naskah publikasi dm dengan tingkat stres dan kualitas hidup

22
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KUALITAS HIDUP DAN TINGKAT STRES Program Studi Kedokteran Ria Chairul 11101057 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Upload: rc-ria-chairul

Post on 07-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ria Chairul

TRANSCRIPT

Page 1: Naskah Publikasi DM dengan tingkat stres dan kualitas hidup

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KUALITAS HIDUP DAN TINGKAT STRES

Program Studi Kedokteran

Ria Chairul11101057

PROGRAM STUDI KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ABDURRABPEKANBARU

2015

Page 2: Naskah Publikasi DM dengan tingkat stres dan kualitas hidup

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KUALITAS HIDUP DAN TINGKAT STRES

Oleh

Ria Chairul11101057

Disetujui oleh:Pembimbing

dr. Dimas Pramita Nugraha, M.ScNIP. 198002 18 201012 1 005

Page 3: Naskah Publikasi DM dengan tingkat stres dan kualitas hidup

The Correlationship Duration Patient of Type 2 DM Between Quality of Life and Levels of Stress

Ria Chairul1, dr. Dimas Pramita Nugraha, M.Sc2

1Students’ of Medical Education Abdurrrab University, Pekanbaru2Departement of Farmakologi Riau University, Pekanbaru

ABSTRACT

Background: Diabetes Mellitus (DM) has been chronic disease which become big problem healthy in the world because high of the level mordibity and mortality its disease. The biggest were changes individual lifes’ after diagnosis DM disease, by kind of theraphy, doing diet, complication, physical activities, and duration patient diagnoses DM. It widely influence quality of life and phsycology problem is stress. Method: This research was cross sectional method. The population of this research, all of patient DM at Poliklinik Disease in RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. The sample for this research were the populations representative that standard of research criteria were 82 people, the sample has been taken by using consecutive sampling. The data collection method were used interview and questionare. The data analysis using Spearman rank correlation test.Result: The result has done by 83 respondents, patient type 2 DM duration <5 years consist of 33 people (40,2%), for the midle quality of life consist 40 people (48,8%), and unstress consist of 38 people (46,3%). Any significant positive correlation between duration patient of type 2 DM and quality of life (p=<0,001;r=0,421), and duration of patient type 2 DM and stress. (p=0,006;r=0,302)Conclusion: Result of this study any significant positive correlation between duration patient of type 2 DM and quality of life and levels of stress.

Keywords: duration patient of type 2 DM, quality of life, levels of stress

Page 4: Naskah Publikasi DM dengan tingkat stres dan kualitas hidup

Hubungan Lama Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Kualitas Hidup dan Tingkat Stres

Ria Chairul1, dr. Dimas Pramita Nugraha, M.Sc2

1Mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Abdurrab, Pekanbaru2Departemen Farmakologi Kedokteran Universitas Abdurrab, Pekanbaru

ABSTRAK

Latar belakang : Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang menjadi permasalahan kesehatan di dunia, karena tingginya morbiditas maupun mortalitas penyakit tersebut. Perubahan besar terjadi dalam hidup seseorang setelah didiagnosis DM, baik dari terapi yang dijalani, diet yang dilakukan, komplikasi, aktivitas fisik serta lamanya pasien menderita DM. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup dan gangguan psikologis yaitu stres.Metode : Metode penelitian menggunakan cross sectional. Populasi penelitian semua penderita DM tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria penelitian yang berjumlah 82 orang, yang diambil secara consecutive sampling. Data diambil dengan wawancara dan kuesioner. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman rank. Hasil: Dari 82 responden, penderita DM tipe 2 selama <5 tahun sebanyak 33 orang (40,2%), untuk kualitas hidup sedang sebanyak 40 orang (48,8%), dan yang tidak mengalami stres sebanyak 38 orang (46,3%). Terdapat hubungan positif bermakna antara lama menderita DM tipe 2 dan kualitas hidup (p=<0,001; r=0,421), dan lama menderita DM tipe 2 dan tingkat stres (p=0,006; r=0,302)Kesimpulan: Lama menderita DM tipe 2 memiliki hubungan positif yang bermakna dengan kualitas hidup dan tingkat stres.

Kata kunci: lama menderita DM tipe 2, kualitas hidup, tingkat stres.

Page 5: Naskah Publikasi DM dengan tingkat stres dan kualitas hidup

PENDAHULUAN

Diabetes melitus (DM)

merupakan penyakit kronis yang

menjadi permasalahan kesehatan dunia

karena tingginya morbiditas maupun

mortalitas yang ditimbulkan oleh

penyakit tersebut1. Menurut World

Health Organization (WHO) pada

tahun 2013 menjelaskan bahwa jumlah

penderita DM di dunia mencapai 347

juta orang dan lebih dari 80%

kematian akibat DM terjadi pada

negara miskin dan berkembang2.

Menurut Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) (2013), di Indonesia

angka kejadian DM pada tahun 2013

yaitu 8,5 juta jiwa, dan pada tahun

2035 akan meningkat menjadi 14,1

juta3. Hal ini menjadikan Indonesia

menduduki peringkat ke-4 dalam hal

jumlah penderita DM setelah Cina,

India dan Amerika 4, 5.

Penyakit DM di Provinsi Riau

termasuk kedalam 3 besar penyakit

terbanyak yang menyebabkan

kematian5. Berdasarkan data Dinas

Kesehatan Kota Pekanbaru (2012)

menunjukan bahwa angka kejadian

DM terus meningkat, pada tahun 2011

berjumlah 2.724 jiwa dan pada tahun

2012 berjumlah 2829 jiwa6. Sedangkan

kasus DM menduduki peringkat kedua

dari 15 penyakit utama di Poliklinik

Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru7.

Diabetes melitus biasa disebut

dengan the silent killer karena

penyakit ini dapat mengenai semua

organ tubuh dan menimbulkan

berbagai macam keluhan8, 9. Sering kali

manusia tidak menyadari kalau dirinya

telah menyandang DM, dan begitu

mengetahui semuanya sudah

terlambat karena sudah mengalami

komplikasi10, 11.

Diabetes melitus biasanya

berjalan lambat dengan gejala-gejala

yang ringan sampai berat, bahkan

dapat menyebabkan kematian akibat

komplikasi akut maupun kronis12. Hal

ini akan memberikan efek yang kurang

baik terhadap kualitas hidup pasien

DM13. Kualitas hidup yang rendah juga

berhubungan dengan tingkat

pendidikan, sosial ekonomi, dan

kebiasaan aktivitas fisik yang kurang

baik14. Selain itu, lamanya menderita

Page 6: Naskah Publikasi DM dengan tingkat stres dan kualitas hidup

DM juga berpengaruh terhadap

kualitas hidup pasien DM15.

Perubahan besar terjadi dalam

hidup seseorang setelah mengidap

DM. Ia tidak dapat mengkonsumsi

makanan tanpa aturan dan tidak dapat

melakukan aktivitas dengan bebas.

Penderita DM juga harus mengikuti

treatment dokter, pemeriksaan kadar

gula darah secara rutin dan pemakaian

obat sesuai aturan. Seseorang yang

menderita penyakit DM memerlukan

banyak sekali penyesuaian di dalam

hidupnya, sehingga penyakit DM ini

tidak hanya berpengaruh secara fisik,

namun juga berpengaruh secara

psikologis pada penderita DM16, 17.

Segala macam komplikasi yang

dialami oleh penderita DM juga

menyebabkan perubahan besar pada

tubuh mereka. Perubahan besar

tersebut menyebabkan stres. Situasi

stres berat yang di alami oleh penderita

DM tipe 2 adalah situasi kronis yang

berlangsung beberapa minggu sampai

beberapa tahun yang menyebabkan

risiko kesehatan semakin menurun17.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan

penelitian observasional analitik dan

dilakukan di Poliklinik Penyakit

Dalam RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru.

Sampel dalam penelitian ini

adalah semua penderita DM tipe 2 di

Poliklinik Penyakit Dalam RSUD

Arifin Achmad Pekanbaru.

Pengambilan Sampel ditentukan

dengan cara consecutive sampling dan

di dapatkan besar sampel sebanyak 82

orang. Pengumpulan data dilakukan

pada bulan Februari-Maret 2015,

dengan wawancara dan kuesioner.

Kuesioner yang digunakan untuk

tingkat stres yaitu Depression Anxiety

Stress Scale 42 (DASS42) dan untuk

kualitas hidup yaitu European Quality

of Life 5 Dimensions (EQ5D).

HASIL

Tabel 1. Karakteristik Responden Penderita DM tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

Karakteristik responden

Frekuensi (%)

Jenis Kelamin- Laki-laki 32 39,0- Perempuan 50 61,0

Usia

Page 7: Naskah Publikasi DM dengan tingkat stres dan kualitas hidup

- 45-59 tahun 43 52,4- 60-74 tahun 38 46,3- 75-90 tahun 1 1,2- >90 tahun 0 0

Pendidikan- SD 7 8,5- SMP 16 19,5- SMA 37 45,1- Perguruan

tinggi22 26,8

Berdasarkan karakteristik

responden pada tabel 1 didapatkan 50

orang (61,0%) berjenis kelamin

perempuan, 43 orang (52,4%) berusia 45-

59 tahun, dan 37 orang (45,1%)

berpendidikan SMA.

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan lama menderita DM tipe 2Lama menderita DM tipe 2

Frekuensi (%)

<5 tahun 33 40,25-10 tahun 22 26,8>10 tahun 27 32,9Total 82 100,0

Tabel 2 menunjukkan sebagian

besar responden yang menderita DM

tipe 2 selama <5 tahun sebanyak 33

orang (40,2%). Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Yuliani et al (2014),

responden yang menderita DM tipe 2

selama <5 tahun sebanyak 59 orang

(49,2). Secara teoritis, setiap orang

yang menderita DM tipe 2 berisiko

mendapatkan komplikasi kronis (5-10

tahun dari onset). Namun, orang-orang

yang paling berisiko adalah penderita

yang telah lama mengidap DM, kadar

gula tidak terkontrol, dan memiliki

riwayat hipertensi serta kerusakan

ginjal18

Waktu lamanya seseorang

menderita penyakit dapat memberikan

gambaran mengenai tingkat

patogenesitas penyakit tersebut.

Komplikasi DM dengan penyakit lain

terkait dengan lamanya seseorang DM,

semakin lama seseorang menderita

DM maka komplikasi penyakit DM

juga akan lebih mudah terjadi19

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan kualitas hidupKualitas hidup

Frekuensi (%)

Baik 17 20,7Sedang 40 48,8Buruk 18 22,0Sangat buruk 7 8,5Total 82 100,0

Tabel 3 menunjukkan sebagian

besar responden memiliki kualitas

hidup sedang sebanyak 40 orang

(48,8%). Hasil penelitian ini sesuai

Page 8: Naskah Publikasi DM dengan tingkat stres dan kualitas hidup

dengan penelitian yang dilakukan

Mathew et al (2014) sebanyak 149

orang (57%) responden termasuk

dalam kategori kualitas hidup sedang20.

Menurut Larasati (2012) hal

yang mendorong perlunya pengukuran

kualitas hidup pada penderita DM tipe

2 adalah karena kualitas hidup

merupakan salah satu tujuan

perawatan, karena DM merupakan

penyakit kronis yang belum dapat

disembuhkan, namun apabila kadar

gula darah terkontrol dengan baik,

maka keluhan fisik akibat komplikasi

akut ataupun kronis dapat

diminimalisir21.

Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan tingkat stresTingkat stres

Frekuensi (%)

Tidak stres 38 46,3Ringan 19 23,2Sedang 17 20,7Berat 6 7,3Sangat berat 2 2,4Total 82 100,0

Tabel 4 menunjukkan sebagian

besar responden tidak mengalami stres

sebanyak 38 orang (46,3%). Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan Maghfirah (2013)

sebagian besar responden tidak

mengalami stres sebanyak 26 orang

(86,7%)23. Namun hasil ini berbeda

dengan penelitian yang dilakukan

Bener et al (2011) sebagian besar

responden mengalami stres sebanyak

622 orang (70%)24.

Menurut Hamid dan Manan

(2013), stres dapat disebabkan oleh

faktor eksternal (lingkungan,

psikologis, atau sosial) maupun faktor

internal (penyakit)25.

Stres dapat mengakibatkan

risiko terjadinya DM, karena pada saat

stres terjadi pelepasan hormon

kortisol yang akan menekan sekresi

insulin26, 27. DM itu sendiri dapat

menyebabkan stres, dibandingkan

dengan populasi umum penderita DM

memiliki tingkat stres yang lebih

tinggi26, karena penderita DM

mengalami banyak perubahan dalam

hidupnya, mulai dari olah raga, kontrol

gula darah, minum obat, dan

pembatasan diet yang harus dilakukan

secara rutin sepanjang hidupnya16.

Page 9: Naskah Publikasi DM dengan tingkat stres dan kualitas hidup

Tabel 5. Hubungan lama menderita DM tipe 2 dengan kualitas hidupLama menderita

DMKualitas hidup

TotalBaik Sedang Buruk Sangat buruk

<5 tahun 11 18 3 1 335-10 tahun 5 10 6 1 22>10 tahun 1 12 9 5 27

Total 17 40 18 7 82

Tabel 5 menunjukkan lama

menderita DM tipe 2 berhubungan

dengan kualitas hidup. Derajat korelasi

pada hasil analisis diatas sedang dan

arah korelasinya positif (p=<0,001;

r=0,421).

Hasil penelitian ini sesuai

dengan hasil penelitian Sari et al

(2011), yang menunjukkan bahwa ada

hubungan antara lama menderita DM

tipe 2 dengan kualitas hidup, dimana

pasien DM tipe 2 dengan durasi <5

tahun mempunyai kualitas hidup yang

lebih tinggi dibandingkan dengan

pasien DM dengan durasi ≥5 tahun22.

Jika semakin lama menderita DM tipe

2 maka akan terjadi penurunan kualitas

hidup28, 29.

Penurunan kualitas hidup

disebabkan oleh akibat penyakitnya

secara fisik, proses pengobatan, dan

komplikasi yang ditimbulkannya29, 30.

Faktor utama pencetus komplikasi

pada DM adalah durasi dan tingkat

keparahan diabetes30.

Diabetes melitus dapat

menurunkan fungsi fisik karena

adanya komplikasi jangka panjang

yang timbul, karena penyakitnya

sendiri, dan kondisi kesehatan yang

berkaitan dengan DM31. Penyakit DM

merupakan penyakit kronis yang

memerlukan terapi terus menerus

sehingga efektifitas dan efek samping

pengobatan dapat berpengaruh

terhadap kualitas hidup pasien DM30.

Lama menderita juga mempunyai

pengaruh terhadap kualitas hidup

pasien DM15. Hal ini menunjukkan

bahwa penyakit DM merupakan

penyakit progresif yang semakin lama

akan semakin memburuk hingga

mengakibatkan kualitas hidup

penderita DM semakin menurun32.

Page 10: Naskah Publikasi DM dengan tingkat stres dan kualitas hidup

Tabel 6. Hubungan lama menderita DM tipe 2 dengan tingkat stres

Lama menderita DM tipe 2

Tingkat stresTotalTidak

stresRingan Sedang Berat Sangat

berat<5 tahun 21 7 4 0 1 336-10 tahun 8 6 5 3 0 22>10 tahun 9 6 8 3 1 27

Total 38 19 17 6 2 82

Tabel 6 menunjukkan lama

menderita DM tipe 2 berhubungan

dengan tingkat stres. Derajat korelasi

pada hasil analisis diatas lemah dan

arah korelasinya positif (p=0,006;

r=0,302). Hal ini menunjukkan bahwa

hasil uji hipotesis diterima, karena

pada uji hipotesis menyatakan ada

hubungan lama menderita DM tipe 2

dengan tingkat stres. Hasil penelitian

ini sesuai dengan penelitian Almawi et

al (2008) yang menunjukkan bahwa

ada hubungan lama menderita DM tipe

2 dengan tingkat stres33. Perubahan

besar terjadi dalam hidup seseorang

setelah mengidap penyakit DM. Ia

tidak dapat mengkonsumsi makanan

tanpa aturan dan tidak dapat

melakukan aktivitas dengan bebas.

Selain itu, penderita DM juga harus

mengikuti treatment dokter,

pemeriksaan kadar gula darah secara

rutin dan pemakaian obat sesuai

aturan. Seseorang yang menderita

penyakit DM memerlukan banyak

sekali penyesuaian di dalam hidupnya,

sehingga penyakit DM ini tidak hanya

berpengaruh secara fisik, namun juga

berpengaruh secara psikologis pada

penderita DM17.

Stres pada penderita DM dapat

berakibat gangguan pada pengontrolan

kadar gula darah. Pada keadaan stres

akan terjadi peningkatan ekskresi

hormon epinefrin, gkukagon, kortisol,

growth hormon23, 25.

Dampak psikologis dari

penyakit DM mulai dirasakan oleh

penderita sejak didiagnosis dokter dan

penyakit tersebut telah berlangsung

selama beberapa bulan atau lebih dari

satu tahun. Penderita mulai mengalami

gangguan psikis diantaranya adalah

Page 11: Naskah Publikasi DM dengan tingkat stres dan kualitas hidup

stres34. Lama menderita penyakit

dapat memberikan pengalaman

seseorang dalam mengatasi stresornya.

Pengalaman masa lalu dapat

mempengaruhi stresor yang dimiliki.

Semakin banyak stresor dan

pengalaman yang dialami, maka

semakin baik dalam mengatasi

penyakitnya. Hal inilah yang

merupakan salah satu penyebab

sebagian besar responden yang tidak

mengalami stres telah menderita

penyakit selama <5 tahun23.

Diabetes melitus dan stres

merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi baik secara langsung

maupun tidak langsung27. Kontrol yang

kurang pada glukosa darah akan

menimbulkan perasaan stres dan

begitu pula sebaliknya. Stres sangat

berpengaruh terhadap penyakit DM

karena hal itu akan berpengaruh

terhadap pengendalian dan tingkat

kadar glukosa darah. Bila seseorang

menghadapi situasi yang menimbulkan

stres maka respon stres dapat berupa

peningkatan hormon adrenalin yang

akhirnya dapat mengubah cadangan

glikogen dalam hati menjadi glukosa.

Kadar glukosa darah yang tinggi

secara terus menerus dapat

menyebabkan komplikasi DM35.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Responden yang menderita DM

tipe 2 selama <5 tahun sebanyak

33 orang (40,2%), 5-10 tahun

sebanyak 22 orang (26,8%), dan

>10 tahun sebanyak 27 orang

(32,9%).

2. Responden yang memiliki kualitas

hidup baik sebanyak 17 orang

(20,7%), kualitas hidup sedang

sebanyak 40 orang (48,8%) dan

kualitas hidup buruk dan sangat

buruk sebanyak 25 orang (30,5%)

3. Responden yang tidak mengalami

stres sebanyak 38 orang (46,3%),

dan yang mengalami stres

sebanyak 44 orang (53,7%)

4. Terdapat hubungan positif yang

bermakna antara lama menderita

DM tipe 2 dan kualitas hidup

(p=<0,001; r=0,421)

5. Terdapat hubungan positif yang

bermakna antara lama menderita

Page 12: Naskah Publikasi DM dengan tingkat stres dan kualitas hidup

DM tipe 2 dan tingkat stres

(p=0,006; r=0,302)

DAFTAR PUSTAKA

1. Javanbakht, M., Farid, A., Atefeh, M., Hamid, R.B., Younes, J.N. 2012 Health Related Quality of Life in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus in Iran: A National Survey. Diabetes Journal. 7(8):1-9

2. WHO Diabetes. (2013). Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/ [Accessed 20 September 2014]

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar, Jakarta: Indonesia

4. Pratita, N.D. 2012. Hubungan Dukungan Pasangan Dan Health Locus Of Control Dengan Kepatuhan Dalam Menjalani Proses Pengobatan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe-2. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 1(1):1-24

5. Departemen Kesehatan RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Indonesia

6. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2012. Profil Kesehatan Profinsi Riau. Pekanbaru: Indonesia

7. Putri, L.K., Jazil, K., Dimas, P.N. 2013. Gambaran Pengunaan Jenis Obat Antidiabetes dan Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad. Pekanbaru

8. Lestari, D.D., Diana, S.P.,Stefana, H.M.K. 2013 Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Dengan Indeks Massa Tubuh 18,5-22,9 Kg/M2. Jurnal E-Biomedik. 1(2):1-6

9. Trisnawati, S.K., & Setyorogo, S. 2013. Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5(1):6-11

10. Anani, S., Ari, U., Praba, G. 2012. Hubungan Antara Perilaku Pengendalian Diabetes dan Kadar Glukosa Darah Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1(2):466-478

11. Departemen Kesehatan R.I. 2008. Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik. Jakarta: Indonesia

12. Sinaga, M., Hiswani., Jemadi. 2011. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar. Jurnal Kesehatan. 1-10

13. Young, E.E., Unachukuw, C.N. 2012. Psychosocial Aspects of Diabetes Mellitus. African Journal of Diabetes Medicine. 20(1):53-56

14. Gautam, Y., Sharma, A.K., Agarwal, A.K., Bhatnagar, M.K., & Trehan, R.R. 2009. A Cross Sectional Study of QOL of Diabetic Patient a Tertiary Care

Page 13: Naskah Publikasi DM dengan tingkat stres dan kualitas hidup

Hospital in Delhi. Indian Journal of Community Medicine. 34(4):346-350

15. Rizkifani, S., Perwitasari, D.A., Supadmi, W. 2014. Pengukuran Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus. Jurnal Kesehatan Farmasains. 2(3):1-4

16. Maghfirah, S., Sudiana, I.K., Ika, Y.W. 2015. Relaksasi Otot Progresif terhadap Stres Psikologis dan Perilaku Perawatan Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 10(2):137-146

17. Sofiana, L.I., Veny, E., Wasisto, U. 2012. Hubungan antara Stres dengan Konsep Diri pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Kesehatan Indonesia. 2(2):167-176

18. Yuliani, F., Fadil, O., Detty, I. 2014. Hubungan Berbagai Faktor Risiko terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Kesehatan Andalas. 3(1);37-40

19. Roza, R.L., Rudy, A., Zulkarnain, E. 2015. Faktor Risiko Terjadinya Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes Mellitus yang Dirawat Jalan dan Inap di RSUP Dr. M. Djamil dan RSI Ibnu Sina Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 4(1):243-248

20. Mathew, A., Anusree, T.K., Aparna, M.A.1., Archana, S., Athira, M., Sachina, B.T., Gireesh, G.R. 2014. Quality Of Life Among Type-II Diabetes Mellitus Patients in South India: A Descriptive Study. American International Journal. 7(2):197-200

21. Larasati, T.A. 2012. Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Universitas Lampung. 2(2):17-20

22. Sari, R.M., Jarir, A.T., Tri, M.A. 2011. Evaluasi Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang Diterapi Rawat Jalan dengan Anti Diabetik Oral di RSUP Dr. Sardjito. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. 1(1):35-42

23. Maghfirah, S. 2013. Optimisme dan Stres pada Pasien Diabetes Melitus. Jurnal Kesehatan Masyrakat. 5(2):1-7

24. Bener, A., Abdulla, O.A.A., Al-Hamaq., Elnour E.D. 2011. High Prevalence of Depression, Anxiety and Stress Symptoms Among Diabetes Mellitus Patients. Journal Psychiatry. 5:5-12

25. Hamid, S.A., & Manan, N.A. 2013. Stress Coping Skills Among Diabetes Suferers in Sepang Selangor Malaysia. International Journal of Education and Research. 1(10):1-10

26. Ely, J.J., Zavaskis, T., Wilson, S.L. 2011. Diabetes and Stress: an Anthropological Review for Study of Modernizing Populations in the US-Mexico border region. International Journal of USA. 11:1-17

27. Eom, Y.S., Hwa, S.P., Sei, H.K., Sun, M.Y., Moon, S.N., Hyoung, W.L., Ki, Y. L., Sihoon, L., Yeun, S.K., Ie, B.P. 2011 Evaluation of Stress in Korean Patients with Diabetes Mellitus Using the Problem Areas in Diabetes-Korea Questionnaire. Diabetes &

Page 14: Naskah Publikasi DM dengan tingkat stres dan kualitas hidup

Metabolism Journal. 35(2):182-187

28. Sparring, V., Lennarth, N., Rolf, W., Pia, M.J., Jan, O., Kristina, B. 2013. Diabetes Duration and Health-Related Quality of Life in Individuals with Onset of Diabetes in the Age Group 15-34 Years-A Swedish Population-based Study Using EQ-5D. Public Health Journal. 13(377):1-11

29. Ningtyas, D.W., Pudjo, W., Irma, P. 2013. Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe II di RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1-7

30. Adikusuma, W., Perwitasari, D.A., Supadmi, W. 2013. Evaluasi Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul. Prosiding Simposium Nasional. Indonesia

31. Grandy, S., Chapman, R.H., Fox, K.M. 2008. Quality of Life and Depression of People Living with Type 2 Diabetes Mellitus and Those at Low and High Risk for Type 2 Diabetes: Findings from the Study to Help Improve Early Evaluation and Management of Risk Factors Leading to Diabetes (SHIELD). Journal Compilation. 62(4):562-568

32. Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus, Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan alat Kesehatan. Jakarta: Indonesia

33. Almawi, W., Tamim, H., Al-Sayed, N., Arekat, M.R., Al-

Khateeb, M.R., Baqer, R., Tutanji, H., Kamel, C. 2008. Association of Comorbid Depression, Anxiety, and Stress disorder with Type 2 Diabetes in Bahrain, a Country with a Very High Prevalence of Type 2 Diabetes. Journal Endocrinol. 31:1020-1024

34. Thangavel, D., & Vijaiananth, P. 2014. Association od Duration of Illnes and Compliance with Stres Levels in Type 2 Diabetes Mellitus Patient: A Pilot Study. National Journal of Physiology, Pharmacy & Pharmacology. 4(3):1-3

35. Nasriati, R. 2013. Stres dan Perilaku Pasien DM dalam Mengontrol Kadar Gula Darah. Jurnal Kesehatan. 6(2):1-6