naskah publikasi frambusia by herodes.com
DESCRIPTION
Hanya untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, tidak untuk komersialisasi, terimakasihTRANSCRIPT
-
KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE RELATIONSHIP OF THE FAMILY TOWARDS YAWS INCIDENCE IN NGGAHA ORI ANGU HEALTH CENTER
WORK FIELD, EAST SUMBA REGENCY EAST NUSA TENGGARA PROVINCE
PUBLICATION MANUSCRIPT
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGADENGAN KEJADIAN FRAMBUSIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NGGAHA ORI ANGU KABUPATEN SUMBA TIMURPROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan
Universitas Gadjah Mada
Disusun oleh:
MATIUS GEU LIA08/266593/EIK/00726
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA 2010
KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE RELATIONSHIP OF THE FAMILY TOWARDS YAWS INCIDENCE IN NGGAHA ORI ANGU HEALTH CENTER WORK FIELD, EAST SUMBA REGENCY EAST NUSA TENGGARA PROVINCE
PUBLICATION MANUSCRIPT
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA
DENGAN KEJADIAN FRAMBUSIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NGGAHA ORI ANGU KABUPATEN SUMBA TIMUR
PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan
Universitas Gadjah Mada
Disusun oleh:
MATIUS GEU LIA
08/266593/EIK/00726
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA 2010
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA
DENGAN KEJADIAN FRAMBUSIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NGGAHA ORI ANGU KABUPATEN SUMBA TIMUR
PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Matius Geu Lia1, Satiti Retno Pudjiati2, Sri Hartini3
INTISARI
Latar Belakang: Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang dalam beberapa tahun terakhir kasusnya masih tinggi khususnya di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur dimana jumlah kasusnya masih lebih dari 10/10.000 penduduk. Pada studi pendahuluan yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga tentang frambusia tergolong rendah tentunya berpengaruh dalam upaya penanggulangan frambusia di Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur.
TujuanPenelitian:Mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan kejadian frambusia di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.
MetodePenelitian: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen diskriptif korelasional desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu yang samplenya diambil sebanyak 73 orang dengan teknik Probability Sampling jenis Simple Random Sampling. Analisis data secara univariat yaitu distribusi frekuensi sedangkan analisis bivariat menggunakan Korelasi Tata Jenjang Spearman dengan derajat kepercayaan 95%.
Hasil Penlitian: Analisa bivariat pada variabel pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian frambusia didapatkan p-sig 0,027, dan correlation coefficient sebesar 0,259. Pada variabel sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia didapatkan p-sig 0,000 dan correlation coefficient sebesar 0,825. Sedangkan pada variabel perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia didapatkan p-sig 0,009, dan correlation coefficient sebesar 0,305.
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur
Kata Kunci: pengetahuan, sikap, perilaku, frambusia.
1Puskesmas Nggaha Ori Angu, Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggra Timur.
2Bagian Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
3Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah MadaYogyakarta.
KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE RELATIONSHIP OF THE FAMILY TOWARDS YAWS INCIDENCE IN NGGAHA ORI ANGU HEALTH CENTER WORK FIELD, EAST SUMBA REGENCY EAST NUSA TENGGARA PROVINCE
Matius Geu Lia1, Satiti Retno Pudjiati2, Sri Hartini3
ABSTRACT
Background: Yaws is a skin infectious desease which has been a high case over the last few years especially in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center of East Sumba Regency which the total number of cases is still more than 10/10.000 population. In the prevoius study done shows that the levels of knowledge, attitude and practice on yaws did considered low. It is for sure to influence in the efford to combat yaws in the sub-district of Nggaha Ori Angu, East Sumba Regency.
Objective: To know the relationship of knowledge, attitude, and practice by the yaws incidence in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center, in the sub-district of Nggaha Ori Angu, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara Province.
Method: The research is a non-experiment descriptive correlation design-cross sectional. The number of population in the research is the population in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center whose samples are taken 73 people with the way of Probability sampling is a type of Simple random sampling. Data analysis is univeriat namely frequency distribution meanwhile biveriat analysis uses a correaltion method of Spearman Rho with 95% confidence level.
Result: Biveriat analysis on the variable of knowledge on yaws with the incidence of yaws is gotten p-sig 0,027, and correlation coefficient is 0,259. In the attitude variable on yaws with the incidence of yaws is gotten p-sig 0,000, and correlation coefficient is 0,825. Meanwhile in the practice variable on yaws with the incidence of yaws is gotten p-sig 0,009 and correlation coefficient is 0,305.
Conclusion: There is a significant relation amid knowledge, attitude, and practice of family by the incidence of yaws in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center, sub-district of Nggaha Ori Angu, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara Province.
Keywords: knowledge, attitude, practice, yaws
1NggahaOri Angu Health Center, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara Province
2Skin and Sexual Departement of Medical Faculty, Gadjah Mada University, Yogyakarta
3Nursing Education Program, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University, Yogyakarta
ii
PENDAHULUAN
Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh Treptonema pallidum ssp.partenue yang memiliki 3 stadium dalam proses manifestasi ulkus seperti ulkus atau granuloma (mother yaw), lesi non-destruktif yang dini dan destruktif atau adanya infeksi lanjut pada kulit, tulang dan perios.1
Hasil survey Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2003 di daerah endemik frambusia yaitu Afrika, Asia, Amerika Latin dan Carribeam menunjukkan dari 400 juta penduduk diperkirakan 50/100 juta kasus frambusia. Prevalensi kasus aktif di Amerika Selatan yaitu Brasil dengan 2,5 %, Haiti 50%, sementara negara-negara di Afrika seperti Liberia 30 %, Kamerun 5,6 %, sedangkan di Asia Tenggara : Thailand 3,1 % dan Indonesia 17,2 %. Peningkatan kasus disebabkan oleh kuman Treptonema pallidum ssp. parteneu, lingkungan (environment) seperti perubahan iklim panas yang lama atau kelembaban udara, sosioekonomi, status sanitasi.2
Pada tahun 1994 sampai tahun 2004 jumlah kasus frambusia di Indonesia dengan rata-rata 10/10.000 penduduk terdapat di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Lampung, Nangroeh Aceh Darusalam (NAD), Bengkulu, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua, sedangkan jumlah kasus kurang dari 10/10.000 penduduk terdapat di Jawa Timur dan Sulawesi Tengah. Walaupun ada penurunan jumlah kasus di daerah lainnya dari periode tahun 1994-2004 akan tetapi pada tahun 2004 daerah yang menjadi kantong-kantong frambusia yaitu di Wilayah Timur Indonesia yaitu di Papua dan Papua Barat, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur dengan jumlah penyakit frambusia lebih dari 10/10.000 penduduk.3
Propinsi Nusa Tenggara Timur pada Tahun 2006 memiliki 16 Kabupaten/ Kota dengan jumlah kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Sumba Barat yaitu kasus klinis 13.423 tersebar di 115 desa, Kabupaten Sumba Timur, Alor, Belu dan TTS lebih dari 10/10.000 penduduk.4
Kabupaten Sumba Timur pada tahun 2007 memiliki 14 kecamatan, 14 Puskesmas dengan jumlah peduduk berdasarkan sensus penduduk (BPS) tahun 2006 adalah 209.970 jiwa. Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur pada tahun 2007, Penyakit Infeksi Kulit sebanyak 9.0 % termasuk urutan 3 dari 10 jenis penyakit terbanyak pada tahun 2007 yaitu setelah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sebanyak 48.8 % dan penyakit infeksi menular Malaria sebanyak 13,19 %.
Kabupaten Sumba Timur secara epidemiologis penyakit frambusia berada di wilayah kerja Puskesmas Lewa, Puskesmas Kombapari, Puskesmas Malahar, Puskesmas Nggaha Ori Angu, Puskesmas Kataka dan Puskesmas Melolo. Selama tahun 2004 jumlah kasus frambusia rata-rata kurang 10/10.000 penduduk, pada tahun 2005 rata-rata kasus 10/10.000 penduduk dan pada tahun 2006/2007 meningkat lebih dari 10/10.000 penduduk. Jumlah kasus tersebut terdapat di Kecamatan Lewa, Kecamatan Nggaha Ori Angu, Kecamatan Malahar, Kecamatan Rambangaru dan Kecamatan Umalulu.
Berdasarkan BPS Kabupaten Sumba Timur tahun 2006 menunjukkan bahwa hingga tahun 2006 pendidikan masyarakat Kecamatan Nggaha Ori Angu masih tergolong sangat rendah. Sebagian besar penduduk menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Dasar (25,19%) disusul tidak sekolah sama sekali atau buta huruf (15,25%).5 Sedangkan hasil penyebaran kuesioner untuk mendapat gambaran awal tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga tentang frambusia dimana pada pengetahuan keluarga yang ditujukan kepada 20 responden dengan 10 pertanyaan yang diberikan adalah nilai tertinggi dengan point 6 (4 orang, 20%) nilai terendah dengan point 3 (6 orang, 30%) dan nilai rata-rata untuk item pengetahuan 4,3. Sedangkan untuk item sikap terdiri dari 5 pertanyaan yang ditujukan untuk 20 orang responden hasil yang diperoleh adalah nilai tertinggi dengan point 12 (1 orang, 5%) nilai terendah dengan point 7 (1 orang, 5%) dan nilai rata-rata 9,65. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat anak dengan frambusia tergolong rendah tentunya berpengaruh dalam upaya peningkatan derajat kesehatan anak, terutama peningkatan peran serta keluarga dalam upaya penanggulangan frambusia di Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan kejadian frambusia di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Penelitian ini adalah non eksperimen diskriptif korelasional desain cross sectional. Dalam penelitian dengan desain cross sectional ini,peneliti melakukan observasi atau pengukuran variable satu saat.6 Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur pada bulan Juni 2010. Populasi penelitian adalah masyarakat di wilayah Puskesmas Nggaha Ori Angu dengan jumlah 301 KK. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 73 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Probability Sampling, jenis Simple Random Sampling. Dengan teknik Simple Random Sampling ini peneliti mengambil sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibagi dalam 3 bagian berdasarkan variabel yang diukur yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku. Untuk variabel pengetahuan diukur dengan menggunakan kuesioner melalui penilaian terhadap beberapa pertanyaan yang diajukan. Jenis pertanyaaan adalah favourable (pertanyaan positif) jawaban Benar nilai 1 jawaban Salah nilai 0 dan pertanyaan unfavourable (pertanyaan negatif) jawaban Salah nilai 1 jawaban Benar nilai 0. Kuesioner pengetahuan ini berisikan 20 pertanyaan jenis favourable dan 10 pertanyaan jenis unfavourable, total 30 pertanyaan.
Pada variabel sikap menggunakan kuesioner dengan skala likert (Sangat Setuju dengan nilai 4-Setuju dengan nilai 3-Tidak Setuju dengan nilai 2-Sangat Tidak Setuju dengan nilai1). Kuesioner sikap ini terdiri dari 16 pertanyaan jenis favourable dan 14 pertanyaan jenis unfavourable, total 30 pertanyaan. Variabel perilaku menggunakan kuesioner dengan jenis pertanyaaan favourable (pertanyaan positif) jawaban Selalu (nilai 3), Kadang-kadang (nilai 2), Tidak Pernah (nilai 1), dan pertanyaan unfavourable (pertanyaan negatif) jawaban Selalu (nilai 1), Kadang-kadang (nilai 2), Tidak Pernah (nilai 3). Kuesioner perilaku ini terdiri dari 21 pertanyaan jenis favourable dan 9 pertanyaan unfavourable, total 30 pertanyaan. Penilaian diperoleh dari total jawaban responden, yang diukur berdasarkan kategorisasi ordinal.7
Kuesioner penelitian tersebut telah dilakukan uji validitas dan reliailitas sebelumnya dengan menggunakan rumus uji validitas yaitu Pearson product moment dengan taraf signifikan 0,05. Reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan model Alpha Cronbach dengan taraf kesalahan 5%, didapatkan hasil uji reliabilitas dengan nilai alpha untuk variabel pengetahuan sebesar 0,949, varibael sikap sebesar 0,954 dan untuk variabel perilaku sebesar 0,952, berarti alat ukur ini dinyatakan reliable karena lebih besar dari r tabel sebesar 0,632.8
Pengumpulan data dilakukan secara langsung kepada keluarga yang telah ditetapkan sebagti responden. Cara pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner tersebut dibacakan dan dijelaskan oleh peneliti supaya responden memahami isi kuesioner tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan cara pembagian kuesioner penelitian dan observasi. Analisis data pada penelitian ini diolah dengan menggunakan analisis data secara statistik yang meliputi :analisis univariat, analisis data hasil penelitian disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel untuk mengetahui besarnya proporsi masing-masing variabel yang diteliti; Analisis bivariat, analisis data yang dilakukan uji statistik non parametris Korelasi Tata Jenjang Spearman yang menggunakan kekuatan uji hipotesis dengan derajat kepercayaan atau taraf signifikan 95% ( = 0,05).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Karakteristik Responden
Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2010. Sampel pada penelitian ini berjumlah 73 orang yang diambil dengan metode Probability Sampling, jenis simple random sampling. Adapun karakteristik responden pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (n=73)
No.
Karakteristik Responden
Frekuensi (f)
Persentase (%)
1.
Jenis Kelamin
Laki-laki
27
36,99
Perempuan
46
63,01
Total
73
100
2.
Umur
16-27 Tahun
21
28,77
28-38 Tahun
33
45,21
39-49 Tahun
16
21,92
50-60 Tahun
3
4,11
Total
73
100
3.
Pendidikan
Tidak Sekolah
37
50,68
SD
16
21,92
SMP
12
16,44
SMA
8
10,96
Total
73
100
Sumber: Hasil Analisis Data
Berdasarkan tabel tersebut di atas; terlihat bahwa dari 73 responden pada penelitian ini, mayoritas responden perempuan (63,01%); berumur antara 28-38 tahun (45,21%); dan berlatar belakang pendidikan mayoritas responden tidak bersekolah (50,68%).
B. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Responden.
Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Crosstabulation Gambaran Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010, (N=73)
No
Variabel
Kategori
Jenis Kelamin
p-sig
Laki-laki
Perempuan
Total
F
%
F
%
F
%
1
Pengetahuan
Tinggi
1
33,3
2
66,7
3
100
0,617
Sedang
8
47,1
9
52,9
17
100
Rendah
18
34,0
35
66,0
53
100
Total
27
37,0
46
63,0
73
100
2
Sikap
Baik
2
50,0
2
50,0
4
100
0,476
Cukup
10
45,5
12
54,5
22
100
Kurang
15
31,9
32
68,1
47
100
Total
27
37,0
46
63,0
73
100
3
Perilaku
Baik
0
0
0
0
0
0
0,579
Cukup
2
50,0
2
50,0
4
100
Kurang
25
36,2
44
63,8
69
100
Total
27
37,0
46
63,0
73
100
Sumber: Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 2 di atas tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia dengan karakteristik jenis kelamin responden (p-sig >0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia antara jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, artinya pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia laki-laki maupun perempuan memiliki rentang yang sama. Hal ini dapat disebabkan karena laki-laki dan perempuan mempunyai peran dan fungsi yang sama yaitu mencari nafkah untuk keluarga di ladang ataupun di pasar tradisional yang ada di wilayah setempat.
C. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Umur Responden
Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia karakteristik umur dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Crosstabulation Gambaran Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Umur Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (N=73)
No
Variabel
Kategori
Umur
p-sig
16-27thn
28-38 thn
39-39 thn
50-60 thn
Total
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
Pengetahuan
Tinggi
0
0
2
66,7
0
0
1
33,3
3
100
0,128
Sedang
6
35,3
6
35,3
5
29,4
0
0
17
100
Rendah
15
28,3
25
47,2
11
20,8
2
3,8
53
100
Total
21
28,8
16
45,2
23
21,9
3
4,1
73
100
2
Sikap
Baik
0
0
3
75,0
0
0
1
25,0
4
100
0,037
Cukup
9
40,9
8
36,4
3
13,6
2
9,1
22
100
Kurang
12
25,5
22
46,8
13
27,7
0
0
47
100
Total
21
28,8
33
45,2
16
21,9
3
4,1
73
100
3
Perilaku
Baik
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,618
Cukup
2
50,0
2
50,0
0
0
0
0
4
100
Kurang
19
27,5
31
44,9
16
23,2
3
4,3
69
100
Total
21
28,8
33
45,2
16
21,9
3
4,1
73
100
Sumber: Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 3 di atas didapatkan ada hubungan yang signifikan hubungan antara sikap responden tentang frambusia dengan karakteristik umur responden dengan p-sig sebesar 0,037. Dapat digambarkan bahwa semakin tinggi umur responden semakin baik sikapnya tentang frambusia. Hal ini menunjukkan bahwa sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman sebelumnya tentang frambusia sehingga menyebabkan sikapnya semakin baik terhadap frambusia.
Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya, sikap dibentuk melalui suatu proses belajar, seperti pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting dan proses belajar sosial serta faktor emosi yang ada dalam diri individu selain itu sikap juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah: a) pengalaman lingkungan yang dibawa dari keluarga; b) ajaran agama atau keyakinan yang dianut; c) masyarakat di sekitarnya; d) kepentingan saat individu berperilaku.9
Demikian pula bila karakteristik responden dikaitkan dengan perubahan sikap seseorang, dimana sikap timbul dari pengalaman dan merupakan hasil belajar individu, karena sesuatu yang telah atau sedang dialami seseorang akan ikut membentuk tanggapan dan mempengaruhi penghayatan terhadap objek sikap. Tanggapan tersebut akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.10 Artinya bahwa karakteristik responden pada penelitian ini dari segi umur (28-38 tahun sebanyak 33 orang atau 45,21% dengan kategori kurang) dan latar belakang pendidikan yaitu tidak bersekolah akan ikut berperan dalam perubahan sikap objek atau masalah yang sedang terjadi di masyarakat. Sikap seseorang terhadap suatu objek dapat berubah dengan bertambahnya informasi tentang objek tersebut. Jadi sikap dapat diekspresikan secara verbal, sehingga menjadi opini atau pandangan mengenai suatu objek.11
D. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Responden.
Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia berdasarkan karakteristik pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Crosstabulation Gambaran Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (N=73)
No
Variabel
Kategori
Pendidikan
p-sig
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Total
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
Pengetahuan
Tinggi
1
33,3
1
33,3
0
0
1
33,3
3
100
0,540
Sedang
9
52,9
5
29,4
3
17,6
0
0
17
100
Rendah
27
50,9
10
18,9
9
17,0
7
13,2
53
100
Total
37
50,7
16
21,9
12
16,4
8
11,0
73
100
2
Sikap
Baik
2
50,0
2
50,0
0
0
0
0
4
100
0,767
Cukup
12
54,5
5
22,7
3
13,6
2
9,1
22
100
Kurang
23
48,9
9
19,1
9
19,1
6
12,8
47
100
Total
37
50,7
16
21,9
12
16,4
8
11,0
73
100
3
Perilaku
Baik
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,880
Cukup
2
50,0
1
25,0
1
25,0
0
0
4
100
Kurang
35
50,7
15
21,7
11
15,9
8
11,6
69
100
Total
37
50,7
16
21,9
12
16,4
8
11,0
73
100
Sumber: Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 4 di atas tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia dengan karakteristik pendidikan responden (p-sig >0,05). Gambaran ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia antara tingkatan pendidikan responden yang ada di wilayah kerja Puskesmas Nggah Ori Angu yaitu dari Tidak Sekolah, SD, SMP dan SMA, artinya pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia pada semua tingkatan pendidikan memiliki rentang yang hampir sama. Hal ini dapat disebabkan karena mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki pendidikan yang rendah
E. Gambaran Kejadian Frambusia Berdasarkan Karakteristik Responden
Gambaran kejadian tentang frambusia berdasarkan karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Crosstabulation Gambaran Hubungan Kejadian Frambusia Berdasarkan Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (n=73)
No.
Karakteristik Responden
Kejadian Frambusia
Total
p-sig
Ya
%
Tidak
%
Responden
%
1.
Jenis Kelamin
0,412
Laki-laki
15
55,6
12
44,4
27
100
Perempuan
30
65,2
16
34,8
46
100
Total
45
61,6
28
38,4
73
100
2.
Umur
0,109
16-27 Tahun
13
61,9
8
38,1
21
100
28-38 Tahun
20
60,6
13
39,4
33
100
39-49 Tahun
12
75,0
4
25,0
16
100
50-60 Tahun
0
0
3
100,0
3
100
Total
45
61,6
28
38,4
73
100
3.
Pendidikan
0,199
Tidak Sekolah
19
51,4
18
48,6
37
100
SD
10
62,5
6
37,5
16
100
SMP
10
83,2
2
16,7
12
100
SMA
6
75,0
2
25,0
8
100
Total
45
61,6
28
38,4
73
100
Sumber: Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 5 di atas tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara kejadian frambusia dengan karakteristik responden baik jenis kelamin, umur maupun pendidikan responden dimana p-sig >0,05.
F. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Dengan Kejadian Frambusia di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Gambaran hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Crosstabulation Gambaran Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Dengan Kejadian Frambusia Di Wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (n=73)
No
Variabel
Kategori
Kejadian Frambusia
cc
p-sig
Ya
Tidak
Total
F
%
F
%
F
%
1
Pengetahuan
Tinggi
0
0
3
4,1
3
4,1
0,593
0,000
Sedang
3
4,1
14
19,2
17
23,3
Rendah
42
57,5
11
15,1
53
72,6
Total
45
61,6
28
38,4
73
100,0
2
Sikap
Baik
0
0
4
5,5
4
5,5
0,821
0,000
Cukup
2
2,7
20
27,4
22
30,1
Kurang
43
58,9
4
5,5
47
64,4
Total
45
61,6
28
38,4
73
100,0
3
Perilaku
Baik
0
0
0
0
0
0
0,325
0,009
Cukup
0
0
4
5,5
4
5,5
Kurang
45
61,6
24
32,7
69
94,5
Total
45
61,6
28
38,4
73
100,0
Sumber: Hasil Analisis Data
Tabel 6 memperlihatkan gambaran hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, dapat terlihat bahwa; Pertama: terdapat hubungan antara pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian frambusia berdasarkan perhitungan statistik menggunakan analisisis Spearman's rho didapati p-sig 0,000, ternyata p-sig ini kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05; sedangkan correlation coefficient sebesar 0,593, dimana interval coefficient pada variabel ini berada pada rentang sedang (0,40-0,599), hasil ini memberi jawaban terhadap hipotesis yang diuji pada penelitian ini, yaitu: ada hubungan pengetahuan dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur diterima.
Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian frambusia. Hal ini dibuktikan dengan nilai correlation coefficient sebesar 0,593 antara pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian frambusia dengan p-sig sebesar 0,000.
Hasil penelitian pada variabel pengetahuan dengan kejadian frambusia didapati ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan p-sig 0,000, dan correlation coefficient sebesar 0,593. Jadi orang yang berpendidikan tinggi memiliki pengetahuan yang tinggi pula sehingga bisa membuat seseorang untuk lebih melakukan hal hal positif untuk menghindar dari penyakit frambusia, sebaliknya orang yang berpendidikan rendah tidak tahu berbuat sesuatu hal positif yang memberikan keberuntungan bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Penelitian lain yang mendukung bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan insidensi kejadian suatu penyakit mengatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat dengan terjadinya penularan malaria di Nabire Kota.12 Begitu pula penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan stres pada keluarga hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan antara tingkat pngetahuan keluarga tentang stres yang tinggi dengan pngetahuan keluarga tentang stres yang rendah dengan kejadian stres pada keluarga.13
Kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu dapat terjadi karena masih rendahnya pendidikan yaitu rata-rata tidak tamat SD dan berpendidikan SD. Penelitian lain yang mengatakan bahwa pendidikan juga bereperan penting dalam pemberantasan suatu penyakit menyimpulkan bahwa pendidikan yang rendah tidak dapat mendukung pemberantasan malaria di Daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.14
Kedua: terdapat hubungan antara sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia berdasarkan perhitungan statistik menggunakan analisisis Spearman's rho didapati p-sig 0,000, ternyata p-sig ini kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05; sedangkan correlation coefficient sebesar 0,821, dimana interval coefficient pada variabel ini berada pada rentang sangat kuat (0,80-1,00), hasil ini memberi jawaban terhadap hipotesis yang diuji pada penelitian ini, yaitu: ada hubungan sikap dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur diterima.
Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia. Hal ini dibuktikan dengan nilai correlation coefficient sebesar 0,821 antara sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia dengan p-sig sebesar 0,000.
Hasil penelitian pada variabel sikap dengan kejadian frambusia didapati ada hubungan yang signifikan antara sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan p-sig 0,000, dan correlation coefficient sebesar 0,821.
Sikap belum merupakan suatu tindakan aktivitas, tetapi merupakan suatu predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap masih merupakan faktor tertutup bukan merupakan reaksi tingkah laku yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan suatu reaksi terhadap objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap juga berperan penting dalam insidensi suatu penyakit.15 Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang mengatakan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara sikap pasien TB paru dengan perilaku pencegahan penularan TB paru di wilayah Puskesmas Pringsurat Kabupaten Temanggung dengan nilai p = 0,032 < 0,05 dengan kekuatan hubungan lemah (C = 0,368) namun secara statistik bermakna (p = 0,40),16 begitu pula dengan penelitian lainnya yang mengatakan terdapat korelasi antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan preventif terhadap Demam Berdarah Dengue di Wilayah RT VIII Desa Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan Pangkalan Bun.17
Ketiga: terdapat hubungan antara perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia berdasarkan perhitungan statistik menggunakan analisisis Spearman's rho didapati p-sig 0,009, ternyata p-sig ini kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05; sedangkan correlation coefficient sebesar 0,305, dimana interval coefficient pada variabel ini berada pada rentang rendah (0,20-0,399), hasil ini memberi jawaban terhadap hipotesis yang diuji pada penelitian ini, yaitu: ada hubungan sikap dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur diterima.
Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia. Hal ini dibuktikan dengan nilai correlation coefficient sebesar 0,305 antara perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia dengan p-sig sebesar 0,009.
Hasil penelitian pada variabel perilaku dengan kejadian frambusia didapati ada hubungan yang signifikan antara perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan p-sig 0,009, dan correlation coefficient sebesar 0,305.
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makluk hidup) yang bersangkutan. Seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respon.18 Jadi dapat dikatakan bahwa perilaku juga erat kaitannya dengan insidensi suatu penyakit sebagai akibat dari respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan, karena pada penelitian ini masih dijumpai masyarakat pada wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur yang mempunyai kebiasaan tidak mandi, tidak membersihkan rumah, tidak mencuci pakaian, tidur bersama penderita frambusia dan sering berkumpul bersama dengan penderita frambusia.
Hasil ini juga didukung oleh beberapa penelitin terdahulu diantaranya penelitian yang dengan tujuan ingin mencari tahu hubungan perilaku masyarakat terhadap Vektor DBD Di Kota Palembang Propinsi Sumatera Selatan dengan hasil ada hubungan yang signifikan.19 Perilaku dapat terjadi apabila seseorang mempunyai niat dan bakat untuk berperilaku serta tidak dibatasi oleh hambatan yang datang dari lingkungan.12 Perilaku yang diharapkan dari responden berupa perilaku kebiasaan mandi secara teratur yaitu 2x sehari, membersihkan rumah, mencuci pakaian, tidak tidur bersama penderita frambusia.
Hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel pengetahuan, sikap dan perilaku dari responden, sangat bermakna sebagai faktor risiko terhadap kejadian frambusia. Artinya ketiga variabel tersebut di atas sesuai urutan besar pengaruhnya (berdasarkan nilai p dan nilai correlation coefficient) yaitu perilaku, sikap dan pengetahuan maka sama-sama memberikan kontribusi pengaruhnya terhadap kejadian frambusia, karena perubahan perilaku seseorang melalui tahap proses perubahan pengetahuan sikap perilaku maka bentuk hubungan antara variabel pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dengan variabel kejadian frambusia adalah berhubungan langsung atau mempunyai pengaruh langsung.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, beberapa hal yang dapat disarankan sebagai berikut:
1. Dinas Kesehatan perlu meningkatkan penyuluhan/ pemberian informasi tentang frambusia secara berkala. Pemberian informasi agar tidak hanya ditujukan kepada penderita frambusia saja, tapi juga ditujukan kepada seluruh masyarakat, kader-kader kesehatan, juga tokoh agama dan tokoh masyarakat, dan perlu peningkatan pelayanan di desa-desa yang jauh dari tempat pelayanan, serta bekerja sama dengan Dinas PDAM dalam pemenuhan kebutuhan sumber air yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Puskesmas Nggaha Ori Angu supaya meningkatkan upaya promotif seperti penyuluhan secara langsung, menyebarkan media cetak (leaflet, poster, spanduk frambusia), adanya radio spot pada Radio Pemerintah Daerah setempat, kuratif seperti pemeriksaan darah terhadap tersangka penderita frambusia dan melakukan pengobatan secara tuntas, rehabilitatif terhadap penderita frambusia seperti tindakan follow up untuk mencegah kekambuhan ataupun penularan.
3. Masyarakat Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur perlu melakukan pencegahan penyakit frambusia secara mandiri seperti menggunakan sarana berobat dan memeriksa diri secara rutin bila mengalami gejala frambusia. Selain itu masyarakat perlu juga mengakses informasi tentang kesehatan khususnya informasi tentang frambusia melalui berbagai media secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan tentang frambusia dan masyarakat perlu melakukan pembersihan lingkungan rumah dan pemenuhan kebutuhan akan air bersih.
4. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian yang berhubungan dengan variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini sehingga dapat ditemukan permasalahan-permasalahan lain yang peneliti belum temukan dalam penelitian ini demi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Purwanta, S.Kp., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FK UGM.
2. Bapak Heru Subekti,S.Kep.,Ns sebagai penguji yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan penelitian ini.
3. Seluruh staf Puskesmas Nggaha Ori Angu dan asisten peneliti yang telah banyak membantu selama penelitian ini.
4. Seluruh responden penelitian ini yang telah bersedia menjadi responden.
5. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian penelitian dan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Greenwood D; Slacket, R.C.B.; PenthererJ. F.1994. Medical Microbiologi A Guide to Microbial infections, Phatogenesis, Immunity, Laboratory Diagnosis and Control; fourteenth editions-Oxford London edinburch
2. Greeberg, S.J., Ehrlick, G.D.1994.PCR-Based Diagnosis In Infections Diseases Boston Blackweel Scientific Publications Oxford London Editinburch
3. Departemen kesehatan, RI. 2006. Penentuan Gizi : Bayi, Balita dan Ibu Hamil-Nifas. Jakarta
4. Dinas Kesehatan. 2007. Profil Dinas KesehatanPropinsi Nusa Tenggara Timur, Kupang
5. Dinas Kesehatan. 2007. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Waingapu
6. Ismael, S., Sastroasmoro, S. 1995. Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FK-UI Jakarta
7. Azwar, S.2009. Penyusunan Skala Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
8. Sugiyono.2007.Pengantar Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatis; Alfabeta : Bandung.
9. Muchlas, M. 2002. Perilaku Organisasi. MMR, UGM, Yogyakarta.
10. Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.
11. Retnoningrum, D. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Autisme dengan Tingkat Stres Ibu di SLB Autisme Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Unversitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
12. Gea, O. K. 2008. Perilaku Pencegahan Malaria Pada Wanita Usia Reproduktif yang Menderita dan Tidak Menderita Malaria di Kecamatan Lotu Kabupaten Nias. Skripsi. Fakultas Kedokteraan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
13. Risa Much. 2008, Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan KeluargaDengan Gangguan Stress Pada Pasien Gangguan JiwaDi Poli R.S. dr.Ernaldi Bahar Palembang Tahun 2008,http://www.balitbangdasumsel.net/data/download/20100414130151.pdf, diunduh tanggal 12 Juli 2010, pukul 23.10 WIB.
14. Gamelia, E. 2008. Persepsi Masyarakat Tentang Malaria Dalam Hubungannya dengan Perilaku Pencegahan Malaria di Wilayah Puskesmas Kemranjen I Banyumas. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
15. Notoatmodjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta, Jakarta.
16. Suharidi.2008, Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Pasien Tb Paru Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tb Paru Di Wilayah Puskesmas Pringsurat Kabupaten Temanggung, http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/03/ikpiii33/, diunduh tanggal 12 Juli 2010, pukul 22.12 WIB.
17. Rohadi. 2009, Hugungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Preventif Terhadap Demam Berdarah Dengue Di Wilayah RT VIII Desa Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan Pangkalan Bun, http://eprints.undip.ac.id/9476/, diunduh tanggal 12 Juli 2010, pukul 22.18 WIB.
18. Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
19. Santoso S. 2008. Perilaku Manusia Mengenai Beberapa Aspek Penyakit Malaria, Kumpulan makalah seminar parasitologi nasional V. Perkumpulan Pemberantasan Penyakit Parasit Indonesia, Jakarta.
9
HEROdesSource document
-
ii
-
iii
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGADENGAN KEJADIAN FRAMBUSIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NGGAHA ORI ANGU KABUPATEN SUMBA TIMURPROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Matius Geu Lia1, Satiti Retno Pudjiati2, Sri Hartini3
INTISARI
Latar Belakang: Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang dalam beberapa tahun terakhir kasusnya masih tinggi khususnya di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur dimana jumlah kasusnya masih lebih dari 10/10.000 penduduk. Pada studi pendahuluan yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga tentang frambusia tergolong rendah tentunya berpengaruh dalam upaya penanggulangan frambusia di Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur. TujuanPenelitian:Mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan kejadian frambusia di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.MetodePenelitian: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen diskriptif korelasional desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu yang samplenya diambil sebanyak 73 orang dengan teknik Probability Sampling jenis Simple Random Sampling. Analisis data secara univariat yaitu distribusi frekuensi sedangkan analisis bivariat menggunakan Korelasi Tata Jenjang Spearman dengan derajat kepercayaan 95%.Hasil Penlitian: Analisa bivariat pada variabel pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian frambusia didapatkan p-sig 0,027, dan correlation coefficient sebesar 0,259. Pada variabel sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia didapatkan p-sig 0,000 dan correlation coefficient sebesar 0,825. Sedangkan pada variabel perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia didapatkan p-sig 0,009, dan correlation coefficient sebesar 0,305.Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur
Kata Kunci: pengetahuan, sikap, perilaku, frambusia.
1Puskesmas Nggaha Ori Angu, Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggra Timur.2Bagian Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta3Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah MadaYogyakarta.
-
iv
KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE RELATIONSHIP OF THE FAMILY TOWARDS YAWS INCIDENCE IN NGGAHA ORI ANGU HEALTH CENTER
WORK FIELD, EAST SUMBA REGENCY EAST NUSA TENGGARA PROVINCE
Matius Geu Lia1, Satiti Retno Pudjiati2, Sri Hartini3
ABSTRACT
Background: Yaws is a skin infectious desease which has been a high case over the last few years especially in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center of East Sumba Regency which the total number of cases is still more than 10/10.000 population. In the prevoius study done shows that the levels of knowledge, attitude and practice on yaws did considered low. It is for sure to influence in the efford to combat yaws in the sub-district of Nggaha Ori Angu, East Sumba Regency.Objective: To know the relationship of knowledge, attitude, and practice by the yawsincidence in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center, in the sub-district of Nggaha Ori Angu, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara Province.Method: The research is a non-experiment descriptive correlation design-cross sectional. The number of population in the research is the population in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center whose samples are taken 73 people with the way of Probability sampling is a type of Simple random sampling. Data analysis is univeriat namely frequency distribution meanwhile biveriat analysis uses a correaltion method of Spearman Rho with 95%confidence level.Result: Biveriat analysis on the variable of knowledge on yaws with the incidence of yaws is gotten p-sig 0,027, and correlation coefficient is 0,259. In the attitude variable on yaws with the incidence of yaws is gotten p-sig 0,000, and correlation coefficient is 0,825. Meanwhile in the practice variable on yaws with the incidence of yaws is gotten p-sig 0,009 and correlation coefficient is 0,305.Conclusion: There is a significant relation amid knowledge, attitude, and practice of family by the incidence of yaws in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center, sub-district of Nggaha Ori Angu, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara Province.
Keywords: knowledge, attitude, practice, yaws
1NggahaOri Angu Health Center, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara Province2Skin and Sexual Departement of Medical Faculty, Gadjah Mada University, Yogyakarta3Nursing Education Program, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University, Yogyakarta
-
1PENDAHULUAN
Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh Treptonema
pallidum ssp.partenue yang memiliki 3 stadium dalam proses manifestasi ulkus seperti ulkus
atau granuloma (mother yaw), lesi non-destruktif yang dini dan destruktif atau adanya infeksi
lanjut pada kulit, tulang dan perios.1
Hasil survey Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2003 di daerah endemik
frambusia yaitu Afrika, Asia, Amerika Latin dan Carribeam menunjukkan dari 400 juta
penduduk diperkirakan 50/100 juta kasus frambusia. Prevalensi kasus aktif di Amerika
Selatan yaitu Brasil dengan 2,5 %, Haiti 50%, sementara negara-negara di Afrika seperti
Liberia 30 %, Kamerun 5,6 %, sedangkan di Asia Tenggara : Thailand 3,1 % dan Indonesia
17,2 %. Peningkatan kasus disebabkan oleh kuman Treptonema pallidum ssp. parteneu,
lingkungan (environment) seperti perubahan iklim panas yang lama atau kelembaban udara,
sosioekonomi, status sanitasi.2
Pada tahun 1994 sampai tahun 2004 jumlah kasus frambusia di Indonesia dengan
rata-rata 10/10.000 penduduk terdapat di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Lampung,
Nangroeh Aceh Darusalam (NAD), Bengkulu, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua,
sedangkan jumlah kasus kurang dari 10/10.000 penduduk terdapat di Jawa Timur dan
Sulawesi Tengah. Walaupun ada penurunan jumlah kasus di daerah lainnya dari periode
tahun 1994-2004 akan tetapi pada tahun 2004 daerah yang menjadi kantong-kantong
frambusia yaitu di Wilayah Timur Indonesia yaitu di Papua dan Papua Barat, Sulawesi
Tenggara dan Nusa Tenggara Timur dengan jumlah penyakit frambusia lebih dari 10/10.000
penduduk.3
Propinsi Nusa Tenggara Timur pada Tahun 2006 memiliki 16 Kabupaten/ Kota
dengan jumlah kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Sumba Barat yaitu kasus klinis 13.423
tersebar di 115 desa, Kabupaten Sumba Timur, Alor, Belu dan TTS lebih dari 10/10.000
penduduk.4
Kabupaten Sumba Timur pada tahun 2007 memiliki 14 kecamatan, 14 Puskesmas
dengan jumlah peduduk berdasarkan sensus penduduk (BPS) tahun 2006 adalah 209.970
jiwa. Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur pada tahun
2007, Penyakit Infeksi Kulit sebanyak 9.0 % termasuk urutan 3 dari 10 jenis penyakit
terbanyak pada tahun 2007 yaitu setelah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
sebanyak 48.8 % dan penyakit infeksi menular Malaria sebanyak 13,19 %.
-
2Kabupaten Sumba Timur secara epidemiologis penyakit frambusia berada di
wilayah kerja Puskesmas Lewa, Puskesmas Kombapari, Puskesmas Malahar, Puskesmas
Nggaha Ori Angu, Puskesmas Kataka dan Puskesmas Melolo. Selama tahun 2004 jumlah
kasus frambusia rata-rata kurang 10/10.000 penduduk, pada tahun 2005 rata-rata kasus
10/10.000 penduduk dan pada tahun 2006/2007 meningkat lebih dari 10/10.000 penduduk.
Jumlah kasus tersebut terdapat di Kecamatan Lewa, Kecamatan Nggaha Ori Angu,
Kecamatan Malahar, Kecamatan Rambangaru dan Kecamatan Umalulu.
Berdasarkan BPS Kabupaten Sumba Timur tahun 2006 menunjukkan bahwa hingga
tahun 2006 pendidikan masyarakat Kecamatan Nggaha Ori Angu masih tergolong sangat
rendah. Sebagian besar penduduk menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Dasar (25,19%)
disusul tidak sekolah sama sekali atau buta huruf (15,25%).5 Sedangkan hasil penyebaran
kuesioner untuk mendapat gambaran awal tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku
keluarga tentang frambusia dimana pada pengetahuan keluarga yang ditujukan kepada 20
responden dengan 10 pertanyaan yang diberikan adalah nilai tertinggi dengan point 6 (4
orang, 20%) nilai terendah dengan point 3 (6 orang, 30%) dan nilai rata-rata untuk item
pengetahuan 4,3. Sedangkan untuk item sikap terdiri dari 5 pertanyaan yang ditujukan untuk
20 orang responden hasil yang diperoleh adalah nilai tertinggi dengan point 12 (1 orang, 5%)
nilai terendah dengan point 7 (1 orang, 5%) dan nilai rata-rata 9,65. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat anak dengan frambusia
tergolong rendah tentunya berpengaruh dalam upaya peningkatan derajat kesehatan anak,
terutama peningkatan peran serta keluarga dalam upaya penanggulangan frambusia di
Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan kejadian frambusia di Wilayah
Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur
Propinsi Nusa Tenggara Timur
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Penelitian ini adalah non eksperimen diskriptif korelasional desain cross sectional.
Dalam penelitian dengan desain cross sectional ini,peneliti melakukan observasi atau
pengukuran variable satu saat.6 Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Nggaha
Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara
Timur pada bulan Juni 2010. Populasi penelitian adalah masyarakat di wilayah Puskesmas
Nggaha Ori Angu dengan jumlah 301 KK. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 73
-
3responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Probability Sampling, jenis
Simple Random Sampling. Dengan teknik Simple Random Sampling ini peneliti mengambil
sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibagi dalam 3 bagian
berdasarkan variabel yang diukur yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku. Untuk variabel
pengetahuan diukur dengan menggunakan kuesioner melalui penilaian terhadap beberapa
pertanyaan yang diajukan. Jenis pertanyaaan adalah favourable (pertanyaan positif) jawaban
Benar nilai 1 jawaban Salah nilai 0 dan pertanyaan unfavourable (pertanyaan negatif)
jawaban Salah nilai 1 jawaban Benar nilai 0. Kuesioner pengetahuan ini berisikan 20
pertanyaan jenis favourable dan 10 pertanyaan jenis unfavourable, total 30 pertanyaan.
Pada variabel sikap menggunakan kuesioner dengan skala likert (Sangat Setuju
dengan nilai 4-Setuju dengan nilai 3-Tidak Setuju dengan nilai 2-Sangat Tidak Setuju
dengan nilai1). Kuesioner sikap ini terdiri dari 16 pertanyaan jenis favourable dan 14
pertanyaan jenis unfavourable, total 30 pertanyaan. Variabel perilaku menggunakan
kuesioner dengan jenis pertanyaaan favourable (pertanyaan positif) jawaban Selalu (nilai 3),
Kadang-kadang (nilai 2), Tidak Pernah (nilai 1), dan pertanyaan unfavourable (pertanyaan
negatif) jawaban Selalu (nilai 1), Kadang-kadang (nilai 2), Tidak Pernah (nilai 3). Kuesioner
perilaku ini terdiri dari 21 pertanyaan jenis favourable dan 9 pertanyaan unfavourable, total
30 pertanyaan. Penilaian diperoleh dari total jawaban responden, yang diukur berdasarkan
kategorisasi ordinal.7
Kuesioner penelitian tersebut telah dilakukan uji validitas dan reliailitas sebelumnya
dengan menggunakan rumus uji validitas yaitu Pearson product moment dengan taraf
signifikan 0,05. Reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan model Alpha Cronbach
dengan taraf kesalahan 5%, didapatkan hasil uji reliabilitas dengan nilai alpha untuk variabel
pengetahuan sebesar 0,949, varibael sikap sebesar 0,954 dan untuk variabel perilaku sebesar
0,952, berarti alat ukur ini dinyatakan reliable karena lebih besar dari r tabel sebesar 0,632.8
Pengumpulan data dilakukan secara langsung kepada keluarga yang telah ditetapkan
sebagti responden. Cara pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.
Kuesioner tersebut dibacakan dan dijelaskan oleh peneliti supaya responden memahami isi
kuesioner tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan cara pembagian kuesioner penelitian
dan observasi. Analisis data pada penelitian ini diolah dengan menggunakan analisis data
secara statistik yang meliputi :analisis univariat, analisis data hasil penelitian disajikan secara
deskriptif dalam bentuk tabel untuk mengetahui besarnya proporsi masing-masing variabel
yang diteliti; Analisis bivariat, analisis data yang dilakukan uji statistik non parametris
-
4Korelasi Tata Jenjang Spearman yang menggunakan kekuatan uji hipotesis dengan derajat
kepercayaan atau taraf signifikan 95% ( = 0,05).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Karakteristik Responden
Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu
Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2010. Sampel pada penelitian ini
berjumlah 73 orang yang diambil dengan metode Probability Sampling, jenis simple
random sampling. Adapun karakteristik responden pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (n=73)
No. Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Jenis Kelamin
Laki-laki 27 36,99
Perempuan 46 63,01
Total 73 1002. Umur
16-27 Tahun 21 28,77
28-38 Tahun 33 45,21
39-49 Tahun 16 21,92
50-60 Tahun 3 4,11
Total 73 1003. Pendidikan
Tidak Sekolah 37 50,68
SD 16 21,92
SMP 12 16,44
SMA 8 10,96
Total 73 100Sumber: Hasil Analisis Data
Berdasarkan tabel tersebut di atas; terlihat bahwa dari 73 responden pada
penelitian ini, mayoritas responden perempuan (63,01%); berumur antara 28-38 tahun
(45,21%); dan berlatar belakang pendidikan mayoritas responden tidak bersekolah
(50,68%).
-
5B. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan
Karakteristik Jenis Kelamin Responden.
Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia berdasarkan
karakteristik jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Crosstabulation Gambaran Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan PerilakuTentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Responden diWilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010, (N=73)
No Variabel Kategori
Jenis Kelamin
p-sigLaki-laki Perempuan Total
F % F % F %
1 Pengetahuan
Tinggi 1 33,3 2 66,7 3 100
0,617Sedang 8 47,1 9 52,9 17 100
Rendah 18 34,0 35 66,0 53 100
Total 27 37,0 46 63,0 73 100
2 Sikap
Baik 2 50,0 2 50,0 4 100
0,476Cukup 10 45,5 12 54,5 22 100
Kurang 15 31,9 32 68,1 47 100
Total 27 37,0 46 63,0 73 100
3 Perilaku
Baik 0 0 0 0 0 0
0,579Cukup 2 50,0 2 50,0 4 100
Kurang 25 36,2 44 63,8 69 100
Total 27 37,0 46 63,0 73 100
Sumber: Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 2 di atas tidak
didapatkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang
frambusia dengan karakteristik jenis kelamin responden (p-sig >0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang
frambusia antara jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, artinya pengetahuan, sikap
dan perilaku tentang frambusia laki-laki maupun perempuan memiliki rentang yang
sama. Hal ini dapat disebabkan karena laki-laki dan perempuan mempunyai peran dan
fungsi yang sama yaitu mencari nafkah untuk keluarga di ladang ataupun di pasar
tradisional yang ada di wilayah setempat.
-
6C. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan
Karakteristik Umur Responden
Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia karakteristik
umur dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Crosstabulation Gambaran Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Umur Responden Di Wilayah KerjaPuskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (N=73)
No Variabel Kategori
Umur
p-sig16-27thn 28-38 thn 39-39 thn 50-60 thn Total
F % F % F % F % F %
1 Pengetahuan
Tinggi 0 0 2 66,7 0 0 1 33,3 3 100
0,128Sedang 6 35,3 6 35,3 5 29,4 0 0 17 100
Rendah 15 28,3 25 47,2 11 20,8 2 3,8 53 100
Total 21 28,8 16 45,2 23 21,9 3 4,1 73 100
2 Sikap
Baik 0 0 3 75,0 0 0 1 25,0 4 100
0,037Cukup 9 40,9 8 36,4 3 13,6 2 9,1 22 100
Kurang 12 25,5 22 46,8 13 27,7 0 0 47 100
Total 21 28,8 33 45,2 16 21,9 3 4,1 73 100
3 Perilaku
Baik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,618Cukup 2 50,0 2 50,0 0 0 0 0 4 100
Kurang 19 27,5 31 44,9 16 23,2 3 4,3 69 100
Total 21 28,8 33 45,2 16 21,9 3 4,1 73 100
Sumber: Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 3 di atas didapatkan
ada hubungan yang signifikan hubungan antara sikap responden tentang frambusia
dengan karakteristik umur responden dengan p-sig sebesar 0,037. Dapat digambarkan
bahwa semakin tinggi umur responden semakin baik sikapnya tentang frambusia. Hal ini
menunjukkan bahwa sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman
sebelumnya tentang frambusia sehingga menyebabkan sikapnya semakin baik terhadap
frambusia.
Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya, sikap dibentuk melalui suatu
proses belajar, seperti pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting dan proses
belajar sosial serta faktor emosi yang ada dalam diri individu selain itu sikap juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah: a) pengalaman lingkungan yang
dibawa dari keluarga; b) ajaran agama atau keyakinan yang dianut; c) masyarakat di
sekitarnya; d) kepentingan saat individu berperilaku.9
-
7Demikian pula bila karakteristik responden dikaitkan dengan perubahan sikap
seseorang, dimana sikap timbul dari pengalaman dan merupakan hasil belajar individu,
karena sesuatu yang telah atau sedang dialami seseorang akan ikut membentuk
tanggapan dan mempengaruhi penghayatan terhadap objek sikap. Tanggapan tersebut
akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.10 Artinya bahwa karakteristik
responden pada penelitian ini dari segi umur (28-38 tahun sebanyak 33 orang atau
45,21% dengan kategori kurang) dan latar belakang pendidikan yaitu tidak bersekolah
akan ikut berperan dalam perubahan sikap objek atau masalah yang sedang terjadi di
masyarakat. Sikap seseorang terhadap suatu objek dapat berubah dengan bertambahnya
informasi tentang objek tersebut. Jadi sikap dapat diekspresikan secara verbal, sehingga
menjadi opini atau pandangan mengenai suatu objek.11
D. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan
Karakteristik Pendidikan Responden.
Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia berdasarkan
karakteristik pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Crosstabulation Gambaran Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Responden di Wilayah KerjaPuskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (N=73)
No Variabel Kategori
Pendidikan
p-sigTidak Sekolah
SD SMP SMA Total
F % F % F % F % F %
1 Pengetahuan
Tinggi 1 33,3 1 33,3 0 0 1 33,3 3 100
0,540Sedang 9 52,9 5 29,4 3 17,6 0 0 17 100
Rendah 27 50,9 10 18,9 9 17,0 7 13,2 53 100
Total 37 50,7 16 21,9 12 16,4 8 11,0 73 100
2 Sikap
Baik 2 50,0 2 50,0 0 0 0 0 4 100
0,767Cukup 12 54,5 5 22,7 3 13,6 2 9,1 22 100
Kurang 23 48,9 9 19,1 9 19,1 6 12,8 47 100
Total 37 50,7 16 21,9 12 16,4 8 11,0 73 100
3 Perilaku
Baik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,880Cukup 2 50,0 1 25,0 1 25,0 0 0 4 100
Kurang 35 50,7 15 21,7 11 15,9 8 11,6 69 100
Total 37 50,7 16 21,9 12 16,4 8 11,0 73 100
Sumber: Hasil Analisis Data
-
8Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 4 di atas tidak
didapatkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang
frambusia dengan karakteristik pendidikan responden (p-sig >0,05). Gambaran ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang
frambusia antara tingkatan pendidikan responden yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Nggah Ori Angu yaitu dari Tidak Sekolah, SD, SMP dan SMA, artinya pengetahuan,
sikap dan perilaku tentang frambusia pada semua tingkatan pendidikan memiliki rentang
yang hampir sama. Hal ini dapat disebabkan karena mayoritas responden dalam
penelitian ini memiliki pendidikan yang rendah
E. Gambaran Kejadian Frambusia Berdasarkan Karakteristik Responden
Gambaran kejadian tentang frambusia berdasarkan karakteristik responden dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Crosstabulation Gambaran Hubungan Kejadian Frambusia Berdasarkan Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (n=73)
No.Karakteristik Responden
Kejadian Frambusia Totalp-sig
Ya % Tidak % Responden %
1. Jenis Kelamin
0,412Laki-laki 15 55,6 12 44,4 27 100Perempuan 30 65,2 16 34,8 46 100
Total 45 61,6 28 38,4 73 100
2. Umur
0,109
16-27 Tahun 13 61,9 8 38,1 21 10028-38 Tahun 20 60,6 13 39,4 33 10039-49 Tahun 12 75,0 4 25,0 16 10050-60 Tahun 0 0 3 100,0 3 100
Total 45 61,6 28 38,4 73 100
3. Pendidikan
0,199
Tidak Sekolah 19 51,4 18 48,6 37 100SD 10 62,5 6 37,5 16 100SMP 10 83,2 2 16,7 12 100SMA 6 75,0 2 25,0 8 100
Total 45 61,6 28 38,4 73 100
Sumber: Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 5 di atas tidak
didapatkan hubungan yang signifikan antara kejadian frambusia dengan karakteristik
responden baik jenis kelamin, umur maupun pendidikan responden dimana p-sig >0,05.
-
9F. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Dengan Kejadian
Frambusia di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori
Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Gambaran hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia
dengan kejadian frambusia dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Crosstabulation Gambaran Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Dengan Kejadian Frambusia Di Wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (n=73)
No Variabel Kategori
Kejadian Frambusia
cc p-sigYa Tidak Total
F % F % F %
1 Pengetahuan
Tinggi 0 0 3 4,1 3 4,1
0,593 0,000Sedang 3 4,1 14 19,2 17 23,3
Rendah 42 57,5 11 15,1 53 72,6
Total 45 61,6 28 38,4 73 100,0
2 Sikap
Baik 0 0 4 5,5 4 5,5
0,821 0,000Cukup 2 2,7 20 27,4 22 30,1
Kurang 43 58,9 4 5,5 47 64,4
Total 45 61,6 28 38,4 73 100,0
3 Perilaku
Baik 0 0 0 0 0 0
0,325 0,009Cukup 0 0 4 5,5 4 5,5
Kurang 45 61,6 24 32,7 69 94,5
Total 45 61,6 28 38,4 73 100,0
Sumber: Hasil Analisis Data
Tabel 6 memperlihatkan gambaran hubungan antara pengetahuan, sikap dan
perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas
Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa
Tenggara Timur, dapat terlihat bahwa; Pertama: terdapat hubungan antara pengetahuan
tentang frambusia dengan kejadian frambusia berdasarkan perhitungan statistik
menggunakan analisisis Spearman's rho didapati p-sig 0,000, ternyata p-sig ini kurang
dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05; sedangkan correlation
coefficient sebesar 0,593, dimana interval coefficient pada variabel ini berada pada
rentang sedang (0,40-0,599), hasil ini memberi jawaban terhadap hipotesis yang diuji
pada penelitian ini, yaitu: ada hubungan pengetahuan dengan kejadian frambusia di
wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa
Tenggara Timur diterima.
-
10
Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian frambusia. Hal ini dibuktikan dengan
nilai correlation coefficient sebesar 0,593 antara pengetahuan tentang frambusia dengan
kejadian frambusia dengan p-sig sebesar 0,000.
Hasil penelitian pada variabel pengetahuan dengan kejadian frambusia didapati
ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian
frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu
Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan p-sig 0,000, dan
correlation coefficient sebesar 0,593. Jadi orang yang berpendidikan tinggi memiliki
pengetahuan yang tinggi pula sehingga bisa membuat seseorang untuk lebih melakukan
hal hal positif untuk menghindar dari penyakit frambusia, sebaliknya orang yang
berpendidikan rendah tidak tahu berbuat sesuatu hal positif yang memberikan
keberuntungan bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Penelitian lain yang mendukung bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan
insidensi kejadian suatu penyakit mengatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan masyarakat dengan terjadinya penularan malaria di Nabire Kota.12 Begitu
pula penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan stres pada keluarga hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan antara tingkat
pngetahuan keluarga tentang stres yang tinggi dengan pngetahuan keluarga tentang stres
yang rendah dengan kejadian stres pada keluarga.13
Kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu dapat terjadi
karena masih rendahnya pendidikan yaitu rata-rata tidak tamat SD dan berpendidikan
SD. Penelitian lain yang mengatakan bahwa pendidikan juga bereperan penting dalam
pemberantasan suatu penyakit menyimpulkan bahwa pendidikan yang rendah tidak dapat
mendukung pemberantasan malaria di Daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.14
Kedua: terdapat hubungan antara sikap tentang frambusia dengan kejadian
frambusia berdasarkan perhitungan statistik menggunakan analisisis Spearman's rho
didapati p-sig 0,000, ternyata p-sig ini kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan
yaitu 5% atau 0,05; sedangkan correlation coefficient sebesar 0,821, dimana interval
coefficient pada variabel ini berada pada rentang sangat kuat (0,80-1,00), hasil ini
memberi jawaban terhadap hipotesis yang diuji pada penelitian ini, yaitu: ada hubungan
sikap dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu
Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur diterima.
-
11
Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap
tentang frambusia dengan kejadian frambusia. Hal ini dibuktikan dengan nilai
correlation coefficient sebesar 0,821 antara sikap tentang frambusia dengan kejadian
frambusia dengan p-sig sebesar 0,000.
Hasil penelitian pada variabel sikap dengan kejadian frambusia didapati ada
hubungan yang signifikan antara sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia di
wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten
Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan p-sig 0,000, dan correlation
coefficient sebesar 0,821.
Sikap belum merupakan suatu tindakan aktivitas, tetapi merupakan suatu
predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap masih merupakan faktor tertutup bukan
merupakan reaksi tingkah laku yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap
merupakan suatu reaksi terhadap objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek. Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap juga berperan penting dalam
insidensi suatu penyakit.15 Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang mengatakan
bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara sikap pasien TB paru dengan
perilaku pencegahan penularan TB paru di wilayah Puskesmas Pringsurat Kabupaten
Temanggung dengan nilai p = 0,032 < 0,05 dengan kekuatan hubungan lemah (C =
0,368) namun secara statistik bermakna (p = 0,40),16 begitu pula dengan penelitian
lainnya yang mengatakan terdapat korelasi antara pengetahuan dan sikap dengan
tindakan preventif terhadap Demam Berdarah Dengue di Wilayah RT VIII Desa Pasir
Panjang Kecamatan Arut Selatan Pangkalan Bun.17
Ketiga: terdapat hubungan antara perilaku tentang frambusia dengan kejadian
frambusia berdasarkan perhitungan statistik menggunakan analisisis Spearman's rho
didapati p-sig 0,009, ternyata p-sig ini kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan
yaitu 5% atau 0,05; sedangkan correlation coefficient sebesar 0,305, dimana interval
coefficient pada variabel ini berada pada rentang rendah (0,20-0,399), hasil ini memberi
jawaban terhadap hipotesis yang diuji pada penelitian ini, yaitu: ada hubungan sikap
dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten
Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur diterima.
Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap
tentang frambusia dengan kejadian frambusia. Hal ini dibuktikan dengan nilai
correlation coefficient sebesar 0,305 antara perilaku tentang frambusia dengan kejadian
frambusia dengan p-sig sebesar 0,009.
-
12
Hasil penelitian pada variabel perilaku dengan kejadian frambusia didapati ada
hubungan yang signifikan antara perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia
di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten
Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan p-sig 0,009, dan correlation
coefficient sebesar 0,305.
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makluk hidup) yang bersangkutan. Seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh
karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan
kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner ini disebut teori S-O-R atau
Stimulus Organisme Respon.18 Jadi dapat dikatakan bahwa perilaku juga erat
kaitannya dengan insidensi suatu penyakit sebagai akibat dari respon seseorang terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, serta lingkungan, karena pada penelitian ini masih dijumpai masyarakat pada
wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten
Sumba Timur yang mempunyai kebiasaan tidak mandi, tidak membersihkan rumah, tidak
mencuci pakaian, tidur bersama penderita frambusia dan sering berkumpul bersama
dengan penderita frambusia.
Hasil ini juga didukung oleh beberapa penelitin terdahulu diantaranya penelitian
yang dengan tujuan ingin mencari tahu hubungan perilaku masyarakat terhadap Vektor
DBD Di Kota Palembang Propinsi Sumatera Selatan dengan hasil ada hubungan yang
signifikan.19 Perilaku dapat terjadi apabila seseorang mempunyai niat dan bakat untuk
berperilaku serta tidak dibatasi oleh hambatan yang datang dari lingkungan.12 Perilaku
yang diharapkan dari responden berupa perilaku kebiasaan mandi secara teratur yaitu 2x
sehari, membersihkan rumah, mencuci pakaian, tidak tidur bersama penderita frambusia.
Hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel pengetahuan, sikap dan perilaku
dari responden, sangat bermakna sebagai faktor risiko terhadap kejadian frambusia.
Artinya ketiga variabel tersebut di atas sesuai urutan besar pengaruhnya (berdasarkan
nilai p dan nilai correlation coefficient) yaitu perilaku, sikap dan pengetahuan maka
sama-sama memberikan kontribusi pengaruhnya terhadap kejadian frambusia, karena
perubahan perilaku seseorang melalui tahap proses perubahan pengetahuan sikap
perilaku maka bentuk hubungan antara variabel pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat dengan variabel kejadian frambusia adalah berhubungan langsung atau
mempunyai pengaruh langsung.
-
13
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan
kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba
Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, beberapa hal yang dapat disarankan sebagai
berikut:
1. Dinas Kesehatan perlu meningkatkan penyuluhan/ pemberian informasi tentang
frambusia secara berkala. Pemberian informasi agar tidak hanya ditujukan kepada
penderita frambusia saja, tapi juga ditujukan kepada seluruh masyarakat, kader-kader
kesehatan, juga tokoh agama dan tokoh masyarakat, dan perlu peningkatan pelayanan
di desa-desa yang jauh dari tempat pelayanan, serta bekerja sama dengan Dinas
PDAM dalam pemenuhan kebutuhan sumber air yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Puskesmas Nggaha Ori Angu supaya meningkatkan upaya promotif seperti
penyuluhan secara langsung, menyebarkan media cetak (leaflet, poster, spanduk
frambusia), adanya radio spot pada Radio Pemerintah Daerah setempat, kuratif seperti
pemeriksaan darah terhadap tersangka penderita frambusia dan melakukan
pengobatan secara tuntas, rehabilitatif terhadap penderita frambusia seperti tindakan
follow up untuk mencegah kekambuhan ataupun penularan.
3. Masyarakat Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara
Timur perlu melakukan pencegahan penyakit frambusia secara mandiri seperti
menggunakan sarana berobat dan memeriksa diri secara rutin bila mengalami gejala
frambusia. Selain itu masyarakat perlu juga mengakses informasi tentang kesehatan
khususnya informasi tentang frambusia melalui berbagai media secara terus menerus
untuk meningkatkan pengetahuan tentang frambusia dan masyarakat perlu melakukan
pembersihan lingkungan rumah dan pemenuhan kebutuhan akan air bersih.
4. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian yang berhubungan
dengan variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini sehingga dapat ditemukan
permasalahan-permasalahan lain yang peneliti belum temukan dalam penelitian ini
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang kesehatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
-
14
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Purwanta, S.Kp., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FK
UGM.
2. Bapak Heru Subekti,S.Kep.,Ns sebagai penguji yang telah banyak memberikan masukan
untuk perbaikan penelitian ini.
3. Seluruh staf Puskesmas Nggaha Ori Angu dan asisten peneliti yang telah banyak
membantu selama penelitian ini.
4. Seluruh responden penelitian ini yang telah bersedia menjadi responden.
5. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian penelitian dan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Greenwood D; Slacket, R.C.B.; PenthererJ. F.1994. Medical Microbiologi A Guide to Microbial infections, Phatogenesis, Immunity, Laboratory Diagnosis and Control; fourteenth editions-Oxford London edinburch
2. Greeberg, S.J., Ehrlick, G.D.1994.PCR-Based Diagnosis In Infections Diseases Boston Blackweel Scientific Publications Oxford London Editinburch
3. Departemen kesehatan, RI. 2006. Penentuan Gizi : Bayi, Balita dan Ibu Hamil-Nifas. Jakarta
4. Dinas Kesehatan. 2007. Profil Dinas KesehatanPropinsi Nusa Tenggara Timur, Kupang5. Dinas Kesehatan. 2007. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Waingapu6. Ismael, S., Sastroasmoro, S. 1995. Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Bagian
Ilmu Kesehatan Anak, FK-UI Jakarta7. Azwar, S.2009. Penyusunan Skala Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.8. Sugiyono.2007.Pengantar Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatis; Alfabeta :
Bandung.9. Muchlas, M. 2002. Perilaku Organisasi. MMR, UGM, Yogyakarta.10. Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.11. Retnoningrum, D. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Autisme
dengan Tingkat Stres Ibu di SLB Autisme Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Unversitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
12. Gea, O. K. 2008. Perilaku Pencegahan Malaria Pada Wanita Usia Reproduktif yang Menderita dan Tidak Menderita Malaria di Kecamatan Lotu Kabupaten Nias. Skripsi. Fakultas Kedokteraan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
13. Risa Much. 2008, Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan KeluargaDengan Gangguan Stress Pada Pasien Gangguan JiwaDi Poli R.S. dr.Ernaldi Bahar Palembang Tahun 2008,http://www.balitbangdasumsel.net/data/download/20100414130151.pdf, diunduhtanggal 12 Juli 2010, pukul 23.10 WIB.
14. Gamelia, E. 2008. Persepsi Masyarakat Tentang Malaria Dalam Hubungannya dengan Perilaku Pencegahan Malaria di Wilayah Puskesmas Kemranjen I Banyumas. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
-
15
15. Notoatmodjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta,Jakarta.
16. Suharidi.2008, Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Pasien Tb Paru Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tb Paru Di Wilayah Puskesmas Pringsurat Kabupaten Temanggung, http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/03/ikpiii33/, diunduh tanggal 12 Juli 2010, pukul 22.12 WIB.
17. Rohadi. 2009, Hugungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Preventif Terhadap Demam Berdarah Dengue Di Wilayah RT VIII Desa Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan Pangkalan Bun, http://eprints.undip.ac.id/9476/, diunduh tanggal 12 Juli 2010, pukul 22.18 WIB.
18. Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.19. Santoso S. 2008. Perilaku Manusia Mengenai Beberapa Aspek Penyakit Malaria,
Kumpulan makalah seminar parasitologi nasional V. Perkumpulan Pemberantasan Penyakit Parasit Indonesia, Jakarta.