mut

37
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usahatani adalah proses pengorganisasian faktor- faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan. Ilmu usahatani merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha pertanian, perikanan atau peternakan. Pengetahuan terapan tentang cara-cara petani atau peternak dalam menentukan, mengorganisasikan serta mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien sehingga memberikan pendapatan maksimal. Desa Pentingsari terletak di Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta. Kawasan desa seluas 103 ha ini. Merupakan dataran tinggi dengan lansekap yang menyerupai semenanjung. Dusun Pentingsari berbentuk seperti semenanjung dimana sebelah barat terdapat lembah yang sangat curam yaitu kali Kuning dan sebelah selatan terdapat lebah yang berupak Goa Ledok atau Ponteng dan Gondoran sebelah timur

Upload: wisnu

Post on 08-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangUsahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan. Ilmu usahatani merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha pertanian, perikanan atau peternakan. Pengetahuan terapan tentang cara-cara petani atau peternak dalam menentukan, mengorganisasikan serta mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien sehingga memberikan pendapatan maksimal.Desa Pentingsari terletak di Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta. Kawasan desa seluas 103 ha ini. Merupakan dataran tinggi dengan lansekap yang menyerupai semenanjung. Dusun Pentingsari berbentuk seperti semenanjung dimana sebelah barat terdapat lembah yang sangat curam yaitu kali Kuning dan sebelah selatan terdapat lebah yang berupak Goa Ledok atau Ponteng dan Gondoran sebelah timur terdapat lembah yang curam yaitu Kali Pawon dan sebelah utara merupakan dataran yang dapat berhubungan langsung dengan tanah di sekeliling kelurahan Umbulharjo sampai ke pelataran gunung Merapi. Dusun Pentingsari terdiri dari dua dusun yaitu Bonorejo dan Pentingsari.Banyaknya keistimewaan wisata alam yang masih asri disana sehingga banyak pula yang dapat dilakukan pengunjung ketika bertandang ke Desa Wisata Pentingsari. Salah satu yang ditawarkan oleh pengurus desa wisata adalah trekking mengelilingi Desa Pentingsari. Pengunjung yang melakukan trekking dapat berjalan-jalan keliling Desa Pentingsari melewati kebun salak, hamparan tanaman padi, serta melewati lembah sungai kuning dan pawon. Jika berjalan lebih jauh, pengunjung dapat menyaksikan berbagai macam cerita menarik mengenai sejarah desa ini.B. PermasalahanPermasalahan yang perlu dibahas dalam Praktikum Manajemen Usahatani mencakup pengelolaan usahatani dan pemasaran produk usahatani. Permasalahan dalam Praktikum Manajemen Usahatani antara lain :1. Bagaimana tahap-tahap proses usahatani di Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta ?2. Bagaimana cara menganalisa biaya dan pendapatan usahatani di Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta ?3. Bagaimana sistem penetapan harga dan pemasaran produk usahatani di Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta ?4. Bagaimana cara mengelola usahatani di Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta ?C. Tujuan dan Kegunaan1. TujuanTujuan dari Praktikum Manajemen Usahatani mengenai pengelolaan dan analisa usahatani adalah:a. Mengetahui tahap-tahap proses usahatani di Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta.b. Mengetahui cara menganalisa biaya dan pendapatan usahatani di Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta.c. Mengetahui sistem penetapan harga dan pemasaran produk pertanian di Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta.d. Mengetahui cara mengelola usahatani di Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta.2. KegunaanKegunaan Praktikum Manajemen Usahatani meliputi kegunaan bagi mahasiswa Fakultas Pertanian UNS, Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta, Fakultas Pertanian UNS dan pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan Praktikum Manajemen Usahatani, yaitu:a. Bagi mahasiswa Fakultas Pertanian UNS, sebagai persyaratan dalam menempuh Mata Kuliah Manajemen Agribisnis dan Manajemen Usahatani pada semester II, serta menambah wawasan mahasiswa mengenai manajemen agribisnis dan manajemen usahatani sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kondisi perusahaan di bidang agribisnis.b. Bagi Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta, menjadi sumbangan pemikiran dari mahasiswa mengenai penyelesaian masalah manajemen agribisnis dan manajemen usahatani c. Bagi Fakultas Pertanian UNS, sebagai pendukung kelengkapan dalam penerapan Mata Kuliah Manajemen Agribisnis dan manajemen usahatani dalam pendidikan bidang pertanian. Diharapkan dapat memberikan informasi maupun bahan mengenai berbagai kajian masalah dan cara mengatasi masalah terkait dengan usaha di bidang agribisnis. d. Bagi pihak terkait lainnya, memberikan solusi hambatan dalam manajemen agribisnis produk pertanian dan manajemen usahatani. Diharapkan informasi ini dapat menambah wawasan bagi pembaca dan pihak terkait.

II. TINJAUAN PUSTAKAD. Manajemen Usaha TaniSektor usahatani merupakan bidang usaha yang sejak lama mempunyai peranan yang cukup besar bagi perekonomian negara. Berbagai komoditas seperti sawit, teh, kopi, dan lain-lain. Sayang komuditas lain seperti hortikultura belum mampu dikembangkan secara baik. Selain itu juga masalah teknis karena terbatasnya sumber daya. Kelangkaan sumber pembiayaan bagi sektor usahatani seperti ini diakui oleh derektorat pembiayaan, Ditjen Bina Sarana pertanian. Bagi pengusaha di sektor usahatani yang ingin meluaskan usahanya, peluang untuk mendapatkan biaya masih terbuka lebar. Tidak hanya terbatas pada lembaga keuangan dan perbankan saja, tetapi banyak pengusaha usahatani yang berhasil mengembangkan usahanya melalui perorangan atau para calon pembeli produknya. Bahkan adapula yang berhasil menghimpun dana masyarakat yang cukup besar (Downey, 2002).Sebelum melakukan kegiatan usahatani perlu dilakukan analisis modal atau pembagian, yaitu beberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan tanah (biaya membeli atau sewa lahan), membiayai produksi (seperti bibit, tenaga kerja, pupuk, dan pasca panen). Analisis ini dapat diketahui besarnya modal yang diperlukan untuk membiayai kegiatan bisnis dan besarnya kekurangan modal yang tidak bisa dipenuhi dari kas pribadi atau perusahaan. Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya. Dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input (Soekartawi, 2006).Usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin. Petani berusaha keras dalam mengerjakan lahan olahanya dididampingi pemerintah sebagai tempat menggantungkan modal usaha (Suratiyah, 2006).Biaya usaha tani dibedakan menjadi Biaya tetap (fixed cost) biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Beberapa biaya tetap adalah sewa tanah, pajak, alat pertanian, dan iuran irigasi Biaya tidak tetap (variable cost), biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, seperti biaya saprodi (tenaga kerja, pupuk, pestisida, dan bibit). Biaya ini dapat berubah sewaktu-waktu menurut penggunaan dan komoditas yang ditanam (Sukirno, 2003). Biaya eksplisit (explicit cost) adalah pengeluaran-pengeluaran yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan seperti upah tenaga kerja luar keluarga (TKLK), pengadaan semua benih/bibit, pupuk, obat-obatan, dan lain-lain. Hasil akhir dari suatu produksi dalam pertanian atau lainnya dapat bervariasi disebabkan oleh perbedaan kualitas yang dihasilkan, bila kualitas produk itu baik berarti usahatani tersebut dilaksanakan dengan baik dan sebaliknya bila usahatani yang dilakukan tidak baik maka kualitas produk yang dihasilkan juga tidak baik. Semua pengolahan tergantung kepada setiap petani yang mengolah hasil pertanian tersebut (Dwi, 2011).E. Komoditas1. Timun JepangMentimun (Cucumis sativus L) merupakan salah satu jenis sayur yang cukup populer di hampir semua negara. Mentimun berasal dari dataran tinggi Himalaya dan pada saat ini budidayanya sudah meluas ke seluruh wilayah tropis dan subtropis. Di Indonesia mentimun banyak ditanam di Jawa dan Sumatra. Buah mentimun mengandung mineral seperti kalsium, fosfor, kalium dan besi, serta vitamin A, B, dan C. Kemajuan dibidang teknologi kecantikan mengungkap bahwa mentimun dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetika untuk perawatan kecantikan dengan diolah menggunakan teknologi modern. Mentimun di Indonesia memiliki cukup banyak varietas. Beberapa macam penanda yang dapat digunakan untuk membedakan varietas antara lain morfologi tanaman, pola pita isozim dan pola pita DNA (Julisaniah, 2008).Usahatani mentimun dilakukan responden menyesuaikan dengan musim. Mentimun yang rentan terhadap hama dan penyakit mengakibatkan responden harus mempertimbangkan musim yang tepat agar mentimun terhindar dari hama dan penyakit. Saat dilakukan pengambilan data, usahatani mentimun dilakukan pada bulan Januari, Februari, Maret, April dan Mei. Keadaan cuaca yang tidak menentu mengakibatkan responden kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk penanaman (Karmini, 2008).Mentimun atau Ketimun atau Timun (Cucumis Sativus L) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae) yang sudah popular diseluruh dunia. Menurut sejarahnya, tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa sumber literature menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan.Usahatani mentimun masih dianggap usaha sampingan, sehingga rata-rata hasil mentimun secara nasional masih rendah, yakni antara 3,5 - 4,8 ton/hektar (Rahmat, 2010).Mentimun jepang termasuk golongan mentimun hibrida.Mentimun ini mempunyai buah yang panjang, berwarna hijau tua, daging buah tebal, rasa renyah, dan pangkal buah tidak pahit. Pertumbuhannya seragam, bunga betina dan bakal buahnya banyak, dan relatif tahan terhadap penyakit khususnya virus (Purwanto, 2002).2. TomatBuah tomat adalah buah buni. Selagi muda berwarna hijau, berbulu dan relatif keras, namun pada saat tua berwarna merah muda, merah, atau kuning cerah, mengkilat, serta relatif lunak. Diameter antara 2-15 cm tergantung varietasnya. Jumlah ruang dalam buah juga bervariasi, ada yang dua seperti tomat ceri dan tomat roma atau lebih dari dua, seperti tomat marmade yang beruang delapan. Pada buah masih terdapat tangkai bunga yang berubah fungsi menjadi tangkai buah, serta kelopak bunga berubah fungsi menjadi kelopak buah (Pitojo, 2005).Tanaman tomat membutuhkan penyinaran yang penuh sepanjang hari untuk produksi yang menguntungkan, akan tetapi sinar matahari yang matahari yang terlalu terik tidak disukai. Namun daerah yang beriklim sejuk adalah daerah yang disukai tanaman tomat. Tanaman tomat tidak tahan terhadap awan. Karena daerah yang berkondisi demikian cenderung mudah terserang cendawan busuk daun dan sebagainya. Angin kering dan udara panas juga kurang baik bagi pertumbuhan dan sering menyebabkan kerontokan bunga. ( Tugiyono, 2005). Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum MILL.) adalah tanaman semusim, berbentuk perdu atau semak dan termasuk ke dalam golongan tanaman berbunga (Angiospermae). Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk famili Solaneceae. Secara lengkap para ilmuwan mengklasifikasikan tanaman tomat dengan sistematik sebagai berikut. Kingdom Plantae, Subkingdom Tracheobionia, Division Magnoliophyta, Class Magnoliopsida, Subclass Asteridae, Ordo Solanales, Family Solaneceae, Genus Solanum, Spesies Lycopersicum esculentum (Jones, 2008).Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu tanaman yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Namun pemanfaatannya hanya sebatas sebagai lalap dan bahan tambahan dalam masakan. Kandungan senyawa dalam buah tomat di antaranya solanin (0,007 %), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk likopen, dan -karoten), protein, lemak, vitamin, mineral dan histamin (Adam, 2005).3. JamurJamur disebut juga cendawan, supa, atau mushroom. Jamur merupakan salah satu jenis tumbuh-tumbuhan, yang tidak memiliki klorofil atau zat hijau daun, sehingga kebutuhan karbohidrat harus dipenuhi dari luar. Jamur hidup pada sisa mahluk hidup lain yang sudah mati (saprofitik) atau hidup pada jasad mahluk lain (parasitik) (Suriawiria, 2005).Jamur dalam bahasa Indonesia disebut cendawan dan dalam bahasa botani disebut fungi, termasuk kedalam golongan sederhana karena tidak berklorofil. Secara sederhana pengertian jamur adalah tumbuhan sederhana, berinti, tidak berklorofil, berspora, berupa sel atau sejumlah sel dalam bentuk benang-benang (misellia) yang bercabang. Primordial adalah gumpalan kecil yang terdiri dari kumpulan misellia yang akan berkembang menjadi tubuh buah. Primordial berkembang dan pada tubuh buah muda terlihat bagian-bagian tubuh buah seperti tudung dan tangkai yang terletak tidak ditengah tudung (Maulana, 2011).Jamur merupakan salah satu produk holtikultura yang dapat dikembangkan untuk memperbaiki keadaan gizi masyarakat, salah satunya adalah jamur tiram. Jamur tiram memiliki khasiat kesehatan dan nilai gizi. Protein nabati yang terdapat dalam jamur tiram hampir sebanding dengan protein sayuran, dan memiliki kandungan lemak yang rendah dibandingkan daging sapi. Jamur tiram biasanya diolah menjadi aneka makanan lezat. Secara sosial budaya, jamur tiram merupakan bahan pangan bergizi, berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkon obat modern (Meta, 2008).Jamur merupakan salah satu produk holtikultura yang dapat dikembangkan untuk memperbaiki keadaan gizi masyarakat, salah satunya adalah jamur tiram. Jamur tiram memiliki khasiat kesehatan dan nilai gizi. Protein nabati yang terdapat dalam jamur tiram hampir sebanding dengan protein sayuran, dan memiliki kandungan lemak yang rendah dibandingkan daging sapi (Suriawiria, 2002).

III. HASIL DAN PEMBAHASANB. Manajemen Usahatani1. Teknik BudidayaMelihat banyaknya manfaat dari mentimun wajar jika akhirnya permintaan untuk buah/sayuran ini selalu tinggi. Jika Anda tertarik untuk membudidayakan mentimun, berikut kami tampilkan ulasan mengenaicara menanam mentimun yang baikdan benar:1) Syarat TanamJenis Timun jepang hidup pada lahan berketinggian sekitar 200 - 800 m dpl. Pertumbuhan optimalnya dapat dicapai jika di tanam pada lahan yang berada pada ketinggian 400 m dpl. Media lahan haruslah tersinari matahari dengan baik, karena tanaman ini termasuk ke dalam tanaman yang rentan sehingga perlu memiliki perawatan yang baik. Tingkat keasaman tanah yang disarankan adalah 6 sampai dengan 7 pH.2) Persiapan LahanLahan yang baik untuk penanaman mentimun adalah tanah yang memiliki unsur hara yang masih baik, tanah harus digemburkan dahulu dengan cara di cangkul atau dibajak sedalam kurang lebih 20-30 cm untuk membalikan posisi tanah dari bawah ke atas. Spesifikasi lahan mentimun luas lahan 1000 m adanya 1200 pematang, palang pring lebar 1meter dan tinggi 30 cm, jarak antar tanaman 50 x 60 cm.Tanah bedengan yang telah siap kemudian tutup bedengan dengan mulsaplastikpada waktu pagi dan siang hari atau saat cuaca panas agar panjang dan ketahanan mulsa berada pada kondisi maksimal.Lubangi bedengan yang telah ditutupi mulsa dengandiameter10 cmJarak antara lubang bedengan satu baris mendatar adalah 40 cmSementara jarak antar lubang bedengan satu baris ke bawah aadalah 50-60 cm.3) Penanaman Momen yang paling baik untuk menanam mentimun adalah saat akhir musim hujan, karena musim kering adalah waktu yang paling cocok untuk menanam mentimun. Penanaman bibit dapat dilakukan jika bibit telah berumur 10-14 hari atau setelah memiliki dua daun. Penanaman ini tergantung pada ketinggian tempat. Penanaman dilakukan lebih cepat 2-4 hari dari setiap penurunan 200 m dpl. Bibit yang akan ditanam direndam dahulu dalam larutan Dithane 0,1 % dan diberi pupuk NPK butiran sebanyak 3-6 butir/bumbung. Pada lahan yang telah dibuat bedengan ditebarkan pupuk dasar. Pemupukan pupuk yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman mentimun adalah pupuk dasar seperti pupuk organik, Ponska, TSP/SP36. Pemupukan dilakukan 1 minggu sekali. Pupuk organik sebanyak 3sak yang diberikan saat tahap pengolahan tanah. Pupuk Ponska yang digunakan sekitar 10kilo, Zet A 10kilo, TSP/SP36 10kilo. Pupuk tersebut diaduk sebelum ditebarkan, 50 kilo dibarkan secara merata ditambah kapur dolmit sebanyak 8 sak yang 1 sak nya 15 kilo. Pencampuran pupuk tersebut menggunakan cangkul untuk membenahi bendengan Pupuk NPK Mutiara 1 kilo dengan dosis 1 ember gelas 200ml yang diaduk merata dan dikocorkan. 5 hari mulai cambah muncul tanaman, Setelah itu 5 hari lagi dapat ditanami, 5 hari ajir dipasang. Polybag penyiapan tanah dan kompos 2 : 1 yang dimasukkan kedalam polybag kecil. Benih tanaman 1000 meter membutuhkan 5 pak bibit timun ada yang 1 dan ada yang 2 ditanamnya. Pemasukan bibit kedalam polybag tidak pelu dalam-dalam hanya membutuhkan cm dari permukaan tanah. Kemudian tutup lubang dengan rapi, namun jangan terlalu dipadatkan karena akan menekan bibit.4) Perawatan Setelah bibit mentimun ditanam maka tahap selanjutnya adalah merawat atau memelihara mentimun agar tumbuh dengan baik. Terdapat beberapa bagian dalam perawatan mentimun seperti pengairandilakukan setelah tanaman berkecambah diumur 5 hari, lalu saat tanaman memilikibatangatau daun pada umur 15 sampai dengan 20 hari. Tanah jangan sampai terlihat lembab, karena akan tidak baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, pengairan sampai tanah terlihat basah dan tanaman mentimun umumnya tidak bias kekurangan air. Pengendalianhamadan penyakit. Hama dan penyakit yang menyerang mentimun disana adalah jamur bercak pada daun mentimun serta adanya ulat pada tanaman mentimun. Hama pengendaliannya bisa dengan insektisida/ titen/ ridomil/ penyemprotan yang dilakukan pada saat tanaman mentimun berumur 7-8 hari atau dengan cara memotong daun yang terkena jamur tersebut supaya tidak menular kedaun lain. Ulat daun dibasmi dengan takumi5) Waktu PanenTanaman timun disana ditargetkan 1 hari memanen 200 kg timun. Timun yang siap dipanen tidak boleh bengkok atau pucuknya kecil. Sehingga setiap panen harus ditanami kembali. Secara bertahap dengan mengambil terlebih dahulu buah yang sudah siap panen. Setelah panen buah mentimun harus dikemas dalam kemasan yang baik untuk menghindari kerusakan, karena buah ini memiliki kulit yang rentan dan gampang rusak. Selain itu setelah dipanen, mentimun juga harus diletakan dalam suhu yang sejuk karena buah ini rentan sekali kehilangan cairan jika ditempatkan dalam cuaca yang panas, sehingga agar buah tetap terjaga kesegarannya harus ditempatkan dalam cuaca yang baik.6) Cara Budidaya MentimunMentimun / timun atau ketimun (Cucumis sativus L.; suku labu-labuan atau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikansayuranatau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu melembabkan wajah.

2. Analisis Usaha Tania. Penggunaan Tenaga KerjaKomoditas: TimunLuas garapan lahan: 1000 mAdanya penggunaan tenaga kerja dalam dalam komoditas timun. Di Desa Wisata Pentingsari tidak terdapat penggunaan tenaga kerja dalam. Pemilik hanya memperkerjakan pekerja dari luar.Tabel 1. Penggunaan Tenaga Kerja DalamNo.UraianTenaga Kerja

JumlahJam/Hari Hari kerjaUpah (Rp)

PriaWanita

1. Pengolahan tanaman-----

2.Penanaman-----

3.Pemupukan I-----

4.Pemeliharaan I-----

5.Pengendalian Hama-----

6.Pengairan-----

7.Pemanenan-----

8.Pengangkutan-----

Jumlah-

Sumber : Data PrimerTenaga kerja yang digunakan setiap bulannya dalam usahatani mentimun tidak menggunakan tenaga kerja dari dalam (keluarga). Karena dalam usahatani mentimun ini tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Tenaga kerja dalam tidak digunakan karena untuk memberdayakan tenaga kerja yang ada di sekitar supaya mengurangi pengangguran. Umumnya tenaga kerja keluarga hanya digunakan pada saat kegiatan tertentu yaitu untuk kegiatan pengolahan lahan, pemupukan, penanaman dan pemetikan hasil panen (ditambahi pada saat tertentuny pas kapan, pas tenaga kerjanya ga bisa masuk atau gimana). Tenaga kerja luar keluarga yang digunakan bersifat membantu, dengan cara memberi upah tenaga kerja yang berlaku.Penggunaan tenaga kerja yang ada dalam komoditas hanyalah berasal dari tenaga kerja luar. Tenaga kerja luar tersebut merupakan sipenyewa (kalimatnya diperbaiki). Jumlah tenaga kerja yang ada disana berjumlah 1 pria dan 3 wanita.Tabel 2. Penggunaan Tenaga Kerja LuarNo.UraianTenaga Kerja

JumlahJam/Hari Hari kerjaUpah (Rp)

PriaWanita

1.Pengolahan tanaman2-87700.000

2.Penanaman1382200.000

3.Pemupukan I1181100.000

4.Pemeliharaan 11182100.000

5.Pengendalian Hama1181100.000

6.Pengairan1-8150.000

7.Pemanenan1181100.000

8.Pengangkutan1-8150.000

Jumlah1.400.000

Sumber : Data PrimerUpah tenaga kerja per hari 50.000Rumus jangan lupa ya, per tabelTenaga kerja luar yang digunakan dalam budidaya timun jepang ini cukup banyak sehingga biaya untuk upah gaji tenaga kerja juga banyak. Upah tenaga kerja wanita per hari sebesar 30.000, sedangkan upah tenaga kerja pria per hari sebesar 40.000. Tenaga kerja luar ini semua terdiri dari 3 orang wanita dan 1 pria dengan pembagian tugas yang berbeda-beda setiap orangnya.Pada pengolahan lahan diperlukan waktu yang cukup lama karena dalam mengolah lahan harus dilakukan secara intensif agar hasil panen yang didapatkan bisa optimal. Sedangkan pada penanaman dilakukan dalam waktu sehari karena pada penanaman harus dilakukan secara serentak agar waktu panen juga serentak sehingga lebih mudah.Pemupukan juga dilakukan secara serentak agar tanaman timun jepang tumbuh dan berkembang secara bersamaan. Jika pemupukan dilakukan tidak serentak maka, pertumbuhan tanaman timun jepang satu dengan yang lainnya akan berbeda. Hal ini akan menyulitkan petani pada saat pemanenan. Jumlah total biaya penggunaan tenaga kerja luar yaitu sebesar Rp. 1.304.400.b. Penggunaan Sarana Produksi (Biaya Eksplisit)Penggunaan sarana produksi dengan empat tenaga kerja. Pupuk yang digunakan dalam pembibitan yaitu pupuk organik 3 sak/ 3 pupuk kandang yang ditambahkan pupuk pabrik sebagaai bahan dasar. Pupuk pabrik yang digunakan Ponska sebanyak 10 kilo, Zet A sebanyak 10 kilo, TSP/ SP36 sebanyak 10 kilo.Pupuk tersebut diaduk dan dicampur menggunakan cangkul terlebih dahulu sebelum diterbarkan, 50 kilo ditebarkan secara merata. Penambahan kapur dolmit sebanyak 8 sak yang 1 saknya 15 kilo dan ditebarkan paling akhir. Membenahi bendengan dengan 1 rol besar plastik sebanyak 18 kilo. Pemasangan mursa plastik dilakukan pada pagi dan siang hari saat sore hari dikencangkanTabel 3. Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Sarana ProduksiNo.UraianPenggunaanTotal (Rp)

FisikHarga Satuan (Rp)

1Mulsa Plastik1 rol besar580.000580.000

2TK Luar4 orang50.0002.000.000

3Pupuk Organik4 ret112.500450.000

4Pupuk Pabrik50 kg30.0001.500.000

5Dolomit8 zak5.00040.000

6Benih 5 pek27.000135.000

7Ajir1500360540.000

8Pestisida1300.000300.000

9RaffiaI rol17.00017.000

10Palang bambooI set300.000300.000

Jumlah5.862.000

Sumber : Data PrimerRumus jangan lupa ya, per tabelDiteliti lagi yaRumus penggunaan sarana produksi dan biaya sarana produksi adalah jumlah fisik dikalikan dengan harga satuan. Sarana produksi yang digunakan dalam budidaya timun jepang yaitu tenaga kerja, benih, pupuk organik, pupuk pabrik, pestisida, dolomit, ajir, palang bambu, dan rafia. Benih yang diperlukan untuk lahan seluas 1000 m2 yaitu 5 pak. Dengan 5 pak benih ini dapat menghasilkan sekitar 1500 tanaman timun jepang.Macam-macam pupuk yang digunakan petani pada tanaman timun jepang yaitu pupuk organik atau kompos dan pupuk buatan pabrik seperti NPK, TSP, dan ZA. Untuk sekitar 1500 tanaman timun jepang diperlukan 3 ret pupuk organik dan 50 kilogram pupuk pabrik. Kedua pupuk tersebut dicampur dan diberikan pada tanaman dengan dosis tertentu.Kemudian untuk menunjang pertumbuhan tanaman timun jepang diperlukan beberapa alat seperti ajir dan palang bambu. Tanaman timun jepang merupakan tanaman yang memiliki sulur sehingga diperlukan ajir untuk tempat mengikat sulur tersebut. Sedangkan palang bambu berfungsi sebagai pembatas antar tanaman satu denga lainnya. Total biaya penggunaan sarana produksi yaitu Rp. 3.003.500.c. Biaya Implisit dalam Satu Musim TanamPeriode tanam komoditas timun selama 3 bulan dengan penyewaan lahan sebesar 200.000 per satu bulan. Tanpa adanya pajak tanah yang diberikan oleh pemerintah pada pembudidayaan timun. Penyusutan alat jika sudah memasuki masa periode 4 tahun alat tersebut tidak lantas dijual namun membeli dengan yang baru.Tabel 4. Biaya Implisit dalam Satu Musim TanamNo.UraianRp.

1. Pajak Tanah-

2. Sewa Lahan200.000

3. Penyusutan Alat4.785

4. Tenaga Kerja Keluarga-

Jumlah204.785

Sumber : Data PrimerRumus jangan lupa ya, per tabelRumus biaya implisit dalam satu musim tanam adalah jumlah keseluruhan dari pajak tanah+sewa lahan+penyusutan alat+tenaga kerja keluarga. Penyusutan alat diperoleh dari total biaya penyusutan pralatan per musim tanam. Biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki sebuah usaha yang digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran nyata yang dikeluarkan usaha tersebut. Biaya implisit dari budidaya timun jepang ini terdiri dari sewa lahan, penyusutan alat, dan tenaga kerja keluarga. Sewa lahan selama satu musim tanam (3 bulan) yaitu Rp. 200.000. karena petani menyewa lahan tersebut, maka ia tidak dikenai kewajiban membayar pajak. Sehingga pajak ditanggung oleh pemilik tanah tersebut.Biaya penyusutan alat dalam budidaya timun jepang ini sebesar Rp. 4.785. Kegunaan menghitung biaya penyusutan alat produksi yakni pengusaha mengetahui besar nilai ekonomis usaha alat produksi tersebut untuk menghasilkan produk barang atau jasa. Walaupun secara operasional alat produksi masih berfungsi dengan baik, akan tetapi hasil yang didapatkan sudah tidak mendukung kinerja usaha maka alat produksi tersenutbtidak bisa dipakai lagi dalam kegiatan usaha.d. Biaya Penyusutan AlatPenyusutan alat yang digunakan dalam penanaman komoditas timun harus memperhatikan biaya antara alat dan musim tanam. Alat yang digunakan dalam penanaman komoditas timun seperti cangkul, gembor, sprayer dan pengecor. Timun yang tidak layak akan dibuang seperti bengkoknya timun dan pucuknya kecil.Tabel 5. Biaya Penyusutan PeralatanAlatNilai Awal (Rp)Nilai Akhir (Rp)Umur Ekonomis (Th)Penyusutan / Unit / TanahTotal Penyusutan/TahunPenyusutan/Musim Tanam

Cangkul4150.0000437.5009.3752.344

Gembor835.000048.7501.094274

Sprayer2350.0000843.7505.4681.367

Pengecor180.0000516.0003.200800

Jumlah4.785

Sumber : Data PrimerRumus jangan lupa ya, per tabelTotal penyusutan per tahun = penyusutan/unit/tanah x jumlah alatPenyusutan musim tanam = total penyusutan per tahun : banyaknya musim tanam per tahunRumus penyusutan per unit per tanah diperoleh dari nilai awal dibagi jumlah . Jumlah total penyusutan per tahun diperoleh dari jumlah penyusutan per unit per tanah dibagi dengan jumlah . Jumlah penyusutan permusim tanam diperoleh dari total penyusutan per tahun dibagi satu tahun musim tanam. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa biaya penyusutan alat yang digunakan dalam budidaya timun jepang totalnya sebesar Rp. 4.785 per musim tanam. Biaya penyusutan dapat dihitung dari selisih dari nilai awal dan nilai akhir lalu dibagi umur ekonomis barang tersebut. Umur ekonomis cangkul sekitar 4 tahun, gembor sekitar 4 tahun, kocor sekitar 5 tahun, dan sprayer sekitar 8 tahun. Umur ekonomis dapat diketahui dari berapa lama benda tersebut dapat menghasilkan produk atau jasa secara optimal. Walaupun benda tersebut masih dapat digunakan secara operasional, namun produknya tidak akan sebagus sebelumnya.e. Produksi dan PenerimaanProduksi penerimaan usahatani haruslah panen setiap 1 hari sebanyak 200 kg. Pemasaran yang dilakukan komoditas timun seperti ke tengkulak, supermarket sebanyak 30 kg, pelanggan pasar prambanan sebanyak 200 kg. Penerimaan yang diperoleh petani komoditas timun sebesar 7.350.000.Tabel 6. Produksi dan Penerimaan UsahataniNo.Jumlah ProduksiHarga Tiap kgJumlah Penerimaan

1.2.1003.5007.350.000

Jumlah7.350.000

Sumber : Data PrimerRumus jangan lupa ya, per tabelRumus produksi dan penerimaan usaha tani adalah jumlah produksi dikalikan dengan harga tiap kg. Dalam budidaya timun jepang ini dengan lahan 1000 m2 dan sekitar 1500 tanaman dapat menghasilkan 2100 kg timun dalam satu kali masa tanam. Hal ini menunjukkan bahwa satu tanaman timun dapat menghasilkan rata-rata 1,4 kg.Dari hasil produksi tersebut timun jepang dijual dengan harga Rp. 3500 per kilogramnya. Jadi jika dikalikan antara hasil produksi tersebut dengan harga jualnya dapat diperoleh penerimaan sebesar Rp. 7.350.000. penerimaan ini masih merupakan penerimaan kotor karena belum dikurangi dengan biaya produksinya.f. Keuntungan UsahataniKeuntungan yang ada dalam usahatani setelah dihitung sebesar 4.127.206. Kegagalan yang relatif mudah membuat petani komoditas timun banyak senang usaha timun. Keuntungan tersebut sudah merupakan hasil bersih yang diperoleh si penyewa lahan.Tabel 7. Keuntungan UsahataniNo.Penerimaan UT (Rp)Biaya Eksplisit dan Implisit (RP)Keuntungan

1.7.350.0003.222.7944.127.206

Jumlah4.127.206

Sumber : Data PrimerRumus jangan lupa ya, per tabelRumus keuntungan usaha tani adalah penerimaan usaha tani dikurangi biaya eksplisit dan implisit. Dalam usahatani budidaya timun jepang ini diperoleh keuntungan sebesar Rp. 4.127.206. Analisis keuntungan ini diperoleh dari selisih antara penerimaan usaha tani (penerimaan kotor) dengan biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit dan biaya implisit merupakan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.g. Analisis R/C RatioTabel 8. R/C RatioNo.Penerimaan UT (Rp)Biaya Eksplisit dan Implisit (RP)KeuntunganR/C ratio

1.7.350.0003.222.7944.127.2062,3

Jumlah4.127.206

Sumber: Data PrimerRumus jangan lupa ya, per tabelRumur R/C ratio adalah penerimaan UT dibagi dengan biaya eksplisit dan implisit. R/C ratio dari data tersebut sebesar 2,3. Hal ini berati bahwa usaha budidaya timun jepang sangat menguntungkan dan layak untuk dikembangkan lagi. Jika R/C ratio bernilai dibawah 1, maka usaha tidak layak dikembangkan. Dan jika R/C ratio lebih dari 1 maka usaha tersebut menguntungkan dan layak dikembangkan.3. Pemasaran KomoditasStrategi yang digunakan menentukan harga menurut penyewa lahan mengikuti harga pasaran dan sesuai kebutuhan pasar supaya tetap terjaga harganya karena pemilik menentukan sendiri sebab lahan tersebut merupakan garapannya sendiri. Supaya tidak terjadinya kemerosotan atau kerugian disana tidak hanya ditanam timun saja namun ada kubis bunga, buncis dan tomat yang masing-masing dijaga kualitasnya.Pemasaran yang dilakukan dalam memasarkan timun-timun tersebut biasanya melalui bakul atau konsumen baru yang diberikan harga khusus untuk konsumen baru saja. Harga yang diberikan lebih murah sebagai promosi memperluas jaringan pemasaran. Khusus untuk pelanggan baru timun dapat dibawa dahulu setelah terjual boleh bayar timun tersebut.Bentuk persaingan yang biasa dialami petani yaitu persaingan harga. Menghadapi persaingan tersebut, petani menyiasatinya dengan cara menanam sesuai kebutuhan pasar, sehingga produk timun tidak berlebihan di pasar. Petani bisa mengendalikan harga dan juga dapat menentukan harga sendiri di pasar dengan melakukan siasat tersebut.

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan praktikum Manajemen Usahatani yang dilaksanakan di Desa Wisata Pentingsari dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Desa Wisata Pentingsari sudah layak dijadikan desa wisata. (fasilitasnya apa saja) Teknik budidaya mentimun yang diterapkan di Desa Wisata Pentingsari sudah baik dan benar. (menggunakan teknik apa saja) Pemasaran komoditas Desa Wisata Pentingsari mengikuti harga pasaran.(komoditasnya apa aja) Keuntungan yang diperoleh dalam usaha timun baby sudah maksimal karena memperoleh pendapatan yang cukup besar.(berapa?) ( dari hasil perhitungan r/cratio, sudah layak atau beum?B. SaranSaran yang dapat diberikan untuk praktikum Manajemen Usaha Tani adalah:a. Coass diharapkan lebih tegas dalam membimbing praktikannya.b. Coass diharapkan mendampingi praktikann saat melaksankan praktikum supaya lebih mendapatkan informasi yang maksimal.c. Praktikan harus menjalankan praktikum dengan serius.d. Praktikan sebaiknya mengerjakan tugasnya dengan maksimal.e. Sarana tempat wisata yang digunakan untuk praktikum sebaiknya menggunakan sarana yang baik.f. Pengolahan kotoran ayam sebaiknya diolah dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKAAdam. 2005. Pengaruh Varietas dan Waktu Evaporasi terhadap Mutu Pasta Tomat. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fateta. IPB.Downey, W. 2002. Manajemen Agribisnis. Erlangga. Jakarta.Dwi, W. 2011. Analisis Pendapatan dan Titik Impas Usahatani Mentimun (Cucumis sativus L). Jurnal Agribisnis. 8 (2) : 29.H.F Meta, Wignyanto dan D.M Ikasari. 2008. Analisis Kelayakan Teknis Dan Finansial Produksi Sosis Jamur Tiram Pada Sekali Industri Kecil (Studi Kasus Di Budidaya Jamur Tiram Wahyu Kota Mojokerto). Jurnal Industria Vol 1 No 2 Hal 105 114.Ir. H. Rahmat Rukmana. 2010. Budidaya Mentimun Cetakan ke-15. Kanisius. Yogyakarta.Richardson, M.D and Jones, B.L, 2008. Therapeutic Guidelines in Systemic Fungal Infection 3r dedition. United Kingdom. Current Medical Literature.Karmini dan S.Aisyah. 2008. Optimalisasi Lahan Usahatani Tomat Dan Mentimun Dengan Kendala Tenaga Keja (Pendekatan Program Linier). EPP.Vol.5.No.2 :44-50.Maulana,Erie,Sy.2011.Usaha Jamur Tiram. Politeknik Negeri Lampung. Bandar Lampung.N.I. Julisaniah, L. Sulistyowati dan A.N. Sugiharto. 2008. Analisis Kekerabatan Mentimun (Cucumis sativus L.) menggunakan Metode RAPD-PCR dan Isozim. BIODIVERSITAS Vol. 9, No. 2 hal. 99-102.Pitojo. 2005. Benih Tomat. Kanisius. YogjakartaPurwanto. 2002. Sayuran Jepang. Penebar.Swadaya, JakartaSoekartawi, D.R. 2006. Prinsip Dasar Manajemen Pemasran Hasil-hasil Pertanian. PT. Raja Grafindo. Jakarta.Sukirno, S. 2003.Pengantar Mikroekonomi. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.Suriawiria. 2004. Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu. Penebar Swadaya. Jakarta.Suriawiria, U. 2002. Budidaya Jamur Tiram. Yayasan Kanisius. YogyakartaTugiyono, H, 2005. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta.