naskah publikasi hubungan antara...

26
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN (Conscientiousness dan Openness to Experience) DENGAN INTENSI TURNOVER Oleh: DIAN ANANDA EKA DEWANGGA HARYANTO FADHOLAN ROSYID PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

Upload: vantuong

Post on 07-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN

(Conscientiousness dan Openness to Experience) DENGAN

INTENSI TURNOVER

Oleh:

DIAN ANANDA EKA DEWANGGA

HARYANTO FADHOLAN ROSYID

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

2

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN

(Conscientiousness dan Openness to Experience) DENGAN INTENSI

TURNOVER

Telah Disetujui Pada Tanggal

_______________________________

Dosen Pembimbing Utama

(Haryanto Fadholan R., Drs., MA)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

3

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN

(Conscientiousness dan Openness to Experience) DENGAN INTENSI

TURNOVER

Dian Ananda Eka Dewangga Haryanto Fadholan Rosyid

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara intensi turnover dengan kepribadian Conscientiousness dan Openness to Experience. Ada dua permasalahan yang dibicarakan dalam penelitian ini, pertama adalah ada hubungan negatif antara kepribadian Conscientiousness dengan intensi turnover, kedua adalah ada hubungan positif antara kepribadian Openness to Experience dengan intensi turnover.

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi PT. Swakarya Indah Busana. Tehnik pengambilan subjek yang digunakan adalah teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun skala yang digunakan adalah skala Intensi Turnover yang mengacu pada Mueller (2003) dan skala kepribadian Conscientiousness dan Openness to Experience yang mengacu pada Costa dan McCrae (dalam Pervin dan John, 2005).

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS versi 15,0 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara intensi turnover dengan kepribadian Conscientiousness dan Openness to Experience. Kata Kunci : Intensi Turnover, Kepribadian Conscientiousness dan Openness to Experience

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

4

Pengantar

Keluar masuknya karyawan dari organisasi adalah fenomena penting

dalam kehidupan organisasi. Sebagai pengakuan terhadap kenyataan ini

pergantian karyawan dimasukkan dalam bab-bab yang membicarakan tentang

“keefektifan organisasi” (Streers dalam Mobley, 1986). Pergantian karyawan

harus dianggap sebagai perilaku manusia yang penting, baik dari sudut pandang

individu maupun dari sudut pandang sosial (Dalton dan Todor dalam Mobley,

1986).

Organisasi selalu berusaha mencari cara menurunkan tingkat perputaran

karyawan, terutama dysfunctional turnover yang menimbulkan berbagai potensi

biaya seperti biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan pada karyawan, tingkat

kinerja yang mesti dikorbankan, serta biaya rekrutmen dan pelatihan kembali.

Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri dari karyawan

dengan kinerja rendah tetapi tingkat perpindahan kerja karyawan yang terlalu

tinggi mengakibatkan biaya yang ditanggung organisasi jauh lebih tinggi

dibanding kesempatan memperoleh peningkatan kinerja dari karyawan baru

(Hollenbeck dan Williams, dalam Suwandi dan Indriantoro, 1999).

Booming ekonomi di China ternyata memberikan dampak yang besar

terhadap karyawan. Hal itu membuat banyak perusahaan kewalahan dalam

mempertahankan staf profesionalnya. Pada saat yang sama, perusahaan-

perusahaan itu juga menghadapi dilema antara membayar gaji yang lebih tinggi

atau mengeluarkan biaya berlebihan untuk rekrutmen. Demikian hasil riset

Mercer Human Resource Consulting yang dirilis akhir Agustus 2006 yang

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

5

melakukan survei terhadap lebih dari 100 organisasi di China, sebagian besar di

antaranya perusahaan multinasional, dan menemukan, lebih dari setengah (54%)

organisasi itu mengalami peningkatan dalam turnover untuk staf profesional sejak

tahun 2004 dan 42% melaporkan turnover yang lebih tinggi untuk staf pendukung

(http://www.portalhr.com. 27/11/2007).

Pada dasarnya sebelum karyawan mencapai tahap turnover, karyawan

terlebih dahulu melalui tahap intensi turnover, dimana karyawan mulai berfikir

untuk mencari alternatif pekerjaan, membandingkan pekerjaan, mengevaluasi dan

kemudian membuat keputusan apakah akan bertahan pada pekerjaan sekarang

atau keluar meninggalkan perusahaan atau organisasi tersebut. Keadaan tersebut

memiliki dampak negatif bagi perusahaan seperti karyawan menjadi tidak fokus

dalam bekerja karena di sibukkan oleh aktivitas mencari alternatif-alternatif

pekerjaan lain sehingga menurunkan kinerja karyawan yang secara langsung

mempengaruhi produktifitas karyawan yang juga ikut menurun dan tingkat

absenteeism atau tidak masuk kerja pada hari kerja semakin meningkat. Intensi

turnover sekarang menjadi masalah yang harus dianggap penting oleh organisasi

maupun perusahaan karena mempengaruhi kinerja karyawan yang memiliki niat

untuk keluar, hal ini dikuatkan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kurniasari (2004) yang menemukan bahwa terdapat 61.54% karyawan memiliki

niat untuk keluar dari pekerjaannya sekarang.

Pada beberapa tahun terakhir ini, lima model faktor dari kepribadian telah

menjadi alat penguji kepribadian yang digunakan secara luas di seluruh dunia.

Salah satu dari kelima faktor tersebut ialah Openness to Experience yang

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

6

menunjukkan pada kecenderungan individu dapat melakukan penyesuaian diri

terhadap sesuatu yang telah di yakini sejak awal, baik keyakinan yang benar

maupun yang salah terhadap sesuatu, perilaku yang mengarahkan kepada terbuka

terhadap tipe baru dari informasi maupun ide-ide (John dalam Dowd & McElroy,

2007). Selain itu, diantara ciri-ciri kepribadian yang banyak diukur,

Conscientiousness adalah yang paling penting, pengukuran Conscientiousness

dalam bidang industri dapat memprediksi prestasi kerja seseorang (Schmidt et al.,

dalam Goldberg et al, 2005) dan bermacam-macam perilaku yang akan datang,

seperti dapat menyesuaikan diri dengan fungsi sosial yang berlaku. Sebagai

contoh, skor Conscientiousness berkorelasi secara positif dengan kesuksesan karir

jangka panjang (Barrick et al., dalam Goldberg et al, 2005).

Intensi Turnover

Intensi adalah niat yang ada pada diri individu untuk melakukan suatu

perilaku (Ancok dan Effendi dalam Andrianto, 1999). Sementara itu Presthold

(dalam Aribowo, 2006) mengungkapkan bahwa intensi adalah niat yang dimiliki

seseorang untuk melaksanakan (atau tidak melaksanakan) perilaku tertentu,

determinan awal dari perilaku sebenarnya.

Price (dalam Supriyanto dan Santoso, 2005) menekankan turnover pada

gerakan individual untuk keluar dari keanggotaan ikatan sistem sosial. Sistem

sosial yang dimaksud disini lebih mengacu pada organisasi-organisasi seperti:

firma, perusahaan, sekolah, badan pemerintahan, rumah sakit, ketentaraan dan

professional associations.

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

7

Intensi adalah niat atau keinginan yang timbul pada individu untuk

melakukan sesuatu. Sementara turnover adalah berhentinya seorang karyawan

dari tempatnya bekerja secara sukarela. Jadi intensi turnover adalah kecendrungan

atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela

menurut pilihannya sendiri (Zeffane dalam Kurniasari, 2004).

Aspek-aspek Turnover

Mueller (2003) menyatakan bahwa ada beberapa aspek dari intensi

turnover, yakni:

1. Variabel Kontekstual

Pertimbangan dari konteks adalah komponen yang kritis atau penting dari

mempelajari perilaku (Eagly & Chaiken dalam Mueller, 2003). Tiga hal penting

dari faktor-faktor kontekstual di dalam literatur turnover termasuk didalamnya

adalah adanya alternatif pekerjaan lain yang tersedia di luar organisasi, alternatif-

alternatif dalam organisasi dan individu menerima harga dari merubah pekerjaan

(perceived costs of job change). Variabel kontekstual ini tercakup di dalamnya

adalah:

a. Alternatif-alternatif yang ada di luar organisasi (external alternatives)

Karena orang lebih mungkin untuk meninggalkan organisasi mereka

ketika mereka memiliki tempat yang menjadi tujuan, literatur lebih menekankan

pada persepsi mengenai alternatif eksternal sebagai prediktor dari turnover

organisasional (Arnold & Feldman dalam Mueller, 2003). Sementara itu dari sisi

individu, umumnya membentuk intensi untuk turnover berdasarkan pada impresi

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

8

subyektif dari pasar tenaga kerja, dan mereka ini akan benar-benar mengganti

pekerjaan ketika persepsi ini benar dan mereka merasa aman dengan pekerjaan

baru (Hulin et al., Mueller, 2003).

b. Alternatif-alternatif yang ada di dalam organisasi (internal alternatives)

Literatur dari pilihan pekerjaan dan daya tarik terus meningkat untuk

mengenali banyak pekerja, kualitas dari pekerjaan tidak hanya semata didasarkan

pada posisi yang sekarang tetapi juga konteks organisasi secara keseluruhan

(Cable dan Turban dalam Mueller, 2003). Salah satu unsur penting dari konteks

organisasional ini adalah tersedianya alternatif di dalam organisasi tersebut.

Ketersediaan dan kualitas pekerjaan yang bisa dicapai dalam organisasi bisa

digunakan sebagai indeks utilitas dari turnover disamping persepsi terhadap

alternatif eksternal.

c. Harga dari pindah kerja (cost of turnover)

Disamping efek dari adanya alternatif-alternatif yang mendorong mereka

untuk keluar dari organisasi, Karyawan-karyawan yang memiliki keterikatan

(Embeddedness) di dalam konteks organisasi mereka mungkin memiliki sedikit

kemungkinan untuk keluar (Mitchell et al., dalam Mueller, 2003). Keterikatan

menunjukkan pada kesulitan yang dihadapi oleh individu untuk merubah

pekerjaan, bahkan mengetahui alternatif yang lebih baik yang tersedia. Faktor-

faktor yang kemungkinan meningkatkan harga dari turnover termasuk di

dalamnya asuransi kesehatan dan keuntungan-keuntungan finansial misalnya uang

pensiun dan bonus-bonus (Meyer dan Allen dalam Mueller, 2003).

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

9

2. Sikap Kerja (Work Attitudes)

Banyak model-model turnover tradisional memfokuskan pada sikap-

sikap karyawan terhadap pekerjaan dan organisasi mereka sebagai pemicu dari

proses turnover (Mobley, dalam Mueller, 2003). Hampir semua model proses

turnover dimulai dengan premis yang menyatakan bahwa pertimbangan dari

pindah kerja sebagai sebuah pilihan yang di mulai dengan level kepuasan kerja

yang rendah dan level komitmen organisasi yang rendah pula (Hom & Griffeth,

dalam Mueller, 2003). Tercakup sikap kerja di antaranya adalah:

a. Kepuasan kerja.

Kemungkinan paling intuitif sikap antesenden dari pindah kerja

(turnover) adalah kepuasan dengan pekerjaan, sebagai tambahan hasil meta

analisis menunjukkan bahwa kepuasan kerja sangat berkorelasi dengan kesadaran

menarik diri (pre-withdrawl cognition), niat untuk keluar, dan pindah kerja

sesungguhnya dari segi-segi lain dari kepuasan (Kinicki et al., dalam Mueller,

2003).

b. Komitmen Organisasi.

Selain kepuasan dengan pekerjaan, komitmen seseorang terhadap

organisasi dan tujuan-tujuannya menyediakan alasan tambahan untuk karyawan

tetap bertahan. Beberapa teori turnover menempatkan komitmen sebagai faktor

penghambat yang kuat dari turnover dibanding kepuasan (Mowday et al., dalam

Mueller, 2003).

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

10

3. Kejadian-kejadian kritis (Critical Events)

Kejadian-kejadian kritis merupakan anteseden dari proses penarikan diri

dari organisasi (organizational withdrawal), yang diikuti oleh penarikan diri dari

pekerjaan (work withdrawl) serta usaha mencari pekerjaan lain (search for

alternatives) dan pada akhirnya diakhiri dengan keputusan keluar dari pekerjaan

atau turnover (Kurniasari, 2004).

Organization withdrawal adalah suatu konstruk yang menjelaskan

berbagai macam perilaku yang berkaitan dengan proses penarikan diri yang

merupakan pengganti atau isyarat mendahului keputusan pindah kerja. Ada dua

model dari penarikan diri, yang pertama adalah mengurangi jangka waktu dalam

bekerja (work withdrawal) dan yang kedua adalah mencari alternatif pekerjaan

lain (search for alternatives). Dalam perilaku menarik diri dari pekerjaan dimana

karyawan melakukan penarikan diri sementara dari situasi kerja. Sedangkan

mencari alternatif pekerjaan lain mengindikasikan hasrat atau keinginan untuk

menarik diri secara permanen dari situasi kerja. Ada dua macam model penarikan

diri, yaitu:

Model pertama adalah work withdrawl atau mengurangi jangka waktu

dalam bekerja. Hanisch dan Hulin (dalam Mueller, 2003) menyatakan bahwa

karyawan-karyawan yang tidak puas akan melibatkan beberapa kombinasi

perilaku seperti tidak menghadiri rapat, tidak masuk kerja, menampilkan kinerja

yang rendah dan mengurangi keterlibatannya secara psikologis dari tugas-tugas

pekerjaan.

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

11

Model penarikan diri yang kedua adalah mencari alternatif pekerjaan lain

(search for alternatives). Model-model turnover umumnya menyebutkan proses

mencari pekerjaan sebagai variabel potensial yang menengahi (mediating

variable) antara pemikiran tentang berhenti bekerja dan keputusan aktual untuk

meninggalkan pekerjaan (Hom dan Griffeth dalam Mueller, 2003). Jika turnover

adalah proses rasional, individu akan mencari alternatif kesempatan pekerjaan

sebanyak mungkin lalu kemudian membandingkan setiap alternatif untuk

keperluan dari pekerjaan yang akan datang (Jovanovic dalam Mueller, 2003).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Turnover

Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh beberapa ahli, ada beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi intensi turnover karyawan, yaitu :

a. Greenhalgh dan Rosenblatt (dalam Suwandi dan Indriantoro, 1999)

mendefinisikan job insecurity sebagai “ketidakberdayaan untuk mempertahankan

kesinambungan yang diinginkan dalam kondisi kerja yang terancam”. Dengan

berbagai perubahan yang terjadi dalam organisasi, karyawan sangat mungkin

merasa terancam, gelisah, dan tidak aman karena potensi perubahan untuk

mempengaruhi kondisi kerja dan kelanjutan hubungan serta balas jasa yang

diterimanya dari organisasi. Sangat jelas bahwa job insecurity sangat

mempengaruhi niat karyawan untuk keluar dari pekerjaannya.

b. Faktor lainnya ialah komitmen karyawan terhadap organisasi. Armstrong

(dalam Kurniasari, 2004) mengungkapkan bahwa komitmen yang kuat terhadap

organisasi adalah hasil dari kesadaran dan aplikasi yang diarahkan oleh diri

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

12

sendiri terhadap pekerjaan yang ditekuni, kehadiran secara rutin, supervisi dan

usaha yang kuat dan konsisten. Komitmen terhadap organisasi berkaitan erat

dengan niat atau intensi untuk tetap bertahan, atau dengan kata lain bersikap loyal

terhadap organisasi. Semakin kuat komitmen karyawan terhadap organisasi maka

semakin kecil pula turnover yang terjadi dalam organisasi tersebut.

c. Kalnbach dan Griffin (2002) menyatakan bahwa individu yang memiliki skor

yang rendah pada Conscientiousness dan tinggi dalam Openness to Experience

akan meninggalkan organisasi tanpa mencari alternatif pekerjaan lain terlebih

dahulu dari pada individu yang tinggi dalam skor Conscientiousness dan rendah

dalam Openness to Experience. Level Conscientiousness yang rendah termasuk di

dalamnya tidak berfikir dahulu sebelum mengambil keputusan yang berhubungan

dengan pekerjaan dan kurangnya motivasi dalam bekerja sehingga menampilkan

kinerja yang mengecewakan, dan tinggi dalam Openness to Experience termasuk

di dalamnya menyukai sesuatu yang baru dan lebih menantang akan

meninggalkan organisasi tanpa mencari alternatif pekerjaan lain terlebih.

d. Mobley (dalam Suwandi dan Indriantoro, 1999) memandang bahwa karyawan

dengan kepuasan kerja akan merasa senang dan bahagia dalam melakukan

pekerjaannya dan tidak berusaha untuk mengevaluasi alternatif pekerjaan lain.

Sebaliknya karyawan yang merasa tidak puas dalam pekerjaannya cenderung

mempunyai pikiran untuk keluar, mengevaluasi alternatif pekerjaan lain, dan

berkeinginan untuk keluar karena berharap menemukan pekerjaan yang lebih

memuaskan.

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

13

Karakteristik Kepribadian

Kepribadian menurut Allport (dalam Suryabrata, 2006) didefinisikan

sebagai suatu organisasi yang dimiliki dalam diri individu yang merupakan sistem

psikofisik dan hal tersebut menentukan penyesuain diri individu secara unik

terhadap lingkungan.

Feist dan Feist (dalam, Mastuti, 2005) mendefinisikan kepribadian

sebagai sebuah pola yang relatif menetap, traits, disposisi atau karakteristik di

dalam individu yang memberikan beberapa ukuran yang konsisten tentang

prilaku.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

kepribadian menurut peneliti adalah suatu karakter unik yang ada di dalam diri

individu dan menetap, diturunkan secara genetik dan dipengaruhi oleh lingkungan

dalam perkembangannya, kemudian digunakan oleh individu untuk menyesuaikan

diri terhadap lingkungannya.

Aspek – aspek Karakteristik Kepribadian Big Five

Aspek-aspek karakteristik kepribadian Big Five menurut Costa dan

McCrae (dalam Pervin dan John, 2005) meliputi:

a. Openness to Experience

Karakteristik kepribadian ini digunakan untuk mengidentifikasi orang-

orang yang proaktif dan mengapresiasikan pengalaman demi kepentingannya

sendiri, toleransi dan mengeksplorasi sesuatu yang tidak lazim. Individu yang

memiliki level yang tinggi dalam Openness to Experience berperilaku seperti

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

14

ingin tahu, punya ketertarikan yang besar, kreatif, penuh daya khayal dan radikal.

Sedangkan individu yang memiliki tingkat Openness to Experience rendah

cenderung konvensional cara pikirnya, rendah hati, ketertarikan yang sempit dan

tidak artistik.

b. Conscientiousness

Karakteristik kepribadian ini digunakan untuk mengidentifikasi derajat

individu dari organisasi, ketekunan, dan motivasi di dalam perilaku tujuan

langsung, dapat dipercaya, orang yang tidak mudah puas dengan sesuatu yang lesu

dan tidak rapi. Individu yang memiliki level yang tinggi dalam Conscientiousness

berperilaku seperti terorganisasi, dapat diandalkan, pekerja keras, memiliki

disiplin diri, tepat waktu, cermat, rapi, tekun dan berambisi. Sedangkan individu

yang memiliki tingkat Conscientiousness rendah cenderung tanpa tujuan, tidak

dapat diandalkan, pemalas, sembarangan, lemah dan tidak memiliki kemaun

keras.

c. Neuroticism

Karakteristik kepribadian ini digunakan untuk mengidentifikasi orang-

orang yang cenderung mengalami gangguan psikologis yang berupa stress yang

mengarah ke negatif atau biasa disebut distress, ide-ide yang tidak masuk akal,

memohon yang berlebihan dan maladaptive atau menghadapi masalah dengan

cara yang salah. Individu yang memiliki level yang tinggi dalam Neuroticism

menampilkan perilaku seperti cemas, gugup, merasa tidak aman dan tidak cukup.

Sedangkan individu yang memiliki tingkat Neuroticism yang rendah cenderung

tenang, santai, tidak emosional, aman, tabah dan kepuasan terhadap diri.

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

15

d. Extraversion

Karakteristik kepribadian ini digunakan untuk mengidentifikasi kuantitas

dan kualitas interaksi interpersonal seseorang, level aktivitas, membutuhkan

rangsangan dan kapasitas untuk gembira. Individu yang memiliki level yang

tinggi dalam Extraversion berperilaku seperti suka bergaul, aktif, suka bicara,

berorientasi orang, optimis, menyukai kesenangan dan penuh kasih sayang.

Sedangkan individu yang memiliki tingkat Extraversion rendah cenderung suka

menyendiri, seadanya, menjauhkan diri, mengundurkan diri, diam dan berorientasi

tugas.

e. Agreeableness

Karakteristik kepribadian ini digunakan untuk mengidentifikasi satu dari

kualitas orientasi interpersonal terus menerus hingga menjadi rangkaian kesatuan

dari perasaan kasih sayang menjadi antagonis di dalam menenangkan pikiran,

perasaan dan tindakan. Individu yang memiliki level yang tinggi dalam

Agreeableness berperilaku seperti mempercayai, penolong, memaafkan, mudah

tertipu dan hati yang lembut. Sedangkan individu yang memiliki tingkat

Agreeableness rendah cenderung suka memperolok-olokkan, tidak sopan,

curigaan, tidak mau bekerja sama, menaruh dendam, kejam dan mudah marah.

Metode Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Swakarya Indah Busana.

Penelitian ini menggunakan dua skala yang diisi langsung oleh subjek, yaitu skala

intensi turnover yang disusun berdasarkan aspek-aspek intensi turnover yang

Page 16: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

16

diambil dari teori intensi turnover menurut Mueller (2003). Sedangkan skala

kepribadian Conscientiousness dan Openness to Experience disusun berdasarkan

aspek-aspek menurut Costa dan McCrae (dalam Pervin dan John, 2005) . Metode

analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan

model analisis korelasi product moment (r) dari Pearson, dengan menggunakan

analisis statistik SPSS for windows versi 15.0.

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis terhadap data penelitian, diperoleh deskripsi

statistik data penelitian untuk masing-masing skala. Rangkuman deskripsi data

subjek dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Deskripsi Statistik Data Penelitian

Skor Hipotetik Skor Empirik Variabel X

max X

min Mean SD X max

X min Mean SD

Intensi Turnover 140 35 87,5 17,5 107 79 91,52 5,762

Kepribadian Conscientiousness 116 29 73 15

115

64

91,64

9,503

Kepribadian Openness to Experience

84 21 52,5 10,5 90 45 60 6,132

Uji Asumsi

Uji normalitas yang dilakukan dengan menggunakan teknik One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test dari program SPSS 15.0 for windows. Dari hasil

pengolahan data skala intensi turnover diperoleh koefisien K-SZ=0,544 dengan

Page 17: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

17

p=0,928 (p>0,05) dan data skala karakteristik kepribadian Conscientiousness

diperoleh K-SZ=0,766 dengan p=0,601 (p>0,05) dan K-SZ=1,371 dengan

p=0,047 (p>0,05) pada kepribadian Openness to Experience. Hasil uji normalitas

tersebut menunjukkan bahwa skala intensi turnover dan skala karakteristik

kepribadian Conscientiousness memiliki sebaran normal, sedangkan kepribadian

Openness to Experience sebarannya tidak normal. Sedangkan dari hasil uji

linearitas yang dilakukan, menunjukkan koefisien F sebesar 7,389 dengan p=

0,008 (p< 0,05) pada kepribadian Conscientiousness dan koefisien F sebesar

16,925 dengan p= 0,000 (p< 0,05) pada kepribadian Openness to Experience. Hal

ini berarti menunjukkan bahwa hubungan antara variabel karakteristik kepribadian

Conscientiousness dan Openness to Experience dengan intensi turnover

memenuhi asumsi linieritas.

Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis yang

mencari hubungan antara dua variabel bebas dengan variabel tergantung.

a. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X1 dan X2)

secara sendiri-sendiri terhadap variabel tergantung (Y). Adapun hasil uji-t untuk

persamaan diatas dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Page 18: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

18

Tabel Hasil Uji-t

Variabel Independen t-Statistik Sig. Kesimpulan

Konstanta 7,711 0,000 Signifikan

X1 0,801 0,426 Tidak Signifikan

X2 2,588 0,012 Signifikan

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa ada satu variabel bebas yang

mempunyai nilai t-statistik yang tingkat signifikansinya lebih kecil daripada 0,05.

Dengan demikian, pada ? = 5% ada satu variabel bebas yang dimasukkan dalam

persamaan tersebut signifikan secara statistik dan secara individual berpengaruh

terhadap intensi turnover, yaitu variabel kepribadian Opennes to Experience.

Sedangkan variabel kepribadian Conscientiousness tidak signifikan secara statistik

dan tidak berpengaruh secara sendiri-sendiri terhadap intensi turnover. Hasil ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan hubungannya signifikan pada

taraf signifikansi 5%. Berarti hipotesis pertama yang berbunyi ada hubungan

positif antara kepribadian Openness to Experience dengan intensi turnover

diterima. Semakin tinggi kepribadian Openness to Experience maka semakin

tinggi intensi turnover. Dan hipotesis kedua yang berbunyi ada hubungan negatif

antara kepribadian Conscientiousness dengan intensi turnover tidak diterima.

b. Uji F

Uji F merupakan pengujian secara bersama-sama terhadap variabel

tergantung. Dari hasil pengujian diperoleh nilai F-hitung sebesar 6,969 dengan

tingkat signifikansi 0,002. Karena tingkat signifikansi ini jauh lebih rendah

Page 19: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

19

daripada ? = 0,05 (5%), maka dapat dikatakan bahwa nilai F-hitung tersebut

signifikan secara statistik. Ini berarti bahwa secara bersama-sama, variabel bebas

dalam penelitian ini berpengaruh secara signifikan terhadap intensi turnover.

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan

antara karakteristik kepribadian Conscientiousness dan Openness to Experience

dengan intensi turnover. Kepribadian memiliki reputasi paling baik sebagai

prediktor dari berbagai perilaku dalam dunia kerja (Barrick dan Mount, 2005),

peneliti-peneliti mengakui dan mendokumenkan fakta bahwa kita semua

memiliki kepribadian dan berbagai hal kepribadian karena itu memprediksi dan

menjelaskan perilaku dalam dunia kerja (Goldberg dalam Barrick dan Mount,

2005). Pendapat ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Barrick dan

Mount (2005) yang menyatakan bahwa karakteristik kepribadian Big Five secara

konsisten menunjukkan bahwa kepribadian dapat memprediksi prestasi kerja.

Untuk mencari tahu yang sesungguhnya tentang kebanyakan model-

model dari turnover, ternyata menempatkan niat untuk keluar (intensi turnover)

berada pada tahap awal sebelum individu memutuskan untuk benar-benar berhenti

dari pekerjaannya (Barrick dan Zimmerman, 2005). Intensi turnover merupakan

suatu proses dari berfikir, merencanakan, dan hasrat untuk meninggalkan

pekerjaan (Mobley, et al., dalam Lambert, 2006). Secara umum literatur dari

turnover kebanyakan setuju bahwa intensi turnover adalah tahap akhir dari

berfikir di dalam proses membuat keputusan untuk pindah kerja secara permanen,

Page 20: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

20

dan intensi turnover secara konsisten berhubungan dengan pindah kerja secara

permanen (Hom dan Griffeth dalam Lambert, 2006).

Berdasarkan pada berbagai macam pendapat yang telah dijelaskan di

atas, hasil penelitian yang telah didapat ini tidak sesuai dengan apa yang

dikemukakan oleh Kalnbach dan Griffin (2002) yang menyatakan bahwa individu

yang memiliki skor tinggi dalam Openness to Experience akan mudah

meninggalkan organisasi dan tanpa mencari alternatif pekerjaan lain terlebih

dahulu. Pendapat ini tidak terbukti, tingginya skor pada kepribadian Openness to

Experience tidak diikuti dengan tingginya tingkat intensi turnover pada karyawan,

tetapi sebagian besar karyawan (88,2%) berada pada tingkat sedang intensi

turnovernya. Menurut peneliti, berdasarkan pendapat Eagly & Chaiken (dalam

Mueller, 2003) faktor yang penting dalam permasalahan mengenai turnover

adalah adanya alternatif pekerjaan lain (external alternatives) yang tersedia di luar

organisasi atau perusahaan. Gambaran tentang adanya alternatif pekerjaan lain di

luar pekerjaan yang sekarang, sangat jelas mempengaruhi keinginan karyawan

untuk tetap bertahan pada pekerjaan sekarang atau keluar mencari pekerjaan lain.

Situasi tersebut disebabkan oleh kondisi sosial, politik dan ekonomi yang tidak

stabil di negara ini, sehingga dampaknya mencari bahkan mendapatkan pekerjaan

baru bukanlah suatu hal yang mudah untuk didapat apalagi dengan latar belakang

pendidikan yang rendah yang dimiliki mayoritas karyawan pada bagian produksi

yang menjadi responden dalam penelitian. Dengan mempertimbangkan latar

belakang pendidikan yang rendah dan peluang mendapatkan pekerjaan lain sangat

kecil sehingga menyebabkan intensi turnover karyawan berada pada level sedang.

Page 21: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

21

Kesimpulan

Berdasarkan pada beberapa data persamaan dan perbedaan pendapat

mengenai hubungan antara kepribadian Conscientiousness dan Openness to

Experience dengan intensi turnover yang telah dipaparkan di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa, memang benar terdapat hubungan yang signifikan antara

kepribadian Openness to Experience dengan intensi turnover dalam uji t maupun

uji F pada analisis regresi berganda dan tidak ada hubungan yang signifikan antara

kepribadian Conscientiousness dengan intensi turnover dalam uji t tetapi memiliki

hubungan yang signifikan dalam uji F pada analisis regresi berganda.

Saran

Mencermati hasil penelitian yang telah dilakukan, serta dengan

mempertimbangkan berbagai kendala yang penulis hadapi di lapangan, ada

beberapa saran yang dapat di sampaikan antara lain:

1. Setiap organisasi maupun perusahaan tidak luput dari fenomena pindah

kerja (turnover) yang dialami hampir disetiap organisasi dan isu turnover

memang selalu menjadi salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi

orang SDM. Maka dari itu peneliti menyarankan agar pihak yang

bersangkutan untuk memperlakukan karyawan dengan layak, menciptakan

keterikatan terhadap pekerjaan (job embeddedness) dan menciptakan

hubungan yang kondusif antara sesama rekan kerja maupun atasan

sehingga terciptakan kepuasan kerja pada karyawan, hal ini dilakukan

untuk meminimalisir intensi turnover.

Page 22: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

22

2. Bagi penelitian-penelitian selanjutnya disarankan agar mencoba

menghubungkan intensi turnover dengan karakteristik kepribadian big five

secara menyeluruh yang tidak peneliti sertakan dalam penelitian ini, yang

terdiri dari Extraversion, Agreeableness dan Neuroticism yang mana juga

berhubungan dengan intensi turnover, hal ini dianjurkan agar dapat

melengkapi apa yang telah peneliti lakukan sebelumnya.

Page 23: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

23

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, (2004). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Andrianto, S. (1999). Hubungan Antara Kematangan Beragama Dengan Intensi Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Aribowo, A. D (2006). Hubungan Antara Negative Moods Dengan Intensi

Menunda Tugas-tugas Akademik Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _______. (1995). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi 2. Jogyakarta:

Pustaka Pelajar. _______. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Barrick, M. R. dan Mount, M. K. (2005). Yes, Personality Matters: Moving on to

More Important Matters. Journal of Human Performance. Vol 18, 359-372. ___________. dan Zimmerman, R. D. (2005). Reducing Voluntary, Avoidable

Turnover Through Selection. Journal of Applied Psychology. Vol 90, 159-166.

Goldberg, L. R., Roberts, B. W., Chernyshenko, O. S., Stark, S. (2005). The

Structure of Conscientiousness: an Empirical Investigation Based on Seven Major Personality Questionnaires. Journal of Personnel Psychology. Vol 58, 103-139.

Hadi, S. (2004). Metodologi Research. Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset. Harvey, C. & Stalker, C. (2003). Understanding and Preventing Employees

Turnover. Kanada: Wilfrid Laurier University. Heinstrom, J. (2003). Five Personality Dimensions and Their Influence on

Information Behaviour. Information Research. Vol. 9, No. 1

Page 24: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

24

John, O. P dan Srivastava, S. (1999). The Big Five Trait Taxonomy: History, Measurement, and Theoretical Perspectives. University of California at Berkeley.

Kalnbach, L. dan Griffin, G. (2002). Predicting and Classifying Voluntary

Turnover Decisions for Truckload Drivers. Fargo: North Dakota State University, Upper Great Plains Transportation Institute.

Khalid, S.A. dan Ali, H. (2005). The Effects of Organizational Citizenship

Behavior on Withdrawal Behavior: A Malaysian Study. International Journal of Management and Entrepreneurship. 1(1):30-40.

Kurniasari, L (2004). Pengaruh Komitmen Organisasi dan Job Insecurity

Karyawan Terhadap Intensi Turnover. Tesis (tidak diterbitkan). Surabaya: Pengembangan Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga.

Lambert, E. G. (2006). I Want to Leave: a Test of a Model of Turnover Intent

Among Correctional Staff . Journal of Applied Psychology. Vol. 2, No. 1 Mastuti, E (2005). Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi dari

IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa. Jurnal Insan, Vol. 7, No. 3 McElroy, T. & Dowd, K. (2007). Susceptibility to anchoring effects: How

openness to experience influences responses to anchoring cues. Journal of Judgement and Decision Making. Vol 2, 48-53.

Mobley, W. H. (1986). Pergantian Karyawan: Sebab Akibat dan

Pengendaliannya. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Mueller, J. D. K. (2003). Turnover Processes in a Temporal Context: It’s About

Time. University of Florida. Pervin, L. A. dan John, O. P. (2005). Personality : Theory and Reasearch. 9 ed.

New York : John Wiley & Sons, Inc. Saucier, G. dan Ostendorf, F. (1999). Hierarchical Subcomponent of the Big Five

Personality Factor: A Cross-Language Replication. Journal of Personality and Social Psychology. Vol 76 no 4. 613-627.

Sudarsono, W. A. (2006). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Kinerja

Kontekstual Karyawan Bank Bukopin. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Supriyanto dan Santoso, G. A. (2005). Pengambilan Putusan Pindah Kerja (Studi

Deskriptif Proses Pengambilan Putusan Karyawan yang Pernah Pindah Kerja). Jurnal Anima, Vol. 20, No.4

Page 25: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

25

Suryabrata, S. (2006). Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Suwandi dan Indriantoro, N. (1999). Pengujian Model Turnover Pasewark dan

Strawser: Studi Empiris pada Lingkungan Akuntansi Publik. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 2

Zimmerman, R. D. (2008). Understanding the Impact of Personality Traits on

Individuals Turnover Decisions: A Meta-Analytic Path Model. Personnel Psychology. Vol. 61

http://www.rumahbelajarpsikologi.com. Big Five Personality. 12/10/07 http://www.portalhr.com. Turnover Bisa Diantisipasi Sejak Rekrutmen. 12/10/07 http://www.portalhr.com. Perusahaan di China Kewalahan Mengurusi

Karyawannya. 27/11/2007 http://www.eworld-indonesia.com. Big Five Personality. 12/10/2007 http://www.swa.co.id. Awas, Karyawan Terbaik Berpotensi Hengkang. 31/05/08 http://www.ebizzasia.com. Turnover dan Kualitas Layanan Call Center.

27/11/2007 http://www.senada.or.id. Tinjauan Rantai Nilai Industri (RNI) Pakaian Jadi

2/7/2008

Page 26: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Walaupun pada kasus tertentu perputaran kerja terutama terdiri ... Beberapa

26

IDENTITAS PENULIS

Nama : Dian Ananda Eka Dewangga NIM : 04 320 378 Alamat : Jl. Nangka No 3 Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

No Telepon : 085292412345