nahdlatul ulma dan politik

18
1 MAKALAH Tentang NAHDLATUL ULAMA DAN POLITIK MATA KULIAH : ASWAJA DOSEN PEMBIMBING : AHMAD KHOLID, M.Pd Di susun oleh: MOHAMMAD IMRAN NPM : ............................................... ... UNIVERSITAS ISLAM JEMBER JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM “PAI”

Upload: moh-imron-aja

Post on 25-May-2015

719 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nahdlatul ulma dan politik

1

MAKALAHTentang

NAHDLATUL ULAMA DAN POLITIK

MATA KULIAH : ASWAJA

DOSEN PEMBIMBING : AHMAD KHOLID, M.Pd

Di susun oleh:

MOHAMMAD IMRAN

NPM : ..................................................

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM “PAI”

Tahun Akademik 2013/2014

Page 2: Nahdlatul ulma dan politik

2

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman dan

Islam kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul dalam

pertemuan yang Insya Allah dimuliakan oleh Nya.

Shalawat dan Salam semoga tetap terlimpah curah kepada junjunan

kita Nabi Muhammad SAW. Kepada para sahabatnya para Tabi’it

Tabi’innya dan semoga kepada kita selaku ummatnya mendapatkan

syafa’atul udzma di Yaumil Jaza. Amin

Sebelumnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak

Ahmad Kholid, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Aswaja

yang telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah

tentang “Nahdlatul Ulama (NU) Dan Politik”, Suatu kebanggaan bagi kami

yang telah diberi kepercayaan oleh Bapak untuk Memprsentasikan Atau

menjelaskan makalah tersebut.

Maka dari itu, kami sebagai pihak yang diberikan tugas, mencoba

memaparkan beberapa ilmu yang kami ambil dari beberapa sumber,

dalam bentuk makalah yang akan kami Presentasikan ini.

Dalam makalah ini terdapat beberapa pelajaran penting yang harus

diketahui oleh kami khususnya dan mahasiswa Universitas Islam Jember

pada umumnya.

Sekian dari kami, mohon maaf bila terdapat kesalahan baik dalam

segi penulisan maupun dalam redaksi. Kritik dan saran sangat kami

harapkan. Billahi fi Sabililhaq Pastabiqul Khairot.

11-Desember-2013

P E N U L I S

Page 3: Nahdlatul ulma dan politik

3

DAFTAR ISI

HALAMAN

PERSEMBAHAN ............................................................................

................ o

Kata

Pengantar ...................................................................................

.................................... I

Daftar

Isi ...............................................................................................

.................................. II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar

Belakang .........................................................

............................................. 1

B. Rumusan

Masalah .............................................................

.................................... 1

C. Tujuan

Penulisan ..................................................................

................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Nahdlatul Ulama ........................................................................................................2

B. Politik ..........................................................................................................................5

C. Relasi nahdlatul ulama dan politik .......................................................................... 6

BAB III PENUTUP

Page 4: Nahdlatul ulma dan politik

4

A.

Kesimpulan ....................

.................................................................................. 9

B. Saran-

Saran ......................................................................

............................... 9

DAFTAR

PUSTAKA ........................................................................

.................................... 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

NU semenjak semula memang merupakan organisasi sosial keagamaan yang

memiliki tugas untuk memberikan panduan dan bimbingan, bagaimana agar perubahan

kebutuhan maupun kaifiyah dalam memecahkan kebutuhan tersebut tidak mengakibatkan

goncangan pada moral masyarakat dengan terus melakukan pembinaan akhlakul karimah.

Dengan demikian, NU di satu pihak terus melakukan perbaikan dan khidmahnya kepada

umat dan bangsa, di fihak lain NU terus berusaha agar menjaga masyarakat berpedang

teguh pada sifat dan sikap yang mencerminkan akhlakul karimah yang bersumber dari

ajaran Islam.

Page 5: Nahdlatul ulma dan politik

5

Hubungan Nahdlatul Ulama dengan politik digambarkan sebagai berikut: Hak

berpolitik adalah salah satu hak asasi seluruh warga negara, termasuk warga negara yang

menjadi anggota Nahdlatul ulama. Tetapi Nahdlatul Ulama bukan merupakan wadah bagi

kegiatan politik praktis. Penggunaan hak berpolitik dilakukan menurut ketentuan

perundang-undangan yang ada dan dilaksanakan dengan akhlakul karimah sesuai dengan

ajaran Islam, sehingga tercipta kebudayaan politik yang sehat. Nahdlatul Ulama

menghargai warga negara yang menggunakan hak politiknya secara baik, bersungguh-

sungguh dan bertanggungjawab.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah nahdlatul ulama?

2. Apakah politik?

3. Bagaimana Relasi nahdlatul ulama dan politik?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui nahdlatul ulama

2. Untuk mengetahui politik

3. Untuk mengetahui Relasi nahdlatul ulama dan politik

BAB 11

PEMBAHASAN

A. NAHDLATUL ULAMA

1. Arti Nahdlatul Ulama

Kata "Nahdlatul Ulama" adalah kata majemuk terdiri dua kata yaitu :

Nahdlah yang artinya kebangkitan.

Ulama yang artinya para ulama atau para kyai Dengan demikian "Nahdlatul

Ulama" ialahkebangkitan para ulama atau para kyai

2. Sejarah berdirinya NU

Page 6: Nahdlatul ulma dan politik

6

KH.Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang ulama besar berasal dari Surabaya

baru saja pulang dari belajar di Makkah mendirikan suatu Majlis Munadharah yang

dinamakan "Tashwirul Afkar" majlis ini didirikan pada tahun 1914 di Surabaya Jawa

timur majelis ini merupakan perkumpulan para Ulama untuk membahas masalah-

masalah Syari'at Islam Pada tahun 1916 "Tashwirul afkar" berkembang menjadi

Jam'iyah "Nahdlatul Wathan" Jam'iyah ini mendapat pengesahan dari Pemerintah

Belanda.

Pada tahun 1924 KH.Abdul Wahab Hasbullah mengadakan kursus-kursus

agama Islam yang diikuti oleh para pemuda pemudi muslim mereka diberi

pemantapan dalam mengikuti madzhab empat.dari kursus ini lahirlah organisasi

pemuda Islam yang diberi nama : "Syubbanul Wathan"organisasi ini dipelopori oleh

beberapa Kyai antara lain : KH.Abdullah Ubaid.KH.Thohir Bakri.

Pada tahun tersebut suasana kota Surabaya sedang dilanda ketegangan ,disatu

pihak para tokoh agama islam bersitegang dengan penjajah belanda,dipihak lain para

Ulama banyak yang berselisih pendapat masalah agama.Mengingat pentingnya

mengusir penjajah dan mempersatukan umat Islam, KH.Abdul Wahab hasbullah

mendirikan "Komite Hijaz"dan dari sinilah lahir Jam'iyah Nahdlatul Ulama.

Nahdlatul Ulama lahir di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344H. atau 31 januari

1926.

Tokoh-tokoh yang mendirikan organisasi NU adalah :

a. KH. Hasyim Asy'ari dari Tebuireng Jombang

b. KH. Abdul Wahab Hasbullah dari Surabaya

c. KH. Bisyri Samsoeri dari Denanyar Jombang

d. KH. Ridwan dari Semarang

e. KH. Raden Asnawi dari Kudus

f. KH. Raden Hambali dari Kudus

g. KH. Nachrowi dari Malang

h. KH. Doro Mustofa menantu KH.Kholil Bangkalan Madura

i. KH. Nawawi dari Pasuruan

3. Kepribadian Nahdlatul Ulama

Page 7: Nahdlatul ulma dan politik

7

Kepribadian Nahdlatul Ulama tercermin dalam 7 khaslah :

Khaslah Pertama

NU sebagai perwujudan Tis'u Nahadlat (9 kebangkitan) meliputi :

1. Nahdlah Syari'ah,yaitu kebangkitan Syari'at Islam

2. Nahdlah Ilmiyah yaitu kebangkitan ilmu pengetahuan

3. Nahdlah Tarbiyah,yaitu kebangkitan pendidikan

4. Nahdlah Khuluqiyah,yaitu kebangkitan ahlaqul Karimah

5. Nahdlah Akhowiyah,yaitu kebangkitan persaudaraan

6. Nahdlah Ta'awuniyah,yaitu kebangkitan untuk tolong menolong

7. Nahdlah Ijtimaiyah,yaitu kebangkitan kemasarakatan

8. Nahdlah Iqtishadiyah,yaitu kebangkitan perekonomian yang baik

9. Nahdlah Umraniyah,yaitu kebangkitan kemajuan pembangunan

Khaslah Kedua :

NU sebagai pengwal syari'at islam secara murni;

Syari'at islam yang murni adalah syari'at yang berdasarkan Al-qur an dan

Sunnah dan pemahamanya melalui tuntunan madzhab yang empat yaitu:Imam

Hanaffiy,Imam Malikiy,Imam Syafi'iy dan Imam Hambaliy kenapa demikian karena

beliau adalah Ulama besar,yang alim yang sanadnya sampai kepda Rasululloh

saw.sabda Nabi bersabda yang artinya : tiada habis kebaikan umatku selama belajar

ilmu dari para Ulama besar mereka. ( HR.Abu Nu'aim)

Khaslah ketiga:

NU sebagai pelembagaan ide ulama

NU adalah organisasi yang selalu menjunjung tinggi nasehat ,bimbingan para

ulama

karenanya NU tidak pernah berjalan tanpa tuntunan para ulama.karena ulama adalah

pewaris nabi.

Khaslah keempat:

NU sebagai kekuatan spiritual

Page 8: Nahdlatul ulma dan politik

8

Setiap warga NU diharuskan untuk mempunyai,mendalami dan menjalankan

kekuatan spiritual atau kekuatan bathin melalui amaliyah : Thoriqoh Al-Mu'tabaroh

AnNahdliyah sehingga haliyah bathin akan selalu terkontrol oleh dzikir dan dengan

berdzikir jiwa akan menjadi tenteram.karena merut pandangan NU keberhasilan itu

terbagi menjadi dua;

Pertama :behasil dalam mewujudkan madyarakat islam berhaluan ahlussunah Wal-

jamaah masyarakat yang adil dan makmur diridloi oleh Alloh SWT

Kedua :berhasil menjadi orang yang selalu mahabbah Illalloh dan Taqorrub Illalloh.

Khaslah kelima

NU sebagai pembawa kemajuan

NU selalu mengajak warganya untuk berbuat yang terbaik demi kemaslahatan

umat, ada tiga hal sasaran pembinaan kemanusiaan yang dilakukan oleh NU:

a. Kemampuan untuk memanfaatkan potensi daratan dan lautan secara

maksimal

b. Kemampuan menciptakan lapangan pekerjaan sehingga terpenuhi kebutuhan

sandang pangan dan papan yang diperolehnya dengan cara yang halal.

c. Kemampuan meminit organisasi dengan baik

Khalah keenam

NU sebagai organisasi perjuangan

NU didirikan mempunyai dua wawasan yaitu :

a. Wawasan kebangsaan,.dalam kiprah nya NU akan selalu memberi

sumbangsih kepada bangsa dan negara demi terwujudnya masyarakat yang

mutamaddin

b. Wawasan keagamaan ,NU akan selalu menjadi pelopor dalam aplikasi Islam

Ahlussunah wal Jama'ah.

Khaslah ketujuh

NU sebagai pembimbing geneasi penerus

Page 9: Nahdlatul ulma dan politik

9

NU selalu membimbing pemuda pemudinya untuk menjadi generasi yang

tangguh ulet dan berahlaqul karimah,dan mampu meneruskan perjuangan para

Ulama dengan melaksanakan pembinaan yang kontinew melalui Lembaga, Banom,

dan lajnah NU.

B. POLITIK

Kita sering mendengar yang namanya politik tapi ada banyak juga orang tidak

mengerti apa sebenarnya pengertian politik tersebut, maka dari itu kita harus mengetahui

apa itupolitik.

Kalau kita tinjau dari asal kata politik itu berasal dari bahasa yunani yaitu “polis”

dimana artinya adalah negara kota, dan dari kata polis tersebut bisa didapatkan beberapa

kata,  diantaranya :

1. Polities => warga negara

2. Politikos => kewarganegaraan

3. Politike episteme => ilmu politik

4. Politicia => pemerintahan negara

Jadi kalau kita tinjau dari asal kata tersebut pengertian politik secara umum dapat

dikatakan bahwa politik adalah kegiatan dalam suatu system politik atau Negara yang

menyangkut proses penentuan tujuan dari system tersebut dan bagaimana melaksanakan

tujuannya.

Namun banyak versi dari pengertian politik tersebut, diantaranya :

1. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun

nonkonstitusional.

2. Politik adalah bermacam-macam kegiatan dari suatu sistem politik (negara) yg

menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem indonesia dan

melaksanakan tujuan2 itu (Mirriam Budiharjo)

3. Politik adalah perjuangan utk memperoleh kekuasaan / teknik menjalankan

kekuasaan-kekuasaan / masalah masalah pelaksanaan dan kontrol kekuasaan /

pembentukan dan penggunaan kekuasaan (Isjware)

Page 10: Nahdlatul ulma dan politik

10

4. Politik adalah pelembagaan dari hubungan antar manusia yg dilembagakan dalam

bermacam-macam badan politik baik suprastruktur politik dan infrastruktur politik

(Sri Sumantri)

5. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan

bersama (Aristoteles)

6. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan

negara.

7. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan

mempertahankan kekuasaan di masyarakat.

8. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan

publik.

Melihat banyak versi pengertian politik tersebut, maka sebenarnya bisa

disimpulkan secara singkat bahwa “politik adalah siasat/cara  atau taktik untuk

mencapai suatu tujuan tertentu”

C. RELASI NU DAN POLITIK

NU memang ditakdirkan tidak berjodoh dalam urusan politik. Semenjak

memenangkan perolehan suara empat besar dalam pemilu 1955  dan menjadi tiga besar

dalam pemilu 1971, maka pada fase berikutnya nasib jelek selalu menaungi NU dalam

perhelatan politik. Bahkan yang tragis adalah ketika dipecundangi oleh J. Naro dkk dalam

sejarah perkembangan PPP.

Pasca kembali ke khittah 1926, tahun 1984, maka NU memang dapat bermain

secara efektif di dalam pemberdayaan masyarakat, baik di bidang pendidikan, ekonomi

dan kesehatan. Banyak NGO yang berdiri dari inspirasi warga Nahdliyin. Mereka

melakukan kolaborasi dengan berbagai badan nasional maupun internasional untuk

kepentingan pengembangan masyarakat. Bahkan NU juga dilabel sebagai organisasi yang

mengembangkan civil society. Godaan politik praktis dapat ditepis dari pusaran NU. 

Namun demikian, romantisme politik  bergaung kembali pasca reformasi. Bahkan

lewat PKB NU berhasil mengusung kader terbaiknya, Gus Dur sebagai Presiden. Hanya

sayangnya bahwa realitas politik selalu berbicara lain, Gus Dur terpental dari tampuk

kepemimpinan negara dan PKB pun kemudian terjebak dalam pertikaian internal yang

tak kunjung reda.  Bahkan hingga dewasa ini.

Page 11: Nahdlatul ulma dan politik

11

Sebagai organisasi besar,  NU memang selalu berada di dalam tarikan-tarikan

kepentingan politik baik dari kadernya sendiri maupun orang luar. NU memang secara

kultural adalah sebagai organisasi besar. Jumlah pengikutnya mencapai puluhan juta

orang. NU juga secara kultural membawahi institusi pesantren yang jumlahnya mendekati

angka 15.000 buah tersebar di seluruh Nusantara.

Banyaknya institusi kultural di bawah NU kerap membuat NU sebagai organisasi

struktural bergerak tertatih-tatih. Ibarat rumah besar, maka rumah itu banyak sekali

pintunya. Sehingga orang bisa keluar masuk dari pintu mana saja. Kamarnya juga

banyak  dan masing-masing kamar itu memiliki penghuni dengan irama kehidupan

sendiri-sendiri. Maka seandainya suatu ketika dibuat sebuah orkhestra di rumah besar itu

dan ditunjuklah seorang dirijen, maka dirijen itu akan sangat kesulitan karena masing-

masing memiliki kecenderungan irama lagu yang berbeda bahkan gerakan dan tarian 

yang berbeda-beda.

Jika di dalam orkhestra itu kekuatannya adalah kebersamaan dan harmoni, maka

di dalam rumah NU itu justru keragaman yang menjadi cirinya. Akibatnya, masing-

masing penghuni rumah dapat melakukan aktivitasnya sendiri-sendiri selama berada di

dalam koridor besar kultur NU. Identitasnya terbangun dari dunia kultur dan bukan

struktur.  Makanya, hampir tidak didapati sebuah sistem besar (grand system) yang

mengatur mekanisme NU sebagai organisasi struktural ketika berhadapan dengan kultur

NU yang demikian plural dan terbuka.

Jika rumah besar dengan berbagai macam pintu dan kamarnya tersebut dikaitkan

dengan fenomena politik, maka sahlah kiranya jika sangat sulit untuk menyatukan atau

meminalisasikan differensiasi kepentingan dari elit-elit NU. Makanya, di dalam

perhelatan politik selalu dijumpai banyaknya elit NU yang bertarung sendiri. Banyak

pintu masuk yang dapat digunakan untuk lewat. Jika tidak lewat struktur NU maka bisa

lewat pintu kultur NU. Dan semuanya akan memperoleh dukungan masing-masing.

Tradisi ini tentunya juga terkait dengan tindakan paternalitas kaum Nahdliyin yang

memiliki diversifikasi kepatuhan yang semi tertutup. Katakanlah bahwa jika sudah patuh

kepada seorang kyai, maka menutup kemungkinan pengalihan kepada kyai lainnya.

Memang terdapat perubahan kepatuhan, namun secara umum masih belum signifikan.

Fenomena pilkada dapat menjelaskan relasi antara kepatuhan politik pada kyai dan

perilaku pilihan politik massa tersebut.

Page 12: Nahdlatul ulma dan politik

12

NU memang secara politik termasuk kurang beruntung. Jika digunakan Jawa

Timur sebagai basis NU, maka justru di wilayah ini NU belum mampu menempatkan

kader-kadernya untuk jabatan politik, seperti bupati/wakil bupati dan wali kota/wawali

kota. Dan yang sesungguhnya merisaukan adalah karena kekalahan tersebut disebabkan

oleh pudarnya soliditas warga NU dalam kompetisi politik.  Di beberapa daerah terjadi

pertarungan sesama elit NU. Mereka menggunakan kendaraan bervariasi. Mereka masuk

lewat pintu berbeda. Dan ternyata variasi pintu masuk tersebut juga memperoleh

dukungan dari elit-elit NU. Terdiferensiasinya suara warga NU tersebut kemudian bisa

dimanfaatkan secara jitu oleh kompetitor politiknya.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagaiman yang sudah di jelaskan di atas bahwa Nahdlatul Ulama dua kata yang

terdiri dari Nahdlah yang artinya kebangkitan dan Ulama yang artinya para ulama atau

para kyai. Dengan demikian "Nahdlatul Ulama" ialahkebangkitan para ulama atau para

kyai. Sedangkan politik secara singkat bahwa “Siasat/cara  atau taktik untuk mencapai

suatu tujuan tertentu”

Page 13: Nahdlatul ulma dan politik

13

Dalam Relasi Nu dan Politik, Sebagai organisasi besar,  NU memang selalu berada

di dalam tarikan-tarikan kepentingan politik baik dari kadernya sendiri maupun orang

luar. NU memang secara kultural adalah sebagai organisasi besar. Jumlah pengikutnya

mencapai puluhan juta orang. NU juga secara kultural membawahi institusi pesantren

yang jumlahnya mendekati angka 15.000 buah tersebar di seluruh Nusantara.

B. SARAN-SARAN

Demikianlah dalam hal ini penulis akhiri makalah ini tak lupa mohon maaf

kepada semua pihak, kritik dan saran penulis harapkan. Demi perbaikan penulisan

makalah ini selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

o http://revolsirait.com/pengertian-politik/

o Imam Baehaqi. Kontroversi Aswaja: Aula Perdebatan dan Interpretasi, Yogyakarta:

LkiS, hal

o M. Ali Haidar, 1998, Nahdatul Ulama dan Islam di Indonesia: Pendekatan Fiqih dalam

Politik, Jakarta: Gramedia,

o Noer Iskandar Al-Barsany.Aktualisasi Paham Aswaja. 2001