naskah publikasi motivasi olahraga-body...

34
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN OLAHRAGA KEBUGARAN DI FITNESS CENTRE PADA WANITA Oleh : ANANDA RIZKA RAHMANIA MIRA ALIZA R. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2009

Upload: lethien

Post on 06-May-2018

259 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN

TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN OLAHRAGA KEBUGARAN

DI FITNESS CENTRE PADA WANITA

Oleh :

ANANDA RIZKA RAHMANIA

MIRA ALIZA R.

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN

TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN OLAHRAGA KEBUGARAN DI FITNESS

CENTRE PADA WANITA

Telah Disetujui Pada Tanggal

Dosen Pembimbing Utama

(Mira Aliza Rachmawati, S.Psi, M.Psi.)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN

TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN OLAHRAGA KEBUGARAN DI FITNESS

CENTRE PADA WANITA

Ananda Rizka Rahmania Mira Aliza Rachmawati

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara body image dengan tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita. Asumsi awal dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara body image dengan tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita. Semakin positif body image, maka semakin rendah motivasi untuk melakukan olahraga kebugaran di fitness centre. Begitu juga sebaliknya, semakin negatif body image maka semakin tinggi motivasi melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita.

Subjek penelitian adalah wanita yang merupakan anggota dari fitness centre yang berlokasi di Yogyakarta yang memiliki karakteristik umur 17-50 tahun. Data penelitian diperoleh dengan alat ukur berupa skala motivasi melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita dari Ryan dkk (1997) yang terdiri dari 23 aitem yang dibagi menjadi 5 tipe yaitu interest/enjoyment, competence, appearance, fitness,dan social dan skala body image yang mengacu pada aspek-aspek body image dari Yuliani (2002) yang terdiri dari 56 aitem. Karena dari hasil uji asumsi diketahui bahwa data tersebut memiliki sebaran normal dan ada juga yang tidak normal namun semua data menunjukkan sebaran yang tidak linier, maka uji hipotesis tidak menggunakan teknik product moment dari Pearson, tetapi menggunakan teknik korelasi non-parametrik dari Spearman. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada korelasi negatif antara body image dengan setiap tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita.

Kata kunci : body image, tipe motivasi.

Page 4: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

Pengantar

Di jaman modern seperti sekarang, hampir di segala aspek kehidupan manusia selalu

diciptakan berbagai kemudahan yang dapat meringankan pekerjaan manusia sehingga

manusia sudah jarang melakukan pekerjaan secara langsung melainkan digantikan oleh

tenaga mesin. Hal ini membuat manusia mulai jarang beraktifitas secara fisik (Butarbutar,

2002), ditambah pula gaya hidup manusia sekarang yang serba instan.

Olahraga adalah salah satu aktifitas utama yang memperbaiki kualitas hidup, baik

pada remaja maupun pada orang dewasa (Santrock, 2002). Selain itu, menurut Fuoss &

Tropmann (Butarbutar, 2002), olahraga merupakan alat untuk menyeimbangkan tubuh dari

kurangnya aktifitas fisik yang sering terjadi pada kebanyakan masyarakat dewasa ini.

Olahraga sebagai salah satu aktifitas manusia yang memiliki manfaat terhadap fisik maupun

psikis.

Sherwood, Light & Blumenthal (Santrock, 2002) mengatakan penelitian yang

dilakukan mengenai pengaruh olahraga salah satunya adalah peran olahraga dalam mencegah

penyakit jantung. Grimes & Mattimore (Santrock, 2003) menyatakan remaja yang

berolahraga secara teratur dapat menangani stres dengan lebih efektif dan memiliki identitas

yang lebih positif daripada remaja yang sedikit berolahraga.

Salah satu sarana untuk berolahraga adalah latihan fisik di tempat kebugaran. Pada

zaman sekarang tempat kebugaran sudah sangat marak dimana-mana yang dilengkapi dengan

berbagai fasilitas yang mendukung seperti alat-alat kebugaran dan instruktur untuk

memberikan arahan dan bimbingan pada anggotanya dalam melaksanakan aktifitas olahraga

kebugaran secara baik dan benar (Butarbutar, 2002).

Alasan individu melakukan aktifitas olahraga kebugaran di tempat kebugaran adalah

ingin memuaskan kebutuhannya, dengan kata lain individu memiliki motivasi yang berbeda-

beda dalam melakukan aktifitas olahraga kebugaran di tempat kebugaran (Butarbutar, 2002).

Page 5: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

Menurut Santrock (2003), motivasi adalah mengapa individu bertingkah laku, berpikir, dan

memiliki perasaan terhadap yang mereka lakukan, dengan penekanan pada gerak dan arah

dari tingkah lakunya. Motivasi sendiri dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Menurut Ryan dkk (1997), kedua macam motivasi tersebut dapat dipilah

menjadi beberapa tipe motivasi untuk mengetahui mengapa seseorang melakukan olahraga

kebugaran. Ryan dkk (1997) menyatakan bahwa motivasi intrinsik terdiri dari kesenangan

yang didapat seseorang dari berolahraga (enjoyment/interest), keinginan untuk menaklukkan

tantangan dan mengasah minat serta kemampuan (competence). Sedangkan motivasi

ekstrinsik terdiri dari keinginan untuk meningkatkan penampilan tubuh (appearance),

keinginan untuk meningkatkan kebugaran tubuh (fitness), dan untuk melakukan interaksi

sosial.

Saat seseorang mulai melakukan olahraga kebugaran lalu melakukannya kembali

sehingga menjadi suatu rutinitas, salah satu alasannya menurut Perrin (Ryan dkk, 1997)

adalah karena seseorang tersebut merasa senang/mendapat kesenangan tersendiri dalam

melakukannya. Cash dkk (Strickland, 2004) menyatakan bahwa dalam penelitian

menunjukkan seseorang yang berolahraga kebugaran merasa hidupnya lebih bahagia dari

pada. Olahraga kebugaran dapat meningkatkan kesehatan psikologis, mengurangi tingkat

kecemasan dan depresi serta meningkatkan mood seseorang (Strickland, 2004).

Alasan lain seseorang melakukan olahraga kebugaran adalah untuk menaklukkan

tantangan dan mengasah minat serta kemampuan saat melakukan olahraga kebugaran (Ryan

dkk, 1997). Menurut Reis dkk (Butarbutar, 2002), ketika orang merasa mampu dan optimis

untuk menjalani olahraga kebugaran di fitness centre maka orang tersebut akan memiliki rasa

percaya diri yang lebih baik.

Seseorang melakukan olahraga kebugaran di fitness centre yaitu juga untuk menjaga

kesehatan dan kebugaran tubuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan President’s Council

Page 6: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

(Strickland, 2004) yang mengatakan bahwa berolahraga kebugaran dapat meningkatkan

kesehatan dan mengingkatkan fungsi serta kualitas hidup seseorang. Lebih dalam lagi

dikatakan oleh Davis & Cowles (Strickland, 2004), berolahraga kebugaran dapat

meningkatkan kerja atau kondisi cardiovascular, mengurangi hipertensi, dan mengurangi

resiko osteoporosis.

Bagi remaja putri, berolahraga kebugaran juga dapat memberi manfaat secara

sosiologikal. Remaja putri dapat belajar mengenai dirinya satu sama lain sebagai remaja

seusianya dan dapat meningkatkan social skills (Strickland, 2004). Sedangkan menurut

President’s Council (Strickland, 2004) remaja putri dapat meningkatkan interaksi sosial yang

positif dan meningkatkan ekspresi diri.

Motivasi utama individu khususnya wanita zaman sekarang dalam melakukan

aktifitas kebugaran menurut Wilfley & Rodin (Meyer, 2004) adalah untuk melangsingkan

tubuh, bukan untuk kesehatan jasmani. Menurut Corbin & Lindsey (Butarbutar, 2002),

motivasi seseorang dalam melakukan olahraga di tempat kebugaran yaitu untuk peningkatan

dan pengembangan diri terutama dalam hal penampilan fisik.

Hoyt (Strickland, 2004) menyatakan, wanita secara umum mengalami ketidakpuasan

terhadap penampilan fisik mereka dan ketidakpuasan tersebut bukan merupakan hal yang

mengejutkan lagi ketika media mulai melukiskan wanita dengan tampilan yang lebih kurus

dan lebih kurus lagi. Media memainkan peran yang sangat signifikan dalam bagaimana

wanita memandang tubuh mereka. Levine & Harrison (Rice & Dolgin, 2008) mengatakan

kebanyakan peneliti setuju jika media adalah pihak yang bertanggung jawab paling besar

terhadap hasrat remaja putri untuk menjadi langsing.

Kebanyakan orang terutama wanita, mulai dari remaja sampai wanita dewasa

memiliki ketakutan akan kelebihan berat badan ataupun terkena obesitas, bahkan tidak sedikit

dari mereka merasa ketakutan secara berlebihan sehingga timbul gangguan secara psikis yang

Page 7: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

dikenal dengan eating disorder, semisal anorexia atau juga bulimia

(www.snac.ucla.edu,23/06/08). Berbagai cara mereka lakukan untuk menghindari hal

tersebut, mulai dari diet secara berlebihan yang tidak diatur oleh professional, dengan sengaja

menahan lapar atau juga melakukan olahraga secara kompulsif

(www.snac.ucla.edu,23/06/08). Hal ini sependapat dengan yang dikatakan oleh Rhea

(Strickland, 2004) yang mengatakan bahwa wanita banyak mengalami gangguan makan yang

sangat ekstrim dan juga melakukan olahraga secara ekstrim pula. Ketakutan itu timbul karena

mindset atau stigma yang melekat di masyarakat bahwa cantik itu kurus atau berotot

(www.snac.ucla.edu,23/06/08). Seorang perempuan punya konsep cantik jika tubuhnya putih

dan langsing. Sehingga ia menganggap, "Saya perempuan, jadi kalau ingin cantik harus

langsing." (www.JawaBali.com,21/01/09).

Cash, dkk (Strickland, 2004) mengatakan, banyak wanita terutama mahasiswi yang

melakukan olahraga untuk mengatur berat badan dan penampilan mereka dari pada untuk

mengatur kesehatan, kebugaran atau stres, mood dan interaksi sosial. Silberstein (Strickland,

2004) menegaskan bahwa itulah yang memotivasi mereka dalam melakukan olahraga

kebugaran, untuk mengurangi berat badan, menyeimbangkan dan mengurangi kalori.

Sedangkan Jaffee & Manzer (Strickland, 2004) menyatakan bahwa wanita yang sukses dalam

menjalani olahraga kebugaran akan menjadi aktif secara fisik, dan dapat meningkatkan

kepercayaan diri, menghargai diri dan menimbulkan body image yang positif. Body image

sendiri menurut Schilder (Reas, 2002) merupakan gambaran dari tubuh seseorang yang

dibentuk oleh orang tersebut didalam pikiran, yang merupakan cara untuk mengatakan

bagaimana seseorang memandang tubuhnya sendiri.

Motivasi Melakukan Olahraga Kebugaran di Fitness Centre pada Wanita

Menurut Handoko (2006) kata motif berarti suatu alasan/dorongan yang

menyebabkan seseorang berbuat sesuatu/melakukan tindakan/bersikap tertentu. Sedangkan

Page 8: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

motivasi sendiri adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia yang

menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Sedangkan menurut

Wahjosumidjo (1987), motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan

interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.

Dari definisi-definisi yang dikemukakan para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi

merupakan suatu proses psikologis yang merupakan tenaga atau faktor yang terdapat dalam

diri manusia yang mencerminkan interaksi yang menimbulkan dan mengarahkan tujuan,

pemenuhan kepuasan kebutuhan serta mengorganisasikan persepsi, sikap dan tingkah

lakunya.

Motivasi melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita merupakan

keseluruhan daya penggerak berupa kebutuhan peningkatan pengembangan diri, kebutuhan

menjalin hubungan interpersonal dan kebutuhan akan status dan penghargaan yang

menimbulkan kegiatan olahraga kebugaran di fitness centre, menjamin kelangsungan aktifitas

olahraga kebugaran dan memberi arah pada aktifitas olahraga kebugaran untuk mencapai

tujuan yang dikehendaki. Motivasi berolahraga kebugaran di fitness centre dapat berasal dari

dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dari luar individu (motivasi ekstrinsik)

(Butarbutar, 2002).

Tidak jauh beda dengan Butarbutar, menurut Ryan dkk (1997), motivasi terdiri dari

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Kedua macam motivasi tersebut dapat dipilah

menjadi beberapa tipe motivasi untuk mengetahui mengapa seseorang melakukan olahraga

kebugaran. Ryan dkk (1997) menyatakan bahwa motivasi intrinsik terdiri dari kesenangan

yang didapat seseorang dari berolahraga (enjoyment/interest), keinginan untuk menaklukkan

tantangan dan mengasah minat serta kemampuan (competence). Sedangkan motivasi

ekstrinsik terdiri dari keinginan untuk meningkatkan penampilan tubuh (appearance),

Page 9: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

keinginan untuk meningkatkan kebugaran tubuh (fitness), dan untuk melakukan

kontak/interaksi sosial.

Dapat disimpulkan bahwa tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di

fitness centre pada wanita merupakan keseluruhan daya penggerak untuk menggali dan

meningkatkan kemampuan diri wanita, memenuhi kebutuhan wanita akan jiwa dan raganya

serta kebutuhan akan bersosialisasi.

Tipe-tipe Motivasi dalam Melakukan Olahraga Kebugaran di Fitness Centre pada

Wanita

Menurut Ryan dkk (1997), tipe-tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di

fitness centre pada wanita adalah:

1. interest/enjoyment

berdasarkan kesenangan yang didapatnya dari berolahraga yang merupakan keinginan

untuk bersenang-senang, mewujudkan minat dan menjadi terdorong untuk melakukan

aktifitas olahraga.

2. competence

berdasarkan dari kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas tersebut yang

merupakan keinginan untuk menaklukkan tantangan, melatih serta mengembangkan

kemampuan yang dimiliki.

3. appearance

keinginan untuk meningkatkan penampilan tubuh, tujuannya lebih pada hasrat yang

besar untuk mendapat uang atau ketenaran

4. fitness

keinginan untuk meningkatkan kebugaran tubuh, tujuannya lebih pada afiliasi dan

penerimaan diri.

5. social

Page 10: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

tujuan dari melakukan olahraga kebugaran untuk melakukan kontak/interaksi sosial.

Adanya kontak/interaksi sosial, dapat menimbulkan kesenangan dalam melakukan

olahraga kebugaran.

Appearance dan fitness merupakan dua tipe yang berhubungan atau yang terfokus

langsung dengan tubuh.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe motivasi dalam melakukan olahraga

kebugaran di fitness centre pada wanita adalah interest/enjoyment, competence, appearance,

fitness, social.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi dalam Melakukan Olahraga Kebugaran

di Fitness Centre

Menurut Williams (Butarbutar, 2002) menyatakan beberapa faktor yang

mempengaruhi motivasi berolahraga di fitness centre yaitu:

1. Daya tarik fisik individu mempengaruhi motivasinya dalam berolahraga kebugaran

di fitness centre. Tujuan utama dalam berolahraga kebugaran di fitness centre

adalah meningkatkan daya tarik fisik.

2. Fasilitas yang memadai dan cuaca yang baik akan membuat individu lebih

termotivasi untuk melakukan aktifitas berolahraga di fitness centre. Fasilitas yang

dimaksud adalah kualitas dan kuantitas alat yang tersedia serta keanekaragaman

alat.

3. Pergaulan di tempat kebugaran mempengaruhi motivasi berolahraga kebugaran

individu. Dengan adanya teman berlatih dapat meningkatkan motivasi individu,

teman berlatih dapat dijadikan sebagai standar terhadap diri sendiri sehingga

latihan olahraga di tempat kebugaran tersebut menjadi lebih menarik.

Page 11: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

4. Instruktur turut mempengaruhi motivasi. Instruktur yang berkualitas harus mampu

memberikan porsi latihan yang sesuai bagi anggota tempat kebugaran sesuai

dengan kebutuhan dan tujuan latihan tersebut.

Selain keempat faktor diatas, ada faktor lain yang juga mempengaruhi seseorang

untuk berolahraga kebugaran di fitness centre yaitu untuk menjaga kesehatan dan kebugaran

tubuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan President’s Council (Strickland, 2004) yang

mengatakan bahwa berolahraga kebugaran dapat meningkatkan kesehatan dan

mengingkatkan fungsi serta kualitas hidup seseorang. Ditambahkan, berolahraga kebugaran

juga dapat meningkatkan sistem imun tubuh dan kematangan repoduksi, siklus menstruasi

lebih teratur. Yang tidak kalah penting menurut Greensberg & Oglesby (Strickland, 2004)

yaitu berolahraga kebugaran dapat memberikan hasil yang positif terhadap mood seseorang,

meningkatkan self-concept dan self-esteem. Lebih dalam lagi dikatakan oleh Davis & Cowles

(Strickland, 2004), berolahraga kebugaran dapat meningkatkan kerja atau kondisi

cardiovascular, mengurangi hipertensi, mengurangi resiko osteoporosis dan dapat

mengurangi depresi serta kecemasan. Sehingga dapat dikatakan bahwa menjaga kesehatan

dan kebugaran tubuh merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk

termotivasi melakukan olahraga kebugaran di fitness centre.

Usia menjadi faktor yang juga mempengaruhi motivasi seseorang dalam melakukan

olahraga kebugaran di fitness centre. Monks dkk (Wulandari, 2000) mengatakan, wanita pada

usia dibawah 40 tahun masih senang mencoba dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk

mencari dan mempertahankan eksistensi diri. Sedangkan usia lebih dari 40 tahun menurut

Trisnawati (Wulandari, 2000), tidak lagi terlalu merisaukan penampilan dan kecantikan.

Wanita di atas 40 tahun lebih menerima kondisi fisiknya apa adanya dan lebih

memprioritaskan perannya dalam keluarga, dan kebanggan akan utuhnya keluarga.

Page 12: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

Menurut Reis dkk (Butarbutar, 2002), rasa percaya diri yang tinggi membuat orang

memiliki motivasi yang tinggi pula dalam berolahraga kebugaran di fitness centre. Mereka

menjadi merasa mampu dan optimis dalam berolahraga kebugaran di fitness centre.

Dari faktor-faktor yang disebutkan dapat ditarik kesimpulan bahwa yang

mempengaruhi tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada

wanita adalah daya tarik fisik individu, fasilitas dan cuaca yang mendukung, pergaulan di

tempat kebugaran, instruktur yang terdapat dalam fitness centre tersebut, faktor untuk

menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dan usia serta rasa percaya diri juga mempengaruhi

seseorang melakukan olahraga kebugaran di fitness centre.

Body Image

Slade (Gardner, 1996) berpendapat bahwa body image merupakan gambaran yang

dimiliki seseorang didalam pikirannya terhadap ukuran, bentuk dan kondisi dari tubuhnya

dan perasaannya terhadap hal-hal tersebut serta pilihan seseorang terhadap bagian-bagian

tubuh. Dari definisi tersebut, gambaran mental yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya

merefleksikan komponen perseptual, sementara perasaan seseorang terhadap tubuhnya dapat

disamakan dengan komponen atitudinal atau sikap. Yuliani (2002) menyatakan bahwa body

image merupakan gambaran mental individu mengenai penampilan fisiknya sebagai bagian

dari konsep diri dan perasaan yang menyertainya, disertai penerimaan dan penilaian diri

individu tentang keadaan raganya berdasarkan pengalaman tubuhnya di masa lalu, baik nyata

maupun fantasi.

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa body image merupakan

gambaran yang dimiliki seseorang didalam pikirannya atau persepsi terhadap ukuran, bentuk

dan kondisi dari tubuhnya dan perasaannya terhadap hal-hal tersebut serta pilihan seseorang

terhadap bagian-bagian tubuh, sikap dan perilaku seseorang berkenaan dengan tubuhnya,

Page 13: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

bagaimana ia memandang dan mencintai dan menghargai tubuhnya, yang terbentuk dari

pemikirannya, penerimaan dan penilaian diri individu tentang keadaan raganya berdasarkan

pengalaman tubuhnya di masa lalu, baik nyata maupun fantasi.

Aspek-Aspek Body Image

Yuliani (2002) menyatakan bahwa aspek-aspek body image antara lain:

1. Affective

Mengarah pada evaluasi perasaan individu tentang tubuh. Aspek ini meliputi rasa

malu (body shame),dan rasa tidak puas (body dissatisfaction).

2. Cognitive

Meliputi komponen perseptual, yaitu tentang gambaran mental individu mengenai

tubuhnya. Termasuk didalamnya adalah kesan terhadap tubuh yang dibentuk diri

sendiri maupun orang lain, kesan terhadap kriteria tubuh ideal, ketepatan

mengestimasi tubuh, dan control beliefs.

3. Behavior

Yaitu adanya intensi berperilaku untuk memenuhi cultural ideal, kewaspadaan yang

tinggi terhadap tubuh (body surveillance) dan kecenderungan untuk terjadi gangguan

makan, diet serta olahraga yang berlebihan.

Dari komponen-komponen tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang

terdapat dalam body image terdiri dari affective, cognitive dan behavior.

Hubungan Antara Body Image dengan Tipe Motivasi dalam Melakukan Olahraga

Kebugaran di Fitness Centre pada Wanita

Menurut Handoko (2006) motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat

dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah

lakunya. Sedangkan menurut Wahjosumidjo (1987), motivasi merupakan suatu proses

psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan

Page 14: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

yang terjadi pada diri seseorang. Menurut Fox dkk (Butarbutar, 2002), motivasi merupakan

aspek yang penting karena motivasi juga dapat menggerakkan individu untuk melakukan

olahraga kebugaran dan membuat mereka bertahan dalam aktifitas tersebut.

Didalam motivasi, terdapat komponen sikap yang meliputi perasaan yang dimiliki

oleh individu mengenai dirinya sendiri, tubuhnya, sikap terhadap statusnya, prospek masa

depannya, harga dirinya, kepuasan dan penilaian dirinya. Gardner dan Jersild (Hartantri,

1998) menambahkan bahwa perasaan diwakili dengan tingkat kepuasan dan ketidakpuasan

individu terhadap bagian-bagian tubuh ataupun tubuhnya secara keseluruhan. Apabila orang

tersebut tidak puas dan malu dengan bagian-bagian dari tubuhnya, maka orang tersebut akan

berusaha untuk membuat tubuhnya lebih baik atau menjadi berkeinginan untuk meningkatkan

penampilan tubuh salah satu caranya dengan berolahraga kebugaran tujuannya lebih pada

afiliasi dan penerimaan diri.

Bagi remaja putri, menurut Rosenblum & Lewis (Rice & Dolgin, 2008), perasaan

tidak puas tersebut terjadi pada puncaknya di masa perkembangan mereka. Pada masa

remaja, menurut Jersild (Wulandari, 2000), mereka mengalami peningkatan ketertarikan

terhadap lawan jenis dan kesadaran remaja akan potensi daya tarik bagi lawan jenis,

mendorong mereka menjadi tertantang untuk tampil sebaik mungkin. Davidson & McCabe

(Maimon, 2008) menambahkan, pengaruh pubertas juga memberikan efek negatif pada

remaja, pada remaja putri khususnya yang mengalami perubahan bentuk tubuh, menstruasi

dan tumbuhnya bulu-bulu pada tubuh. Hal tersebut terutama pada perubahan bentuk tubuh.

Ketidakpuasan pada bentuk tubuh akan memotivasi mereka untuk memperbaikinya. Jika

mereka berhasil meningkatkan penampilan tubuh mereka, maka akan memperoleh ketenaran

dikalangan lawan jenisnya dan hal tersebut merupakan bentuk pencarian identitas diri

mereka.

Page 15: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

Menurut Cratty (Butarbutar, 2002), motivasi berolahraga berbeda dari satu individu

dengan individu lainnya. Motivasi juga akan mengarahkan individu dalam mencapai

tujuannya berolahraga kebugaran. Kebanyakan wanita berolahraga kebugaran tujuannya

untuk menjadi cantik dan berpenampilan menarik serta memiliki tubuh yang indah

(Wulandari, 2000). Wardhani (Wulandari, 2000) mengutip perkataan Lubis yang mengatakan

bahwa standar kecantikan itu dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain budaya dan waktu,

juga bergantung pada masing-masing orang dan kadang bergantung pada idola atau simbol

kecantikan yang dianutnya.

Seseorang ingin meningkatkan penampilan fisik atau kebugaran tubuhnya didasari

oleh cara pandangnya terhadap dirinya, perasaan dan pemikirannya mengenai

penampilannya. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Cash & Pruzinsky (Tsukada, 2003),

mengenai sejumlah perasaan, persepsi, sikap dan perilaku seseorang berkenaan dengan tubuh

seseorang, yang dikenal dengan body image. Apabila penampilan fisik dan kebugaran

tubuhnya dirasa kurang maka ia akan melakukan berbagai cara untuk meningkatkan

penampilan dan kebugarannya, salah satunya dengan berolahraga kebugaran. Apabila

penampilan fisiknya sudah baik, maka seseorang tersebut akan melakukan olahraga

kebugaran untuk mempertahankan bentuk tubuhnya. Menurut Fox dkk (Butarbutar, 2002)

kuatnya motivasi berolahraga kebugaran akan dipengaruhi oleh kebutuhan individu dalam

melaksanakan olahraga kebugaran tersebut. Jika belum baik maka seseorang menjadi

berkeinginan untuk meningkatkan kebugaran tubuh, maka motivasinya melakukan olahraga

kebugaran menjadi tinggi.

Jaffee & Manzer (Strickland, 2004) menyatakan, wanita yang sukses dalam

berolahraga, apa yang menjadi tujuannya tercapai, dapat meningkatkan body image menjadi

lebih positif, meningkatkan kepercayaan diri dan juga self-esteem. Setelah itu menurut

Setiawan (Butarbutar, 2002) ada dua hal yang mungkin terjadi, pertama, mereka tetap

Page 16: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

termotivasi untuk mempertahankan bentuk tubuh mereka, kedua, motivasi mereka bisa saja

menjadi rendah dan akan melaksanakan olahraga tersebut kurang dari apa yang

dibutuhkannya dan bukan tidak mungkin akan berhenti berolahraga di fitness centre. Mereka

yang tetap termotivasi akan melakukan olahraga kebugaran dengan lebih santai, lebih

bahagia, lebih senang karena sudah tidak terbebani dengan tuntutan untuk memperbaiki

bentuk tubuh lagi dan hubungan sosialnya pun lebih baik karena mereka memiliki

kepercayaan diri yang lebih dibandingkan sebelumnya.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa seseorang yang memiliki gambaran terhadap

dirinya (body image) negatif akan termotivasi untuk melakukan berbagai cara supaya terlihat

lebih baik, salah satunya dengan cara berolahraga di fitness centre.

Metode Penelitian

Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan subjek penelitian yaitu wanita yang merupakan anggota

dari fitness centre yang berlokasi di Yogyakarta yang memiliki karakteristik: umur 17-50

tahun.

Metode Pengumpulan Data

Dalam mengukur kedua variabel, peneliti menggunakan dua buah alat ukur, yaitu :

1. Body image, untuk mengukurnya peneliti menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri oleh

peneliti. Alat ukur ini terdiri aitem unfavorable untuk tiap-tiap aspek yang terdiri dari tiga

aspek dasar, yaitu : aspek cognitive, affective, dan behavior. Tiap aitem dari dalam alat

ukur ini diurutkan dari pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak

setuju. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin positif body image para wanita.

Semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin negatif body image para wanita.

Page 17: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

Tabel 1 Distribusi Butir Skala Body Image Sebelum Uji Coba

Aspek

Butir Unfavorable

Nomor butir jumlah

affective 2, 5, 8, 9, 11, 14, 16, 19, 21, 27, 29, 35, 39, 42, 47, 49, 53, 54, 57, 59, 62

21

cognitive 3, 6, 7, 12, 15, 17, 22, 24, 25, 30, 32, 36, 40, 41, 45, 50, 55, 58, 60, 61, 63

21

behavior 1, 4, 10, 13, 18, 20, 23, 26, 28, 31, 33, 34, 37, 38, 43, 44, 46, 48, 51, 52, 56

21

63 2. Tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita, untuk

mengukurnya peneliti menggunakan skala Motives for Physical Activity Measure-Revised

(MPAM-R). Skala tersebut dibuat oleh Ryan dkk (1997) dan diadaptasi oleh peneliti yang

kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Terdiri dari 27 aitem yang berisi

pernyataan favorable yang terdiri dari beberapa tipe, antara lain yaitu interest/enjoyment,

competence, appearance, fitness, dan social. Tiap aitem dalam alat ukur ini diurutkan dari

pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Semakin tinggi skor

yang diperoleh maka semakin tinggi motivasi melakukan aktifitas fisik. Semakin rendah

skor yang diperoleh maka semakin rendah motivasi melakukan aktifitas fisik.

Tabel 2 Distribusi Butir Skala Tipe Motivasi dalam Melakukan Olahraga Kebugaran di Fitness Centre pada Wanita Sebelum Uji Coba

Aspek

Butir Favorable

Nomor butir jumlah

Interest/enjoyment 2, 7, 11, 18, 22 5 Competence 3, 4, 8, 9, 12, 14 6 Appearance 5, 10, 17, 20, 24, 27 6 Fitness 1, 13, 16, 19, 23 5 Social 6, 15, 21, 25, 26 5

Page 18: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

27

Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian ini adalah

hubungan (korelasi). Korelasi yang digunakan adalah korelasi Product Moment dari Pearson

yang terdapat pada program komputer SPSS 12,0 for Windows XP. Teknik korelasi product

moment digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara body image dengan tipe

motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita.

Hasil Penelitian

Gambaran umum di bawah ini mencakup dua skala yang digunakan dalam penelitian

yaitu skala body image dan skala tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di

fitness centre pada wanita. Berikut adalah tabel deskripsi data peneltian yang dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1 Deskripsi Data Penelitian

Variabel Skor Hipotetik Skor Empirik X

Min X

Max Mean SD X

Min X

Max Mean SD

Total tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita

23 92 57,50 11,50 60,00 92,00 75,00 8,00

Body Image 56 224 140 28 95,00 207,00 159,00 25 Ket : Min = Skor Total Minimal Max = Skor Total Maksimal

Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menggolongkan subjek dalam lima kategori

yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah (Azwar, 2005).

Kategori subjek dibuat dengan membagi standar deviasi dari distribusi normal menjadi lima

bagian, yaitu :

Page 19: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

1. Sangat tinggi : X > MH + 1,8 SDH

2. Tinggi : MH + 0,6 SDH < X ≤ MH + 1,8 SDH

3. Sedang : MH – 0,6 SDH < X ≤ MH + 0,6 SDH

4. Rendah : MH – 1,8 SDH ≤ X ≤ MH – 0,6 SDH

5. Sangat rendah : X < MH – 1,8 SDH

Ket :

X = Skor

MH = Mean Hipotetik

SDH = Standar Deviasi Hipotetik

a. Skala Body Image

Skala body image terdiri dari 56 aitem dengan skor minimum 1 dan skor maksimum

4. Standar deviasi hipotetik skala body image adalah 28 dan standar deviasi empirinya 25.

Mean hipotetik skala body image 140 dan mean empirisnya 159. Deskripsi data penelitian

yang telah disebutkan diatas digunakan untuk menentukan skor body image dalam kategori

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Berdasarkan skor body image maka

subjek yang memiliki skor X > 190,4 untuk kategori sangat tinggi, 156,8 < X ≤ 190,4 untuk

kategori tinggi, 123,2 < X ≤ 156,8 untuk kategori sedang, 89,6 ≤ X ≤ 123,2 untuk kategori

rendah, dan X < 89,6 untuk kategori sangat rendah. Gambaran umum kategorisasi body

image dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Deskripsi Kategorisasi Body Image Pada Subjek Penelitian

Skor Kategori Frekuensi Prosentase Sangat Tinggi X > 190,4 7 14%

Tinggi 156,8 < X ≤ 190,4 21 42% Sedang 123,2 < X ≤ 156,8 19 38% Rendah 89,6 ≤ X ≤ 123,2 3 6%

Sangat Rendah X < 89,6 0 0% Jumlah 50 100 %

Page 20: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

b. Skala tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada

wanita

Skala tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada

wanita terdiri dari 23 aitem dengan skor minimum 1 dan skor maksimum 4. Keduapuluh tiga

aitem tersebut dibagi menjadi 5 tipe yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Standar deviasi hipotetik skala total tipe motivasi dalam melakukan olahraga

kebugaran di fitness centre pada wanita adalah 11,5 dan standar deviasi

empirisnya 8. Mean hipotetik skala total tipe motivasi dalam melakukan

olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita 57,5 dan mean empirisnya

75. Deskripsi data penelitian yang telah disebutkan diatas digunakan untuk

menentukan skor total tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di

fitness centre pada wanita dalam kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah

dan sangat rendah. Berdasarkan skor total tipe motivasi dalam melakukan

olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita maka subjek yang memiliki

skor X > 78,2 untuk kategori sangat tinggi, 64,4 < X ≤ 78,2 untuk kategori

tinggi, 50,6 < X ≤ 64,4 untuk kategori sedang, 36,8 ≤ X ≤ 50,6 untuk kategori

rendah, dan X < 36,8 untuk kategori sangat rendah. Gambaran umum

kategorisasi skala total tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di

fitness centre pada wanita dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Deskripsi Kategorisasi Total Tipe Motivasi dalam Melakukan Olahraga Kebugaran di Fitness Centre pada Wanita Pada Subjek Penelitian

Skor Kategori Frekuensi Prosentase Sangat Tinggi X > 78,2 15 30%

Tinggi 64,4 < X ≤ 78,2 33 66% Sedang 50,6 < X ≤ 64,4 2 4% Rendah 36,8 ≤ X ≤ 50,6 0 0%

Sangat Rendah X < 36,8 0 0% Jumlah 50 100 %

Page 21: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

2. Tipe Interest/Enjoyment

Standar deviasi hipotetik skala tipe interest/enjoyment dalam melakukan

olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita adalah 2,5 dan standar

deviasi empirisnya 2. Mean hipotetik skala tipe interest/enjoyment dalam

melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita 12,5 dan mean

empirisnya 17. Deskripsi data penelitian yang telah disebutkan diatas

digunakan untuk menentukan skor tipe interest/enjoyment dalam melakukan

olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita dalam kategori sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Berdasarkan skor tipe

interest/enjoyment dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada

wanita maka subjek yang memiliki skor X > 17 untuk kategori sangat tinggi,

14 < X ≤ 17 untuk kategori tinggi, 11 < X ≤ 14 untuk kategori sedang, 8 ≤ X ≤

11 untuk kategori rendah, dan X < 8 untuk kategori sangat rendah. Gambaran

umum kategorisasi skala tipe interest/enjoyment dalam melakukan olahraga

kebugaran di fitness centre pada wanita dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Deskripsi Kategorisasi Tipe Interest/Enjoyment dalam Melakukan Olahraga Kebugaran di Fitness Centre pada Wanita Pada Subjek Penelitian

Skor Kategori Frekuensi Prosentase Sangat Tinggi X > 17 17 34%

Tinggi 14 < X ≤ 17 30 60% Sedang 11 < X ≤ 14 3 6% Rendah 8 ≤ X ≤ 11 0 0%

Sangat Rendah X < 8 0 0% Jumlah 50 100 %

3. Tipe Competence

Standar deviasi hipotetik skala tipe competence dalam melakukan olahraga

kebugaran di fitness centre pada wanita adalah 2,5 dan standar deviasi

empirisnya 2,5. Mean hipotetik skala tipe competence dalam melakukan

Page 22: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita 12,5 dan mean empirisnya

16. Deskripsi data penelitian yang telah disebutkan diatas digunakan untuk

menentukan skor tipe competence dalam melakukan olahraga kebugaran di

fitness centre pada wanita dalam kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah

dan sangat rendah. Berdasarkan skor tipe competence dalam melakukan

olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita maka subjek yang memiliki

skor X > 17 untuk kategori sangat tinggi, 14 < X ≤ 17 untuk kategori tinggi,

11 < X ≤ 14 untuk kategori sedang, 8 ≤ X ≤ 11 untuk kategori rendah, dan X <

8 untuk kategori sangat rendah. Gambaran umum kategorisasi skala tipe

competence dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada

wanita dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Deskripsi Kategorisasi Tipe Competence dalam Melakukan Olahraga Kebugaran di Fitness Centre pada Wanita Pada Subjek Penelitian

Skor Kategori Frekuensi Prosentase Sangat Tinggi X > 17 10 20%

Tinggi 14 < X ≤ 17 31 62% Sedang 11 < X ≤ 14 7 14% Rendah 8 ≤ X ≤ 11 2 4%

Sangat Rendah X < 8 0 0% Jumlah 50 100 %

4. Tipe Appearance

Standar deviasi hipotetik skala tipe appearance dalam melakukan olahraga

kebugaran di fitness centre pada wanita adalah 2 dan standar deviasi

empirisnya 2. Mean hipotetik skala tipe appearance dalam melakukan

olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita 10 dan mean empirisnya 13.

Deskripsi data penelitian yang telah disebutkan diatas digunakan untuk

menentukan skor tipe appearance dalam melakukan olahraga kebugaran di

fitness centre pada wanita dalam kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah

Page 23: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

dan sangat rendah. Berdasarkan skor tipe appearance dalam melakukan

olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita maka subjek yang memiliki

skor X > 13,6 untuk kategori sangat tinggi, 11,2 < X ≤ 13,6 untuk kategori

tinggi, 8,8 < X ≤ 11,2 untuk kategori sedang, 6,4 ≤ X ≤ 8,8 untuk kategori

rendah, dan X < 6,4 untuk kategori sangat rendah. Gambaran umum

kategorisasi skala tipe appearance dalam melakukan olahraga kebugaran di

fitness centre pada wanita dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Deskripsi Kategorisasi Tipe Appearance dalam Melakukan Olahraga Kebugaran di Fitness Centre pada Wanita Pada Subjek Penelitian

Skor Kategori Frekuensi Prosentase Sangat Tinggi X > 13,6 21 42%

Tinggi 11,2 < X ≤ 13,6 18 36% Sedang 8,8 < X ≤ 11,2 11 22% Rendah 6,4 ≤ X ≤ 8,8 0 0%

Sangat Rendah X < 6,4 0 0% Jumlah 50 100 %

5. Tipe Fitness

Standar deviasi hipotetik skala tipe fitness dalam melakukan olahraga

kebugaran di fitness centre pada wanita adalah 2,5 dan standar deviasi

empirisnya 2. Mean hipotetik skala tipe fitness dalam melakukan olahraga

kebugaran di fitness centre pada wanita 12,5 dan mean empirisnya 18.

Deskripsi data penelitian yang telah disebutkan diatas digunakan untuk

menentukan skor tipe fitness dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness

centre pada wanita dalam kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan

sangat rendah. Berdasarkan skor tipe fitness dalam melakukan olahraga

kebugaran di fitness centre pada wanita maka subjek yang memiliki skor X >

17 untuk kategori sangat tinggi, 14 < X ≤ 17 untuk kategori tinggi, 11 < X ≤

14 untuk kategori sedang, 8 ≤ X ≤ 11 untuk kategori rendah, dan X < 8 untuk

Page 24: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

kategori sangat rendah. Gambaran umum kategorisasi skala tipe fitness dalam

melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita dapat dilihat pada

Tabel 11.

Tabel 11 Deskripsi Kategorisasi Tipe Fitness dalam Melakukan Olahraga Kebugaran di Fitness Centre pada Wanita Pada Subjek Penelitian

Skor Kategori Frekuensi Prosentase Sangat Tinggi X > 17 26 52%

Tinggi 14 < X ≤ 17 23 46% Sedang 11 < X ≤ 14 1 2% Rendah 8 ≤ X ≤ 11 0 0%

Sangat Rendah X < 8 0 0% Jumlah 50 100 %

6. Tipe Social

Standar deviasi hipotetik skala tipe social dalam melakukan olahraga

kebugaran di fitness centre pada wanita adalah 2 dan standar deviasi

empirisnya 2. Mean hipotetik skala tipe social dalam melakukan olahraga

kebugaran di fitness centre pada wanita 10 dan mean empirisnya 12. Deskripsi

data penelitian yang telah disebutkan diatas digunakan untuk menentukan skor

tipe social dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita

dalam kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

Berdasarkan skor tipe social dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness

centre pada wanita maka subjek yang memiliki skor X > 13,6 untuk kategori

sangat tinggi, 11,2 < X ≤ 13,6 untuk kategori tinggi, 8,8 < X ≤ 11,2 untuk

kategori sedang, 6,4 ≤ X ≤ 8,8 untuk kategori rendah, dan X < 6,4 untuk

kategori sangat rendah. Gambaran umum kategorisasi skala tipe social dalam

melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita dapat dilihat pada

Tabel 12.

Page 25: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

Tabel 12 Deskripsi Kategorisasi Tipe Social dalam Melakukan Olahraga Kebugaran di Fitness Centre pada Wanita Pada Subjek Penelitian

Skor Kategori Frekuensi Prosentase Sangat Tinggi X > 13,6 5 10%

Tinggi 11,2 < X ≤ 13,6 26 52% Sedang 8,8 < X ≤ 11,2 13 26% Rendah 6,4 ≤ X ≤ 8,8 6 12%

Sangat Rendah X < 6,4 0 0% Jumlah 50 100 %

3. Uji Asumsi

Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang terdiri

dari uji normalitas dan uji linieritas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel terdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik One- Sample Kolmogorov-

Smirnov Z Test. Sebaran skor variabel dikatakan normal apabila mengikuti distribusi kurva

normal jika harga p dari nilai K-S-Z lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Berdasarkan hasil uji

normalitas yang dilakukan dapat diketahui bahwa sebaran skor pada :

1. Skala body image yang disajikan memiliki sebaran normal. Variabel body

image menunjukkan K-S-Z= 0,567 dengan p= 0,905 (p>0,05).

2. Skala total motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre

pada wanita yang disajikan memiliki sebaran normal. Variabel total motivasi

dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita

menunjukkan K-S-Z= 1,077 dengan p= 1,97 (p>0,05).

3. Skala tipe interest/enjoyment dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness

centre pada wanita yang disajikan memiliki sebaran normal. Variabel tipe

interest/enjoyment dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada

wanita menunjukkan K-S-Z= 1,095 dengan p= 0,182 (p>0,05).

Page 26: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

4. Skala tipe competence dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre

pada wanita yang disajikan memiliki sebaran tidak normal. Variabel tipe

competence dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada

wanita menunjukkan K-S-Z= 1,496 dengan p= 0,023.

5. Skala tipe appearance dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre

pada wanita yang disajikan memiliki sebaran tidak normal. Variabel tipe

appearance dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada

wanita menunjukkan K-S-Z= 1,522 dengan p= 0,019.

6. Skala tipe fitness dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada

wanita yang disajikan memiliki sebaran tidak normal. Variabel tipe fitness

dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita

menunjukkan K-S-Z= 1,364 dengan p= 0,049.

7. Skala tipe social dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada

wanita yang disajikan memiliki sebaran tidak normal. Variabel tipe social

dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita

menunjukkan K-S-Z= 1,526 dengan p= 0,019.

b. Uji Linieritas

Uji linearitas ini dilakukan untuk mengetahui linieritas hubungan kedua variabel. Uji

linieritas ini dilakukan dengan teknik Compare Means yang terdapat pada program SPSS

12.00 for Windows. Data dikatakan linier jika p < 0,05. Hasil uji linieritas menunjukkan:

1. Body image dengan skala total tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran

di fitness centre pada wanita F= 0,275 dengan p= 0,610. Jadi dari hasil tersebut bisa

diketahui bahwa hubungan kedua variabel tersebut tidak linier karena nilai p > 0,05.

2. Body image dengan skala tipe interest/enjoyment dalam melakukan olahraga

kebugaran di fitness centre pada wanita F= 2,944 dengan p= 0,112. Jadi dari hasil

Page 27: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

tersebut bisa diketahui bahwa hubungan kedua variabel tersebut tidak linier karena

nilai p > 0,05.

3. Body image dengan skala tipe competence dalam melakukan olahraga kebugaran di

fitness centre pada wanita F= 0,907 dengan p= 0,360. Jadi dari hasil tersebut bisa

diketahui bahwa hubungan kedua variabel tersebut tidak linier karena nilai p > 0,05.

4. Body image dengan skala tipe appearance dalam melakukan olahraga kebugaran di

fitness centre pada wanita F= 0,471 dengan p= 0,505. Jadi dari hasil tersebut bisa

diketahui bahwa hubungan kedua variabel tersebut tidak linier karena nilai p > 0,05.

5. Body image dengan skala tipe fitness dalam melakukan olahraga kebugaran di

fitness centre pada wanita F= 0,849 dengan p= 0,375. Jadi dari hasil tersebut bisa

diketahui bahwa hubungan kedua variabel tersebut tidak linier karena nilai p > 0,05.

6. Body image dengan skala tipe social dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness

centre pada wanita F= 1,793 dengan p= 0,205. Jadi dari hasil tersebut bisa diketahui

bahwa hubungan kedua variabel tersebut tidak linier karena nilai p > 0,05.

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas maka

selanjutnya dilakukan uji korelasi. Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara kedua variabel yang dianalisis. Karena dari hasil uji asumsi diketahui bahwa data

tersebut memiliki sebaran normal dan ada juga yang tidak normal namun semua data

menunjukkan sebaran yang tidak linier, maka uji hipotesis tidak menggunakan teknik product

moment dari Pearson, tetapi menggunakan teknik korelasi non-parametrik dari Spearman

yang terdapat pada program SPSS 12.00 for Windows.

Hasil analisis non-parametrik dari Spearman menunjukkan:

1. koefisien korelasi antara variabel body image dengan total tipe motivasi dalam

melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita adalah 0,071 (r= 0,071)

Page 28: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

dengan nilai signifikansi atau p= 0,311 (p>0,01). Dari hasil tersebut bisa dilihat

bahwa hipotesis ditolak, artinya tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara

body image dengan total tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness

centre pada wanita.

2. koefisien korelasi antara variabel body image dengan tipe interest/enjoyment dalam

melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita adalah 0,190 (r= 0,190)

dengan nilai signifikansi atau p= 0,093 (p>0,01). Dari hasil tersebut bisa dilihat

bahwa hipotesis ditolak, artinya tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara

body image dengan tipe interest/enjoyment dalam melakukan olahraga kebugaran di

fitness centre pada wanita.

3. koefisien korelasi antara variabel body image dengan tipe competence dalam

melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita adalah 0,166 (r= 0,166)

dengan nilai signifikansi atau p= 0,125 (p>0,01). Dari hasil tersebut bisa dilihat

bahwa hipotesis ditolak, artinya tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara

body image dengan tipe competence dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness

centre pada wanita.

4. koefisien korelasi antara variabel body image dengan tipe appearance dalam

melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita adalah -0,126 (r= -

0,126) dengan nilai signifikansi atau p= 0,192 (p>0,01). Dari hasil tersebut bisa

dilihat bahwa hipotesis ditolak, artinya tidak ada hubungan negatif yang signifikan

antara body image dengan tipe appearance dalam melakukan olahraga kebugaran di

fitness centre pada wanita.

5. koefisien korelasi antara variabel body image dengan tipe fitness dalam melakukan

olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita adalah 0,172 (r= 0,172) dengan

nilai signifikansi atau p= 0,116 (p>0,01). Dari hasil tersebut bisa dilihat bahwa

Page 29: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

hipotesis ditolak, artinya tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara body

image dengan tipe fitness dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada

wanita.

6. koefisien korelasi antara variabel body image dengan tipe social dalam melakukan

olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita adalah -0,070 (r= -0,070) dengan

nilai signifikansi atau p= 0,316 (p>0,01). Dari hasil tersebut bisa dilihat bahwa

hipotesis ditolak, artinya tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara body

image dengan tipe social dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada

wanita.

D. Pembahasan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara body image

dengan tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian menggunakan non-parametrik dari Spearman

menunjukkan tidak satupun dari tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di fitness

centre pada wanita memiliki korelasi dengan body image, maka hipotesis yang telah diajukan

ditolak, yaitu tidak ada hubungan negatif antara body image dengan tipe motivasi dalam

melakukan olahraga kebugaran di fitness centre pada wanita.

Dari data identitas subjek diperoleh bahwa ada keberagaman usia subjek, sebagian

subjek berusia lebih dari 40 tahun dan sebagian lainnya berusia dibawah 40 tahun. Artinya

ada dua kelompok usia yang memiliki karakter berbeda. Usia lebih dari 40 tahun menurut

Trisnawati (Wulandari, 2000), tidak lagi terlalu merisaukan penampilan dan kecantikan.

Wanita di atas 40 tahun lebih menerima kondisi fisiknya apa adanya dan lebih

memprioritaskan perannya dalam keluarga, dan kebanggan akan utuhnya keluarga.

Sedangkan pada usia dibawah 40 tahun, wanita masih senang mencoba dan melakukan

Page 30: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

kegiatan-kegiatan untuk mencari dan mempertahankan eksistensi diri (Monks dkk dalam

Wulandari, 2000). Usia dibawah 40 tahun merupakan masa puncak dalam mencari peran

dalam kehidupan keluarga, mencari dukungan sosial, popularitas, mencari teman hidup, dan

karir. Kecantikan dan penampilan fisik menjadi prioritas subjek dengan usia dibawah 40

tahun (Hurlock dalam Wulandari, 2000).

Dari data mean empirik body image subjek menunjukkan angka 159 artinya subjek

memiliki body image yang positif. Menurut Reis dkk (Butarbutar, 2002), body image yang

positif membuat orang memiliki rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan optimis untuk

menjalani olahraga kebugaran di fitness centre. Rasa percaya diri yang tinggi membuat orang

memiliki motivasi yang tinggi pula dalam berolahraga kebugaran di fitness centre.

Sedangkan dari observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pengelola

fitness centre, didapat bahwa sebagian dari subjek atau anggota fitness centre memiliki

perasaan lebih senang terhadap instruktur senam tertentu, sehingga hanya jika olahraga

kebugaran pada hari tersebut di latih oleh instruktur senam tersebut banyak anggota yang

hadir untuk mengikuti olahraga kebugaran, jika bukan instruktur tersebut mereka tidak datang

untuk melakukan olahraga kebugaran. Mereka menyatakan lebih nyaman dan suasana

menjadi lebih menyenangkan jika di latih oleh instruktur yang mereka senangi. William

(Butarbutar, 2002) menyatakan bahwa instruktur turut mempengaruhi motivasi.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang hampir sejenis, yaitu penelitian

Suherman (2008), Butarbutar (2002) dan Wulandari (2000), sesuai dengan keaslian penelitian

pada penelitian ini, kesemuanya menunjukkan hipotesa yang diajukan ditolak dan ternyata

penelitian ini pun hasilnya hipotesa ditolak, sehingga dapat ketahui bahwa memang tidak ada

hubungan antara body image dengan tipe motivasi dalam melakukan olahraga kebugaran di

fitness centre pada wanita.

Page 31: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan negatif antara body image dengan tipe motivasi dalam melakukan olahraga

kebugaran di fitness centre pada wanita.

Saran

1. Bagi Subjek

Diharapkan subjek lebih giat dan semakin memfokuskan diri bahwa berolahraga yang

paling utama adalah untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Memiliki tubuh yang

sehat dan bugar, akan semakin meningkatkan kualitas hidup dan semua aktifitas akan

berjalan dengan lancar.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama

disarankan mampu meminimalkan kelemahan-kelemahan penelitian ini:

a. Peneliti diharapkan agar lebih paham tujuan dan fokus pada apa yang ingin diteliti, karena

kedua variabel sama-sama dapat dijadikan variabel tergantung dan juga variabel bebas.

b. Disarankan untuk menambah jumlah subyek penelitian, agar penelitian selanjutnya benar-

benar bisa digeneralisasikan.

c. Disarankan untuk menambahkan keterangan dalam identitas diri subjek dengan

keterangan berat badan subjek sebagai pelengkap identitas subjek.

d. Diharapkan untuk lebih cermat dalam menentukan rentang usia subjek yang hendak

diberi angket supaya lebih dapat dibedakan faktor apa sesungguhnya yang mempengaruhi

mereka berolahraga di fitness centre.

e. Diharapkan peneliti lebih cermat dalam mensiasati waktu kapan sekiranya subjek siap

menjawab atau memberi respon pada skala penelitian, supaya angket tidak perlu dibawa

Page 32: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

pulang oleh subjek dan tidak sampai terjadi angket tersebut lupa untuk dikembalikan pada

peneliti, serta untuk menghindari adanya aitem yang terlewati.

Page 33: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

Daftar Pustaka

Azwar, S. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Butarbutar, F. 2002. Hubungan antara Daya Tarik Fisik dan Motivasi Berolahraga Kebugaran

di Fitness Centre pada Pria. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Gardner, R. M. 1996. Methodological Issues in Assessment of the Perceptual Component of

Body Image Disturbance. British Journal of Psychology, 87, 327-337 (http://www.proquest.com)

Handoko, M. 2006. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius Hartantri. 1998. Citra Raga dan Kecenderungan Perilaku Diet pada Remaja Putri. Skripsi

(tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Maimon, K. 2008. Body Image in Preadolescent Girls. Tesis. South Africa: University of

South Africa (http://www.google.com) Meyer, B. S. 2004. Exploring Women’s Body Image and Exercise Experience: A Qualitative

Study. Disertasi. Austin: The University of Texas at Austin (http://www.google.com) Reas, D. L. 2002. Relationship Between Weight Loss and Body Image in Obese Individuals

Seeking Weight Loss Treatment. Disertasi. Louisiana: Louisiana State University (http://www.google.com)

Rice, F. P. & Dolgin, K. G. 2008. The Adolescent Development, Relationships & Culture.

U.S.A: Pearson Education, Inc. Ryan, M. R., Frederick, C. M., Lepes, D., Rubio, N., Sheldon, K. M. 1997.

Intrinsic Motivation and Exercise Adherence. International Journal Sport Psychology, 28, 335-354

Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid II. Jakarta:

Erlangga Santrock, J. W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja Edisi VI. Jakarta: Erlangga Strickland, A. 2004. Body Image and Self – Esteem: A Study of Relationships and

Comparisons Between More and Less Physically Active College Women. Disertasi. Florida: The Florida State University College of Education (http://www.google.com)

Tsukada, K. Y. 2003. How You Look Depends On Where You Are: Individual and

Situasional Factors in Body Image. Disertasi. Ohio: The Ohio State University (http://www.google.com)

Page 34: NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI OLAHRAGA-BODY …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN TIPE MOTIVASI DALAM MELAKUKAN

Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia Wulandari, R. 2000. Hubungan antara Citra Raga dengan Intensitas Melakukan Body

Language pada Wanita. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Yuliani W., A. 2002. Studi tentang Citra Raga Dikaitkan dengan Kematangan Beragama.

Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada http://www.JawaBali.com http://www.snac.ucla.edu

IDENTITAS PENULIS

NAMA : ANANDA RIZKA RAHMANIA

ALAMAT : JL. MT. HARYONO NO. 1, KEPOLOREJO, MAGETAN

JATIM, 63311

TELP : 0351-894640