naskah akademik- perda ruko kota malang (bab i )3
TRANSCRIPT
NASKAH AKADEMIK
RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RUMAH TOKO
DI KOTA MALANG
OLEH :
MUHAMMAD FADRA H (…………………)
NABHILA PALUPI . P ( 105010107121016)
TIARA NUR PRATIWI ( 105010107121017)
FAKULTAS HUKUM
KEMENDIKBUD PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
KATA PENGANTAR
Pertama dan utama kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, Allah SWT , atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga Naskah
Akademik Rancangan Pearaturan Daerah tentang Pembangunan Ruko di kota
Malanag yang sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan dalam mata kuliah
perancangan perundang – undangan Di Perguruan Tinggi dapat diselesaikan tepat
waktu.
Kami menyadari bahwa saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi
krisis dalam menjalankan hukum ,serta kurangnya peraturan perundang –
undangan dalam perkembangan jaman dan krisis tersebut diyakini bermula dari
lemahnya karakter yang dimiliki oleh masyarakat terutama penegak hukum dan
pembuat peraturan perundang –undangan di Indonesia. Keadaan ini di satu sisi
menunjukkan kekurang optimalnya peran daripada penegak hukum dan pembuat
peraturan perundang sehinga disisi lain ini merupakan tantangan yang
mendorong kita untuk segera berupaya menemukan formulasi, strategi, metode,
dan model pembuatan peraturan perundang –undangan yang tepat sehingga ke
depan, peraturan perundang-undangan di Indonesia jauh lebih baik .
Kami berharap agar Naskah Akademik yang telah kami buat ini bisa
diterima dan nantinya akan bermanfaat bagi perkembangan dalam bidang hukum
terutama dalam hal penyusunan peraturan perundang –undangan dan dapat
menjawab pertanyaan masyarakat dalam hal pembuatan peraturan perundang –
undangan yang tepat dan sesuai dengan permasalahan yang tengah di hadapi oleh
dimasyarakat.
Atas terselesaikannya Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah
tentang Pembangunan Ruko di kota Malang ini memberika pencerah tentang
permasalaha yang ada di kota Malang dan kami berharap upaya ini memperoleh
berkah dan ridho dari Allah Swt, dan memberikan manfaat bagi kemajuan dalam
pembuatan peraturan perundang-undangan pada umumnya, dan bagi
pengembangan pendidikan.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………………………………
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS………..
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TERKAIT………………………………………
BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS …
BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP
MATERI MUATAN UNDANG-UNDANG, PERATURAN DAERAH
PROVINSI, ATAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA .
BAB VI PENUTUP………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Malang merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur. Terletak
pada ketinggian antara 440 – 667 dpl, serta 112,06 Bujur Timur dan 7,06 – 8,02
Lintang Selatan, dengan dikelilingi gunung-gunung : Gunung Arjuno di sebelah
Utara, Gunung Tengger di sebelah Timur, Gunung Kawi di sebelah Barat, dan
Gunung Kelud di sebelah Selatan. Malang juga dikenal sebagai kota pariwisata
yang bercuaca sejuk, dengan pemandangan yang asri. Seiring dengan
berkembangnya zaman kini pemandangan Kota Malang yang dulunya merupakan
daerah persawahan yang asri kini sudah mengarah pada kota Metropolitan yang
sesak, jumlah penduduk yang mulai padat, kemacetan, dan memudarnya keasrian
dan kesejukan. Kini di berbagai kawasan , khususnya terletak dipinggiran jalan –
jalan strategis di Kota Malang kini sudah banyak bermunculan bangunan seperti
pertokoan, swalayan, mall , apartemen dan ruko – ruko.
Seiring dengan adanya perubahan fisik Kota Malang ini, semakin
banyaknya pembangunan ruko – ruko di pinggiran Kota Malang ini menunjukan
bahwa adanya perkembangan baik itu dari sektor pembangunan kota Malang yang
semakin meningkat. Selain itu mobilitas penduduk kota Malang juga semakin
meningkat, hal ini di tunjukkan dengan semakin banyaknnya jumlah pemakai
kendaraan – kendaraan roda dua maupun roda empat yang sudah memenuhi jalan
– jalan di Kota Malang. Dengan semakin banyaknya pembangunan ruko - ruko di
kawasan pinggiran jalan di Kota Malang dan volume pengendara kendaraan
bermotor karena banyaknya para pendatang khususnya mahasiswa baru ini
menyebabkan kemacetan yang terjadi di pusat – pusat jalan protokol dan daerah
strategis.
Banyaknya pembangunan ruko di kota Malang yang masih belum
memiliki IMB yang sah dari pemerintah daerah Kota Malang dan masih banyak
pembangunan ruko di kota Malang yang tidak melihat analisis dampak
lingkungan ( AMDAL1).
Kondisi yang seperti ini menyebabkan lingkungan hidup di Kota
Malang akhir – akhir ini menunjukkan kondisi lingkungan kota semakin
memburuk, seperti terjadinya banjir di beberapa jalan wilayah perumahan maupun
pertokoan yang disebabkan oleh pembangunan perumahan dan ruko – ruko
sehingga mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air. Konsekuensi dari
beberapa kondisi tersebut juga dapat mengakibatkan permasalahan di sektor
kesehatan, sektor lalu lintas seperti munculnya kasus kemacetan yang sering
terjadi karena pemakai jalan yang menyempit sebagai kawasan ruko. Pemerintah
daerah Kota Malang sendiri belum mengatur secara jelas tentang penempatan-
penempatan kawasan khusus untuk pembangunan ruko di Kota Malang serta
belum adanya peraturan daerah yang secara khusus mengatur tentang tata ruang
penatanan ruko di Malang .
Hal di atas yang dapat di tarik bahwa perkembangan Kota Malang
diwarnai oleh tiga kegiatan penting yaitu, pendidikan, pariwisata, dan ekonomi.
Fokus pada ruko baik dari segi pembangunan dan perkembangannya serta
fungsinya , bangunan ini termasuk salah satu unsur yang menopang pertumbuhan
ekonomi daerah. Tidak semua pembangunan ruko berdampak negatif, adapun
dampak positifnya yaitu dengan berdirinya pusat perbelanjaan dan ruko – ruko
baru tersebut, menimbulkan kegiatan- kegiatan yang beraneka ragam mulai dari
jasa parkir hingga transportasi. Peminat pun semakin bertambah seiring dengan
semakin bervariasinya bentuk pusat perbelanjaan dan aktivitas yang
ditawarkannya. Sehingga image atau kesan yang muncul yaitu Kota Malang
sebagai pusat perbelanjaan baru yang menyuguhkan kesan glamour dan
kemewahan ketimbang kesan daerah pendidikan yang cenderung bernuansa ‘kutu
buku’. Pembangunan ruko – ruko tentunya diarahkan hanya sebagai supporting
sector terhadap keberadaan sektor pendidikan yang telah lama menjadi idola bagi
masyarakat. Pembangunan pusat perbelanjaan baru dan ruko – ruko diharapkan
1 Analisis Mengenai Dampak Lingkung merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusanan. Sumber : http://www.menlh.go.id/amdal/
menjadi penyedia terhadap berbagai kebutuhan yang muncul sebagai akibat dari
adanya sektor pendidikan dan bukan sebaliknya.
Jika dilakukan sinkroniasasi tehadap pasal 33 ayat (3) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta makna yang terkandung
dalam falsafah dan dasar negara Pancasila mengandung amanat bahwa negara
menyelenggarakan penataan ruang, yang pelaksanaan wewenangnya dilakukan
oleh Pemerintah pusat dan daerah dengan tetap menghormati hak yang dimiliki
oleh setiap orang. Sedangkan itu, keadaaan perkembangan perekonomian
masyarakat daerah kota Malang bertolak belakang dengan pasal 33 ayat (4) dalam
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang telah menyatakan
bahwa selayaknya Perekonomian Nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Perkembangan
perekonomian daerah dalam hal ini adalah rumah toko atau ruko hendaknya
merujuk pada aturan dasar. Ruko – ruko yang berkembang di kota Malang saat ini
terlalu banyak dan tidak berwawasan lingkunga atau dapat dikatakan tidak
memperhatikan keindahan lingkung dan tidak memperhatikan dampak terhadap
lingkungan yang ditimbulkan dari pembangunan massal ruko di berbagai jalan
arteri seperti daerah Soekarno – Hatta, Mejorejo, dan Sumbersari yang
menyebabkan kemacetan dan air yang menggenang ketika hujan.
Di lihat dari masalah dampak ruko terhadap lingkungan tersebut maka
diperlukan suatu kebijakan khusus yang terperinci mengenai pembangunan dan
tata ruang khusus untuk pembangunan ruko yang saat ini belum mempunyai
spesifikasi regulasi di daerah kota Malang. Dengan kata lain, tidak hanya
generalisasi pada pembangunan gedung, atau perumahan, serta izin mendirikan
bangunan saja seperti yang sudah ada dalam peraturan perundang – undangan
daerah di kota Malang, namun harus adanya fokus tersendiri yang mengatur
masalah perkembangan pembangunan ruko di kota Malang.
Peraturan – peraturan daerah terkait bangunan dan tata ruang wilayah tentu
telah di buat lebih awal sebelum meluasnya permbangunan ruko di wilayah jalan
– jalan protokol Malang, misalnya peraturan daerah kota Malang tentang Retribusi
Perizinan Tertentu Nomor 3 Tahun 2011. Contohnya, izin mendirikan bangunan
atau IMB. Izin yang diberlakukan ini hanyalah mengatur segala perizinan untuk
pembangunan gedung termasuk ruko. Retribusi dan perizinan tidaklah lain
daripada izin untuk mendirikan bangunan itu sendiri untuk pihak – pihak yang
membangun gedung termasuk rumah, dan ruko. Bangunan ruko dipersamakan
dengan bangunan lainnya seperti rumah. Namun, perbedaannya terletak pada
peraturan belum mengatur tentang tata letak ruko seperti apa seharusnya demi
mempertahankan keindahan kota Malang. Kendala lainnya yaitu masyarakat yang
cenderung senang dan fokus pada pertumbuhan ekonomi masing – masing,
kemudian adminstrasi serta penegakan peraturan dan sanksinya sendiri tidaklah
sejalan seperti sebagaimana seharusnya. Tata letak ruko tidak diatur terperinci
dengan memperthatikan dampak lingkungan yang ditimbulkan jika banyak ruko
menjamur dan melupakan tempat untuk kawasan hijau atau penampakan kota
yang mulai kehilangan jati dirinya.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apakah pembangunan ruko-ruko di Kota Malang sudah memenuhi
syarat dengan memperhatikan AMDAL dan IMB?
2. Mengapa peraturan daerah Kota Malang tentang pembangunan ruko
dianggap mendesak kebutuhannya?
3. Apakah landasaran filosofis, sosiologis dan yuridis rancangan
peraturan daerah Kota Malang tentang pembangunan ruko ?
4. Apa saja sasaran yang akan diwujudkan oleh peraturan daerah Kota
Malang tentang pembangunan ruko terkait ruang lingkup, jangkauan
dan arah pengaturan?
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN KEGIATAN PENYUSUNAN NASKAH
AKADEMIK.
1. Mengarahkan pembangunan ruko di Kota Malang dengan
memperhatikan analisis dampak lingkungan (AMDAL) dan izin
membuat banungan (IMB) dalam setiap pembangunannya.
2. Menjelaskan pentingnya peraturan daerah Kota Malang tentang
pembangunan ruko.
3. Menjelaskan landasaran filosofis, sosiologis dan yuridis rancangan
peraturan daerah Kota Malang tentang pembangunan ruko
4. Menjelaskan sasaran yang akan diwujudkan oleh peraturan daerah
Kota Malang tentang pembangunan ruko terkait ruang lingkup,
jangkauan dan arah pengaturan .
D. METODE PENELITIAN
Penulisan dan Penyusunan Naskah Akademik mengenai Perancangan
Peraturan Daerah tentang ruko di kota Malang ini menggunakan metode Yuridis
Normatif yaitu dengan melakukan kajian pustaka yang didapatkan dari sumber-
sumber buku yang berkaitan dengan tata ruang kota khususnya dalam
pembangunan ruko dan menelaah ( terutama ) data sekunder yang berupa
Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tata ruang kota, putusan
pengadilan, perjanjian, kontrak, atau dokumen hukum lainnya yang berkaitan
dengan tata ruang kota terutama dalam pembangunan ruko, serta hasil penelitian,
hasil pengkajian, dan referensi lainnya dalam hal tata ruang kota terutama dalam
pembangunan ruko beserta dampak dari berdirinya ruko yang tidak sesuai dengan
perencanaan tata ruang kota sebagaimana mestinya. Selain dari hasil dari
penelitian dan pengkajian, dibutuhkan pula data wawancara atau diskusi terhadap
pemukiman warga yang tinggal di dekat ruko sebagai acuan kongkrit mengenai
dampak pembangunan ruko dari segi lngkungan,ekonomis dan sebagainya.
Bahan hukum primer yang dijadikan sebagai alas atau dasar hukum dalam
rancangan ini terbagi dalam bebrapa bagian.: Undang-undang No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun
2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; Peraturan Daerah Kota Malang
no.4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang yang menjadi
acuan dalam rancangan peraturan daerah Kota Malang tentang Pembangunan
dalam ruang lingkup tata letak pembangunannya. UU nasional IMB?? Peraturan
daerah kota Malang tentang Retribusi Perizinan Tertentu Nomor 3 Tahun 2011
menjadi acuan pemberian izin membangunan ruko dalam rancangan peraturan
daerah Kota Malang tentang Pembangunan Ruko. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia no. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan; Peraturan daerah kota
Malang no.15 tahun 2001 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
menjadi acuan dalam rancangan peraturan daerah Kota Malang tentang
Pembangunan Ruko utuk analisis dampak lingkungan dari pembangunan ruko di
setiap ruang lingkup yang akan dibangun ruko nantinya, sehingga meminimilasir
terjadi bencana dan dampak negatif dari pembangunan ruko nanti.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
A. KAJIAN TEORITIS MENGENAI RUKO
1. RUKO
Ruko adalah bangunan dua lantai dengan fungsi ruang – ruang pada
lantai pertama untuk toko dan hunian sedangkan pada lantai kedua untuk hunian
dan untuk gudang/ruang simpan. Pendapat lain mengatakan ruko adalah
bangunan niaga yang dalam perkembangannya sejalan dengan perkembangan
nilai komersil kawasan; lebih menekankan kepada aspek ekonomi dengan
mengabaikan harmonisasi dengan lingkungannya.
Bangunan rumah toko atau ruko merupakan jawaban tersendiri atas
keterbatasan ketersediaan lahan untuk tempat tinggal. Bentuk bangunan ruko di
nilai praktis selain menjadi tempat tinggal, ruko dapat digunakan untuk
mengembangkan bisnis sehingga menopang faktor ekonomi yang sangat penting
bagi masyarakat baik dalam skala besar maupun skala kecil. Selain praktis, harga
ruko relatif terjangkau ketimbang harus membangun rumah untuk tempat tinggal
dalam keterbatasan lahan saat ini
Sejalan dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, dalam skala
kecil perkembangan ekonomi daerah, dapat dikatakan bahwa ruko menjadi salah
satu elemen penting menopang pertumbuhan perekonomian daerah/kota. Karena
itulah, perkembangan dan pembangunan ruko amat pesat dan diminati, selain
untuk tempat tinggal dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana berbisnis kecil –
kecilan maupun permanen. Saat ini, ruko menjamur di berbagai area, mulai dari
jalan protokol, hingga ke jalan sekunder. Dan ruko berkembang di berbagai sektor
bisnis di kalangan masyarakat, seperti kuliner, otomotif, pendidikan, pelayanan
kesehatan, perbankan, teknologi informasi, dan lain – lain. Sehingga tidak jarang
jika perkembangan pembangunan ruko amat pesat dan digemari, dan melupakan
dasar – dasar atau etika dan norma yang seharusnya ada dalam sebuah
perkembangan daerah/kota.
Fokus permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan ruko adalah
populasi manusia yang bertambah, sedangkan luas bumi tidak bertambah.
Akibatnya, harga tanah semakin mahal. Harga tanah di kota Malang semakin
tinggi, seperti di pusat, jalan – jalan strategis, dan jalan – jalan utama yang banyak
dilalui oleh masyarakat.
Kendalanya, semakin banyak pembangunan ruko yang tidak dibarengi
dengan proteksi terhadap lingkungan, minimal proteksi tersebut dilakukan pada
lingkungan sekitar ruko, seperti tidak dibangunannya serapan air pada bangunan
sehingga menyebabkan air menggenang; banjir, serta lahan parkir yang sempit
sehingga menyebabkan kemacetan karena konsumen yang datang kerap kali
menghalangi kelancaran lalu lintas.
2. TATA RUANG WILAYAH / KOTA
Berdasarkan pasal 1 ayat 1 Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 :
“Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan,
dan memelihara kelangsungan hidupnya”
3. ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN
Analisis mengenai dampak lingkungan memiliki beberapa katagori
seperti yang dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 15
Tahun 2001, yaitu analisi mengenai dampak lingkungan hidup, analisis
mengenai dampak lingkungan terpadu/multisektor, analisis mengenai
dampak lingkungan kawasan, analisis mengenai dampak lingkungan
regional.
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup , adalah hasil studi
mengenai dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan. Analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan
terpadu/multisektor, adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha
atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup
dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan
lebih dari satu instansi yang bertanggungjawab. Analisis mengenai
dampak lingkungan kawasan adalah hasil studi mengenai dampak penting
usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam
satu kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu
instansi yang bertanggung jawab. Analisis mengenai dampak lingkungan
regional adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan
yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan
hamparan ekos istem zona rencana pengembangan wilayah sesuai dengan
rencana umum tata ruang daerah dan melibatkan kewenangan lebih dari
satu instansi yang bertanggung jawab.
Secara garis besar berdasarkan peraturan pemerintah no. 27 tahun
1999 tentang Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL)
adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.
B. KAJIAN TERHADAP ASAS DAN / ATAU PRINSIP YANG
BERKAITAN DENGAN PENYUSUNAN NORMA
Asas2 penataan ruang ialah pemanfaatan ruang bagi semua
kepentingan secara terpadu, berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang
dan berkelanjutan, keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hukum.
Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia ada beberapa asas, antara
lain :
1) Keterpaduan
Maksud dari asas keterpaduan adalah penataan ruang
diselenggarakan dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan
yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku
kepentingan.
2) Keserasian, Keselarasan, dan Keseimbangan
2 Asas – Asas berdasarkan Pasal 4 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 1 Tahun 2012
Tentang Bangunan Gedung
Maksud dari asas keserasian, keselarasan, dan keseimbangan yaitu
penataanruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian
antara struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara kehidupan
manusia denganlingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan
perkembangan antar daerah serta antara kawasan perkotaan dan
kawasan perdesaan
3) Keberlanjutan
Maksud asas keberlanjutan yaitu penataan ruang diselenggarakan
dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan
daya tampung lingkungan dengan memperhatikan kepentingan
generasi mendatang.
4) Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan
Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan maksudnya penataan
ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan
sumber daya yang terkandung didalamnya serta menjamin
terwujudnya tataruang yang berkualitas.
5) Keterbukaan
Maksud asas keterbukaan yaitu penataan ruang diselenggarakan
dengan memberikan akses yang seluas – luasnya kepada
masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan
penataan ruang.
6) Kebersamaan dan Kemitraan
Maksud asas kebersamaan dan kemitraan adalah penataan ruang
diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan, penataan ruang diselenggarakan berdasarkan asas.
7) Perlindunan Kepentingan Umum
Perlindungan kepentingan umum memiliki maksud terhadap
penataan ruang yang diselenggarakan dengan mengutamakan
kepentingan masyarakat.
8) Kepastian Hukum dan Keadilan
Asas kepastian hukum dan keadilan memiliki maksud pada
penataan ruang yang diselenggarakan dengan berlandaskan
hukum atau ketentuan peraturan perundang – undangan dan bahwa
penataan ruang dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa
keadilan masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban semua
pihak secara adil dengan jaminan kepastian hukumi.
9) Akuntabilitas
Asas akuntabilitas memiliki maksud yaitu penyelenggaraan
penataan ruang dapat dipertanggungjawabkan, baik prosesnya,
pembiayaannya, maupun hasilnya
Tujuan Penataan Ruang
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang
wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan:a.terwujudnya
keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;b.terwujudnya
keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dansumber daya buatan dengan
memperhatikan sumber daya manusia .terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan
pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
C. KAJIAN TERHADAP KONDISI YANG ADA SERTA
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH MASYARAKAT
Dewasa ini, perkembangan perekonomian yang dialami Kota Malang
meningkat pesat. Banyak investor lokal maupun dari luar kota, atau lau negeri
yang berdomisili di Kota Malang membidik peluang – peluang bisnis yang dapat
berkembang dengan baik, serta meningkatkan pendapatan daerah kota Malang
sendiri. Investasi yang banyak berkembang saat ini selain clustering atau bisnis
perumahan, rumah susun, apartemen , hingga menjamurnya bangunan – bangunan
ruko di sepanjang jalan strategis kota Malang.
Hal ini tidak berarti tidak memiliki asal mula. Meskipun, terlihat
sederhana dari luar, ruko memiliki fungsi yang dapat menopang ekonomi si
pemilik atau bahkan penyewa ruko. Sehingga, banyak ruko yang di buat untuk
dijadikan sarana dalam mengembangkan bisnis.
Namun dalam perkembangannya, pembangunan ruko yang
sembarangan atau tidak teratur telah memberikan dampak buruk bagi lingkungan
sekitarnya. Pembangunan ruko yang tidak memperhatikan dampaknya terhadap
lingkungan, pembangunan yang sembarangan tanpa memberikan ruang untuk
resapan air, dan membuat area jalan menjadi sempit karena lahan parkir yang
sempit mengakibat ruang kota menjadi tidak teratur, terjadi banjir, kemacetan, dan
hilangnya identitas kota Malang sebagai kota wisata yang sejuk dan erat dengan
kota penuh sejarah dan kebudayaan.
D. KAJIAN TERHADAP IMPLIKASI PENERAPAN PADA PERATURAN
PERUNDANG – UNDANGAN
Rancangan peraturan daerah tentang ruko ini bertitik tolak pada peraturan
daerah kota Malang tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. Dalam peraturan
daerah tersebut belum adanya aturan yang mengatur lebih lanjut atau pembahasan
yang spesifik mengenai pembangunan ruko. Secara garis besar, ruko hanyalah
satu dari sekian banyak jenis gedung yang dibangun dan membutuhkan pula izin
mendirikan bangunan. Lebih dari itu, secara fungsional pembangunan ruko di kota
Malang belum di atur tata letaknya. Maksudnya,pembanguan ruko yang marak
saat ini belum mendapat perhatian khusu di bidang hukum supaya terwujudnya
lingkungan yang tetap asri, karena saat ini pembanguan ruko bisa dilakukan di
mana saja oleh pihak yang memang berkepentigan dalam pembangunan ruko –
ruko. Kemudian, pembangunan ruko tidak memperhatikan posisi dan letak yang
aman dalam membangun bangunan ruko tersebut, karena bangunan ruko yang
menjamur saat ini sudah sedemikian rupa merusak lingkungan yang dahulunya
asri dan tidak monoton.
Rancangan peraturan daerah tentang ruko ini diharapkan dapat membantu
peraturan daerah lainnya, seperti undang – undang RTRW tersebut yang pada
akhirnya diharapkan mampu menata ruang – ruang yang dapat atau selayaknya di
bangunkan ruko. Dengan kata lain, pembangunan ruko dapat di pusatkan di suatu
titik tersendiri sehingga tidak perlu menjamuri seluruh kawasan ruang wilayah
kota Malang.
BAB III
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TERKAIT
A. HASIL KAJIAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG MEMUAT KONDISI HUKUM YANG ADA
Secara hierarki dan kronologis peraturan perundang-undangan yang
menjadi rujukan sebagai acuan dalam pengaturan Raperda Kota Malang tentang
Pembangunan Ruko dapat terbagi dalam beberapa sektor, yaitu:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah -daerah Kota Besar dalam lingkungan
Propinsi Jawa -Timur Jawa-Tengah, Jawa-Barat dan
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
551);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 20 08 Nomor 15, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Ta h u n 2007 tentang
Pembagian Ur usan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten / Kota (Lembaran Negar a Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Nega ra Repu
blik In don es ia Nomor 4737);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
7. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2 008
tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kota Malang
Tahun 2008 Nomor 1 Ser i E, Tambahan Lembaran
DaerahKota Malang Nomor 57)
8. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 20 09
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) (Lemba r a
n Da er a h Kot a Ma la n g Tahun 2009 Nomor 4 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Malang
Nomor 73)
9. Rencana Tata Ruang Wilayah
10. Izin Mendirikan Bangungan
11. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
1) Rencana Tata Ruang Wilayah
a. Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia 1945
b. Undang-undang no. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007, nomor 68,
Tambahan lembaran Negara nomor 4725)
c. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
d. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional
e. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang
f. Peraturan Daerah Kota Malang no.4 tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Malang
2) Izin Mendirikan Bangungan
a. Pasal 15 ayat 2 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945
b. Undang-undang no. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002, nomor 134,
Tambahan lembaran Negara nomor 4247)
c. Peraturan Republik Indonesian nomor 36 tahun 2005 tentang
pelaksanaan Undang-undang no. 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung.
d. Peraturan daerah kota Malang tentang Retribusi Perizinan Tertentu
Nomor 3 Tahun 2011
3) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
a. Pasal 5 ayat 2 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945
b. Undang-undang no. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009, nomor 140, Tambahan lembaran Negara
nomor 5059)
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 27 tahun 2012
tentang Izin Lingkungan
d. Peraturan daerah kota Malang no.15 tahun 2001 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan
B. KETERKAITAN UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN DAERAH
BARU DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LAIN
Dalam menyusun Raperda tentang Pembangunan Ruko perlu diperhatikan
berbagai peraturan perundang-undangan, yaitu: peraturan perundang-undangan
yang setara dengan undang-undang; peraturan pemerintah; peraturan menteri; dan
peraturan daerah; yang memiliki hubungan dengan Raperda Kota Malang tentang
Pembangunan Ruko. Dengan menganalisis hubungan tersebut dapat dirancang
pasal-pasal di dalam Raperda Kota Malang tentang Pembangunan Ruko.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah Juncto Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007
Tentang Urusan Pemerintahan
Peraturan perundang-undangan tersebut digunakan sebagai dasar
dalam menyusun ketentuan kewajiban, tugas, tanggung jawab dan
kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar sebagai Daerah
Otonom. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya
saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah
perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek
hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan
daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan
persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas-
luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban
menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem
penyelenggaraan pemerintahan Negara.
Sebagai daerah otonom, pemerintah daerah provinsi, kabupaten
dan kota, berwenang untuk membuat peraturan daerah dan peraturan
kepala daerah, guna menyelenggarakan urusan otonomi daerah dan
tugas pembantuan. Peraturan daerah (Perda) ditetapkan oleh kepala
daerah, setelah mendapat persetujuan bersama Dewan perwakilan
Rakyat (DPRD). Substansi atau muatan materi Perda adalah
penjabaran dari peraturan perundang-undangan yang tingkatannya
lebih tinggi, dengan materi tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau peraturan perundangan yang lebih tinggi
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah
Dalam penyusunan Raperda tentang Jalan Umum dan Jalan Khusus
maka secara umum Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, digunakan sebagai
pedoman teknis yuridis dalam penyusunan Raperda tentang Pembangunan
Ruko. Sehingga Raperda itu nanti tersusun secara sistematis dari segi asas
pembentukan, jenis, hierarki, materi muatan, perencanaan, penyusunan,
teknik penyusunan, pembahasan hingga akhirnya penetapan Rancangan
Peraturan Daerah Kota Malang tenanting Pembangunan Ruko menjadi
Perda tentang Pembangunan Ruko.
3. Peraturan Republik Indonesian nomor 36 tahun 2005 tentang
pelaksanaan Undang-undang no. 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung.
Pasal 3 ayat (3)
Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi
Yang dimaksud dengan lebih dan satu fungsi adalah apabila satu
bangunan gedung mempunyai fungsi utama gabungan dari fungsi-fungsi
hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya, dan/atau fungsi khusus.
Bangunan gedung lebih dan satu fungsi antara lain adalah bangunan
gedung rumah-toko (ruko), atau bangunan gedung rumah-kantor (rukan),
atau bangunan gedung mal - apartemen - perkantoran, bangunan gedung
mal-perhotelan, dan sejenisnya.
4. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 1 Tahun 2012 Tentang
Bangunan Gedung
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 1 Tahun 2012 Tentang
Bangunan Gedung hanya memberikan definisi rumah toko (ruko) yang
terdapat dalam pasal 1 angka 21 sebagai bangunan rumah tinggal yang
sebagian ruangnya digunakan untuk kegiatan usaha (toko) pada
lantai dasar (lantai 1) dan untuk hunian (pada lantai dasar dan/atau
lantai-lantai di atasnya).
BAB IV
LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS
A. LANDASAN FILOSOFIS
Indonesia adalah Negara yang notabenenya merupakan Negara yang sedang
berkembang di berbagai sektor termasuk budaya,teknologi dan ekonomi. Perkembangan
tersebut tentunya tidak boleh menciderai lingkungan dan nilai-nilai filosofis yang sudah
tertanam dalam bangsa Indonesia itu sendiri. Perkembangan yang sedang dialami oleh
Indonesia ini tentunya untuk menuju perubahan dan tujuan yang lebih baik bagi siapapun
terutama untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum,
merupakan salah satu dari tujuan Negara Indonesia yang mendasarkan pada
Pancasila. Pancasila adalah dasar Negara Indonesia, menjadi grundnorm dan
landasan filosofis bagi setiap aturan hukum. Selain itu pula tujuan yang ingin di
capai dari Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Pembukaan UUD 1945
alinea keempat adalah untuk menjaga ketertiban umum.
Sejalan dengan perkembangan khususnya dibidang ekonomi ini butuh
adanya sebuah produk hukum yang mengiringinya agar tidak menyalahi norma
norma yang ada. Sebagai bentuk konkrit dari perkembangan ekonomi,
pertumbuhan dari sarana dan prasarana ekonomi yaitu lebih terfokuskan pada
bangunan ruko perlu diperhatikan dan dilihat dari banyak aspek. Berkaitan dengan
pembangunan ruko, tentunya banyak pihak yang terkait dalam perkembangannya,
pengusaha, pembeli, pemilik tanah, dan tentunya pemerintah sebagai
penyelenggara Negara yang berdaulat.Pihak-pihak yang berperan dalam setiap
pembangunan tentu tidak boleh mengabaikan asas-asas dan aturan-aturan yang
ada dalam masyarakat itu sendiri, mulai dari kemanfaatan, keterpaduan,
keterbukaan, dampak lingkungan hingga izin pembangunan itu sendiri.
Dengan demikian, diharapkan pada masa yang akan datang, Kota Malang
sebagai bagian dari bangsa dan negara Indonesia tetap mempunyai identitas yang
sesuai dengan dasar negara dan nilai-nilai serta pandangan hidup bangsa
Indonesia dengan mengedepankan kepentingan masyarakatnya walaupun terjadi
perubahan global terutama kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dan
perubahan infrastruktur sebagian maupun secara menyeluruh.
Pembangunan ruko mempunyai peran cukup strategis dalam mendukung
perkembangan ekonomi dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya
memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai bagian dari sistem
ekonomi nasional, hal ini harus berjalan beriringan dengan nilai-nilai dan norma-
norma yang ada dalam masyarakat mewujudkan keamanan, kesejahteraan,
ketertiban dan kenyamanan dalam perokonomian masyarakat dengan
memperhatikan dampak lingkungan yang ada dan tidak menciderai peraturan yang
sudah ada guna mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan
negara.
Dalam mengisi cita-cita perjuangan tersebut maka perlu dilakukan
program yang terencana dan terarah untuk melaksanakan proses pembangunan
agar tujuan nasional dapat dicapai sesuai dengan falsafah yang mendasari
perjuangan tersebut yakni Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk
itulah, kita membutuhkan bangsa yang mandiri-bermartabat, butuh pemerintah
daerah yang kuat (berkapasitas dan bertenaga), demokratis dan memperhatikan
segala aspek dalam perkembangan daerahnya. Untuk perkembangan itulah,
pembangunan ruko harus lebih terarah, terpadu, efektif, efisien serta ekonomis
tanpa mengabaikan dampak lingkungan itu sendiri dan diharapkan mampu
menjadi pondasi dari perkembangan ekonomi masyarakt dari berbagai kalangan
khususnya di Kota Malang danuntuk lebih luas untuk perkembangan ekonomi
Indonesia.
Untuk itulah pula ketentuan pengaturan pembangunan ruko perlu ada
keseimbangan yang mengandung makna bahwa pengaturannya mencerminkan
keseimbangan antara kepentingan individu, kepentingan masyarakat dengan
kepentingan pembangunan. Hal ini difokuskan pada falsafah Pancasila yang
menghendaki tercapainya keadilan sosial, sebagaimana secara lebih terperinci
dinyatakan oleh UUD 1945. Kerugian lingkungan, kecurangan dalam
pembangunannya serta tidak terperhatikannya tata ruang kota dan wilayah dapat
memberikan dampak negatif berupa kerusakan lingkungan, pelanggaran
administrasi dan rusaknya keindahan kota itu sendiri. Jika hal ini tidak dikelola
dan diatur sebagaimana mestinya, dampaknya bisa berakibat luas dan berjangka
panjang dikemudian hari.
B. LANDASAN SOSIOLOGIS
Indonesia dikenal dengan masyarakatnya yang beraneka ragam dari
berbagai suku yang ada dan bisa disebut dengan masyarakat majemuk. Dengan
berkembangnya jaman dan keberagaman masyarakat ini maka akan semakin
mempercepat pula bentuk – bentuk kebutuhan yang ingin dicapai oleh masyarakat
Indonesia. Baik itu perkembangan di bidang ekonomi, politik, budaya serta
tentang kebutuhan masyarakat tentang hukum yang diinginkan untuk menunjang
perkembangan ekonomi di masyarakat.
Dalam UUD 1945 juga menjelakan bahwa masyrakat Indonesia boleh
mengutarak pemikirannya dan apresiasi yang mereka inginkan dalam pemenuhan
kebutuhannya ini jelas diatur dan disebutkan dalam Pasal 28 yang menyebutkan
bahwa “ Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang “. Dengan ada
dasar hukum yang menjelaskan tentang berhaknya Individu atau masyrakat
Indonesia dalam mengelurkan pendapat dan kenanekaragaman masyarakat di
Indonesia ini juga mendorong berbagai apresiasi- apresiasi masyarakat atas
pemenuhan kebutuhan mereka akan hukum , ekonomi dan politik
Terkait dengan pembangunan – pembangunan kota yang terus berkembang
sesuai dengan kebutuhan manusia khususnya pembangunan ruko ini pun akhirnya
menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Dengan semakin banyaknya
pembangunan ruko ini akhirnya mengakibatkan semakin sempitnya lahan untuk
membangun rumah yang ikut berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk
di Indonesia yang ikut berkembang. Sehingga penyelesaian tentang permasalah ini
harus diselesaikan oleh Pemerintah. Sesuai dengan keadaan sosial yang
berkembang di Indonesia ini maka perlu adanya pengaturan lebih specific baik itu
Undang – Undang , Peraturan Pemerintah hingga Peraturan Daerah yang
menjelaskan secara rinci tentang pembangunan ruko yang merupakan bagian dari
kebutuhan masyarakat Indonesia itu sendiri.
C. LANDASAN YURIDIS
Dalam UUD 1945 telah mengatur tentang cita –cita Negara , wewenag
bentuk – bentuk keorganisasian Negara Indonesia dan hak – hak asasi manusia.
Namun dalam UUD 1945 ini merupakan landasan dasar dalam pembentuk
peraturan perundang – undangann yang lain. Dengan seiring dengan
berkembangnnya jaman dan kebutuhan masyarakat Indonesia kebutuhan
masyarakat akan hukum ini pun ikut berkembang. Dalam UUD 1945 ini tidak
menjelaskan lebih rinci tentang pembangunan kota yang sesuai dengan RTRW.
Dan dengan ketidak adaan ini maka dari itu pemerintah menegeluarkan beberapa
undang – undang yang terkaitan dengan pembangunan kota maupun daerah yang
sesuai dengan RTRW.
Sehingga pemerintah akhirnya mengeluarkan Undang-undang no. 26
tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007, nomor 68, Tambahan lembaran Negara nomor 4725), Undang-undang No.
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Undang –
undang yang terkait dengan bentuk pembangunan yaitu Undang-undang no. 28
tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002, nomor 134, Tambahan lembaran Negara nomor 4247), Peraturan
Republik Indonesian nomor 36 tahun 2005 tentang pelaksanaan Undang-undang
no. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Serta pemerintah juga
mengeluarkan tentang analisis mengengai dampak lingkungan yang terkait dengan
pembangunan yaitu Undang-undang no. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009, nomor 140, Tambahan lembaran Negara nomor 5059), Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia no. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
Pemerintah mengelurkan ini karena memang dirasa perlu untuk
mengatasi permasalahan yang timbul dari bentuk pembangunan yang
dilaksanakan dalam hal untuk memenuhi kebutuham masyarakat Indonesia dalam
hal khususnya dibidang ekonomi yaitu pembangunan ruko. Dengan
dikeluarkannya undang – undang ataupun Peraturan Pemerintah seperti yang
tersebut di atas ini hanya menangani permasalah yang terjadi di pemerintahan
pusat saja. Indonesia merupakan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan Kota,
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah 3.
Dengan adanya permasalah bentuk pembangunan kota maupun daerah
ini khususnya terkait masalah pembangunan ruko di kota Malang ini. Maka sesuai
dengan pasal 18 ayat 5 dan 6 yang menjelskan bahwa “Pemerintahan daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintahan Pusat. Pemerintahan
daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan”. Sehingga pemeritah daerah kota
malang pun akhirnya mengeluarkan beberapa peraturan daerah terkait dengan
bentuk pembangunan di kota Malang seperti Peraturan Daerah Kota Malang no.4
tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang, Peraturan daerah
kota Malang tentang Retribusi Perizinan Tertentu Nomor 3 Tahun 2011, Peraturan
daerah kota Malang no.15 tahun 2001 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan dan Peraturan daerah kota Malang No. 1 Tahun 2012.
Namun dalam Peraturan- peraturan daerah kota Malang ini masih
belum ada yang mengatur secara detail tentang pembanguna ruko kota Malang
yang sesuai dengan Undang – undang RTRW dan belum adanya perturan daerah
kota Malang yang mengatur tentang tata ruang kawasan khusus untuk ruko di kota
Malang
.
3 Undang –undang dasar Negara Republik Indonesia 1945 , Pasal 18
BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN DAN RUANG LINGKUP MATERI
MUATAN PERATURAN DAERAH KOTA
A. Sasaran Yang Akan Diwujudkan
Peraturan daerah ini nanti diharapkan dapat menjadi dasar hukum
dengan memberikan kepastian hukum (legal certainty) dari kegiatan-kegiatan
otonomi daerah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota Malang. Ini
dalam rangka mewujudkan dan menjamin terselenggarannya kegiatan
perekonomian yang berjalan selaras dengan memperhatikan analisis mengenai
dampak lingkungan, izin mendirikan bangunan dan rencana tata ruang wilayah
kota Malang melalui penetapan rencana pembangunan ruko Kot terpeliharanya
lingkungan dan kenyamanan di Kota ini sehingga yang mampu menopang
pertumbuhan ekonomi dan kemajuan daerah.
B. Arah dan Jangkauan
Rancangan Peraturan Daerah Kota Malang tentang Pembangunan Ruko
mencoba untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi dalam otonomi
daerah dan perkembangan ekonomi yang menjadi tuntutan dari globalisasi.
Dengan mulai meningkatnya nilai perekonomian di Indonesia dan pertumbuhan
penduduk berasaskan penyelenggaraan pemerintahan yang mandiri.
Kedepannya prespektif yang di coba untuk di bangun dan dikembangkan
dalam Pembangunan Ruko adalah bahwa melalui pengaturan ini ke depan paling
tidak harus dapat menjawab pertanyaan tentang paradigma yang menjadi dasar
pengaturan mengenai Pembangunan Gedung terutama dalam Pembangunan Ruko
yang lebih tertata dan tetap memperhatikan dampak lingkungan, izin mendirikan
bangunan dan rencana tata ruang wilayah kota yaitu memberikan dasar menuju
perkembangan ekonomi secara khusus di Kota Malang, artinya memberikan
landasan yang kuat menuju terbangunnya suatu komunitas yang mengatur dirinya
sendiri.
C. Materi Yang Akan Diatur
Dalam Rancangan Peraturan Daerah Kota Malang tentang Pembangunan
Ruko, materi yang akan diatur nantinya hendaknya memuat materi tentang:
1. Pengertian Umum
Dalam Perda Kota Malang tentang Pembangunan Ruko tersebut nanti
harus ada memuat pengertian umum yang memuat tentang pengertian dan istilah
yang digunakan atau yang terdapat dalam Raperda tersebut.
Ketentuan Umum yang kira-kira perlu di cantumkan dalam
Raperda diantaranya:
1. Daerah adalah Kota Malang
2. Pemerintah daerah adalah Pemerintah Kota Malang
3. Walikota adalah Walikota Malang
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang
5. .Dinas adalah Dinas Teknis yang menangani Bangunan
Gedung di Kota Malang.
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Teknis yang
menangani Bangunan Gedung di Kota Malang.
7. Badan adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
menangani masalah perizinan bangunan di Kota Malang.
8. Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya,
sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/ atau di
dalam tanah dan/ atau air, yang berfungsi sebagai
tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk
hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,
kegiatan usaha, kegiatan sosial,budaya, maupun kegiatan
khusus.
9. Prasarana Bangunan Gedung adalah konstruksi
bangunan yang merupakan pelengkap yang menjadi satu
kesatuan dengan bangunan gedung atau kelompok
bangunan gedung pada satu tapak kapling/ persil yang
sama untuk menunjang kinerja bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya seperti menara reservoir air, gardu
listrik, instalasi pengolahan limbah.
10. Rumah Toko yang selanjutnya disebut Ruko adalah
bangunan rumah tinggal yang sebagian ruangnya
digunakan untuk kegiatan usaha (toko) pada lantai dasar
(lantai 1) dan untuk hunian (pada lantai dasar dan/atau
lantai-lantai di atasnya).
11. Perpetakan adalah bidang tanah yang ditetapkan batas-
batasnya sebagai satuan-satuan yang sesuai dengan rencana
kota.
12. Kapling/ Persil adalah suatu perpetakan tanah yang
menurut pertimbangan Pemerintah Daerah dapat
digunakan untuk tempat mendirikan bangunan.
13. Penyelenggaraan Bangunan Gedung adalah kegiatan
pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis
dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan,
pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung.
14. Mendirikan Bangunan adalah pekerjaan mengadakan
bangunan seluruhnya atau sebagian termasuk pekerjaan
menggali, menimbun atau meratakan tanah yang
berhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan
tersebut.
15. Mengubah Bangunan adalah pekerjaan mengganti dan/
atau menambah bangunan yang ada, termasuk pekerjaan
membongkar yang berhubungan dengan pekerjaan
mengganti bagian bangunan tersebut.
16. Membongkar Bangunan adalah pekerjaan meniadakan
sebagian atau seluruh bagian bangunan ditinjau dari
fungsi bangunan dan/ atau konstruksi.
17. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota yang selanjutnya
disingkat RTRWK adalah hasil perencanaan tata ruang
wilayah Kota Malang yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
18. Rencana Tata Bangunan Ruko dan Lingkungan yang
selanjutnya disingkat RTBRL adalah panduan rancang
bangun suatu kawasan ruko untuk mengendalikan
pemanfaatan ruang yang memuat rencana program
bangunan dan lingkungan, pengendalian pelaksanaan yang
ditetapkan oleh Peraturan Walikota.
19. Kawasan Ruko adalah kawasan yang di dalamnya
berlangsung kegiatan perkonomian ruko yang dilakukan
untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi dan/atau
mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai
strategis suatu kawasan.
20. Izin Mendirikan Bangunan Gedung yang selanjutnya
disingkat IMB adalah perizinan yang diberikan oleh
Pemerintah Kota kepada pemilik bangunan gedung
untuk membangun baru, mengubah, memperluas,
mengurangi, dan/ atau merawat bangunan gedung sesuai
dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis.
21. Permohonan Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya
disingkat PIMB Gedung adalah permohonan yang
dilakukan pemilik bangunan gedung kepada Pemerintah
Kota untuk mendapatkan IMB.
22. Retribusi Pembinaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung
yang selanjutnya disebut Retribusi IMB adalah dan yang
dipungut oleh Pemerintah Kota atas pelayanan yang
diberikan dalam rangka pembin aan melalui penerbitan
IMBuntuk biaya pengendalian penyelenggaraan bangunan
gedung yang meliputi pengecekan penguk ran lokasi,
pemetaan , pemeriksaan dan penataan usahaan proses
penerbitan IMB.
23. Pemohon adalah orang atau badan hukum, kelompok orang
atau perku mpulan yang mengajukan permohonan IMB
kepada Pemerintah Daerah.
24. Pemilik Bangunan Gedung adalah orang, badan hukum,
kelompok ora ng atau perkumpulan yang menurut hukum
sah sebagai pemilik bangunan gedung.
25. Peran masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan
gedung adalah berbagi kegiatan masyarakat yang
merupakan perwujudan kehendak dan keinginan
masyarakat untuk memantau dan menjaga ketertiban ,
memberi masukan , menyampaikan pendapat dan
pertimbagan , serta melakukan gugatan perwakilan
berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan gedung.
26. Masyarakat adalah perorangan , kelompok, badan hukum
atau usaha da n lembaga atau organisasi yang kegiatannya
di bidang bangunan ruko, termasuk masyarakat hukum adat
dan masyarakat ahli, yang berkepent ingan dengan
penyelenggaraan bangunan gedung.
27. Pengaturan adalah penyusunan dan pelembagaan peraturan
perundang-undangan , pedoman , petunjuk, dan standar
teknis bangunan gedung s ampai di daerah dan
operasionalisasinya dimasyarakat.
28. Pengawasan adalah pemantauan terhadap pelaksanaan
penerapan perat uran perundang-undangan bidang
bangunan gedung dan upaya penegakan hukum.
29. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang
selanjutnya disebut AMDAL adalah kajian mengenai
dampak penting suatu usaha dan / atau kegiatan yang
direncankan pada lingkungan hidup yang dip erlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan u
saha dan/atau kegiatan.
30. Analisis Dampak Lalu Lintas yang selanjutnya disebut
ANDALALIN adalah serangkaian kegiatan kajian
mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat
kegiatan , permukiman , dan infraktruktur yang hasilnya
dituangkan dalam bentuk dokumen hasil analis is dampak
lalu lintas.
2. Asas dari adanya Perda Kota Malang tentang
Pembangunan Ruko
1. Keterpaduan
Maksud dari asas keterpaduan adalah penataan ruang
diselenggarakan dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan
yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku
kepentingan.
2. Keserasian, Keselarasan, dan Keseimbangan
Maksud dari asas keserasian, keselarasan, dan keseimbangan yaitu
penataanruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian
antara struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara kehidupan
manusia denganlingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan
perkembangan antar daerah serta antara kawasan perkotaan dan
kawasan perdesaan
3. Keberlanjutan
Maksud asas keberlanjutan yaitu penataan ruang diselenggarakan
dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan
daya tampung lingkungan dengan memperhatikan kepentingan
generasi mendatang.
4. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan
Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan maksudnya penataan
ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan
sumber daya yang terkandung didalamnya serta menjamin
terwujudnya tataruang yang berkualitas.
5) Keterbukaan
Maksud asas keterbukaan yaitu penataan ruang diselenggarakan
dengan memberikan akses yang seluas – luasnya kepada
masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan
penataan ruang.
6) Kebersamaan dan Kemitraan
Maksud asas kebersamaan dan kemitraan adalah penataan ruang
diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan, penataan ruang diselenggarakan berdasarkan asas.
7) Perlindunan Kepentingan Umum
Perlindungan kepentingan umum memiliki maksud terhadap
penataan ruang yang diselenggarakan dengan mengutamakan
kepentingan masyarakat.
8) Kepastian Hukum dan Keadilan
Asas kepastian hukum dan keadilan memiliki maksud pada
penataan ruang yang diselenggarakan dengan berlandaskan
hukum atau ketentuan peraturan perundang – undangan dan bahwa
penataan ruang dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa
keadilan masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban semua
pihak secara adil dengan jaminan kepastian hukumi.
9) Akuntabilitas
Asas akuntabilitas memiliki maksud yaitu penyelenggaraan
penataan ruang dapat dipertanggungjawabkan, baik prosesnya,
pembiayaannya, maupun hasilnya
3. Tujuan dari adanya perda tentang Jalan Umum dan
Jalan Khusus
Dalam Perda tentang Jalan Umum dan Jalan Khusus juga sebaiknya
menyebutkan tentang alasan di larang angkutan hasil tambang dan hasil
perkebunan utntuk melintas di Jalan Umum.
Adapun beberapa hal yang menjadi tujuan dari adanya pengaturan
Jalan Umum dan Jalan Khusus adalah sebagai berikut:
a. mewujudkan ketertiban dan kepastian hukum dalam
penyelenggaraan pembangunan ruko;
b. mewujudkan keamanan, ketertiban dan keselamatan dalam
pembangunan ruko;
c. mewujudkan peran masyarakat dalam pembangunan ruko;
d. mewujudkan peran penyelenggaran pembangunan ruko secara
optimal dalam memperhatikan analisis dampak lingkungan,
izin mendirikan bangunan dan rencana tata ruang wilayah kota
sehingga tercapai keserasian, keselarasan dan keseimbangan;
e. mewujudkan sistem pembangunan ruko berdaya guna berdasar
dengan pembangunan kota untuk mendukung terselenggaranya
tata wilayah kota yan asri; dan
f. mewujudkan pembangunan ruko yang transparan dan terpadu.
g. memelihara dan melindungi kelestarian fungsi lingkungan
hidup dengan mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan
lingkungan.
4. Pengaturan Pendirian Pembangunan Ruko
Bagian penting yang perlu ada dalam Perda Kota Malang tentang
Pembangunan Ruko itu nantinya adalah menyangkut pendirian pembangunan
ruko. Jadi dalam hal ini harus di sebutkan dengan tegas hal-hal yang harus
dipenuhi dalam pembangunan ruko dan pihak yang menjadi penyelenggara
pembangunan ruko.
5. Penyidikan
Bagian dalam perda tentang pembangunan Ruko kota Malang ini
menjelakan tentang pemerintah akan melakukan tim penyelidiakan yang akan
dilaksanakan oleh PPNS yang kemudian akan diadakan kerja sama antara PPNS
dan satpol PP kota malang dan juga bantuan kepolisan kota malang yang
merupakan langkah awal dalam menindak lanjuti pelanggaran –pelanggaran
pembangunan ruko – ruko di kota malang.4
6. Peranan Masyarakat
Bagian ini akan menjelaskan tentang bagaimana peranan masyarakat
diperlukan oleh pemerintah untuk membantu pengawasan dan pemantauan yang
dikira objektif oleh pemerintah tentang pembangunan ruko di kota Malang, serta
untuk ikut serta dalam membantu menertibkan pelanggaran – pelanggaran yang
4 Peraturan Daerah No. 1 tahun 2012 tentang Bangunan Gedung
dilakukan oleh Individu mapun kelompok dalam hal pembangunan di kota
Malang. 5
7. Ketentuan Pidana
Bagian raperda ini menjelaskan tentang ketentuan – ketentuan pidana,
bentuk –bentuk pelanggaran yang seperti apa yang dimaksud dalam raperda
tentang pembangunan ruko ini, dan bagaimana tindak lanjutan dari pelanggaran –
pelanggaran yang sudah melanggar dan menyalahi aturan yang berkaitan dengan
pembanguna ruko di kota malang serta menjelakan tentang sanski apa yang akan
di dapat jika individu maupun kelompok yang menyalahi dan melanggran tentang
pembanguna ruko di kota Malang.6
8. Ketentuan Peralihan
Bagian ini menjelaskan tentang bentuk pemeliharan terhadap
pembangunan – pembanguan yang dilakukan oleh pendiri bangunan dan
pemerintah kota malang sendiri agar pembanguanan – pembangunan yang telah
dilakukan di kota Malag ini masih memiliki kesinambungan yang berkelanjutan
dengan lingkungan dan ketentuan dalam RTRW kota Malang 7
9. Ketentuan Penutup
Bagian ini menjelaskan tentang yang ingin diatur dalam raperda tentang
pembangunan ruko di kota Malang yaitu tentang kawasan – kawasan tertentu atau
penataan ruang tersendiri untuk pembanguna ruko di Kota Malang yang sesuai
dengan RTRW kota Malang yang sesuai dengan perda yang terkait dengan
pembanguna Ruko yang belum diatur dalam perda kota malang.8
5 Ibid
6 Ibid
7 Ibid 8 Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2012
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
1. Adanya rencana untuk menyusun pembentukan Raperda Kota Malang
tentang Pembangunan Ruko merupakan gagasan yang sangat baik dan
perlu didukung oleh semua pihak dalam rangka mewujudkan tata ruang
wilayah kota Malang yang lebih baik di Kabupaten Banjar.
2. Dalam hubungannya dengan keinginan yang kuat untuk mewujudkan
pembentukan Raperda Kota Malang tentang Kota Malang, semakin
menunjukkan adanya suatu kesadaran dan komitmen politik yang sangat
tinggi untuk menempatkan dan memfokuskan persoalan tata ruang wilayah
yang lebih baik dengan memperhatikan dampak lingkungan dan syarat
administrasi dalam rangka menciptakan lingkungan yang lebih baik .
3. Secara filosofis, pembentukan Raperda Kota Malang tentang
Pembangunan Ruko dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dengan
tujuan demi kepentingan rakyat dan lingkungannya.
4. Secara Yuridis, dengan pembentukan perda tentang Pembangunan Ruko
ini maka akan semakin memperjelas pengaturan tentang Bangunan
Gedung yang disesuaikan dengan amanat Undang-Undang yang ada di
atasnya.
5. Secara Sosiologis, berbagai aspek yang menjadi permasalahan krusial
mengenai tata ruang wilayah,dampak lingkungan dan masalah
administrasi dari pembangunan ruko yang sembarangan yang terjadi di
Kota Malang akan terselesaikan dengan berfungsinya hukum untuk
menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan
hidup, selain juga berfungsi sebagai sarana untuk memperlancar proses
interaksi masyarakatnya.
SARAN
Dengan segera mungkin pemerintah daerah kota Malang untuk menyetujui
atau mengesahkan proposal raperda tentang pembangunan ruko ini
menjaddi peraturan daerah kota Malang tentang Pembangunan Ruko di
Kota Malang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan peratuaran
yang jelas mengenai ketidak jelasan tentang kawasan tertentu
pembangunan ruko dikota Malang sehingga masyarakat kota Malang
memiliki pedoman atau acuan dalam hal pembangunan ruko kota Malang.
SUMBER WACANA
http://pkslawang.wordpress.com/2008/07/24/malang-kota-seribu-ruko/
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/sip4/2009/
jiunkpe-ns-s1-2009-21404104-11919-shophouse-chapter2.pdf
http://www.malangkota.go.id/perda/SALINAN%20PERDA%20NOMOR
%201%20TAHUN%202012%20TENTANG%20BANGUNAN
%20GEDUNG.pdf