom Possible Hypothesis Or Explanation

1. Perubahan posisi caput femoris dari posisi normal.2. Gangguan keseimbangan saat otot berkontraksi sangat hebat.3. Dapat diketahui dengan melakukan gerak fleksi maupun gerak rotasi internal.4. Dengan dilakukan tes rotasi internal pasif, jika terjadi kegagalan pada tes tersebut,

kemungkinan telah terjadi dislokasio caput femoris.

Step 4: Arrange Explanation Into A Tentative Solution

Page | 5

Page 6: Muskuloskeletal Trigger 5

Step 5: Define Learning Objective

1. Anatomi Os Coxae dan Os Femur2. Histology:

Ligamen Kartilago Tendon

3. Fisiologi: Pergerakan sendi Kontraksi otot saat exercise

4. Kelainan dislokasio Caput Femoris

Step 7: Share The Result Of Information Gathering And Private Study

Page | 6

MUSKULOSKELETAL

ANATOMI HISTOLOGI KELAINAN

OS COXAE & OS FEMUR

FISIOLOGI

TULANG

OTOT

ARTICULATIO

LIGAMEN

TENDON

LIGAMEN

TENDON

PERGERAKAN SENDI

KONTRAKSI OTOT SAAT EXERCISE

DISLOKASIO CAPUT

FEMORIS

DEFINISIPENYEBABCIRI-CIRIPENATALAKSANAANKARTILAGO

Page 7: Muskuloskeletal Trigger 5

1. Anatomia. Os coxae

• Dibentuk oleh :- os.ilium- os.ischium- os.pubis

• Ketiga tulang ini berdifusi pada umur 13-15 tahun untuk membentuk os.coxae• Kedua os.pubis di anterior bertemu untuk membentuk gelang panggul, pertemuan ini

disebut symphisis pubis

b. Os Femur Merupakan tulang panjang Diatas bersendi dengan acetabulum

Page | 7

Page 8: Muskuloskeletal Trigger 5

Dibawah bersendi dengan patella dan tibia

c. Otot1) Pada Os Coxae

Page | 8

Page 9: Muskuloskeletal Trigger 5

2) Pada Os Femur

Page | 9

Page 10: Muskuloskeletal Trigger 5

d. Ligamen, terdiri atas Ligamen Iliofemorale Ligament Pubofemorale Ligament ischiofemorale Ligament Transversum Acetabuli Ligament Capitis Femoris

e. Articulatio Coxae

Page | 10

L. Transversum Acetabuli

Page 11: Muskuloskeletal Trigger 5

Persendian antara caput femoris dengan acetabulum coxae Lebih stabil, tetapi kurang mobil dibandingkan art. Humeri, karena caput

femoris masuk acetabulum lebih dalam Mensuport berat badan

2. Histologia. Ligament

Sel Penyusun:- Fibroblas

Berfungsi mensintesis dan mensekresikan protein pada serabut.

- AdipositMerupakan sel jaringan ikat yang dikhususkan untuk penyimpanan lemak netral atau untuk produksi panas. Disebut juga sel lemak.

- MakrofagBentuknya berubah-ubah (tidak teratur), dan khusus terdapat didekat pembuluh darah, berfungsi dalam pinositosis dan fagositosis. Dapat didistribusikan ke jaringan lain apabila terjadi peradangan.

- Sel Mast (Sel Tiang)Berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin. Substansi heparin adalah suatu inti koagulan yang dapat menghalangi pengubahan protrombin menjadi thrombin yang berfungsi mencegah

Page | 11

Page 12: Muskuloskeletal Trigger 5

pembekuan darah. Substansi histamine adalah suatu zat yang dihasilkan mastosit sebagai reaksi terhadap antigen yang sesuai dan berfungsi meningkatkan permeabilitas kapiler darah.

- Sel PlasmaSel plasma adalah sel lonjong dan besar, dengan sitoplasma basofilik karena banyaknya kandungan RE kasar. Berasal dari limfosit B dan berfungsi menyintesis antibody.

- LeukositBerfungsi melawan pathogen (berupa bakteri, virus, atau protozoa) yang menimbulkan penyakit. Leukosit bergerak bebas secara diapedesis diantara darah, limfa, atau jaringan ikat unttuk membersihkan patogen.

Serat:- Kolagen

Terbentuk dari protein kolagen yang merupakan jenis protein paling banyak terdapat dalam tubuh. Dalam keadaan segar serabut kolagen berwarna putih, oleh karena itu dinamakan juga sebagai serabut putih. Tahan terhadap tekanan ataupun tarikan, tetapi tidak bersifat lentur.

- ElastisBahan yang menyusun serat elastic adalah protein elastin yang bersifat sangat tahan terhadap pengaruh kimia. Dalam keadaan segar serabut ini berwarna kuning. Serabut elastic bersifat kenyal dan elastic.

- RetikulerDalam jaringan oengikat terdapat serabut-serabut halus yang saling berhubungan membentuk anyaman atau jala. Serabut ni banyak dijumpai sebagai kerangka dalam jaringan limfoid dan hemopoietik.

b. Tendon:- Jaringan ikat padat yang terdiri dari:

Serat kolagennya padat, terletak sejajar, sedikit lipatan sitoplasma Endomisium, perimisium, epimisium

- Struktur silindris, melekat pada sistem musculoskeletal.- Tampak berwarna putih dan tidak dapat diregangkan.- Terdiri atas himpitan berkas-berkas kolagen yang sejajar.- Dipisahkan oleh sedikit substansi dasar antarsel.

Page | 12

Page 13: Muskuloskeletal Trigger 5

-

(dilihat menggunakan mikroskop)

c. Kartilago hialinTulang rawan hialin adalah bentuk tulang rawan yang paling umum dijumpai dan

paling banyak dipelajari dari ketiga bentuk. Tulang rawan hialin segar berwarna putih

kebiruan dan bening. Pada embrio, tulang rawan berfungsi sebagai kerangka

sementara, samapi tulang ini secara berangsur diganti oleh tulang sejati. Pada

mamalia dewasa, tulang rawan hialin terdapat pada permukaan sendi di sendi yang

bergerak, di dinding saluran napas yang besar(hidung, laring, trakea, bronkus), di

ujung ventral tulang rusuk tempat persendian rusuk dengan sternum, dan di lempeng

epifisis, yang berperan bagi pertumbuhan memenjang di tulang.

Terdiri atas:

- Perikondrium

- Kondroblas

- Kondrosit

- Sel isogen

- Matriks serat kolagen halus, warnanya putih kebiru-biruan

Page | 13

Page 14: Muskuloskeletal Trigger 5

3. Fisiologia. Pergerakan Sendi

1) FlexiMerupakan gerakan pembengkokan sendi yang mendekati batang tubuh.

2) ExtensiBerupa gerakan pelurusan sendi.

3) AbduksiBerupa gerakan yang menjauhi sumbuh tubuh. Contohnya mengangkat lengan ke samping.

4) AdduksiBerupa gerakan yang mendekati sumbu tubuh. Berlawanan dengan gerakan abduksi.

5) RotasiBerupa gerakan berputar.

6) CircumduksiBerupa gerakan dimana ujung distal satu tulang membentuk 1 lingkaran, sedangkan proksimalnya tetap. Contohnya gerakan memutar lengan 1 lingkaran mengitari sendi bahu.

7) PronasiGerakan memutar lengan bawah untuk membalikkan telapak tangan, sehingga telapak tangan menghadap ke bawah .

8) SupinasiGerakan berlawanan dengan pronasi

Page | 14

Page 15: Muskuloskeletal Trigger 5

9) ProtaksiGerakan mendorong mandibula keluar.

10) RetraksiGerakan menarik mandibula ke dalam.

b. Kontraksi saat exercise1) Kontraksi Isotonik

Dalam kegiatan olahraga salah satu contoh nyata kontraksi isotonik adalah ketika lengan seseorang mengangkat dumble. Untuk mengangkat dumble dari posisi lengan lurus menjadi lengan di tekuk, otot biceps brachii berkontraksi dalam pola kerja isotonik. Isotonik diartikan sebagai pola kontraksi yang berpegang pada tonusnya tetap, sebaliknya panjang ukuran oto berubah/memendek. Kontraksi isotonik juga disebut kontraksi otot kontraksi konsentris atau dinamis. Secara anatomis otot biceps brachii berlokasi di lengan atas anterior. Otot ini mempunyai origo di tulang scapula. Tepatnya adalah di proseseus coracoideus dan supra glenoidalis scapula. Sedang intersisnya ada di tulang radius (tuberositas radial). Ketika berkontraksi isotonik maka lengan bawah akan terangkat ke atas atau fleksi lengan terjadi.

2) Kontraksi IsometrikDalam olahraga, menggemgam raket tenis merupakn salah satu contoh kontraksi isometrik otot lengan bawah. Pada saat ini otot lengan bekerja mampertahankan agar raket tidak lepas. Musculus fleksor digitorum superficialis dan profondus adalah otot yang berlokasi dibagian anterior lengan bawah. Keduanya memiliki origo di tulang humerus, ulna dan radius (didaerah siku), sedangkan insersinya ada pada basic phalangea I dan II.Dalam memegang raket tenis, otot ini mula – mula berkontraksi secara isotonik yang menghasilkan fleksi pada jari – jari tangan. Selanjutnya otot ini berkontraksi isometrik yang menghasilkan dipertahankannya fleksi jari – jari untuk menggemgam gagang raket. Disebut isometrik di ambil dari istilah Iso yang artinya ”tetap” dan metric yang mengambarkan ”ukuran”. Kontraksi Isometrik adalah kontraksi dimana otot tidak mengalami perubahan ukuran.

3) Kontraksi EksentrikKetika lengan mengangkat sebuah dumbel merupakan contoh nyata kontraksi isotonik, maka jika dumbel diturunkan kembali otot biceps brachii mengalami kontraksi eksentrik Untuk dapat turun secara perlahan atau lengan kembali ekstensi, maka otot biceps brachii harus bekerja dalam pola kerja eksentrik. Disebut eksentrik sebab serabut – serabut otot bergeser keluar dari pusat/centranya.

4) Kontraksi IsokinetikDasar Pola Isokinetik adalah Pola Isokinetik, yakni otot mengalami pemendekan. Perbedaan yang nyata adalah;1. Bila kontrakasi isotonik setiap lintasan gerak otot menanggung beban yang sama, pada kontraksi isokinetik beban yang ditanggung tidak sama.

Page | 15

Page 16: Muskuloskeletal Trigger 5

2. Bila pada kontraksi isotonik kecepatan dalam menempuk lintasan gerak tidak rata, pada kontraksi isokinetik kecepatan dalam menempuh jarak lintasan adalah rata.

5) Kontraksi PlyometrikPada dasar pola plyometrik adalah pola isotonik, yakni otot mengalami pemendekan ke arah pusat sarcomere dengan didahului tarikan pemanjangan. Dalam kegiatan olahraga kontraksi ini diwujudkan dalam kerja yang meledak (melempar, meloncat)Disebut plyometrik dari istilah piyo dan metrik. Piyo berarti berlapis – lapis, sedangkan metrik artinya ukuran panjang.sehingga plyometrik artinya suatu kontraksi yang mempunyai lapisan-lapisan kecepatan gerak pada setiap perubahan ukuran panjang.Artinya dalam berkontraksi kecepatan antara meter pertama,kedua adan seterusnya ditempuh dengan yang makin pendek(tidak sama).Kajian fisiologis dalam kerja plyometrik menjelaskan bahwa didalam otot ada berkas otot yang dikenal sebagai muscle spindle.fungsi utama muscle spindle adalah mengawasi otot bila terjadi rangsangan yang melewati batas maksimal,dan sekaligus merespon untuk segera kembali dalam panjang normal dengan aksi secara mendadak (stretch reflex).Kajian secara detail belum ditemukan,hanya diduga saat otot dipanjangkan melebihi panjang normal.Otot berkontraksi secara isometric artinya tidak ada perubahan posisi actomyosin.Pemanjangan dalam kondisi isometric tersebut dapat dilaksanakan akibat dari tangki kepala myosin (meromyosin) yang meregang.Pengembalian regangan dari meromyosin inilah yang menyebabkan otot dapat berkontraksi dengan kecepatan berlapis-lapis.untuk dapat bekerja secara cepat, beban yang ditanggung harus ringan sampai sedang.

4. Kelainan Dislokasio Caput Femorisa. Definisi

Adalah berpindahnya/bergesernya bentuk tulang caput femoris yang menyusun sendi dari keadaan normalnya.

b. Penyebab- Cedera olahraga. Olahraga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola

dan hoki, serta olahraga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain

ski, senam, volley. Pemain basket dan keeper pemain sepak bola paling sering

mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja

menangkap bola dari pemain lain.

- Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga. Benturan keras pada sendi saat

kecelakaan biasanya menyebabkan dislokasi.

- Terjatuh. Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin.

Page | 16

Page 17: Muskuloskeletal Trigger 5

- Patologis. Terjadinya ‘tear’ ligament dan kapsul articuler yang merupakan

komponen vital penghubung tulang.

c. Ciri-ciri

- Nyeri

- Perubahan kontur sendi

- Perubahan panjang ekstremitas

- Kehilangan mobilitas normal

- Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi

- Deformitas

- Kekakuan

d. Penatalaksanaan

- Dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.

- Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga

sendi.

- Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga

agar tetap dalam posisi stabil.

- Beberapa hari sampai beberapa minggu dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari

yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi

- Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.

Page | 17

Page 18: Muskuloskeletal Trigger 5

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Os. Coxae merupakan tulang panggul yang terdiri dari os. Ilium, os. Pubis, os. Ischium.

Sedangkan Os. Femur merupakan tulang paha yang terdiri dari caput femoris, collum femoris,

trochanter major dan trochanter minor.

Sel-sel penyusun ligamentum terdiri dari fibroblas, sel mast, sel lemak leukosit. Tendon

merupakan jaringan ikat padat yang memiliki banyak serat kolagen.

Tulang rawan hialin tersusun atas perikondrium, kondroblas, kondrosit, sel isogen, dan matriks.

Beberapa pergerakan sendi terdiri dari fleksi, ekstensi, rotasi, dan sirkumduksi. Kontraksi otot

pada saat exercise salah satunya adalah kontraksi isotonik. kelainan yang terjadi adalah dislokasi

caput femoris dimana caput femoris tidak berada pada tempatnya.

Page | 18

Page 19: Muskuloskeletal Trigger 5

DAFTAR PUSTAKA

Mescher,Anthony L.2010.Histologi Dasar Junqueira.Jakarta:Egc

http://fk-unand.ac.id

http://dyanpadma.blogspot.com

http://hamsahpk4.blogspot.com

Page | 19