nalar fikih baru muhammadiyah: membangun paradigma …

24
Jurnal AFKARUNA Vol. 15 No. 1 Juni 2019 Nalar Fikih Baru Muhammadiyah: Membangun Paradigma Hukum Islam yang Holistik Muhammadiya’s New Fiqh Reasoning: Constructing a Holistic Islamic Law Paradigm DOI 10.18196/AIIJIS.2019.0094.32-54 NIKI ALMA FEBRIANA FAUZI Fakultas Agama Islam, Universitas Ahmad Dahlan Correspondence E-mail: [email protected] ABSTRACT This paper attempts to trace Muhammadiyah’s new legal (fiqh) reasoning in Islamic legal discourse, and its possibility to become a holistic legal paradigm. In the leadership of Syamsul Anwar, Majelis Tarjih of Muhammadiyah introduced the idea of a new fiqh concept which is considered different from the classical fiqh concept. This fiqh reasoning has produced many Tarjih’s products, such as Fikih Air (Jurisprudence on Water) and Fikih Kebencanaan (Jurisprudence on Disaster). On the basis of that considerations, this paper wants to answer some crucial questions; First, how exactly is Muhammadiyah’s new fiqh reasoning and what is the difference between classical fiqh concept; Second, where is the position of Muhammadiyah’s new fiqh reasoning in the perspective of contemporary Islamic law studies that are developing, especially in the West ?; and Third, as a concept that produces ijtihad products, then there is a possibility of Muhammadiyah’s fiqh reason- ing can be a new paradigm of Islamic law. The question is, to what extent is such possibil- ity. This article is devoted to address this issue. Keywords: Fiqh Reasoning, Islamic law, Majelis Tarjih, Muhammadiyah ABSTRAK Tulisan ini mencoba menelusuri posisi nalar fikih baru Muhammadiyah dalam diskursus hukum Islam, dan kemungkinannya untuk menjadi paradigma hukum yang holistik. Dalam kepemimpinan Syamsul Anwar, Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih memperkenalkan gagasan tentang konsep fikih baru yang konon berbeda dengan konsep fikih klasik. Nalar fikih ini telah banyak menghasilkan produk tarjih, misalnya Fikih Air, Fikih Kebencanaan, dan lain sebagainya. Atas

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jurnal AFKARUNA Vol 15 No 1 Juni 2019

Nalar Fikih Baru MuhammadiyahMembangun Paradigma Hukum Islam

yang HolistikMuhammadiyarsquos New Fiqh Reasoning Constructing a Holistic

Islamic Law Paradigm

DOI 1018196AIIJIS2019009432-54

NIKI ALMA FEBRIANA FAUZIFakultas Agama Islam Universitas Ahmad DahlanCorrespondence E-mail nikifauziilhauadacid

ABSTRACTThis paper attempts to trace Muhammadiyahrsquos new legal (fiqh) reasoning in Islamic

legal discourse and its possibility to become a holistic legal paradigm In the leadership ofSyamsul Anwar Majelis Tarjih of Muhammadiyah introduced the idea of a new fiqhconcept which is considered different from the classical fiqh concept This fiqh reasoninghas produced many Tarjihrsquos products such as Fikih Air (Jurisprudence on Water) andFikih Kebencanaan (Jurisprudence on Disaster) On the basis of that considerations thispaper wants to answer some crucial questions First how exactly is Muhammadiyahrsquos newfiqh reasoning and what is the difference between classical fiqh concept Second where isthe position of Muhammadiyahrsquos new fiqh reasoning in the perspective of contemporaryIslamic law studies that are developing especially in the West and Third as a conceptthat produces ijtihad products then there is a possibility of Muhammadiyahrsquos fiqh reason-ing can be a new paradigm of Islamic law The question is to what extent is such possibil-ity This article is devoted to address this issue

Keywords Fiqh Reasoning Islamic law Majelis Tarjih Muhammadiyah

ABSTRAKTulisan ini mencoba menelusuri posisi nalar fikih baru Muhammadiyah dalam

diskursus hukum Islam dan kemungkinannya untuk menjadi paradigma hukumyang holistik Dalam kepemimpinan Syamsul Anwar Muhammadiyah melaluiMajelis Tarjih memperkenalkan gagasan tentang konsep fikih baru yang kononberbeda dengan konsep fikih klasik Nalar fikih ini telah banyak menghasilkanproduk tarjih misalnya Fikih Air Fikih Kebencanaan dan lain sebagainya Atas

33Vol 14 No 1 Juni 2018

dasar itu tulisan ini ingin menjawab beberapa pertanyaan krusial Pertamabagaimana sebenarnya nalar fikih baru Muhammadiyah itu dan apa letakperbedaannya dengan fikih klasik Kedua di mana posisi nalar fikih baruMuhammadiyah dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yangberkembang terutama di Barat dan Ketiga sebagai nalar yang menghasilkanproduk ijtihad maka ada kemungkinan (probabilitas) nalar fikih Muhammadiyahini dapat menjadi paradigma baru hukum Islam Pertanyaannya sejauhmanakemungkinan itu Artikel ini ditulis untuk menjawab isu tersebut

Keywords Hukum Islam Majelis Tarjih Muhammadiyah Nalar Fiqh

PENDAHULUANMenurut A Kevin Reinhart salah satu kebingungan yang terjadi dalam

diskursus keilmuan Barat ketika berbicara mengenai Islam adalah kerancuanpikir tentang konsep Islam sebagai sebuah sistem keyakinan dan praktik(a religious system of faith and practice) dan Islam sebagai sebuah bangu-nan sejarah dan tradisi umat Islam (as the whole of the history and cus-tom of Muslims)1 Kerancuan ini telah melahirkan dua kutub yang berbedaketika memandang Islam

Salah satu upaya untuk menguraikan kebingungan ini telah dilakukanoleh Marshal G S Hodgson yang memperkenalkan konsep ldquoIslamicrdquo danldquoIslamicaterdquo dalam bukunya The Venture of Islam The Classical Age ofIslam2 Menurutnya kata sifat ldquoIslamicrdquo merujuk kepada Islam dalam maknayang sesungguhnya makna keagamaan Sedangkan ldquoIslamicaterdquo tidakmerujuk secara langsung kepada agama Islam itu sendiri akan tetapi kepa-da konteks sosial dan budaya yang amat kompleks secara historis yangseringkali diasosiasikan dengan Islam dan umat Islam baik ketika ia ditemu-kan dalam masyarakat Muslim itu sendiri maupun dalam masyarakat non-Muslim3

Bertitik tolak dari penjelasan Hodgson ini Reinhart sampai pada

kesimpulan bahwa etika Islam (Islamic ethics) itu didasarkan kepada hukumIslam (Islamic law)4 Etika Islam yang menjadi praktik budayatradisi darisuatu masyarakat akan menjadi corak yang membedakan antara satukelompok masyarakat tertentu dengan kelompok yang lain Etika Islamyang semacam ini akan masuk pada domain pembahasan etika yangterislamkan (the domain of Islamicate ethics)5 Argumen Reinhart bahwahukum Islam adalah basis dari etika Islam dibangun di atas asumsi bahwailmu fikih adalah ilmu yang membahas tentang perilaku-perilaku manusiasecara rinci agar sesuai dengan wahyu Dalam hal ini Reinhart menulis

34 AFKARUNA

ldquoThe Islamic summons has by and large been understood by Muslimsto be a call to righteous action in conformity with the guidance ofRevelation There is no doubt that if most Muslims were asked whichscience is decisive for the determination of right action they wouldnominate the Islamic legal sciences namely the fiqh sciences Amongthe Islamicate intellectual disciplines only Islamic law is both practi-cal and theoretical concerned with human action in the world and(stricly speaking) religious In this sense Islamic law and legal theorymust be the true locus of the discussion of Islamic ehticsrdquo (Perintahagama Islam secara garis besar dipahami oleh umat Muslim sebagai ajakanuntuk melakukan perilaku-perilaku yang benar sesuai dengan arahan wahyuTidak ada keraguan sedikitpun apabila kebanyakan Muslim ditanya tentangilmu apa yang paling relevan dan cocok untuk menentukan tindakan yangbenar maka pasti mereka akan menjawab ilmu hukum Islam yaitu ilmufikih Di antara disiplin keilmuan yang terislamkan hanya hukum Islambaik dari aspek praktis maupun teoritis yang memberi perhatian terhadaptindakan manusia di dunia dan (dengan nada yang tegas) agama Pada titikinilah hukum Islam dan teori hukum menjadi tempat yang sangat tepatuntuk mendiskusikan etika Islam)6

Singkatnya Reinhart adalah satu di antara sarjana yang ingin menun-jukkan bahwa hukum Islam itu tidak melulu tentang hukum tapi jugamenjadi sistem etik dan sistem epistemologis Dalam hal ini Reinhartmenurut pembacaan penulis termasuk sarjana yang mencoba menyin-tesakan dua kutub yang saling berseberangan jauh yaitu kutub yang meng-anggap bahwa hukum Islam pada intinya adalah sistem moral dan agamadengan kutub yang berpandangan bahwa hukum Islam itu adalah sepertihukum dalam pengertian legal aslinya7 Maka pada titik ini harus disadaribahwa dalam kajian-kajian kontemporer khususnya di Barat perdebatan

tentang hukum Islam itu berporos salah satunya pada karakteristik hukumIslam itu sendiri Sederhananya apakah hukum Islam itu adalah tentangmoral-etik atau tentang hukum itu sendiri sebagaimana makna hukumpada umumnya

Tulisan ini secara umum mencoba menelusuri posisi nalar fikih baruMuhammadiyah dalam perdebatan tentang hukum Islam tersebut danprobabilitasnya untuk menjadi paradigma hukum yang lebih holistik Secarakhusus pemilihan nalar fikih Muhammadiyah sebagai objek kajian dilatar-

35Vol 15 No 1 Juni 2019

belakangi beberapa hal pertama dalam banyak kesempatan ulama-ulamaMuhammadiyah terutama Syamsul Anwar (Ketua Majelis Tarjih dan TajdidPP Muhammadiyah) memperkenalkan nalar fikih baru yang konon tidaksama dengan nalar fikih klasik Nalar fikih ini telah banyak menghasilkanproduk tarjih misalnya fikih air fikih kebencanaan dan lain sebagainyaPerlu dicatat bahwa belakangan salah satu ulama Muhammadiyah Hamim

Ilyas juga memperkenalkan konsep fikih baru dalam bukunya berjudulFikih Akbar Ia mengandaikan empat sistem dalam merekonstruksi nalarfikih yang ia sebut sebagai fikih akbar Empat sistem tersebut adalah (1)sistem kepercayaan keagamaan (2) sistem peribadatan (3) sistem nilaidan (4) sistem gagasan visioner tentang lembaga-lembaga sosial yangdiidealkan8 Namun karena konsep fikih ini secara praktis belum terimple-mentasikan dan belum menjadi acuan dalam memproduksi produk tarjihmaka konsep fikih ini di luar objek kajian tulisan ini Latar belakang pertamaini menimbulkan beberapa pertanyaan yang harus dijawab yaitu bagai-mana sebenarnya nalar fikih baru Muhammadiyah itu Dan apa letak per-bedaannya dengan fikih klasik Lalu pertanyaan yang lebih jauh di manaletak posisi nalar fikih baru Muhammadiyah dalam perspektif kajian hukum

Islam kontemporer yang berkembang terutama di Barat Kedua sebagainalar yang menghasilkan produk ijtihad maka ada kemungkinan nalarfikih Muhammadiyah ini dapat menjadi paradigma baru hukum IslamPertanyaannya sejauhmana kemungkinan itu

Konsep-Konsep Yang Membentuk Paradigma Hukum Islam(Islamic Law)Bagian ini membahas tentang konsep-konsep yang membentuk para-

digma hukum Islam Bagian ini penting untuk membaca apakah nalarfikih Muhammadiyah dapat dijadikan paradigma hukum atau tidak Istilah-istilah kunci tentang hukum Islam yang pada gilirannya membentuk dalamsebuah konsepsi khusus dipaparkan di sini Dalam tradisi keilmuan Barathukum Islam diterjemahkan sebagai Islamic law9 Namun sayangnya istilah

ldquoIslamic lawrdquo dalam kajian-kajian yang mereka lakukan tidak hanya memilikimakna tunggal Ada empat istilah Arab yang sering dipertukarkan dandiasosiasikan sebagai hukum Islam yaitu syariah (syaricircrsquoah) fikih (fiqh)kanun (qacircnucircn) dan lsquourf (lsquourf)10 Dalam pembacaan penulis terhadap kajianMashood A Baderin dan Mohammad Hashim Kamali11 tampaknya dua

36 AFKARUNA

istilah pertama (syariah dan fikih) mencapai titik penggunaan yang lebihsering dibanding dua istilah terakhir (kanun dan lsquourf) Sehingga hanyaistilah syariah dan fikih saja yang akan dibahas penulis dalam tulisan ini

Syariah secara literal bermakna jalan untuk mengairi (path to water)atau jalan yang lurusbenar (right path)12 Jasser Auda mengartikannyasebagai jalan hidup (a way of life)13 Menurut Baderin kata ldquosyariahrdquo

biasanya digunakan dalam tiga konteks yang berbeda ketika diidentikkansebagai hukum Islam Pertama syariah dalam konteks agama secaraumum Syariah dalam pengertian semacam ini merujuk pada jalan hidupumat Islam secara umum Oleh karena itu ia mencakup hal-hal yang bersifathukum secara tegas (issues of strict ldquolawrdquo) maupun hal yang tidak adakaitannya dengan hukum (issues of ldquonon-lawrdquo) Artinya semua aspekagama menjadi sebuah sistem kesatuan etika Islam moral akidah danibadah (religious and spiritual stipulations) maupun ketentuan hukum (le-gal stipulations)14

Dalam konteks ini tidak semua ketentuan syariah ditegakkan secarayuridis Untuk menjelaskan hal ini Baderin mengilustrasikannya dengantiga perintah berbeda yang terdapat dalam al-Quran Pertama tentang

perintah menjawab salam (penghormatan) dengan cara yang lebih baikatau paling tidak setara15 Perintah ini merupakan kewajiban moral-etikyang diberlakukan kepada Muslim tapi penegakannya tidak bersifat yuridisArtinya ketika ada seorang Muslim yang menolak atau tidak mau menja-wab salam maka pelanggaran ini tidak dapat dibawa kepada pengadilansyariah meskipun secara jelas al-Quran memerintahkan menjawab salamKedua perintah tentang kewajiban melaksanakan haji16 Sama seperti jenisperintah pertama kewajiban haji merupakan perintah yang penegakannyatidak bersifat yuridis karena ia merupakan perintah yang kaitannya denganibadah dan akidah Pelanggaran terhadap perintah ini tidak mengakibat-kan si pelanggar diadili dalam pengadilan syariah meskipun jelas al-Quran

memerintahkan berhaji Ketiga perintah atau ketentuan tentang waris17

Berbeda dengan dua jenis ketentuan atau perintah sebelumnya ketentuantentang hak waris tidak hanya soal moral-etis tapi juga yuridis Oleh karenaitu seseorang dapat menuntut anggota keluarganya di pengadilan syariahketika misalnya ia tidak diberikan hak waris yang semestinya18 Daripenjelasan ini jelas bahwa syariah dalam pengertian pertama yaitu dalamkonteks agama secara umum mencakup hal-hal yang bersifat hukummoral-etik akidah dan ibadah

37Vol 15 No 1 Juni 2019

Kedua syariah dalam konteks hukum secara umum Syariah dalampengertian ini merujuk kepada suatu sistem hukum Islam yang membe-dakan dirinya dengan sistem hukum yang lain seperti hukum umum (com-mon law) dan hukum sipil (civil law) Biasanya syariah dalam pengertiansemacam ini cenderung dipahami sebagai suatu sistem hukum ilahiahyang sempurna dan karena itu tidak dapat direvisi (inflexible) dan bersifat

abadi Di sinilah menurut Baderin perlunya membedakan antara apa ituwahyu yang bersifat abadi dengan pemikiran manusia yang bersifat variatifdalam konteks sistem hukum Islam Ini akan membawa kita pada konteksketiga di mana syariah secara spesifik dihadapkan dengan fikih19

Ketiga syariah dalam konteks khusus yang berbeda dari fikih Dalamkonteks ini syariah merujuk kepada sumber wahyu yaitu al-Quran dansunah Oleh sebab itu dalam pengertian ini syariah berbeda dari fikihkarena ia merupakan produk hukum Islam yang dihasilkan dari pemikiranmanusia Syariah bersifat abadi sementara ketentuan-ketentuan yangdiderivasi dari syariah melalui fikih bersifat tidak abadi dan beragam20

Dalam bahasa Jasser Auda syariah merepresentasikan aspek ilahiah darihukum Islam sementara fikih merepresentasikan aspek kognitif hukum

Islam21 Menurut Auda pembedaan konsep syariah dan fikih ini pentingkarena pengaburan garis demarkasi antara syariah dan fikih akan meng-akibatkan apa yang disebut Auda sebagai klaim ldquokeilahianrdquo atau ldquokesucianrdquo(claims of divinity and sanctity) terhadap hasil ijtihad manusia Dalamsejarahnya klaim tersebut mengakibatkan dua fenomena serius yaitusaling membidrsquoahkan dan resistensi terhadap pembaruan hukum Islam22

Terlepas dari itu setidaknya pada titik ini tergambar bahwa paradigmahukum Islam dibangun di atas konsep syariah dan fikih Syariah menjadidivine law (ketentuan wahyu) sementara fikih menjadi non-divine law(ketentuan bukan wahyu) yang terderivasi dari syariah Syariah menjadiaspek ilahiah hukum Islam dan fikih menjadi aspek kognitif hukum Islam

Untuk lebih memahami paradigma hukum Islam dengan lebih baik Baderinmenawarkan bahwa hukum Islam itu harus mengandung tiga elemenyaitu sumber metode dan prinsip23 Tiga elemen ini akan dibahas secaralebih rinci dalam bagian selanjutnya tentang nalar fikih baru Muham-madiyah

Nalar Fikih Baru MuhammadiyahBerbicara soal nalar fikih baru Muhammadiyah maka mau tidak mau

38 AFKARUNA

kita harus meletakkan manhaj tarjih sebagai basis kerjanya Namun sebelumjauh ke sana perlu dikemukakan konsep fikih klasik terlebih dahulu agarkita tahu letak perbedaannya dengan nalar fikih Muhammadiyah

Menurut Jasser Auda kata fikih dalam al-Quran dan hadis digunakanuntuk merujuk kepada makna ldquomemahami pemahaman dan memperolehpengetahuan agama secara umumrdquo Baru setelah wafatnya Nabi dan

berakhirnya era para imam mazhab istilah fikih didefinisikan secara khusussebagai ldquopengetahuanilmu tentang hukum-hukum syarak yang bersifatpraktis (yang digali) dari dalil-dalil yang terperincirdquo24 Sebagian yang lainmendefinisikannya sebagai ldquoilmu tentang seperangkat hukum-hukumsyarak yang bersifat furucircraquoiyyah (lsquoamaliyah) yang berhasil didapatkan melaluipenalaran (istinbam) atau istidlal dari dalilnya yang tafcilicirc (dalil yanglangsung atau khusus untuk masalah yang dinalar iturdquo25 Al Yasa Abubakarmerinci dengan sangat baik apa yang dimaksud dengan definisi fikihtersebut Menurutnya yang dimaksud dengan ldquoilmurdquo dalam definisi diatas adalah pengetahuan (tahu al-idracirck mumlaqan) baik yang bersifatyaqicircn ataupun zhan tentang hukum syarak yang diperoleh dari dalil artinyadiperoleh melalui istinbam (penalaran atau pertimbangan rasional) Jadi

menurut Al Yasa aturan syarak yang sudah cukup jelas (di dalam nas)sehingga tidak perlu di-istinbamshy-kan seperti adanya kewajiban salat danzakat tidak dianggap sebagai fikih (bukan merupakan pengetahuan yangmendetail yang memerlukan istinbamshy) Begitu juga pengetahuan yangdiperoleh melalui taklid tidak dianggap sebagai fikih (karena diperolehbukan melalui peng- istinbamshy-an sendiri) Sedangkan maksuddari rdquohukum-hukum syarak (al-ukm al-syarraquoicirc)rdquo adalah hukum (normahukum) yang disimpulkan dari nas al-Quran dan sunah yang berhubungandengan perbuatan seseorang26

Adapun istilah ldquoyang bersifat furucircraquoiyyah (lsquoamaliah)rdquo masih menurutAl Yasa digunakan untuk menunjuk semua ldquoperbuatan lahirrdquo manusia

guna membedakannya dengan ldquoperbuatan batin atau keyakinanrdquo manusiayang dalam kajian keislaman menjadi objek ilmu kalam Sedangkan istilahldquodalil yang tafcilicircrdquo digunakan untuk menunjuk dalil yang mendasari sebuahperaturan Jadi menurut Al Yasa pernyataan bahwa sesuatu peraturanadalah berdasar (berdalil) ayat al-Quran (secara umum) tidak dianggapcukup harus menyebut ayat berapa dan surat apa Begitu juga sekiranyamenyebut berdasar (berdalil) kepada hadis maka harus disebutkan matanhadisnya disertai dengan kualitas sanadnya Begitu juga kalau dikatakan

39Vol 15 No 1 Juni 2019

berdalil kepada qiyas atau istihsan harus menjelaskan bagaimana logikadan urutan berpikirnya sehingga dapat diketahui apakah jalan pikirantersebut sudah memenuhi syarat atau belum27

Dari penjelasan definisi di atas tampak dua celah yang dapat dikatakansebagai kekurangan konsep fikih klasik (1) masih cenderung berkutat padaaspek amaliah praktis dan (2) digali dari dalil-dalil tafcilicirc yang sangat

mungkin bersifat parsial-atomistik Dua kekurangan ini yang dalam asumsipenulis dapat ditutupi oleh nalar fikih Muhammadiyah

Dalam manhaj tarjih Muhammadiyah nalar fikih tidak dibangun sematamelalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat pada amaliah praktisTapi dengan serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatu dengansumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Untuk itu kerangkaberpikir Baderin yang mengasumsikan tiga elemen syariah digunakan disini untuk membaca manhaj tarjih yang menjadi basis nalar fikihMuhammadiyah itu

1 Sumber hukum IslamDalam manhaj tarjih sumber hukum Islam dapat diklasifikasikan

menjadi dua Pertama adalah sumber utama hukum Islam yang juga

menjadi sumber ajaran Islam secara umum yaitu al-Quran dan sunah28

Al-Quran yang berisi lebih dari 6000 ayat berbicara tentang semua aspekkehidupan baik teologi moral-etik ibadah muamalat dan aspek legalkehidupan Sebagian ayat al-Quran bersifat qamraquoicirc dan sebagian yang lainzhannicirc yang membawa kepada konsekuensi perlunya interpretasi danelaborasi29 Adapun sunah sebagai sumber hukum Islam berisi perkataanperbuatan dan juga ketetapan Nabi Muhammad Ia memiliki fungsikoroboratif (bayacircn al-tarsquokicircd) elaboratif (bayacircn al-tafsicircr) dan suplementatif(bayacircn al-tasyricircraquo) bagi al-Quran30 Dua ini relatif disepakati oleh para ulamadan sarjana Muslim sebagai sumber yang bersifat kekal-abadi dan tidakberubah

Di samping sumber utama itu manhaj tarjih juga mengakomodirsumber lain Akan tetapi sumber jenis ini sifatnya adalah pendampingatau tambahan bagi sumber utama Dalam bahasa manhaj tarjih sumberini disebut sebagai sumber paratekstual atau instrumental Jenis sumberini antara lain ijmak qiyas maslahat mursalah istihsan tindakan preventifdan lsquourf31

Pada titik ini kita dapat melihat bahwa sumber hukum Islam yangdipedomani dalam manhaj tarjih relatif sama dengan sumber hukum Is-

40 AFKARUNA

lam yang diyakini oleh para ulama Titik perbedaannya terletak padaklasifikasi mana yang disebut sebagai sumber utama hukum Islam danmana yang menjadi sumber pendamping Dalam diskursus teorisasi hukumIslam dikenal istilah al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc (sumber-sumber hukumyang disepakati) dan al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc (sumber-sumber hukumyang diperselisihkan) Wabah al-Zuailicirc dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf

mengkategorikan al-Quran sunah ijmak dan qiyas ke dalam al-macadiral-muttafaq lsquoalaihacirc Sedangkan yang masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc menurut mereka adalah selain yang empat itu yakniistihsan maslahat mursalah isticla isticacircb lsquourf mazhab sahabatsyariat umat terdahulu dan al-dzaracircrsquoiraquo32 Pandangan ini berbeda dengantiga penulis kontemporer yang lain yaitu Mohammad Hashim KamaliMashood A Baderin dan Jasser Auda Menurut mereka al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc itu hanya dua yaitu al-Quran dan Sunnah Selain duaini menurut mereka masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc33

Dari sini tampak bahwa sesungguhnya sumber hukum Islam dalam manhajtarjih Muhammadiyah lebih selaras dengan pendapat yang kedua iniMenurut penulis pendapat kedua ini lebih melihat sumber-sumber hukum

Islam dari perspektif epistemologis di mana ada pengklasifikasian antaradivine sources (sumber yang berdasar pada wahyu) dan non-divine sources(sumber yang berdasar bukan pada wahyuberdasar pada ijtihad)

2 Metode hukum Islam philosophical methodology dan practicalmethodology

Dalam pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode hukum Is-lam yang terdapat di dalamnya dapat dikategorikan ke dalam duakelompok Metode pertama adalah apa yang penulis sebut sebagai philo-sophical methodologyal-mariqah al-falsaficircyah atau metodologi yangbersifat filosofis Artinya metode ini memberikan basis filosofis terhadap

praktik berijtihad dalam rangka menggali hukum-hukum dari nas agamayang digali menggunakan metode jenis kedua (practical methodologyjenis metode ini akan dibahas setelah ini)

Philosophical methodology ini dalam manhaj tarjih diimplementasikandalam dua asumsi yaitu asumsi intergralistik dan asumsi hirarkis Asumsiintegralistik mengasumsikan teori keabsahan koroboratif tentang normayakni suatu asumsi yang memandang adanya koroborasi dan salingmendukung di antara berbagai elemen sumber guna melahirkan suatu

41Vol 15 No 1 Juni 2019

norma Dalam perspektif manhaj tarjih suatu norma yang didasarkankepada satu elemen sumber sesungguhnya sudah absah hanya sajakeabsahan itu bersifat zhannicirc Zhannicirc adalah satu tingkatan dalil di manaia masih mengandung beberapa kemungkinan makna Artinya kepastiantentang kebenaran yang terkandung di dalam dalil semacam itu masihharus perlu dibuktikan Jika terbukti absah maka ia dapat dijadikan lan-

dasan argumentasi Namun apabila tidak maka ia tidak dapat menjadisandaran Hal ini berbeda dengan dalil yang bersifat qamraquoicirc di mana iahanya mengandung satu makna dan bersifat pasti dan karenanya dalilyang semacam itu pasti dapat dijadikan landasan dalam berargumen34

Namun demikian kekuatan keabsahan dari dalil yang bersifat zhannicirctersebut akan meningkat manakala dapat dihadirkan sejumlah elemensumber yang saling menguatkan dan saling berkoroborasi untuk mendu-kung norma dimaksud Dalil semacam ini akan naik derajat menjadi gha-labah al-zhann (preponderance of conviction) dan pada suatu tingkatdalam kasus-kasus tertentu kekuatan keabsahan itu juga bisa mencapaiderajat qamraquoicirc35 Ke-qamraquoicirc-an tidak terdapat dalam dalil terpisah satupersatu tetapi terdapat dalam koroborasi sejumlah dalil yang satu sama

lain saling menguatkan dan menunjukkan satu pemaknaan yang samaSebagai contoh ke-qamraquoicirc-an hukum wajibnya salat zakat atau puasadicapai dengan cara integralistik ini36

Adapun asumsi hirarkis adalah suatu anggapan bahwa norma ituberjenjang dari norma yang paling bawah hingga norma paling atas Apa-bila jenjang norma tersebut dilihat dari atas ke bawah maka jenjang normapertama ialah nilai-nilai dasar (al-qiyacircm al-asacircsiyyah) baik norma teologismaupun yuristik Norma dasar ini diambil dari (1) nilai-nilai universal Is-lam seperti tauhid akhlak karimah kemaslahatan keadilan persamaankebebasan persaudaraan atau (2) dapat disimpulkan dari kenyataan hidupmanusia di bawah sinar sumber-sumber pokok Norma dasar ini mema-

yungi norma di bawahnya yaitu norma kedua yang berupa asas-asasumum (al-ucucircl al-kulliyyah) yang di satu sisi merupakan deduksi dari nilaidasar atau pada sisi lain merupakan abstraksi dari norma konkret Asas-asas umum ini pada gilirannya memayungi norma paling bawah ataunorma ketiga yakni norma konkret yang berupa ketentuan-ketentuan syarrsquoiyang bersifat cabang (al-akacircm al-furucircraquoiyyah) Dalam perspektif tarjihstruktur norma ini dapat dilihat dari juga bawah ke atas Apabila dilihatdengan cara ini maka norma dasar terletak pada bagian yang paling bawah

42 AFKARUNA

yang berfungsi melandasi asas-asas umum Asas-asas umum pada gili-rannya melandasi norma-norma konkret yang merupakan norma palingatas yang berdiri di atas jenjang dua lapis norma lainnya yang lebih asasi37

Metode kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical meth-odologyal-maricircqah al-lsquoamalicirc atau metodologi yang bersifat praktis Metodeini lebih bersifat prosedural dibanding metode yang pertama Dalam

pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode yang dapat dikate-gorikan ke dalam jenis ini ada empat yaitu (1) metode interpretasi (2)metode kausasi baik kausasi berdasarkan kausa efisien (al-lsquoillah al-facircraquoilah)maupun berdasarkan kausa finalis (al-lsquoillah al-ghacircrsquoiyyahmaqacirccid al-syaricircraquoah) dan (3) metode sinkronisasi dalam hal terjadi taraquoacircru dan (4)metode istiqracircrsquo (induktif)38

Dalam manhaj tarjih metode interpretasi dijelaskan sebagai suatumetode yang ditujukan untuk menjelaskan nas-nas yang sudah adaMetode ini digunakan untuk menangani kasus-kasus yang sudah terdapatnas langsung mengenainya hanya saja nas itu bersifat masih kabur sehing-ga perlu diperjelas Sedangkan metode kausasi digunakan untuk meme-cahkan masalah yang tidak terdapat nas langsung mengenainya Prosesnya

dilakukan dengan cara menggali kausa baik efisien maupun finalis yangdapat memberikan landasan bagi hukum kasus tersebut Adapun metodesinkronisasi menurut manhajr tarjih digunakan untuk menemukan keten-tuan hukum bagi kasus-kasus yang untuknya terdapat dalil-dalil yang salingbertentangan (taraquoacircru al-adillah)39 Sedangkan metode istiqracircrsquo adalahpemecahan masalah dengan cara mengumpulkan seluruh dalil baik yangberkaitan secara langsung maupun tidak untuk dicari prinsip umumdengan menyimpulkannya secara induktif

3 Prinsip hukum Islam orientational principles dan practical principlesSama seperti metode hukum Islam prinsip hukum Islam yang terdapat

dalam manhaj tarjih dalam pembacaan penulis juga terbagi menjadi duaPrinsip pertama adalah apa yang penulis istilahkan sebagai orientationalprinciplesal-mabacircdirsquo al-taujicirchicirc atau prinsip yang menggambarkan orientasidan wawasan Prinsip ini merupakan landasan yang mejadi spirit secarakeseluruhan dalam berijtihad Menurut penulis ada empat yang dapatdikategorikan sebagai orientational principles dalam mahaj tarjih

Orientational principles yang pertama adalah tajdid Prinsip tajdid iniditegaskan sebagai identitas umum gerakan Muhammadiyah termasuk

43Vol 15 No 1 Juni 2019

pemikirannya di bidang keagamaan Tajdid menggambarkan orientasi darikegiatan tarjih dan corak ketarjihan Dalam manhaj tarjih tajdid mem-punyai dua arti (1) dalam bidang akidah dan ibadah tajdid beramaknapurifikasi atau pemurnian dalam arti mengembalikann akidah dan ibadakepada kemurniannya sesuai dengan sunah Nabi saw (2) dalam bidangmuamalat duniawiah tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyara-

kat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman40

Orientational principles yang kedua adalah toleransi Toleransi dimaknaibahwa Muammadiyah tidak menganggap dirinya saja yang benar semen-tara yang lain tidak benar41 Orientational principles yang ketiga adalahketerbukaan Keterbukaan mengandung makna bahwa segala ditetapkanoleh Tarjih dapat dikritik dalam rangkan melakukan perbaikan di manaapabila ditemukan dalil dan argumen lebih kuat maka Majelis Tarjih akanmembahasnya dan mengoreksi dalil dan argumen yang dinilai kurangkuat42 Orientational principles yang keempat adalah tidak berafiliasimazhab Artinya Muhammadiyah tidak mengikuti mazhab tertentumelainkan dalam berijtihad bersumber kepada al-Quran dan sunah denganmetode ijtihad yang ada Namun Muhammadiyah juga tidak sama sekali

menafikan berbagai pendapat fukaha yang ada Pendapat-pendapatmereka itu dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan diktumnormaajaran yang lebih sesuai dengan semangat di mana kita hidup43

Prinsip kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical prin-ciplesal-qawacircraquoid al-lsquoamalicirc atau prinsip yang bersifat praktis Dalampandangan penulis prinsip yang bersifat praktis ini terimplementasi dalampendekatan yang digunakan Majelis Tarjih yaitu pendekatan bayaniburhani dan irfani

Aplikasi Nalar Fikih Muhammadiyah Dalam Produk TarjihUntuk mengetahui aplikasi nalar fikih Muhammadiyah dalam praktik

ijtihad yang dilakukan Majelis Tarjih maka salah satu produk fikih Muham-madiyah yaitu fikih air akan dibahas di sini

Ada karakteristik khas yang terdapat dalam produk fikih Muhammad-iyah termasuk tentu fikih air ini yakni kentaranya apa yang disebut SyamsulAnwar sebagai teori pertingkatan norma44 Teori pertingkatan normasesungguhnya adalah bahasa lain dari asumsi hirarkis yang terdapat dalammanhaj tarjih yang oleh penulis dikategorikan sebagai philosophical meth-

odologyal-mariqah al-falsaficirc

44 AFKARUNA

Dalam pembacaan penulis teori ini mengkaver keseluruhan unsursyariah dalam konteks agama secara umum Artinya fikih Muhammadiyahdengan karakteristiknya yang khas ini tidak hanya berbicara pada aspekyuridis tapi juga moral-etik dan teologis Untuk memperjelas asumsipenulis ini berikut akan penulis rincikan dalam sub-sub bab tersendiri

1 Al-qiyacircm al-asacircsiyyah sebagai dasar teologis dan moral-etikDalam buku Fikih Air Perspektif Muhammadiyah ada bebeberapa nilai

dasar Islam yang relevan yang dimasukkan ke dalam buku tersebut yaitu(1) tauhid (2) syukur (3) keadilan (4) moderasi dan keseimbangan (al-wasamiyyah wa al-tawacirczun) (5) meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi (al-faraquoacircliyyah) dan (6) kepedulian (al-lsquoinacircyah)45 Nilai-nilai inimenurut penulis mengandung dua aspek syariah yaitu teologis sekaligusmoral-etik Nilai tauhid dan syukur termasuk aspek teologis dari syariah

Menurut Kamali salah satu karakteristik penting syariah adalah keter-kaitan-eratnya dengan tauhid yakni keimanan atas keesaan Tuhan yangmenjadi pondasi utama agama Islam Aspek-aspek lain dari syariah harusdilandaskan pada ketauhidan Dalam kaitan ini Kamali menulis

ldquoEvery discussion of law and morality in Islam must of necessity pro-ceed from tauhid Its influence on syariah and ethics runs deep so muchso that tauhid manifests itself in ritual devotion and personal piety intheology and law in politics and economics in faith and deeds all ofwhich are manifestations of the same all-pervasive principle tauhid Godcreated the unierse and every part of it reflects the unity of its sourceevery part of it synchronized with its other partrdquo46 (Setiap wacana tentanghukum dan moralitas dalam Islam harus bersumber dari tauhid Pengaruhtauhid terhadap syariah dan etika sangat mendalam karena saking menda-lamnya tauhid mengejawantahkan dirinya dalam praktik ketaatan dankesalehan individu dalam teologi dan hukum dalam politik dan ekonomi

dalam keyakinan dan tindakan Semuanya adalah manifestasi dari prinsiptauhid yang meresap dalam semua aspek itu Tuhan menciptakan alamsemesta dan setiap bagian dari alam semesta itu merefleksikan satu-kesatuan sumber setiap bagian dari alam semesta tersinkron satu samalain)

Dengan kata lain tauhid menjadi pijakan teologis bagi semua aspekkehidupan di mana satu sama lain saling terkait Tauhid menjadi nyawauntuk keberlangsungan moral dan hukum Tanpa tauhid kesemrawutan

45Vol 15 No 1 Juni 2019

dan ketidakaturan akan melanda aspek syariah yang lain Menurut penulistauhid dalam pengertian ini menjadi semacam hub (pusatinti) bagiketerjalinan dan keteraturan segala aspek kehidupan Grafik yang penulisbuat di bawah ini akan meringkas arti penting tauhid sebagai hub

Grafik 1 Tauhid sebagai pusatinti (hub)

Makna tauhid semacam ini juga tergambar secara cukup jelas dalambuku Fikih Air sebagaimana berikut ini

ldquoTauhid adalah fondasi keimanan dan amal kebaikan dalam IslamKepercayaan tauhid melahirkan kesadaran bahwa seluruh alam semestatermasuk air diciptakan diatur dan diperlihata oleh Allah swt yang Maha

Esa Tauhid mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan manusiadengan manusia dan manusia dengan alam termasuk air Prinsip tauhidmenyediakan visi kesatuan bagi umat Islam Dengan visi tersebut umatIslam dapat menyadari bahwa manusia dan air adalah bagian dari alamsemesta dan diatur keberadannya oleh wahyurdquo

Adapun syukur dalam konteks buku Fikih Air dapat dikategorikan jugasebagai bagian dari aspek teologis ndash meskipun dalam tempat lain (maksud-nya produk fikih Muhammadiyah lain) bisa jadi syukur masuk dalamkategori moral-etik Alasan ldquosyukurrdquo dikategorikan masuk sebagai aspekteologis dalam hal ini didasarkan pada pernyataan Majelis Tarjih sendiridalam buku tersebut

ldquo rasa syukur dapat menjadi landasan bagi setiap aktivitas pemanfaatandan pengelolaan air Hakikat syukur adalah kesadaran mendalam akan kasih

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

33Vol 14 No 1 Juni 2018

dasar itu tulisan ini ingin menjawab beberapa pertanyaan krusial Pertamabagaimana sebenarnya nalar fikih baru Muhammadiyah itu dan apa letakperbedaannya dengan fikih klasik Kedua di mana posisi nalar fikih baruMuhammadiyah dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yangberkembang terutama di Barat dan Ketiga sebagai nalar yang menghasilkanproduk ijtihad maka ada kemungkinan (probabilitas) nalar fikih Muhammadiyahini dapat menjadi paradigma baru hukum Islam Pertanyaannya sejauhmanakemungkinan itu Artikel ini ditulis untuk menjawab isu tersebut

Keywords Hukum Islam Majelis Tarjih Muhammadiyah Nalar Fiqh

PENDAHULUANMenurut A Kevin Reinhart salah satu kebingungan yang terjadi dalam

diskursus keilmuan Barat ketika berbicara mengenai Islam adalah kerancuanpikir tentang konsep Islam sebagai sebuah sistem keyakinan dan praktik(a religious system of faith and practice) dan Islam sebagai sebuah bangu-nan sejarah dan tradisi umat Islam (as the whole of the history and cus-tom of Muslims)1 Kerancuan ini telah melahirkan dua kutub yang berbedaketika memandang Islam

Salah satu upaya untuk menguraikan kebingungan ini telah dilakukanoleh Marshal G S Hodgson yang memperkenalkan konsep ldquoIslamicrdquo danldquoIslamicaterdquo dalam bukunya The Venture of Islam The Classical Age ofIslam2 Menurutnya kata sifat ldquoIslamicrdquo merujuk kepada Islam dalam maknayang sesungguhnya makna keagamaan Sedangkan ldquoIslamicaterdquo tidakmerujuk secara langsung kepada agama Islam itu sendiri akan tetapi kepa-da konteks sosial dan budaya yang amat kompleks secara historis yangseringkali diasosiasikan dengan Islam dan umat Islam baik ketika ia ditemu-kan dalam masyarakat Muslim itu sendiri maupun dalam masyarakat non-Muslim3

Bertitik tolak dari penjelasan Hodgson ini Reinhart sampai pada

kesimpulan bahwa etika Islam (Islamic ethics) itu didasarkan kepada hukumIslam (Islamic law)4 Etika Islam yang menjadi praktik budayatradisi darisuatu masyarakat akan menjadi corak yang membedakan antara satukelompok masyarakat tertentu dengan kelompok yang lain Etika Islamyang semacam ini akan masuk pada domain pembahasan etika yangterislamkan (the domain of Islamicate ethics)5 Argumen Reinhart bahwahukum Islam adalah basis dari etika Islam dibangun di atas asumsi bahwailmu fikih adalah ilmu yang membahas tentang perilaku-perilaku manusiasecara rinci agar sesuai dengan wahyu Dalam hal ini Reinhart menulis

34 AFKARUNA

ldquoThe Islamic summons has by and large been understood by Muslimsto be a call to righteous action in conformity with the guidance ofRevelation There is no doubt that if most Muslims were asked whichscience is decisive for the determination of right action they wouldnominate the Islamic legal sciences namely the fiqh sciences Amongthe Islamicate intellectual disciplines only Islamic law is both practi-cal and theoretical concerned with human action in the world and(stricly speaking) religious In this sense Islamic law and legal theorymust be the true locus of the discussion of Islamic ehticsrdquo (Perintahagama Islam secara garis besar dipahami oleh umat Muslim sebagai ajakanuntuk melakukan perilaku-perilaku yang benar sesuai dengan arahan wahyuTidak ada keraguan sedikitpun apabila kebanyakan Muslim ditanya tentangilmu apa yang paling relevan dan cocok untuk menentukan tindakan yangbenar maka pasti mereka akan menjawab ilmu hukum Islam yaitu ilmufikih Di antara disiplin keilmuan yang terislamkan hanya hukum Islambaik dari aspek praktis maupun teoritis yang memberi perhatian terhadaptindakan manusia di dunia dan (dengan nada yang tegas) agama Pada titikinilah hukum Islam dan teori hukum menjadi tempat yang sangat tepatuntuk mendiskusikan etika Islam)6

Singkatnya Reinhart adalah satu di antara sarjana yang ingin menun-jukkan bahwa hukum Islam itu tidak melulu tentang hukum tapi jugamenjadi sistem etik dan sistem epistemologis Dalam hal ini Reinhartmenurut pembacaan penulis termasuk sarjana yang mencoba menyin-tesakan dua kutub yang saling berseberangan jauh yaitu kutub yang meng-anggap bahwa hukum Islam pada intinya adalah sistem moral dan agamadengan kutub yang berpandangan bahwa hukum Islam itu adalah sepertihukum dalam pengertian legal aslinya7 Maka pada titik ini harus disadaribahwa dalam kajian-kajian kontemporer khususnya di Barat perdebatan

tentang hukum Islam itu berporos salah satunya pada karakteristik hukumIslam itu sendiri Sederhananya apakah hukum Islam itu adalah tentangmoral-etik atau tentang hukum itu sendiri sebagaimana makna hukumpada umumnya

Tulisan ini secara umum mencoba menelusuri posisi nalar fikih baruMuhammadiyah dalam perdebatan tentang hukum Islam tersebut danprobabilitasnya untuk menjadi paradigma hukum yang lebih holistik Secarakhusus pemilihan nalar fikih Muhammadiyah sebagai objek kajian dilatar-

35Vol 15 No 1 Juni 2019

belakangi beberapa hal pertama dalam banyak kesempatan ulama-ulamaMuhammadiyah terutama Syamsul Anwar (Ketua Majelis Tarjih dan TajdidPP Muhammadiyah) memperkenalkan nalar fikih baru yang konon tidaksama dengan nalar fikih klasik Nalar fikih ini telah banyak menghasilkanproduk tarjih misalnya fikih air fikih kebencanaan dan lain sebagainyaPerlu dicatat bahwa belakangan salah satu ulama Muhammadiyah Hamim

Ilyas juga memperkenalkan konsep fikih baru dalam bukunya berjudulFikih Akbar Ia mengandaikan empat sistem dalam merekonstruksi nalarfikih yang ia sebut sebagai fikih akbar Empat sistem tersebut adalah (1)sistem kepercayaan keagamaan (2) sistem peribadatan (3) sistem nilaidan (4) sistem gagasan visioner tentang lembaga-lembaga sosial yangdiidealkan8 Namun karena konsep fikih ini secara praktis belum terimple-mentasikan dan belum menjadi acuan dalam memproduksi produk tarjihmaka konsep fikih ini di luar objek kajian tulisan ini Latar belakang pertamaini menimbulkan beberapa pertanyaan yang harus dijawab yaitu bagai-mana sebenarnya nalar fikih baru Muhammadiyah itu Dan apa letak per-bedaannya dengan fikih klasik Lalu pertanyaan yang lebih jauh di manaletak posisi nalar fikih baru Muhammadiyah dalam perspektif kajian hukum

Islam kontemporer yang berkembang terutama di Barat Kedua sebagainalar yang menghasilkan produk ijtihad maka ada kemungkinan nalarfikih Muhammadiyah ini dapat menjadi paradigma baru hukum IslamPertanyaannya sejauhmana kemungkinan itu

Konsep-Konsep Yang Membentuk Paradigma Hukum Islam(Islamic Law)Bagian ini membahas tentang konsep-konsep yang membentuk para-

digma hukum Islam Bagian ini penting untuk membaca apakah nalarfikih Muhammadiyah dapat dijadikan paradigma hukum atau tidak Istilah-istilah kunci tentang hukum Islam yang pada gilirannya membentuk dalamsebuah konsepsi khusus dipaparkan di sini Dalam tradisi keilmuan Barathukum Islam diterjemahkan sebagai Islamic law9 Namun sayangnya istilah

ldquoIslamic lawrdquo dalam kajian-kajian yang mereka lakukan tidak hanya memilikimakna tunggal Ada empat istilah Arab yang sering dipertukarkan dandiasosiasikan sebagai hukum Islam yaitu syariah (syaricircrsquoah) fikih (fiqh)kanun (qacircnucircn) dan lsquourf (lsquourf)10 Dalam pembacaan penulis terhadap kajianMashood A Baderin dan Mohammad Hashim Kamali11 tampaknya dua

36 AFKARUNA

istilah pertama (syariah dan fikih) mencapai titik penggunaan yang lebihsering dibanding dua istilah terakhir (kanun dan lsquourf) Sehingga hanyaistilah syariah dan fikih saja yang akan dibahas penulis dalam tulisan ini

Syariah secara literal bermakna jalan untuk mengairi (path to water)atau jalan yang lurusbenar (right path)12 Jasser Auda mengartikannyasebagai jalan hidup (a way of life)13 Menurut Baderin kata ldquosyariahrdquo

biasanya digunakan dalam tiga konteks yang berbeda ketika diidentikkansebagai hukum Islam Pertama syariah dalam konteks agama secaraumum Syariah dalam pengertian semacam ini merujuk pada jalan hidupumat Islam secara umum Oleh karena itu ia mencakup hal-hal yang bersifathukum secara tegas (issues of strict ldquolawrdquo) maupun hal yang tidak adakaitannya dengan hukum (issues of ldquonon-lawrdquo) Artinya semua aspekagama menjadi sebuah sistem kesatuan etika Islam moral akidah danibadah (religious and spiritual stipulations) maupun ketentuan hukum (le-gal stipulations)14

Dalam konteks ini tidak semua ketentuan syariah ditegakkan secarayuridis Untuk menjelaskan hal ini Baderin mengilustrasikannya dengantiga perintah berbeda yang terdapat dalam al-Quran Pertama tentang

perintah menjawab salam (penghormatan) dengan cara yang lebih baikatau paling tidak setara15 Perintah ini merupakan kewajiban moral-etikyang diberlakukan kepada Muslim tapi penegakannya tidak bersifat yuridisArtinya ketika ada seorang Muslim yang menolak atau tidak mau menja-wab salam maka pelanggaran ini tidak dapat dibawa kepada pengadilansyariah meskipun secara jelas al-Quran memerintahkan menjawab salamKedua perintah tentang kewajiban melaksanakan haji16 Sama seperti jenisperintah pertama kewajiban haji merupakan perintah yang penegakannyatidak bersifat yuridis karena ia merupakan perintah yang kaitannya denganibadah dan akidah Pelanggaran terhadap perintah ini tidak mengakibat-kan si pelanggar diadili dalam pengadilan syariah meskipun jelas al-Quran

memerintahkan berhaji Ketiga perintah atau ketentuan tentang waris17

Berbeda dengan dua jenis ketentuan atau perintah sebelumnya ketentuantentang hak waris tidak hanya soal moral-etis tapi juga yuridis Oleh karenaitu seseorang dapat menuntut anggota keluarganya di pengadilan syariahketika misalnya ia tidak diberikan hak waris yang semestinya18 Daripenjelasan ini jelas bahwa syariah dalam pengertian pertama yaitu dalamkonteks agama secara umum mencakup hal-hal yang bersifat hukummoral-etik akidah dan ibadah

37Vol 15 No 1 Juni 2019

Kedua syariah dalam konteks hukum secara umum Syariah dalampengertian ini merujuk kepada suatu sistem hukum Islam yang membe-dakan dirinya dengan sistem hukum yang lain seperti hukum umum (com-mon law) dan hukum sipil (civil law) Biasanya syariah dalam pengertiansemacam ini cenderung dipahami sebagai suatu sistem hukum ilahiahyang sempurna dan karena itu tidak dapat direvisi (inflexible) dan bersifat

abadi Di sinilah menurut Baderin perlunya membedakan antara apa ituwahyu yang bersifat abadi dengan pemikiran manusia yang bersifat variatifdalam konteks sistem hukum Islam Ini akan membawa kita pada konteksketiga di mana syariah secara spesifik dihadapkan dengan fikih19

Ketiga syariah dalam konteks khusus yang berbeda dari fikih Dalamkonteks ini syariah merujuk kepada sumber wahyu yaitu al-Quran dansunah Oleh sebab itu dalam pengertian ini syariah berbeda dari fikihkarena ia merupakan produk hukum Islam yang dihasilkan dari pemikiranmanusia Syariah bersifat abadi sementara ketentuan-ketentuan yangdiderivasi dari syariah melalui fikih bersifat tidak abadi dan beragam20

Dalam bahasa Jasser Auda syariah merepresentasikan aspek ilahiah darihukum Islam sementara fikih merepresentasikan aspek kognitif hukum

Islam21 Menurut Auda pembedaan konsep syariah dan fikih ini pentingkarena pengaburan garis demarkasi antara syariah dan fikih akan meng-akibatkan apa yang disebut Auda sebagai klaim ldquokeilahianrdquo atau ldquokesucianrdquo(claims of divinity and sanctity) terhadap hasil ijtihad manusia Dalamsejarahnya klaim tersebut mengakibatkan dua fenomena serius yaitusaling membidrsquoahkan dan resistensi terhadap pembaruan hukum Islam22

Terlepas dari itu setidaknya pada titik ini tergambar bahwa paradigmahukum Islam dibangun di atas konsep syariah dan fikih Syariah menjadidivine law (ketentuan wahyu) sementara fikih menjadi non-divine law(ketentuan bukan wahyu) yang terderivasi dari syariah Syariah menjadiaspek ilahiah hukum Islam dan fikih menjadi aspek kognitif hukum Islam

Untuk lebih memahami paradigma hukum Islam dengan lebih baik Baderinmenawarkan bahwa hukum Islam itu harus mengandung tiga elemenyaitu sumber metode dan prinsip23 Tiga elemen ini akan dibahas secaralebih rinci dalam bagian selanjutnya tentang nalar fikih baru Muham-madiyah

Nalar Fikih Baru MuhammadiyahBerbicara soal nalar fikih baru Muhammadiyah maka mau tidak mau

38 AFKARUNA

kita harus meletakkan manhaj tarjih sebagai basis kerjanya Namun sebelumjauh ke sana perlu dikemukakan konsep fikih klasik terlebih dahulu agarkita tahu letak perbedaannya dengan nalar fikih Muhammadiyah

Menurut Jasser Auda kata fikih dalam al-Quran dan hadis digunakanuntuk merujuk kepada makna ldquomemahami pemahaman dan memperolehpengetahuan agama secara umumrdquo Baru setelah wafatnya Nabi dan

berakhirnya era para imam mazhab istilah fikih didefinisikan secara khusussebagai ldquopengetahuanilmu tentang hukum-hukum syarak yang bersifatpraktis (yang digali) dari dalil-dalil yang terperincirdquo24 Sebagian yang lainmendefinisikannya sebagai ldquoilmu tentang seperangkat hukum-hukumsyarak yang bersifat furucircraquoiyyah (lsquoamaliyah) yang berhasil didapatkan melaluipenalaran (istinbam) atau istidlal dari dalilnya yang tafcilicirc (dalil yanglangsung atau khusus untuk masalah yang dinalar iturdquo25 Al Yasa Abubakarmerinci dengan sangat baik apa yang dimaksud dengan definisi fikihtersebut Menurutnya yang dimaksud dengan ldquoilmurdquo dalam definisi diatas adalah pengetahuan (tahu al-idracirck mumlaqan) baik yang bersifatyaqicircn ataupun zhan tentang hukum syarak yang diperoleh dari dalil artinyadiperoleh melalui istinbam (penalaran atau pertimbangan rasional) Jadi

menurut Al Yasa aturan syarak yang sudah cukup jelas (di dalam nas)sehingga tidak perlu di-istinbamshy-kan seperti adanya kewajiban salat danzakat tidak dianggap sebagai fikih (bukan merupakan pengetahuan yangmendetail yang memerlukan istinbamshy) Begitu juga pengetahuan yangdiperoleh melalui taklid tidak dianggap sebagai fikih (karena diperolehbukan melalui peng- istinbamshy-an sendiri) Sedangkan maksuddari rdquohukum-hukum syarak (al-ukm al-syarraquoicirc)rdquo adalah hukum (normahukum) yang disimpulkan dari nas al-Quran dan sunah yang berhubungandengan perbuatan seseorang26

Adapun istilah ldquoyang bersifat furucircraquoiyyah (lsquoamaliah)rdquo masih menurutAl Yasa digunakan untuk menunjuk semua ldquoperbuatan lahirrdquo manusia

guna membedakannya dengan ldquoperbuatan batin atau keyakinanrdquo manusiayang dalam kajian keislaman menjadi objek ilmu kalam Sedangkan istilahldquodalil yang tafcilicircrdquo digunakan untuk menunjuk dalil yang mendasari sebuahperaturan Jadi menurut Al Yasa pernyataan bahwa sesuatu peraturanadalah berdasar (berdalil) ayat al-Quran (secara umum) tidak dianggapcukup harus menyebut ayat berapa dan surat apa Begitu juga sekiranyamenyebut berdasar (berdalil) kepada hadis maka harus disebutkan matanhadisnya disertai dengan kualitas sanadnya Begitu juga kalau dikatakan

39Vol 15 No 1 Juni 2019

berdalil kepada qiyas atau istihsan harus menjelaskan bagaimana logikadan urutan berpikirnya sehingga dapat diketahui apakah jalan pikirantersebut sudah memenuhi syarat atau belum27

Dari penjelasan definisi di atas tampak dua celah yang dapat dikatakansebagai kekurangan konsep fikih klasik (1) masih cenderung berkutat padaaspek amaliah praktis dan (2) digali dari dalil-dalil tafcilicirc yang sangat

mungkin bersifat parsial-atomistik Dua kekurangan ini yang dalam asumsipenulis dapat ditutupi oleh nalar fikih Muhammadiyah

Dalam manhaj tarjih Muhammadiyah nalar fikih tidak dibangun sematamelalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat pada amaliah praktisTapi dengan serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatu dengansumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Untuk itu kerangkaberpikir Baderin yang mengasumsikan tiga elemen syariah digunakan disini untuk membaca manhaj tarjih yang menjadi basis nalar fikihMuhammadiyah itu

1 Sumber hukum IslamDalam manhaj tarjih sumber hukum Islam dapat diklasifikasikan

menjadi dua Pertama adalah sumber utama hukum Islam yang juga

menjadi sumber ajaran Islam secara umum yaitu al-Quran dan sunah28

Al-Quran yang berisi lebih dari 6000 ayat berbicara tentang semua aspekkehidupan baik teologi moral-etik ibadah muamalat dan aspek legalkehidupan Sebagian ayat al-Quran bersifat qamraquoicirc dan sebagian yang lainzhannicirc yang membawa kepada konsekuensi perlunya interpretasi danelaborasi29 Adapun sunah sebagai sumber hukum Islam berisi perkataanperbuatan dan juga ketetapan Nabi Muhammad Ia memiliki fungsikoroboratif (bayacircn al-tarsquokicircd) elaboratif (bayacircn al-tafsicircr) dan suplementatif(bayacircn al-tasyricircraquo) bagi al-Quran30 Dua ini relatif disepakati oleh para ulamadan sarjana Muslim sebagai sumber yang bersifat kekal-abadi dan tidakberubah

Di samping sumber utama itu manhaj tarjih juga mengakomodirsumber lain Akan tetapi sumber jenis ini sifatnya adalah pendampingatau tambahan bagi sumber utama Dalam bahasa manhaj tarjih sumberini disebut sebagai sumber paratekstual atau instrumental Jenis sumberini antara lain ijmak qiyas maslahat mursalah istihsan tindakan preventifdan lsquourf31

Pada titik ini kita dapat melihat bahwa sumber hukum Islam yangdipedomani dalam manhaj tarjih relatif sama dengan sumber hukum Is-

40 AFKARUNA

lam yang diyakini oleh para ulama Titik perbedaannya terletak padaklasifikasi mana yang disebut sebagai sumber utama hukum Islam danmana yang menjadi sumber pendamping Dalam diskursus teorisasi hukumIslam dikenal istilah al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc (sumber-sumber hukumyang disepakati) dan al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc (sumber-sumber hukumyang diperselisihkan) Wabah al-Zuailicirc dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf

mengkategorikan al-Quran sunah ijmak dan qiyas ke dalam al-macadiral-muttafaq lsquoalaihacirc Sedangkan yang masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc menurut mereka adalah selain yang empat itu yakniistihsan maslahat mursalah isticla isticacircb lsquourf mazhab sahabatsyariat umat terdahulu dan al-dzaracircrsquoiraquo32 Pandangan ini berbeda dengantiga penulis kontemporer yang lain yaitu Mohammad Hashim KamaliMashood A Baderin dan Jasser Auda Menurut mereka al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc itu hanya dua yaitu al-Quran dan Sunnah Selain duaini menurut mereka masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc33

Dari sini tampak bahwa sesungguhnya sumber hukum Islam dalam manhajtarjih Muhammadiyah lebih selaras dengan pendapat yang kedua iniMenurut penulis pendapat kedua ini lebih melihat sumber-sumber hukum

Islam dari perspektif epistemologis di mana ada pengklasifikasian antaradivine sources (sumber yang berdasar pada wahyu) dan non-divine sources(sumber yang berdasar bukan pada wahyuberdasar pada ijtihad)

2 Metode hukum Islam philosophical methodology dan practicalmethodology

Dalam pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode hukum Is-lam yang terdapat di dalamnya dapat dikategorikan ke dalam duakelompok Metode pertama adalah apa yang penulis sebut sebagai philo-sophical methodologyal-mariqah al-falsaficircyah atau metodologi yangbersifat filosofis Artinya metode ini memberikan basis filosofis terhadap

praktik berijtihad dalam rangka menggali hukum-hukum dari nas agamayang digali menggunakan metode jenis kedua (practical methodologyjenis metode ini akan dibahas setelah ini)

Philosophical methodology ini dalam manhaj tarjih diimplementasikandalam dua asumsi yaitu asumsi intergralistik dan asumsi hirarkis Asumsiintegralistik mengasumsikan teori keabsahan koroboratif tentang normayakni suatu asumsi yang memandang adanya koroborasi dan salingmendukung di antara berbagai elemen sumber guna melahirkan suatu

41Vol 15 No 1 Juni 2019

norma Dalam perspektif manhaj tarjih suatu norma yang didasarkankepada satu elemen sumber sesungguhnya sudah absah hanya sajakeabsahan itu bersifat zhannicirc Zhannicirc adalah satu tingkatan dalil di manaia masih mengandung beberapa kemungkinan makna Artinya kepastiantentang kebenaran yang terkandung di dalam dalil semacam itu masihharus perlu dibuktikan Jika terbukti absah maka ia dapat dijadikan lan-

dasan argumentasi Namun apabila tidak maka ia tidak dapat menjadisandaran Hal ini berbeda dengan dalil yang bersifat qamraquoicirc di mana iahanya mengandung satu makna dan bersifat pasti dan karenanya dalilyang semacam itu pasti dapat dijadikan landasan dalam berargumen34

Namun demikian kekuatan keabsahan dari dalil yang bersifat zhannicirctersebut akan meningkat manakala dapat dihadirkan sejumlah elemensumber yang saling menguatkan dan saling berkoroborasi untuk mendu-kung norma dimaksud Dalil semacam ini akan naik derajat menjadi gha-labah al-zhann (preponderance of conviction) dan pada suatu tingkatdalam kasus-kasus tertentu kekuatan keabsahan itu juga bisa mencapaiderajat qamraquoicirc35 Ke-qamraquoicirc-an tidak terdapat dalam dalil terpisah satupersatu tetapi terdapat dalam koroborasi sejumlah dalil yang satu sama

lain saling menguatkan dan menunjukkan satu pemaknaan yang samaSebagai contoh ke-qamraquoicirc-an hukum wajibnya salat zakat atau puasadicapai dengan cara integralistik ini36

Adapun asumsi hirarkis adalah suatu anggapan bahwa norma ituberjenjang dari norma yang paling bawah hingga norma paling atas Apa-bila jenjang norma tersebut dilihat dari atas ke bawah maka jenjang normapertama ialah nilai-nilai dasar (al-qiyacircm al-asacircsiyyah) baik norma teologismaupun yuristik Norma dasar ini diambil dari (1) nilai-nilai universal Is-lam seperti tauhid akhlak karimah kemaslahatan keadilan persamaankebebasan persaudaraan atau (2) dapat disimpulkan dari kenyataan hidupmanusia di bawah sinar sumber-sumber pokok Norma dasar ini mema-

yungi norma di bawahnya yaitu norma kedua yang berupa asas-asasumum (al-ucucircl al-kulliyyah) yang di satu sisi merupakan deduksi dari nilaidasar atau pada sisi lain merupakan abstraksi dari norma konkret Asas-asas umum ini pada gilirannya memayungi norma paling bawah ataunorma ketiga yakni norma konkret yang berupa ketentuan-ketentuan syarrsquoiyang bersifat cabang (al-akacircm al-furucircraquoiyyah) Dalam perspektif tarjihstruktur norma ini dapat dilihat dari juga bawah ke atas Apabila dilihatdengan cara ini maka norma dasar terletak pada bagian yang paling bawah

42 AFKARUNA

yang berfungsi melandasi asas-asas umum Asas-asas umum pada gili-rannya melandasi norma-norma konkret yang merupakan norma palingatas yang berdiri di atas jenjang dua lapis norma lainnya yang lebih asasi37

Metode kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical meth-odologyal-maricircqah al-lsquoamalicirc atau metodologi yang bersifat praktis Metodeini lebih bersifat prosedural dibanding metode yang pertama Dalam

pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode yang dapat dikate-gorikan ke dalam jenis ini ada empat yaitu (1) metode interpretasi (2)metode kausasi baik kausasi berdasarkan kausa efisien (al-lsquoillah al-facircraquoilah)maupun berdasarkan kausa finalis (al-lsquoillah al-ghacircrsquoiyyahmaqacirccid al-syaricircraquoah) dan (3) metode sinkronisasi dalam hal terjadi taraquoacircru dan (4)metode istiqracircrsquo (induktif)38

Dalam manhaj tarjih metode interpretasi dijelaskan sebagai suatumetode yang ditujukan untuk menjelaskan nas-nas yang sudah adaMetode ini digunakan untuk menangani kasus-kasus yang sudah terdapatnas langsung mengenainya hanya saja nas itu bersifat masih kabur sehing-ga perlu diperjelas Sedangkan metode kausasi digunakan untuk meme-cahkan masalah yang tidak terdapat nas langsung mengenainya Prosesnya

dilakukan dengan cara menggali kausa baik efisien maupun finalis yangdapat memberikan landasan bagi hukum kasus tersebut Adapun metodesinkronisasi menurut manhajr tarjih digunakan untuk menemukan keten-tuan hukum bagi kasus-kasus yang untuknya terdapat dalil-dalil yang salingbertentangan (taraquoacircru al-adillah)39 Sedangkan metode istiqracircrsquo adalahpemecahan masalah dengan cara mengumpulkan seluruh dalil baik yangberkaitan secara langsung maupun tidak untuk dicari prinsip umumdengan menyimpulkannya secara induktif

3 Prinsip hukum Islam orientational principles dan practical principlesSama seperti metode hukum Islam prinsip hukum Islam yang terdapat

dalam manhaj tarjih dalam pembacaan penulis juga terbagi menjadi duaPrinsip pertama adalah apa yang penulis istilahkan sebagai orientationalprinciplesal-mabacircdirsquo al-taujicirchicirc atau prinsip yang menggambarkan orientasidan wawasan Prinsip ini merupakan landasan yang mejadi spirit secarakeseluruhan dalam berijtihad Menurut penulis ada empat yang dapatdikategorikan sebagai orientational principles dalam mahaj tarjih

Orientational principles yang pertama adalah tajdid Prinsip tajdid iniditegaskan sebagai identitas umum gerakan Muhammadiyah termasuk

43Vol 15 No 1 Juni 2019

pemikirannya di bidang keagamaan Tajdid menggambarkan orientasi darikegiatan tarjih dan corak ketarjihan Dalam manhaj tarjih tajdid mem-punyai dua arti (1) dalam bidang akidah dan ibadah tajdid beramaknapurifikasi atau pemurnian dalam arti mengembalikann akidah dan ibadakepada kemurniannya sesuai dengan sunah Nabi saw (2) dalam bidangmuamalat duniawiah tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyara-

kat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman40

Orientational principles yang kedua adalah toleransi Toleransi dimaknaibahwa Muammadiyah tidak menganggap dirinya saja yang benar semen-tara yang lain tidak benar41 Orientational principles yang ketiga adalahketerbukaan Keterbukaan mengandung makna bahwa segala ditetapkanoleh Tarjih dapat dikritik dalam rangkan melakukan perbaikan di manaapabila ditemukan dalil dan argumen lebih kuat maka Majelis Tarjih akanmembahasnya dan mengoreksi dalil dan argumen yang dinilai kurangkuat42 Orientational principles yang keempat adalah tidak berafiliasimazhab Artinya Muhammadiyah tidak mengikuti mazhab tertentumelainkan dalam berijtihad bersumber kepada al-Quran dan sunah denganmetode ijtihad yang ada Namun Muhammadiyah juga tidak sama sekali

menafikan berbagai pendapat fukaha yang ada Pendapat-pendapatmereka itu dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan diktumnormaajaran yang lebih sesuai dengan semangat di mana kita hidup43

Prinsip kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical prin-ciplesal-qawacircraquoid al-lsquoamalicirc atau prinsip yang bersifat praktis Dalampandangan penulis prinsip yang bersifat praktis ini terimplementasi dalampendekatan yang digunakan Majelis Tarjih yaitu pendekatan bayaniburhani dan irfani

Aplikasi Nalar Fikih Muhammadiyah Dalam Produk TarjihUntuk mengetahui aplikasi nalar fikih Muhammadiyah dalam praktik

ijtihad yang dilakukan Majelis Tarjih maka salah satu produk fikih Muham-madiyah yaitu fikih air akan dibahas di sini

Ada karakteristik khas yang terdapat dalam produk fikih Muhammad-iyah termasuk tentu fikih air ini yakni kentaranya apa yang disebut SyamsulAnwar sebagai teori pertingkatan norma44 Teori pertingkatan normasesungguhnya adalah bahasa lain dari asumsi hirarkis yang terdapat dalammanhaj tarjih yang oleh penulis dikategorikan sebagai philosophical meth-

odologyal-mariqah al-falsaficirc

44 AFKARUNA

Dalam pembacaan penulis teori ini mengkaver keseluruhan unsursyariah dalam konteks agama secara umum Artinya fikih Muhammadiyahdengan karakteristiknya yang khas ini tidak hanya berbicara pada aspekyuridis tapi juga moral-etik dan teologis Untuk memperjelas asumsipenulis ini berikut akan penulis rincikan dalam sub-sub bab tersendiri

1 Al-qiyacircm al-asacircsiyyah sebagai dasar teologis dan moral-etikDalam buku Fikih Air Perspektif Muhammadiyah ada bebeberapa nilai

dasar Islam yang relevan yang dimasukkan ke dalam buku tersebut yaitu(1) tauhid (2) syukur (3) keadilan (4) moderasi dan keseimbangan (al-wasamiyyah wa al-tawacirczun) (5) meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi (al-faraquoacircliyyah) dan (6) kepedulian (al-lsquoinacircyah)45 Nilai-nilai inimenurut penulis mengandung dua aspek syariah yaitu teologis sekaligusmoral-etik Nilai tauhid dan syukur termasuk aspek teologis dari syariah

Menurut Kamali salah satu karakteristik penting syariah adalah keter-kaitan-eratnya dengan tauhid yakni keimanan atas keesaan Tuhan yangmenjadi pondasi utama agama Islam Aspek-aspek lain dari syariah harusdilandaskan pada ketauhidan Dalam kaitan ini Kamali menulis

ldquoEvery discussion of law and morality in Islam must of necessity pro-ceed from tauhid Its influence on syariah and ethics runs deep so muchso that tauhid manifests itself in ritual devotion and personal piety intheology and law in politics and economics in faith and deeds all ofwhich are manifestations of the same all-pervasive principle tauhid Godcreated the unierse and every part of it reflects the unity of its sourceevery part of it synchronized with its other partrdquo46 (Setiap wacana tentanghukum dan moralitas dalam Islam harus bersumber dari tauhid Pengaruhtauhid terhadap syariah dan etika sangat mendalam karena saking menda-lamnya tauhid mengejawantahkan dirinya dalam praktik ketaatan dankesalehan individu dalam teologi dan hukum dalam politik dan ekonomi

dalam keyakinan dan tindakan Semuanya adalah manifestasi dari prinsiptauhid yang meresap dalam semua aspek itu Tuhan menciptakan alamsemesta dan setiap bagian dari alam semesta itu merefleksikan satu-kesatuan sumber setiap bagian dari alam semesta tersinkron satu samalain)

Dengan kata lain tauhid menjadi pijakan teologis bagi semua aspekkehidupan di mana satu sama lain saling terkait Tauhid menjadi nyawauntuk keberlangsungan moral dan hukum Tanpa tauhid kesemrawutan

45Vol 15 No 1 Juni 2019

dan ketidakaturan akan melanda aspek syariah yang lain Menurut penulistauhid dalam pengertian ini menjadi semacam hub (pusatinti) bagiketerjalinan dan keteraturan segala aspek kehidupan Grafik yang penulisbuat di bawah ini akan meringkas arti penting tauhid sebagai hub

Grafik 1 Tauhid sebagai pusatinti (hub)

Makna tauhid semacam ini juga tergambar secara cukup jelas dalambuku Fikih Air sebagaimana berikut ini

ldquoTauhid adalah fondasi keimanan dan amal kebaikan dalam IslamKepercayaan tauhid melahirkan kesadaran bahwa seluruh alam semestatermasuk air diciptakan diatur dan diperlihata oleh Allah swt yang Maha

Esa Tauhid mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan manusiadengan manusia dan manusia dengan alam termasuk air Prinsip tauhidmenyediakan visi kesatuan bagi umat Islam Dengan visi tersebut umatIslam dapat menyadari bahwa manusia dan air adalah bagian dari alamsemesta dan diatur keberadannya oleh wahyurdquo

Adapun syukur dalam konteks buku Fikih Air dapat dikategorikan jugasebagai bagian dari aspek teologis ndash meskipun dalam tempat lain (maksud-nya produk fikih Muhammadiyah lain) bisa jadi syukur masuk dalamkategori moral-etik Alasan ldquosyukurrdquo dikategorikan masuk sebagai aspekteologis dalam hal ini didasarkan pada pernyataan Majelis Tarjih sendiridalam buku tersebut

ldquo rasa syukur dapat menjadi landasan bagi setiap aktivitas pemanfaatandan pengelolaan air Hakikat syukur adalah kesadaran mendalam akan kasih

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

34 AFKARUNA

ldquoThe Islamic summons has by and large been understood by Muslimsto be a call to righteous action in conformity with the guidance ofRevelation There is no doubt that if most Muslims were asked whichscience is decisive for the determination of right action they wouldnominate the Islamic legal sciences namely the fiqh sciences Amongthe Islamicate intellectual disciplines only Islamic law is both practi-cal and theoretical concerned with human action in the world and(stricly speaking) religious In this sense Islamic law and legal theorymust be the true locus of the discussion of Islamic ehticsrdquo (Perintahagama Islam secara garis besar dipahami oleh umat Muslim sebagai ajakanuntuk melakukan perilaku-perilaku yang benar sesuai dengan arahan wahyuTidak ada keraguan sedikitpun apabila kebanyakan Muslim ditanya tentangilmu apa yang paling relevan dan cocok untuk menentukan tindakan yangbenar maka pasti mereka akan menjawab ilmu hukum Islam yaitu ilmufikih Di antara disiplin keilmuan yang terislamkan hanya hukum Islambaik dari aspek praktis maupun teoritis yang memberi perhatian terhadaptindakan manusia di dunia dan (dengan nada yang tegas) agama Pada titikinilah hukum Islam dan teori hukum menjadi tempat yang sangat tepatuntuk mendiskusikan etika Islam)6

Singkatnya Reinhart adalah satu di antara sarjana yang ingin menun-jukkan bahwa hukum Islam itu tidak melulu tentang hukum tapi jugamenjadi sistem etik dan sistem epistemologis Dalam hal ini Reinhartmenurut pembacaan penulis termasuk sarjana yang mencoba menyin-tesakan dua kutub yang saling berseberangan jauh yaitu kutub yang meng-anggap bahwa hukum Islam pada intinya adalah sistem moral dan agamadengan kutub yang berpandangan bahwa hukum Islam itu adalah sepertihukum dalam pengertian legal aslinya7 Maka pada titik ini harus disadaribahwa dalam kajian-kajian kontemporer khususnya di Barat perdebatan

tentang hukum Islam itu berporos salah satunya pada karakteristik hukumIslam itu sendiri Sederhananya apakah hukum Islam itu adalah tentangmoral-etik atau tentang hukum itu sendiri sebagaimana makna hukumpada umumnya

Tulisan ini secara umum mencoba menelusuri posisi nalar fikih baruMuhammadiyah dalam perdebatan tentang hukum Islam tersebut danprobabilitasnya untuk menjadi paradigma hukum yang lebih holistik Secarakhusus pemilihan nalar fikih Muhammadiyah sebagai objek kajian dilatar-

35Vol 15 No 1 Juni 2019

belakangi beberapa hal pertama dalam banyak kesempatan ulama-ulamaMuhammadiyah terutama Syamsul Anwar (Ketua Majelis Tarjih dan TajdidPP Muhammadiyah) memperkenalkan nalar fikih baru yang konon tidaksama dengan nalar fikih klasik Nalar fikih ini telah banyak menghasilkanproduk tarjih misalnya fikih air fikih kebencanaan dan lain sebagainyaPerlu dicatat bahwa belakangan salah satu ulama Muhammadiyah Hamim

Ilyas juga memperkenalkan konsep fikih baru dalam bukunya berjudulFikih Akbar Ia mengandaikan empat sistem dalam merekonstruksi nalarfikih yang ia sebut sebagai fikih akbar Empat sistem tersebut adalah (1)sistem kepercayaan keagamaan (2) sistem peribadatan (3) sistem nilaidan (4) sistem gagasan visioner tentang lembaga-lembaga sosial yangdiidealkan8 Namun karena konsep fikih ini secara praktis belum terimple-mentasikan dan belum menjadi acuan dalam memproduksi produk tarjihmaka konsep fikih ini di luar objek kajian tulisan ini Latar belakang pertamaini menimbulkan beberapa pertanyaan yang harus dijawab yaitu bagai-mana sebenarnya nalar fikih baru Muhammadiyah itu Dan apa letak per-bedaannya dengan fikih klasik Lalu pertanyaan yang lebih jauh di manaletak posisi nalar fikih baru Muhammadiyah dalam perspektif kajian hukum

Islam kontemporer yang berkembang terutama di Barat Kedua sebagainalar yang menghasilkan produk ijtihad maka ada kemungkinan nalarfikih Muhammadiyah ini dapat menjadi paradigma baru hukum IslamPertanyaannya sejauhmana kemungkinan itu

Konsep-Konsep Yang Membentuk Paradigma Hukum Islam(Islamic Law)Bagian ini membahas tentang konsep-konsep yang membentuk para-

digma hukum Islam Bagian ini penting untuk membaca apakah nalarfikih Muhammadiyah dapat dijadikan paradigma hukum atau tidak Istilah-istilah kunci tentang hukum Islam yang pada gilirannya membentuk dalamsebuah konsepsi khusus dipaparkan di sini Dalam tradisi keilmuan Barathukum Islam diterjemahkan sebagai Islamic law9 Namun sayangnya istilah

ldquoIslamic lawrdquo dalam kajian-kajian yang mereka lakukan tidak hanya memilikimakna tunggal Ada empat istilah Arab yang sering dipertukarkan dandiasosiasikan sebagai hukum Islam yaitu syariah (syaricircrsquoah) fikih (fiqh)kanun (qacircnucircn) dan lsquourf (lsquourf)10 Dalam pembacaan penulis terhadap kajianMashood A Baderin dan Mohammad Hashim Kamali11 tampaknya dua

36 AFKARUNA

istilah pertama (syariah dan fikih) mencapai titik penggunaan yang lebihsering dibanding dua istilah terakhir (kanun dan lsquourf) Sehingga hanyaistilah syariah dan fikih saja yang akan dibahas penulis dalam tulisan ini

Syariah secara literal bermakna jalan untuk mengairi (path to water)atau jalan yang lurusbenar (right path)12 Jasser Auda mengartikannyasebagai jalan hidup (a way of life)13 Menurut Baderin kata ldquosyariahrdquo

biasanya digunakan dalam tiga konteks yang berbeda ketika diidentikkansebagai hukum Islam Pertama syariah dalam konteks agama secaraumum Syariah dalam pengertian semacam ini merujuk pada jalan hidupumat Islam secara umum Oleh karena itu ia mencakup hal-hal yang bersifathukum secara tegas (issues of strict ldquolawrdquo) maupun hal yang tidak adakaitannya dengan hukum (issues of ldquonon-lawrdquo) Artinya semua aspekagama menjadi sebuah sistem kesatuan etika Islam moral akidah danibadah (religious and spiritual stipulations) maupun ketentuan hukum (le-gal stipulations)14

Dalam konteks ini tidak semua ketentuan syariah ditegakkan secarayuridis Untuk menjelaskan hal ini Baderin mengilustrasikannya dengantiga perintah berbeda yang terdapat dalam al-Quran Pertama tentang

perintah menjawab salam (penghormatan) dengan cara yang lebih baikatau paling tidak setara15 Perintah ini merupakan kewajiban moral-etikyang diberlakukan kepada Muslim tapi penegakannya tidak bersifat yuridisArtinya ketika ada seorang Muslim yang menolak atau tidak mau menja-wab salam maka pelanggaran ini tidak dapat dibawa kepada pengadilansyariah meskipun secara jelas al-Quran memerintahkan menjawab salamKedua perintah tentang kewajiban melaksanakan haji16 Sama seperti jenisperintah pertama kewajiban haji merupakan perintah yang penegakannyatidak bersifat yuridis karena ia merupakan perintah yang kaitannya denganibadah dan akidah Pelanggaran terhadap perintah ini tidak mengakibat-kan si pelanggar diadili dalam pengadilan syariah meskipun jelas al-Quran

memerintahkan berhaji Ketiga perintah atau ketentuan tentang waris17

Berbeda dengan dua jenis ketentuan atau perintah sebelumnya ketentuantentang hak waris tidak hanya soal moral-etis tapi juga yuridis Oleh karenaitu seseorang dapat menuntut anggota keluarganya di pengadilan syariahketika misalnya ia tidak diberikan hak waris yang semestinya18 Daripenjelasan ini jelas bahwa syariah dalam pengertian pertama yaitu dalamkonteks agama secara umum mencakup hal-hal yang bersifat hukummoral-etik akidah dan ibadah

37Vol 15 No 1 Juni 2019

Kedua syariah dalam konteks hukum secara umum Syariah dalampengertian ini merujuk kepada suatu sistem hukum Islam yang membe-dakan dirinya dengan sistem hukum yang lain seperti hukum umum (com-mon law) dan hukum sipil (civil law) Biasanya syariah dalam pengertiansemacam ini cenderung dipahami sebagai suatu sistem hukum ilahiahyang sempurna dan karena itu tidak dapat direvisi (inflexible) dan bersifat

abadi Di sinilah menurut Baderin perlunya membedakan antara apa ituwahyu yang bersifat abadi dengan pemikiran manusia yang bersifat variatifdalam konteks sistem hukum Islam Ini akan membawa kita pada konteksketiga di mana syariah secara spesifik dihadapkan dengan fikih19

Ketiga syariah dalam konteks khusus yang berbeda dari fikih Dalamkonteks ini syariah merujuk kepada sumber wahyu yaitu al-Quran dansunah Oleh sebab itu dalam pengertian ini syariah berbeda dari fikihkarena ia merupakan produk hukum Islam yang dihasilkan dari pemikiranmanusia Syariah bersifat abadi sementara ketentuan-ketentuan yangdiderivasi dari syariah melalui fikih bersifat tidak abadi dan beragam20

Dalam bahasa Jasser Auda syariah merepresentasikan aspek ilahiah darihukum Islam sementara fikih merepresentasikan aspek kognitif hukum

Islam21 Menurut Auda pembedaan konsep syariah dan fikih ini pentingkarena pengaburan garis demarkasi antara syariah dan fikih akan meng-akibatkan apa yang disebut Auda sebagai klaim ldquokeilahianrdquo atau ldquokesucianrdquo(claims of divinity and sanctity) terhadap hasil ijtihad manusia Dalamsejarahnya klaim tersebut mengakibatkan dua fenomena serius yaitusaling membidrsquoahkan dan resistensi terhadap pembaruan hukum Islam22

Terlepas dari itu setidaknya pada titik ini tergambar bahwa paradigmahukum Islam dibangun di atas konsep syariah dan fikih Syariah menjadidivine law (ketentuan wahyu) sementara fikih menjadi non-divine law(ketentuan bukan wahyu) yang terderivasi dari syariah Syariah menjadiaspek ilahiah hukum Islam dan fikih menjadi aspek kognitif hukum Islam

Untuk lebih memahami paradigma hukum Islam dengan lebih baik Baderinmenawarkan bahwa hukum Islam itu harus mengandung tiga elemenyaitu sumber metode dan prinsip23 Tiga elemen ini akan dibahas secaralebih rinci dalam bagian selanjutnya tentang nalar fikih baru Muham-madiyah

Nalar Fikih Baru MuhammadiyahBerbicara soal nalar fikih baru Muhammadiyah maka mau tidak mau

38 AFKARUNA

kita harus meletakkan manhaj tarjih sebagai basis kerjanya Namun sebelumjauh ke sana perlu dikemukakan konsep fikih klasik terlebih dahulu agarkita tahu letak perbedaannya dengan nalar fikih Muhammadiyah

Menurut Jasser Auda kata fikih dalam al-Quran dan hadis digunakanuntuk merujuk kepada makna ldquomemahami pemahaman dan memperolehpengetahuan agama secara umumrdquo Baru setelah wafatnya Nabi dan

berakhirnya era para imam mazhab istilah fikih didefinisikan secara khusussebagai ldquopengetahuanilmu tentang hukum-hukum syarak yang bersifatpraktis (yang digali) dari dalil-dalil yang terperincirdquo24 Sebagian yang lainmendefinisikannya sebagai ldquoilmu tentang seperangkat hukum-hukumsyarak yang bersifat furucircraquoiyyah (lsquoamaliyah) yang berhasil didapatkan melaluipenalaran (istinbam) atau istidlal dari dalilnya yang tafcilicirc (dalil yanglangsung atau khusus untuk masalah yang dinalar iturdquo25 Al Yasa Abubakarmerinci dengan sangat baik apa yang dimaksud dengan definisi fikihtersebut Menurutnya yang dimaksud dengan ldquoilmurdquo dalam definisi diatas adalah pengetahuan (tahu al-idracirck mumlaqan) baik yang bersifatyaqicircn ataupun zhan tentang hukum syarak yang diperoleh dari dalil artinyadiperoleh melalui istinbam (penalaran atau pertimbangan rasional) Jadi

menurut Al Yasa aturan syarak yang sudah cukup jelas (di dalam nas)sehingga tidak perlu di-istinbamshy-kan seperti adanya kewajiban salat danzakat tidak dianggap sebagai fikih (bukan merupakan pengetahuan yangmendetail yang memerlukan istinbamshy) Begitu juga pengetahuan yangdiperoleh melalui taklid tidak dianggap sebagai fikih (karena diperolehbukan melalui peng- istinbamshy-an sendiri) Sedangkan maksuddari rdquohukum-hukum syarak (al-ukm al-syarraquoicirc)rdquo adalah hukum (normahukum) yang disimpulkan dari nas al-Quran dan sunah yang berhubungandengan perbuatan seseorang26

Adapun istilah ldquoyang bersifat furucircraquoiyyah (lsquoamaliah)rdquo masih menurutAl Yasa digunakan untuk menunjuk semua ldquoperbuatan lahirrdquo manusia

guna membedakannya dengan ldquoperbuatan batin atau keyakinanrdquo manusiayang dalam kajian keislaman menjadi objek ilmu kalam Sedangkan istilahldquodalil yang tafcilicircrdquo digunakan untuk menunjuk dalil yang mendasari sebuahperaturan Jadi menurut Al Yasa pernyataan bahwa sesuatu peraturanadalah berdasar (berdalil) ayat al-Quran (secara umum) tidak dianggapcukup harus menyebut ayat berapa dan surat apa Begitu juga sekiranyamenyebut berdasar (berdalil) kepada hadis maka harus disebutkan matanhadisnya disertai dengan kualitas sanadnya Begitu juga kalau dikatakan

39Vol 15 No 1 Juni 2019

berdalil kepada qiyas atau istihsan harus menjelaskan bagaimana logikadan urutan berpikirnya sehingga dapat diketahui apakah jalan pikirantersebut sudah memenuhi syarat atau belum27

Dari penjelasan definisi di atas tampak dua celah yang dapat dikatakansebagai kekurangan konsep fikih klasik (1) masih cenderung berkutat padaaspek amaliah praktis dan (2) digali dari dalil-dalil tafcilicirc yang sangat

mungkin bersifat parsial-atomistik Dua kekurangan ini yang dalam asumsipenulis dapat ditutupi oleh nalar fikih Muhammadiyah

Dalam manhaj tarjih Muhammadiyah nalar fikih tidak dibangun sematamelalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat pada amaliah praktisTapi dengan serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatu dengansumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Untuk itu kerangkaberpikir Baderin yang mengasumsikan tiga elemen syariah digunakan disini untuk membaca manhaj tarjih yang menjadi basis nalar fikihMuhammadiyah itu

1 Sumber hukum IslamDalam manhaj tarjih sumber hukum Islam dapat diklasifikasikan

menjadi dua Pertama adalah sumber utama hukum Islam yang juga

menjadi sumber ajaran Islam secara umum yaitu al-Quran dan sunah28

Al-Quran yang berisi lebih dari 6000 ayat berbicara tentang semua aspekkehidupan baik teologi moral-etik ibadah muamalat dan aspek legalkehidupan Sebagian ayat al-Quran bersifat qamraquoicirc dan sebagian yang lainzhannicirc yang membawa kepada konsekuensi perlunya interpretasi danelaborasi29 Adapun sunah sebagai sumber hukum Islam berisi perkataanperbuatan dan juga ketetapan Nabi Muhammad Ia memiliki fungsikoroboratif (bayacircn al-tarsquokicircd) elaboratif (bayacircn al-tafsicircr) dan suplementatif(bayacircn al-tasyricircraquo) bagi al-Quran30 Dua ini relatif disepakati oleh para ulamadan sarjana Muslim sebagai sumber yang bersifat kekal-abadi dan tidakberubah

Di samping sumber utama itu manhaj tarjih juga mengakomodirsumber lain Akan tetapi sumber jenis ini sifatnya adalah pendampingatau tambahan bagi sumber utama Dalam bahasa manhaj tarjih sumberini disebut sebagai sumber paratekstual atau instrumental Jenis sumberini antara lain ijmak qiyas maslahat mursalah istihsan tindakan preventifdan lsquourf31

Pada titik ini kita dapat melihat bahwa sumber hukum Islam yangdipedomani dalam manhaj tarjih relatif sama dengan sumber hukum Is-

40 AFKARUNA

lam yang diyakini oleh para ulama Titik perbedaannya terletak padaklasifikasi mana yang disebut sebagai sumber utama hukum Islam danmana yang menjadi sumber pendamping Dalam diskursus teorisasi hukumIslam dikenal istilah al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc (sumber-sumber hukumyang disepakati) dan al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc (sumber-sumber hukumyang diperselisihkan) Wabah al-Zuailicirc dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf

mengkategorikan al-Quran sunah ijmak dan qiyas ke dalam al-macadiral-muttafaq lsquoalaihacirc Sedangkan yang masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc menurut mereka adalah selain yang empat itu yakniistihsan maslahat mursalah isticla isticacircb lsquourf mazhab sahabatsyariat umat terdahulu dan al-dzaracircrsquoiraquo32 Pandangan ini berbeda dengantiga penulis kontemporer yang lain yaitu Mohammad Hashim KamaliMashood A Baderin dan Jasser Auda Menurut mereka al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc itu hanya dua yaitu al-Quran dan Sunnah Selain duaini menurut mereka masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc33

Dari sini tampak bahwa sesungguhnya sumber hukum Islam dalam manhajtarjih Muhammadiyah lebih selaras dengan pendapat yang kedua iniMenurut penulis pendapat kedua ini lebih melihat sumber-sumber hukum

Islam dari perspektif epistemologis di mana ada pengklasifikasian antaradivine sources (sumber yang berdasar pada wahyu) dan non-divine sources(sumber yang berdasar bukan pada wahyuberdasar pada ijtihad)

2 Metode hukum Islam philosophical methodology dan practicalmethodology

Dalam pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode hukum Is-lam yang terdapat di dalamnya dapat dikategorikan ke dalam duakelompok Metode pertama adalah apa yang penulis sebut sebagai philo-sophical methodologyal-mariqah al-falsaficircyah atau metodologi yangbersifat filosofis Artinya metode ini memberikan basis filosofis terhadap

praktik berijtihad dalam rangka menggali hukum-hukum dari nas agamayang digali menggunakan metode jenis kedua (practical methodologyjenis metode ini akan dibahas setelah ini)

Philosophical methodology ini dalam manhaj tarjih diimplementasikandalam dua asumsi yaitu asumsi intergralistik dan asumsi hirarkis Asumsiintegralistik mengasumsikan teori keabsahan koroboratif tentang normayakni suatu asumsi yang memandang adanya koroborasi dan salingmendukung di antara berbagai elemen sumber guna melahirkan suatu

41Vol 15 No 1 Juni 2019

norma Dalam perspektif manhaj tarjih suatu norma yang didasarkankepada satu elemen sumber sesungguhnya sudah absah hanya sajakeabsahan itu bersifat zhannicirc Zhannicirc adalah satu tingkatan dalil di manaia masih mengandung beberapa kemungkinan makna Artinya kepastiantentang kebenaran yang terkandung di dalam dalil semacam itu masihharus perlu dibuktikan Jika terbukti absah maka ia dapat dijadikan lan-

dasan argumentasi Namun apabila tidak maka ia tidak dapat menjadisandaran Hal ini berbeda dengan dalil yang bersifat qamraquoicirc di mana iahanya mengandung satu makna dan bersifat pasti dan karenanya dalilyang semacam itu pasti dapat dijadikan landasan dalam berargumen34

Namun demikian kekuatan keabsahan dari dalil yang bersifat zhannicirctersebut akan meningkat manakala dapat dihadirkan sejumlah elemensumber yang saling menguatkan dan saling berkoroborasi untuk mendu-kung norma dimaksud Dalil semacam ini akan naik derajat menjadi gha-labah al-zhann (preponderance of conviction) dan pada suatu tingkatdalam kasus-kasus tertentu kekuatan keabsahan itu juga bisa mencapaiderajat qamraquoicirc35 Ke-qamraquoicirc-an tidak terdapat dalam dalil terpisah satupersatu tetapi terdapat dalam koroborasi sejumlah dalil yang satu sama

lain saling menguatkan dan menunjukkan satu pemaknaan yang samaSebagai contoh ke-qamraquoicirc-an hukum wajibnya salat zakat atau puasadicapai dengan cara integralistik ini36

Adapun asumsi hirarkis adalah suatu anggapan bahwa norma ituberjenjang dari norma yang paling bawah hingga norma paling atas Apa-bila jenjang norma tersebut dilihat dari atas ke bawah maka jenjang normapertama ialah nilai-nilai dasar (al-qiyacircm al-asacircsiyyah) baik norma teologismaupun yuristik Norma dasar ini diambil dari (1) nilai-nilai universal Is-lam seperti tauhid akhlak karimah kemaslahatan keadilan persamaankebebasan persaudaraan atau (2) dapat disimpulkan dari kenyataan hidupmanusia di bawah sinar sumber-sumber pokok Norma dasar ini mema-

yungi norma di bawahnya yaitu norma kedua yang berupa asas-asasumum (al-ucucircl al-kulliyyah) yang di satu sisi merupakan deduksi dari nilaidasar atau pada sisi lain merupakan abstraksi dari norma konkret Asas-asas umum ini pada gilirannya memayungi norma paling bawah ataunorma ketiga yakni norma konkret yang berupa ketentuan-ketentuan syarrsquoiyang bersifat cabang (al-akacircm al-furucircraquoiyyah) Dalam perspektif tarjihstruktur norma ini dapat dilihat dari juga bawah ke atas Apabila dilihatdengan cara ini maka norma dasar terletak pada bagian yang paling bawah

42 AFKARUNA

yang berfungsi melandasi asas-asas umum Asas-asas umum pada gili-rannya melandasi norma-norma konkret yang merupakan norma palingatas yang berdiri di atas jenjang dua lapis norma lainnya yang lebih asasi37

Metode kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical meth-odologyal-maricircqah al-lsquoamalicirc atau metodologi yang bersifat praktis Metodeini lebih bersifat prosedural dibanding metode yang pertama Dalam

pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode yang dapat dikate-gorikan ke dalam jenis ini ada empat yaitu (1) metode interpretasi (2)metode kausasi baik kausasi berdasarkan kausa efisien (al-lsquoillah al-facircraquoilah)maupun berdasarkan kausa finalis (al-lsquoillah al-ghacircrsquoiyyahmaqacirccid al-syaricircraquoah) dan (3) metode sinkronisasi dalam hal terjadi taraquoacircru dan (4)metode istiqracircrsquo (induktif)38

Dalam manhaj tarjih metode interpretasi dijelaskan sebagai suatumetode yang ditujukan untuk menjelaskan nas-nas yang sudah adaMetode ini digunakan untuk menangani kasus-kasus yang sudah terdapatnas langsung mengenainya hanya saja nas itu bersifat masih kabur sehing-ga perlu diperjelas Sedangkan metode kausasi digunakan untuk meme-cahkan masalah yang tidak terdapat nas langsung mengenainya Prosesnya

dilakukan dengan cara menggali kausa baik efisien maupun finalis yangdapat memberikan landasan bagi hukum kasus tersebut Adapun metodesinkronisasi menurut manhajr tarjih digunakan untuk menemukan keten-tuan hukum bagi kasus-kasus yang untuknya terdapat dalil-dalil yang salingbertentangan (taraquoacircru al-adillah)39 Sedangkan metode istiqracircrsquo adalahpemecahan masalah dengan cara mengumpulkan seluruh dalil baik yangberkaitan secara langsung maupun tidak untuk dicari prinsip umumdengan menyimpulkannya secara induktif

3 Prinsip hukum Islam orientational principles dan practical principlesSama seperti metode hukum Islam prinsip hukum Islam yang terdapat

dalam manhaj tarjih dalam pembacaan penulis juga terbagi menjadi duaPrinsip pertama adalah apa yang penulis istilahkan sebagai orientationalprinciplesal-mabacircdirsquo al-taujicirchicirc atau prinsip yang menggambarkan orientasidan wawasan Prinsip ini merupakan landasan yang mejadi spirit secarakeseluruhan dalam berijtihad Menurut penulis ada empat yang dapatdikategorikan sebagai orientational principles dalam mahaj tarjih

Orientational principles yang pertama adalah tajdid Prinsip tajdid iniditegaskan sebagai identitas umum gerakan Muhammadiyah termasuk

43Vol 15 No 1 Juni 2019

pemikirannya di bidang keagamaan Tajdid menggambarkan orientasi darikegiatan tarjih dan corak ketarjihan Dalam manhaj tarjih tajdid mem-punyai dua arti (1) dalam bidang akidah dan ibadah tajdid beramaknapurifikasi atau pemurnian dalam arti mengembalikann akidah dan ibadakepada kemurniannya sesuai dengan sunah Nabi saw (2) dalam bidangmuamalat duniawiah tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyara-

kat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman40

Orientational principles yang kedua adalah toleransi Toleransi dimaknaibahwa Muammadiyah tidak menganggap dirinya saja yang benar semen-tara yang lain tidak benar41 Orientational principles yang ketiga adalahketerbukaan Keterbukaan mengandung makna bahwa segala ditetapkanoleh Tarjih dapat dikritik dalam rangkan melakukan perbaikan di manaapabila ditemukan dalil dan argumen lebih kuat maka Majelis Tarjih akanmembahasnya dan mengoreksi dalil dan argumen yang dinilai kurangkuat42 Orientational principles yang keempat adalah tidak berafiliasimazhab Artinya Muhammadiyah tidak mengikuti mazhab tertentumelainkan dalam berijtihad bersumber kepada al-Quran dan sunah denganmetode ijtihad yang ada Namun Muhammadiyah juga tidak sama sekali

menafikan berbagai pendapat fukaha yang ada Pendapat-pendapatmereka itu dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan diktumnormaajaran yang lebih sesuai dengan semangat di mana kita hidup43

Prinsip kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical prin-ciplesal-qawacircraquoid al-lsquoamalicirc atau prinsip yang bersifat praktis Dalampandangan penulis prinsip yang bersifat praktis ini terimplementasi dalampendekatan yang digunakan Majelis Tarjih yaitu pendekatan bayaniburhani dan irfani

Aplikasi Nalar Fikih Muhammadiyah Dalam Produk TarjihUntuk mengetahui aplikasi nalar fikih Muhammadiyah dalam praktik

ijtihad yang dilakukan Majelis Tarjih maka salah satu produk fikih Muham-madiyah yaitu fikih air akan dibahas di sini

Ada karakteristik khas yang terdapat dalam produk fikih Muhammad-iyah termasuk tentu fikih air ini yakni kentaranya apa yang disebut SyamsulAnwar sebagai teori pertingkatan norma44 Teori pertingkatan normasesungguhnya adalah bahasa lain dari asumsi hirarkis yang terdapat dalammanhaj tarjih yang oleh penulis dikategorikan sebagai philosophical meth-

odologyal-mariqah al-falsaficirc

44 AFKARUNA

Dalam pembacaan penulis teori ini mengkaver keseluruhan unsursyariah dalam konteks agama secara umum Artinya fikih Muhammadiyahdengan karakteristiknya yang khas ini tidak hanya berbicara pada aspekyuridis tapi juga moral-etik dan teologis Untuk memperjelas asumsipenulis ini berikut akan penulis rincikan dalam sub-sub bab tersendiri

1 Al-qiyacircm al-asacircsiyyah sebagai dasar teologis dan moral-etikDalam buku Fikih Air Perspektif Muhammadiyah ada bebeberapa nilai

dasar Islam yang relevan yang dimasukkan ke dalam buku tersebut yaitu(1) tauhid (2) syukur (3) keadilan (4) moderasi dan keseimbangan (al-wasamiyyah wa al-tawacirczun) (5) meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi (al-faraquoacircliyyah) dan (6) kepedulian (al-lsquoinacircyah)45 Nilai-nilai inimenurut penulis mengandung dua aspek syariah yaitu teologis sekaligusmoral-etik Nilai tauhid dan syukur termasuk aspek teologis dari syariah

Menurut Kamali salah satu karakteristik penting syariah adalah keter-kaitan-eratnya dengan tauhid yakni keimanan atas keesaan Tuhan yangmenjadi pondasi utama agama Islam Aspek-aspek lain dari syariah harusdilandaskan pada ketauhidan Dalam kaitan ini Kamali menulis

ldquoEvery discussion of law and morality in Islam must of necessity pro-ceed from tauhid Its influence on syariah and ethics runs deep so muchso that tauhid manifests itself in ritual devotion and personal piety intheology and law in politics and economics in faith and deeds all ofwhich are manifestations of the same all-pervasive principle tauhid Godcreated the unierse and every part of it reflects the unity of its sourceevery part of it synchronized with its other partrdquo46 (Setiap wacana tentanghukum dan moralitas dalam Islam harus bersumber dari tauhid Pengaruhtauhid terhadap syariah dan etika sangat mendalam karena saking menda-lamnya tauhid mengejawantahkan dirinya dalam praktik ketaatan dankesalehan individu dalam teologi dan hukum dalam politik dan ekonomi

dalam keyakinan dan tindakan Semuanya adalah manifestasi dari prinsiptauhid yang meresap dalam semua aspek itu Tuhan menciptakan alamsemesta dan setiap bagian dari alam semesta itu merefleksikan satu-kesatuan sumber setiap bagian dari alam semesta tersinkron satu samalain)

Dengan kata lain tauhid menjadi pijakan teologis bagi semua aspekkehidupan di mana satu sama lain saling terkait Tauhid menjadi nyawauntuk keberlangsungan moral dan hukum Tanpa tauhid kesemrawutan

45Vol 15 No 1 Juni 2019

dan ketidakaturan akan melanda aspek syariah yang lain Menurut penulistauhid dalam pengertian ini menjadi semacam hub (pusatinti) bagiketerjalinan dan keteraturan segala aspek kehidupan Grafik yang penulisbuat di bawah ini akan meringkas arti penting tauhid sebagai hub

Grafik 1 Tauhid sebagai pusatinti (hub)

Makna tauhid semacam ini juga tergambar secara cukup jelas dalambuku Fikih Air sebagaimana berikut ini

ldquoTauhid adalah fondasi keimanan dan amal kebaikan dalam IslamKepercayaan tauhid melahirkan kesadaran bahwa seluruh alam semestatermasuk air diciptakan diatur dan diperlihata oleh Allah swt yang Maha

Esa Tauhid mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan manusiadengan manusia dan manusia dengan alam termasuk air Prinsip tauhidmenyediakan visi kesatuan bagi umat Islam Dengan visi tersebut umatIslam dapat menyadari bahwa manusia dan air adalah bagian dari alamsemesta dan diatur keberadannya oleh wahyurdquo

Adapun syukur dalam konteks buku Fikih Air dapat dikategorikan jugasebagai bagian dari aspek teologis ndash meskipun dalam tempat lain (maksud-nya produk fikih Muhammadiyah lain) bisa jadi syukur masuk dalamkategori moral-etik Alasan ldquosyukurrdquo dikategorikan masuk sebagai aspekteologis dalam hal ini didasarkan pada pernyataan Majelis Tarjih sendiridalam buku tersebut

ldquo rasa syukur dapat menjadi landasan bagi setiap aktivitas pemanfaatandan pengelolaan air Hakikat syukur adalah kesadaran mendalam akan kasih

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

35Vol 15 No 1 Juni 2019

belakangi beberapa hal pertama dalam banyak kesempatan ulama-ulamaMuhammadiyah terutama Syamsul Anwar (Ketua Majelis Tarjih dan TajdidPP Muhammadiyah) memperkenalkan nalar fikih baru yang konon tidaksama dengan nalar fikih klasik Nalar fikih ini telah banyak menghasilkanproduk tarjih misalnya fikih air fikih kebencanaan dan lain sebagainyaPerlu dicatat bahwa belakangan salah satu ulama Muhammadiyah Hamim

Ilyas juga memperkenalkan konsep fikih baru dalam bukunya berjudulFikih Akbar Ia mengandaikan empat sistem dalam merekonstruksi nalarfikih yang ia sebut sebagai fikih akbar Empat sistem tersebut adalah (1)sistem kepercayaan keagamaan (2) sistem peribadatan (3) sistem nilaidan (4) sistem gagasan visioner tentang lembaga-lembaga sosial yangdiidealkan8 Namun karena konsep fikih ini secara praktis belum terimple-mentasikan dan belum menjadi acuan dalam memproduksi produk tarjihmaka konsep fikih ini di luar objek kajian tulisan ini Latar belakang pertamaini menimbulkan beberapa pertanyaan yang harus dijawab yaitu bagai-mana sebenarnya nalar fikih baru Muhammadiyah itu Dan apa letak per-bedaannya dengan fikih klasik Lalu pertanyaan yang lebih jauh di manaletak posisi nalar fikih baru Muhammadiyah dalam perspektif kajian hukum

Islam kontemporer yang berkembang terutama di Barat Kedua sebagainalar yang menghasilkan produk ijtihad maka ada kemungkinan nalarfikih Muhammadiyah ini dapat menjadi paradigma baru hukum IslamPertanyaannya sejauhmana kemungkinan itu

Konsep-Konsep Yang Membentuk Paradigma Hukum Islam(Islamic Law)Bagian ini membahas tentang konsep-konsep yang membentuk para-

digma hukum Islam Bagian ini penting untuk membaca apakah nalarfikih Muhammadiyah dapat dijadikan paradigma hukum atau tidak Istilah-istilah kunci tentang hukum Islam yang pada gilirannya membentuk dalamsebuah konsepsi khusus dipaparkan di sini Dalam tradisi keilmuan Barathukum Islam diterjemahkan sebagai Islamic law9 Namun sayangnya istilah

ldquoIslamic lawrdquo dalam kajian-kajian yang mereka lakukan tidak hanya memilikimakna tunggal Ada empat istilah Arab yang sering dipertukarkan dandiasosiasikan sebagai hukum Islam yaitu syariah (syaricircrsquoah) fikih (fiqh)kanun (qacircnucircn) dan lsquourf (lsquourf)10 Dalam pembacaan penulis terhadap kajianMashood A Baderin dan Mohammad Hashim Kamali11 tampaknya dua

36 AFKARUNA

istilah pertama (syariah dan fikih) mencapai titik penggunaan yang lebihsering dibanding dua istilah terakhir (kanun dan lsquourf) Sehingga hanyaistilah syariah dan fikih saja yang akan dibahas penulis dalam tulisan ini

Syariah secara literal bermakna jalan untuk mengairi (path to water)atau jalan yang lurusbenar (right path)12 Jasser Auda mengartikannyasebagai jalan hidup (a way of life)13 Menurut Baderin kata ldquosyariahrdquo

biasanya digunakan dalam tiga konteks yang berbeda ketika diidentikkansebagai hukum Islam Pertama syariah dalam konteks agama secaraumum Syariah dalam pengertian semacam ini merujuk pada jalan hidupumat Islam secara umum Oleh karena itu ia mencakup hal-hal yang bersifathukum secara tegas (issues of strict ldquolawrdquo) maupun hal yang tidak adakaitannya dengan hukum (issues of ldquonon-lawrdquo) Artinya semua aspekagama menjadi sebuah sistem kesatuan etika Islam moral akidah danibadah (religious and spiritual stipulations) maupun ketentuan hukum (le-gal stipulations)14

Dalam konteks ini tidak semua ketentuan syariah ditegakkan secarayuridis Untuk menjelaskan hal ini Baderin mengilustrasikannya dengantiga perintah berbeda yang terdapat dalam al-Quran Pertama tentang

perintah menjawab salam (penghormatan) dengan cara yang lebih baikatau paling tidak setara15 Perintah ini merupakan kewajiban moral-etikyang diberlakukan kepada Muslim tapi penegakannya tidak bersifat yuridisArtinya ketika ada seorang Muslim yang menolak atau tidak mau menja-wab salam maka pelanggaran ini tidak dapat dibawa kepada pengadilansyariah meskipun secara jelas al-Quran memerintahkan menjawab salamKedua perintah tentang kewajiban melaksanakan haji16 Sama seperti jenisperintah pertama kewajiban haji merupakan perintah yang penegakannyatidak bersifat yuridis karena ia merupakan perintah yang kaitannya denganibadah dan akidah Pelanggaran terhadap perintah ini tidak mengakibat-kan si pelanggar diadili dalam pengadilan syariah meskipun jelas al-Quran

memerintahkan berhaji Ketiga perintah atau ketentuan tentang waris17

Berbeda dengan dua jenis ketentuan atau perintah sebelumnya ketentuantentang hak waris tidak hanya soal moral-etis tapi juga yuridis Oleh karenaitu seseorang dapat menuntut anggota keluarganya di pengadilan syariahketika misalnya ia tidak diberikan hak waris yang semestinya18 Daripenjelasan ini jelas bahwa syariah dalam pengertian pertama yaitu dalamkonteks agama secara umum mencakup hal-hal yang bersifat hukummoral-etik akidah dan ibadah

37Vol 15 No 1 Juni 2019

Kedua syariah dalam konteks hukum secara umum Syariah dalampengertian ini merujuk kepada suatu sistem hukum Islam yang membe-dakan dirinya dengan sistem hukum yang lain seperti hukum umum (com-mon law) dan hukum sipil (civil law) Biasanya syariah dalam pengertiansemacam ini cenderung dipahami sebagai suatu sistem hukum ilahiahyang sempurna dan karena itu tidak dapat direvisi (inflexible) dan bersifat

abadi Di sinilah menurut Baderin perlunya membedakan antara apa ituwahyu yang bersifat abadi dengan pemikiran manusia yang bersifat variatifdalam konteks sistem hukum Islam Ini akan membawa kita pada konteksketiga di mana syariah secara spesifik dihadapkan dengan fikih19

Ketiga syariah dalam konteks khusus yang berbeda dari fikih Dalamkonteks ini syariah merujuk kepada sumber wahyu yaitu al-Quran dansunah Oleh sebab itu dalam pengertian ini syariah berbeda dari fikihkarena ia merupakan produk hukum Islam yang dihasilkan dari pemikiranmanusia Syariah bersifat abadi sementara ketentuan-ketentuan yangdiderivasi dari syariah melalui fikih bersifat tidak abadi dan beragam20

Dalam bahasa Jasser Auda syariah merepresentasikan aspek ilahiah darihukum Islam sementara fikih merepresentasikan aspek kognitif hukum

Islam21 Menurut Auda pembedaan konsep syariah dan fikih ini pentingkarena pengaburan garis demarkasi antara syariah dan fikih akan meng-akibatkan apa yang disebut Auda sebagai klaim ldquokeilahianrdquo atau ldquokesucianrdquo(claims of divinity and sanctity) terhadap hasil ijtihad manusia Dalamsejarahnya klaim tersebut mengakibatkan dua fenomena serius yaitusaling membidrsquoahkan dan resistensi terhadap pembaruan hukum Islam22

Terlepas dari itu setidaknya pada titik ini tergambar bahwa paradigmahukum Islam dibangun di atas konsep syariah dan fikih Syariah menjadidivine law (ketentuan wahyu) sementara fikih menjadi non-divine law(ketentuan bukan wahyu) yang terderivasi dari syariah Syariah menjadiaspek ilahiah hukum Islam dan fikih menjadi aspek kognitif hukum Islam

Untuk lebih memahami paradigma hukum Islam dengan lebih baik Baderinmenawarkan bahwa hukum Islam itu harus mengandung tiga elemenyaitu sumber metode dan prinsip23 Tiga elemen ini akan dibahas secaralebih rinci dalam bagian selanjutnya tentang nalar fikih baru Muham-madiyah

Nalar Fikih Baru MuhammadiyahBerbicara soal nalar fikih baru Muhammadiyah maka mau tidak mau

38 AFKARUNA

kita harus meletakkan manhaj tarjih sebagai basis kerjanya Namun sebelumjauh ke sana perlu dikemukakan konsep fikih klasik terlebih dahulu agarkita tahu letak perbedaannya dengan nalar fikih Muhammadiyah

Menurut Jasser Auda kata fikih dalam al-Quran dan hadis digunakanuntuk merujuk kepada makna ldquomemahami pemahaman dan memperolehpengetahuan agama secara umumrdquo Baru setelah wafatnya Nabi dan

berakhirnya era para imam mazhab istilah fikih didefinisikan secara khusussebagai ldquopengetahuanilmu tentang hukum-hukum syarak yang bersifatpraktis (yang digali) dari dalil-dalil yang terperincirdquo24 Sebagian yang lainmendefinisikannya sebagai ldquoilmu tentang seperangkat hukum-hukumsyarak yang bersifat furucircraquoiyyah (lsquoamaliyah) yang berhasil didapatkan melaluipenalaran (istinbam) atau istidlal dari dalilnya yang tafcilicirc (dalil yanglangsung atau khusus untuk masalah yang dinalar iturdquo25 Al Yasa Abubakarmerinci dengan sangat baik apa yang dimaksud dengan definisi fikihtersebut Menurutnya yang dimaksud dengan ldquoilmurdquo dalam definisi diatas adalah pengetahuan (tahu al-idracirck mumlaqan) baik yang bersifatyaqicircn ataupun zhan tentang hukum syarak yang diperoleh dari dalil artinyadiperoleh melalui istinbam (penalaran atau pertimbangan rasional) Jadi

menurut Al Yasa aturan syarak yang sudah cukup jelas (di dalam nas)sehingga tidak perlu di-istinbamshy-kan seperti adanya kewajiban salat danzakat tidak dianggap sebagai fikih (bukan merupakan pengetahuan yangmendetail yang memerlukan istinbamshy) Begitu juga pengetahuan yangdiperoleh melalui taklid tidak dianggap sebagai fikih (karena diperolehbukan melalui peng- istinbamshy-an sendiri) Sedangkan maksuddari rdquohukum-hukum syarak (al-ukm al-syarraquoicirc)rdquo adalah hukum (normahukum) yang disimpulkan dari nas al-Quran dan sunah yang berhubungandengan perbuatan seseorang26

Adapun istilah ldquoyang bersifat furucircraquoiyyah (lsquoamaliah)rdquo masih menurutAl Yasa digunakan untuk menunjuk semua ldquoperbuatan lahirrdquo manusia

guna membedakannya dengan ldquoperbuatan batin atau keyakinanrdquo manusiayang dalam kajian keislaman menjadi objek ilmu kalam Sedangkan istilahldquodalil yang tafcilicircrdquo digunakan untuk menunjuk dalil yang mendasari sebuahperaturan Jadi menurut Al Yasa pernyataan bahwa sesuatu peraturanadalah berdasar (berdalil) ayat al-Quran (secara umum) tidak dianggapcukup harus menyebut ayat berapa dan surat apa Begitu juga sekiranyamenyebut berdasar (berdalil) kepada hadis maka harus disebutkan matanhadisnya disertai dengan kualitas sanadnya Begitu juga kalau dikatakan

39Vol 15 No 1 Juni 2019

berdalil kepada qiyas atau istihsan harus menjelaskan bagaimana logikadan urutan berpikirnya sehingga dapat diketahui apakah jalan pikirantersebut sudah memenuhi syarat atau belum27

Dari penjelasan definisi di atas tampak dua celah yang dapat dikatakansebagai kekurangan konsep fikih klasik (1) masih cenderung berkutat padaaspek amaliah praktis dan (2) digali dari dalil-dalil tafcilicirc yang sangat

mungkin bersifat parsial-atomistik Dua kekurangan ini yang dalam asumsipenulis dapat ditutupi oleh nalar fikih Muhammadiyah

Dalam manhaj tarjih Muhammadiyah nalar fikih tidak dibangun sematamelalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat pada amaliah praktisTapi dengan serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatu dengansumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Untuk itu kerangkaberpikir Baderin yang mengasumsikan tiga elemen syariah digunakan disini untuk membaca manhaj tarjih yang menjadi basis nalar fikihMuhammadiyah itu

1 Sumber hukum IslamDalam manhaj tarjih sumber hukum Islam dapat diklasifikasikan

menjadi dua Pertama adalah sumber utama hukum Islam yang juga

menjadi sumber ajaran Islam secara umum yaitu al-Quran dan sunah28

Al-Quran yang berisi lebih dari 6000 ayat berbicara tentang semua aspekkehidupan baik teologi moral-etik ibadah muamalat dan aspek legalkehidupan Sebagian ayat al-Quran bersifat qamraquoicirc dan sebagian yang lainzhannicirc yang membawa kepada konsekuensi perlunya interpretasi danelaborasi29 Adapun sunah sebagai sumber hukum Islam berisi perkataanperbuatan dan juga ketetapan Nabi Muhammad Ia memiliki fungsikoroboratif (bayacircn al-tarsquokicircd) elaboratif (bayacircn al-tafsicircr) dan suplementatif(bayacircn al-tasyricircraquo) bagi al-Quran30 Dua ini relatif disepakati oleh para ulamadan sarjana Muslim sebagai sumber yang bersifat kekal-abadi dan tidakberubah

Di samping sumber utama itu manhaj tarjih juga mengakomodirsumber lain Akan tetapi sumber jenis ini sifatnya adalah pendampingatau tambahan bagi sumber utama Dalam bahasa manhaj tarjih sumberini disebut sebagai sumber paratekstual atau instrumental Jenis sumberini antara lain ijmak qiyas maslahat mursalah istihsan tindakan preventifdan lsquourf31

Pada titik ini kita dapat melihat bahwa sumber hukum Islam yangdipedomani dalam manhaj tarjih relatif sama dengan sumber hukum Is-

40 AFKARUNA

lam yang diyakini oleh para ulama Titik perbedaannya terletak padaklasifikasi mana yang disebut sebagai sumber utama hukum Islam danmana yang menjadi sumber pendamping Dalam diskursus teorisasi hukumIslam dikenal istilah al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc (sumber-sumber hukumyang disepakati) dan al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc (sumber-sumber hukumyang diperselisihkan) Wabah al-Zuailicirc dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf

mengkategorikan al-Quran sunah ijmak dan qiyas ke dalam al-macadiral-muttafaq lsquoalaihacirc Sedangkan yang masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc menurut mereka adalah selain yang empat itu yakniistihsan maslahat mursalah isticla isticacircb lsquourf mazhab sahabatsyariat umat terdahulu dan al-dzaracircrsquoiraquo32 Pandangan ini berbeda dengantiga penulis kontemporer yang lain yaitu Mohammad Hashim KamaliMashood A Baderin dan Jasser Auda Menurut mereka al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc itu hanya dua yaitu al-Quran dan Sunnah Selain duaini menurut mereka masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc33

Dari sini tampak bahwa sesungguhnya sumber hukum Islam dalam manhajtarjih Muhammadiyah lebih selaras dengan pendapat yang kedua iniMenurut penulis pendapat kedua ini lebih melihat sumber-sumber hukum

Islam dari perspektif epistemologis di mana ada pengklasifikasian antaradivine sources (sumber yang berdasar pada wahyu) dan non-divine sources(sumber yang berdasar bukan pada wahyuberdasar pada ijtihad)

2 Metode hukum Islam philosophical methodology dan practicalmethodology

Dalam pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode hukum Is-lam yang terdapat di dalamnya dapat dikategorikan ke dalam duakelompok Metode pertama adalah apa yang penulis sebut sebagai philo-sophical methodologyal-mariqah al-falsaficircyah atau metodologi yangbersifat filosofis Artinya metode ini memberikan basis filosofis terhadap

praktik berijtihad dalam rangka menggali hukum-hukum dari nas agamayang digali menggunakan metode jenis kedua (practical methodologyjenis metode ini akan dibahas setelah ini)

Philosophical methodology ini dalam manhaj tarjih diimplementasikandalam dua asumsi yaitu asumsi intergralistik dan asumsi hirarkis Asumsiintegralistik mengasumsikan teori keabsahan koroboratif tentang normayakni suatu asumsi yang memandang adanya koroborasi dan salingmendukung di antara berbagai elemen sumber guna melahirkan suatu

41Vol 15 No 1 Juni 2019

norma Dalam perspektif manhaj tarjih suatu norma yang didasarkankepada satu elemen sumber sesungguhnya sudah absah hanya sajakeabsahan itu bersifat zhannicirc Zhannicirc adalah satu tingkatan dalil di manaia masih mengandung beberapa kemungkinan makna Artinya kepastiantentang kebenaran yang terkandung di dalam dalil semacam itu masihharus perlu dibuktikan Jika terbukti absah maka ia dapat dijadikan lan-

dasan argumentasi Namun apabila tidak maka ia tidak dapat menjadisandaran Hal ini berbeda dengan dalil yang bersifat qamraquoicirc di mana iahanya mengandung satu makna dan bersifat pasti dan karenanya dalilyang semacam itu pasti dapat dijadikan landasan dalam berargumen34

Namun demikian kekuatan keabsahan dari dalil yang bersifat zhannicirctersebut akan meningkat manakala dapat dihadirkan sejumlah elemensumber yang saling menguatkan dan saling berkoroborasi untuk mendu-kung norma dimaksud Dalil semacam ini akan naik derajat menjadi gha-labah al-zhann (preponderance of conviction) dan pada suatu tingkatdalam kasus-kasus tertentu kekuatan keabsahan itu juga bisa mencapaiderajat qamraquoicirc35 Ke-qamraquoicirc-an tidak terdapat dalam dalil terpisah satupersatu tetapi terdapat dalam koroborasi sejumlah dalil yang satu sama

lain saling menguatkan dan menunjukkan satu pemaknaan yang samaSebagai contoh ke-qamraquoicirc-an hukum wajibnya salat zakat atau puasadicapai dengan cara integralistik ini36

Adapun asumsi hirarkis adalah suatu anggapan bahwa norma ituberjenjang dari norma yang paling bawah hingga norma paling atas Apa-bila jenjang norma tersebut dilihat dari atas ke bawah maka jenjang normapertama ialah nilai-nilai dasar (al-qiyacircm al-asacircsiyyah) baik norma teologismaupun yuristik Norma dasar ini diambil dari (1) nilai-nilai universal Is-lam seperti tauhid akhlak karimah kemaslahatan keadilan persamaankebebasan persaudaraan atau (2) dapat disimpulkan dari kenyataan hidupmanusia di bawah sinar sumber-sumber pokok Norma dasar ini mema-

yungi norma di bawahnya yaitu norma kedua yang berupa asas-asasumum (al-ucucircl al-kulliyyah) yang di satu sisi merupakan deduksi dari nilaidasar atau pada sisi lain merupakan abstraksi dari norma konkret Asas-asas umum ini pada gilirannya memayungi norma paling bawah ataunorma ketiga yakni norma konkret yang berupa ketentuan-ketentuan syarrsquoiyang bersifat cabang (al-akacircm al-furucircraquoiyyah) Dalam perspektif tarjihstruktur norma ini dapat dilihat dari juga bawah ke atas Apabila dilihatdengan cara ini maka norma dasar terletak pada bagian yang paling bawah

42 AFKARUNA

yang berfungsi melandasi asas-asas umum Asas-asas umum pada gili-rannya melandasi norma-norma konkret yang merupakan norma palingatas yang berdiri di atas jenjang dua lapis norma lainnya yang lebih asasi37

Metode kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical meth-odologyal-maricircqah al-lsquoamalicirc atau metodologi yang bersifat praktis Metodeini lebih bersifat prosedural dibanding metode yang pertama Dalam

pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode yang dapat dikate-gorikan ke dalam jenis ini ada empat yaitu (1) metode interpretasi (2)metode kausasi baik kausasi berdasarkan kausa efisien (al-lsquoillah al-facircraquoilah)maupun berdasarkan kausa finalis (al-lsquoillah al-ghacircrsquoiyyahmaqacirccid al-syaricircraquoah) dan (3) metode sinkronisasi dalam hal terjadi taraquoacircru dan (4)metode istiqracircrsquo (induktif)38

Dalam manhaj tarjih metode interpretasi dijelaskan sebagai suatumetode yang ditujukan untuk menjelaskan nas-nas yang sudah adaMetode ini digunakan untuk menangani kasus-kasus yang sudah terdapatnas langsung mengenainya hanya saja nas itu bersifat masih kabur sehing-ga perlu diperjelas Sedangkan metode kausasi digunakan untuk meme-cahkan masalah yang tidak terdapat nas langsung mengenainya Prosesnya

dilakukan dengan cara menggali kausa baik efisien maupun finalis yangdapat memberikan landasan bagi hukum kasus tersebut Adapun metodesinkronisasi menurut manhajr tarjih digunakan untuk menemukan keten-tuan hukum bagi kasus-kasus yang untuknya terdapat dalil-dalil yang salingbertentangan (taraquoacircru al-adillah)39 Sedangkan metode istiqracircrsquo adalahpemecahan masalah dengan cara mengumpulkan seluruh dalil baik yangberkaitan secara langsung maupun tidak untuk dicari prinsip umumdengan menyimpulkannya secara induktif

3 Prinsip hukum Islam orientational principles dan practical principlesSama seperti metode hukum Islam prinsip hukum Islam yang terdapat

dalam manhaj tarjih dalam pembacaan penulis juga terbagi menjadi duaPrinsip pertama adalah apa yang penulis istilahkan sebagai orientationalprinciplesal-mabacircdirsquo al-taujicirchicirc atau prinsip yang menggambarkan orientasidan wawasan Prinsip ini merupakan landasan yang mejadi spirit secarakeseluruhan dalam berijtihad Menurut penulis ada empat yang dapatdikategorikan sebagai orientational principles dalam mahaj tarjih

Orientational principles yang pertama adalah tajdid Prinsip tajdid iniditegaskan sebagai identitas umum gerakan Muhammadiyah termasuk

43Vol 15 No 1 Juni 2019

pemikirannya di bidang keagamaan Tajdid menggambarkan orientasi darikegiatan tarjih dan corak ketarjihan Dalam manhaj tarjih tajdid mem-punyai dua arti (1) dalam bidang akidah dan ibadah tajdid beramaknapurifikasi atau pemurnian dalam arti mengembalikann akidah dan ibadakepada kemurniannya sesuai dengan sunah Nabi saw (2) dalam bidangmuamalat duniawiah tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyara-

kat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman40

Orientational principles yang kedua adalah toleransi Toleransi dimaknaibahwa Muammadiyah tidak menganggap dirinya saja yang benar semen-tara yang lain tidak benar41 Orientational principles yang ketiga adalahketerbukaan Keterbukaan mengandung makna bahwa segala ditetapkanoleh Tarjih dapat dikritik dalam rangkan melakukan perbaikan di manaapabila ditemukan dalil dan argumen lebih kuat maka Majelis Tarjih akanmembahasnya dan mengoreksi dalil dan argumen yang dinilai kurangkuat42 Orientational principles yang keempat adalah tidak berafiliasimazhab Artinya Muhammadiyah tidak mengikuti mazhab tertentumelainkan dalam berijtihad bersumber kepada al-Quran dan sunah denganmetode ijtihad yang ada Namun Muhammadiyah juga tidak sama sekali

menafikan berbagai pendapat fukaha yang ada Pendapat-pendapatmereka itu dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan diktumnormaajaran yang lebih sesuai dengan semangat di mana kita hidup43

Prinsip kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical prin-ciplesal-qawacircraquoid al-lsquoamalicirc atau prinsip yang bersifat praktis Dalampandangan penulis prinsip yang bersifat praktis ini terimplementasi dalampendekatan yang digunakan Majelis Tarjih yaitu pendekatan bayaniburhani dan irfani

Aplikasi Nalar Fikih Muhammadiyah Dalam Produk TarjihUntuk mengetahui aplikasi nalar fikih Muhammadiyah dalam praktik

ijtihad yang dilakukan Majelis Tarjih maka salah satu produk fikih Muham-madiyah yaitu fikih air akan dibahas di sini

Ada karakteristik khas yang terdapat dalam produk fikih Muhammad-iyah termasuk tentu fikih air ini yakni kentaranya apa yang disebut SyamsulAnwar sebagai teori pertingkatan norma44 Teori pertingkatan normasesungguhnya adalah bahasa lain dari asumsi hirarkis yang terdapat dalammanhaj tarjih yang oleh penulis dikategorikan sebagai philosophical meth-

odologyal-mariqah al-falsaficirc

44 AFKARUNA

Dalam pembacaan penulis teori ini mengkaver keseluruhan unsursyariah dalam konteks agama secara umum Artinya fikih Muhammadiyahdengan karakteristiknya yang khas ini tidak hanya berbicara pada aspekyuridis tapi juga moral-etik dan teologis Untuk memperjelas asumsipenulis ini berikut akan penulis rincikan dalam sub-sub bab tersendiri

1 Al-qiyacircm al-asacircsiyyah sebagai dasar teologis dan moral-etikDalam buku Fikih Air Perspektif Muhammadiyah ada bebeberapa nilai

dasar Islam yang relevan yang dimasukkan ke dalam buku tersebut yaitu(1) tauhid (2) syukur (3) keadilan (4) moderasi dan keseimbangan (al-wasamiyyah wa al-tawacirczun) (5) meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi (al-faraquoacircliyyah) dan (6) kepedulian (al-lsquoinacircyah)45 Nilai-nilai inimenurut penulis mengandung dua aspek syariah yaitu teologis sekaligusmoral-etik Nilai tauhid dan syukur termasuk aspek teologis dari syariah

Menurut Kamali salah satu karakteristik penting syariah adalah keter-kaitan-eratnya dengan tauhid yakni keimanan atas keesaan Tuhan yangmenjadi pondasi utama agama Islam Aspek-aspek lain dari syariah harusdilandaskan pada ketauhidan Dalam kaitan ini Kamali menulis

ldquoEvery discussion of law and morality in Islam must of necessity pro-ceed from tauhid Its influence on syariah and ethics runs deep so muchso that tauhid manifests itself in ritual devotion and personal piety intheology and law in politics and economics in faith and deeds all ofwhich are manifestations of the same all-pervasive principle tauhid Godcreated the unierse and every part of it reflects the unity of its sourceevery part of it synchronized with its other partrdquo46 (Setiap wacana tentanghukum dan moralitas dalam Islam harus bersumber dari tauhid Pengaruhtauhid terhadap syariah dan etika sangat mendalam karena saking menda-lamnya tauhid mengejawantahkan dirinya dalam praktik ketaatan dankesalehan individu dalam teologi dan hukum dalam politik dan ekonomi

dalam keyakinan dan tindakan Semuanya adalah manifestasi dari prinsiptauhid yang meresap dalam semua aspek itu Tuhan menciptakan alamsemesta dan setiap bagian dari alam semesta itu merefleksikan satu-kesatuan sumber setiap bagian dari alam semesta tersinkron satu samalain)

Dengan kata lain tauhid menjadi pijakan teologis bagi semua aspekkehidupan di mana satu sama lain saling terkait Tauhid menjadi nyawauntuk keberlangsungan moral dan hukum Tanpa tauhid kesemrawutan

45Vol 15 No 1 Juni 2019

dan ketidakaturan akan melanda aspek syariah yang lain Menurut penulistauhid dalam pengertian ini menjadi semacam hub (pusatinti) bagiketerjalinan dan keteraturan segala aspek kehidupan Grafik yang penulisbuat di bawah ini akan meringkas arti penting tauhid sebagai hub

Grafik 1 Tauhid sebagai pusatinti (hub)

Makna tauhid semacam ini juga tergambar secara cukup jelas dalambuku Fikih Air sebagaimana berikut ini

ldquoTauhid adalah fondasi keimanan dan amal kebaikan dalam IslamKepercayaan tauhid melahirkan kesadaran bahwa seluruh alam semestatermasuk air diciptakan diatur dan diperlihata oleh Allah swt yang Maha

Esa Tauhid mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan manusiadengan manusia dan manusia dengan alam termasuk air Prinsip tauhidmenyediakan visi kesatuan bagi umat Islam Dengan visi tersebut umatIslam dapat menyadari bahwa manusia dan air adalah bagian dari alamsemesta dan diatur keberadannya oleh wahyurdquo

Adapun syukur dalam konteks buku Fikih Air dapat dikategorikan jugasebagai bagian dari aspek teologis ndash meskipun dalam tempat lain (maksud-nya produk fikih Muhammadiyah lain) bisa jadi syukur masuk dalamkategori moral-etik Alasan ldquosyukurrdquo dikategorikan masuk sebagai aspekteologis dalam hal ini didasarkan pada pernyataan Majelis Tarjih sendiridalam buku tersebut

ldquo rasa syukur dapat menjadi landasan bagi setiap aktivitas pemanfaatandan pengelolaan air Hakikat syukur adalah kesadaran mendalam akan kasih

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

36 AFKARUNA

istilah pertama (syariah dan fikih) mencapai titik penggunaan yang lebihsering dibanding dua istilah terakhir (kanun dan lsquourf) Sehingga hanyaistilah syariah dan fikih saja yang akan dibahas penulis dalam tulisan ini

Syariah secara literal bermakna jalan untuk mengairi (path to water)atau jalan yang lurusbenar (right path)12 Jasser Auda mengartikannyasebagai jalan hidup (a way of life)13 Menurut Baderin kata ldquosyariahrdquo

biasanya digunakan dalam tiga konteks yang berbeda ketika diidentikkansebagai hukum Islam Pertama syariah dalam konteks agama secaraumum Syariah dalam pengertian semacam ini merujuk pada jalan hidupumat Islam secara umum Oleh karena itu ia mencakup hal-hal yang bersifathukum secara tegas (issues of strict ldquolawrdquo) maupun hal yang tidak adakaitannya dengan hukum (issues of ldquonon-lawrdquo) Artinya semua aspekagama menjadi sebuah sistem kesatuan etika Islam moral akidah danibadah (religious and spiritual stipulations) maupun ketentuan hukum (le-gal stipulations)14

Dalam konteks ini tidak semua ketentuan syariah ditegakkan secarayuridis Untuk menjelaskan hal ini Baderin mengilustrasikannya dengantiga perintah berbeda yang terdapat dalam al-Quran Pertama tentang

perintah menjawab salam (penghormatan) dengan cara yang lebih baikatau paling tidak setara15 Perintah ini merupakan kewajiban moral-etikyang diberlakukan kepada Muslim tapi penegakannya tidak bersifat yuridisArtinya ketika ada seorang Muslim yang menolak atau tidak mau menja-wab salam maka pelanggaran ini tidak dapat dibawa kepada pengadilansyariah meskipun secara jelas al-Quran memerintahkan menjawab salamKedua perintah tentang kewajiban melaksanakan haji16 Sama seperti jenisperintah pertama kewajiban haji merupakan perintah yang penegakannyatidak bersifat yuridis karena ia merupakan perintah yang kaitannya denganibadah dan akidah Pelanggaran terhadap perintah ini tidak mengakibat-kan si pelanggar diadili dalam pengadilan syariah meskipun jelas al-Quran

memerintahkan berhaji Ketiga perintah atau ketentuan tentang waris17

Berbeda dengan dua jenis ketentuan atau perintah sebelumnya ketentuantentang hak waris tidak hanya soal moral-etis tapi juga yuridis Oleh karenaitu seseorang dapat menuntut anggota keluarganya di pengadilan syariahketika misalnya ia tidak diberikan hak waris yang semestinya18 Daripenjelasan ini jelas bahwa syariah dalam pengertian pertama yaitu dalamkonteks agama secara umum mencakup hal-hal yang bersifat hukummoral-etik akidah dan ibadah

37Vol 15 No 1 Juni 2019

Kedua syariah dalam konteks hukum secara umum Syariah dalampengertian ini merujuk kepada suatu sistem hukum Islam yang membe-dakan dirinya dengan sistem hukum yang lain seperti hukum umum (com-mon law) dan hukum sipil (civil law) Biasanya syariah dalam pengertiansemacam ini cenderung dipahami sebagai suatu sistem hukum ilahiahyang sempurna dan karena itu tidak dapat direvisi (inflexible) dan bersifat

abadi Di sinilah menurut Baderin perlunya membedakan antara apa ituwahyu yang bersifat abadi dengan pemikiran manusia yang bersifat variatifdalam konteks sistem hukum Islam Ini akan membawa kita pada konteksketiga di mana syariah secara spesifik dihadapkan dengan fikih19

Ketiga syariah dalam konteks khusus yang berbeda dari fikih Dalamkonteks ini syariah merujuk kepada sumber wahyu yaitu al-Quran dansunah Oleh sebab itu dalam pengertian ini syariah berbeda dari fikihkarena ia merupakan produk hukum Islam yang dihasilkan dari pemikiranmanusia Syariah bersifat abadi sementara ketentuan-ketentuan yangdiderivasi dari syariah melalui fikih bersifat tidak abadi dan beragam20

Dalam bahasa Jasser Auda syariah merepresentasikan aspek ilahiah darihukum Islam sementara fikih merepresentasikan aspek kognitif hukum

Islam21 Menurut Auda pembedaan konsep syariah dan fikih ini pentingkarena pengaburan garis demarkasi antara syariah dan fikih akan meng-akibatkan apa yang disebut Auda sebagai klaim ldquokeilahianrdquo atau ldquokesucianrdquo(claims of divinity and sanctity) terhadap hasil ijtihad manusia Dalamsejarahnya klaim tersebut mengakibatkan dua fenomena serius yaitusaling membidrsquoahkan dan resistensi terhadap pembaruan hukum Islam22

Terlepas dari itu setidaknya pada titik ini tergambar bahwa paradigmahukum Islam dibangun di atas konsep syariah dan fikih Syariah menjadidivine law (ketentuan wahyu) sementara fikih menjadi non-divine law(ketentuan bukan wahyu) yang terderivasi dari syariah Syariah menjadiaspek ilahiah hukum Islam dan fikih menjadi aspek kognitif hukum Islam

Untuk lebih memahami paradigma hukum Islam dengan lebih baik Baderinmenawarkan bahwa hukum Islam itu harus mengandung tiga elemenyaitu sumber metode dan prinsip23 Tiga elemen ini akan dibahas secaralebih rinci dalam bagian selanjutnya tentang nalar fikih baru Muham-madiyah

Nalar Fikih Baru MuhammadiyahBerbicara soal nalar fikih baru Muhammadiyah maka mau tidak mau

38 AFKARUNA

kita harus meletakkan manhaj tarjih sebagai basis kerjanya Namun sebelumjauh ke sana perlu dikemukakan konsep fikih klasik terlebih dahulu agarkita tahu letak perbedaannya dengan nalar fikih Muhammadiyah

Menurut Jasser Auda kata fikih dalam al-Quran dan hadis digunakanuntuk merujuk kepada makna ldquomemahami pemahaman dan memperolehpengetahuan agama secara umumrdquo Baru setelah wafatnya Nabi dan

berakhirnya era para imam mazhab istilah fikih didefinisikan secara khusussebagai ldquopengetahuanilmu tentang hukum-hukum syarak yang bersifatpraktis (yang digali) dari dalil-dalil yang terperincirdquo24 Sebagian yang lainmendefinisikannya sebagai ldquoilmu tentang seperangkat hukum-hukumsyarak yang bersifat furucircraquoiyyah (lsquoamaliyah) yang berhasil didapatkan melaluipenalaran (istinbam) atau istidlal dari dalilnya yang tafcilicirc (dalil yanglangsung atau khusus untuk masalah yang dinalar iturdquo25 Al Yasa Abubakarmerinci dengan sangat baik apa yang dimaksud dengan definisi fikihtersebut Menurutnya yang dimaksud dengan ldquoilmurdquo dalam definisi diatas adalah pengetahuan (tahu al-idracirck mumlaqan) baik yang bersifatyaqicircn ataupun zhan tentang hukum syarak yang diperoleh dari dalil artinyadiperoleh melalui istinbam (penalaran atau pertimbangan rasional) Jadi

menurut Al Yasa aturan syarak yang sudah cukup jelas (di dalam nas)sehingga tidak perlu di-istinbamshy-kan seperti adanya kewajiban salat danzakat tidak dianggap sebagai fikih (bukan merupakan pengetahuan yangmendetail yang memerlukan istinbamshy) Begitu juga pengetahuan yangdiperoleh melalui taklid tidak dianggap sebagai fikih (karena diperolehbukan melalui peng- istinbamshy-an sendiri) Sedangkan maksuddari rdquohukum-hukum syarak (al-ukm al-syarraquoicirc)rdquo adalah hukum (normahukum) yang disimpulkan dari nas al-Quran dan sunah yang berhubungandengan perbuatan seseorang26

Adapun istilah ldquoyang bersifat furucircraquoiyyah (lsquoamaliah)rdquo masih menurutAl Yasa digunakan untuk menunjuk semua ldquoperbuatan lahirrdquo manusia

guna membedakannya dengan ldquoperbuatan batin atau keyakinanrdquo manusiayang dalam kajian keislaman menjadi objek ilmu kalam Sedangkan istilahldquodalil yang tafcilicircrdquo digunakan untuk menunjuk dalil yang mendasari sebuahperaturan Jadi menurut Al Yasa pernyataan bahwa sesuatu peraturanadalah berdasar (berdalil) ayat al-Quran (secara umum) tidak dianggapcukup harus menyebut ayat berapa dan surat apa Begitu juga sekiranyamenyebut berdasar (berdalil) kepada hadis maka harus disebutkan matanhadisnya disertai dengan kualitas sanadnya Begitu juga kalau dikatakan

39Vol 15 No 1 Juni 2019

berdalil kepada qiyas atau istihsan harus menjelaskan bagaimana logikadan urutan berpikirnya sehingga dapat diketahui apakah jalan pikirantersebut sudah memenuhi syarat atau belum27

Dari penjelasan definisi di atas tampak dua celah yang dapat dikatakansebagai kekurangan konsep fikih klasik (1) masih cenderung berkutat padaaspek amaliah praktis dan (2) digali dari dalil-dalil tafcilicirc yang sangat

mungkin bersifat parsial-atomistik Dua kekurangan ini yang dalam asumsipenulis dapat ditutupi oleh nalar fikih Muhammadiyah

Dalam manhaj tarjih Muhammadiyah nalar fikih tidak dibangun sematamelalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat pada amaliah praktisTapi dengan serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatu dengansumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Untuk itu kerangkaberpikir Baderin yang mengasumsikan tiga elemen syariah digunakan disini untuk membaca manhaj tarjih yang menjadi basis nalar fikihMuhammadiyah itu

1 Sumber hukum IslamDalam manhaj tarjih sumber hukum Islam dapat diklasifikasikan

menjadi dua Pertama adalah sumber utama hukum Islam yang juga

menjadi sumber ajaran Islam secara umum yaitu al-Quran dan sunah28

Al-Quran yang berisi lebih dari 6000 ayat berbicara tentang semua aspekkehidupan baik teologi moral-etik ibadah muamalat dan aspek legalkehidupan Sebagian ayat al-Quran bersifat qamraquoicirc dan sebagian yang lainzhannicirc yang membawa kepada konsekuensi perlunya interpretasi danelaborasi29 Adapun sunah sebagai sumber hukum Islam berisi perkataanperbuatan dan juga ketetapan Nabi Muhammad Ia memiliki fungsikoroboratif (bayacircn al-tarsquokicircd) elaboratif (bayacircn al-tafsicircr) dan suplementatif(bayacircn al-tasyricircraquo) bagi al-Quran30 Dua ini relatif disepakati oleh para ulamadan sarjana Muslim sebagai sumber yang bersifat kekal-abadi dan tidakberubah

Di samping sumber utama itu manhaj tarjih juga mengakomodirsumber lain Akan tetapi sumber jenis ini sifatnya adalah pendampingatau tambahan bagi sumber utama Dalam bahasa manhaj tarjih sumberini disebut sebagai sumber paratekstual atau instrumental Jenis sumberini antara lain ijmak qiyas maslahat mursalah istihsan tindakan preventifdan lsquourf31

Pada titik ini kita dapat melihat bahwa sumber hukum Islam yangdipedomani dalam manhaj tarjih relatif sama dengan sumber hukum Is-

40 AFKARUNA

lam yang diyakini oleh para ulama Titik perbedaannya terletak padaklasifikasi mana yang disebut sebagai sumber utama hukum Islam danmana yang menjadi sumber pendamping Dalam diskursus teorisasi hukumIslam dikenal istilah al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc (sumber-sumber hukumyang disepakati) dan al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc (sumber-sumber hukumyang diperselisihkan) Wabah al-Zuailicirc dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf

mengkategorikan al-Quran sunah ijmak dan qiyas ke dalam al-macadiral-muttafaq lsquoalaihacirc Sedangkan yang masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc menurut mereka adalah selain yang empat itu yakniistihsan maslahat mursalah isticla isticacircb lsquourf mazhab sahabatsyariat umat terdahulu dan al-dzaracircrsquoiraquo32 Pandangan ini berbeda dengantiga penulis kontemporer yang lain yaitu Mohammad Hashim KamaliMashood A Baderin dan Jasser Auda Menurut mereka al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc itu hanya dua yaitu al-Quran dan Sunnah Selain duaini menurut mereka masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc33

Dari sini tampak bahwa sesungguhnya sumber hukum Islam dalam manhajtarjih Muhammadiyah lebih selaras dengan pendapat yang kedua iniMenurut penulis pendapat kedua ini lebih melihat sumber-sumber hukum

Islam dari perspektif epistemologis di mana ada pengklasifikasian antaradivine sources (sumber yang berdasar pada wahyu) dan non-divine sources(sumber yang berdasar bukan pada wahyuberdasar pada ijtihad)

2 Metode hukum Islam philosophical methodology dan practicalmethodology

Dalam pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode hukum Is-lam yang terdapat di dalamnya dapat dikategorikan ke dalam duakelompok Metode pertama adalah apa yang penulis sebut sebagai philo-sophical methodologyal-mariqah al-falsaficircyah atau metodologi yangbersifat filosofis Artinya metode ini memberikan basis filosofis terhadap

praktik berijtihad dalam rangka menggali hukum-hukum dari nas agamayang digali menggunakan metode jenis kedua (practical methodologyjenis metode ini akan dibahas setelah ini)

Philosophical methodology ini dalam manhaj tarjih diimplementasikandalam dua asumsi yaitu asumsi intergralistik dan asumsi hirarkis Asumsiintegralistik mengasumsikan teori keabsahan koroboratif tentang normayakni suatu asumsi yang memandang adanya koroborasi dan salingmendukung di antara berbagai elemen sumber guna melahirkan suatu

41Vol 15 No 1 Juni 2019

norma Dalam perspektif manhaj tarjih suatu norma yang didasarkankepada satu elemen sumber sesungguhnya sudah absah hanya sajakeabsahan itu bersifat zhannicirc Zhannicirc adalah satu tingkatan dalil di manaia masih mengandung beberapa kemungkinan makna Artinya kepastiantentang kebenaran yang terkandung di dalam dalil semacam itu masihharus perlu dibuktikan Jika terbukti absah maka ia dapat dijadikan lan-

dasan argumentasi Namun apabila tidak maka ia tidak dapat menjadisandaran Hal ini berbeda dengan dalil yang bersifat qamraquoicirc di mana iahanya mengandung satu makna dan bersifat pasti dan karenanya dalilyang semacam itu pasti dapat dijadikan landasan dalam berargumen34

Namun demikian kekuatan keabsahan dari dalil yang bersifat zhannicirctersebut akan meningkat manakala dapat dihadirkan sejumlah elemensumber yang saling menguatkan dan saling berkoroborasi untuk mendu-kung norma dimaksud Dalil semacam ini akan naik derajat menjadi gha-labah al-zhann (preponderance of conviction) dan pada suatu tingkatdalam kasus-kasus tertentu kekuatan keabsahan itu juga bisa mencapaiderajat qamraquoicirc35 Ke-qamraquoicirc-an tidak terdapat dalam dalil terpisah satupersatu tetapi terdapat dalam koroborasi sejumlah dalil yang satu sama

lain saling menguatkan dan menunjukkan satu pemaknaan yang samaSebagai contoh ke-qamraquoicirc-an hukum wajibnya salat zakat atau puasadicapai dengan cara integralistik ini36

Adapun asumsi hirarkis adalah suatu anggapan bahwa norma ituberjenjang dari norma yang paling bawah hingga norma paling atas Apa-bila jenjang norma tersebut dilihat dari atas ke bawah maka jenjang normapertama ialah nilai-nilai dasar (al-qiyacircm al-asacircsiyyah) baik norma teologismaupun yuristik Norma dasar ini diambil dari (1) nilai-nilai universal Is-lam seperti tauhid akhlak karimah kemaslahatan keadilan persamaankebebasan persaudaraan atau (2) dapat disimpulkan dari kenyataan hidupmanusia di bawah sinar sumber-sumber pokok Norma dasar ini mema-

yungi norma di bawahnya yaitu norma kedua yang berupa asas-asasumum (al-ucucircl al-kulliyyah) yang di satu sisi merupakan deduksi dari nilaidasar atau pada sisi lain merupakan abstraksi dari norma konkret Asas-asas umum ini pada gilirannya memayungi norma paling bawah ataunorma ketiga yakni norma konkret yang berupa ketentuan-ketentuan syarrsquoiyang bersifat cabang (al-akacircm al-furucircraquoiyyah) Dalam perspektif tarjihstruktur norma ini dapat dilihat dari juga bawah ke atas Apabila dilihatdengan cara ini maka norma dasar terletak pada bagian yang paling bawah

42 AFKARUNA

yang berfungsi melandasi asas-asas umum Asas-asas umum pada gili-rannya melandasi norma-norma konkret yang merupakan norma palingatas yang berdiri di atas jenjang dua lapis norma lainnya yang lebih asasi37

Metode kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical meth-odologyal-maricircqah al-lsquoamalicirc atau metodologi yang bersifat praktis Metodeini lebih bersifat prosedural dibanding metode yang pertama Dalam

pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode yang dapat dikate-gorikan ke dalam jenis ini ada empat yaitu (1) metode interpretasi (2)metode kausasi baik kausasi berdasarkan kausa efisien (al-lsquoillah al-facircraquoilah)maupun berdasarkan kausa finalis (al-lsquoillah al-ghacircrsquoiyyahmaqacirccid al-syaricircraquoah) dan (3) metode sinkronisasi dalam hal terjadi taraquoacircru dan (4)metode istiqracircrsquo (induktif)38

Dalam manhaj tarjih metode interpretasi dijelaskan sebagai suatumetode yang ditujukan untuk menjelaskan nas-nas yang sudah adaMetode ini digunakan untuk menangani kasus-kasus yang sudah terdapatnas langsung mengenainya hanya saja nas itu bersifat masih kabur sehing-ga perlu diperjelas Sedangkan metode kausasi digunakan untuk meme-cahkan masalah yang tidak terdapat nas langsung mengenainya Prosesnya

dilakukan dengan cara menggali kausa baik efisien maupun finalis yangdapat memberikan landasan bagi hukum kasus tersebut Adapun metodesinkronisasi menurut manhajr tarjih digunakan untuk menemukan keten-tuan hukum bagi kasus-kasus yang untuknya terdapat dalil-dalil yang salingbertentangan (taraquoacircru al-adillah)39 Sedangkan metode istiqracircrsquo adalahpemecahan masalah dengan cara mengumpulkan seluruh dalil baik yangberkaitan secara langsung maupun tidak untuk dicari prinsip umumdengan menyimpulkannya secara induktif

3 Prinsip hukum Islam orientational principles dan practical principlesSama seperti metode hukum Islam prinsip hukum Islam yang terdapat

dalam manhaj tarjih dalam pembacaan penulis juga terbagi menjadi duaPrinsip pertama adalah apa yang penulis istilahkan sebagai orientationalprinciplesal-mabacircdirsquo al-taujicirchicirc atau prinsip yang menggambarkan orientasidan wawasan Prinsip ini merupakan landasan yang mejadi spirit secarakeseluruhan dalam berijtihad Menurut penulis ada empat yang dapatdikategorikan sebagai orientational principles dalam mahaj tarjih

Orientational principles yang pertama adalah tajdid Prinsip tajdid iniditegaskan sebagai identitas umum gerakan Muhammadiyah termasuk

43Vol 15 No 1 Juni 2019

pemikirannya di bidang keagamaan Tajdid menggambarkan orientasi darikegiatan tarjih dan corak ketarjihan Dalam manhaj tarjih tajdid mem-punyai dua arti (1) dalam bidang akidah dan ibadah tajdid beramaknapurifikasi atau pemurnian dalam arti mengembalikann akidah dan ibadakepada kemurniannya sesuai dengan sunah Nabi saw (2) dalam bidangmuamalat duniawiah tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyara-

kat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman40

Orientational principles yang kedua adalah toleransi Toleransi dimaknaibahwa Muammadiyah tidak menganggap dirinya saja yang benar semen-tara yang lain tidak benar41 Orientational principles yang ketiga adalahketerbukaan Keterbukaan mengandung makna bahwa segala ditetapkanoleh Tarjih dapat dikritik dalam rangkan melakukan perbaikan di manaapabila ditemukan dalil dan argumen lebih kuat maka Majelis Tarjih akanmembahasnya dan mengoreksi dalil dan argumen yang dinilai kurangkuat42 Orientational principles yang keempat adalah tidak berafiliasimazhab Artinya Muhammadiyah tidak mengikuti mazhab tertentumelainkan dalam berijtihad bersumber kepada al-Quran dan sunah denganmetode ijtihad yang ada Namun Muhammadiyah juga tidak sama sekali

menafikan berbagai pendapat fukaha yang ada Pendapat-pendapatmereka itu dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan diktumnormaajaran yang lebih sesuai dengan semangat di mana kita hidup43

Prinsip kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical prin-ciplesal-qawacircraquoid al-lsquoamalicirc atau prinsip yang bersifat praktis Dalampandangan penulis prinsip yang bersifat praktis ini terimplementasi dalampendekatan yang digunakan Majelis Tarjih yaitu pendekatan bayaniburhani dan irfani

Aplikasi Nalar Fikih Muhammadiyah Dalam Produk TarjihUntuk mengetahui aplikasi nalar fikih Muhammadiyah dalam praktik

ijtihad yang dilakukan Majelis Tarjih maka salah satu produk fikih Muham-madiyah yaitu fikih air akan dibahas di sini

Ada karakteristik khas yang terdapat dalam produk fikih Muhammad-iyah termasuk tentu fikih air ini yakni kentaranya apa yang disebut SyamsulAnwar sebagai teori pertingkatan norma44 Teori pertingkatan normasesungguhnya adalah bahasa lain dari asumsi hirarkis yang terdapat dalammanhaj tarjih yang oleh penulis dikategorikan sebagai philosophical meth-

odologyal-mariqah al-falsaficirc

44 AFKARUNA

Dalam pembacaan penulis teori ini mengkaver keseluruhan unsursyariah dalam konteks agama secara umum Artinya fikih Muhammadiyahdengan karakteristiknya yang khas ini tidak hanya berbicara pada aspekyuridis tapi juga moral-etik dan teologis Untuk memperjelas asumsipenulis ini berikut akan penulis rincikan dalam sub-sub bab tersendiri

1 Al-qiyacircm al-asacircsiyyah sebagai dasar teologis dan moral-etikDalam buku Fikih Air Perspektif Muhammadiyah ada bebeberapa nilai

dasar Islam yang relevan yang dimasukkan ke dalam buku tersebut yaitu(1) tauhid (2) syukur (3) keadilan (4) moderasi dan keseimbangan (al-wasamiyyah wa al-tawacirczun) (5) meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi (al-faraquoacircliyyah) dan (6) kepedulian (al-lsquoinacircyah)45 Nilai-nilai inimenurut penulis mengandung dua aspek syariah yaitu teologis sekaligusmoral-etik Nilai tauhid dan syukur termasuk aspek teologis dari syariah

Menurut Kamali salah satu karakteristik penting syariah adalah keter-kaitan-eratnya dengan tauhid yakni keimanan atas keesaan Tuhan yangmenjadi pondasi utama agama Islam Aspek-aspek lain dari syariah harusdilandaskan pada ketauhidan Dalam kaitan ini Kamali menulis

ldquoEvery discussion of law and morality in Islam must of necessity pro-ceed from tauhid Its influence on syariah and ethics runs deep so muchso that tauhid manifests itself in ritual devotion and personal piety intheology and law in politics and economics in faith and deeds all ofwhich are manifestations of the same all-pervasive principle tauhid Godcreated the unierse and every part of it reflects the unity of its sourceevery part of it synchronized with its other partrdquo46 (Setiap wacana tentanghukum dan moralitas dalam Islam harus bersumber dari tauhid Pengaruhtauhid terhadap syariah dan etika sangat mendalam karena saking menda-lamnya tauhid mengejawantahkan dirinya dalam praktik ketaatan dankesalehan individu dalam teologi dan hukum dalam politik dan ekonomi

dalam keyakinan dan tindakan Semuanya adalah manifestasi dari prinsiptauhid yang meresap dalam semua aspek itu Tuhan menciptakan alamsemesta dan setiap bagian dari alam semesta itu merefleksikan satu-kesatuan sumber setiap bagian dari alam semesta tersinkron satu samalain)

Dengan kata lain tauhid menjadi pijakan teologis bagi semua aspekkehidupan di mana satu sama lain saling terkait Tauhid menjadi nyawauntuk keberlangsungan moral dan hukum Tanpa tauhid kesemrawutan

45Vol 15 No 1 Juni 2019

dan ketidakaturan akan melanda aspek syariah yang lain Menurut penulistauhid dalam pengertian ini menjadi semacam hub (pusatinti) bagiketerjalinan dan keteraturan segala aspek kehidupan Grafik yang penulisbuat di bawah ini akan meringkas arti penting tauhid sebagai hub

Grafik 1 Tauhid sebagai pusatinti (hub)

Makna tauhid semacam ini juga tergambar secara cukup jelas dalambuku Fikih Air sebagaimana berikut ini

ldquoTauhid adalah fondasi keimanan dan amal kebaikan dalam IslamKepercayaan tauhid melahirkan kesadaran bahwa seluruh alam semestatermasuk air diciptakan diatur dan diperlihata oleh Allah swt yang Maha

Esa Tauhid mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan manusiadengan manusia dan manusia dengan alam termasuk air Prinsip tauhidmenyediakan visi kesatuan bagi umat Islam Dengan visi tersebut umatIslam dapat menyadari bahwa manusia dan air adalah bagian dari alamsemesta dan diatur keberadannya oleh wahyurdquo

Adapun syukur dalam konteks buku Fikih Air dapat dikategorikan jugasebagai bagian dari aspek teologis ndash meskipun dalam tempat lain (maksud-nya produk fikih Muhammadiyah lain) bisa jadi syukur masuk dalamkategori moral-etik Alasan ldquosyukurrdquo dikategorikan masuk sebagai aspekteologis dalam hal ini didasarkan pada pernyataan Majelis Tarjih sendiridalam buku tersebut

ldquo rasa syukur dapat menjadi landasan bagi setiap aktivitas pemanfaatandan pengelolaan air Hakikat syukur adalah kesadaran mendalam akan kasih

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

37Vol 15 No 1 Juni 2019

Kedua syariah dalam konteks hukum secara umum Syariah dalampengertian ini merujuk kepada suatu sistem hukum Islam yang membe-dakan dirinya dengan sistem hukum yang lain seperti hukum umum (com-mon law) dan hukum sipil (civil law) Biasanya syariah dalam pengertiansemacam ini cenderung dipahami sebagai suatu sistem hukum ilahiahyang sempurna dan karena itu tidak dapat direvisi (inflexible) dan bersifat

abadi Di sinilah menurut Baderin perlunya membedakan antara apa ituwahyu yang bersifat abadi dengan pemikiran manusia yang bersifat variatifdalam konteks sistem hukum Islam Ini akan membawa kita pada konteksketiga di mana syariah secara spesifik dihadapkan dengan fikih19

Ketiga syariah dalam konteks khusus yang berbeda dari fikih Dalamkonteks ini syariah merujuk kepada sumber wahyu yaitu al-Quran dansunah Oleh sebab itu dalam pengertian ini syariah berbeda dari fikihkarena ia merupakan produk hukum Islam yang dihasilkan dari pemikiranmanusia Syariah bersifat abadi sementara ketentuan-ketentuan yangdiderivasi dari syariah melalui fikih bersifat tidak abadi dan beragam20

Dalam bahasa Jasser Auda syariah merepresentasikan aspek ilahiah darihukum Islam sementara fikih merepresentasikan aspek kognitif hukum

Islam21 Menurut Auda pembedaan konsep syariah dan fikih ini pentingkarena pengaburan garis demarkasi antara syariah dan fikih akan meng-akibatkan apa yang disebut Auda sebagai klaim ldquokeilahianrdquo atau ldquokesucianrdquo(claims of divinity and sanctity) terhadap hasil ijtihad manusia Dalamsejarahnya klaim tersebut mengakibatkan dua fenomena serius yaitusaling membidrsquoahkan dan resistensi terhadap pembaruan hukum Islam22

Terlepas dari itu setidaknya pada titik ini tergambar bahwa paradigmahukum Islam dibangun di atas konsep syariah dan fikih Syariah menjadidivine law (ketentuan wahyu) sementara fikih menjadi non-divine law(ketentuan bukan wahyu) yang terderivasi dari syariah Syariah menjadiaspek ilahiah hukum Islam dan fikih menjadi aspek kognitif hukum Islam

Untuk lebih memahami paradigma hukum Islam dengan lebih baik Baderinmenawarkan bahwa hukum Islam itu harus mengandung tiga elemenyaitu sumber metode dan prinsip23 Tiga elemen ini akan dibahas secaralebih rinci dalam bagian selanjutnya tentang nalar fikih baru Muham-madiyah

Nalar Fikih Baru MuhammadiyahBerbicara soal nalar fikih baru Muhammadiyah maka mau tidak mau

38 AFKARUNA

kita harus meletakkan manhaj tarjih sebagai basis kerjanya Namun sebelumjauh ke sana perlu dikemukakan konsep fikih klasik terlebih dahulu agarkita tahu letak perbedaannya dengan nalar fikih Muhammadiyah

Menurut Jasser Auda kata fikih dalam al-Quran dan hadis digunakanuntuk merujuk kepada makna ldquomemahami pemahaman dan memperolehpengetahuan agama secara umumrdquo Baru setelah wafatnya Nabi dan

berakhirnya era para imam mazhab istilah fikih didefinisikan secara khusussebagai ldquopengetahuanilmu tentang hukum-hukum syarak yang bersifatpraktis (yang digali) dari dalil-dalil yang terperincirdquo24 Sebagian yang lainmendefinisikannya sebagai ldquoilmu tentang seperangkat hukum-hukumsyarak yang bersifat furucircraquoiyyah (lsquoamaliyah) yang berhasil didapatkan melaluipenalaran (istinbam) atau istidlal dari dalilnya yang tafcilicirc (dalil yanglangsung atau khusus untuk masalah yang dinalar iturdquo25 Al Yasa Abubakarmerinci dengan sangat baik apa yang dimaksud dengan definisi fikihtersebut Menurutnya yang dimaksud dengan ldquoilmurdquo dalam definisi diatas adalah pengetahuan (tahu al-idracirck mumlaqan) baik yang bersifatyaqicircn ataupun zhan tentang hukum syarak yang diperoleh dari dalil artinyadiperoleh melalui istinbam (penalaran atau pertimbangan rasional) Jadi

menurut Al Yasa aturan syarak yang sudah cukup jelas (di dalam nas)sehingga tidak perlu di-istinbamshy-kan seperti adanya kewajiban salat danzakat tidak dianggap sebagai fikih (bukan merupakan pengetahuan yangmendetail yang memerlukan istinbamshy) Begitu juga pengetahuan yangdiperoleh melalui taklid tidak dianggap sebagai fikih (karena diperolehbukan melalui peng- istinbamshy-an sendiri) Sedangkan maksuddari rdquohukum-hukum syarak (al-ukm al-syarraquoicirc)rdquo adalah hukum (normahukum) yang disimpulkan dari nas al-Quran dan sunah yang berhubungandengan perbuatan seseorang26

Adapun istilah ldquoyang bersifat furucircraquoiyyah (lsquoamaliah)rdquo masih menurutAl Yasa digunakan untuk menunjuk semua ldquoperbuatan lahirrdquo manusia

guna membedakannya dengan ldquoperbuatan batin atau keyakinanrdquo manusiayang dalam kajian keislaman menjadi objek ilmu kalam Sedangkan istilahldquodalil yang tafcilicircrdquo digunakan untuk menunjuk dalil yang mendasari sebuahperaturan Jadi menurut Al Yasa pernyataan bahwa sesuatu peraturanadalah berdasar (berdalil) ayat al-Quran (secara umum) tidak dianggapcukup harus menyebut ayat berapa dan surat apa Begitu juga sekiranyamenyebut berdasar (berdalil) kepada hadis maka harus disebutkan matanhadisnya disertai dengan kualitas sanadnya Begitu juga kalau dikatakan

39Vol 15 No 1 Juni 2019

berdalil kepada qiyas atau istihsan harus menjelaskan bagaimana logikadan urutan berpikirnya sehingga dapat diketahui apakah jalan pikirantersebut sudah memenuhi syarat atau belum27

Dari penjelasan definisi di atas tampak dua celah yang dapat dikatakansebagai kekurangan konsep fikih klasik (1) masih cenderung berkutat padaaspek amaliah praktis dan (2) digali dari dalil-dalil tafcilicirc yang sangat

mungkin bersifat parsial-atomistik Dua kekurangan ini yang dalam asumsipenulis dapat ditutupi oleh nalar fikih Muhammadiyah

Dalam manhaj tarjih Muhammadiyah nalar fikih tidak dibangun sematamelalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat pada amaliah praktisTapi dengan serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatu dengansumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Untuk itu kerangkaberpikir Baderin yang mengasumsikan tiga elemen syariah digunakan disini untuk membaca manhaj tarjih yang menjadi basis nalar fikihMuhammadiyah itu

1 Sumber hukum IslamDalam manhaj tarjih sumber hukum Islam dapat diklasifikasikan

menjadi dua Pertama adalah sumber utama hukum Islam yang juga

menjadi sumber ajaran Islam secara umum yaitu al-Quran dan sunah28

Al-Quran yang berisi lebih dari 6000 ayat berbicara tentang semua aspekkehidupan baik teologi moral-etik ibadah muamalat dan aspek legalkehidupan Sebagian ayat al-Quran bersifat qamraquoicirc dan sebagian yang lainzhannicirc yang membawa kepada konsekuensi perlunya interpretasi danelaborasi29 Adapun sunah sebagai sumber hukum Islam berisi perkataanperbuatan dan juga ketetapan Nabi Muhammad Ia memiliki fungsikoroboratif (bayacircn al-tarsquokicircd) elaboratif (bayacircn al-tafsicircr) dan suplementatif(bayacircn al-tasyricircraquo) bagi al-Quran30 Dua ini relatif disepakati oleh para ulamadan sarjana Muslim sebagai sumber yang bersifat kekal-abadi dan tidakberubah

Di samping sumber utama itu manhaj tarjih juga mengakomodirsumber lain Akan tetapi sumber jenis ini sifatnya adalah pendampingatau tambahan bagi sumber utama Dalam bahasa manhaj tarjih sumberini disebut sebagai sumber paratekstual atau instrumental Jenis sumberini antara lain ijmak qiyas maslahat mursalah istihsan tindakan preventifdan lsquourf31

Pada titik ini kita dapat melihat bahwa sumber hukum Islam yangdipedomani dalam manhaj tarjih relatif sama dengan sumber hukum Is-

40 AFKARUNA

lam yang diyakini oleh para ulama Titik perbedaannya terletak padaklasifikasi mana yang disebut sebagai sumber utama hukum Islam danmana yang menjadi sumber pendamping Dalam diskursus teorisasi hukumIslam dikenal istilah al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc (sumber-sumber hukumyang disepakati) dan al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc (sumber-sumber hukumyang diperselisihkan) Wabah al-Zuailicirc dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf

mengkategorikan al-Quran sunah ijmak dan qiyas ke dalam al-macadiral-muttafaq lsquoalaihacirc Sedangkan yang masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc menurut mereka adalah selain yang empat itu yakniistihsan maslahat mursalah isticla isticacircb lsquourf mazhab sahabatsyariat umat terdahulu dan al-dzaracircrsquoiraquo32 Pandangan ini berbeda dengantiga penulis kontemporer yang lain yaitu Mohammad Hashim KamaliMashood A Baderin dan Jasser Auda Menurut mereka al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc itu hanya dua yaitu al-Quran dan Sunnah Selain duaini menurut mereka masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc33

Dari sini tampak bahwa sesungguhnya sumber hukum Islam dalam manhajtarjih Muhammadiyah lebih selaras dengan pendapat yang kedua iniMenurut penulis pendapat kedua ini lebih melihat sumber-sumber hukum

Islam dari perspektif epistemologis di mana ada pengklasifikasian antaradivine sources (sumber yang berdasar pada wahyu) dan non-divine sources(sumber yang berdasar bukan pada wahyuberdasar pada ijtihad)

2 Metode hukum Islam philosophical methodology dan practicalmethodology

Dalam pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode hukum Is-lam yang terdapat di dalamnya dapat dikategorikan ke dalam duakelompok Metode pertama adalah apa yang penulis sebut sebagai philo-sophical methodologyal-mariqah al-falsaficircyah atau metodologi yangbersifat filosofis Artinya metode ini memberikan basis filosofis terhadap

praktik berijtihad dalam rangka menggali hukum-hukum dari nas agamayang digali menggunakan metode jenis kedua (practical methodologyjenis metode ini akan dibahas setelah ini)

Philosophical methodology ini dalam manhaj tarjih diimplementasikandalam dua asumsi yaitu asumsi intergralistik dan asumsi hirarkis Asumsiintegralistik mengasumsikan teori keabsahan koroboratif tentang normayakni suatu asumsi yang memandang adanya koroborasi dan salingmendukung di antara berbagai elemen sumber guna melahirkan suatu

41Vol 15 No 1 Juni 2019

norma Dalam perspektif manhaj tarjih suatu norma yang didasarkankepada satu elemen sumber sesungguhnya sudah absah hanya sajakeabsahan itu bersifat zhannicirc Zhannicirc adalah satu tingkatan dalil di manaia masih mengandung beberapa kemungkinan makna Artinya kepastiantentang kebenaran yang terkandung di dalam dalil semacam itu masihharus perlu dibuktikan Jika terbukti absah maka ia dapat dijadikan lan-

dasan argumentasi Namun apabila tidak maka ia tidak dapat menjadisandaran Hal ini berbeda dengan dalil yang bersifat qamraquoicirc di mana iahanya mengandung satu makna dan bersifat pasti dan karenanya dalilyang semacam itu pasti dapat dijadikan landasan dalam berargumen34

Namun demikian kekuatan keabsahan dari dalil yang bersifat zhannicirctersebut akan meningkat manakala dapat dihadirkan sejumlah elemensumber yang saling menguatkan dan saling berkoroborasi untuk mendu-kung norma dimaksud Dalil semacam ini akan naik derajat menjadi gha-labah al-zhann (preponderance of conviction) dan pada suatu tingkatdalam kasus-kasus tertentu kekuatan keabsahan itu juga bisa mencapaiderajat qamraquoicirc35 Ke-qamraquoicirc-an tidak terdapat dalam dalil terpisah satupersatu tetapi terdapat dalam koroborasi sejumlah dalil yang satu sama

lain saling menguatkan dan menunjukkan satu pemaknaan yang samaSebagai contoh ke-qamraquoicirc-an hukum wajibnya salat zakat atau puasadicapai dengan cara integralistik ini36

Adapun asumsi hirarkis adalah suatu anggapan bahwa norma ituberjenjang dari norma yang paling bawah hingga norma paling atas Apa-bila jenjang norma tersebut dilihat dari atas ke bawah maka jenjang normapertama ialah nilai-nilai dasar (al-qiyacircm al-asacircsiyyah) baik norma teologismaupun yuristik Norma dasar ini diambil dari (1) nilai-nilai universal Is-lam seperti tauhid akhlak karimah kemaslahatan keadilan persamaankebebasan persaudaraan atau (2) dapat disimpulkan dari kenyataan hidupmanusia di bawah sinar sumber-sumber pokok Norma dasar ini mema-

yungi norma di bawahnya yaitu norma kedua yang berupa asas-asasumum (al-ucucircl al-kulliyyah) yang di satu sisi merupakan deduksi dari nilaidasar atau pada sisi lain merupakan abstraksi dari norma konkret Asas-asas umum ini pada gilirannya memayungi norma paling bawah ataunorma ketiga yakni norma konkret yang berupa ketentuan-ketentuan syarrsquoiyang bersifat cabang (al-akacircm al-furucircraquoiyyah) Dalam perspektif tarjihstruktur norma ini dapat dilihat dari juga bawah ke atas Apabila dilihatdengan cara ini maka norma dasar terletak pada bagian yang paling bawah

42 AFKARUNA

yang berfungsi melandasi asas-asas umum Asas-asas umum pada gili-rannya melandasi norma-norma konkret yang merupakan norma palingatas yang berdiri di atas jenjang dua lapis norma lainnya yang lebih asasi37

Metode kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical meth-odologyal-maricircqah al-lsquoamalicirc atau metodologi yang bersifat praktis Metodeini lebih bersifat prosedural dibanding metode yang pertama Dalam

pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode yang dapat dikate-gorikan ke dalam jenis ini ada empat yaitu (1) metode interpretasi (2)metode kausasi baik kausasi berdasarkan kausa efisien (al-lsquoillah al-facircraquoilah)maupun berdasarkan kausa finalis (al-lsquoillah al-ghacircrsquoiyyahmaqacirccid al-syaricircraquoah) dan (3) metode sinkronisasi dalam hal terjadi taraquoacircru dan (4)metode istiqracircrsquo (induktif)38

Dalam manhaj tarjih metode interpretasi dijelaskan sebagai suatumetode yang ditujukan untuk menjelaskan nas-nas yang sudah adaMetode ini digunakan untuk menangani kasus-kasus yang sudah terdapatnas langsung mengenainya hanya saja nas itu bersifat masih kabur sehing-ga perlu diperjelas Sedangkan metode kausasi digunakan untuk meme-cahkan masalah yang tidak terdapat nas langsung mengenainya Prosesnya

dilakukan dengan cara menggali kausa baik efisien maupun finalis yangdapat memberikan landasan bagi hukum kasus tersebut Adapun metodesinkronisasi menurut manhajr tarjih digunakan untuk menemukan keten-tuan hukum bagi kasus-kasus yang untuknya terdapat dalil-dalil yang salingbertentangan (taraquoacircru al-adillah)39 Sedangkan metode istiqracircrsquo adalahpemecahan masalah dengan cara mengumpulkan seluruh dalil baik yangberkaitan secara langsung maupun tidak untuk dicari prinsip umumdengan menyimpulkannya secara induktif

3 Prinsip hukum Islam orientational principles dan practical principlesSama seperti metode hukum Islam prinsip hukum Islam yang terdapat

dalam manhaj tarjih dalam pembacaan penulis juga terbagi menjadi duaPrinsip pertama adalah apa yang penulis istilahkan sebagai orientationalprinciplesal-mabacircdirsquo al-taujicirchicirc atau prinsip yang menggambarkan orientasidan wawasan Prinsip ini merupakan landasan yang mejadi spirit secarakeseluruhan dalam berijtihad Menurut penulis ada empat yang dapatdikategorikan sebagai orientational principles dalam mahaj tarjih

Orientational principles yang pertama adalah tajdid Prinsip tajdid iniditegaskan sebagai identitas umum gerakan Muhammadiyah termasuk

43Vol 15 No 1 Juni 2019

pemikirannya di bidang keagamaan Tajdid menggambarkan orientasi darikegiatan tarjih dan corak ketarjihan Dalam manhaj tarjih tajdid mem-punyai dua arti (1) dalam bidang akidah dan ibadah tajdid beramaknapurifikasi atau pemurnian dalam arti mengembalikann akidah dan ibadakepada kemurniannya sesuai dengan sunah Nabi saw (2) dalam bidangmuamalat duniawiah tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyara-

kat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman40

Orientational principles yang kedua adalah toleransi Toleransi dimaknaibahwa Muammadiyah tidak menganggap dirinya saja yang benar semen-tara yang lain tidak benar41 Orientational principles yang ketiga adalahketerbukaan Keterbukaan mengandung makna bahwa segala ditetapkanoleh Tarjih dapat dikritik dalam rangkan melakukan perbaikan di manaapabila ditemukan dalil dan argumen lebih kuat maka Majelis Tarjih akanmembahasnya dan mengoreksi dalil dan argumen yang dinilai kurangkuat42 Orientational principles yang keempat adalah tidak berafiliasimazhab Artinya Muhammadiyah tidak mengikuti mazhab tertentumelainkan dalam berijtihad bersumber kepada al-Quran dan sunah denganmetode ijtihad yang ada Namun Muhammadiyah juga tidak sama sekali

menafikan berbagai pendapat fukaha yang ada Pendapat-pendapatmereka itu dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan diktumnormaajaran yang lebih sesuai dengan semangat di mana kita hidup43

Prinsip kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical prin-ciplesal-qawacircraquoid al-lsquoamalicirc atau prinsip yang bersifat praktis Dalampandangan penulis prinsip yang bersifat praktis ini terimplementasi dalampendekatan yang digunakan Majelis Tarjih yaitu pendekatan bayaniburhani dan irfani

Aplikasi Nalar Fikih Muhammadiyah Dalam Produk TarjihUntuk mengetahui aplikasi nalar fikih Muhammadiyah dalam praktik

ijtihad yang dilakukan Majelis Tarjih maka salah satu produk fikih Muham-madiyah yaitu fikih air akan dibahas di sini

Ada karakteristik khas yang terdapat dalam produk fikih Muhammad-iyah termasuk tentu fikih air ini yakni kentaranya apa yang disebut SyamsulAnwar sebagai teori pertingkatan norma44 Teori pertingkatan normasesungguhnya adalah bahasa lain dari asumsi hirarkis yang terdapat dalammanhaj tarjih yang oleh penulis dikategorikan sebagai philosophical meth-

odologyal-mariqah al-falsaficirc

44 AFKARUNA

Dalam pembacaan penulis teori ini mengkaver keseluruhan unsursyariah dalam konteks agama secara umum Artinya fikih Muhammadiyahdengan karakteristiknya yang khas ini tidak hanya berbicara pada aspekyuridis tapi juga moral-etik dan teologis Untuk memperjelas asumsipenulis ini berikut akan penulis rincikan dalam sub-sub bab tersendiri

1 Al-qiyacircm al-asacircsiyyah sebagai dasar teologis dan moral-etikDalam buku Fikih Air Perspektif Muhammadiyah ada bebeberapa nilai

dasar Islam yang relevan yang dimasukkan ke dalam buku tersebut yaitu(1) tauhid (2) syukur (3) keadilan (4) moderasi dan keseimbangan (al-wasamiyyah wa al-tawacirczun) (5) meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi (al-faraquoacircliyyah) dan (6) kepedulian (al-lsquoinacircyah)45 Nilai-nilai inimenurut penulis mengandung dua aspek syariah yaitu teologis sekaligusmoral-etik Nilai tauhid dan syukur termasuk aspek teologis dari syariah

Menurut Kamali salah satu karakteristik penting syariah adalah keter-kaitan-eratnya dengan tauhid yakni keimanan atas keesaan Tuhan yangmenjadi pondasi utama agama Islam Aspek-aspek lain dari syariah harusdilandaskan pada ketauhidan Dalam kaitan ini Kamali menulis

ldquoEvery discussion of law and morality in Islam must of necessity pro-ceed from tauhid Its influence on syariah and ethics runs deep so muchso that tauhid manifests itself in ritual devotion and personal piety intheology and law in politics and economics in faith and deeds all ofwhich are manifestations of the same all-pervasive principle tauhid Godcreated the unierse and every part of it reflects the unity of its sourceevery part of it synchronized with its other partrdquo46 (Setiap wacana tentanghukum dan moralitas dalam Islam harus bersumber dari tauhid Pengaruhtauhid terhadap syariah dan etika sangat mendalam karena saking menda-lamnya tauhid mengejawantahkan dirinya dalam praktik ketaatan dankesalehan individu dalam teologi dan hukum dalam politik dan ekonomi

dalam keyakinan dan tindakan Semuanya adalah manifestasi dari prinsiptauhid yang meresap dalam semua aspek itu Tuhan menciptakan alamsemesta dan setiap bagian dari alam semesta itu merefleksikan satu-kesatuan sumber setiap bagian dari alam semesta tersinkron satu samalain)

Dengan kata lain tauhid menjadi pijakan teologis bagi semua aspekkehidupan di mana satu sama lain saling terkait Tauhid menjadi nyawauntuk keberlangsungan moral dan hukum Tanpa tauhid kesemrawutan

45Vol 15 No 1 Juni 2019

dan ketidakaturan akan melanda aspek syariah yang lain Menurut penulistauhid dalam pengertian ini menjadi semacam hub (pusatinti) bagiketerjalinan dan keteraturan segala aspek kehidupan Grafik yang penulisbuat di bawah ini akan meringkas arti penting tauhid sebagai hub

Grafik 1 Tauhid sebagai pusatinti (hub)

Makna tauhid semacam ini juga tergambar secara cukup jelas dalambuku Fikih Air sebagaimana berikut ini

ldquoTauhid adalah fondasi keimanan dan amal kebaikan dalam IslamKepercayaan tauhid melahirkan kesadaran bahwa seluruh alam semestatermasuk air diciptakan diatur dan diperlihata oleh Allah swt yang Maha

Esa Tauhid mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan manusiadengan manusia dan manusia dengan alam termasuk air Prinsip tauhidmenyediakan visi kesatuan bagi umat Islam Dengan visi tersebut umatIslam dapat menyadari bahwa manusia dan air adalah bagian dari alamsemesta dan diatur keberadannya oleh wahyurdquo

Adapun syukur dalam konteks buku Fikih Air dapat dikategorikan jugasebagai bagian dari aspek teologis ndash meskipun dalam tempat lain (maksud-nya produk fikih Muhammadiyah lain) bisa jadi syukur masuk dalamkategori moral-etik Alasan ldquosyukurrdquo dikategorikan masuk sebagai aspekteologis dalam hal ini didasarkan pada pernyataan Majelis Tarjih sendiridalam buku tersebut

ldquo rasa syukur dapat menjadi landasan bagi setiap aktivitas pemanfaatandan pengelolaan air Hakikat syukur adalah kesadaran mendalam akan kasih

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

38 AFKARUNA

kita harus meletakkan manhaj tarjih sebagai basis kerjanya Namun sebelumjauh ke sana perlu dikemukakan konsep fikih klasik terlebih dahulu agarkita tahu letak perbedaannya dengan nalar fikih Muhammadiyah

Menurut Jasser Auda kata fikih dalam al-Quran dan hadis digunakanuntuk merujuk kepada makna ldquomemahami pemahaman dan memperolehpengetahuan agama secara umumrdquo Baru setelah wafatnya Nabi dan

berakhirnya era para imam mazhab istilah fikih didefinisikan secara khusussebagai ldquopengetahuanilmu tentang hukum-hukum syarak yang bersifatpraktis (yang digali) dari dalil-dalil yang terperincirdquo24 Sebagian yang lainmendefinisikannya sebagai ldquoilmu tentang seperangkat hukum-hukumsyarak yang bersifat furucircraquoiyyah (lsquoamaliyah) yang berhasil didapatkan melaluipenalaran (istinbam) atau istidlal dari dalilnya yang tafcilicirc (dalil yanglangsung atau khusus untuk masalah yang dinalar iturdquo25 Al Yasa Abubakarmerinci dengan sangat baik apa yang dimaksud dengan definisi fikihtersebut Menurutnya yang dimaksud dengan ldquoilmurdquo dalam definisi diatas adalah pengetahuan (tahu al-idracirck mumlaqan) baik yang bersifatyaqicircn ataupun zhan tentang hukum syarak yang diperoleh dari dalil artinyadiperoleh melalui istinbam (penalaran atau pertimbangan rasional) Jadi

menurut Al Yasa aturan syarak yang sudah cukup jelas (di dalam nas)sehingga tidak perlu di-istinbamshy-kan seperti adanya kewajiban salat danzakat tidak dianggap sebagai fikih (bukan merupakan pengetahuan yangmendetail yang memerlukan istinbamshy) Begitu juga pengetahuan yangdiperoleh melalui taklid tidak dianggap sebagai fikih (karena diperolehbukan melalui peng- istinbamshy-an sendiri) Sedangkan maksuddari rdquohukum-hukum syarak (al-ukm al-syarraquoicirc)rdquo adalah hukum (normahukum) yang disimpulkan dari nas al-Quran dan sunah yang berhubungandengan perbuatan seseorang26

Adapun istilah ldquoyang bersifat furucircraquoiyyah (lsquoamaliah)rdquo masih menurutAl Yasa digunakan untuk menunjuk semua ldquoperbuatan lahirrdquo manusia

guna membedakannya dengan ldquoperbuatan batin atau keyakinanrdquo manusiayang dalam kajian keislaman menjadi objek ilmu kalam Sedangkan istilahldquodalil yang tafcilicircrdquo digunakan untuk menunjuk dalil yang mendasari sebuahperaturan Jadi menurut Al Yasa pernyataan bahwa sesuatu peraturanadalah berdasar (berdalil) ayat al-Quran (secara umum) tidak dianggapcukup harus menyebut ayat berapa dan surat apa Begitu juga sekiranyamenyebut berdasar (berdalil) kepada hadis maka harus disebutkan matanhadisnya disertai dengan kualitas sanadnya Begitu juga kalau dikatakan

39Vol 15 No 1 Juni 2019

berdalil kepada qiyas atau istihsan harus menjelaskan bagaimana logikadan urutan berpikirnya sehingga dapat diketahui apakah jalan pikirantersebut sudah memenuhi syarat atau belum27

Dari penjelasan definisi di atas tampak dua celah yang dapat dikatakansebagai kekurangan konsep fikih klasik (1) masih cenderung berkutat padaaspek amaliah praktis dan (2) digali dari dalil-dalil tafcilicirc yang sangat

mungkin bersifat parsial-atomistik Dua kekurangan ini yang dalam asumsipenulis dapat ditutupi oleh nalar fikih Muhammadiyah

Dalam manhaj tarjih Muhammadiyah nalar fikih tidak dibangun sematamelalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat pada amaliah praktisTapi dengan serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatu dengansumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Untuk itu kerangkaberpikir Baderin yang mengasumsikan tiga elemen syariah digunakan disini untuk membaca manhaj tarjih yang menjadi basis nalar fikihMuhammadiyah itu

1 Sumber hukum IslamDalam manhaj tarjih sumber hukum Islam dapat diklasifikasikan

menjadi dua Pertama adalah sumber utama hukum Islam yang juga

menjadi sumber ajaran Islam secara umum yaitu al-Quran dan sunah28

Al-Quran yang berisi lebih dari 6000 ayat berbicara tentang semua aspekkehidupan baik teologi moral-etik ibadah muamalat dan aspek legalkehidupan Sebagian ayat al-Quran bersifat qamraquoicirc dan sebagian yang lainzhannicirc yang membawa kepada konsekuensi perlunya interpretasi danelaborasi29 Adapun sunah sebagai sumber hukum Islam berisi perkataanperbuatan dan juga ketetapan Nabi Muhammad Ia memiliki fungsikoroboratif (bayacircn al-tarsquokicircd) elaboratif (bayacircn al-tafsicircr) dan suplementatif(bayacircn al-tasyricircraquo) bagi al-Quran30 Dua ini relatif disepakati oleh para ulamadan sarjana Muslim sebagai sumber yang bersifat kekal-abadi dan tidakberubah

Di samping sumber utama itu manhaj tarjih juga mengakomodirsumber lain Akan tetapi sumber jenis ini sifatnya adalah pendampingatau tambahan bagi sumber utama Dalam bahasa manhaj tarjih sumberini disebut sebagai sumber paratekstual atau instrumental Jenis sumberini antara lain ijmak qiyas maslahat mursalah istihsan tindakan preventifdan lsquourf31

Pada titik ini kita dapat melihat bahwa sumber hukum Islam yangdipedomani dalam manhaj tarjih relatif sama dengan sumber hukum Is-

40 AFKARUNA

lam yang diyakini oleh para ulama Titik perbedaannya terletak padaklasifikasi mana yang disebut sebagai sumber utama hukum Islam danmana yang menjadi sumber pendamping Dalam diskursus teorisasi hukumIslam dikenal istilah al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc (sumber-sumber hukumyang disepakati) dan al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc (sumber-sumber hukumyang diperselisihkan) Wabah al-Zuailicirc dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf

mengkategorikan al-Quran sunah ijmak dan qiyas ke dalam al-macadiral-muttafaq lsquoalaihacirc Sedangkan yang masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc menurut mereka adalah selain yang empat itu yakniistihsan maslahat mursalah isticla isticacircb lsquourf mazhab sahabatsyariat umat terdahulu dan al-dzaracircrsquoiraquo32 Pandangan ini berbeda dengantiga penulis kontemporer yang lain yaitu Mohammad Hashim KamaliMashood A Baderin dan Jasser Auda Menurut mereka al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc itu hanya dua yaitu al-Quran dan Sunnah Selain duaini menurut mereka masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc33

Dari sini tampak bahwa sesungguhnya sumber hukum Islam dalam manhajtarjih Muhammadiyah lebih selaras dengan pendapat yang kedua iniMenurut penulis pendapat kedua ini lebih melihat sumber-sumber hukum

Islam dari perspektif epistemologis di mana ada pengklasifikasian antaradivine sources (sumber yang berdasar pada wahyu) dan non-divine sources(sumber yang berdasar bukan pada wahyuberdasar pada ijtihad)

2 Metode hukum Islam philosophical methodology dan practicalmethodology

Dalam pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode hukum Is-lam yang terdapat di dalamnya dapat dikategorikan ke dalam duakelompok Metode pertama adalah apa yang penulis sebut sebagai philo-sophical methodologyal-mariqah al-falsaficircyah atau metodologi yangbersifat filosofis Artinya metode ini memberikan basis filosofis terhadap

praktik berijtihad dalam rangka menggali hukum-hukum dari nas agamayang digali menggunakan metode jenis kedua (practical methodologyjenis metode ini akan dibahas setelah ini)

Philosophical methodology ini dalam manhaj tarjih diimplementasikandalam dua asumsi yaitu asumsi intergralistik dan asumsi hirarkis Asumsiintegralistik mengasumsikan teori keabsahan koroboratif tentang normayakni suatu asumsi yang memandang adanya koroborasi dan salingmendukung di antara berbagai elemen sumber guna melahirkan suatu

41Vol 15 No 1 Juni 2019

norma Dalam perspektif manhaj tarjih suatu norma yang didasarkankepada satu elemen sumber sesungguhnya sudah absah hanya sajakeabsahan itu bersifat zhannicirc Zhannicirc adalah satu tingkatan dalil di manaia masih mengandung beberapa kemungkinan makna Artinya kepastiantentang kebenaran yang terkandung di dalam dalil semacam itu masihharus perlu dibuktikan Jika terbukti absah maka ia dapat dijadikan lan-

dasan argumentasi Namun apabila tidak maka ia tidak dapat menjadisandaran Hal ini berbeda dengan dalil yang bersifat qamraquoicirc di mana iahanya mengandung satu makna dan bersifat pasti dan karenanya dalilyang semacam itu pasti dapat dijadikan landasan dalam berargumen34

Namun demikian kekuatan keabsahan dari dalil yang bersifat zhannicirctersebut akan meningkat manakala dapat dihadirkan sejumlah elemensumber yang saling menguatkan dan saling berkoroborasi untuk mendu-kung norma dimaksud Dalil semacam ini akan naik derajat menjadi gha-labah al-zhann (preponderance of conviction) dan pada suatu tingkatdalam kasus-kasus tertentu kekuatan keabsahan itu juga bisa mencapaiderajat qamraquoicirc35 Ke-qamraquoicirc-an tidak terdapat dalam dalil terpisah satupersatu tetapi terdapat dalam koroborasi sejumlah dalil yang satu sama

lain saling menguatkan dan menunjukkan satu pemaknaan yang samaSebagai contoh ke-qamraquoicirc-an hukum wajibnya salat zakat atau puasadicapai dengan cara integralistik ini36

Adapun asumsi hirarkis adalah suatu anggapan bahwa norma ituberjenjang dari norma yang paling bawah hingga norma paling atas Apa-bila jenjang norma tersebut dilihat dari atas ke bawah maka jenjang normapertama ialah nilai-nilai dasar (al-qiyacircm al-asacircsiyyah) baik norma teologismaupun yuristik Norma dasar ini diambil dari (1) nilai-nilai universal Is-lam seperti tauhid akhlak karimah kemaslahatan keadilan persamaankebebasan persaudaraan atau (2) dapat disimpulkan dari kenyataan hidupmanusia di bawah sinar sumber-sumber pokok Norma dasar ini mema-

yungi norma di bawahnya yaitu norma kedua yang berupa asas-asasumum (al-ucucircl al-kulliyyah) yang di satu sisi merupakan deduksi dari nilaidasar atau pada sisi lain merupakan abstraksi dari norma konkret Asas-asas umum ini pada gilirannya memayungi norma paling bawah ataunorma ketiga yakni norma konkret yang berupa ketentuan-ketentuan syarrsquoiyang bersifat cabang (al-akacircm al-furucircraquoiyyah) Dalam perspektif tarjihstruktur norma ini dapat dilihat dari juga bawah ke atas Apabila dilihatdengan cara ini maka norma dasar terletak pada bagian yang paling bawah

42 AFKARUNA

yang berfungsi melandasi asas-asas umum Asas-asas umum pada gili-rannya melandasi norma-norma konkret yang merupakan norma palingatas yang berdiri di atas jenjang dua lapis norma lainnya yang lebih asasi37

Metode kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical meth-odologyal-maricircqah al-lsquoamalicirc atau metodologi yang bersifat praktis Metodeini lebih bersifat prosedural dibanding metode yang pertama Dalam

pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode yang dapat dikate-gorikan ke dalam jenis ini ada empat yaitu (1) metode interpretasi (2)metode kausasi baik kausasi berdasarkan kausa efisien (al-lsquoillah al-facircraquoilah)maupun berdasarkan kausa finalis (al-lsquoillah al-ghacircrsquoiyyahmaqacirccid al-syaricircraquoah) dan (3) metode sinkronisasi dalam hal terjadi taraquoacircru dan (4)metode istiqracircrsquo (induktif)38

Dalam manhaj tarjih metode interpretasi dijelaskan sebagai suatumetode yang ditujukan untuk menjelaskan nas-nas yang sudah adaMetode ini digunakan untuk menangani kasus-kasus yang sudah terdapatnas langsung mengenainya hanya saja nas itu bersifat masih kabur sehing-ga perlu diperjelas Sedangkan metode kausasi digunakan untuk meme-cahkan masalah yang tidak terdapat nas langsung mengenainya Prosesnya

dilakukan dengan cara menggali kausa baik efisien maupun finalis yangdapat memberikan landasan bagi hukum kasus tersebut Adapun metodesinkronisasi menurut manhajr tarjih digunakan untuk menemukan keten-tuan hukum bagi kasus-kasus yang untuknya terdapat dalil-dalil yang salingbertentangan (taraquoacircru al-adillah)39 Sedangkan metode istiqracircrsquo adalahpemecahan masalah dengan cara mengumpulkan seluruh dalil baik yangberkaitan secara langsung maupun tidak untuk dicari prinsip umumdengan menyimpulkannya secara induktif

3 Prinsip hukum Islam orientational principles dan practical principlesSama seperti metode hukum Islam prinsip hukum Islam yang terdapat

dalam manhaj tarjih dalam pembacaan penulis juga terbagi menjadi duaPrinsip pertama adalah apa yang penulis istilahkan sebagai orientationalprinciplesal-mabacircdirsquo al-taujicirchicirc atau prinsip yang menggambarkan orientasidan wawasan Prinsip ini merupakan landasan yang mejadi spirit secarakeseluruhan dalam berijtihad Menurut penulis ada empat yang dapatdikategorikan sebagai orientational principles dalam mahaj tarjih

Orientational principles yang pertama adalah tajdid Prinsip tajdid iniditegaskan sebagai identitas umum gerakan Muhammadiyah termasuk

43Vol 15 No 1 Juni 2019

pemikirannya di bidang keagamaan Tajdid menggambarkan orientasi darikegiatan tarjih dan corak ketarjihan Dalam manhaj tarjih tajdid mem-punyai dua arti (1) dalam bidang akidah dan ibadah tajdid beramaknapurifikasi atau pemurnian dalam arti mengembalikann akidah dan ibadakepada kemurniannya sesuai dengan sunah Nabi saw (2) dalam bidangmuamalat duniawiah tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyara-

kat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman40

Orientational principles yang kedua adalah toleransi Toleransi dimaknaibahwa Muammadiyah tidak menganggap dirinya saja yang benar semen-tara yang lain tidak benar41 Orientational principles yang ketiga adalahketerbukaan Keterbukaan mengandung makna bahwa segala ditetapkanoleh Tarjih dapat dikritik dalam rangkan melakukan perbaikan di manaapabila ditemukan dalil dan argumen lebih kuat maka Majelis Tarjih akanmembahasnya dan mengoreksi dalil dan argumen yang dinilai kurangkuat42 Orientational principles yang keempat adalah tidak berafiliasimazhab Artinya Muhammadiyah tidak mengikuti mazhab tertentumelainkan dalam berijtihad bersumber kepada al-Quran dan sunah denganmetode ijtihad yang ada Namun Muhammadiyah juga tidak sama sekali

menafikan berbagai pendapat fukaha yang ada Pendapat-pendapatmereka itu dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan diktumnormaajaran yang lebih sesuai dengan semangat di mana kita hidup43

Prinsip kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical prin-ciplesal-qawacircraquoid al-lsquoamalicirc atau prinsip yang bersifat praktis Dalampandangan penulis prinsip yang bersifat praktis ini terimplementasi dalampendekatan yang digunakan Majelis Tarjih yaitu pendekatan bayaniburhani dan irfani

Aplikasi Nalar Fikih Muhammadiyah Dalam Produk TarjihUntuk mengetahui aplikasi nalar fikih Muhammadiyah dalam praktik

ijtihad yang dilakukan Majelis Tarjih maka salah satu produk fikih Muham-madiyah yaitu fikih air akan dibahas di sini

Ada karakteristik khas yang terdapat dalam produk fikih Muhammad-iyah termasuk tentu fikih air ini yakni kentaranya apa yang disebut SyamsulAnwar sebagai teori pertingkatan norma44 Teori pertingkatan normasesungguhnya adalah bahasa lain dari asumsi hirarkis yang terdapat dalammanhaj tarjih yang oleh penulis dikategorikan sebagai philosophical meth-

odologyal-mariqah al-falsaficirc

44 AFKARUNA

Dalam pembacaan penulis teori ini mengkaver keseluruhan unsursyariah dalam konteks agama secara umum Artinya fikih Muhammadiyahdengan karakteristiknya yang khas ini tidak hanya berbicara pada aspekyuridis tapi juga moral-etik dan teologis Untuk memperjelas asumsipenulis ini berikut akan penulis rincikan dalam sub-sub bab tersendiri

1 Al-qiyacircm al-asacircsiyyah sebagai dasar teologis dan moral-etikDalam buku Fikih Air Perspektif Muhammadiyah ada bebeberapa nilai

dasar Islam yang relevan yang dimasukkan ke dalam buku tersebut yaitu(1) tauhid (2) syukur (3) keadilan (4) moderasi dan keseimbangan (al-wasamiyyah wa al-tawacirczun) (5) meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi (al-faraquoacircliyyah) dan (6) kepedulian (al-lsquoinacircyah)45 Nilai-nilai inimenurut penulis mengandung dua aspek syariah yaitu teologis sekaligusmoral-etik Nilai tauhid dan syukur termasuk aspek teologis dari syariah

Menurut Kamali salah satu karakteristik penting syariah adalah keter-kaitan-eratnya dengan tauhid yakni keimanan atas keesaan Tuhan yangmenjadi pondasi utama agama Islam Aspek-aspek lain dari syariah harusdilandaskan pada ketauhidan Dalam kaitan ini Kamali menulis

ldquoEvery discussion of law and morality in Islam must of necessity pro-ceed from tauhid Its influence on syariah and ethics runs deep so muchso that tauhid manifests itself in ritual devotion and personal piety intheology and law in politics and economics in faith and deeds all ofwhich are manifestations of the same all-pervasive principle tauhid Godcreated the unierse and every part of it reflects the unity of its sourceevery part of it synchronized with its other partrdquo46 (Setiap wacana tentanghukum dan moralitas dalam Islam harus bersumber dari tauhid Pengaruhtauhid terhadap syariah dan etika sangat mendalam karena saking menda-lamnya tauhid mengejawantahkan dirinya dalam praktik ketaatan dankesalehan individu dalam teologi dan hukum dalam politik dan ekonomi

dalam keyakinan dan tindakan Semuanya adalah manifestasi dari prinsiptauhid yang meresap dalam semua aspek itu Tuhan menciptakan alamsemesta dan setiap bagian dari alam semesta itu merefleksikan satu-kesatuan sumber setiap bagian dari alam semesta tersinkron satu samalain)

Dengan kata lain tauhid menjadi pijakan teologis bagi semua aspekkehidupan di mana satu sama lain saling terkait Tauhid menjadi nyawauntuk keberlangsungan moral dan hukum Tanpa tauhid kesemrawutan

45Vol 15 No 1 Juni 2019

dan ketidakaturan akan melanda aspek syariah yang lain Menurut penulistauhid dalam pengertian ini menjadi semacam hub (pusatinti) bagiketerjalinan dan keteraturan segala aspek kehidupan Grafik yang penulisbuat di bawah ini akan meringkas arti penting tauhid sebagai hub

Grafik 1 Tauhid sebagai pusatinti (hub)

Makna tauhid semacam ini juga tergambar secara cukup jelas dalambuku Fikih Air sebagaimana berikut ini

ldquoTauhid adalah fondasi keimanan dan amal kebaikan dalam IslamKepercayaan tauhid melahirkan kesadaran bahwa seluruh alam semestatermasuk air diciptakan diatur dan diperlihata oleh Allah swt yang Maha

Esa Tauhid mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan manusiadengan manusia dan manusia dengan alam termasuk air Prinsip tauhidmenyediakan visi kesatuan bagi umat Islam Dengan visi tersebut umatIslam dapat menyadari bahwa manusia dan air adalah bagian dari alamsemesta dan diatur keberadannya oleh wahyurdquo

Adapun syukur dalam konteks buku Fikih Air dapat dikategorikan jugasebagai bagian dari aspek teologis ndash meskipun dalam tempat lain (maksud-nya produk fikih Muhammadiyah lain) bisa jadi syukur masuk dalamkategori moral-etik Alasan ldquosyukurrdquo dikategorikan masuk sebagai aspekteologis dalam hal ini didasarkan pada pernyataan Majelis Tarjih sendiridalam buku tersebut

ldquo rasa syukur dapat menjadi landasan bagi setiap aktivitas pemanfaatandan pengelolaan air Hakikat syukur adalah kesadaran mendalam akan kasih

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

39Vol 15 No 1 Juni 2019

berdalil kepada qiyas atau istihsan harus menjelaskan bagaimana logikadan urutan berpikirnya sehingga dapat diketahui apakah jalan pikirantersebut sudah memenuhi syarat atau belum27

Dari penjelasan definisi di atas tampak dua celah yang dapat dikatakansebagai kekurangan konsep fikih klasik (1) masih cenderung berkutat padaaspek amaliah praktis dan (2) digali dari dalil-dalil tafcilicirc yang sangat

mungkin bersifat parsial-atomistik Dua kekurangan ini yang dalam asumsipenulis dapat ditutupi oleh nalar fikih Muhammadiyah

Dalam manhaj tarjih Muhammadiyah nalar fikih tidak dibangun sematamelalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat pada amaliah praktisTapi dengan serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatu dengansumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Untuk itu kerangkaberpikir Baderin yang mengasumsikan tiga elemen syariah digunakan disini untuk membaca manhaj tarjih yang menjadi basis nalar fikihMuhammadiyah itu

1 Sumber hukum IslamDalam manhaj tarjih sumber hukum Islam dapat diklasifikasikan

menjadi dua Pertama adalah sumber utama hukum Islam yang juga

menjadi sumber ajaran Islam secara umum yaitu al-Quran dan sunah28

Al-Quran yang berisi lebih dari 6000 ayat berbicara tentang semua aspekkehidupan baik teologi moral-etik ibadah muamalat dan aspek legalkehidupan Sebagian ayat al-Quran bersifat qamraquoicirc dan sebagian yang lainzhannicirc yang membawa kepada konsekuensi perlunya interpretasi danelaborasi29 Adapun sunah sebagai sumber hukum Islam berisi perkataanperbuatan dan juga ketetapan Nabi Muhammad Ia memiliki fungsikoroboratif (bayacircn al-tarsquokicircd) elaboratif (bayacircn al-tafsicircr) dan suplementatif(bayacircn al-tasyricircraquo) bagi al-Quran30 Dua ini relatif disepakati oleh para ulamadan sarjana Muslim sebagai sumber yang bersifat kekal-abadi dan tidakberubah

Di samping sumber utama itu manhaj tarjih juga mengakomodirsumber lain Akan tetapi sumber jenis ini sifatnya adalah pendampingatau tambahan bagi sumber utama Dalam bahasa manhaj tarjih sumberini disebut sebagai sumber paratekstual atau instrumental Jenis sumberini antara lain ijmak qiyas maslahat mursalah istihsan tindakan preventifdan lsquourf31

Pada titik ini kita dapat melihat bahwa sumber hukum Islam yangdipedomani dalam manhaj tarjih relatif sama dengan sumber hukum Is-

40 AFKARUNA

lam yang diyakini oleh para ulama Titik perbedaannya terletak padaklasifikasi mana yang disebut sebagai sumber utama hukum Islam danmana yang menjadi sumber pendamping Dalam diskursus teorisasi hukumIslam dikenal istilah al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc (sumber-sumber hukumyang disepakati) dan al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc (sumber-sumber hukumyang diperselisihkan) Wabah al-Zuailicirc dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf

mengkategorikan al-Quran sunah ijmak dan qiyas ke dalam al-macadiral-muttafaq lsquoalaihacirc Sedangkan yang masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc menurut mereka adalah selain yang empat itu yakniistihsan maslahat mursalah isticla isticacircb lsquourf mazhab sahabatsyariat umat terdahulu dan al-dzaracircrsquoiraquo32 Pandangan ini berbeda dengantiga penulis kontemporer yang lain yaitu Mohammad Hashim KamaliMashood A Baderin dan Jasser Auda Menurut mereka al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc itu hanya dua yaitu al-Quran dan Sunnah Selain duaini menurut mereka masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc33

Dari sini tampak bahwa sesungguhnya sumber hukum Islam dalam manhajtarjih Muhammadiyah lebih selaras dengan pendapat yang kedua iniMenurut penulis pendapat kedua ini lebih melihat sumber-sumber hukum

Islam dari perspektif epistemologis di mana ada pengklasifikasian antaradivine sources (sumber yang berdasar pada wahyu) dan non-divine sources(sumber yang berdasar bukan pada wahyuberdasar pada ijtihad)

2 Metode hukum Islam philosophical methodology dan practicalmethodology

Dalam pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode hukum Is-lam yang terdapat di dalamnya dapat dikategorikan ke dalam duakelompok Metode pertama adalah apa yang penulis sebut sebagai philo-sophical methodologyal-mariqah al-falsaficircyah atau metodologi yangbersifat filosofis Artinya metode ini memberikan basis filosofis terhadap

praktik berijtihad dalam rangka menggali hukum-hukum dari nas agamayang digali menggunakan metode jenis kedua (practical methodologyjenis metode ini akan dibahas setelah ini)

Philosophical methodology ini dalam manhaj tarjih diimplementasikandalam dua asumsi yaitu asumsi intergralistik dan asumsi hirarkis Asumsiintegralistik mengasumsikan teori keabsahan koroboratif tentang normayakni suatu asumsi yang memandang adanya koroborasi dan salingmendukung di antara berbagai elemen sumber guna melahirkan suatu

41Vol 15 No 1 Juni 2019

norma Dalam perspektif manhaj tarjih suatu norma yang didasarkankepada satu elemen sumber sesungguhnya sudah absah hanya sajakeabsahan itu bersifat zhannicirc Zhannicirc adalah satu tingkatan dalil di manaia masih mengandung beberapa kemungkinan makna Artinya kepastiantentang kebenaran yang terkandung di dalam dalil semacam itu masihharus perlu dibuktikan Jika terbukti absah maka ia dapat dijadikan lan-

dasan argumentasi Namun apabila tidak maka ia tidak dapat menjadisandaran Hal ini berbeda dengan dalil yang bersifat qamraquoicirc di mana iahanya mengandung satu makna dan bersifat pasti dan karenanya dalilyang semacam itu pasti dapat dijadikan landasan dalam berargumen34

Namun demikian kekuatan keabsahan dari dalil yang bersifat zhannicirctersebut akan meningkat manakala dapat dihadirkan sejumlah elemensumber yang saling menguatkan dan saling berkoroborasi untuk mendu-kung norma dimaksud Dalil semacam ini akan naik derajat menjadi gha-labah al-zhann (preponderance of conviction) dan pada suatu tingkatdalam kasus-kasus tertentu kekuatan keabsahan itu juga bisa mencapaiderajat qamraquoicirc35 Ke-qamraquoicirc-an tidak terdapat dalam dalil terpisah satupersatu tetapi terdapat dalam koroborasi sejumlah dalil yang satu sama

lain saling menguatkan dan menunjukkan satu pemaknaan yang samaSebagai contoh ke-qamraquoicirc-an hukum wajibnya salat zakat atau puasadicapai dengan cara integralistik ini36

Adapun asumsi hirarkis adalah suatu anggapan bahwa norma ituberjenjang dari norma yang paling bawah hingga norma paling atas Apa-bila jenjang norma tersebut dilihat dari atas ke bawah maka jenjang normapertama ialah nilai-nilai dasar (al-qiyacircm al-asacircsiyyah) baik norma teologismaupun yuristik Norma dasar ini diambil dari (1) nilai-nilai universal Is-lam seperti tauhid akhlak karimah kemaslahatan keadilan persamaankebebasan persaudaraan atau (2) dapat disimpulkan dari kenyataan hidupmanusia di bawah sinar sumber-sumber pokok Norma dasar ini mema-

yungi norma di bawahnya yaitu norma kedua yang berupa asas-asasumum (al-ucucircl al-kulliyyah) yang di satu sisi merupakan deduksi dari nilaidasar atau pada sisi lain merupakan abstraksi dari norma konkret Asas-asas umum ini pada gilirannya memayungi norma paling bawah ataunorma ketiga yakni norma konkret yang berupa ketentuan-ketentuan syarrsquoiyang bersifat cabang (al-akacircm al-furucircraquoiyyah) Dalam perspektif tarjihstruktur norma ini dapat dilihat dari juga bawah ke atas Apabila dilihatdengan cara ini maka norma dasar terletak pada bagian yang paling bawah

42 AFKARUNA

yang berfungsi melandasi asas-asas umum Asas-asas umum pada gili-rannya melandasi norma-norma konkret yang merupakan norma palingatas yang berdiri di atas jenjang dua lapis norma lainnya yang lebih asasi37

Metode kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical meth-odologyal-maricircqah al-lsquoamalicirc atau metodologi yang bersifat praktis Metodeini lebih bersifat prosedural dibanding metode yang pertama Dalam

pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode yang dapat dikate-gorikan ke dalam jenis ini ada empat yaitu (1) metode interpretasi (2)metode kausasi baik kausasi berdasarkan kausa efisien (al-lsquoillah al-facircraquoilah)maupun berdasarkan kausa finalis (al-lsquoillah al-ghacircrsquoiyyahmaqacirccid al-syaricircraquoah) dan (3) metode sinkronisasi dalam hal terjadi taraquoacircru dan (4)metode istiqracircrsquo (induktif)38

Dalam manhaj tarjih metode interpretasi dijelaskan sebagai suatumetode yang ditujukan untuk menjelaskan nas-nas yang sudah adaMetode ini digunakan untuk menangani kasus-kasus yang sudah terdapatnas langsung mengenainya hanya saja nas itu bersifat masih kabur sehing-ga perlu diperjelas Sedangkan metode kausasi digunakan untuk meme-cahkan masalah yang tidak terdapat nas langsung mengenainya Prosesnya

dilakukan dengan cara menggali kausa baik efisien maupun finalis yangdapat memberikan landasan bagi hukum kasus tersebut Adapun metodesinkronisasi menurut manhajr tarjih digunakan untuk menemukan keten-tuan hukum bagi kasus-kasus yang untuknya terdapat dalil-dalil yang salingbertentangan (taraquoacircru al-adillah)39 Sedangkan metode istiqracircrsquo adalahpemecahan masalah dengan cara mengumpulkan seluruh dalil baik yangberkaitan secara langsung maupun tidak untuk dicari prinsip umumdengan menyimpulkannya secara induktif

3 Prinsip hukum Islam orientational principles dan practical principlesSama seperti metode hukum Islam prinsip hukum Islam yang terdapat

dalam manhaj tarjih dalam pembacaan penulis juga terbagi menjadi duaPrinsip pertama adalah apa yang penulis istilahkan sebagai orientationalprinciplesal-mabacircdirsquo al-taujicirchicirc atau prinsip yang menggambarkan orientasidan wawasan Prinsip ini merupakan landasan yang mejadi spirit secarakeseluruhan dalam berijtihad Menurut penulis ada empat yang dapatdikategorikan sebagai orientational principles dalam mahaj tarjih

Orientational principles yang pertama adalah tajdid Prinsip tajdid iniditegaskan sebagai identitas umum gerakan Muhammadiyah termasuk

43Vol 15 No 1 Juni 2019

pemikirannya di bidang keagamaan Tajdid menggambarkan orientasi darikegiatan tarjih dan corak ketarjihan Dalam manhaj tarjih tajdid mem-punyai dua arti (1) dalam bidang akidah dan ibadah tajdid beramaknapurifikasi atau pemurnian dalam arti mengembalikann akidah dan ibadakepada kemurniannya sesuai dengan sunah Nabi saw (2) dalam bidangmuamalat duniawiah tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyara-

kat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman40

Orientational principles yang kedua adalah toleransi Toleransi dimaknaibahwa Muammadiyah tidak menganggap dirinya saja yang benar semen-tara yang lain tidak benar41 Orientational principles yang ketiga adalahketerbukaan Keterbukaan mengandung makna bahwa segala ditetapkanoleh Tarjih dapat dikritik dalam rangkan melakukan perbaikan di manaapabila ditemukan dalil dan argumen lebih kuat maka Majelis Tarjih akanmembahasnya dan mengoreksi dalil dan argumen yang dinilai kurangkuat42 Orientational principles yang keempat adalah tidak berafiliasimazhab Artinya Muhammadiyah tidak mengikuti mazhab tertentumelainkan dalam berijtihad bersumber kepada al-Quran dan sunah denganmetode ijtihad yang ada Namun Muhammadiyah juga tidak sama sekali

menafikan berbagai pendapat fukaha yang ada Pendapat-pendapatmereka itu dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan diktumnormaajaran yang lebih sesuai dengan semangat di mana kita hidup43

Prinsip kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical prin-ciplesal-qawacircraquoid al-lsquoamalicirc atau prinsip yang bersifat praktis Dalampandangan penulis prinsip yang bersifat praktis ini terimplementasi dalampendekatan yang digunakan Majelis Tarjih yaitu pendekatan bayaniburhani dan irfani

Aplikasi Nalar Fikih Muhammadiyah Dalam Produk TarjihUntuk mengetahui aplikasi nalar fikih Muhammadiyah dalam praktik

ijtihad yang dilakukan Majelis Tarjih maka salah satu produk fikih Muham-madiyah yaitu fikih air akan dibahas di sini

Ada karakteristik khas yang terdapat dalam produk fikih Muhammad-iyah termasuk tentu fikih air ini yakni kentaranya apa yang disebut SyamsulAnwar sebagai teori pertingkatan norma44 Teori pertingkatan normasesungguhnya adalah bahasa lain dari asumsi hirarkis yang terdapat dalammanhaj tarjih yang oleh penulis dikategorikan sebagai philosophical meth-

odologyal-mariqah al-falsaficirc

44 AFKARUNA

Dalam pembacaan penulis teori ini mengkaver keseluruhan unsursyariah dalam konteks agama secara umum Artinya fikih Muhammadiyahdengan karakteristiknya yang khas ini tidak hanya berbicara pada aspekyuridis tapi juga moral-etik dan teologis Untuk memperjelas asumsipenulis ini berikut akan penulis rincikan dalam sub-sub bab tersendiri

1 Al-qiyacircm al-asacircsiyyah sebagai dasar teologis dan moral-etikDalam buku Fikih Air Perspektif Muhammadiyah ada bebeberapa nilai

dasar Islam yang relevan yang dimasukkan ke dalam buku tersebut yaitu(1) tauhid (2) syukur (3) keadilan (4) moderasi dan keseimbangan (al-wasamiyyah wa al-tawacirczun) (5) meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi (al-faraquoacircliyyah) dan (6) kepedulian (al-lsquoinacircyah)45 Nilai-nilai inimenurut penulis mengandung dua aspek syariah yaitu teologis sekaligusmoral-etik Nilai tauhid dan syukur termasuk aspek teologis dari syariah

Menurut Kamali salah satu karakteristik penting syariah adalah keter-kaitan-eratnya dengan tauhid yakni keimanan atas keesaan Tuhan yangmenjadi pondasi utama agama Islam Aspek-aspek lain dari syariah harusdilandaskan pada ketauhidan Dalam kaitan ini Kamali menulis

ldquoEvery discussion of law and morality in Islam must of necessity pro-ceed from tauhid Its influence on syariah and ethics runs deep so muchso that tauhid manifests itself in ritual devotion and personal piety intheology and law in politics and economics in faith and deeds all ofwhich are manifestations of the same all-pervasive principle tauhid Godcreated the unierse and every part of it reflects the unity of its sourceevery part of it synchronized with its other partrdquo46 (Setiap wacana tentanghukum dan moralitas dalam Islam harus bersumber dari tauhid Pengaruhtauhid terhadap syariah dan etika sangat mendalam karena saking menda-lamnya tauhid mengejawantahkan dirinya dalam praktik ketaatan dankesalehan individu dalam teologi dan hukum dalam politik dan ekonomi

dalam keyakinan dan tindakan Semuanya adalah manifestasi dari prinsiptauhid yang meresap dalam semua aspek itu Tuhan menciptakan alamsemesta dan setiap bagian dari alam semesta itu merefleksikan satu-kesatuan sumber setiap bagian dari alam semesta tersinkron satu samalain)

Dengan kata lain tauhid menjadi pijakan teologis bagi semua aspekkehidupan di mana satu sama lain saling terkait Tauhid menjadi nyawauntuk keberlangsungan moral dan hukum Tanpa tauhid kesemrawutan

45Vol 15 No 1 Juni 2019

dan ketidakaturan akan melanda aspek syariah yang lain Menurut penulistauhid dalam pengertian ini menjadi semacam hub (pusatinti) bagiketerjalinan dan keteraturan segala aspek kehidupan Grafik yang penulisbuat di bawah ini akan meringkas arti penting tauhid sebagai hub

Grafik 1 Tauhid sebagai pusatinti (hub)

Makna tauhid semacam ini juga tergambar secara cukup jelas dalambuku Fikih Air sebagaimana berikut ini

ldquoTauhid adalah fondasi keimanan dan amal kebaikan dalam IslamKepercayaan tauhid melahirkan kesadaran bahwa seluruh alam semestatermasuk air diciptakan diatur dan diperlihata oleh Allah swt yang Maha

Esa Tauhid mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan manusiadengan manusia dan manusia dengan alam termasuk air Prinsip tauhidmenyediakan visi kesatuan bagi umat Islam Dengan visi tersebut umatIslam dapat menyadari bahwa manusia dan air adalah bagian dari alamsemesta dan diatur keberadannya oleh wahyurdquo

Adapun syukur dalam konteks buku Fikih Air dapat dikategorikan jugasebagai bagian dari aspek teologis ndash meskipun dalam tempat lain (maksud-nya produk fikih Muhammadiyah lain) bisa jadi syukur masuk dalamkategori moral-etik Alasan ldquosyukurrdquo dikategorikan masuk sebagai aspekteologis dalam hal ini didasarkan pada pernyataan Majelis Tarjih sendiridalam buku tersebut

ldquo rasa syukur dapat menjadi landasan bagi setiap aktivitas pemanfaatandan pengelolaan air Hakikat syukur adalah kesadaran mendalam akan kasih

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

40 AFKARUNA

lam yang diyakini oleh para ulama Titik perbedaannya terletak padaklasifikasi mana yang disebut sebagai sumber utama hukum Islam danmana yang menjadi sumber pendamping Dalam diskursus teorisasi hukumIslam dikenal istilah al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc (sumber-sumber hukumyang disepakati) dan al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc (sumber-sumber hukumyang diperselisihkan) Wabah al-Zuailicirc dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf

mengkategorikan al-Quran sunah ijmak dan qiyas ke dalam al-macadiral-muttafaq lsquoalaihacirc Sedangkan yang masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc menurut mereka adalah selain yang empat itu yakniistihsan maslahat mursalah isticla isticacircb lsquourf mazhab sahabatsyariat umat terdahulu dan al-dzaracircrsquoiraquo32 Pandangan ini berbeda dengantiga penulis kontemporer yang lain yaitu Mohammad Hashim KamaliMashood A Baderin dan Jasser Auda Menurut mereka al-macadir al-muttafaq lsquoalaihacirc itu hanya dua yaitu al-Quran dan Sunnah Selain duaini menurut mereka masuk dalam kategori al-macadir al-mukhtalaf ficirchacirc33

Dari sini tampak bahwa sesungguhnya sumber hukum Islam dalam manhajtarjih Muhammadiyah lebih selaras dengan pendapat yang kedua iniMenurut penulis pendapat kedua ini lebih melihat sumber-sumber hukum

Islam dari perspektif epistemologis di mana ada pengklasifikasian antaradivine sources (sumber yang berdasar pada wahyu) dan non-divine sources(sumber yang berdasar bukan pada wahyuberdasar pada ijtihad)

2 Metode hukum Islam philosophical methodology dan practicalmethodology

Dalam pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode hukum Is-lam yang terdapat di dalamnya dapat dikategorikan ke dalam duakelompok Metode pertama adalah apa yang penulis sebut sebagai philo-sophical methodologyal-mariqah al-falsaficircyah atau metodologi yangbersifat filosofis Artinya metode ini memberikan basis filosofis terhadap

praktik berijtihad dalam rangka menggali hukum-hukum dari nas agamayang digali menggunakan metode jenis kedua (practical methodologyjenis metode ini akan dibahas setelah ini)

Philosophical methodology ini dalam manhaj tarjih diimplementasikandalam dua asumsi yaitu asumsi intergralistik dan asumsi hirarkis Asumsiintegralistik mengasumsikan teori keabsahan koroboratif tentang normayakni suatu asumsi yang memandang adanya koroborasi dan salingmendukung di antara berbagai elemen sumber guna melahirkan suatu

41Vol 15 No 1 Juni 2019

norma Dalam perspektif manhaj tarjih suatu norma yang didasarkankepada satu elemen sumber sesungguhnya sudah absah hanya sajakeabsahan itu bersifat zhannicirc Zhannicirc adalah satu tingkatan dalil di manaia masih mengandung beberapa kemungkinan makna Artinya kepastiantentang kebenaran yang terkandung di dalam dalil semacam itu masihharus perlu dibuktikan Jika terbukti absah maka ia dapat dijadikan lan-

dasan argumentasi Namun apabila tidak maka ia tidak dapat menjadisandaran Hal ini berbeda dengan dalil yang bersifat qamraquoicirc di mana iahanya mengandung satu makna dan bersifat pasti dan karenanya dalilyang semacam itu pasti dapat dijadikan landasan dalam berargumen34

Namun demikian kekuatan keabsahan dari dalil yang bersifat zhannicirctersebut akan meningkat manakala dapat dihadirkan sejumlah elemensumber yang saling menguatkan dan saling berkoroborasi untuk mendu-kung norma dimaksud Dalil semacam ini akan naik derajat menjadi gha-labah al-zhann (preponderance of conviction) dan pada suatu tingkatdalam kasus-kasus tertentu kekuatan keabsahan itu juga bisa mencapaiderajat qamraquoicirc35 Ke-qamraquoicirc-an tidak terdapat dalam dalil terpisah satupersatu tetapi terdapat dalam koroborasi sejumlah dalil yang satu sama

lain saling menguatkan dan menunjukkan satu pemaknaan yang samaSebagai contoh ke-qamraquoicirc-an hukum wajibnya salat zakat atau puasadicapai dengan cara integralistik ini36

Adapun asumsi hirarkis adalah suatu anggapan bahwa norma ituberjenjang dari norma yang paling bawah hingga norma paling atas Apa-bila jenjang norma tersebut dilihat dari atas ke bawah maka jenjang normapertama ialah nilai-nilai dasar (al-qiyacircm al-asacircsiyyah) baik norma teologismaupun yuristik Norma dasar ini diambil dari (1) nilai-nilai universal Is-lam seperti tauhid akhlak karimah kemaslahatan keadilan persamaankebebasan persaudaraan atau (2) dapat disimpulkan dari kenyataan hidupmanusia di bawah sinar sumber-sumber pokok Norma dasar ini mema-

yungi norma di bawahnya yaitu norma kedua yang berupa asas-asasumum (al-ucucircl al-kulliyyah) yang di satu sisi merupakan deduksi dari nilaidasar atau pada sisi lain merupakan abstraksi dari norma konkret Asas-asas umum ini pada gilirannya memayungi norma paling bawah ataunorma ketiga yakni norma konkret yang berupa ketentuan-ketentuan syarrsquoiyang bersifat cabang (al-akacircm al-furucircraquoiyyah) Dalam perspektif tarjihstruktur norma ini dapat dilihat dari juga bawah ke atas Apabila dilihatdengan cara ini maka norma dasar terletak pada bagian yang paling bawah

42 AFKARUNA

yang berfungsi melandasi asas-asas umum Asas-asas umum pada gili-rannya melandasi norma-norma konkret yang merupakan norma palingatas yang berdiri di atas jenjang dua lapis norma lainnya yang lebih asasi37

Metode kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical meth-odologyal-maricircqah al-lsquoamalicirc atau metodologi yang bersifat praktis Metodeini lebih bersifat prosedural dibanding metode yang pertama Dalam

pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode yang dapat dikate-gorikan ke dalam jenis ini ada empat yaitu (1) metode interpretasi (2)metode kausasi baik kausasi berdasarkan kausa efisien (al-lsquoillah al-facircraquoilah)maupun berdasarkan kausa finalis (al-lsquoillah al-ghacircrsquoiyyahmaqacirccid al-syaricircraquoah) dan (3) metode sinkronisasi dalam hal terjadi taraquoacircru dan (4)metode istiqracircrsquo (induktif)38

Dalam manhaj tarjih metode interpretasi dijelaskan sebagai suatumetode yang ditujukan untuk menjelaskan nas-nas yang sudah adaMetode ini digunakan untuk menangani kasus-kasus yang sudah terdapatnas langsung mengenainya hanya saja nas itu bersifat masih kabur sehing-ga perlu diperjelas Sedangkan metode kausasi digunakan untuk meme-cahkan masalah yang tidak terdapat nas langsung mengenainya Prosesnya

dilakukan dengan cara menggali kausa baik efisien maupun finalis yangdapat memberikan landasan bagi hukum kasus tersebut Adapun metodesinkronisasi menurut manhajr tarjih digunakan untuk menemukan keten-tuan hukum bagi kasus-kasus yang untuknya terdapat dalil-dalil yang salingbertentangan (taraquoacircru al-adillah)39 Sedangkan metode istiqracircrsquo adalahpemecahan masalah dengan cara mengumpulkan seluruh dalil baik yangberkaitan secara langsung maupun tidak untuk dicari prinsip umumdengan menyimpulkannya secara induktif

3 Prinsip hukum Islam orientational principles dan practical principlesSama seperti metode hukum Islam prinsip hukum Islam yang terdapat

dalam manhaj tarjih dalam pembacaan penulis juga terbagi menjadi duaPrinsip pertama adalah apa yang penulis istilahkan sebagai orientationalprinciplesal-mabacircdirsquo al-taujicirchicirc atau prinsip yang menggambarkan orientasidan wawasan Prinsip ini merupakan landasan yang mejadi spirit secarakeseluruhan dalam berijtihad Menurut penulis ada empat yang dapatdikategorikan sebagai orientational principles dalam mahaj tarjih

Orientational principles yang pertama adalah tajdid Prinsip tajdid iniditegaskan sebagai identitas umum gerakan Muhammadiyah termasuk

43Vol 15 No 1 Juni 2019

pemikirannya di bidang keagamaan Tajdid menggambarkan orientasi darikegiatan tarjih dan corak ketarjihan Dalam manhaj tarjih tajdid mem-punyai dua arti (1) dalam bidang akidah dan ibadah tajdid beramaknapurifikasi atau pemurnian dalam arti mengembalikann akidah dan ibadakepada kemurniannya sesuai dengan sunah Nabi saw (2) dalam bidangmuamalat duniawiah tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyara-

kat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman40

Orientational principles yang kedua adalah toleransi Toleransi dimaknaibahwa Muammadiyah tidak menganggap dirinya saja yang benar semen-tara yang lain tidak benar41 Orientational principles yang ketiga adalahketerbukaan Keterbukaan mengandung makna bahwa segala ditetapkanoleh Tarjih dapat dikritik dalam rangkan melakukan perbaikan di manaapabila ditemukan dalil dan argumen lebih kuat maka Majelis Tarjih akanmembahasnya dan mengoreksi dalil dan argumen yang dinilai kurangkuat42 Orientational principles yang keempat adalah tidak berafiliasimazhab Artinya Muhammadiyah tidak mengikuti mazhab tertentumelainkan dalam berijtihad bersumber kepada al-Quran dan sunah denganmetode ijtihad yang ada Namun Muhammadiyah juga tidak sama sekali

menafikan berbagai pendapat fukaha yang ada Pendapat-pendapatmereka itu dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan diktumnormaajaran yang lebih sesuai dengan semangat di mana kita hidup43

Prinsip kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical prin-ciplesal-qawacircraquoid al-lsquoamalicirc atau prinsip yang bersifat praktis Dalampandangan penulis prinsip yang bersifat praktis ini terimplementasi dalampendekatan yang digunakan Majelis Tarjih yaitu pendekatan bayaniburhani dan irfani

Aplikasi Nalar Fikih Muhammadiyah Dalam Produk TarjihUntuk mengetahui aplikasi nalar fikih Muhammadiyah dalam praktik

ijtihad yang dilakukan Majelis Tarjih maka salah satu produk fikih Muham-madiyah yaitu fikih air akan dibahas di sini

Ada karakteristik khas yang terdapat dalam produk fikih Muhammad-iyah termasuk tentu fikih air ini yakni kentaranya apa yang disebut SyamsulAnwar sebagai teori pertingkatan norma44 Teori pertingkatan normasesungguhnya adalah bahasa lain dari asumsi hirarkis yang terdapat dalammanhaj tarjih yang oleh penulis dikategorikan sebagai philosophical meth-

odologyal-mariqah al-falsaficirc

44 AFKARUNA

Dalam pembacaan penulis teori ini mengkaver keseluruhan unsursyariah dalam konteks agama secara umum Artinya fikih Muhammadiyahdengan karakteristiknya yang khas ini tidak hanya berbicara pada aspekyuridis tapi juga moral-etik dan teologis Untuk memperjelas asumsipenulis ini berikut akan penulis rincikan dalam sub-sub bab tersendiri

1 Al-qiyacircm al-asacircsiyyah sebagai dasar teologis dan moral-etikDalam buku Fikih Air Perspektif Muhammadiyah ada bebeberapa nilai

dasar Islam yang relevan yang dimasukkan ke dalam buku tersebut yaitu(1) tauhid (2) syukur (3) keadilan (4) moderasi dan keseimbangan (al-wasamiyyah wa al-tawacirczun) (5) meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi (al-faraquoacircliyyah) dan (6) kepedulian (al-lsquoinacircyah)45 Nilai-nilai inimenurut penulis mengandung dua aspek syariah yaitu teologis sekaligusmoral-etik Nilai tauhid dan syukur termasuk aspek teologis dari syariah

Menurut Kamali salah satu karakteristik penting syariah adalah keter-kaitan-eratnya dengan tauhid yakni keimanan atas keesaan Tuhan yangmenjadi pondasi utama agama Islam Aspek-aspek lain dari syariah harusdilandaskan pada ketauhidan Dalam kaitan ini Kamali menulis

ldquoEvery discussion of law and morality in Islam must of necessity pro-ceed from tauhid Its influence on syariah and ethics runs deep so muchso that tauhid manifests itself in ritual devotion and personal piety intheology and law in politics and economics in faith and deeds all ofwhich are manifestations of the same all-pervasive principle tauhid Godcreated the unierse and every part of it reflects the unity of its sourceevery part of it synchronized with its other partrdquo46 (Setiap wacana tentanghukum dan moralitas dalam Islam harus bersumber dari tauhid Pengaruhtauhid terhadap syariah dan etika sangat mendalam karena saking menda-lamnya tauhid mengejawantahkan dirinya dalam praktik ketaatan dankesalehan individu dalam teologi dan hukum dalam politik dan ekonomi

dalam keyakinan dan tindakan Semuanya adalah manifestasi dari prinsiptauhid yang meresap dalam semua aspek itu Tuhan menciptakan alamsemesta dan setiap bagian dari alam semesta itu merefleksikan satu-kesatuan sumber setiap bagian dari alam semesta tersinkron satu samalain)

Dengan kata lain tauhid menjadi pijakan teologis bagi semua aspekkehidupan di mana satu sama lain saling terkait Tauhid menjadi nyawauntuk keberlangsungan moral dan hukum Tanpa tauhid kesemrawutan

45Vol 15 No 1 Juni 2019

dan ketidakaturan akan melanda aspek syariah yang lain Menurut penulistauhid dalam pengertian ini menjadi semacam hub (pusatinti) bagiketerjalinan dan keteraturan segala aspek kehidupan Grafik yang penulisbuat di bawah ini akan meringkas arti penting tauhid sebagai hub

Grafik 1 Tauhid sebagai pusatinti (hub)

Makna tauhid semacam ini juga tergambar secara cukup jelas dalambuku Fikih Air sebagaimana berikut ini

ldquoTauhid adalah fondasi keimanan dan amal kebaikan dalam IslamKepercayaan tauhid melahirkan kesadaran bahwa seluruh alam semestatermasuk air diciptakan diatur dan diperlihata oleh Allah swt yang Maha

Esa Tauhid mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan manusiadengan manusia dan manusia dengan alam termasuk air Prinsip tauhidmenyediakan visi kesatuan bagi umat Islam Dengan visi tersebut umatIslam dapat menyadari bahwa manusia dan air adalah bagian dari alamsemesta dan diatur keberadannya oleh wahyurdquo

Adapun syukur dalam konteks buku Fikih Air dapat dikategorikan jugasebagai bagian dari aspek teologis ndash meskipun dalam tempat lain (maksud-nya produk fikih Muhammadiyah lain) bisa jadi syukur masuk dalamkategori moral-etik Alasan ldquosyukurrdquo dikategorikan masuk sebagai aspekteologis dalam hal ini didasarkan pada pernyataan Majelis Tarjih sendiridalam buku tersebut

ldquo rasa syukur dapat menjadi landasan bagi setiap aktivitas pemanfaatandan pengelolaan air Hakikat syukur adalah kesadaran mendalam akan kasih

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

41Vol 15 No 1 Juni 2019

norma Dalam perspektif manhaj tarjih suatu norma yang didasarkankepada satu elemen sumber sesungguhnya sudah absah hanya sajakeabsahan itu bersifat zhannicirc Zhannicirc adalah satu tingkatan dalil di manaia masih mengandung beberapa kemungkinan makna Artinya kepastiantentang kebenaran yang terkandung di dalam dalil semacam itu masihharus perlu dibuktikan Jika terbukti absah maka ia dapat dijadikan lan-

dasan argumentasi Namun apabila tidak maka ia tidak dapat menjadisandaran Hal ini berbeda dengan dalil yang bersifat qamraquoicirc di mana iahanya mengandung satu makna dan bersifat pasti dan karenanya dalilyang semacam itu pasti dapat dijadikan landasan dalam berargumen34

Namun demikian kekuatan keabsahan dari dalil yang bersifat zhannicirctersebut akan meningkat manakala dapat dihadirkan sejumlah elemensumber yang saling menguatkan dan saling berkoroborasi untuk mendu-kung norma dimaksud Dalil semacam ini akan naik derajat menjadi gha-labah al-zhann (preponderance of conviction) dan pada suatu tingkatdalam kasus-kasus tertentu kekuatan keabsahan itu juga bisa mencapaiderajat qamraquoicirc35 Ke-qamraquoicirc-an tidak terdapat dalam dalil terpisah satupersatu tetapi terdapat dalam koroborasi sejumlah dalil yang satu sama

lain saling menguatkan dan menunjukkan satu pemaknaan yang samaSebagai contoh ke-qamraquoicirc-an hukum wajibnya salat zakat atau puasadicapai dengan cara integralistik ini36

Adapun asumsi hirarkis adalah suatu anggapan bahwa norma ituberjenjang dari norma yang paling bawah hingga norma paling atas Apa-bila jenjang norma tersebut dilihat dari atas ke bawah maka jenjang normapertama ialah nilai-nilai dasar (al-qiyacircm al-asacircsiyyah) baik norma teologismaupun yuristik Norma dasar ini diambil dari (1) nilai-nilai universal Is-lam seperti tauhid akhlak karimah kemaslahatan keadilan persamaankebebasan persaudaraan atau (2) dapat disimpulkan dari kenyataan hidupmanusia di bawah sinar sumber-sumber pokok Norma dasar ini mema-

yungi norma di bawahnya yaitu norma kedua yang berupa asas-asasumum (al-ucucircl al-kulliyyah) yang di satu sisi merupakan deduksi dari nilaidasar atau pada sisi lain merupakan abstraksi dari norma konkret Asas-asas umum ini pada gilirannya memayungi norma paling bawah ataunorma ketiga yakni norma konkret yang berupa ketentuan-ketentuan syarrsquoiyang bersifat cabang (al-akacircm al-furucircraquoiyyah) Dalam perspektif tarjihstruktur norma ini dapat dilihat dari juga bawah ke atas Apabila dilihatdengan cara ini maka norma dasar terletak pada bagian yang paling bawah

42 AFKARUNA

yang berfungsi melandasi asas-asas umum Asas-asas umum pada gili-rannya melandasi norma-norma konkret yang merupakan norma palingatas yang berdiri di atas jenjang dua lapis norma lainnya yang lebih asasi37

Metode kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical meth-odologyal-maricircqah al-lsquoamalicirc atau metodologi yang bersifat praktis Metodeini lebih bersifat prosedural dibanding metode yang pertama Dalam

pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode yang dapat dikate-gorikan ke dalam jenis ini ada empat yaitu (1) metode interpretasi (2)metode kausasi baik kausasi berdasarkan kausa efisien (al-lsquoillah al-facircraquoilah)maupun berdasarkan kausa finalis (al-lsquoillah al-ghacircrsquoiyyahmaqacirccid al-syaricircraquoah) dan (3) metode sinkronisasi dalam hal terjadi taraquoacircru dan (4)metode istiqracircrsquo (induktif)38

Dalam manhaj tarjih metode interpretasi dijelaskan sebagai suatumetode yang ditujukan untuk menjelaskan nas-nas yang sudah adaMetode ini digunakan untuk menangani kasus-kasus yang sudah terdapatnas langsung mengenainya hanya saja nas itu bersifat masih kabur sehing-ga perlu diperjelas Sedangkan metode kausasi digunakan untuk meme-cahkan masalah yang tidak terdapat nas langsung mengenainya Prosesnya

dilakukan dengan cara menggali kausa baik efisien maupun finalis yangdapat memberikan landasan bagi hukum kasus tersebut Adapun metodesinkronisasi menurut manhajr tarjih digunakan untuk menemukan keten-tuan hukum bagi kasus-kasus yang untuknya terdapat dalil-dalil yang salingbertentangan (taraquoacircru al-adillah)39 Sedangkan metode istiqracircrsquo adalahpemecahan masalah dengan cara mengumpulkan seluruh dalil baik yangberkaitan secara langsung maupun tidak untuk dicari prinsip umumdengan menyimpulkannya secara induktif

3 Prinsip hukum Islam orientational principles dan practical principlesSama seperti metode hukum Islam prinsip hukum Islam yang terdapat

dalam manhaj tarjih dalam pembacaan penulis juga terbagi menjadi duaPrinsip pertama adalah apa yang penulis istilahkan sebagai orientationalprinciplesal-mabacircdirsquo al-taujicirchicirc atau prinsip yang menggambarkan orientasidan wawasan Prinsip ini merupakan landasan yang mejadi spirit secarakeseluruhan dalam berijtihad Menurut penulis ada empat yang dapatdikategorikan sebagai orientational principles dalam mahaj tarjih

Orientational principles yang pertama adalah tajdid Prinsip tajdid iniditegaskan sebagai identitas umum gerakan Muhammadiyah termasuk

43Vol 15 No 1 Juni 2019

pemikirannya di bidang keagamaan Tajdid menggambarkan orientasi darikegiatan tarjih dan corak ketarjihan Dalam manhaj tarjih tajdid mem-punyai dua arti (1) dalam bidang akidah dan ibadah tajdid beramaknapurifikasi atau pemurnian dalam arti mengembalikann akidah dan ibadakepada kemurniannya sesuai dengan sunah Nabi saw (2) dalam bidangmuamalat duniawiah tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyara-

kat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman40

Orientational principles yang kedua adalah toleransi Toleransi dimaknaibahwa Muammadiyah tidak menganggap dirinya saja yang benar semen-tara yang lain tidak benar41 Orientational principles yang ketiga adalahketerbukaan Keterbukaan mengandung makna bahwa segala ditetapkanoleh Tarjih dapat dikritik dalam rangkan melakukan perbaikan di manaapabila ditemukan dalil dan argumen lebih kuat maka Majelis Tarjih akanmembahasnya dan mengoreksi dalil dan argumen yang dinilai kurangkuat42 Orientational principles yang keempat adalah tidak berafiliasimazhab Artinya Muhammadiyah tidak mengikuti mazhab tertentumelainkan dalam berijtihad bersumber kepada al-Quran dan sunah denganmetode ijtihad yang ada Namun Muhammadiyah juga tidak sama sekali

menafikan berbagai pendapat fukaha yang ada Pendapat-pendapatmereka itu dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan diktumnormaajaran yang lebih sesuai dengan semangat di mana kita hidup43

Prinsip kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical prin-ciplesal-qawacircraquoid al-lsquoamalicirc atau prinsip yang bersifat praktis Dalampandangan penulis prinsip yang bersifat praktis ini terimplementasi dalampendekatan yang digunakan Majelis Tarjih yaitu pendekatan bayaniburhani dan irfani

Aplikasi Nalar Fikih Muhammadiyah Dalam Produk TarjihUntuk mengetahui aplikasi nalar fikih Muhammadiyah dalam praktik

ijtihad yang dilakukan Majelis Tarjih maka salah satu produk fikih Muham-madiyah yaitu fikih air akan dibahas di sini

Ada karakteristik khas yang terdapat dalam produk fikih Muhammad-iyah termasuk tentu fikih air ini yakni kentaranya apa yang disebut SyamsulAnwar sebagai teori pertingkatan norma44 Teori pertingkatan normasesungguhnya adalah bahasa lain dari asumsi hirarkis yang terdapat dalammanhaj tarjih yang oleh penulis dikategorikan sebagai philosophical meth-

odologyal-mariqah al-falsaficirc

44 AFKARUNA

Dalam pembacaan penulis teori ini mengkaver keseluruhan unsursyariah dalam konteks agama secara umum Artinya fikih Muhammadiyahdengan karakteristiknya yang khas ini tidak hanya berbicara pada aspekyuridis tapi juga moral-etik dan teologis Untuk memperjelas asumsipenulis ini berikut akan penulis rincikan dalam sub-sub bab tersendiri

1 Al-qiyacircm al-asacircsiyyah sebagai dasar teologis dan moral-etikDalam buku Fikih Air Perspektif Muhammadiyah ada bebeberapa nilai

dasar Islam yang relevan yang dimasukkan ke dalam buku tersebut yaitu(1) tauhid (2) syukur (3) keadilan (4) moderasi dan keseimbangan (al-wasamiyyah wa al-tawacirczun) (5) meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi (al-faraquoacircliyyah) dan (6) kepedulian (al-lsquoinacircyah)45 Nilai-nilai inimenurut penulis mengandung dua aspek syariah yaitu teologis sekaligusmoral-etik Nilai tauhid dan syukur termasuk aspek teologis dari syariah

Menurut Kamali salah satu karakteristik penting syariah adalah keter-kaitan-eratnya dengan tauhid yakni keimanan atas keesaan Tuhan yangmenjadi pondasi utama agama Islam Aspek-aspek lain dari syariah harusdilandaskan pada ketauhidan Dalam kaitan ini Kamali menulis

ldquoEvery discussion of law and morality in Islam must of necessity pro-ceed from tauhid Its influence on syariah and ethics runs deep so muchso that tauhid manifests itself in ritual devotion and personal piety intheology and law in politics and economics in faith and deeds all ofwhich are manifestations of the same all-pervasive principle tauhid Godcreated the unierse and every part of it reflects the unity of its sourceevery part of it synchronized with its other partrdquo46 (Setiap wacana tentanghukum dan moralitas dalam Islam harus bersumber dari tauhid Pengaruhtauhid terhadap syariah dan etika sangat mendalam karena saking menda-lamnya tauhid mengejawantahkan dirinya dalam praktik ketaatan dankesalehan individu dalam teologi dan hukum dalam politik dan ekonomi

dalam keyakinan dan tindakan Semuanya adalah manifestasi dari prinsiptauhid yang meresap dalam semua aspek itu Tuhan menciptakan alamsemesta dan setiap bagian dari alam semesta itu merefleksikan satu-kesatuan sumber setiap bagian dari alam semesta tersinkron satu samalain)

Dengan kata lain tauhid menjadi pijakan teologis bagi semua aspekkehidupan di mana satu sama lain saling terkait Tauhid menjadi nyawauntuk keberlangsungan moral dan hukum Tanpa tauhid kesemrawutan

45Vol 15 No 1 Juni 2019

dan ketidakaturan akan melanda aspek syariah yang lain Menurut penulistauhid dalam pengertian ini menjadi semacam hub (pusatinti) bagiketerjalinan dan keteraturan segala aspek kehidupan Grafik yang penulisbuat di bawah ini akan meringkas arti penting tauhid sebagai hub

Grafik 1 Tauhid sebagai pusatinti (hub)

Makna tauhid semacam ini juga tergambar secara cukup jelas dalambuku Fikih Air sebagaimana berikut ini

ldquoTauhid adalah fondasi keimanan dan amal kebaikan dalam IslamKepercayaan tauhid melahirkan kesadaran bahwa seluruh alam semestatermasuk air diciptakan diatur dan diperlihata oleh Allah swt yang Maha

Esa Tauhid mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan manusiadengan manusia dan manusia dengan alam termasuk air Prinsip tauhidmenyediakan visi kesatuan bagi umat Islam Dengan visi tersebut umatIslam dapat menyadari bahwa manusia dan air adalah bagian dari alamsemesta dan diatur keberadannya oleh wahyurdquo

Adapun syukur dalam konteks buku Fikih Air dapat dikategorikan jugasebagai bagian dari aspek teologis ndash meskipun dalam tempat lain (maksud-nya produk fikih Muhammadiyah lain) bisa jadi syukur masuk dalamkategori moral-etik Alasan ldquosyukurrdquo dikategorikan masuk sebagai aspekteologis dalam hal ini didasarkan pada pernyataan Majelis Tarjih sendiridalam buku tersebut

ldquo rasa syukur dapat menjadi landasan bagi setiap aktivitas pemanfaatandan pengelolaan air Hakikat syukur adalah kesadaran mendalam akan kasih

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

42 AFKARUNA

yang berfungsi melandasi asas-asas umum Asas-asas umum pada gili-rannya melandasi norma-norma konkret yang merupakan norma palingatas yang berdiri di atas jenjang dua lapis norma lainnya yang lebih asasi37

Metode kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical meth-odologyal-maricircqah al-lsquoamalicirc atau metodologi yang bersifat praktis Metodeini lebih bersifat prosedural dibanding metode yang pertama Dalam

pembacaan penulis terhadap manhaj tarjih metode yang dapat dikate-gorikan ke dalam jenis ini ada empat yaitu (1) metode interpretasi (2)metode kausasi baik kausasi berdasarkan kausa efisien (al-lsquoillah al-facircraquoilah)maupun berdasarkan kausa finalis (al-lsquoillah al-ghacircrsquoiyyahmaqacirccid al-syaricircraquoah) dan (3) metode sinkronisasi dalam hal terjadi taraquoacircru dan (4)metode istiqracircrsquo (induktif)38

Dalam manhaj tarjih metode interpretasi dijelaskan sebagai suatumetode yang ditujukan untuk menjelaskan nas-nas yang sudah adaMetode ini digunakan untuk menangani kasus-kasus yang sudah terdapatnas langsung mengenainya hanya saja nas itu bersifat masih kabur sehing-ga perlu diperjelas Sedangkan metode kausasi digunakan untuk meme-cahkan masalah yang tidak terdapat nas langsung mengenainya Prosesnya

dilakukan dengan cara menggali kausa baik efisien maupun finalis yangdapat memberikan landasan bagi hukum kasus tersebut Adapun metodesinkronisasi menurut manhajr tarjih digunakan untuk menemukan keten-tuan hukum bagi kasus-kasus yang untuknya terdapat dalil-dalil yang salingbertentangan (taraquoacircru al-adillah)39 Sedangkan metode istiqracircrsquo adalahpemecahan masalah dengan cara mengumpulkan seluruh dalil baik yangberkaitan secara langsung maupun tidak untuk dicari prinsip umumdengan menyimpulkannya secara induktif

3 Prinsip hukum Islam orientational principles dan practical principlesSama seperti metode hukum Islam prinsip hukum Islam yang terdapat

dalam manhaj tarjih dalam pembacaan penulis juga terbagi menjadi duaPrinsip pertama adalah apa yang penulis istilahkan sebagai orientationalprinciplesal-mabacircdirsquo al-taujicirchicirc atau prinsip yang menggambarkan orientasidan wawasan Prinsip ini merupakan landasan yang mejadi spirit secarakeseluruhan dalam berijtihad Menurut penulis ada empat yang dapatdikategorikan sebagai orientational principles dalam mahaj tarjih

Orientational principles yang pertama adalah tajdid Prinsip tajdid iniditegaskan sebagai identitas umum gerakan Muhammadiyah termasuk

43Vol 15 No 1 Juni 2019

pemikirannya di bidang keagamaan Tajdid menggambarkan orientasi darikegiatan tarjih dan corak ketarjihan Dalam manhaj tarjih tajdid mem-punyai dua arti (1) dalam bidang akidah dan ibadah tajdid beramaknapurifikasi atau pemurnian dalam arti mengembalikann akidah dan ibadakepada kemurniannya sesuai dengan sunah Nabi saw (2) dalam bidangmuamalat duniawiah tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyara-

kat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman40

Orientational principles yang kedua adalah toleransi Toleransi dimaknaibahwa Muammadiyah tidak menganggap dirinya saja yang benar semen-tara yang lain tidak benar41 Orientational principles yang ketiga adalahketerbukaan Keterbukaan mengandung makna bahwa segala ditetapkanoleh Tarjih dapat dikritik dalam rangkan melakukan perbaikan di manaapabila ditemukan dalil dan argumen lebih kuat maka Majelis Tarjih akanmembahasnya dan mengoreksi dalil dan argumen yang dinilai kurangkuat42 Orientational principles yang keempat adalah tidak berafiliasimazhab Artinya Muhammadiyah tidak mengikuti mazhab tertentumelainkan dalam berijtihad bersumber kepada al-Quran dan sunah denganmetode ijtihad yang ada Namun Muhammadiyah juga tidak sama sekali

menafikan berbagai pendapat fukaha yang ada Pendapat-pendapatmereka itu dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan diktumnormaajaran yang lebih sesuai dengan semangat di mana kita hidup43

Prinsip kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical prin-ciplesal-qawacircraquoid al-lsquoamalicirc atau prinsip yang bersifat praktis Dalampandangan penulis prinsip yang bersifat praktis ini terimplementasi dalampendekatan yang digunakan Majelis Tarjih yaitu pendekatan bayaniburhani dan irfani

Aplikasi Nalar Fikih Muhammadiyah Dalam Produk TarjihUntuk mengetahui aplikasi nalar fikih Muhammadiyah dalam praktik

ijtihad yang dilakukan Majelis Tarjih maka salah satu produk fikih Muham-madiyah yaitu fikih air akan dibahas di sini

Ada karakteristik khas yang terdapat dalam produk fikih Muhammad-iyah termasuk tentu fikih air ini yakni kentaranya apa yang disebut SyamsulAnwar sebagai teori pertingkatan norma44 Teori pertingkatan normasesungguhnya adalah bahasa lain dari asumsi hirarkis yang terdapat dalammanhaj tarjih yang oleh penulis dikategorikan sebagai philosophical meth-

odologyal-mariqah al-falsaficirc

44 AFKARUNA

Dalam pembacaan penulis teori ini mengkaver keseluruhan unsursyariah dalam konteks agama secara umum Artinya fikih Muhammadiyahdengan karakteristiknya yang khas ini tidak hanya berbicara pada aspekyuridis tapi juga moral-etik dan teologis Untuk memperjelas asumsipenulis ini berikut akan penulis rincikan dalam sub-sub bab tersendiri

1 Al-qiyacircm al-asacircsiyyah sebagai dasar teologis dan moral-etikDalam buku Fikih Air Perspektif Muhammadiyah ada bebeberapa nilai

dasar Islam yang relevan yang dimasukkan ke dalam buku tersebut yaitu(1) tauhid (2) syukur (3) keadilan (4) moderasi dan keseimbangan (al-wasamiyyah wa al-tawacirczun) (5) meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi (al-faraquoacircliyyah) dan (6) kepedulian (al-lsquoinacircyah)45 Nilai-nilai inimenurut penulis mengandung dua aspek syariah yaitu teologis sekaligusmoral-etik Nilai tauhid dan syukur termasuk aspek teologis dari syariah

Menurut Kamali salah satu karakteristik penting syariah adalah keter-kaitan-eratnya dengan tauhid yakni keimanan atas keesaan Tuhan yangmenjadi pondasi utama agama Islam Aspek-aspek lain dari syariah harusdilandaskan pada ketauhidan Dalam kaitan ini Kamali menulis

ldquoEvery discussion of law and morality in Islam must of necessity pro-ceed from tauhid Its influence on syariah and ethics runs deep so muchso that tauhid manifests itself in ritual devotion and personal piety intheology and law in politics and economics in faith and deeds all ofwhich are manifestations of the same all-pervasive principle tauhid Godcreated the unierse and every part of it reflects the unity of its sourceevery part of it synchronized with its other partrdquo46 (Setiap wacana tentanghukum dan moralitas dalam Islam harus bersumber dari tauhid Pengaruhtauhid terhadap syariah dan etika sangat mendalam karena saking menda-lamnya tauhid mengejawantahkan dirinya dalam praktik ketaatan dankesalehan individu dalam teologi dan hukum dalam politik dan ekonomi

dalam keyakinan dan tindakan Semuanya adalah manifestasi dari prinsiptauhid yang meresap dalam semua aspek itu Tuhan menciptakan alamsemesta dan setiap bagian dari alam semesta itu merefleksikan satu-kesatuan sumber setiap bagian dari alam semesta tersinkron satu samalain)

Dengan kata lain tauhid menjadi pijakan teologis bagi semua aspekkehidupan di mana satu sama lain saling terkait Tauhid menjadi nyawauntuk keberlangsungan moral dan hukum Tanpa tauhid kesemrawutan

45Vol 15 No 1 Juni 2019

dan ketidakaturan akan melanda aspek syariah yang lain Menurut penulistauhid dalam pengertian ini menjadi semacam hub (pusatinti) bagiketerjalinan dan keteraturan segala aspek kehidupan Grafik yang penulisbuat di bawah ini akan meringkas arti penting tauhid sebagai hub

Grafik 1 Tauhid sebagai pusatinti (hub)

Makna tauhid semacam ini juga tergambar secara cukup jelas dalambuku Fikih Air sebagaimana berikut ini

ldquoTauhid adalah fondasi keimanan dan amal kebaikan dalam IslamKepercayaan tauhid melahirkan kesadaran bahwa seluruh alam semestatermasuk air diciptakan diatur dan diperlihata oleh Allah swt yang Maha

Esa Tauhid mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan manusiadengan manusia dan manusia dengan alam termasuk air Prinsip tauhidmenyediakan visi kesatuan bagi umat Islam Dengan visi tersebut umatIslam dapat menyadari bahwa manusia dan air adalah bagian dari alamsemesta dan diatur keberadannya oleh wahyurdquo

Adapun syukur dalam konteks buku Fikih Air dapat dikategorikan jugasebagai bagian dari aspek teologis ndash meskipun dalam tempat lain (maksud-nya produk fikih Muhammadiyah lain) bisa jadi syukur masuk dalamkategori moral-etik Alasan ldquosyukurrdquo dikategorikan masuk sebagai aspekteologis dalam hal ini didasarkan pada pernyataan Majelis Tarjih sendiridalam buku tersebut

ldquo rasa syukur dapat menjadi landasan bagi setiap aktivitas pemanfaatandan pengelolaan air Hakikat syukur adalah kesadaran mendalam akan kasih

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

43Vol 15 No 1 Juni 2019

pemikirannya di bidang keagamaan Tajdid menggambarkan orientasi darikegiatan tarjih dan corak ketarjihan Dalam manhaj tarjih tajdid mem-punyai dua arti (1) dalam bidang akidah dan ibadah tajdid beramaknapurifikasi atau pemurnian dalam arti mengembalikann akidah dan ibadakepada kemurniannya sesuai dengan sunah Nabi saw (2) dalam bidangmuamalat duniawiah tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyara-

kat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman40

Orientational principles yang kedua adalah toleransi Toleransi dimaknaibahwa Muammadiyah tidak menganggap dirinya saja yang benar semen-tara yang lain tidak benar41 Orientational principles yang ketiga adalahketerbukaan Keterbukaan mengandung makna bahwa segala ditetapkanoleh Tarjih dapat dikritik dalam rangkan melakukan perbaikan di manaapabila ditemukan dalil dan argumen lebih kuat maka Majelis Tarjih akanmembahasnya dan mengoreksi dalil dan argumen yang dinilai kurangkuat42 Orientational principles yang keempat adalah tidak berafiliasimazhab Artinya Muhammadiyah tidak mengikuti mazhab tertentumelainkan dalam berijtihad bersumber kepada al-Quran dan sunah denganmetode ijtihad yang ada Namun Muhammadiyah juga tidak sama sekali

menafikan berbagai pendapat fukaha yang ada Pendapat-pendapatmereka itu dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan diktumnormaajaran yang lebih sesuai dengan semangat di mana kita hidup43

Prinsip kedua adalah apa yang penulis sebut sebagai practical prin-ciplesal-qawacircraquoid al-lsquoamalicirc atau prinsip yang bersifat praktis Dalampandangan penulis prinsip yang bersifat praktis ini terimplementasi dalampendekatan yang digunakan Majelis Tarjih yaitu pendekatan bayaniburhani dan irfani

Aplikasi Nalar Fikih Muhammadiyah Dalam Produk TarjihUntuk mengetahui aplikasi nalar fikih Muhammadiyah dalam praktik

ijtihad yang dilakukan Majelis Tarjih maka salah satu produk fikih Muham-madiyah yaitu fikih air akan dibahas di sini

Ada karakteristik khas yang terdapat dalam produk fikih Muhammad-iyah termasuk tentu fikih air ini yakni kentaranya apa yang disebut SyamsulAnwar sebagai teori pertingkatan norma44 Teori pertingkatan normasesungguhnya adalah bahasa lain dari asumsi hirarkis yang terdapat dalammanhaj tarjih yang oleh penulis dikategorikan sebagai philosophical meth-

odologyal-mariqah al-falsaficirc

44 AFKARUNA

Dalam pembacaan penulis teori ini mengkaver keseluruhan unsursyariah dalam konteks agama secara umum Artinya fikih Muhammadiyahdengan karakteristiknya yang khas ini tidak hanya berbicara pada aspekyuridis tapi juga moral-etik dan teologis Untuk memperjelas asumsipenulis ini berikut akan penulis rincikan dalam sub-sub bab tersendiri

1 Al-qiyacircm al-asacircsiyyah sebagai dasar teologis dan moral-etikDalam buku Fikih Air Perspektif Muhammadiyah ada bebeberapa nilai

dasar Islam yang relevan yang dimasukkan ke dalam buku tersebut yaitu(1) tauhid (2) syukur (3) keadilan (4) moderasi dan keseimbangan (al-wasamiyyah wa al-tawacirczun) (5) meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi (al-faraquoacircliyyah) dan (6) kepedulian (al-lsquoinacircyah)45 Nilai-nilai inimenurut penulis mengandung dua aspek syariah yaitu teologis sekaligusmoral-etik Nilai tauhid dan syukur termasuk aspek teologis dari syariah

Menurut Kamali salah satu karakteristik penting syariah adalah keter-kaitan-eratnya dengan tauhid yakni keimanan atas keesaan Tuhan yangmenjadi pondasi utama agama Islam Aspek-aspek lain dari syariah harusdilandaskan pada ketauhidan Dalam kaitan ini Kamali menulis

ldquoEvery discussion of law and morality in Islam must of necessity pro-ceed from tauhid Its influence on syariah and ethics runs deep so muchso that tauhid manifests itself in ritual devotion and personal piety intheology and law in politics and economics in faith and deeds all ofwhich are manifestations of the same all-pervasive principle tauhid Godcreated the unierse and every part of it reflects the unity of its sourceevery part of it synchronized with its other partrdquo46 (Setiap wacana tentanghukum dan moralitas dalam Islam harus bersumber dari tauhid Pengaruhtauhid terhadap syariah dan etika sangat mendalam karena saking menda-lamnya tauhid mengejawantahkan dirinya dalam praktik ketaatan dankesalehan individu dalam teologi dan hukum dalam politik dan ekonomi

dalam keyakinan dan tindakan Semuanya adalah manifestasi dari prinsiptauhid yang meresap dalam semua aspek itu Tuhan menciptakan alamsemesta dan setiap bagian dari alam semesta itu merefleksikan satu-kesatuan sumber setiap bagian dari alam semesta tersinkron satu samalain)

Dengan kata lain tauhid menjadi pijakan teologis bagi semua aspekkehidupan di mana satu sama lain saling terkait Tauhid menjadi nyawauntuk keberlangsungan moral dan hukum Tanpa tauhid kesemrawutan

45Vol 15 No 1 Juni 2019

dan ketidakaturan akan melanda aspek syariah yang lain Menurut penulistauhid dalam pengertian ini menjadi semacam hub (pusatinti) bagiketerjalinan dan keteraturan segala aspek kehidupan Grafik yang penulisbuat di bawah ini akan meringkas arti penting tauhid sebagai hub

Grafik 1 Tauhid sebagai pusatinti (hub)

Makna tauhid semacam ini juga tergambar secara cukup jelas dalambuku Fikih Air sebagaimana berikut ini

ldquoTauhid adalah fondasi keimanan dan amal kebaikan dalam IslamKepercayaan tauhid melahirkan kesadaran bahwa seluruh alam semestatermasuk air diciptakan diatur dan diperlihata oleh Allah swt yang Maha

Esa Tauhid mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan manusiadengan manusia dan manusia dengan alam termasuk air Prinsip tauhidmenyediakan visi kesatuan bagi umat Islam Dengan visi tersebut umatIslam dapat menyadari bahwa manusia dan air adalah bagian dari alamsemesta dan diatur keberadannya oleh wahyurdquo

Adapun syukur dalam konteks buku Fikih Air dapat dikategorikan jugasebagai bagian dari aspek teologis ndash meskipun dalam tempat lain (maksud-nya produk fikih Muhammadiyah lain) bisa jadi syukur masuk dalamkategori moral-etik Alasan ldquosyukurrdquo dikategorikan masuk sebagai aspekteologis dalam hal ini didasarkan pada pernyataan Majelis Tarjih sendiridalam buku tersebut

ldquo rasa syukur dapat menjadi landasan bagi setiap aktivitas pemanfaatandan pengelolaan air Hakikat syukur adalah kesadaran mendalam akan kasih

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

44 AFKARUNA

Dalam pembacaan penulis teori ini mengkaver keseluruhan unsursyariah dalam konteks agama secara umum Artinya fikih Muhammadiyahdengan karakteristiknya yang khas ini tidak hanya berbicara pada aspekyuridis tapi juga moral-etik dan teologis Untuk memperjelas asumsipenulis ini berikut akan penulis rincikan dalam sub-sub bab tersendiri

1 Al-qiyacircm al-asacircsiyyah sebagai dasar teologis dan moral-etikDalam buku Fikih Air Perspektif Muhammadiyah ada bebeberapa nilai

dasar Islam yang relevan yang dimasukkan ke dalam buku tersebut yaitu(1) tauhid (2) syukur (3) keadilan (4) moderasi dan keseimbangan (al-wasamiyyah wa al-tawacirczun) (5) meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi (al-faraquoacircliyyah) dan (6) kepedulian (al-lsquoinacircyah)45 Nilai-nilai inimenurut penulis mengandung dua aspek syariah yaitu teologis sekaligusmoral-etik Nilai tauhid dan syukur termasuk aspek teologis dari syariah

Menurut Kamali salah satu karakteristik penting syariah adalah keter-kaitan-eratnya dengan tauhid yakni keimanan atas keesaan Tuhan yangmenjadi pondasi utama agama Islam Aspek-aspek lain dari syariah harusdilandaskan pada ketauhidan Dalam kaitan ini Kamali menulis

ldquoEvery discussion of law and morality in Islam must of necessity pro-ceed from tauhid Its influence on syariah and ethics runs deep so muchso that tauhid manifests itself in ritual devotion and personal piety intheology and law in politics and economics in faith and deeds all ofwhich are manifestations of the same all-pervasive principle tauhid Godcreated the unierse and every part of it reflects the unity of its sourceevery part of it synchronized with its other partrdquo46 (Setiap wacana tentanghukum dan moralitas dalam Islam harus bersumber dari tauhid Pengaruhtauhid terhadap syariah dan etika sangat mendalam karena saking menda-lamnya tauhid mengejawantahkan dirinya dalam praktik ketaatan dankesalehan individu dalam teologi dan hukum dalam politik dan ekonomi

dalam keyakinan dan tindakan Semuanya adalah manifestasi dari prinsiptauhid yang meresap dalam semua aspek itu Tuhan menciptakan alamsemesta dan setiap bagian dari alam semesta itu merefleksikan satu-kesatuan sumber setiap bagian dari alam semesta tersinkron satu samalain)

Dengan kata lain tauhid menjadi pijakan teologis bagi semua aspekkehidupan di mana satu sama lain saling terkait Tauhid menjadi nyawauntuk keberlangsungan moral dan hukum Tanpa tauhid kesemrawutan

45Vol 15 No 1 Juni 2019

dan ketidakaturan akan melanda aspek syariah yang lain Menurut penulistauhid dalam pengertian ini menjadi semacam hub (pusatinti) bagiketerjalinan dan keteraturan segala aspek kehidupan Grafik yang penulisbuat di bawah ini akan meringkas arti penting tauhid sebagai hub

Grafik 1 Tauhid sebagai pusatinti (hub)

Makna tauhid semacam ini juga tergambar secara cukup jelas dalambuku Fikih Air sebagaimana berikut ini

ldquoTauhid adalah fondasi keimanan dan amal kebaikan dalam IslamKepercayaan tauhid melahirkan kesadaran bahwa seluruh alam semestatermasuk air diciptakan diatur dan diperlihata oleh Allah swt yang Maha

Esa Tauhid mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan manusiadengan manusia dan manusia dengan alam termasuk air Prinsip tauhidmenyediakan visi kesatuan bagi umat Islam Dengan visi tersebut umatIslam dapat menyadari bahwa manusia dan air adalah bagian dari alamsemesta dan diatur keberadannya oleh wahyurdquo

Adapun syukur dalam konteks buku Fikih Air dapat dikategorikan jugasebagai bagian dari aspek teologis ndash meskipun dalam tempat lain (maksud-nya produk fikih Muhammadiyah lain) bisa jadi syukur masuk dalamkategori moral-etik Alasan ldquosyukurrdquo dikategorikan masuk sebagai aspekteologis dalam hal ini didasarkan pada pernyataan Majelis Tarjih sendiridalam buku tersebut

ldquo rasa syukur dapat menjadi landasan bagi setiap aktivitas pemanfaatandan pengelolaan air Hakikat syukur adalah kesadaran mendalam akan kasih

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

45Vol 15 No 1 Juni 2019

dan ketidakaturan akan melanda aspek syariah yang lain Menurut penulistauhid dalam pengertian ini menjadi semacam hub (pusatinti) bagiketerjalinan dan keteraturan segala aspek kehidupan Grafik yang penulisbuat di bawah ini akan meringkas arti penting tauhid sebagai hub

Grafik 1 Tauhid sebagai pusatinti (hub)

Makna tauhid semacam ini juga tergambar secara cukup jelas dalambuku Fikih Air sebagaimana berikut ini

ldquoTauhid adalah fondasi keimanan dan amal kebaikan dalam IslamKepercayaan tauhid melahirkan kesadaran bahwa seluruh alam semestatermasuk air diciptakan diatur dan diperlihata oleh Allah swt yang Maha

Esa Tauhid mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan manusiadengan manusia dan manusia dengan alam termasuk air Prinsip tauhidmenyediakan visi kesatuan bagi umat Islam Dengan visi tersebut umatIslam dapat menyadari bahwa manusia dan air adalah bagian dari alamsemesta dan diatur keberadannya oleh wahyurdquo

Adapun syukur dalam konteks buku Fikih Air dapat dikategorikan jugasebagai bagian dari aspek teologis ndash meskipun dalam tempat lain (maksud-nya produk fikih Muhammadiyah lain) bisa jadi syukur masuk dalamkategori moral-etik Alasan ldquosyukurrdquo dikategorikan masuk sebagai aspekteologis dalam hal ini didasarkan pada pernyataan Majelis Tarjih sendiridalam buku tersebut

ldquo rasa syukur dapat menjadi landasan bagi setiap aktivitas pemanfaatandan pengelolaan air Hakikat syukur adalah kesadaran mendalam akan kasih

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

46 AFKARUNA

sayang Allah kepada makhluk-Nya Kesadaran tersebut ditunjukkan dengancara menggunakan karunia Allah yang berupa air itu pada tempat yangsesuai dengan kehendak pemberinyardquo47

Dalam perspektif Fikih Air syukur adalah basis teologi bagi setiap akitivi-tas pemanfaatan dan pengelolaan air Semakin seseorang bersyukur sema-kin baik tingkat pemanfaatan dan pengelolaan airnya Selain itu dari basis

teologi ini akan memunculkan deep awareness tentang keyakinan kepadaAllah sebagai dzat yang meiliki sifat rahman Keyakinan tentang sifat Al-lah ini termasuk dalam bagian teologis yang jika kita gunakan perspektiftauhid dapat dikategorikan sebagai tauhid al-asmacircrsquo wa al-cifacirct

Adapun nilai-nilai dasar selain tauhid dan syukur dalam buku Fikih Airmenurut penulis termasuk dalam kategori moral-etik Dalam bahasa Arabmoral-etik biasa diterjemahkan sebagai akhlacircq atau adab Dalam bahasaIndonesia moral dan etika sering dimaknai secara sinonim sebagai nilaiasas norma atau ajaran tertentu yang menjadi pegangan bagi seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya48 Artinya moral-etikadalah basis bagi tingkah laku praktis yang dilakukan seseorang dalamkesehariannya Maka dalam hal ini nilai keadilan moderasi dan keseim-

bangan meninggalkan yang tidak bermanfaatefisiensi dan kepedulianmerupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku dan bertingkahlaku yang baik berakhlak dan beradab

2 Al-ucucircl al-kulliyyah sebagai dasar moral-etik dan yuridisAl-ucucircl al-kulliyyah (asas-asas umum) merupakan turunan atau

konkretisasi dari al-qiyacircm al-asacircsiyyah (nilai-nilai dasar) Jika al-qiyacircm al-asacircsiyyah adalah sesuatu yang abstrak maka al-ucucircl al-kulliyyah adalahsesuatu yang mengkonkretkan nilai itu ndash sekalipun dalam batas-batastertentu sebenarnya ia masih bersifat abstrak tapi tingkat keabstrakkannyatidak seperti al-qiyacircm al-asacircsiyyah

Dalam buku Fikih Air yang termasuk dalam al-ucucircl al-kulliyyah adalah(1) keterlibatan publik (musyacircrakah al-mujamaraquo) (2) penyusunan skalaprioritas (tanzhicircm al-aulacircwiyyacirct) (3) konservasi air (al-muacircfazhah lsquoalaal-macircrsquo) (4) regulasi kepemilikan air (nizhacircm milkiyyah al-macircrsquo) dan (5)regulasi pendistribusian air (nizhacircm tauzicircraquo al-macircrsquo)49

Dalam pembacaan penulis enam asas-asas ini terbagi ke dalam duakategori yaitu moral-etik dan yuridis Yuridis bermakna segala hal yangterkait dengan proses hukum dan peraturan hukum English Oxford Dic-

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

47Vol 15 No 1 Juni 2019

tionary yang mengartikan kata yuridis sebagai juridical memaknainyasebagai ldquorelating to judicial proceedings and the administration of thelawrdquo50 (hal yang berkaitan dengan cara kerja pengadilan dan administrasihukum) Hukum sendiri dalam bahasa Arab bermakna al-ukm yang jikadilihat dari perspektif fikih akan kita jumpai beberapa jenis hukum antaralain al-ukm al-taklicircficirc (hukum taklifi) dan al-ukm al-waraquoicirc (hukum

wadhrsquoi)51 Hukum taklifi adalah apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syariatyang berhubungan dengan perbuatan mukalaf berupa tuntutan ataupilihan atau penetapan Sedangkan hukum wadhrsquoi ialah apa-apa yangditetapkan oleh pembuat syariat berupa tanda-tanda untuk menetapkanatau menolak melaksanakan atau membatalkan52 Hukum wadhrsquoi dalambatas-batas tertentu juga dapat dimaknai berupa peraturan-peraturan53

Dalam pembacaan penulis asas keterlibatan publik asas penyusunanskala prioritas dan asas konservasi air masuk dalam ranah moral-etikKetiganya sesungguhnya merupakan bahasa lain dari nilai moral kepedulian(keterlibatan publik dan konservasi air) dan nilai moral moderasi dankeseimbangan serta efisiensi (penyusunan skala prioritas) Sedangkanregulasi kepemilikan air dan regulasi pendistribusian air masuk dalam ranah

yuridis yang berupa peraturan-peraturan meskipun belum terlalu rinci

3 Al-akacircm al-farraquoiyyah sebagai bagian dari aspek yuridisAl-akacircm al-farraquoiyyah merupakan turunan atau konkretisasi dari al-

ucucircl al-kulliyyah Jika dalam al-ucucircl al-kulliyyah tadi sudah ada yang masukdalam dan menjadi kategori yuridis maka al-akacircm al-farraquoiyyah meru-pakan bagian dari aspek yuridis itu sendiri Oleh karena itu hukum taklifidan hukum wadhrsquoi menjadi perwujudan dari al-akacircm al-farraquoiyyah

Dalam buku Fikih Air bab empat dari buku tersebut merupakan bagiandari al-akacircm al-farraquoiyyah itu54 Bab empat menyediakan penjelasan rincitentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan air Ada dua pokok

bahasan dalam bab ini yaitu tentang pendidikan perilaku ramah air danperilaku ramah air itu sendiri konkritnya seperti apa Pendidikan perilakuramah air merupakan bentuk edukasi dan bimbingan yang bertujuan untukmenumbuhkan pemahaman dan pembiasaan bagaimana menjagamengelola dan memelihara air bagi kehidupan Tanggung jawabpendidikan ini menurut buku Fikih Air tidak hanya terbatas pada sekolahatau lembaga pedidikan tertentu Akan tetapi tanggung jawab berasamaseluruh komponen masyarakat meliputi negara dunia usaha masyarakat

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

48 AFKARUNA

keluarga dan masing-masing individu Seluruh komponen ini dijelaskansecara rinci tanggungjawabnya dalam bab ini55

Setelah itu pembahasan perilaku ramah air dijelaskan secara rincidengan contoh-contohnya sesuai level kompoen masyarakat Sebagaicontoh pada level komponen individu dan keluarga perlu adanya pembia-saan untuk membetulkan kran atau menyambungkan pipa di rumah

kantor masjid atau pipa air irigasi yang bocor kemudian tidak membiarkananak-anak bermain dengan kran atau slang air di halaman atau di kamarmandi dan tidak membiarkan kran air terus mengucur pada saat mencucimobil atau sepeda motor serta mematikan kran air bila tidak diperlukanBegitu juga pada level masyarakat dunia usaha dan negarapemerintah56

Grafik 2 Hubungan aspek-aspek syariah dalam kerangka nalar fikihMuhammadiyah

Perlu diingat di sini bahwa karena nalar fikih Muhammadiyah di bangundi atas pondasi manhaj tarjih dan salah satu elemen penting dalam manhajtarjih adalah maqacirccid al-syaricircrsquoah maka semua produk fikih Muhammadiyahbertujuan untuk menjaga unsur-unsur maqacirccid itu agar tetap eksis Hanya

dalam kerangka seperti inilah kita bisa memahami bahwa norma hukumkonkret (al-akacircm al-farraquoiyyah) yang menjadi bagian atau bentukimplementasi dari aspek yuridis sesungguhnya bertujuan untuk menjagamaqacirccid itu sendiri Maqacirccid sendiri dalam hal ini dapat berupa nilai-nilaidasar atau al-qiyacircm al-asacircsiyyah Maka pada titik ini kita dapat memahamibahwa tujuan dari norma hukum konkret berupa menutup kran danmembetulkan pipa air dan lain sebagainya itu sesungguhnya adalah dalamrangka menjaga nilai-nilai dasar Islam atau maqacirccid al-syaricircrsquoah Lebih jauhlagi pada gilirannya kita juga dapat menerjemahkan aspek yuridis dalambuku Fikih Air itu sebagai bagian dari hukum taklifi atau hukum wadhrsquoi

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

49Vol 15 No 1 Juni 2019

Sebagai contoh membuang sampah di sungai adalah perbuatan haramyang dilarang oleh agama Contoh yang lain mewujudkan kerjasama yangsinergi antara masyarkat dan dunia usaha untuk gerakan pemeliharaandan pengelolaan sumber daya air melalui program CSR adalah sababterwujudnya nilai keseimbangan dan moderasi

Sebagai penutup penulis akan tampilkan diagram yang menjelaskan

secara ringkas hubungan ketiga aspek syariah (teologis moral-etik yuridis)dalam kerangka nalar fikih Muhammadiyah Grafik 2 menggambarkantentang hubungan satu norma dengan norma lain dalam konsepsi nalarfikih Muhammadiyah Norma teratas yaitu al-qiyacircm al-asacircsiyyah mema-yungi norma di bawahnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Norma tengah yaknial-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya memayungi norma yang paling bawahyaitu al-akacircm al-farraquoiyyah Dalam konteks-konteks tertentu urutantersebut bisa dibalik Artinya jika demikian maka al-akacircm al-farraquoiyyahdidasarkan pada norma di atasnya yaitu al-ucucircl al-kulliyyah Setelah itu al-ucucircl al-kulliyyah pada gilirannya didasarkan pada norma tertinggi yaknial-qiyacircm al-asacircsiyyah Diagram di atas selain menunjukkan hubungan satunorma dengan norma lainnya juga menampilkan tentang produksi yang

dihasilkan dari setiap jenjang norma tersebut Dari diagram tersebuttampak bawah al-qiyacircm al-asacircsiyyah menghasilkan nilai teologis dan moral-etik Sedangkan al-ucucircl al-kulliyyah memproduksi prinsip moral-etiksekaligus yuridis Adapun al-akacircm al-farraquoiyyah hanya menghasilkan aspekyuridis saja

Dalam produk-produk tarjih yang lain barangkali pemroduksiansemacam ini bisa berbeda Hal ini dapat dipahami karena bisa jadi satuproduk tarjih dengan produk tarjih yang lain memiliki dimensi yangberbeda-beda Tapi satu hal yang mungkin dapat dipastikan adalah bahwatiga elemen yakni telologis moral-etik dan yuridis akan senantiasa terasapada konsepsi

PENUTUPDari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa poin

penting Pertama nalar fikih Muhammadiyah adalah nalar fikih yang tidakdibangun semata melalui dalil-dalil tafcilicirc dan tidak hanya berkutat padaranah amaliah praktis sebagaimana fikih klasik pada umumnya Tapidibangun di atas serangkaian metodologi yang tersistem dan menyatudengan sumber kewahyuan dan prinsip-prinsip hukum Islam Sehingga

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

50 AFKARUNA

nalar fikih Muhammadiyah memiliki karakteristik khas dengan kentaranyaapa yang disebut dengan teori pertingkatan norma atau dalam bahasamanhaj tarjih disebut sebagai hirarki norma yaitu nilai-nilai dasar asas-asas umum dan norma konkret Kedua dengan nalar fikih baru fikihMuhammadiyah tidak hanya menyapa hal-hal yang sifatnya praktis-yuridistapi juga hal-hal yang sifatnya moral-etik dan teologis Nalar fikih Muham-

madiyah dapat mencapai posisi semacam ini tidak lain karena Muham-madiyah melakukan interpretasi ulang makna fikih dengan mula-mulamengembalikan makna fikih kepada makna asalnya yaitu ldquopemahamanpengetahuan yang mendalam (fiqh)rdquo lalu setelah itu memberikan tafsiranbaru terhadap makna fikih tersebut Upaya ini juga sesungguhnya yangdilakukan oleh ulama Muhammadiyah yang lain yaitu Hamim Ilyas denganFikih Akbar-nya Jika dilacak lebih jauh pemaknaan fikih semacam ini (yaitumemaknai fikih kembali ke makna dasarnya) sesungguhnya telah dirintisoleh Abu Hanifah sebagaimana yang tertuang dalam kitabnya yang berju-dul Fikih Akbar Alih-alih memaknai fikih sebagaimana yang dipahami olehfukaha pada umumnya Abu Hanifah justru memaknainya sebagai al-fiqhfi al-dicircn atau pemahaman mendalam tentang pokok-pokok agama Islam

(ushuluddicircn) atau dapat dikatakan secara ringkas sebagai teologi Islam57

Dalam perspektif kajian hukum Islam kontemporer yang berkembang teru-tama di Barat posisi nalar fikih Muhammadiyah tersebut dapat dikatego-rikan ke dalam kutub yang mencoba mensitesakan dua kutub ekstrimyang saling bertentangan dan Ketiga nalar fikih baru Muhammadiyahdibangun di atas pondasi manhaj tarjih yang mengandung di dalamnyatiga elemen yang membentuk paradigma hukum Islam yaitu sumbermetode dan prinsip Oleh karena itu nalar fikih Muhammadiyah telahmemenuhi syarat untuk menjadi sebuah paradigma hukum Islam Hal inimengingat bahwa dalam literatur yang berkembang selama ini fikihsenantiasa diidentikkan sebagai sekumpulan hukum praktis yang bersifat

furursquoiyyah Bahkan dalam batas-batas tertentu fikih seringkali dikambing-hitamkan sebagai suatu disiplin yang telah mengakibatkan terjerumusnyaumat pada jurang perselisihan dan lembah kejumudan58

Pada titik inilah nalar fikih Muhammadiyah sebagai sebuah paradigmahukum menjadi penting dalam konteks kekinian karena menawarkangagasan yang lebih holistik memadukan semua aspek syariah yaituteologis moral-etik dan yuridis

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

51Vol 15 No 1 Juni 2019

CATATAN AKHIR1 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of Religious

Ethics Vol 11 No 2 (1983) 1862 Marshall G S Hodgson The Venture of Islam The Classical Age of Islam (Chi-

cago The University of Chicago Press 1974) I 593 Ibid4 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1865 Ibid6 A Kevin Reinhart ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo 1867 Pembahasan mengenai dua kutub yang saling berseberangan ini dapat dibaca

misalnya dalam Mashood A Baderin (ed) Islamic Legal Theory Volume I (TtpAshgate Publishing tt) sub bahasan ldquoNature of Islamic Lawrdquo

8 Hamim Ilyas Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil rsquoAlamin(Jakarta Pustaka Alvabet 2018)

9 Lihat misalnya Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theoryand Praticerdquo Legal Information Management Vol 9 No 3 (September 2009)186 dan Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A SystemsApproach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought 1282007)56

10 Ibid 5611 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford Inggris

Oneworld Publications 2008) 40 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstandingIslamic Law in Theory and Praticerdquo 186-187

12 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186

13 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-proach 57

14 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

15 Ayat tersebut adalah ldquoApabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatupenghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) SesungguhnyaAllah memperhitungankan segala sesuaturdquo (QS 4 56)

16 Ayat tersebut adalah ldquoMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullahrdquo(QS 3 97)

17 Ayat tersebut adalah ldquoBagi orang laki-laki ada hak bagian dari hartapeninggalan ibu-bapa dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya baik sedikit atau banyakmenurut bahagian yang telah ditetapkanrdquo (QS 4 7)

18 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo186-187

19 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo187

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

52 AFKARUNA

20 Ibid21 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 5722 Ibid 5923 Mashood A BaderinrdquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

18724 Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Ap-

proach 56-5725 Al Yasa Abubakar ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyadiakses pada 27-02-2018

26 Ibid27 Ibid28 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 9 (Makalah disampaikan dalam Rapat Kerja

Tingkat Pusat Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di UniersitasMuhammadiyah Surabaya pada 19-21 Rabiulakhir 1437 H 29-31 Januari2016

29 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1930 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 24-25 dan Jasser

Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A Systems Approach 79-80

31 Menurut Syamsul Anwar apa yang disebut sebagai sumber paratekstual inioleh sebagian kalangan di Muhammadiyah dianggap sebagai metode bukansumber Pandangan itu terjadi karena melihat unsur-unsru tersebut lebihsebagai proses Padahal menurut Syamsul unsur-unsur tersebut tidak harusdilihat sebagai proses Ia memberikan contoh unsur ijmak Menurutnya jikaia dilihat sebagai proses maka kesimpulannya ijmak adalah mustahil karenakesimpulannya memerlukan rentang waktu yang panjang yang melampauiusia manusia di satu sisi dan sangat sulit untuk menentukan kualifikasi siapayang harus berijmak di sisi lain Lihat selengkapnya dalam Syamsul AnwarldquoManhaj Tarjihrdquo 12

32 Wabah al-Zuailicirc Ucucircl al-Fiqh al-Islacircmicirc (Damaskus Dacircr al-Fikr 14061986)415 dst dan lsquoAbd al-Wahhacircb Khallacircf lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah 2002) 21

33 Lihat selengkapnya dalam Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An In-troduction 19 dst Jasser Auda Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic LawA Systems Approach 76-87 dan Mashood A BaderinrdquoUnderstanding IslamicLaw in Theory and Praticerdquo 187-188

34 Untuk mengetahui lebih mendalam terkait zhannicirc Ghalabah al-Zhann danqamraquoicirc lihat selengkapnya dalam Mohammad Syifa Amin Widigdo ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc and Jadal Theory In The eleventh Century (a CriticalAnalysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Jour-nal of Islamic Studies Vol 6 No 2 (Agustus 2018)

35 Asy-Syacircmibicirc al-Muwacircfaqacirct disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr Ibn $asan

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

53Vol 15 No 1 Juni 2019

Acircl Salmacircn (al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-Tauzicirclsquo 14171997) I28 dan II 82

36 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 16-1737 Ibid 17-1838 Dalam manhaj tarjih metode istiqracircrsquo tidak masuk dalam ragam metode Ia

masuk dalam pembahasan asumsi metode Tapi hemat penulis metode inijustru lebih sesuai masuk dalam kategori ragam metode yang bersifat praktis

39 Syamsul Awar ldquoManhaj Tarjihrdquo 18-1940 Ibid 641 Ibid 842 Ibid43 Ibid 944 Syamsul Anwar ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1 (Juni 2016)45 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya

46 Mohammad Hashim Kamali Sharirsquoah Law An Introduction 1747 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 3848 Mohammad Nursquoman ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007)49 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 55 dan seterusnya50 httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical51 Muammad ibn bacircli al-lsquoUtsaimicircn Al-Ucucircl min lsquoIlm al-Ucul (Alexandria

Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo 2001) 7 dan seterusnya52 Ibid53 Syamsul Anwar kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak di

Uniersitas Muhammadiyah Surakarta 201754 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Fikih Air Perspektif

Muhammadiyah 75 dan seterusnya55 Ibid56 Ibid57 Lihat selengkapnya dalam Niki Alma Febriana Fauzi dan Ayub ldquoFikih

Informasi Muhammadiyahrsquos Perspective on Guidance in Using Social Me-diardquo International Journal of Islam and Muslim Societies (fothcoming)

58 Niki Alma Febriana Fauzi ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

DAFTAR PUSTAKAAbubakar Al Yasa ldquoPengertian Fiqih dan Perkembangannyardquo dalam http

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical

54 AFKARUNA

alyasaabubakarcom201307pengertian-fiqih-dan-perkembangannyaAl-Muwacircfaqacirct Asy-Syacircmibicirc 14171997 disunting oleh abucirc lsquoUbaidah Masyhucircr

Ibn $asan Acircl Salmacircn al-Kubar Dacircr Ibn lsquoAffacircn li an-Nasyr wa at-TauzicirclsquoAl-lsquoUtsaimicircn Muammad ibn bacircli 2001 ldquoAl-Ucucircl min lsquoIlm al-Uculrdquo (Alexan-

dria Dacircr al-Icircmacircn li al-labrsquo wa al-Nasyr wa al-Tauzicircrsquo)Al-Zuailicirc Wabah 14061986 ldquoUcucircl al-Fiqh al-Islacircmicircrdquo (Damaskus Dacircr al-

Fikr) 415 dstAnwar Syamsul 2016 ldquoTeori Pertingkatan Norma dalam Usul Fikihrdquo Asy-Syirrsquoah

Jurnal Ilmu Syarirsquoah dan Hukum Vol 50 No 1Anwar Syamsul 2017 kata sambutan pada Acara Halaqah Nasional Fikih Anak

di Uniersitas Muhammadiyah SurakartaAuda Jasser 1282007 Maqacirccid al-Sharicircraquoah as Philosophy of Islamic Law A

Systems Approach (London The Internatioal Institute of Islamic Thought)Baderin Mashood A 2009 ldquoUnderstanding Islamic Law in Theory and Praticerdquo

Legal Information Management Vol 9 No 3)Baderin Mashood A (ed) Islamic Legal Theory Volume I (Ttp Ashgate Publish-

ing tt)Fauzi Niki Alma Febriana dan Ayub ldquoFikih Informasi Muhammadiyahrsquos Per-

spective on Guidance in Using Social Mediardquo International Journal of Islam andMuslim Societies (fothcoming)

Fauzi Niki Alma Febriana ldquoUshul Fikih dan Penemuan Hukum BerbasisParadigma Maqasidirdquo dalam httpwwwsuaramuhammadiyahid20190325ushul-fikih-dan-penemuan-hukum-berbasis-paradigma-maqasidi akses 19-9-2019

Hodgson Marshall G S 1974 The Venture of Islam The Classical Age of Islam(Chicago The University of Chicago Press) I

Ilyas Hamim 2018 Fikih Akbar Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan LilrsquoAlamin Jakarta Pustaka Alvabet

lsquoKhallacircf Abd al-Wahhacircb 2002 lsquoIlm Ucucircl al-Fiqh (Kairo Maktabah al-Darsquowah al-Islacircmiyyah)

Kamali Mohammad Hashim 2008 Sharirsquoah Law An Introduction (Oxford InggrisOneworld Publications)

Nursquoman Mohammad 2007ldquoKonsep Etika al-Macircwacircrdicircrdquo 21-24 (disertasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Reinhart Kevin 1983 ldquoIslamic Law as Islamic Ethicsrdquo The Journal of ReligiousEthics Vol 11 No 2

Widigdo Mohammad Syifa Amin 2018 ldquoImacircm al-Haramayn al-Juwaynicirc andJadal Theory In The eleventh Century (a Critical Analysis of Imacircm al-Haramaynrsquos al-Kacircficircya fi al-jadal)rdquo Qudus International Journal of Islamic Stud-ies Vol 6 No 2

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015 Fikih Air PerspektifMuhammadiyah (Yogyakarta Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah2015) 37 dan seterusnya httpsenoxforddictionariescomdefinitionusjuridical