musykil i’rab al-quran al-karim wa gharibuhu rozaanah
TRANSCRIPT
_____________________________Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang
Jurnal WARAQAT ♦ Volume IV, No. 2, Juli-Desember 2019 | 136
MUSYKIL I’RAB AL-QURAN AL-KARIM WA GHARIBUHU
Rozaanah
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab STAI As-Sunnah
Jl. Medan-Tj. Morawa, KM 13, Gg. Darmo, Desa Bangun Sari, Kab. D. Serdang, Sumut
Abstrak: Musykil i’rab al-quran secara leksikal berarti merupakan kesalahan-
kesalahan perubahan yang terjadi pada akhir kata baik secara lafazh atau
taqdirnya pada kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Dilihat pada beberapa contoh dari ayat al-quran memang secara zhahirnya
seolah-olah terdapat kesalahan di dalam i’rab, seperti kata “washhabiriina” di
dalam al-quran surah Al-Baqarah ayat 177 dan kata “’asyarah” di dalam al-quran
surah al-Baqarah ayat 196. Namun jika ditelusuri sebenarnya tidak ada terdapat
kesalahan i’rab pada ayat al-quran tersebut. Begitupun dengan Gharib al-quran,
ialah kata yang sifatnya jauh atau samar dari kepahaman. Gharib al-quran
merupakan ilmu al-quran yang membahas mengenai arti kata dari kata-kata yang
ganjil dalam al-quran yang tidak biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Seperti kata “bishshabri” di dalam al-quran surat al-Baqarah ayat 45. Gharib al
qur’an terbagi menjadi dua, yaitu; 1) hal yang jauh makananya serta samar, yang
hanya dapat dipahami setelah melalui proses pemikiran yang dalam, dan 2)
perkataan seseorang yang rumahnya jauh dari kabilah Arab sehingga jika
kalimat tersebut diungkapkan kepada kita (orang non Arab) maka otomatis kita
langsung menganggapnya aneh.
Adapun hikmah musykil i’rab dan gharib al-quran al-Karim ini adalah
mengundang tumbuhnya penalaran ilmiyah, mengambil perhatian umat, dan
memperoleh keyakinan terhadap eksistensi al qur’an sebagai kalam Allah.
Kata Kunci : Musykil, i’rab, gharib al-quran
A. Pendahuluan
Al-quran adalah mukjizat Islam yang abadi di mana semakin maju ilmu
pengetahuan, semakin tampak validitas kemukjizatannya. Allah swt.
menurunkannya kepada Nabi Muhammad saw., demi membebaskan manusia
dari berbagai kegelapan hidup menuju cahaya ilahi, dan membimbing mereka
ke jalan yang lurus. Rasulullah menyampaikannya kepada para sahabatnya
sebagai penduduk asli Arab yang sudah tentu dapat memahami tabiat mereka.
Jika terdapat sesuatu yang kurang jelas bagi mereka tentang ayat-ayat yang
mereka terima, mereka langsung menanyakannya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam.
_____________________________Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang
Jurnal WARAQAT ♦ Volume IV, No. 2, Juli-Desember 2019 | 137
Al-quran diturunkan berbahasa Arab. Seseorang tidak akan dapat
memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari
penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan
menggampangkan bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami
agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama.
Walaupun bahasa al-quran meski dipahami oleh orang-orang muslim,
namun juga banyak orang-orang non muslim mengerti dengan bahasa Arab
yang merupakan bahasa al-quran ini, dan banyak mereka yang berpandangan
negatif terhadap bahasa Arab Fusha dan masalah i’rab. Disinilah salah satu
upaya orang-orang kafir untuk menyerang al-quran, yaitu tuduhan adanya
penulisan dan bacaan ayat al-quran yang bertentangan dengan kaedah nahwu
dan sharaf. Untuk membuktikan tuduhannya, mereka mengetengahkan
beberapa ayat al-quran yang di dalamnya menurut mereka adanya kesalahan
i’rab. Padahal pada penulisan dan bacaan yang dianggap aneh dan janggal
tersebut telah dibahas dan dikaji oleh para ulama tafsir maupun ulumul Quran.
B. Musykil I’rab al-Quran al-Karim
1. Pengertian
Secara etimologi, musykil i’rab al-quran terdiri dari beberapa kata,
yaitu musykil, i’rab, dan al-quran. Kata musykil مشكل berarti (perkara)
yang susah, yang samar, yang musykil.1 Sedangkan i’rab menurut Ya’qub
dan ‘Ashi yaitu:
2.الإعراب هو تغيير أواخر الكلمات، لفظا أو تقديرا، بتغيير وظائفها النحوية ضمن الجملة
I’rab adalah perubahan yang terjadi pada akhir kata, baik secara lafazh
atau taqdirnya, dengan perubahan fungsi/kedudukannya di dalam kalimat.
Pendapat Muhammad Sirhaan yang dimaksud dengan i’rab adalah
perubahan bunyi akhir setiap kata berdasar kedudukannya dalam suatu
kalimat, atau dengan kata lain yang lebih konkrit adalah apakah akhir kata
itu suku hidup ataukah suku mati, atau harus dengan tanda lain seperti
1 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/
Pentafsir al-Qur’an, 1973), h. 202. 2 Emil Badi’ Ya’qub dan Mesyal ‘Ashi, al-Mu’jam al-Mufasshal fi al-Lughah wa al-Adab,
(Beirut: Dar al-Ilmi li al-Malayin, 1987), h. 168.
_____________________________Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang
Jurnal WARAQAT ♦ Volume IV, No. 2, Juli-Desember 2019 | 138
penghilangan huruf berdasarkann perbedaan kata fungsi yang
mendahuluinya ataupun berdasarkan perbedaan fungsi kata itu dalam
kalimat.3
al-quran adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammmad saw., beribadah jika membacanya.4 Dan ilmu i'rab al-quran
adalah Ilmu yang menerangkan baris Al Qur-an dan kedudukan lafadz
dalam kalimat.5
Jadi musykil i’rab al-quran adalah kesalahan-kesalahan perubahan
yang terjadi pada akhir kata baik lafazh atau taqdirnya pada kalam Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
2. Contoh Musykil di dalam al-Quran al-Karim
a. QS. Al-Baqarah: 177
“bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu
suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-
kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan
3 Muhammad Sirhaan, Fiqhullughah (Ilmu Bahasa Arab), (Yogyakarta: IKIP Semarang
Press, 1956 M / 1376 H), h. 67. 4 Manna’ al-Qatthan, Mabahits fi Ulum al-Qur’an, (Riyadh: Mansyurat al-‘Ashr al-Hadits,
1973), h. 21. 5 http://islamwiki.blogspot.com/2009/02/pembagian-ilmu-al-quran-dan-macamnya.html
_____________________________Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang
Jurnal WARAQAT ♦ Volume IV, No. 2, Juli-Desember 2019 | 139
zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.”
Az-Zanadiqah mengatakan bahwa di sini ada keganjilan i’rab
pada kata menurutnya seharusnya , karena athaf
pada kata , akan tetapi ini dibantah oleh para ahli tafsir,
mereka mengatakan bahwasanya nashab. Sebagaimana
pendapat Imam Thabari bahwa adalah nashab, dia na’at dari
.6 Makkiy bin Abi Thalib juga mengatakan bahwa nashab
dan athaf kepada , maka tidak boleh rafa’ yang berarti
athaf pada .7 Dan rafa’ dengan waw () karena
ia adalah isim ma’thuf terhadap .8
b. QS. al-Baqarah : 196
6 Yusuf bin Khalaf bin Mahal al-‘Isawi, Radd al-Buhtan ‘an I’rab Ayat min al-Qur’an al-
Karim, (Kairo: Dar Ibn al-Jauzi, 1431 H), h. 59-61. 7 Abi Muhammad Makkiy bin Abi Thalib al-Qaisiy, Musykil I’rab al-Qur’an, (Beirut:
Muassasah al-Risalah, 1988 M / 1408 H), h. 188. 8 Bajat Abd al-Wahid Shaleh, al-I’rab al-Mufasshal li Kitab Allah al-Murrattal, j. 1, (t.tp:
Dar al-Fikr, t.th), h . 226.
_____________________________Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang
Jurnal WARAQAT ♦ Volume IV, No. 2, Juli-Desember 2019 | 140
“dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. jika
kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), Maka
(sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu
mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat
penyembelihannya. jika ada di antaramu yang sakit atau ada
gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), Maka wajiblah atasnya
berfid-yah, Yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. apabila
kamu telah (merasa) aman, Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan
'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia
menyembelih) korban yang mudah didapat. tetapi jika ia tidak
menemukan (binatang korban atau tidak mampu), Maka wajib
berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila
kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna.
demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang
keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang
yang bukan penduduk kota Mekah). dan bertakwalah kepada Allah
dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.”
Orang-orang yang mengatakan bahwa adanya musykil i’rab di
dalam al-quran mengatakan bahwa pada ayat di atas terdapat
kesalahan pada , mereka mengatakan yang benarnya adalah
karena ma’dudnya muannats, dan kaedah ‘adad di sini menyalahi
aturan. Salah satu mereka mengatakan bahwa
sebenarnya adalah karena ma’dudnya mu’annats, yang
menunjukkan ta’nitsnya adalah kata dan .
Sebenarnya di sini ada kekeliruan orang-orang yang menganggap
adanya musykil i’rab dalam al-quran tentang ma’dudnya yang
dikatakan mu’annats, ma’dud yang sebenarnya adalah jama’ يوم,
_____________________________Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang
Jurnal WARAQAT ♦ Volume IV, No. 2, Juli-Desember 2019 | 141
dan يوم adalah mudzakar. al-Samin al-Hulabiy mengatakan bahwa
lafazh adalah terdiri dari مبتدأ dan خبر dan itu adalah jumlah
dari 7 dan 3.9
Untuk mengatasi kesalahan dalam mengi’rab, maka yang harus
diperhatikan di antaranya adalah :
1. Memahami makna ayat yang hendak dii’rab, apakah lafaz tersebut mufrad
atau murakkab.
2. Memperhatikan ketepatan gramatika bahasa Arab.
3. Menghindari dari perkara-perkara yang begitu jauh dari aturan yang baku
(konvensional), aspek-aspek yang lemah, dan bahasa-bahasa yang
menyimpang (al-syadzah), dan mengambil sesuatu yang dekat dengan
aturan konvensional, kuat lagi fasih.
4. Hendaklah memperhatikan semua yang dikandung oleh suatu lafazh dari
beberapa aspek yang tampak (zhahir).
5. Hendaklah memperhatikan bentuk tulisan (al-rasam).
6. Hendaklah menjauhkan diri dari anggapan bahwa lafazh tambahan dalam
al-quran, tidak memiliki makna apa-apa.10
C. Gharib al-Quran al-Karim
1. Pengertian
Gharib sebagaimana di dalam al-Mu’jam al-Mufasshal fi al-Lughah
wa al-Adab yaitu:
11.و صفة الكلام البعيد عن الفهمالغريب ه
Gharib adalah sifat kalam yang jauh/samar dari kepahaman.
Gharib juga berarti asing atau sulit pengertiannya. Apabila
dihubungkan dengan al qur’an maka yang dimaksud adalah ayat-ayat al
9 Yusuf bin Khalaf bin Mahal al-‘Isawi, op.cit., h. 63-64. 10 Mohammad Nur Ichwan, Memahami Bahasa al-Qur’an; Refleksi atau Persoalan
Linguistik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), h. 107-114. 11 Emil Badi’ Ya’qub dan Mesyal ‘Ashi, op.cit., h. 901.
_____________________________Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang
Jurnal WARAQAT ♦ Volume IV, No. 2, Juli-Desember 2019 | 142
qur’an yang sukar pemahamannya sehingga hampir-hampir tidak dapat
dimengerti.12
Gharib al-quran adalah ilmu al-quran yang membahas mengenai arti
kata dari kata-kata yang ganjil dalam al-quran yang tidak biasa digunakan
dalam percakapan sehari-hari.13
Menurut Abu Sulaiman al Khotthobi : gharib al-quran adalah suatu hal
yang samar dan jauh dari kepahaman. Beliau membagi gharib al
qur’an menjadi dua ; yang pertama adalah hal yang jauh makananya serta
samar, yang hanya dapat dipahami setelah melalui proses pemikiran yang
dalam. Yang kedua adalah perkataan seseorang yang rumahnya jauh dari
kabilah arab sehingga jika kalimat tersebut diungkapkan kepada kita
(orang arab) maka otomatis kita langsung menganggapnya aneh.14
Jadi gharib al-quran adalah sifat kalam yang jauh/samar dari
kepahaman yang terdapat di dalam ayat al-quran.
2. Contoh
a. lafazh al-Itsm
Lafazh al-itsm dilihat pada bentuk jama’nya adalah آثام, Atsam
dan Atsâm adalah isim masdar dari kata kerja atsima-ya’tsamu, yang
berarti perbuatan yang mengakhirkan atau menjauhkan dari pahala.
Maknanya yang mengandung arti البطء . Pada al-quran surat al-
Baqarah: 219 ( ). Ini dapat dipahami
bahwa الإثم bermakna menjauhkan dari kebaikan (إبطاء عن خيرات ).
karena didapati suatu hal dalam ,الكذب juga dinamai dengan الإثم
lafazh الكذب yang masih termasuk ke dalam makna lafazh الإثم, seperti
lafazh الإنسان yang juga dapat disebut sebagai حيوان , karena ada
beberapa sifat manusia yang serupa dengan hewan. Salah satu
derivasi lafazh أثم adalah ّيتأثمّ - تأثم yang berarti menjauhi dosa/
12 Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Cet. I ; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005,
h. 267 13 Hamzah, Muchotob, Studi Al-Qur'an Komprehensif, ( Yogyakarta: Gama Media, 2003). 14 http://hijausegarsaja.blogspot.com/2011/01/ghoribul-quran.html
_____________________________Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang
Jurnal WARAQAT ♦ Volume IV, No. 2, Juli-Desember 2019 | 143
kesalahan, seperti lafazh تحوّب yang berarti menjauhi atau
memperkecil perbuatan dosa.
Selain itu ِْالِإثم bermakna dosa. Seperti dalam firman Allah Q.S.
Al-Baqarah: 206 (..... ....) maksudnya
kesombongannya bangkit dan menyebabkannya berbuat dosa. Dan
yang berarti orang yang berdosa. Hal ini terungkap dalam firman الآثم
Allah Q.S. Al-Baqarah: 283 ( ).
Lafazh الإثم pada ayat ini diperbandingkan dengan lafazh البر ,
sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah: “Al-Birr adalah suatu
hal yang menentramkan jiwa, sedang al-itsm adalah suatu hal yang
menekan atau mengekang jiwa.”
Firman Allah dalam Q.S. AL-Muthaffifin ayat 12 yang berbunyi
( ٍ ), yang dimaksud الأثيم adalah
.yang berarti orang yang berdosa atau bersalah ,الآثم
Selain diartikan sebagai dosa atau kesalahan, lafazh al-itsm juga
memilki pilihan makna lain. Firman Allah dalam Q.S. A-Furqan: 68
( ). أثاما dalam ayat ini bermakna siksa
dikatakan dapat menjadi siksa disaat seseorang الأثام .(العذاب )
mengerjakan dosa, mulai dosa kecil hingga dosa besar.15
b. Lafazh al-Shabr
Di dalam QS. Surat al-Baqarah ayat 45
Ibnu Qutaibah dan sebagian mufassir mengatakan bahwa
berarti puasa. Mujahid mengatakan untuk bulan ramadhan berarti
15 Al-Raghib al-Asfahani, Mu’ajim Mufradat alfazh al-Qur’an, (Libanon: Dar al-Kutub al-
Ilmiah, 2008), h. 21-22.
_____________________________Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang
Jurnal WARAQAT ♦ Volume IV, No. 2, Juli-Desember 2019 | 144
bulan kesabaran, dan orang yang berpuasa memiliki kesabaran untuk
dirinya dari makan dan minum. Asal kata sabar adalah
memenjarakan, dinamakan puasa dengan istilah sabar karena
memenjarakan diri dari makan, minum, dan nikah.
Adapun kata pada QS. al-Baqarah ayat 175
Di sini berarti pekerjaan yang mereka lakukan adalah pekerjaan
untuk menentang / menuju neraka.16
D. Faedah Musykil I’rab dan Gharib dalam al-quran al-Karim
Dari penjelasan di atas dapatlah kita mengambil hikmah dan mengetahui
faedahnya, diantaranya adalah:
1. Mengundang tumbuhnya penalaran ilmiyyah, artinya memahami ayat
yang sulit pemahamannya akan melahirkan berbagi usaha untuk
memecahkannya dengan cara memperhatikan pemakaiannya dalam bahasa
arab seperti syair dan sebagainya. Dalam hal ini tentu banyak
membutuhkan pemikiran yang rasional dari pada emosional.
2. Mengambil perhatian umat, artinya sesuatu yang asing, aneh dan tidak
seperti biasanya akan selalu menjadi pusat perhatian. Seseorang akan
merasa penasaran dan ingin mengetahuinya, sebab manusia diciptakan
dengan tabiat senang terhadap hal-hal yang baru. Ini adalah salah satu cara
berdakwah, setelah tertarik maka dimaksukkan tujuan bedakwah itu
sendiri.
3. Memperoleh keyakinan terhadap eksistensi al qur’an sebagai kalam Allah.
Dengan diketahui maksud yang terkandung dalam ayat-ayat musykil i’rab
16 Muhammad al-Tuanji, al-Mu’jam al-Mufasshal fi Tafsir al-Gharib al-Qur’an al-Karim,
(Libanon: Dar al-Kutub al-Ilm iah, 2003 M / 1424 H), h. 273-274.
_____________________________Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang
Jurnal WARAQAT ♦ Volume IV, No. 2, Juli-Desember 2019 | 145
dan gharib, maka akan diperoleh suatu pemahaman yang mendalam dan
terasa betapa tingginya bahasa yang dibawa oleh al qur’an, baik lafazh
maupun maknanya.
Dengan demikian diketahui bahwa al qur’an bukanlah dari makhluk Allah,
melainkan dzat yang menciptakannya.
Simpulan
Dapat penulis simpulkan bahwa musykil i’rab al-quran bukan berarti di
dalam al-quran terdapat kesalahan-kesalahan dalam kaedah nahw, atau di dalam
i’rabnya. Hanya saja ada di antara orang yang menentang bahwa pada al’qur’an
itu terdapat kesalahan i’rab yang tidak menemukan kaedahnya secara tepat.
Begitupun dengan gharib al-quran. Ini bukan berarti kata yang aneh, tapi kata
yang sifatnya jauh atau samar dari kepahaman.
Pustaka Acuan
al-Asfahani, M. Abu al-Qasim al-Husain bin Muhammad bin al-Mufaddhal al-
Raghib, Mu’ajim Mufradat alfazh al-quran, Libanon: Dar al-Kutub al-
Ilmiah, 2008.
Baidan, Nashruddin, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Cet. I ; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005.
Ichwan, Mohammad Nur, Memahami Bahasa al-quran; Refleksi atau Persoalan
Linguistik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
al-‘Isawi, Yusuf bin Khalaf bin Mahal, Radd al-Buhtan ‘an I’rab Ayat min al-
quran al-Karim, Kairo: Dar Ibn al-Jauzi, 1431 H.
Muchotob, Hamzah, Studi Al-quran Komprehensif, Yogyakarta: Gama Media,
2003.
al-Qaisiy, Abi Muhammad Makkiy bin Abi Thalib, Musykil I’rab al-quran,
Beirut: Muassasah al-Risalah, 1988 M / 1408 H.
al-Qatthan, Manna’, Mabahits fi Ulum al-quran, Riyadh: Mansyurat al-‘Ashr al-
Hadits, 1973.
Shaleh, Bajat Abd al-Wahid, al-I’rab al-Mufasshal li Kitab Allah al-Murrattal, j.
1, t.tp: Dar al-Fikr, t.th.
Sirhaan, Muhammad, Fiqhullughah (Ilmu Bahasa Arab), Yogyakarta: IKIP
Semarang Press, 1956 M / 1376 H.
al-Tuanji, Muhammad, al-Mu’jam al-Mufasshal fi Tafsir al-Gharib al-quran al-
Karim, Libanon: Dar al-Kutub al-Ilm iah, 2003 M / 1424 H. Ya’qub, Emil Badi’, dan Mesyal ‘Ashi, al-Mu’jam al-Mufasshal fi al-Lughah wa
al-Adab, Beirut: Dar al-Ilmi li al-Malayin, 1987.
Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/ Pentafsir al-quran, 1973.
http://hijausegarsaja.blogspot.com/2011/01/ghoribul-quran.html
_____________________________Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang
Jurnal WARAQAT ♦ Volume IV, No. 2, Juli-Desember 2019 | 146
http://islamwiki.blogspot.com/2009/02/pembagian-ilmu-al-quran-dan-
macamnya.html